SALURAN TRANSMISI
PENDAHULUAN
Saluran transmisi digunakan secara luas dalam
menyalurkan energi berfrekuensi tinggi dari suatu titik ke
titik lainnya dengan jarak (biasanya) cukup jauh.
Energi dapat disalurkan melalui udara, kabel
tembaga, kabel non tembaga, kabel serat optic dan
lainnya. Salah satu contoh dari fungsi ini adalah
penerimaan energi broadcast dari transmitter
( pemancar ) ke antenna pemancar.
Secara ideal energi yang disalurkan harus tidak
mengalami pelemahan, cacat (berubah bentuk) dan bebas
noise.
Dalam kenyataannya kondisi ideal tersebut belum
dapat direalisasikan walaupun saat ini ada bahan
superkonduktor tetapi belum dapat dioperasikan dalam
temperature realistis ( mendekati suhu ruang).
Energi frekuensi rendah ( 60 Hz) yang di
transmisikan melalui jala-jala PLN bukan merupakan
contoh saluran transmisi yang kita bicarakan. Apabila
kita lihat berdasar luas penampang saluran transmisi
(non udara ) , macam-macam bentuk luas penampang
diperlihatkan seperti contoh- contoh di bawah.
Gambar 1.1 : luas penampang berbagai saluran
PRINSIP DASAR
Sifat tunggal yang membedakan antara saluran
listrik PLN dan saluran transmisi adalah panjang
gelombang relative dari frekuensi daya terhadap
radio frekuensi. Persamaan panjang gelombang
yang dimaksud adalah
λ = c/f
Contoh media saluran transmisi disekitar kita
antara lain:
b. Kabel antena TV untuk B&W 300 ohm.
c. Kabel koaksial 75 ohm, 50 ohm dsb.
d. Dua plat sejajar.
e. Mikrostrip.
f. Tri-plate line.
g. Waveguide (segi empat) dan bulat
h.
Serat optik
RUGI-RUGI SALURAN TRANSMISI
Tiga tipe utama rugi transmisi adalah
(a) rugi tembaga ( i2R),
(b) rugi dielektrik,
(c) rugi radiasi.
RUGI TEMBAGA
Pada frekuensi tinggi, rugi tembaga ini
berbeda dari perhitungan untuk rugi daya pada
frekuensi rendah karena pada frekuensi tinggi
muncul
efek kulit
( aliran charge /muatan electron
cenderung terkonsentrasi di permukaan kawat
konduktor ). Dengan adanya efek kulit , kawat
tembaga seperti sebuah pipa akibatnya luas
penampang menjadi lebih kecil dan menghasilkan
resistansi efektif lebih besar.
RUGI DIELEKTRIK
Dielektrik adalah bahan yang memisahkan
kedua konduktor pada saluran transmisi. Rugi
dielektrik akan bertambah besar dengan naiknya
frekuensi. Rugi ini dapat dikurangi dengan
pemilihan bahan yang digunakan dalam saluran.
Jika dielektriknya udara maka rugi dayanya akan
minimal.
RUGI RADIASI
Rugi ini muncul karena panjang saluran
merupakan bagian signifikan dari panjang
gelombang/ terdapat banyak panjang gelombang.
Kejadiannya hampir sama dengan radiasi sebuah
antenna bedanya kalau di antenna radiasi ini
diinginkan sedang pada saluran dihindari atau
diminimalkan.
DATA TEKNIK KABEL TRANSMISI
Mengetahui arti data teknik saluran transmisi
sangat penting karena dari data tersebut , dapat
diprediksikan karakteristik saluran tersebut.
No. RG
:
8/U JAN C-17A, 8/U, 9/U,
58A/U, 59/U
AWG & stranding
material
:
13(7x21) bar copper
Insulation Nom.
Core O D
:
Polyethylene ( .285)
No. of shield &
core
:
1 bare copper
Jacket
:
Black vinyl, Black
non-contaminating vinyl
Nom. OD ( inch)
:
.405 ( 8/U)
Nom. Imp (ohms) :
52
Nom. Vel of Prop
:
66%
Nom. Cap ( pF/ft) :
29.5
100 ‘
3.0 dB ( 200 MHz)
4.7 dB ( 400 MHz)
7.8 dB ( 900 MHz)
SPEKTRUM FREKUENSI
Range Frequency
Band Designation
3 – 30 Hz
Very low frequency
30 – 300 kHz
Low frequency
300 kHz - 3 MHz
Medium frequency
3 – 30 MHz
High frequency
30 – 300 MHz
Very high frequency
300 MHz –
3
GHz
Ultra high frequency
3 – 30 GHz
Super high frequency
30 – 300 GHZ
Extremely high
frequency
Rambatan Gelombang
Energi yang dirambatkan pada saluran
transmisi berupa gelombang elektromagnetik atau
dikenal dengan TEM yaitu transverse
electromagnetik yang berarti medan listrik E dan
medan magnetik H saling tegak lurus terhadap arah
rambatan sebagaimana digambarkan di bawah.
x (arah rambatan) H E
z
Gambar 1.2: gelombang TEM
Berdasar pola pada gambar 2.2, Medan listrik
dan medan magnetik untuk berbagai saluran dapat
diperlihatkan pada gambar-gambar berikut.
Gambar 1.3 : TEM saluran transmisi paralel
Gambar 1.5 : TEM Saluran dua kawat terlindung (shielded line)
Gambar 1.6 : TEM saluran transmisi koaksial
Gambar 1.8: TEM tri-plate line
.
Gambar 1.9: TEM waveguide segiempat untuk TE10
Kerjakan contoh-contoh permasalahan berikut
1.
Hitung jumlah panjang gelombang pada
kebel daya 240 meter yang digunakan pada
jaringan rumah tangga 60 Hz. Asumsikan
cepat rambat gelombang 3x10
8m/detik.
2.
Ulangi untuk saluran pada frekuensi RF 500
MHz.
3. Sebuah saluran transmisi kawat sejajar
dipisahkan dengan jarak 2 cm. Zo yang
terjadi sebesar 300 Ω . hitung diameter
kawat tersebut.
4.
Tentukan jarak 2 kawat sejajar 0.01 cm yang
harus di pisahkan agar mempunyai
impedansi karakteristik (Zo) sebesar ( a)
300 ohm , (b) 600 ohm..
5.
Sebuah kabel koaksial mempunyai kawat
dalam dengan diameter 0.03 cm dan
diameter konduktor bagian luar 1 cm. Bila
tetapan dielektrik antara kedua konduktor
tersebut 2, hitung impedansi karakteristik
koaksial tersebut.
6. Kabel koaksial dengan tetapan dielektrik 1.2
. bila Zo yang diinginkan 72 ohm, tentukan
perbandingan diameter konduktor luar dan
dalam yang diperlukan.
7.
Jelaskan mengapa rugi-rugi saluran
transmisi makin besar dengan naiknya
frekuensi.
8.
Saat ini dikenal kabel untuk komunikasi
data dengan nama UTP. Buatlah artikel
singkat tentang kabel ini dan dimana kabel
ini sering digunakan?
9. Kabel 2 kawat dapat dikelompokkan dalam
jenis kabel seimbang dan kabel tidak
seimbang. Jelaskan maksud dari kabel
seimbang dan tidak seimbang serta berikan
contoh-contohnya yang disertai dengan
gambar kabel tersebut.
Koaksial
Kabel koaksial adalah suatu jenis kabel yang
mempunyai impedansi tidak seimbang antara kedua
koduktornya terhadap bumi (ground), sehingga dikenal
sebagai saluran yang tidak seimbang ( unbalanced).Kabel
ini sangat cocok dipergunakan pada frekuensi mencapai 1
GHz. Dengan konsekuensi makin tinggi frekuensi akan
disertai makin besar pula rugi-ruginya. Salah satu contoh
yang paling umum kita lihat di sekitar kita adalah sebagai
kabel antena TV untuk frekuensi VHF dan UHF. Contoh
lainnya digunakan dalam jaringan komputer (LAN) .
Bentuk fisik dari kabel ini bermacam-macam
tergantung tipe yang dikeluarkan oleh pabrik. Tabel 1
memberikan gambaran tentang kabel koaksial yang ada di
pasaran dengan sedikit informasi tentang kabel tersebut.
Informasi lebih lengkap dapat di lihat pada lampiran 1.
Gambar 1.11 memperlihatkan bentuk fisik sederhana
koaksial.
d D
Gambar 1.11 : koaksial
Saluran koaksial yang digunakan dalam sistem
teleko-munikasi ditabelkan dalam tabel di bawah.
a b c d a. konduktor dalam b. bahan dielektrik c. konduktor luar d. jaket plastik e. d = diameter luar konduktor dalam f. D = diameter dalam konduktor luar
Contoh lain saluran yang sering kita jumpai dalam
saluran transmisi adalah ‘two wire twisted’ dan ‘twin-lead’
Saluran dua kawat
Maksud dari saluran dua kawat adalah suatu saluran
yang dalam suatu sistem terdapat pasangan-pasangan
kawat, sehingga dalam bentuk tunggalnya dapat
digambarkan sebagai berikut;
Gambar 1.12: bentuk tunggal saluran dua kawat
Apabila saluran di atas digambarkan dalam rangkaian
ekivalennya ( rangkaian pengganti yang umumnya
diperlukan untuk tujuan analisa) diperlihatkan pada
gambar 1.13, dimana dalam gambar tersebut
diperlihatkan rangkaian resistansi seri per satuan panjang
(R) , induktansi seri per satuan panjang (L) dan rangkaian
kapasitansi parallel (C) serta konduktansi parallel
per
satuan panjang (G).
R L R L
C G C G
Gambar 1.13: rangkaian ekivalen saluran dua konduktor
Apabila gambar 1.13 disederhanakan lagi dalam
model yang lebih sederhana diperlihatkan pada gambar di
bawah:
R/2 L/2 R /2 L/2
Gambar 1.14: model penyusunan T (Tee)
R L
C /2 G /2 C/2 G/2
Gambar 1.15: model penyusunan phi (
π
)Dari gambar 1.14 dan 1.15 adalah model
penyusunan T dan phi untuk panjang saluran mendekati
nol meter. Dari gambar tersebut tunjukkan bahwa gambar
tersebut dapat mewakili gambar 1.13. Sebutkan
bentuk-bentuk model lainnya.(Gunakan buku literatur saudara)
Impedansi Karakteristik ( Zo )
Semua saluran mempunyai impedansi karakteristik
dimana impedansi karakteristik suatu saluran
dilambangkan Zo. Impedansi karakteristik saluran
digambarkan sebagai
impedansi saluran dengan panjang
saluran tak terbatas
, atau
impedansi di ujung saluran
ketika saluran tersebut terbebani sebesar impedansi
karakteristiknya
.
Dengan pengertian diatas yaitu panjang saluran yang
tidak terbatas berarti apabila suatu energi (sebesar
apapun) diberikan pada ujung pengirim, energi tersebut
tidak pernah kembali lagi ke sumber atau dengan kata lain
semua energi diserap semua oleh saluran.
Besarnya impedansi karakteristik kabel dipengaruhi
oleh bentuk phisik saluran sebagaimana diperlihatkan
pada gambar 1.3 sampai 1.8. Tabel 1 menginformasikan
Zo dari beberapa kabel koaksial.
Parameter dasar saluran dua konduktor
Berdasarkan gambar 1.13, saluran transmisi mempunyai 4
parameter dasar, antara lain:
1.
Resistansi seri (R) dengan satuan
Ω
per sat.
panjang( km).
resistansi seri selalu muncul (pada suhu ruangan/25°C )
dalam konduktor karena konduktor sempurna dalam
praktek belum ada (pada temperatur ruangan).
2.
Induktansi,L, dengan satuan H per sat. panjang (km).
Ketika suatu sumber tegangan dihubungkan ke dua
konduktor, suatu aliran arus muncul karena aliran
muatan dalam saluran. Akibatnya medan magnetik
muncul (mengikuti aturan arah sebuah skrup/aturan
tangan kanan), yang berbanding lurus terhadap arus
tersebut, menglilingi konduktor. Lingkaran flux yang
menyertai per satuan arus I disebut induktansi, L. Maka
ada induktansi per satuan panjang saluran ketika arus
mengalir.
3.
Kapasitansi,C, dan Konduktansi,G.
Suatu muatan pada konduktor berbanding lurus
terhadap perbedaan potensial (tegangan). Akibatnya
saluran mempunyai kapasitansi paralel, C. Jika
dielektrik antara kedua konduktor tidak sempurna,
elemen konduktif harus dianggap ada diantara saluran.
Ini adalah konduktansi persatuan panjang saluran (km) ,
yang disimbolkan G.
Ingat
;
Jangan bingung membedakan rumus R = 1/G
dengan keterangan di atas karena R pada saluran
disebabkan oleh bahan konduktor saluran sedangkan G
disebabkan bahan isolator (dielektrik).
EFEK KULIT
Efek kulit terjadi pada frekuensi tinggi dimana harga
R dan L dikontrol oleh efek kulit. Ketika arus bolak balik
mengalir dalam sebuah konduktor, fluk magnit bolak balik
dalam konduktor menghasilkan e.m.f (electromagnetic
force). E.m.f ini menyebabkan kerapatan arus berkurang di
sekitar inti konduktor dan bertambah pada sisi permukaan
konduktor sehingga kawat tersebut tanpak seperti “pipa”.
Maka efek kulit adalah phenomena dimana arus RF
mengalir pada permukaan luar (tipis) konduktor atau kulit
dari material konduktor.
Kerapatan arus ini berubah secara eksponensial
dengan acuan permukaan. Jarak dimana kerapatan arus
berkurang menjadi 1/e dari harga di permukaan maka
dikatakan sebagai kedalaman kulit ( skin depth) yang
dirumuskan sebagai berikut:
δ= ( ρ/ πf μ)
1/2meter
dengan demikian δ berkurang saat f bertambah.
ρ adalah resistivitas konduktor ( ohm/meter) , untuk
tembaga 1.74x10
-8ohm/m
μ adalah permeabilitas magnetic absolute konduktor
( henry per meter), untuk tembaga 4πx10
-7henry/m.
Dengan demikian δ = 0.0664/√f meter
Untuk konduktor silinder
Re = ρ/(2πaδ) ohm/m , a adalah jari-jari konduktor
Li = ρ/ 4π2afδ henry/m
Maka dengan asumsi terjadi efek kulit, Re akan
bertambah akar dari frekuensi dan untuk Li berkurang
1/(f)
1/2.
Hubungan R,L,C dan G dengan Zo
.
Dari analisa matematis sederhana (akan dibahas
kemudian), didapatkan suatu hubungan yang erat antara
Zo dan parameter dasar saluran, yaitu:
R + j
ω
L
Zo =
(1)
G + j
ω
C
Perlu diketahui bahwa persamaan (1) hanya berlaku
untuk frekwensi rendah. Untuk frekwensi tinggi, harga
parameter R jauh lebih kecil dibandingkan harga ωL dan
harga parameter G juga jauh lebih kecil dari ωC, sehingga
persamaan (1) dapat diringkas
.
L
adalah induktansi per satuan panjang saluran.
Kerjakan contoh-contoh permasalahan berikut
1. Hitunglah kedalaman kulit pada kawat tembaga pada frekuensi (a). 60 Hz (b). 100 kHz (c). 10 MHz (d). 100 MHz (e). 500 MHz (f). 1GHz
2. Buatlah kesimpulan dari jawaban contoh permasalahan 1. 3. Saluran kawat terbuka mempunyai tetapan saluran sebagai berikut: - R = 14 ohm/ km - L = 5 mH/km - C = 0.02 μF/km - G = 0 S Hitung Zo untuk f = 1000 Hz Hitung Zo untuk f = 5 kHz
4. Saluran kabel telepon tertentu mempunyai karakteristik listrik sebagai berikut:
- R = 40 ohm/ km - L = 1.1 mH/km - C = 0.062 μF/km - G = 0 S Hitung Zo untuk f = 1000 Hz Hitung Zo untuk f = 3.5 kHz
5. Gambarkan rangkaian ekivalen saluran 2 kawat untuk model penyusunan L.
CATATAN
Tegangan dan arus pada saluran
Rangkaian Ekivalen
Gambar 1.16, memperlihatkan rangkaian ekivalen
suatu saluran transmisi tanpa rugi-rugi yang seragam
dimana parameter R dan G diabaikan
.
Gambar 1.16 : Rangk. Ekivalen saluran tanpa rugi
Dalam kenyataan, resistansi konduktor dan
tansi dielektrik harus diperhitungkan. Resistansi
konduk-tor diukur dalam ohm per satuan panjang saluran, dan
rugi dielektrik dalam siement per satuan panjang.
Zg
Eg Es E Er Zr
X
d
L meter
Gambar 1.17 : saluran transmisi
Eg adalah tegangan sumber.
Es adalah tegangan pada sending-end saluran.
Er adalah tegangan pada receiving-end saluran.
x adalah jarak dari terminal sending-end.
d adalah jarak dari terminal receiving-end/beban.
I adalah arus (dengan persetujuan) positif bila mengalir
menuju beban.
Untuk saluran transmisi pendek (∆x) pada lokasi x,
kita akan mempunyai model seperti diperlihatkan pada
gambar 1.18. Elemen seri terdiri R∆x dan L∆x dan elemen
L
L L L
paralel terdiri G
∆
x dan C
∆
x.
I R∆x L∆x + + E G∆x C∆x E+∆E - x ∆xGambar 1.18: Rangkaian ekivalen model L panjang
saluran mendekati nol dengan rugi
rugi
.
R : resistansi seri per satuan panjang.
L : induktansi seri per satuan panjang.
G : konduktansi paralel per satuan panjang.
C : kapasitansi paralel per satuan panjang.
dengan menggunakan hukum Ohm dan kirchhoff ,
E +
∆
E = E - I(R + J
ω
L)
∆
x
(5)
atau
∆
E
= - (R + j
ω
L)
(6)
∆
x
Persamaan diatas menyatakan bahwa perubahan
tegangan (∆E) yang terjadi dalam jarak (∆x) disebabkan
tegangan jatuh pada impedansi seri (R+j
ω
L).
Dengan cara sama, perbedaan arus di ujung jauh
disebabkan oleh arus yang mengalir ke G∆x dan C∆x.
∆
I+I = I - (G+j
ω
C)
∆
x (E+
∆
E)
= I - (G+j
ω
C)
∆
xE
dimana
∆
x
∆
E dapat diabaikan untuk
∆
x yang kecil
.
I/
∆
x = -(G+j
ω
C)E
(7)
Persamaan 7 menunjukkan bahwa perubahan arus (
∆
I) sepanjang saluran transmisi (∆x) disebabkan pengaruh
paralel dari G+jωC.
Persamaan diferensial untuk tegangan-arus pada
saluran transmisi dapat dijabarkan dengan membiarkan ∆x
mendekati nol untuk persamaan 6 dan 7.
∆
E dE
lim = = -(R+jω
L)I
(8)
x
→
0
∆
x dx
∆I dI
lim
=
= - (G + j
ω
L)E
(9)
x
→
0
∆
x
dx
dE/dx = -ZI
(10)
dI/dx = -YE
(11)
dimana
Z = R+j
ω
L
ohm per satuan panjang
Y = G+j
ω
C
siemen per satuan panjang
Untuk mendapatkan ekspresi tegangan dan arus
dalam saluran transmisi, kita harus menjabarkan
persamaan differensial 10 dan 11. Pertama kita harus
menghilangkan I dalam persamaan 10 dengan cara
mendefferensialkan persamaaan 10 terhadap x dan
mensubstitusikan hasil dI/dx.
d
2E/dx
2= -ZdI/dx
dI/dx = -YE
Penyelesaian persamaan 12 dapat berbentuk fungsi
hiperbolik, fungsi sinus komplek, fungsi eksponensial dan
sebagainya.
Penyelesaian umum persamaan 12 adalah
E = A
1e
- √ YZ X+ A
2e
√ YZ X(13)
A1
dan
A2
adalah
tetapan integrasi yang dapat berupa
tegangan/arus
;
I = -1/Z dE/dx
=
√
YZ/Z A
1e
- √YZ X-
√
YZ/Z A
2e
√YZ X= 1/
√
Z/Y (A
1e
- √ YZ X- A
2e
√YZ X)
I = E/Zo
(14)
Besaran
√
Z/Y
yang mempunyai satuan ohm disebut
impedansi karakteristik (Zo) saluran
.
Gambar 1.19 : rambatan gelombang tegangan
dan arus
Secara umum Zo saluran tanpa rugi-rugi terlihat
a.
tidak tergantung panjang saluran.
b.
tidak tergantung terminasi saluran (beban).
c.
tergantung pada pemisahan dan ukuran konduktor
serta tergantung pada dielektrik yang digunakan.
√
YZ adalah tetapan propagasi yang disimbolkan γ yang
merupakan angka komplek. Bagian riil disimbolkan α yang
menggambarkan pelamahan gelombang saat
berpropagasi ( merambat)dengan satuan neper per satuan
panjang sedangkan bagian imajiner disimbolkan β yang
menggambarkan perubahan fasa saat gelombang
merambat ( rad/satuan panjang)
Dengan demikian γ = α +jβ tanpa satuan
Contoh
Saluran kawat terbuka mempunyai tetapan saluran
sebagai berikut:
- R = 14 ohm/ km
- L = 4.6 mH/km
- C = 0.01 μF/km
- G = 0.3x10
-6S/km
untuk f = 1000 Hz
Hitung Zo ,γ, α dan β
Saluran Transmisi Yang Sesuai
Saluran transmisi yang sesuai artinya impedansi
beban terpasang sama dengan impedansi karakteristik
saluran. Sebelumnya telah dibicarakan besarnya tegangan
saluran yaitu;
E = A1 e
- √ YZ X+ A2 e
√YZ Xdimana :
√ YZ adalah tetapan propagasi gelombang yang
besarnya
YZ = (( R+jωL)(G+jωC))
Tetapan propagasi juga disimbolkan gama ( γ ) sehingga
(YZ)
1/2= γ = α
+ jβ
dimana :
α adalah pelemahan per satuan panjang.
β adalah tetapan propagasi per satuan panjang.
Dari uraian diatas maka besarnya tegangan pada
saluran dapat diekspresikan sebagai berikut;
E(x) = A1 e
-(α+j β) X+ A2 e
(α+j β) X(15)
Untuk saluran dengan panjang tak terbatas, sisi
sebelah kanan pada persamaan 15 berharga tak terhingga
karena x naik (e
X). Secara phisik, hal ini tak mungkin
terjadi maka harga
A
2e
(α+j β) Xharus nol.
sehingga
E(x) = A1 e
-(γ)X(16)
Untuk menghitung harga A
1,
x sama dengan nol
,
E(0) = Es = A
1e
-(γ)0= A
1E(x) = Es e
-(γ)X(17)
I(x) = E(x) /Zo
(18)
Sekali lagi saluran trasmisi yang dibebani sebesar
impedansi karakteristiknya disebut saluran yang
sesuai/jodoh (matched line)
. Saluran seperti ini
kadang-kadang juga disebut
saluran non resonan
atau
saluran
rata
(flat line). Rangkaian ekivalen untuk ujung pengirim
adalah sebagai berikut;
Zg
Eg
Zo Es
Gambar 1.20 : rangkaian ekivalen ujung pengirim.
Es = Eg . (Zo/(Zo+Zg))
(19)
dimana :
Es adalah tegangan pada ujung pengirim.
Eg adalah tegangan sumber.
Zo adalah impedansi karakteristik saluran.
Zg adalah impedansi sumber teganan.
Gambar 1. 21 :
tegangan ideal pada saluran yang
sesuai (match)
(hund : 45)
Kerjakan contoh-contoh permasalahan berikut
1.
Saluran telepon 600 ohm terbebani dalam kondisi
match disambungkan ke sebuah generator yang
mempunyai impedansi output Zg =600 ohm dan
tegangan yang terukur Eg sebesar 10 volt. Bila
frekuensi saluran 1000Hz, hitung
(a). kuat arus pada ujung saluran ( sending-end)
(b). daya pada sending-end
(c). tegangan pada receiving-end /beban bila
pelemahan total
kabel sebesar 4 dB.
(d). arus pada receiving end apabila pelemahan total
kabel 4 dB.
(e). daya pada receiving end.
2. Buatlah kesimpulan pada saluran yang match pada
kondisi ideal dan tidak ideal
3. Jelaskan arti dari saluran yang tidak match dan apa
yang akan terjadi bila kondisi saluran tidak match.
Neper dan Decibel
Dalam latihan 1 terdapat satuan neper dan decibel.
Namun kita belum membahas apa itu neper dan apa itu
decibel serta bagaimana hubungannya.
Gambar 1.20 memperlihatkan suatu saluran transmisi
yang jodoh (matched-line). Jika kita perhatikan dua titik x
1dan x
2, teganan pada masing-masing titik tersebut
adalah
E
I
Zg=50
Ω
Es
E1 E2 Zo = 50
Ω
RL= 50 Ω
Eg
X1
X2
∆
X
Gambar 1.22 : saluran yang jodoh
|
E1
|
=|
Es
|
e
- αX1
|
E2 |
= |
Es| e
- αX2
Perbandingan tegangan pada kedua titik tersebut adalah
|E2/E1|
= e
-α(X2- X1)
= e
-α∆X(20)
dimana α∆x adalah pelemahan keseluruhan antara dua
titik x
1dan x
2.
Ekspresi untuk rugi total adalah
α∆x = -ln |E
2/E
1| dimana E2<E1
Untuk mendapatkan decibel dalam bentuk neper, kita
harus ke difinisi dasar decibel.
dB = 10 log
10P
2/P
1dimana :
P2 = | E
1|
2/Zo
P1 = |E
1|
2/Zo
dB = 20 log E
2/E
1= 20 log e
-α∆X= -α∆x 20 log e
= -α∆x 8.686
karena menunjukan rugi total dalam neper, maka
1 neper = 8,686 dB
Pemantulan dari Beban Resitif
Beban resitif artinya beban terdiri atas komponen
resistor. Sebagaimana dalam bahasan sebelumnya untuk
beban yang besarnya sama dengan impedansi
karakteristk saluran tidak terjadi pemantilan pada beban
tersebut dan daya yang masuk melalui saluran terdesipasi
pada beban dalam bentuk panas. Juga untuk saluran yang
tidak terbebani atau terhubung singkat , semua daya
dipantulkan kembali ke saluran.
Untuk kasus umum, dimana beban resitif tidak sama
dengan Zo saluran , sebagian daya dikembalikan ke
saluran dan sisanya diserap oleh beban. Sejumlah
tegangan yang dipantulkan kembali ke saluran
didefinisikan sebagai koefisien pemantulan tegangan
(Hund:37)
ρ = Vr/Vi
(22)
dimana
Vr tegangan pantul (V)
Vi tegangan maju (V)
ρ koefisien pemantulan tegangan, tanpa satuan
ketika ρ berharga positif, tegangan pantul sephasa dengan
tegangan maju, sebaliknya akan berbeda phasa 180°.
Prosentase gelombang tegangan yang dipantulkan ke
saluran ( % tegangan pantul ) = ρ x 100 dan besarnya
daya yang terpantul sebesar Vr
2/Zo watt sehingga Pr/Pi
= ρ
2dan % daya yang dipantulkan kembali sama dengan
ρ
2x 100.
Untuk beban resitif murni besarnya
ρ
=(Zr-Zo)/(Zr+Zo). Ketika kondisi mismatch terjadi pada kedua
ujung saluran gelombang akan terpantul dan
dipantulkan kembali hingga suatu keseimbangan akan
terjadi.
Hasil penjumlahan gelombang insiden dan
gelombang pantul akan menghasilkan pola gelombang
yang disebut gelombang berdiri.
Contoh 1
Jika gelombang tegangan maju( insiden) sebesar 40
volt dan tegangan pantul 25 volt, maka;
⇒ ρ
= 0,625
⇒
% tegangan terpantul = 62,5%
⇒
koefisien pantul daya = 0,391
⇒
% koefisien pantul daya = 39,1%.
Contoh 2.
Jika Zo = 100
Ω
dan Zr = 200
Ω
, hitung % koefisen
pantul tegangan dan daya.
Contoh 3
Suatu saluran 75Ω dihubungan ke sumner tegangan
dc sebesar 100 V yang berimpedansi sumber 35Ω, beban
terpasang sebesar105
Ω
, hitung gelombang teganga maju
dan tiga gelombang pantul berikutnya yang terjadi dalam
saluran.
Gelombang Berdiri
Sebuah gelombang berdiri yang terbentuk dari
penjumlahan gelombang insiden dan gelombang pantul
akan mempunyai titik-titik node yang cenderung tetap
terhadap waktu. Diantara kedua titik ini, gelombang
secara kontinyu naik ke harga tertingi( maksimum) dan
turun ke harga minimum. Sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di bawah
Gambar 1.23 : gelombang berdiri yang memperlihatkan ttitik tegangan maksimum dan minimum pada saluran ( hund:41)
Gelombang berdiri hanya dapat terjadi jika
frekuensi-frekuensi gelombang insiden dan gelombang pantul
adalah sama. Harga Vmax pada gelombang berdiri terjadi
gelombang maju dan gelombang pantul sephasa dan
harga minimum terjadi saat kedua gelombang tersebut
berbeda 180°
Perbandingan antara kedua tegangan tersebut
dikenal dengan nama VSWR ( Voltage Standing Wave
Ratio) dan perbandingan tegangan gelombang berdiri
yang diekspresikan dalam dB disebut SWR ( Standing
Wave Ratio).
VSWR = ( V
max/ V
min)
(23)
SWR(dB) = 20 log
10VSWR
(24)
Karena V max = I max . Zo dan V min = I min . Zo
maka
VSWR = ( I
max/ I
min)
(25)
Impedansi Maksimum Dan Minimum Pada Saluran
Impedansi maksimum dapat terjadi bila tegangan
maksimum arusnya minimum dan sebaliknya impedansi
minimum akan terjadi bila tegangan minimum dan
arusnya maksimum.
Untuk mengetahui hubungan antara Z maksimun dengan
VSWR perhatikan rumus-rumus di bawah;
VSWR = ( Ii+Ir) / (Imin) dengan hukum Ohm I =
V/Z
VSWR = ((Vi/Zo) + (Vr/Zo)) / I min
VSWR = (Vi + Vr)/ (I min .Zo)
VSWR = V max / ( I min .Zo)
VSWR = Z max/ Zo
Z max(Ω
) = (VSWR) . Zo
(26)
Dengan cara yang sama
Z min(Ω
) = Zo/ ( VSWR)
(27)
Selain VSWR dapat ditentukan dengan perbandingan
V max dan V min, juga dapat dijabarkan dalam koefisien
pantul.
VSWR = ( V max)/ ( V min)
VSWR = ( Vi+Vr)/(Vi - Vr)
VSWR = ( 1+Vr/Vi) / ( 1 – Vr/Vi)
VSWR = ( 1 + ρ ) / (1 - ρ )
Karena harga
ρ
dapat berharga positif atau negatif maka
rumus diatas dapat di kembangkan menjadi;
VSWR = ( 1 + ρ
) / ( 1 - ρ
)
(28)
ρ = (Zr+Zo)/(Zr-Zo)
VSWR = Zo/Zr untuk Zo> Zr atau
VSWR = Zr/Zo untuk Zr> Zo
(29)
Saluran Transmisi tidak sesuai
(mismatched lines)
Pada saluran transmisi yang tidak sesuai, terdapat
dua gelombang yaitu gelombang maju (incident wave)
dan gelombang pantul (reflected wave). Gelombang maju
merambat dari sumber menuju beban sedangkan
gelombang pantul merambat dari beban menuju sumber.
Jadi pada suatu saluran yang tidak sesuai ( ZR ≠ Zo),
besarnya teganan pada saluran merupakan penjumlahan
dari gelombang maju dan gelombang pantul.
Tujuan kita adalah menentukan teganan total pada
beberapa titik x. Langkah pertama adalah menjumlahkan
tegangan maju pada suatu titik x dengan tegangan
pantulnya.
E(x) = E
+(x) + E
-(x)
(30)
dimana :
E
+(x) = tegangan maju pada titik x.
E
-(x) = tegangan pantul pada titik x.
Is Ir Zg Er Zr Es E(x) + + E(x) -Eg x d L
E
+(x) = E(0)
-γx(31)
dimana
E(0) adalah tegangan sending - end insident.
Tegangan insiden pada beban adalah
E
+( L ) = E(0)e
-γLsedangkan teganan pantul pada beban adalah
E
-(L) =
ρ
E
+(L)
=
ρ
E
+(0) e
-γldimana
ρ adalah koeffisien pantul beban, yang
didefinisikan sebagai perbandingan tegangan pantul
terhadap tegangan maju.
Jika dilihat dari beban, teganan pantul pada titik x dengan
jarak d dari beban adalah
E
-(d) = E
-(x)
= E
-(L) e
-γ(L-X)= ρE
+(0)e
-γLe
-γ(L-x)= ρE
+(0) e
-γ(2L - X)(32)
Tegangan total pada sembarang titik sepanjang saluran
adalah
E(x) = E
+(0)[e
- γx+ e
- γ(2L-x)]
(33)
Karena E
+(0) dalam persamaan (33) tidak dapat diukur
secara langsung maka persamaan (33) diekspresikan
dalam tegangan pada ujung awal saluran E
sPada x=0,
Es = E(0) = E
+(0) (1 + e
-2γL)
(34)
maka
(1+
ρ
e
-2 γl)
e
-γx+ ρe
-γ(2L-X)E(x) = Es jika dikalikan e
γL1 +ρe
-2γLe
γ(L-X)+
ρ
e
-γ(L-X)E(x) = Es
(35)
e
γL+ ρe
-γLe
γd+ ρ
e
-γdE(x) = Es
e
γL+ ρ
e
-γLBesarnya arus insiden pada titik x adalah
I
+(x) = E
+(x)/Zo
Sedangkan arus pantulnya adalah
I
-(x) = -E
-(x)/Zo
Tanda negatif menunjukkan arus mengalir dari beban ke
sumber. Besarnya arus total pada titik tersebut adalah
I(x) = I
+(x) + I
-(x)
E+(0) = (e-γX - e-γ (2L-X) ) ZoEs e-γ X -ρ e-γ (2L-X) = Zo 1 + ρe-2L
E
se
−γ(L-X)-
ρ
e
− γ (L-X)=
Zo e
γL+ ρe
−γLUntuk menghitung Z
s,
Z
s= E(0)/ I(0)
e
γ1− ρ
e
−γ1= Zo
(36)
e
γ1− ρ
e
−γ1Bila saluran tanpa rugi-rugi yang kita pertimbangkan, α=0.
γ = α + β
α =
j
β
e
γ (1 − X)=
e
j β (1 −X )=
cos
β(1−
x
)+
j sin
β(1−
x
)
e
−γ (1 −X)=
e
j β (1−X)=
cos
β(1−
x
) −
j sin
β(1−
x
)
e
γ1=
e
j βl= cos
β
l + j sin
β
l
e
−γl= e
-j βl= cos
β
l -j sin
β
l
Bila kita subsitusikan persamaan-persamaan yang telah
dibahas sebelumnya dengan
ρ = (
Zr - Zo)/ (Zr+Zo)
Untuk daya
= V
2/Zo
sehingga
perbandingan
daya
yang dipantulkan dandaya maju
) = (
ρ
)
2Z
rcos
β (
l - x) + jZo sin
β
(l-x)
E(x) = E
s(37)
Zr cosβl + jZo sin βl
E
sZo cos
β
(l - x) + j Z
rsin
β
(1- x)
I(x) =
(38)
Zo Z
rcosβ
l + j Zo sinβ l
Z
rcos
β
l + jZo sin
β
l
Zs = Zo
(39)
Zo cos
β
l + jZr sin
β
l
Dari persamaan (39) terlihat jelas bahwa besrnya Z
ssangat tergantung beban (Z
r). Untuk saluran yang sesuai
(Z
r= Zo), besarnya Z
s= Zo. Persamaan (39) juga dapat
Z
r+ Zo tanh j
β
l
Zs = Zo
Z
rtanh jβ
l +Zo
Z
r+ jZo tan
β
l
Zs = Zo
(40)
Zo + jZ
rtanβ
l
Saluran tidak jodoh dapat terjadi karena
•
Beban yang terpasang tidak sama dengan Zo.
•
Saluran terhubung singkat.
•
Saluran terhubung terbuka.
•
saluran yang digunakan tidak sama.
Saluran Terhubung Singkat (Zr = 0)
Karena suatu kesalahan, suatu saluran dapat
terhubung singkat. Dari persamaaan (39), kita dapat
menghitung tegangan pada beban sebesar;
Er = ( Es/Zr)/(Zr cosβ l + jZo sinβ
l)
(41)
dan besarnya tegangan pada ujung awal saluran sebesar
Es = Er/Zr (Zr cosβ l + jZo sinβ l)
(42)
Untuk panjang saluran (d) = (1 - x), jarak dari beban Zr,
Zr cosβ d + jZo sinβ d
E(d) = Es
Zr cos
β
l + jZo sin
β
l
Zr
E(d) = Er cos
β
d + j Ir Zo sin
β
d
(43)
dan
Er
I(d) = Ir cosβ d + j sinβ d
(44)
Zo
Untuk rangkaian hubung singkat, Zr = 0 dan Er = 0
maka
E(d) = jIr Zo sin
β
d
I(d) = Ir cosβ d
dimana
β = 2 π
/
λ
,λ
adalah panjang gelombang
.
β = 6,28/λ
Besarnya distribusi gelombang tegangan dan arus pada
saluran yang tergabung singkat diperlihatkan dalam
gambar 2.24
Besarnya impedansi pada panjang saluran yang dimulai
dari beban adalah
Z(d) = E(d)/I(d)
J IrZo sinβ d
=
Ir cos
β
d
= jZo tanβ d
(45)
Dari persamaan (45), kita dapat melihat bahwa impedansi
saluran transmisi hubung singkat tanpa rugi-rugi adalah
reaktif murni. impedansi ini dapat kapasitif atau induktif
tergantung dari panjang saluran dan frekwensi saluran.
Jika d<1/4
λ
, saluran bersifat induktif dan bila
λ
/2>d>1/4
λ
,
saluran bersifat kapasitif dan seterusnya
.Gambar 2.25: a. distribusi gelombang tegangan dan arus beban 0
Ω
b. distribusi impedansi sepanjang saluran beban 0
Ω
Saluran Terhubung Buka (Zr =
∞
)
Untuk saluran yang terminasi terbuka ( Zr = ∞ ) , distribusi
tegangan dan arus kebalikan dari distribusi Zr = 0 Ω.
Dimana
Z
r+ jZo tan
β
d
Zs = Zo
Zo + jZ
rtan
β
d
Zs = -j Zo ctg sin
β
d
Ω
Gambar 2.26 memperlihatkan distribusi tegangan dan
arus serta didtribusi impedansi sepanjang saluran untuk
Zr = ∞
Ω. Untuk panjang saluran (d) kurang dari ¼ λ
impedansi pada ujung pengirim (Zsending-end) bersifat
kapasitif dan untuk ½ λ >d >¼ λ impedansi input bersifat
induktif.
Gambar 2.26 : a. distribusi gelombang tegangan dan arus beban ∞ Ω
b. distribusi impedansi sepanjang saluran beban
∞
Ω
Gambar 2.27 : gelombang berdiri pada saluran dengan pelemahan
EFEK KULIT
Saat frekuensi ditinggikan, kedalaman penetrasi
kerapaten arus pada sebuah konduktor berkurang.
Kedalaman penetrasi kerapatan arus ini dinamakan
kedalaman kulit. Kedalaman kulit adalah kedalaman
kerapatan arus berkurang ke 1/
∈
( 36,78 %) dari harga
kerapatan di permukaan konduktor. Harha dari ∈ adalah
2,718.
Kedalaman kulit ditentukan oleh permeabilitas media,
konduktifitas konduktor dan tentunya frekuensi dengan
rumus sebahai berikut;
Skin depth (m) = 1/(π
fµγ
)
1/2= ( r/(π
fµ
))
1/2Dimana
f = frekuensi (Hz)
µ
= permeabilitas, H/m
γ = konduktifitas, S/m
r = resistivitas , Ω/m
µ
o= 4
π
10
-7Tabel di bawah memberikan informasi tentang resistivitas
beberapa bahan.
Tabe 2.1
Bahan /material
Ohm/meter
Alumunium
2,620 x 10
–8Emas
2,439 x 10
–8Tembaga
1,724 x 10
–8Perak
1,620 x 10
–8Sumber : hund ( 54)
Gambar 2.28 : pengurangan kerapatan arus disebabkan efek kulit
Tutorial
1. Jika induktansi per meter saluran adalah 3 mH dan kapasitansinya
sebesar 15 pF, tentukan waktu yang diperlukan gelombang tegangan
untuk merambat sepanjang 1 meter?
2. Berapa koefisien pantul tegangan pada saluran Zo = 75 ohm yang
terbebani 250 ohm.
3. Jika tegangan insiden sebesar 30 volt dan tegangan pantulnya13,5
volt, tentukan koefisien pantul tegangan dan % daya yang dipantulkan.
4. Sebuah saluran Zo=50 ohm diberikan beban sebesar 80 ohm. Jika
saluran dihubungkan ke sumber 75 Volt dengan impedansi sumber 75
ohm, berapa tegangan yang masuk ke terminal sending-end saat saklar
ditutup?, berapa tegangan pantul pertama yang terjadi pada beban dan
berapa tegangan pantul keduanya pada beban tersebut?
5. Sumber tegangan 125 volt dengan resistansi dalam 125 ohm diberikan
ke saluran 75ohm. Jika resistansi beban sebesar 50 ohm, hitung Vi,
Vr1, Vr2, Vr3 pada beban.
6. Gelombang berdiri mempunyai tegangan maksimum 12 V dan
minimum sebesar 4,7 Volt. Hitung VSWR dan SWR yang terjadi.
7. Berapa VSWR yang terjadi pada saluran 75 ohm yang terbebani 115
ohm.
8. Jika SWR terbaca 7,6 dB, berapa VSWR, % tegangan pantul dan %
daya terpantul?
9. Hitung impedansi maksimum dan minimum yang terjadi pada sebuah
saluran 75 ohm jika VSWR = 3.
10.Berapa VSWR untuk saluran yang mempunyai perbandingan Zr/Zo =
2.5?
11. Sebuah saluran Zo 75 ohm mempunyai panjang 10 meter, bila sumber
energi dengan frekuensi 200 MHz diberikan pada sisi input , berapa
Zinput bila sisi beban saluran dihubung singkat dan ulangi untuk
beban terhubung buka?
12.Ulangi soal 11 bila dielektrik saluran mempunyai tetapan 2,25.
13.Jika SWR = 5.4 dB, hitung % terangan dan daya yang dipantulkan.
14.
Jika saluran 75 ohm mempunyai panjang ¼ lamda dan Zinput terukur
sebesar 100 ohm, hitung besarnya beban yang terpasang
.
gambar 15 : Impedansi input terhubung singkat.
SALURAN TERHUBUNG BUKA
Untuk saluran terhubung buka, besarnya tegangan pada titik dengan, d, dari beban adalah
E(d) = Er cos d dan
I(d) = jEr/Zo(sin d)
Z(d) = -jZo ctg βd (40)
Dari persamaan (40), maka untuk saluran dengan panjang kurang dari λ/4, akan bersifat kapasitif. dan untuk saluran dengan panjang lebih besar dari λ/4 dan kurang dari λ/2, saluran bersifat induktif. Utuk panjang saluran sama dengan λ/2, saluran seperti terhubung singkat.
gambar 16 : impedansi saluran terhubung buka
KOEFISIEN PANTUL
Tegangan atau arus pantul terjadi karena impedansi beban tidak sama dengan impedansi karakteristik saluran. Pada terminasi beban,
Total tegangan = Zr (41) Total arus Total tegangan = Vr + + Vr -Total arus = Ir + + Ir = Vr + /Zo - Vr -/Zo Total tegangan Vr+ + Vr = Zr = Zo Total arus Vr + + Vr -Zr(Vr + - Vr-) = Zo(Vr + + Vr-) ZrVr + - ZrVr - = ZoVr+ + ZoVr -Vr +(Zr - Zo) = Vr - (Zr + Zo)
Zr - Zo
Vr- /Vr+ = ρ = (42)
Zr + Zo dimana
d.
Vr+ adalah tegangan insiden pada receiving-end.e.
Vr- adalah tegangan pantul pada receiving-end.f.
Zr adalah impedansi pada receiving-end.g.
Zo adalah impedansikarakteristik saluran.h.
Ir+ adalah arus insiden pada receiving-end.i.
ir- adalah arus pantul pada receiving-end.j.
ρ adalah koefisien pantul pada receiving-end. catatan :1. Untuk beban komplek (Impedansi Z atau Admitansi Y) yang tidak sama denganZo, selain menghasilkan koefisien pantul juga akan menghasilkan sudut pantul, ψ dimana
ρ = |ρ| ∠ψ − Untuk
beban resitif < Zo, ψ =1800 -
Untuk beban resitif >Zo, ψ = 00
− Untuk beban impedansi yang mengandung reaktansi kapasitif,
Z=R - j Xc, 00<ψ <1800
2. −1<ρ < 1.
Dari persamaan (42), kita dapat menyimpulkan bahwa koefisien pantul akan berharga positif bila impedansi beban (Zr) lebih besar dari impedansi karakteristik saluran dan berharga negatif bila Zr < Zo. Berharga nol bila Zr = Zo, yang artinya semua energi yang dipancarkan atau ditransmisikan ke beban diterima secara maksimum atau dengan kata lain tidak ada energi yang dikembalikan lagi ke sumber.
STANDING WAVE RATIO (VSWR)
‘Voltage standing wave ratio’ atau VSWR adalah perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum pada saluran transmisi. Jadi VSWR sangat erat hubungannya dengan koefisien pantul.
Emax Ei + Er Ei (l + ρ) VSWR = = = Emin Ei - Er Ei (l - ρ) 1+ |ρ| VSWR = (43) 1 - |ρ| atau VSWR - 1 ρ = dimana 1≤ VSWR <
∞
(44) VSWR + 1Dari perumudan diatas maka untuk saluran yang jodoh atau match, VSWR akan berharga satu, dan untuk saluran terhubung singkat VSWR berharga tak hingga demikian pula untuk saluran terhubung buka.
Dari uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan sifat-safat tegangan dan arus pada saluran untuk berbagai beban sebagai berikut :
Terminasi hubung buka ( open - circuit termination)
1. Tegangan insiden dan tegangan pantul sephase pada terminal hubung buka dan pada interval setengah gelombang dari terminal hubung buka tersebut.
2. Sudut koeffisien pantul nol pada terminal hubung buka dan pada interval setengah gelombang dari terminalhubung buka tersebut.
3. Arus pantul sma dengan arus insident tetapi beda phasa 1800 dan terulang untuk
interval setengah gelombang dari terminal hubung buka. 4. Besaran koeffisien pantul adalah 1,0.
5. VSWR tak terhingga.
7. Arus minimum pertama terjadi pada jarak 1/2 panjang gelombang dari terminal hubung buka.
Hubung singkat
(short-circuit termination)
1. Arus insiden dan arus pantul sephasa pada terminal hubung singkat dan terulang pada interval 1/2 panjang gelombang dari terminal hubung singkat.
2. VSWR tak terhingga.
3. koefisien pantul sama dengan 0.1 dan sudut koefisiennya 1800.
4. Tegangan minimum pertama terjadi pada 1/2 panjang gelombang dari hubung singkat.
5. Arus minimum pertama terjadi pada 1/4 gelombang dari hubung singkat. 6. Impedansi input saluran merupakan fungsi panjang saluran.
Beban sesuai/jodoh
1. Gelombang pantulnya nol. 2. Tidak ada gelombang berdiri. 3. VSWR satu.
4. Koeffisien pantul nol.
5. Impedansi inpput saluran tidak tergantung dari panjang saluran.
Benan resistansi murni yang lebih besar dari Zo
1. Gelombang insiden dan gelombang pantul sephasa pada beban interval 1/2 panjang gelombang dari beban.
2. Tegangan maksimum muncukl pada beban dan pada interval 1/2 panjang gelombang dari beban.
3. Sudut koeffisien pantul nol pada beban dan pada interval 1/2 panjang gelombang dari beban.
4. Besarnya gelombang pantul, besarran koeffisien pantul dan VSWR tergantung pada harga Zo dan beban Zr.
5. Arus pantul pada phasa 1800 dengan arus insiden dan pada interval 1/2 panjang gelombanng dari beban.
6. Lokasi panjang gelombang tegangan dan arus maksimum minimum mengikuti pola yang sama dengan rangkaian terbuka kecuali amplitudonya yang bervariasi. Resistansi murni kurang dari Zo
1. Arus insiden dan arus pantul sephasa pada beban dan di interval 1/2 panjang gelombang dari beban.
2. tegangan insiden dan tegangan pantul beda phasa 1800 di beban dan di interval 1/2
panjang gelombang dari beban. 3. Tegangan minimum terletak di baban.
Beban reaktansi murni
1. Tegangan insiden dan tegangan pantul beda phasa 1800 kecuali di Emax (sephasa) dan di Emin (beda1800).
2. VSWR tak terhingga. 3. Koefisien pantul adalah 1,0.
SOAL
1. Suatu saluran telepon mempunyai panjang 20 Km. Dalam suatu pengukuran tegangan-tegangan dititik sending endsebesar 30 100 V dan tegangan di titik
receiving endse besar 5 -900 . Tentukan tetapan propagasi gelombang yang
merambat per satuan panjang 2 Km bila saluran telepone ini jodoh (match).
2. Suatu saluran koaksial mempunyai Zo = 75 Ω. Beaban yang terpasang sebesar (150 + j100)ohm. Jika pelemahan (α) diabaikan hitung:
a. Zs bila panjang saluran 0,3 λ.
b. Koeffisien pantul di r-end. c. Sudut pantul di r-end. d. VSWR (dB).
3. bila beban sebesar (150 + j100) ohm di soal no.2 diganti dengan beban sebesar 500 ohm, tentukan harga Zo dari transformer λ/4 yang harus dipasangagarsaluran utama menjadi jodoh.
a. Impedansi sepanjang saluran.
b. Pola gelombang berdiri sepanjang saluran. c. Besarnya koeffisien pantul di r-end. d. VSWR di r-end.
5. Sebuah saluran telepone mempunyai tetapan-tetapan sebagai berikut: R = 4.04 ohm/Km C = 0.01 µF/Km G = 0 L = 3 mH/Km Hitung : a. Zo b. Pelemahan gelombang (α). c. Pergeseran fasa gelombang (β)
GERAKAN GELOMBANG DAN PROPAGASI PENDAHULUAN
Sistem-sistem gelombang mikromengirimarus, tegangan, dan keluaran daya pada frekuensi yang sangat tinggi, yang mana dalam semua kasus biasanya dikirimdari inputdaya osilasi diri. Daya output inidilakukan melalui waveguide oleh medan-medan yang merambat dan tidak oleh gerakan elektron seperti dalam semua elektronik.
Medan ini dinyatakan sebagai gelombang-gelombang listrik yang merambat (gelombang sinus) atau gerakan geeakan gelombang sepanjang pipa bagian dalam. Rambatan atau gerakan gelombang terdiri dari tegangan atau arus yang menyebabkan gerakan secara terus menerus, medan elektromagnetik merambat dalam waveguide. Disini kita akan membicarakan tiga medan yang berkaitan dengan energi mikrowave yaitu medan elektromagnetik utama dua komponennya. Kedua yang tersebut yang terakhir adalah;
(a). Medan listrik/atau elektrostatik yang disebabkan oleh perbedaan potensial listrik antara sisi-sisi dari waveguide. Perbedaan listrik gerakan ini menghasilkan tekanan dalam dielektrik di dalam waveguide dan memperlihatkan gerakan yang berkaitan dengan daya dinamik.
(b). Medan magnetik tegakl lurus dengan medan listrik sebagai hasil dari aliran arus sepanjang permukaan dalamwaveguide.
WAVEGUIDE SEBAGAI SALURAN Konstruksi
Tanpa konduktor pusat atau konduktor dalam, waveguide tampak lebih sederhana daripada saluran koaksial dan mempunyai kekuatan yang lebih besar karena strukturnya saling mengikat atau utuh.
Namun kelebihan-kelebihan ini akan hilang pada frekuensi rendah karena waveguide harus mempunyai ukuran penampang setengah panjang gelombang. Sebagai contoh untuk frekuensi 1MHz harus mempunyai lebar 700 ft. Dan untuk frekuensi radar (200mhz) lebar yang diperlukan 4 ft. Tetapi untukfrekuensi diatas 1GHz mulai tampakkeuntungan-keuntungannya.
Sebagai Saluran
Sebuah waveguide yang disederhanakan analogi dengan saluran dua kaeat yang disangga oleh stub-stub 1/4 panjang gelombang. Kita melihat bahwa operasi saluran transmisi memungkinkan karena stub-stub yang menyangga sebagai solator logam dan tidak mempengaruhi rambatan gelombang sepajang saluran. Ini semua disebabkan stub dengan panjang 1/4 panjang gelombang mempunyai impedansi yang tinggi pada ujung-ujungnya, dengan catatan frekuensinya sesuai. Untuk memahami ide ini ke struktur waveguide kita ambilempat langkah;
1. Tambahkan stub kedua, dipasang di sisi atas saluran, dilanjutkan ketiga, keempat dan seterusnya.
2. Ratakan dan lebarkan srub dan saluran seperti gambar dibawah
3. Ratakan dan perlebar stub dan akhirnya menjadi kotak kecil yang dipisahkan sepanjang saluran tanpa ada rugi-rugi.
4. Akhirnya buat satu kotak penuh.
Insulator dinding pejal memberikan struktu waveguide kotak yang mana menghubungkan wavefront sepanjang daerah saluran yang terletak disisi tengah. Daeragh ini menjadi dua plate konduktor kotak yang seolah-olah papan ini tidak tergantung saluran transmisi. Papan yang menghubungkan sinyal ini adalah sensitif terhadap frekuensi sehingga pada frekuensi yang lebih tinggi dimana 1/4 panjang gelombang menjadi lebih pendek, tengah papan konduktor ini menjadi lebih besar seperti terlihat pada gambar di bawah. Akibatnya panjang stub menjadi lebih pendek dan kapasitansi muncul pada stub tersebut.
Pada frekuensi-frekuensi yang lebih rendah, stub menjadi lebih panjang dan dinding konduksi menjadi lebih sempit dan ketika kurang dari 1/4 dari panjang gelombang stub menjadi induktif dan menyerap energi melalui arus-arus putar. Batas frekuensi rendah dimana daya dapat dikirim disebut frekuensi cutoff.
Medan - medan Waveguide
Gerakan gelombang berjalan dari daya yang ditransmisikan atau disalurkan dalam sebuah waveguide dihasilkan oleh tegangan dan arus input yang mana secara kombinasi muncul sebagai medan elektromagnetik yang bergerak atau merambat. Seperti disebutkan sebelumnya helombang ini terdiri dari dua medan yang bergerak bersama-sama di dalam waveguide. Medan ini adalah:
1. Medan listrik yang berhubungan dengan tegangan dan sangat sensitif terhadap tegangan.
2. Medan magnetik yang berhubungan dengan arus dengan arus sangat sensitif terhadap arus.
Lebih lanjut kita harus mengetahui bahwa kedua gelombang tersebut muncul secara bersama-sama dan kompatibel di dalam dan pada struktur waveguide. Kedua medan ini merambat sepanjang waveguide seperti halnya arus dan tegangan merambat sepanjang saluran transmisi. Besaran dan harga sesaatnya menghasilkan tegangan dan arus maksimum atau minimum yang sama seperti dalam saluran arus transmisi serta mereka selalu disposisi jarak phisik 90o dan disposisi phasa listrik 90O .
Medan listrik dihasilkan oleh perbedaan tegangan. Medan ini adalah potensial elektrostatik yang berubah-ubah biasanya antara sisi-sisi yang berlawanan dalam kotak waveguide. Sisi-sisi waveguide seperti plat kapasitor yang menghasilkan tekanan elektrostatik di dalam waveguide. Tekanan ini menunjukkan tarikan phisik
dielektrik udara dan artinya munsul daya dan bersama-sama gelombang elektromagnetik mereka menyebabkan energi merambat sepanjang waveguide.
Gaya elektrostatik ditunjukkan oleh garis panah dari potensial tinggi ke potensialrendah. Jarak antara garis menunjukkan perbedaan dalamkuat medan,makin rapat makin kuat. Gambar di bawah menunjukkan intensitas elektrostatik sepanjang saluran gelombang penuh dan terlihat polaritas garis gaya berlawanan atau berbalik.
Dan gambar berikut menunjukkan distribusi kerapatan gelombang pada bingkai setengah gelombang untuk saluran gelombang penuh.
Medan magnetik, dibentuk oleh arus dalam bagian sisi metal waveguide. Arus-arus ini menghasilkan garis-garis fluk atau medan gaya yang disebut medan H. Gambar simulasi kumparan selenoid oleh potongan waveguide dalam bagian penunjang 1/4 lamda adalah sebagai berikut;
Kita melihat bahwa arus-arus dalam bagian penunjang ini menyebabkan untaian-untaian fluk mengisi bagian dalam masing-masing kotak 1/4 gelombang waveguide. Perlu dicatat bahwa garis medan H membentuk loop lengkap sedangkan garis-garis gaya elektrostatis berakhir di bidang potensial sumber.
Gambar berikut, memperlihatkan pandangan visual garis medan H dengan panjang 31/2x1/2 panjang gelombang. Perlu dicatat bahwa medan yang paling kuat terjadi diujung-ujung dimana arus terbesar dan reluktansi alur magnetik adalah lemah.
Medan gabungan, gambar gabungan medan listrik dan medan magnit menjadi sangat komplek. Secara individu, garis-garis gaya dan arah panah akan tampak pada gambar (b), (c), (d) di bawah,yang merupakan mode dominan yaitu kondisi tersederhana yang ada di bawah garis gaya variasi gelombang sinus fundamental.
Gelombang phisik propagasi dalam waveguide
Gelombang yang merambat harus memnuhi persamaan Maxwell dimana secara matemetika sangat komplek. Namun secara ringkas dikatakan tidak ada komponen tangensial medan listrik di dinding waveguide karena konduktor menghubung singkat medan listrik. Adalah memungkinkan untuk mendapatkan pengertian tentang sifat propogasi dalam waveguide seperti gambar di bawah ini;
Medan-medan komponen listrik dan magnet gelombang bidang adalah phasa waktu tetapi secara geomatrik masing-masing saling tegak lurus dengan arah propagasi.Gelombang ini dan dipantulkan yang mana phasanya terbalik dengan sudut pantul yang sama.
Operasi Mode Dominan
Mode TE1,0 disebut mode dominan karena merupakan salah satu paling natural.
Sebuah waveguide sering dianggap sebagai sebuah filter high pass karena hanya frekuensi yang sangat tinggi saja yang dapat dilakukan. Mode TE1,0 mempunyai
frekuensi cut off terendah dari semua mode yang ada termasuk tipe TM dan TE.
Ukuran waveguide RG-52/U adalah 0,9x0,4 in. Ukuran ini adalah satndar yang digunakan dalam frekuensi band X dan biasanya disebut waveguide ban X. Frekuensi
gelombang cut off sebesar dua kali, frekuensi cut offnya adalah 6.56 Gc. Yaitu frekuensi terendah tanpa rugi-rugi berarti. Tetapi batasan yang diijinkan adalah 8,2 - 12,3 Gc. Orde mode yang lebih tinggi adalah TE20 yang mempunyai frekuensi cut off
13,1 Gc. Mak dengan batasa frekuensi tersebut di atas hanya mode TE10 yang dapat
digunakan.
Daftar panjang gelombang Cut off untuk waveguide rektanggular; Mode Rumus C TE01 2b TE11 2/((1/a)2 + (1/b)2)1/2 TE02 b TE10 2a TEm,n atau 2/((m/a)2 + (n/b)2)1/2 Tmm,n Operasi Waveguide
Gelombang yang merambat dalam waveguide adalah elektromagnetik dan maka mempunyai komponen listrik dan magnetik. Konfigurasi dua medan ini menetukan mode operasi. Jika tidak ada komponen listrik dalam arah propagasinya disebut mode TE (transverse electric). TM adalah mode operasi waveguide dimana tidak ada komponen medan magnetik dalam arah propagasinya. Jadi gelombang transverse adalah medan magnetik dan atau medan angka ke dua listrik yang membentang dalam bidang tegak lurus terhadap arah rambatan gelombang.
Dua buah angka (subscript) umumnya menyertai TE dan TM. Untuk mode TE, angka pertama menunjukkan jumlah 1/2 lamda pola medan listrik sepanjang ukukran sisi lebar (a) dan angka ke dua jumlah 1/2lamda pola medan listrik sepanjang ukuran sisi pendek (b). Demikian pula untuk TM, jumlah medan H sepanjang sisi panjang dan sisi pendek di tentukan oleh angka-angka tersebut. Contoh-contoh diatas adalah sebagai berikut;
Untuk gambar (a) : TE10
Medan listrik mulai dari nol/minimum pada sisi-sisi ukuran lebar (a) dan maksimum dipusat atau di tengah-tengah, dan tidak mempunyai komponen sepanjang ukuran b.