• Tidak ada hasil yang ditemukan

SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENCURIAN PRATIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENCURIAN PRATIMA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENCURIAN PRATIMA

I PUTU YOGA SURYA PRATAMA

NPM. 1310121174 I MADE BUDIYASA, SH.MH NI MADE SUKARIYATI KARMA, SH.MH

ABSTRACT

Theft is a type of crime and also a social problem of society, which is not only a problem of society in Bali island but also a regional problem. Theft is any one who takes anything, who llyor partly belongs to another person, with the intent to possess unlaw fully, is threat ened with theft, with a maximum imprison mentoffive years or a fine of up to nine hundred rupiah. Pratima is partof a form, image, or likeness that depicts god to show the omni potence of God Almighty, where Pratima it self can also be categorized as a good. As in the case of Pratima theft in 2012 stir the Balinese people. One of them happen edat Penataran Pande Pering alot temple which is located in Karangasem Regency. Criminal sanction simposed by the judge to the perpetrator of this the ftof pratima is subject to the ft criminal sanctions of articles 363 verses 1 to 4e and 53 of the Criminal Code with a demand of 7 years in prison. In the judgment of the criminal act of the theft perpetrators of a sacred object (pratima) in Bali in order to fulfill the sense of justice to the Hindu community, the judges should be able to explore the customary law that is alive and believed by the community and made a law on the theft of sacred objects (pratima) in Bali, In order to pass judgment, the judge has a legal basis. The judge's consideration in imposing criminal sanctions on the perpetrators of pratima theft is based one vidence that can be presented in the court. The eviden cepresented in the trial must be mutually related to each other. It is intended that the Judge can prove that the defendant committed the criminal act because if the evidence presented in the hearing is not related to the case attrial, it can cause uncertainty on the judge's judgment in imposing a criminal verdict.

(2)

SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU PENCURIAN PRATIMA

PENDAHULUAN

Pencurian merupakan jenis kejahatan dan juga masalah sosial masyarakat, yang tidak hanya menjadi masalah masyarakat di Pulau Bali melainkan juga menjadi masalah regional. Pencurian adalah barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah. Pratima adalah bagian dari suatu bentuk, gambar, maupun rupa dimana menggambarkan dewa untuk menunjukkan kemahakuasaan BeliauTuhan Yang Maha Esa, dimana Pratima itu sendiri juga dapat dikategorikan sebagai suatu barang. Seperti pada kasus pencurian Pratima tahun 2012 menggemparkan masyarakat Bali. Yang salah satunya terjadi di Pura Penataran Pande Peringalot yang tepatnya terletak di Kabupaten Karangasem. Sanksi pidana yang dijatuhkan oleh hakim kepada sipelaku pencurian pratima ini yaitu di kenakan sanksi pidana pencurian pasal 363 ayat 1 ke 4e dan 53 KUHP dengan tuntutan 7 tahun penjara. Dalam penjatuhan putusan tentang tindak pidana pelaku pencurian benda suci (pratima) di Bali agar memenuhi rasa keadilan kepada masyarakat Hindhu sebaiknya para hakim harus bisa menggali hukum adat yang

hidupdandipercayaiolehmasyarakattersebutdandibuatnyasebuahPerdatentangpencurianbe

ndasuci(pratima) di Bali, agar dalammenjatuhkanputusan hakim

mempunyaidasarhukumnya. Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadappelakupencurianpratimadidasaridenganalat bukti yang dapat dihadirkan di dalam

persidangan. Alatbukti yang dihadirkan di

dalampersidanganharussalingberkaitanantaraalatbukti yang satudengan yang lainnya. Hal tersebutbertujuansupaya Hakim dapatmembuktikanbahwaterdakwalah yang

melakukantindakpidanatersebutsebabapabilaalatbukti yang

dihadirkandalampersidangansamasekalitidakberkaitandenganperkara yang disidangkanmakadapatmenyebabkanketidakyakinanterhadappetimbangan Hakim

(3)

diuraikandalamlatarbelakangmasalahtersebutdiatas, makadapatdikemukakan 2 (dua) permasalahan yang akandibahasdalamkajianini, yaitu: 1.Bagaimana

sanksipidanaterhadappelakutindakpidanapencurianpratima? Dan 2.

Bagaimanapertimbangan hakim

dalammenjatuhkansanksipidanaterhadappelakupencurianpratima?

Tujuan dari penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Untuk tujuan umumnya adalah sebagai berikut: a) Merupakan suatu syarat wajib dalam menyelesaikan studi di perguruan tinggi khususnya Fakultas Hukum Warmadewa Denpasar; b) Untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum; c) Sebagai persyaratan akhir untuk melatih mahasiswa dalam memecahkan masalah hukum dan untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi Khususnya dalam bidang penelitian.

Tujuan khusus dari penelitian iniadalah: 1.

Untukmengetahuisanksipidanaterhadappelakupencurianpratima 2.Untuk mengetauipertimbangan hakim dalam menjatuhkansanksipidana terhadap pelaku pencurian pratima.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian hukum merupakan prosedur atau langkah-langkah yang dianggap efektif dan efisien dan pada umumnya sudah mempola untuk mengumpulkan, menganalisis, mengolah bahan hukum dalam rangka menjawab masalah yang diteliti secara benar.

Tipe penelitian yang dipergunakan adalah tipe normatif, yaitu dengan cara pengkajian suatu masalah berdasarkan buku-buku, majalah, surat kabar yang relevan dengan permasalahan yang diangkat. Sedangkan pendekatan masalahnya menggunakan pendekatan perundang-undangan secara konseptual, pendekatan konseptual maksudnya mengacu pada asas-asas konsep ataupun teori yang ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas.

Dalam menyusun penelitian ini menggunakan bahan hukum yang diperoleh dari penelitian kepustakaan (libraryresearch), yaitu: 1) Bahan Hukum Primer adapun bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan hukum yang bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pokok permasalahan. 2) Bahan Hukum Sekunder menggunakan buku dan literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan yang diangkat yaitu berupa beberapa hasil-hasil karya dari kalangan hukum,

(4)

laporan-laporan, literatur, jurnal hukum, dan surat kabar yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian.

Dalam penyusunan pengumpulan bahan hukum ini metode yang digunakan dalam pengumpulan bahan hukum adalah dengan metode pencatatan yaitu dengan mengutip pasal-pasal yang berkaitan dengan kasus/fakta hukum yang dibahas, serta membaca literature-literatur yang berkaitan dan mengutip hal-hal yang dianggap penting untuk dibahas, selain itu juga dilakukan wawancara di masyarakat setempat.

Dalam mengolah dan Menganalisis bahan hukum, penulis menggunakan metode penafsiran hukum terhadap aturan undang-undang sehubungan dengan kasus yang dibahas serta metode argumentasi hukum/ pendapat hukum yang kemudian di susun secara deskriptif analis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sanksi Pidana adalah suatu hukuman sebab akibat, sebab adalah kasusnya dan akibat adalah hukumnya, orang yang terkena akibat akan memper oleh sanksi baik masuk penjara ataupun terkena hukuman lain dari pihak berwajib. Sanksi Pidana merupakan suatu jenis sanksi yang bersifat nestapa yang diancamkan atau dikenakan terhadap perbuatan atau pelaku perbuatan pidana atau tindak pidana yang dapat menggangu atau membahayakan kepentingan hukum. Sanksi pidana pada dasarnya merupakan suatu penjamin untuk merehabilitasi perilaku dari pelaku kejahatan tersebut, namun tidak jarang bahwa sanksi pidana diciptakan sebagai suatu ancaman dari kebebasan manusia itu sendiri.

Kasus ini dapat berimplikasi yuridis dan sosial. Secara yuridis, implikasinya terdakwa hanya didakwa dengan pencurian biasa. Padahal, benda yang dicuri nilainya tak terhingga dan sulit diukur secara indrawi atau empiris, karena mengandung nilai magis/ sakral. Secara sosial, implikasinya akan menimbulkan rasa ketidakadilan bagi masyarakat adat atau umat Hindu, karena benda-benda tersebut tidak bias dilepaskan agama dan adat, sosial, ekonomi, pariwisata, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, terhadap terdakwa tindak pidana adat tersebut, disamping dikenakan dengan sanksi pidana, juga dikenakan sanksi non pidana.

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis papar kandalambab-bab sebelumnya untuk menjawab permasalahan yang terdapat dalam rumusan masalah pada skripsi ini,

(5)

maka penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut:
Sanksi pidana terhadap pelaku tindak pidana pencurian pratima menurut pasal 362 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 900,00. Berdasarkan kasus yang dipaparkan diatas sipelaku pencurian pratima dituntut dengan pasal 363 ayat 1 ke 4 (empat) danke 5 (lima) KUHP dengan hukuman 7 tahun penjara.

Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap pelaku pencurian pratima didasari dengan alat bukti yang dapat dihadirkan di dalam persidangan. Alat bukti yang dihadirkan di dalam persidangan harus saling berkaitan antara alat bukti yang satu dengan yang lainnya. Hal tersebut bertujuan supaya Hakim dapat membuktikan bahwa terdakwalah yang melakukan tindak pidana tersebut sebab apabila alat bukti yang dihadirkan dalam persidangan sama sekali tidak berkaitan dengan perkara yang disidangkan maka dapat menyebabkan ketidakyakinan terhadap petimbangan Hakim dalam menjatuhkan putusan pidana.

SARAN

Dari kesimpulan di atas maka penulis menyampaikan saran sebagai berikut : Dalam penjatuhan putusan tentang tindak pidana pelaku pencurian benda suci (pratima) di Bali agar memenuhi rasa keadilan kepada masyarakat Hindhu sebaiknya para hakim harus bisa menggali hukum adat yang hidup dan dipercayai oleh masyarakat tersebut dan dibuatnya sebuah Perda tentang pencurian bendasuci (pratima) di Bali, agar dalam menjatuhkan putusan hakim mempunyai dasarhukumnya.

Diharapkan kepada seluruh masyarakat adat di Bali agar bisa menjaga dan melindungi benda-benda suci (pratima) yang ada di setiap tempat suci atau pura agar bisa terhindar dari adanya tindak pidana pencurian pratima yang sedang marak belakangan ini dan perlu adanya tindakan hukum yang tegas dari aparat penegas hukum agar dapat menimbulkan efek jera kepada pelaku tindak pidana pencurian pratima.

DAFTAR BACAAN

(6)

Andi Hamzah, 2011,Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, PT RINEKA CIPTA, Jakarta.

Nyoman Serikat Putra Jaya, 2005, Dalam Kapita Selekta Hukum Pidana, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.

I Made Widnyana, 1993, Kapita Selekta Hukum Pidana Adat, PT. Eresco, Bandung.

SoetandyoWignjosoebroto, 2008, HukumdalamMasyarakatPerkembangandanMasalah, SebuahPengantarkeArahSosiologiHukum, PenerbitBayu Publishing, Malang.

Denpasar, 6 Juni 2017 Telah disetujui oleh

Referensi

Dokumen terkait

Sosialisasi arkeologi di sekolah merupakan salah satu solusi untuk mengisi kesenjangan dimaksud, dimana pengetahuan sejarah budaya lokal dapat ditautkan dalam konteks luas

Padahal, dalam konteks sebagai produk pemikiran manusia yang lahir dalam ruang historis, status pemikiran-pemikiran Islam (baik di bidang fiqih, kalam, tasawuf) adalah

Softcopy proposal lengkap dalam format PDF ( 1 proposal lengkap dengan maksimum besar file 5 MB ) diunggah oleh pengusul secara mandiri. Dalam proposal lengkap tersebut juga telah

Sebagaimana terjadi pada semua komoditi pertanian, terutama yang diusahakan oleh petani, persoalan pokok adalah masalah produksi dan pemasaran (Anwar, 1995). Masalah

D. Guru menugaskan siswa untuk menilai hasil analisis dokumen tahap pra-produksi dengan menggunakan format penilaian yang sudah ada dengan jujur dan bertanggungjawab.. E. Siswa

dimanaperlakuan tersebut mengandung POC kelinci 100% dan samasekali tidak memiliki kandungan nutrisi AB Mix. Sehingga hal tersebut menyebabkan kebutuhan nutrisi akan

Untuk pembeli dengan cara bayar KPR 1, KPR 2 dan KPR 3, wajib mengikuti syarat Ketentuan yang berlaku 5 Harga dan ketentuan dapat berubah sewaktu waktu tanpa pemberitahuan

Dehidrasi dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi Dehidrasi dapat berupa hilangnya air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik), atau