• Tidak ada hasil yang ditemukan

DATA HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 SUMATERA BARAT PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DATA HASIL PENDATAAN KELUARGA TAHUN 2015 SUMATERA BARAT PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

TAHUN 2015

SUMATERA BARAT

DATA HASIL

PENDATAAN KELUARGA

2 0 1 5

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROVINSI SUMATERA BARAT

(2)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2015 dapat terselesaikan. Semoga Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2015 ini dapat dipergunakan sebagai acuan, terutama seluruh pihak yang terkait Pendataan Keluarga 2015.

Sebagaimana diketahui Pelaksanaan Pendataan Keluarga yang dilaksanakan sejak tahun 1994 yang didasarkan pada UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, diperkuat dengan Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan PP 87 tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga yang merupakan bagian dari Sistem Informasi dan Manajemen Program KB Nasional, dalam hal penyediaan informasi dan data keluarga untuk mendukung pelaksanaan operasional dan manajemen Program KKB Nasional. Data hasil Pendataan Keluarga sebagai sumber data dan informasi pelaksanaannya diharapkan benar-benar dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya serta memberikan gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang kondisi riil di lapangan.

Lebih lanjut perlu dipahami bahwa data dan informasi yang diperoleh dari hasil Pendataan Keluarga selama ini mempunyai ciri yang unik sebagai milik masyarakat, karena pengumpulan dan pemutakhirannya dilakukan oleh kader dari masyarakat sendiri, cukup rinci, merupakan bagian dari operasional program KB, dapat dipertanggungjawabkan dan saling melengkapi dengan data lain yang telah ada di tingkat RT/RW/Dusun atau wilayah lain yang setingkat. Oleh karena itu, data dan informasi hasil pendataan keluarga ini selain digunakan untuk keperluan operasional program KB nasional sendiri, juga telah banyak dimanfaatkan oleh sektor pembangunan lainnya, khususnya untuk menentukan sasaran program. Dengan adanya perubahan lingkungan strategis khususnya menyambut era Jaminan Kesehatan Nasional menuntut segera dilakukan penyesuaian/perubahan variabel.

Kami menyadari masih adanya keterbatasan dan kekurangan dari hasil pendataan keluarga tahun 2015 ini. Untuk itu kami mengharapkan saran perbaikan, masukan untuk penyempurnaan agar diperoleh data yang akurat. Terima Kasih.

Kepada Bidang ADPIN

(3)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

KATA SAMBUTAN Bismillahirrahmanirrahim.

Terbitnya Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, sebagai turunan dari Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga telah mengamanatkan terselenggaranya Pendataan Keluarga. Pendataan keluarga memiliki tahapan yang dimulai dari pengumpulan data, pengolahan (entri) dan sosialisasi hasil pendataan keluarga.

Tugas pokok BKKBN sebagaimana tersebut pada Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah, pada lampiran N tentang Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana disebutkan antara lain:

1. Membuat perkiraan pengendalian penduduk;

2. Mengelola sistem informasi keluarga (khususnya penyediaan data KB);

3. Pembinaan ketahanan keluarga (sebagai upaya membangun terwujudnya 8 fungsi keluarga.

Selain tiga hal di atas ada sejumlah urusan yang semuanya mengharuskan bagi setiap petugas pengelola KB (PKB/PLKB) dan Kader KB ditingkat RT/RW/Lingkungan memiliki peta kerja, rencana intervensi program dan pemantauan kemajuan program. Oleh karena itu perlu dilakukan pendataan kepada seluruh 1,3 juta keluarga Sumatera Barat tanpa membedakan strata apapun termasuk mampu atau tidak mampu/miskin.

Hasil pendataan dimaksudkan juga sebagai pemutakhiran capaian kinerja pengelolaan secara kontinu di uji sahih melalui konsolidasi program di tingkat Kabupaten dan Kota, dan dipaparkan pada Sarasehan yang dipimpin oleh Pemerintah Daerah secara berjenjang, sehingga diketahui gambaran nyata kemajuan upaya Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga.

Pendataan Keluarga sangat penting karena dapat digunakan oleh Pemerintah , Swasta dan Masyarakat sebagai dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan perkembangan Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga dan berbagai program pembangunan lainnya yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari RPJMN 2014-2019, serta menjadi bagian dari fondasi “Pembangunan Sumber Daya Manusia mandiri berkualitas” (cita ke 5 dari visi Nawacita Presiden RI).

(4)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2015 pelaksanaan Pendataan Keluarga menjadi program prioritas BKKBN karena dilaksanakan pada awal RPJMN 2015 – 2019. Keunggulan Data Keluarga adalah dapat ditelusuri setiap keluarga by name by address, sehingga memberikan kepastian terhadap sasaran program secara tepat, akurat, relevan sesuai dengan kondisi saat ini.

Pengendalian penduduk melalui peningkatan kesadaran dan peran aktif keluarga Indonesia dalam mengatur kuantitas dan kualitas keluarga, akan “mengamankan” pengendalian kinerja dan indikator pembangunan ekonomi dan sumber-sumber kesejahteraan lainnya yang diselenggarakan Pemerintah dan masyarakat, untuk mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kesejahteraan yang merupakan hakikat pencapaian tujuan proklamasi 17 Agustus 1945.

Oleh karena itu dengan diterbitkannya laporan hasil pendataan keluarga tahun 2015 ini, maka semua para pihak terkait, khususnya penyelenggara program KKBPK memiliki acuan yang jelas dan tegas untuk mencapai ketersediaan informasi yang akurat, berkualitas, terpercaya dan bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

(5)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………. i

Sambutan……….. ii

Daftar Isi………. iii

Bab I. Pendahuluan ………. 1

A. Latar Belakang ……….. 1

B. Tujuan………. 2

C. Ruang Lingkup……… 3

D. Batasan dan Pengertian……….. 6

Bab II. Cakupan dan Hasil Pendataan Keluarga ………. 17

A. Cakupan Pendataan Keluarga………. 17

B. Data Demografi………. 18

C. Data Keluarga Berencana……….. 25

D. Data Keluarga Sejahtera………. 28

(6)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan Pendataan Keluarga yang dilaksanakan sejak tahun 1994 yang didasarkan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera merupakan bagian dari Sistem Informasi dan Manajemen Program KB Nasional, berkaitan dengan penyediaan informasi dan data keluarga untuk mendukung pelaksanaan operasional dan manajemen Program Kependudukan dan KB Nasional. Data hasil Pendataan Keluarga sebagai sumber data dan informasi diharapkan pelaksanaannya benar-benar dapat menghasilkan data dan informasi yang berkualitas, akurat, tepat waktu dan dapat dipercaya serta memberikan gambaran yang tepat dan menyeluruh tentang keadaan di lapangan.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, mekanisme Pendataan Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi yang berkaitan dengan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga di semua tingkatan wilayah. Undang-Undang tersebut diperkuat dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 87 Tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga, sehingga kegiatan Pendataan Keluarga sangat penting untuk Program Kependudukan, Keluarga Berencana, Pembangunan Keluarga dan berbagai program bantuan bagi keluarga Indonesia. Dipertegas kembali dengan terbitnya Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada Lampiran: I huruf N. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Sub Urusan 2. Keluarga Berencana, poin d: Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga.

Pengembangan variabel dan indikator serta mekanisme pelaksanaan Pendataan Keluarga bersifat dinamis mengikuti perkembangan kelembagaan Program KB Nasional yang didasari oleh Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang telah berkali-kali dirubah terakhir Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2013. Perkembangan kelembagaan dan lingkungan strategis seperti desentralisasi, demokratisasi, debirokratisasi, globalisasi, hak asasi manusia, pengarusutamaan gender, dan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional, menuntut perlu segera dilakukan penyesuaian/ perubahan variabel dan indikator Pendataan Keluarga, sehingga diperlukan penyempurnaan terhadap variabel- variabel dalam Pendataan Keluarga.

(7)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Tahun 2015 pelaksanaan Pendataan Keluarga menjadi program prioritas BKKBN karena dilaksanakan pada awal RPJMN 2015 – 2019. Selain itu, Pendataan Keluarga Tahun 2015 mendapatkan dukungan dengan diterbitkannya Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 470/7580/SJ Tanggal 19 Desember 2014, yang dilanjutkan dengan Instruksi Gubernur serta Bupati dan Walikota tentang Dukungan Pelaksanaan Pendataan Keluarga Tahun 2015.

Memperhatikan berbagai tuntutan di atas dan perkembangan pemanfaatan teknologi informasi, perlu dilakukan pengembangan sistem pengumpulan serta pengelolaan data hasil Pendataan Keluarga secara desentralisasi. Pengembangan yang dilakukan adalah dengan membangun satu instrumen pengumpulan data keluarga terpadu yaitu satu lembar untuk satu keluarga, sehingga data keluarga ini dapat tercatat secara utuh dan mempermudah perekaman data keluarga ke dalam media komputer menjadi Basis Data Mikro Keluarga Indonesia.

Hasil Pendataan Keluarga tahun 2015 harus menjadi primadona untuk menjawab kebutuhan data dan informasi pembangunan keluarga yang dibutuhkan oleh program intervensi Pemerintah Republik Indonesia Tahun 2015 – 2019. Keunggulan hasil Pendataan Keluarga adalah dapat ditelusuri by name by address, sehingga memberikan kepastian terhadap sasaran program yang tepat, akurat, relevan sesuai dengan kondisi saat ini dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan data sektor lain.

B. Tujuan 1. Umum

Diperolehnya data basis keluarga dan individu anggota keluarga yang memberikan gambaran secara tepat dan menyeluruh keadaan lapangan sampai ke tingkat keluarga tentang hasil-hasil pelaksanaan Program KKBPK untuk kepentingan operasional langsung di lapangan serta kepentingan penetapan kebijakan, perencanaan, pengendalian dan penilaian oleh pengelola dan pelaksana di semua tingkatan.

2. Khusus

a. Tersedia Basis Data Kependudukan termasuk di dalamnya basis data individu anggota keluarga;

b. Tersedia Basis Data Keluarga Berencana; c. Tersedia Basis Data Pembangunan Keluarga.

(8)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat C. Ruang Lingkup

1. Jangkauan

Adalah pengelola data tingkat Pusat hingga lini lapangan yang memanfaatkan panduan ini, dengan rincian sebagai berikut:

a. Tingkat Pusat

1) Unit kerja di lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

2) Mitra Kerja Terkait • Pemerintah; • Non Pemerintah. b. Tingkat Provinsi

1) Perwakilan BKKBN Provinsi. 2) Mitra Kerja Terkait

• Pemerintah; • Non Pemerintah. c. Tingkat Kabupaten dan Kota

1) SKPD-KB Kabupaten dan Kota. 2) Mitra Kerja Terkait

• Pemerintah; • Non Pemerintah. d. Tingkat Lini Lapangan:

1) Kepala UPT/PPLKB/Koordinator PLKB; 2) PLKB/PKB;

3) PPKBD; 4) Sub PPKBD; 5) Kader Pendata; 6) Mitra Kerja Terkait. 2. Sasaran

Sasaran pada pendataan keluarga adalah keluarga, data yang dikumpulkan terdiri dari:

a. Data Kependudukan terdiri dari data wilayah dan data individu anggota keluarga :

1) Data Wilayah merupakan wilayah keluarga bertempat tinggal yang terdiri dari :

a) Kode Provinsi;

(9)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat c) Kode Kecamatan; d) Kode Desa/Kelurahan;

e) Kode Dusun/Rukun Warga (RW); f) Kode Rukun Tetangga (RT); g) Nomor Rumah;

h) Nomor Urut Keluarga (diisi oleh kader sesuai dengan urutan Kepala Keluarga yang didata);

i) Nomor Kendali Referensi (diisi untuk jumlah anggota keluarga yang lebih dari 7 orang).

2) Data Individu Anggota Keluarga merupakan data per masing-masing individu keluarga terkait dengan :

a) Nomor Induk Kependudukan (NIK); b) Nama;

c) Tanggal, Bulan Dan Tahun Lahir; d) Umur;

e) Hubungan Dengan Kepala Keluarga; f) Jenis Kelamin;

g) Agama; h) Pendidikan; i) Pekerjaan;

j) Status Perkawinan;

k) Kesertaan Dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). b. Data Keluarga Berencana

1) Usia kawin pertama suami dan istri;

2) Jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup dan masih hidup berdasarkan jenis kelamin;

3) Kesertaan dalam ber-KB;

4) Metode kontrasepsi yang sedang/pernah digunakan menurut jenisnya: a) IUD; b) MOW; c) MOP; d) Implant; e) Suntik; f) Pil; g) Kondom; h) Tradisional.

(10)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

5) Bila sedang ber-KB, sudah berapa lama menggunakan metode kontrasepsi tersebut (tahun dan bulan);

6) Keinginan untuk memiliki anak; 7) Alasan tidak ber-KB:

a) Sedang hamil; b) Alasan fertilitas; a) Tidak menyetujui KB; b) Tidak tahu tentang KB; c) Takut efek samping; d) Pelayanan KB jauh; e) Tidak mampu/mahal; f) Lainnya. 8) Tempat pelayanan KB: a) RSUP/RSUD; b) RS TNI; c) RS POLRI;

d) RS SWASTA; e) Klinik Utama; f) Puskesmas; g) Klinik Pratama; h) Praktek Dokter; i) RS Pratama; j) Pustu/Pusling/Bidan Desa;

k) Poskesdes/Polindes; l) Praktek Bidan; m) Pelayanan Bergerak; n) Lainnya.

c. Data Pembangunan Keluarga

1) Keluarga membeli satu stel pakaian baru untuk seluruh anggota keluarga minimal setahun sekali;

2) Seluruh anggota keluarga makan minimal 2 kali sehari;

3) Seluruh anggota keluarga bila sakit berobat ke fasilitas kesehatan; 4) Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

bekerja/sekolah dan bepergian;

5) Seluruh anggota keluarga makan daging/ikan/telur minimal seminggu sekali;

6) Seluruh anggota keluarga menjalankan ibadah agama sesuai ketentuan agama yang dianut;

7) Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menjadi peserta KB; 8) Keluarga memiliki tabungan dalam bentuk

uang/emas/tanah/hewan minimal senilai Rp 1.000.000,-;

9) Keluarga memiliki kebiasaan berkomunikasi dengan seluruh anggota keluarga;

(11)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

11) Keluarga memiliki akses informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv/lainnya;

12) Keluarga memiliki anggota yang menjadi pengurus kegiatan sosial; 13) Keluarga mempunyai balita ikut kegiatan Posyandu;

14) Keluarga mempunyai balita ikut kegiatan BKB; 15) Keluarga mempunyai remaja ikut kegiatan BKR; 16) Ada anggota keluarga masih remaja ikut PIK-R/M;

17) Keluarga lansia atau mempunyai lansia ikut kegiatan BKL; 18) Keluarga mengikuti kegiatan UPPKS;

19) Jenis atap rumah terluas; 20) Jenis dinding rumah terluas; 21) Jenis lantai rumah terluas; 22) Sumber penerangan utama; 23) Sumber air minum;

24) Bahan bakar utama untuk memasak; 25) Fasilitas tempat buang air besar;

26) Status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal; 27) Luas rumah/bangunan keseluruhan (m2);

28) Jumlah orang yang tinggal dan menetap di rumah/bangunan. D. Batasan dan Pengertian

Dalam pelaksanaan kegiatan Pendataan Keluarga diberikan pengertian/batasan terhadap beberapa istilah yang berkaitan dengan pelaksanaan Pendataan Keluarga, sebagai berikut:

1. Umum

a. Pendataan Keluarga

Adalah kegiatan pengumpulan data primer tentang data Kependudukan, data Keluarga Berencana, data Pembangunan keluarga dan data Anggota Keluarga yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah (BKKBN) secara serentak pada waktu yang telah ditentukan dan selanjutnya akan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah. Setiap tahun dilakukan pemutakhiran data Kependudukan, data Keluarga Berencana, data Pembangunan keluarga dan data Anggota Keluarga secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.

b. Basis Data Keluarga

Adalah kumpulan informasi dan data keluarga serta individu anggota keluarga hasil Pendataan Keluarga di setiap wilayah pendataan (RT, Dusun/RW) dan setiap tingkatan wilayah administrasi (desa/kelurahan,

(12)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

kecamatan, kabupaten dan kota, provinsi, dan pusat) yang tersimpan dalam file elektronik dan file cetak.

c. Rumah Tangga

Adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur, atau seorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus keperluan sendiri. Dalam pendataan ini, rumah tangga dapat disamakan dengan rumah.

d. Keluarga

Adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Diluar definisi di atas dianggap sebagai keluarga khusus.

e. Keluarga Khusus

Adalah keluarga yang tidak memenuhi definisi keluarga, namun memiliki hubungan keluarga sesama anggotanya, misalnya kakak dan adik tanpa orang tua, seorang kakek/nenek dan cucunya, atau seorang diri (sebatang kara). f. Kepala Keluarga

Adalah laki laki atau perempuan yang berstatus kawin, atau janda, atau duda, atau tidak kawin, yang mengepalai suatu keluarga yang anggotanya terdiri dari istri/suaminya dan atau anak-anaknya.

g. Anak

Adalah anak kandung atau anak tiri atau anak angkat yang belum menikah, serta masih dalam pengasuhan dan tanggung jawab kepala keluarga.

h. Keluarga Sejahtera

Adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

i. Formulir Pendataan Keluarga (F/I/PK/15)

Adalah formulir yang digunakan untuk mencatat data keluarga yang dilakukan oleh kader pendata. Formulir ini mencatat secara lengkap data kepala keluarga beserta seluruh anggota keluarganya yang meliputi informasi tentang kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga.

(13)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat j. Formulir Data Keluarga Indonesia

Adalah formulir print out hasil pengolahan Basis Data Keluarga, yang dapat

digunakan memutakhirkan data keluarga, karena terjadinya

mutasi/perubahan dari data keluarga dan individu anggota keluarga tersebut. k. Program Aplikasi Pendataan Keluarga

Adalah suatu program aplikasi komputer yang digunakan untuk melakukan perekaman dan pengolahan formulir Pendataan Keluarga (F/I/PK/15) menjadi basis data keluarga.

l. Sarasehan hasil Pendataan Keluarga

Adalah pertemuan yang dilakukan oleh pengelola/petugas KB dengan pimpinan wilayah/pihak-pihak yang berkepentingan setempat, untuk melakukan verifikasi dan validasi data keluarga, pada tingkat dusun/RW sampai desa/kelurahan untuk membahas dan menyepakati hasil Pendataan Keluarga.

m. Diseminasi hasil Pendataan Keluarga

Adalah suatu upaya kegiatan penyebarluasan hasil Pendataan Keluarga kepada pihak atau kelompok/individu yang berkepentingan dengan data informasi laporan hasil Pendataan Keluarga, agar mereka mengetahui, memahami dan memanfaatkan data informasi keluarga tersebut dalam

penggarapan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan

Pembangunan Keluarga.

n. Sosialisasi hasil Pendataan Keluarga

Adalah suatu upaya memasyarakatkan data hasil Pendataan Keluarga, sehingga data tersebut dikenal, dipahami, dihayati oleh pihak-pihak tertentu yang berkepentingan atau masyarakat umum.

2. Kependudukan a. Agama

Adalah keyakinan yang dianut oleh masing masing keluarga/anggota keluarga, terdiri dari : Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dan lainnya. b. Pendidikan

Adalah pendidikan formal (baik melalui sekolah umum, swasta, homeschooling, ataupun kejar paket).

(14)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat c. Tidak/belum sekolah

Adalah status sekolah bagi mereka yang sama sekali belum pernah sekolah, termasuk mereka yang telah tamat atau belum tamat Taman Kanak-Kanak tetapi tidak/belum melanjutkan ke Sekolah Dasar. Selain itu juga, status sekolah bagi mereka yang pernah terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal, tetapi pada saat pendataan tidak lagi terdaftar dan tidak lagi aktif.

d. Masih bersekolah

Adalah status sekolah bagi mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan formal.

e. Pekerjaan

Adalah keadaan ketenagakerjaan yang meliputi kegiatan yang dilakukan selama seminggu yang lalu, bidang usaha/pekerjaan utama, dan status/kedudukan dalam pekerjaan utama.

f. Status Perkawinan

Adalah keadaan yang menyatakan ada atau tidaknya ikatan perkawinan pada lelaki dan perempuan, yang dinyatakan sah berdasarkan hukum/agama/adat. g. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Adalah semua asuransi kesehatan yang terdapat di Indonesia yang memberikan jaminan kesehatan perorangan ataupun badan.

h. Peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (BPJS – PBI)

Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta jaminan Kartu BPJS atau program jaminan kesehatan lainnya yang diterima melalui bantuan iuran pemerintah atau pemerintah daerah secara gratis, dan berlaku pada program BPJS.

i. Peserta BPJS Bukan Penerima Bantuan Iuran (BPJS – Non PBI)

Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta jaminan Kartu BPJS atau program jaminan kesehatan lainnya yang diterima dari mendaftarkan sendiri-sendiri ataupun kolektif dengan pembiayaan premi secara mandiri, dan berlaku pada program BPJS.

j. Peserta Jaminan Kesehatan Nasional bukan Peserta BPJS (Non BPJS)

Adalah individu atau anggota keluarga yang menjadi peserta jaminan kartu asuransi kesehatan lainnya diluar program BPJS, yang diterima dari

(15)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

mendaftarkan sendiri-sendiri ataupun kolektif dengan pembiayaan premi secara mandiri.

k. Tidak Punya Asuransi

Adalah individu atau anggota keluarga yang tidak memiliki jaminan kesehatan apapun, baik yang dimiliki secara gratis maupun dengan membayar/mendaftar secara mandiri.

3. Keluarga Berencana

a. Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 10 - 49 tahun.

b. Usia Kawin Pertama adalah usia suami dan istri pada saat pertama kali menikah. Jika sudah menikah dua kali, maka yang dicatat adalah umur saat pertama kali kawin.

c. Jumlah Anak Yang Pernah Dilahirkan Hidup adalah banyaknya anak yang pernah dilahirkan berdasarkan jenis kelamin, dalam kondisi hidup atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan seperti bernafas, ada denyut jantung atau denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot. Jika anak pada saat dilahirkan dalam kondisi hidup kemudian meninggal pada waktu masih bayi tetap dikatakan anak lahir hidup (ALH).

d. Peserta Keluarga Berencana (KB) adalah pasangan usia subur yang suami atau istrinya sedang menggunakan/pernah menggunakan salah satu metode kontrasepsi modern/tradisional. Metode Kontrasepsi Modern adalah IUD, MOP, MOW, Kondom, Implant, Suntik, dan Pil. Metode Kontrasepsi Tradisional adalah kalender, obat tradisional, senggama terputus dan MAL atau cara tradisional lainnya.

e. Bukan Peserta Keluarga Berencana (KB) adalah pasangan usia subur (suami ataupun istri) yang tidak sedang menggunakan salah satu metode kontrasepsi modern/tradisional atau karena alasan lainnya pada saat pendataan (sedang hamil; alasan fertilitas, tidak menyetujui KB; tidak tahu tentang KB; takut efek samping; pelayanan KB jauh; tidak mampu/mahal; dan lainnya).

Sedangkan, untuk alasan lainnya misalnya alasan agama, dilarang suami. f. Tempat Pelayanan KB

Adalah tempat pelayanan KB milik pemerintah maupun swasta yang meliputi: RSUP/RSUD; RS TNI; RS POLRI; RS SWASTA; Klinik Utama; Puskesmas; Klinik

(16)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Pratama; Praktek Dokter; RS Pratama; Pustu/Pusling/Bidan Desa; Poskesdes/Polindes; Praktek Bidan; Pelayanan Bergerak; dan lainnya. g. RSUP/RSUD adalah rumah sakit yang berada dalam satuan kerja perangkat

daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

h. Rumah Sakit TNI adalah rumah sakit yang dikelola oleh TNI. i. Rumah Sakit POLRI adalah rumah sakit yang dikelola oleh POLRI.

j. Rumah Sakit Swasta adalah rumah sakit yang dikelola oleh swasta, baik pribadi ataupun lembaga.

k. Klinik Utama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.

l. Puskesmas adalah fasilitas kesehatan pemerintah di tingkat kecamatan maupun desa/kelurahan.

m. Klinik Pratama adalah klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar. n. Praktek Dokter adalah dokter yang melaksanakan praktik secara

mandiri/perorangan, termasuk didalamnya dokter umum maupun dokter spesialis.

o. Rumah Sakit Pratama adalah rumah sakit umum yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) untuk peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, serta pelayanan penunjang lainnya.

p. Pustu/Pusling/Bidan Desa adalah layanan puskesmas pembantu, puskesmas keliling maupun bidan desa.

q. Poskesdes/Polindes adalah layanan pos kesehatan desa ataupun pos bersalin desa.

r. Praktek Bidan adalah bidan yang melaksanakan praktik secara mandiri/perorangan.

(17)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

s. Pelayanan Bergerak adalah fasilitas kesehatan yang siap guna dan bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain di daerah tertinggal, terpencil, kepulauan dan daerah perbatasan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang dilaksanakan selama 24 jam melalui pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat/pelayanan darurat.

4. Pembangunan Keluarga

a. Keluarga Membeli Minimal Satu Stel Pakaian Baru Untuk Seluruh Anggota Keluarga Setahun Sekali

Adalah keluarga yang mampu membeli pakaian baru untuk seluruh anggota keluarganya paling kurang satu kali dalam satu tahun. Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak pakai (baru ataupun bekas).

b. Seluruh Anggota Keluarga Makan Minimal 2 (Dua) Kali Sehari

Pengertian makan adalah makan menurut kebiasaan keluarga atau masyarakat setempat. Keluarga mampu menyediakan makanan bersumber karbohidrat (misalnya makan nasi, sagu, singkong (ubi kayu), ubi (ubi jalar), jagung, dan sumber karbohidrat lainnya) dua kali sehari untuk seluruh anggota keluarganya. Dikatakan tidak berlaku bila terdapat anggota keluarga tidak makan minimal 2 kali sehari karena alasan lain, bukan karena alasan ekonomi, seperti sedang diet.

c. Seluruh Anggota Keluarga Bila Sakit Berobat Ke Fasilitas Kesehatan

Adalah keluarga mengakses fasilitas kesehatan dan pengobatan modern pada saat dibutuhkan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit.

d. Seluruh Anggota Keluarga Memiliki Pakaian Yang Berbeda Untuk Di Rumah, Bekerja/Sekolah dan Bepergian

Adalah pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus memakai pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda-beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian (seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan sebagainya).

e. Seluruh Anggota Keluarga Makan Daging/Ikan/Telur Minimal Seminggu Sekali

Adalah memakan daging yang berasal dari hewan ternak (hewan potong), ikan dan telur sebagai lauk pada waktu makan, dengan kata lain kebutuhan

(18)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

protein dan asupan gizi terpenuhi oleh seluruh anggota keluarga. Indikator ini tidak berlaku untuk keluarga vegetarian.

f. Seluruh anggota keluarga menjalankan ibadah agama sesuai ketentuan agama yang dianut

Adalah kegiatan seluruh anggota keluarga untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan ajaran agama yang dianut.

g. Pasangan usia subur dengan dua anak atau lebih menjadi peserta KB Adalah pasangan suami istri, yang istrinya berumur 10 - 49 tahun dengan dua anak atau lebih dan pada saat pendataan suami atau istrinya menggunakan salah satu alat kontasepsi modern/tradisional.

h. Keluarga Memiliki Tabungan Dalam Bentuk Uang/Emas/Tanah/ Hewan Minimal Senilai Rp.1.000.000,- Adalah untuk mengetahui apakah sebagian penghasilan keluarga disisihkan untuk ditabung baik berupa uang maupun berupa barang (misalnya dibelikan emas/barang perhiasan, hewan ternak, sawah, tanah, rumah sewaan dan sebagainya), dan jika diuangkan minimal senilai Rp.1.000.000,-

i. Keluarga Memiliki Kebiasaan Berkomunikasi Dengan Seluruh Anggota Keluarga

Adalah kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk berkumpul dan bersama-sama membahas persoalan yang dihadapi dalam satu minggu atau untuk berkomunikasi dan bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga paling kurang seminggu sekali.

j. Keluarga Ikut dalam Kegiatan Sosial Di Lingkungan RT Adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian dari anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di lingkungan Rukun Tetangga (RT) di tempat tinggal sekitarnya yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong royong, ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.

k. Keluarga Memiliki Akses Informasi Dari Surat Kabar/Majalah/Radio/ TV/Lainnya

Adalah tersedianya kesempatan bagi anggota keluarga untuk memperoleh informasi baik secara lokal, nasional, regional, maupun internasional, melalui media cetak (seperti surat kabar, majalah, bulletin) atau media elektronik (seperti radio, televisi). Media massa tersebut tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi dapat juga

(19)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

yang dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain, ataupun yang menjadi milik umum/milik bersama.

l. Keluarga Memiliki Anggota Yang Menjadi Pengurus Kegiatan Sosial

Adalah adanya anggota keluarga yang menjadi pengurus pada berbagai organisasi/kepanitiaan di lingkungan tempat tinggal (seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian, olah raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).

m. Keluarga Mempunyai Balita Ikut Kegiatan Posyandu

Adalah keluarga yang mempunyai anak balita yang berumur 1-5 tahun yang mengikuti kegiatan di Posyandu di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga. Anak lebih dari 5 tahun atau lebih dari 59 bulan tidak termasuk balita. Posyandu adalah “pos tempat pelayanan terpadu” sebagai wahana mendekatkan pelayanan kesehatan dan KB oleh Puskesmas/Pustu setempat untuk memberikan pemeriksaan dan pelayanan kesehatan dan KB bagi ibu dan anak balita di daerah setingkat desa/dusun/RW/RT.

n. Keluarga Mempunyai Balita Ikut Kegiatan BKB

Adalah keluarga yang mempunyai anak berusia di bawah lima tahun, yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga. Bina Keluarga Balita (BKB) adalah upaya peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota keluarga lainnya dengan anak balita.

o. Keluarga Mempunyai Remaja Ikut Kegiatan BKR

Adalah keluarga yang mempunyai anak remaja (anak usia 10- 24 tahun), yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga. Bina Keluarga Remaja (BKR) adalah upaya untuk peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran orang tua dalam mendidik anak remaja dengan benar, agar anak remaja terhindar dari perilaku seks bebas, HIV-AIDS, dan narkoba.

p. Ada Anggota Keluarga Masih Remaja Ikut PIK R/M

Adalah anak remaja berusia 10-24 tahun yang ada di keluarga mengikuti kegiatan Remaja (Pusat Informasi dan Konsultasi Remaja), baik

(20)

PIK-Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Remaja di sekolahnya maupun PIK-Remaja di organisasi tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga. Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) adalah suatu wadah kegiatan Program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja (PKBR) yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja, guna memberikan informasi dan konseling kesehatan reproduksi serta perencanaan kehidupan berkeluarga.

q. Keluarga Lansia atau Masih Mempunyai Lansia Ikut Kegiatan BKL Adalah keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang berusia 60 tahun keatas (lansia), yang aktif mengikuti kegiatan Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga. Bina Keluarga Lansia (BKL) adalah upaya untuk peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga yang lansia.

r. Keluarga Mengikuti Kegiatan UPPKS

Adalah keluarga yang aktif menjadi pengurus/anggota UPPKS di lingkungan tempat tinggalnya, pada tahun pelaksanaan Pendataan Keluarga. Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) adalah kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga, terutama kaum ibu para peserta KB dari Keluarga Pra Sejahtera serta keluarga tahapan lainnya, dalam rangka meningkatkan derajat kesejahteraan keluarga.

s. Jenis Atap Rumah Terluas

Adalah digunakan untuk mengetahui jenis atap rumah terluas yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari: daun/rumbia; seng/asbes; genteng/sirap; lainnya.

t. Jenis Dinding Rumah Terluas

Adalah digunakan untuk mengetahui jenis dinding rumah terluas yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari: tembok; kayu/seng; bambu; lainnya

u. Jenis Lantai Rumah Terluas

Adalah digunakan untuk mengetahui jenis lantai rumah terluas yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah terbuat dari: ubin/keramik/marmer; semen/papan; tanah; dan lainnya.

(21)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat v. Sumber Penerangan Utama

Adalah keluarga yang memiliki sumber penerangan listrik dari PLN atau non PLN, diesel/genset (yang dimaksud adalah adalah diesel/genset pribadi), lampu minyak dan lainnya.

w. Sumber Air Minum

Adalah sumber air minum yang digunakan oleh seluruh anggota keluarga apakah berasal dari: ledeng/kemasan; sumur terlindung/pompa/mata air; air hujan/air sungai; dan lainnya.

x. Bahan Bakar Utama Untuk Memasak

Adalah bahan bakar utama yang digunakan oleh anggota keluarga untuk memasak sehari-hari, apakah menggunakan: listrik/gas; minyak tanah; arang/kayu; lainnya.

y. Fasilitas Tempat Buang Air Besar

Adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat digunakan oleh seluruh anggota keluarga. Fasilitas tempat buang air besar dibedakan menjadi: jamban sendiri bila hanya digunakan oleh seluruh anggota saja; jamban bersama bila digunakan oleh seluruh anggota keluarga dengan beberapa orang lainnya diluar anggota keluarga; jamban umum bila fasilitas tempat buang air besar dapat digunakan oleh setiap orang; dan lainnya.

z. Status Kepemilikan Rumah/Bangunan Tempat Tinggal

Adalah status kepemilikan rumah/bangunan tempat tinggal yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga, apakah milik sendiri/sewa/kontrak/lainnya. Jika rumah tempat tinggal adalah milik sendiri atau bukan menumpang tinggal dengan orang lain/sewa/mengontrak, harus dan dibuktikan menurut bukti kepemilikan tanah tempat tinggal.

aa. Luas Rumah/Bangunan Keseluruhan (m2)

Adalah keseluruhan luas bangunan, baik tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk bagian dapur, kamar mandi, paviliun, garasi dan gudang yang ditempati oleh seluruh anggota keluarga dalam (m2).

bb. Orang Yang Biasa Tinggal dan Menetap di Rumah/ Bangunan ini

Adalah keseluruhan jumlah orang yang biasa tinggal di rumah yang ditempati.

(22)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

BAB II

CAKUPAN DAN HASIL PENDATAAN KELUARGA

A. Cakupan Pendataan Keluarga

Cakupan Pendataan ini adalah kemampuan kader pendata untuk mendata jumlah keluarga yang ada pada saat pendataan keluarga. Cakupan pendataan terdiri dari cakupan laporan dari berbagai tingkatan wilayah yaitu kab/kota, kecamatan, desa/kelurahan/nagari, dusun/RW/jorong/Korong dan RT serta kepala keluarga 1. Kabupaten/Kota

Cakupan laporan dari tingkat kabupaten/kota pada pendataan keluarga tahun 2015 sebanyak 100%, dari 19 kab/kota yang sudah didata adalah sebanyak 19 kab/kota.

2. Kecamatan

Cakupan laporan dari tingkat kecamatan pada pendataan keluarga tahun 2015 sebanyak 100%, dari 179 kecamatan yang sudah didata adalah sebanyak 179 kecamatan.

3. Desa/Kelurahan/Nagari

Cakupan laporan dari tingkat desa/kelurahan/nagari pada pendataan keluarga tahun 2015 sebanyak 99,48%, dari 1.145 desa/kelurahan/nagari yang sudah didata adalah sebanyak 1.139 desa/kelurahan/nagari.

4. Dusun/RW/Jorong/Korong

Cakupan laporan dari tingkat dusun/RW/jorong/korong pada pendataan keluarga tahun 2015 sebanyak 97,54%, dari 5.573 dusun/RW/jorong/korong yang sudah didata adalah sebanyak 5.436 dusun/RW/jorong/korong.

5. Rukun Tetangga (RT)

Cakupan laporan dari tingkat Rukun Tetangga pada pendataan keluarga tahun 2015 sebanyak 94,41%, dari 10.502 RT yang sudah didata adalah sebanyak 9.915 RT.

Tabel 1. Cakupan Laporan

Wilayah Yang Ada Yang Didata Cakupan

Kab/Kota 19 19 100,00 % Kecamatan 179 179 100,00 % Desa/Kelurahan/Nagari 1.145 1.139 99,48 % Dusun/RW/Jorong/Korong 5.573 5.436 97,54 % Rukun Tetangga (RT) 10.502 9.915 94,41 % Kepala Keluarga (KK) 1.302.631 1.256.890 96,49 %

(23)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat B. Data Demografi

Data demografi yang disajikan dalam laporan ini mencakup keterangan yang berkaitan dengan keluarga, jumlah keluarga, kepala keluarga, pendidikan, pekerjaan, jumlah jiwa dalam keluarga baik dalam bentuk agregat maupun kelompok umur dan pasangan usia subur (PUS).

1. Jumlah Kepala Keluarga (KK)

Jumlah kepala keluarga yang berhasil didata pada pendataan keluarga tahun 2015 sebanyak 1.256.890 kepala keluarga atau 96,49 % dari proyeksi sebanyak 1.302.631 kepala keluarga di Sumatera Barat. Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah KK di Sumatera Barat mulai tahun 2011 – 2015 bertambah sebanyak 55.724 kepala keluarga atau dalam setahun rata-rata bertambah 13.931 kepala keluarga.

Gambar 1. Trend Jumlah KK Tahun 2011-2015

Jumlah keluarga per kabupaten/kota sangat beragam mulai yang terkecil 12.366 kk di Kota Padang Panjang dan terbesar 177.435 kk di Kota Padang Panjang.

Gambar 2. Jumlah KK per Kabupaten/Kota

1201166 1213112 1233868 1241952 1256890 1160000 1180000 1200000 1220000 1240000 1260000 1280000 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah KK 12,366 16,107 16,310 16,431 20,180 26,954 33,166 40,425 51,125 57,607 66,011 90,435 95,759 96,962 97,153 106,121 116,101 120,242 177,435 0 50,000 100,000 150,000 200,000

Kota Padang Panjang Kepulauan Mentawai Kota Sawah Lunto Kota Solok Kota Pariaman Kota Bukittinggi Kota Payakumbuh Solok Selatan Dharmasraya Sijunjung Pasaman Pasaman Barat Solok Tanah Datar Padang Pariaman Lima Puluh Koto Agam Pesisir Selatan Kota Padang

(24)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Jumlah KK sebanyak 1.256.890, terdiri dari KK laki-laki sebanyak 1.042.681 atau 82,96% dan KK perempuan sebanyak 214.209 atau 17,04%.

Gambar 3. Persentase KK Laki-Laki dan Perempuan

Data selengkapnya tentang jumlah KK, jumlah KK laki-laki dan jumlah KK perempuan dapat dilihat pada lampiran tabel 1 s/d 3.

2. Jumlah Jiwa Dalam Keluarga

Pada tahun 2015 dapat dirata-ratakan untuk jumlah jiwa dalam keluarga pada 1 (satu) keluarga sebanyak 3,7 yang artinya dalam 1 (satu) keluarga memiliki 3-4 jiwa yang terdiri dari orang tua (bapak dan ibu) dan anak-anak. Semakin tinggi angka rata-rata maka semakin banyak tanggungan dalam satu keluarga dan sebaliknya semakin rendah rata-rata benyak jiwa dalam keluarga maka tanggungan semakin sedikit dan keluarga bias sejahtera secara ekonomi.

Jumlah jiwa dalam keluarga terdiri dari laki-laki dan perempuan, jumlah jiwa sebanyak 4.650.706 jiwa, laki-laki sebanyak 2.345.338 jiwa dan perempuan sebanyak 2.305.368 jiwa. Jumlah jiwa dalam keluarga menurut kelompok umur (tahun) baik laki-laki maupun perempuan mulai dari umur 0 - <1 tahun sampai dengan 75 tahun keatas dapa dilihat pada grafik berikut.

78.94 79.13 79.39 79.91 80.83 81.08 82.08 83.14 83.66 83.72 83.81 83.94 84.15 84.35 85.26 86.11 86.90 89.90 90.66 21.06 20.87 20.61 20.09 19.17 18.92 17.92 16.86 16.34 16.28 16.19 16.06 15.85 15.65 14.74 13.89 13.10 10.10 9.34 P A D A N G P A R I A M A N A G A M K O T A P A R I A M A N T A N A H D A T A R L I M A P U L U H K O T O K O T A P A D A N G P A N J A N G S O L O K P E S I S I R S E L A T A N K O T A B U K I T T I N G G I K O T A S A W A H L U N T O K O T A P A Y A K U M B U H P A S A M A N K O T A S O L O K P A S A M A N B A R A T K O T A P A D A N G S O L O K S E L A T A N S I J U N J U N G D H A R M A S R A Y A K E P U L A U A N M E N T A W A I KK Laki-Laki KK Perempuan

(25)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Gambar 4. Jumlah Jiwa Dalam Keluarga Menurut Kelompok Umur

Data selengkapnya tentang jumlah jiwa dalam keluarga baik laki-laki dan perempuan menurut kelompok umur dapat dilihat pada lampiran tabel 4 dan 5

3. Pendidikan

Jumlah kepala keluarga menurut tingkat pendidikan mulai dari SD/MI, SLTP/MTSN, SLTA/MA dan PT/Akademi, dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5. Persentase Kepala Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan

7.5 9.9 10.5 10.2 8.8 7.9 7.8 7.4 6.5 5.7 5.0 4.6 3.5 1.9 1.3 1.5 7.1 9.4 9.9 9.7 8.5 7.6 7.7 7.3 6.7 5.9 5.3 4.9 3.6 2.1 1.8 2.5 12.0 7.0 2.0 3.0 8.0 1 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+ Perempuan Laki-laki Tidak Tamat SD, 14.1 Masih SD/MI, 0.28 Tamat SD/MI, 31.93 Masih SLTP/MTSN, 0.64 Tamat SLTP/MTSN, 18.29 Masih SLTA/MA, 0.54 Tamat SLTA/MA, 26.11 Masih PT/Akademi, 0.31 Tamat PT/Akademi, 7.8

(26)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Jumlah jiwa dalam keluarga keluarga menurut tingkat pendidikan mulai dari SD/MI, SLTP/MTSN, SLTA/MA dan PT/Akademi dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 6. Persentase Jiwa dalam Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 6. 4. Pekerjaan

Jumlah kepala keluarga menurut pekerjaan mulai dari petani, nelayan, pedagang, PNS/TNI/POLRI, pegawai swasta, wiraswasta, pensiunan, pekerja lepas dan lainnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 7. Persentase Kepala Keluarga Menurut Pekerjaan

Tidak Tamat SD, 8.2 Masih SD/MI, 13.64 Tamat SD/MI, 20.44 Masih SLTP/MTSN, 6.27 Tamat SLTP/MTSN, 14.03 Masih SLTA/MA, 4.84 Tamat SLTA/MA, 21.92 Masih PT/Akademi, 3.22 Tamat PT/Akademi, 7.43 Tidak/Belum Sekolah, 11.78 Petani, 41.42 Nelayan, 1.52 Pedagang, 6.87 PNS/TNI/POLRI, 11.08 Pegawai Swasta, 18.5 Wiraswasta, 2.89 Pensiunan, 9.02 Pekerja Lepas, 8.71 Belum/Tidak Bekerja, 5.6

(27)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Jumlah jiwa dalam keluarga menurut pekerjaan mulai dari petani, nelayan, pedagang, PNS/TNI/POLRI, pegawai swasta, wiraswasta, pensiunan, pekerja lepas dan lainnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 8. Persentase Jiwa dalam Keluarga Menurut Pekerjaan

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 10 dan 11. 5. Status Perkawinan Kepala Keluarga

Status perkawinan kepala keluarga terdiri dari belum kawin, kawin dan janda/duda dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 9. Persentase Kepala Keluarga Berdasarkan Status Perkawinan

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 12.

Petani, 31.73 Nelayan, 0.99 Pedagang, 6.49 PNS/TNI/POLRI, 12.71 Pegawai Swasta, 15.28 Wiraswasta, 2 Pensiunan, 8.7 Pekerja Lepas, 22.1 Belum/Tidak Bekerja, 51.04 Belum Kawin, 0.8 Kawin, 79.14 Janda/Duda, 20.06

(28)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

6. Status Jaminan Kesehatan Nasional Jiwa Dalam Keluarga

Status jaminan kesehatan nasional jiwa dalam keluarga terdiri dari PBI, BPJS-Non PBI, BPJS-Non BPJS dan tidak memiliki JKN dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 10. Persentase Jiwa Dalam Keluarga Berdasarkan Kesertaan dalam JKN

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 13. 7. PUS Berdasarkan Kelompok Umur Istri

Jumlah PUS berdasarkan kelompok umur istri terdiri dari umur < 20 tahun, 20 – 29 tahun dan 30 – 49 tahun dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 11. Persentase PUS berdasarkan Kelompok Umur Istri

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 14.

BPJS-PBI, 27.29 BPJS-Non PBI, 13.76 Non BPJS, 5.42 Tidak Ada JKN, 53.53 < 20 Tahun, 0.84 20 - 29 Tahun, 22.41 30 - 49 Tahun, 76.76

(29)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat 8. PUS berdasarkan Usia Kawin Pertama

Jumlah PUS berdasarkan usia kawin pertama baik suami dan istri dibedakan menurut umur yaitu untuk istri umur 21 tahun dan suami umur 25 tahun karena umur tersebut menjadi acuan umur standar usia perkawinan pertama yang berjumlah 727.845 PUS yang dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 12. Persentase PUS berdasarkan Usia Kawin Pertama

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 15. 9. Jumlah PUS menurut Kabupaten dan Kota

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di Sumatera Barat dilihat dari data terjadi penambahan dan pengurangan dari tahun ke tahun, data perkembangan jumlah PUS dari tahun 2011 – 2015 dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 13. Trend Jumlah PUS 2011-2015

Terjadinya penurunan jumlah PUS ini, salah satu penyebabnya adalah dikarenakan cakupan pendataan keluarga yang belum mencapai 100% di semua tingkat wilayah di bawah kecamatan.

< 21 Tahun, 0.84 >= 21 Tahun, 22.41

ISTRI

< 25 Tahun, 11.04 >= 25 Tahun, 88.96

SUAMI

810392 806173 796810 822564 727845 680000 700000 720000 740000 760000 780000 800000 820000 840000 2011 2012 2013 2014 2015 Jumlah KK

(30)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Jumlah PUS menurut kabupaten dan kota yang berjumlah 727.845 dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 14. Jumlah PUS menurut Kabupaten dan Kota

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 18. C. Data Keluarga Berencana (KB)

1. Jumlah PUS berdasarkan kesertaan ber-KB

Dari jumlah PUS yang ada sebanyak 727.845 terdiri dari yang sedang ber-KB sebanyak 416.241 atau 57,19%, yang pernah ber-KB 137.313 atau 18,87% dan yang tidak pernah ber-KB sebanyak 174.291 atau 23,95%.

Gambar 15. Persentase PUS berdasarkan Kesertaa ber-KB

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 18.

6,836 9,484 10,102 10,311 11,544 15,599 19,124 26,753 36,311 38,239 39,905 47,551 50,059 56,006 57,354 58,385 58,448 71,328 104,506 0 20,000 40,000 60,000 80,000100,000120,000

Kota Padang Panjang Kota Sawah Lunto Kota Solok Kota Pariaman Kepulauan Mentawai Kota Bukittinggi Kota Payakumbuh Solok Selatan Dharmasraya Sijunjung Pasaman Tanah Datar Padang Pariaman Solok Lima Puluh Koto Pasaman Barat Agam Pesisir Selatan Kota Padang Sedang ber-KB, 57.19 Pernah ber-KB, 18.87 Tidak ber-KB, 23.95

(31)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

2. Jumlah PUS berdasarkan Metode Kontrasepsi Yang Sedang Digunakan

Dari jumlah PUS yang ada sebanyak 727.845 yang sedang ber-KB sebanyak 416.241 terdiri dari peserta KB modern sebanyak 413.405 atau 99,32% dan peserta KB tradisonal 2.836 atau 0,68%.

Gambar 16. Persentase PUS berdasarkan Metode Kontrasepsi Modern Yang Sedang Digunakan

Persebaran Peserta KB Aktif per kabupaten/kota dapat dilihat dengan jumlah PUS peserta KB modern dibagi dengan total PUS, yaitu:

Gambar 17. Persentase PUS berdasarkan Metode Kontrasepsi Modern per Kab/Kota

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 19.

IUD, 8.14 MOW, 3.43 MOP, 0.41

KONDOM, 2.40 IMPLANT, 10.68 SUNTIK, 62.72 PIL, 12.23 43.30 46.69 47.17 51.10 51.33 51.81 54.36 54.95 56.27 57.97 60.87 62.27 63.99 64.15 64.52 65.30 65.33 65.37 68.69 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 Padang Pariaman Kota Padang Kota Pariaman Agam Kepulauan Mentawai Pasaman Barat Kota Padang Panjang Kota Bukittinggi Pasaman Kota Payakumbuh Pesisir Selatan Tanah Datar Solok Selatan Solok Kota Sawah Lunto Kota Solok Sijunjung Lima Puluh Koto Dharmasraya

(32)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

3. Jumlah PUS berdasarkan Keinginan mempunyai Anak

PUS berdasarkan keinginan mempunyai anak terdiri dari segera (<2 tahun), kemudian (>=2 tahun) dan tidak ingin punya anak lagi.

Gambar 18. Persentase PUS berdasarkan Keinginan mempunyai Anak

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 22.

4. Jumlah PUS Bukan Peserta KB berdasarkan Alasan Tidak ber-KB

PUS bukan peserta KB berdasarkan alasan tidak ber-KB terdiri dari sedang hamil, alasan fertilitas, tidak menyetujui KB, tidak tahu tentang KB, takut efek samping, pelayanan KB jauh, tidak mampu/mahal dan lainnya.

Jumlah PUS bukan peserta KB sebanyak 311.604 yang terdiri dari sedang hamil 13.318, alasan fertilitas 6.907, tidak menyutujui KB 1.067, tidak tahu tentang KB 192, takut efek samping 12.181, pelayanan KB jauh 503, tidak mampu/mahal 456 dan lainnya 102.689.

Gambar 19. Persentase PUS Bukan Peserta KB berdasarkan Alasan Tidak ber-KB

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 23.

Segera (<2 Tahun), 14.90 Kemudian (>=2 Tahun), 33.44 TIAL, 51.66 SEDANG HAMIL, 4.27 ALASAN FERTILITAS, 2.22 TIDAK SETUJU

KB, 0.34 TENTANG KB, 0.06TIDAK TAHU

TAKUT EFEK SAMPING, 3.91 PELAYANAN KB JAUH, 0.16 TIDAK MAMPU/MAHAL, 0.15 LAINNYA, 32.95 LAIN-LAIN, 55.93

(33)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

5. Jumlah PUS Peserta KB menurut Tempat Pelayanan

Jumlah peserta KB yang sedang ber-KB sebanyak 416.241 menggunakan tempat pelayanan seperti fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL), fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), Jaringan dan Jejaring.

Gambar 20. Jumlah PUS Peserta KB menurut Tempat Pelayanan

D. Data Pembangunan Keluarga (PK)

1. Pasangan Usia Subur dengan Dua Anak atau Lebih menjadi Peserta KB

Jumlah PUS dengan 2 anak atau lebih menjadi peserta KB yang Ya sebanyak 412.916, yang Tidak sebanyak 107.773 serta yang tidak berlaku sebanyak 208.603 terdiri dari punya anak 1 dan belum punya anak.

Gambar 20. Persentase PUS dengan Dua Anak atau Lebih Peserta KB

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 26.

16840 1043 281 3538 1751 80541 2218 5704 211 126183 30529 119988 4909 22505 0 20000 40000 60000 80000 100000 120000

RSUP / RSUD RS TNI RS POLRI

RS SWASTA KLINIK UTAMA PUSKESMAS KLINIK PRATAMA KLINIK DOKTER RS PRATAMA

PUSTU/PUSLING/BIDAN DESA POSKESDES/ POLINDES

PRAKTEK DOKTER PELAYANAN BERGERAK LAINNYA

YA, 56.62 TIDAK, 14.78

TIDAK BERLAKU,

(34)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

2. Keluarga yang mengikuti Posyandu dan Bina Keluarga Balita (BKB)

Jumlah keluarga yang memiliki balita (0 – 4 tahun) sebanyak 354.379 yang mengikuti posyandu dan BKB dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 21. Persentase Keluarga Yang Ikut Posyandu dan BKB

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 27. 3. Keluarga yang mengikuti Bina Keluarga Remaja (BKR)

Jumlah keluarga yang memiliki remaja sebanyak 658.292 yang mengikuti kegiatan BKR dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 22. Persentase Keluarga Yang Ikut BKR

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 27. 4. Keluarga yang mengikuti PIK Remaja

Jumlah keluarga yang memiliki remaja sebanyak 658.292 yang mengikuti kegiatan PIK Remaja dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Ikut Posyandu dan BKB, 75.92 Tidak Ikut Posyandu dan

BKB, 24.08

Ikut BKR, 18.71

(35)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Gambar 23. Persentase Keluarga Yang Ikut PIK Remaja

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 27. 5. Keluarga yang mengikuti Bina Keluarga Lansia (BKL)

Jumlah keluarga yang memiliki lansia sebanyak 302.412 yang mengikuti kegiatan BKL dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 24. Persentase Keluarga Yang Ikut BKL

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 27. 6. Keluarga yang mengikuti UPPKS

Jumlah keluarga yang yang mengikuti kegiatan UPPKS dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Ikut PIK Remaja, 18.45

Tidak Ikut PIK Remaja, 81.55

Ikut BKL, 20.29

(36)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Gambar 25. Persentase Keluarga Yang Ikut UPPKS

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 27.

7. Jenis Atap Rumah Terluas, Jenis Dinding Rumah Terluas, Jenis Lantai Rumah Terluas dan Sumber Penerangan

Jenis Atap terdiri dari daun/rumbia, seng/asbes, genteng/sirap dan lainnya. Jenis Dinding terdiri dari tembok, kayu/seng, bambu dan lainnya. Jenis lantai terdiri dari ubin/keramik/marmer, semen/papan, tanah dan lainnya. Sumber penerangan terdiri dari listrik, genset/diesel, lampu minyak dan lainnya.

Gambar 26. Persentase Penggunaan Jenis Atap Rumah Terluas, Jenis Dinding Rumah Terluas, Jenis Lantai Rumah Terluas dan Sumber Penerangan

Ikut UPPKS, 20.29

Tidak Ikut UPPKS, 79.71

Daun/Rumbia, 0.95 Seng/Asbes, 97.66 Genteng /Sirap, 1.19 Lainnya, 0.20

ATAP

Tembok, 74.52 Kayu/Seng, 24.43 Bambu, 0.58 Lainnya, 0.47

DINDING

(37)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 28.

8. Sumber Air Minum, Bahan Bakar Utama Memasak, Fasilitas BAB, Kepemilikan Rumah/Bangunan Tempat Tinggal.

Gambar 27. Persentase Penggunaan Air Minum, Bahan Bakar Memasak, Fasilitas BAB, Kepemilikan Rumah/Bangunan

Data selengkapnya dapat dilihat lampiran tabel 29.

Ubin/Keramik/ Marmer, 27.19 Semen/Papan, 71.33 Tanah, 1.02 Lainnya, 0.46

LANTAI

Listrik, 95.21 Genset/Diesel, 0.96 Lampu Minyak, 3.41 Lainnya, 0.42

PENERANGAN

Ledeng/Kemasan, 39.03 Sumur/Pompa, 47.44 Air Hujan/Sungai, 8.28 Lainnya, 5.26 AIR MINUM Listrik/Gas, 57.48 Minyak Tanah, 7.57 Arang/Kayu, 34.54 Lainnya, 0.41

BAHAN BAKAR MEMASAK

Jamban Sendiri, 69.54 Jamban Bersama, 13.20 Jamban Umum, 8.86 Tidak Ada, 8.40 FASILITAS BAB Milik Sendiri, 73.50 Sewa/Kon trak, 6.31 Menumpang, 18.48 Lainnya, 1.72 KEPEMILIKAN RUMAH/BANGUNAN

(38)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

9. Luas Rumah/Bangunan untuk Setiap Orang Yang Tinggal dan Menetap di Rumah/Bangunan.

Jumlah Luas Rumah dengan ukuran >=8 M2 sebanyak 1.043.387 dan ukuran <8 M2

Sebanyak 213.513.

Gambar 28. Persentase Luas Rumah/Bangunan untuk Setiap Orang Yang Tinggal dan Menetap di Rumah/Bangunan

< 8 M2, 16.99

(39)

Perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat

BAB III

PENUTUP

Data Pendataan Keluarga yang dilakukan bersama masyarakat ini merupakan data mikro keluarga di daerah yang sesungguhnya dapat menyediakan data dan informasi yang sangat penting untuk program pembangunan di daerah, khususnya Program KKBPK. Akan tetapi banyak kendala dan masalah dalam pendataan keluarga tersebut mulai lapangan sampai dengan terkumpulnya data dalam sebuah database.

Data hasil pendataan keluarga tahun 2015 bersifat sementara karena data terus berubah secara dinamis. Namun dengan adanya data yang cakupannya belum 100% kita dapat memperoleh potensi dan potret suatu daerah di Sumatera Barat.

Kedepan diharapkan cakupan pendataan keluarga dapat mencapai 100% dan validitas data dapat terjaga dengan baik, sehingga pelaksana Program KKBPK maupun mitra terkait dapat memanfaatkan data pendataan keluarga ini untuk perencanaan pembangunan yang cepat dan tepat.

Ucapak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah ikut menyukseskan pendataan keluarga ini dan diharapkan selanjutnya komitmen kita bersama untuk dapat memperbaiki data melalui updating pendataan keluarga dan pendataan bagi keluarga baru, sehingga data pendataan keluarga selalu update dan dapat dipercaya.

(40)

Gambar

Tabel 1. Cakupan Laporan
Gambar 2. Jumlah KK per Kabupaten/Kota
Gambar 3. Persentase KK Laki-Laki dan Perempuan
Gambar 4. Jumlah Jiwa Dalam Keluarga Menurut Kelompok Umur
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada kaitannya dalam penelitian ini penulis menganalisis gaya bahasa yang digunakan dalam Novel Tanah Surga Merah karya Arafat Nur.Setelah di analisis penulis

kebiasaan yang berlaku disuatu daerah dan masyarakat tertentu saja.89 Sembeq senggeteng masuk dalam jenis ini dengan alasan bahwa tradisi tidak akan pernah ditemui di daerah lain,

tersebut disebabkan oleh latar belakang dan karekter, serta pengalaman kepala sekolah yang berbeda. Demikian pula dengan motivasi kerja guru, setiap guru mempunyai motivasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai efektivitas pelaksanaan Musrenbang Kecamatan di Kota Semarang yang dianalisis berdasarkan empat faktor yaitu

Untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran Fisika dengan menerapkan model Picture and Picture dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan oleh guru selama

Tujuan teoretis penelitian ini adalah mendeskripsikan hakikat kebahagiaan dan nilai- nilai moral Islam yang terkandung dalam novel ABP dengan menerapkan teori semiotika

Terdapat pesan dari tari Sodoran kepada masyarakat, khususnya remaja, untuk mengingat kehidupannya, asal-muasalnya, kehati-hatian dalam pergaulan, serta pesan

Pada beberapa desa di Provinsi Sumatera Barat terdapat (1) sisa dana desa yang berasal dari alokasi tahap III yang belum disalurkan dari RKUD ke Rekening Kas Desa