• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASkep+Filariasis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASkep+Filariasis"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A.

A. LaLatatar Br Belelakakanangg

(HARUS ADA INTRODUKSI, JUSTIFIKASI, KRONOLOGIS DAN KONSEP SOLUSI) (HARUS ADA INTRODUKSI, JUSTIFIKASI, KRONOLOGIS DAN KONSEP SOLUSI)

Fil

Filariaariasis sis adaadalah lah penpenyayakit kit menmenular ular (Pe(Penynyakit akit KakKaki i GajGajah) ah) yayang ng disdisebaebabkabkan n oleoleh h cacicacingng Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun ( kronis ) dan bila tidak mendapat

tidak mendapatkan kan pengopengobatan dapat batan dapat menimmenimbulkabulkan n cacatmcacatmenetap berupa enetap berupa pembpembesaran esaran kaki, lengankaki, lengan dan alat

dan alat kelamkelamin in baik perempubaik perempuan an maupmaupunlakunlaki-laki. kibatnyi-laki. kibatnya a pendependerita rita tidak dapat bekerja tidak dapat bekerja secarasecara opt

optimaimal l bahbahkan kan hidhidupnupnyayatergtergantantung ung kepkepada ada oraorang ng lailain n sehisehinggngga a memmemnjanjadi di bebbeban an kelkeluaruarga,ga, masyarakat dannegara.

masyarakat dannegara. !i

!i "ndo"ndonesia penyakit Kaki nesia penyakit Kaki Gajah tersebar luas Gajah tersebar luas hamphampir ir di seluruh di seluruh proppropinsi.#insi.#erdasarerdasarkankan laporan dari hasil sur$ei pada tahun %&&& yang lalu tercatat sebanyak ' desa di *+ Puskesmas laporan dari hasil sur$ei pada tahun %&&& yang lalu tercatat sebanyak ' desa di *+ Puskesmas tersebar di %' Kabupaten %* Propinsi sebagai lokasiyang endemis, dengan jumlah kasus kronis *% orang. tersebar di %' Kabupaten %* Propinsi sebagai lokasiyang endemis, dengan jumlah kasus kronis *% orang. asil sur$ei laboratorium,melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata mikrofilaria rate (f rate) ,' /, asil sur$ei laboratorium,melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata mikrofilaria rate (f rate) ,' /,  berartisekitar * juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar '&& juta orangmempunyai resiko  berartisekitar * juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar '&& juta orangmempunyai resiko

tinggi untuk ketularan karena $ektornya tersebar luas. tinggi untuk ketularan karena $ektornya tersebar luas. 01 sudah menetapkan Kesepakatan Global (

01 sudah menetapkan Kesepakatan Global ( The Global Goal of EliminThe Global Goal of Eliminationof Lymphaticationof Lymphatic  Filariasis as

 Filariasis as a Public a Public Health problem Health problem by The by The YearYear %&%&). Program eliminasi dilaksanakan melalui%&%&). Program eliminasi dilaksanakan melalui  pengobatan

 pengobatan massal massal dengan dengan !23 !23 dan dan lbenda4olsetahun lbenda4olsetahun sekali sekali selama selama   tahun tahun di di lokasi lokasi yangyang endem

endemis is dan pera5atan kasus dan pera5atan kasus kliniklinis s baik ybaik yang ang akut maupun kronis untuk mencegah kecacatan danakut maupun kronis untuk mencegah kecacatan dan men

mengurgurangangi i penpenderderitanitanyaya."n."ndondonesia esia akaakan n melmelaksaksanaanakan kan elieliminminasi asi penpenyayakit kit kakkaki i gajgajah ah secasecarara  bertahap

 bertahap dimulai pada dimulai pada tahun tahun %&&% %&&% di di   kabupaten. kabupaten. Perluasan Perluasan 5ilayah 5ilayah akan akan dilaksanakan dilaksanakan setiapsetiap tahun.Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu6 0ucheria bancrofti, tahun.Penyebab penyakit kaki gajah adalah tiga spesies cacing filarial yaitu6 0ucheria bancrofti, #rugia malayi dan #rugia timori. 7ektor penular 8 di "ndonesia hingga saatini telah diketahui ada % #rugia malayi dan #rugia timori. 7ektor penular 8 di "ndonesia hingga saatini telah diketahui ada % spesies nyamuk dari genus nopheles, 3ule9, ansonia,edes, dan rmigeres yang dapat berperan spesies nyamuk dari genus nopheles, 3ule9, ansonia,edes, dan rmigeres yang dapat berperan sebagai $ektor penular penyakit kaki gajah.

(2)
(3)

B. T!an U"" B. T!an U""

:etelah menyelesaikan dan mempresentasikan makalah dengan pokok pembahasan asuhan :etelah menyelesaikan dan mempresentasikan makalah dengan pokok pembahasan asuhan kepera5atan pada Klien dengan Penyakit Filariasis

kepera5atan pada Klien dengan Penyakit Filariasis

#. T!an K$%% #. T!an K$%%

:etelah menyelesaikan pokok bahasan ini mahasis5a mampu 8 :etelah menyelesaikan pokok bahasan ini mahasis5a mampu 8

'.

'. emahemahami ami definidefinisi dsi dan an etioletiologi ogi PenyPenyakit akit FilariFilariasisasis %.

%. ememahamahami patofi patofisiisioloologi Penygi Penyakit Fiakit Filarlariasiiasiss .

. ememahamahami gejali gejala dan tana dan tanda Penyda Penyakit Fiakit Filarlariasiiasiss +.

+. ememahamahami penci pencegaegahan Phan Penyenyakiakit Filat Filariariasissis .

. ememahamahami penatai penatalaklaksansanaan Penaan Penyayakit Filakit Filariariasissis *.

*. emahemahami penami pengkajigkajian padan pada pasiea pasien denn dengan pegan penyanyakit filakit filariasis.riasis. .

. eemamahamhami i memengngananalialisa sa dadata ta sesesusuai ai dedengngan an pepengngkakajijian an papada da papasisien en dedengngan an pepenynyakakitit filariasis.

filariasis. ;.

;. emahemahami diagami diagnosa knosa kepera5epera5atan padatan pada pasien a pasien dengadengan penyn penyakit filaakit filariasis.riasis. <.

<. emahemahami rencanami rencana suhan a suhan KeperaKepera5atan pa5atan pada pasien da pasien dengadengan penyn penyakit filarakit filariasis.iasis. '&.

'&. emahami "mplementasi suhan emahami "mplementasi suhan Kepera5atan pada pasien Kepera5atan pada pasien dengan penydengan penyakit filariasis.akit filariasis. ''.

''. emahemahami menge$aluami menge$aluasi inter$ensi kepera5atasi inter$ensi kepera5atan yang telah an yang telah dilakudilakukan pada kan pada pasien dengapasien dengann  penyakit filariasis.

 penyakit filariasis.

D. R"%an "a%ala$ D. R"%an "a%ala$

#er

#erdasdasarkarkan an dardari i latlatar ar belbelakaakang ng masmasalah alah secasecara ra gargaris is besabesar r makmaka a dapdapat at diddidefinefinisikisikanan  permasalahan pada makalah sebagai berikut 8

 permasalahan pada makalah sebagai berikut 8 '.

'. pa pa defdefiniinisi dasi dari peri penynyakiakit filat filariariasis =sis = %.

%. KapKapan pan penyenyakiakit filat filariasriasis biis bisa tesa terjadrjadi =i = .

. :ia:iapa sapa sajakajakah yh yang ang terterkenkena pena penyayakit kit filafilariariasis =sis = +.

+. !im!imana ana penpenyayakit kit filafilariariasis sis timtimbubul l == .

. enengapgapa pena penyayakit fikit filarlariasiiasis daps dapat terat terjadjadi =i = *.

(4)

E. Rang L&ngk' Penl&%an E. Rang L&ngk' Penl&%an

!alam makalah ini, kelompok kami mengambil bahan dari buku yang berada di perpustakaan !alam makalah ini, kelompok kami mengambil bahan dari buku yang berada di perpustakaan >P? @ 72A2B? @ Cakarta dan internet.

>P? @ 72A2B? @ Cakarta dan internet.

F. et*e Penl&%an F. et*e Penl&%an

!alam penulisan makalah ini

!alam penulisan makalah ini menggunakan metode pustakamenggunakan metode pustaka

F. S&%te"at&ka Penl&%an F. S&%te"at&ka Penl&%an

Pada ##

Pada ## " " PendPendahuluahuluan berisikan tentang latar an berisikan tentang latar belakabelakang, tujuan penulisanng, tujuan penulisan, , ruang lingkuruang lingkupp  penulisan,

 penulisan, metode metode penulisan penulisan dan dan sistematika sistematika penilaian penilaian Pada Pada ## ## "" "" berisi berisi tentang tentang definisi definisi dandan eti

etioloologi gi penpenyayakit kit filfilariariasis, asis, patpatofiofisiosiologlogi i penpenyayakit kit filfilariariasisasis, , gejgejala ala dan dan tantanda da penpenyayakit kit filfilariariasisasis,, diagn

diagnosis penyakit filariasis, pencegahan penyakosis penyakit filariasis, pencegahan penyakit it filariafilariasis sis dan penyakdan penyakit it filariafilariasis. sis. Pada ## Pada ## """""" Penutup berisikan tentang kesimpulan dan saran

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anat"& F&%&lg&

'. natomi :istem "mun dan ematologi a. Aimus

Kelenjar timus terletak di belakang tulang dada. Pada masa anak-anak bentuknya sangat  besar dan akan mengkerut menjadi seperempatnya dari bentuk aslinya pada masa pubertas. Kelenjar ini mengatur daya tahan tubuh terhadap penyakit. Pada orang de5asa sel A dibentuk dalam sumsum tulang akan tetapi proliferasi dan diferensiasi terjadi dalam kelenjar timus. <&-</ dari seluruh sel timus akan mati dan hanya -'&/ menjadi matang dan meninggalkan timus masuk kedalam sirkulasi darah. ormon timosin dapat ditemukan dalam peredaran darah dan dapt berperan terhadap diferensiasi sel A di perifer

enurut pengamatan biologis, timus tampak seperti organ biasa tanpa suatu fungsi khusus. ?amun demikian, jika dikaji secara rinci, pekerjaannya sangatlah menakjubkan. !i dalam timuslah limfosit mendapat semacam pelatihan.Pelatihan berupa transfer informasi, yang dapat dilaksanakan terhadap makhluk hidup yang memiliki tingkat kecerdasan tertentu. Cadi ada suatu poin penting yang perlu disebutkan di sini. Dang memberikan pelatihan adalah segumpal daging, yaitu timus, dan yang menerimanya adalah suatu sel yang amat kecil. enurut analisis terakhir, keduanya adalah makhluk hidup yang tidak memiliki kesadaran akan hal ini (yahya,harun.%&'')

!i akhir, limfosit dilengkapi dengan kumpulan informasi yang sangat penting. ereka mempelajari cara mengenali karakteristik khusus sel tubuh. !apat dikatakan bah5a limfosit diajarkan mengenai identitas sel-sel di dalam tubuh. Aerakhir, sel-sel limfosit meninggalkan timus dengan bermuatan informasi. !engan demikian, ketika limfosit bekerja dalam tubuh, mereka tidak menyerang sel-sel yang identitasnya pernah diajarkan, melainkan hanya menyerang dan membinasakan sel-sel lainnya yang bersifat asing

:elama bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ $estigial atau organ yang belum  berkembang sempurna dan oleh para ilmu5an e$olusionis dimanfaatkan sebagai bukti e$olusi.  ?amun demikian, pada tahun-tahun belakangan ini, telah terungkap bah5a organ ini merupakan sumber dari sistem pertahanan kita. :etelah hal ini dipahami, para e$olusionis itu beralih mengemukakan teori yang sangat berla5anan mengenai organ yang sama. ereka mengklaim

(6)

 bah5a timus tidak eksis sebelumnya, dan berasal dari e$olusi yang bertahap. ereka masih tetap mengatakan bah5a timus terbentuk melalui periode e$olusi yang lebih panjang dibanding  banyak organ lainnya. kan tetapi, tanpa timus, atau tanpa timus yang telah tumbuh dan  berkembang sempurna, sel-sel A tidak akan pernah belajar mengenali musuh, dan sistem  pertahanan tidak akan berfungsi. :eseorang tanpa sistem pertahanan tidak akan hidup

 b. :umsum tulang

!idalam sumsum tulang semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut sel induk. Cika sel induk membelah yang pertama kali dibentuk adalah sel darah merah yang belun matang dan sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit.. kemudian jika sel imatur membelah akan menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darh merah, sel darah putih atau trombosit (radji,maksum.%&'&)

Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Cjika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah berkurang ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoetin. :umsum tulang memebentuk dan melepaskan lebih  banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi dan lebih banyak sel darah merah, secara normal sumsum tulang akan memberikan respon dengan membentuk lebih banyak retikulosit (radji,maksum.%&'&)

c. Eimpa

>nsur menakjubkan lainnya dari sistem pertahanan kita adalah limpa. Eimpa terdiri dari dua bagian8 pulp merah dan pulp putih. Eimfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang dilaksanakan organ ber5arna merah tua di bagian atas abdomen ini menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah yang membuatnya sangat menakjubkan.

Eimpa mengandung sejumlah besar makrofag (sel pembersih). akrofag menelan dan mencernakan sel darah merah dan sel darah lainnya yang rusak dan tua, serta bahan-bahan lain yang diba5a darah ke limpa. da satu sistem daur ulang kimia5i yang sangat penting di sini. :el makrofag di dalam limpa mengubah protein hemoglobin, yang ditemu-kan dalam komposisi sel darah merah yang ditelannya, menjadi bilirubin, yaitu pigmen empedu. Kemudian bilirubin ini dikeluarkan ke sirkulasi $ena dan dikirim ke hati. !alam bentuk ini ia dapat saja dikeluarkan dari tubuh bersama-sama empedu. kan tetapi, molekul besi dalam bilirubin yang akan dibuang ini merupakan bahan langka yang sangat berharga untuk tubuh. 1leh karena itu 4at besi ini diserap kembali di bagian tertentu usus halus. !ari sana, 4at besi ini mula-mula menuju ke hati lalu ke

(7)

sumsum tulang. !i sini, tujuannya adalah untuk membuang bilirubin yang merupakan bahan  berbahaya, sekaligus untuk memperoleh kembali 4at besi

Keterampilan limpa tidak hanya itu. Eimpa menyimpan sejumlah tertentu sel darah (sel darah merah dan trombosit). Kata menyimpan mungkin menimbulkan kesan seakan ada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat penyimpanan. Padahal limpa adalah organ kecil yang tak memiliki tempat untuk sebuah gudang. !alam kasus ini limpa mengembang supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Eimpa yang mengembang disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan memiliki ruang penyimpanan yang lebih  besar.

:aat terjadi infeksi yang disebabkan oleh mikroba atau ada penyakit lainnya, maka tubuh menyiapkan serangan bela diri dari musuh, men-dorong sel-sel prajurit untuk menggandakan diri. Pada saat-saat seperti ini limpa menambah produksi limfosit dan makrofag. Cadi, limpa juga  berpartisipasi dalam operasi darurat yang dilancarkan saat penyakit akan membahayakan tubuh

d. ?odus getah bening 8 limfa

!alam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel kepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga kantor-kantor polisi dengan polisi  penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi baru jika diperlukan. :istem ini adalah sistem

limfatik dan kantor-kantor polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini adalah limfosit. :istem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk kemanfaatan bagi umat manusia. :istem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah  bening tempat limfosit berenang di dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik

3ara kerja sistem ini adalah sebagai berikut8 3airan getah bening dalam pembuluh limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di sekitar  pembuluh limfatik kapiler. 3airan getah bening yang kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini memba5a serta informasi mengenai jaringan tadi. "nfor-masi ini diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Cika pada jaringan mulai merebak  permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening

:istem limfatik tersusun atas serangkaian pembuluh yang menyebar keseluruh tubuh. Pembuluh tersebut bermula dari kapiler limfa yang mengalirkan plasma tak terabsorbsi dari rongga jaringan . kemudian bergabung menjadi pembuluh limfa, yang pada gilirannya melintasi nodus limfa dan akhirnya mengosongkan diri ke duktus torasikus besar dan bergabung dengan

(8)

$ena jugularis disisi kiri leher. Eimf adalah cairan yang terdapat dalam pembuluh limfaaliran limfa tergantung pada kontraksi intrinsik pembuluh limfa, kontraksi otot, gerakan respirasi dan gra$itasi

Kelenjar limfe berbentuk bulat lonjong dengan ukuran kira-kira '&-' mm. Kelenjar limfe yang disebut juga getah bening merupakan cairan dengan susunan lisis hampir sama dengan  plasma darah dan cairan jaringan. Perbedaannya adalah dalam cairan limfe banyak mengandung

sel limfosit, tidak mengandung 31%, mengandung sedikit 1%. cairan limfe ini berasal dari cairan  jaringan yang masuk melalui proses filtrasi ke dalam saluran kapiler limfe dan seterusnya akan masuk kedalam sistem peredaran darah melalui $ena. Fungsi kelenjar limfe adalah menaring cairan limfe dari bahan-bahan asing, pembentukan limfosit, membentuk antibodi dan menghancurkan mikro-organisme

e. Pembuluh limfe

!arah yang meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui $ena dan sebagian meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe ke dalam ruang-ruang  jarinagn. :usunan pembuluh limfe disebut juag susunan tengah karena merupakan saluran antara

darah dan jaringan dimana terdapat 4at-4at koloid.

Garam elektrolit tidak dapat masuk kedalam kapiler darah akan tetapi masuk melalui kapiler-kapiler saluran limfe. :truktur limfe serupa dengan $ena kecil akan tetapi lebih banyak katup. Pembuluh kapiler limfe yang terkecil,lebih besar daripada pembuluh kapiler darah dan terdiri dari selapis endotelium

Pembuluh limfe mempunyai dua batang saluran yang sama yaitu 8

') !uktus torasikus atau duktus limfatikus sinistra. !uktus torasikus ini merupakan kumpulan pembuluh limfe yang berasal dari kepala kiri, leher kiri, dada sebelah kiri,  bagian perut anggota gerak bagian ba5ah dan alat-alat dalam rongga perut.

%) !uktus limfatikus dekstra, menerima limfe dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kanan, leher kanan, dada kanan dan lengan sebelah kanan yang bermuara pada $ena ka$a subkla$ia dektra.

Fungsi pembuluh limfe adalah mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. enyaring dan menghancurkan mikroorganismedan menghasilkan antibody

(9)

%. Fisiologi :istem "mun dan ematologi a. Gambaran >mum

"munitas adalah kekebalan terhadap penyakit, terutama penyakit infeksi. "mun sistem adalah semua hal yang berperan dalam proses imun seperti sel, protein, antibodi dan sitokinkemokin.Fungsi utama sistem imun adalah pertahanan terhadap infeksi mikroba, 5alaupun substansi non infeksious juga dapat meningkatkan kerja sistem imun. Bespon imun adalah proses pertahanan tubuh terhadap semua bahan asing, yang terdiri dari sistem imun non spesifik dan spesifik.

 b. "munitas ?on :pesifik 

"munitas non spesifik merupakan respon a5al terhadap mikroba untuk mencegah,mengontrol dan mengeliminasi terjadinya infeksi pada host, merangsang terjadinya imunitas spesifik untuk mengoptimalkan efektifitas kerja dan anya bereaksi terhadap mikroba ,bahan bahan akibat kerusakan sel (heat shock protein) dan memberikan respon yang sama untuk infeksi yang berulang.

c. Komponen-komponen yang #erperan dalam :istem "mun a. Komponen :istem "mun :pesifik 

#arier :el 2pitel , :el epitel yang utuh merupakan barier fisik terhadap mikroba dari lingkungan dan menghasilkan peptida yang berfungsi sebagai antibodi natural. !idalam sel epitel barier juga terdapat sel limfosit A dan #, tetapi di$ersitasnya lebih rendah daripada limfosit A dan # pada sistem imun spesifik. :el A limfosit intraepitel akan menghasilkan sitokin, mengaktifkan fagositosis dan selanjutnya melisiskan mikroorganisme. :edangkan sel # limfosit intraepitel akan menghasilkan "G

 b. ?eutrofil dan akrofag

Ketika terdapat mikroba dalam tubuh, komponen pertama yang bekerja adalah neutrofil dan makrofag dengan cara ingesti dan penghancuran terhadap mikroba tersebut. al ini di karenakan makrofag dan neutrofil mempunyai reseptor di permukaannya yang bisa mengenali bahan intraselular (!?), endoto9in dan lipopolisakarida pada mikroba yang selanjutnya mengaktifkan aktifitas antimikroba dan sekresi sitokin.

c. ?K :el

 ?K sel mampu mengenali $irus dan komponel internal mikroba. ?K sel di aktifasi oleh adanya antibodi yang melingkupi sel yang terinfeksi $irus, bahan intrasel mikroba dan

(10)

segala jenis sel yang tidak mempunyai 3 class ". :elanjutnya ?K sel akan menghasilkan  porifrin dan granen4im untuk merangsang tterjadinya apoptosis

(TABAHKAN SISTE KOPLEEN, JENIS ATAU A#A KEKEBALAN)

a+a"a+a" S&%te" Keke-alan

'. :istem Kekebalan lami

Cika tubuh terserang suatu penyakit, misalnya campak tubuh akan membentuk antibodi untuk mela5an campak jika antibodi tersebut berhasil mengalahkan campak, tubuh akan membentuk antibodi yang lebih kuat untuk mela5an campak jika suatu saat menyerang lagi.

!ibentuknya antibodi yang lebih kuat ini menyebabkan tubuh menjadi kebal (imun) terhadap campak itulah sebabnya tubuh tidak akan terserang campak dua kali.

Kekebalan (imunitas) terhadap suatu penyakit yang dimiliki tubuh tanpa perlakuan dari luar ini dinamakan kekebalan alamikekebalan pasif. 3ontoh kekebalan alami yang lain adalah kebalnya  bayi terhadap beberapa penyakit setelah menyusu pada hari pertama. !i dalam air susu ibu tersebut

terkandung kolostrum yang kaya antibodi dan mineral.

Kekebalan bayi ini bertahan beberapa hari sampai beberapa minggu.

#agaimana tubuh dapat mengingat dan mengenali antigen yang menyerang sebelumnya. Aernyata tubuh mempunyai sel-sel khusus yang bertugas untuk itu yang disebut sel-sel memori.

Pengingatan dan pengenalan terhadap antigen tersebut merupakan ciri khas sistem kekebalan tubuh. 3iri lainnya adalah kekhususan yang berarti suatu antibodi hanya cocok untuk antigen tertentu. :ebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen tertentu.

:ebagai contoh antibodi cacar hanya cocok untuk antigen cacar dan tidak cocok untuk antigen lainnya.

%. :istem Kekebalan #uatan

Kekebalan yang dimiliki tubuh dapat disesuaikan dengan keinginan kita. Kita dapat menyuruh tubuh untuk membuat antibodi penghancur antigen polio, tuberculosis, dan lainnya melalui pemberian $aksin. 7aksin adalah bibit penyakit yang telah dilemahkan. Proses pemberian $aksin dalam tubuh

(11)

dinamakan $aksinasi. Cadi jika menginginkan tubuh memproduksi antibodi tetanus, kita harus menyuntiknya bakteri tetanus yang telah dilemahkan.

7aksin tetanus tersebut yang masuk tersebut akan dianggap tubuh sebagai penyakit, sehingga tubuh akan memproduksi antibody untuk menghancurkan penyakit tetanus tersebut. kibatnya tubuh akan kebal terhadap tetanus jika suatu saat penyakit tersebut menyerang.

Kekebalan yang dibuat oleh tubuh dengan pemberian $aksin ini dinamakan kekebalan buatan atau kekebalan aktif.

Aidak semua penyakit dapat dicegah dengan cara $aksinasi. #anyak penyakit yang masih tahan terhadap perusakan oleh antibodi. 3ontoh penyakit yang sampai sekarang belum mempunyai $aksin yang efektif adalah "!: dan malaria. :alah satu sebab sulitnya mencari $aksin yang efektif ini karena cepat berubahnya sifat $irus penyebab penyakit. 7aksin yang umum digunakan selama ini diantaranya adalah $aksin !PA untuk mencegah penyakit dipteri - pertusis - tetanus - #3G untuk mencegah A#3, $aksin tetanus, dan campak.

SISTE IUN KOPLEEN

Komplemen adalah kumpulan sembilan protein plasma (3'-3<) bukan antibodi yang diperlukan pada reaksi antigen-antibodi sehingga terjadi kerusakan jaringan atau kematian mikroba serta lisis sel.

EDIATOR ANG DILEPAS KOPLEEN

kti$asi komplemen menghasilkan sejumlah molekeul efektor antara lain anafilaktoisisin, adherens imun, opsonin, dan membrane attack comple9 yang mempunyi efek biologi.

KA"7:" K1PE22?

da  akti$ator yang berbeda yang mendeteksi kuman dan mengaktifkan 3 yang merupakan komplemen kunci. :istem komplemen mengandung lebih dari '; macam protein. Protein-protein ini  bertindak dalam suatu kaskade, dimana satu protein mengaktifkan protein berikutnya. :istem komplemen bisa diaktifkan melalui % cara yang berbeda8 '.Calur alternatif 8 diaktifkan oleh produk mikroba tertentu atau antigen %. Calur klasik 8 diaktifkan oleh antibodi khusus yang terikat pada antigen (komplek imun). . jalur lektin #E

(12)

. kti$asi komplemen melalui jalur Eektin (#E)

annan #inding Eektin (#E) adalah kolektin yang dapat diikat memalui bagian lektin oleh hidrat arang kuman. :etelah #E diikat kuman lektin tersebut, #E segera mengaktifkan 3

#. kti$asi komplemen melalui jalur klasik 

Penggunaan istilah klasik berdasarkan ditemukannya yang pertama kali, meskipun reaksi melalui jalur klasik terjadi sedsudah reaksi jalur lainnya. ti$asi jalur klasik dimulai dengan 3' yang dicetuskan oleh kompleks imun antibody dan antigen. "g memiliki sebanyak  Fc mudah diikat oleh 3' . meskipun 3' tidak mempunyai sifat en4im, namun stelah dia berikatan dengan Fc dapat mengakifkan 3% dan 3+ yang selanjtunya mengkatifkan 3.

"g dan "gG', "gG%, "gG ("g lebih kuat dibandingkan dengan "gG) yang membentuk kompleks imun dengan antigen, dapat mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik, jalur klasik melibatkan < komplemen protein utama yaitu 3'-3<. :elama akti$asi, protein-protein tersebut diaktifkan secara berurutan. Produk yang dihasilkan menjadi katalisator dalam reaksi berikutnya. Cadi stimulus kecil dapat menimbulkan reaksi akti$asi komplemen berantai. Eipid  dari endotoksin,  protease, Kristal urat, polinukleotida, membaran $irus tertentu dan 3BP dapat mengakifkan

kompleme melalui jalur klasik.

3. kti$asi kopmlemen melalui jalur alternatif 

kti$asi jalur alternatif dimulai dari 3 yang merupakan molekul yang tidak stabil dan terus

menerus ada dalam akti$asi spontan derajat rendah dan klinis yang tidak berarti. kti$asi spontan 3 diduga terjadi pada permukaan sel, meskipun sel normal mengekspresikan inhibitor permukaan yang mencegah aktifasi 3.

ntigenH"gG"g ?on-"munologiken4im 3'I CE>B KE:"K 

3'r  3's

3% (anafilatoksin) (anafilatoksin, faktor kemotaktik) 3% kinin 3+ 3a 3a

(13)

Faktor # dan ! 3b aderensi 3b

Properdin opsonisasi CE>B EA2B?A"F "g, endotoksin, dll

F>?G:" K1PE22? '. "nflamasi

:ebagai langkah a5al untuk menghancurkan benda asing dan mikroorganisme serta membersihkan  jaringan yang rusak 

Aubuh mengerahkan elemen-elemen system imun ke tempat benda asing dan mikroorganisme yang masuk ke tubuh atau jaringan yang rusak tersebut

Fagositosis merupakan komponen penting pada inflamasi !alam inflamasi, ada  hal yang terjadi, yaitu8

Peningkatan pasokan darah ke tempat benda asing dan mikrorganisme atau jaringan yang rusak. Peningkatan permeabilitas kapiler yang ditimbulkan oleh pengerutan sel endotel yang

memungkinkan molekul yang lebih besar seperti antibody dan fagosit bergerak keluar pembuluh darah menuju ke tempat benda asing (diapedesis)

ikrorganisme atau jaringan yang rusak.

Peningkaan permeabilitas $ascular yang local terjadi atas pengaruh anafilatoksin (3a, 3+a, 3a). akti$asi komplemen 3 dan 3 menghasilkan fragmen kecil 3a dan 3a yang merupakan

anafilatoksin yang dapat memacu degranulasi sel mast dan atau basofil melepas histamine. istamine yang dapat dilepas sel mast atas pengaruh komplemen, meningkatkan permeabilitas

$ascular dan kontraksi otot polos dan keluarnya plasma yang mengandung banyak antibody, opsonin dan kompnen komplomen ke jaringan.

%. Kemokin

erupakan molekul yang dapat menarik dan mengerahkan sel-sel fagosit. 3a, 3a dan 3-*- merupakan kemokin yang dapat mengerahkans sel-sel fagosit baik mononuclear maupun  polimorfonuklear ke tempat terjadi infeksi. 3a adalah kemoatraktan untuk neutrofil yang juga merupakan anafilatoksin. onosit yang masuk ke jaringan menjadi makrofag, dan fagositosisnya diaktifkan opsonin dan antibody. akrofag yang diaktifkan melepas berbagai mediator yang ikut  berperan dalam reaksi inflamasi.

(14)

. Fagositosis J opsonin

+. 3b dan 3+b mempunyai sifat opsonin. 1psonin adalah molekul yang dapat diikat disatu  pihak leh partikel (kuman) dan dilain pihak oleh reseptornya pada fagosit sehingga memudahkan fagositosis bakteri atau sel lain. 3 yang banyak diaktifkan pada akti$asi komplemen merupakan sumber opsonin utama (3b). olekul 3b dalam bentuk inaktif (i3b), juga berperan sebagai opsonin dalam fagositosis oleh karena fagositosis juga memiliki reseptor untuk 3i3b.

"gG juga dapat berfungsi sebagai opsonin, bila berikatan dengan reseptor Fc pada permukaan fagosit. 1leh karena fagosit tidak memiliki reseptor Fc untuk "g, opsonisasi yang dibantu konplemen merupakan hal yang sangat penting selama terjadi respon antibody primer yang didominasi "g yang merupakan acti$ator komponen poten. 3BP juga berfungsi sebagai opsonin.

+. dherens "mun

dherens "mun merupakan fenomena dari partikel antigen yang melekat pada berbagai permukaan (mis8 permukaan pembuluh darah), kemudian dilapis antibody dan mengaktifkan komplemen. kibatkan anigen akan mudah difagositosis. 3b berfungsi dalam adherens imun tersebut.

. 2limiasi kompleks imun

3a atau i3b dapat diendapkan dipermukaan kompleks imun dan merangsang eleminasi kompleks imun. #aik sel darah merah dan neutrofil memiliki 3B'-B dan mengikat 3b dan i3b. 3 dan 3+ ditemukan dalam kompleks imun yang larut dan diikat oleh 3B'-B pada sel darah merah yang mengangkutkan ke organ yang mengandung banyak fi9ed fagosit seperti hati dan limpa. elalui reseptor komplemen dan Fc, fagosit-fagosit tersebut menyingkirkan dan menghancurkan kompleks imun dari sel darah merah. Pada proses ini, sel darah sendiri tidak rusak.  ?eutrofil dapat mengeliminasi kompleks imun kecil dalam sirkulasi. #ila antigen tidak larut yang diikat antibody dan dibentuk dalam darah atau jaringan tidak disingkirkan, akan memacu inflamasi dan dapat menimbulkan penyakit kompleks imun. Kompleks besar tidak larut sulit untuk disingkirkan dari jaringan6 sejumlah besar 3 yang diaktifkan dapat melarutkan kompleks tersebut.

*. Eisis osmotic bakteri

(15)

komplemen 3-3<. kti$asi komplemen yang erjadi dipermukaan sel bakteri akan membentuk embrane ttack 3omple9 dan akhirnya menimbulkan lisis osmotic sel atau bakteri. 3 dan 3* memiliki akti$asi en4im, yang memungkinkan 3, 3; dan 3< memasuki membrane plasma dari sel sasaran.

. kti$itas sitolitik 

2osinofil dan sel polimorfonuklear mempnyai reseptor untuk 3b dan "gG sehingga b dapat meningkakan sitotoksisitas sel efektor ntibody !ependent 3ell ediated 3ytoto9icity (!33) yang kerjanya bergantung pada "gG. !isamping itu sel darah merah yang diikat 3b dapat dihancurkan juga melalui kerusakan kontak. 3;-< merusak membrane membentuk saluran-saluran dalam membrane sel yang menimbulkan lisis osmotic.

B. Kn%e' Da%ar

/. De0&n&%& F&lar&a%&%

!i "ndonesia filariasis yang sering dikenal sebagai penyakit kaki gajah disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria, yaitu brugia malayi, 0uchereria bancrofi dan #rugia timori. 3acing de5asa hidup di dalam saluran limfe dan pembuluh limfe, sedangkan lar$a cacing ( mikrofilaria ) di jumpai di dalam darah tepi penderita. #rugia timori belum banyak diketahui morfologi, sifat biologi, maupun epidemologi penyakitnya ( :oedarto, %&&< )

Filariasis disebabkan oleh cacing filaria yang merupakan nematoda dan tinggal di  jaringan subkutan dan pembuluh limfatik manusia. :iklus hidupnya melibatkan serangga yang

memba5a lar$a infektif ( andal, %&&* )

"silah filariasis digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh berbagai jenis nematoda dari keluarga Filarioidea. ?amun istilah ini hanya digunakan untuk filaria yang hidup dalam kelenjar limfe ( 3hin, Cames %&&* )

(16)

Ga"-ar /. Kl&en *engan F&lar&a%&%

Kla%&0&ka%&

Eimfedema pada filariasis bancrofti biasanya mengenai seluruh tungkai. Eimfedema tungkai ini dapat dibagi menjadi + tingkat, yaitu8

a. Aingkat '. 2dema pitting pada tungkai yang dapat kembali normal (re$ersibel) bila tungkai diangkat.

 b. Aingkat %. Pitting non pitting edema yang tidak dapat kembali normal (irre$ersibel) bila tungkai diangkat.

c. Aingkat . 2dema non pitting, tidak dapat kembali normal (irre$ersibel) bila tungkai diangkat, kulit menjadi tebal.

d. Aingkat +. 2dema non pitting dengan jaringan fibrosis dan $erukosa pada kulit (elephantiasis)

1. Et&lg&

Penyakit ini disebabkan oleh  spesies cacing filarial 8 0uchereria #ancrofti, #rugia alayi, #rugia Aimori. cacing ini menyerupai benang dan hidup dalam tubuh manusia terutama dalam kelenjar getah

 bening dan darah. infeksi cacing ini menyerang jaringan $iscera, parasit ini termasuk kedalam superfamili Filaroidea, family onchorcercidae.

3acing ini dapat hidup dalam kelenjar getah bening manusia selama + - * tahun dan dalam tubuh manusia cacing de5asa betina menghasilkan jutaan anak cacing (microfilaria) yang beredar dalam

(17)

Ga"-ar 1 +a+&ng 0&lar&a

Penyebarannya diseluruh "ndonesia baik di pedesaan maupun diperkotaan. ?yamuk merupakan $ektor filariasis !i "ndonesia ada % spesies nyamuk yang diketahui bertindak sebagai $ektor dari genus8 mansonia, cule9, anopheles, aedes dan armigeres.

- 0. bancrofti perkotaan $ektornya cule9 IuinIuefasciatus - 0. bancrofti pedesaan8 anopheles, aedes dan armigeres - #. malayi 8 mansonia spp, an.barbirostris.

- #. timori 8 an. barbirostris.

ikrofilaria mempunyai periodisitas tertentu tergantung dari spesies dan tipenya.!i "ndonesia

semuanya nokturna kecuali type non periodic :ecara umum daur hidup ketiga spesies sama Aersebar luas di seluruh "ndonesia sesuai dengan keadaan lingkungan habitatnya. ( Got, sa5ah, ra5a, hutan )

ciri-ciri cacing de5asa atau makrofilaria 8

- #erbentuk silindris, halus seperti benang, putih dan hidup di dalam sisitem limfe. - >kuran  J '&& mm 9 &,'* mm

- 3acing jantan lebih kecil8  mm 9 &,&< mm - #erkembang secara o$o$i$ipar 

ikrofilaria 8

(18)

- empunyai sarung. %&& J *&& L ; um Faktor yang mempengaruhi 8

- Eingkungan fisik 8"klim, Geografis, ir dan lainnnya,

- Eingkungan biologik8 lingkungan ayati yang mempengaruhi penularan6 hutan, reser$oir, $ector  - lingkungan social J ekonomi budaya 8 Pengetahuan, sikap dan perilaku, adat

"stiadat, Kebiasaan dsb,

2konomi8 3ara #ertani, encari Botan, Getah !sb

2. an&0e%ta%& kl&n&k

anifestasi gejala klinis filariasis disebabkan oleh cacing de5asa pada sistem limfatik dengan konsekuensi limfangitis dan limfadenitis. :elain itu, juga oleh reaksi hipersensiti$itas dengan gejala klinis yang disebut occult filariasis. !alam proses perjalanan penyakit, filariasis  bermula dengan limfangitis dan limfadenitis akut berulang dan berakhir dengan terjadinya

obstruksi menahun dari sistem limfatik. Perjalanan penyakit berbatas kurang jelas dari satu stadium ke stadium berikutnya, tetapi bila diurutkan dari masa inkubasi dapat dibagi menjadi8

a. asa prepaten

erupakan masa antara masuknya lar$a infektif sampai terjadinya mikrofilaremia yang memerlukan 5aktu kira-kira M bulan. anya sebagian tdari penduduk di daerah endemik yang menjadi mikrofilaremik, dan dari kelompok mikrofilaremik inipun tidak semua kemudian menunjukkan gejala klinis. Aerlihat bah5a kelompok ini termasuk kelompok yang asimtomatik baik mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.

 b. asa inkubasi

erupakan masa antara masuknya lar$a infektif hingga munculnya gejala klinis yang  biasanya berkisar antara ;-'* bulan.

Sela&n &t, *ala" "an&0e%ta%& kl&n&k *&-ag& "en!a*& *a 3 a. Gejala klinik akut

Gejala klinik akut menunjukkan limfadenitis dan limfangitis yang disertai panas dan malaise. Kelenjar yang terkena biasanya unilateral. Penderita dengan gejala klinis akut dapat mikrofilaremik ataupun amikrofilaremik.

 b. Gejala menahun

(19)

 jarang ditemukan pada stadium ini, sedangkan limfadenitis masih dapat terjadi. Gejala kronis ini menyebabkan terjadinya cacat yang mengganggu akti$itas penderita serta membebani keluarganya.

Ber*a%arkan 'en4e-a-n4a "an&0e%ta%& kl&n&k 'a*a 'en4ak&t ele'$ant&a%&% *&antaran4a 3 a. Filariasis bancrofti

Pada filariasis yang disebabkan 0uchereria bancrofti pembuluh limfe alat kelamin laki-laki sering terkena disusul funikulitis, epididimitis dan orchitis. Eimfadenitis inguinal atau aksila, sering bersama dengan limfangitis retrograd yang umumnya sembuh sendiri dalam -' hari. :erangan biasanya terjadi beberapa kali dalam setahun.

 b. Filariasis brugia

Pada filariasis yang disebabkan #rugia malayi dan #rugia timori limfadenitis paling sering mengenai kelenjar inguinal, sering terjadi setelah bekerja keras. Kadang-kadang disertai limfangitis retrograd. Pembuluh limfe menjadi keras dan nyeri, dan sering terjadi limfedema pada pergelangan kaki dan kaki. Penderita tidak mampu bekerja selama beberapa hari. :erangan dapat terjadi '% kali dalam satu tahun sampai beberapa kali perbulan. Kelenjar limfe yang terkena dapat menjadi abses, memecah, membentuk ulkus dan meninggalkan  parut yang khas, setelah  minggu hingga  bulan.

c. Filariasis bancrofti

Keadaan yang sering dijumpai adalah hidrokel. !i dalam cairan hidrokel dapat ditemukan mikrofilaria. Eimfedema dan elefantiasis terjadi di seluruh tungkai atas, tungkai  ba5ah, skrotum, $ul$a atau buah dada, dengan ukuran pembesaran di tungkai dapat  kali dari ukuran asalnya. 3hyluria dapat terjadi tanpa keluhan, tetapi pada beberapa penderita menyebabkan penurunan berat badan dan kelelahan. 2lefantiasis terjadi di tungkai ba5ah di  ba5ah lutut dan lengan ba5ah. >kuran pembesaran ektremitas umumnya tidak melebihi % kali

ukuran asalnya

5. Pat0&%&lg&

Parasit memasuki sirkulasi saat nyamuk menghisap darah lalu parasit akan menuju  pembuluh limfa dan nodus limfa. !i pembuluh limfa terjadi perubahan dari lar$a stadium  menjadi parasit de5asa. 3acing de5asa akan menghasilkan produk J produk yang akan menyebabkan dilaasi dari pembuluh limfa sehingga terjadi disfungsi katup yang berakibat aliran

(20)

limfa retrograde. kibat dari aliran retrograde tersebut maka akan terbentuk limfedema. Perubahan lar$a stadium  menjadi parasit de5asa menyebabkan antigen parasit mengaktifkan sel A terutama sel Ah% sehingga melepaskan sitokin seperti "E ', "E *, A?F N.

:itokin - sitokin ini akan menstimulasi sum- sum tulang sehingga terjadi eosinofilia yang berakibat meningkatnya mediator proinflamatori dan sitokin juga akan merangsang ekspansi sel # klonal dan meningkatkan produksi "g2. "g2 yang terbentuk akan berikatan dengan parasit sehingga melepaskan mediator inflamasi sehingga timbul demam. danya eosinofilia dan meningkatnya mediator inflamasi maka akan menyebabkan reaksi granulomatosa untuk membunuh parasit dan terjadi kematian parasit.

Parasit yang mati akan mengaktifkan reaksi inflam dan granulomatosa. Proses  penyembuhan akan meninggalkan pembuluh limfe yang dilatasi, menebalnya dinding pembuluh

limfe, fibrosis, dan kerusakan struktur. al ini menyebabkan terjadi ekstra$asasi cairan limfa ke interstisial yang akan menyebabkan perjalanan yang kronis

(TABAHKAN GABAR A)

6. Pat0l7

(INI BUKAN PATOFLO8 TAPI INI SIKLUS) BUAT LAGI A BAGAN PATOFLO8NA 9999

 ?yamuk menghisap darah

Parasit

  :irkulasi

Pembuluh limfa ?odus Eimfe

(21)

!ilaasi antigen parasit mengakti$kan sel A

!isfungsi katup melepaskan sitokin

liran limfe retrogrode menstimulasi sumsum tulang erangsang ekspansi sel # klonal

l&"0e*e"a eningkatkan Produksi "g2

"g2 berikatan dengan parasit

2osinofilia ediator "nfalamasi

Peningkatan mediato proinflamasi Beaksi granulomatosa De"a"

Kematian parasit

engaktifkan reaksi inflamasi dan granulomatosa

Kerusakan struktuk Menebalnya dinding

Fibrosis

pembulu lim!e

(22)

;. K"'l&ka%&

Komplikasi yang dapat disebabkan dari penyakit elephantiasis diantaranya 8 a. 3acat menetap pada bagian tubuh yang terkena

 b. 2lephantiasis tungkai

c. Eimfedema 8 "nfeksi 0uchereria mengenai kaki dan lengan, skrotum, penis,$ul$a $agina dan payudara,

d. idrokel (+&-&/ kasus), adenolimfangitis pda saluran limfe testis berulang8  pecahnya tunika $aginalisidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan di antaralapisan parietalis dan $iseralis tunika $aginalis. !alam keadaan normal, cairan yang  berada di dalam rongga itu memang adadan berada dalam keseimbangan antara produksi dan

reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya.

e.Kiluria 8 kencing seperti susu karena bocornya atau pecahnya saluran limfe oleh cacing de5asa yang menyebabkan masuknya cairan limfe ke dalam saluran kemih.

<. Pe"er&k%aan D&agn%t&k  a. !iagnosis Klinik

!iagnosis klinik ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan klinik. !iagnosis klinik penting dalam menentukan angka kesakitan akut dan menahun (cute and 3hronic !isease Bate). Pada keadaan amikrofilaremik, gejala klinis yang mendukung dalam diagnosis filariasis adalah gejala dan tanda limfadenitis retrograd, limfadenitis berulang dan gejala menahun.

 b. !iagnosis Parasitologik

!iagnosis parasitologik ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria pada  pemeriksaan darah kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat dilakukan siang hari, & menit setelah diberi !23 '&& mg. !ari mikrofilaria secara morfologis dapat ditentukan species cacing filaria.

(23)

Pemeriksaan dengan ultrasonografi (>:G) pada skrotum dan kelenjar limfe inguinal  penderita akan memberikan gambaran cacing yang bergerak-gerak (filarial dance sign).

Pemeriksaan limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang dilabel dengan radioaktif akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem limfatik, sekalipun pada penderita yang mikrofilaremia asimtomatik.

d. !iagnosis "mmunologi (LEBIH JELASKAN, DAN DIPAHAI A)

Pada keadaan amikrofilaremia seperti pada keadaan prepaten, inkubasi, amikrofilaremia dengan gejala menahun, occult filariasis, maka deteksi antibodi danatau antigen dengan cara immunodiagnosis diharapkan dapat menunjang diagnosis. danya antibodi tidak menunjukkan korelasi positif dengan mikrofilaremia, tidak membedakan infeksi dini dan infeksi lama. !eteksi antigen merupakan deteksi metabolit, ekskresi dan sekresi parasit tersebut, sehingga lebih mendekati diagnosis parasitologik. Gib ', antibodi monoklonal terhadap 1. gibsoni menunjukkan korelasi yang cukup baik dengan mikrofilaremia 0. bancrofti di Papua ?e5 Guinea

=. Penatalak%anaan Ke'era7atan *an e*&%

a. Filariasis brancrofti

1bat yang pada saat ini banyak digunakan untuk filariasisi bancrofti adalah !ietilkarbamasin sitrat ( !23 ) dengan dosis 9%mgkg berat badan hari , selama + minggu . Pemberian !23 hanya ditunjukan untuk mengobati tahap microfilaria, tahap filariass akut, untuk mengobati kluria, limfedema, dan tahap a5al elephantiasis

Pengobatan dengan atihistamin serta pemberian obat J obat simtomatik , analgetik dan atipiretik dapat diberikan sesuai dengan keluhan penderita dan gejala penyakit yang terjadi pabila telah terjadi hidrokel atau elephantiasis yang lanjut penaganan hanya dapat dilakukan melalui pembedahan

 b. Pengobatan brugiasis

!23 yaitu merupakan obat pilihan untuk brugiasis , dapat diberikan dengan dosis lebih rendah , yaitu 9 &, J % mg kg berat badan  hari , namun diberikan lebih lama yaitu selama  minggu ( :oedarto, %&&< )

(PENATALAKSANAAN KEPERA8ATANNA ANA >)

(24)

a. "stirahat ditempat tidur, pindah tempat ke daerah dingin akan mengurangi derajat serangan akut.

 b. ntibiotik dapat diberikan untuk infeksi sekunder dan abses c. Pengikatan di daerah pembendungan akan mengurangi edema.

%. Pengobatan spesifik 

a. !engan dietylkarbama4ine %- minggu mgkg berat badan,  9 sehari selama -'+ hari, kadang kala sampai '+ hari.

 b. Beaksi pusing, mual, dan demam dapat terjadi selama pemberian obat ini.

c. Belaps dapat terjadi -'% tahun kemudian dan control harus dilakukan selama '-% tahun kemudian

. Pengobatan pembedahan

a. Pembedahan untuk melenyapkan elephantiasis skrotum, $ul$a dan mammae mudah dilakuakan dengan hasil yang memuaskan.

 b. Perbaikan tungkai yang membesar dengan anastomosis antara saluran limfe yang letaknya dalam dengan yang perifer tidak selalu memuaskan

c. Pembedahan ini bertujuan untuk mengeluarkan cacing filarial.

#. ASUHAN KEPERA8ATAN FILARIASIS

/. Pengka!&an

a. Bi5ayat kesehatan

Cenis infeksi sering memberikan petunjuk pertama karena sifat kelainan imun. 3acing filariasis menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk infektif yang mengandung lar$a stadium """. Gejala yang timbul berupa demam berulang-ulang - hari, demam ini dapat hilang pada saat istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat.

 b. ktifitas  "stirahat

Gejala 8 udah lelah, intoleransi akti$itas, perubahan pola tidur.

Aanda 8 Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon fisiologi akti$itas ( Perubahan A!, frekuensi jantung)

(25)

c. :irkulasi

Aanda 8 Perubahan A!, menurunnya $olume nadi perifer, perpanjangan pengisian kapiler.

d. "ntegritas dan 2go

Gejala 8 :tress berhubungan dengan perubahan fisik, mengkuatirkan penampilan, putus asa, dan sebagainya.

Aanda 8 engingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri, marah.

e. "ntegumen

Aanda 8 Kering, gatal, lesi, bernanah, bengkak, turgor jelek.

f. akanan  3airan

Gejala 8 noreksia, permeabilitas cairan Aanda 8 Aurgor kulit buruk, edema.

g. ygiene

Gejala 8 Aidak dapat menyelesaikan K:

Aanda 8 Penampilan tidak rapi, kurang pera5atan diri.

h. ?eurosensoris

Gejala 8 Pusing, perubahan status mental, kerusakan status indera peraba, kelemahan otot. Aanda 8 nsietas, refleks tidak normal.

i. ?yeri  Kenyamanan

Gejala 8 ?yeri umum  local, rasa terbakar, sakit kepala. Aanda 8 #engkak, penurunan rentang gerak.

 j. Keamanan

Gejala 8 Bi5ayat jatuh, panas dan perih, luka, penyakit defisiensi imun, demam berulang,  berkeringat malam.

Aanda 8 Perubahan integritas kulit, pelebaran kelenjar limfe. k. :eksualitas

(26)

Gejala 8 enurunnya libido

Aanda 8 Pembengkakan daerah skrotalis

l. "nteraksi :osial

Gejala 8 asalah yang ditimbulkan oleh diagnosis, isolasi, kesepian. Aanda 8 Perubahan interaksi, harga diri rendah, menarik diri.

m. Pemeriksaan diagnostic

enggunakan sediaan darah malam, diagnosis praktis juga dapat menggunakan 2E": dan rapid test dengan teknik imunokromatografik assay. Cika pasien sudah terdeteksi kuat telah mengalami filariasis limfatik, penggunaan >:G !oppler diperlukan untuk mendeteksi  pengerakan cacing de5asa di tali sperma pria atau kelenjer mammae 5anita.

1. D&agn%a ke'era7atan

a. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening  b. ?yeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe

c. arga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik 

d. obilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit

2. Inter:en%&

a. !9. Kepera5atan ke -' 8

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peradangan pada kelenjar getah bening Aujuan 8 :uhu tubuh pasien dalam batas normal

(27)

 b. !9. Kepera5atan ke - %8

 ?yeri berhubungan dengan pembengkakan kelenjar limfe

Aujuan 8 ?yeri yang dirasakan pada pasien berkurang atau hilang

N. Inter:en%& Ra%&nal

'. #erikan kompres pada daerah frontalis dan a9ial

empengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus, mengurangi panas tubuh yang mengakibatkan darah $asokonstriksi sehingga  pengeluaran panas secara konduksi

% onitor $ital sign, terutama suhu tubuh >ntuk mengetahui kemungkinan perubahan tanda-tanda $ital

 Pantau suhu lingkungan dan modifikasi lingkungan sesuai kebutuhan, misalnya sediakan selimut yang tipis

!apat membantu dalam mempertahankan  menstabilkan suhu tubuh pasien

+ njurkan kien untuk banyak minum air  putih

!iharapkan keseimbangan cairan tubuh dapat terpenuhi

 njurkan klien memakai pakaian tipis dan menyerap keringat jika panas tinggi

!engan pakaian tipis dan menyerap keringat maka akan mengurangi penguapan

* Kolaborasi dengan tim medis dalam  pemberian terapi pengobatan

(anti piretik)

!iharapkan dapat menurunkan panas dan mengurangi infeksi

(28)

c. arga !iri Bendah berhubungan dengan perubahan fisik  Aujuan 8

') enyatakan gambaran diri lebih nyata

%) enunjukan beberapa penerimaan diri daripada pandangan idealisme ) engakui diri sebagai indi$idu yang mempunyai tanggung ja5ab sendiri

N. Inter:en%& Ra%&nal

'. #erikan tindakan kenyamanan (pijatan  atur posisi), ajarkan teknik relaksasi

eningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali  perhatian dapat meningkatkan koping.

% 1bser$asi nyeri (kualitas, intensitas, durasi dan frekuensi nyeri).

enentukan inter$ensi selanjutnya dalam mengatasi nyeri

 njurkan pasien untuk melaporkan dengan segera apabila ada nyeri.

 ?yeri berat dapat menyebabkan syok dengan merangsang sistem syaraf simpatis, mengakibatkan kerusakan lanjutan

+ Kolaborasi dengan tim medis dalam  pemberian terapi pengobatan

(obat anelgetik).

(29)

d. !9 Kepera5atan ke - + 8

obilitas fisik terganggu berhubungan dengan pembengkakan pada anggota tubuh Aujuan 8 enunjukkan perilaku yang mampu kembali melakukan akti$itas

N. Inter:en%& Ra%&nal

'. !engarkan keluhan pasien dan tanggapan J tanggapannya mengenai keadaan yang dialami

emberi petunjuk bagi pasien dalam memandang dirinya, adanya perubahan peran dan kebutuhan, dan berguna untuk memberikan informasi pada saat tahap penerimaan

% Perhatikan perilaku menarik diri, menganggap diri negatif, penggunaan  penolakan atau tudak terlalu

menpermasalahkan perubahan actual

engidentifikasi tahap kehilangan  kebutuhan inter$ensi.

 njurkan kepada orang terdekat untuk memperlakukan pasien secara normal (bercerita tentang keluarga)

elihat pasien dalam kluarga, mengurangi  perasaan tidak berguna, tidak berdaya, dan persaan terisolasi dari lingkungan dan dapat pula memberikan kesempatan pada orang terdekat untuk meningkatkan kesejahteraan.

+ Aerima keadaan pasien, perlihatkan  perhatian kepada pasien sebagai

indi$idu

embina suasana teraupetik pada pasien untuk memulai penerimaan diri  #erikan informasi yang akurat.

!iskusikan pengobatan dan prognosa dengan jujur jika pasien sudah berada  pada fase menerima

Fokus informasi harus diberikan pada kebutuhan J kebutuhan sekarang dan segera lebih dulu, dan dimasukkan dalam tujuan rehabilitasi jangka  panjang

* Kolaborasi 8

Bujuk untuk berkonsultasi atau  psikoterapi sesuai dengan indikasi Pengenalan perasaan tersebut diharapkan membantu pasien untuk menerima dan mengatasinya secara efektif.

ungkin diperlukan sebagai tambahan untuk menyesuaikan pada perubahan gambaran diri.

(30)

e. !9. Kepera5atan ke J  8

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan bakteri, defisit imun, lesi pada kulit Aujuan 8 empertahankan keutuhan kulit, lesi pada kulit dapat hilang.

(%"-er 3 e+$a%&te,1?/?)

N. Inter:en%& Ra%&nal

'. >bah posisi di tempat tidur dan kursi sesering mungkin (tiap % jam sekali).

engurangi resiko abrasi kulit dan penurunan tekanan yang dapat menyebabkan kerusakan aliran darah seluler.

% Gunakan pelindung kaki, bantalan  busaair pada 5aktu berada di tempat

tidur dan pada 5aktu duduk di kursi.

Aingkatkan sirkulasi udara pada permukaan kulit untuk mengurangi panas kelembaban.

 Periksa permukaan kulit kaki yang  bengkak secara rutin.

Kerusakan kulit dapat terjadi dengan cepat pada daerah J daerah yang beresiko terinfeksi dan nekrotik.

+ njurkan pasien untuk melakukan rentang gerak.

eningkatkan sirkulasi, dan meningkatkan  partisipasi pasien.

 Kolaborasi 8 Bujuk pada ahli kulit. eningkatkan sirkulasi, dan mencegah terjadinya dekubitus.

ungkin membutuhkan pera5atan profesional untuk masalah kulit yang dialami.

N. Inter:en%& Ra%&nal

'. Eakukan Betang Pergerakan :endi (BP:)

eningkatkan kekuatan otot dan mencegah kekakuan sendi

% Aingkatkan tirah baring  duduk eningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan enegi untuk penyembuhan

 #erikan lingkungan yang tenang Airah baring lama dapat meningkatkan kemampuan + Aingkatkan akti$itas sesuai toleransi enetapkan kemampuan  kebutuhan pasien dan

memudahkan pilihan inter$ensi  2$aluasi respon pasien terhadap

akti$itas

(31)

5. I"'le"enta%&

Pelaksanaan tindakan keper5atan adalah inisiatif dari rencana tindakan yang spesifik. Pelaksanaan merupakan aplikasi dari perencanan kepera5atan oleh pera5at bersama klien. al-hal yang harus kita perhatikan dalam melakukan implementasi adalah inter$ensi yang dilakukan sesuai dengan rencana. :etelah dilakukan $alidasi, penguasaan keterampilan interpersonal, intelektual dan tekhnik inter$ensi harus dilakukan denga cermat dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis dilindungi dan dokumentasi kepera5atan berupa pencatatan dan pelaporan

6. E:ala%&

2$aluasi adalah suatu yang direncanakan dan perbandingan yang sitematis pada status kesehatan klien. 2$aluasi terdiri dari dua jenis, yaitu e$aluasi formatif dan e$aluasi sumatif. 2$aluasi formatif disebut juga e$aluasi proses, e$aluasi jangka pendek maupun e$aluasi yang sedang berjalan, dimana e$aluasi dilakukan secepatnya setelah tindakan kepera5atan dilakukan sampai tujuan tercapai. :edangkan e$aluasi sumatif yang biasa disebut e$aluasi akhir atau e$aluasi jangka panjang.

2$aluasi ini dilakukan pada akhir tindakan kepera5atan paripurna dan menjadi satu metode dalam memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan. #entuk e$aluasi ini la4imnya mengguanakan format @ :1PO . Aujuan e$aluasi adalah untuk mendapatkan umpan balik rencana kepera5atan, nilai, serta meningkatkan mutu asuhan kepera5atan melalui hasil  perbandingan standar yang telah ditentukan sebeluimnya.

(32)

BAB III PENUTUP

A. Ke%&"'lan

!ari makalah yang telah kami buat dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya yaitu8

1. Filariasis adalah penyakit 4oonosis menular yang banyak ditemukan di 5ilayah tropika seluruh dunia. Penyebabnya adalah edema, infeksi oleh sekelompok cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea.

%. Penyakit kaki gajah (filariasis) ini umumnya terdeteksi melalui pemeriksaan mikroskopis darah.

. lariasis dapat dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk (mengurangi kontak dengan $ektor)

4. Pengobatan filariasis harus dilakukan secara masal dan pada daerah endemis dengan menggunakan obat Diethyl Carbamazine Citrate (!23). !23 dapat membunuh mikrofilaria dan cacing de5asa pada pengobatan jangka panjang.

B. Saran

!iharapkan pemerintah dan masyarakat lebih serius menangani kasus filariasis karena  penyakit ini dapat membuat penderitanya mengalami cacat fisik sehingga akan menjadi beban

keluarga, masyarakat dan ?egara. !engan penanganan kasus filariasis ini pula, diharapkan "ndonesia mampu me5ujudkan program "ndonesia :ehat Aahun %&%&.

Referensi

Dokumen terkait

Tentukanlah besarnya momentum sudut dari sebuah piringan VCD yang massanya 50 gram, jari-jarinya 6 cm ketika sedang berotasi dengan sumbu putar melalui titik pusat massa dan tegak

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi

 Decibel adalah pengukuran umum yang digunakan pada bidang elektronika untuk menentukan loss atau gain (penguat) sebuah system.  Decibel merupakan perbandingan daya,

184.. ahli bid'ah atau yang membela mereka, memuji mereka, menyanjung-nyanjung kitab-kitab mereka, atau ia dikenal sebagai pembantu dan penolong mereka, atau ia turut mem- benci

Tali rami harus memenuhi standar Negara dan terbentuk dari tiga untai rami dan tiap untai terdiri atas beberapa serabut yang berbeda. Arah lilitan untaian harus berlawanan

 Amalan gaya hidup sihat memang banyak kepentingannya kepada manusia. Dengan mengamalkan gaya hidup sihat, seseorang akan sentiasa sihat, cergas dan bertenaga.Oleh itu, setiap

tinggi memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengerjakan tugas-tugas yang sukar, sedangkan individu dengan tingkat yang rendah memiliki keyakinan bahwa dirinya hanya