• Tidak ada hasil yang ditemukan

Panduan Pelayanan Radiologi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Panduan Pelayanan Radiologi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

I. Pemeriksaan Rujukan Luar

1. Pemeriksaan Radiologi yang tidak dapat dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing di Rujuk ke Radiologi luar yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing, berdasarkan rekomendasi dokter radiologi dan memiliki kinerja yang baik.

2. Pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing akan dirujuk ke radiologi luar yang telah bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing dan memiliki kualitas yang baik. (lampiran 3. Jenis pemeriksaan Rujukan/Terlampir  )

3. Apabila terjadi kerusakan alat dan membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki, maka pasien akan dirujuk ke Rumah Sakit Radiologi luar yang  bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing dan memiliki kinerja yang  baik.

4. Kontrol Mutu terhadap Radiologi Luar yang bekerjasama dengan Rumah Sakit dilakukan oleh Instalasi Radiologi Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing. Dengan menunjuk staf yang berkompeten untuk menilai hasil kontrol Mutu dari RS Luar

5. Pelaksanaan Kontrol Mutu terhadap Radiologi Luar yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing dilaporkan dan didokumentasikan sebagai bahan  pertimbangan untuk kerjasama selanjutnya.

6. Pasien diedukasi di ruangan mengenai pemeriksaan Rujukan sebelum dilakukan  pemeriksaan. Dengan menginformasikan ke pasien, bahwa pemeriksaan tidak dapat

dilakukan di Radiologi RSUD Cilincing dengan keterbatasan fasilitas.

H. Penundaan Pelayanan dan Pengobatan

1. Berdasarkan Kebijakan Penundaan Pelayanan dan Pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing.

2. Setiap terjadi penundaan atau perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan pada pasien harus ada penjelasan tentang penundaan perubahan jadwal pelayanan atau pengobatan akibat dari :

a. Masalah medis dilakukan oleh dokter yang akan melakukan pelayanan atau  pengobatan

 b. Pada kondisi dimana dokter penanggung jawab pasien tidak dapat memberikan  penjelasan alsan penundaan tindakan, maka dapat diwakilkan kepada dokter jaga c. Masalah unit dilakukan oleh petugas unit terkait

d. Masalah kerusakan alat dilakukan oleh penanggung jawab unit

3. Informasi yang diberikan ke pasien berkaitan dengan penundaan/ perubahan jadwal  pelayanan atau pengobatan paling sedikit meliputi; alas an penundaan, alternative

tindakan bila ada, rencana jadwal berikutnya.

4. Untuk pasien dengan indikasi CITO dan mengalami penundaan tindakan/ pelayanan atau  pengobatan yang diakibatkan baik masalah administrasi maupun masalah kerusakan alat, maka pasien tersebut harus dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai pelayanan atau  pengobatan sejenis.

(2)

BAB V LOGISTIK

5.1. PENGENDALIAN ALAT DI INSTALASI RADIOLOGI 5.1.1. Pengendalian Perencanaan

1. Usulan kebutuhan alat di Instalasi Radiologi berdasarkan :

 Pemenuhan standar, pengembangan, Peningkatan mutu pelayanan kesehatan  Jumlah dan jenis kompetensi SDM

 Kesiapan sarana dan prasarana  Kajian ekonomi

 Anggaran Rumah Sakit

2. Usulan kebutuhan alat di Instalasi Radiologi dibuat pada rencana kerja Instalasi Radiologi

5.1.2. Pengendalian Penerimaan 1. Uji Fisik

a. Mencocokkan alat dengan kontrak atau brosur : merk, tipe/model, jumlah  b. Dilakukan oleh Petugas Proteksi Radiasi beserta Teknisi Medis, dibantu oleh

Teknisi Alat tersebut dan diketahui oleh direktur  2. Uji Fungsi

a. Uji fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan melalui uji bagian-bagian alat dengan kemampuan maksimum, tanpa beban sebenarnya sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat digunakan dengan baik.  b. Uji Fungsi pertama kali dilakukan ketika alat baru dan direncanakan oleh

Vendor dari alat tersebut

c. Uji fungsi untuk perencanaan selanjutnya dilakukan oleh pemilik dan  perencanaan selanjutnya dari Teknisi Medis.

3. Uji Coba

Uji coba alat di Instalasi Radiologi dilakukan oleh Petugas Radiologi yang telah mengikuti training mengoperasikan pengoperasian alat dengan pasien/ beban sesuai kebbutuhan

Semua Uji dan Pelatihan di dokumentasikan dengan baik, pelebelan alat dan rancangan pemeliharaan preventif dilakukan oleh Petugas Radiologi bersama Petugas IPSRS Medis.

5.1.3. Pengendalian Pemeliharaan

Pemeliharaan Alat di Instalasi Radiologi di lakukan untuk :

 Mempertahankan usia pakai peralatan  Mempertahankan mutu peralatan

 Memperkecil resiko tingkat bahaya peralatan  Efisiensi biaya operasional dan investasi

1. Pemeliharaan Peralatan

 Pemeliharaan dan Perawatan peralatan Radiologi mengacu pada buku Pedoman atau pedoman dari pabrikan yang dilakukan secara berkala dan berkelanjutan. Perawatan dilakukan oleh Petugas Radiologi bersama Petugas IPSRS Medis.

(3)

 Uji Kesesuaian peralatan di Instalasi Radiologi dilakukan sesuai jadwal uji kesesuaian alat kesehatan di RSUD Cilincing yang dilakukan dua tahun sekali. 2. Perizinan Peralatan

Setiap alat di Instalasi Radiologi yang menggunakan energi pengion dan energi non  pengion serta tenaga nuklir harus mendapatkan izin dari BAPETEN.

5.2. KEBUTUHAN BARANG-BARANG LOGISTIK RADIOLOGI 1. Jenis kebutuhan barang radiologi terdiri atas:

1. Kebutuhan Rutin

Kebutuhan rutin adalah sejumlah barang habis pakai yang digunakan untuk  pelayanan pasien terdiri atas

a. Obat-obatan dan Bahan Habis Pakai (BHP)  b. Barang rumah tangga dan alat tulis kantor (ATK) 2. Kebutuhan Tidak Rutin

Kebutuhan tidak rutin adalah sejumlah barang selain barang rutin, seperti : Peralatan, elektronik, linen, dan lainnya

2. Farmasi menyediakan daftar perbekalan penting Radiologi seperti X-ray film, dan reagensia

3. Melakukan pemantauan stock inventori mingguan dan bulanan terhadap alkes, obat-obatan dan barang habis pakai

4. Seluruh perbekalan farmasi ( obat dan alkes) disimpan dalam lemari obat dan disusun  berdasarkan masa kadaluarsa ( FEFO )

5. Membuat jadwal control suhu dan masa kadaluarsa obat dan alkes

6. Melakukan pengawasan terhadap suhu dan kelembapan setiap hari yang dilaksanakan oleh PJ. Logistik dibawah tanggung jawab Koord. Radiologi dan Ka.Inst Radiologi

7. Semua perbekalan penting yang terpisah dalam kemasan, diberi label, penanggalan dan masa kadaluarsa.

8. Pengadaan Barang dan Alkes yang bersifat rutin.

Untuk permintaan obat-obatan dan bahan habis pakai ditujukan ke logistik farmasi, untuk  permintaan alat rumah tangga dan alat tulis kantor ditujukan ke logistik umum.

9. Pengadaan Alat kesehatan yang bersifat Cost Tinggi.

Berdasarkan Rencana kerja tahunan dan analisa kebutuhan sebagai investasi alat. Instalasi Radiologi membuat pengajuan yang ditujukan ke Direktur untuk selanjutnya disetujui, kemudian diteruskan ke PT untuk pembelian.

10. Semua administrasi logistik di Instalasi Radiologi meliputi perencanaan, permintaan,  penerimaan dan pemakaian.

11. Bukti penerimaan barang dan pemakaian barang di arsipkan di bagian radiologi.

12. Pengecekan obat-obatan dan bahan habis pakai di lakukan sebulan sekali melalui stok opname.

13. Evaluasi logistik di Instalasi Radiologi dilakukan setiap bulan dan di laporkan ke Kepala Bidang penunjang Medik.

(4)

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

TEKNIK PROTEKSI PASIEN

Ketentuan yang harus dipatuhi dalam teknik proteksi pasien, antara lain: 1. Persyaratan Pemeriksaan

Setiap pemeriksaan dengan pesawat sinar-x hanya diberikan setelah memperhatikan kondisi Pasien, untuk menghindari paparan radiasi yang tidak perlu. Apabila terjadi keraguan, hendaknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Dokter Spesialis Radiologi. Indikasi klinis, diagnose sementara, dan informasi yang diperoleh dari hasil pemeriksaan dengan sinar-x harus ditetapkan oleh Dokter Spesialis Radiologi.

2. Pemindahan Catatan

Pemindahan pelaksanaan Radiografi dari Rumah Sakit ke Rumah Sakit lain harus dikurangi untuk menghindari terjadinya pemeriksaan ulang.

3. Pengurangan Dosis Pasien

Semua upaya pembatasan dosis perlu dilakukan untuk mempertahankan dosis Pasien sekecil mungkin yang dapat dicapai secara teknis, seperti penggunaan kombinasi layar-film dengan efisiensi tinggi, ukuran medan radiasi minimum, waktu dan arus minimum.

4. Pemilihan Pemeriksaan Radiologi Bagi Wanita

Pemilihan pemeriksaan Radiologi pada perut bagian bawah dan pelvis Wanita dalam usia reproduksi disarankan untuk dilakukan dalam jangka waktu 10 hari pertama permulaan menstruasi. Pemeriksaan dapat dilakukan jika kondisi klinis Pasien memerlukan  pemeriksaan sinar-x yang segera. Bagi pasien wanita yang usia reproduktif, mengisi  pernyataan tidak hamil.

5. Proteksi Janin

Pemeriksaan radiologi pada perut bagian bawah dan pelvis Wanita hamil dapat diberikan hanya jika dianggap sangat diperlukan, dalam hal ini harus diusahakan agar janin menerima dosis radiasi sesedikit mungkin. Dalam hal pemberian penyinaran jenis lain  pada Wanita hamil, maka perut bagian bawah dan janin harus dilindungi dengan  pelindung.

6. Pelindung Organ

Pelindung gonad dan ovari harus diberikan untuk melindungi organ reproduksi pasien sepanjang tidak mengurangi informasi yang diperlukan. Pelindung tiroid hendaknya digunakan sepanjang diperlukan.

7. Pemeriksaan paru-paru

Foto Radiografi paru-paru (chest) harus dilakukan dengan jarak fokus dengan film (receptor) sekurang-kurangnya 120 cm.

(5)

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1. KESELAMATAN KERJA

Pemanfaatan sinar-X diagnostik meliputi desain ruangan, pemasangan dan pengoperasian setiap pesawat Sinar-X sesuai dengan spesifikasi keselamatan alat, perlengkapan proteksi radiasi, keselamatan operasional, proteksi pasien, dan uji kepatuhan (compliance test ).

Keselamatan kerja yang diterapkan antara lain :

1. Instalasi Radiologi RSUD Cilincing mempunyai organisasi proteksi Radiasi dimana Petugas Proteksi radiasi tersebut telah memiliki surat ijin sebagai petugas radiasi dari Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

2. Setiap Petugas Radiologi menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala setiap tahun dengan Medical Chek Up.

3. Dilakukan Uji kesesuaian pada seluruh alat Radiodiagnostik disesuaikan dengan  jadwal perizinan alat.

4. Alat Proteksi/ Alat pelindung Diri harus di uji kebocoran radiasi yang dilaksanakan setahun sekali.

5. Pesawat Sinar-X dalam kondisi yang baik dan dirawat dengan program jaminan kualitas.

6. Ruangan Sinar-X harus dibangun dengan cukup kuat untuk menahan beban perlatan yang ada di dalamnya dan dibangun sedemikian, sehingga memberikan proteksi yang cukup terhadap operator (petugas) dan orang lain yang berada di sekitar ruangan pesawat Sinar-X.

7. Ruang operator terdapat tabir Pb dan dilengkapi dengan kaca intip dari Pb sehingga dapat melindungi operator dari radiasi bocor dan hamburan..

8. Pintu ruang pesawat Sinar-X terdapat penahan radiasi yang cukup sehingga terproteksi dengan baik.

9. Lampu merah sebagai tanda radiasi harus terpasang di atas pintu, yang dapat menyala pada saat pesawat Sinar-X digunakan dan terdapat tanda peringatan radiasi seperti berikut :

”AWAS SINAR -X”

10. Apron pelindung yang mempunyai ketebalan minimum yang setara dengan 0,25 mm Pb dengan ukuran yang cukup pada bagian badan dan gonad untuk pemakai dari radiasi langsung.

(6)

11. Sarung tangan pelindung harus mempunyai ketebalan yang setara dengan 0,25 mm Pb dengan ukuran yang cukup dari radiasi langsung yang mengenai tangan dan  pergelangan tangan.

12. Tersedia peralatan untuk mencegah atau mengendalikan bahaya konvensional seperti kebakaran.

13. Arah berkas utama dari pesawat Sinar-X tidak diarahkan ke panel kontrol.

14. Orang yang membantu memegang pasien anak-anak atau orang yang lemah pada saat penyinaran dilakukan oleh orang dewasa / keluarga dengan menggunakan apron, tidak dilakukan oleh petugas.

15. Usaha yang dilakukan dalam melaksanakan penyinaran Sinar-X sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang baik dengan paparan minimum pada pasien atau  petugas.

16. Apabila terjadi kerusakan pesawat, perbaikan peralatan Sinar-X dilakukan oleh IPSRS Medis dan Petugas Teknisi Alat dari Prinsipal alat tersebut . Teknisi tersebut mempunyai keahlian dan latar belakang proteksi radiasi untuk mengerjakan  pekerjaannya dengan aman.

17. Terdapat peralatan monitoring personil yaitu TLD untuk memantau paparan radiasi yang diterima. TLD dipakai oleh petugas radiologi setiap memulai pekerjaannya setiap hari dan di kenakan pada pakaian kerja pada daerah yang diperkirakan  paling banyak menerima radiasi atau daerah yang dianggap mewakili penerimaan

dosis seluruh tubuh seperti dada bagian depan atau panggul bagian depan.

18. Seluruh pekerja radiasi wajib mengetahui prosedure intervensi kedaruratan apabila terjadi kecelakaan radiasi/ kebocoran radiasi.

7.2. PROSEDUR KERJA

7.2.1. Prosedur Kerja di ruang radiasi

1. Menghidupkan lampu merah yang berada diatas pintu ruangan.

2. Berkas sinar langsung tidak boleh mengena orang lain selain pasien yang sedang diperiksa.

3. Pada waktu penyinaran berlangsung semua yang tidak berkepentingan berada di luar ruangan pemeriksaan sedangkan petugas berada di ruangan operator.

4. Waktu pemeriksaan di buat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan. 5. Menghindarkan terjadinya pengulangan foto.

6. Apabila perlu pada pasien digunakanGonad Shield.

7. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diagframa sehingga pasien tidak menerima radiasi melebihi dari yang di perlukan.

8. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat mungkin gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan seseorang untuk membantu pasien atau memegang film selama penyinaran maka ia harus memakai

(7)

 pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal serta menghindari berkas sinar langsung dengan cara berdiri disamping berkas utama.

9. Pemeriksaan radiologi tidak boleh dilakukan tanpa permintaan dari Dokter.

7.2.2. Prosedur Kerja di Ruang ICU/ HCU dan Perinatologi dengan menggunakan Mobile Unit X-Ray

1. Berkas sinar langsung tidak boleh mengenai orang lain selain Pasien yang sedang diperiksa.

2. Pada waktu penyinaran berlangsung, semua Petugas harus berada sejauh mungkin dari pasien dan memakai pakaian proteksi radiasi.

3. Waktu pemeriksaan harus dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan. 4. Menghindarkan terjadinya pengulangan foto.

5. Apabila perlu pada pasien dipasangGonad Shield.

6. Pada saat pemeriksaan, daerah sekitar harus dibatasi dengan tabir radiasi. Untuk menghindari paparan radiasi pada pasien disebelahnya.

7. Ukuran berkas sinar harus dibatasi dengan diafragma sehingga pasien tidak menerima radiasi melebihi dari yang diperlukan.

8. Apabila film atau pasien memerlukan penopang atau bantuan, sedapat mungkin gunakan penopang atau bantuan mekanik. Jika tetap diperlukan seseorang untuk membantu pasien atau memegang film selama penyinaran maka ia harus memakai  pakaian proteksi radiasi dan sarung tangan timbal serta menghindari berkas sinar

langsung dengan cara berdiri di samping berkas utama.

13.3. PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI / ALAT PELINDUNG DIRI

 NAMA FUNGSI BANYAKN

YA 1 TLD/monitoring

radiation

Untuk mengetahui besarnya paparan radiasi yang diterima pekerja radiasi dalam satu periode waktu.

10 buah

2 APRON PB Untuk melindungi pekerja radiasi atau pasien dari paparan radiasi 3 buah 3 Sarung Tangan

PB

Untuk memproteksi atau pelindung Tangan dari paparan Radiasi 1 buah 4 Thyroid Pb Untuk memproteksi daerah sekitar tiroid dan leher dari paparan radiasi 1 buah 5 Tanda Radiasi Seperti lampu merah di atas pintu masuk pasien dan tanda sinar-X (

tanda bahaya radiasi warna kuning )

3 buah 6 Gonad Shield Sebagai pelindung diri pada daerah gonad/ genetalia 1 buah 7 Hand Scoon Sebagai pelindung diri kontak infeksi nosokomial Sesuai

kebutuhan 8 Masker Sebagai pelindung diri dari kontak langsung pasien Sesuai

(8)

BAB VIII PROTEKSI RADIASI

Proteksi radiasi merupakan cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian perlindungan pada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat adanya paparan radiasi.

8.1 Tujuan Proteksi Radiasi :

1. Untuk mencegah terjadinya efek deterministic yang membahayakan dan mengurangi  peluang terjadinya efek stokastik.

2. Melindungi para pekerja radiasi serta masyarakat umum dari bahaya radiasi yang ditimbulkan akibat penggunaan zat radioaktif atau sumber radiasi lain.

8.2 Upaya Proteksi Radiasi Terhadap Pasien, Petugas dan Masyarakat Umum di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing :

a. Bangunan ruang pemeriksaan harus didesian sesuai standar untuk pengamanan bagi  petugas, pasien, dan lingkungan sekitar dari bahaya radiasi

 b. Pemeriksaan dengan sinar-X hanya dilakukan atas permintaan dokter. c. Pemakaian perisai maksimum pada sinar primer.

d. Pemakaian teknik kV tinggi.

e. Jarak fokus ke pasien tidak boleh terlalu dekat. f. Daerah yang disinari harus sekecil mungkin, g. Organ reproduksi dilindungi sebisanya.

h. Pasien yang hamil, terutama trimester pertama tidak boleh diperiksa secara radiologis. i. Selama penyinaran berlangsung, petugas berdiri di belakang penahan radiasi.

 j. Lampu merah dinyalakan saat pemeriksaan berlangsung, sebagai tanda peringatan agar orang tidak masuk

k. Sedapat mungkin petugas tidak berada dalam kamar pesawat sinar-X pada waktu dilaksanakan radiografi.

l. Pintu berpenahan radiasi timbal selalu ditutup selama dilakukan penyinaran.

m. Selama penyinaran berlangsung, setiap orang termasuk perawat yang menyertainya harus  berlindung di balik penahan radiasi.

(9)

BAB IX

PENGENDALIAN MUTU

Mutu pelayanan radiologi dilaksanakan untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelayanan radiologi, meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan serta sebagai bahan acuan dalam  perencanaan dan pengembangan pelayanan radiologi. Untuk meningkatkan mutu pelayanan

Radiologi perlu adanya evaluasi sistem dan prosedur pelayanan, fasilitas dan penyelenggaraan  pelayanan, penyelenggaraan pelayanan radiologi, hasil penyelenggaraan pelayanan dan  perbaikan sarana yang dilaksanakan secara intern dan rutin melalui rapat intern radiologi.

Program Peningkatan Mutu adalah cakupan keseluruhan Program manajemen yang di terapkan untuk menjamin keprimaan mutu pelayanan kesehatan melalui suatu kegiatan secara sistematis yang bertujuan untuk menjamin terlaksananya pelayanan radiologi yang prima sesuai standar, seluruh komponen peralatan yang baik, dapat memberikan informasi diagnostik yang tepat, dengan dosis radiasi yang serendah-rendahnya dan biaya yang sekecil-kecilnya.

1. Penanggung jawab dalam program mutu adalah Ka. Instalasi yaitu seorang Dokter Radiologi. Dimana setiap harinya bertanggung jawab melakukan pengawasan harian terhadap hasil pemeriksaan, sehingga pelayanan radiologi dapat terlaksana secara tepat, informatif dan aman bagi pasien dan klinisi.

2. Pelaksana dari program peningkatan mutu adalah seluruh staf radiografer dimana setiap hari melaksanaka suatu kegiatan yang tertata dengan baik oleh untuk memastikan citra diagnostik yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi sehingga dapat memberikan informasi diagnostik yang memadai secara konsisten, yang didapat dengan biaya dan paparan radiasi  pasien seminimal mungkin.

3. Pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu mencakup :

a. Program peningkatan mutu berfokus pada standar input (SDM, peralatan, ruangan, bahan habis pakai dan lain-lain).

 b. Program peningkatan mutu berfokus pada proses, yaitu pemantauan terhadap  pelaksanaan kegiatan pelayanan.

c. Program peningkatan mutu berfokus pada output, yaitu evaluasi terhadap hasil-hasil yang sudah dilaksanakan (hasil-hasil radiograf, hasil-hasil bacaan, reject analisis, kepuasan pasien dan lain-lain).

4. Hasil Pemantapan Mutu dilaporkan pada Wadir pelayanan untuk selanjutnya

dimonitoring dan di evaluasi setiap bulan, untuk peningkatan mutu Pelayanan Instalasi Radiologi

(10)

BAB X

KEPATUHAN DAN MONITORING

1. Semua Staf yang terkait didalam Pedoman Pelayanan Instalasi Radiologi harus menerima orientasi tentang Pedoman pelayanan ini.

2. Pemahaman semua staf yang terkait pedoman ini, hendaknya dikaji ulang dan dikonfirmasi setiap tahunnya

3. Manajement Rumah Sakit Ananda akan menyebarkan Pedoman Pelayan radiologi untuk Kepala Instalasi Radiologi, Keperawatan dan Instalasi-Instalasi yang terkait dalam Pelayanan Radiologi di Rumah Sakit Umum Daerah Cilincing.

4. Seluruh Kepala Instalasi harus mendistribusikan Pedoman ini untuk semua staf di Instalasi mereka.

5. Hasil audit akan dikirimkan ke wadir pelayanan.

REFERENSI

1. Peraturan menteri kesehatan Nomor 269/Menkes/PER/2008 tentang Radiologi 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1041/MENKES/SK/XI/2008 Tentang Standar Pelayanan Radiologi Diagnostik Di Sarana Pelayanan Kesehatan

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

410/MENKES/SK/III/2010 Tentang Perubahan Standar Pelayan Radiologi Diagnostik di sarana pelayanan Kesehatan

4. Keputusan Menteri Kesehatan No.129 Tahun 2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

(11)

BAB XI PENUTUP

Pelayanan Radiologi Diagnostik merupakan bagian integral dari Pelayanan Medik yang  perlu mendapat perhatian khusus karena selain bermanfaat dalam menegakkan diagnosa, juga sangat berbahaya baik bagi Pasien , Petugas maupun lingkungan sekitarnya bila tidak di selenggarakan secara benar. Dalam upaya mencapai Pelayanan Radiologi yang bermutu dan aman, diperlukan pengelolaan manajemen dan teknis yang prima yang didukung oleh Sarana dan Prasarana, Sumber Daya Manusia dan peralatan yang baik pula.

Karena semua itu sudah tertulis di dalam undang –  undang. Bahkan jika tenaga kesehatan tetap melakukan tindakan medis dimana telah bertolak belakang dengan keputusan yang telah diambil oleh pasien maka tenaga kesehatan berhak mendapatkan tindakan pidana.

Dengan adanya panduan ini diharapkan segala unit terkait dapat melakukan prosedur tersebut dengan benar. Sehingga dapat melindungi tenaga kesehatan serta menghormati keputusan pasein yang telah diambil.

(12)
(13)

Lampiran 2. Inventarisasi Radiologi

Daftar Inventaris Radiologi RSUD Cilincing

 No Nama Jumlah KONDISI LETAK

1 Pesawat X-Ray GMM Chorus 1 unit BAIK Rad 2 Pesawat X-Ray PEriapical Trident 1 unit BAIK Rad

3 USG GE 1 unit BAIK Rad

4 Pesawat USG, Phillips 4 unit BAIK Rad

12 Sarung Tangan Pb 1 Pasang BAIK Rad

13 Gonad Shield 1 Unit BAIK Rad

14 Shielding Pb 1 Unit BAIK ICU

15 Apron 2 buah BAIK Rad

16 Thyroid Shield 1 buah BAIK Rad

20 Kaset 35 x 35 Agfa 2 buah BAIK Rad

21 Kaset 24 x 30 Agfa 1 Unit BAIK Rad

22 Kaset 30 x 40 Agfa 2 unit BAIK Rad

Daftar inventaris barang-barang umum Unit : Radiologi

 No Nama Jumlah KONDISI

(14)

3 Light View 2 unit BAIK

4 Printer PC, Epson L380 1 unit BAIK

5 Printer PC 1 unit BAIK

6 Kursi 4 unit BAIK

7 Pesawat Telepon 1 unit BAIK

8 AC Split 1 Unit BAIK

9 AC Split 2 pk Eskimo 1 unit BAIK

10 AC Split 1 pk 10 Unit BAIK

11 Jam dinding 1 Pasang BAIK

12 Set Lemari Rak foto Rontgen dan Arsip 1 Unit BAIK

13 Bed Pasien 1 unit BAIK

14 APAR 1 unit BAIK

15 Lampu sorot 1 unit BAIK

16 Ember plastic 2 unit BAIK

17 Lemari Loker Pasien dan Linen 1 unit BAIK

18 Tempat sampah medis 2 unit BAIK

19 Tempat sampah non medis 2 unit BAIK

(15)

Lampiran 3. Daftar Pemeriksaan yang tidak ada di Radiologi RSUD Cilincing

PEMERIKSAAN RADIOLOGI YANG TIDAK ADA DI RADIOLOGI RSUD Cilincing

 RADIOLOGI DENGAN KONTRAS 1. Colon In Loop

2. Oseophagus Maag Duodenum ( OMD ) 3. Esophagografy  MAMMOGRAPHY  DENTAL 1. Cephalometri 2. Dental Occlusal  MRI  CT SCAN CARDIAC  BMD / BONE DENSITOMETRI

 KEDOKTERAN NUKLIR/ BONE SCAN  RADIOTERAPI

Referensi

Dokumen terkait

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan dan pengajaran kepada sekelompok anak yang berusia 0-6 tahun yang berada dalam

Sehubungan dengan pengalihan pengelolaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah sesuai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun

Aspek karakteristik materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas KD dengan mencermati kata kerja kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan data empiris

a) Sifat melanggar hukum atau wederrechttelijkheid. b) Kausalitas dari si pelaku, misalnya keadaan sebagai pegawai negeri dalam kejahatan menurut Pasal 415 KUHP atau keadaan

Madrasah Pusat Keunggulan Fase perkembangan madrasah pasca kemerdekaan Republik Indonesia khususnya dengan lahirnya keputusan bersama 3 menteri (SKB 3 Menteri),

Jadi, kebijakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk menambah modal

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah penulis uraikan pada bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar bahwa motivasi siswa SMA

Nilai koefisien determinan atau R 2 terendah berada pada stasiun 4 yaitu laut Natuna, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada laut natuna ini data satelit yang