• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Kalimantan Timur

(2)

i

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2013 dapat diselesaikan dan disusun dengan baik dan tepat waktu serta dipublikasikan kepada stakeholders Bank Indonesia. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kalimantan Timur diterbitkan secara periodik setiap triwulan sebagai perwujudan peranan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur dalam memberikan informasi kepada stakeholders tentang perkembangan ekonomi Kalimantan Timur terkini serta prospeknya ke depan. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu referensi atau acuan dalam proses diskusi atau proses pengambilan kebijakan berbagai pihak terkait.

Analisa pada kajian ini menggambarkan perekonomian daerah Provinsi Kalimantan Timur didasarkan pada data dan informasi yang diperoleh dari berbagai pihak seperti instansi di lingkungan pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur, Badan Pusat Statistik, pelaku usaha dan akademisi, laporan dari perbankan serta data hasil analisis intern Bank Indonesia dan sumber-sumber lain yang tidak dapat kami sebutkan. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya. Harapan kami, hubungan kemitraan yang terjalin selama ini dapat lebih ditingkatkan di masa yang akan datang.

Kami menyadari bahwa buku kajian ini masih belum sempurna ataupun terdapat penyajian data yang kurang tepat, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan kritikan, masukan, dan saran untuk lebih meningkatkan kualitas kajian sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang maksimal di masa yang akan datang.

Akhirnya besar harapan kami mudah-mudahan laporan triwulanan ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan dalam memahami perekonomian Kalimantan Timur. Terima kasih.

Samarinda, Mei 2013

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Ameriza M. Moesa Kepala Perwakilan

(3)

iii

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ... x

I. Assesmen Perkembangan Ekonomi Makro ... x

II. Assesmen Perkembangan Inflasi ... x

III. Assesmen Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran... x

IV. Assesmen Perkembangan Keuangan Daerah ...xi

V. Assesmen Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan ...xi

VI. Assesmen Prospek Perekonomian ... xii

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL ... 1

1.1 Gambaran Umum ... 2

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ... 2

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ... 3

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ... 4

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ... 5

1.2.4 Ekspor dan Impor ... 6

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran ... 9

1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan... 10

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ... 11

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ... 12

1.3.4 Sektor Bangunan ... 13

1.3.5 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ... 13

(4)

iv

2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) ... 17

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq) ... 17

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan(qtq) ... 18

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)... 19

2.3 Inflasi Tahunan (yoy) ... 20

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ... 20

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ... 20

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ... 21

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN... 23

3.1 Gambaran Umum ... 23

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ... 24

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ... 25

3.2.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) ... 26

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ... 28

a. Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim... 28

b. Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim ... 30

3.2.4 Perkembangan Kredit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ... 32

3.2.5 Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ... 35

3.3 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 35

3.3.1 Perkembangan Aset BPR di Kaltim ... 36

3.3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR di Kaltim ... 36

3.3.3 Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR di Kaltim ... 37

3.4 Perkembangan Perbankan Syariah ... 38

3.4.1 Aset ... 38

3.4.2 Dana Pihak Ketiga ... 39

3.4.3 Penyaluran Kredit ... 39

3.5 Assesmen Risiko Perbankan ... 40

3.5.1 Risiko Kredit ... 40

(5)

v

3.6.1 Perkembangan Transaksi Tunai ... 43

3.6.1.1 Perkembangan Pengedaran Uang Kartal ... 43

3.6.1.2 Jumlah Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) Uang Kartal ... 44

3.6.2 Perkembangan Transaksi Non-Tunai ... 44

3.6.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring ... 44

3.6.2.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS ... 45

BAB IV KEUANGAN DAERAH ... 46

4.1 Gambaran Umum... 46

4.2 Pendapatan ... 47

4.3 Belanja ... 48

BAB V PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN ... 51

5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur ... 51

5.2 Kesejahteraan ... 53

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ... 54

6.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2013 ... 54

6.2 Prospek Perkembangan Inflasi ... 55

Boks. Prospek Industri Batu Bara Tahun 2013 LAMPIRAN

(6)

vi

1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur ... 3

1.2 Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I-2013 ... 7

1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I-2013 ... 8

1.4 Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur ... 9

2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2013 ... 16

2.2 Inflasi Triwulan (qtq) di Kota Samarinda ... 17

2.3 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Samarinda ... 18

2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan ... 18

2.5 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Balikpapan ... 18

2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan ... 19

2.7 Andil Inflasi Tertinggi Per Komoditas Kota Tarakan ... 19

2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa ... 20

2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa ... 21

2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa ... 21

2.11 Perkembangan Inflasi Nasional, Kaltim dan Kota ... 22

3.1 Jumlah Kantor Bank di Kalimantan Timur ... 23

3.2 Perkembangan Kinerja Bank Umum Berdasarkan Kabupaten/Kota di Kaltim ... 25

3.3 Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim ... 26

3.4 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim ... 27

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ... 30

3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ... 32

3.7 Perkembangan Kredit UMKM di Kalimantan Timur ... 34

3.8 Perkembangan Kredit Usaha Rakyat (KUR) ... 35

3.9 Perkembangan Usaha BPR di Kaltim ... 38

3.10 Perkembangan Kolekbilitas Kredit Bank Umum di Kaltim ... 40

3.11 Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto Bank Umum ... 41

3.12 Struktur Jangka Waktu DPK Perbankan di Kaltim ... 42

4.1 Realisasi Pendapatan APBD Kaltim Triwulan I-2013 ... 47

4.2 Realisasi Belanja APBD Kaltim Triwulan I-2013 ... 49

4.3 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Provinsi Kaltim per SKPD Trwulan I-2013 ... 50

5.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kaltim ... 51

(7)

vii

1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy) ... 2

1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen ... 3

1.3 Indeks Kondisi Ekonomi ... 4

1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen ... 4

1.5 Kredit Konsumsi ... 4

1.6 Belanja Modal APBD ... 5

1.7 Realisasi Investasi ... 5

1.8 Kredit Investasi ... 5

1.9 Jumlah Proyek Investasi Kaltim ... 6

1.10 Ekspor Pelabuhan Samarinda ... 6

1.11 Nilai Ekspor Non Migas Kalimantan Timur ... 7

1.12 Volume Ekspor Non Migas Kalimantan Timur ... 7

1.13 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas ... 7

1.14 Nilai Impor Non Migas Kaltim ... 8

1.15 Volume Impor Non Migas Kaltim ... 8

1.16 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas ... 9

1.17 Indeks Produksi Padi ... 10

1.18 Indeks Produksi Sawit ... 10

1.19 Kredit Sektor Pertanian ... 10

1.20 Indeks Produksi Batubara ... 11

1.21 Produksi 3 Perusahaan Terbesar PKP2B ... 11

1.22 Kredit Pertambangan ... 12

1.23 Produksi Kilang Minyak Kaltim ... 12

1.24 Produksi LNG ... 12

1.25 Kredit Sektor Industri ... 13

1.26 Kredit Konstruksi ... 13

1.27 Penjualan Retail ... 14

1.28 Kredit Perdagangan ... 14

1.29 Arus Penumpang Pelabuhan Samarinda ... 14

1.30 Perkembangan Kredit Kaltim... 14

2.1a Laju Inflasi Kaltim dan Nasional (yoy) ... 15

2.1b Inflasi Provinsi se-Kalimantan ... 15

2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy) ... 16

(8)

viii

3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat ... 26

3.4 Perkembangan Suku Bunga kredit di Kaltim ... 28

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ... 28

3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum berlokasi Proyek di Kaltim ... 31

3.7 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM ... 33

3.8 Perkembangan Penyaluran Kredit UMKM ... 33

3.9 Perkembangan Aset BPR ... 36

3.10 Perkembangan DPK BPR ... 36

3.11 Perkembangan Kredit BPR ... 37

3.12 Perkembangan Aset Perbankan Syariah ... 38

3.13 Pangsa Indikator DPK Syariah ... 39

3.14 Pertumbuhan DPK Syariah ... 39

3.15 Pertumbuhan Kredit Perbankan Syariah (qtq & yoy) ... 40

3.16 Perkembangan Kredit Perbankan Syariah... 40

3.17 Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ... 42

3.18 Peredaran Uang Kartal di Kaltim ... 43

3.19 Peredaran Uang Kartal di Kaltim Berdasarkan Wilayah Kerja KPw BI ... 43

3.20 Jumlah PTTB per-Wilker KBI ... 44

3.21 Perkembangan Transaksi Kliring ... 45

3.22 Perkembangan Transaksi RTGS ... 45

3.23 Perkembangan RTGS per Wilker KBI ... 45

4.1 Realisasi Pendapatan (Nilai) ... 46

4.2 Realisasi Pendapatan (Persentase) ... 46

4.3 Realisasi Belanja (Nilai) ... 47

4.4 Realisasi Belanja (Persentase) ... 47

4.5 Realisasi Pendapatan Transfer ... 48

4.6 Realisasi Pendapatan Asli Daerah ... 48

4.7 Realisasi Belanja Operasional ... 49

5.1 Perkembangan Indeks Kenyakinan Konsumen ... 52

5.2 Indeks Kenyakinan Konsumen... 53

5.3 Indeks Penghasilan ... 53

6.1 Indeks Ekspektasi Konsumen ... 54

6.2 Acuan dan Harga Internasional Batubara ... 54

6.3 Harga Komoditas Gula-Kedelai ... 55

(9)
(10)

x

RINGKASAN

EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL (KER)

TRIWULAN I-2013

ASSESMEN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 tumbuh positif, yaitu sebesar 0,22%(yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 2,02%(yoy), dan lebih rendah jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh 6,02%(yoy) .

Dari sisi permintaan, pelambatan ekonomi di triwulan I-2013 dipicu oleh penurunan kinerja ekspor luar negeri, di samping komponen pengeluaran pemerintah dan investasi yang juga tumbuh melambat. Sementara dari sisi penawaran, pelambatan disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor industri pengolahan karena semakin terkontraksinya produksi LNG, serta pelambatan beberapa sektor yang memberikan kontribusi cukup signifikan lainnya seperti sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Penopang pertumbuhan secara sektoral berasal dari peningkatan sektor pertambangan dan penggalian terutama meningkatnya (recovery) produksi tambang batubara Kaltim akibat mulai meningkatnya permintaan internasional sebagai imbas dari optimisme membaiknya perekonomian global.

ASSESMEN PERKEMBANGAN INFLASI

Pada periode triwulan I-2013 laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 menunjukkan tren peningkatan. Inflasi Kalimantan Timur triwulan I-2013, tercatat sebesar 6,29%(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan IV-2012 sebesar 5,61%(yoy). Laju inflasi Kaltim ini berbeda arah dengan laju inflasi tahunan nasional yang mengalami sedikit penurunan dari 4,31% di triwulan IV-2012 menjadi 4,30%(yoy) di triwulan I-2013. Sementara itu, secara total inflasi di Kalimantan mengalami peningkatan dari 5,83% (yoy) di triwulan IV-2012 menjadi 5,98% (yoy) di triwulan I-2013, dengan peningkatan inflasi terjadi di provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.

ASSESMEN PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Pencapaian awal tahun 2013 triwulan pertama bagi perkembangan perbankan mengalami pertumbuhan yang melambat. Meskipun melambat, indikator perbankan menunjukkan pertumbuhan yang masih positif, sebagaimana tercermin pada pertumbuhan positif tiga faktor utama yaitu Aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) serta penyaluran kredit perbankan yang secara tahunan (yoy) mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 8,38%, 12,96%, dan

(11)

xi

24,58%. Kondisi tersebut sejalan dengan pertumbuhan nasional yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan masing-masing sebesar 14,25%, 13,50% dan 19,97%. Fungsi intermediasi perbankan yang tercermin pada Loan to Deposit Ratio (LDR) meningkat pada kisaran 65,06% dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 59,00%(qtq). Peningkatan fungsi intermediasi tersebut didorong oleh membaiknya penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh bank yang selanjutnya disalurkan melalui kredit pada sektor produktif.

Perkembangan sistem pembayaran di Kalimantan Timur sampai dengan triwulan I-2013 menunjukkan peningkatan pertumbuhan secara tahunan. Transaksi tunai yang mencapai Rp 3,96 triliun pada triwulan I-2013 atau naik 27,04% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu transaksi pembayaran melalui kliring di Wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari sisi nilai mencapai Rp 6,07 triliun, atau apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya jumlah ini mengalami peningkatan 1,49%(yoy), dan dari sisi volume transaksi mencapai 144.133 bilyet. Sedangkan nilai transaksi Real Time Gross Settlement

(RTGS) di Kaltim pada triwulan I-2013 mencapai Rp 67,88 triliun, atau tumbuh sebesar 54,27% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

ASSESMEN PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi APBD provinsi Kalimantan Timur triwulan I-2013 secara umum masih menunjukkan pertumbuhan positif, sebagaimana terlihat pada realisasi belanja jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012. Meskipun dari sisi realisasi pendapatan sedikit mengalami penurunan. Total pendapatan APBD Provinsi Kaltim yang terealisasi sampai dengan triwulan I mencapai Rp. 2,32 trilyun atau mengalami penurunan -31,26% dibandingkan total pendapatan realisasi pada triwulan yang sama tahun 2012 sebesar Rp. 3,37 trilyun. Sementara itu realisasi belanja APBD provinsi Kaltim pada triwulan I-2013 secara nilai mencapai Rp. 1,18 trilyun atau mengalami peningkatan 20,59% (yoy) dibanding realisasi tahun 2012 yakni sebesar Rp. 983 milyar. ASSESMEN PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Timur menunjukkan kondisi yang lebih baik dari triwulan sebelumnya. Perkembangan jumlah penduduk Kalimantan Timur yang berusia 15 tahun ke atas berdasarkan survei ketenagakerjaan bulan Februari 2013, berjumlah 2.714.516 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 3,54% (yoy) (dibandingkan data bulan Februari 2012) atau bertambah sebanyak 92.898 orang. Dari jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas, yang termasuk dalam kategori angkatan kerja berjumlah 1.889.428 orang. Jumlah ini mengalami pertumbuhan

(12)

xii

sebesar 3,12% (yoy) atau bertambah sebanyak 57.249 orang dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) mencapai 69,60%, lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK bulan Agustus 2012 yang sebesar 66,64%. Sementara itu, jumlah pengangguran di Kaltim mengalami penurunan 1,48% (yoy) dari 170.138 orang menjadi 167.612 orang, begitu pula Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Agustus tahun 2012, yaitu dari 8,90% menjadi 8,87%.

ASSESMEN PROSPEK PEREKONOMIAN

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2013 diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang positif, dengan perkiraan laju pertumbuhan berkisar antara 1,7 + 1 % (yoy). Dari sisi permintaan, faktor positif pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat, banyaknya even kegiatan kampanye menjelang Pilkada Gubernur, serta semakin membaiknya iklim usaha di Kaltim. Sementara itu kinerja ekspor Kaltim diperkirakan masih mengalami kontraksi meskipun magnitudenya semakin mengecil. Ekspor komoditas migas diperkirakan masih mengalami penurunan, sebaliknya komoditas non migas mulai meningkat seiring dengan mulai meningkatnya perkembangan harga batubara internasional.

Perkiraan peningkatan harga batubara tersebut juga akan berimbas pada sisi penawaran, dimana sektor pertambangan dan penggalian sebagai sektor utama perekonomian Kaltim juga diperkirakan akan mengalami peningkatan kinerja di triwulan II-2013. Membaiknya perekonomian Amerika Serikat yang ditunjukkan dengan rendahnya tingkat pengangguran, memberikan optimisme terhadap peningkatan perekonomian global sehingga akan meningkatkan kebutuhan energi (batubara) dunia.

Tekanan inflasi Kaltim pada triwulan II-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan posisi triwulan I-2013 yang tercatat 6,29% (yoy). Laju inflasi Kaltim pada triwulan mendatang diperkirakan berada pada kisaran 6,89 +1% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi diperkirakan berasal dari kenaikan harga bahan makanan terutama bumbu-bumbuan dan sayuran. Faktor yang menahan laju inflasi antara lain pergerakan harga komoditas pangan di pasar dunia seperti minyak sawit dan kedelai diperkirakan masih cukup rendah sehingga akan menurunkan harga produk turunannya seperti minyak goreng, tahu, dan tempe. Sementara itu peningkatan inflasi inti diperkirakan masih bersumber dari kenaikan kelompok Perumahan, serta kenaikan harga kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga mendekati pergantian tahun ajaran baru.

(13)

2

P

P

E

E

R

R

K

K

E

E

M

M

B

B

A

A

N

N

G

G

A

A

N

N

E

E

K

K

O

O

N

N

O

O

M

M

I

I

M

M

A

A

K

K

R

R

O

O

R

R

E

E

G

G

I

I

O

O

N

N

A

A

L

L

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 tumbuh positif, yaitu sebesar 0,22%(yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 2,02%(yoy), dan lebih rendah jika dibandingkan PDB Nasional yang tumbuh 6,02%(yoy) (Grafik 1.1).

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Dari sisi permintaan, pelambatan ekonomi di triwulan I 2012 dipicu oleh penurunan kinerja ekspor luar negeri, di samping komponen pengeluaran pemerintah dan investasi yang juga tumbuh melambat. Sementara dari sisi penawaran, pelambatan disebabkan oleh menurunnya kinerja sektor industri pengolahan karena semakin terkontraksinya produksi LNG, serta pelambatan beberapa sektor yang memberikan kontribusi cukup signifikan lainnya seperti sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Penopang pertumbuhan secara sektoral berasal dari peningkatan sektor pertambangan dan penggalian terutama meningkatnya (recovery) produksi tambang batubara Kaltim akibat mulai meningkatnya permintaan internasional sebagai imbas dari optimisme membaiknya perekonomian global.

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, pertumbuhan PDRB pada triwulan laporan disumbangkan secara positif oleh hampir semua komponen, kecuali ekspor neto. Kontribusi pertumbuhan PDRB tertinggi berasal dari komponen investasi yaitu sebesar 1,11%, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 0,92% (Tabel 1.1). Meskipun cenderung melambat, pertumbuhan investasi di Kaltim masih cukup tinggi 7,23% (yoy).

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 2013 Kaltim 0.3 -0. 3.1 5.8 6.8 6.9 3.9 2.8 2.8 3.3 4.3 5.6 6.0 5.4 2.5 2.0 0.2 Nasional 4.5 4.0 4.1 5.4 5.6 6.1 5.8 6.1 6.5 6.5 6.6 6.5 6.3 6.4 6.1 6.1 6.0 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00

(% yoy) Kaltim Nasional

BAB

I

(14)

3

Tabel 1.1 Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

Sumber : BPS Kaltim, diolah

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi rumah tangga Kaltim di triwulan I-2013 tumbuh sebesar 6,44%(yoy), meningkat dari 6,32%(yoy) pada triwulan sebelumnya. Peningkatan konsumsi rumah tangga ini ditengarai oleh meningkatnya Upah Minimum Provinsi Kaltim yang cukup tinggi pada tahun 2013 sebesar 48,86% sehingga meningkatkan daya beli msyarakat Kaltim. Peningkatan konsumsi rumah tangga dikonfirmasi dari hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan oleh Bank Indonesia Provinsi Kaltim pada triwulan I-2013, dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) secara umum masih menunjukkan optimisme masyarakat Kaltim (di atas level 100), serta level keyakinan mengalami peningkatan dibandingkan level keyakinan pada triwulan IV-2012 (Grafik 1.2).

Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Optimisme keyakinan konsumen masih terjaga oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi (IKE), terutama yang berasal dari pembelian barang tahan lama dan keyakinan

0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011 2012 2013

(Indeks) Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi

(15)

4

terhadap penghasilan. Begitu pula ekspektasi konsumen (IEK) ke depan juga mengalami peningkatan, berasal dari meningkatnya ekspektasi terhadap penghasilan, kondisi ekonomi, maupun ketersediaan lapangan pekerjaan (Grafik 1.3 dan 1.4).

Peningkatan konsumsi rumah tangga di Kaltim juga dipengaruhi oleh masih tingginya pertumbuhan kredit konsumsi perbankan berdasarkan lokasi proyek pada triwulan I-2013 yang secara tahunan sebesar 20,93%, atau meningkat dari Rp.15,71 trilyun pada triwulan I-2012 menjadi Rp.19,01 trilyun di triwulan I-2013 (Grafik 1.5). Pertumbuhan tersebut relatif stabil dari pertumbuhan di triwulan sebelumnya yang mencapai 22,59%(yoy).

Grafik 1.3 Indeks Kondisi Ekonomi Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1.4 Indeks Ekspektasi Konsumen Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia

Grafik 1.5 Kredit Konsumsi

Sumber : LBU Bank Indonesia 1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah pada triwulan I-2013 tumbuh sebesar 3,17%(yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 yang tercatat sebesar 5,62%. Pelambatan pertumbuhan belanja pemerintah daerah pada triwulan I-2013 dapat dilihat pada pelambatan konsumsi APBD secara tahunan yang diperkirakan berasal dari lambatnya realisasi belanja modal pada triwulan laporan, baik dari sisi anggaran maupun penyelesaian fisiknya (Grafik 1.6). Hal ini disebabkan oleh realisasi belanja infrastruktur untuk pembuatan jalan dan sarana perhubungan relatif kecil, serta beberapa proyek besar multiyears yang belum menunjukkan angka realisasi yang tinggi (signifikan) pada

0 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011 2012 2013

Indeks Penghasilan Saat Ini Pembelian Durable Goods

Ketersediaan Lap. Kerja Garis 100

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011 2012 2013

Indeks Eksp. Penghasilan Eksp. Ekonomi

Eksp. Ketersediaan Lap.Kerja Garis 100

0% 20% 40% 60% 0 4,000 8,000 12,000 16,000 20,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2010 2011 2012 2013 (yoy) (Rp milyar) Konsumsi growth (yoy)

(16)

5

awal tahun ini, antara lain pembangunan freeway Balikpapan-Samarinda, pembangunan jembatan Pulau Balang, serta pembangunan Bandara Samarinda Baru.

Grafik 1.6 Belanja Modal APBD

Sumber : Prompt Indicator BPS

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 7,23%(yoy), sedikit lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 sebesar 8,47%(yoy). Pelambatan pertumbuhan PMTDB sebagai proksi dari kegiatan investasi dapat dilihat dari melambatnya realisasi investasi (Grafik 1.7) pada triwulan laporan.

Grafik 1.7 Realisasi Investasi

Sumber : LBU Bank Indonesia Grafik 1.8 Kredit Investasi Sumber : LBU Bank Indonesia

Pelambatan investasi juga ditunjukkan oleh pembiayaan kredit investasi perbankan berdasarkan lokasi proyek di Kaltim yang mencapai Rp.30,11 trilyun atau tumbuh 27,91%, lebih lambat jika dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 36,11%(yoy) (Grafik 1.8). Sementara itu data BPPMD provinsi Kalimantan Timur menunjukkan bahwa realisasi investasi PMA pada triwulan I-2013 mencapai 136 juta USD (78 proyek), mengalami penurunan dibandingkan triwulan I-2012 yang mencapai 245,54 juta USD (72 proyek). Namun sebaliknya, investasi PMDN mengalami peningkatan yang signifikan dari Rp. 2,29 trilyun (20 proyek) di triwulan I-2012 menjadi Rp. 4,85 trilyun (24 proyek) di triwulan I-2013 (Grafik 1.9).

0% 10% 20% 30% 40% 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011 2012 2013 growth Indeks Belanja Modal APBD g (yoy)

-5% 0% 5% 10% 15% 80 90 100 110 120 130 140 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011 2012 2013 growth Indeks Realisasi Investasi g (yoy)

0% 20% 40% 60% 0 4,000 8,000 12,000 16,000 20,000 24,000 28,000 32,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2010 2011 2012 2013 (yoy)

(17)

6

1.2.4 Ekspor dan Impor

Kinerja ekspor Kalimantan Timur pada triwulan I2013 mengalami kontraksi -1.80%, turun dibandingkan pertumbuhan ekspor di triwulan IV-2012 yang tumbuh positif 1,26%(yoy). Kondisi ini terutama disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor luar negeri, disamping ekspor antar daerah yang juga tumbuh melambat. Penurunan kinerja ekspor dapat dilihat dari perkembangan ekspor di Pelabuhan Samarinda yang masih tumbuh negatif 8,28%(yoy) dengan volume ekspor mencapai 13,65 juta ton. Kondisi ini melanjutkan kinerja ekspor triwulan sebelumnya yang terkontraksi secara tahunan sebesar 67,33%(yoy) dengan volume ekspor sebesar 5,11 juta ton (Grafik 1.10).

Grafik 1.9 Jumlah Proyek Investasi Kaltim

Sumber : BPPMD Kaltim Grafik 1.10 Ekspor Pelabuhan Samarinda Sumber : LBU Bank Indonesia

Apabila dilihat dari jenis komoditasnya, penurunan kinerja ekspor luar negeri Kaltim disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor komoditas migas dan ekspor non migas yang didominasi oleh batubara. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang diolah Bank Indonesia, ekspor non migas Kaltim triwulan I-2013 mencapai USD 4.505 juta, atau secara tahunan ekspor non migas pada triwulan laporan turun sebesar 3,90%(yoy), melanjutkan pertumbuhan negatif di triwulan IV2012 yang tumbuh -11,64%(yoy) (Grafik 1.11). Pertumbuhan negatif ekspor non migas dari sisi nilai dipengaruhi oleh perkembangan harga batubara yang masih cukup rendah, karena kinerja ekspor non migas dari sisi volume tumbuh positif 19,99%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,04%(yoy) (Grafik 1.12).

Berdasarkan negara tujuan utama ekspor Kalimantan Timur pada triwulan laporan, China memiliki pangsa nilai ekspor terbesar yaitu 26,62%, diikuti oleh India 17,14%, Jepang 13,69%, dan Korea Selatan 12,30% (Grafik 1.13). Pangsa ekspor ke China tersebut mengalami penurunan dari triwulan lalu yang mampu mencapai 32,38%, sebaliknya pangsa ekspor non migas ke negara tujuan India dan Korsel mengalami peningkatan dari 16,35% dan 10,01% pada triwulan lalu. Berdasarkan komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 88,29% dengan nilai USD 3.978 juta (Tabel 1.2). Nilai ekspor komoditas tersebut mengalami kontraksi -4,87% dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, sehingga kontraksi ekspor

72 20 78 24 0 20 40 60 80 100 PMA PMDN Jumlah Proyek Tw I-2012 Tw I 2013 -120% -90% -60% -30% 0% 30% 60% 90% 120% -4 8 12 16 20

I II III IV I II III IV I II III IV I

2010 2011 2012 2013

(% yoy) (Juta Ton) Ekspor Pelabuhan Samarinda Growth (yoy)

(18)

7

komoditas bahan bakar mineral memberikan kontribusi sebesar -4,30% terhadap kontraksi pertumbuhan ekspor non migas Kalimantan Timur secara keseluruhan.

Grafik 1.11 Nilai Ekspor Non Migas Kalimantan Timur

Grafik 1.12 Volume Ekspor Non Migas Kalimantan Timur

Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah

Grafik 1.13 Perkembangan Share Negara Tujuan Utama Ekspor Non Migas

Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah

Tabel 1.2 Komoditas Utama Ekspor Non Migas Kaltim Triwulan I-2013 (HS2 Digit, dalam USD)

Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2010 2011 2012 2013 (yoy) (Juta USD) Nilai Ekspor g Nilai Ekspor

-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 0 10 20 30 40 50 60 70 80 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2010 2011 2012 2013 (yoy) (Juta Ton) Vol Ekspor g Vol Ekspor

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 2013

Share INDIA RRC KORSEL

(19)

8

Sementara itu, pertumbuhan kegiatan impor Kaltim pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1,07%(yoy), melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2013 yang sebesar 3,11%. Pelambatan impor ini disebabkan oleh penurunan kinerja impor migas maupun impor non migas Kalimantan Timur. Berdasarkan data yang tercatat di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, nilai impor non migas Kalimantan Timur selama triwulan I-2013 mencapai USD 512,63 juta atau tumbuh -12,93%(yoy), menurun dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 20,77%(yoy) (Grafik 1.14). Pertumbuhan positif impor diperkirakan masih dijaga oleh peningkatan faktor nilai dan jenis komoditas, karena dari sisi volume kinerja impor non migas Kaltim turun lebih dalam sebesar -57,26%(yoy) (Grafik 1.15).

Secara keseluruhan, perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 masih mengalami net export (jumlah ekspor non migas Kaltim lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor non migas Kaltim) sebesar USD 3.993 juta, namun net ekspor tersebut mengalami penurunan sebesar -2,60%(yoy).

Grafik 1.14 Nilai Impor Non Migas Kaltim Grafik 1.15 Volume Impor Non Migas Kaltim

Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah

Tabel 1.3 Komoditas Impor Non Migas Utama Kaltim Triwulan I-2013 (HS2 Digit, dalam USD)

Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah -40% -20% 0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140% 0 200 400 600 800 1,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2010 2011 2012 2013 (yoy)

(Juta USD) Nilai Impor g Nilai Impor

-100% -50% 0% 50% 100% 150% 200% 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2010 2011 2012 2013 (yoy) (Juta Ton) Vol Impor g Vol Impor

(20)

9

Grafik 1.16 Perkembangan Share Negara Asal Utama Impor Non Migas

Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur dari sisi penawaran di triwulan I-2013 berasal dari sektor keuangan, persewaan, jasa perusahaan dengan kontribusi sebesar 0,63% (yoy), diikuti oleh sektor utama pertambangan dan penggalian dengan kontribusi 0,53% (yoy), dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan kontribusi 0,51%(yoy). Sektor utama pertambangan dan penggalian (pangsa 46,66%) mulai mengalami peningkatan kinerja, hal ini disebabkan oleh meningkatnya produksi pertambangan non migas (batubara) yang tumbuh 3,50% (yoy), sementara pertambangan migas mengalami pertumbuhan negatif -4,52% (yoy). Peningkatan produksi batubara terjadi seiring dengan mulai meningkatnya kembali permintaan batubara dari beberapa negara seperti India dan Korea Selatan, meskipun perkembangan harga komoditas tersebut di pasar internasional belum meningkat secara signifikan.

Table 1.4. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

Sumber : BPS Kaltim, diolah

0% 10% 20% 30% 40% 50% 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2009 2010 2011 2012 2013

(Share) SINGAPORE C. USA C. JAPAN

(21)

10

Sebagai sektor terbesar kedua pembentuk PDRB Kalimantan Timur, industri pengolahan (pangsa 23,57%) semakin terkontraksi pada triwulan I2013 atau tumbuh -11,52%(yoy), sehingga memberikan kontribusi negatif terhadap pertumbuhan ekonomi secara total dari sisi penawaran sebesar -2,71%. Hal utama penyebab penurunan kinerja pada sektor industri pengolahan adalah penurunan industri pengolahan migas karena semakin terbatasnya sumber pasokan gas (feed gas) sebagai bahan baku utama produksi LNG PT. Badak Bontang.

1.3.1 Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan pada triwulan I-2013 mengalami ekspansi sebesar 0,93%(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 1,25%. Pertumbuhan positif sektor ini didorong oleh pertumbuhan positif tanaman bahan makanan terutama produksi padi sawah, padi lading, dan ubi-ubian (Grafik 1.17). Namun, dari subsektor perkebunan, produksi Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sebagai komoditas utama perkebunan Kaltim menunjukkan kecenderungan melambat dibandingkan periode sebelumnya (Grafik 1.18).

Grafik 1.17 Indeks Produksi Padi

Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.18 Indeks Produksi Sawit Sumber : Prompt Indicator BPS

Grafik 1.19 Kredit Sektor Pertanian

Sumber : LBU Bank Indonesia

Kinerja melemah juga terjadi di subsektor perikanan, yang dipicu oleh penurunan produktivitas ikan perairan umum, tambak, dan budidaya, serta kinerja hasil perikanan laut masih tumbuh negatif. Pelambatan kinerja sektor pertanian juga dipengaruhi oleh pertumbuhan penyaluran kredit berdasarkan lokasi proyek yang

-20% 0% 20% 40% 60% 80 100 120 140 160 180 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011 2012 2013 growth

Indeks Padi Sawah g (yoy)

0% 10% 20% 30% 50 80 110 140 170 200 230 260 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011 2012 2013 growth Indeks Produksi Kelapa Sawit (TBS) g (yoy)

0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2010 2011 2012 2013 (yoy) (Rp milyar) Pertanian growth (yoy)

(22)

11

disalurkan pada sektor pertanian Kaltim di triwulan I-2013 yang mencapai Rp.12,71 trilyun. Penyaluran kredit pertanian tersebut tumbuh 43,51%, lebih rendah jika dibandingkan triwulan lalu yang mampu tumbuh sebesar 51,52%(yoy) (Grafik 1.19).

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 1,13%(yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 0,68%(yoy). Peningkatan kinerja sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh peningkatan produksi batubara (non migas) sebagai komoditas andalan Kaltim, meskipun di sisi lain ditarik pertambangan migas yang mengalami penurunan.

Kondisi tersebut dapat terlihat dari indeks produksi batubara perusahaan di Kaltim yang tumbuh secara tahunan meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (Grafik 1.20). Kinerja produksi batubara masih terjaga oleh meningkatnya pertumbuhan produksi PKP2B di Kaltim mulai akhir tahun lalu (Grafik 1.21), meskipun produksi Ijin Usaha Pertambangan mengalami penurunan kinerja. Peningkatan produksi batubara disebabkan oleh mulai meningkatnya permintaan batubara di pasar internasional seperti dari India dan Korea Selatan karena mulai meningkatnya kebutuhan industri dan kelistrikan di kedua negara tersebut sebagai imbas mulai membaiknya perekonomian global. Di sisi lain, permintaan batubara China sedikit melambat dan tidak sebaik tahun sebelumnya, karena perbaikan infrastruktur rel kereta di China yang berimbas kepada bertambahnya pasokan batubara dari wilayah China daratan. Sementara itu harga komoditas batubara di pasar internasional meskipun mulai meningkat namun belum signifikan sehingga menjadi faktor yang menahan optimalisasi produksi di triwulan I-2013.

Grafik 1.20 Indeks Produksi Batubara

Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.21 Produksi 3 Perusahaan Terbesar PKP2B

Sumber : Distamben Provinsi Kaltim

Faktor lainnya yang menahan laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dipicu oleh curah hujan di sebagian besar wilayah pertambangan Kaltim yang berada pada tingkat menengah level menengah (151-200mm) selama Januari-Maret 2013, sehingga memperlambat operasional pertambangan. Begitu pula kredit lokasi

0% 10% 20% 30% 80 100 120 140 160 180 200 220 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 2011 2012 2013 growth

Indeks Produksi Batubara g (yoy)

-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% -2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 2011 2012 (Growth) (Juta Ton) Produksi 3 PKP2B Growth (yoy)

(23)

12

proyek sektor pertambangan dan penggalian, pada triwulan laporan menunjukkan penurunan secara tahunan, dengan pertumbuhan -11,92% (yoy), meneruskan pertumbuhan negatif di triwulan sebelumnya sebesar -10,68% (yoy) (Grafik 1.22).

Grafik 1.22 Kredit Pertambangan

Sumber : LBU Bank Indonesia

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor Industri Pengolahan mengalami kontraksi pertumbuhan yang pada triwulan I-2013 sebesar -11,52%(yoy), semakin dalam magnitudenya dibandingkan triwulan IV-2012 yang mencatat kontraksi -3,90% (yoy). Kinerja positif ditunjukkan produksi kilang minyak Kaltim yang meningkat 2,27% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan produksi sebesar -6,01% (yoy) (Grafik 1.23). Namun peningkatan kinerja kilang minyak tersebut tidak mampu menahan sumber utama penurunan industri pengolahan yang berasal dari menurunnya produksi LNG karena semakin terbatasnya pasokan gas PT. Badak NGL Bontang. Setelah pada tahun 2011 target pengapalan LNG turun 4,8%, pada tahun 2012 produksi mengalami penurunan sekitar 6%, dan diperkirakan akan semakin menurun di 2013 (Grafik 1.24).

Grafik 1.23 Produksi Kilang Minyak Kaltim Grafik 1.24 Produksi LNG

Sumber : Prompt Indicator BPS

Pelambatan kinerja industri pengolahan juga dapat dikonfirmasi oleh penyaluran kredit lokasi proyek sektor perindustrian yang mencapai Rp.2,55 trilyun, tumbuh sebesar 8,98% atau mengalami pelambatan setelah mampu tumbuh 13,60%(yoy) pada periode triwulan sebelumnya (Grafik 1.25).

-40% 0% 40% 80% 120% 160% 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2010 2011 2012 2013 (yoy) (Rp milyar) Pertambangan growth (yoy)

-40% -30% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 5 10 15 20 25 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2010 2011 2012 2013 (%yoy) (Jt Barrel) Produksi Growth

-30% -20% -10% 0% 10% 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 2011 2012 2013 growth Indeks Produksi LNG g (yoy)

(24)

13

1.3.4 Sektor Bangunan

Sektor bangunan pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 11,33% (yoy), tumbuh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2012 yang sebesar 12,58%. Melambatnya pertumbuhan sektor bangunan di Kaltim disebabkan oleh melambatnya realisasi pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, serta bangunan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah pada awal tahun 2013.

Sementara realisasi proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh pihak swasta diperkirakan tumbuh meningkat sehingga menjaga pertumbuhan sektor bangunan meskipun melambat namun tergolong masih cukup tinggi. Melambatnya pertumbuhan sektor bangunan dapat dilihat dari pertumbuhan kredit sektor tersebut, dimana kinerja kredit konstruksi berdasarkan lokasi proyek yang disalurkan ke Kaltim pada triwulan I-2013 mencapai Rp. 3,77 trilyun atau tumbuh 28,22%(yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 42,81%(yoy) (Grafik 1.26).

Grafik 1.25 Kredit Sektor Industri

Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.26 Kredit Konstruksi Sumber : Prompt Indicator BPS

1.3.5 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan yang positif 5,47% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2012 yang tumbuh sebesar 5,92% (yoy). Pelambatan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada triwulan ini disebabkan oleh melambatnya permintaan masyarakat terutama permintaan terhadap penjualan retail (supermarket) dan permintaan malam kamar terjual (hotel) di Kalimantan Timur (Grafik 1.27).

Pelambatan pertumbuhan sektor ini ditahan oleh masih tingginya pertumbuhan kredit lokasi proyek yang disalurkan untuk sektor perdagangan, hotel, restoran di Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 yang mencapai Rp.11,94 trilyun, tumbuh sebesar 31,42%(yoy), atau lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 30,86%(yoy) (Grafik 1.28).

-80% -40% 0% 40% 80% 120% 0 1,000 2,000 3,000 4,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2010 2011 2012 2013 (yoy) (Rp milyar) Perindustrian growth (yoy)

-40% -20% 0% 20% 40% 60% 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2010 2011 2012 2013 (yoy)

(25)

14

Grafik 1.27 Penjualan Retail

Sumber : Prompt Indicator BPS Grafik 1.28 Kredit Perdagangan Sumber : LBU Bank Indonesia 1.3.6 Sektor Lainnya

Beberapa sektor lainnya di Kalimantan Timur sebagian besar juga mengalami pelambatan. Salah satunya ditunjukkan oleh sektor yang memberikan andil cukup besar di triwulan laporan, yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,61%(yoy) di triwulan I-2013, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 yakni sebesar 9,44%(yoy). Indikasinya dapat terlihat dari menurunnya aktivitas perjalanan masyarakat dari dan keluar Kaltim yang ditengarai terjadi pada angkutan darat dan udara. Sementara itu angkutan laut mengalami peningkatan yang terlihat dari perkembangan arus penumpang angkutan laut di Pelabuhan Samarinda, tumbuh 1,53%(yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang turun sebesar -2,77%(yoy) (Grafik 1.29).

Grafik 1.29 Arus Penumpang Pelabuhan Samarinda Sumber : Pelindo IV Samarinda

Grafik 1.30 Perkembangan Kredit Kaltim

Sumber : LBU Bank Indonesia

Sementara itu, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan pada triwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 18,72%(yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 sebesar 19,44%. Pelambatan ini ditunjukkan oleh penyaluran kredit perbankan Kalimantan Timur yang mencapai Rp.53,37 trilyun atau tumbuh secara tahunan 24,58%(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 25,76%(yoy) (Grafik 1.30).

-20% -10% 0% 10% 20% 30% 50 70 90 110 130 150 170 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2011 2012 2013 growth

Indeks Malam Kamar Terjual g (yoy)

0% 20% 40% 60% 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2010 2011 2012 2013 (yoy)

(Rp milyar) Perdagangan growth (yoy)

-30% 0% 30% 60% -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000

I II III IV I II III IV I II III IV I 2010 2011 2012 2013

(yoy) Penumpang Embarkasi Debarkasi Growth (yoy)

0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw1 2011 2012 2013 % yoy

(26)

15

2.1 Gambaran Umum

Laju perkembangan perubahan harga barang dan jasa tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2013 menunjukkan tren peningkatan. Inflasi Kalimantan Timur triwulan I-2013, tercatat sebesar 6,29%(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi triwulan IV-2012 sebesar 5,61%(yoy). Laju inflasi Kaltim ini berbeda arah dengan laju inflasi tahunan nasional yang mengalami sedikit penurunan dari 4,31% di triwulan IV-2012 menjadi 4,30%(yoy) di triwulan I-2013 (Grafik 2.1a). Secara total inflasi di Kalimantan mengalami peningkatan dari 5,83% (yoy) di triwulan IV-2012 menjadi 5,98% (yoy) di triwulan I-2013, dengan peningkatan terjadi di provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah (Grafik 2.1b)

Grafik 2.1a Laju Inflasi Kaltim & Nasional (yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Grafik 2.1b Inflasi Provinsi se-Kalimantan

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Berdasarkan kelompok komoditas, laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu 11,18%(yoy), diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau sebesar 9,90%(yoy), serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 4,25%(yoy). Sementara kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi terendah, yaitu 1,68%(yoy) (Tabel 2.1).

Identifikasi awal terhadap peningkatan laju inflasi tahunan Kaltim menunjukkan bahwa kelompok volatile food pada akhir triwulan I-2013 mengalami inflasi sebesar 11,16%(yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi volatile food di triwulan IV-2012 yang sebesar 9,38%(yoy) (Grafik 2.2). Secara bulanan pergerakan inflasi volatile food pada triwulan I-2013 tertinggi terjadi pada bulan Januari 2013 sebesar 4,63%(mtm),

0 2 4 6 8 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2010 2011 2012 2013

(% yoy) Kaltim Nasional Kalimantan

6.69 5.96 5.25 TW1 2009 -2012 IV-2012 I-2013 6.53 5.83 6.06 TW1 2009 -2012 IV-2012 I-2013 7.18 5.60 6.29 TW1 2009 -2012 IV-2012 I-2013 6.77 6.19 6.13 TW1 2009 -2012 IV-2012 I-2013 6.91 5.83 5.98 TW1 2009 -2012 IV-2012 I-2013 Kalimantan

(27)

16

sementara pada Februari dan Maret 2013 yang masing-masing sebesar 1,18% dan 1,55% (mtm) (Grafik 2.3). Komoditas yang memberikan tekanan inflasi volatile food

antara lain bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit), daging ayam ras, serta beberapa sayuran (tomat sayur, kacang panjang) akibat berkurangnya jumlah pasokan. Sementara itu, laju inflasi kelompok inti dipicu oleh meningkatnya harga kelompok perumahan (sewa rumah, tarif listrik, semen), serta peningkatan harga kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau di ketiga kota.

Tabel 2.1 Inflasi di Kalimantan Timur Triwulan I-2013

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Grafik 2.2 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (yoy)

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Grafik 2.3 Disagregasi Inflasi Inti dan Non Inti Kaltim (mtm)

Sumber : BPS Kaltim, diolah 0 2 4 6 8 10 12 14 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2010 2011 2012 2013

(% yoy) CPI Core Volatile Food Administered

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 2010 2011 2012 2013

(28)

17

Berdasarkan kota pembentuk inflasi di Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan I-2013 terjadi di Tarakan yakni sebesar 6,98%(yoy), diikuti kota Balikpapan sebesar 6,84%(yoy), dan inflasi terendah terjadi di Samarinda 5,61%(yoy). Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim triwulan I-2013 :

 Dari sisi permintaan, meningkatnya permintaan masyarakat terjadi pada bulan Januari yang didorong oleh peningkatan tingkat konsumsi masyarakat karena peningkatan penghasilan masyarakat akibat meningkatnya UMP/UMK.

 Dari sisi penawaran, keterbatasan pasokan beberapa komoditas bahan makanan terutama bumbu-bumbuan, sayuran, dan daging ayam ras akibat faktor cuaca yang menurunkan produksi di beberapa sentra dan menghambat kelancaran distribusi barang dari Jatim dan Sulsel, ditambah adanya indikasi peningkatan ekspektasi pedagang akibat kebijakan pembatasan impor produk holtikultura.

2.2Inflasi Triwulanan (qtq)

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (qtq)

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di kota Samarinda pada triwulan I-2013 sebesar 2,91%(qtq), lebih tinggi dibandingkan laju inflasi triwulan IV-2012 yang sebesar 0,21%(qtq). Hal ini disebabkan oleh kelompok bahan makanan mengalami inflasi cukup tinggi yaitu 7,40%(qtq), yang disebabkan oleh peningkatan harga beberapa jenis bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit), daging segar (daging ayam ras dan daging sapi), dan beberapa sayuran (tomat sayur, kacang panjang, nangka muda) (Tabel 2.2 dan Tabel 2.3). Peningkatan cukup tinggi juga terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau karena peningkatan harga ayam goreng (dipicu kenaikan harga bahan baku daging ayam ras), rokok kretek filter, dan mie kering instan. Sementara itu kelompok sandang mengalami deflasi yaitu sebesar -2,41%(qtq) karena penurunan harga emas perhiasan.

Tabel 2.2 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Samarinda

(29)

18

Tabel 2.3 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Samarinda

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (qtq)

Perkembangan inflasi triwulanan kota Balikpapan pada triwulan I-2013 tercatat sebesar 2,52%(qtq), lebih tinggi jika dibandingkan inflasi triwulan IV-2012 yang sebesar 0,52%(qtq). Peningkatan inflasi tersebut bersumber dari kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi 7,77% (qtq), disebabkan oleh meningkatnya harga bumbu-bumbuan (bawang putih dan cabe rawit), harga sayuran (kacang panjang dan tomat sayur), serta harga ikan segar (tongkol, layang, bandeng) (Tabel 2.4 dan 2.5).

Tabel 2.4 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Balikpapan

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Tabel 2.5 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Balikpapan

(30)

19

Inflasi cukup tinggi juga terjadi pada kelompok kesehatan sebesar 2,05%, disebabkan oleh peningkatan harga produk dan jasa perawatan jasmani dan kecantikan, kemudian disusul oleh kelompok perumahan (1,21%) karena adanya peningkatan harga semen dan sewa rumah. Sementara itu pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,20%, turun dibandingkan inflasi triwulan lalu yang sebesar 0,93%(qtq) karena menurunnya harga gula pasir.

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (qtq)

Perkembangan harga barang dan jasa secara triwulanan di Kota Tarakan pada triwulan I-2013 mengalami inflasi sebesar 3,13%(qtq), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV-2012 yang sebesar 1,04%(qtq). Inflasi kelompok bahan makanan mencapai 6,47%(qtq) atau meningkat cukup tinggi dibandingkan inflasi triwulan lalu yang sebesar 0,87%(qtq), disebabkan oleh meningkatnya harga beras, daging segar, bumbu-bumbuan (bawang merah dan bawang putih), serta sayur-sayuran (bayam, tomat sayur, wortel). (Tabel 2.6 dan Tabel 2.7).

Tabel 2.6 Inflasi Triwulanan (qtq) di Kota Tarakan

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Tabel 2.7 Andil Inflasi Tertinggi per Komoditas Kota Tarakan

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Inflasi cukup tinggi juga terjadi pada kelompok perumahan sebesar 3,14%(qtq) akibat peningkatan harga semen dan biaya sewa rumah, serta inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 2,44% (qtq) karena peningkatan harga nasi

(31)

20

dan soto pada bulan Maret 2013. Sementara itu deflasi terjadi pada kelompok sandang serta transportasi dan komunikasi, masing-masing -0,88% (qtq) dan -3,03% (qtq) akibat penurunan harga emas perhiasan dan tarif angkutan udara pada Januari dan Maret 2013.

2.3 Inflasi Tahunan (yoy)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi tahunan Samarinda pada triwulan I-2013 tercatat sebesar 5,61%(yoy), atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 4,81%(yoy). Kelompok komoditas dengan laju inflasi tahunan terbesar adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 12,08%(yoy) karena peningkatan harga nasi, mie, ikan bakar, ayam goreng, dan soto yang cukup tinggi akibat meningkatnya permintaan dan peningkatan harga bahan baku, diikuti inflasi kelompok bahan makanan sebesar 8,08%(yoy) terutama karena peningkatan harga bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit), serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 4,55% (yoy) karena peningkatan biaya Akademi/ Perguruan Tinggi dan SLTA (Tabel 2.8).

Tabel 2.8 Inflasi Tahunan Kota Samarinda Menurut Kelompok Barang & Jasa

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan kota Balikpapan pada triwulan I-2013 mencapai 6,84%(yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan IV-2012 yang sebesar 6,41%(yoy). Laju inflasi tertinggi terjadi pada kelompok bahan makanan yaitu sebesar 15,49%(yoy) lebih tinggi jika dibandingkan inflasi periode sebelumnya 13,44%(yoy). Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya harga bumbu-bumbuan (bawang putih, bawang merah, cabe rawit), daging segar dan hasil-hasilnya (daging ayam ras, ayam hidup), serta ikan segar (layang, bandeng, bawal).

Inflasi tahunan cukup tinggi lainnya terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau (8,24%), yang disebabkan peningkatan permintaan yang cukup tinggi terhadap produk-produk makanan jadi seperti soto, nasi, mie, rokok putih,

(32)

21

dan rokok kretek filter, juga peningkatan harga gula pasir meskipun tren nya semakin menurun. Selain itu kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga mencatat kenaikan yang cukup tinggi karena kenaikan biaya pendidikan terutama Sekolah Dasar.

Tabel 2.9 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut Kelompok Barang & Jasa

Sumber : BPS Kaltim, diolah

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan Kota Tarakan triwulan I-2013 mencapai 6,98%(yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan laju inflasi tahunan pada triwulan IV-2012 yang sebesar 5,99%(yoy). Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 10,22%(yoy), diikuti oleh kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau 6,88%(yoy). Faktor pendorong meningkatnya inflasi kelompok bahan makanan di Tarakan secara tahunan adalah peningkatan harga ikan segar (layang, bawal, bandeng, kakap putih) dan harga bumbu-bumbuan (bawang merah, bawang putih, cabe rawit). Kenaikan cukup tinggi juga terjadi pada kelompok perumahan, meningkat 6,66% (yoy) disebabkan oleh peningkatan harga sewa rumah, harga seng, dan semen, serta beberapa peralatan rumah tangga seperti kasur, panci, piring, dan gelas.

Tabel 2.10 Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut Kelompok Barang & Jasa

Sumber : BPS Kaltim, diolah

Apabila dilihat perkembangan inflasi tahun kalender Januari-Maret di ketiga kota yaitu Samarinda, Balikpapan dan Tarakan, inflasi pada tahun 2013 mengalami

(33)

22

peningkatan dibandingkan tahun 2012. Sementara itu komoditas yang sering menjadi 15 andil inflasi terbesar secara keseluruhan di triwulan I 2013 adalah daging ayam ras, beras, sayuran (kacang panjang, bayam, nangka muda), bumbu-bumbuan (bawang putih, bawang merah, cabe rawit) dari kelompok bahan makanan, kenaikan harga kelompok makanan jadi (nasi, mie, soto, ayam goreng) di ketiga kota (Tabel 2.11).

Tabel 2.11 Perkembangan Inflasi Nasional, Kaltim, dan Kota

(34)

23 Pencapaian awal tahun 2013 triwulan pertama bagi perkembangan perbankan mengalami pertumbuhan yang melambat. Meskipun melambat, indikator perbankan menunjukkan pertumbuhan yang masih positif. Perkembangan sistem pembayaran baik tunai maupun non tunai mengalami pertumbuhan yang membaik.

3.1 Kelembagaan

Kelembagaan perbankan sebagai salah satu tolak ukur perkembangan perekonomian daerah, menjadikan peran perbankan menjadi faktor penting dalam meningkatkan perekonomian suatu daerah. Keterjangkauan perbankan ke daerah-daerah yang jauh dari perkotaan, dapat meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya jasa perbankan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Jumlah bank di Kalimantan Timur, setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menunjukkan perekonomian Provinsi Kalimantan Timur yang berkembang pesat.

Berdasarkan data sampai bulan Maret 2013, jumlah kantor bank di Kalimantan Timur mencapai 132 kantor, terdiri dari 16 kantor pusat (1 kantor pusat bank pemerintah daerah dan 15 kantor pusat BPR/S) dan 116 kantor cabang (110 kantor cabang bank umum dan 6 kantor cabang BPR). Terdapat 107 (93 bank umum dan 14 BPR) menjalankan kegiatan operasional dengan sistem konvensional serta 19 (18 bank umum dan 1 BPRS) mengoperasionalkan kegiatan perbankannya dengan sistem syariah.

Tabel 3.1 Jumlah Kantor Bank di Kalimantan Timur

(35)

24 3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum

Kinerja perbankan di Kalimantan Timur mengalami perkembangan yang positif pada triwulan I-2013, sebagaimana tercermin pada pertumbuhan positif tiga faktor utama yaitu Aset, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) serta penyaluran kredit perbankan.

Memasuki tahun 2013, pertumbuhan triwulan pertama untuk Kredit dan DPK bank umum di Kaltim menunjukkan peningkatan yang positif, Pertumbuhan DPK tersebut berlawanan arah dengan kinerja pertumbuhan DPK secara nasional yang turun dari sebesar 5,75% menjadi negatif 0,55% dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq).

Sementara itu, kinerja bank umum di Kaltim dari sisi Aset mencatat penurunan sebesar negatif 1,20% lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, DPK yang dihimpun mengalami peningkatan pertumbuhan sebesar 2,56% (qtq) (Grafik 3.1). Berbeda arah dengan perkembangan Aset, penyaluran kredit di Kaltim mengalami pertumbuhan sebesar 2,02% pada triwulan I-2013, lebih baik dibandingkan kredit nasional yang hanya tumbuh sebesar 0,40% pada periode yang sama.

Apabila dilihat secara tahunan (yoy), perkembangan Aset, DPK dan Kredit bank umum di Kaltim pada trriwulan I-2013 mengalami pertumbuhan sebesar 8,38%, 12,96%, dan 24,58% melambat dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yaitu sebesar 23,38%, 20,86% dan 27,04% (yoy). Kondisi tersebut sejalan dengan pertumbuhan nasional yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan masing-masing sebesar 14,25%, 13,50% dan 19,97% (Grafik 3.2).

Sedangkan perkembangan perbankan berdasarkan Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur, Kota Samarinda sebagai ibukota provinsi mempunyai share paling tinggi pada Aset (45,80%), DPK (37,18%) dan Kredit (43,23%) dengan tingkat LDR

Grafik 3.1

Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)

Sumber: LBU Bank Indonesia -0.60% -0.55% 0.40% -1.20% 2.56% 2.02% -2% 0% 2% 4% Aset DPK Kredit Kaltim Nasional Grafik 3.2

Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)

Sumber: LBU Bank Indonesia

14.25% 13.50% 19.97% 8.38% 12.96% 24.58% 0% 10% 20% 30% Aset DPK Kredit Kaltim Nasional

(36)

25 diatas 100% yaitu sebesar 116,27%. Kota Balikpapan sebagai kota terbesar kedua dengan pangsa Aset (22,81%), DPK (23,80%) dan Kredit (34,13%). Pada triwulan I-2013, Balikpapan mencatat tingkat LDR tertinggi sebesar 143,44% yang mengindikasikan fungsi intermediasi perbankan di Kota Balikpapan cukup optimal untuk penyaluran kredit kepada sektor-sektor yang produktif. Pangsa terendah Aset (0,62%)dan DPK (0,79%) di Kalimantan Timur dicapai oleh Kabupaten Penajam Paser Utara. Sedangkan untuk pangsa terendah penyaluran kredit terdapat di Kabupaten Kutai Barat (0,51%) (Tabel 3.2).

Tabel 3.2 Perkembangan Kinerja Bank Umum Berdasarkan Kabupaten/Kota di Kaltim (Triwulan I-2013)

Sumber: COGNOS Bank Indonesia

3.2.1. Total Aset dan Aktiva Produktif

Total aset bank umum di Kaltim pada triwulan I-2013secara nominal tercatat Rp 104,85 triliun mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hal ini berimbas pada pertumbuhan baik triwulan maupun tahunan yaitu sebesar negatif 1,20% (qtq) dan 8,38% (yoy). Secara tahunan, aset bank pemerintah mengalami pertumbuhan yang melambat sebesar 7,53% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Sementara itu, aset bank swasta mengalami penurunan pada triwulan I-2013 sebesar negatif 1,35% (qtq), dan pertumbuhan tahunan yang melambat sebesar 10,78% (yoy) (Tabel 3.3).

(37)

26 Tabel 3.3 Perkembangan Jumlah Aset dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim

Sumber : COGNOS Bank Indonesia

Dilihat dari komposisi aktiva produktif, pangsa terbesar yaitu kredit yang diberikan (83,12%), mengalami pertumbuhan yang melambat baik secara triwulan maupun tahunan sebesar 2,02% (qtq) dan 24,58% (yoy). Pangsa terbesar kedua yaitu penempatan pada Bank Indonesia (10,05%), secara triwulan masih mengalami penurunan yaitu -18,91% (qtq), namun tidak sebesar penurunan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, penempatan pada BI menurun tajam sebesar negatif 58,72% (yoy). Pertumbuhan aktiva produktif yang mengalami peningkatan secara tahunan dicapai oleh penempatan pada bank lain yang tumbuh sebesar 251,76% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan tahunan triwulan IV-2012 (Tabel 3.3).

3.2.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Memasuki triwulan pertama di tahun 2013, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mengalami peningkatan, yaitu mencapai Rp 82,04 triliun, atau tumbuh 2,56% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Grafik 3.3).

Grafik 3.3 Perkembangan Simpanan Masyarakat Sumber: COGNOS, Bank Indonesia

-10% 0% 10% 20% 30% 40% 0 15,000 30,000 45,000 60,000 75,000 90,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2010 2011 2012 2013 grow th DPK (Rp milyar) DPK g (yoy) g (qtq)

(38)

27 Secara tahunan, pertumbuhan DPK sedikit melambat dengan tumbuh sebesar 12,96% (yoy) dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya (20,63%). Menurut kelompok bank, peningkatan pertumbuhan triwulan bank pemerintah terutama disumbang oleh peningkatan simpanan berjangka (deposito) sebesar 48,40% (qtq). Sebaliknya, bank swasta mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 3,41% (qtq), dimana penurunan terjadi pada giro. Secara tahunan, bank pemerintah dengan

share 72,75% menyumbang perlambatan pertumbuhan DPK pada awal triwulan

pertama 2013. Penurunan cukup tajam terjadi pada giro sedangkan tabungan dan deposito, masih menunjukkan pertumbuhan yang positif. Sementara itu, bank swasta dengan pangsa 27,25%, mencatat peningkatan pertumbuhan sebesar 15,49%, dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya sebesar 9,54% (yoy). Tabungan dan deposito merupakan penyumbang peningkatan pertumbuhan tahunan DPK bank swasta, masing-masing tumbuh sebesar 17,44% dan 16,96% (yoy).

Struktur DPK di Kalimantan Timur masih didominasi oleh tabungan (39,18%), diikuti oleh deposito (34,66%) dan selanjutnya giro (26,16%). Secara triwulan maupun tahunan, pertumbuhan giro pada triwulan I-2013 mengalami penurunan yang cukup tajam dibandingkan dengan tabungan dan deposito. Hal ini dikarenakan mayoritas giro yang tersimpan di bank pemerintah dimiliki oleh instansi daerah. Awal triwulan adalah periode dimulainya pelaksanaan proyek-proyek pemerintah, sehingga giro banyak tersedot untuk pencairan dana proyek-proyek pemerintah.

Tabel 3.4 Perkembangan Penghimpunan Dana pada Bank Umum di Kaltim

(39)

28

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Kredit di Kaltim

Sumber : COGNOS Bank Indonesia

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2010 2011 2012 2013

% suku bunga K. Inv K. Kons KMK BI-rate

3.2.3. Penyaluran Kredit Bank Umum Penyaluran kredit bank umum di Kaltim pada triwulan pertama tahun 2013 menunjukkan perlambatan pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Penurunan pertumbuhan kredit

diperkirakan disebabkan oleh kenaikan suku bunga pinjaman, yaitu suku bunga kredit investasi, dan konsumsi, masing-masing sebesar 10,93%, dan 11,83%. Suku bunga pinjaman tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada level masing-masing 10,89%, dan 11,74%.

Sedangkan suku bunga modal kerja tetap bertahan di level 12% (Grafik 3.4). a. Kredit Bank Umum Berkantor Di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan I-2013 mencapai Rp. 53,38 triliun. Pada triwulan I tahun 2013, pertumbuhan kredit mengalami perlambatan pertumbuhan baik secara triwulan maupun secara tahunan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada triwulan laporan tercatat 2,02% (qtq), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2012 yang sebesar 5,57% (qtq). Searah dengan pertumbuhan triwulanan, pertumbuhan tahunan kredit berlokasi kantor di Kaltim sedikit melambat sebesar 24,58% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya sebesar 25,76% (yoy) sebagaimana dapat dilihat pada Grafik 3.5.

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim Sumber: COGNOS Bank Indonesia

0% 10% 20% 30% 40% 50% 0 15,000 30,000 45,000 60,000 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2010 2011 2012 2013

(40)

29 Perlambatan kredit di triwulan I-2013, disebabkan adanya penurunan penyaluran kredit oleh bank milik swasta (pangsa 37,09%) yang secara nominal menyalurkan kredit sebesar Rp. 19,80 triliun. Pencapaian ini lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mampu mengucurkan kredit sebesar Rp. 20,21 triliun. Penurunan tersebut berimbas pada perlambatan pertumbuhan baik triwulan maupun tahunan atas kredit yang dikucurkan bank swasta sebesar negatif 2,04% (qtq) dan 18% (yoy).Sementara penyaluran kredit oleh bank milik pemerintah (pangsa 62,91) meningkat secara nominal sebesar Rp. 33,58 triliun. Pertumbuhan tahunan bank milik pemerintah pada triwulan I-2013, mengalami peningkatan sebesar 28,81% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya. Namun demikian pertumbuhan kredit secara triwulan mengalami pertumbuhan melambat sebesar 4,57% (qtq), lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,27% (qtq).

Berdasarkan jenis penggunaannya, secara nominal, kredit yang diberikan mengalami peningkatan. Namun demikian, secara triwulanan, semua jenis penggunaan kredit mengalami perlambatan pertumbuhan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar masing-masing 1,91%, 1,17% dan 2,87% (qtq). Sementara itu, secara tahunan, hanya kredit investasi yang mengalami perlambatan sebesar 21,31% (yoy). Kredit modal kerja dan konsumsi mengalami peningkatan pertumbuhan dibandingkan dengan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya.

Menurut sektor ekonomi, kredit listrik, gas dan air yang mengalami penurunan tertinggi yaitu sebesar negatif sebesar 29,74% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Beberapa sektor utama Kaltim, yaitu pertanian, pertambangan, serta perdagangan, secara triwulan, tumbuh melambat dan menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 4,21%, negatif 5,34% dan 3,21% (qtq). Sedangkan sektor perindustrian dan jasa dunia usaha tumbuh positif meningkat sebesar 10,81% dan 8,03% (qtq). Sementara secara tahunan, mayoritas sektor-sektor utama mengalami pertumbuhan yang melambat kecuali sektor perindustrian dan perdagangan yaitu tumbuh sebesar 78,72% dan 41,39% (yoy) lebih baik dari pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya.

(41)

30 Tabel 3.5. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Sumber : COGNOS Bank Indonesia

b. Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan secara nasional untuk membiayai proyek yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2013) tercatat sebesar Rp 78,94 triliun. Secara triwulanan, pencapaian ini menunjukkan perlambatan pertumbuhan jika dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya, dari 5,56% menjadi 0,28% (qtq). Secara tahunan, pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan pertumbuhan sebesar 22,82% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahunan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 19,83% (yoy) (Grafik 3.6).

Gambar

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDB Nasional dan PDRB Kaltim (yoy)  Sumber : BPS Kaltim, diolah
Grafik 1.2 Perkembangan Indeks Keyakinan Konsumen  Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia
Grafik 1.7 Realisasi Investasi
Grafik 1.14 Nilai Impor Non Migas Kaltim  Grafik 1.15 Volume Impor Non Migas Kaltim  Sumber : Ditjen Bea dan Cukai, diolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk dapat menghasilkan aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis web ini dibutuhkan data spasial masing-masing lokasi pelayanan kesehatan, penelitian ini difokuskan pada

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kulit Daun Gambir yang didapat dari Sumatera Barat.. Piranti yang digunakan antara lain piranti gelas, mortar,

Tetap Tetap Lama instalasi maksimun 14 (empat belas hari kalender, dengan syarat tanggal 1 Mei 2009 koneksi sudah harus berjalan dan tanggal 15 Mei 2009 harus sudah

Judul penelitian ini adalah “Leksikon Tuturan Palang Pintu Betawi di Kampung Setu Babakan, DKI Jakarta (Kajian Antropolinguistik)” definisi operasional penelitian

Gambar 4 menunjukkan bahwa secara sederhana konstruksi kerangka analisis adalah (arena aksi) Kelembagaan KIBARHUT dapat menjamin kesediaan pelaku untuk bekerjasama, yaitu

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada penerapan model pembelajaran sentra

Sesuai dengan sebagaimana yang telah diamantkan dalam bunyi pasal di atas lembaga pemasyarakatan jombang sudah melaksanakan pendidikan dan pengajaran bagi narapidana,

Menurut comsky terdapat 4 penggolongan dalam aturan produksi, yang termasuk pada kategori Context sensitive: Panjang string ruas kiri harus lebih kecil atau sama dengan ruas