• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

3 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Kondisi Geografis Kecamatan Kampar Kiri Hulu

Wilayah Kecamatan Kampar Kiri Hulu terletak di sebelah selatan Kabupaten Kampar dengan batas wilayah :

Sebelah barat : Kabupaten 50 Kota Propinsi Sumatera Barat.

Sebelah utara : Kecamatan XIII Koto Kampar, Kecamatan Bangkinang Kecamatan Kampar, Kota Pekanbaru.

Sebelah selatan : Kabupaten Kuantan Singingi.

Sebelah timur : Kabupaten Pelalawan dan Kota Pekanbaru.

Desa Aur Kuning merupakan salah satu desa yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Kampar Kiri Hulu. Status pemerintahan dari lokasi ini yaitu berupa desa, dengan nama Desa Aur Kuning. Desa ini dipimpin oleh seorang kepala desa dimana keberadaan dan lokasi kantor kepala desa terdapat di dalam wilayah desa, serta terdapat juga badan perwakilan desa dan perangkat adat berupa ninik mamak. Pencapaian menuju Desa Aur Kuning ini ditempuh dengan melewati beberapa daerah. Jarak tempuh dari Kota Pekanbaru ke Kecamatan Lipat Kain sekitar 75 km, kemudian diteruskan ke Kecamatan Gema dengan jarak tempuh 28 km. Untuk mencapai Desa Aur Kuning, perjalanan ditempuh sekitar 30 km. Lokasi ini harus ditempuh dengan jalur darat dan air. Jalur darat dapat ditempuh dengan menggunakan mobil dari Kota Pekanbaru ke Kecamatan Gema dan jalur air ditempuh dengan menggunakan perahu bermesin dari Kecamatan Gema hingga Desa Aur Kuning (Gambar 3).

(2)

Kondisi Hutan

Desa Aur Kuning berada di sekitar/tepi kawasan hutan yang merupakan kawasan hutan dengan kemiringan lahan tergolong sedang yaitu antara 15%-25%. Desa Aur Kuning merupakan salah satu desa yang terdapat dalam kawasan hutan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling (Gambar 4). Status kawasan ini sebagai suaka margasatwa belum mampu memberikan manfaat bagi masyarakat sebaliknya masyarakat dianggap sebagai perusak alam. Masyarakat adat Desa Aur Kuning telah hidup di dalam kawasan dan hidup selaras dengan alam jauh sebelum ditetapkannya status kawasan ini. Kebijakan Pemerintah yang menetapkan Bukit Rimbang Bukit Baling sebagai Suaka Margasatwa didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 173/Kpts-II/l986 Tanggal 6 Juni 1986 yang kini luasnya 84011 ha. Terdapat lebih kurang 16 Desa yang hidup dan bergantung terhadap potensi hutan ini, salah satunya adalah Desa Aur Kuning.

Kawasan hutan yang berada di sekitar desa dianggap masyarakat sebagai hutan adat masyarakat yang boleh dimanfaatkan oleh masyarakal lokal. Keberadaan hutan adat ini diakui juga dalam UU No. 41 thn 1999 dimana hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam wilayah masyarakat hukum adat. Pemanfaatan hutan ini boleh dilakukan oleh masyarakat sepanjang pemanfaatan tersebut tidak mengganggu fungsi hutan dalam hal ini sebagai suaka margasatwa.

Gambar 4 Lokasi Desa Aur Kuning di dalam Kawasan Hutan. Lokasi penelitian

(3)

Sebagian besar desa yang terdapat di wilayah Kabupaten Kampar Hulu merupakan daerah perbukitan/lereng yang berada di kaki Bukit Barisan dengan ketinggian 0 – 500 m dpl. Struktur tanah adalah arganosol, gleihumus alluvial, hidromorfik kelabu, padzolik merah kuning, litosol dan regosol. Jenis tanah argosol ini merupakan jenis tanah yang semakin jauh dari pinggir sungai semakin tebal bahan gambutnya.

Terdapat delapan sungai besar di wilayah Kabupaten Kampar Hulu yaitu : 1. Sungai Kampar Kanan yang melintasi wilayah Kecaman Siak Hulu dan

Kecamatan Perhentian Raja.

2. Sungai Kampar Kiri yang melintasi wilayah Kecamatan Kampar Kiri, Kampar Kiri Tengah, Kecamatan Gunung Sahilan, dan Kecamatan Kampar Kiri Hilir.

3. Sungai Subayang yang melintasi Kecamatan Kampar Kiri Hulu. 4. Sungai Lipai yang melintasi wilayah Kecamatan Gunung Sahilan. 5. Sungai Setingkai yang melintasi wilayah Kecamatan Kampar Kiri.

6. Sungai Paku yang melintasi sebagian desa-desa di Kecamatan Kampar Kiri.

7. Batang Bio yang melintasi Kecamatan Kampar Kiri Hulu. 8. Batang Lipai yang melintasi Kecamatan Kampar Kiri Hulu.

Potensi Tumbuhan di hutan Desa Aur Kuning

Desa Aur Kuning merupakan kawasan yang masih memiliki potensi tumbuhan yang cukup tinggi. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya tumbuhan yang tersedia dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian Ernawati (2009), data tumbuhan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Aur Kuning sebanyak 168 jenis dari 67 famili. Berdasarkan kelompok kegunaan, spesies-spesies yang terdapat di Desa Aur Kuning dapat dikelompokkan ke beberapa kegunaan yaitu tumbuhan pangan termasuk tumbuhan buah dan sayuran. Jenis tumbuhan yang dijadikan sebagai sumber karbohidrat adalah nyola/jelai (Hordeum vulgare), sagu (Metroxylon

sagu), jagung (Zea mays), dan ubi kayu (Manihot esculenta). Tumbuhan

penghasil zat warna seperti pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) yang menghasilkan wrna hijau, kulit buah manggis (Garcinia mangostana) yang menghasilkan warna hitam, dan pacar/inai (Lawsonia inermii). Tumbuhan sebagai penghasil pestisida nabati seperti jenis tuba tikus (Derris elliptica) dan gadung (Dioscorea hispida). Tumbuhan yang biasa digunakan dalam kegiatan upacara adat adalah kemenyan (Styrax sp.), gambir (Uncaria gambir), sirih (Piper betle), tembakau (Nicotiana sp.), dan pinang (Areca catechu). Tumbuhan penghasil tali, anyaman, dan kerajinan seperti rotan (Daemonorops sp.), manau (Daemonorops

(4)

mraginatus), terap (Artocarpus odoratissimus), dan pandan (Pandanus sp.). Selain itu, terdapat juga tumbuhan tumbuhan penghasil pakan ternak, tumbuhan hias, dan tumbuhan aromatik. Terdapat 98 jenis yang digunakan sebagai tumbuhan obat oleh masyarakat. Salah satu jenis tumbuhan yang digunakan sebagai obat di desa ini adalah kulim. Bagian yang digunakan yaitu buahnya sebagai obat sakit perut dan untuk mengobati bengkak.

Sosial Ekonomi Penduduk

Desa Aur Kuning dihuni oleh 169 keluarga dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 345 jiwa dan jumlah penduduk perempuan 331 jiwa. Pemukiman masyarakat berada di pinggir sungai dengan dua lokasi yaitu di sisi kiri dan kanan aliran sungai dan dihubungkan oleh jembatan (Lampiran 6). Sumber penghasilan utama sebagian masyarakat disini berasal dari sektor perkebunan dengan jenis komoditi getah karet. Selain itu terdapat juga masyarakat yang bekerja di sektor perdagangan. Kehidupan masyarakat di desa ini masih bersifat kekeluargaan dengan memegang adat istiadat yang berlaku di daerah ini dengan pemangku adat sebagai pemegang tertinggi kekuasaan. Desa ini telah memiliki kepala desa untuk bidang pemerintahan yang mengatur hubungan antara satu desa dengan desa lainnya hingga ketingkat kabupaten dan kota.

Sarana dan Prasarana Desa

Sungai merupakan sarana utama bagi kehidupan masyarakat desa ini. Sungai di desa ini berfungsi sebagai sarana transportasi, MCK (mandi, cuci, kakus) dan sebagai sumber air minum. Alat transportasi yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah sampan yang menggunakan mesin (Gambar 5) karena desa ini merupakan desa yang berada di daerah terisolir dan belum memiliki akses jalan darat.

(5)

Gambar 5 Alat transportasi masyarakat Desa Aur kuning.

Sumber penerangan bagi desa ini berasal dari non-PLN yaitu berupa mesin diesel yang dimiliki secara pribadi oleh tiap-tiap keluarga. Tidak semua keluarga memiliki alat penerangan hanya sekitar 110 keluarga yang telah menikmati penerangan, sebagian masyarakat masih mengandalkan penerangan dari lampu teplok. Kurangnya fasilitas penerangan menyebabkan jalan-jalan utama desa belum mendapatkan penerangan yang memadai sehingga ketika malam hari desa ini masih terasa gelap dan aktifitas hanya berlangsung hingga semua listrik padam. Jenis bahan bakar yang digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan memasak masih bersifat sangat sederhana yaitu berupa kayu bakar namun sudah terdapat beberapa masyarakat yang menggunakan kompor gas.

Fasilitas pendidikan di desa ini sudah cukup memadai yaitu terdapat satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) dan satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN). Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya terdapat di daerah kota yang harus ditempuh dengan jalur air sekitar 30 km sedangkan untuk melanjutkan sekolah ke tingkat universitas harus ke Kota Pekanbaru. Akses menuju kota Pekanbaru sangat sulit yaitu harus ditempuh dengan jalur air dan jalur darat. Sulitnya akses dan rendahnya pendapatan masyarakat di desa ini mengakibatkan mutu pendidikan masyarakat masih rendah.

Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Aur Kuning berupa puskesmas pembantu dengan dibantu dua orang bidan, pos kesehatan desa, dan posyandu. Aktifitas rutin posyandu biasa dilakukan satu kali dalam sebulan untuk kegiatan imunisasi bayi dan pemberian makanan sehat bagi balita. Pengobatan secara tradisional masih tetap berlangsung di desa ini yaitu terdapat dukun kampung yang biasa membantu dalam kegiatan melahirkan dan melakukan pengobatan secara tradisional dengan menggunakan bahan-bahan dari alam sebagai bahan obat tradisional.

(6)

Agama, Sosial Budaya dan Sarana Informasi

Mayoritas masyarakat adat Desa Aur Kuning adalah suku Melayu Riau. Penduduk desa ini beragama Islam sehingga unsur-unsur kebudayaan Islam hampir berpengaruh disemua segi kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dalam bentuk tulisan lama yang disebut tulisan Arab Melayu, upacara ritual, dan bentuk keseniannya yaitu pencak silat. Pengaruh ajaran Islam juga terlihat dari ketaatan masyarakat dalam melaksanakan kewajiban agama seperti sholat lima waktu, puasa Ramadhan, dan dalam setiap perayaan hari besar agama Islam. Dominannya pengaruh ajaran Islam ini tercermin dalam pepatah adat Melayu yang berbunyi “Tungku tiga sejerangan, tali tiga sepilin” yang maksudnya “Adat

bersendi syarak, syarak bersendikan kitabullah”. Tiga hal yang tidak dapat

dipisahkan adalah adat istiadat, agama, dan pemerintah.

Sarana ibadah yang ada di desa ini yaitu satu buah masjid dan dua buah surau/mushalla. Alat musik yang digunakan antara lain kompang, gendang, rebana, dan gong. Desa ini juga dilengkapi oleh sarana olah raga berupa lapangan sepak bola, lapangan voli, dan lapangan badminton. Salah satu kegiatan yang sering dilakukan pemuda desa yaitu kegiatan turnamen olah raga untuk meningkatkan kerukunan antar desa maupun bagi masyarakat Desa Aur Kuning sendiri. Jauhnya lokasi desa ini dari kota mengakibatkan desa ini belum mendapatkan jaringan komunikasi misalnya sinyal telepon ataupun layanan pos surat.

Gambar

Gambar 4 Lokasi Desa Aur Kuning di dalam Kawasan Hutan.
Gambar 5 Alat transportasi masyarakat Desa Aur kuning.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) citra penginderaan jauh Quickbird dapat digunakan untuk mengektraksi parameter kondisi fisik kualitas permukiman secara mendetail, (2)

Dengan melihat data penunjang penelitian ini, sebagian besar responden yang pensiun ≤ 5 tahun mengalami kecemasan ringan, artinya lansia pensiunan pegawai negeri yang

[r]

bukti dalam pembuktian perkara pidana saat ini terdiri dari lima (5) alat bukti yang diatur Pasal 184 KUHAP dan Pasal 5 UU ITE yaitu sebagai berikut: keterangan saksi, keterangan

Nama Peneliti / Tahun Skim Penelitan Judul Penelitian Hasil penelitian Rekomendasi Andi Widiyanto, Nuryanto (2015) Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang Android

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem perwakilan Indonesia menganut sistem perwakilan bikameral dengan ciri khas bikameral sedang (medium strength

Bagaimana cara merancang dan membangun sistem berbasis web yang dapat mengukur kinerja saham dengan menggunakan indeks sharpe dan membentuk portofolio optimal saham dengan