• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ria Julita Sari Akademi Kebidanan Langkat Surel :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ria Julita Sari Akademi Kebidanan Langkat Surel :"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TEKNIK MENYUSUI DENGAN PELAKSANAAN MENYUSUI YANG BAIK

DAN BENAR PADA BAYI DI DUSUN JATI TUNGGAL KABUPATEN LANGKAT

Ria Julita Sari Akademi Kebidanan Langkat Surel : riajulita473@gmail.com

Abstrac :Breastfeeding breastfeeding is the overall process ranging from BREAST MILK in production until the baby's sucking and swallowing process ASI. The success of breast feeding need good support from people who have experienced his or from someone who is a professional. BREAST MILK is produced by organs of the female body called the breast. Breast feeding or breast-feeding should be done immediately after a newborn baby or what is known now is with Early Breastfeeding Initiation (IMD), in an effort to maintain prolactin Research methods is correlation with approach cross secsional IE do the measurement of the dependent variable and independent variables simultaneously, using direct observation sheet and cheklist. The population in this study are all mothers who breast-feed 30 respondents with a sample of the total population.

From data obtained of knowledge conducted by researchers with the majority of the knowledge of good totalling 26 people and minorities less good 4 people and mothers who do the majority of the implementation done i.e. 27 people and minority does not do 3 people . Calculation based on SPSS using Chi – Square Tests obtained significant value of 0.004. Because 0.004 > 0.05 Ha then accepted and H0 is rejected, meaning that it can be concluded that there is a meaningful relationship between communication with the intensity of knowledge with the implementation.

Keywords: knowledge and implementation ofBibliography:10(2009–2014)

(2)

Abstrak : Menyusui adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.. Keberhasilan menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalami nya atau dari seseorang yang profesional. ASI diproduksi oleh organ tubuh wanita yang bernama payudara. Pemberian ASI atau menyusui hendaknya dilakukan seketika setelah bayi baru lahir atau yang dikenal sekarang adalah dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Sebagai upaya tetap mempertahankan prolaktin. Metode penelitian ini bersifat korelasi dengan pendekatan cross secsional yaitu melakukan pengukuran variabel independen dan variabel dependen secara bersamaan, menggunakan lembar cheklist dan observasi langsung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menyusui bayi berjumlah 30 responden dengan sampel total populasi.

Dari data didapatkan pengetahuan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mayoritas pengetahuan baik berjumlah 26 orang dan minoritas kurang baik 4 orang dan ibu yang melakukan pelaksanaan mayoritas dilakukan yaitu 27 orang dan minoritas tidak dilakukan 3 orang. Berdasarkan perhitungan SPSS dengan menggunakan Chi-Square Tests didapatkan nilai signifikan 0,004 . Karena 0,004 > 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara komunikasi dengan intensitas pengetahuan dengan pelaksanaan.

Kata Kunci : Pengetahuan dan Pelaksanaan Daftar Pustaka: 10 ( 2009 – 2014)

(3)

1 PENDAHULUAN

Menyusui adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Keberhasilan menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalami nya atau dari seseorang yang profesional. ASI diproduksi oleh organ tubuh wanita yang bernama payudara. Pemberian ASI atau menyusui hendaknya dilakukan seketika setelah bayi baru lahir atau yang dikenal sekarang adalah dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Sebagai upaya tetap mempertahankan prolaktin. Isapan bayi yang akan memberi rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin bekerja memeras otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli,lobus setra duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui puting susu (Weni, 2009).

Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ke tiga atau lebih. Seorang ibu dengan bayi pertamanya akan mengalami berbagai masalah karena tidak mengetahui cara-cara sebenarnya yang sangat sederhana. Ketika bayi menyusui, tindakan yang memberi tahu tubuh ibu kapan mulai dan berhenti mengeluarkan ASI proses tersebut mulai ketika bayi menempel pada aerola dan mulai menghisap. Ini disebut “latihan menyedot” (Weni,2009).

Menurut survei Demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 1997 dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan cendrung menurun 8% pada tahun 1997 menjadi 3,7% pada tahun 2002. Cakupan ASI eksklusif 6 bulan juga menurun 42,4%

pada tahun 1997 menjadi 39,5% pada tahun 2002 ( AIMI, 2007).

Ibu yang gagal menyusui terdapat 35,6% dan 20% diantaranya adalah ibu-ibu di negara berkembang. Sementara itu, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar ( Riskesdas ) tahun 2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal memberikan ASI kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering menderita puting lecet dan retak (WHO, 2009). Dari berbagai provinsi di indonesia banyak dilaporkan khasus gizi buruk pada anak balit. Yang lebih memperhatikan adalah bahwa 11,7% dari gizi buruk terdapat pada bayi berumur kurang dari 6 bulan. Dari hasil survay demografi dan kesehatan indonesia (SDKI) tahun 2007 di dapat data 95% bayi pernah diberi ASI, 44% bayi diberi ASI dalam jam pertama setelah lahir. 62% bayi diberi ASI pada hari pertama kelahiran. Setelah 6 bulan 32% mendapat ASI eksklusif, 30% mendapat ASI dan makanan tambahan, 18% mendapat ASI dan susu botol, 9% mendapat ASI dan cairan lain, 20% mendapat ASI dan buah. Data bayi yang mendapat ASI eksklusif di BPS. Ny. Yuda Yulia Klaten Pada tahun 2008 adalah sebanyak 176 bayi. Setelah dilakukan studi pendahuluan di BPS. Ny. Yuda Tulia, Klaten terhadap terhadap 10 ibu menyusui diperoleh hasil 7 orang (70%) belum menyusui bayinya dengan teknik menyusui yang benar dan 4 dari 7 orang (57%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang cara menyusui yang benar. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi dari tenaga krsehatan khususnya biddan tentang cara menyusui yang benar (Irianto, 2009).

Pengalaman dalam upaya meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (ASI) selama 15

(4)

2

tahun menunjukkan bahwa hambatan utama penggunaan ASI adalah kurang sampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada para ibu. ASI dan menyusui umumnya dianggap hal yang biasa yang tidak perlu di pelajari, manajemen laktasi atau cara menyusui yang kurang tepat, adanya mitos-mitos yang menyesatkan yang sering menghambat pemberian ASI (Roesli, 2008).

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana ”Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang teknik menyusui dengan pelaksanaan menyusui yang baik dan benar pada bayi di dusun jati tunggal kabupaten langkat tahun 2018?

melakukan penelitian terutama yang berkaitan dengan Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Dengan Pelaksanaan Menyusui Yang Baik Dan Benar Pada Bayi.

Sebagai bahan masukan bagi ibu untuk menambah pengetahuan tentang Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Dengan benar. KAJIAN TEORITIS

Masa menyusui yang paling krusial adalah pada seminggu pertama pasca-persalinan dan saat usia bayi 6 minggu. Menyusui membutuhkan pengetahuan tentang keterampilan, posisi, serta teknik yang benar dan aman. Hal tersebut memang membutuhkan waktu dan kesabaran. Kelelahan menjadi salah satu penyebab yang sering kali mengakibatkan kegagalan pemberian ASI eksklusif. Selain itu, posisi dan teknik menyusui juga menentukan keberhasilan dalam program menyusui. Oleh karena itu, sangat penting bagi Anda yang tengah menyusui mengetahui posisi dan teknik yang benar sehingga bayi tetap nyaman selama menyusui dan ASI yang

diterima bayi pun dapat optimal. Sebelum mulai menyusui, sebaiknya awali dengan suasana yang tenang dan relaks. Posisikan diri dengan duduk di bangku yang nyaman atau dengan menyangga lengan ibu dan bayi menggunakan bantal di satu sisi. Pastikan untuk memosisikan kaki agak tinggi agar lebih nyaman dalam menyangga bayi di pangkuan. Jangan lupa periksa popok bayi dan ganti bila perlu. Hal ini dapat membantu menstimulasi bayi Anda untuk menyusui, terutama pada bayi yang sedang mengantuk. Bila bayi sudah bangun dan siap untuk menyusui, ganti popoknya saat pergantian menyusui ke payudara satu lagi. Saat 24–48 jam pertama pasca lahir, bayi cenderung tidur. Usahakan untuk menyusui setiap 1–3 jam pada 24 jam pertama, yang berarti 8–12 kali dalam 24 jam. Selama menyusui, Anda membutuhkan tambahan 400–500 kalori per hari untuk memenuhi kebutuhan energi. Perkiraan total kebutuhan kalori harian ibu menyusui bisa mencapai 2.000– 2.500 kalori. Untuk memenuhi kalori ekstra tersebut, pilihlah makanan yang bernutrisi tinggi. Selain itu, fokuslah pada makanan yang dapat membantu produksi ASI seperti makanan yang kaya protein dan kalsium, seperti daging tanpa lemak, telur, produk olahan susu, dan kacang-kacangan. Jangan ragu untuk mengonsumsi makanan yang bervariasi selama menyusui, sehingga bayi juga dapat merasakan berbagai rasa. Ini nantinya dapat membantu bayi dalam proses peralihan ke MPASI. Kandungan vitamin B12 PRENAGEN lactamom dapat membantu meningkatkan produksi ASI. Kualitas ASI pun dapat meningkat karena kandungan DHA, kolin, vitamin D, dan besi. Tak hanya itu, kandungan omega-3 dan omega-6 dalam susu ini dapat membantu pertumbuhan otak bayi. Juga

(5)

3

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kalori ekstra ibu menyusui sebanyak 500-550 kalori, minumlah PRENAGEN lactamom dua kali dalam sehari.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan deasin penilitian studi korelasi yaitu mengkaji hubungan anatar dua variable pada suatu situasi atau sekolompok subjek (Notoadmodjo, 2010).

Jenis penilitian ini merupakan penilitian survey analitik dengan menggunakan penilitian cross sectional yaitu rancangan penilitian dengan melakukan pengukuran pada saat bersamaan (sekaliwaktu) antara factor resiko/paparan dengan penyakit. Lokasi dan Waktu Penilitian

Lokasi penilitian dilakukan di dusun jati tunggal kabupaten langkat tahun 2018. Alasan pemilihan lokasi penelitian, karena tempat penelitian mudah dijangkau penelitian untuk mengumpulkan data dan jumlah populasi mencukupi untuk dilakukannya penelitian, serta belum pernah ada penelitian yang dilakukan tentang “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Dengan Pelaksanaan Menyusui Yang Baik Dan Benar. Populasi adalah wilayah generalis yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang sedang menyusui di dusun Jati Tunggal Tahun 2018.

Sampel dalam penelitian ini mengunakan rumusan total populasi dimana seluruh populasi di jadikan sampel.

Tekhnik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan peneliti data primer dan data skunder dalam pengumpulan data adalah dengan data primer yaitu dengan menggunakan kuisoner yang merupakan alat ukur berisikan pernyataan tentang tingkat pengetahuan ibu dengan teknik menyusui yang baik dan benar sebanyak 20 soal tentang pengetahuan dengan berbentuk multipel choise dengan dua pilihan jawaban (YA/Tidak), terlebih dahulu dijelaskan kepada responden tentang cara: Data Primer

Data yang di dapat melalui pengisian kuesioner oleh responden dan dikumpulkan kembali oleh peneliti. Data Sekunder

Pengumpulan data yang di dapat melalui Dinas kesehatan, puskesmas, Bidan desa, kantor kepala desa dan lain-lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan penelitian di Desa Jati Tunggal Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat dengan menggunakan kuesioner terhadap sampel yang berjumlah 30 orang maka diperoleh hasil sebagai berikut :

A. Distribusi Berdasarkan Data Umum a.1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Sosiodemografi Berdasarkan Umur Di Dusun Jati

Tunggal Kabupaten Langkat Tahun 2019 N o Berdasark an Umur Frekuen si Presenta si (%) 1 >20 22 73,3%

(6)

4

2 >35 5 16,7%

3 <20 3 10%

Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukan bahwa dari 30 orang responden yang mayoritas berumur >20 tahun sebanyak 22 responden (73.3% ), dan minoritas umur >35 tahun sebanyak 5 responden (16.7% ), dan minoritas ibu yang berumur <20 tahun sebanyak 3 responden (10 %).

.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Sosiodemografi Berdasarkan Pendidikan Di Dusun

Jati Tunggal Kabupaten Langkat Tahun 2019 No Berdasarka n Pendidikan Frekue nsi Prese ntasi (%) 1 Mahasiswa 1 3,3% 2 SMA 12 33,3% 3. SMP 7 40% 4 SD 10 23,3% Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.2 di atas, menunjukan bahwa dari 30 responden mayoritas ibu berpendidikan SMA sebanyak 12 responden (40%), dan minoritas pendidikan SD sebanyak 10 reponden (33,3%), dan minoritas pendidikan SMP sebanyak 7 responden (23,3%), dan minoritas pendidikan sebagai mahasiswa sebanyak 1 responden (3,3%). 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4,3

Distribusi Frekuensi Sosiodemografi Berdasarkan Pekerjaan Di Dusun Jati

Tunggal Kabupaten Langkat

Tahun 2019 N o Berdasa rkan Pekerjaa n Freku ensi Presen tasi (%) 1 Ibu Rumah Tangga 29 96,7% 2 Non IRT 1 3,3% Jumlah 30 100% Berdasarkan tabel 4.3 di atas, menunjukan bahwa dari 30 responden mayoritas sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 29 responden (96,7%), dan minoritas yang Non ibu rumah tangga sebanyak 1 responden (3,3%).

4.Distribusi Responden Berdasarkan Anak Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Sosiodemografi Berdasarkan Paritas Di Desa Jati

Tunggal Kabupaten Langkat Tahun 2019 N o Berdasar kan Anak Frekue nsi Persent asi (%) 1 Primi 11 36,7% 2 Skundi 7 23,3% 3 Multi 6 20% 4 Grande multi 6 20% Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, menunjukan bahwa dari 30 responden mayoritas ibu yang Primi memiliki sebanyak 11 responden (36,7%), dan minoritas ibu memiliki Skundi sebanyak 7 responden (23,3%), dan minoritas ibu memiliki multi sebanyak 6 responden (20%), dan minoritas ibu yang memiliki

(7)

5

Grande multi sebanyak 6 responden (20%).

B. Distribusi Berdasarkan Data Khusus b. 1.Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Pada Bayi

Di Dusun Jati Tunggal Kabupaten Langkat Tahun 2019 N o Pengetahua n Jumla h Presenta si (%) 1. Baik 26 86,7 % 2. Kurang Baik 4 13,3% Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa dari 30 responden Tingkat Pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang baik dan benar pada bayi di dapati mayoritan pengetahuan Baik sebanyak 26 responden (86,7%), dan minoritas ibu yang berpengetahuan kurang Baik sebanyak 4 responden (13,3%).

2.Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan

Tabel 4.6

Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Menyusui Yang Baik Dan Benar Pada Bayi Di Dusun Jati Tunggal Kabupaten

Langkat Tahun 2019 N o Pengetahu an Jumla h Presenta se (%) 1. Dilakukan 27 90% 2 Tidak Dilakukan 3 10% Jumlah 30 100%

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukan bahwa dari 30 responden yang melakukan Pelaksanaan menyusui yang baik dan benar pada bayi di dapati mayoritas ibu yang melakukan pelaksanaan Dilakukan 27 responden (90%) dan minoritas ibu yang Tidak Dilakukan kurang dari 3 responden (10%). 4.1.2 Analisa Bivariat

A. Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Pelaksanaan

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Teknik

Menyusui Dengan Pelaksanaan Menyusui

Yang Baik Dan Benar Pada Bayi Di Dusun Jati Tunggal Desa Buluh Telang Kecamatan

Padang Tualang KabupatenLangkat

(8)

6

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ibu memiliki mayoritas Pengetahuan Baik 26 orang (86,7%), minoritas pengetahuan kurang baik 4 orang (13,3%), dan mayoritas pelaksanaan Dilakukan 27 orang (90%). Minoritas pelaksanaan yang tidak dilakukan 3 orang (10%).

Maka dari perhitungan dengan menggunakan analisa korelasi uji Chi squre didapatkan nilai singnifikan 0,004 > 0,05 maka HO diterima dan Ha di ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pelaksanaan menyusui maka semakin baik pelaksanaan menyusui bayinya.

Pembahasan

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Hal ini sejalan dengan penelitian Notoadmodjo (2010) bahwa umur juga menjadi salah satu penyebab kurangnya pengetahuan ibu tentang teknik menyusui dengan pelaksanaan yang baik dan benar. Sebagaimana di teori dijelaskan

bahwasanya yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, dimana semakin tua umur seseorang maka ingatan semakin berkurang sehingga sulit menerima masukan yang dibeikan. Sebaliknya semakin muda umur seseorang maka semakin muda ilmu yang di dapatkan dan akan tertarik untuk mengetahui suatu hal.

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebagaian besar ibu memiliki umur >20 tahun yang menetahuin teknik menyusui yang baik dan benar pada bayi dan di umur itu ibu dikatakan mengetahui cara menyusui, karena semakin bertambahnya umur maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan ibu.

4.2.2 Distribusi Frekuensi berdasarkan Pendidikan

Hal ini sejalan dengan Notoadmodjo (2010) bahwa pendidikan juga menjadi salah satu penyebab kurangnya pengetahuan seseorang termasuk juga prilaku seseorang akan pola hidup, termasuk motivasi untuk berpengaruh pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin mudah dalam menerima Informasi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa makin tinggi pendidikan ibu maka akan semakin mudah menerima motivasi baru yang dihadapinya termasuk dalam hal ini adalah pemberian ASI namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengaetahuan rendah, karena pendidikan seseorang berpengaruh pada pengetahuanya ,dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka N o Peng etah uan Pelaksanaan Ju ml ah As ym p.S ing @ Tid ak Dil aku kan % Dil aku kan % 0,0 04 0, 0 5 Baik 1 73, 3 25 86, 7 Kura ng Baik 2 26, 7 2 13, 3 Juml ah 3 100 27 100 30

(9)

7

semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

4.2.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Notoadmodjo (2010) bahwasanya pekerjaan merupakan salah satu penyebab terjadinya kurangnya pengetahuan seseorang tentang teknik menyusui yang baik dan benar, berdasarkan dari penegrtian pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari apakah ibu bekerja dirumah atau diluar.

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ibu yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga lebih banyak waktu nya bersama bayinya dibandingkan dengan non ibu rumah tangga yang jarang memiliki waktu untuk bersama bayinya karena non ibu rumah tangga lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkerja. 4.2.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Notoadmodjo (2010) karena paritas dapat mengetahui pengetahuan seseorang dalam melakukan teknik menyusui yang baik dan benar sehingga pengetahuan dapat dengan mudah dipahami. Pengertian tentang Paritas menjelaskan bahwa bertambahnya jumlah paritas dapat menambah pengalaman ibu untuk melakukan teknik menyusui yang baik dan benar pada bayi.

4.2.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Notoadmodjo (2010) bahwasanya pengetahuan mempengaru

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan dari 30 responden mayoritas responden berumur 20-30 tahun sebanyak 22 responden (73,3%), dan minoritas yang berumur >35 tahun sebanyak 5 responden (16,7%), karena yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur dimana semakin tua umur seseorang maka ingatanya semakin berkurang sehingga sulit menerima masukan yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur seseorang maka akan mudah menerima masukan yang didapat dan akan tertarik untuk mengetahui sesuatu hal. Dan setiap umur memiliki kemampuan yang baik, dari Penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa pada umur 20-30 tahun lebih besar dibandingkan umur >35 tahun.

4.2.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa sebagaian besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup dalam pelaksanaan menyusui yang baik dan benar yaitu sebanyak 26 orang (86,7%) Pengetahuan yang dimiliki oleh responden merupakan hasil pemahaman terhadap suatu obyek yang dipengaruhi oleh sumber informasi dan berpengaruh dalam pola pikir bahwa pengetahuan merupakan kumpulan informasi yang didapat dari pengalaman atau sejak lahir yang menjadikan seseorang itu tahu akan sesuatu.

Bagaimana cara menyusi dengan baik dan benar. Pengetahuan bisa didapatkan ibu darimana saja dan kapan saja asal ibu mau mencari tau lebih dalam lagi, bisa jadi dari penyuluhan atau mendengar masukan dari orang lain. Tanpa adanya pengetahuan pada ibu akan membantu ibu agar tidak terjadi kesulitan untuk ibu dalam menyusui bayinya. Sehingga diharapkan setiap ibu yang

(10)

8

menyusui agar lebih mau mencari lebih dalam lagi.

4.2.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pelaksanaan

Berdasarkan dari hasil penelitian Notoadmodjo (2010) menunjukan bahwa Tujuan Menyusui adalah memonitor kemajuan ibu dan bayi guna memastikan kesehatan ibu dan bayi. Karena Pengetahuan berpengaruh pada pelaksanaan sehingga setiap ibu menghasilkan air susu yang kita sebut sebagai ASI sebagai makanan alami yang di sediakan untuk bayi, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi. Perkembangan bayi selama menyusui berpengaruh pada setiap ibu yang berkaitan dengan umur, pendidikan, pekerjaan, dan anak.

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa dari 30 responden dengan pelaksanaan menyusui yang baik dan benar pada bayi sebagaian besar pelaksanaan mayoritas dilakukan sebanyak 26 responden (86,7%), dan minoritas tidak dilakukan sebanyak 4 responden (13,3%).

Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Dengan Pelaksanaan Menyusui Yang Baik Dan Benar

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ibu memiliki mayoritas Pengetahuan Baik 22 orang (73,3%), minoritas pengetahuan kurang baik 8 orang (26.7%), dan mayoritas pelaksanaan Dilakukan 26 orang (86,7%). Minoritas pelaksanaan yang tidak dilakukan 4 orang (13,3%).

Maka dari perhitungan dengan menggunakan analisa korelasi uji Chi squre didapatkan nilai singnifikan 0,004 >

0,05 maka HO diterima dan Ha di ditolak, artinya dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pelaksanaan menyusui.

Berdasarkan asumsi penulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan karena nilai Pearson Chi-Square data dari kuesioner maka pengetahuan ada hubungan dengan pelaksanaan dalam melakukan teknik menyusui yang baik dan benar. Karena pengetahuan adalah kumpulan yang didapat melalui berbagai informasi baik dari media elektronik atau dari orang lain yang lebih memahami atau dari orang yang lebih tahu akan sesuatu. Misalnya yang didapat dari orang tua, lingkungan dan pendidikan.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Dengan Pelaksanaan Menyusui Yang Baik Dan Benar Pada Bayi Di Dusun Jati Tunggal Desa Buluh Telang Kabupaten Langkat” Tahun 2019 “ maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Berdasarkan distribusi frekuensi dari Ibu yang menyusui memilki pengetahuan mayoritas Baik 26 orang (86,7%) dan minoritas pengetahuan Kurang 4 orang (13,3%)

b. Berdasarkan distribusi frekuensi dari Ibu yang menyusui bayi dengan Pelaksanaan mayoritas yang Dilakukan 27 orang (90%) dan Pelaksanaan tidak baik 3 orang (10%) c. Ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan pelaksanaan tentang teknik menyusui yang baik dan benar pada saat melakukan pemberian ASI pada bayi,

(11)

9

didapatkan nilai Chi-Square Tests 0,004 > 0,05.

Saran

a. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan pada tenaga kesehatan agar memberikan penyuluhan secara rutin ke setiap ibu yang menyusui bayinya dan penjelasan mengenai teknik menyusui bayinya dan penjelasan untuk merawat payudara setelah selesai menyusui dan diharapkan kepada ibu agar dapat mengetahui bahaya seperti bendungan payudara, lecet pada puting susu dan ibu dapat menjaga kebersihan payudara. Bagi Responden

Diharapakan pada seluruh ibu yang menyusui bayinya agar mencari sumber berdasarkan pengetahuan dari berbagai sumber baik dari media maupun dari tenaga kesehatan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknik menyusui dengan pelaksanaan menyusui yang baik dan benar pada bayi.

Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan jumlah sampel, desain penelitian dan tempat yang berbeda agar dapat menguatkan hasil penelitian dan teori yang sudah ada.

DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani, Asi Eksklusi dan Manajemen Laktasi, Cv. Trans Info Media, DKI Jakarta, 2012.

Ari Sulystiyawati, Buku Ajaran Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas, ANDI. Yogyakarta. (2009)

Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). 2007. Alasan Medis Untuk Tidak menggunkan

penganti ASI. http://aimi-asi.org/slasan-medis-pengganti-asi/ 27 Agustus 2014. Kristiyanasari, Weni. 2009. ASI Menyusui &

SADARI. Nuha Medika: Yogyakarta. Notamodjo, 2010. Metologi Penelitian kesehatan.

Jakarta Rineka Cipta pp. 35-8,124-5, 26, 107.

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka Bunda

Suherni s.pd, APP,M. Kes. Perawatan Masa Nifas, KDT, Yokyakarta, 2009. Sutomo, Budi, Anggraini D.Y. 2010. Makanan sehat pendamping ASI. Jakarta: Demedia Pustaka.

Hidayat, A., Sujiyanti. (2011). Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika. Irianto,T.2009. Survey Demogeafi kesehatan

Indonesia Avallade Online: www.google. ComAlds – 22.03.2009

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Selasa tanggal Dua Puluh Dua bulan Oktober tahun Dua Ribu Tiga Belas, Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pengadaan dan Penggantian Lampu LED Pada Kantor Pemeritah Rumah

“Barangsiapa yang ketika keluar rumah membaca (zikir): Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya,

Sedangkan dari hasil uji statistik yang menunjukkan adanya perbedaan signifikan adalah nilai stabilitas dan marshall quotient pada prosentase penambahan serbuk karet ban

Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan penanganan contoh Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Nabati

Hal ini disebabkan adanya berbagai kendala yang dapat menyebabkan kegagalan misalnya pengalaman atau sejarah yang dimiliki, keyakinan yang tidak sesuai, ketakutan yang

Setelah pemekarkan wilayah administrasi pemerintahan, Kecamatan Dumai Barat menjadi 4 kelurahan yang memanjang dari timur ke barat, yaitu Pangkalan Sesai, Simpang

Survey GPS untuk pemantauan penurunan muka tanah yang dilakukan di Jakarta ini telah dilakukan tiga belas kali dimulai dari tahun 1997 sampai dengan tahun 2011, seperti

Orang tua yang mempunyai pola asuh otoriter sebagian besar memiliki balita yang tingkat konsumsi makanan dalam kategori difisit, tapi sebagian besar juga balita terdapat