• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengembangan Perikanan Tangkap Skala Kecil Untuk Mendukung Perekonomian Wilayah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pengembangan Perikanan Tangkap Skala Kecil Untuk Mendukung Perekonomian Wilayah"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP

SKALA KECIL UNTUK MENDUKUNG

PEREKONOMIAN WILAYAH

BUDI WARDONO

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul Model Pengembangan Perikanan Tangkap Skala Kecil Untuk Mendukung Perekonomian Wilayah adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2015

(4)

RINGKASAN

BUDI WARDONO. Model Pengembangan Perikanan Tangkap Skala Kecil Untuk Mendukung Perekonomian Wilayah. Dibimbing oleh AKHMAD FAUZI, ACHMAD FAHRUDIN, dan AGUS HERI PURNOMO

Perikanan skala kecil mempunyai peranan penting dalam perekonomian baik dalam aspek makro maupun mikro. Dalam perspektif sosial ekononomi, masyarakat pesisir sebagian besar tergantung pada sumber daya perikanan laut, dimana mata pencahariannya rentan terhadap guncangan dan perubahan mendadak. Memahami kondisi tersebut, merupakan hal yang penting untuk lebih memperhatikan nelayan skala kecil dan mengembangkan kebijakan direktif yang lebih baik dimasa depan. Pemahaman meliputi bagaimana karakteristik sumber daya perikanan, bagaimana nelayan skala kecil mengatasi ketidakpastian dan biaya operasional yang tinggi, bagaimana nilai tambah, dan bagaimana jaringan sosial di masyarakat pesisir.

(5)

analisis-analisis yang telah dilakukan, yang merupakan saran kebijakan untuk pengembangan perikanan skala kecil.

Hasil analisis kapasitas sumber daya di Pelabuhanratu, menunjukkan alat tangkap gillnet, alat tangkap rampus dan alat tangkap pancing ulur telah menurun (decreasing return to scale), ketiga alat tangkap tersebut sudah terjadi gejala over capacity. Kondisi ini menyiratkan bahwa output dari alat tangkap gill net, rampus dan pancing ulur memiliki kecenderungan tidak responsif terhadap input. Inefisiensi dalam menggunakan input akan menyebabkan hasil tidak optimal. Hasil analisis kapasitas sumberdaya di Lamongan menunjukan hasil yang berbeda. Analisis di Kabupaten Lamongan menunjukkan bahwa efisiensi skala masih menunjukkan indikator IRS (increasing return to scale) pada perikanan skala kecil di Desa Weru Komplek. Kelebihan armada penangkapan ikan (overcapitalization) dan under-utilization kapasitas penangkapan memberikan indikasi pemborosan bersifat ekonomis. Hasil analisis indeks Malmquist terjadi fluktuasi faktor produktifitas total yang sangat besar (berkisar antara 30% sampai 250 %). Hal ini disebabkan karena perubahan faktor teknologi yang mengalami perubahan ekstrim dibandingkan dengan perubahan efisiensinya. Analisis dengan indek ketidakstabilan (Coppock Index Instability) dapat diketahui penyebab perubahan faktor produktifitas total dari produksi maupun dari input. Kondisi ini disebabkan karena ternjadi fluktuasi produksi dari tahun ke tahun. Indeks ketidakstabilan produksi sebagian berada di kuadran kanan atas yang menunjukan pertumbuhan yang tinggi namun diikuti oleh ketidakstabilan yang tinggi. Fluktuasi produksi yang menyebabkan ketidakstabilan bukan merupakan fenomena mandiri, kondisi tersebut berkaitan dengan indikator lain, seperti input yang diberikan dalam perikanan. Tingkat ketidakstabilan input BBM menunjukan karakteristik sebagian besar berada pada kondisi tingkat pertumbuhan tinggi dengan ketidakstabilan yang tinggi yang menggambarkan resiko yang tinggi. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa beberapa teknologi kapal armada responsif terhadap penggunaan BBM. Hubungan tengkulak/langgan dengan nelayan berdasar hubungan kepentingan sosial dan ekonomi, keberadaan tengkulak/ langgan memainkan peran terutama sebagai "sosial cushion" ekonomi ketika nelayan menghadapi permasalahan biaya, dimana kelembagaan keuangan formal tidak mampu menjalankan perannya. Kecenderungan nelayan skala kecil untuk memanfaatkan sumber dana operasional dipengaruhi oleh lokasi, dimana karakteristik wilayah penangkapan, dan kesenjangan antar daerah berkontribusi terhadap keterikatan antara nelayan dengan tengkulak/langgan. Hasil analisis rantai pasok, rantai nilai dan value added menunjukan bahwa perikanan skala kecil berperanan dalam pembentukan nilai tambah yang sebagian besar dinikmati oleh masyarakat setempat. Sumber daya perikanan pelagis kecil dan demersal lebih dominan diproses menjadi produk jadi/setengah jadi yang menghasilkan nilai tambah. Sebaliknya perikanan yang didominasi oleh sumberdaya pelagis besar nilai tambahnya lebih banyak dinikmati oleh masyarakat luar, sehingga perannya terhadap pembangunan wilayah relatif lebih kecil.

(6)

kondisi sumberdaya menentukan perilaku terhadap sumberdaya, interaksi nelayan dengan sumber-sumber pembiayaan lebih kuat pada lokasi Lamongan dimana masyarakat kurang mempunyai alternatif pekerjaan lain. Hubungan yang kuat antara nelayan dan tengkulak merupakan fenomena yang kompleks, pengembangan perikanan skala kecil harus menyertakan hubungan antara sektor perikanan, nelayan sebagai pemain dan perantara/langgan/tengkulak yang menjembatani pelaku dalam mata pencaharian masyarakat pesisir agar nelayan skala kecil mampu memainkan peran lebih besar dalam kehidupan ekonomi lokal pesisir.

(7)

EXECUTIVE SUMMARY

BUDI WARDONO. Development Model of Small Scale Marine-Capture Fisheries to Support Regional Economy. AKHMAD FAUZI as Chairman, ACHMAD FAHRUDIN and AGUS HERI PURNOMO Members of the Advisory Committee.

The Small Scale marine-capture fisheries have important role in macro and micro economy. By socio economic perspective, most of coastal community depend on fisheries resources and employment are vulnerable to shocks and rapid changes. According to this situation, it is important to consider small fisherman and to develop direct and better policy in future. The understanding covers about characteristic of fisheries resources, problem solving behavior of small fisherman to overcome high operational cost and uncertainty, value added, and social network among community in coastal area.

(8)

Based on resource capacity analysis in Pelabuhan Ratu, it showed that capacity of gill net, rampus and marine hook were decreasing (decreasing return to scale), the three DMU showed over capacity phenomenon. This condition indicated that output of gill net, rampus and marine hook were not responsive to input. This inefficiency of using usage would cause output not optimum. Lamongan showed different result of resource capacity analysis. The efficiency scale in Lamongan indicated increasing return to scale of Small Scale fisheries in Weru Komplek village. Over capitalization and under capitalization of DMU indicated uneconomical practice. The result of Malmquist Index analysis showed large fluctuation of total factor productivity (ranged from 30 per cent to 250 per cent) because technological factor changed more extremely than its efficiency. Coppock Index Instability analysis revealed causes of TFP change for input and output. The production fluctuated yearly. Most of instability index of production were in the right above quadrant, showing high growth with high instability. The fluctuating production that caused unstable condition was not independent. It related to other indicators, such as input usage of fisheries. Instability of fuel usage showed that most of production characteristic located in high growth and high instability, describing its high risk condition. It illustrated that some technology of marine board motor was responsive to fuel usage. The relationship between middlemen and fishermen was based on reciprocally socio economic interest. Middlemen played as social cushion of economy when fishermen faced capital problem, in the meantime formal financial institution could not play its role as well. Location affected to small fishermen to utilize operational fund, while characteristic of marine-capture area and regional gap contributed on bonding relationship between middlemen and fishermen.

Supply chain, value chain, and value added analysis demonstrated that Small Scale fisheries played a role in formation and benefited from the value added. Fisheries resources such as small pelagic and demersal fish were more dominant in forming value added for intermediate product/final product. Fisheries with big pelagic fish were mostly enjoyed by people out of district/producing area. Therefore, its role on regional development was relatively small. Based on the research result, the recommended model for developing Small Scale fisheries should consider potential condition of fisheries resources, exploitation level, stability level, relationship among fisheries players (fishermen – capital owner/patron-client) and become supporting policy that focus on and direct to small fishermen. Fisherman and resource characteristics determined behavior on utilizing resource, interaction between fishermen and financial resources was stronger in Lamongan, where people had less alternative jobs other than fishermen. The strong relationship between fishermen and middlemen was a complex phenomenon. Therefore, Small Scale marine-capture development should involve all relationship among fisheries sector where fishermen became the main player, middlemen mediated among players who worked and lived in coastal area in order to enhance the role of small fishermen in local economic life of coastal community.

(9)

© Hak Cipta Milik IPB Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya tulis ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB.

(10)
(11)

MODEL PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP

SKALA KECIL UNTUK MENDUKUNG

PEREKONOMIAN WILAYAH

BUDI WARDONO

Disertasi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor

pada

Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

Penguji pada Ujian Tertutup :

1. Prof Dr Ir Bambang Juanda, MS

2. Dr Ir Armen Zulham, MSc

Ujian Promosi Doktor :

1. Prof Dr Ir Bambang Juanda, MS

(13)

Judul Penelitian : Model Pengembangan Perikanan Tangkap Skala Kecil untuk Mendukung Perekonomian Wilayah

Nama : Budi Wardono

NRP : H162100051

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Prof Dr Ir Akhmad Fauzi, MSc Ketua

Dr Ir Achmad Fahrudin, MS Dr Ir Agus Heri Purnomo, MSc

Anggota Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

Prof Dr Ir Bambang Juanda, MS Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian Tertutup : 3 Agustus 2015 Tanggal lulus:

(14)
(15)

PRAKATA

Alhamdulillah, dengan mengucap nama Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa dan Maha Pengampun, berkat izin-nya Disertasi ini akhirnya dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Komisi Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, MSc. (Ketua), Dr. Ir. Achmad Fahrudin, MS. (Anggota), Dr. Ir. Agus Heri Purnomo, MSc. (Anggota) yang telah membimbing sejak awal penelitian sampai dengan penulisan Disertasi. Komisi Pembimbing telah banyak memberikan saran dan masukan, serta dukungan dan dorongan selama penelitian dan penulisan Disertasi.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, MS. dan Dr. Ir. Armen Zulham, MSc. yang telah memberikan masukan subtansial, komentar yang bermanfaat, saran dan koreksi sehingga meningkatkan kualitas disertasi ini.

Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa pada Program Studi Ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD), yang telah menjadi teman diskusi selama penelitian dan penulisan disertasi.

Terima kasih dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada Ketua dan Sekretaris Program Studi, semua Dosen dan Staf Sekretariat PWD atas bantuannya selama menjalani perkuliahan sampai selesainya Disertasi ini.

Ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan untuk orang tua, istri (Sitoresmi Triwibowo) dan anak-anak saya (Afif Naufal Fadholi dan Farah Khalda Nabila) yang selalu memberi dukungan, dorongan dan selalu mengingatkan agar segera menyelesaikan Disertasi ini.

Saya juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Institusi Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan, Badan Litbang Kelautan dan Perikanan yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat mengikuti program Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana IPB.

Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak lainnya yang telah memberikan kontribusi sehingga Disertasi ini dapat diselesaikan

.

(16)

DAFTAR ISI

Kebijakan Pengembangan Perikanan Nasional 9

Peranan Perikanan dalam Perekonomian Indonesia 12

Struktur Kapal Perikanan di Indonesia 14

Karakteristik Perikanan Skala Kecil 16

Kapasitas, Overcapacity, Efisiensi 18

Peranan Perikanan Tangkap Skala Kecil 20

Keterkaitan Nelayan dengan Pedagang Perantara/Langgan/ Tengkulak

24

Nilai Tambah Aktifitas Perikanan Tangkap Skala Kecil 25

3 KERANGKA PENELITIAN 28

Kerangka Pemikiran 28

Hipotesis 32

4 METODE PENELITIAN 32

Lokasi dan Waktu Penelitian 32

Pemilihan Lokasi Penelitian 33

Teknik Pengambilan Sampel/Responden 34

Pendekatan dan Model Analisis Data 35

Analisis Efisiensi Kapasitas Sumberdaya dan Perubahan Faktor Produktifitas Total

35

Analisis Indeks Ketidakstabilan (Instability indeks) 38

Analisis Permodalan pada Perikanan Tangkap Skala Kecil 39

Analisis Nilai tambah dan Rantai Nilai Perikanan Tangkap Skala Kecil

42

Model Pengembangan Perikanan Tangkap Skala Kecil 43

5 GAMBARAN UMUM PERIKANAN TANGKAP DI LAMONGAN

DAN PELABUHANRATU

44

Sektor Basis Pengembangan Perikanan 49

Produktifitas Nelayan dan Armada Penangkapan 51

(17)

6 EFISIENSI SUMERDAYA DAN PERUBAHAN TOTAL FAKTOR PRODUKTIFITAS DAN INDEKS KETIDAKSTABILAN

(INSTABILITY INDEXS) PERIKANAN TANGKAP

56

Sumberdaya Perikanan 56

Efisiensi Kapasitas Sumberdaya 58

Perubahan Faktor Produktifitas Total Perikanan Tangkap 61

Indeks Ketidakstabilan (Instability Indexs) 63

7 PERANAN “BANTAL SOSIAL” (“SOCIAL CUSHION”) PADA MATA

PENCAHARIAN PERIKANAN SKALA KECIL

67

Hubungan Patron Client Nelayan 69

Social Cushion” Hubungan Nelayan dengan Langgan/Tengkulak 71 Strategi Usaha dan Daya Tahan Menghadapi Ketidakpastian Usaha .. 76

8 NILAI TAMBAH PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL 80

Nilai Tambah Perikanan Tangkap Skala Kecil 80

Sistem Rantai Pasok dan Rantai Nilai 81

9 MODEL PENGEMBANGAN PERIKANAN TANGKAP

SKALA KECIL

87

10 IMPLIKASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PERIKANAN

TANGKAP SKALA KECIL

91

11 SIMPULAN DAN SARAN 94

Kesimpulan 94

Saran 95

DAFTAR PUSTAKA 96

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

(18)

DAFTAR TABEL

1 Jenis-jenis kapal/perahu nelayan Kabupaten Lamongan dan

Kabupaten Sukabumi 17

2 Karakteristik perikanan tangkap skala besar dan skala kecil 18

3 Kontribusi perikanan nasional terhadap perekonomian nasional

(PDRB) beberapa negara Aafrika dan kep. Karibia 22

4 Upstream dan downstream aktifitas pada perikanan tangkap

skala kecil 26

5 Lokasi penelitian 34

6 Variabel dan indikator dalam analisis regresi multinomial

logistik 42

7 Komposisi kapal perikanan tangkap di Kabupaten Lamongan

dan Kabupaten Sukabumi 45

8 Perkembangan armada penangkapan di Lamongan dan

Pelabuhanratu tahun 2009-2013 47

9 PDRB berdasarkan lapangan usaha Kabupaten Lamongan dan

Sukabumi 50

10 Nilai LQ sektor perikanan Kabupaten Lamongan dan

Kabupaten Sukabumi 51

11 Skor efisiensi teknis dan efisiensi skala 59

12 Indek malmquist dea pada berbagai alat tangkap kapal motor dan perahu motor tempel (PMT) tahun 2008-2013 di

Pelabuhanratu 60

13 Malmquist index total faktor produktifitas perikanan tangkap pada berbagai jenis alat tangkap kapal motor (KM) dan perahu

motor temperl (PMT) di Pelabuhanratu 62

14 Indeks Malmquist (MI) rata-rata pertahun 62

15 Karakteristik perikanan dan nelayan di Lamongan dan

Pelabuhanratu 69

16 Keuntungan hubungan patron client bagi kedua belah pihak 71

17 Hasil analisis kecenderungan penggunaan sumber modal 72

18 Value added dan margin yang berasal dari pengolahan hasil

perikanan (Rp./kg) bahan baku utama 81

19 Value added analisis komoditas ikan dari nelayan ke pedagang

pengecer di Lamongan 83

20 Value added analisis komoditas ikan dari nelayan ke

pengumpul dan pengecer di Lamongan 84

21 Value added analisis komoditas dari nelayan ke pengumpul

dan ekspor di Lamongan 85

22 Value added analisis komoditas dari nelayan ke pengumpul dan

ekspor di Pelabuhanratu 87

(19)

DAFTAR GAMBAR

1 Struktur kapal perikanan Indonesia tahun 2004-2014. 15

2 Perbandingan produksi ikan dominan di WPP 712 (laut jawa)

dan WPP 753 (Samudera Hindia selatan pulau Jawa) 16

3 Kerangka pemikiran penelitian 31

4 Peta lokasi penelitian berdasarkan wilayah pengelolaan perikanan indonesia berdasarkan Permen KP no.

45/men/2011 33

5 Alur penentuan lokasi dan responden 35

6 Karakteristik perikanan global berdasarkan ukuran kapal dan

teknologi 44

7 Produksi perikanan tangkap ppn Pelabuhanratu dan

Kabupaten Lamongan tahun 2007-2013) 46

8 Produksi ikan di Pelabuhanratu dan Lamongan tahun

2002-2013 49

9 Produktifitas kapal dan produktifitas nelayan skala kecil di

Kabupaten Lamongan dan di pelabuhanratu (ton/tahun). 52

10 Produktifitas armada pmt (kapal motor tempel) di Kabupaten

Lamongan dan di pelabuhanratu (ton/armada/tahun). 53

11 Perbandingan tingkat produktifitas nelayan di kedua lokasi

penelitian lamongan dan pelabuhanratu (ton/nelayan/tahun) 54

12 Biaya (Rp/per kg Output) produk hasil tangkapan

berdasarkan jenis alat tangkap pada kapal motor (KM) (dihitung berdasarkan penggunaan input dibanding dengan

output hasil tangkapan) 55

15 Tingkat pertumbuhan rata-rata output/produksi dan input (kapal dan BBM) pada usaha perikanan tangkap di

Pelabuhanratu tahun 2002-2013 63

16 Hubungan antara tingkat pertumbuhan output dengan indek

ketidakstabilan perikanan tangkap di PPN Pelabuhanratu 64

17 Tingkat pertumbuhan dan tingkat instabiity index pengunaan

bbm pada perikanan tangkap di PPN Pelabuhanratu 65

18 Hubungan antara tingkat pertumbuhan nelayan dengan indek

ketidakstabilan perikanan tangkap di PPN Pelabuhanratu 66

19 Indek ketidakstabilan produksi perikanan di TPI Lamongan 67

20 Komposisi nelayan dalam menyikapi kendala dalam melaut 77

(20)

22 Antisipasi nelayan pada saat musim yang buruk (pengaruh iklim/cuaca)

78

23 Aktifitas nelayan pada saat tidak melaut karena cuaca buruk 79

24 Antisipasi nelayan dalam menghadapi resiko 79

25 Nilai tambah/value added dan margin kegiatan usaha

pengolahan produk perikanan 80

26 Rantai pasok komoditas ikan di Lamongan 82

27 Rantai pasok komoditas ikan di Pelabuhanratu 85

28 Sistem rantai pasok ikan cakalang, tongkol dan pelagis kecil

lainnya di Pelabuhanratu 86

(21)

SINGKATAN

ABK : Anak Buah Kapal

BBM : Bahan Bakar Minyak

BBPSEKP : Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

BPS : Badan Pusat Statistik

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

CGE : Computable General Equilibrium

CGR : Compund Growth Rate

CII : Coppock Instability Index

CPUE : Cath per Unit Effort

CRS : Constans Return to Scale

CRSTE : Constan return to scale technical efficiensy

DEA : Data Envelopment Analysis

DMU : Decission Making Unit

DRS : Decreasing Return to Scale

EFFCH : Efficiency Change

FAO : Food Agricultural Organization

GMB : Gerbang Mina Bahari

GT : Gross Ton

HNSI : Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia

I-O : Input Output

IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

IRS : Increasing Return to Scale

Kepmen : Keputusan Menteri

KKP : Kementerian Kelautan dan Perikanan

KM : Kapal Motor

MI : Malmquist Index

MLE : Maximum Likelihood Estimator

MSY : Maximum Sustainability Yield

NPV : Net Present Value

OLS : Ordinary Least Square

PDB : Produk Domestik Bruto

PDRB : Pendapatan Daerah Regional Bruto

PMT : Perahu Motor Tempel

PPN : Pelabuhan Perikanan Nusantara

PPS : Pelabuhan Perikanan Samodera

PUMP : Pengembangan Usaha Mina Pedesaan

RN : Rukun Nelayan

RRR : Relative Risk Ratio

RTS : Return to scale

SDI : Sumber Daya Ikan

SE : Skala Efficiency

SPF : Stochastic Production Frontier

TAC : Total Allowance Cath

TE : Technical Efficiency

TECHCH : Technical Change

(22)

TPI : Tempat Pendaratan Ikan

TTC : Tuna Tongkol Cakalang

UPI : Unit Pengolahan Ikan

VA : Vallue Added

VRS : Variable Return to Scale

VRSTE : Variable return to scale technical efficiensy

WPP : Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia

WTO : World Trade Organization

(23)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Hal.

1 Hasil Analisis DEA 102

2 Analisis Indeks Malmquist 105

3 Hasil Analisis Multinomial Logistik 110

4 Analisis Relatif Risk Ratio (Odd Ratio) 111

5 Statistik Diskriptif 112

Referensi

Dokumen terkait

Pusat penterjemahan yang terpenting di Andalus ialah di Toledo. Pelbagai karyaa arab diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin. Antara penterjemah yang terbaik ialah

Oleh karena itu, yang dimaksud dengan kerukunan adalah hidup damai dan tentram dalam menjalani kehidupan sosial, saling toleransi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang

Terkait dengan upaya untuk mengkaji ideologi dalam teks upacara melengkan adat perkawinan masyarakat Gayo di Takengon, ada beberapa alasan peneliti secara pragmatis yang

pemanfaatan teknologi informasi terhadap penyajian laporan keuangan. Hasil analisis deskriptif variabel pemanfaatan teknologi informasi yang terjabarkan melalui 7

Durkheim (Abdullah & A. C., 1986) mendefinisikan kesadaran kolektif sebagai berikut, yaitu seluruh kepercayaan dan perasaan bersama orang kebanyakan dalam sebuah

sipasi atau dengan harapan yang ingin Pada tahap ini individu membuat sejumlah mereka capai di masa depan. Berdasarkan psikologi kognitif dan 15), pengetahuan mengenai

Dengan keyword “Dynamic” yang telah ditentukan melalui hasil dari penggabungan antara wawancara, observasi, STP, studi literasi, studi eksisting, dan studi kompetitor yang

Yaitu bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga