• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAP Universitas Medan Area, Indonesia. April 2019 Url:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAP Universitas Medan Area, Indonesia. April 2019 Url:"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

The 2 Interntional Conference on Politics of Islamic Development

MAP– Universitas Medan Area, Indonesia

April 2019

Url: http://proceeding.uma.ac.id/index.php/icopoid

Strategi Bertahan Hidup (Live Survival Strategy) Masyarakat

Desa Suka Meriah Pasca Relokasi di Siosar

Agung Suharyanto*1, Wendi Alsenal Mendrofa 2, Aldiami Sembiring2, Tatrina Sihotang2, Jhon Kevin Manalu2 & Herianto2

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Medan Area, Indonesia Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi bertahan hidup (live survival strategy) masyarakat desa suka meriah pasca relokasi di siosar. penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan mulai dari awal bulan Maret sampai bulan awal bulan Mei 2018 di Siosar tepatnya di Desa Suka Meriah kecamatan Tigapanah, kabupaten Karo. Data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara menggunakan daftar pertanyaan yang disiapkan dalam bentuk pertanyaan lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari penelitian terdahulu, internet dan ketua BPD Desa Suka Meriah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini yakni para petani, pedagang serta yang melakukan pekerjaan laiinya di Desa Suka Meriah. Jumlah informal yang diambil berjumlah 10 orang. Metode yang digunakan adalah menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif . Hasil penelitian menunjukan bahwa masyarakat Desa Suka Meriah masih memiliki permasalahan pasca direlokasi di siosar seperti kondisi cuaca, produksi tanaman, transportasi, dan kekurangan air. Sementara itu strategi yang dilakukan oleh masyarakat yakni strategi aktif, strategi pasif dan strategi jaringan. Selain itu, terdapat juga tingkat kesejahteraan masyarakat yang dapat dilihat dari tercukupinya keutuhan primer, keamanan lingkungan, pendidikan dan kesehatan.

Kata Kunci: Strategi Bertahan Hidup, Masyarakat, Desa Suka Meriah, Relokasi Siosar

Abstract

This research aims to find out the survival strategy of the village community after the relocation in Siosar. This research was conducted for three months starting from the beginning of March to the beginning of May 2018 in Siosar precisely in Suka Meriah Village, Tigapanah Subdistrict, Karo District. The data used includes primary data and secondary data. Primary data obtained from interviews using a list of questions prepared in the form of field questions. While secondary data was obtained from previous research, the internet and the chairman of the BPD Suka Meriah Village. Sampling in this study is the farmers, traders and those who do other work in Suka Meriah Village. The informal number taken was 10 people. The method used is using a descriptive approach with qualitative methods. The results of the study show that the Suka Meriah village community still has post-relocated problems in the environment such as weather conditions, crop production, transportation, and lack of water. Meanwhile the strategies carried out by the community are active strategies, passive strategies and network strategies. In addition, there is also a level of community welfare that can be seen from the fulfillment of primary integrity, environmental security, education and health.

(2)

PENDAHULUAN

Masyarakat merupakan salah satu topik yang menarik untuk diteliti. Berbagai macam hal yang bisa dijadikan sebagai kajian penelitian dari masyarakat itu sendiri seperti pola adaptasi, pola interaksi, masalah-masalah sosial masyarakat, kebudayaan-kebudayaan, kepercayaan masayarakat dan berbagai hal lainnya yang ada dilingkungan masyarakat itu sendiri. Kehidupan suatu kelompok masyarakat yang ada disuatu wilayah tertentu tentunya berbeda dengan kehidupan masyarakat ditempat lain. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kelompok masyarakat menjadi problema tersendiri dalam keberlangsungan hidup mereka.

Dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya masyarakat tentunya memiliki strategi-strategi tertentu untuk tetap bisa bertahan disegala kondisi yang ada. Stategi bertahan hidup sendiri merupakan suatu upaya/cara atau kiat yang dilakukan seseorang supaya bisa bertahan hidup baik dikehidupannya yang sekarang maupun pada kehidupan selanjutnya. Begitu juga bagi suatu kelompok masyarakat mereka juga memiliki kiat-kiat dalam hal pemenuhan kebutuhan diri sendiri dan keluarga, terutama bagi masyarakat yang bekerja disektor-sektor informal seperti para petani, pedagang, dan lain-lain.

Kondisi geografi ditempat masyarakat menetap juga berbeda-beda. Terdapat daerah yang rentan dengan bencana alam seperti stunami, tanah longsong, banjir, gempa bumi dan juga gunung meletus. Kondisi lingkungan, tentunya mempengaruhi pola kehidupan masyarakat yang ada diwilayah tersebut khususnya yang berada diwilah yang rentan dengan bencana. Bencana alam menjadi salah satu pengganggu bagi masyarakat dalam melangsungkan kehidupannya, disamping membuat keresahan, kesengsaraan, juga bisa saja memakan banyak korban jiwa.

Di Indonesia sendiri terdapat banyak bencana alam yang menjadi keresahan tersendiri bagi masyarakat. Salah satu bencana alam yang sampai saat ini belum bisa diatasi dan dihindari oleh masyarakat adalah “Erupsi Gunung Sinabung”. Gunung sinabung adalah gunung api yang berada didaratang tinggi Karo letaknya di Kabupaten Karo, provinsi Sumatera Utara, Indonesia yang berlokasi di kabupaten Karo.

Awal aktifnya gunung sinabung terjadi pada tahun 2010 dan hingga letusan terakhirnya sekitar tanggal 19 Februari 2018 dan masih berlangsung sampai saat ini. Gunung sinabung telah berkali-kali mengeluarkan lahar panasnya dan meletus terus menerus tanpa diketahui kapan akan berhenti. Masyarakat yang tinggal disekitaran sinabung telah direlokasi ke salah satu tempat yang disediakan oleh pemerintah yang terletak di Siosar, Tigapanah, Kab. Tanah

(3)

Karo. Terdapat tiga desa yang menjadi ancaman gunung sinabung diantaranya Desa Suka Meriah, Desa Bekerah, Desa Simacem saat ini ketiga desa tersebut telah direlokasi di Siosar.

Ditempatkan di suatu tempat yang baru tentunya memerlukan penyesuaian diri baik dengan sesama anggota msayarakat, tempat/hunian baru dan terutama penyesuaian diri dengan lingkungan yang baru. Hal ini yang dirasakan oleh para pengungsi gunung sinabung yang direlokasi di Siosar. Selain itu, yang paling utama bagi para penggungsi adalah masalah kebutuhan hidup. Pemerintah memang memberikan fasilitas berupa papan (rumah) akan tetapi mereka juga perlu memikirkan cara untuk bertahan hidup di tempat relokasi.

Secara harfiah dalam kamus lengkap Indonesia, strategi diartikan sebagai cara siasat perang (M.B Ali dan T.Deli, 1997). Secara umum, strategi adaptasi (adaptive strategy) dapat diartikan sebagai rencana tindakan yang dilakukan manusia baik secara sadar maupun tidak sadar, secara eksplisit maupun implisit dalam merespon berbagai kondisi internal atau eksternal. Sementara itu, Marzali dalam bukunya menjelaskan secara luas strategi adaptasi adalah merupakan perilaku manusia dalam mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki dalam menghadapi masalah-masalah sebagai pilihan-pilihan tindakan yang tepat gunasesuai dengan lingkungan sosial, kultural, ekonomi, dan ekologis di tempat dimana mereka hidup (Amri Marzali, 2003).

Snel dan Staring dalam Resmi Setia (2005) mengemukakan bahwa strategi bertahan hidup adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh individu dan rumah tangga yang miskin secara sosial ekonomi. Melalui strategi ini seseorang bisa berusaha untuk menambah penghasilan lewat pemanfaatan sumber-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pemanfaatan sumber-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pengurangan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Cara-cara individu menyusun strategi dipengaruhi oleh posisi individu atau kelompok dalam struktur masyarakat, sistem kepercayaan dan jaringan sosial yang dipilih, termasuk keahlian dalam mobilitas sumber daya yang ada, tingkat keterampilan, kepemilikan asset, jenis pekerjaan, status gender dan motovasi pribadi. Nampak bahwa jaringan sosial dan kemampuan memobilitas sumber daya yang ada termasuk didalamnya mendapatkan kepercayaan dari orang lain membantu individu dalam menyusun strategi bertahan hidup.

Masyarakat merupakan kumpulan dari individu yang mendiami suatu wilayah atau tempat tertentu dan tinggal dalam waktu yang tidak singkat (lama) serta bersama-sama menjalani hidup dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Jika dilihat dari letak tempat tinggal, masyarakat dapat tergolong atas beberapa jenis masyarakat yakni masyarakat

(4)

perkotaan, masyarakat pedasaan, masyarakat pinggiran kota, masyarakat pesisir dan juga masyarakat yang tinggal di pengunungan.

Masyarakat (terjemahan dari istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab : Musyarak. Lebih abstraknya adalah suatu jaringan antar hubungan-hubungan antar entitas-entitas masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam suatu komunitas yang teratur.

Pada awalnya masyarakat yang tinggal di kaki gunung sinabung adalah mayoritas bekerja sebagai petani. Akan tetapi mereka masih belum bisa mendapatkan lahan mereka kembali ke desa awal oleh karena letusan sinabung yang masih belum stabil dan hal ini membuat para masyarakat tersebut kehilangan lahan pertanian mereka. Dengan melihat kondisi tersebut, kami tertarik untuk melakukan penelitian tentang: Strategi Bertahan Hidup

(Live Survival Strategy) Masyarakat Desa Suka Meriah Pasca Relokasi Di Siosar.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan sebuah penelitian yang dibuat dengna tujuan utamanya agar memberi gambaran atau deskripsi mengenai suatu situasi secara objektif. Desain penelitian ini dipakai untuk menjawab atau memecahkan sebuah permasalahan yang dihadapi di dalam situasi saat ini. Penelitian deskriptif juga memiliki arti penelitian dengan maksud untuk mendeskripsikan sebuah fenomena atau karakteristik dari individu, kelompok, atau situasi tertentu dengan akurat. Selain itu, penelitian deskriptif adalah cara supaya menemukan sebuah makna yang baru, memaparkan sebauh situasi keberadaan, mengkategorikan informasi, dan menentuka frekuensi kemuncukan sesuatu.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis penelitian yang digunakan, yakni dengan menggunakan pendekatan kualitatif, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan motode deskriptif kualitatif, berupa studi kasus

pada masyarakat dan menganalisis Strategi Bertahan Hidup (Live Survival Strategy)

Masyarakat Desa Berkerah Pasca Relokasi Di Siosar.

Dalam Direktorat Tenaga Kependidikan tahun 2008: 27 menyebutkan bahwa Penelitian kuantitatif sebagai kegiatan ilmiah berawal dari masalah, merujuk teori, mengemukakan

(5)

hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Penelitian kuantitatif berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan (prariset). Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.

Penelitian ini dilakukan di Siosar, Tigapanah, Kab. Tanah Karo. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena Siosar merupakan satu-satunya tempat relokasi para penggungsi sonabung yang telah di sediakan oleh pemerintah. Hampir keseluruhan keluarga yang awalnya tinggal berdekatan dengan gunung sinabung direlokasikan tempat ini.

Teknik penggumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan istrumen penelitian berupa daftar pertanyaan. Kemudian dalam memperoleh data peneliti melakukan wawancara kepada para informan yang telah ditentukan. Selain itu, penggumpulan data juga dilakukan dengan observasi dan studi terhadap berbagai dokumentasi mengenai subjek penelitian. Untuk menjamin keabsahan data, dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek hasil pengamatan dengan hasil wawancara (Moleong 1994).

Untuk mencapai tujuan pertama penelitian, yaitu dari masyarakat desa Berkerah yang menjadi sebagai informan maka diurutkan hasil wawancara yang diperoleh dari masing-masing informan serta dihitung kesamaan jawabannya. Dari hasil tersebut dianalisa secara kualitatif., analisa data yang akan dilakukan adalah deskriptif kualitatif, sesuai dengan langkah-langkah analisis data yang dikemukakan oleh Moleong (1994) yaitu sebagai berikut a). Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, b). Reduksi data yang dilakukan dengan membuat abstraksi, c). Menyusun data kedalam satuan-satuan, d). Pengkategorian data sambil membuat koding, e). Mengadakan pemeriksaan keabsahan data, dan f). Penafsiran data, Untuk itu data-data yang terkumpul (data primer dan skunder) yang diperoleh diorganisir dan disusun, setelah tersusun dilakukan penafsiran dan pembahasan terhadap data yang ditemukan tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Desa Suka Meriah merupakan salah satu desa yang mengalami perelokasian pertama pasca meletusnya Gunung Sinabung. Desa ini bersama dengan kedua desa lainnya yakni desa Berkerah dan desa Simacem di relokasi di Siosar. Awalnya desa Suka Meriah berada berdekatan di kaki Gunung Sinabung serta lahan pertanian masyarakat tidak jauh dari gunung tersebut sehingga masyarakat yang bertani dapat melihat puncak gunung sinabung dengan dekat. Masyarakat desa Suka Meriah sejak masih tinggal di kaki gunung sinabung mayoritas

(6)

memiliki mata pencaharian sebagai petani (buah dan sayur) serta jenis tanaman lainnya. Pada saat di relokasi di siosar mata pencaharian masyarakat masih tetap sama yakni patani.

Berada di tempat yang baru dengan kondisi yang berbeda bukanlah hal yang mudah untuk dijalani. Perlu adanya penyesuaian lingkungan kembali baik secara kondisi geografis dan sosial budaya. Suatu kelompok masyarakat tentunya berbeda-beda dalam menjalani proses penyesuaian diri ada yang dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan ada juga yang harus menunggu proses yang sangat lama. Begitu juga dengan masyarakat desa Suka Meriah yang di relokasi oleh pemerintah di siosar juga menghadapi penyesuaian diri dengan lingkungan yang baru. Jika dilihat dari segi perubahan sosial, fenomena melestusnya gunung sinabung tergolong dalam bentuk perubahan sosial bersasarkan alasannya.

Damanik (2010) menyebutkan bahwa bentuk perubahan sosial berdasarkan alasannya terbagi atas dua, yakni: perubahan yang di kehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki. Perubahan yang tidak dikehendaki adalah perubahan yang terjadi diluar pengawasan masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat dan memiliki dampak yang sama sekali tidak di kehendaki oleh masyarakat.

Permasalahan Yang Dihadapi Masyarakat Desa Sukameriah Pasca Relokasi Di Siosar

Masyarakat desa Suka Meriah yang di relokasi di siosar juga mengalami berbagai permasalahan yang terjadi selama mereka berada di lokasi yang baru, permasalahan-permasalahan tersebut antara lain:

1. Kondisi Cuaca.

Cuaca merupakan kondisi atau suasana yang terjadi disuatu wilayah tertentu yang di akibatkan oleh adanya iklim tertentu baik panas dan dingin. Yang menjadi kendala masyarakat desa Suka Meriah selama berada di tempat yang baru adalah kondisi cuaca yang kurang stabil. Seperti biasanya tanah karo terkenal dengan cuaca dinginnya terlebih pada malam hari. Begitu pula dengan cuaca yang dirasakan oleh masyarakat desa suka meriah. Sejak mereka tinggal di kaki gunung merapi memang mereka sudah terbiasa dengan cuaca dingin. Sementara sejak direlokasi di tempat yang baru masyarakat merasa terkendala dengan kondisi cuaca yang sangat dingin. Jika di bandingka dengan tempat sebelumnya relokasi siosar memiliki cuaca yang lebih dingin di banding dengan lokasi sebelumnya di kaki gunung sinabung. Hal ini merupakan sebuah kewajaran karena kawasan siosar berada pada titik puncak 2000 dpl.

Kondisi cuaca yang seperti ini sangat menghambat aktivitas masyarakat. Cuaca yang terasa dingin biasanya mulai jam 5 sore hingga semakin malam semakin bertambah dinggin

(7)

sampai besok pagi. Pada malam hari masyarakat lebih cenderung berada di dalam rumah dengan kondisi rumah sepenuhnya tertutup rapat dan berkurangnya aktivitas di luar rumah.

Produksi Tanaman: Masyarakat Desa Suka Meriah telah di sampaikan di awal bahwa mereka adalah mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Hal yang paling utama bagi seorang petani adalah mereka mampu menghasilkan hasil panen yang baik dan tidak merugikan penduduk. Pada awalnya sejak direlokasi oleh pemerintah masyarakat Desa Suka Meriah di modali dengan menyediakan lahan dan modal bibit tanaman. Akan tetapi memang masyarakat mengakui bahwa mereka tidka mengeluarkan modal untuk membelikan bibit tetapi untuk hasil panen senidri masih belum memuaskan. Hal ini di karenakan kawasan siosar dulunya adalah kawasan hutan lebat yang tidak berpenghuni dan akibatnya hasil panennya tidak maksimal atau dengan kata lain tanahnya tidak subur.

Menurut BPD (Badan Permusyawratan Desa) di Suka Meriah, sebagai upaya yang dilakukan oleh sebagian penduduk setempat adalah mendatangkan petugas pertanian untuk mengukur PH tanah dan menanyakan apa yang perlu dilakukan oleh masyarakat agar tanah tersebut dapat subur secepatnya. Kemudian untuk produksi tanaman yang kurang memuaskan sendiri juga tampak terlihat dari tanaman sayuran kol yang ditanam oleh sebagian masyarakat, ketua BPD berpendapat bahwa tanaman kol sangat tidaklah pas untuk mencarikeuntungan yang lumayan karena memiliki harga yang murah-meriah.

2. Transportasi

Transportasi merupakan suatu alat atau kendaraan yang digerakkan oleh manusia agar dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Transportasi dapat berupa transportasi darat, udara dan air. Transportasio4 sangat berguna bagi manusia karena dapat mempermudah manusia melakukan segala sesuatu, misalnya seperti pergi kesuatu tempat atau dalam hal pengiriman dan penerimaan barang dengan menggunakan transportasi.

Susantoro dan Parikesip (dalam Sititahun 2004) transportasi merupakan komponen yang utama dalam system hidup dan kehidupan, system pemerintahan dan system kemasyarakatan. Kondisi social demografi wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi diwilayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan masyarakat. Di perkotaan kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat urbanisasi berimplikasi pada semakin padatnya penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung mengurangi daya saing dari transportasi wilayah.

(8)

Jika diperkotaan hal yang menyebabkan kekurangan transportasi adalah kepadatan penduduk, maka berbeda dengan masyarakat desa Suka Meriah yang direlokasikan di Siosar. Masalah yang dihadapi masyarakat desa Suka Meriah adalah kekurangan transportasi. Transportasi yang ada menuju daerah Siosar tersebut hanya ada 2 bus dengan waktu keberangkatan hanya pagi dan sore saja. 2 bus ini digunakan untuk 3 desa yang direlokasikan didaerah Siosar tersebut. Beberapa diantara masyarakat merasa kesusahan jika ingin pergi kepekan. Karena masyarakat harus menyesuaikan jadwal pergi kepekan dengan keberangkatan bus.

Berbeda pada saat sebelum direlokasikan atau pun pada saat masih tinggal didekat gunung Sinabung, masyarakat tidak pernah mengalami kesusahan dalam hal transportasi. Di Siosar, jadwal keberangkatan bus tersebut dimulai dari pagi hari pukul 7 dan pukul 8. Kebanyakan bus yang berangkat jam 7 ini biasanya mengangkut siswa-siswa yang ingin pergi kesekolah dan para ibu-ibu yang pergi ke pasar membeli sayur-sayuran untuk dijual kembali di warungnya. Untuk mengangkut penumpang, bus ini biasanya bergerak mengelilingi 3 desa tersebut. Dan untuk keberangkatan sore harinya dari Kabanjahe pada pukul 2 dan pukul 3 sore. Untuk sore harinya bus ini kembali mengangkut siswa-siswi yang telah pulang sekolah.

Sejak awal di relokasi ke siosar, pemerintah kembali menyediakan sarana transportasi bagi masyarakat desa yakni dua buah bus (damri) mini yang khusus mengangkut anak sekolah hingga ke kabanjahe. Perjalanan dari siosar menuju kabanjahe memerlukan waktu sekitar 30 menit perjalanan dan tidak ada angkutan umum khusus ke siosar-kabanjahe. Angkutan anak sekolah ini biasanya juga digunakan oleh masyarakat yang hendak berpergian ke kebun, ke kabanjahe dan tempat lainnya. Operasi bus ini hanya pagi saat berangkat anak sekolah dan siang hari saat anak sekolah pulang.

Hal ini menjadi kendala bagi masyarkat yang tinggal di siosar, bus dengan muatan idealnya 25 orang menjadi sarana transportasi bagi anak sekolah dari ketiga desa. Sehingga akibatnya para penumpang bus akan selalu penuh (full) setiap sekali berangkat. Kepadatan ini dapat terlihat dari banyaknya penumpang yang berdiri berdekatan dan sempit-sempitan di dalam bus. Selain itu juga aktivitas masyarakat di atur oleh jam berangkat dan pulangnya bus. Menurut BPD setempat bahwa untuk memaksimalkan kebutuhan masyarakat dari segi transportasi perlu adalanya penambahan transportasi (Damri) agar dapat menampung para masyarakat dan anak sekolah yang berpergian kesekolah, ke kabanjahe dan ke kebun.

3. Kekurangan Air

Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi manusia. Air sebagai sumber kehidupan makluk hidup terutama

(9)

manusia yang berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Dimana pun manusia berada dengan kondi siapa pun hidupnya cenderung membutuhkan air untuk melangsungkan kehidupannya. Kegunaan air secara umum antara lain mandi, minum, menyuci, masak dan lain sebagainya. Ketersediaan air juga menentukan kesejahteraan dari segi kebutuhan primer. Dwijosaputro (1981) air merupakan zat yang mutlak bagi setiap makluk hidup dan kebersihan air adalah syarat utama bagi terjaminnya kesehatan.

Linsley (1995); Twort, dkk, (2003) Kodoatie dan Syarif (2005), mengatakan perilaku pemakaian air bersih pada suatu kawasan tidak akan pernah sama persis dengan kawasan lainnya akibat dari karakteristik yang dimiliki oleh kawasan yang dilakukan. Pola pemakaian air bersih sangat ditentukan oleh iklim ciri-ciri penduduk, masalah lingkungan hidup, industry dan perdagangan, iuran atas air, ukuran kota dan kebutuhan konservasi air. Air juga merupakan hal yang selalu dipersoalkan dalam masyarakat terutama pada masalahah ketersediaan dan kekurangan air. Di Indonesia sendiri terdapat banyak daerah yang masih mengalami kekurangan air terutama bagi masyarakat yang sedang/sudah mengalami bencana alam. Salah satu daerah yang dilanda oleh bencana gunung meletus di Indonesia adalah masyarakat sekitaran gunung sinabung. Akibatnya para masyarakat yang tinggal di kaki gunung sinabung tersebut diungsikan oleh pemerintah diperelokasian Siosar. Pasca direlokasi masyarakat siosar khususnya masyarakat Desa Suka Meriah masih mengalami kekurangan air.

Pada masyarakat desa sukameriah yang telah direlokasikan dari kaki gunung sinabung ke siosar mengalami kekurangan ketersediaan air. Sumber air yang peroleh oleh masyarakat suka meriah bersumber dari gunung sibuatan, gunung ini terletak didekat pemukiman penduduk. Sumber air dari gunung ini merupakan sumber air bagi keseluruhan masyarakat dari ke desa yang menempati siosar. Air dari gunung sibuatan di distribusikan alirkan secara bergantian pada masyarakat desa Suka Meriah mendapat giliran memperoleh air bersih pada pagi hari sementara siang dan malam adalah desa lain. Untuk memenuhi kebutuhan ketersediaan air bagi masyarakat, masyarakat biasanya menampung air yang didistribusikan setiap pagi di bak mandi, ember, jeregen dan wadah-wadah lain untuk kebutuhan air sampai ke esokan harinya. Akan tetapi penyaluran air yang dibuat sesuai jadwal ini menyebabkan masyarakat suka meriah kekurangan air sehingga masyarakan dalam menggunakan air dilakukan sehemat mungkin. Namun saat ini menurut masyarakat setempat bahwa sudah ada rencana dari pemerintahan setempat untuk penyaluran air PAMSIMAS (penyediaan Air Minum dan Samitasi Berbasis Masyarakat) bagi masyarakat yang tinggal di Siosar.

(10)

Ketua BPD Desa Suka Meriah berpendapat bahwa sumber mata air sebenarnya sangat banyak di Siosar, akan tetapi yang menjadi kendala adalah teknik penyaluran air yang kurang baik karena mata air masih satu yang di salurkan bagi masyarakat di siosar dan juga tidak ada JUT (Jalan Usaha Tani) yang merupakan tabung yang dibuat untuk di isikan air di dekat lahan penduduk supaya penyemprotan dan kebutuhan tanaman terhadap air lebih mudah dan tercukupi. Dalam hal ini masih perlu adanya perhatian pemerintah terlebih dalam menyediakan anggaran untuk memperbanyak mata air serta dapat disalurkan tanpa batas bagi masyarakat di siosar.

Startegi Bertahan Hidup Masyarakat Desa Suka Meriah Pasca Relokasi Di Siosar

Menurut Hindi dalam Halide (2013) strategi kelangsungan hidup merupakan subjek, manusia bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. Kelangsungan hidup sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan dasar mereka tidak lepas dari aspek jasmani dan rohani. Pertumbuhan atau pemeliharaan, membutuhkan makanan, tempat tinggal, air, udara, pemeliharaan kesehatan dan istirahat yang cukup.

Suharto (2003), menyatakan bahwa defenisi dari strategi bertahan hidup adalah kemampuan seseorang dalam menerapkan seperangkat cara untuk mengatasi berbagai permasalahan yang melengkapi kehidupannya. Suharto (2003) menyatakan strategi bertahan hidup dalam mengatasi goncangan dan tekanan ekonomi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Cara-cara tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: a). Strategi aktif, yaitu strategi yang mengoptimalkan segala potensi keluarga. b). Strategi pasif, yaitu dengan mengurangi pengeluaran keluarga. c). Strategi jaringan, misalnya menjamin relasi baik formal maupun informal dan lingkungan kelembagaan

Strategi bertahan hidup dapat diartikan sebagai cara, upaya, kiat dan tindakan yang dilakukan seseorang untuk dapat bertahan hidup dan melangsungkan kehidupannya. Strategi bertahan hidup tidak lepas pada upaya pemenuhan sandang, pangan dan papan bagi masyarakat. Hidup di daerah yang baru tentunya memiliki upaya yang baru juga dalam memenuhi kebutuhan hidup. Masyarakat desa suka meriah yang sudah 1,7 bulan di relokasi di siosar juga memiliki berbagai upaya dalam mempertahankan hidupnya, ada beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh masyarakat antara lain:

1. Bertani

Bertani merupakan suatu kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh petani dengan beragam tanaman. Bertani merupakan salah satu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari lahan pertanian tersebut dapat menghasilkan

(11)

beragam tanaman seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Hasil dari pertanian tersebut akan dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup meskipun sebagian kecil dari hasil tanaman tersebut akan dikonsumsi oleh petani itu sendiri. Anwas (1992) mengemukakan bahwa pertanian merupakan kegiatan manusia mengusahakan terus menerus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.

Menurut AT. Mosher (1966) bahwa pertanian adalah suatu bentuk proses produksi yang sudah khas yang didasarkan paa proses pertumbuhan daripada hewan dan tumbuhan. Petani mengelola dan merangsang pertumbuhan tanaman dan hean dalam suatu usaha tani, dimana kegiatan produksi merupakan bisnis, sehingga pengeluaran dan pendapatan sangat penting artinya. Sedangkan menurut Sri Setyati Harjadi (1975) bahwa pertanian merupakan usaha untuk mencapai hasil yang maksimum dengan mengelola faktor tanaman dan lingkungan.

Masyarakat di Siosar tepatnya desa di Suka Meriah pada umumnya mayoritas atau sekitar 97 % bermata pencaharian sebagai petani. Pemerintah telah memberikan lahan tanah khusus untuk pertanian sebesar ½ atau setengah hektar per kepala rumah tangga. Lahan tersebut digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Lahan pertanian tersebut tidak terlalu jauh dari lingkungan Siosar. Namun untuk menuju ladang atau pun lahan pertanian tersebut, sebagian masyarakat pergi menggunakan kendaraan pribadi dan juga sebagian masyarakat menggunakan jasa becak.

Pembagian letak lahan pertanian tersebut dilakukan dengan cara undi oleh kepala desa. Sehingga pembagian lahan tersebut dapat dinyatakan adil. Pemerintah juga memberikan bantuan berupa bibit tanaman kentang beserta pupuknya untuk masyarakat desa Suka meriah. Dari bantuan tersebut warga memulai hidupnya yang baru dengan lahan yang baru juga. Lahan pertanian yang ditanami masyarakat saat ini merupakan lahan yang dulunya ditumbuhi oleh pepohonan sejenis pohon pinus dan cemara. Oleh karena itu tingkat kesuburan tanah tersebut masih dapat dikatakan rendah. Dan oleh sebab itu pemerintah memberikan bantuan pupuk kepada masyarakat.

Saat hasil panen pertama masyarakat mendapatkan hasil yang bermacam-macam. Ada diantaranya masyarakat yang hasil panennya kurang memuaskan karena tingkat kesuburan tanahnya yang masih kurang dan ada juga masyarakat yang mendapatkan hasil tanaman yang baik. Namun dari hasil tersebut masyarakat masih dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Saat ini masyarakat mulai menanam berbagai macam tanaman seperti tanaman kol, jeruk, jagung, kentang, dan cabai. Sebagian masyarakat menanam tanaman yang beragam dalam satu lahan tersebut. Hal ini dilakukan agar jika satu tanaman gagal panen ataupun harga di pasar murah,

(12)

masih ada tanaman yang lain yang dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup petani itu sendiri.

Stategi yang dilakukan dalam bertani ini adalah tergolong dalam strategi aktif dikarenakan dilakukan setiap harinya oleh para keluarga petani dan hampir keseluruhan anggota keluarga baik ayah, ibu dan anak (yang sudah bisa ke ladang) ikut turun serta dalam melakukan kegiatan bertani. Biasanya mereka berangkat pagi mulai dari jam 7/8 sampai siang hari. Pada siang hari sebagian petani pulang kerumah untuk makan siang (bagi yang lahannya dekat) dan sebagiannya lagi makan siag di kebun (bagi yang lahan jauh). Pada siang hari anak-anak mereka saat pulang dari sekolah, setelah makan sian dan istrahat sejenak mereka pergi ke kebun untuk membatu orang tuanya di kebun.

Selain itu orang tua juga memanfaatkan liburan anak untuk membantu mereka di kebun. Tujuan lain dari pemanfaatan libur ini adalah untuk mengurangi pengeluaran mereka. Jika anak cenderung menghabiskan waktu di rumah maka cenderung akan meminta uang untuk membeli jajan sehingga untuk mengurangi pengeluaran tersebut orang tua membawa anak mereka ke kebun. Selain itu untuk mengurangi pengeluaran keluarga maka keluarga mengelola lauk pauk dari hasil pertanian mereka sendiri. Seperti memanfaatkan cabai, tomat, kentang, sayur-sayuran untuk dijadikan lauk di rumah tanpa harus mengeluarkan uang membeli di pekan/di pasar. Kedua hal tersebut di atas dapat digolongkan dalam strategi pasif yang dilakukan oleh para petani. Ada juga strategi jaringan yang dilakukan oleh para petani yakni menjalin relasi dengan petugas pertanian dengan berkesinambungan, hal ini perlu agar masyarakat dapat mengetahui PH tanah yang mereka tanami tanaman, dan mengetahui pupuk, pembasmi hama yang cocok untuk tanah tersebut sehingga hasil panen masyarakat dapat maksimal.

2. Berdagang

Berdagang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara memperjualbelikan barang yang tidak di produksi sendiri kepada khalayak umum. Berdagang merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan. Barang yang dijual dapat beragam. Dengan berdagang, seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Menurut Marwati Djoened bahwa perdagangan merupakan suatu kegiatan ekonomi yang menghubungkan produsen dan konsumen. Dan sebagai sebuah kegiatan distribusi, maka perdagangan menjamin terhadap penyebaran, peredaran dan juga penyediaan barang dengan melalui mekanisme pasar yang ada.

Berdagang merupakan salah satu pekerjaan yang diminati oleh masyarakat di Desa Suka Meriah. Masyarakat menjadikan berdagang sebagai salah satu penghasilan tambahan

(13)

selain dari hasil lahan pertanian. Jenis pedagang di desa Suka Meriah bermacam-macam. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat bahwa berdagang dapat dibedakan berdasarkan waktu berdagang nya yaitu masyarakat yang berdagang setiap hari dan masyarakat yang berdagang pada Minggu.

Masyarakat yang berdagang setiap hari merupakan masyarakat yang menjual barang untuk keperluan sehari-hari masyarakat setempat. Salah satunya yaitu narasumber kami Ibu Sembiring (mamak Alfarizi). Beliau merupakan seorang pedagang jajan jajanan sekaligus membuka warung nasi. Beliau adalah satu-satunya orang yang membuka warung nasi (sarapan pagi) di desa tersebut. Beliau mengatakan bahwa dengan berdagang dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka ditambah dengan hasil panen dari lahan pertanian. Dulunya hanya bekerja sebagai petani saja. Namun pasca relokasi mereka membuka usaha lain selain bertani di lahan pertanian yang telah diberikan oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan oleh Ibu Sembiring tersebut dapat digolongkan dalam strategi aktif karena dia menetap di rumah setiap harinya untuk menjaga warung dan melayani pelanggan sementara suaminya pergi ke kebun dan anaknya sepulang sekolah menarik becak.

Selain itu terdapat juga pedagang sayuran dan pedagang gorengan. Sayur tersebut mereka beli di pasar Kabanjahe dan kemudian mereka jual kembali kepada masyarakat. Para pedagang sayur tersebut pergi berbelanja ke pasar ketika sayur dagangan yang mereka jual itu telah habis. Selain itu di Desa Suka Meriah sendiri terdapat empat kedai kopi yang di buka oleh masyarakat sebagai pekerjaan sampingan setelah dari kebun dan sekitar 5 warung kecil yang menjual jajanan anak.

Selain pedagang yang berjualan setiap harinya, terdapat juga beberapa masyarakat yang berjualan hanya pada hari Minggu saja. Para pedagang yang berjualan pada hari Minggu tersebut menjual makanan dan minuman ringan dan aksesoris khas karo. Mereka berjualan di jalan masuk desa Suka Meriah. Para pedagang tersebut berjualan di pondok-pondok kecil yang mereka buat sendiri. Alasan mereka berjualan pada hari Minggu saja karena pada hari itulah para pengunjung ramai datang ke daerah relokasi tersebut. Sehingga akan mempermudah pengunjung untuk membeli makanan dan minuman ringan ataupun yang ingin berhenti sejenak. Dengan berjualan pada hari Minggu tersebut telah menambah penghasilan warga karena ramainya pengunjung di hari Minggu.

3. Tukang Becak

Selain bertani dan berdagang, terdapat juga seorang warga yang bekerja sebagai tukang becak. Beliau merupakan salah satu narasumber kami yang bernama Pak Sinuhaji. Beliau merupakan satu-satunya warga yang bekerja sampingan sebagai penarik becak. Beliau

(14)

mempunyai dua buah becak. Becak tersebut digunakan untuk mengangkut warga yang ingin pergi ke ladang dan menjemputnya di sore hari. Berhubung karena lahan pertanian warga sebagian berada jauh dari desa tersebut, maka beberapa warga menggunakan jasa becak untuk mengantar mereka pergi ke ladang. Penghasilan dari menarik becak tersebut dapat membantu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga.

Strategi yang dilakukan oleh Pak Sinuhaji tersebut dapat digolongkan sebagai strategi jaringan karena adanya jalinan relasi antara beliau dan orang-orang yang berlangganan padanya, selain itu para pengunjung juga sering menjalin relasi untuk diantarkan ke tempat yang mereka inginkan.

Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Desa Suka Meriah Pasca Relokasi Di Siosar

Masyarakat setempat adalah suatu masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu. Faktor utama yang menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota dibandingkan dengan interaksi penduduk diluar batas wilayah. Secara garis besar masyarakat setempat berfungsi untuk mengaris bawahi kedekatan hubungan antara hubungan sosial dengan suatu wilayah geografis tertentu

Sebagai masyarakat yang mangalami bencana, ukuran kesejahteraan memang tidak bisa diukur dari terpenuhinya kebutuhan finansial yang cukup, kekayaan, ketersediaan alat-alat elektronik dan lain sebagainya. Akan tetapi, tingkat kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat desa Suka Meriah dapat dilihat dari beberapa hal berikut :

1. Kebutuhan Primer

Kebutuhan Primer adalalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia untuk melangsungkan kebutuhan hidupnya.Kebutuhan manusia terbagi menjadi tiga yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer (pokok) kebutuhan yang harus dipenuhi dan tidak dapat ditunda yang apabila ditunda pemenuhannya manusia akan mengalami kesulitan di dalam hidupnya bahkan dapat mengalami kematian. Adapun contoh dari kebutuhan primer misalnya sandang, pangan, papan.

Kebutuhan primer masyarakat Desa Sukameriah cukup terpenuhi dengan baik. Masyarakat makan tiga kali sehari secara teratur meski sederhana dengan menggunkan nasi serta lauk pauk yang dihasilkan dari hasil perkebunan mereka ataupun lauk yang dibeli di pasar. Mereka makan pagi ketika hendak pergi bekerja keladang, siang ketika di ladang, dan malam hari bersama keluarga. Penerapan makan teratur ini hampir diterapkan oleh seluruh keluarga yang terdapat di Desa Siosar. Begitu pula terhadap kebutuhan sandang (pakaian) dan papan (rumah) yang terpenuhi dengan layak. Rumah yang diganti rugi oleh pemerintah

(15)

pasca relokasi nyaman untuk ditinggali.Rumah tersebut berukuran 10x20 dan sudah bangunan beton dan beratapkan seng. Ganti rugi rumah tersebut sama diberikan kepada masyarakat tanpa terkecuali baik ukuran, bentuk, warna rumah. Jumlah penduduk desa Sukameriah sebanyak 128 Kepala Keluarga setiap kepala keluarga tinggal di satu rumah namun ada juga rumah yang ditinggali oleh dua kepala keluarga.

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses pembelajaran baik pengetahuan, keterampilan, sikap baik formal maupun non formal yang dilakukan secara terus menerus. Menurut Prof. H. Mahmud Yunus Pendidikan adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk menmpengaruhi dan mengajak anak yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, jasmani dan akhlak secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-cita yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukannya bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara, dan agamanya.

Di desa ini terdapat sebuah sekolah PAUD/TK dan SD dan hanya terdapat satu di tiga Desa (Sukameriah, Simacem, dan Bakerah) Masyarakat di tiga desa tersebut bersekolah PAUD/TK dan SD yang terdapat di Desa tersebut dan setelah tamat dari Sekolah Dasar, anak- anak tersebut melanjutkan sekolah yang terdapat disekitar Siosar misalnya SMP/ SMA Kacaribu, SMP 3 Tiga Panah, SMP GuruSinga, dan lain sebagainya. Pemenuhan terhadap lembaga pendidikan formal ini dirasakan kurang oleh masyarakat tersebut, anak mereka yang setelah tamat SD harus kesekolah setiap harinya dengan jarak tempuh yang cukup jauh dengan menggunakan alat transportasi Damri yang waktu beroprasinya hanya di jam-jam tertentu. Guru, Kepala sekolah, dan staf yang ada disekolah itu sebagian besar merupakan warga tiga Desa tersebu hanya sebagain kecil saja yang didatangkan dari luar desa dan akhirnya harus tinggal di Siosar untuk menghemat waktu,biaya dan tenaga dan hanya sesekali kembali kerumahnya.

3. Keamanan Lingkungan

Keamanan lingkungan merupakan kebutuhan setiap orang.Keamanan lingkungan menjadi tanggung jawab semua warga masyarakat.Setiap warga masyarakat harus berpartisipasi untuk mendukung terciptanya keamanan lingkungan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya tindak kejahatan yang bisa saja terjadi di waktu- waktu yang terduga ketika lepas dari pengaman aparat-aparat pemerintah.Program keamanan lingkungan di perkotaan jarang ditetapkan karena kesibukan masyarakat Kota. Berbeda dengan pedesaaan yang masih menerapkan program- program keamanan lingkungan seperti Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling).Lingkungan Desa Sukameriah terjaga dengan baik, aman dan

(16)

tentram. Masyarakat saling menjaga kerukunan dan kepercayaan satu sama lain. Hampir tidak pernah terjadi penculikan, pemerkosaan, pembunuhan dan lain-lain pasca relokasi kurang lebih 2 tahun yang lalu. Didesa ini tidak terdapat Salpol PP dan pos Polisi tetapi mereka dapat menjaga kepercayaan satu sama lain. Ketika masyarakat mempunyai kendaraan mobil, becak, motor mereka hanya cukup meletakannya di depan rumah atau dipinggir jalan dan tidak pernah ada kehilangan akan kendaraan. Namun di Siosar terdapat posko Siskamling unuk menjaga warga masyarakat walaupun masyarakat mengaku aman dan nyaman tinggal di desa ini namun mereka rindu akan kampung mereka dulu.

Kesehatan: Kesehatan adalah keadaan jasmani yang baik yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut WHO (1947)Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Kesehatan masyarakat Desa Sukameriah cukup baik. Lingkungan desa ini bersih dan tertata dengan baik tidak pernah ada penyakit menular yang menjangkit warga Sukameriah. Hanya penyakit biasa seperti demam, mag, batuk, dan lain- lain. Dahulu sebelum pasca relokasi penyakit batuk, gatal-gatal, diare sering dialami masyarakat namun sekarang tidak ada penyakit yang menjangkit karena wilayah relokasi sudah cukup jauh dari gunung Sinabung.

Ketersediaan peskesmas desa juga menjamin ksesehatan masyarakat, terdapat seorang bidan yang melayani masyarakat di desa suka meriah yang asal bidan tersebut dari desa itu sendiri dan bukan dari luar. Puskesmas setiap harinya terbuka sehingga masyarakat dapat berobat kapanpun jika mereka memiliki kendala pada kesehatan mereka serta tidak perlu jauh-jauh ke kota untuk mencari puskesmas karena sudah disediakan oleh pemerintah di relokasi siosar.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan di desa Suka Meriah dapat disimpulkan bahwa terdapat permasalahan yang dihadapi masyarakat pasca relokasi antara lai: kondisi cuaca, produksi tanaman, transportasi, dan kekurangan air. Sementara strategi yang dilakukan masyarakat desa Suka Meriah Pasca relokasi antara lain : terdapat strategi aktif yaitu bertani dan berdagang. Strategi pasif yaitu mangurangi pengeluaran keluarga dengan memanfaatkan liburan anak untuk membantu orang tua di kebun serta menggunakan hasil pertanian mereka sebagai lauk-pauk. Sementara strategi jaringan yang dilakukan adalah membangun kerjasama dengan dinas pertanian (untuk mengukur PH tanah dan penentuan pupuk, pembasmi hama tanaman) serta tukang becak yang menjalin relasi yang baik dengan para pelanggan baik yang

(17)

bersasal dari dalam maupun dari luar. Selain itu terdapat tingkat ksejahteraan masyarakat yang dapat dilihat dari segi tercukupinya kebutuhan primer, pendidikan, keamanan lingkungan, dan kesehatan.

BIBLIOGRAPHY

Akbar, A. (2016). Strategi Bertahan Hidup Pemulung Di Kelurahan Sidomoli Kecamatan

Samarinda Ilir. Samarinda: Jurnal Pembangunan Sosial. Vol. 4, No. 3:141-154

Amal, B.K. dan Mihadi, M.P. (2015). Strategi Bertahan Hidup Komunitas Pedagang Asongan

Di Terminal Amplas Medan,Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya, 1 (1):

52-63

Arjawa. S. (2014). Pilihan Rasional Di Balik Kebebasan Corby. Denpansar: Jurnal Global

dan Strategi. Vol. 8, No. 1:49-62

Damanik, F.H.S. (2013). Sosiologi SMA/MA kelas XII. Jakarta: Bumi Aksara

Dharma, S. (2008). Pendekatan, Metode dan Jenis Penelitian Pendidikan. Jakarta: Direktorat

Tenaga Kependidikan

Neuman, W.L. (2013). Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif Dan Kuantitatif.

Jakarta: PT. Indeks

Ritzer, G. (2014). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Saragih, E dan Kamarlin P., (2016), Identifikasi Sifat Kimia Tanah Vulakanik di Lereng

Timur Pasca Erupsi Gunung Sinabung Kabupaten Karo, Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu

Sosial, 8 (1) (2016): 48-62

Suhartini, T. & Panjaitan, N.K. (2009). Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan. Bogor: Jurnal

Referensi

Dokumen terkait

Jawa pos sendiri memiliki beberapa divisi di dalamnya seperti yang akan di bahas nantinya ialah divisi pemasaran dimana fungsinya bertugas memasarkan koran baik ke

Pada saat mode BTG manual, mode turbin follow diaktifkan dengan menghidupkan main steam Inlet Pressure Control (MSIPC), sedangkan untuk penaikan atau penurunan

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan proses penulisan skripsi ini sebagai tugas

Jenis – jenis tubuh batuan ini \yaitu Dyke ( tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki bentuk tabular atau memanjang), Batolith ( tubuh batuan yang

Berdasarkan perintah kepala bidang maka bagian sekertariat akan membuatkan surat perintah tugas bagi pegawai untuk melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang

13.20 GUBERNUR, UNDANGAN VVIP DAN PARA RAJA MENUJU BANGSAL KERATON PROTOKOL KERATON KASEPUHAN BANGSAL KERATON 13.30 JAMUAN MAKAN SIANG DAN KLININGAN GAMELAN KERATON E

eksak dengan melihat jumlah paket yang telah diterima selama rentang waktu dilakukannya simulasiDengan demikian dapat dikatakan, untuk membandingkan varian TCP

Kemudian, data disusun dan dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis yakni menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah diperoleh dari lapangan terkait