BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang
Bencana dapat diakibatkan baik oleh alam maupun manusia. Kondisi alam Bencana dapat diakibatkan baik oleh alam maupun manusia. Kondisi alam memegang peran penting akan timbulnya suatu bencana, termasuk Indonesia. memegang peran penting akan timbulnya suatu bencana, termasuk Indonesia. In
Indodonenesisia a memerurupapakakan n nenegagara ra kekepupulalauauan n yayang ng sasangngat at luluas as dedengngan an luluasas kesel
keseluruhan lima uruhan lima juta kilometer persegi. Terjuta kilometer persegi. Terletak pada letak pada pertempertemuan uan tiga lempengtiga lempeng tektonik utama dunia yang memiliki setidaknya 400 gunung berapi dengan 150 tektonik utama dunia yang memiliki setidaknya 400 gunung berapi dengan 150 diantaranya adalah gunung berapi akti. !isamping itu iklim tropis membuat diantaranya adalah gunung berapi akti. !isamping itu iklim tropis membuat beberapa
beberapa bagian bagian daerah daerah basah basah oleh oleh curah curah hujan hujan yang yang melimpah melimpah sehinggasehingga beresiko
beresiko timbul timbul bencana bencana banjir banjir dan dan longsorlongsor. . "ebaliknya "ebaliknya pada pada daerah daerah lain lain dapatdapat men
mengalgalami ami kekkekerieringanngan. . #akt#aktor or manmanusiusia a jugjuga a turturut ut berberperperan an menimenimbumbulkalkann bencana.
bencana. $al $al ini ini sering sering menyebabkan menyebabkan banjir banjir ataupun ataupun longsor longsor akibatakibat penggundulan hutan, kecelakaan lalu lintas dan terorisme.
penggundulan hutan, kecelakaan lalu lintas dan terorisme. Ber
Berbagbagai ai kejakejadiadian n yang yang memmemakan akan banbanyak yak korkorban ban jiji%a, %a, terterutautama ma sejsejak ak kej
kejadiadian an Bom Bom BalBali i I I memmembuat buat kegikegiataatan n ideidentintiiikaskasi i korkorban ban bencbencana ana masmassalsal &!isaster 'ictim Identiication( menjadi kegiatan yang penting dan dilaksanakan &!isaster 'ictim Identiication( menjadi kegiatan yang penting dan dilaksanakan hampir pada setiap kejadian yang menimbulkan korban ji%a dalam jumlah yang hampir pada setiap kejadian yang menimbulkan korban ji%a dalam jumlah yang banyak.
banyak. Tujuan Tujuan utama utama pemeriksaan pemeriksaan identiikasi identiikasi pada pada kasus kasus musibah musibah bencanabencana ma
massssal al adadalalah ah ununtutuk k memengengenalnali i kokorbrbanan. . !e!engngan an ididententiiikikasasi i yayang ng tetepatpat se
selalanjnjututnynya a dadapapat t didilalakukkukan an upupaya aya memera%ra%atat, , memendndoakoakan an sesertrta a akakhihirnrnyaya menyerahkan kepada keluarganya.
menyerahkan kepada keluarganya. )ro
)roses ses ideidentintiikikasi asi ini ini sansangat gat penpentinting g bukabukan n hanhanya ya untuntuk uk menmenganaganalilisissis penyebab
penyebab bencana, bencana, tetapi tetapi memberikan memberikan ketenangan ketenangan psikologis psikologis bagi bagi keluargakeluarga dengan adanya kepastian identitas korban. !isaster 'ictim Identiication &!'I( dengan adanya kepastian identitas korban. !isaster 'ictim Identiication &!'I( ad
adalalah ah susuatatu u dedeiininisi si yayang ng didibeberirikakan n sesebabagagai i sesebubuah ah prprososededur ur ununtutuk k mengidentiikasi korban mati akibat bencana massal secara ilmiah yang dapat mengidentiikasi korban mati akibat bencana massal secara ilmiah yang dapat
dipertanggungja%abkan dan mengacu pada standar baku Interpol &1(. )roses !'I dipertanggungja%abkan dan mengacu pada standar baku Interpol &1(. )roses !'I meliputi 5 ase yang pada setiap ase memiliki keterkaitan antara satu dengan meliputi 5 ase yang pada setiap ase memiliki keterkaitan antara satu dengan yan
yang g lailain. n. )ro)roses ses !'I !'I menmenggunggunakan akan berbermacmacam*am*macmacam am metmetode ode dan dan tektekniknik.. Interpol telah menentukan adanya )rimary Identiier yang terdiri dari ingerprint Interpol telah menentukan adanya )rimary Identiier yang terdiri dari ingerprint &#)(, dental records &!+( dan !- serta "econdary Identiiers yang terdiri dari &#)(, dental records &!+( dan !- serta "econdary Identiiers yang terdiri dari medical &(, property &)( dan photography &)/(, dengan prinsip identiikasi medical &(, property &)( dan photography &)/(, dengan prinsip identiikasi adalah membandingkan data antemortem dan postmortem. )rimary identiiers adalah membandingkan data antemortem dan postmortem. )rimary identiiers me
mempmpununyai yai ninilalai i yayang ng sasangngat at titinggnggi i bibila la didibabandindingngkan kan dedengangan n sesecocondandaryry identiiers.
identiiers.
"etiap bencana massal yang menimbulkan banyak korban ji%a, baik akibat "etiap bencana massal yang menimbulkan banyak korban ji%a, baik akibat ata
ataupunupun, , memmemiliiliki ki spespesisiikaikasi si tertertententu tu yang yang berberbedbeda a antantara ara kaskasus us yanyang g satsatuu dengan yang lain. )erbedaan ini menyebabkan tindakan pemeriksaan identiikasi dengan yang lain. )erbedaan ini menyebabkan tindakan pemeriksaan identiikasi dengan skala prioritas bahan yang akan diperiksa sesuai dengan keadaan jenaah dengan skala prioritas bahan yang akan diperiksa sesuai dengan keadaan jenaah yang ditemukan. Kejadian bencana
yang ditemukan. Kejadian bencana massmassal al terstersebut akan ebut akan menghasmenghasilkailkan n keadaankeadaan jenaah
jenaah yang yang mungkin mungkin dapat dapat intak, intak, separuh separuh intak, intak, membusuk, membusuk, tepisahtepisah berragmen*ragmen,
berragmen*ragmen, terbakar terbakar menjadi menjadi abu, abu, separuh separuh terbakar, terbakar, terkubur terkubur ataupunataupun kombinasi dari bermacam*macam keadaan.
kombinasi dari bermacam*macam keadaan.
asalah akan timbul dengan berbagai ariasi tingkat kesulitan dimana asalah akan timbul dengan berbagai ariasi tingkat kesulitan dimana tindakan identiikasi termudah dan sederhana yaitu secara isual tidak lagi dapat tindakan identiikasi termudah dan sederhana yaitu secara isual tidak lagi dapat digunakan. !emikian juga pada jenaah yang mengalami pembusukan lanjut, digunakan. !emikian juga pada jenaah yang mengalami pembusukan lanjut, pemeriksaan identiikasi primer berdasarkan sidik jari akan sulit dilakukan,
pemeriksaan identiikasi primer berdasarkan sidik jari akan sulit dilakukan, makamaka dapat digantikan dengan pemeriksaan gigi geligi karena gigi bersiat lebih tahan dapat digantikan dengan pemeriksaan gigi geligi karena gigi bersiat lebih tahan la
lama ma teterhrhadadap ap prprososes es pepembmbususukukanan. . aamumun n kekeadadaaaan n gigigi gi tetersrsebebut ut jujugaga dipengaruhi aktor lingkungan tempat jenaah itu berada. #akta pengalaman di dipengaruhi aktor lingkungan tempat jenaah itu berada. #akta pengalaman di lapanga
lapangan n menunjmenunjukkan ukkan bah%a bah%a identidentiikaiikasi si korban meninggal massal korban meninggal massal melalmelaluiui gig
gigigeigeligligi i memmempunypunyai ai kontkontribribusi usi yang yang titinggi nggi daldalam am menmenententukan ukan ideidentintitastas ses
seseoreorangang. . )ad)ada a kaskasus us Bom Bom BalBali i I, I, korkorban ban yanyang g terteridenidentitiikaikasi si berberdasdasarkarkanan gigigeligi mencapai 523, pada kecelakaan lalu lintas bis terbakar di "itubondo gigigeligi mencapai 523, pada kecelakaan lalu lintas bis terbakar di "itubondo mencapai 203, laporan kasus ini menyajikan proses identiikasi korban bencana mencapai 203, laporan kasus ini menyajikan proses identiikasi korban bencana
dipertanggungja%abkan dan mengacu pada standar baku Interpol &1(. )roses !'I dipertanggungja%abkan dan mengacu pada standar baku Interpol &1(. )roses !'I meliputi 5 ase yang pada setiap ase memiliki keterkaitan antara satu dengan meliputi 5 ase yang pada setiap ase memiliki keterkaitan antara satu dengan yan
yang g lailain. n. )ro)roses ses !'I !'I menmenggunggunakan akan berbermacmacam*am*macmacam am metmetode ode dan dan tektekniknik.. Interpol telah menentukan adanya )rimary Identiier yang terdiri dari ingerprint Interpol telah menentukan adanya )rimary Identiier yang terdiri dari ingerprint &#)(, dental records &!+( dan !- serta "econdary Identiiers yang terdiri dari &#)(, dental records &!+( dan !- serta "econdary Identiiers yang terdiri dari medical &(, property &)( dan photography &)/(, dengan prinsip identiikasi medical &(, property &)( dan photography &)/(, dengan prinsip identiikasi adalah membandingkan data antemortem dan postmortem. )rimary identiiers adalah membandingkan data antemortem dan postmortem. )rimary identiiers me
mempmpununyai yai ninilalai i yayang ng sasangngat at titinggnggi i bibila la didibabandindingngkan kan dedengangan n sesecocondandaryry identiiers.
identiiers.
"etiap bencana massal yang menimbulkan banyak korban ji%a, baik akibat "etiap bencana massal yang menimbulkan banyak korban ji%a, baik akibat ata
ataupunupun, , memmemiliiliki ki spespesisiikaikasi si tertertententu tu yang yang berberbedbeda a antantara ara kaskasus us yanyang g satsatuu dengan yang lain. )erbedaan ini menyebabkan tindakan pemeriksaan identiikasi dengan yang lain. )erbedaan ini menyebabkan tindakan pemeriksaan identiikasi dengan skala prioritas bahan yang akan diperiksa sesuai dengan keadaan jenaah dengan skala prioritas bahan yang akan diperiksa sesuai dengan keadaan jenaah yang ditemukan. Kejadian bencana
yang ditemukan. Kejadian bencana massmassal al terstersebut akan ebut akan menghasmenghasilkailkan n keadaankeadaan jenaah
jenaah yang yang mungkin mungkin dapat dapat intak, intak, separuh separuh intak, intak, membusuk, membusuk, tepisahtepisah berragmen*ragmen,
berragmen*ragmen, terbakar terbakar menjadi menjadi abu, abu, separuh separuh terbakar, terbakar, terkubur terkubur ataupunataupun kombinasi dari bermacam*macam keadaan.
kombinasi dari bermacam*macam keadaan.
asalah akan timbul dengan berbagai ariasi tingkat kesulitan dimana asalah akan timbul dengan berbagai ariasi tingkat kesulitan dimana tindakan identiikasi termudah dan sederhana yaitu secara isual tidak lagi dapat tindakan identiikasi termudah dan sederhana yaitu secara isual tidak lagi dapat digunakan. !emikian juga pada jenaah yang mengalami pembusukan lanjut, digunakan. !emikian juga pada jenaah yang mengalami pembusukan lanjut, pemeriksaan identiikasi primer berdasarkan sidik jari akan sulit dilakukan,
pemeriksaan identiikasi primer berdasarkan sidik jari akan sulit dilakukan, makamaka dapat digantikan dengan pemeriksaan gigi geligi karena gigi bersiat lebih tahan dapat digantikan dengan pemeriksaan gigi geligi karena gigi bersiat lebih tahan la
lama ma teterhrhadadap ap prprososes es pepembmbususukukanan. . aamumun n kekeadadaaaan n gigigi gi tetersrsebebut ut jujugaga dipengaruhi aktor lingkungan tempat jenaah itu berada. #akta pengalaman di dipengaruhi aktor lingkungan tempat jenaah itu berada. #akta pengalaman di lapanga
lapangan n menunjmenunjukkan ukkan bah%a bah%a identidentiikaiikasi si korban meninggal massal korban meninggal massal melalmelaluiui gig
gigigeigeligligi i memmempunypunyai ai kontkontribribusi usi yang yang titinggi nggi daldalam am menmenententukan ukan ideidentintitastas ses
seseoreorangang. . )ad)ada a kaskasus us Bom Bom BalBali i I, I, korkorban ban yanyang g terteridenidentitiikaikasi si berberdasdasarkarkanan gigigeligi mencapai 523, pada kecelakaan lalu lintas bis terbakar di "itubondo gigigeligi mencapai 523, pada kecelakaan lalu lintas bis terbakar di "itubondo mencapai 203, laporan kasus ini menyajikan proses identiikasi korban bencana mencapai 203, laporan kasus ini menyajikan proses identiikasi korban bencana
pada kejadian
pada kejadian kapal tenggelam kapal tenggelam dan pesa%at udara dan pesa%at udara yang terbakar yang terbakar didarat. enaahdidarat. enaah korban tenggelamnya K "enopati usantara, jenaah mengalami pembusukan korban tenggelamnya K "enopati usantara, jenaah mengalami pembusukan lanjut yang berarti disertai dengan tidak utuhnya jaringan tubuh. "ebaliknya pada lanjut yang berarti disertai dengan tidak utuhnya jaringan tubuh. "ebaliknya pada jenaah
jenaah korban korban terbakarnya terbakarnya )esa%at )esa%at /aruda /aruda /- 00 /- 00 )K*/67 )K*/67 Boeing Boeing 898*400898*400 jurusan
jurusan akarta*:akarta*:ogyakarta, ogyakarta, jenaah jenaah ditemukan ditemukan terpanggang terpanggang menjadi menjadi separuhseparuh arang. empelajari dua kasus yang berbeda tersebut dapat dijadikan dasar dalam arang. empelajari dua kasus yang berbeda tersebut dapat dijadikan dasar dalam menent
menentukan ukan priorprioritas itas identidentiikaiikasi si primeprimer r akibat perbedaan akibat perbedaan keutuhakeutuhan n jarinjaringangan tub
tubuh uh sessesuai uai dendengan gan modmodus us kejakejadiadian n keckecelaelakaankaan. . )er)erbedabedaan an ini ini akaakan n sansangatgat me
mempmpenengagaruruhi hi pepelalaksksanaanaan an aase se rerekokonsnsililiaiasi si dadalalam m upaupaya ya pepelelepapasasan n dadann penyerahterimaan
penyerahterimaan jenaah jenaah kepada kepada keluarga keluarga yang yang bersangkutan. bersangkutan. eskipuneskipun terdap
terdapat at skala prioritskala prioritas as pemeripemeriksaan namun ksaan namun proseprosedur dur dan dan tahap pemeriksatahap pemeriksaanan harus dikerjakan seluruhnya baik pemeriksaan primer dan
harus dikerjakan seluruhnya baik pemeriksaan primer dan pemeriksaan sekunder.pemeriksaan sekunder.
1.2 Tujuan 1.2 Tujuan
-dapun tujuan dari makalah ini yaitu ; -dapun tujuan dari makalah ini yaitu ; 1.
1. engetengetahui apa yang dimaksahui apa yang dimaksud dengan identud dengan identiikaiikasi orenssi orensik non dental.ik non dental. .
. engetengetahui macam*ahui macam*macam identmacam identiikaiikasi orenssi orensik non dental.ik non dental. 9.
9. engetengetahui cara identiahui cara identiikasikasi korban tenggelai korban tenggelam, bencana alam atau terbakar m, bencana alam atau terbakar dengan identiikasi orensik non dental.
dengan identiikasi orensik non dental.
1.3 Manfaat 1.3 Manfaat
akalah ini diharapkan dapat memberikan manaat sebagai berikut ; akalah ini diharapkan dapat memberikan manaat sebagai berikut ; 1. Bagi masyarakat dan negara
1. Bagi masyarakat dan negara
"ebagai pembelajaran masyarakat tentang bagaimana cara mengidentiikasi"ebagai pembelajaran masyarakat tentang bagaimana cara mengidentiikasi
korban bencana
korban bencana melalui melalui pemeriksaan non pemeriksaan non dental.dental.
"ebagai suatu pedoman penyuluhan kepada masyarakat tentang identiikasi"ebagai suatu pedoman penyuluhan kepada masyarakat tentang identiikasi
korban yang sudah tidak dapat dikenali melalui pemeriksaan non dental. korban yang sudah tidak dapat dikenali melalui pemeriksaan non dental.
. Bagi penulis, sebagai sarana untuk melatih kepekaan dalam upaya pembelajaran . Bagi penulis, sebagai sarana untuk melatih kepekaan dalam upaya pembelajaran tentang identiikasi korban yang sudah tidak dapat dikenali melalui pemeriksaan tentang identiikasi korban yang sudah tidak dapat dikenali melalui pemeriksaan non dental yang dituangkan dalam makalah sebagai suatu upaya meningkatkan non dental yang dituangkan dalam makalah sebagai suatu upaya meningkatkan daya kreatiitas, khususnya dalam menuangkan gagasan, pendapat, pikiran, dan daya kreatiitas, khususnya dalam menuangkan gagasan, pendapat, pikiran, dan perasaannya melalui tulis menulis.
perasaannya melalui tulis menulis.
9. Bagi uniersitas, sebagai bahan reerensi untuk
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ient!f!ka"! #$ren"!k
Identiikasi atau pengenalan identitas seseorang pada a%alnya berkembang untuk kebutuhan dalam proses penyidikan suatu tindak pidana khususnya penyelesaian permasalahan kriminal. -danya perkembangan ilmu pengetahuan dan masalah sosial, identiikasi dimanaatkan juga untuk
keperluan yang berhubungan dengan pelbagai kasus sipil, seperti kecelakaan baik di darat, laut, maupun udara, kasus terorisme, bencana alam, dan lain
sebagainya. )ada kasus*kasus seperti ini, tidak jarang terjadi kesulitan dalam melakukan identiikasi korban karena kerusakan yang membuat sulit untuk dikenali jenaah. )roses identiikasi menjadi penting bukan hanya untuk menganalisis penyebab suatu kematian, namun juga upaya untuk memberikan ketenangan psikologis pada keluarga dengan adanya kepastian identitas korban &)ra%estiningtyas dkk, 00<(. Identiikasi indiidu dapat dilakukan melalui beberapa parameter, yaitu identiikasi usia, ras dan jenis kelamin. Identiikasi jenis kelamin merupakan langkah pertama yang penting dilakukan dalam proses identiikasi orensik karena dapat menentukan 503 probabilitas kecocokan dalam identiikasi indiidu serta dapat mempengaruhi &"uao dkk,010( beberapa metode pemeriksaan lainnya, seperti estimasi usia dan tinggi tubuh indiidu. Identiikasi jenis kelamin dalam ruang lingkup antropologi dan kedokteran gigi orensik dapat dilakukan dengan berbagai metode. etode yang dapat dilakukan antara lain melalui metode karakteristik morologi, metode morometrik &pengukuran(, pemeriksaan histologis, serta pemeriksaan analisis !- baik dari tulang maupun gigi &itul ain, 019(. )ada kasus*kasus tertentu, tulang tidak dapat memberikan hasil identiikasi yang optimal, lain halnya dengan gigi. /igi digunakan sebagai media identiikasi karena gigi merupakan bagian tubuh yang paling keras dan secara
kimia%i merupakan jaringan paling stabil dan paling tahan terhadap degradasi dan dekomposisi, sehingga membuat gigi dapat bertahan untuk periode yang lama dibandingkan dengan jaringan tubuh lainnya. /igi juga memiliki ketahanan terhadap temperatur yang tinggi sehingga sangat bermanaat dalam identiikasi pada korban terbakar. $al ini disebabkan sedikitnya jaringan organik yang dikandungnya, terutama lapisan enamel, yang merupakan jaringan paling keras pada tubuh manusia.
2.1.1 Ient!f!ka"! Pr!%er 2.1.1.1 DNA
)ara peneliti menyatakan bah%a materi genetik berada di dalam struktur yang disebut kromosom dalam inti sel &nukleus(. )ada tahun 1<8, /riith dan -ery mengungkapkan bah% a bakteri memiliki suatu senya%a mengekspresikan siat* siat yang berbeda tetapi belum mengetahui dengan jelas penyebabnya. )enelitian lebih lanjut oleh -ery, ac=eod, dan c7arthy pada tahun 1<44 menunjukkan bah%a perbedaan ekspresi siat tersebut karena struktur seperti tangga, terdiri dari dua pita yang berla%anan arah, yang akhirnya dikenal dengan !-. )enemuan struktur !- oleh ames >atson dan #rancis 7rick pada tahun 1<59 merupakan temuan penting dalam perkembangan genetika di dunia. odel struktur !- hasil analisis >atson dan 7rick mampu menjelaskan bagaimana !- memba%a inormasi genetis sebagai cetak biru &blueprint( yang dapat dicopy dan diperbanyak saat sel membelah sehingga sel*sel baru juga mengandung inormasi genetis yang sama. Inilah mengapa siat dan ciri isik seseorang berasal dari pe%arisan orang tua dan nantinya akan diturunkan ke anak
cucunya.
Terjadinya pe%arisan siat dari kedua orang tua, ayah dan ibu ke anak turunannya adalah akibat terjadinya peleburan kromosom dari sel
sperma dan sel telur. asing* masing sel kelamin memiliki autosom dan satu gonosom yaitu ? atau :. )eleburan dua set sel kelamin sekaligus menyatukan kromosom pada sel sperma dan sel telur. "el telur yang telah dibuahi, bakal calon anak atau igot, mengandung dua set gen dalam kromosom dengan demikian untuk setiap pasangan kromosom yang bersesuaian, kita me%arisi satu kromosom dari ayah dan satu kromosom dari ibu. Ini menjelaskan mengapa ada siat dan karakter tubuh kita yang mirip ayah dan di sisi lain ada siat dan karakter tubuh kita yang mirip ibu &/riiths dkk., 1<<2(.
"epanjang pita !- berisi struktur yang terdiri dari gula pentosa &deoksiribosa(, gugus osat dan basa nitrogen, bersusun membentuk rantai panjang dan berpasangan secara teratur seperti terlihat pada gambar 1.
/ambar 1. olekul !- &sumber; itul ain,019(.
"emua kandungan !- yang ada pada sel dinamakan genom. /enom manusia terdiri dari genom inti sel &nukleus( dan genom mitokondria. /enom mitokondria &ekstranuklear(, mengandung lebih banyak
kromosom, sehingga jika pada kromosom inti, masing*masing hanya terdiri dari copy, maka kromosom mitokondria tersusun dari ribuan copy &itul ain, 019(. )enyakit yang disebabkan oleh mutasi pada gen di dalam mitokondria biasanya di%ariskan dari ibu ke anak karena mitokondria seorang manusia adalah hasil pe%arisan dari ibu. $al ini disebabkan mitokondria lebih banyak ditemukan di dalam sel telur daripada sperma. "etelah ertilisasi mitokondria dari spermatooa juga akan mati sehingga hanya meninggalkan mitokondria dari sel telur &/riiths dkk., 1<<2(.
DNA dalam Barang Bukti Forensik
"eorang penjahat tanpa disadari pasti akan meninggalkan sesuatu &jejak(, sehingga ketika polisi dipanggil ke tempat kejadian serius, tempat kejadian perkara &TK)( segera ditutup dengan pita kuning police line untuk mencegah pencemaran bukti* bukti penting. -hli orensik harus bergegas ke tempat kejadian sebelum bukti penting yang mungkin membantu mengungkap kejadian hilang@dirusak. Barang bukti orensik yang ditemukan harus diambil sampelnya untuk diperiksa di laboratorium demi mendapatkan data pelengkap dan pendukung. "alah satu pemeriksaan yang penting dan hasilnya bisa didapat dengan cepat adalah tes sidik !-. Tes sidik !- dalam kasus )ita !- terdiri dari gula pentose dan osat ukleotida yang saling berpasangan orensik utamanya dilakukan untuk tujuan identiikasi korban %alaupun sekarang tes sidik !- juga bisa dilakukan untuk melacak pelaku kejahatan.
)elacakan identitas orensik akan dilakukan dengan mencocokkan antara !- korban dengan terduga keluarga korban. $ampir semua sampel biologis tubuh dapat digunakan untuk sampel tes siik !-, tetapi yang sering digunakan adalah darah, rambut, usapan mulut pada
pipi bagian dalam &buccal s%ab(, dan kuku. Antuk kasus* kasus orensik, sperma, daging, tulang, kulit, air liur atau sampel biologis apa saja yang ditemukan di tempat kejadian perkara &TK)( dapat dijadikan sampel tes sidik !- &=utig and +ichey, 000(.
Identifikasi Forensik dengan Tes Sidik DNA
)emeriksaan identiikasi orensik merupakan pemeriksaan yang pertama kali dilakukan, terutama pada kasus tindak kejahatan yang korbannya tidak dikenal %alaupun identiikasi juga bisa dilakukan pada kasus non kriminal seperti kecelakaan, korban bencana alam dan perang, serta kasus paternitas &menentukan orang tua(. "ecara biologis, pemeriksaan identiikasi korban bisa dilakukan dengan odontologi &gigi*geligi(, anthropologi &ciri tubuh(, golongan darah serta sidik !-. "idik !- merupakan gambaran pola potongan !- dari setiap indiidu. "eperti halnya sidik jari &ingerprint( yang telah lama digunakan oleh detekti dan laboratorium kepolisian sejak tahun 1<90 &Kartika +atna )erti%i dan y :ulianti, 011(.
)ada tahun 1<C0, -lec ereys dengan teknologi !- berhasil mendemonstrasikan bah%a !- memiliki bagian*bagian pengulangan &sekuen( yang berariasi. $al ini dinamakan polimorisme, yang dapat digunakan sebagai sarana identiikasi spesiik &indiidual( dari seseorang. )erbedaan sidik !- setiap orang atau indiidu layaknya sidik jari, sidik !- ini juga bisa dibaca. Tidak seperti sidik jari pada ujung jari seseorang yang dapat diubah dengan operasi, sidik !-tidak dapat dirubah oleh siapapun dan dengan alat apapun. Bahkan, sidik !- mempunyai kesamaan pada setiap sel, jaringan dan organ pada setiap indiidu. Dleh karena itu sidik !- menjadi suatu metode
$anya sekitar 9 juta basa !- yang berbeda antara satu orang dengan orang lain. )ara ahli menggunakan daerah yang berbeda ini untuk menghasilkan proil !- dari seseorang indiidu, menggunakan sampel dari darah, tulang, rambut atau jaringan tubuh yang lain. )ada kasus kriminal, biasanya melibatkan sampel dari barang bukti dan tersangka, mengekstrak !-nya, dan menganalisanya untuk melihat suatu daerah khusus pada !- &marker(. )ara ilmu%an telah menemukan marker di dalam sampel !- dengan mendesain sepotong kecil !- &probe( yang masing*masing akan mencari dan berikatan dengan sekuen !- pasangan@komplementernya pada sampel !-. "atu seri probe akan berikatan dengan !- sampel dan menghasilkan pola yang berbeda antara satu indiidu dengan indiidu yang lain. )ara ahli orensik membandingkan proil !- ini untuk menentukan apakah sampel dari tersangka cocok dengan sampel pada bukti. arker sendiri biasanya tidak bersiat khusus untuk setiap indiidu, jika dua sampel !- mirip pada empat atau lima daerah, sampel tersebut mungkin berasal dari indiidu yang sama. jika proil sampel tidak sama, berarti seseorang tersebut bukan pemilik !-yang ditemukan pada lokasi kriminalitas. ika pola !-yang ditemukan sama, tersangka tersebut kemungkinan memiliki !- pada sampel bukti &arks dkk, 1<<2(.
!- yang biasa digunakan dalam tes adalah !- mitokondria dan !- inti sel. !- yang paling akurat untuk tes adalah !- inti sel karena inti sel tidak bisa berubah sedangkan !- dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu, yang dapat berubah seiring dengan perka%inan keturunannya. Kasus*kasus kriminal, penggunaan kedua tes !- di atas, bergantung pada barang bukti apa yang ditemukan di Tempat Kejadian )erkara &TK)(. "eperti jika ditemukan puntung rokok, maka yang diperiksa adalah !- inti
sel yang terdapat dalam epitel bibir karena ketika rokok dihisap dalam mulut, epitel dalam bibir ada yang tertinggal di puntung rokok. pitel ini masih menggandung unsur !- yang dapat dilacak. isalnya dalam kasus korban ledakan bom, serpihan tubuh para korban yang sulit dikenali diambil sekuens genetikanya.
Bentuk sidik !- berupa garis*garis yang mirip seperti bar*code di kemasan makanan atau minuman. embandingkan kode garis*garis !-, antara 90 sampai 100 sekuens rantai kode genetika, dengan !- anggota keluarga terdekatnya, biasanya ayah atau saudara kandungnya, maka identiikasi korban orensik atau kecelakaan yang hancur masih dapat dilacak. Antuk kasus pemerkosaan diperiksa spermanya tetapi yang lebih utama adalah kepala spermatooanya yang terdapat !- inti sel di dalamnya. ika di TK) ditemukan satu helai rambut maka sampel ini dapat diperiksa asal ada akarnya. amun untuk !- mitokondria tidak harus ada akar, cukup potongan rambut karena diketahui bah%a pada ujung rambut terdapat !- mitokondria sedangkan akar rambut terdapat !- inti sel &=utig and +ichey, 000(.
Teknologi !- memiliki keunggulan mencolok dalam hal potensi diskriminasinya dan sensitiitasnya maka tes sidik !- menjadi pilihan dalam penyelidikan kasus*kasus orensik dibanding teknologi konensional seperti serologi dan elektrooresis. Kedua tes ini hanya mampu menganalisis perbedaan ekspresi protein dan membutuhkan sampel dengan jumlah relati besar. Tes sidik !- sebaliknya hanya membutuhkan sampel yang relati sedikit. etode "outhern Blots misalnya sudah mampu menedeteksi loki polimorisme dengan materi !- sekecil 20 nanogram, sedangkan metode )olymerase 7hain +eaction &)7+( hanya memerlukan !- sejumlah beberapa nanogram saja. )ada kasus kriminal dengan jumlah sampel barang
bukti yang diambil di TK) sangat kecil dan kemungkinan mengalami degradasi maka metode yang cocok dan sensiti adalah )7+ &arks dkk. 1<<2(.
Restriction Fragment Length Polymorphism RFLP!
RFLP adalah salah satu aplikasi analisis !- asli pada penelitian orensik. !engan perkembangan dan adanya teknik analisis !- yang lebih baru dan lebih eisien, +#=) tidak lagi digunakan karena membutuhkan sampel !- yang relati banyak. "elain itu sampel yang bisanya diperoleh juga biasanya sudah terdegradasi oleh aktor lingkungan, seperti kotoran atau jamur, tidak dapat digunakan untuk +#=). +#=) merupakan teknik sidik !- berdasarkan deteksi ragmen !- dengan panjang yang berariasi. -%alnya !- diisolasi dari sampel yang kemudian dipotong dengan enim khusus restriction endonuclease. nim ini memotong !- pada pola sekuen tertentu yang disebut restriction endonuclease recognition site &sisi yang dikenali oleh enim restriksi( &itul ain, 019(.-da atau tidaknya sisi yang dikenali ini di dalam sampel menghasilkan ragmen !-dengan panjang yang berariasi. "elanjutnya potongan ragmen tersebut akan dipisahkan dengan elektrooresis pada gel agarose 0,53. #ragmen !- kemudian dipindahkan dan diiksasi pada pada membran nilon dan dihibridisasi spesiik dengan pelacak &probe( berlabel radioakti yang akan berikatan dengan sekuen
!-komplementernya pada sampel. etode ini akhirnya muncullah pita* pita yang unik untuk setiap indiidu &arks dkk., 1<<2(.
Keberhasilan metode ini sangat tergantung pada isolasi sejumlah !- tanpa terdegradasi. )ada persidangan kasus kriminal, hal ini bisa menjadi suatu masalah jika jumlah !- sangat sedikit dan kualitasnya rendah. Ini terlihat dari hasil pita*pita sidik !- yang tidak tajam.
umlah pita sidik !- yang dapat dianalisis sangat penting karena jika jumlah pitanya berkurang akibat terdegradasi secara statistik
menurunkan tara kepercayaan. "emakin banyak pita yang cocok akan semakin meyakinkan. Dleh karena itu pada kasus ini dapat digunakan teknik sidik !- dengan memperkuat &mengampliikasi( daerah spesiik pada !- yang disebut mikrosatelit dengan satuan pengulangan yang dinamakan "imple Tandem +epeat &"T+(. -nalisis dengan )7+ pada daerah "T+ tersebut dapat mengatasi masalah tersebut. Teknik ini dapat menghasilkan data dalam %aktu singkat dan sangat cocok untuk otomatisasi &:eni $artati dan Iman aksum, 004(.
Analisis Polymerase chain reaction P"R!
)olymerase chain reaction &)7+( digunakan untuk membuat jutaan kopi !- dari sampel biologis. -mpliikasi !- dengan menggunakan )7+ menyebabkan analisis !- pada sampel biologis hanya membutuhkan sedikit sampel dan dapat diperoleh dari sampel yang halus seperti rambut. Kemampuan )7+ untuk mengampliikasi sejumlah kecil !- memungkinkan untuk menganalisa sampel yang sudah terdegradasi sekalipun. amun, tetap saja harus dicegah kontaminasi dengan materi biologis yang lain selama melakukan identiikasi, koleksi dan menyiapkan sampelnya &ittul ain,019(.
Tes !- dilakukan dengan cara mengambil !- dari kromosom sel tubuh &autosom( yang mengandung area "T+ &short tandem repeats(, suatu area ini tidak memberi kode untuk melakukan sesuatu. "T+ inilah yang bersiat unik karena berbeda pada setiap orang. )erbedaannya terletak pada urutan pasang basa yang dihasilkan dan urutan pengulangan "T+. )ola "T+ ini di%ariskan dari orang tua.-plikasi teknik ini misalnya pada tes !- untuk paternalitas
&pembuktian anak kandung( yaitu tes !- untuk membuktikan apakah seorang anak benar*benar adalah anak kandung dari sepasang suami dan istri. 7ara memeriksa tes !- dilakukan dengan cara mengambil "T+ dari anak. "elanjutnya, di laboratorium akan dianalisa urutan untaian "T+ ini apakah urutannya sama dengan seseorang yang dijadikan pola dari seorang anak. Arutan tidak hanya satu*satunya karena pemeriksaan dilanjutkan dengan melihat nomor kromosom. isalnya, hasil pemeriksaan seorang anak ditemukan bah%a pada kromosom nomor 9 memiliki urutan kode -/-7T dengan pengulangan kali. Bila ayah atau ibu yang mengaku orang tua kandungnya juga memiliki pengulangan sama pada nomor kromosom yang sama, maka dapat disimpulkan antara orang itu memiliki hubungan keluarga. "eseorang dapat dikatakan memiliki hubungan darah jika memiliki urutan dan pengulangan setidaknya pada 12 "T+ yang sama dengan kelurga kandungnya, maka kedua orang yang dicek memiliki ikatan saudara kandung atau hubungan darah yang dekat. umlah ini cukup kecil dibandingkan dengan keseluruhan ikatan spiral !- dalam tubuh kita yang berjumlah miliaran. "ementara itu, #ederal Bureau o Inestigation &#BI( menggunakan satu set dari 19 daerah "T+ khusus untuk 7D!I". 7D!I" merupakan program sot%are yang mengoperasikan database dari proil !- local, daerah dan nasional dari tersangka, bukti tindak kriminalitas yang belum selesai kasusnya dan orang hilang. Kemungkinan bah%a dua indiidu mempunyai 19 loci yang sama pada proil !-nya adalah sangat jarang &:eni $artati dan aksum, 004(.
Analisis #itochondrial DNA
-nalisis !- mitokondria &mt!-( dapat digunakan untuk menentukan !- di sampel yang tidak dapat dianalisa dengan menggunakan +#=) atau "T+. ika !- pada inti sel &nukleus( harus
diekstrak dari sampel untuk dianalisis dengan menggunakan +#=), )7+, dan "T+E maka tes sidik !- dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak !- dari organela sel yang lain, yaitu mitokondria &itul ain, 019(. 7ontohnya pada sampel biologis yang sudah berumur tua sehingga tidak memiliki materi nukleus, seperti rambut, tulang dan gigi, maka karena sampel tersebut tidak dapat dianalisa dengan "T+ dan +#=), sampel tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan mt!-. )ada inestigasi kasus yang sudah sangat lama tidak terselesaikan penggunaan mt!- sangatlah dibutuhkan &arks dkk., 1<<2(.
"emua ibu memiliki !- mitokondria yang sama dengan anak perempuannya karena mitokondria pada masing*masing embrio yang baru berasal dari sel telur ibunya. "perma ayah hanya berkontribusi memberikan !- inti sel &nukleus(. embandingkan proil mt!-dari seseorang yang tidak teridentiikasi dengan proil seseorang yang kemungkinan adalah ibunya merupakan teknik yang penting dalam inestigasi orang hilang atau temuan kerangka yang sudah berusia puluhan tahun &=utig and +ichey, 000(.
!- mitokondria sangat baik untuk digunakan sebagai alat untuk analisis !-, karena mempunyai 9 siat penting, yaitu !- ini mempunyai copy number yang tinggi sekitar 1000*10.000 dan berada di dalam sel yang tidak mempunyai inti seperti sel darah merah atau eritrosit. !- mitokondria dapat digunakan untuk analisa meskipun jumlah sampel yang ditemukan terbatas, mudah terdegradasi dan pada kondisi yang tidak memungkinkan untuk dilakukan analisa terhadap !- inti. Kedua, !- mitokondria manusia diturunkan secara maternal, sehingga setiap indiidu pada garis keturunan ibu yang sama memiliki tipe mitokondria yang identik. Karakteristik !-mitokondria ini dapat digunakan untuk penyelidikan kasus orang
hilang atau menentukan identitas seseorang dengan membandingkan !- mitokondria korban terhadap !- mitokondria saudaranya yang segaris keturunan ibu. Ketiga, !- mitokondria mempunyai laju polimorisme yang tinggi dengan laju eolusinya sekitar 5*10 kali lebih cepat dari !- inti. !*loop merupakan daerah yang mempunyai tingkat polimorisme tertinggi dalam !- mitokondria dimana terdapat dua daerah hiperariabel dengan tingkat ariasi terbesar antara indiidu*indiidu yang tidak mempunyai hubungan kekerabatan. Karena itu, dalam penentuan identitas seseorang atau studi orensik dapat dilakukan hanya dengan menggunakan daerah !*loop !-mitokondria saja &:eni $artati dan aksum, 004(.
2.1.1.2 S!!k Jar!
ldentitas seseorang dapat diketahui dengan melakukan berbagai cara, antara lain, dengan cara mempelajari, mengamati dan meneliti proil %ajah seseorang, pas oto, bentuk kepala, bentuk badan, gigi, sidik jari, atau suara. ldentiikasi merupakan bagian dari suatu proses untuk mengetahui atau mengenal sesorang berdasarkan organ
tubuh atau barang miliknya sehingga seorang yang identitasnya sebelumnya tidak jelas menjadi jelas. ldentiikasi melingkupi beberapa hal antara lain; !-, sidik jari, retina mata, bibir dan lain*lain.
ldentitas seseorang yang sering digunakan dan dapat dijamin kepastian hukumnya adalah dengan mempelajari sidik jari, sidik jari seseorang disebut sebagai daktiloskopi. !aktiloskopi adalah ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali identitas orang dengan cara mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak kaki. )enyelenggaraan daktiloskopi adalah kegiatan mencari, menemukan, mengambil, merekam, mempelajari, mengembangkan, merumuskan,
mendokumentasikan, mencari kembali dokumen dan membuat keterangan sidik jari seseorang. !ata sidik jari adalah rekaman jari tangan atau telapak kaki yang terdiri atas kumpulan alur garis*garis halus dengan pola tertentu, baik yang sengaja diambil dengan tinta atau dengan cara lain maupun bekas yang tertinggal pada permukaan benda karena terpegang atau tersentuh oleh jari tangan atau telapak
kaki.
Keterangan sidik jari adalah uraian yang menjelaskan tentang identiikasi data sidik jari seseorang yang dibuat oleh pejabat daktiloskopi. !aktiloskopi dilaksanakan atas dasar prinsip bah%a sidik jari tidak sama pada setiap orang dan sidik jari tidak berubah seumur hidup, kecuali menderita luka bakar. #ungsi daktiloskopi adalah untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum terhadap identitas seseorang.
Met$e lent!f!ka"! S!!k Jar!
)enggunaan sidik jari untuk menangkap pelaku kejahatan pertama kali diusulkan oleh $enry #aulds &seorang dokter dari "kotlandia(, dalam suratnya yang dimuat di majalah aure pada Dktober 1CC0 )engambilan sidik jari bukanlah teknik modern, karena sesungguhnya bangsa 7ina kuno sudah memakai sidik jari sebagai alat identilkasi. sementara itu, bangsa Babilonia mencetak sidik jari pada tanah liat.
enurut . syamsa -rdisasmita pada artikelnya yang berjudul ; )engembangan odel atematika Antuk -nalisis "istem ldentiikasi ari Dtomatis, menjelaskan bah%a Fsidik jari memiliki suatu orientasi dan struktur periodik berupa kompolisi dari garis* garis gelap dan kulit yang naik &ndges( dan garis*garis terang dari kulit langlurun &urro%s( yang berliku*liku membentuk pola yang
berbeda*beda. >alaupun garis*garis alur tangan terbentuk berbeda* beda, tetapi siat*siat khusus dari sidik jari yang disebut dengan minutiae adalah unik untuk setiap indiidu. 7iri*ciri ini membentuk pola khusus yang terdiri dari terminasi atau percabangan dari alur. Antuk memeriksa apakah dua sidik jari berasal dari jari yang sama atau bukan, para ahli mendeteksi minutiae tersebut menggunakan "istem Identiikasi "idik ari Dtomatis yang akan mengambil dan membandingkan ciri*ciri tersebut untuk menentukan suatu kecocokan. etode klasik pengenalan sidik jari sekarang ini tidak terlampau sesuai untuk implementasi langsung dalam bentuk algoritma komputer. )embuatan suatu model sidik jari diperlukan dalam pengembangan algoritma analisis baru. !alam makalah ini dikembangkan metode numerik baru untuk pengenalan sidik jari yang berdasarkan pada penggambaran model matematik dari dermatoglyphics dan pemuatan minutiae, digambarkan juga rancangan dan penerapan suatu sistem identiikasi sidik jari otomatis yang beroperasi dalam dua tahap, yaitu ekstraksi minutiae dan pencocokan minutiae.
Sejara& Huku% lent!f!ka"! S!!k Jar!
"ejarah perkembangan daktiloskopi di Indonesia dia%ali dengan dikeluarkannya Koninklitjk Besluit omor 8 Tanggal 12 anuari Tahun 1<11 &l." 1<11 omor 94( tentang )enugasan Kepada !epartemen Kehakiman untuk menerapkan "istem ldentiikasi "idik ari atau !aktiloskopi. )elaksanaan sistem daktiloskopi ini dimulai pada tanggal 1 oember 1<14 setelah dengan resmi dibuka sebuah Kantor !aktiloskopi !epartemen Kehakiman yang dilakukan dengan Keputusan /ubernur enderal $india Belanda &Besluit an den /oerneur*/eneraal an ederlandsch*lndie( omor 1 pada tanggal 90 aret Tahun 1<0
&I.". 1<0 omor 5<( tentang )embentukan Kantor )usat !aktiloskopi !epartemen Kehakiman.
"elain itu, dengan Keputusan /ubernur enderal $india Belanda omor l8 tanggal C aret Tahun 1<14 &l." 1<14 omor 9(. tentang +eorganisasi Kepolisian di Bataia, "emarang, "urabaya, termasuk eester 7ornelis, Kepolisian ditugasi untuk mengambil otograi dan daktiloskopi di bagian reserse. "alah satu kekuasaan yang dimiliki oleh negara adalah kekuasaan kepolisian &the police po%er(, yakni sebuah kekuasaan yang diperlukan untuk melindungi kesehatan, keselamatan, moral, dan kesejahteraan umum bagi rakyatnya oleh undang*undang yang berlaku, kekuasaan tersebut kemudian dipercayakan kepada polisi negara. "alah satu tugas penting dan utama yang menjadi tanggung ja%ab polisi negara dalam bidang keselamatan ialah melakukan tindakan preenti dan represi.
!alam hal tindakan represi, polisi diberi ke%enangan melakukan penyelidikan dan penyidikan. Tugas penyelidikan dan penyidikan itu bukanlah pekerjaan yang mudah, mengingat polisi tidak ada di tempat kejadian saat tindak pidana berlangsung. polisi &penyidik( tidak tahu benda atau senjata apa yang dipakai, serta tidak tahu siapa pelaku dan bagaimana melakukannya. Bekal yang dipakai hanyalah korban, barang bukti, dan saksi.
Dleh sebab itu, polisi harus menguasai segala macam ilmu orensik &orensic sciences( untuk memudahkan pekejaannya. Bahkan terkadang polisi masih perlu dibantu ahli orensik. !alam kasus pembunuhan, misalnya di samping harus menerapkan ilmu orensik yang dikuasainya saat penyelidikan dan penyidikan, polisi masih memerlukan bantuan dokter ahli orensik. )enerapan ilmu
kedokteran orensik terasa sekali dalam proses peradilan di negara kita. !alam proses peradilan itu, tugas utama penegak hukum adalah menemukan kebenaran materiil. Antuk membuktikan kebenaran materiil tersebut, hasilnya bisa berupa mayat, orang hidup, bagian tubuh manusia, atau sesuatu yang berasal dari tubuh manusia. "ebagai contoh Tindak pidana yang diatur dalam )asal 99C KA$) dinamakan tindak pidana materil yakni tindak pidana yang hanya menyebut sesuatu akibat yang timbul, tanpa menyebut cara*cara yang menimbulkan akibat tertentu &=eden arpaung, 005(.
aka, yang tepat melakukan pekerjaan itu adalah dokter orensik. )enentuan identiikasi manusia merupakan upaya mengenal seseorang, baik hidup maupun mati, dengan menggunakan berbagai sarana ilmu untuk mengetahui siapa sebenarnya orang tersebut. !alam perkara pidana, mengenali korban merupakan hal mutlak yang harus diiakukan. Karena dengan tahu korbannya, tentu akan terbuka jalan untuk mengenali pelakunya. Dleh karena itu, identiikasi korban seringkali dijadikan titik tolak penyidikan. )erlu diperhatikan, bah%a kesalahan identiikasi bisa mengakibatkan dituntutnya seseorang yang tidak bersalah.
ldentiikasi sidik jari merupakan bagian dari identiikasi orensik. )roses pengidentiikasian dengan metode identiikasi sidik jari merupakan modus yang kerapkali digunakan aparat penegak hukum &penyidik kepolisian( dalam mengungkap korban maupun pelaku tindak pidana. -parat kepolisian &penyidik( berlindung pada hukum positi egara +epublik lndonesia dalam melaksanakan tugasnya. )roses identiikasi yang dilakukan pihak Kepolisian &petugas identiikasi( merupakan proses yang diakui dan dibenarkan
dalam undang*undang. !alam kaitannya dengan hukum, identiikasi sidik jari merupakan salah satu cara @ modus untuk mengungkap korban atau pelaku kejahatan.
)engambilan sidik jari sebagai sarana identiikasi diatur dalam )asal 5 ayat &1( poin &b( dan )asal 8 ayat &1( KA$-). )asal 5 ayat &1( poin &b( mengatur bah%a atas perintah, penyidik dapat melakukan tindakan berupa ;
1. )enangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penyitaanE
. )emeriksaan dan penyitaan suratE
9. engambil sidik jari dan memotret orangE
4. emba%a dan menghadapkan seorang pada penyidik. "edangkan )asal 8 ayat &1( KA$-) mengatur bah%a ;
)enyidik sebagaimana dimaksud dalam )asal 2 ayat &1( huru &a( karena ke%ajibannya mempunyai %e%enang ;
a. enerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidanaE
b. elakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadianE
c. enyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangkaE
d. elakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaanE
. engambil sidik jari dan memotret seseorangE
g. emanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksiE
h. endatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkaraE
i. engadakan penghentian penyidikanE dan
j. engadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung ja%ab.
"etelah melalui banyak perkembangan dan perubahan akhirnya penyidik identiikasi sidik jari tidak lagi mengacu kepada peraturan perundang*undangan atau peraturan kerajaan aman $india Belanda tetapi mengacu kepada KA$-) dan peraturan perundang*undangan lain yang telah ditetapkan khususnya )asal 5 ayat &1( KA$-) dan )asal 8 ayat &1( KA$-) sesuai dengan hukum positi Indonesia.
)ada saat ini para %akil rakyat yang duduk di bangku !e%an )er%akilan +akyat +epublik Indonesia &!)+ +l( sementara membahas +ancangan Andang*Andang &+AA( mengenai )enyelenggaraan !aktiloskopi. +AA ini nantinya yang akan digunakan sebagai landasan hukum dalam melakukan identiikasi sidik jari.
2.1.1.3 '!g!
Identiikasi orensik menggunakan gigi geligi melibatkan pengumpulan, manajemen, interpretasi, ealuasi, dan presentasi yang benar dari bukti dental untuk kepentingan kriminal atau kepentingan masyarakat, kombinasi beberapa aspek dental, ilmiah,
dan proesi hukum. Kedokteran gigi orensik dapat diartikan sebagai cabang ilmu kedokteran gigi yang menggunakan pengetahuan dental untuk masalah masyarakat atau criminal &+ai,
019(.
Tujuan dan manaat dari identiikasi orensik gigi adalah sebagai berikut &-erkari, 019(;
engenal sistem identiikasi orensik korban hidup dan
korban bencana dengan ilmu kedokteran gigi orensik dan menggali lebih dalam berbagai metode terbaru.
eningkatkan kesadaran, peran, dan kompetensi dokter
gigi untuk ikut terlibat dalam penanganan kasus orensik dan bencana massal secara lebih percaya diri dan penuh tanggung ja%ab.
Keuntungan '!g! "e(aga! )(jek Ient!f!ka"! #$ren"!k
Terdapat beberapa hal yang menjadi keuntungan gigi menjadi objek identiikasi, antara lain adalah &=ukman,002(;
a. /igi*geligi merupakan rangkaian lengkungan secara anatomis, antropologis dan morologis mempunyai letak yang terlindung dari otot*otot bibir dan pipi sehingga apabila trauma mengenai otot*otot tersebut terlebih dahulu. b. /igi*geligi sukar untuk membusuk kecuali gigi tersebut
sudah mengalami nekrotik atau gangren, biarpun dikubur, umumnya organ*organ tubuh lain bahkan tulang telah hancur tetapi gigi tidak &masih utuh(.
c. /igi*geligi di dunia ini tidak ada yang sama karena menurut "I" dan #urnes bah%a gigi manusia kemungkinan sama adalah 1;1000000000.
d. /igi*geligi mempunyai ciri*ciri yang khusus apabila ciri* ciri gigi tersebut rusak atau berubah maka sesuai dengan
pekerjaan dan kebiasaan menggunakan gigi bahkan setiap ras mempunyai ciri yang berbeda.
e. /igi*geligi tahan asam keras, terbukti pada peristi%a $aigh yang dibunuh dan direndam di dalam drum berisi asam pekat, jaringan ikatnya hancur sedangkan giginya masih
utuh &itul ain,019(.
. /igi*geligi tahan panas, apabila terbakar sampai dengan suhu 40007 gigi tidak akan hancur, kecuali dikremasi karena suhunya diatas 100007. /igi menjadi abu sekitar suhu lebih dari 24<07. -pabila gigi tersebut ditambal menggunakan amalgam maka bila terbakar akan menjadi abu sekitar suhu lebih dari C8107, sedangkan bila gigi tersebut memakai mahkota logam atau inlay alloyemas maka bila terbakar akan menjadi abu sekitar suhu C81* 10<907.
g. /igi*geligi dan tulang rahang secara roentgenograis, biarpun terdapat pecahan*pecahan rahang pada roentgenogramnya dapat diinterpretasi kadang*kadang terdapat anomali dari gigi dan komposisi tulang rahang yang khas &nitul ajin,019(.
h. -pabila korban telah dilakukan pencabutan gigi umumnya ia memakai gigi palsu dengan berbagai macam model gigi palsu dan gigi palsu tersebut dapat ditelusuri atau diidentiikasi. /igi palsu akrilik akan terbakar menjadi abu pada suhu 59C07*24<07. Bridgedari porselen akan menjadi
abu pada suhu 10<907.
i. /igi*geligi merupakan sarana terakhir dalam identiikasi apabila sarana*sarana lain atau organ lain tidak ditemukan.
a. +ugae palatal tidak bisa digunakan pada kasus edentulus, ketika tidak ada data antemortem, ketika ada patologi di palatal, dan jika korban terbakar, mengalami dekomposisi,
dan skeletonisasi karena rugae sering hancur.
b. "idik bibir tidak bisa digunakan 0 jam setelah kematian, jika ada patologi di bibir seperti mukokel, dan clet, atau jika ada perubahan postoperaso dari bibir, ada scar, dan lain*
lain.
c. Bite mark tidak bisa digunakan 9 hari setelah kematian atau jika sudah dekomposisi atau jika korban terbakar.
d. Bisa terjadi kesalahan ketika mengambil oto dan radiogra. Kesalahan dapat terjadi saat pengambilan sampel, proses, dan interpretasi. Kontaminasi bakteri dan !- orang lain dapat mengubah interpretasi.
2.1.2 Ient!f!ka"! Sekuner
"etelah dilakukannya identikasi primer, kami sebagai ahli medis perlu melakukan identiikasi sekunder untuk menguatkan hasil identiikasi primer dan mengenali identitas pasien, salah satunya dengan metode identiikasi sekunder. Identiikasi sekunder terdiri atas cara sederhana dan cara ilmiah. etode ini menggunakan ciri*ciri isik dan data korban. "ebagai contoh adalah data tinggi badan, berat badan, %arna rambut, cacat@kelainan khusus, dan lain sebagainya. )ada metode identiikasi sekunder dibagi menjadi beberapa metode, yaitu;
1. etode Identiikasi !okumen
!okumen seperti kartu identitas, baik berupa "I, KT), paspor, dan lain sebagainya. )ada metode ini, tidak menutup
kemungkinan apabila kartu identitas yang ada bukan milik korban. $al tersebut dapat terjadi apabila terjadi bencana alam atau kecelakaan massal.
. etode Identiikasi )roperti
)roperti berupa pakaian dan perhiasan yang dikenakan jenaah mungkin dapat membantu mengetahui merk pakaian atau nama pembuat, ukuran pakaian, inisial nama pemilik, badge, ataupun hal lainnya, yang dapat membantu identiikasi %alaupun telah terjadi pembusukan pada jenaah tersebut. !ata mengenai properti ini juga hendaknya digali dari pihak keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarganya pada kasus*kasus bencana massal, sehingga nantinya dapat mempermudah proses identiikasi.
9. etode Identiikasi edik
etode ini menggunakan parameter berupa tinggi badan, berat badan, %arna rambut, %arna mata, cacat@kelainan khusus, dan lainnya. )ada pemeriksaan ini, bisa dikatakan bah%a ciri*ciri isik korban yang diperhatikan. etode ini mempunyai nilai yang tinggi dalam mengidentiikasi korban, karena selain dilakukan oleh tenaga ahli dengan menggunakan berbagai cara atau modiikasi &termasuk pemeriksaan dengan sinar ?, A"/, 7T*scan, laparoskopi, dan
lainnya. bila diperlukan(, sehingga ketepatannya cukup tinggi. Bahkan pada kasus penemuan tengkorak@kerangka pun masih dapat dilakukan metode identiikasi ini. elalui metode ini, dapat diperoleh data tentang jenis kelamin, ras, perkiraan umur, tinggi badan, kelainan pada tulang, dan data*data lainnya dari korban yang
BAB 3 KASUS
Ka"u" 1. Ient!f!ka"! Jena0a& Paa Tenggela%na KM. Sen$at! Nu"antara
-khir tahun 002 terjadi tragedi tenggelamnya kapal penumpang K "enopati usantara di perairan +embang, a%a Tengah yang mene%askan ratusan korban ji%a. Tidak semua korban dapat dieakuasi dan tidak semua proses identiikasi dapat dilakukan sesuai dengan harapan. !ari ke 92 jenaah tersebut hanya 19 jenaah &923( saja yang dapat teridentiikasi dan diserahkan kepada keluarga yang berhak. enaah tersebut merupakan jenaah tenggelam di air laut dengan rentang %aktu berariasi. $al tersebut sangat mempengaruhi keutuhan dan dapat menghilangkan tanda khas seorang indiidu sebagai bahan pemeriksaan identiikasi orensik. Kesulitan pemeriksaan identiikasi juga dipengaruhi kejadian bencana yang bersiat Dpen !isaster. Bencana tersebut merupakan kejadian bencana
dengan jumlah korban meninggal tidak dapat diketahui secara pasti dan jelas sehingga tidak dapat ditentukan apakah memiliki kesamaan jumlah dengan nama pada datar maniest penumpang yang dinyatakan dalam keadaan meninggal.
!ari 92 jenaah yang dapat dieakuasi 19 dari 92 jenaah tersebut dapat dilakukan identiikasi dan sesuai berdasarkan kombinasi pemeriksaan primer &primary identiiers( dan sekunder &secondary identiiers(.
1 dari 19 jenaah yang teridentiikasi ; kondisi isik membusuk a%al
&ditemukan hari setelah kejadian(. Teknik identiikasi yang dapat dilakukan adalah sederhana secara isual &photography(.
)emeriksaan primer ; gigi
)emeriksaan sekunder ; medis dan properti.
0 dari 19 jenaah teridentiikasi ; kombinasi data pemeriksaan sekunder
&secondary identiiers(.
pemeriksaan medis &medical( properti &property(.
A C
B
1 jenaah ; pemeriksaan primer gigi &dental records( dan data sekunder
medis &medical( dan otograi &photography(.
1 jenaah ; pemeriksaan primer & gigi beserta gigi tiruan lepasan yang
ditemukan didalamnya &dental records(( dan data sekunder & medis &medical( dan properti &property( (.
1 jenaah ; pemeriksaan primer !- dan pemeriksaan sekunder medis dan
property.
Tidak ada identiikasi dari 19 jenaah tersebut yang dapat dilakukan dari pemeriksaan postmortem murni berdasarkan pemeriksaan primer &primary identiiers( saja.
enaah dengan keadaan membusuk a%al memiliki kemudahan dalam proses identiikasi karena masih dapat dilakukan teknik sederhana melalui isual yaitu oto keluarga yang ditunjukkan. !ata tersebut tetap dilakukan konirmasi dengan pemeriksaan sekunder yang lain, yaitu ditemukannya sikatrik pada kaki korban, kumis dan tahi lalat &/ambar 1 a,b dan c(. Kondisi pembusukan a%al juga masih memungkinkan diidentiikasi melalui proses pemeriksaan primer yang bersiat ekonomis dan eisien yaitu pemeriksaan gigi, meskipun keluarga tidak dapat merinci kondisi gigi korban dengan tepat.
/ambar 1. etode Identiikasi enaah; 1a( enaah dapat diidentiikasi sederhana secara isualE 1b( )emeriksaan sekunder medis; sikatrikE 1c( )emeriksaan sekunder medis; kumis, tahi lalat.
"emakin lama terpapar dalam air maka proses pembusukan juga akan berlangsung dengan cepat sehingga akan menyebabkan terbatasnya upaya pemeriksaan primer.)ada kasus ini korban berikutnya ditemukan setelah <*< hari setelah kejadian sehingga tidak ada satu pun yang berhasil diidentiikasi berdasarkan pemeriksaan primer yang terjangkau yaitu sidik jari maupun gigi karena terjadi pembusukan lanjut &/ambar (. $ampir keseluruhan mengandalkan pemeriksaan sekunder dengan hasil dapat disebut teridentiikasi bila memenuhi kriteria pemeriksaan sekunder, seperti pemeriksaan medis, property maupun otograi
&/ambar 9 a,b dan c(.
/ambar . )emeriksaan )rimer /igi Tidak -kurat -kibat -ulsi /igi )ostmortem dan $ilangnya aringan =unak.
/ambar 9. )emeriksaan )rimer !- sebagai -lternati )enentu Terakhir.
/ambar 4. 4a( )emeriksaan sekunder medis dari seG dan tinggi badanE 4b( )emeriksaan sekunder properti dari KT) yang melekatE 4c( )emeriksaan sekunder medis dari tatoo sebagai sarana identiikasi.
Ka"u" 2 Ter(akarna Pe"aat 'arua 'A 2-- PK4'56 B$e!ng
73748--)ada kecelakaan pesa%at /aruda /- 00 )K*/67 Boeing 898*400 jurusan akarta :ogyakarta, saat melakukan pendaratan. )esa%at yang memba%a 199 penumpang dan 8 a%ak pesa%at ini terbakar dan mene%askan 1 penumpangnya &0 penumpang, 1 kru pesa%at(. !ua puluh dari 1 jenaah yang ditemukan &<53( mengalami kondisi menjadi separuh arang dan hanya 1 jenaah yang relati tidak menjadi arang. "eluruh &1( jenaah tersebut dapat dilakukan identiikasi secara tepat. enaah dengan kondisi terbakar akan relati lebih tahan lama terpapar pembusukan, dan pada kasus ini pemeriksaan identiikasi orensik segera
dilaksanakan satu hari setelah kejadian.
Kelebihan keberhasilan identiikasi pada kasus ini antara lain adalah karena siat bencana yang terjadi adalah bencana dengan tipe 7lose !isaster. Tipe kejadian
bencana ini memiliki jumlah korban meninggal dapat diketahui secara pasti dan jelas dan dinyatakan sama dengan jumlah nama pada datar maniest penumpang yang dinyatakan tidak ada atau dinyatakan meninggal
!ari 1 jenaah satu jenaah ; kondisi isik masih baik secara isual sehingga dapat dilakukan teknik identiikasi sederhana secara isual &photography( data pemeriksaan sekunder &secondary identiiers( ; medis &medical( dan properti
&property(.
ayoritas jenaah, sebanyak 14 jenaah; yang telah menjadi separuh arang
pemeriksaan primer &primary identiiiers( ; gigi &dental records(.
2 jenaah sisanya yang telah menjadi separuh arang teridentiikasi m%lalui
kombinasi pemeriksaan primer dan sekunder.
* 4 jenaah ; pemeriksaan primer gigi &dental records( dan )emeriksaan sekunder properti &property(
* jenaah ; pemeriksaan primer gigi &dental records( dan )emeriksaan sekunder medis &medical(.
!ari data tersebut tampak bah%a pada kasus pemeriksaan jenaah yang mengalami terbakar akibat hangusnya pesa%at /aruda masih dapat dilakukan upaya pemeriksaan primer secara optimal. $al ini disebabkan karena proses terbakar
menyebabkan keutuhan jaringan penyangga, sehingga meskipun sidik jari tidak dapat digunakan untuk proses identiikasi primer namun masih terdapat gigi yang melekat utuh &/ambar 5a dan 5b(. Kemudahan identiikasi didukung siat bencana close disaster . "elain itu mayoritas korban berada pada status sosial ekonomi
menengah keatas dengan kesadaran pemeriksaan gigi sehingga dapat dilakukan proses iden tiika si tepa t berdasarkan gigi geligi. eskipun demikian tetap harus
dilakukan pemeriksaan sekunder lain, seperti pemeriksaan otograi dan property & /ambar 2a dan 2b (. )emeriksaan sekunder medis justru mengalami keterbatasan ealuasi akibat pada jenaah yang terbakar maka akan terjadi perubahan isik secara nyata baik tinggi badan dan ciri khas lain, kecuali jenis kelamin yang dapat dilakukan
dengan membedah jenaah. )ada kasus ini dapat disimpulkan bah%a pemeriksaan primer & primary identifiers( mempunyai nilai yang sangat tinggi &<53( bila dibandingkan dengan pemeriksaan sekunder & secondary identifiers( yaitu melalui pemeriksaan primer gigi &dental records(.
/ambar 5. )roses )emeriksaan enaah Terbakar; 5a( Kondisi jenaah terbakar hangus, sidik jari tidak dapat diealuasiE 5b( )emeriksaan gigi yang tetap utuh dan merupakan ciri khas masing*masing.
/ambar 2. )emeriksaan /igi; 2a( )emeriksaan sekunder otograi,gigi dapat dijadikan bahan identiikasi superimposedE 2b( )emeriksaan primer gigi disertai dengan gigi palsu.
2a 2b
5b 5a
BAB 8 PEMBAHASAN
Bencana massal yang berbeda memiliki karakter yang berbeda pula terutama dari keadaan kondisi jenaah, proses pemeriksaan jenaah dan keberhasilan identiikasi jenaah. $al tersebut terutama disebabkan karena kondisi utama jenaah yang semakin tidak utuh maka akan semakin mempersulit proses identiikasi jenaah, sehingga akan mempengaruhi keberhasilan penentuan identitas indiidu.
Per(eaan Keaaan Jena0a& K$r(an Trage! Tenggela%na KM. Sen$at! an Ter(akarna Pe"aat 'arua
)ada jenaah korban tenggelamnya K. "enopati tampak bah%a sebagian besar &<8,93( jenaah telah mengalami pembusukan lanjut. $al ini dikarenakan karena jenaah tersebut sebagian besar dalam selang %aktu minimal 9*4 hari dan maksimal <*90 hari setelah kejadian. !alam jangka %aktu minimal tersebut, didukung dengan keadaan lingkungan sekitar tempat jenaah tersebut ditemukan, yaitu mengambang di air di lautan bebas, kecepatan proses pembusukan menjadi lebih cepat.
)ada proses pembusukan lanjut akan terjadi proses skeletonisasi, yang dia%ali dengan adanya proses autolisis jaringan dan pembusukan. "keletonisasi merupakan proses hilangnya atau lepasnya jaringan lunak dari tulang. )roses ini dapat terjadi secara lengkap pada seluruh atau sebagian jaringan lunak terutama pada tulang yang terekspos saja. )roses a%al terjadinya pembusukan adalah adanya kerusakan sel melalui proses autolisis. )roses ini memiliki dua tahap yakni early reersible dan late irreersible. Keadaan lanjut dari proses tahap &late irreersible( adalah terbentuknya mekanisme autolisis umum pada seluruh jaringan lunak tubuh yang telah mengalami pembusukan yang berhubungan dengan proses sintesa -T). aringan dengan biosintesa dan membran transport tingkat tinggi akan mengalami kerusakan terlebih dahulu. )embusukan dia%ali dengan organ; traktus digestius, jantung, darah dan sistem sirkulasi,otot jantung kemudian traktus respiratorius dan paru selanjutnya ginjal dan kandung empedu lalu otak dan jaringan sara, otot rangka dan terakhir jaringan konekti dan integument. aringan lunak dengan kadar kolagen tinggi akan
memiliki tingkat lisis yang lebih besar, sehingga baru akan tampak pada proses pembusukan tingkat lanjut. )ada kasus ini proses pembusukan pada daerah mandibula dan maksila pada jenaah korban tenggelamnya K "enopati terutama terletak pada peridontal ligament atau periodontal membran. $al inilah yang akan mempengaruhi ketidakberhasilan penentuan identiikasi orensik melalui pemeriksaan primer dengan bahan gigi, karena rusaknya periodontal ligament akan menyebabkan hilangnya gigi pada mandibula maupun maksila.
Tahap inal proses pembusukan yang ditandai dengan terbentuknya skeletonisasi, dilaporkan akan terjadi paling cepat tiga &9( hari setelah kematian pada daerah dengan kelembaban tinggi, panas yang disertai dengan tingkat aktiitas lara lalat yang tinggi. )ada keadaan normal adanya kandungan kelembaban sebesar 903 dengan temperatur 80 #, tujuh tahapan proses pembusukan akan mulai nampak selama 4 jam post mortem.
)ada jenaah korban terbakarnya )esa%at /aruda sebanyak 0 dari 1 jenaah yang ditemukan &<53( mengalami kondisi rusak menjadi separuh arang
&"eerely Burned !eceased( dan hanya 1 jenaah yang relati tidak menjadi arang. 1 jenaah tersebut dapat dilakukan identiikasi secara tepat.
)ada kasus ini pemeriksaan primer dari data gigi masih dapat dilakukan dibandingkan pemeriksaan primer yang lain yaitu pemeriksaan sidik jari. Identiikasi dengan sidik jari, mata, kulit tidak dapat dilakukan karena semuanya telah menjadi kerangka dan sisa kulit yang terbakar telah terpapar panas sehingga sulit diidentiikasi. )emeriksaan sekunder pada kasus terbakar akan mengalami banyak permasalahan karena sebagian tulang tidak ditemukan, kemungkinan telah hancur
menjadi abu. Korban yang berpakaian lebih cepat hancur dan kerusakan lebih komplit bila terbakar dibandingkan dengan yang tidak memakai pakaian. $al ini dikarenakan pakaian merupakan media yang baik untuk kejadian kebakaran. Terbakar pada tempat terbuka biasanya tidak terjadi luka bakar komplit, kecuali bila menggunakan bahan bakar untuk meningkatkan ungsi api sebagai pembakar, sehingga tubuh sampai
menjadi arang. Bohnert, et al. &1<<C( dalam penelitiannya tentang tingkat kerusakan tubuh manusia dalam kaitannya dengan paparan panas api menyebutkan proses kerusakan tubuh sangat parah pada suhu 28 *C10o7. "enada dengan temuan tersebut penelitian Buikstra et.al &1<C4( menyatakan bah%a tulang mampu menahan panas
sampai 200o7.
)ada kasus )esa%at /aruda telah terjadi luka bakar tingkat empat yaitu pada kulit, dan jaringan diba%ahnya telah terjadi kehancuran komplit dan terbentuk arang.
)ada kebakaran tingkat 4 maka kulit akan mengkerut &mengetat dan kontraksi(, hal ini terjadi karena pada terbakar terjadi penyusutan berat tubuh H 203 dan akibat pemanasan maka terjadi koagulasi protein yang menyebabkan otot mengecil diikuti mengkerutnya kulit. !ikatakan bah%a telinga yang terbakar dapat menjadi mengkerut sampai @9 bagiannya.
Antuk tulang yang tidak terproteksi, saat terpapar panas maka akan mengalami proses; rapuh &7harring(, retak &7racking(, patah &"plintering( dan menjadi abu &7alcining(. "edangkan gigi, selain dikatakan sebagaimana ingerprint, merupakan medium yang tidak mudah rusak seperti #ingerprint tissue. enurut "chaeer &001( gigi memiliki daya tahan terhadap dekomposisi dan panas hingga suhu 1000 #, karena gigi dilapisi oleh matrik garam anorganik crystal hydroGyapatite yang tersusun atas calcium dan osor, sehingga dapat bertahan lebih lama.
Kedua kasus menunjukkan tempat kejadian yang berbeda akan mempengaruhi kecepatan proses pembusukan. enaah yang berada di udara terbuka akan membusuk dua kali lebih cepat dibandingkan dengan jenaah yang ada di air. amun pada kasus ini memiliki perbedaan pola karena proses cara kematian yang berbeda. )ada jenaah yang meninggal di udara terbuka namun dalam kondisi terbakar maka akan mempengaruhi tidak hanya proses pembusukannya, namun juga akan mempengaruhi proses keberhasilan pemeriksaan identitas jenaah karena eek api terhadap tubuh jenaah yang bersangkutan. "ebagai bahan pemeriksaan identiikasi primer, baik
sidik jari pada kasus tenggelam dan terbakar memiliki kesamaan tingkat kesulitan pemeriksaan. )ada kedua kasus tersebut tidak dapat menggunakan sidik jari sebagai bahan identiikasi karena pada jenaah yang tenggelam telah terjadi pengelupasan
kulit ari dan pada jenaah yang terbakar telah terjadi kerusakan struktur kulit.
Pr!$r!ta" 6ara Pe%er!k"aan Pr!%er Dengan K$n!"! #!"!k Jena0a& Paa Dua Ka"u" Ber(ea
ayoritas jenaah korban terbakarnya )esa%at /aruda, sebanyak 14 dari 0 jenaah yang menjadi separuh arang dapat diidentiikasi murni dari pemeriksaan
primer &primary identiiiers( berdasarkan data gigi &dental records(. "ebaliknya tidak ada jenaah korban K "enopati yang teridentiikasi berdasarkan pemeriksaan primer &primary identiiiers( saja. "ehingga prioritas identiikasi jenaah dapat
dilakukan berbeda sesuai dengan kekhususannya. )ada prinsipnya pemeriksaan primer atau primary identiiers memiliki nilai keakuratan yang lebih tinggi dibanding
secondary identiiers karena siat indiidualistik yang sangat tinggi.
/ambar 8."kema )emeriksaan )ost ortem enaah
Bila ditemukan jenaah korban bencana massal maka tim pemeriksa jenaah atau tim post mortem akan melakukan komparasi data dengan tim pengumpul akta orang hilang atau tim ante mortem yang datanya diperoleh dari laporan keluarga. Berdasarkan komparasi pemeriksaan masing masing tim bila terdapat tiga macam primary identiiers, pemilihan sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan yang bersiat; cepat, akurat, eekti terutama dalam hal ekonomis.
!alam skema /ambar 8, meskipun !- merupakan salah satu bagian dari pemeriksaan primer namun diletakkan dalam sisi yang berbeda, karena pemeriksaan