• Tidak ada hasil yang ditemukan

RK3K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RK3K"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

1.

1. KEBIJAKAN K3KEBIJAKAN K3

SURAT PERNYATAAN SURAT PERNYATAAN

No

Nomomor r : / : / /I/IV/V/20201313

Denpasar, 10 Januari 2013 Denpasar, 10 Januari 2013 Kepada Yth,

Kepada Yth,

Kelompok Kerja ULP Barang dan Jasa Kelompok Kerja ULP Barang dan Jasa

Konsultansi Pada Satker Pengembangan PLP Bali Kementerian Pekerjaan Umum Konsultansi Pada Satker Pengembangan PLP Bali Kementerian Pekerjaan Umum Di

Di -Denpasar Denpasar

Bersama dengan surat ini kami ingin menyampaikan bahwa yang bertandatangan Bersama dengan surat ini kami ingin menyampaikan bahwa yang bertandatangan di bawah ini :

di bawah ini :

Nama

Nama : IR. : IR. R.R. R.R. DIAH DIAH WORO WORO SUKRAENISUKRAENI Jabatan

Jabatan : : Direktur Direktur PerusahaanPerusahaan Nama

(2)

2.

2. MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUPLINGKUP

2.1.

2.1.Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan

1.

1. Maksud Maksud Pedoman Pedoman ini ini sebagai sebagai acuan acuan bagi bagi Perusahaan Perusahaan dandan Kontraktor/Konsultan

Kontraktor/Konsultan

Pengawas dalam Penyelenggaraan Sistem Manajemen K3 pelaksanaan Pengawas dalam Penyelenggaraan Sistem Manajemen K3 pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan konstruksi yang dilaksanakan secara konstruksi dan pemeliharaan konstruksi yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi serta ada peningkatan sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi serta ada peningkatan terus menerus.

terus menerus.

2.

2. Tujuan diberlakukannya Pedoman ini agar semua pemangku kepentinganTujuan diberlakukannya Pedoman ini agar semua pemangku kepentingan memahami dan menjalankan tugas dan kewajibannya dalam memahami dan menjalankan tugas dan kewajibannya dalam Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dalam mencegah terjadinya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dan kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dan pemeliharaan konstruksi.

(3)

2.

2. MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUPLINGKUP

2.1.

2.1.Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan

1.

1. Maksud Maksud Pedoman Pedoman ini ini sebagai sebagai acuan acuan bagi bagi Perusahaan Perusahaan dandan Kontraktor/Konsultan

Kontraktor/Konsultan

Pengawas dalam Penyelenggaraan Sistem Manajemen K3 pelaksanaan Pengawas dalam Penyelenggaraan Sistem Manajemen K3 pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan konstruksi yang dilaksanakan secara konstruksi dan pemeliharaan konstruksi yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi serta ada peningkatan sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi serta ada peningkatan terus menerus.

terus menerus.

2.

2. Tujuan diberlakukannya Pedoman ini agar semua pemangku kepentinganTujuan diberlakukannya Pedoman ini agar semua pemangku kepentingan memahami dan menjalankan tugas dan kewajibannya dalam memahami dan menjalankan tugas dan kewajibannya dalam Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dalam mencegah terjadinya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dan kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi dan pemeliharaan konstruksi.

(4)

4.

4. Sasaran dan Program KerjaSasaran dan Program Kerja 5.

5. Sumber DayaSumber Daya 6.

6. Pengorganisasian dan Tanggung JawabPengorganisasian dan Tanggung Jawab 7.

7. Pelatihan dan KompetensiPelatihan dan Kompetensi 8.

8. Komunikasi dan KonsultasiKomunikasi dan Konsultasi 9.

9. DokumentasiDokumentasi 10.

10. Pengendalian BahayaPengendalian Bahaya 11.

11. Tanggap DaruratTanggap Darurat 12.

12. Pengukuran dan Pemantauan KinerjaPengukuran dan Pemantauan Kinerja 13.

13. Penyelidikan Kecelakaan dan PelaporanPenyelidikan Kecelakaan dan Pelaporan 14.

14. Audit InternalAudit Internal 15.

(5)

 yang bertujuan untuk melindungi karyawan, pelanggan, aset dan mitra kerja dari potensi bahaya yang mungkin terjadi.

3. K3 Konstruksi dan Pemeliharaan Konstruksi adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum, sistem penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan, bendung, waduk, dan pemeliharaan bangunan konstruksi lainnya.

4. Pengertian istilah tentang Inisiator, Panitia Pengadaan, Proyek/Pelaksana Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, Biro Manajemen Mutu dan Risiko, Atasan Proyek/Pelaksana Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan istilah lainnya.

5. Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi dalam menjalankan Sistem Manajemen K3 yang

(6)

Bahaya K3 adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu batas yang memadai dan dapat diterima.

9. Risiko K3 adalah perpaduan/ perkalian antara peluang/ kemungkinan/ frekuensi terjadinya peristiwa K3 dengan akibat/keparahan yang ditimbulkannya dalam kegiatan dan pemeliharaan konstruksi.

10. Kategori Risiko K3 dinyatakan berupa Risiko Tinggi, Risiko Moderat dan Risiko Rendah. Jika terjadi perbedaan pendapat tentang penentuan kategori Risiko, harus diambil tingkat Risiko yang lebih tinggi.

11. Peluang/kemungkinan/frekuensi terjadinya peristiwa K3 dinyatakan dalam tingkatan 1(satu) sampai dengan 5 (lima): adalah Sangat Kecil (SK), Kecil (K), Sedang (S), Besar (B), dan Sangat Besar (SB) kemungkinannya. 12. Akibat/keparahan  yang ditimbulkan terkait kepada 3 (tiga) faktor

terhadap: Orang/Jiwa, Harta Benda dan Lingkungan.

(7)

menetapkan Tingkat Risiko Tinggi atau Risiko Moderat atau Risiko Rendah yang dibuat oleh Biro Manajemen Mutu dan Risiko pada proyek konstruksi dan pemeliharaan.

17. Audit Internal K3 adalah pemeriksaan secara sistematik dan independen oleh Auditor K3 Konstruksi dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian terhadap efektifitas penyelenggaraan K3 Konstruksi di lingkungan kerja.

18. Audit Internal K3 Konstruksi oleh Penyedia Jasa adalah Audit K3

Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh auditor internal Penyedia Jasa.

19. RK3K (Rencana K3 Kontrak) adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3 Konstruksi yang dibuat oleh Kontraktor/Konsultan Pengawas dan akhirnya disetujui oleh Satuan Kerja, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Kontraktor/Konsultan dengan Proyek/Pelaksana Kontrak dalam penyelenggaraan K3 Konstruksi hingga pekerjaan selesai.

(8)

sebagai dasar untuk menghitung Tingkat Risiko K3 Proyek.

2. Menerima tembusan laporan kegiatan K3 sebagai dasar melakukan monitoring serta evaluasi kegiatan K3 konstruksi dan pemeliharaan konstruksi.

3. Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis tentang Pedoman Penyelenggaraan K3 Konstruksi.

4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pedoman penyelenggaraan K3 Konstruksi baik secara sampling dan membuat laporan keseluruhan kepada Direksi.

5. Melakukan rapat koordinasi tentang penerapan K3 untuk perbaikan terus menerus dan melaporkan kegiatannya kepada Direksi.

4.2. Panitia Pengadaan Barang/Jasa

(9)

bahaya yang dapat timbul dalam pelaksanaan pekerjaan pada rapat saat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) yang dilelangkan atau ditawarkan. 4. Memberi penjelasan tentang kewajiban Kontraktor/Konsultan pengawas

mematuhi dan melaksanakan Peraturan Eksternal dan Peraturan Internal tentang K3 dalam pelaksanaan pekerjaan pada rapat saat penjelasan pekerjaan (aanwijzing) yang dilelangkan atau ditawarkan. 5. Memasukkan materi Penyelenggaraan K3 Konstruksi dalam Dokumen

Kontrak dengan cara mewajibkan Kontraktor/Konsultan Pengawas untuk mengikuti Pedoman ini dalam pelaksanaan pekerjaannya.

6. Dalam hal materi Penyelenggaraan K3 Konstruksi digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi (administratif dan atau teknis) dalam proses Pemilihan Kontraktor/Konsultan Pengawas maka Panitia Pengadaan wajib menyediakan acuannya.

(10)

Meminta dan menerima Revisi Pra Rencana K3 dari calon Kontraktor atau Konsultan Pengawas berdasarkan catatan koreksi pada (Lampiran No. 2.12) serta proses mendapatkan persetujuan RK3K dari Inisiator pada Lembar Pengesahan.

12. Memasukkan Lembar Pengesahan Rencana K3 Kontrak (RK3K) dan Lampiran berupa Dokumen RK3K, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak dan meminta tandatangan pengesahan Inisiator.

4.3. Proyek/Pelaksana Kontrak

Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Proyek/Pelaksana Kontrak Pengadaan Barang/Jasa, disamping fungsi utama, wewenang dan tanggung  jawabnya meliputi:

1. Menerima dan menggunakan Rencana K3 Konstruksi yang telah disahkan oleh Inisiator sebagai dasar pelaksanaan kontrak K3 Konstruksi.

(11)

b) Ahli K3 Konstruksi yang dimaksud tidak diperkenankan berasal dari Kontraktor yang sedang terikat dalam pelaksanaan kegiatan yang ditangani, agar tidak menimbulkan pertentangan kepentingan.

5. Proyek/Pelaksana Kontrak wajib melibatkan sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai Risiko K3 Moderat dan Risiko Rendah.

a) Petugas K3 Konstruksi tidak boleh merangkap pada paket pekerjaan  yang lain.

b) Petugas K3 Konstruksi dimaksud dapat berasal dari Konsultan Pengawas atau pihak lain di luar yang ditunjuk atau dapat berasal dari internal.

c) Petugas K3 Konstruksi tidak diperkenankan berasal dari Kontraktor  yang sedang terikat dalam pelaksanaan kegiatan yang ditangani, agar

(12)

dan penyakit akibat kerja konstruksi yang telah terjadi pada kegiatan di bawah kendalinya, dan menerbitkan rekomendasi untuk selanjutnya dilaporkan kepada Inisiator.

10. Wajib melakukan evaluasi terhadap KEPATUHAN terhadap Perundangan dan Standar serta Peraturan K3 internal Satuan Kerja atas yang telah terjadi pada kegiatan di bawah kendalinya, untuk selanjutnya dilaporkan kepada Inisiator.

11. Mempunyai hak memberi peringatan secara bertahap kepada Kontraktor dan Konsultan Pengawas apabila menyimpang dari RK3K dengan cara memberi surat peringatan ke-1 dan ke-2. Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka Proyek/ Pelaksana Kontrak dapat menghentikan pekerjaan dan segala risiko akibat penghentian pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

12. Memberi surat keterangan Nihil Kecelakaan dan Sakit akibat Kerja atau “Zero Accident ” kepada Kontraktor yang telah menyelenggarakan K3

(13)

c) Memastikan Sarana Alat Pelindung Diri (APD) disediakan dan digunakan oleh Kontraktor dalam pelaksanaan konstruksi atau pemeliharaan konstruksi.

d) Menunjuk Ahli K3 atau Petugas K3 sesuai dengan Tingkat Risiko K3 untuk melakukan Pengawasan Langsung di lapangan.

e) Mewajibkan Kontraktor mengisi Surat Ijin Kerja dan melakukan evaluasi serta menyetujuinya sebelum pekerjaan dilaksanakan.

4.4. Inisiator

Tugas dan Tanggung Jawab serta Wewenang Inisiator, disamping fungsi utama, wewenang dan tanggung jawab meliputi:

1. Menerima Laporan penyelenggaraan K3 Konstruksi yang diserahkan Proyek/

(14)

Mempunyai hak memperoleh informasi tentang Tingkat Risiko K3 Konstruksi termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi 2. Mempunyai hak mengajukan tanggapan atas Tingkat Risiko K3

Konstruksi yang disampaikan termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi pada saat pejelasan pelelangan.

3. Bertanggung jawab memastikan biaya penyelenggaraan K3 Konstruksi dalam harga penawaran pengadaan jasa konstruksi. Perhitungan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum tersebut sudah merupakan satu kesatuan dengan biaya pelaksanaan konstruksi,  yang diperhitungkan dalam Analisa Harga Satuan pada setiap jenis

pekerjaan yang mengandung risiko K3.

4. Mematuhi dan melaksanakan Peraturan Eksternal dan Peraturan Internal tentang penerapan K3 dalam pelaksanaan pekerjaan.

(15)

Wajib menyusun Tingkat Risiko K3 kegiatan yang akan dilaksanakan untuk dibahas dengan Panitia Pengadaan Barang/jasa.

8. Tugas membuat Pra RK3K sebagaimana instruksi Panitia Pengadaan, dengan ketentuan:

a. Dibuat pada awal kegiatan.

b. Harus mencantumkan kategori Tingkat Risiko K3 masing-masing pekerjaan utama dan Perhitungan Tingkat Risiko K3 secara Umum atau Keseluruhan dan cara-cara pengendaliannya.

c. Pada proses klarifikasi, wajib mempresentasikan Pra RK3K kepada Panitia Pengadaan Barang/jasa dalam proses klarifikasi.

9. Wajib melakukan presentasi RK3K yang telah disahkan pada rapat pertama praproyek bersama-sama dengan presentasi Konsultan Pengawas.

(16)

Berwenang dan bertindak sebagai Koordinator K3 jika pada proyek yang dikerjakannya terdapat supplier ataupun subkontraktor yang ditunjuk langsung oleh karena pertimbangan tertentu.

14. Wajib membentuk P2K3 (Panitia Pembina K3) bila:

a. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100 orang.

b. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai Risiko yang besar akan terjadinya peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif.

c. Wajib melapor ke Dinas Tenaga Kerja dan Jamsostek setempat sesuai ketentuan yang berlaku.

15. Wajib membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada Proyek Pelaksana

(17)

b. Pencegahan Kecelakaan Kerja dan Penyakit akibat kerja. c. Peningkatan derajat kesehatan pekerja.

4.6. Konsultan Pengawas

Tugas dan Tanggung Jawab serta Hak Konsultan Pengawas dalam menjalankan siklus dan Manajemen K3 Konstruksi sebagai berikut:

1. Memperoleh informasi dari Satuan Kerja tentang Tingkat Risiko K3 konstruksi termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi. 2. Mengajukan tanggapan atas Tingkat Risiko K3 Konstruksi yang

disampaikan termasuk kondisi dan potensi bahaya yang dapat terjadi. 3. Memastikan biaya penyelenggaraan K3 (Alat Pelindung Diri dan Alat

Pengaman Kerja) Konstruksi dalam harga penawaran pengadaan jasa konstruksi dan perhitungan biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi.

(18)

Wajib merencanakan dan melakukan inspeksi yang melibatkan peran inspeksi Proyek/Pelaksana kontrak minimal setiap minggu.

9. Menyediakan informasi terbaru tentang kegiatan K3 di tempat kerja pada kegiatan Konstruksi, dengan menggunakan/berpedoman berupa: a. Daftar Simak Pra Aktifitas Proyek Konstruksi.

b. Daftar Simak Program K3 Konstruksi.

c. Daftar Simak Penilaian Akhir K3 Konstruksi.

10. Memastikan setiap Ijin Kerja yang berpotensi berbahaya yang diajukan oleh Kontraktor, sudah dilampirkan Lembar IJIN KERJA dan Safety Analisis.

11. Dalam keadaan memaksa yang berbahaya/darurat dapat menghentikan kegiatan konstruksi, JIKA berpendapat bahwa telah timbul keadaan Darurat yang akan mengancam keselamatan hidup manusia, kelangsungan pekerjaan, harta milik di sekitar tempat pekerjaan, maka

(19)

memasang rambu-rambu peringatan agar bekerja hati-hati dan pemakaian ata-alat pengamanan untuk keselamatan kerja dan perlindungan terhadap pekerjaan itu sendiri. Untuk melayani apabila terjadi kecelakaan kecil disediakan kotak/almari P3K mengadakan kerja-sama dengan Puskesmas terdekat. Apabila Puskesmas tidak mampu akan dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.

Seluruh tenaga kerja yang bekerja pada proyek ini akan diikut sertakan dalam program Astek ataupun Jamsostek.

Pokok-pokok perhatian K3 meliputi :

a) Kecelakaan kerja akibat diri penggunaan :  Alat / Mesin

 Tahapan/metode pelaksanaan. b) Penyakit akibat kerja

(20)

Kejatuhan : Pemakaian helm pengaman Pemasangan jaring pengaman Pemasangan rambu/tanda

 Luka : Pemakaian sarung tangan, sepatu  Sakit mata : Pemakaian kacamata.

Pencegahan dan Penanggulangan Kecelakaan meliputi :  Pemasangan poster/himbauan tentang K3

 Penggunaan alat keselamatan kerja yang memadai (helm, sarung tangan, sepatu dll)

 Pemberian rambu-rambu petunjuk dan larangan.

 Pemasangan pagar pengaman di antara lantai dan tangga Briffing setiap pagi kepada Mandor dan Sub yang terlibat.

(21)

Pemeliharaan Kesehatan meliputi :  Penyediaan air bersih

 Pembuatan sarana MCK yang memadai

 Penyediaan tempat sampah dan pembuangan keluar lokasi kerja  Kerjasama dengan klinik atau rumah sakit terdekat

Instansi terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :  Depnakertrans

 Kepolisian  Pemda

 Puskesmas/Dokter  Perlindungan Astek

(22)

Program pelatihan K3 perlu mencakup beberapa kelompok sasaran, diantaranya:  Manajemen senior

 Manajer/supervisor  Karyawan

 Orang yang mempunyai tanggung jawab penuh  Operator

 Pengunjung lokal/tamu

Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi :

 Pemasangan bendera K3, bendera perusahaan dan bendera Negara Republik Indonesia.

 Pemasangan sign board K3 berupa slogan-slogan yang mengingatkan akan perlunya bekerja dengan selamat, gambar-gambar atau pamflet tentang bahaya / kecelakaan yang mungkin terjadi di lokasi pekerjaan. Slogan maupun

(23)

mempekerjakan tenaga kerja lebih dari 10 orang, wajib melindungi pekerja melalui Asuransi Tenaga Kerja.

 Pendaftaran dan pembayaran asuransi lainnya, misalnya CAR

 Izin dari pihak yang terkait tentang penggunaan jalan dan jembatan

 Untuk beberapa proyek kadang perlu alat berat yang harus didatangkan dan bila keadaan jalan/jembatan relatif kecil, perlu izin pihak terkait.  Keterangan laik pakai untuk penggunaan alat berat/ringan yang

memerlukan rekomendasi dari Depnaker atau instansi yang berwenang.  Peralatan proyek yang menyangkut keselamatan umum pada saat

pengoperasian harus dimonitor pemakaiannya oleh instansi pemerintah  yang berwenang.

 Pemberitahuan kepada pemerintah/lingkungan setempat perihal laporan tentang keberadaan/kegiatan proyek.

(24)

dan memberikan instruksi langsung terhadap para pelaksana di lapangan.  Safety Meeting   : Rapat membahas hasil/laporan dari safety patrol

maupun hasil/laporan dari safety supervisor. Yang paling utama dalam safety meeting adalah perbaikan atas pelaksanaan kerja yang tidak sesuai K3 dan perbaikan sistem kerja untuk mencegah penyimpangan tidak terulang kembali.

 Pelaporan dan Penanganan Kecelakaan   : Pelaporan dan Penanganan kecelakaan terdiri dari kecelakaan ringan, kecelakaan berat, kecelakaan dengan korban meninggal dan kecelakaan peralatan berat.

3) Perlengkapan Diri (APD)

 Helmet: Alluminium, Standard (CIC)  Sepatu lapangan : kulit, karet

(25)

Tas Pinggang  Kartu pengenal.

4) Perlengkapan K3  Tandu Orang

 Alat pemadam kebakaran  Rambu-rambu petunjuk  Spanduk K3  MCK  Pompa air  Mushola  Bedeng pekerja

(26)

Untuk itu disusun Standart K3L bagi sector jasa konstruksi yang ditujukan agar ditempat kerja tidak terjadi kerugian, gangguan ataupun kecelakaan, menjaga keselamatan, kesehatan, sehingga pekerja dapat melakukan pekerjaan merasa aman terhadap bahaya.

Syarat-syarat Manajemen K3L yang akan diterapkan di proyek antara lain sebagai berikut:

a) Memberi pengarahan langsung kepada tenaga kerja setiap melaksanakan kegiatan guna mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b) Memberi pertolongan pertama pada kecelakaan

c) Membekali peralatan keamanan pada para pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan

d) Mencegah dan mengurangi timbulnya penyakit dengan menjaga kebersihan setiap pekerja.

(27)

6. PEMENUHAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PERSYARATAN LAINNYA Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan ini adalah :

a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

b. UU No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

c. Peraturan Menteri PU No 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU

7. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3 Sasaran K3 :

 Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.

(28)

Identifikasi kondisi dan alat yang dapat menimbulkan potensi bahaya.  Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

 Daftar Instansi terkait.

 Kondisi Lingkungan dan Perencanaan Site.

 Pengaturan jalan mobilitas bahan, tenaga dan alat.  Lokasi penyimpanan bahan/material.

 Lokasi fabrikasi  Direksi keet  Barak kerja.

Struktur Organisasi Unit K3 meliputi :

(29)
(30)

Supervisi Pengadaan dan Pemasangan Pompa Drainase Kartika Plaza

29

No Jenis/Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko

K3 Pengendalian Resiko K3 1 2 3 4 1 Orientasi Lapangan/Survey Pendahuluan Jenis Bahaya : - terjatuh

- ancaman binatang buas

- tersesat

Resiko : Luka Berat

Pengendalian Resiko K3 :

- sepatu lapangan/kotak P3K - pemandu/penduduk setempat

(31)

Supervisi Pengadaan dan Pemasangan Pompa Drainase Kartika Plaza

30

-- tersesat

Resiko : Luka Berat

-- pemandu/penduduk setempat

3 Survey Mekanika Tanah Jenis Bahaya :

- tertimpa rig

Resiko : Luka Berat/meninggal

Pengendalian Resiko K3 :

- memastikan alat bor baik pakai

- membuat landasan rig yang kuat

4 Survey ME & Plumbing Jenis Bahaya :

- tersetrum - kebakaran - kebocoran - tertimpa pipa

Resiko : Luka Berat/meninggal

Pengendalian Resiko K3 :

-memastikan kondisi tetap kering untuk

menghindari bahaya kesetrum listrik

-memastikan semua peralatan dalam kondisi baik

dan diletakkan pada tempatnya

-wajib menggunakan helm untuk menhindari dari

Gambar

Gambar Struktur Organisasi Unit K3

Referensi

Dokumen terkait

Metode penunjukan langsung dibuat dalam bentuk kontrak konstruksi yang berisi perjanjian pemborongan antara pemilik pekerjaan dan kontraktor untuk melaksanakan, menyelesaikan

Pekerjaan terlambat dan tidak sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan (time schedule) yang telah disetujui Konsultan Pengawas, yang mana jika diperhitungkan dendanya telah melebihi

Kontraktor harus menyerahkan 3 benda uji, yang dibuat dibawah pengawasan konsultan pengawas, dari tiap 15 meter kubik beton yang dicorkan. Minimal satu set benda uji harus

Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya

Konsultan Pengawas bertugas dalam pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi sesuai dengan ketentuan kontrak sebagaimana tugas pengawasan yang dilimpahkan oleh penanggung

6 Meningkatkan koordinasi antara kontraktor dan konsultan pengawas juga pihak owner dan memperketat pengawasan oleh konsultan pengawas agar pekerjaan sesuai dengan yang

”kontraktor akan memeriksa, menyetujui, dan menyerahkan pada konsultan mengenai shop drawing, data produk, contoh, dan hal lain yang sesuai kontrak kerja konstruksi dengan

Faktor-faktor potensi tinggi penyebab perselisihan antara kontraktor dengan pemilik/konsultan pengawas menurut pendapat kontraktor adalah: tingkat kemampuan manajemen,