MATA KULIAH
MEKANIKA REKAYASA I / STATIS
TERTENTU I
(5103-2-142-1)
OLEH
KASMAT SALEH NUR, ST
NIP. 132 310 050
DESKRIPSI SINGKAT
Mata kuliah Mekanika Rekayasa I/Statis Tertentu I berisikan tentang pemahaman dan cara menghitung Gaya, Reaksi dan Gaya-Gaya Dalam (Normal, Lintang dan Momen) serta Garis Pengaruh beban berjalan
Struktur Statis Tertentu.
Mata kuliah ini diselenggarakan dalam 16 (enam belas) kali tatap muka dalam 1 (satu) semester.
Dalam 1 (satu) semester dilakukan 1 (satu) kali ujian tengah semester (Mid Semster) dan Ujian akhir
MANFAAT MATA KULIAH
Mekanika Rekayasa / Mekanika Teknik merupakan mata kuliah dasar keahlian bidang Teknik Sipil yg paling utama.
Sangat mendasari dan mewarnai proses pemahaman,
penguasaan, pengaplikasian dan pengembangan berbagai mata kuliah keahlian Teknik Sipil.
Mendasari aspek perencanaan, analisis & perancangan, pelaksanaan (construction method & management), aspek pengoperasian dan pemeliharaan, serta aspek evaluasi dan
repair untuk menjaga tetap berfungsinya dengan baik infrastruktur selama umur rencana. Mata kuliah yang berhubungan dengan dengan mata kuliah ini adalah :
STANDAR KOMPETENSI
Setelah menyelesaikan kuliah Mekanika
Rekayasa I mahasiswa dapat menghitung, dan
menggambar gaya-gaya dalam Struktur statis
tertentu akibat beban statis dan beban berjalan
KOMPETENSI DASAR
Setelah mempelajari ini diharapakan mampu : Memahami / menjumlahkan gaya pada bidang. Mpengertian Struktur Statis Tertentu dan mampu
membedakan Struktur yang stabil dan labil
Dmenghitung reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam
(Normal, Lintang dan Momen) serta menggambar gaya-gaya dalam Struktur Statis Tertentu
Dmenghitung Garis Pengaruh Reaksi Perletakan, Lintang
dan Momen untuk beban statis dan beban berjalan Struktur Statis Tertentu..
MATERI KULIAH
GAYA
STRUKTUR STATIS TERTENTU
ANALISA STRUKTUR STATIS TERTENTU
Ujian Tengah Semester
ANALISA GARIS PENGARUH STRUKTUR
STATIS TERTENTU
SISTEM PENILAIAN
KRITERIA PENILAIAN
Kehadiran 0 % Tugas 10 % Quis 20 % Ujian Mid Semester 30 % Ujian Semester 40 % Total 100 % PRESENTASI NILAI NILAI PRESENTASI A 85 – 100 B 70 – 84,9 C 55 – 69,9 D 45 – 54,9 E 0 – 49,9
BAB I G A Y A
1.1
PENDAHULUAN
1.1.1 Diskripsi Singkat
Gaya yang berkerja pada bidang (2 Dimensi) meliputi jenis-jenis gaya dalam bidang, menjumlahkan gaya secara grafis dan analitis dengan menggunakan beberapa metode
1.1.2 Manfaat dan Relevansi
Mahasiswa dapat membedakan gaya pada bidang dan mengetahui cara
menjumlahkan gaya dengan menggunakaan beberapa metode. Relevansinya adalah dasar bagi materi-materi selanjutnya.
1.1.3 Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi ini Mahasiswa dapat memahami dan menjumlahkan gaya dalam bidang
GAYA
F
=
Garis kerja gaya
F = 5 N
F
1.2.1 Gaya Pada Bidang
Gaya Koplanar
Gaya Konkuren
Gaya Koliner
F1 F21.2.2 Resultan Gaya
Resultan gaya adalah perpaduan
gaya-gaya dari sejumlah gaya-gaya yang akan
memberikan efek yang sama.
F2=k1
F1=k2
R
O
Cara Analitis
cos
2 1 2 2 2 1k
k
k
k
R
F2=k1 F1=k2 R O 2 2 2 1 O
maka,
90
Jika,
R
k
k
Cara Analitis
Jika gaya yang dijumlahkan cukup banyak
maka dapat dijumlahkan secara aljabar
dengan ketentuan sebagai berikut
2 2 y x
R
R
R
n i i i xk
R
1cos
n i i i yk
R
1sin
x yR
R
1tan
Dimana :
CARA GRAFIS
Yang perlu diperhatikan dalam menjumlahkan gaya
dengan cara grafis adalah skala yang menyatakan
CARA GRAFIS
k1 k2 B O R Cara Trapesium
k1 k2
Cara Segitiga
CARA GRAFIS
k1 k2 B O R k1 k2CARA GRAFIS
Cara Polygon
k1 k2 k3 k4 k1 k2 k3 k4 R O k1 k2 k3 k4 R OContoh soal
Soal
Hitunglah dengan cara grafis resultan gaya
dari gaya – gaya disamping dengan data
sudut sebagai berikut :
1 = 300,
2 = 350,
dan
3 = 150
1 k1 = 5 N k2 = 3 N k3 = 4 N 3 2Penyelesaian
Cara Trapesium
1 3 2 R k3 = 4N k2 = 3 N k1 + k3 k1 = 5 N R = k1 + k2 + k3Penyelesaian
Skala yang di gunakan adalah : 1 cm : 1 N
Setelah diukur ternyata panjang resultan gaya, R = 5,5 cm sehingga R = 5,5 N
Untuk besarnya sudut R diukur dengan menggunakan busur diperoleh = 46.
k1 = 5 N
R
k2 = 3 N k3 = 4 N
BAB II
STRUKTUR STATIS TERTENTU
2.1.1 Diskripsi Singkat
Struktur Statis Tertentu yang akan dipelajari adalah :
Jenis struktur dan pembebanan yakni meliputi bentuk-bentuk
pengelompokan struktur dan jenis beban berdasarkan cara kerja beban.
Jenis dan sifat tumpuan yakni meliputi bentuk-bentuk perletakan dan
jumlah gaya yang berkerja pada perletakan;
Konsep stabil dan labil yakni meluputi cara menganalisa struktur stabil
2.1.2 Manfaat dan Relevansi
Manfaat materi ini adalah mahasiswa dapat
membedakan struktur statis tertentu yang stabil dan yang tidak stabil serta memahami bentuk-bentuk
beban berdasarkan cara kerja gaya (sifatnya).
Relefansi materi ini merupakan dasar dalam
menganalisa struktur statis tertentu maupun tak tentu serta rekayasa struktur lainnya.
2.1.3 Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami pengertian
Struktur Statis Tertentu dan mampu
membedakan Struktur yang stabil dan
2.2.1 Idealisasi Struktur dan
Pembebanan
Idealisasi Struktur Statis Tertentu:
Balok Sederhana (
simple beam
)
Balok Gerber
Kantilever
Rangka Batang Sederhana (
simple truss
)
Frame
sederhana (
simple frame
)
Model Idealisasi Struktur
model truss 2-D
pelengkung 2-sendi
Idealisasi Struktur Balok
Sederhana
Rol Sendi
Idealisasi Struktur Rangka
Batang
Pembebanan
Klasifikasi Pembebanan :
Beban Mati
Beban Hidup
Beban Lingkungan :
Beban Angin Beban Gempa Beban Salju Beban SuhuBeban Mati
Beban mati terdiri dari berat sendiri
komponen termasuk bagian-bagian atau
kelengkapan bangunan yang melekat
Contoh Beban Mati
No Macam Material Berat
1 Baja 7850 kg/m3
2 Besi Tuang 7250 kg/m3
3 Beton 2200 kg/m3
4 Beton Bertulang 2400 kg/m3 5 Batu belah, batu bulat/kali 1500 kg/m3
6 Batu pecah 1450 kg/m3
7 Kerikil, koral 1650 kg/m3
8 Tanah, lempung dan lanau 2000 kg/m3 9 Pasangan batu belah 2200 kg/m3 10 Pasangan batu merah (bata) 1700 kg/m3 11 Pasangan batu cetak (batako) 2200 kg/m3 12 Adukan, per cm tebal dari semen
Adukan dari kapur, semen merah tras 21 kg/m2 17 kg/m2 13 Aspal, per cm tebal 14 kg/m2 14 Dinding pasangan bata merah satu bata
Dinding pasangan bata merah setengah bata 450 kg/m2 250 kg/m2 15 Langit – langit dan dinding (termasuk pengaku, tanpa penggantung) dari :
Semen asbes, tebal maksimum 4 mm Kaca, tebal 3 – 4 mm
11 kg/m2 10 kg/m2 16 Penggantung langit-langit kayu 7 kg/m2 17 Atap genting, reng, usuk 50 kg/m2
Beban Hidup
Beban hidup terdiri dari beban yang tidak
menetap baik dari segi posisi, intensitas
Contoh Beban Hidup Untuk Lantai
No Macam Beban Lantai Berat
1 Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang-gudang tidak
penting yang bukan untuk toko, pabrik, atau bengkel berat 125 kg/m
2
2 Lantai dan tangga rumah tinggal selain yang disebut pada butir 1 200 kg/m2
3 Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, pertokoan, restoran, hotel, asrama
dan rumah sakit 250 kg/m
2
4 Tangga, bordes dan selain dari yang disebut pada butir 3 300 kg/m2
5 Lantai ruang olah raga 400 kg/m2
6 Lantai raung dansa 500 kg/m2
7 Lantai dan balkon interior ruang pertemuan selain yang disebut di ubutir 1 sampai 6 seperti mesjid, gereja, auditorium, ruang rapat, panggung penonton dengan tempat duduk menetap
400 kg/m2
8 Tangga, bordes dan selasar dari yang disebut dalam butir 5, 6, 7 500 kg/m2
9 Panggung penonton dengan tempat duduk tidak menetap, atau
penonton berdiri 500 kg/m
2
Beban Lingkungan
Aksi beban lingkungan muncul
sebagai dampak akibat fenomena
alam yang mampu mengakibatkan
Pengelompokan Beban
Dari ketiga jenis beban di atas dalam
analisa struktur beban tersebut dapat
dikelompokan dalam dua kelompok beban
yakni :
Beban terpusat dalam satuan berat
Beban tidak terpusat (misalnya beban
terbagi rata dan lain-lain) dalam satuan
berat perpanjang.
2.2.1 Jenis Dan Sifat Tumpuan
Tumpuan / Perletakan Rol
Jenis dan Sifat Tumpuan
Jenis dan Sifat Tumpuan
Tumpuan / Perletakan Jepit
Tumpuan Turunan
Sifat Tumpuan
Sifat Tumpuan / Perletakan Rol adalah hanya
mempunyai satu reaksi perletakan yakni
reaksi / gaya yang tegak lurus terhadap
perletakan / tumpuan seperti yang
diperlihatkan gambar berikut ini
Free Body
Sifat Tumpuan
Sifat Tumpuan / Perlatakan Sendi/Engsel
adalah memiliki dua reaksi perletakan yakni
jika diuraikan dalam sumbu
vertikal
(
x
) dan
horisontal
(
y
) dua reaksi tersebut adalah
reaksi vertikal dan reaksi horisontal (
Fx
dan
Fy
).
Free Body r1
Sifat Tumpuan
Sifat Tumpuan / Perlatakan Jepit adalah
memiliki tiga reaksi perletakan. Sehingga
perletakan ini sering disebut perletakan kaku
artinya tidak dapat mengalami stranslasi
atau perpindahan dalam semua arah dan
tidak dapat berotasi atau mengalami puaran
sudut.
Free Body
r1 r2
2.2.2 Konsep Stabil dan Labil
Keseimbangan Gaya Pada Bidang
adalah gaya – gaya yang saling menghilangkan (menghapus) atau bila dijumlahkan secara aljabar akan menghasilkan 0 (nol). Bila dibuat dalam bentuk polygon gaya maka gambar polygon gaya tertutup (menutupi) seperti gambar dibawah ini.
k1
k2
k3 k4
2.2.2 Konsep Stabil dan Labil
Keseimbangan Gaya dan Reaksi Dalam Bidang
Tinjau sebuah benda bebas dalam ruang yang dibebani beberapa gaya. Agar benda dalam keadaan keseimbangan, komponen resultan dalam arah x, y dan z harus sama dengan nol, sehingga persamaan keseimbangan statis dapat dituliskan sebagai :
Gaya yang berkerja dalam bidang x-y, persamaannya adalah
0 ; 0 ; 0 0 ; 0 ; 0 y
Z x z y x M M M F F F 0 ; 0 ; 0
Fx
Fy MZ 2.2.2 Konsep Stabil dan Labil
Struktur Statis Tertentu
dimana: r = jumlah reaksi perletakan/tumpuan n = jumlah elemen/batang
Contoh
n
r
3
Struktur Statis Tak Tentu
dimana: r = jumlah reaksi perletakan/tumpuan n = jumlah elemen/batang
Contoh
n
r
3
2.2.2 Konsep Stabil dan Labil
Struktur tidak stabil
jika seluruh reaksi
perletakan/tumpuan saling konkuren atau pararel atau komponen-komponennya gagal secara mekanisme
n
r
3
.
1
n
r
3
.
2
Contoh Stabil dan Tidak Stabil
r = 2, n = 1, → 2 < 3(1); struktur dikatakan tidak stabil r < 3n
Contoh Stabil dan Tidak Stabil
B C P d O A B C P d O Ar = 3, n = 1, → 3 = 3(1); struktur dikatakan tidak stabil karena ketiga reaksi perletakan konkuren di titik O.
Contoh Stabil dan Labil
P
A B C
P
A B C
struktur dikatakan tidak stabil karena
seluruh reaksi perletakan pararel. Sehingga struktuk akan mengalami perpindahan
BAB III
ANALISA STRUKTUR STATIS TERTENTU
Diskripsi Singkat
Materi yang akan membahas adalah :
Pengertian gaya Normal, Lintang dan Momen Sistem perjanjian tanda
Menghitung reaksi perletakan
Menghitung gaya gaya dalam dan Menggambar gaya gaya dalam.
ANALISA STRUKTUR STATIS TERTENTU
Manfaat dan Relevansi :
Mahasiswa dapat menganalisa struktur statis tertentu berupa menghitung reaksi perletakan, menghitung gaya-gaya dalam dan menggambarkannya. Relevansi dari materi ini adalah
merupakan dasar dalam menganalisa struktur statis tak tentu dan rekayasa struktur lainnya.
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menghitung reaksi perletakan dan gaya-gaya dalam (Normal, Lintang dan Momen) serta
Gaya – Gaya Pada Struktur
Gaya-gaya yang bekerja dalam struktur atau yang
sering disebut dengan gaya-gaya dalam, terbagi
atas :
Gaya Normal (N),
Gaya Lintang (Q),
Momen (M), dan
Torsi (T).
Pengertian Gaya Normal
Gaya Normal
Gaya Normal adalah gaya dalam yang bekerja tegak lurus penampang dan titik pusat kerja gaya pada titik berat
penampang dinama gaya itu bekerja. Gaya ini dapat juga
disebut juga gaya Aksial. Gaya ini disimbolkan dengan huruf N
dan satuannya adalah berat, misalnya N (Newton)
N
N Free Body
N
Pengertian Gaya Lintang
Gaya Lintang
Gaya Lintang adalah gaya dalam yang berkerja
melintang atau sejajar penampang melintang elemen struktur dimana gaya itu bekerja. Gaya ini disimbolkan dengan huruf Q dan satuannya adalah berat, misalnya N (Newton) Q N N Elemen struktur Q Free Body N N Q Q
Pengertian Momen
Momen
Momen adalah perkalian gaya dengan jarak terpendek. Jarak terpendek adalah jarak yang tegak lurus terhadap gaya dengan titik pusat momen. Momen ini disimbolkan dengan huruf M dan satuannya adalah N.m.
A
P
L
MA = PL A
Pengertian Torsi
3.2.2 Sistem Perjanjian Tanda
Untuk perhitungan reaksi perletakan
(sementara)
- - + - + +3.2.2 Sistem Perjanjian Tanda
Untuk Perhitungan Gaya Dalam (tetap)
Gaya Normal (N)
N N
N N
Gaya Tekan bertanda negatif (-)
3.2.2 Sistem Perjanjian Tanda
Gaya Lintang (Q)
Gaya Lintang Bertanda Negatif (-)
Gaya Lintang Bertanda Positif (+)
Q
Q
Q
3.2.2 Sistem Perjanjian Tanda
Gaya Dalam Momen
Reaksi Perletakan/Tumpuan
Langkah perhitungan reaksi perletakan adalah :
Sketsa kembali
Periksa apakah struktur tersebut Statis Tertentu dan Stabil
Jika struktur tersebut Statis Tertentu dan Stabil maka misalkan arah
kerja reaksi perletakan sesuai dengan jenis perletakan dan beri nama setiap reaksinya sesuai dengan titik dimana reaksi itu bekerja.
Uraikan semua gaya yang diperlukan (misalnya gaya yang miring dan
beban terbagi rata)
Hitung reaksi dengan menggunakan persamaan berikut :
Kontrol hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan yang
belum pernah dipakai dalam perhitungan struktur yang sedang kita hitung reaksi perletakannya
0 ; 0 ; 0
Fx
Fy MZ Contoh Perhitungan
Soal
Hitunglah reaksi perletakan dari struktur
dibawah ini
A B P a L b = L - aPenyelesaian
Apakah struktur statis tertentu ?
r = 3(n); 3 = 3(1), struktur statis tertentu Apakah struktur stabil ?
r < 3(n); tidak
Apakah reaksi konkuren pada satu titik ? tidak Apakah reaksi perletakan pararel ? tidak
Kesimpulan struktur stabil
RA HA RB A B P a b = L - a C L
Penyelesaian
A B P a RA b = L - a C H A RB L ; H 0; HA MB 0; L L a L P L Pb MA 0; V 0; 0 A R P La RA B R L a 0 L Pa RB A R P P RB 0 L Pb P L Pa L a L P L Pa P 0 L PL L Pa P 0 L Pa Ok Kontrol 0 0 Gaya Gaya Dalam Struktur Balok
Sederhana
Gaya Gaya Dalam adalah gaya yang
terjadi dalam struktur akibat gaya yang
bekerja pada struktur tersebut. Fungsi
gaya dalam adalah untuk mengetahui
besaran dan perilaku gaya yang bekerja
pada setiap titik-titik kritis atau titik-titik
lain yang diinginkan. Kegunaannya
untuk keperluar design struktur
tersebut
Contoh Soal
Soal
Hitung dan gambar gaya gaya dalam
dari struktur dibawah ini.
A L/4 L B ά=30o P=qL C q
Penyelesiaan
Hitung Reaksi Perletakan
PV PH R=qL HA RA RB ά=30o L/4 L A P=qL C q B L/2 PV= P sin 30 = ½qL PH= P cos 30 =½3 qL
H 0; HA PH
MB 0; L
MA 0; PH 0 HA 21 3qL 2 L A R R PV 0 4 L L 2 L A R qL 0 4 L qL 2 1 8 3qL RA 4 L L B R LR 2 L V P 0 4 L L B R LqL 2 L 0 qL 2 1 8 9qL RB Penyelesaian
Kontrol
V 0; RA qL R RB PV0 8 3qL 8 9qL 2 qL 0 2 3qL 8 12qL 0 Ok A L/4 L B ά=30o P=qL C q A H 21 3qL 8 3qL RA 8 9qL RB PV L/4 L A ά=30o P=qL C q PH R=qL HA RA RB PV= P sin 30 = ½qL PH= P cos 30 =½qLBAB IV
ANALISA GARIS PENGARUH STRUKTUR
STATIS TERTENTU
PENDAHULUAN
Diskripsi Singkat
Manfaat dan Relevansi
Kompetensi Dasar
Mahasiswa dapat menghitung Garis
Pengaruh Reaksi Perletakan, Lintang dan
Momen untuk beban statis dan beban
BAB IV
ANALISA GARIS PENGARUH STRUKTUR
STATIS TERTENTU
Efek atau pengaruh beban bergerak terhadap struktur dapat digambarkan dalam bentuk grafik garis yang selanjutnya disebut Garis Pengaruh Langkah Perhitungan :
Kerjakan beban satu satuan sejauh x pada masing-masing
interval sesuai dengan garis pengaruh yang dihitung.
Hitung reaksi dengan menggunakan prinsip keseimbangan. Hitung besarnya garis pengaruh pada titik-titik kritis.
4.2.1 Garis Pengaruh Reaksi
Perletakan
Garis pengaruh reaksi perletakan adalah suatu garis yang menggambarkan besarnya reaksi
perletakan/tumpuan yang diakibatkan oleh beban berjalan.
Langkah – langkah perhitungan :
Kerjakan beban terpusat satu satuan pada interval tertentu
sejauh x.
Hitung reaksi perletakan dengan menggunakan
prinsip-prinsip keseimbangan (reaksi perletakan yang diperoleh berupa persamaan linier).
Hitung reaksi perletakan pada titik- titik kritis dengan cara
memasukkan nilai-nilai x.
Contoh soal
Contoh
Hitung Garis Pengaruh Reaksi
Perletakan
RA
dan
RB
A B
L
RA R
Gambar garis pengaruh reaksi
perletakan
4.2.2 Garis Pengaruh Gaya Lintang
(Q)
Langkah-langkah perhitungan :
Kerjakan beban terpusat satu satuan pada interval
tertentu sejauh x.
Hitung reaksi perletakan dengan menggunakan
prinsip-prinsip keseimbangan (reaksi perletakan yang diperoleh berupa persamaan linier).
Hitung gaya lintang pada titik yang diharapkan
(gaya lintang yang diperoleh berupa persamaan linier).
Hitung gaya lintang pada titik-titik kritis dengan
cara memasukan nilai x.
Contoh Soal
Hitung Garis Pengaruh Gaya Lintang QC
Penyelesaian Perhit Reaksi Perletakan 2L/3 A B L/3 C
4.2.3 Garis Pengaruh Momen
Soal yang sama hitung Garis Perngaruh
M
C4.2.4 Garis Pengaruh Reaksi Perletakan dan
Gaya Dalam Maksimum Akibat Beban
Berjalan
Langkah-langkah perhitungan :
Beban berjalan yang bekerja pada struktur dihilangkan. Kerjakan beban terpusat satu satuan pada interval tertentu
sejauh x.
Hitung reaksi perletakan, gaya lintang dan momen dengan menggunakan prinsip-prinsip keseimbangan (reaksi
perletakan yang diperoleh berupa persamaan linier).
Hitung reaksi perletakan, gaya lintang dan momen pada titik yang diharapkan (momen yang diperoleh berupa persamaan linier).
Hitung reaksi perletakan, gaya lintang dan momen pada titik-titik kritis dengan cara memasukan nilai x.
Gambar garis pengaruh reaksi perletakan, gaya lintang dan momen.
Kerjakan beban berjalan sedemikian hingga nilai momen yang diperoleh maksimum.
Contoh Soal
Hitung dengan Garis Pengaruh
R
Amax,
R
Bmax,
Q
Cmax dan
M
Cmax
akibat beban
berjalan yang bergerak dari A ke B.
Penyelesaian
Hitung garis pengaruh RA, RB, QC dan MC