• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pusat Studi Hukum dan HAM Adakan Diskusi Korporasi dan Kerusakan Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pusat Studi Hukum dan HAM Adakan Diskusi Korporasi dan Kerusakan Lingkungan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Pusat Studi Hukum dan HAM

Adakan Diskusi Korporasi dan

Kerusakan Lingkungan

UNAIR NEWS – Pusat Studi Hukum dan HAM (HRLS) Fakultas Hukum, Universitas Airlangga, mengadakan diskusi dengan topic Korporasi dan Kerusakan Lingkungan. Diskusi diadakan di Ruang Pertemuan Gedung C, Selasa (25/7).

Diskusi ini dihadiri oleh tidak kurang dari 19 orang diantaranya dari Front Nadiyyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam (FNKSDA) Surabaya, Pusat Studi dan HAM Universitas Surabaya, Universitas Pembanguan Negeri Jatim, Univerisitas Surabaya, dan KPRI Jatim serta kedua pemateri yakni Dr. Herlambang P. Wiratraman selaku Ketua HRLS FH UNAIR, dan Franky Butar Butar, S.H.,M.Dev Staf Pengajar Hukum Lingkungan FH UNAIR.

Herlambang mengatakan ada beberapa alas an memilih korporasi dan kerusakan lingkungan sebagai topik diskusi. Pertama, tidak sedikit penghancuran lingkungan di Indonesia yang disebabkan oleh korporasi. Kedua, berkaitan dengan aspek-aspek hukum.

“Banyak sekali penghancuran lingkungan di Indoensia yang sangat masif sekali. Salah satunya diakibatkan oleh hadirnya korporasi. Hadirnya investasi yang membangun korporasi yang tanpa memperhitungkan dampak lingkungan. Kita ingin mendiskusikan hal ini karena berkaitan dengan aspek-aspek hukum. Dimana hadirnya korporasi dan kerusakan lingkungan sebenernya tidak lepas dari aspek perizinan baik yang mengizinkan korporasinya maupun penegakan hukumnya ketika ada permasalahan lingkungan dan seterusnya,” tuturnya.

Franky menambahkan bahwa pengawasan secara rutin dan penerapan sanksi juga dibutuhkan. Ada tiga sanksi yang dapat diterapkan yakni saknsi administrasi, sanksi hukum, serta sanksi ekonomi.

(2)

“Pengawasan ini harus dilakukan secara rutin. Misalnya semacam sidak. Karena tidak sedikit pabrik yang di pagi hari membuang limbah dengan benar namun malam hari membuang limbah sembarangan karena tidak ada yang mengawasi. Sebenarnya transparasi ini juga harus dilakukan. Biasanya ketika akan dibangun pabrik pengumuman hanya dilakukan satu hari atau ditempelkan ditempat yang sulit ditemukan sehingga warga tidak mengetahui secara jelas. Sanksi yang dapat diterapkan adalah sanksi hukum, sanksi ekonomi, maupun saksi administrasi. Dari segi sanksi administrasi misalnya tidak diberikan izin kembali oleh pemerintah setempat,” ujar alumni Universitas Gadjah Mada tersebut.

Melalui diskusi kali ini diharapkan agar publik lebih peduli lagi terhadap lingkungan karena kerusakan lingkungan sebenarnya tidak hanya terjadi di daerah tetapi juga perkotaan.

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Nuri Hermawan

Tiga Profesor Berdiskusi Soal

Pelestarian Lingkungan

UNAIR NEWS – Permasalahan lingkungan tak pernah habis

dibicarakan di level lokal, nasional, hingga global. Lingkungan menjadi hal urgen untuk dibahas mengingat sumber daya alam beserta ekosistem di bumi harus diwariskan ke generasi penerus.

Para pakar Universitas Airlangga dengan sigap merespon isu lingkungan. Ketiga profesor lingkungan dari berbagai fakultas akan memaparkan riset-riset serta pandangannya dalam acara

(3)

talkshow Gelar Inovasi Guru Besar bertajuk “Pemanfaatan Kekayaan Alam Berbasis Pelestarian Lingkungan”, Kamis (27/7), di Aula Kahuripan 300.

Ketiga profesor yang akan berbagi kepakarannya adalah Prof. Dr. Herry Agoes Hermadi, drh., M.Si (Fakultas Kedokteran Hewan), Prof. Dr. Agoes Soegianto, Ir., DEA (Fakultas Sains dan Teknologi), dan Prof. Dr. H.J. Mukono, dr., MS., MPH (Fakultas Kesehatan Masyarakat).

Dipandu oleh moderator Dr. Santi Martini, dr., M.Kes (FKM), peserta talkshow akan diajak untuk memahami pemanfaatan potensi sumber daya alam berbasis pelestarian lingkungan.

Tak hanya itu, peserta yang terdiri dari berbagai kalangan sivitas akademika, praktisi, pembuat kebijakan hingga wartawan, juga akan mengetahui peran konkret perguruan tinggi khususnya UNAIR untuk melestarikan lingkungan.

Penulis: Defrina Sukma S

Terapkan Sikap Ikhlas dan

Menghormati Dosen

UNAIR NEWS – Kesibukan mengajar dan meneliti tak menyurutkan semangat Roihatul Muti’ah menyelesaikan pendidikan S-3 program studi Ilmu Farmasi Universitas Airlangga. Bahkan, ia berhasil dinobatkan sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,83. Sehari-hari, ia aktif menjadi pengajar berbagai mata kuliah S-1 Farmasi di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Ia juga merangkap sebagai sekretaris jurusan.

(4)

penemuan senyawa aktif antikanker dari tanaman widuri (Calotropis gigantean). Mengingat, sampai saat ini pengobatan penyakit kanker baik melalui pembedahan, kemoterapi, dan radiasi belum efektif menanggulangi penyakit kanker. Penelitian ini merupakan langkah awal pengembangan produk fitofarmaka, terutama sebagai agen antikanker.

“Saya merasa pengembangan obat antikanker yang ideal sangat penting untuk didorong, terutama yang memiliki efikasi tinggi dan bersifat spesifik pada sel target sekaligus bersifat aman pada pasien,” paparnya.

Roihatul juga mengaku mendapat berbagai tantangan dan kendala, namun hal itu tidak menjadi masalah. Hal tersebut dikarenakan suasana lingkungan belajar yang kondusif dan peran para dosen pembimbing yang professional dalam mendampingi.

Perempuan kelahiran Malang, 3 Februari 1980 ini terbilang aktif dalam melakukan penelitian dan publikasi. Sejak tahun 2010, ada sebanyak 24 publikasi yang ia lakukan, baik jurnal bereputasi nasional maupun internasional.

Salah satu penelitian Roihatul berjudul “Activity of Antimalarial Compounds from Ethyl Acetate Fraction of Sunflower Leaves (Helianthus annuus L.) against Plasmodium falciparum Parasites 3D7 Strain” yang baru-baru ini dipublikasikan di Asian Journal of Pharmacy and Technology [AJPTech].

“Kuliah bagi saya adalah sarana mendalami dan mengembangkan ilmu yang saya tekuni agar menjadi bekal untuk mengajar mahasiswa didik saya. Menuntut ilmu memerlukan keikhlasan, istiqomah, dan tawadhu menghormati bapak ibu dosen,” tutur perempuan yang juga ibu dari tiga buah hati. (*)

Penulis : Siti Nur Umami Editor : Nuri Hermawan

(5)

Mahasiswa UNAIR Tawarkan

Pembuluh Darah Buatan untuk

Kasus Atherosklerosis

UNAIR NEWS – Lima mahasiswa prodi Teknobiomedik dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga berhasil membuat inovasi berupa pembuluh darah buatan (sintetis) biodegradable untuk kasus atherosklerosis. Mereka adalah Iffa Aulia Fiqrianti, Claudia Yolanda Savira, Muhammad Abdul Manaf, Fitria Renata Bella, dan Nadia Rifqi Cahyani.

Pembuluh darah buatan yang dimaksud adalah implant yang sangat dibutuhkan dalam penanganan kasus atherosklerosis. Penyumbatan pembuluh darah pada pasien atherosklerosis dapat mengakibatkan bermacam penyakit, diantaranya stroke, angina, dan penyakit jantung koroner.

Seperti dilaporkan oleh WHO, penyakit pembuluh darah dan jantung merupakan penyakit tidak menular dengan angka kematian tertinggi kedua di dunia, yaitu mencapai 46% dari tiga puluh delapan angka kematian. Sedangkan di Indonesia, menyebabkan 37% dari total kematian penyakit tak menular (WHO, 2014).

Kemudian tiga juta kasus operasi vascular bypass menggunakan graft pembuluh darah dilaksanakan setiap tahun untuk mengatasi atherosclerosis. Graft dari donor dan hewan mulai ditinggalkan karena dapat mengakibatkan reaksi penolakan oleh tubuh pasien, sedangkan graft dari tubuh pasien sendiri memiliki masalah kualitas karena pasien telah mengalami penyakit pembuluh darah.

(6)

Tim PKMPE memperoleh testimoni dari dr. Herry Wibowo M. Kes., Sp.B., terkait inovasinya tentang pembuluh darah buatan. (Foto: Dok PKM-PE)

”Graft sintetis komersial itu dibuat dari Dacron, sehingga rentan mengalami kalsifikasi. Oleh karena itu dibutuhkan graft buatan (sintetis) yang aman bagi tubuh pasien,” kata Iffa Aulia Fiqrianti, ketua tim inovasi.

Dibawah bimbingan Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes., tim peneliti mencoba membuat pembuluh buatan berbahan dasar poly L. lactic acid (PLLA), kitosan, dan kolagen. Kemudian disusun dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKMPE). Proposal berjudul “Studi In Vivo Vascular Graft Hollow Fiber PLLA Coating Kitosan-Kolagen Solusi Penyakit Kardiovaskular Akibat Atherosklerosis” ini telah lolos Dikti dan memperoleh dana hibah penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

”Kami mencoba membuat pembuluh darah dari poly L. lactic acid (PLLA), kitosan dan kolagen. PLLA ini aman bagi tubuh, karena akan terurai menjadi asam laktat yang dapat diserap tubuh. Kombinasi kitosan dan kolagen dapat membantu perlekatan sel, sehingga ke depannya ketika graft terurai dan akan tergantikan

(7)

oleh sel tubuh pasien sendiri,” kata Iffa.

Hal itu berbeda dengan graft sintetis komersil dari Dacron yang sulit terurai dan dianggap sebagai “benda asing” oleh tubuh pasien. Karenanya karakteristik ini kami harapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien operasi vascular bypass, tambah Iffa.

”Hasil penelitian ini sangat bagus untuk diterapkan, karena sel endotel dapat tumbuh di permukaan rongga graft, jadi darah bisa mengalir dengan lancar dan mengurangi kemungkinan thrombosis. Untuk tahap penerapan klinis tentu prosesnya masih panjang, tapi ini awal yang bagus,” kata dr. Herry Wibowo M. Kes. Sp.B., memberikan komentar.

Pembuluh darah berupa jalinan fiber berbentuk tabung yang dibuat dengan elektrospinning. Uji komposisi pembuluh darah buatan menggunakan FTIR menunjukkan kitosan, kolagen dan PLLA telah terkandung pada graft. Uji kontak dengan darah menunjukkan bahwa graft tidak menyebabkan hemolisis dengan presentase 1,04%.

Pengamatan dibawah mikroskop elektron menunjukkan bahwa diameter fiber yang terbentuk berkisar 300-150 nano meter, dengan ketebalan dinding 379,3 μm, 262,5 μm, dan 97,98 μm. Hasil uji sitotoksisitas menunjukkan pembuluh darah buatan tersebut tidak toksik, sehingga aman bagi tubuh. (*)

Editor: Bambang Bes

(8)

Kompetisi Tarik Suara

UNAIR NEWS – Theodora Amabel Beatrice patut berbangga lantaran berhasil menjadi wisudawan terbaik S-1 Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Gadis yang lulus dengan perolehan IPK sebesar 3.90 ini selain unggul dalam bidang akademik, juga telah menorehkan beragam prestasi dalam bidang tarik suara. Sejak tahun 1999, tercatat tak kurang dari 47 kompetisi pernah diikuti Theodora. Tidak jarang, ia menjadi juara dalam kompetisi-kompetisi itu. Diantara prestasi-prestasi itu adalah Juara I dan kategori Gold B Equal Voices (Youth), Kategori Folklore Gold B, kategori Mixed Choice Gold C tahun tahun 2012, Juara 1 Kategori Pemazmur pada Teeneger’s Spirit Competition SMTB tahun 2012, Juara 1 Petra Choir Festival pada April 2017, dan masih banyak lagi.

Di samping kesibukan kuliah, Theodora juga aktif terbagung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara UNAIR. Pada Juni lalu, dia bersama 38 anggota PSUA lainnya berhasil meraih tiga penghargaan yakni 1ST

Gold Superior, Best Interpretation of a Choral Piece composed after the Year 2000, dan Special Award for Audience Choice dalam ajang kompetisi The 3R D

International Choral Competition Ave Verum (ICC Ave Verum) di Baden, Austria.

Theodora menyadari, ia memilih musik sebagai kesibukannya selain pendidikan. Selama menempuh studi S-1 di FH UNAIR, alumni SMA ST. Louis Surabaya ini tak menampik adanya kendala, utamanya dalam membagi waktu.

Setelah menyelesaikan studi, Theodora berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan dengan mengambil jurusan Internasional Business Law. Tak ketinggalan, ia juga akan tetap berkarir di bidang tarik suara. Saat ini, gadis kelahiran Surabaya, 11 April 1995 itu sedang disibukkan dengan magang di salah satu kantor hukum swasta di Surabaya.

(9)

“Bijaksana dalam membagi waktu. Jangan malu-malu untuk bergaul dan belajar dari orang lain. Play hard study harder pray hardest,” demikian pesan Theodora. (*)

Penulis : Pradita Desyanti Editor : Binti Q. Masruroh

Kembangkan Obat Baru untuk

Atasi Bakteri MRSA

UNAIR NEWS – Predikat sebagai seorang ayah tak menyurutkan William Sayogo untuk menyelesaikan program magister. Terbukti, ia berhasil menyelesaikan pendidikan dengan menyandang gelar wisudawan terbaik. Tantangan terbesar baginya selama kuliah S-2 adalah mengatur waktu antara kuliah, pekerjaan, dan keluarga.

“Tentu itu bagian dari risiko, misalnya perhatian terhadap pekembangan anak yang berkurang. Namun setelah saya jalani semua, akan ada jalan keluar ya walaupun harus berpikir keras,” kata William yang juga dosen di sebuah universitas ini.

Dosen muda ini mengambil judul tesis “Potensi Dalethyne+ terhadap Peningkatan Epitelisasi dan Penurunan Ekspresi Tumor Necrosis Faktor-α pada Luka di Kulit Rattus novergicus yang Diinfeksikan Bakteri Methilillin Resistant Staphylococus Aureus (MRSA)”.

Penelitiannya dilatarbelakangi oleh resistensi bakteri terhadap sejumlah jenis antibiotik. Akibatnya, angka kesakitan dan angka kematian pasien yang terinfeksi bakteri cenderung

(10)

meningkat. Salah satu bakteri yang mampu menimbulkan resistensi terhadap beberapa antibiotik adalah MRSA. Bakteri ini juga merupakan bakteri penyebab infeksi pada kulit yang mengalami luka. Oleh karena itu diperlukan obat alternatif yang mampu membunuh MRSA. Lulusan program studi S-2 Imunologi ini meneliti obat baru Dalethyne+ yang diekstrak dari minyak zaitun.

“Saya meneliti tentang obat baru Dalethyne+ yang diekstrak dari minyak zaitun. Kesimpulannya, obat baru ini dapat membunuh bakteri MRSA dan mempercepat proses penyembuhan luka pada kulit tikus yang terinfeksi MRSA,” tegas William.

Bagi William, keberhasilan yang ia raih tak lepas dari peran keluarga. Baginya, keluarga menjadi penyemangat untuk terus bekerja.

“Doa, nasihat, dan semangat tercurahkan pada keluarga,” ucap William.

Ia lantas berpesan agar anaknya serta generasi penerus dapat memiliki jiwa kompetitif untuk mengembangkan intelektualitas dalam diri. (*)

Penulis : Helmy Rafsanjani Editor : Defrina Sukma S.

Tanpa Operasi, Batu Ginjal

Dapat Dimusnahkan dengan ESWL

UNAIR NEWS – Pasien batu ginjal tidak perlu lagi membayangkan ngerinya berbaring di meja operasi. Karena dalam kategori

(11)

kasus yang cukup ringan, metode pengangkatan batu ginjal tidak lagi harus melalui tindakan pembedahan, melainkan dengan cara menembakkan gelombang kejut tepat pada sasaran batu.

Metode terbaru memusnahkan batu ginjal ini bernama Extra Corpored Shock Wave Lithotripsi (ESWL). ESWL merupakan salah satu bentuk terapi penghancur batu ginjal yang terbilang efektif dan invasif minimal. Karena tanpa harus operasi, batu ginjal dapat dihancurkan dengan gelombang kejut (Shock wave) berupa gelombang suara yang dihasilkan oleh alat tersebut.

Terapi ESWL sudah tersedia di sejumlah rumah sakit besar di Indonesia, termasuk di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Prof.Dr. Soetojo, dr., SpU(K) adalah salah satu dokter ahli Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga-RSUD Dr. Soetomo yang biasa mengoperasikan alat ESWL ini untuk menangani para pasiennya.

Dalam prosesnya, pasien terapi ESWL tidak perlu dibius, hanya cukup diberi obat penangkal nyeri. Posisi pasien sendiri bisa telentang atau telungkup sesuai posisi batu ginjal. Sementara dari ruangan yang terpisah, sang operator yang tak lain adalah dokter urologi mengoperasikan alat tersebut.

“ B e g i t u d i k e t a h u i l o k a s i b a t u g i n j a l , d o k t e r a k a n mengoperasikan ESWL yang berada di luar ruangan terapi. Secara sistematis alat ini akan bergerak menyasar sesuai dengan posisi batu. Setelah terapi, pasien tidak perlu rawat inap dan bisa langsung pulang,” jelasnya.

Meski tampaknya sederhana, pasien terapi ESWL tetap harus melalui tahap kualifikasi hingga pasien dinyatakan siap menjalani ESWL. Soetojo menekankan, ESWL hanya mampu menghancurkan batu ginjal berukuran 0,5 cm ke bawah. Selain itu, harus di pastikan pula kondisi pasien.

Kondisi saluran di bawah batu ginjal harus lancar agar pada saat batu tersebut hancur, dapat langsung larut dan keluar bersama urine. “Harus dipastikan ukuran batu tidak terlalu

(12)

besar, tidak ada penyempitan saluran di ureter, serta tidak terjadi obsorsi atau pembuntuan saluran akibat batu lain. Sehingga diharapkan sekali tembak bisa langsung hancur, ” ungkapnya.

Sementara untuk batu berukuran lebih dari 0,5 cm, Guru Besar Ilmu Urologi FK UNAIR ini menyarankan agar sebaiknya dilakukan operasi. Kalaupun harus melalui terapi ESWL, maka perlu dilakukan terapi berulangkali. Dengan mempertimbangkan aspek jenis ,tekstur, ukuran serta letak batu ginjal yang akan dihancurkan.

Pada umumnya, ESWL digunakan bila batu diperkirakan dapat dipecah dalam 1-2 kali sesi penembakan.

Menurutnya, efek mikrojet yang ditimbulkan pasca terapi ESWL tidak menimbulkan resiko atau komplikasi yang parah. “Pasien tidak perlu takut dengan dampak yang terjadi pasca terapi. Tidak akan menimbulkan tepis iris maupun keloid, adapun efeknya akan pulih dalam beberapa minggu, ” ungkapnya.

Meskipun telah diterapi, pasien disarankan untuk tetap menjalani kontrol secara rutin untuk memastikan apakah batu-batu tersebut benar-benar sudah hilang sepenuhnya atau masih ada yang tersisa. Jika masih tersisa maka perlu dilakukan terapi ulang.

“Jika diketahui terdapat bagian batu yang hancur namun tidak bisa keluar bersama urin dan menyebabkan terjadinya penyumbatan di saluran ureter, maka perlu segera dilakukan Operasi Ureterorenoscopy (URS),” ungkapnya.

Biaya terapi ESWL ini relatif lebih ringan dibanding harus dengan operasi. Biaya terapi ESWL diperkirakan di bawah sepuluh juta sekali terapi, sementara biaya operasi berkisar belasan hingga puluhan juta Rupiah sekali operasi.

Menurutnya, penyakit batu ginjal memerlukan perhatian khusus. Tidak saja untuk penderita, tapi diperlukan pula kewaspadaan dari masyarakat. Soetojo menduga perubahan gaya hidup dan pola

(13)

makan, seperti kurang minum, kurang olahraga, terlalu lama duduk, menjadi faktor pemicu terbesar meningkatnya kasus batu ginjal di Indonesia. Seperti halnya penyakit menahun lainnya, adanya gumpalan batu pada ginjal seringkali tidak menimbulkan gejala khas.

“Nyeri, serta pegal linu di sekitar pinggang disertai berkemih kemerahan atau keluarnya batu atau butiran pasir bersama urin merupakan keluhan yang banyak dijumpai, namun sayangnya seringkali tidak dikenali. Dan umumnya penyakit ini lebih menyerang kaum pria daripada wanita,” ungkapnya.

Seperti halnya orang bijak yang mengatakan, lebih baik mencegah ketimbang mengobati. Soetojo pun berpesan, agar masyarakat senantiasa menjaga pola hidup ke arah yang lebih sehat. Jangan lupa berolah raga, perbanyak aktivitas gerak walaupun di kantor seharian, dan perbanyak minum air putih. Tampaknya sederhana, namun dampak nya akan sangat luar biasa bagi kesehatan. Mampukah kita konsisten melakukannya?

Penulis: Sefya Hayu Editor: Nuri Hermawan

Mahasiswa FKG Rintis Kampanye

Suami Siaga Plus

UNAIR NEWS – Pentingnya kesehatan gigi dan mulut yang terkait

dengan kesehatan tubuh secara umum saat ini sedang digaungkan secara masif oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

Di bawah bimbingan Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat FKG UNAIR, para mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan

(14)

profesi fokus pada penanganan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil (bumil). Mereka mencanangkan kampanye bertajuk “Pencanangan Suami Siaga Plus” di wilayah kerja Puskesmas Pucangsewu Kota Surabaya, Sabtu (22/7).

Berdasarkan temuan penelitian, mahasiswa menemukan fakta bahwa distribusi status kesehatan gingiva ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Pucangsewu Kota Surabaya dipengaruhi berbagai faktor risiko berupa indeks kebersihan gigi yang buruk, ketimpangan kesempatan mendapatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan mulut, dan rendahnya dukungan orang skeitar kepada kondisi kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil.

“Program Suami Siaga Plus berarti suami mampu menjadi alert system dan support system untuk istrinya, dalam masa kehamilan, terkait kondisi gigi dan mulut istrinya, tidak hanya siap-antar-jaga saja,” tutur Dinna Fitria Greisya, ketua penyelenggara kampanye ini.

Sasarannya adalah para pasangan yang akan menikah dalam waktu dekat di kelas Calon Pengantin binaan Puskesmas Pucangsewu. Pada kelas ini, calon suami sejak lebih awal mendapatkan info tentang bahaya gangguan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil.

“Pada hasil analisis penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh tim, ditemukan bahwa gangguan pada gusi berupa gingivitis, dapat berujung pada kejadian preeklampsia pada ibu hamil yang ditandai dengan kenaikan tekanan darah pada fase kehamilan. Bahkan ada satu orang ibu pula yang melahirkan dengan premature, ketika kami teliti kondisi rongga mulutnya, keadaan kebersihannya kurang terjaga dengan baik,” imbuh Dinna.

Selain peluncuran kampanye program suami siaga plus ini, para dokter gigi muda juga menyelenggarakan empat program lain di antaranya Program Sinkronisasi Data Berbasis Web “ANDC-Sys”, Program Pemberdayaan Bidan Puskesmas terkait Kesehatan Gigi dan Mulut, Pencanangan Kader Asuh Kebersihan Gigi dan Mulut

(15)

untuk Ibu Hamil, dan Perancangan Buku Pintar Kebersihan Gigi dan Mulut untuk Ibu Hamil.

Dinna dan rekan-rekannya berharap agar program-program yang diusung dalam penyuluhan kali ini dapat diadopsi oleh pihak dinas kesehatan untuk memonitor pelaksanaan program kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

“Suami siaga plus merupakan gerakan sosial kesehatan di tingkat keluarga, dengan bantuan dinas kesehatan sebagai monitoring system, diharapkan akan mempermudah proses pengelolaan kesehatan ibu hamil yang dilaksanakan di Puskesmas,” tandas Dinna. (*)

Penulis: Gilang Rasuna SW (Humas FKG) Editor: Defrina Sukma S

Inovasi Pakan Ternak untuk

Hadapi Musim Paceklik

UNAIR NEWS – Tim Pengmas Prodi D-3 Kesehatan Ternak Fakultas

Vokasi Universitas Airlangga melakukan alih teknologi kepada masyarakat di Desa Selogabus dan Desa Margorejo, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Pengmas yang berlangsung pada Sabtu (22/7) ini merupakan program Iptek bagi Masyarakat (IbM) dengan tema “Teknologi Pembuatan Pakan Complete Feed Herbal dan Pengolahan Limbah Sapi Potong Menjadi Biogas”.

Retno Sri Wahjuni selaku ketua pelaksana mengatakan, potensi sumber daya lokal yang banyak tersedia akan lebih bermanfaat dan berguna bagi masyarakat setempat dengan sentuhan teknologi tepat guna, salah satunya temulawak yang mudah diperoleh di

(16)

masyarakat. Selain itu, temulawak juga mempunyai banyak manfaat bagi ternak seperti anti cacing, dan juga berguna sebagai penambah nafsu makan.

“Tujuan dari pengmas IbM ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan peternak setempat dengan pakan complete feed herbal dan pakan fermentasi berbasis tanaman lokal. Pakan ini menjadi alternatif pada musim paceklik dan pemanfatan limbah peternakan sebagai biogas,” ungkap Retno.

Sementara itu, Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP selaku pemateri sekaligus Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan UNAIR mengatakan, rumput atau hijauan adalah makanan pokok untuk sapi. Sedangkan makanan pelengkap menggunakan konsentrat.

Berdasarkan penuturannya, complete feed adalah pakan yang terdiri hijauan dan konsentrat dengan temulawak sebagai makanan tambahan. Complete feed dapat dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di daerah dan harganya relatif murah.

“Complete feed herbal ini mempunyai nilai gizi tinggi dan angka kecernaan tinggi. Disamping itu, untuk mengatasi masalah musim rawan paka, peternak dilatih membuat pakan fermentasi yang bahan bakunya menggunakan jerami padi dibantu dengan probiotik sehingga menghasilkan pakan yang bergizi tinggi,” ucapnya.

Program IbM ini juga membahas masalah penanganan limbah peternakan menjadi biogas sebagai alternatif gas rumah tangga. Hal ini disampaikan oleh Gandul Atik, drh., M.Kes. dosen FKH UNAIR. Pada pengmas kali ini juga disampaikan cara pengukuran body scoring pada sapi yang disampaikan Sunaryo Hadi Warsito, drh., MP.

Peserta program IbM adalah Kelompok Tani Ternak Sari Tani Desa Selogabus dan Kelompok Tani Ternak Maju Jaya Desa Margorejo, dengan total peserta tak kurang dari 40 orang. Pengmas IbM ini

(17)

juga dihadiri oleh aparat pemerintah setempat.

Sugiman selaku Sekretaris Desa Selogabus mengatakan, kegiatan ini sangat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Sebab, sebagian besar masyarakat adalah peternak sapi potong tradisional.

“Sehari-hari, pakan yang diberikan kepada ternak adalah pakan ala kadarnya. Dengan pelatihan dan pengembangan sumber daya masyarakat di bidang peternakan, diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan skill peternak,” ungkap Sugiman.

Sugiman berharap, dengan diadakannya pelatihan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi peternak dan masyarakat pada umumnya. Sugiman juga mengimbau agar kerjasama ini tetap berjalan dengan baik.

Pengmas IbM di Kecamatan Parengan Kabupaten Tuban diikuti oleh tujuh orang tim dan dua mahasiswa prodi D-3 Kesehatan Ternak. Untuk keberlanjutan program ini, akan dilakukan monitoring terhadap pertambahan berat badan sapi selama 30 hari pasca pelatihan. (*)

Editor : Binti Q. Masruroh

Fakultas Vokasi Ajari Warga

Kelola Pakan Ternak Melalui

IbM

UNAIR NEWS – Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, Fakultas Vokasi UNAIR kembali mengadakan pengabdian masyarakat Iptek bagi Masyarakat (IbM) di Desa Selogabus, Kecamatan Parengan-Tuban, Sabtu (22/07). Kegiatan ini juga merupakan pilar Tri

(18)

Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian. Pengmas IbM kali ini tidak hanya sekadar berbagi, namun juga bertukar pikiran dengan masyarakat.

“Kami dari Fakultas Vokasi yang tujuannya mendidik mahasiswa untuk siap kerja, bermaksud untuk saling berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Sifatnya tidak menggurui karena kami yakin Bapak-bapak dan Ibu-ibu disini pun memiliki pengalaman lebih,” tutur Retno Sri Wahjuni, MS., drh, selaku ketua panitia yang juga pernah meraih penghargaan Satya Lancana Karya Satya XX Presiden Republik Indonesia.

Dalam kesempatan ini, tim pengmas IbM memaparkan berbagai upaya pembuatan pakan lengkap herbal, pakan fermentasi, dan konsentrat. Dengan tambahan pengetahuan tentang biogas dan pengukuran bobot sapi.

“Kegiatan ini sangat penting adanya untuk pengembangan pengelolaan ternak. Mengingat kebutuhan daging yang terus meningkat. Maka perlu adanya upaya agar mampu swasembada pangan, khususnya disektor daging,” tutur Sukiman, Sekretaris Desa Selogabus.

Prof. Dr. Mirni Lamid, drh., MP., memberikan edukasi dan pengalaman terkait pakan ternak secara runtut kepada masyarakat. Masyarakat yang hadir berasal dari Desa Selogabus dan Margorejo, khususnya para peternak sapi. Sehingga kegiatan tidak hanya satu arah, melainkan terjadi interaksi dua arah. “Pakan sapi itu penting. Pemberian pakan yang bagus akan membuat lembu tumbuh bagus pula. Apa yang dimakan akan tergambar pada bobot sapi,” jelas Prof. Mirni.

Dalam kesempatan ini, Prof. Mirni menuturkan bahwa di Indonesia memiliki dua periode musim, hujan dan panas. Ketika musim hujan, rumput dapat menjadi pakan utama. Berbeda dengan musim panas, ketika persediaan rumput terbatas. Maka diperlukan adanya alternatif, yaitu pakan berasal dari limbah pertanian seperti jerami padi, daun tebu, atau rontokan

(19)

janggel jagung (slamper).

“Sapi akan berhenti makan ketika kenyang dan nutrisinya tercukupi. Misalnya, pemberian pakan jerami padi hanya akan membuat kenyang, namun nilai gizinya rendah. Pertambahan berat badan sapi hanya berkisar 0.1-0.2 kg” jelasnya.

Maka dari itu, Prof. Mirni mengajak masyarakat yang hadir untuk mengolah terlebih dahulu dengan cara amoniasi (penambahan urea) atau fermentasi menggunakan Probiotik (Contohnya EM4).

Berbeda dengan pengmas lainnya, kali ini tim pengmas IbM tak segan untuk terjun langsung membantu pembuatan pakan fermentasi, pakan lengkap herbal, dan konsentrat. Pembuatan dilakukan secara gotong royong saling bahu membahu dengan masyarakat. Antusiasme masyarakat semakin meningkat ketika diberikan handuk gratis, sekaligus dapat membawa pulang pakan yang telah diolah. Tak hanya itu, setiap bulan terdapat monitoring untuk melihat perkembangan pada ternak sapi percontohan. Sehingga kegiatan tidak behenti pada penyuluhan, namun juga berkelanjutan.

Penulis : Siti Nur Umami Editor : Nuri Hermawan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan antara layanan informasi terhadap minat dalam keaktifan mengikuti organisasi di

Sanjeev Bhojraj dan Partha Sengupta (2003) Dependen: Bond Rating Independen: Institusional Ownership, Board of Directors Sampel penelitian yaitu 1.005 obligasi dari

Kudus Lulus 393 Maimunatun Guru Kelas MI NU Tarbiyatul Banatil Islamiyah Kab.

Tepung telur ikan bilih dapat dijadikan sebagai bahan pengkayaan ransum pakan ikan baik untuk pertumbuhan, meningkatkan daya reproduksi dan sebagai pakan larva

Dari hasil observasi penelitian bahwa ada dua bentuk pengkondisian yang dilakukan guru untuk menanamkan nilai cinta tanah air kepada siswa, yaitu memantau siswa saat melaksanakan

Di dalam website ini ditawarkan beberapa informasi mengenai Hak Asasi Manusia., diantaranya data dan kasus permasalahan, pelanggaran Hak Asasi Manusia di berbagai daerah di

39 Menurut ulama Malikiyah mengatakan bahwa obyeknya adalah tanaman keras dan palawija, seperti kurma, anggur, terong dan apel, dengan syarat bahwa: (a) Akad

Sehubungan dengan akan adanya audit terhadap guru Inpassing yang akan dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI mulai tanggal 10 April 2017..