• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kewenangan Klinis Sp. Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kewenangan Klinis Sp. Anak"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Nama :

Spesialisasi :

Lulusan :

STR berlaku sampai :

Dengan ini saya menyatakan mempunyai kemampuan untuk melakukan pengelolaan kasus-kasus yang telah diklasifikasikan dengan kompetensi saya sebagai Dokter/Dokter Spesialis/Dokter Spesialis Konsultan/Dokter Gigi/Dokter Gigi Spesialis, yaitu melakukan hal-hal di bawah ini sesuai kategori kewenangan :

1. Mengetahui dan menjelaskan mengenai jenis tindakan/layanan 2. Pernah melihat atau pernah didemostrasikan jenis tindakan/layanan

3. Pernah melakukan atau pernah menerapkan jenis tindakan/pelayanan di bawah supervisi 4. Mampu melakukan secara mandiri

No Kewenangan Klinis Kategori

A B C

Infeksi

1 Memahami tentang dasar nutrisi dan Metabolisme

2

Nutrisi komunitas

A. Gizi buruk → Lihat MEP B. Anemia gizi besi

C. GAKI

D. Defisiensi vitamin-mineral E. Obesitas

3

Mampu melaksanakan asuhan nutrisi pediatik (pediatric nutrition care) A. Penilaian status nutrisi

B. Penentuan kebutuhan nutrisi neonatus, bayi, anak dan remaja C. Penentuan cara pemberian nutrisi

a. Dukungan nutrisi enteral b. Dukungan nutrisi parenteral c. Dukungan nutrisi perioperatif

d. Dukungan nutrisi pada keadaan kritis

D. Penentuan jenis nutrisi yang diberikan E. Pemantauan pelaksanaan asuhan nutrisi

4

Mampu memberikan tatalaksana spesialistik asuhan keterampilan makan bayi (infant feeding practices) tanpa penyulit

A. Memahami perkembangan fungsi saluran cerna B. Menentukan status nutrisi bayi

C. Menilai kebutuhan nutrisi bayi

D. Menilai perkembangan keterampilan makan bayi (oromotor skill)

E. Breast feeding practices dan permasalahannya F. Makanan pendamping ASI

G. Infant formula & memahami regulasi terkait

H. Memahami Codex Alimentarius for Infant and Young Children Food : a. Standard

b. Special Medically Purpose

▸ Baca selengkapnya: tindakan spesialistik kompleks tingkat 2

(2)

A B C Infeksi

5

Mampu mendeteksi dan menatalaksana malnutrisi tanpa penyulit

A. Failure to thrive B. Severe malnutrition

C. Childhood and adolescent Obesity

D.Special nutrient deficiency or toxicity ( vitamin or mineral)

6 Mampu mendeteksi, klasifikasi dan menatalaksana food adverse reaction tanpa penyulit

7 Mampu mendeteksi, mengklasifikasi serta menatalaksana Eating problem feeding problem dan 8 Mampu mendiagnosis serta menatalaksana Inborn errors of metabolism

9 Mengetahui atau/ dan mampu memberikan asuhan diet pada berbagai keadaankhusus (Diet for special medically)

10

Infeksi saluran napas akut

A. Melakukan tatalaksana selesma

B. Melakukan tatalaksana bronchitis akut C. Melakukan tatalaksana rinosinobronkitis D. Melakukan tatalaksana bronkiolitis E. Melakukan tatalaksana pneumonia

F. Melakukan tatalaksana pneumonia atipikal 11

Kelainan rongga pleura

A. Melakukan tatalaksana efusi pleura B. Melakukan tatalaksana empiema C. Melakukan tatalaksana pneumotoraks D. Melakukan tindakan punksi pleura

12

Tuberkulosis anak

A. Melakukan tatalaksana tuberkulosis anak tanpa komplikasi B. Melakukan tatalaksana tuberkulosis milier

C. Melakukan tatalaksana tuberkulosis kulit atau skrofuloderma D. Melakukan tatalaksana limfadentis TB

E. Melakukan tatalaksana coxitis TB F. Melakukan tatalaksana gonitis TB G. Melakukan tatalaksana spondilitis TB H. Melakukan tatalaksana TB dengan HIV I. Melakukan uji tuberculin cara Mantoux

13

Asma

A. Melakukan tatalaksana batuk kronik berulang

B. Melakukan tatalaksana Asma berdasarkan serangan ( ringan, sedang, berat) C. Melakukan tatalaksana jangka panjang Asma berdasarkan episodic

D. Melakukan terapi inhalasi dengan nebulizer

E. Melakukan terapi inhalasi dengan MDI (metered dose inhaler) F. Melakukan terapi inhalasi dengan DPI ( dry powder inhaler) 14 Kelainan paru dan saluran napas kongenitalA. Melakukan tatalaksana laringotrakeomalasia

Tatalaksana spesialistik gawat darurat gastroenterologi hepatologi A. Gangguan cairan elektrolit, asam basa

(3)

Infeksi 16

Tatalaksana spesialistik hepatitis A. Hepatitis B

B. Hepatitis C

17 Tatalaksana spesialistik amubiasis hati 18 Tatalaksana spesialistik kolesistitis akut 19 Tatalaksana spesialistik pancreatitis akut 20 Tatalaksana spesialistik diare

21

Tatalaksana spesialistik gangguan motilitas saluran cerna A. Muntah B. Refluks gastroesofagus C. Konstipasi D. Nyeri perut E. kembung 22

Tatalaksana spesialistik kelainan hepatobilier A. Hepatitis akut

B. Hepatitis kronik C. Kolestasis D. Sirosis hepatis

23 Melakukan tindakan endoskopi √

24 Melakukan tindakan pungsi asites √

25 Melakukan tindakan biopsi √

26 Melakukan tindakan uji aspirasi duodenum √

27 Melakukan tindakan uji aktivitas tripsin √

28 Melakukan tindakan uji hydrogen napas √

29 Melakukan tindakan uji PABA √

30 Melakukan tindakan uji pemantauan refluks gastro esophagus 31 Melakukan tindakan uji fungsi lambung

32 Melakukan tindakan motilitas saluran cerna

33

Tatalaksana spesialistik gawat darurat susunan saraf pusat (SSP) A. Kejang

B. Penurunan kesadaran C. Paresis/paralisis

D. Peningkatan tekanan intrakranial/edema serebri E. Trauma kepala dan medulla spinalis

F. Perdarahan intracranial G. Hipoksik iskemik ensefalopati

34 Tatalaksana spesialistik perdarahan pada neonates ( vitamin K deficiency bleeding) 35

Tatalaksana spesialistik ensefalitis A. Japanese ensefalitis

B. Herpes simplex ensefalitis 36

Tatalaksana spesialistik meningitis A. Meningitis virus

B. Meningitis bakterialis neonates, bayi dan anak C. Meningitis oleh mikroorganisme lain

37 Tatalaksana spesialistik abses otak 38 Tatalaksana spesialistik ventrikulitis

(4)

A B C Infeksi

39 Tatalaksana spesialistik empiema subdural 40 Tatalaksana spesialistik poliomyelitis

41 Tatalaksana spesialistik gangguan gerak di luar kemauan 42 Tatalaksana spesialistik epilepsi pada neonates, bayi dan anak 43 Tatalaksana spesialistik kejang demam

44 Tatalaksana spesialistik keadaan yang mnyerupai epilepsi 45 Tatalaksana spesialistik nyeri kepala

46 Tatalaksana spesialistik ensefalopati 47 Tatalaksana spesialistik trauma kepala 48 Melakukan tindakan pungsi lumbal 49 Melakukan tindakan pemasangan EEG 50 Melakukan tindakan pemasangan BERA 51 Melakukan tindakan pemasangan EMG 52 Melakukan tindakan transiluminasi 53

Tatalaksana spesialistik eksantema akut/demam dengan ruam A. Morbili

B. Rubella C. Varicella D. HFMD

54 Tatalaksana spesialistik malaria 55 Tatalaksana spesialistik anthrax 56 Tatalaksana spesialistik lepra 57 Tatalaksana spesialistik filariasis 58

Tatalaksana spesialistik infeksi kulit A. Impetigo dan pioderma

B. Selulitis

59 Tatalaksana spesialistik infeksi nosokomial 60

Tatalaksana spesialistik tetanus A. Tetanus anak

B. Tetanus neonatorum 61 Tatalaksana spesialistik rabies 62 Tatalaksana spesialistik difteri

63 Tatalaksana spesialistik parotitis epidemika 64 Tatalaksana spesialistik kandidiasis

65 Tatalaksana spesialistik leptospirosis 66 Tatalaksana spesialistik soil helminthiasis

67 Tatalaksana spesialistik fever of unknown sources 68 Tatalaksana spesialistik sepsis

69 Tatalaksana spesialistik demam neutropenia 70 Tatalaksana spesialistik demam tifoid

(5)

74 Melakukan tindakan pengambilan sampel dengan scotch tape untuk pemeriksaan enterobiasis

75 Melakukan tindakan pembuatan sediaan kato katz

76 Melakukan tindakan pembuatan apusan darah tebal dan darah tipis 77 Melakukan tindakan pemberian serum dengan cara Bedrezka NON INFEKSI

1

Manifestasi kelainan ginjal A. Proteinuria

B. Leukosituria C. Hematuria D. Oligouria E. Poliuria

F. Kelainan kongenital ginjal dan saluran kemih 2 Nefropati kongenital A. Agenesis ginjal B. Ginjal polikistik C. Ginjal multikistik D. Hipoplasia ginjal 3 Uropati congenital

A. Obstruksi hubungan ureteropelvik B. Obstruksi hubungan ureterovesika C. Duplikasi ureter

D. Refluks vesikoureter E. Refluks uretra posterior F. Ureterokel

G. Sindrom prune Belly 4

Glomerulopati

A. Sindrom nefrotik idiopatik B. Sindrom nefrotik congenital C. Sindrom nefrotik responsif steroid D. Sindrom nefrotik non responsif steroid 5

Glomerulonefritis

A. Glomerulonefritis akut

B. Glomerulonefritis akut pasca streptokokus ( GNA-PS) C. Glomerulonefritis akut lain ( GNA Non PS)

D. Glomerulonefritis kronik

6

Kelaianan ginjal pada penyakit sistemik A. Nefritis lupus

B. Sindrom hemolitik uremik C. Henoch schonlein purpura D. Nefropati Diabetikum E. Nefropati IgA

(6)

A B C 7

Tubelopati

A. Asidosis tubular renal B. Sindrom Fanconi C. Rikets dipofosfatemia 8 Hipertensi A. Hipertensi primer B. Hipertensi sekunder C. Hipertensi non renal D. Hipertensi krisis E. Hipertensi non krisis 9

Infeksi saluran kemih (ISK) A. Bakteriuria asimtomatik B. ISK simpleks

C. ISK kompleks ( pieloefritis akut, refluks vesikoiureter, uropati obstruktif) 10 Batu saluran kemihA. Batu vesika

B. Batu ginjal 11

Gangguan pola kemih A. Enuresis

B. Inkotinensia urin

C. Kandung kemih neurogenik 12 Nefritis intersisialisA. Nefritis intersisialis akut

B. Nefritis intersisialis kronik 13 Gagal ginjal A. Gagal ginjal akut

B. Gagal ginjal kronik 14 Tumor ginjalA. Tumor wilms 15 Intoksikasi jengkol 16 Apusan darah tepi 17 Tranfusi darah 18 Intraosseus 19 Pungsi lumbal

20 Pungsi aspirasi sumsum tulang 21 Hiperbilirubinemia pada neonatus 22 Anemia pada neonatus

23 Penyakit akibat gangguan koagulasi yang diturunkan 24 Tumor padat ganas

25 Neurofibromatosis 26 Trombopati 27 ITP

(7)

NON INFEKSI 32 Anemia Nutrisi 33 Tumor wilms 34 Hemoglobin Abnormal 35 Trombositosis 36

Penerapan radiologi dan pencitraan di bidang pediatric A. Radiologi toraks

B. Ekokardiografi C. CT Scan Toraks D. MRI Toraks

37

Mampu tatalaksana gawat darurat kardiovaskuler A. Syok B. Cyanotik Spell C. SVT / Aritmia D. Gagal Jantung E. Krisis Tamponade F. Efusi perikardium

38 Tatalaksana kelainan jantung bawaanA. Sianotik B. Non sianotik

39 Tatalaksana Endokarditis infektif Infeksi

40 Tatalaksana spesialistik miokarditis

41 Tatalaksana spesialistik penyakit kawasaki 42 Tatalaksana spesialistik demam reumatik

43 Tatalaksana spesialistik penyakit jantung reumatik 44 Melakukan tindakan perikardiosintesis

45 Melakukan pemantauan tanda vital dengan monitor 46 Melakukan tindakan defibrilasi

47 Melakukan tindakan pemasanagan alat pacu jantung mekanik 48 Melakukan tindakan kateterisasi jantung

49 Melakukan tindakan pemasangan EKG 50 Melakukan tindakan Ekokardiografi 51

Urtikaria

A. Diagnosis/tatalaksana urtikaria akut B. Diagnosis/tatalaksana urtikaria kronik C. Diagnosis/tatalaksana angioedema 52

Dermatitis alergi

A. Diagnosis/tatalaksana dermatitis alergi B. Melakukan edukasi pasien dermatitis alergi 53

Rinitis alergi

A. Diagnosis/tatalaksana rinitis alergi B. Melakukan edukasi pasien rinitis alergi

(8)

A B C 54 Diagnosis/tatalaksana konjungtivitas vernalis

55

Spesialistik alergi

A. Diagnosis/tatalaksana alergi obat B. Diagnosis/tatalaksana alergi makanan 56

Defenisi imun

A. Diagnosis/tatalaksana defenisi imum primer

B. Diagnosis/tatalaksana defenisi imun sekunder (infeksi HIV dan AIDS) C. Melaksanakan PMTCT

57 Diagnosis/tatalaksana arthritis rheumatoid juvenilis 58 Diagnosis/tatalaksana lupus eritematosus sistemik 59 Diagnosis/tatalaksana purpura henoch-schonlein 60 Diagnosis/tatalaksana sindrom steven Johnson 61 Diagnosis/tatalaksana nekrolisis epidermal toksis 62 Melakukan tindakan uji kulit terhadap allergen 63 Melakukan tindakan uji provokasi makanan

64

Asuhan medis genetika klinis A. Anamnesis (pedigree)

B. Pemeriksaan fisis (dismorfologi)

C. Pemeriksaan penunjang (cytogenetic, molecular genetic, biochemical genetic)

D. Genetic diagnosis E. Genetic treatment F. Genetic counseling

65 Tatalaksana spesialistik gawat darurat endokrinA. Diabetik keto asidosis 66 Melakukan tindakan test toleransi glukosa 67 Tatalaksana spesialistik cushing syndrome 68 Tatalaksana spesialistik DM tipe 2

69 Tatalaksana spesialistik DM tipe 2 resisitensi insulin 70 Tatalaksana spesialistik goiter non toxic

71 Tatalaksana spesialistik hipotiroid A. Hipotiroid congenital

B. Hipotiroid didapat

72 Tatalaksana spesialistik hipoglikemia pada neonates dan anak 73 Tatalaksana spesilistik hyperplasia adrenal congenital

74 Tatalaksana spesialistik hipertiroid 75 Tatalaksana spesialistik pubertas prekors 76 Tatalaksana spesilistik kritis adrenal

77 Tatalaksana spesialistik kriptokismus pada anak

78 Tatalaksana spesilistik perawatan pendek varian normal dan patologi 79 Tatalaksana spesialistik perawatan tinggi varian normal dan patologi 80 Tatalaksana spesialistik tumor nodul tiroid pada anak

(9)

2 Melakukan tatalaksana spesialistik gawat darurat susunan saraf pusat 3 Melakukan tatalaksana spesialistik gawat darurat respirasi

4 Melakukan tatalaksana spesialistik gawat darurat kardiovaskuler 5 Melakukan tatalaksana spesialistik gawat darurat metabolik

6 Melakukan tatalaksana spesialistik gawat darurat hermato onkologi 7 Melakukan tatalaksana keracunan

8 Melakukan tatalaksana near drowning 9 Melakukan tatalaksana kasus trauma 10 Melakukan tatalaksana luka bakar

11 Melakukan tatalaksana hipotermia dan hipertemia 12 Melakukan tindakan mempertahankan jalan nafas 13 Melakukan tindakan bag mask ventilation

14 Melakukan tindakan intubasi, ekstubasi 15 Melakukan tindakan akses vaskuler perifer 16 Melakukan tindakan intraosseous lines 17 Melakukan tindakan terapi oksigen

18 Melakukan tindakan pengambilan darah vena dan arteri 19 Melakukan tindakan pemasangan kateter saluran kemih 20 Melakukan tindakan pemasangan pipa lambung

21 Melakukan tindakan pemantauan tanda vital dengan monitor PICU

1 Melakukan tatalaksana komprehensif pasien anak dengan rawatan intensif (PICU) 2 Melakukan tatalaksana keracunan

3 Melakukan tatalaksana near drowning 4 Melakukan tatalaksana kasus trauma 5 Melakukan tatalaksana luka bakar

6 Melakukan tatalaksana hipotermia dan hipertemia 7 Melakukan tindakan mempertahankan jalan nafas 8 Melakukan tindakan bag mask ventilation

9 Melakukan tindakan tindakan intubasi, ekstubasi 10 Melakukan tindakan akses vascular perifer 11 Melakukan tindakan intraosseous lines 12 Melakukan tindakan terapi oksigen

13 Melakukan tindakan pengambilan darah vena dan arteri 14 Melakukan tindakan pemasangan kateter saluran kemih 15 Melakukan tindakan pemasangan pipa lambung

16 Melihat dan memantau tindakan trakeostomi 17 Melihat dan memantau tindakan perikardiosistesis 18 Melakukan tindakan ventilator mekanik

19 Melakukan tindakan pemasangan CPAP

20 Melakukan tindakan pemantauan tanda vital dengan monitor 21 Melakukan tindakan sedasi dan analgesi

22 Melakukan tindakan transfusi POLI ANAK SAKIT

(10)

A B C NEONATOLOGI

1 Tatalaksana spesialistik asfiksia neonatorum 2 Tatalaksana spesialistik hiperbilirubinemia

3

Tatalaksana spesialistik prematuritas dan Intra Uterine Growth Retardation

A. Retinopathy of prematuritas B. Apnu prematuritas

C. Penyakit membrane hialin D. PVL

E. IVH / PVH

F. Perawatan metode kangguru 4

Tatalaksana spesialistik trauma lahir A. Jaringan lunak

B. Susunan saraf ekstra / intracranial C. Jaringan tulang

D. Organ intra abdomen

5 Tatalaksana spesialistik kelainan gastrointestinal neonatesA. Necrotizing Enderocolitis B. Meconium Plugs

Demikian hal ini saya perbuat sebagaimana mestinya dan dengan penuh tanggung jawab. Medan, ……… Hormat saya,

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar barisan dan deret bilangan, hal ini dapat dilihat pada siklus I rata-rata nilai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran inovasi sosial yang dilakukan oleh komunitas Sahabat UMKM dalam memberdayakan UMKM Indonesia ditengah pandemi

dibahas DPR dan Pemerintah pada masa sidang yang akan datang memperluas cakupan tentang apa yang disebut sebagai zin Dalam RUU KUHP soal zina ini masih

Unit Simpan Pinjam Swamitra Koperasi Pedagang Pasar Bangkinang hendaknya dalam pengalokasian dana dapat memberikan porsi yang lebih besar pada kredit modal kerja

Bila dipersentasekan maka persentase keakuratan metode NDVI dan EVI berdasarkan Survei Ubinan masing-masing sebesar 53,33% dan 80% Dari hasil survei ubinan

Hipotesis Nol yaitu menyatakan tidak adanya pengaruh yang signifikan pada penggunaan media pembelajaran Macromedia Flash 8 terhadap hasil belajar Shalat Jamak dan Qasar

Dengan demikian omset penjualan gula pasir yang dialami usaha warung tradisional setelah adanya warung retail modern tidak mengalami penurunan dikarenakan dari 20 warung yang

"ibrasi molekul adalah yaitu keadaan dimana ikatan antar atom-atom dalam molekul merenggang dan merapat.Ada beberapa  enis vibrasi yang berlangsung pada atom-atom