KERATITIS
KERATITIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat dalam Mengikuti
Ujian Profesi Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Mata Ujian Profesi Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Mata
RSUD dr. R.
RSUD dr. R. Goeteng aroenadibGoeteng aroenadibrata Purbalinggarata Purbalingga
Disusun !leh " Disusun !leh "
Dina Pus#itasari $%&'(()*&+
Dina Pus#itasari $%&'(()*&+
DPK " dr. Didik ,eriyanto- S#.M
DPK " dr. Didik ,eriyanto- S#.M
SMF ILMU PENYAKIT MATA SMF ILMU PENYAKIT MATA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2015 2015
KERATITIS
Defnisi
Keratitis adalah peradangan pada kornea yang ditandai dengan adanya infltrasi sel radang dan edema kornea pada lapisan kornea yang dapat bersiat akut maupun kronis yang disebabkan oleh berbagai aktor, antara lain jamur, bakteri, virus, dan alergi. Peradangan kornea ini dapat terjadi di lapisan kornea epitel, membran Bowman, stroma, membran Descement, ataupun endotel. Peradangan juga dapat mengenai lebih dari satu lapisan kornea.
Insidensi
nsidensi keratitis di ndonesia pada tahun !""# adalah $,# per !%%.%%% penduduk. Predisposisi terjadinya antara lain karena trauma, pemakaian lensa kontak dan perawatannya yang buruk, penggunaan lensa kontak berlebihan, ineksi virus &'erpes genital(, kekebalan tubuh yang menurun karena penyakit lain, serta higienis dan nutrisi yang tidak baik.
Patofsiologi
Kornea memiliki ungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui oleh berkas cahaya saat menuju retina. Kornea terdiri dari lima lapisan dari luar ke dalam, yaitu lapisan epitel, membran Bowman, jaringan stroma, membran Descemet, dan endotel. Kerusakan pada endotel kornea dapat menyebabkan edema kornea sehingga tidak transparan lagi. )edangkan kerusakan epitel kornea dapat menyebabkan regenerasi sel menurun.
*pitel adalah sawar yang efsien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea. +amun ketika kornea
Bowman mudah terineksi oleh berbagai macam mikroorganisme seperti amoeba, bakteri dan jamur. Streptococcus pneumonia &pneumokokus( adalah bakteri patogen kornea sejati. Patogen lain memerlukan inokulum yang berat atau hospes yang lemah.
Kornea adalah struktur avaskuler yang jika terjadi peradangan tidak dapat segera ditangani. ula-mula sel stroma di kornea akan bekerja seperti makroag, kemudian disusul dengan dilatasi pembuluh darah limbus yang tampak sebagai injeksi kornea. )etelah itu terjadi infltrasi sel-sel leukosit, sel-sel polimoronuklear dan sel plasma yang mengakibatkan timbulnya infltrat yang tampak sebagai bercak kelabu, keruh, dan permukaan kornea menjadi tidak licin. ediator inamasi yang dilepaskan pada peradangan kornea juga dapat sampai ke iris dan badan siliar yang kemudian menimbulkan peradangan pada iris. Peradangan pada iris dapat dilihat berupa kekeruhan bilik mata depan, kadang dapat terbentuk hipopion.
Klasifkasi Keratitis
Pembagian keratitis ada beberapa macam / !. enurut kausanya
a. Bakteri
neksi bakteri umumnya merupakan keadaan yang mengancam penglihatan. )ecara klinis onset nyerinya sangat cepat disertai dengan injeksi konjungtiva, otoobia dan penurunan visus, inamasi endotel, dan hipopion sering ada. Penyebab ineksi tumbuh lambat, organisme seperti mycobacteria atau bakteri anaerob infltratnya tidak bersiat supurati dan lapisan epitel utuh. Penggunaan kortikosteroid, kontak lensa, gra kornea yang telah
terineksi sebelumnya merupakan predisposisi terjadinya ineksi bakterial.
b. 0irus
Kelainan mata akibat ineksi herpes simpleks dapat berupa primer dan kambuhan. neksi primer ditandai dengan demam, malaise, limadenopati preaurikuler, konjungtivitis olikutans, blearitis, dan 1 kasus terjadi keratitis epitelial. 2ejala subyekti keratitis epitelial meliputi otoobia, injeksi perikorneal dan penglihatan kabur. Berat ringannya gejala iritasi tidak sebanding dengan luasnya lesi epitel karena adanya hipestesi atau insensibilitas kornea.
c. 3amur
Keratitis ungi banyak dijumpai pada pekerja pertanian. 4erdapat infltrat kelabu, sering dengan hipopion, peradangan nyata pada bola mata, ulserasi superfsial dan lesi-lesi satelit. 5esi utama dan sering juga lesi satelit merupakan lesi endotel dengan tepi tidak teratur di bawah lesi kornea utama, disertai dengan reaksi kamera okuli anterior yang hebat dan abses kornea.
d. 6lergi
e. Defsiensi vitamin
Biasanya lesi berupa ulkus terletak dipusat dan bilateral berwarna kelabu dan indolen disertai kehilangan kilau kornea di daerah sekitarnya. Kornea melunak dan sering terjadi preorasi.
. Kerusakan nervus trigeminus &n.0(
Kornea akan kehilangan kepekaannya yang merupakan salah satu pertahanan ineksi, yaitu reek berkedip. Pada tahap awal, ulkus neurotropik pada pemeriksaan uoresensi akan menghasilkan daerah berupa bercak terbuka.
Perubahan pada epitel sangat bervariasi, dari edema biasa dan vakuolasi sampai erosi kecil, pembentukan flamen, keratinisasi parsial, dan lain-lain. 5esi-lesi ini juga bervariasi pada lokasinya di kornea.
b. Keratitis subepitelial
5esi-lesi ini sering terjadi karena keratitis epitelial. 8mumnya lesi dapat diamati dengan mata telanjang. c. Keratitis stroma
9espon stroma kornea terhadap penyakit termasuk infltrasi yang menunjukkan akumulasi sel-sel radang: edema muncul sebagai penebalan kornea, pengkeruhan, atau parut: penipisan dan perlunakan yang dapat berakibat perorasi: dan vaskularisasi. d. Keratitis endotelial
)el-sel radang pada endotel tidak selalu menandakan adanya penyakit endotel karena sel radang juga merupakan maniestasi dari uveitis anterior.
#. enurut Pro. . )alim
a. Keratitis superfsial non-ulserati b. Keratitis superfsial ulserati c. Keratitis prounda non-ulserati d. Keratitis prounda ulserati
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan mata. Dari hasil anamnesis sering diungkapkan adanya riwayat trauma dan riwayat penyakit pada kornea. 6namnesis mengenai pemakaian obat lokal oleh pasien &salah satunya kortikosteroid( juga penting karena merupakan predisposisi terjadinya keratitis.
Pasien dengan keratitis biasanya datang dengan keluhan iritasi ringan, adanya sensasi benda asing, mata merah, mata
berair, penglihatan sedikit kabur, dan silau &otoobia( serta sulit membuka mata &blearospasme(. Penderita akan mengeluh sakit pada mata karena kornea memiliki banyak serabut sara nyeri, sehingga amat sensiti. Kebanyakan lesi kornea superfsialis maupun yang sudah dalam akan menimbulkan rasa sakit dan otoobia. 9asa sakit diperberat oleh kuman kornea yang bergesekan dengan palpebra. Karena kornea berungsi sebagai media reraksi sinar dan media pembiasan terhadap sinar yang masuk ke mata, maka lesi kornea umumnya akan mengaburkan penglihatan terutama bila lesi terletak sentral pada kornea.
;otoobia yang terjadi biasanya terutama disebabkan oleh kontraksi iris yang meradang. Dilatasi pembuluh darah iris adalah enomena reeks yang disebabkan iritasi pada ujung serabut sara pada kornea. Pasien biasanya juga mengeluhkan mata berair namun tidak disertai pembentukan sekret mata yang banyak, kecuali pada ulkus kornea purulen.
Beberapa pemeriksaan lain juga dibutuhkan dalam mendiagnosis dan menentukan penyebabnya. Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah/
!. 4ajam penglihatan 7. 4es reraksi
#. Pemeriksaan slit-lamp &biomikroskop( <. 9eek kornea
$. 2oresan ulkus
=. Pewarnaan kornea dengan >at uoresensi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan keratitis pada prinsipnya adalah diberikan sesuai dengan etiologinya. 4ujuan penatalaksanaan keratitis adalah/
• engeradikasi penyebab keratitis
• enekan reaksi peradangan sehingga tidak memperberat
destruksi pada kornea
Beberapa hal yang perlu dinilai dalam mengevaluasi keadaan klinis keratitis, yaitu rasa sakit, otoobia, lakrimasi, rasa mengganjal, ukuran ulkus, dan luasnya infltrat.
8ntuk virus dapat diberikan ido?uridine, triuridin, atau asiklovir. 8ntuk bakteri gram positi pilihan pertamanya adalah cea>olin, penisilin 2, atau vancomisin: sedangkan untuk bakteri gram negati dapat diberikan tobramisin, gentamisin, atau polimi?in B. Pemberian antibiotik juga diindikasikan jika terdapat sekret mukopurulen, menunjukkan adanya ineksi campuran dengan bakteri. 8ntuk jamur, pilihan obatnya adalah natamisin, amoterisin, atau ucona>ol. )elain itu obat yang dapat membantu epitelisasi dapat diberikan.
)elain terapi kausati, pada keratitis sebaiknya juga diberikan terapi simptomatisnya agar dapat memberikan rasa nyaman dan mengatasi keluhan-keluhan pasien. Pasien dapat diberi air mata buatan, sikloplegik, dan kortikosteroid. Pemberian air mata buatan dipakai sebagai pelumas otalmik, meningkatkan viskositas, dan memperpanjang waktu kontak kornea dengan lingkungan luar. Pemberian tetes kortikosteroid pada keratitis punctata superfsial bertujuan mempercepat penyembuhan dan mencegah terbentuknya jaringan parut pada kornea, serta menghilangkan keluhan otoobia. +amun umumnya steroid dapat menyebabkan kekambuhan karena steroid juga dapat memperpanjang ineksi virus jika memang etiologinya adalah virus.
Pemberian kortikosteroid topikal pada keratitis harus diawasi dan dikontrol karena pemakaian kortikosteroid untuk waktu yang lama dapat memperpanjang perjalanan penyakit hingga bertahun-tahun dan berakibat timbulnya katarak dan glaukoma terinduksi steroid, menambah kemungkinan ineksi
jamur, menambah berat radang akibat ineksi bakteri, dan dapat menyembunyikan gejala penyakit lain.
)elain terapi medikamentosa, diperlukan juga edukasi kepada pasien. Pasien sebaiknya diberitahukan bahwa keratitis merupakan penyakit kronik dan dapat terjadi kekambuhan. Pasien juga dianjurkan untuk tidak terlalu sering terpapar sinar matahari ataupun debu karena bisa menyebabkan terjadinya konjungtivitis vernal. Pasien diedukasi untuk tidak mengucek matanya karena dapat memperberat lesi yang telah ada.
Pencegahan transmisi penyakit juga penting dengan menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan, membersihkan lap atau handuk, sapu tangan, dan tissue.