• Tidak ada hasil yang ditemukan

OTOMATISASI DALAM PENERJEMAHAN PUISI TANAH AIR MATA KARYA SUTARJI CALZOUM BACRIE OLEH JOHN Mc GLYNN. Zulfan Arif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OTOMATISASI DALAM PENERJEMAHAN PUISI TANAH AIR MATA KARYA SUTARJI CALZOUM BACRIE OLEH JOHN Mc GLYNN. Zulfan Arif"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.2, No.1, 2013, pp. 60~71 ISSN: 2089-3884

OTOMATISASI DALAM PENERJEMAHAN PUISI TANAH AIR MATA KARYA SUTARJI CALZOUM BACRIE

OLEH JOHN Mc GLYNN

Zulfan Arif

e-mail : Zulfann@gmail.com

ABSTRACT

Poetry is one of the works of literature that emphasizes the selection of the correct word in meaning delivery attempt by the author to the reader. Good poem needs to be known by many people, so it requires a translation process. So that the meaning of the source language can be conveyed well, so the choice of words in the target language must be precise. This paper due to determine the choice of words used in the translation using the theory of aesthetic functionality introduced by Jan Mukarovsky. The method used in this paper is a method for translational matching this paper focuses on two different languages. Sample analysis is the selection of Wellspring word to translate the word tanah. Literally the word tanah if translated in English is land, but John Mc Glynn choose Wellspring word that means everything to the source does not change the meaning to be conveyed by the author to readers.

ABSTRAK

Puisi merupakan salah satu karya sastra yang menekankan pada pemilihan kata yang tepat dalam usaha penyampaian makna oleh pengarang terhadap pembaca. Puisi yang bagus perlu diketahui oleh banyak orang, sehingga memerlukan proses penerjemahan. Agar makna dari bahasa sumber dapat tersampaikan dengan baik, maka pemilihan kata dalam bahasa target harus tepat. Paper ini bertujuan untuk mengetahui pemilihan kata yang digunakan dalam penerjemahan menggunakan teori otomatisasi yang merupakan bagian dari fungsi estetika yang dikenalkan oleh Jan Mukarovsky. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode padan translasional karena tulisan ini difokuskan pada dua bahasa yang berbeda. Contoh analisis adalah dalam pemilihan kata Wellspring untuk menerjemahkan kata Tanah. Secara harfiah kata Tanah jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris adalah Land, tetapi Jhon Mc Glynn memilih kata Wellspring yang berarti Sumber segala sesuatu atau Mata air untuk tidak merubah makna yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca.

Kata kunci: Puisi; Otomatisasi; bahasa Inggris.

A. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki banyak penyair, di antaranya adalah Sutarji Calzoum Bachrie. Sutarji adalah salah satu penyair Indonesia yang membawa gaya kontemporer dalam sejarah sastra bangsa Indonesia. Karya-karyanya banyak yang telah diterjemahkan dalam

(2)

harus mampu menyampaikan makna atau ide yang ingin di sampaikan oleh pengarang kepada pembaca dengan bahasa yang berbeda tanpa mengurangi nilai-nilai estetikanya. Nilai estetika yang dimaksud adalah lebih menekankan pada pemilihan kata dalam penyampaian makna.

Pemilihan kata dalam penerjemahan di Indonesia terutama dalam penerjemahan puisi sebagian besar menggunakan teori otomatisasi, yaitu salah satu bagian dari teori estetika yang dikenalkan oleh Jan Mukarovsky. Teori tersebut dipilih karena lebih menekankan pada penyampaian makna. Seperti apa yang telah disampaikan oleh Larson dalam bukunya Wuryanto (2007:1) bahwa hakikat penerjemahan adalah teralihnya makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Ini menunjukkan bahwa dalam aktivitas penerjemahan makna/ide dari bahasa sumber adalah hal pokok yang harus diperhatikan dan tidak terpaku pada pengalihan bahasa saja.

Dalam penyampaian makna dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dapat terlaksana dengan baik, ada beberapa metode yang dapat digunakan. Ada delapan metode yang dapat

digunakan menurut Newmark: word-for-wordtranslation yaitu

penerjemahan kata per kata, literal translation atau bisa disebut juga dengan penerjemahan secara harfiah, faithful transaltion atau

penerjemahan gramatikal, semantictranslationyang berarti

penerjemahan secara semantik, adaption atau juga disebut adaptasi, free translation yang berarti penerjemahan secara bebas, idiomatic translation atau penerjemahan aestetik, dan penerjemahan komunikatif (communicative translation) (Newmark, 1988:64). Secara mendasar, metode apapun yang digunakan adalah bertujuan untuk menyampaikan ide dari bahasa sumber (sourch text) ke bahasa target (target text). Tetapi dalam pemilihan metode perlu diperhatikan beberapa hal seperti budaya dari bahasa sumber, kemudian siapa target yang ingin dituju dalam penerjemahan dan penting juga untuk memperhatikan apa tujuan dari penerjemahan tersebut. Sebagai mana bahasa mempunyai nilai praktis dalam berkomunikasi, jika nilai tersebut ditinggalkan maka yang tertinggal adalah nilai estetis (Alwasilah, 1992:40). Oleh sebab adanya nilai estetis tersebut, maka dalam penerjemahan sering muncul proses

(3)

automatization dan Foregrounding sebagai sarana untuk menyesuaikan ide ke bahasa target (target text).

Dalam proses penerjemahan bahasa, otomatisasi

(automatization) dan Foregrounding merupakan bagian dari fungsi estetika yang dikenalkan oleh linguis aliran praha Jan Mukarovsky pada tahun 1930-an. Otomatisasi merujuk pada rangsangan yang diharapkan situasi sosial penerjemahan tertentu, sedangkan Foregrounding adalah sebaliknya yaitu merujuk pada rangsangan yang tidak diharapkan dalam situasi sosial atau tidak biasa. Contoh otomatisasi misalnya dalam penerjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Inggris Mau kemana? tidak diterjemahkan menjadi Where are you going? Tetapi cukup dengan menggunakan kata Hello. Hal itu terjadi karena ungkapan Mau kemana dalam bahasa merupakan kata sapaan, sedangkan dalam bahasa Inggris kata sapaan yang biasa digunakan adalah kata Hello. Akan tetapi dalam beberapa kasus penerjemahan Where are you going? Diterjemahkan secara harfiah dan tetap mempertahankan makna aslinya, itulah yang disebut dengan Foregrounding.

Salah satu fungsi estetika yang terjadi dalam penerjemahan puisi Tanah Air Mata karya Sutarji Calzoum Bacrie kedalam bahasa Inggris oleh John Mc Glynn menjadi Wellspring of Tear adalah kata Tanah dalam Kamus Inggris Indonesia yang disusun oleh Jhon M. Echols dan Hassan Sadily itu bermakna Land (Echols&Sadily, 2005:347). Sedangkan Jhon Mc Glynn menerjemahkannya dengan kata Wellspring yang dalam kamus yang sama bermakna Sumber/Mata air (Echols&Sadily, 2005:643). Pemilihan kata Wellspring oleh Jhon Mc Glynn tentunya bukan merupakan penerjemahan secara harfiah yang menuliskan arti secara apa adanya atau yang disebut dengan Foregrounding melainkan untuk mendapatkan nilai estetis yang terkandung dalam puisi dalam bahasa sumber.

Melihat kenyataan banyaknya fenomena otomatisasi

(Automatitation) dan Foregrounding yang terjadi dalam

penerjemahan, penulis berminat untuk mengkaji otomatisasi dalam penerjemahan puisi karya Sutarji Calzoum Bacrie oleh John Mc Glynn. Penerjemahan puisi sangat menarik untuk dikaji dengan fungsi estetika yang dikenalkan oleh Jan Mukarovsky karena puisi merupakan salah satu karya sastra yang tidak hanya menyampaikan

(4)

ide/atau makna secara baik tetapi juga tentang pemilihan kata yang mengandung unsur keindahan/estetis. Penulis memilih puisi Tanah Air Mata karya Sutarji Calzoum Bacrie karena dalam puisi tersebut

menggambarkan keadaan bangsa Indonesia yang banyak

meneteskan air mata. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui terbentuknya otomatisasi dalam penerjemahan puisi tersebut. Hal itu perlu diketahui untuk memastikan bahwa hasil penerjemahan tidak menyimpang dari teks sumbernya.

B. OTOMATISASI DALAM ESTETIKA BAHASA

Dalam sebuah kamus linguistik otomatisasi diartikan sebagai rangsangan atau stimulus yang diharapkan secara normal dalam situasi yang normal pula. (Kridalaksana, 2008: 169). Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa otomatisasi atau Automatization dan adalah bagian dari teori Fungsi Estetika yang dikenalkan oleh Jan Mukarovsky seorang linguis pada tahun 1930-an yang menganut aliran Praha. Seorang liguis Indonesia Abdul Chaer Alwasilah juga menjelaskan Fungsi Etetika secara garis besar dalam bukunya yang berjudul Beberapa Madzhab dan Dikotomi Teori Linguistik dalam buku tersebut ia menjelaskan bahwa bahasa mempunya nilai praktis seperti nilai praktis untuk berkomunikasi. Jika Fungsi praktisnya ditinggalkan maka tindakan tersebut mempunyai nilai estetis (Alwasilah, 1992:40).

Hubungan antara otomasi dan etetika dalam bahasa sebenarnya adalah sangat erat seperti yang dijelaskan oleh Abdul Chaer bahwa fungsi estetis akan muncul jika meninggalkan nilai praktis, jika nilai praktis ditinggalkan maka otomatisasi adalah cara yang tepat untuk menyampaikan ide/pesan dari bahasa sumber. Otomatisasi yang telah dijelaskan diatas bahwa ia cenderung mengacu pada stimulus atau rangsangan untuk mendapatkan makna yang diharapkan. Foregrounding adalah sebaliknya, ia mengacu pada stimulus yang tidak diharpakan dalam penyampaian makna, sehingga dalam beberapa kasus hal tersebut dapat melencengkan makna.

Otomatisasi dapat disejajarkan dengan metode

communicative translation dalam prakteknya karena penerjemahan yang dilakukan menekankan pada ide yang disampaikan dalam teks sehingga tidak kaku dan lebih komunikatif. Sedangkan lawannya

(5)

Foregrounding yang tidak menekankan pada ide/gagasan lebih patut disandingkan dengan metode penerjemahan penerjemahan secara harfiah atau literal translation.

C. OTOMATISASI DAN STILISTIKA

Otomatisasi juga erat hubungannya dengan cabang ilmu stalistika. Menurut Kridalaksana stilistika adalah cabang ilmu pengetahuan yang digunakan untuk menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya sastra; ilmu interdisipliner antara linguistik dan sastra atau secara singkatnya stilistika adalah penerapan ilmu linguistik dalam penelitian gaya bahasa (Kridalaksana: 2008:128).

Konsep Jan Mukarovsky tentang otomatisasi hampir sama dengan konsep stilistika yaitu sama-sama berkaitan dengan fungsi estetika. Diksi dalam ilmu stilistika juga merupakan upaya untuk membentuk nilai estetika dalam bahasa dengan cara memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan konteksnya (Keraf Gorys, 1984: 24).

Dalam penelitian ini penulis membatasi otomatisasi yang berkaitan dengan fungsi estetika Jan Mukarovsky.

D. PEMBAHASAN

Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941; umur 71 tahun) adalah pujangga Indonesia terkemuka. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung. Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknyai dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana.Dari sajak-sajaknya itu Sutardji memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu perpuisian Indonesia. Terutama karena konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata seperti dalam mantra. Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation (Calcutta, India), Writing from the World (Amerika Serikat), Westerly Review (Australia) dan dalam dua antologi berbahasa Belanda: Dichters in Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975) dan Ik wil nog duizend jaar leven, negen moderne Indonesische dichters (1979).

(6)

Pada tahun 1979, Sutardji dianugerah hadiah South East Asia Writer Awards atas prestasinya dalam sastra di Bangkok, Thailand (http://id.wikipedia.org/wiki/Sutardji_Calzoum_Bachri)

Dalam penulisan ini penulis mengambil salah satu puisi Sutarji Calzoum Bacrie yang temuat dalam Majalah Horison tahun 2002 yang berjudul Tanah Air Mata yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris olh John Mc Glynn menjadi Wellspring of Tears.

Wellspring Of Tears

wellspring of my tears, wellspring of sorrow

wellspring of our tears wellspring of our land here we stand singing of our tears in the fertility of your land we scret our hurt

in the grand storefronts of your buildings we seek to hide our suffering

we seek to secret our grief to burry the pain and sorrow but hurt can not be hidden it spreads everywhere

the world does not end at the limits of sight

and a broad sky awaits that you can not avoid wherever you trend you step on our tears wherever you fly you step on our tears wherever you sail you cross over our tears you have been surrounded and you can not get away, not ever, no matter where you go you must surrender to the depth of our tears.

Tanah Air Mata

Tanah air mata tanah tumpah darahku Mata air airmata kami

Air matatanah air kami

Di sinilah kami berdiri Menyanyikan air mata kami Dibalik gembur subur tanahmu Kami simpan perih kami

Dibalik etalase megah gedung-gedungmu

Kami coba sembunyikan derita kami Kami coba simpan nestapa Kami coba kuburkan duka lara Tapi perih tak bisa sembunyi Ia merebak kemana-mana

Bumi memang tak sebatas pandang Dan udara luas menunggu

Namun kalian takkan bisa menyingkir Kemanapun melangkah

Kalian pijak air mata kami Kemana punt erbang

Kalian hinggap di air mata kami Kemana pun berlayar

Kalian arungi air mata kami

Kalian sudah terkepung Takkan bias mengelak Takkan bias kemanpergi

Menyerahlah pada kedalaman air mata kami

(7)

(MajalahHorison XXXV,2004 :169)

Puisi tersebut menceritakan tentang perjuangan rakyat Indonesia dalam melawan penguasa yang mementingkan diri mereka sendiri. Puisi itu juga menjelaskan bahwa rakyat bisa melawan, karena seseungguhnya rakyatlah yang berkuasa. Dalam penerjemahan puisi tersebut tentunya John Mc Glynn telah memperhatikan kondisi social pada masa itu, sehingga muncul

banyak otomasi yang bertujuan untuk tetap menjaga

pesan/gagasan/ide dari teks sumber (sourch text).

Ada beberapa otomatisasi yang ditemukan penulis dalam penerjemahan puisi tersebut, untuk mempermudah membacanya penulis memasukkannya ke dalam sebuah tabel.

Bahasa Sumber Bahasa Target

Tanah Wellspring

Dukalara Hurt

Perih Smarting

Udara Sky

Namun That

Untuk mengetahui bagaimana otomatisasi penerjemahan dalam bahasa Inggris dari bahasa Indonesia penulis menggunakan bahasa Indonesia sebagai padanan dari bahasa Inggris. Dalam penelitian ini hanya terbatas pada makna secara harfiah yang ada dalam kamus. Penulis menggunakan Kamus Indonesia-Inggris susunan Jhon M. Echols dan Hasan Sadily untuk mengetahui terjemah kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Untuk mengetahui makna asli dari bahasa target (target text) penulis menggunakan kamus Oxford Leaners Dictionary.

1. Tanah Wellspring

Kata pertama yang ditemukan penulis dalam puisi adalah kata Tanah. Tanah dalam Kamus Inggris Indonesia yang disusun oleh Jhon M. Echols dan Hassan Sadily itu bermakna Land

(Echols&Sadily, 2005:347). Sedangkan, Jhon Mc Glynn

menerjemahkannya dengan kata Wellspring yang dalam kamus yang sama bermakna Sumber/Mata air (Echols&Sadily, 2005:643).

(8)

Kata Tanah dan Sumber/Mata air jelas tidak sama, tetapi hal itu merupakan sesuatu yang wajar. Apabila dalam penerjemahan kata Tanah menjadi Land maka akan menimbulkan sesuatu yang tidak lazim dan kaku sehingga mempersulit pembaca untuk mengetahui makna/ide yang ingin disampaikan atau juga disebut dengan istilah

Foregrounding atau penerjemahan secara harfiah. Dalam

penerjemahan, metode harfiah adalah metode yang paling jarang digunakan karena hasilnya akan menjadi kaku dan sulit untuk dipahamai, sehingga otomatisasi penerjemahan kata Tanah menjadi Wellspring adalah kata yang tepat.

Jika dihubungkan dengan fungsi Estetika Jan Mukarovsky, maka nilai estetis justru akan muncul jika menimbulkan Shocking bagi pembacanya. Penerjemahan kata Tanah Menjadi kata Wellspring mempunyai fungsi yang sama, yakni fungsi komunikasi. Kata Tanah yang merupakan kata benda yang menginformasikan tentang tempat orang berpijak dan berasal mempunyai fungsi komunikasi yang sama dengan kata Wellspring yang diartikan dengan Sumber/Mata Air yaitu tempat asal dari sesuatu.

2. Dukalara Hurt

Otomasi selanjutnya yang ditemukan adalah penerjemahan kata Dukalara yang diterjemahkan menjadi Hurt. Kata Dukalara berasal dari gabungan kata Duka dan Lara. Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata duka bermakna grief, sorrow sedangkan kata Lara diterjemahkan menjadi sick dan paintful. Kata Hurt dalam Kamus Oxford Leaners Dictionary adalah cause injury or pain to somebody atau yang menyebabkan sakit kepada seseorang. Apabila dalam penerjemahan kata Dukalara diterjemahkan menjadi kata grief atau pantful akan menimbulkan sesuatu yang tidak lazim dan kaku atau desebut dengan Foregrounding yang disejajarjan dengan penerjemahan harfiah. Dalam puisi ini Sutarji Calzoum Bacrie ingin menyampaikan kesakitan dengan sangat sehingga pemilihan kata Hurt yang dilakukan oleh John Mc Glynn dalam menerjemahkan kata Dukalara adalah hal yang tepat.

Sutarji Calzoum Bacrie menggunakan kata dukalara untuk menyampaikan penderitaan rakyat yang mengenaskan dan John Mc Glynn mengartikannya dengan kata Hurt yang berarti yang menyebabkan sakit atau penderitaan terhadap seseorang, kedua

(9)

kata tersebut mempunya fungsi yang sama yakni fungsi informasi. John Mc Glynn ingin pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan oleh pembaca teks sumbernya.

3. Perih Hurt

Kata selanjutnya yang ditemukan penulis dalam puisi karya Sutarji Calzoum Bacrie yang diterjemahkan oleh John Mc Glynn adalah kata Perih. Seperti kata dukalara yang dijelaskan diatas kata Perih dalam Kamus Inggris Indonesia yang disusun oleh Jhon M. Echols dan Hassan Sadily ditejemahkan menjadi Smarting (Echols&Sadily, 2005:347). Sedangkan didalam kamus Oxford Learners Dictionary kata hurt bermakna cause injury or pain to somebody atau yang menyebabkan sakit kepada seseorang dengan kata lain kesakitan. Kata Perih dan Sakit jelas berbeda walaupun kadang dianggap sama, tetapi hal itu merupakan sesuatu yang tidak aneh. Apabila dalam penerjemahan kata Perih menjadi Smarting maka akan menimbulkan sesuatu yang tidak lazim dan mempersulit pembaca untuk mengetahui makna/ide sebenarya yang ingin disampaikan atau juga disebut dengan istilah Foregrounding yang

disejajarkan dengan penerjemahan secara harfiah. Dalam

penerjemahan, metode harfiah adalah metode yang paling jarang digunakan karena hasilnya akan menjadi kaku dan sulit untuk dipahami bahkan dapat pula merubah makna yang sebenarnya ingin disampaikan oleh penulis dari bahasa sumber (sourch text), sehingga otomatisasi penerjemahan kata Perih menjadi hurt adalah kata yang tepat.

Apabila dikaitkan dengan fungsi Estetika yang dikenalkan oleh Jan Mukarovsky, maka nilai estetis justru akan muncul jika

menimbulkan Shocking atau kejutan bagi pembacanya.

Penerjemahan kata Perih Menjadi kata Hurt mempunyai fungsi yang sama, yakni fungsi komunikasi. Kata Perih yang merupakan kata sifat yang menginformasikan tentang perasaan sakit yang berkepanjangan mempunyai fungsi komunikasi yang sama dengan kata hurt yang diartikan dengan kesakitan yaitu perasaan sakit yang berkepanjangan dan mendalam karena sesuatu.

(10)

Otomatisasi keempat yang ditemukan penulis dalam puisi tersebut adalah kata Udara yang diterjemahkan menjadi kata Sky. Kata Udara dalam Kamus Inggris Indonesia yang disusun oleh Jhon M. Echols dan Hassan Sadily ditejemahkan menjadi Air. Sedangkan didalam kamus Oxford Learners Dictionary kata Sky bermakna the region of the atmosphere and outer space seen from the earth atau wilayah dalam atmosfer dan ruang terluar yang dapat dilihat dari bumi atau lebih biasa disebut dengan Langit. Kata Udara dan Langit memang berbeda namun hal itu merupakan sesuatu yang wajar. Jika dalam penerjemahan kata Udara diterjemahkan menjadi Air maka akan menimbulkan sesuatu yang berbeda dan dapat mengalihkan pembaca untuk mengetahui makna/ide sebenarya yang ingin disampaikan atau dapat juga disebut dengan istilah Foregrounding seperti yang telah dijelaskan.

Apabila dihubungkan dengan fungsi Estetika yang

dikenalkan oleh Jan Mukarovsky, maka nilai estetis justru akan muncul jika menimbulkan Shocking atau kejutan bagi pembacanya. Penerjemahan kata Udara Menjadi kata Sky mempunyai fungsi yang sama, yakni fungsi komunikasi. Kata Udara yang merupakan kata benda yang menginformasikan tentang sesuatu yang luas dan ada dimanapun manusia berada mempunyai fungsi komunikasi yang sama dengan kata Sky atau Langit juga menjelaskan sesuatu yang luas dan manusia dapat menemukannya dimana pun mereka berada.

5. Namun That

Otomatisasi satelah itu adalah kata Namun. Namun dalam Kamus Inggris Indonesia yang disusun oleh Jhon M. Echols dan Hassan Sadily itu bermakna yet, however. Sedangkan Jhon Mc Glynn menerjemahkannya dengan kata that yang dalam kamus Oxford Leaners Dictionary bermakna used to refer to a person or thing that is not near to the speaker atau dalam bahasa Indonesia dapat bermakna bahwa. Kata namun dan bahwa jelas tidak sama, tetapi hal itu merupakan sesuatu yang wajar. Apabila dalam penerjemahan kata namun menjadi yet atau however maka akan menimbulkan sesuatu yang tidak lazim dan kaku sehingga mempersulit pembaca untuk mengetahui makna/ide yang ingin disampaikan atau juga disebut dengan istilah Foregrounding atau

(11)

penerjemahan secara harfiah. Dalam penerjemahan, metode harfiah adalah metode yang paling jarang digunakan karena hasilnya akan menjadi kaku dan sulit untuk dipahamai, sehingga otomatisasi penerjemahan kata namun menjadi that adalah kata yang tepat.

Jika dihubungkan dengan fungsi Estetika Jan Mukarovsky, maka nilai estetis justru akan muncul jika menimbulkan Shocking bagi pembacanya. Penerjemahan kata namun Menjadi kata that mempunyai fungsi yang sama, yakni fungsi komunikasi, yakni mengkomunikasikan bahwa objek yang dibicarakan dalam teks sumber tidak akan bisa pergi kemanapun. Mereka tetap dalam kekuasaan yang sesungguhnya.

E. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa otomatisasi yang terjadi dalam penerjemahan puisi karya Sutarji Calzoum Bacrie oleh John Mc Glynn tidak terlepas dari fungsi estetisnya. Kata tanah yang diterjemahkan menjadi Wellspring, kata Dukalara yang diterjemahkan menjadi Hurt, kata Perih yang diterjemahkan menjadi Hurt, kata Udara yang diterjemahkan menjadi Sky dan kata Namun yang diterjemahkan menjadi That merupakan kata-kata yang secara harfiah mempunyai makna yang berbeda namun dalam otomatisasinya dapat menyampaikan ide yang sama. Maka dalam penerjemahan tersebut tidak ditemukan penerjemahan ide/gagasan yang menyimpang.

F. DAFTAR PUSTAKA

Alwasiah, Chaedar A. 1992. Beberapa Madhab dan Dikotomi teori Linguistik. Bandung: Penerbit Angkasa.

Hatta, Ahmad. 2009. Tafsir Qur’an Per K ata Dilengkapi dengan Asbabun Nuzul dan Terjemah. Jakarta: Maghfirah Pustaka. Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Ikrar

Mandiriabadi.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Majalah Horison-XXXV/4/2002

(12)

Newmark, Peter. 1988. The Text Book of Translation. Tokyo: Prentike Hall international.

Sadily, Hadan dkk. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta Gramedia.

Welter, Elisabeth. 2008. Cambridge Advance Lerner’s Dictionary. Cambridge: Cambridge University Press.

Wuryantoro, Aris. 2007. Kompetensi Pengalihan (Transfer

Competence) dalam Penerjemahan. Jakarta: Auditorium Kampus Gunadarma.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sutardji_Calzoum_Bachri diakses pada 15 Januari 2013 pukul 20.30 Wib.

Referensi

Dokumen terkait

“ Saya dari toko gerabah kundi ketiga memberikan persyaratan apabila membeli gerabah kundi dengan cara pesanan maka pembeli harus memberiakan uang muka (DP) yang

menunjukkan sekumpulan foto kotoran anjing yang  ditemui Akbar dan ditampilkan secara slide show. Masih 

• Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN) adalah standar harga satuan tertinggi untuk biaya pelaksanaan kontruksi fisik per-m 2   pembangunan. bangunan gedung negara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan dengan menggunakan rasio Non Performing Loan Ratio (NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Capital

LPTK PENYELENGGARA : IAIN SUNAN AMPEL

Atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada Triwulan I-2010 adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp380,9

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, analisis data, dan pengujian hipotesis, maka dapat ditemukan terdapat kontribusi yang cukup besar dari kelentukan pergelangan

Hukum acara Penyelesaian sengketa ekonomi Syariah belum terkodifikasi masih tersebar di beberapa peraturan lain, karena untuk menunjang pelaksanaan hukum acara