• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAGAAN DAYA HASIL DAN KEMIRIPAN BEBERAPA GALUR JAGUNG TROPIS KOLEKSI PT. BISI International, Tbk.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KERAGAAN DAYA HASIL DAN KEMIRIPAN BEBERAPA GALUR JAGUNG TROPIS KOLEKSI PT. BISI International, Tbk."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

12

KERAGAAN DAYA HASIL DAN KEMIRIPAN BEBERAPA GALUR JAGUNG TROPIS KOLEKSI PT. BISI International, Tbk.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaan daya hasil dan kemiripan beberapa galur jagung tropis Koleksi PT. BISI International, Tbk. Delapan belas galur jagung tropis digunakan sebagai materi penelitian. Evaluasi dilakukan di kebun percobaan PT. BISI International, Tbk., Kediri, Jawa Timur bulan Mei hingga September 2012. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan tiga ulangan. Satu nomor terdiri dari dua baris tanaman dengan panjang baris 3 m dan jarak tanam 75x20 cm. Pengamatan dilakukan terhadap karakter potensi prolifik (%); umur tanaman; panjang dan diameter tongkol (cm); pengisian biji pada tongkol (%); bobot 1000 biji (g); bobot biji per plot (kg) dan potensi hasil (t/ha). Uji lanjut DMRT digunakan untuk mengetahui galur-galur yang berpenampilan lebih baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa galur-galur yang diuji berbeda nyata untuk karakter umur tanaman (HST), panjang tongkol (cm), diameter tongkol (cm) dan bobot 1000 biji (g). Berdasarkan dendogram dengan nilai koefisien ketidakmiripan Euclidian 3.5, galur-galur yang diuji dapat dikelompokkan ke dalam delapan kelompok utama. Galur- galur potensial yang diseleksi untuk pengujian daya gabung dan heterosis melalui analisis dialel berdasarkan karakter potensi hasil adalah Pron#077; Loe#055; Loe#055; Pron#142; 1#247; Sr-1#086; Loe#187; Pron#163; dan Sr-1#001.

Kata kunci : galur jagung tropis, kemiripan genetik, analisis dendogram, potensi hasil

(2)

13 YIELD PERFORMANCE AND SIMILIARITY OF SEVERAL TROPICAL

MAIZE LINES FROM PT. BISI International, Tbk’S COLLECTIONS

ABSTRACT

The aim of this research was to analyze yield performance and similiarity among eighteen tropical maize lines from PT. BISI International,Tbk’s collection. The research was conducted at PT. BISI International,Tbk’s research station, Kediri, East Java on May until September 2012. The Randomized Complete Block Design was used in the experiment with 3 replications. Each entry consists of two rows with 3 m in length and 75x20 cm for plant spacing. Prolificacy (%), days to harvest, ear length and diameter (cm), grain filling on ear (%), 1000-seed weight (g), grain weight per plot (kg) and grain yield potencial (t/ha) were used as observation traits. The DMRT test was used to determine the better lines. The experimental results revealed that the lines were significantly different for days to mature; ear length (cm); ear diameter (cm) and 1000-seed weight (g). Based on dendrogam analysis by 3.5 Euclidian dissimiliarity coefficient, the lines can be grouped into 8 main group. Pron#077; Loe#055; Loe#055; Pron#142; Sr-1#247; Sr-1#086; Loe#187; Pron#163; and Sr-1#001 were the better lines based on yield which is potencial to be selected for combining ability and heterosis evaluation. Key words : tropical maize lines, genetic similiarity, dendogram analysis, yield

(3)

14

PENDAHULUAN

Perakitan jagung hibrida melalui program pemuliaan merupakan cara yang paling efektif dalam memperoleh varietas hibrida jagung yang unggul. Varietas hibrida yang unggul biasanya dicirikan dengan nilai heterosis dan daya hasil yang tinggi. Heterosis merupakan bentuk penampilan superior hibrida yang dihasilkan bila dibandingkan dengan kedua tetuanya (Hallauer and Miranda 1995). Melalui eksploitasi heterosis dapat diperoleh varietas hibrida yang unggul terutama dalam hal produktivitas tanaman. Dalam pemuliaan tanaman jagung, pengembangan dan seleksi galur-galur tetua potensial yang dapat menghasilkan hibrida yang superior merupakan kegiatan yang sulit, lama dan membutuhkan sumber daya yang besar, karena kombinasi persilangan antar galur dalam pembentukan hibrida tidak selalu menghasilkan hibrida superior (Ruswandi et al. 2006). Oleh karena itu, evaluasi persilangan antar galur murni merupakan tahapan penting dalam pengembangan varietas hibrida jagung (Hallaeur 1990).

Penampilan daya hasil dan kekerabatan genetik menjadi bahan pertimbangan utama dalam pemilihan galur yang akan dijadikan kandidat tetua persilangan untuk membentuk hibrida yang unggul. Selain berdasarkan hasil test-cross, CIMMYT biasa melakukan seleksi melalui penampilan per se galur-galur calon tetua persilangan. Galur-galur yang menunjukkan penampilan daya hasil dan toleransi terhadap depresi inbreeding pada umumnya menghasilkan kombinasi F1 yang bagus (Vasal komunikasi pribadi 2012). Phoelman and Sleeper (1995) menerangkan bahwa persilangan antar tetua yang memiliki latar belakang genetik yang jauh akan menghasilkan keturunan silang tunggal yang mempunyai nilai heterosis tinggi dibanding tetua yang latar belakang genetiknya dekat. Oleh karena itu, evaluasi penampilan daya hasil dan kemiripan galur yang diuji penting dilakukan untuk memperoleh F1 hasil persilangan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaan daya hasil dan kemiripan beberapa galur jagung tropis koleksi PT. BISI International, Tbk. Informasi yang diperoleh dijadikan bahan pertimbangan menyeleksi galur kandidat tetua hibrida dalam pengujian daya gabung dan heterosis untuk karakter komponen hasil dan daya hasil.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei hingga September 2012 di fasilitas kebun penelitian tanaman pangan PT. BISI International, Tbk., Farm Kambingan, Kediri, Jawa Timur. Lahan penelitian berada pada ketinggian 130 m di atas permukaan laut (dpl), memiliki tipe tanah regosol dengan fraksi dominan pasir dan pH 6.5 (tergolong netral). Lahan percobaan secara intensif digunakan untuk pertanaman jagung dan pengairan menggunakan sistem pompa air tanah.

(4)

15 Materi Genetik

Materi genetik yang digunakan dalam penelitian yaitu 18 galur jagung tropis koleksi PT. BISI International, Tbk generasi S5 yang berasal dari tiga populasi jagung tropis dan tropis semi-eksotik berbeda (Tabel 1).

Tabel 1. Daftar Materi Genetik yang Digunakan dalam Penelitian

Kode galur Karakter Asal populasi

Ukuran tongkol Tipe biji Warna biji

Sr-1#001 Panjang-kecil Semi-dent KO Sr-1Pop Populasi jagung tropis milik Charoen Seed Co., Ltd. Sr-1#239 Sedang-besar Semi-dent KO Sr-1#247 Pendek-sedang Semi-dent OK Sr-1#016 Panjang-besar Semi-dent O Sr-1#147 Panjang-sedang Semi-flint OK Sr-1#086 Sedang-besar Semi-dent K

Pron#026 Sedang-sedang Dent K

BSSyPronPop populasi jagung tropis koleksi PT. BISI International, Tbk.

Pron#163 Panjang-sedang Dent K

Pron#233 Panjang-besar Semi-dent KO

Pron#151 Sedang-besar Semi-dent K

Pron#077 Panjang-sedang Semi-flint O

Pron#142 Panjang-sedang Dent K

Loe#214 Panjang-kecil Flint KO

BSSwLoePop populasi jagung tropis semi-eksotik koleksi PT. BISI International, Tbk.

Loe#187 Sedang-sedang Semi-dent K

Loe#061 Panjang-sedang Semi-flint OK

Loe#057 Panjang-Besar Semi-dent O

Loe#055 Panjang-sedang Flint OK

Loe#242 Sedang-sedang Semi-dent KO

Keterangan: kategori ukuran panjang tongkol = < 5cm (pendek), 5-10cm (sedang), 10-15cm (panjang), >15cm (sangat panjang); kategori diameter tongkol = <3cm (kecil), 3-4cm (sedang), 4-5cm (besar), >6cm (sangat besar); K = kuning; KO = kuning agak oranye; OK = oranye agak kuning; O = oranye

Pelaksanaan Percobaan

Pengolahan tanah dilakukan sebanyak 2 kali yaitu, bajak I dilakukan satu minggu sebelum tanam dan bajak II sekaligus garu dilakukan sesaat sebelum tanam. Penanaman dilakukan dengan membuat lubang tanam ganda (cara tugal), satu lubang untuk benih dan lubang lainnya untuk pupuk dasar. Pada saat tanam satu lubang diisi 2 benih dan setelah tanaman tumbuh hingga tinggi ± 25 cm dilakukan penjarangan, sehingga terdapat satu tanaman per lubang. Percobaan dirancang menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak dengan tiga ulangan, sehingga terdapat 54 unit percobaan. Jarak tanam yang digunakan adalah 75 x 20 cm. Satu plot percobaan terdiri atas dua baris tanaman dengan panjang 3 m, sehingga dalam satu plot terdapat 30 tanaman.

(5)

16

Perawatan tanaman dilakukan secara intensif. Pemberian perlakuan benih dengan fungisida berbahan aktif dimetomorf 50% dosis 3 gr / 10 ml air / kg benih dikombinasikan dengan metalaksil 2 gr / 10 ml air / kg benih digunakan untuk mengendalikan serangan penyakit bulai. Pengairan dilahan dilakukan jika tidak terdapat hujan. Ketersediaan air dikondisikan secara optimal terutama pada fase-fase kritis tanaman, yaitu fase-fase perkecambahan, fase-fase vegetatif, setelah pemupukan, fase pembungaan dan fase pembentukan serta pengisian biji. Pemupukan dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat tanam sebagai pemupukan dasar, pada umur 21 hari setelah tanam (HST) (pemupukan susulan I) dan 40 HST (pemupukan susulan II). Pupuk yang digunakan yaitu pupuk majemuk NPK dengan dosis 350 kg/ha sebagai pupuk dasar dan pupuk urea sebanyak 300 kg/ha yang diaplikasikan pada pemupukan susulan I dan pemupukan susulan II. Pembumbunan dilakukan sebanyak 2 kali setiap setelah selesai pemupukan susulan.

Pengendalian gulma dilakukan pada umur 30-35 HST sebelum pemupukan susulan II dan pada umur 70-75 HST atau pada fase menjelang pengisian biji menggunakan herbisida kontak berbahan aktif paraquat diklorida. Pengendalian serangan hama penggerek batang dilakukan dengan aplikasi pestisida berbahan aktif beta siflutrin. Pencegahan serangan lalat pucuk dilakukan dengan pemberian insektisida berbahan aktif imidakloprid ± 0.5 gr/tanaman pada pucuk tanaman pada umur 21 HST dan 1 minggu menjelang tanaman berbunga. Untuk keperluan pengamatan rendemen, bobot 1000 biji dan kadar air benih, pada masing-masing nomor dilakukan persilangan sendiri (selfing) sebanyak 5 tanaman. Pemanenan dilakukan pada saat 90% tanaman dalam satu plot daun dan kelobotnya terlihat mengering, yang dicirikan dengan lapisan hitam (black layer) pada bagian bawah biji dan apabila biji jika ditekan dengan kuku tidak membekas.

Sebanyak sepuluh tanaman pada masing-masing plot digunakan sebagai tanaman contoh. Pengamatan utama dilakukan terhadap karakter-karakter sebagai berikut :

1) Potensi prolifik (%);

Persentase prolifik (tongkol lebih dari satu dalam satu tanaman) dievaluasi dengan menghitung jumlah tanaman yang memiliki tongkol produktif lebih dari satu dibanding total populasi tanaman dalam satu plot. Dihitung berdasarkan rumus :

% = ∑ 100%

2) Umur masak (HST);

Umur masak tanaman diamati dan dihitung ketika 90% tanaman dalam satu plot daun dan kelobotnya terlihat kering, apabila bijinya ditekan dengan kuku tidak membekas dan terdapat lapisan hitam pada bagian bawah atau pangkal biji.

3) Panjang dan diameter tongkol (cm);

Panjang dan diameter tongkol diukur dengan menggunakan alat jangka sorong. Panjang tongkol diukur dari pangkal hingga ujung tongkol. Diameter tongkol diukur sebanyak tiga kali, yaitu pada 1/3 bagian tongkol

(6)

17 dari pangkal, tengah-tengah tongkol dan 1/3 bagian tongkol dari ujung kemudian data yang diperoleh dirata-ratakan.

4) Pengisian biji pada tongkol (%);

Pada tongkol tanaman contoh dievaluasi persentase pengisian bijinya. Terisi 50-65% atau hanya sekitar setengah bagian tongkol yang terisi biji = jelek (skor 1); terisi 66-80% = sedang (3); terisi 81-100% atau tongkol penuh terisi biji hingga ujung = baik (5).

5) Bobot 1000 biji (g); dan

Pada masing-masing plot diambil sebanyak 1000 biji, kemudian dilakukan penimbangan. Kegiatan diulang sebanyak 3 kali dan data yang diperoleh dirata-ratakan.

6) Bobot biji per plot (kg) dan potensi hasil (t/ha)

Pada saat panen tongkol dalam satu plot dihitung, dikeringkan hingga kadar air mencapai 11% dipipil kemudian ditimbang. Potensi hasil per hektar dianalisis dengan menggunakan rumus :

(

)

( )

(

)

) 1000 / 1 ( 10000 ) 11 100 ( 100 ) / (t ha a b x c x d x Hasil              − − = Dimana :

(a) : Bobot tongkol per plot saat panen (kg); (b) : Kadar air saat panen;

(c) : Rendemen (%); dan (d) : Luas plot (m2).

Analisis Data Percobaan

Perbedaan antar perlakuan diuji menggunakan uji F pada taraf nyata 5%, bila terdapat perbedaan yang nyata maka untuk mengetahui galur yang berpenampilan lebih baik diantara galur lainnya dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Sidik ragam yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya 2006) :

Tabel 2. ANOVA untuk Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) faktor tunggal

Sumber Keragaman db JK KT Fhit

Ulangan (r) (r-1) JKu JKu/(r-1) KTu/KTe

Genotipe (g) (g-1) JKg JKg/(g-1) KTg/KTe

Galat (g-1)(r-1) JKe JKe/(g-1)(r-1)

Total (gr-1) JKt

Keterangan : r = jumlah ulangan; g = jumlah genotipe; JKu = jumlah kuadrat ulangan; JKg = jumlah kuadrat genotipe; JKe = jumlah kuadrat galat; KTu = kuadrat tengah ulangan; KTg = kuadrat tengah genotipe; KTe = kuadrat tengah galat

(7)

18

Model linier yang digunakan adalah (Mattjik dan Sumertajaya 2006) : Yij = µµµµ + δi + βj + εij

Dengan ij : Pengamatan pada genotipe ke-i, di dalam ulangan ke-j

µ : Rataan umum

δi : Pengaruh perlakuan ke-i

βj : Pengaruh kelompok ke-j

εij : Pengaruh acak pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j

Perbedaan nyata antar genotipe yang diuji dievaluasi berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf 5% menggunakan rumus (Steel and Torrie 1989) :

= ;;!"# $%& ; $%' = ()*# + Dengan rα;p;dbe Nilai tabel Duncan pada taraf nyata α

p Jarak peringkat antar dua perlakuan

Program The SAS System for Windows 9.0 digunakan untuk menganalisis ragam (ANOVA) dan uji lanjut DMRT. Evaluasi kemiripan antar galur yang diuji dilakukan dengan menganalisis jarak kemiripan antar galur yang diuji menggunakan metode Unweighted Pair Group Method using Aritmatic Average (UPGMA) dengan bantuan program NTSYS-pc versi 2.1 (Rohlf 2000). Karakter-karakter yang diamati mengacu pada 36 Karakter-karakter yang digunakan dalam manual panduan pengujian individual kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan untuk tanaman jagung (Lampiran 1) (PPVT Deptan 2006).

(8)

19 HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Penampilan Galur

Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan bahwa galur-galur yang diuji menunjukkan pengaruh yang nyata untuk karakter panjang tongkol (cm), diameter tongkol (cm), bobot 1000 biji (g) dan umur tanaman (HST). Namun, tidak berbeda nyata untuk karakter potensi prolifik (%), pengisian biji pada tongkol (%), bobot biji per plot (kg) dan potensi hasil tanaman (t/ha) (Tabel 3). Tingginya nilai standar deviasi untuk karakter potensi prolifik lebih disebabkan oleh ketidaknormalan sebaran data. Hal ini terjadi karena sebagian besar galur yang diuji memang tidak berpotensi untuk memunculkan tongkol lebih dari satu.

Tabel 3. Nilai Tengah, Standar Deviasi dan Kuadrat Tengah Karakter-karakter Agronomi dari 18 Galur Jagung Tropis yang Diuji

No. Karakter Nilai

tengah Standar deviasi Kuadrat tengah 1 Potensi prolifik (%) 1.70 5.84 26.82ns 2 Umur tanaman (HST) 107.81 1.20 16.51** 3 Panjang tongkol (cm) 14.52 1.19 6.91** 4 Diameter tongkol (cm) 4.14 0.22 0.35**

5 Pengisian biji pada tongkol (%) 91.41 6.10 43.78ns

6 Bobot biji per plot (kg) 1.18 0.31 0.17 ns

7 Bobot 1000 biji (g) 262.72 21.91 2635.57**

8 Potensi hasil (t/ha) 2.00 0.56 0.32 ns

Keterangan : ns = tidak berbeda nyata; ** = berbeda nyata pada taraf 1% berdasarkan uji F

Berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf nyata 5%, beberapa galur menunjukkan kegenjahan umur yang sangat baik, yaitu galur Sr-1#247 (103.33 HST); Pron#233 (105.33 HST); dan Pron#151 (105.67 HST). Galur-galur yang paling baik berdasarkan penampilan karakter panjang tongkol yaitu Loe#214 (19.25 cm); Sr-1#239 (15.87 cm); Loe#061 (15.32 cm); Sr-1#001 (15.26 cm); Pron#142 (15.11 cm); dan Loe#242 (15.11 cm). Untuk karakter diameter tongkol, galur-galur yang penampilannya paling baik antara lain Pron#077 (4.79 cm); Pron#142 (4.60 cm); Loe#057 (4.57 cm); Pron#163 (4.48 cm); Pron#255 (4.34 cm); dan Loe#055 (4.33 cm). Pron#077, 1#147, Pron#151, Pron#163 dan Sr-1#186 merupakan galur-galur terbaik untuk karakter bobot 1000 biji dengan nilai berturut-turut 31.70 g; 302,.76 g; 295.35 g; 285.22 g; dan 282.01 g (Tabel 4).

Galur-galur yang berasal dari populasi BSSyPronPop pada umumnya dominan menunjukkan penampilan diameter tongkol yang besar (4.15 – 4.79 cm), sedangkan galur-galur yang berasal dari populasi BSSwLoePop cenderung menunjukkan penampilan tongkol yang relatif panjang dengan kisaran nilai 13.83-19.25 cm. Galur-galur yang berasal dari populasi Sr-1Pop penampilan tongkolnya cenderung sedang baik dalam ukuran besar maupun panjang tongkolnya. Namun,

(9)

20

untuk penampilan karakter lain keragaannya cenderung menyebar antar galur-galur yang diuji.

Tabel 4. Keragaan Karakter Komponen Hasil dan Hasil 18 Galur Jagung Tropis yang Diuji

No Galur Karakter-karakter yang diamati

PP UT PT DT PBT BP BB PH 1 Sr-1#001 0.00 106.00gh 15.26bc 3.90fgh 94.83 1.13 235.22ef 2.04 2 Sr-1#239 0.00 111.00ab 15.87b 4.16c-f 92.50 1.11 237.36def 1.93 3 Sr-1#247 0.00 103.33i 11.95d 3.89fgh 93.50 1.24 204.01f 2.26 4 Sr-1#016 4.76 106.00gh 13.87bcd 3.72gh 92.67 1.06 240.04def 1.79 5 Sr-1#147 0.00 107.00e-h 13.12cd 3.73gh 90.33 1.02 302.76ab 1.76 6 Sr-1#086 1.33 112.00a 13.56bcd 3.91fgh 91.17 1.20 282.01abc 2.17 7 Pron#026 0.00 106.33fgh 13.61bcd 4.15c-f 94.33 0.79 260.02cde 1.43

8 Pron#163 0.00 109.67bcd 14.73bc 4.48a-d 91.00 1.25 285.22abc 2.07

9 Pron#233 0.00 105.33hi 14.32bc 4.34b-e 92.50 1.12 278.01a-d 1.92

10 Pron#151 5.13 105.67h 13.67bcd 4.27b-f 95.83 1.05 295.35abc 1.85

11 Pron#077 7.14 110.33abc 13.53bcd 4.79a 90.50 1.62 318.70a 2.55

12 Pron#142 0.00 108.00d-g 15.11bc 4.60ab 89.50 1.69 290.71abc 2.31

13 Loe#214 0.00 109.00b-e 19.25a 3.51h 82.00 0.85 259.95cde 1.43

14 Loe#187 0.00 108.33c-f 14.59bc 4.06d-g 91.83 1.23 262.69b-e 2.12

15 Loe#061 9.80 106.00gh 15.32bc 4.25b-f 94.00 1.26 237.41def 2.01

16 Loe#057 0.00 106.67fgh 13.83bcd 4.57abc 90.33 1.41 236.00def 2.43

17 Loe#055 0.00 110.00a-d 14.74bc 4.33b-e 96.00 1.44 263.36b-e 2.45

18 Loe#242 2.56 110.00a-d 15.11bc 3.95efg 82.67 0.94 240.19def 1.64

Rataan 1.71 107.81 14.52 4.14 91.42 1.19 262.72 2.01

Keterangan : Angka pada kolom yang sama dan diikuti oleh huruf yang sama tidak berpengaruh nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 5%, Potensi Prolifik (PP), Umur Tanaman (UT), Panjang Tongkol (PT), Diameter Tongkol (DT), Pengisian Biji pada Tongkol (PBT), Bobot per Plot (BP), Bobot 1000 Biji (BB) dan Potensi Hasil (PH)

Berdasarkan keragaman yang muncul dari galur-galur yang diuji, terdapat peluang yang besar untuk menyeleksi galur yang umurnya lebih genjah, ukuran tongkol lebih panjang dan besar serta bobot biji yang lebih berat. Karakter potensi hasil galur-galur yang diuji menunjukkan penampilan yang relatif sama, sehingga seleksi untuk mendapatkan galur yang lebih baik kurang efektif. Namun, secara umum penampilan hasil galur-galur yang diuji cukup bagus. Darsana et al. (2004) melaporkan bahwa secara umum penampilan daya hasil galur-galur jagung tropis berkisar antara 1.60 hingga 4.60 ton/ha.

Hasil uji-F menunjukkan bahwa galur-galur yang diuji tidak berbeda nyata pada taraf 5% terutama untuk karakter bobot per plot dan potensi hasil. Pemilihan galur untuk pengujian daya gabung didasarkan pada keragaan karakter penting lainnya yang lebih baik. Berdasarkan data pada Tabel 4, Sr-1#001 memiliki keragaan yang lebih baik untuk karakter umur masak dan panjang tongkol. Galur

(10)

21 1#247 memiliki umur masak yang paling genjah berdasarkan percobaan ini. Sr-1#086 dan Loe#187 menunjukkan keragaan yang baik untuk karakter bobot 1000 biji. Pron#163, Pron#077, Pron#142, Loe#057 dan Loe#055 merupakan galur-galur dengan keragaan yang paling baik untuk karakter diameter tongkol.

Analisis Kekerabatan Galur

Analisis kekerabatan genetik galur-galur yang diuji dilakukan berdasarkan 36 karakter yang digunakan dalam manual panduan pengujian individual kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan untuk tanaman jagung. Walaupun penggunaan karakter morfologi sebagai penanda dianggap memiliki kelemahan (Pabendon et al. 2007), namun sebagian besar karakter yang digunakan merupakan karakter kualitatif yang pengaruh genetiknya lebih dominan seperti karakter warna atau intensitas antosianin. Pada penelitian ini, pengamatan semua karakter dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga kali, sehingga pengaruh lingkungan terhadap penampilan karakter dapat dikurangi.

Dendogram dengan menggunakan karakter-karakter morfologi menggunakan metode clustering Unweighted Pair Group Method using Aritmatic Average (UPGMA) menunjukkan bahwa terdapat keragaman antar galur-galur yang diuji dengan kisaran nilai koefisien ketidakmiripan Euclidian 2.25 – 4.81. Pasangan galur Pron#077 dan Pron#142 memiliki nilai koefisien ketidakmiripan Euclidian paling kecil (2.25), sedangkan galur Sr-1#247 memiliki nilai koefisien terbesar (4.81) dan terpisah dari galur-galur lainnya. Galur-galur yang diuji dapat dikelompokkan menjadi 8 kelompok galur berdasarkan koefisien ketidakmiripan Euclidian pada nilai 3.5. Kelompok pertama terdiri atas dua galur, yaitu Sr-1#001 dan Loe#242. Kelompok kedua yaitu Loe#057. Kelompok ketiga terdiri atas lima galur yang dapat dibagi menjadi dua sub-kelompok, yaitu Sr-1#239 dan Pron#163; Pron#233; Loe#061; Loe#055. Kelompok keempat yaitu Sr-1#147; Pron#077 dan Pron#142. Kelompok kelima yaitu Sr-1#086 dan Loe#214. Kelompok keenam Pron#026 dan Loe#187. Kelompok ketujuh yaitu Sr-1#016 dan Pron#151. Kelompok kedelapan yaitu Sr-1#247 (Gambar 1).

Berdasarkan hasil analisis, galur-galur yang berasal dari populasi Sr-1Pop sangat beragam dan tidak ada satu pasang galurpun yang terdapat dalam satu kelompok. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya tekanan seleksi yang tinggi dan arah kegiatan seleksi yang berbeda-beda pada populasi asal yang menyebabkan perbedaan konstitusi genetik galur-galurnya. Pada saat pembentukan galur, intensitas seleksi terhadap populasi Sr-1 dari generasi awal (S0) hingga generasi S3 diterapkan sebesar 10%. Sedangkan pada generasi S4 hingga S5 seleksi dilakukan dengan intensitas sebesar 20%. Sehingga, konstitusi genetik antar galur berbeda satu sama lain dan secara morfologi penampilan fenotipik antar galur menjadi berbeda pula.

Hasil dendogram menunjukkan bahwa sembilan galur yang terpilih berdasarkan evaluasi penampilan daya hasil terdapat hampir pada semua kelompok galur kecuali kelompok 7. Beberapa galur yang terpilih termasuk ke dalam satu kelompok, yaitu Pron#163 dan Loe#055 (kelompok tiga) serta Pron#077 dan Pron#142 (kelompok empat). Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa kemiripan genetik antar galur yang diuji sangat menentukan besaran

(11)

22

heterosis yang muncul pada generasi F1 hasil persilangannya. Li et al. (2002) melaporkan bahwa hubungan kekerabatan yang jauh dan daya gabung yang baik akan memunculkan heterosis yang tinggi. Kustanto et al. (2012) menyimpulkan hal yang sama bahwa semakin jauh jarak kekerabatan genetik antar galur jagung generasi S6 yang diuji, maka semakin tinggi heterosis yang muncul pada hasil persilangannya. Drinic et al. (2002) menggunakan data molekuler untuk menganalisis kekerabatan 12 galur jagung yang diuji dan menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang positif antar jarak genetik dengan potensi hasil F1, daya gabung khusus dan heterosisnya. Sehingga, diduga bahwa persilangan galur-galur Pron#163 dan Loe#055 serta Pron#077 dan Pron#142 yang terdapat pada kelompok yang sama tidak akan menunjukkan heterosis yang tinggi pada individu hasil persilangannya.

Gambar 2. Dendogram kekerabatan genetik secara morfologis 18 galur jagung tropis koleksi PT.BISI International, Tbk menggunakan metode clustering Unweighted Pair Group Method using Aritmatic Average (UPGMA) pada nilai koefisien ketidakmiripan Euclidian 3.5

I II III IV V VI VII VIII

(12)

23 KESIMPULAN

Galur-galur yang diuji berbeda nyata untuk karakter panjang tongkol (cm), diameter tongkol (cm), bobot 1000 biji (g) dan umur tanaman (HST). Namun, tidak berbeda nyata untuk karakter potensi prolifik (%), pengisian biji pada tongkol (%), bobot biji per plot (kg) dan potensi hasil tanaman (t/ha). Galur-galur potensial yang diseleksi untuk pengujian daya gabung dan heterosis melalui analisis dialel adalah Pron#077; Loe#055; Loe#057; Pron#142; 1#247; Sr-1#086; Loe#187; Pron#163; dan Sr-1#001. Berdasarkan dendogram dengan nilai koefisien ketidakmiripan Euclidian 3.5, galur-galur yang diuji dapat dikelompokkan ke dalam delapan kelompok utama.

Gambar

Tabel 1. Daftar Materi Genetik yang Digunakan dalam Penelitian
Tabel  3.  Nilai  Tengah,  Standar  Deviasi  dan  Kuadrat  Tengah  Karakter-karakter  Agronomi dari 18 Galur Jagung Tropis yang Diuji
Tabel  4.  Keragaan  Karakter  Komponen  Hasil  dan  Hasil  18  Galur  Jagung  Tropis  yang Diuji
Gambar  2.  Dendogram  kekerabatan  genetik  secara  morfologis  18  galur  jagung  tropis  koleksi  PT.BISI  International,  Tbk  menggunakan  metode  clustering  Unweighted  Pair  Group  Method  using  Aritmatic  Average  (UPGMA) pada nilai koefisien ket

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah Pengguna di kedua lokasi terminal tersebut adalah yang terhitung melakukan aktivitas di lokasi tersebut, sedangkan demand pengguna terminal di Kecamatan Banyumanik

Tujuan pembelajaran pada mata pelajaran al-qur’an hadist materi kaidah ilmu tajwid ini pembelajaran bersifat kognitif dan psikomotor sehingga dalam menentukan

Berdasarkan dari hasil analisis data dan pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournamnet

Makna tata rias tokoh Dewi Sinta dalam pertunjukan sendratari Ramayana di Prambanan yaitu warna riasan yang digunakan senada dengan kulit para penari yang

Skripsi yang berjudul Peningkatan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Pekerjaan Kehutanan (Studi Kasus: IUPHHK-HA PT. Sarmiento Parakantja Timber, Kalimantan

Sub bagian ini bertugas khususnya menangani masalah kepegawaian terkait dengan data tenaga edukatif yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Non PNS sehingga

Tanpa di sadari kerja sama bagi hasil pertanian yang dilakukan oleh masyarakat Desa Somba Palioi Kecamatan Kindang ini telah membantu kedua belah pihak,