• Tidak ada hasil yang ditemukan

WEEKLY REPORT 06 April 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WEEKLY REPORT 06 April 2015"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Up reversal bagi IHSG dalam pekan ini berpeluang terbuka, seiring dari salah satu leading indikator yang berada dalam ruang jenuh jual, seperti tercermin indikator stochastic. Sedangkan, indikator MACD mengkonfirmasikan IHSG dalam pola pelemahan, namun dari sinyal tersebut memungkinkan terbukanya peluang up reversal bagi

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 5456.399 -10.468 5,866.97 5,508.05

LQ-45 949.22 -2.583 1,421.28 3,827.25

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada perdagangan pekan lalu IHSG dipengaruhi oleh berbagai sentimen dari dalam dan luar negeri. Dari domestik, pemerintah memutuskan untuk kembali menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp500 pada 28 Maret 2015. Harga BBM berjenis premium dinaikkan menjadi Rp7,400 per liter, sedangkan harga solar menjadi Rp6,900 per liter untuk wilayah pulau Jawa, Bali dan Madura.

 

Meski demikian, kenaikan harga BBM tidak terlalu mempengaruhi pergerakan IHSG. Pemerintah meyakini bahwa kenaikan harga BBM tidak akan memberikan pengaruh signifikan terhadap inflasi. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2014 mengalami kenaikan sebesar 0,17% MoM atau 6,83% YoY. Adapun sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan merupakan penyumbang terbesar pada inflasi Maret, dengan kenaikan sebesar 0,77%. Dari pasar global, GDP AS tumbuh 2,2% QoQ, lebih lambat dari konsensus sebesar 2,4% QoQ. Perlambatan pertumbuhan ekonomi AS dipengaruhi oleh turunnya laba perusahaan-perusahaan multinasional AS sebesar 1,6% di kuartal keempat dikarenakan penguatan Dollar AS dan lesunya permintaan global. Selain rilis data ekonomi AS, IHSG juga dipengaruhi oleh sentimen harga minyak yang kembali melemah. Pasar sedang mencermati upaya terakhir antara Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan China dengan Iran untuk mencapai kesepakatan terkait program nuklir Teheran, dan penghapusan sanksi ekspor minyak Iran. Seperti diketahui, Iran merupakan produsen minyak terbesar keempat dunia dan apabila embargo ekspor minyak Iran dihapus, pasokan minyak global akan semakin menumpuk. Dari pasar regional, survei kepercayaan bisnis perusahaan Jepang menunjukkan hasil yang mengecewakan. Indeks Tankan manufaktur Jepang tetap pada level 12, lebih rendah dari konsesus pada level 14. Bahkan, indeks Tankan diperkirakan akan turun menjadi 10 pada bulan Juni, dimana perusahaan-perusahaan berencana untuk mengurangi belanja modal sebesar 1,2% hingga Maret 2016. Sebaliknya, indeks manufaktur Tiongkok secara tidak terduga naik melebihi ekspektasi. Indeks manufaktur Tingkok naik menjadi 50,1 di bulan Maret dari 49,9 di bulan Februari. Dari Eropa, indeks manufaktur zona Eropa naik ke 52,2 di bulan Maret dari 51,9 di bulan Februari. Adapun pada akhir perdagangan pekan lalu IHSG ditutup pada level 5.456,40.

Bursa doemestik akan merespon beberapa sentimen global, terutama data lapangan pekerjaan AS. Berdasarkan rilis laporan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (5/2) kemarin, pasar tenaga kerja negara tersebut berhasil menambah 126.000 pekerjaan baru pada bulan Maret lalu, angka terendah sejak Desember 2013. Data ekonomi dari negara ini masih menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Hal ini dikarenakan timing kenaikan suku bunga AS akan bergantung pada perkembangan ekonomi di negara tersebut, terutama tingkat inflasi dan pengangguran. Meskipun rendahnya angka ini dapat menambah kemungkinan penundaan kenaikan suku bunga, data ini juga menunjukan lambatnya perkembangan ekonomi AS belakangan ini yang tidak akan direspon positif oleh investor. Selain itu, Institute for Supply Management (ISM) melaporkan penurunan indeks aktifitas pabrik ke level 51,5 di bulan Maret, level terendah sejak May 2013. Data-data ekonomi AS ini menunjukan bahwa aktifitas ekonomi AS pada kuartal pertama tahun ini berkembang pada tingkat yang rendah dikarenakan faktor cuaca (musim dingin) dan penguatan Dollar yang menekan kinerja ekspor.Para pelaku pasar juga akan merespon hasil perundingan nuklir Iran yang dimana kedua pihak telah menyetujui kerangka perjanjian damai. Pasalnya, perjanjian damai antara kedua belah pihak akan menghapus embargo terhadap Iran, sehingga meningkatkan supply minyak dunia dan menekan harga minyak dunia. Secara makro, perjanjian damai menyangkut masalah nuklir Iran ini akan menambah tekanan terhadap tingkat inflasi. Penurunan harga minyak akan mempersulit perekonomian negara eksportir minyak dan negara-negara maju seperti AS, Jepang dan Eropa yang sedang berusaha meningkatkan inflasi. Sebaliknya, hal ini akan menguntungkan perekonomian Indonesia melalui penurunan tingkat inflasi dan nilai impor minyak. Seperti diketahui, peluang untuk penurunan suku bunga pun makin terbuka ketika tingkat inflasi rendah dan defisit neraca perdagangan semakin kecil. Di sisi lain, faktor ketidakpastian mengenai permasalahan dana bantuan untuk Yunani akan ikut membebani pergerakan pasar. Adapun, beberapa rilis data ekonomi yang akan menarik perhatian investor adalah sebagai berikut: neraca perdagangan Jepang, tingkat inflasi di China, indeks PMI jasa AS dan rilis notulen rapat The Fed yang diadakan pada bulan lalu. Dipengaruhi oleh sentimen-sentimen ini, IHSG diperkirakan akan bergerak mixed dengan kecenderungan bergerak mendatar (sideways).

WEEKLY REPORT

06 April 2015

•BRAU siap selesaikan rekapitalisasi utang pada Juni

•PGAS pasok gas ke PT Millenium Power

•ANTM butuh pinjaman Rp10,6 triliun

•KRAS percepat proyek Tanur US$632 juta

•KRAS bangun line hot strip mill, cari utang USD 240,9 juta

•SMGR akan segera bangun pabrik di Papua

•Anak usaha SMGR targetkan produksi 10,4 juta ton semen

•SMGR investasi USD 150 juta

•LPCK targetkan kenaikan pendapatan 2015 tumbuh 11%

•SMRA terbitkan obligasi dan sukuk Rp 300 miliar

•Pendapatan BUVA naik menjadi Rp 256,5 miliar

•MERK jajaki stock-split pada tahun ini

•MERK akan bagi dividen Rp6500/saham

•KLBF terus tingkatkan innovasi

•ADES siapkan produk baru

•BBCA targetkan pertumbuhan KKB sebesar 10%-15%

•Pertumbuhan kredit mikro BBRI 1Q15 capai15%-17% YoY

•Kredit infrastruktur BMRI 1Q15 capai Rp 80 triliun

•BMRI resmi kuasai 80% Inhealth

•BBYB akan tekan rasio NPL hingga 1%

•BABP dan BEKS kaji rencana merger

•MDRN targetkan pertumbuhan laba 2015 10%-15% YoY

•Restrukturisasi wesel senior BTEL belum selesai

•BTEL peroleh imbalan Rp 591 miliar dari FREN

•HITS jual 39,9% saham HTC

Support Level 5432/5408/5380 Resistance Level 5485/5514/5538

Major Trend Up

(2)

     

           

 

 

6 April 2015

6 April 2015

Berau Coal Energy (BRAU) menargetkan mampu menyelesaikan rekapitalisasi utang notes senilai USD 950 juta pada akhir Juni 2015. Tahap pencarian dana adalah penerbitan saham baru Asia Resources Minerals selaku induk usaha BRAU senilai GBP 67,8 juta atau setara USD 100 juta. Lalu, dana yang diperoleh akan digunakan untuk menambah dana tunai pelunasan utang senilai USD 118,75 juta. Dana tunai tersebut terdiri atas pinjaman Asia Minerals kepada BRAU senilai USD 95 juta, serta kas BRAU. Tahapan selanjutnya adalah penukaran surat utang lama ke surat utang baru. Dalam rencana rights issue, harga pelaksanaan diusulkan sebesar 25 pence per saham.

Perusahaan Gas Negara (PGAS) telah menandatangani pokok perjanjian (head ofagreement/HoA) tentang perjanjian jual beli gas dengan PT Millenium Power untuk menyalurkan gas sebesar 591 bbtud secara bertahap sampai 2024. Sementara PGN akan mulai menyalurkan gas ke pembangkit listrik milik Millenium Power pada triwulan I 2017 sebesar 591 miliar british thermal unit per hari (bbtud). Sebelumnya, PGN juga telah menandatangani perjanjian jual beli gas dengan 3 pembangkit listrik di Lampung, yakni Sri Bawono, Sutami, dan Tarahan. Total pasokan gas untuk ketiga pembangkit ini yakni 45 juta kaki kubik per hari (million standard

cubicfeet per day/mmscfd).

Aneka Tambang (ANTM) membutuhkan pinjaman senilai Rp10,6 triliun guna mendanai dua proyek yang saat ini belum selesai pembangunannya. Pinjaman tersebut dibutuhkan untuk mendanai proyek Feronikel Halmahera Timur Tahap I di Maluku Utara senilai US$1,24 miliar atau Rp15,5 triliun dan proyek Anode Slime di Gresik, Jawa Timur senilai US$40 juta atau Rp500 miliar.

Transaksi jual beli 30% PT Mitratama Perkasa oleh Sumber Energi Andalan (ITMA) kepada Benakat Integra (BIPI) kembali tertunda. Dikatakan bahwa saat ini masih dalam proses penyelesaian sejumlah persyaratan. Salah satunya adalah persetujuan dari kreditur Mitratama Perkasa tak kunjung memberikan izin. Untuk itu perseroan akan memperpanjang proses penyelesaian untuk yang keempat kalinya hingga 30 Juni 2015.

Krakatau Steel (KRAS) mempercepat pembangunan proyek pabrik blast furnace (tanur tinggi) yang menelan investasi hingga US$632 juta pada semester II tahun ini. Selanjutnya KRAS akan memulai konstruksi pabrik pengerolan baja lembar panas (hot strip mill) tahap II yang akan menelan investasi US$405,9 juta. Perseroan telah menyelesaikan 80%-84% pabrik blast furnace berkapasitas produksi 1,2 juta ton per tahun. Blast furnace merupakan tungku (tanur) pengolahan energi tingkat tinggi. Blast furnace dapat menurunkan biaya bahan baku, mengurangi konsumsi listrik serta menyeimbangkan fasilitas produksi hulu dan hilir.

Krakatau Steel (KRAS) berencana membangun line hot strip mill. Untuk itu KRAS mengajukan utang USD 240,9 juta dari Jerman.

RUPST Krakatau Steel (KRAS) memutuskan untuk mengganti Irvan Kamal Hakim dari posisi Direktur Utama dengan Sukandar yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan. Untuk tahun ini KRAS akan melakukan beberapa strategi guna dapat mencetak laba dengan meningkatkan ekspor baja jenis HRC serta akan melakukan efisiensi berupa menutup 2 pabrik. Selama beberapa tahun ini KRAS masih membukukan rugi bersih, pada 2014 perseroan membukukan rugi bersih sebesar US$149,8 juta dan pada 2013 perseroan juga mencatatkan

kerugian US$13,9 juta. Sedangkan tahun buku 2012 membukukan kerugian US$ 20,4 juta.

Semen Indonesia (SMGR) akan segera merealisasikan pembangunan pabrik semen pertama di Papua. Dalam pembangunan pabrik ini SMGR bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Papua. Pabrik semen yang dibangun di lahan seluas 500 ha dengan investasi USD 150 juta ini berkapasitas 1 juta ton per tahun. Perseroan berharap pembangunan pabrik di Jayapura dapat memenuhi permintaan kebutuhan semen di propinsi Papua yang pada tahun 2014 mencapai 800.000 ton.Saat ini SMGR juga tengah membangunan dua pabrik di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung, Sumatera Barat dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 3 juta ton per tahun. Pembangunan kedua pabrik ini diperkirakan selesai pada akhir tahun 2016. Pada semester II 2015 SMGR akan mulai membangun pabrik baru di Aceh. Kapasitas produksi pabrik SMGR saat ini 31,8 juta ton per tahun. Pada tahun 2017, SMGR menargetkan kapasitas pabriknya mampu mencapai 40 juta ton per tahun.

PT Semen Padang, anak usaha Semen Indonesia (SMGR), menargetkan produksi sebanyak 10,4 juta ton semen per tahun. Saat ini Semen Padang memproduksi semen sebanyak 6,5 juta ton per tahun dari 5 pabrik. Pada tahun 2016, satu pabrik lagi selesai dibangun dengan kapasitas produksi 3 juta ton per tahun. Produksi semen itu dipasok oleh pabrik Indarung II sebanyak 660.000 ton per tahun, Indarung III (660.000 ton), Indarung IV (1,620 juta ton), Indarung V (2,3 juta ton), dan CM Dumai (900 ribu ton). Produksi semen itu untuk memenuhi kebutuhan di Sumatera, Banten, dan sebagian Jawa Barat. Kebutuhan semen untuk Sumatera Barat sekitar 1,5 juta ton/tahun.

Semen Indonesia (SMGR) menyatakan telah mencapai kesepakatan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam proyek pembangunan pabrik semen terintegrasi pertama di Papua dengan nilai investasi USD 150 juta. Realisasi pembangunan pabrik semen dengan kapasitas produksi 1 juta ton semen per tahun ini ditargetkan pada Januari 2016 dan dapat beroperasi 3 tahun mendatang.

Lippo Cikarang (LPCK) menargetkan kenaikan pendapatan tahun 2015 tumbuh 11% dibandingkan pendapatan tahun 2014 sebesar Rp 1,792 triliun atau mencapai sekitar Rp 1,989 triliun.Pendapatan tersebut akan disumbang dari tiga sector, yaitu sektor residensial, ruko, dan apartemen yang diharapkan mampu berkontribusi sebesar Rp 860 miliar atau tumbuh sebesar 10% YoY dari Rp 781 miliar di tahun 2014. Kedua, sektor industri dan komersial yang diharapkan tumbuh 10% menjadi Rp 897 miliar dari pencapaian tahun 2014 sebesar Rp 815 miliar. Ketiga, dari sektor town manajemen division yang diharapkan bisa berkontribusi Rp 232 miliar atau tumbuh sebesar 36% YoY dari Rp 170 miliar di tahun 2014. Perseroan juga berharap bisa membukukan pra penjualan tahun 2015 mencapai Rp 2,5 triliun. Untuk mencapai target tersebut, Lippo Cikarang akan mengandalkan proyek Orange County yang merupakan kawasan terpadu dengan high rise building yang dibangun di lahan seluas 233 hektar dengan dana investasi mencapai Rp 250 triliun.

Summarecon Agung (SMRA) berencana menerbitkan obligasi dan sukuk ijarah senilai Rp 300 miliar. Masa penawaran umum kedua surat utang tersebut adalah 16-17 April 2015. Obligasi tahap III 2015 senilai Rp 150 miliar berjangka waktu 3 tahun dengan tingkat bunga tetap 10,5% yang dibayarkan setiap 3 bulan. Obligasi dan

(3)

     

           

 

 

6 April 2015

6 April 2015

suku ijarah tersebut akan jatuh tempo pada 22 April 2018. Sukuk ijarah dengan jumlah penawaran sebesar Rp 150 miliar bertenor 3 tahun dengan cicilan imbalan sukuk ijarah sebesar Rp 15,75 juta per tahun. Dana yang diperoleh dari surat utang ini akan digunakan untuk pengembangan bisnis properti di Jawa, Sumatera Selatan dan atau Kalimantan.

Bukit Uluwatu Vila (BUVA) membukukan peningkatan pendapatan menjadi Rp 256,5 miliar pada 2014, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 243,7 miliar. Pertumbuhan ini didukung atas peningkatan pendapatan bisnis hotel sebesar 17,8% menjadi Rp 188 miliar. Perseroan membukukan sebesar 73% pendapatan dikontribusikan bisnis hotel atau naik dibandingkan periode sama tahun 2013 sekitar 65%. Kenaikan beban pokok hingga 27,9% mengakibatkan laba usaha tahun lalu turun 39,6% menjadi Rp 57,5 miliar. Laba bersih turun menjadi Rp 29,9 miliar, dibandingkan 2013 senilai Rp 64,9 miliar.

Kawasan Industri Jababeka (KIJA) berminat menanamkan modalnya di kawasan industri yang ada di Riau. Perseroan rencananya akan menanamkan modal untuk mengembangkan kawasan industri dengan luas yang telah diproyeksikan mencapai 5.000 ha.

Merck (MERK) berencana akan stock split pada tahun 2015 ini. Hal tersebut dilakukan agar harga saham perseroan dapat lebih terjangkau dan likuid mengingat saat ini perseroan hanya memiliki 22.400.000 lembar saham dimana jumlah saham beredar di masyarakat (free float) sebesar 13%. Dikatakan bahwa saat ini perseroan tengah melakukan kajian terhadap rasio stock-split serta melakukan pembicaraan dengan BEI mengenai rencana tersebut. Rencananya perseroan akan minta persetujuan RUPSLB yang dijadwalkan pada pertengahan 2015. RUPST Merck (MERK) menyetujui pembagian dividen sebesar 80% dari laba 2014 yaitu Rp145,6 miliar atau Rp6500/saham. Cum date pembagian dividen pada 15 April 2015 dengan pembayaran dividen akan dilakukan pada 5 Mei 2015.

Kalbe Farma (KLBF) terus berinovasi meningkatkan produk dan layanan di seluruh lini perusahaan. Hal ini dilakukan untuk melayani industri kesehatan yang terus berkembang serta mempertahankan posisi sebagai pemimpin pasar di sektor yang berbasis pengetahuan ini.

Akasha Wira International (ADES) tengah menguji produk minuman kesehatan baru yang telah dimulai pada akhir 2014 melalui merek Pure Real. Pure Real adalah sejenis susu kedelai murni. Perseroan melihat adanya pertumbuhan tren masyarakat yang lebih peduli kepada kesehatan sehingga perseroan menilai terdapat peluang untuk memasuki pasar tersebut karen permintaannya diprediksi akan terus tumbuh.

Bank Central Asia (BBCA) menargetkan pertumbuhan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) sebesar 10%-15% pada tahun 2015 dari realisasi pertumbuhan kredit otomotif sebesar 12% pada tahun 2014. BBCA akan mengucurkan kredit baru untuk KKB sebesar Rp 3,5 triliun untuk tahun 2015. Sehingga BBCA akan membukukan kredit otomotif sebesar Rp 38,5 triliun pada akhir tahun 2015, dari realisasi KKB sebesar Rp 35 triliun pada tahun 2014.

Pertumbuhan kredit mikro Bank Rakyat Indonesia (BBRI) di triwulan I 2015 sesuai target antara 15%-17% YoY. BBRI menargetkan kredit mikro bisa tumbuh 15% - 17% YoY di tahun

2015. Agar target tersebut tercapai, BBRI melakukan berbagai upaya seperti: mengoptimalkan jumlah account officer BBRI yang cukup banyak, meningkatkan kualitas layanan, penetrasi pasar baru, misalnya optimalisasi agent branchless banking, mengembangkan produk yang memenuhi kebutuhan masyarakat.Saat ini, suku bunga dasar kredit untuk kredit mikro BRI sebesar 19,25%.

Hingga akhir triwulan I 2015 Bank Mandiri (BMRI) telah menyalurkan kredit infrastruktur sebesar Rp 80 triliun, tumbuh 15% YoY. Jumlah ini sekitar 20% dari portofolio kredit BMRI yang telah mencapai Rp 404 triliun. Proyek infrastruktur yang dibiayai Bank Mandiri meliputi listrik, pembangunan jalan tol, pelabuhan, hingga bandara. Hingga akhir tahun 2015, diperkirakan BMRI akan menambah penyaluran kredit infrastruktur antara Rp 30 triliun - Rp 40 triliun.

Bank Mandiri (BMRI) resmi menguasai 80% saham Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dengan menambah kepemilikan sebesar 20%. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan atau BPJS Kesehatan yang sebelumnya bernama Askes memiliki kewajiban untuk mengalihkan 200.000 saham di Inhealth atau 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh di Inhealth kepada BMRI. Hal itu sesuai dengan perjanjian jual beli seham bersyarat pada 23 Desember 2013 antara perseroan dengan BPJS Kesehatan, Koperasi Bhakti Askes, Kimia Farma, dan Jasindo.

Bank Mandiri (BMRI) berencana melakukan ekspansi ke Korea Selatan. Sementara sebelumnya perseroan sudah bekerja sama dengan kookmin Bank asal Korea Selatan untuk mengembangkan bisnis ke negara tersebut. Perseroan mempertimbangkan permintaan dan regulasi di Negara setempat ketika melakukan ekspansi ke suatu negara.

Bank Negara Indonesia (BBNI) menyatakan akan serius merambah jaringan ke Dubai, Uni Emirat Arab pada 2016. Tahun ini perseroan akan fokus untuk membuka cabang di Korea Selatan.

Bank Mayapada Internasional (MAYA) mulai membuka bisnis baru berupa fasilitas pembiayaan dalam mata uang China renminbi tahuh ini dengan bermodal dana pinjaman dari Industrial Commercial Bank of China (ICBC). Pinjaman yang diterima perseroan setara dengan Rp4 triliun dengan jangka waktu satu tahun dan bisa diperpanjang.

Bank Yudha Bhakti (BBYB) menjaga rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di level lebih rendah dari NPL nett tahun lalu. Sepanjang tahun lalu, NPL nett perseroan mencapai 2,3%. Untuk tahun ini, perseroan akan menekan rasio kredit bermasalah hingga mencapai 1%.

Bank MNC International (BABP) berencana untuk melakukan merger dengan Bank Pundi Indonesia (BEKS). Saat ini proses merger tersebut sudah dalam tahap finalisasi permapungan dokumentasi. Dikatakan bahwa pihak MNC akan menempatkan modal dana sebesar Rp100 miliar di BEKS sebagai dana cadangan modal. Dengan merger tersebut diharapkan dapat memacu ekspansi bisnis ke segmen mikro terutama dalam jumlah jaringan.

Modern Internasional (MDRN) menargetkan pertumbuhan laba bersih tahun 2015 sekitar 10%-15% YoY. MDRN menargetkan pendapatan tumbuh 15%-20% YoY. Perseroan tahun ini tetap focus pada pertumbuhan dan ekspansi bisnis 7-Eleven untuk

(4)

     

           

 

 

6 April 2015

6 April 2015

bisnis jangka panjang dari perseroan.

Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) telah menggelar pertemuan dengan pemegang saham Grup Cipaganti untuk membahas akuisisi. Pertemuan ini bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan akuisisi mayoritas saham Grup Cipaganti. Terkait waktu pelaksanaan akuisisi, perseroan menargetkan tetap terealisasi pada semester I tahun ini. Pendanaan akuisisi akan berasal dari penerbitan saham baru sebesar 20% saham.

Setelah satu tahun lebih diliputi masalah wanprestasi bunga wesel senior, Bakrie Telecom (BTEL) belum juga menyelesaikan restrukturisasi utang wesel senior senilai US$380 juta. Hingga saat ini restrukturisasi utang wesel senior masih dalam proses. Hingga 31 Desember 2014, saldo total wesel senior Rp4,74 triliun, dimana wesel senior senilai US$380 juta atau Rp4,73 triliun dan premi wesel senior US$1,9 juta atau Rp8,88 miliar. Pinjaman ini dalam kondisi wanprestasi berupa keterlambatan pembayaran bunga periode 7 November 2013, 7 Mei 2014, dan 7 November 2014. Bakrie Telecom (BTEL) mendapatkan imbalan senilai Rp 591 miliar dari Smarfren Telecom (FREN). Imbalan tersebut merupakan bagian dari hasil kerja sama penggabungan usaha penyelenggara jaringan telekomunikasi. BTEL sepakat menggabungkan pita frekuensi yang dimilikinya untuk digabungkan dengan pita frekuensi milik FREN. Berdasarkan perjanjian, BTEL akan memperoleh saham FREN sejumlah 1 miliar saham. BTEL juga akan memperoleh dana senilai Rp 500 miliar dari FREN. Dana tersebut digunakan untuk pembayaran biaya frekuensi terutang. Goodyear Indonesia (GDYR) dan The Goodyear Tire & Rubber Company (GTRC) berencana untuk melakukan penetapan kembali besarnya tarif biaya bantuan teknis dan lisensi. Penetapan terakhir tarif biaya bantuan teknis dan lisensi adalah pada tanggal 29 Oktober 1991, dimana tarif biaya bantuan teknis dan lisensi tersebut mengalami perubahan yakni menjadi USD 0,05 per pound berdasarkan volume produksi. Berdasarkan perjanjian bantuan teknis dan lisensi tertanggal 1 April 2015, GDYR dan GTRC memiliki kesepakatan untuk menetapkan kembali tarif biaya bantuan teknis dan lisensi tersebut menjadi 3,5% pada 1 April 2015 dan pada tanggal 1 Januari 2016 dan seterusnya menjadi 5% dari penjualan bersih.

Alam Karya Unggul (AKKU) berencana mengakuisisi perusahaan perhotelan. Hal tersebut demi memulihkan kelangsungan usaha perseroan. Rencananya perseroan akan melakukan divestasi entitas anaknya, yakni Borneo Mining Kontraktror. Setelah itu, AKKU akan mengakuisisi perusahaan yang bergerak di bisnis perhotelan pada kuartal II 2015. Saat ini perseroan tengah melakukan due dilligence dan pembahasan dengan perusahaan target. Dengan akuisisi tersebut AKKU berharap dapat meraih pendapatan berkelanjutan, dana akuisisi itu akan didapat dari rights issue yang juga akan dilakukan dalam waktu dekat. Di sisi lain, perseroan terancam force delisting oleh Otoritas BEI dan telah mengalami suspensi perdagangan saham AKKU sejak 27 Juni 2013. Perseroan akan di-delisting dari BEI jika suspen di pasar reguler dan pasar tunai terus terjadi hingga Juni 2015.

Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) menjual sebanyak 39,99% saham anak usahanya, Humpus Transportasi Curah (HTC) kepada Sarana Niaga Buana. Nilai transaksi mencapai Rp117,99 miliar. Harga pelaksanaan adalah sebesar Rp1 juta dan transaksi telah diselesaikan pada 27 Maret 2015.

PT. Citilink, anak usaha Garuda Indonesia (GIAA), terus memperkuat struktur keuangan sebagai persiapan untuk terus tumbuh pada tahun-tahun mendatang dengan meningkatkan modal yang dimiliki melalui konversi utang dari Garuda Indonesia menjadi penyertaan saham Garuda Indonesia di Citilink. Perjanjian konversi pinjaman menjadi penyertaan saham telah ditandatangani oleh Garuda Indonesia dan Citilink Indonesia pada 25 Maret 2015. Konversi utang senilai USD 50 juta menjadi 650.000 saham atau setara dengan Rp 650 miliar (dengan kurs USD 1 setara Rp 13.000.) yang berarti mengurangi nilai pinjaman Citilink ke Garuda Indonesia yang berjalan saat ini. Sehingga terjadi peningkatan modal ditempatkan dan disetor Citilink total menjadi Rp 1,08 triliun yang sebelumnya berjumlah Rp 431,71 miliar atau naik sebesar 63,63% dari modal dasar.

PT Pertamina (Persero) mulai 1 April 2015 kembali menaikkan harga gas minyak cair (liquefied petroleumgas/LPG) kemasan 12 kilogram (kg) sebesar Rp 666,67 per kg. Dengan demikian harga LPG menjadi Rp 11.750 per kg dari sebelumnya Rp 11.083 per kg. Kenaikan harga LPG 12 kg dikarenakan adanya kenaikan CP Aramco dan melemahnya rupiah. CP Aramco pada Januari tercatat sebesar USD 452 per ton kemudian naik menjadi USD 467 per kg pada Februari dan pada Maret naik menjadi USD 477 per ton. Sementara kurs mencapai Rp 13.084 dari sebelumnya Rp 12.750 per US dolar.

Pemerintah akan memberlakukan penyesuaian tarif listrik sesuai pasar untuk golongan rumah tangga berdaya 1.300 dan 2.200 VA mulai Mei 2015. Rencana tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri ESDM No 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Permen ESDM No 31 Tahun 2014 tentang Tarif Tenaga Listrik yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara. Sesuai Permen ESDM 9/2015 yang ditandatangani Menteri ESDM Sudirman Said pada 4 Maret 2015, penyesuaian tarif (tariff adjustment) tersebut akan dilaksanakan setiap bulan dengan mengacu pada 3 indikator pasar yang mempengaruhi biaya pokok penyediaan (BPP) listrik, yaitu kurs rupiah terhadap US dolar, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP), dan inflasi. Permen ESDM 9/2016 juga menyebutkan, penetapan tarif penyesuaian rumah tangga 1.300 dan 2.200 VA pada Mei 2015 mengacu realisasi ketiga indikator pasar selama satu bulan pada bulan kedua sebelum pemberlakuan atau Maret 2015. Saat ini, konsumen rumah tangga R1 berdaya 1.300 dan 2.200 VA dikenakan tarif tetap Rp1.352 per kWh. Sesuai Permen ESDM No 31 Tahun 2014, pemerintah akan memberlakukan penyesuaian tarif sesuai pasar untuk 12 golongan konsumen listrik termasuk rumah tangga 1.300 dan 2.200 VA mulai 1 Januari 2015. Namun khusus untuk dua golongan yakni rumah tangga 1.300 dan 2.200 VA, pemerintah menunda pemberlakuannya dan akhirnya sesuai sesuai Pasal 5 ayat (2) Permen ESDM 9/2015 akan menerapkan mulai 1 Mei 2015.

Pemerintah akan mengeluarkan Perpres dan Kepres tentang kebijakan mandatory biodiesel pada 7 April 2015.

Pungutan ekspor minyak kelapa sawit mentah (CPO) USD 50 per ton akan berlaku mulai pekan ini setelah Peraturan Pemerintah tentang CPO supporting fund ditandatangani Presiden.

(5)

      

 

 

 

 

 

6 April 2015

COMMODITIES DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 49,91 0,77 TLKM (US) 44 14.166 -7

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,69 -0,02 ANTM (GR) 0,05 787 57

Gold (US$)/Ounce 1218,14 15,27

Nickel (US$)/MT 13025,00 320,00

Tin (US$)/MT 16795,00 220,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 55,60 -6,80

Coal (RB) (US$)/MT* 58,35 -5,01

CPO (ROTH) (US$)/MT 645,00 0,00

CPO (MYR)/MT 2168,00 11,50

Rubber (MYR/Kg) 661,00 1,00

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 759,29 2,59

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 17763,24 0,37 -0,34 16,15 14,59 2,94 2,76 5.402,0

USA NASDAQ COMPOSITE 4886,94 0,14 3,19 21,45 18,36 3,52 3,19 7.770,6

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6833,46 0,35 4,07 15,99 13,96 1,85 1,74 1.703,0

CHINA SHANGHAI SE A SH 4050,10 1,00 19,49 15,33 13,38 1,93 1,73 4.801,5

CHINA SHENZHEN SE A SH 2176,56 1,84 47,22 31,19 24,74 3,95 3,47 3.158,5

HONG KONG HANG SENG INDEX 25275,64 0,77 7,08 12,08 10,94 1,31 1,22 2.020,4

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5456,40 -0,19 4,39 16,25 13,79 2,71 2,40 397,6

JAPAN NIKKEI 225 19435,08 0,63 11,37 18,58 16,89 1,74 1,61 2.996,9

MALAYSIA KLCI 1834,52 0,14 4,16 16,77 15,47 1,98 1,87 287,6

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3453,75 0,20 2,63 14,09 12,87 1,29 1,22 420,6

FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 13.020,00 17,00 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0001

EUR/IDR 14.314,19 145,88 EUR / USD 1,10 0,0025

JPY/IDR 109,56 0,77 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.655,46 56,86 SGD / USD 0,74 0,0011

AUD/IDR 9.946,69 58,68 AUD / USD 0,76 0,0007

GBP/IDR 19.425,84 127,20 GBP / USD 1,49 0,0000

CNY/IDR 2.101,90 -0,37 CNY / USD 0,16 0,0001

MYR/IDR 3.551,80 3,39 MYR / USD 0,27 0,0003

KRW/IDR 12,00 0,09 100 KRW / USD 0,09 0,0007

CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6,26

BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0,50

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0,17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0,13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0,13

(6)

      

 

 

 

 

 

6 April 2015

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS SBI

Description Mar’15 Feb’15 Description Rate (%)

Inflation YTD % -0.44 -0.61 SBI (9M) 6,65157

Inflation YOY % 6.38 6.29 SBIS (9M) 6,65157

Inflation MOM % 0.17 -0.36

Foreign Reserve (USD) 115.53 Mn 115.53 Mn GDP (IDR Bn) 2,690,240.90 2,690,240.90

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

08 Apr Indonesia Foreign Reserves --

08 Apr Indonesia Net Foreign Assets --

08 Apr US Consumer Credit Naik menjadi $13.50 Bn dari $11.56 Bn

09 Apr US Inital Jobless Claims --

09 Apr US Continuing Claims --

09 Apr US Wholesale Inventories MoM Turun menjadi 0.2% dari 0.3%

09 Apr US Wholesale Trade Sales MoM --

10 Apr US Import Price Index MoM Turun menjadi -0.6% dari 0.4%

10 Apr US Import Price Index YoY --

11 Apr US Monthly Budget Statement Sekitar -$46.5 Bn Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

GGRM IJ 52000 1.96 2.04 ASII IJ 8075 -1.22 -4.30 INTP IJ 22150 1.03 0.88 LPPF IJ 19175 -3.88 -2.40 IIKP IJ 2700 8.87 0.78 CPIN IJ 3370 -1.89 -1.13 AKRA IJ 5525 3.27 0.73 TLKM IJ 2825 -0.35 -1.07 ADRO IJ 980 2.08 0.68 INCO IJ 3165 -2.91 -1.00 SMRA IJ 1810 2.26 0.61 BBNI IJ 7200 -0.69 -0.98 ASRI IJ 610 4.27 0.52 WSKT IJ 1700 -4.76 -0.88 TRIO IJ 1995 5.28 0.51 SCMA IJ 3345 -1.47 -0.78 PTBA IJ 10900 1.87 0.49 JRPT IJ 1100 -4.35 -0.73 MPPA IJ 4150 2.09 0.49 CTRA IJ 1450 -3.01 -0.72 UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Archi Indonesia Mining 1895-2445 1,600.00 TBA TBA CIMB Niaga, Danareksa,

Mandiri Sekuritas, Valbury PT Karisma Aksara

Mediatama

Books Store Trade & Service

175-240 535.82 TBA TBA BCA Sekuritas

(7)

      

 

 

 

 

 

 

6 April 2015

6 April 2015 DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

TINS 25.70 Cash Dividend

 

02 Apr-15 06 Apr-15 08 Apr-15 29 Apr-15

PTBA 324.57 Cash Dividend

 

07 Apr-15 08 Apr-15 10 Apr-15 30 Apr-15

LEAD 40.00 Cash Dividend

 

07 Apr-15 08 Apr-15 10 Apr-15 30 Apr-15

SMBR 8.34 Cash Dividend

 

08 Apr-15 09 Apr-15 13 Apr-15 30 Apr-15

BJBR 71.60 Cash Dividend

 

08 Apr-15 09 Apr-15 13 Apr-15 30 Apr-15

ITMG 645.00 Cash Dividend

 

08 Apr-15 09 Apr-15 13 Apr-15 24 Apr-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

RELI Rights Issue 1:1 445.00 23 Apr-15 24 Apr-15

 

29 Apr - 07 May’15

 

AKKU Rights Issue 20:132 100.00 TBA TBA

 

TBA

 

LEAD Stock split 1:4 -- -- TBA TBA

ITMA Stock split 1:20 -- -- TBA TBA

ACST Tender Offer -- 3250.00 -- -- 24 Mar – 22 Apr’15

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

PGAS RUPST 06-Apr-15

BDMN RUPST 07-Apr-15

BJTM RUPST 08-Apr-15

ACST RUPST 08-Apr-15

PLIN RUPST 08-Apr-15

KAEF RUPST 08-Apr-15

INAF RUPST 08-Apr-15

DSSA RUPSLB 08-Apr-15

NISP RUPST 09-Apr-15

BBCA RUPST/LB 09-Apr-15

BNGA RUPST 10-Apr-15

ADHI RUPSLB 10-Apr-15

AALI RUPST 14-Apr-15

JPFA RUPST/LB 14-Apr-15

BFIN RUPST/LB 15-Apr-15

TURI RUPST 15-Apr-15

HOTL RUPSLB 15-Apr-15

RELI RUPST/LB 15-Apr-15

GREN RUPST/LB 16-Apr-15

TOBA RUPST 16-Apr-15

SMGR RUPST 16-Apr-15

ASGR RUPST 16-Apr-15

MDIA RUPST/LB 17-Apr-15

SSMS RUPST 17-Apr-15

TLKM RUPST 17-Apr-15

(8)

      

 

 

 

 

 

6 April 2015

6 April 2015

BJBR

TRADING BUY

S1 985 R1 1050 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 945 R2 1100

Closing

Price 1010

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area overbought

•Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 990-Rp 1050

•Entry Rp 1010, take Profit Rp 1050

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 63.82 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) 41.66 Positif

Bollinger Band (Mid) 964 Positif

MA5 985 Positif 720.0 780.0 840.0 900.0 960.0 1,020.0 1,080.0 1,140.0 1,200.0

September October November December 2015 February March April BJBR Upward Sloping Channel

980.526 980.526 980 973.75 964.25 940 878.399 985 1,010 1,010 1,010 1,188.33 1,188.33 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BJBR - Stochastic %D(6,3,3) = 71.65, Stochastic %K = 79.83, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

71.6503 71.6503 20 79.8319 79.8319 80 -15.0 -10.0 -5.0 0.0 5.0 0.0 BJBR - MACD (5,3) = -8.66, Signal() = -6.97 -8.66061 -6.96923 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BJBR - TSI(3,5,3) = 41.66 32.3768 0.00000 41.6621 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BJBR - William's % R(14) = -15.79, Volume() = 72,553,104.00 -15.789572,553,104

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

BJTM

TRADING BUY

S1 555 R1 595 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 530 R2 620

Closing

Price 570

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area overbought

•Harga berada dalam area upper band Prediksi •Trading range Rp 555-Rp 595

•Entry Rp 570, take Profit Rp 595

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 57.79 Positif

MACD 4.84 Positif

True Strength Index (TSI) 70.54 Positif

Bollinger Band (Mid) 534 Positif

MA5 546 Positif 420.0 440.0 460.0 480.0 500.0 520.0 540.0 560.0 580.0

September October November December 2015 February March April

BJTM Bullish Breakout 546 537.5 533.75 510 510 506.429 506.429 555 555 555 570 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0

BJTM - Stochastic %D(6,3,3) = 77.23, Stochastic %K = 90.03, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

77.2317 77.2317 20 80 90.0285 90.0285 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 0.0 BJTM - MACD (5,3) = -7.22, Signal() = -5.29 -7.21943 -5.28872 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BJTM - TSI(3,5,3) = 70.54 51.999 0.00000 70.5438 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BJTM - William's % R(14) = -7.69, Volume() = 35,076,600.00 -7.69231 35,076,600

(9)

      

 

 

 

 

 

6 April 2015

6 April 2015

ADRO

TRADING BUY

S1 965 R1 1000 Trend Grafik Major Down Minor Down

S2 930 R2 1035

Closing

Price 980

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi potensi rebound

• RSI berada dalam area netral

•Harga berada dalam area netral Prediksi •Trading range Rp 965-Rp 1000

•Entry Rp 980, take Profit Rp 1000

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 65.64 Positif

MACD 62.15 Positif

True Strength Index (TSI) 13.58 Positif

Bollinger Band (Mid) 5070 Negatif

MA5 960 Positif 960.0 1,020.0 1,080.0 1,140.0 1,200.0 1,260.0 1,320.0 1,380.0

September October November December 2015 February March April ADRO Wedge Bullish Breakout 976.333 964.25 960.625 960 949.231 949.231 935 976.333 980 980 980 995 999.95 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ADRO - Stochastic %D(6,3,3) = 41.48, Stochastic %K = 55.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

41.4815 41.4815 20 55 55 80 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 ADRO - MACD (5,3) = -3.92, Signal() = -1.59

-3.91662 -1.5851 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ADRO - TSI(3,5,3) = 13.58 2.20999 0.00000 13.582 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 ADRO - William's % R(14) = -25.00, Volume() = 51,529,300.00

-25 51,529,300

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

PTBA

TRADING BUY

S1 10750 R1 11050 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 10550 R2 11250

Closing

Price 10900

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area overbought

•Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 10750-Rp 11050

•Entry Rp 10900, take Profit Rp 11050

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 38.23 Positif

MACD 3.69 Positif

True Strength Index (TSI) 45.59 Positif

Bollinger Band (Mid) 570 Positif

MA5 10710 Positif 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600 13,200 13,800

September October November December 2015 February March April PTBA Downward Sloping Channel

10,581.3 10,521.3 10,480 10,480 10,150 10,102.4 10,102.4 10,625 10,710 10,900 10,900 10,900 11,282.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 PTBA - Stochastic %D(6,3,3) = 85.34, Stochastic %K = 87.02, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00 85.3419

80 20 85.3419 87.02 87.02 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 300.0 0.0 PTBA - MACD (5,3) = -72.73, Signal() = -61.19

-72.7343 -61.1926 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 PTBA - TSI(3,5,3) = 45.59 36.4558 0.00000 45.5949 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 PTBA - William's % R(14) = -3.23, Volume() = 2,215,100.00 -3.22581

2,215,100

(10)

      

 

 

 

 

 

6 April 2015

6 April 2015

ASRI

TRADING BUY

S1 595 R1 650 Trend Grafik Major Up Minor Down

S2 565 R2 680

Closing

Price 610

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area overbought

• Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 595-Rp 650

•Entry Rp 610, take Profit Rp 650

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 38.23 Positif

MACD 3.69 Positif

True Strength Index (TSI) 38.52 Positif

Bollinger Band (Mid) 570 Positif

MA5 569 Positif 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0

September October November December 2015 February March April ASRI Downward Sloping Channel

569 560.625 536.667 536.667 525 511.111 511.111 570.25 595 610 610 610 656.236 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 ASRI - Stochastic %D(6,3,3) = 63.17, Stochastic %K = 81.34, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

63.1661 63.1661 20 80 81.3397 81.3397 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 0.0 ASRI - MACD (5,3) = -10.59, Signal() = -6.10

-10.593 -6.10161 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASRI - TSI(3,5,3) = 38.52 15.9612 0.00000 38.5225 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 ASRI - William's % R(14) = -10.53, Volume() = 302,178,816.00 -10.5263302,178,81

Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com

SMRA

TRADING BUY

S1 1770 R1 1850 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 1720 R2 1900

Closing

Price 1810

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif

• Stochastics fast line & slow indikasi positif

• Candle chart indikasi sinyal positif

• RSI berada dalam area overbought

• Harga berada dalam area upper band

Prediksi •Trading range Rp 1770-Rp 1850

•Entry Rp 1810, take Profit Rp 1850

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 63.62 Positif

MACD 17.08 Positif

True Strength Index (TSI) 57.02 Positif

Bollinger Band (Mid) 1676 Positif

MA5 1724 Positif 1,100 1,200 1,300 1,400 1,500 1,600 1,700 1,800 1,900 2,000

September October November December 2015 February March April SMRA Wedge 1,675.5 1,635.79 1,635.79 1,592.08 1,592.08 1,590 1,585 1,695.63 1,720 1,724 1,810 1,810 1,810 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 SMRA - Stochastic %D(6,3,3) = 81.67, Stochastic %K = 89.47, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

81.6721 80 20 81.6721 89.4679 89.4679 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 30.0 0.0 SMRA - MACD (5,3) = -26.87, Signal() = -19.67

-26.8698 -19.6693 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 SMRA - TSI(3,5,3) = 57.02 38.0939 0.00000 57.0192 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 SMRA - William's % R(14) = -10.20, Volume() = 48,954,500.00 -10.204148,954,500

(11)

      

 

 

 

 

 

 

6 April 2015

6 April 2015

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

02-04-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Sell 23900 24125 23725 23325 23725 24125 24525 Positif Negatif Negatif 26525 23150 LSIP Trading Sell 1675 1675 1660 1610 1660 1710 1760 Positif Negatif Negatif 1945 1640 SGRO Trading Sell 1870 1870 1850 1790 1850 1910 1970 Positif Negatif Negatif 2110 1805 Mining

BUMI Trading Buy 82 80 85 75 80 85 90 Positif Positif Positif 100 74

PTBA Trading Buy 10900 10900 11250 10550 10750 11050 11250 Positif Positif Positif 11250 10150 ADRO Trading Buy 980 980 1035 930 965 1000 1035 Positif Positif Positif 1035 935 MEDC Trading Buy 3145 3125 3165 3085 3125 3165 3205 Positif Negatif Positif 3245 2575 INCO Trading Sell 3165 3165 3130 3020 3130 3240 3350 Negatif Negatif Negatif 3565 3205 ANTM Trading Buy 910 910 925 865 895 925 955 Positif Positif Positif 1045 850

TINS Trading Buy 960 950 970 930 950 970 990 Positif Positif Positif 1060 900

Basic Industry and Chemicals

SMGR Trading Buy 13600 13600 13700 13200 13450 13700 13950 Positif Negatif Positif 15150 12525 INTP Trading Buy 22150 22150 22225 21775 22000 22225 22450 Positif Positif Positif 24325 20475 SMCB Trading Buy 1515 1515 1530 1430 1480 1530 1580 Positif Negatif Positif 1975 1425 Miscellaneous Industry

ASII Trading Sell 8075 8075 7950 7650 7950 8250 8550 Negatif Negatif Negatif 8575 7775 GJTL Trading Sell 1290 1290 1270 1235 1270 1305 1340 Positif Negatif Negatif 1425 1235 Consumer Goods Industry

INDF Trading Buy 7375 7350 7425 7275 7350 7425 7500 Negatif Positif Negatif 7550 7300 GGRM Trading Buy 52000 52000 52450 50500 51475 52450 53425 Positif Positif Positif 55800 47525 UNVR Trading Buy 39050 39050 39400 38250 38825 39400 39975 Negatif Positif Negatif 40500 35300 KLBF Trading Buy 1865 1865 1880 1810 1845 1880 1915 Positif Negatif Positif 1865 1775 Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 2170 2170 2190 2100 2145 2190 2235 Positif Negatif Positif 2230 1995 PTPP Trading Sell 3705 3705 3660 3555 3660 3765 3870 Negatif Negatif Negatif 4130 3645 WIKA Trading Sell 3350 3350 3315 3220 3315 3410 3505 Negatif Negatif Negatif 3700 3320 ADHI Trading Sell 2945 2945 2895 2775 2895 3015 3135 Negatif Negatif Negatif 3540 2990 WSKT Trading Sell 1700 1700 1575 1355 1575 1795 2015 Negatif Negatif Negatif 1860 1630 Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Buy 4795 4795 4835 4685 4760 4835 4910 Positif Positif Positif 5500 4600 JSMR Trading Sell 7100 7150 7050 6950 7050 7150 7250 Negatif Negatif Negatif 7225 6975 ISAT Trading Sell 4160 4185 4135 4085 4135 4185 4235 Negatif Negatif Negatif 4425 3895 TLKM Trading Sell 2825 2845 2810 2775 2810 2845 2880 Negatif Negatif Negatif 2995 2770 Finance

BMRI Trading Buy 12275 12275 12425 11725 12075 12425 12775 Positif Negatif Positif 12550 11750 BBRI Trading Sell 13000 13000 12925 12700 12925 13150 13375 Negatif Negatif Negatif 13450 12225 BBNI Trading Buy 7200 7200 7250 7000 7125 7250 7375 Positif Negatif Positif 7250 6550 BBCA Trading Buy 14800 14800 14900 14500 14700 14900 15100 Positif Negatif Positif 14925 13925 BBTN Trading Sell 1225 1225 1215 1190 1215 1240 1265 Negatif Negatif Negatif 1270 1025 Trade, Services and Investment

UNTR Trading Buy 21975 21975 22125 21325 21725 22125 22525 Positif Positif Positif 22350 19050 MPPA Trading Buy 4150 4150 4165 4085 4125 4165 4205 Positif Positif Positif 4500 3875

(12)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Data diperoleh dengan teknik membaca secara menyeluruh dan berulang-ulang pada novel Surga yang tak Dirindukan, menyimak film Surga yang tak Dirindukan, kemudian

Dari gambaran tersebut di atas jelaslah bahwa perilaku pemimpin, baik perilaku tugas maupun perilaku hubungan, dan motivasi kerja serta penciptaan lingkungan kerja

Penelitian serupa dilakukan oleh Olivia Melissa Puspitarini (2013) yang diberi judul Ketidaksantunan Linguistik dan Pragmatik Berbahasa antara Dosen dan Mahasiswa Program

Berpikir kritis dan kreatif sangat diperlukan dalam mengembangkan kegiatan siswa yang berkaitan dengan materi teks narasi/ cerpen / cerita inspiratif3. Sebagai guru, Anda

In tests and quizzes, we are asked many questions, and given options to mark our answers.. The questions may not be perfectly drafted, nor are the answers are given after a

Pada saat acara tersebut, Peserta harus hadir dengan membawa seluruh dokumen asli perusahaan sesuai isi pada form isian elektronik data kualifikasi yang saudara isi beserta 1

They may have thought about what would make up self improvement and their ideal life, but have no idea how to even begin to make the plans and take the actions required to make them

Biel (1993 : 67) mendefinisikan citra merek sebagai sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen, karena konsumen yang terbiasa