Ketidaksantunan linguistik dan pragmatik dalam ranah keluarga pendidik di Kotamadya Yogyakarta.
Teks penuh
Gambar
Garis besar
Dokumen terkait
Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tesis dengan baik, yang berjudul “ Ketidaksantunan Berekspresi dan Daya Pragmatik dalam Wacana Haters Politik
( Konteks: Penutur berbicara dengan volume yang keras ketika mitra tutur meminta dimasakan sesuatu. Penutur tidak menghiraukan mitra tutur. Penutur telah membuat
Struktur bahasa yang santun adalah struktur bahasa yang disusun oleh penutur atau penulis agar tidak menyinggung perasaan pendengar atau pembaca (Pranowo,
dikatakan penutur ketus dan bersuara keras, padahal itu dikatakannya kepada orang yang lebih tua. Tuturan C22 yang berwujud “Dasar bakul iwak, digoleki
Penanda ketidaksantunan pragmatik dapat dilihat berdasarkan konteks tuturan yang berupa penutur dan mitra tutur, situasi dan suasana, tindak verbal, tindak perlokusi, dan
Tuturan B4 : “Haduh, Mbaknya nih sibuk banget sih, mbok sini lho!” (Konteks tuturan: Tuturan terjadi ketika MT sedang membuat minum untuk penutur. MT berada di dapur,
(Konteks tuturan: Tuturan terjadi pada saat khotbah sholat Jum’at. Khotbah diikuti oleh para jamaah dan dipimpin oleh seorang ustadz. Para jamaah menyimak khotbah
Tuturan C3 terjadi ketika penutur sedang berbincang-bincang dengan MT1 di teras rumah penutur, tiba-tiba MT2 yang juga berada di tempat tersebut buang air kecil di celana (Senin,