• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Layanan Referensi

2.1.1 Pengertian Layanan Referensi

Perpustakaan menyediakan beragam jenis koleksi dan layanan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Namun tidak semua pengguna mengetahui bagaimana cara mengakses informasi yang dibutuhkan dengan cepat dan akurat. Untuk mengatasi masalah tersebut perpustakaan menyediakan suatu layanan yang disebut sebagai layanan referensi.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (2004:86):

Layanan referensi atau layanan rujukan adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi dalam berbagai subjek. Dengan pelayanan ini, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan cepat, menelusur informasi dengan lebih spesifik dan dengan pilihan subjek yang lebih luas, dan memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara optimal.

Menurut American Library Association dalam Murniaty (2006:5),

“Pelayanan referensi merupakan sebagian dari pelayanan perpustakaan yang secara langsung berhubungan dengan pengguna dalam memberikan informasi dan penggunaan perpustakaan untuk kepentingan studi dan riset”.

Sedangkan Bunge dan Bopp (2001:22) berpendapat bahwa:

“Reference service is a value-added service that is tailored to the unique needs of each individual client. This puts the client and responsive, individualized service to him or her at the center of the value system that guides hour-to-hour, day-to-day reference practice”.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa layanan referensi merupakan sebuah layanan perpustakaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna dengan cepat, spesifik, dan pengguna dapat memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia. Layanan referensi adalah sebuah layanan khusus yang menyediakan informasi untuk kepentingan riset dan studi dengan memberikan satu nilai tambah, yaitu pengguna dan pustakawan dapat berinteraksi secara langsung.

(2)

2.1.2 Tujuan Layanan Referensi

Setiap kegiatan pelayanan di perpustakaan bertujuan untuk membantu para pengguna mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkannya. Begitu juga dengan layanan referensi yang senantiasa memiliki beberapa tujuan dalam pelaksanaannya.

Menurut Murniaty (2006:6), layanan referensi memiliki beberapa tujuan antara lain:

a. Mengarahkan pengguna perpustakaan menemukan informasi yang ia butuhkan dengan cepat dan tepat.

b. Mengusahakan pengguna perpustakaan menelusuri informasi dengan menggunakan berbagai pilihan sumber informasi yang lebih luas.

c. Mengusahakan pengguna perpustakaan menggunakan setiap koleksi referensi dengan lebih tepat guna.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan referensi bertujuan untuk mempertemukan pengguna dengan informasi yang dibutuhkannya dengan cepat dan akurat serta memberikan bimbingan kepada pengguna dalam menelusur dan memanfaatkan koleksi referensi yang tersedia.

2.1.3 Fungsi Layanan Referensi

Untuk dapat mencapai tujuannya layanan referensi harus dapat melaksanankan fungsinya dengan baik.

Menurut Murniaty (2006:7), fungsi pelayanan referensi adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pengawasan

Maksud dari pengawasan tersebut adalah untuk mengamati kebutuhan informasi yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan.

b. Fungsi informasi

Memberikan jawaban atas pertanyaan pengguna, dan sesegera mungkin menyampaikan informasi yang memang segera harus diketahui oleh pengguna.

c. Fungsi bimbingan

Memberikan bimbingan kepada pengguna perpustakaan untuk mencari atau menemukan bahan pustaka dalam kelompok koleksi referensi yang tepat sesuai dengan bidang masing-masing dan bagaimana cara menggunakannya, serta untuk mencari atau menemukan informasi yang dikehendaki.

(3)

Memberikan pengarahan dan petunjuk bagaimana cara memanfaatkan perpustakaan.

e. Fungsi bibliografi

Mengenalkan kepada pengguna daftar bacaan yang menarik dan hal ini akan bermanfaat bagi pengguna yang sedang melakukan penelitian.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa layanan referensi berfungsi sebagai sarana untuk membimbing pengguna dalam menggunakan berbagai jenis koleksi referensi serta memberi jawaban atas semua pertanyaan yang diajukan oleh pengguna.

2.1.4 Jenis-jenis Koleksi Referensi

Koleksi referensi disediakan untuk menjawab persoalan-persoalan yang sering muncul dalam berbagai bidang ilmu. Koleksi referensi tersebut tersedia dalam bentuk tercetak dan elektronik.

Murniaty (2006:7) menyatakan bahwa koleksi referensi melipti ensiklopedi, kamus, direktori, buku tahunan, buku pegangan, manual, almanak, bibliografi, indeks, abstrak, penerbitan pemerintah, sumber geografi, dan sumber biografi.

Pernyataan tersebut serupa dengan pernyataan yang diuraikan oleh Hajatullah dan Djamilah (2000:7) tentang jenis-jenis koleksi referensi yang terdiri dari:

a. Kamus

Kamus merupakan bahan rujukan berisi kata-kata disertai arti (maknanya) dan disusun menurut abjad, kadang-kadang dilengkapi cara pengejaan, penulisan suku kata, asal kata (etimologi), persamaan (sinonim), lawan kata (antonim), dan penggunaannya dalam kalimat (sintaksis).

b. Ensiklopedi

Merupakan bahan rujukan yang berisi uraian ringkas tentang berbagai topik atau subjek yang umumnya disusun secara alfabetis, kadang-kadang disertai deskripsi, definisi dan informasi bibliografis. Ensiklopedia dapat dibagi menjadi ensiklopedi umum yang memuat berbagai topik, berbagai bidang atau disiplin ilmu pengetahuan, dan ensiklopedi khusus yang memuat berbagai topik dari satu bidang atau satu disiplin ilmu tertentu. c. Direktori

Direktori berisi nama-nama perorangan, badan, lembaga, organisasi atau asosiasi yang disusun secara alfabetis dan dilengkapi dengan informasi seperti alamat, tahun pendirian, lingkup kegiatan dan data penting lainnya. d. Statistik

Statistik berisi fakta atau data yang disajikan dalam bentuk angka dari suatu subjek atau komoditas tertentu dan disusun berdasarkan urutan wilayah.

(4)

Almanak memuat informasi ringkas berbagai peristiwa atau kegiatan suatu organisasi atau lembaga, baik yang sedang dilakukan maupun yang telah selesai dalam waktu satu tahun.

f. Buku pegangan (handbook)

Buku pegangan atau pedoman pada umumnya berisi petunjuk ringkas yang digunakan untuk mengerjakan sesuatu.

g. Buku panduan (manual)

Manual memberikan instruksi tentang cara mengerjakan sesuatu, bagaimana mengidentifikasi sesuatu, dan bagaimana cara menulis materi tertentu.

h. Sumber biografi

Sumber biografi berisi riwayat hidup tokoh-tokoh atau orang-orang terkemuka dari berbagai kalangan yang dilengkapi data seperti kota dan tanggal lahir, tahun meninggal, pendidikan, profesi, karya tulis dan lain-lain.

i. Sumber geografi

Sumber geografi berisi tentang letak kota, wilayah, gunung, sungai, danau dan lain-lain yang disajikan dalam bentuk atlas, peta, bola dunia (globe), dan daftar nama kota (gazetter). Peta tematis menyajikan informasi tentang suatu subjek tertentu pada satu atau beberapa wilayah.

j. Indeks

Indeks berisi daftar karya tulis berupa artikel majalah, makalah, laporan dan lain-lain dalam suatu subjek atau komoditas tertentu dan disusun secara sistematis dan alfabetis.

k. Abstrak

Abstrak merupakan perluasan dari indeks dan memuat ringkasan isi atau sari karangan dari berbagai macam karya tulis yang diindeks.

l. Bibliografi

Bibliografi merupakan daftar karya tulis seperti buku, artikel majalah, laporan, tesis dan lain-lain dalam satu atau beberapa bidang ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dan alfabetis. Cakupan isi bias bersifat komprehensif, yaitu meliputi berbagai aspek atau bersifat terbatas khusus pada suatu aspek tertentu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis koleksi referensi yang dapat digunakan oleh pengguna berupa kamus, ensiklopedi, direktori, statistik, almanak dan buku tahunan, penerbitan pemerintah, buku pegangan, buku panduan, sumber biografi, sumber geografi, indeks, abstrak, dan bibliografi.

2.2 Kompetensi

Sumberdaya manusia merupakan salah satu unsur penting dalam menghadapi persaingan kerja di era globalisasi. Sumberdaya manusia yang tidak berkualitas akan tersingkir dan digantikan oleh yang lebih berkualitas. Sumberdaya manusia

(5)

berkualitas tersebut adalah sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi sesuai dengan profesi yang digelutinya.

Kompetensi menjadi persyaratan penting bagi suatu profesi karena kompetensi akan memperlihatkan perilaku pada saat melaksanakan pekerjaan. Pada layanan referensi perilaku tersebut dapat dilihat pada saat pustakawan berinteraksi dengan pengguna. Hal ini sesuai dengan pernyataan Reference and User Services Association (2007:1), yang menyatakan bahwa:

Competencies is behaviors that excellent performers exhibit more consistently and effectively than average performers. A behavioral basis is necessary because effective assessment of competencies depends on observed behavior. Thus, the task force has focused on identifying the underlying behaviors that lead to successful performance in organizations providing reference and user services to patrons.

Walaupun demikian pengertian kompetensi tidak hanya sebatas perilaku saja, namun juga berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan seperti yang dikemukakan oleh Saleh (2007:2), “kompetensi atau competency adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan”.

Sedangkan menurut Woodard dalam Bopp (2001:216), “Competencies are

knowledge, skills, or attitudes that enable a person to function satisfactorily in a work situation, either alone or with others”.

Maksud dari pernyataan di atas adalah bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, kemampuan, dan perilaku seseorang agar dapat memuaskan situasi pekerjaan, baik sendiri maupun dengan orang lain.

Hasil Diskusi Komisi II Rapat Koordinasi Pengembangan Jabatan Fungsional Pustakawan dengan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI tanggal 4-6 Oktober 2004 dalam Hermawan (2006:174), merumuskan bahwa kompetensi secara umum adalah “kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan, sikap, nilai perilaku serta karakteristik pustakawan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara optimal”.

Rumusan hasil diskusi tersebut serupa dengan apa yang dinyatakan oleh Dewiyana (2006:22):

Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, kemampuan, atau karakteristik yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan

(6)

masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan. Lebih dari itu kompetensi menawarkan suatu kerangka kerja organisasi yang efektif dan efisien dalam mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas.

Dari kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dalam memanfaatkan sumber-sumber informasi yang tersedia, sikap, nilai perilaku serta karakteristik yang berpengaruh terhadap tinggi atau rendahnya tingkat kinerja dalam suatu pekerjaan.

Kesimpulan di atas sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Mirabile dalam Dewiyana (2006:24), “bahwa kompetensi sebagai suatu pengetahuan, keterampilan, kemampuan atau hal-hal yang berhubungan dengan kinerja yang tinggi dalam pekerjaan, seperti penyelesaian masalah, pemikiran analitik, atau kepemimpinan”.

Namun Aspey dalam Dewiyana (2006:24) menambahkan bahwa:

Pengertian kompetensi tidak hanya meliputi penguasaan keterampilan dan pengetahuan saja, tetapi juga termasuk penguasaan terhadap tugas dan motivasi dalam menjalankan tugas tersebut. Aspey juga mendefinisikan “orang yang berkompeten” sebagai seseorang yang menguasai pekerjaannya dan memiliki motivasi, keterampilan, serta pengetahuan, dan secara konsisten menjalankan tanggung jawab tersebut. Selain itu, beberapa definisi menambahkan motivasi, kepercayaan, dan nilai di dalamnya.

Penjelasan di atas serupa dengan pernyataan Public Service Commission of

Canada dalam Abell (2001:106), yang memberi pengertian bahwa:

“Competencies are general descriptions of the abilities necessary to perform successfully in areas specified. Competency profiles synthesise skills, knowledge, attributes and values, and express performance requirements in behavioural terms”.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan suatu rangkaian yang berisi nilai, sifat, perilaku, pengetahuan, keterampilan, pemikiran analitik, penguasaan terhadap tugas yang harus diselesaikan, memiliki motivasi, tanggung jawab, serta kepercayaan dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

2.3 Kompetensi Pustakawan

Dahulu indikator perpustakaan yang ideal dilihat dari besarnya gedung dan koleksi, namun sekarang sudah berubah menjadi sejauh mana perpustakaan mampu memenuhi kebutuhan informasi penggunanya. Oleh sebab itu pustakawan yang berkompeten merupakan faktor utama dalam menentukan ideal atau tidaknya sebuah perpustakaan.

(7)

Menurut Gulati dan Raina (2000:2) kompetensi dapat didefinisikan:

Sebagai pengetahuan yang saling mempengaruhi, pemahaman skill dan sikap yang dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan secara efektif dari segi pelaku dan pengamat. Kompetensi khusus pustakawan mencakup pengetahuan yang mendalam mengenai sumber-sumber informasi baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik.

Menurut New Jersey Library Association (2006:1), kompetensi adalah “kemampuan, pengetahuan teknis, dan sifat-sifat individu yang dikontribusikan untuk organisasi dan profesi perpustakaannya”.

Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kontribusi yang harus diberikan kepada perpustakaan mencakup kemampuan dan pengetahuan teknis dalam menggunakan sumber-sumber informasi, baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik serta karakteristik setiap pustakawan yang dapat meningkatkan kualitas perpustakaannya.

Menurut Special Libraries Association dalam Henczel (2003:1):

Competencies are a combination of skills, knowledge, and behaviours important for organizational success, personal performance and career development. Professional competencies relate to the special librarian's knowledge in the areas of information resources, information access, technology, management, and research, as well as the ability to use these areas of knowledge as a basis for providing library and information services. Personal competencies represent a set of skills, attitudes and values that enable librarians to work efficiently; be good communicators; focus on continuing learning throughout their careers; demonstrate the value-added nature of their contributions; and survive in the new world of work.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi merupakan sebuah kombinasi dari keterampilan, pengetahuan, dan perilaku pustakawan agar dapat melaksanakan tugasnya secara efisien dan mampu bertahan di dalam dunia kerja yang baru.

Menurut Barden dalam Dewiyana (2006:26), pustakawan memerlukan empat dimensi kompetensi, yaitu:

1. Technology skills and network management (keterampilan teknologi dan manajemen jaringan)

2. Customer care (kepedulian terhadap pelanggan) 3. Media management (manajemen media)

4. Storage and retrieval and business development (penyimpanan dan pemerolehan kembali, serta pengembangan bisnis)

(8)

Pendapat di atas sesuai dengan pendapat Wicaksono (2004:5-7) yang menyatakan bahwa pustakawan harus memiliki empat jenis kompetensi sebagai berikut: (1). Skill manajemen informasi, yaitu skill dalam mencari, menggunakan, menciptakan, mengorganisasi, dan menyebarkan informasi. (2). Skill interpersonal, yaitu skill personal pustakawan yang berguna dalam berhubungan dengan pengguna dan sesama rekan kerja. (3). Skill teknologi informasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan berbagai perangkat teknologi informasi dalam membantu proses kerja. (4). Skill manajemen, yang mencakup administrasi, kepemimpinan, manajemen sumberdaya manusia, mampu menjaga hubungan baik dengan sesama pustakawan dan pengguna, mampu membangun tim kerja, manajemen waktu, mampu menganalisa skill yang dibutuhkan dan memberikan pelatihan yang diperlukan, serta mampu melakukan perencanaan-perencanaan strategis dan implementasinya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna pustakawan harus memiliki kemampuan dalam memanajemen informasi, menciptakan dan memelihara hubungan yang baik dengan para pengguna dan sesama rekan kerja, menggunakan berbagai perangkat elektronik dalam upaya membantu memudahkan pekerjaannya, serta memiliki kemampuan manajemen organisasi yang baik.

2.3.1 Kompetensi Inti

Kompetensi inti merupakan salah satu dari isi kompetensi. McNeil dan Giesecke (2001:55) menekankan bahwa kompetensi inti yang harus dimiliki oleh pustakawan adalah sebagai berikut: (1). Kemampuan berkomunikasi, yaitu mendengar dengan efektif, mengirimkan informasi secara akurat dan dapat dipahami dengan mudah, dan mencari umpan balik yang bersifat membangun. (2). Kreatif, yaitu mencari kesempatan untuk menyusun dan menggunakan ide-ide baru, metode, desain, dan teknologi. (3). Memiliki keahlian dan pengetahuan teknis serta mendemonstrasikan pengetahuan yang luas, mendalam, dan up to date mengenai teknologi terbaru. (4). Fleksibel, yaitu mampu melaksanakan berbagai tugas, menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di dalam lingkungan kerja, mampu menghadapi berbagai tantangan di dalam lingkungan kerja, serta bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan. (5). Kemampuan nterpersonal dan grup, yaitu

(9)

membangun dan membina kerjasama dengan berbagai individu dan organisasi. (6). Memiliki tanggung jawab, yaitu bertanggung jawab atas semua tindakan yang telah dilakukan, mampu menerima hasil dan menanggung resiko, serta mampu menyelesaikan pekerjaan. (7). Sikap yang harus dimiliki dalam memberikan pelayanan meliputi pemahaman tentang kebutuhan informasi pengguna, ramah, serta dengan senang hati memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Special Libraries Association dalam Dewiyana (2006:24) membagi

kompetensi inti menjadi dua bagian, yaitu:

1. Menambah pengetahuan dasar mereka dengan praktik dan pengalaman yang terbaik, dan belajar terus menerus tentang produk informasi, layanan, dan manajemen praktis sepanjang karirnya.

2. Menaruh kepercayaan pada keunggulan dan etika professional, serta nilai dan prinsip-prinsip profesi.

Sedangkan menurut Feng (2006:3) kompetensi inti bagi profesi informasi adalah sebagai berikut:

1. Pemilik informasi, meliputi:

a. Mentransfer kepemilikan penelusuran kepada pengguna b. Melatih pengguna dalam penyebaran aplikasi

c. Menyebarkan informasi

2. Menciptakan pengetahuan, meliputi: a. Kesiagaan terhadap pengetahuan b. Persaingan intelijensi

c. Meningkatkan metode-metode dalam berbagi pengetahuan

Kemudian New Jersey Library Association (2006:1) menambahkan kompetensi inti meliputi:

a. Menunjukkan komitmen yang kuat terhadap layanan yang baik bagi pengguna.

b. Memahami dan mendukung kebudayaan dan konteks perpustakaan. c. Menunjukkan pengetahuan sistem perpustakaan dan profesi perpustakaan. d. Memahami konteks sosial, ekonomi dan politik.

e. Menunjukkan pengetahuan mengenai teori ilmu perpustakaan dan informasi, pembuatan informasi, organisasi informasi, dan pengiriman informasi.

f. Menunjukkan kemampuan kepemimpinan yang mencakup berpikir secara kritis, pengambilan resiko, dan kreativitas, tanpa memperhatikan posisi di dalam struktur manajemen.

g. Memonitor dan melakukan perubahan di dalam sistem teknologi dan informasi.

h. Membagi pengetahuan dan keahlian dengan para pengguna dan kolega. i. Memperlihatkan kemampuan komunikasi yang baik yang dapat

mempromosikan perpustakaan.

j. Mengenal jaringan kerja profesional dan berpartisipasi dalam asosiasi profesional.

(10)

k. Aktif mengikuti pertumbuhan kompetensi individu dan profesional melalui pendidikan yang berkelanjutan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi inti meliput i kemampuan dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada pengguna, memahami konteks kebudayaan, kreatif, memiliki sikap kepemimpinan, memiliki pemahaman tentang jaringan kerja, memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan teknologi untuk menyebarkan informasi, serta mengikuti pelatihan dan pendidikan guna meningkatkan kinerjanya.

2.3.2 Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional berhubungan dengan pengetahuan dan kemampuan pustakawan dalam melayani kebutuhan informasi pengguna. Keterampilan yang harus dimiliki dalam kompetensi profesional adalah keterampilan dalam mengorganisasi informasi, mengelola sumber informasi, mengelola layanan informasi, dan memanfaatkan teknologi informasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Special Library

Association dalam Dewiyana (2006:24), yang membagi kompetensi profesional

menjadi empat kompetensi utama, yaitu sebagai berikut: (1). Melaksanakan organisasi informasi dengan cara menyesuaikan dan mendukung organisasi informasi dengan peraturan strategis organisasi induknya dan kelompok pelanggan utama melalui kerja sama dengan stakeholders, menilai dan menyampaikan isi organisasi informasi, menyelenggarakan manajemen yang efektif, mendukung strategi dan keputusan pimpinan manajemen, membangun dan memimpin suatu tim layanan informasi secara efektif serta pengembangannya, memasarkan layanan produk dalam bentuk tercetak maupun elektronik, mendukung keputusan-keputusan mengenai layanan dan produk baru, memberi saran kepada organisasi tentang hak cipta dan terbitan intelektual serta pelaksanaannya. (2). Mengelola smber informasi dengan cara mengelola siklus hidup informasi secara penuh, membangun suatu koleksi yang dinamik tentang sumber-sumber informasi, menggunakan pengetahuannya tentang isi dan format sumber-sumber informasi, menyediakan akses terhadap sumber informasi yang diterbitkan secara internal maupun eksternal, melakukan perundingan terhadap pembelian dan lisensi produk dan layanan informasi, serta mengembangkan kebijakan-kebijakan organisasi. (3). Mengelola layanan informasi dengan cara mengembangkan dan memelihara portfolio layanan informasi, memimpin riset pemasaran tentang perilaku informasi,

(11)

melakukan penelitian dan analisis serta mensintesakan informasi ke dalam jawaban yang akurat. (4). Memanfaatkan peralatan dan teknologi informasi dengan cara memilih dan menggunakan menggunakan peralatan-peralatan informasi terbaru serta menciptakan akses informasi, menggunakan pengetahuan tentang cara menelusur informasi, melindungi kerahasiaan informasi pelanggan, serta memelihara kesiagaan terbaru teknologi yang muncul.

Dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku Pedoman (2004:27), kompetensi profesional yang harus dipenuhi oleh pustakawan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai pengetahuan dan mampu menjalankan fungsi dan aktivitas sistem perpustakaan.

2. Memiliki pengetahuan tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk mengevaluasi dan menyaring sumber-sumber tersebut secara kritis.

3. Memiliki pengetahuan tentang subjek khusus yang sesuai dengan kegiatan perguruan tingginya.

4. Mengembangkan dan mengelola layanan informasi dengan baik, mudah diakses, dan cost-effective (efektif dalam pembiayaan) yang sejalan dengan aturan strategis perguruan tingginya.

5. Menyediakan bimbingan dan bantuan terhadap pengguna layanan informasi dan perpustakaan.

6. Melakukan survei mengenai jenis dan kebutuhan informasi, layanan informasi dan produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. 7. Mengetahui dan mampu menggunakan teknologi informasi untuk

pengadaan, pengorganisasian, dan penyebaran informasi.

8. Mengetahui dan mampu menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen untuk mengkomunikasikan perlunya layanan informasi kepada pimpinan perguruan tingginya.

9. Mengembangkan produk-produk informasi khusus untuk digunakan di dalam atau di luar lembaga atau oleh pelanggan secara individu.

10. Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan menyelenggarakan penelitian yang berhubungan dengan pemecahan masalah-masalah manajemen informasi.

11. Secara berkelanjutan memperbaiki layanan informasi untuk menanggapi perubahan kebutuhan.

Special Library Association (2003:3) menghubungkan kompetensi professional dengan pengetahuan dan peralatan teknologi informasi. Pernyataan tersebut adalah sebagai berikut:

Kompetensi profesional dapat dihubungkan dengan pengetahuan pustakawan khusus di dalam area sumber-sumber informasi, akses informasi, teknologi, manajemen dan penelitian, serta kemampuan untuk menggunakan area-area pengetahuan itu sebagai landasan dalam memberikan layanan perpustakaan dan informasi.

(12)

Sedangkan California Library Association (2007:1) membagi kompetensi profesional menjadi sembilan kompetensi utama, yaitu:

1. Memusatkan perhatian kepada pengguna, meliputi:

a. Memahami informasi yang lebih dibutuhkan oleh pengguna.

b. Menunjukkan perilaku yang menyenangkan dan melatih kemampuan berwawancara secara efektif untuk menentukan yang terbaik bagi kebutuhan pengguna.

c. Memahami penelusuran informasi sehingga memudahkan pengguna memperoleh informasi yang dibutuhkan.

d. Melatih pengguna perpustakaan terutama kemampuan dalam memperoleh informasi dan penelitian, termasuk bagaimana menggunakan dan mengevaluasi sumber-sumber informasi.

e. Bertindak sebagai seorang penyokong pengguna selama pengembangan produk-produk dan sistem informasi.

f. Menyesuaikan layanan dan produk informasi untuk mendukung kebutuhan organisasi.

2. Penilaian, meliputi:

a. Menganalisis kebutuhan informasi pengguna pada saat ini dan di masa yang akan datang.

b. Mengevaluasi dan memilih sumber-sumber informasi untuk memastikan kualitas, keakuratan, kegunaan, keaslian, dan mengirimkannya ke dalam bentuk yang sesuai.

c. Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan melakukan penelitian yang berhubungan dengan penyelesaian masalah-masalah manajemen informasi.

3. Kemampuan mengorganisasi, meliputi:

a. Mengorganisasi bahan pustaka dan sumber-sumbernya dengan menggunakan sistem akses yang tepat dan cocok dengan kebutuhan pengguna.

b. Mendesain dan menghasilkan informasi dalam bentuk yang beragam. 4. Pengetahuan tentang sumber-sumber informasi, meliputi:

a. Memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi bahan pustaka yang dibutuhkan dan dipahami oleh pengguna.

b. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami dan mengakses informasi diluar yang dihasilkan secara komersil oleh vendor.

5. Manajemen informasi, meliputi:

a. Melayani masyarakat dengan membuat dan menjaga pengiriman karya intektual dan pengetahuan masyarakat melalui jaringan lokal dan global.

b. Mengembangkan dan mengelola informasi dengan sebaik-baiknya, memungkinkan akses informasi bagi pengguna dan biaya layanan informasi sehingga dapat mengembangkan dan mendukung misi dan strategi organisasi.

c. Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen untuk menyampaikan nilai layanan informasi kepada pembuat keputusan dalam suatu oraganisasi.

(13)

a. Menganjurkan orang lain untuk selamanya manjadi pengguna perpustakaan dengan cara membantu mereka menjelajahi apa yang dimiliki perpustakaan dan cara memanfaatkan perpustakaan secara efektif.

b. Mempromosikan membaca sebagai kemampuan fundamental. c. Mempromosikan kebebasan intelektual.

7. Kolaborasi, meliput i:

a. Memahami dan menjalankan misi, nilai, dan visi organisasi. b. Merupakan sebuah anggota yang efektif dari organisasi. c. Berkolaborasi untuk meraih tujuan.

8. Mengetahui politik, meliputi:

a. Termasuk ke dalam organisasi dan berpartisipasi dalam kegiatan memajukan perpustakaan dan pustakawan.

b. Memungkinkan untuk mengidentifikasi dan memperoleh dukungan dari rekan untuk mengimbangi kekuatan dan kelemahan organisasi dan untuk memperoleh sumberdaya dan bantuan untuk mendukung pencapaian tujuan bersama.

9. Administrasi, meliput i:

a. Mengidentifikasi, mengembangkan, mengelola dan mengevaluasi sumberdaya internal dan eksternal untuk mendukung misi organisasi. b. Mengembangkan kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur untuk

menjalankan fungsi perpustakaan secara efektif dan efisien.

c. Merupakan pengetahuan akan kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan tantangan di dalam organisasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menjalankan fungsi dan aktivitas perpustakaan pustakawan perguruan tinggi harus memiliki pengetahuan tentang isi sumber-sumber informasi, kemampuan dalam mengembangkan, mengelola dan memelihara informasi. Disamping itu pustakawan juga harus mampu menggunakan teknologi informasi secara optimal serta mengevaluasi kinerja pelayanan.

2.3.3 Kompetensi Individu

Kompetensi individu menggambarkan seperangkat keterampilan, perilaku, dan nilai yang memungkinkan seseorang mampu bekerja secara efektif sesuai dengan profesinya. Pustakawan sebagai sebuah profesi harus memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna perpustakaan.

Special Library Association dalam Dewiyana (2006:26) menyatakan bahwa

pustakawan harus mampu:

1. Mencari peluang dan memanfaatkan peluang-peluang baru. 2. Memiliki pandangan yang luas.

(14)

4. Mempresentasikan ide-ide secara jelas dan menegosiasikannya dengan penuh percaya diri dan persuasif.

5. Menciptakan rekan kerja sama.

6. Membangun lingkungan kerja yang dapat dipercaya dan dihargai.

7. Bekerja dengan pendekatan tim, mengenali keseimbangan antara bekerja sama, memimpin, dan mengikuti.

8. Mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, memperlihatkan keberanian dan ketangguhan ketika berhadapan dengan lawan.

9. Merencanakan, memprioritaskan, dan memfokuskan terhadap hal-hal yang bersifat kritis.

10. Memaparkan perencanaan karir secara individu.

11. Berfikir secara kreatif dan inovatif, serta mencari peluang baru.

12. Mengetahui nilai jaringan kerja profesional dan perencanaan karir individu.

13. Menyeimbangkan antara tugas, keluarga, dan kewajiban terhadap masyarakat.

14. Selalu fleksibel dan positif terhadap perubahan yang berkelanjutan. 15. Menghargai prestasi diri sendiri dan orang lain.

Selain itu California Library Association (2007:3) membagi kompetensi individu menjadi tujuh bagian utama, yaitu:

1. Komitmen pelayanan, meliputi:

a. Memperhatikan tujuan pengguna dan memberikan bantuan kepada pengguna untuk memperoleh tujuannya.

b. Menunjukkan sikap pengertian dan rasa hormat terhadap perbedaan. c. Menunjukkan tanggung jawab terhadap layanan yang diberikan kepada

pengguna. 2. Fleksibel, meliputi:

a. Menjaga perilaku yang positif selama dihadapi tantangan dan keterlambatan yang tidak diduga.

b. Mampu menyesuaikan diri dalam berbagai situasi.

c. memiliki keyakinan terhadap visi organisasi, memiliki kesabaran dalam menunggu sebelum mengambil tindakan.

d. Mengetahui dan mengatur perubahan secara efektif. e. Bersedia menerima resiko.

3. Kepemimpinan, meliputi:

a. Menjadi teladan yang patut diikuti oleh orang lain.

b. Menghargai kontribusi orang lain dan membantu mereka untuk memperoleh kemampuan.

4. Etika, meliputi:

a. Menyenangkan bawahan, co-workers, pelanggan, saingan dan leveransir (suppliers) dengan kejujuran, rasa hormat, dan sikap adil. b. Melindungi dan menilai pelanggan secara rahasia dan perlindungan

terhadap organisasi. 5. Visi

Mampu memandang ke depan, mampu memberi pengarahan dengan jelas dan mendaftarkan orang lain untuk memperolehnya.

6 Komunikasi, meliputi:

a. Berbagi apa yang telah dipelajari kepada orang lain. b. Berkomunikasi secara langsung dan terbuka.

(15)

7. Motivasi diri, meliputi:

a. Bertanggung jawab dalam mengelola dan mengembangkan karir orang lain di dalam dan luar organisasi, termasuk tanggung jawab untuk mempelajari kemampuan pribadi secara berkala.

b. Mengambil inisiatif dan menunjukkan inovasi.

c. Mencari kesempatan untuk membantu tujuan pribadi orang lain dan organisasi.

Uraian di atas serupa dengan uraian yang terdapat dalam buku Perpustakaan Perguruan Tinggi (2004:28) tentang kompetensi individu yang harus harus dimiliki oleh pustakawan, yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki komitmen untuk memberikan layanan yang terbaik.

2. Mampu mencari peluang dan melihat kesempatan baru baik di dalam maupun di luar perpustakaan.

3. Berpandangan luas.

4. Mampu mencari mitra kerja.

5. Mampu menciptakan lingkungan kerja yang dihargai dan dipercaya. 6. Memiliki keterampilan berkomunikasi yang efektif.

7. Dapat bekerjasama secara baik dalam suatu tim kerja. 8. Memiliki sifat kepemimpinan.

9. Mampu merencanakan, memprioritaskan dan memusatkan pada suatu hal yang kritis.

10. Memiliki sifat positif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi individu mencakup sikap yang baik dan menyenangkan dalam melayani pengguna, mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai situasi, memiliki jiwa kepemimpinan, dapat berkomunikasi secara efektif, mampu mencari mitra kerja, berani mengambil resiko dan bertanggung jawab atas segala tindakan yang dilakukan.

2.4 Kompetensi Pustakawan Layanan Referensi

Tata ruang yang menarik dan koleksi referensi yang lengkap tidak akan ada artinya jika pustakawan layanan referensi tidak memiliki pengetahuan umum yang luas, tidak ramah, terkesan tidak mempedulikan pengguna, serta tidak mampu mengoperasikan perangkat teknologi. Kalau hal seperti ini terjadi maka lambat laun tidak akan ada lagi pengguna yang datang. Oleh sebab itu diperlukan pustakawan yang berkompeten untuk ditempatkan di bagian layanan referensi.

Pustakawan layanan referensi harus memiliki sepuluh kompetensi utama seperti yang dijabarkan Nelson (2001:1) dibawah ini:

(16)

a. Memiliki pengetahuan umum yang luas dan mengembangkannya secara terus-menerus.

b. Secara terus-menerus mengandalkan pengetahuan dasar mengenai summber-sumber informasi.

c. Mengembangkan bidang spesialisasi.

d. Menunjukkan kesadaran akan sumber daya sistem perpustakaan 2. Kemampuan dalam melakukan wawancara referensi, meliputi:

a. Menilai kemampuan pengguna dan mengidentifikasi bahan pustaka, database dan situs yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

b. Menggunakan kemampuan SMART (sambutan yang baik bagi pengguna, memiliki teknik untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna, dan meneruskannya dalam setiap transaksi referensi).

c. Menerapkan cara di atas dalam setiap transaksi referensi tanpa memperhatikan tempat, termasuk interaksi secara langsung, melalui telepon, dan e-mail.

d. Menunjukkan perasaan halus terhadap pengguna yang beraneka ragam dengan kebutuhan yang bermacam-macam.

3. Keahlian dalam penelusuran, meliputi:

a. Mampu menemukan dan mengevaluasi sumber-sumber informasi yang tepat untuk menjawab pertanyaan yang spesifik di dalam berbagai area subjek.

b. Memahami struktur dan organisasi informasi dalam berbagai disiplin dan bentuk.

c. Memiliki keahlian dalam menelusur katalog, database, dan internet. 4. Mengetahui kebijakan-kebijakan, prosedur, dan etika, meliputi:

a. Menunjukkan pengetahuan tentang kebijakan-kebijakan perpustakaan, prosedur dan standar layanan.

b. Proaktif mempertahankan kebebasan mengakses informasi. c. Memelihara kepercayaan pengguna

5. Kemampuan di bidang teknologi, meliputi:

a. Mengembangkan kemampuan dalam menggunakan peralatan teknologi secara berkelanjutan.

b. Menemukan cara untuk menghilangkan rintangan dalam teknologi dan memudahkan akses informasi bagi pengguna.

c. Menggunakan teknologi untuk menambah nilai produk layanan, seperti bibliografi, database dan situs.

d. Memfungsikan lingkungan jaringan secara kreatif 6. Kemampuan berkomunikasi, meliputi:

a. Menggunakan kemampuan tim untuk mengembangkan dan mencapai tujuan organisasi, dan bekerja sama dengan seluruh staf perpustakaan. b. Berkomunkasi secara terbuka, langsung, jelas, dan penuh rasa hormat

terhadap pengguna dan kolega.

c. Menunjukkan kemampuan active listening kepada pengguna dan kolega.

d. Fokus terhadap solusi daripada masalah. 7. Anjuran kepada pembaca, meliputi:

a. Membaca berbagai disiplin ilmu

b. Mengembangkan dan melatih kemampuan sebagai penasehat pembaca untuk mempromosikan membaca untuk semua umur dan tingkat membaca.

(17)

8. Kemampuan mengajar dan presentasi, meliputi:

a. Mengembangkan dan melatih kemampuan sebagai penasehat pembaca untuk mempromosikan membaca untuk semua umur dan tingkat membaca.

b. Memambah pengetahuan tentang peran perpustakaan dan pustakawan di dalam pemahaman mengenai informasi.

c. Menyajikan informasi dengan jelas kepada pengguna baik perorangan maupun kelompok dalam situasi formal maupun informal.

d. Menggunakan berbagai teknik presentasi dalam menyampaikan informasi kepada pengguna dengan gaya yang berbeda.

9. Layanan kepada pengguna, meliputi:

a. Proaktif mencari cara untuk meningkatkan pengalaman perpustakaan bagi pengguna.

b. Menggunakan pengetahuan dari berbagai tingkat pengembangan dalam melayani pengguna.

c. Menambah nilai bagi jasa referensi.

10. Memiliki komitmen terhadap pembelajaran jangka penjang, meliputi: a. mengantisipasi dan mengatur perubahan secara efektif.

b. Mengejar kesempatan belajar, baik secara mandiri maupun dalam pelatihan formal.

c. Aktif berpartisipasi di dalam komunitas profesional.

d. Fleksibel, mampu beradaptasi terhadap situasi, sistem dan peralatan yang baru.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa pustakawan layanan referensi harus memiliki pengetahuan umum yang luas, mampu mengidentifikasi dan mengakses sumber-sumber informasi yang dibutuhkan pengguna, mampu mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi informasi secara efektif dan efisien, mampu berkomunikasi dengan baik, memiliki kepedulian terhadap pengguna, mampu beradaptasi, serta memiliki kesadaran dan kemauan untuk terus belajar demi meningkatkan potensi sebagai pustakawan.

Sehubungan dengan kompetensi pustakawan layanan referensi tersebut New

Jersey Library Association (2002:1) menyatakan bahwa terdapat tiga kompetensi

utama yang harus dimiliki oleh pustakawan layanan referensi, yaitu: 1. Kemampuan, meliput i:

a. Mengadakan wawancara referensi untuk menetapkan kebutuhan informasi pengguna.

b. Mengidentifikasi dan menggunakan sumber-sumber yang tepat untuk mendapatkan informasi.

c. Bekerja dengan pengguna untuk menempatkan sumber-sumber yang dibutuhkan dan menjelaskan bagaimana cara menggunakannya dengan tepat.

d. Membantu pengguna dalam menelusur.

e. Mengevaluasi dan menilai sumber-sumber informasi yang berhubungan dengan kebutuhan pengguna.

(18)

f. Memberikan layanan reader’s advisory.

g. Mengembangkan dan memelihara koleksi referensi.

h. Memberikan instruksi baik secara formal maupun non formal, sehingga akan meningkatkan kemampuan pengetahuan di bidang informasi.

i. Menyediakan bibliografi dan petunjuk pengguna.

j. Mmepromosikan seluruh layanan perpustakaan yang disediakan. 2. Pengetahuan khusus, meliput i:

a. Memahami ciptaan, struktur, organisasi, manajemen, penyebaran, penggunaan dan pemeliharaan sumber-sumber informasi dalam berbagai bentuk.

b. Memahami implikasi kebijakan informasi, termasuk undang-undang hak cipta, lisensi, dan hak kekayaan intelektual.

c. Mendemonstrasikan pengetahuan dari koleksi referensi in-house serta mengetahui sumber-sumber referensi yang tersedia di tempat lain. d. Menyimpan informasi mutakhir di dalam sumber-sumber elektronik

yang tersedia.

e. Banyak mengetahui peristiwa-peristiwa zaman sekarang dan kebudayaan lokal.

3. Standar pelayanan dan perilaku, meliputi:

a. Memberikan layanan yang baik terhadap pengguna baik secara langsung maupun melalui telepon dan media komunikasi elektronik lainnya.

b. Secara terus-menerus melakukan analisis terhadap kebutuhan pengguna dan memodifikasi layanan, koleksi dan program-program dalam memenuhi kebutuhan pengguna.

c. Mengembangkan dan meninjau kebijakan-kebijakan referensi untuk memastikan bahwa pustakawan layanan referensi dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

d. Menghormati dan menjaga kerahasiaan permintaan pengguna dan mengikuti kode etik ALA yang terbaru.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan layanan referensi harus melakukan wawancara dengan pengguna agar dapat menetapkan sumber informasi yang dibutuhkan pengguna, mengidentifikasi sumber-sumber informasi, mengembangkan dan memelihara koleksi referensi, memberikan instruksi, serta mempromosikan layanan yang disediakan oleh perpustakaan.

Pengetahuan khusus yang harus dimiliki oleh pustakawan layanan referensi meliputi pemahaman tentang pengolahan dan memanajemen sumber-sumber informasi, memahami isi undang-undang hak cipta, dan banyak mengetahui informasi terbaru.

Selain memiliki keterampilan dan pengetahuan khusus tersebut, pustakawan layanan referensi diharapkan memiliki sikap dan karakteristik seperti yang diuraikan oleh Bopp (2001:49):

(19)

a. Disiplin

Pustakawan referensi harus mampu memusatkan perhatian semata-mata kepada satu pengguna dan satu kebutuhan informasi, lebih sering di tengah berbagai macam gangguan yang terdapat di dalam lingkungan referensi. Di waktu yang sama, pustakawan harus menggunakan berbagai teknik komunikasi yang dibutuhkan untuk dapat memahami pertanyaan dari pengguna. Selain itu pustakawan juga harus mengembangkan strategi yang efektif dalam menggunakan sumber iinformasi untuk menjawab pertanyan dari pengguna.

b. Kemauan untuk membantu

Keinginan untuk membantu harus di ekspresikan oleh pustakawan layanan referensi dalam bentuk mudah untuk didatangi, bersahabat, pikiran terbuka, dan berminat untuk membantu setiap pengguna.

c. Sensitivitas

Sensitivitas merupakan cara untuk mengubah keinginan untuk membantu menjadi hasil-hasil yang efektif, dan dengan kedisiplinan hal itu akan mudah diterima dengan kebutuhan untuk memelihara jarak antara pustakawan dan pengguna.

d. Sabar

Kesabaran merupakan salah satu kualifikasi penting dalam tugas referensi. Setiap orang yang bekerja dengan orang lain dalam sebuah layanan harus memiliki kesabaran untuk menghadapi sifat orang yang mudah tersinggung, sombong, acuh tak acuh, atau bahkan orang yang sangat pemalu.

e. Berpengetahuan luas

Berpengetahuan luas akan membantu pustakawan lebih cepat memahami pertanyaan dari pengguna dan menterjemahkannya ke dalam bahasa bibliografi dan berbagai bidang informasi. Setiap pustakawan layanan referensi dianjurkan untuk membaca surat kabar setiap hari dan membaca majalah agar mengetahui peristiwa dan informasi terbaru.

f. Pengetahuan tentang sumber-sumber referensi

Pustakawan layanan referensi harus menguasai sumber informasi dari subjek umum dan subjek khusus, serta memiliki pengetahuan terhadap peristiwa-peristiwa terkini yang ada di dunia dan berbagai literatur dari berbagai bidang ilmu.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap dan karakteristik yang harus dimiliki pustakawan layanan referensi meliputi kedisiplinan, kemauan untuk membantu pengguna, sensitif, sabar, berpengetahuan luas, dan menguasai sumber-sember informasi dari berbagai subjek.

Menurut Nofsinger (2003:41) pustakawan layanan referensi harus memiliki sikap dan kemampuan:

a. Optimis dan antusias

Pustakawan layanan referensi harus tetap bersikap optimis apabila dihadapi kesulitan dan selalu antusias dalam memberikan layanan informasi kepada pengguna.

(20)

Dalam melayani pengguna yang terdiri dari beraneka ragam etnis, pustakawan layanan referensi harus mampu menyesuaikan diri. Pustakawan yang fleksibel mampu memahami dan menghargai perbedaan budaya antar sesama rekan kerja dan pengguna. Disamping itu pustakawan layanan referensi harus memiliki kreativitas dalam mencari dan memberikan informasi kepada pengguna.

c. Berani

Pada abad ini perpustakaan memerlukan pustakawan layanan referensi yang berani mengambil resiko, tegas dan bereksperimen dengan pendekatan dari dunia luar perpustakaan. Pustakawan juga harus menghadapi terbitan politik dan umum, yang termasuk di dalamnya adalah penyensoran, pornografi, hak cipta, hal-hal yang bersifat pribadi dan rahasia, kebebasan intelektual, dan sumber-sumber pengarsipan elektronik. d. Mampu berkomunikasi dengan baik

Pustakawan layanan referensi harus mampu berbicara dengan baik dan mampu mendengarkan dengan baik setiap kalimat yang diucapkan oleh pengguna. Hal ini bertuajan agar pustakawan memahami pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pengguna dan dapat memberikan jawaban ataupun sumber-sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

e. Mampu memasarkan sumber-sumber informasi dan layanan

Pustakawan perpustakaan akademik sangat pantas untuk memperkenalkan sumber-sumber informasi dan layanan perpustakaan kepada sivitas akademika. Para pustakawan layanan referensi yang proaktif akan meningkatkan layanan perpustakaan dengan cara memasarkan keahlian mereka dan membantu pengguna dalam memanfaatkan sumber-sumber informasi secara efektif.

f. Mampu bekerja secara tim

Pustakawan layanan referensi perlu mengembangkan kerjasama dengan orang lain untuk tujuan, memajukan layanan, dan program. Dengan kolega pustakawan harus membagi pengetahuan dan keahliannya, dan bekerja secara tim untuk menganalisis tujuan-tujuan strategis, mengembangkan inisiatif-inisiatif baru, dan seperangkat prioritas.

g. Percaya diri dan memiliki selera humor

Percaya diri dan memiliki selera humor akan membantu mengurangi stress dan kegelisahan. Pustakawan dengan sikap yang rileks akan lebih fokus dalam memenuhi kebutuhan pengguna, mendorong produktivitas, dan meningkatkan pencapaian tujuan dengan sedikit usaha.

h. Kompetensi di bidang teknologi

Para pustakawan yang memiliki latar belakang pengetahuan teknologi akan menjadi dasar dalam menciptakan layanan perpustakaan di abad 21. jelas bahwa database artikel full teks, buku –buku elektronik, teknologi-teknologi interaktif, videoconferencing, aplikasi voice-over-IP, dan media

streaming yang sudah memiliki pengaruh yang kuat terhadap

layanan-layanan dan peran pustakawan layanan-layanan referensi.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan oleh Nofsinger dapat disimpulkan bahwa pustakawan layanan referensi harus memiliki sikap optimis dan antusias, fleksibel dan kreatif, berani, mampu berkomunikasi dengan baik, mampu memasarkan

(21)

sumber-sumber informasi dan layanan perpustakaan, mampu bekerja secara tim, percaya diri dan memiliki selera humor, serta mengetahui dan mampu menggunakan berbagai perangkat teknologi informasi.

Selain itu Boff dan Singer (2003:90) menyatakan bahwa: “Reference

librarians must have a broad knowledge of paper and electronic sources and the ability to instantly choose the best, most appropriate sources and formats to answer each question”.

Sedangkan Leong (2006:4) menambahkan bahwa pustakawan layanan referensi harus memiliki kemampuan: (1). Fleksibel terhadap teknologi. (2). Mampu menerima dan mengikuti lajunya perubahan teknologi. (3). Memiliki kreativitas. (4). Mampu berkomunikasi dengan baik. (5). Membina hubungan yang baik dengan masyarakat. (6). Mampu berhubungan dengan pelanggan meskipun bersifat merugikan. (7). Memiliki pengetahuan tentang jaringan informasi. (8). Mampu berkomunikasi melalui internet. (9). Memiliki kemampuan dalam mengajar. (10). Memahami refeensi digital. (11). Turut berpartisipasi dalam perbincangan mengenai pendidikan dan mampu membuat keputusan. (12). Mampu mempengaruhi kebijakan. (13). Memiliki kemampuan dalam manajemen proyek. (14). Mampu mengatasi berbagai perbedaan antara sesama rekan kerja dan pengguna.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa selain memiliki pemahaman dan kemampuan dalam memilih sumber-sumber informasi yang tepat bagi pengguna, pustakawan layanan referensi harus mampu memanfaatkan teknologi informasi, serta mampu membina hubungan baik dengan masyarakat.

Pustakawan layanan referensi diharapkan memiliki kemampuan dalam melayani kebutuhan informasi pengguna dengan baik, mampu mengidentifikasi dan menentukan kebutuhan informasi pengguna, memiliki pengetahuan dan kemampuan menelusur sumber-sumber informasi yang tersedia, mampu menyampaikan dan berbagi keahlian yang dimiliki kepada pengguna, serta mampu mengoperasikan berbagai fasilitas referensi. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diuraikan oleh Rice dan Burke (2004:3), yang menyatakan bahwa pustakawan layanan referensi harus memiliki lima kompetensi utama seperti berikut: (1). Memiliki tingkat pelayanan yang tinggi kepada pengguna. (2). Mampu menentukan dan merespon kebutuhan informasi pengguna dengan menggunakan teknik-teknik mendengar dan pertanyaan.

(22)

(3). Memiliki kemampuan dan keahlian terhadap jenis sumber informasi perpustakaan, baik dalam bentuk tercetak maupun elektronik, serta mampu mengoperasikannya secara efektif dalam proses temu-balik informasi. (4). Mampu menginformasikan keahlian yang dimiliki agar pengguna memperoleh pemahaman dan kemampuan baru. (5). Mampu mengoperasikan berbagai fasilitas yang relevan untuk membantu pengguna dalam memperoleh informasi yang dibutuhkannya.

Menurut Reference and User Services Association (2007:2), pustakawan layanan referensi harus memiliki lima kompetensi utama, yaitu:

1. Akses, meliput i: a. Responsif

b. Mengorganisasi dan mendesain layanan c. Berpikir kritis dan mampu menganalisis 2. Pengetahuan dasar, meliput i:

a. Mampu mengamati lingkungan sekitar b. Mampu mengaplikasikan pengetahuan c. Aktif melakukan pembelajaran

3. Pemasaran, meliputi:

a. Penilaian terhadap informasi dan layanan b. Komunikasi

c. Evaluasi

4. Kolaborasi, meliput i:

a. Membina hubungan baik dengan pengguna b. Menjalin hubungan dengan kolega

c. Menjalin hubungan diluar perpustakaan dan dengan profesi lain 5. Evaluasi dan penilaian terhadap sumber-sumber informasi dan layanan,

meliputi:

a. Evaluasi terhadap kebutuhan pengguna b. Evaluasi terhadap layanan informasi

c. Evaluasi terhadap sumber-sumber informasi d. Evaluasi terhadap pengiriman layanan informasi e. Evaluasi terhadap komunikasi antarmuka

f. Evaluasi terhadap penyedia layanan informasi

Sedangkan menurut Murniaty (2006:10), untuk memberikan pelayanan yang prima pustakawan bagian referensi harus memiliki kepribadian dan kemampuan sebagai berikut:

1. Bangga dengan pekerjaan sebagai pustakawan referensi sehingga mencintai pekerjaannya. Memiliki kerelaan dan keikhlasan untuk melayani pengguna dan selalu melakukan yang terbaik dalam bekerja. Selain itu pustakawan referensi tidak akan mau melakukan hal-hal yang dapat menurunkan kredibilitasnya.

2. Memiliki wawasan yang luas dan memiliki keterampilan yang cukup dalam menggunakan berbagai koleksi referensi. Pustakawan referensi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam menelusur informasi. Hal ini sangat diperlukan karena perkembangan ilmu

(23)

pengetahuan yang demikian cepat. Menjadi ironis jika pustakawan tidak memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan selalu menjawab “tidak tahu” bila ditanya oleh pengguna perpustakaan.

3. Selalu berpenampilan menarik, rapi dalam berbusana, berpikir positif, tekun, cermat, telaten dan ramah.

4. Mampu memberikan bimbingan ataupun petunjuk praktis kepada para pengguna perpustakaan dalam upaya memilih dan menggunakan koleksi referensi yang dikehendaki sesuai dengan bidang pengetahuan masing-masing.

5. Mampu menyenangkan orang lain. Pustakawan akan selalu memberikan senyuman dalam melayani pengguna. Memiliki sikap saling menghormati dan menghargai pengguna yang datang. Telaten dan sabar dalam memberikan bimbingan sehingga para pengguna akan memberi respon yang positif terhadap apa yang dilakukan pustakawan untuk mereka.

6. Mampu berkomunikasi dengan baik, yaitu menyampaikan informasi kepada pengguna dengan bahasa yang dipahami pengguna dan juga ada kemauan untuk mendengarkan pengguna.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan layanan referensi harus memiliki rasa bangga atas profesi yang digelutinya, berwawasan luas dan memiliki keterampilan dalam memanfaatkan berbagai koleksi referensi, disiplin, berpikir positif, mampu merekomendasikan sumber-sumber informasi kepada pengguna, mampu menganalisis dan mencari informasi yang mutakhir untuk menambah wawasannya, mampu bekerja sama, mampu mengevaluasi dan memasarkan sumber-sumber informasi, mampu membimbing pengguna, memiliki sikap yang menyenangkan, mampu mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada pengguna, serta mampu berkomunikasi dengan baik.

2.5 Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kompetensi dalam dunia kerja bertujuan untuk meningkatkan kualitas kerja serta meningkatkan keterampilan yang telah dimiliki. Kompetensi tersebut meliputi berbagai aspek seperti pengetahuan, keterampilan, nilai, dan perilaku. Namun yang paling sering dibicarakan di era globalisasi informasi saat ini adalah kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Association of College and Research Libraries (2007:2) menyebutkan bahwa

kompetensi TIK meliputi kemampuan menggunakan sumber-sumber elektronik, termasuk perangkat lunak dan melakukan penelusuran secara online.

(24)

Berkaitan dengan pernyataan di atas, Brasley, Katz, dan Smith (2006:7) menyebutkan bahwa definisi kompetensi TIK secara umum adalah merumuskan pertanyaan penelitian untuk memudahkan pencarian informasi. Namun secara khusus definisi tersebut dapat di lihat dari beberapa aspek seperti yang tertera di bawah ini:

a. Akses, yaitu menemukan informasi dari berbagai sumber

b. Evaluasi, yaitu menilai kelayakan informasi untuk tujuan khusus

c. Mengatur, yaitu mengorganisasi informasi untuk temu-balik yang akan datang

d. Menggabungkan, yaitu meringkaskan atau menyatukan informasi dari berbagai sumber

e. Menciptakan, yaitu menghasilkan atau merubah informasi online menjadi lebih cepat dan mendukung

f. Menyampaikan, yaitu merubah informasi untuk dikirimkan melalui media yang berbeda, seperti e-mail, slide presentation, word processed

document, dan spread sheet

American Library Association dalam Dabbour (2008:1) menyebutkan standar

kompetensi TIK meliputi:

1. Menentukan sifat dasar dan keluasan informasi yang dibutuhkan, seperti: a. Mengidentifikasi keywords atau istilah subjek yang menggambarkan

informasi yang dibutuhkan

b. Membedakan sumber informasi bersifat ilmiah dengan tidak ilmiah, khusus dengan dasar, dan primer dengan sekunder

c. Menetapkan atau memodifikasi informasi untuk mencapai fokus yang dapat diatur

2. Mengakses kebutuhan informasi secara efektif dan efisien, seperti:

a. Mengenal jenis sumber informasi yang dibutuhkan dan mengetahui bagaimana cara mengaksesnya di perpustakaan serta secara online b. Membangun sebuah strategi penelusuran dengan menggunakan

perintah-perintah yang tepat dan keyword atau istilah-istilah subjek untuk sistem temu-balik, termasuk Boolean logic, pemotongan, dan pembatas

c. Mengetahui pada saat strategi penelusuran harus disaring

d. Menemu-balikkan informasi secara online dengan menggunakan berbagai metode, seperti katalog online, database terbitan berseri, skema klasifikasi, dan layanan peminjaman di dalam perpustakaan/pengiriman dokumen

3. Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis dan memasukkan informasi yang dipilih ke dalam pengetahuan dasar dan sistem nilai

4. Secara individu atau berkelompok menggunakan informasi secara efektif untuk menyelesaikan tujuan khusus. Salah satu contohnya adalah mengembangkan sebuah produk informasi untuk menyampaikan hasil dari sebuah penelitian

Sedangkan Menurut Dewiyana (2006:29) kompetensi TIK terdiri dari: 1. Kemampuan di bidang teknologi dan manajemen jaringan, meliputi:

a. Mampu menggunakan PC dengan level yang lebih tinggi dibandingkan yang biasa digunakan sehari-hari

(25)

b. Mampu menganalisis jaringan pengguna internal dan eksternal

c. Mampu menjadi gate-keeper teknologi dalam pengorganisasian sumber-sumber informasi

d. Mampu mengikuti perkembangan dan paham tentang teknologi informasi dan peralatannya

e. Menguasai penggunaan peralatan in-house guna pengumpulan, penyebaran, dan berbagi informasi

2. Manajemen media penyimpanan dan temu-balik, meliputi:

a. Memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis sarana penyimpanan dan temu kembali yang baru muncul

b. Selalu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengantisipasi perkembangan dan perubahan bidang industri informasi di masa depan

3. Skill di bidang informasi, meliputi:

a. Mempertemukan kebutuhan informasi dengan sumber informasi b. Memiliki keahlian tentang pencarian informasi

c. Memiliki keahlian tentang sumber dan isi informasi

d. Mampu mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merekomendasikan sumber informasi

e. Menyediakan sarana terbaik untuk akses informasi

f. Mampu menggunakan keterampilan tentang pengorganisasian informasi menjadi pengetahuan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi TIK tidak hanya sebatas keterampilan dalam menggunakan komputer, tetapi juga pemahaman dan keterampilan dalam menelusur informasi secara online, serta manajemen jaringan dan informasi.

2.6 Kompetensi Teknologi Informasi dan Komunikasi Pustakawan Layanan Referensi

Dalam lingkungan pengetahuan, teknologi informasi merupakan sebuah kunci untuk mengakses informasi. Dengan memiliki pemahaman dan keterampilan dalam menggunakan perangkat teknologi informasi maka pekerjaan akan lebih mudah untuk dilaksanakan. Pustakawan layanan referensi yang berkewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan pengguna harus memiliki pengetahuan dan keterampilan tersebut.

Secara garis besar kompetensi TIK yang harus dimiliki pustakawan layanan referensi adalah sebagai berikut: (1). Memiliki kemampuan dalam menggunakan berbagai perangkat lunak. (2). Memiliki pengetahuan yang luas tentang sumber-sumber informasi elektronik. (3). Mampu melakukan penelusuran dengan

(26)

menggunakan teknik penelusuran lanjutan (Meola dan Stormont dalam Larsen, 2007:4).

Sedangkan Sulistyo-Basuki (2006:56) menguraikan urutan kompetensi TIK pustakawan layanan referensi yang meliputi: (1). Kemampuan menggunakan perambang (browser) dan web serta mengetahui fungsinya. (2). Memahami dan mampu menjalankan sistem operasi komputer. (3). Mampu menggunakan berbagai perangkat lunak komputer dan memahami perangkat keras. (4). Mampu menggunakan perangkat lunak penempatan (compression) data. (5). Mampu memasang, menggunakan dan memelihara printer. (6). Mampu menggunakan program aplikasi

Microsoft Office. (7). Mampu menggunakan program aplikasi Microsoft Outlook Express. (8). Mampu menggunakan internet untuk mengakses sumber informasi

elektronik. (9). Mampu menggunakan internet untuk menelusur informasi dengan menggunakan fasilitas mesin pencari (search engines). (10). Mampu menggunakan teknik penelusuran yang efektif. (11). Mampu menggunakan internet untuk menjawab pertanyaan referens. (12). Mampu menggunakan alat (tool) desain pangkalan data

server/pengguna.

Menurut Nofsinger (2003:44), pustakawan layanan referensi harus memiliki pemahaman mengenai bermacam-macam teknologi, seperti: (1). Teknologi web. (2). Bahasa web. (3). Metadata. (4). Desain user interface. (5). Kemampuan melakukan penelusuran melalui internet. (6). Multimedia.

Sedangkan Ross dalam Ronan (2003:94) menambahkan kompetensi TIK yang harus dimiliki pustakawan layanan referensi adalah sebagai berikut:

1. Mampu berkomunikasi secara online 2. Mampu melakukan transaksi secara online

3. Mampu melakukan penelusuran melalui internet, khususnya kemampuan dalam memilih titik pangkal terbaik untuk penelusuran online

4. Mampu menelusur secara efektif dan mendemonstrasikan penelusuran

database perpustakaan

5. Mampu membantu pengguna online dalam mengembangkan kemampuan untuk menempatkan, menggunakan, dan mengevaluasi informasi

6. Mampu melakukan sebuah kerjasama penelusuran dengan pengguna 7. Melakukan penilaian terhadap transaksi referensi online dan

mengidentifikasi strategi-strategi perkembangannya

8. Mampu menerapkan kebijakan-kebijakan transaksi referensi di dalam sebuah lingkungan online

9. Memiliki komitmen untuk terus melakukan pembelajaran dan motivasi untuk mengembangkan kemampuan pelayanan referensi

(27)

Sementara itu Online Computer Library Center (2007:4) menguraikan dengan lebih rinci mengenai kompetensi TIK yang harus dimiliki oleh pustakawan layanan referensi:

1. Memahami fungsi dari berbagai komponen perangkat keras, meliputi: a. Memahami perangkat keras dan komponen-komponen yang terdapat di

dalam komputer

b. Memahami setiap koneksi seluruh komponen

c. Memahami prosedur menyalakan dan mematikan komputer d. Memahami cara melakukan reboot

e. Memahami pilihan-pilihan media penyimpanan

f. Mengetahui cara memperoleh dukungan teknis lebih lanjut

2. Memahami cara sistem operasi mengatur setiap aplikasi perangkat lunak dan file, meliput i:

a. Pemahaman tentang desktop dan icons yang terdapat di dalamnya b. Pemahaman menu start windows

c. Memahami cara mengatur file dan folder

d. Memahami cara menggunakan perangkat manajemen file pada

Microsoft Windows

e. Memahami profil dan manajemen pengguna

3. Memahami cara kerja perlindungan terhadap pengguna yang melakukan akses, meliputi:

a. Menunjukkan sebuah pemahaman tentang kesadaran keamanan dalam menggunakan komputer

b. Memahami pengaruh keamanan komputasi akses publik pengguna 4. Memahami berbagai program-program aplikasi, meliputi:

a. Memahami perbedaan antara perangkat lunak sistem operasi dan perangkat lunak aplikasi

b. Memahami fungsi-fungsi dari setiap aplikasi

c. Memahami prosedur dasar untuk menghadapi masalah-masalah perangkat lunak aplikasi

d. Membantu pengguna dalam menggunakan perangkat lunak aplikasi e. Mengidentifikasi sumber-sumber yang tersedia kepada pengguna untuk

instruksi dan pelatihan terhadap perangkat lunak aplikasi 3. Memahami aplikasi internet dan e-mail, meliput i:

a. Memahami internet dan World Wide Web

b. Memahami cara kerja dengan uniform resource locators c. Memahami fungsi navigasi dasar penelusuran

d. Memahami penelusuran dan file yang dapat diambil e. Memahami program dasar e-mail

f. Membantu pengguna dalam menempatkan sumber-sumber internet g. Memahami mesin pencari dan bagaimana melakukan penelusuran

informasi

4. Mampu mengajarkan cara mengoperasikan komputer kepada pengguna, meliputi:

a. Memahami peran pengajar

b. Memahami teknik-teknik pelatihan

c. Mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah informasi

5. Mampu menggunakan printer dan mengatasi berbagai masalah dalam proses mencetak dokumen, meliputi:

(28)

a. Memahami fungsi dasar printer

b. Melakukan perawatan terhadap printer c. Memahami cara mencetak dokumen

6. Memahami kebijakan perpustakaan terhadap pengguna yang menggunakan komputer, meliputi:

a. Memahami kebijakan perpustakaan untuk pengguna yang menggunakan komputer

b. Memahami logging data pengguna dan bagaimana data itu digunakan 7. Memahami dan mengikuti perkembangan teknologi

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pustakawan layanan referensi harus memahami berbagai komponen dan fungsi dari perangkat keras dan perangkat lunak, mampu mengoperasikan berbagai program aplikasi, mampu melakukan penelusuran secara online, memiliki pemahaman kebijakan perpustakaan tentang pemanfaatan komputer, serta mampu mengikuti perkembangan teknologi.

Referensi

Dokumen terkait

425 serta untuk mengetahui pengaruh kinerja lingkungan dan karakteristik perusahaan yang dinilai dengan profitabilitas, ukuran perusaan, leverage terhadap pengungkapan

Dari hasil pengujian sistem penggunaan teknologi computer vision yang digunakan untuk mengenali sampah dibawah laut bisa dimplementasikan dengan menguji jenis

Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula strategi bisnis yang dapat digunakan untuk perusahaan dengan menggunakan Bisnis Model Kanvas.. Metode penelitian menggunakan analisa

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Hasil analisis deskriptif variabel kompetensi tergolong baik. Dengan demikian, maka guru SMA di Kota Masohi memiliki

Dalam Pustaka Kanda Pat Tanpa Sastra ini terdapat 3 (tiga) bentuk meditasi yang bersifat menunjang kehidupan manusia dan wajib di pelajari, ketiga bentuk meditasi

Masa kini yang kemu dian ber- kisah ke masa lalu, khususnya masa abad pertengah- an yang menggam- barkan perta- rungan antara pihak gereja (Katolik) dengan kelompok

Menimbang, bahwa dari kedua uraian ketentuan diatas, dan apabila dikaitkan dengan surat keputusan yang digugat dan menjadi obyek-obyek sengketa aquo (bukti P-1, P-3 dan

Sebagian besar analisis yang tampil dalam edisi Jurnal Yudisial ini memang berada dalam ranah hukum publik, seperti kasus pidana terkait hak beragama dan berkeyakinan bagi