• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N No. 18 / G / 2013 / PTUN-Pbr.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N No. 18 / G / 2013 / PTUN-Pbr."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

“ DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ” Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru, yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada tingkat pertama dengan acara biasa telah menjatuhkan putusan sebagaimana berikut dalam sengketa antara :

PT. TRIOMAS FORESTRY DEVELOPMENT INDONESIA, badan hukum berkedudukan di Pekanbaru Provinsi Riau, Gedung PEBPI Jalan Dr Soetomo No. 62, pertama kali didirikan berdasarkan Akta Nomor 54 tanggal 30 Desember 1968 tentang PT Triomas Forestry Development Indonesia yang dibuat dihadapan Djojo Muljadi, SH Wakil Notaris, di Jakarta telah mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman R.I Nomor J.A .5/45/19 tanggal 29 April 1969, terakhir dilakukan perubahan dengan Akta Nomor 39 tanggal 27 Februari 2008 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas Triomas Forestry Development Indonesia telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I berdasarkan Surat Nomor : AHU-AH.01.10-14854 tanggal 12 Juni 2008 dan Akta Nomor 17 tanggal 24 Februari 2011 tentang

Pernyataan Keputusan Circulair Letter Para Pemegang Saham dibuat dihadapan Iswanu

Mahendradi, S.H. Notaris di Pekanbaru telah

(2)

diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I berdasarkan Surat Nomor : AHU-AH.01.10-12199 tanggal 25 April 2011 dan perubahan berdasarkan Akte Nomor 06 tanggal 20 Desember 2011 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I berdasarkan Surat Keputusan tanggal 19-01-2012 Nomor : AHU-03303.AH.01.02 Tahun 2012, dalam hal ini diwakili oleh direkturnya : SUPENDI,

Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Direktur PT. TRIOMAS FORESTRY DEVELOPMENT

INDONESIA, tempat tinggal Jalan Kuantan Raya Nomor 138/58 RT 004/RW 002 Kelurahan Sekip Kecamatan Lima Puluh, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 29 April 2013, memberikan kuasa kepada : SUHENDRO, S.H., M. Hum., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat pada Kantor Advokat dan Konsultan Hukum SUHENDRO & PARTNERS, Jalan Pembangunan Gang Pembangunan No. 48 Rumbai Pesisir Pekanbaru, selanjutnya disebut sebagai………....PENGGUGAT ;

M E L A W A N

PEJABAT PENAGIH PENGGANTIAN NILAI TEGAKAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU, berkedudukan di Komplek Perkantoran Pemda Siak Sungai Betung Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya :

(3)

1. SETYA HENDRO WARDHANA, S.E., S.H., M.M., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Jabatan Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Siak, Berkantor di Komplek Perkantoran Pemda Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak.

2. ABDULLAH ABID, S.Hut., M.M.,

Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Jabatan Kepala Bidang Usaha Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Berkantor di Komplek Perkantoran Pemda Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak.

3. AMIN SOIMIN, S.H., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Jabatan Kepala Sub Bagian Bantuan Hukum dan HAM Sekretariat Daerah Kabupaten Siak, Berkantor di Komplek Perkantoran Pemda Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak.

4. JUNAIDI, S.Sos., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Jabatan Kepala Seksi Peredaran dan Iuran Hasil Hutan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Berkantor di Komplek Perkantoran Pemda Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak.

5. LIONDIAGUS, S.H., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Jabatan Kepala Seksi Produksi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Berkantor di Komplek Perkantoran Pemda Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak.

(4)

6. ASRAFLI, S.H., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Jabatan Kepala Seksi Rehabilitasi Konservasi Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak, Berkantor di Komplek Perkantoran Pemda Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak.

7. FIKKY BUDIMAN, S.H., Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil, Jabatan Staf Bagian Bantuan Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Siak, Berkantor di Komplek Perkantoran Pemda Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak.

berdasarkan Surat Kuasa Khusus

No.180/HK/VI/2013 tanggal 4 Juni 2013, selanjutnya disebut sebagai…………...TERGUGAT ; Pengadilan Tata Usaha Negara tersebut ;

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru No. 18/PEN-MH/2013/PTUN-Pbr. tertanggal 08 Mei 2013 Tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memutus dan menyelesaikan perkara ini ;

Telah membaca Penetapan Ketua Majelis No.18/PEN-PP/2013/PTUN-Pbr. tertanggal 14 Mei 2013 Tentang

Pemeriksaan Persiapan ;

Telah membaca Penetapan Ketua Majelis No.18/PEN-HS/2013/PTUN-Pbr. tertanggal 29 Mei 2013 Tentang

Penetapan Hari Persidangan dalam perkara tersebut ;

Telah memperhatikan segala sesuatu yang terjadi dalam persidangan ;

(5)

TENTANG DUDUKNYA PERKARA

Bahwa Penggugat dalam gugatannya tertanggal 29 April 2013 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru pada tanggal 29 April 2013 dan telah diperbaiki pada tanggal 29 Mei 2013 dengan Register Perkara No.18/G/2013/PTUN-Pbr. mengemukakan alasan dan hal-hal sebagai berikut :

OBJEK GUGATAN :

1. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 010113 tanggal 23 Januari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 856,947,386.82.- (delapan ratus lima puluh enam juta sembilan ratus empat puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh enam koma delapan puluh dua rupiah) ;

2. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 030213 tanggal 25 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 82,792,448.00- ( delapan puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu empat ratus empat puluh delapan rupiah) ;

3. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 83,833,517.00.- ( delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus tujuh belas rupiah) ; DASAR DAN ALASAN GUGATAN :

1. Bahwa Penggugat adalah badan hukum Perseroan Terbatas didirikan berdasarkan Akta Nomor 54 tanggal 30 Desember 1968 tentang PT Triomas Forestry Development Indonesia yang dibuat dihadapan Djojo Muljadi, SH Wakil Notaris, di Jakarta telah

mendapatkan pengesahan Menteri Kehakiman R.I Nomor J.A.5/45/19 tanggal 29 April 1969, terakhir dilakukan

(6)

perubahan dengan Akta Nomor 39 tanggal 27 Februari 2008 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas Triomas Forestry Development Indonesia telah diberitahukan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia R.I berdasarkan Surat Nomor AHU-AH.01.10-14854 tanggal 12 Juni 2008 dan Akta Nomor 17 tanggal 24 Februari 2011 tentang Pernyataan Keputusan Circulair Letter Para Pemegang Saham dibuat dihadapan Iswanu Mahendradi, SH. Notaris di Pekanbaru telah diberitahukan kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia R.I berdasarkan surat Nomor AHU-AH.01.10-12199 tanggal 25 April 2011 dan perubahan berdasarkan Akte Nomor 06 tanggal 20 Desember 2011 tentang Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang telah mendapatkan persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia R.I berdasarkan Surat Keputusan tanggal 19-01-2012 Nomor AHU-03303.AH.01.02 Tahun 2012 ;

2. Bahwa salah satu kegiatan usaha Penggugat adalah menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit dan untu itu Penggugat telah memperoleh areal lahan Hak Guna Usaha di Desa Penyengat ,

Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, seluruhnya seluas ± 6.335,131 hektar berdasarkan Sertifikat Hak Guna Usaha

(SHGU) yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Siak, dengan perincian masing masing SHGU Nomor 14 tanggal 23 Maret 2011 seluas 486,196 hektar, SHGU Nomor 15 tanggal 23 Maret 2011 seluas 1.824,385 hektar dan SHGU Nomor 16 tanggal 23 Maret 2011 seluas 4.024,55 hektar ;

3. Bahwa dalam menjalankan usaha dibidang perkebunan tersebut, Penggugat telah mendapatkan izin dari pemerintah ;

(7)

4. Bahwa berdasarkan SHGU dan izin perkebunan tersebut diatas, maka untuk melakukan kegiatan usaha perkebunan dilahan HGU tersebut, mulai Februari tahun 2012 sampai sekarang sedang berlangsung, Penggugat telah melakukan penebangan kayu diatas areal HGU sebagaimana tersebut pada butir 2 diatas ;

5. Bahwa terhadap kegiatan Penggugat melakukan penebangan kayu tersebut, kemudian Tergugat melakukan tindakan menerbitkan objek sengketa, yakni :

a. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 010113 tanggal 23 Januari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 856,947,386.82.- (delapan ratus lima puluh enam juta sembilan ratus empat puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh enam koma delapan puluh dua rupiah). b. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan

(SPP-GR) Nomor 030213 tanggal 25 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 82,792,448.00- (delapan puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu empat ratus empat puluh delapan rupiah).

c. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 83,833,517.00.- (delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus tujuh belas rupiah).

6. Bahwa tiga objek sengketa yakni Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) sebagaimana disebutkan pada butir 5.a, b dan c posita diatas yang diterbitkan oleh Tergugat, dapat dikualifikasikan sebagai Surat Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara yang secara hukum telah bersifat konkrit, individual dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata, sehingga telah memenuhi Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi : “Keputusan …………..

(8)

“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata” ;

7. Bahwa tindakan Tergugat yang telah menerbitkan tiga objek sengketa aquo, telah mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan yaitu Penggugat telah dibebani kewajiban

membayar Ganti Rugi Nilai Tegakan yang totalnya sebesar Rp 1.023.573.351,82,- (satu milyar dua puluh tiga juta lima ratus

tujuh puluh tiga ribu tiga ratus lima puluh satu koma delapan puluh dua rupiah) ; Hal mana sesuai dengan ketentuan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;

8. Bahwa objek sengketa masing-masing, Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 010113 tanggal 23 Januari 2013 diterima oleh Penggugat dari Tergugat pada tanggal 30 Januari 2013, Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 diterima oleh Penggugat dari Tergugat pada tanggal 12 Februari 2013 dan Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 030213 tanggal 25 Februari 2013 diterima oleh Penggugat dari Tergugat pada tanggal 27 Februari 2013, dengan demikian pengajuan gugatan ini masih dalam tenggang waktu 90 (sembilan puluh) hari sebagaimana ditentukan dalam Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara ;

(9)

9. Bahwa terhadap keputusan Tergugat yang melahirkan objek sengketa aquo, maka Penggugat telah mengajukan keberatan secara lisan kepada Tergugat, akan tetapi tidak diindahkan oleh Tergugat ;

10. Bahwa keputusan Tergugat yang menjadi objek sengketa aquo, telah bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena :

1) Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagai payung hukum utama usaha dibidang kehutanan pada Pasal 35 ayat (l) hanya mengatur bahwa : setiap pemegang izin usaha pemanfaatan hutan sebagaimanan dimaksud dalam Pasal 27 dan pasal 29 dikenakan Iuran Izin Usaha, Provisi, Dana Reboisasi Dan Dana Jaminan Kerja, dan tidak ada mengatur tentang Penggantian Nilai Tegakan (PNT) ;

2) Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 1998 tentang Tarif Atas Jenis PNBP yang berlaku pada Departemen Kehutanan Dan Perkebunan sebagai dasar Pengenaan PNBP, dari sembilan kriteria yang diatur, tidak terdapat kriteria Pengganti Nilai Tegakan ;

3) Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 58/Menhut-II/2009 tanggal 4 September 2009 tentang Pengganti Nilai Tegakan (PNT) telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi melalui Peraturan Menteri Kehutanan R.I Nomor 14/Menhut-II/2011 tanggal 10 Maret 2011 pada Bab XIV Ketentuan Penutup Pasal 56 huruf a, bersamaan dengan dicabutnya Peraturan Menteri Kehutanan R.I Nomor 4/Menhut-II/2008 dan Peraturan Menteri Kehutanan R.I Nomor 53/Menhut-II/2009 ;

(10)

4) Peraturan Menteri Perdagangan R.I Nomor 22/M-DAG/PER/4/2012 tanggal 24 April 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan R.I Nomor 12/M-DAG/PER/3/2012 tentang Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan Provisi Sumber Daya Hutan , pada Lampiran II tertulis “Penetapan Harga Patokan Hasil Hutan Untuk Perhitungan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH)”, bukan untuk Penggantian Nilai Tegakan ;

5) Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 tentang Permohonan Hak Uji Materil terhadap Peraturan Menteri Kehutanan R.I Nomor 14/Menhut-II/2011 tanggal 10 Maret 2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu, Pasal 1 angka 5, Pasal 30, 31, 32, 35 dan 36 dan Peraturan Menteri Kehutanan R.I Nomor 65/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Standart Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu Pada Izin Pemanfaatan Kayu Dan Atau Penyiapan Lahan Dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman, Pasal 1 s/d 4 dan Lampiran II, telah diputuskan “bertentangan” dengan Undang Undang Dasar 1945, Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 dan kemudian dinyatakan “tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum serta tidak berlaku umum” ;

11. Bahwa putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41 P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012, dalam amarnya berbunyi sebagai berikut :

(11)

M e n g a d i l i

1. Mengabulkan permohonan kebaratan hak Uji Materil dari Pemohon Let.Jend. (Purn) SUGIONO tersebut untuk sebagian ; 2. Menyatakan Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14 /Menhut –II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu yang diundangkan melalui Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142 tanggal 15 Maret 2011 dan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman yang diundangkan melalui Berita Negara Republik Indonesia No. 400 tanggal 21 Oktober 2009, Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta Lampiran 2, bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi yakni, Undang Dasar 1945, Undang-Undang No. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak, Peraturan Pemerintah R.I No. 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2007 jo Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan , Undang-Undang No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah ;

(12)

3. Menyatakan Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14 /Menhut –II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu yang diundangkan melalui Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142 tanggal 15 Maret 2011 dan Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta lampiran 2 Peraturan Menteri Kehutanan No. P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum serta tidak berlaku umum ;

4. Memerintahkan Menteri Kehutanan mencabut Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14 /Menhut –II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu dan Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta lampiran 2 Peraturan Menteri Kehutanan No. P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman ;

5. Memerintahkan Panitera Mahkamah Agung R.I mencantumkan petikan putusan ini dalam Berita Negara dan dipublikasikan atas biaya Negara ;

6. Menghukum Termohon keberatan Hak Uji Materil untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 1.000.000,-(satu juta rupiah) ;

(13)

12. Bahwa adapun ketentuan - ketentuan dalam Peraturan Menteri Kehutanan R.I Nomor 14/Menhut-II/2011 tanggal 10 Maret 2011 tentang Penggantian Nilai Tegakan yang berkaitan dengan kegiatan Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (UPHHK-HTI) yang telah dilakukan Uji Materil berdasarkan Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 adalah :

1) Pasal 1 angka 5 yang menyatakan : Penggantian Nilai Tegakan adalah salah satu kewajiban selain PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan) dan DR (Dana Reboisasi) yang harus dibayar kepada Negara akibat dari izin pemanfaatan kayu, penggunaan kawasan hutan melalui izin pinjam pakai, kegiatan penyiapan lahan dalam pembangunan hutan tanaman dan dari areal kawasan hutan yang telah dilepas dan dibebani HGU yang masih terdapat hasil hutan kayu dari pohon yang tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU ; 2) Pasal 30 :

(1) Pemegang IUPHHK-HT wajib membayar panggantian nilai tegakan dari kegiatan penyiapan lahan dalam pembangunan hutan tanaman, tanpa melalui IPK ;

(2) Kayu dari hasil kegiatan penyiapan lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimasukkan dalam RKT ;

3) Pasal 31 : Terhadap hasil kayu sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 ayat (2) pemegang IUPHHK-HT diwajibkan untuk : a. Melakukan timber cruising pada areal yang akan dilakukan

penyiapan lahan dengan intensitas 5% (lima persen) untuk semua pohon dan diselesaikan dalam jangka waktu paling lambat 25 (dua puluh lima) hari kerja sejak diterimanya surat perintah dan membuat rekapitulasi Laporan Hasil Cruising (RLHC) ;

(14)

b. RLHC sebagaimana dimaksud huruf a, dituangkan dalam Berita Acara yang digunakan dasar pengesahan RKT sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

c. Menyampaikan pernyataan kesediaan untuk membayar nilai tegakan dari hasil kegiatan penyiapan lahan yang dibuat diatas kertas bermaterai berisi nama perusahaan, alamat, nama pengurus, dan kesanggupan membayar ; 4) Pasal 32 :

(1) Peñatausahaan kayu IUPHHK-HT dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan ;

(2) Selain membayar penggantian nilai tegakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (1), pemegang IUPHHK-HT tetap diwajibkan membayar PSDH dan DR sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;

(3) Volume kayu untuk perhitungan penggantian nilai tegakan dihitung berdasarkan volume pada Laporan Hasil Produksi (LHP) ;

(4) Berdasarkan LHP sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Pejabat Penagih SPP-GR menerbitkan SPP-GR kepada pemegang IUPHHK-HT ;

5) Pasal 35 :

(1) Pejabat penagih SPP-GR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (4) menerbitkan SPP-GR berdasarkan harga patokan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan setelah dikurangi kewajiban PSDH , DR dan biaya produksi ;

(2) Biaya produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri dengan memperhatikan pertimbangan Direktur Jenderal dan masukan dari Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan dapat diterbitkan setiap 6 (enam) bulan ;

(15)

6) Pasal 36 :

(1) SPP-GR sebagaimana dimaksud Pasal 26 huruf f dan Pasal 29 huruf c ditembuskan kepada :

a. Lembar Pertama untuk wajib bayar ;

b. Lembar kedua untuk kepala Dinas Kabupaten/Kota ; c. Lembar ketiga untuk Kepala Dinas Propinsi ;

d. Lembar keempat untuk kepala Balai ; dan e. Lembar kelima untuk arsip pejabat penagih.

(2) Berdasarkan SPP-GR sebagaiman dimaksud pada ayat (1) pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan dan pemegang HGU melakukan pembayaran ke Rekening Bendaharawan Penerima MK PNBP Ganti Rugi Nilai Tegakan Nomor 1020005361917 pada Bank Mandiri Cabang Jakarta Gedung Pusat Kehutanan ;

(3) Bukti setor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada kepala Balai dan kepada Pejabat Penerbit SKSKB untuk diterbitkan Surat Keterangan ; 13. Bahwa ketentuan - ketentuan Peraturan Menteri Kehutanan R.I

Nomor 65/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Standart Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu Pada Izin Pemanfaatan Kayu Dan Atau Penyiapan Lahan Dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman yang telah dilakukan Uji Materil berdasarkan Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 adalah :

1) Pasal 1 :

Biaya Produksi pemanfaatan kayu pada izin pemanfaatan kayu sebagaimana tercantum dalam lampiran I peraturan ini ;

2) Pasal 2 :

(16)

Biaya produksi penyiapan lahan di hutan alam dalam rangka pembangunan hutan tanaman sebagaimana tercantum dalam lampiran II Peraturan ini ;

3) Pasal 3 :

Biaya produksi pemanfaatan kayu dari areal pinjam pakai kawasan hutan atau dari APL (Areal Penggunaan Lain) yang telah dibebani izin peruntukan yang potensi kayunya tidak ekonomis

untuk diterbitkan IPK mempedomani ketentuan dalam Lampiran I Peraturan ini ;

4) Pasal 4 :

Peraturan Menteri Kehutanan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Menteri Kehutanan ini diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia ; Lampiran 2 terlampir ; 14. Bahwa berdasarkan putusan Mahkamah Agung R.I Nomor

41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 tersebut diatas, maka Penggugat tidak mempunyai kewajiban hukum untuk membayar uang Pengganti Nilai Tegakan sebagaimana yang tertera di dalam ketiga objek sengketa aquo, karena ketentuan yang menjadi dasar hukum ketiga objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat telah dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum serta tidak berlaku umum ; oleh karenanya menurut hukum ketentuan tersebut dianggap tidak pernah ada ;

15. Bahwa berdasarkan Permenhut No. P.14/Menhut-II/2011 tanggal 10 Maret 2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu, Bab IV Bagian Kedua tentang Areal Kawasan Hutan Yang telah Dilepas Dan Dibebani Hak Guna Usaha (HGU), Pasal 28 ayat (l) menyatakan,

(17)

“dalam hal pada areal kawasan hutan yang telah dilepas dan dibebani HGU masih terdapat hasil hutan kayu dari pohon yang tumbuh secara alami sebelum terbitnya HGU tetap dikenakan PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan) , DR (Dana Reboisasi) dan penggantian nilai tegakan tanpa melalui IPK (Izin Pemanfaatan Kayu)” . Selanjutnya berdasarkan Bab VI Bagian Ketiga tentang Tata Cara Untuk Areal Pinjam Pakai Kawasan Hutan Dan Areal Kawasan Hutan Yang Telah Dilepas Dan Dibebani Hak Guna Usaha (HGU) Pasal 37 ayat (1) Permenhut No. P14/Menhut-II/2011 tanggal 10 Maret 2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu, menyatakan, “Pejabat Penagih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf f dan Pasal 29 huruf c, menerbitkan SPP-GR berdasarkan harga patokan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan setelah dikurangi kewajiban Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR) dan biaya produksi” ;

16. Bahwa ketentuan biaya produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (l) Permenhut No. P14/Menhut-II/2011 tanggal 10 Maret 2011 tersebut yang dijadikan dasar perhitungan SPP-GR objek sengketa aquo oleh Tergugat, harus berdasarkan kepada ketentuan Permenhut No.P.65/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu Pada Izin Pemanfaatan Kayu Dan Atau Penyiapan Lahan Dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman, khususnya yang terkait dengan perkara aquo adalah Pasal 3 yang menyatakan, “Biaya produksi pemanfaatan kayu dari areal pinjam pakai kawasan hutan atau dari APL (areal penggunaan lain) yang telah dibebani izin peruntukan yang potensi kayunya tidak ekonomis untuk diterbitkan IPK (Izin Pemanfaatan Kayu), mempedomani ketentuan dalam lampiran I Peraturan ini ;

(18)

17. Bahwa Penggugat tidak mempunyai kewajiban hukum untuk membayar Penggantian Nilai Tegakan sebagaimana ketiga objek sengketa aquo yang diterbitkan oleh Tergugat, karena berdasarkan putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 tentang Hak Uji Materil, ketentuan Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta lampiran 2 Peraturan Menteri Kehutanan No. P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum serta tidak berlaku umum ;

18. Bahwa dengan demikian berdasarkan Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 tentang Hak Uji Materi, maka ketentuan Pasal 3 Permenhut No.P.65/Menhut-II/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu Pada Izin Pemanfaatan Kayu Dan Atau Penyiapan Lahan Dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman, mengenai ketentuan biaya produksi yang dijadikan dasar perhitungan oleh Tergugat dalam menerbitkan SPP-GR ketiga objek sengketa aquo, telah tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum serta tidak berlaku umum ;

19. Bahwa meskipun ketentuan-ketentuan mengenai Penggantian Nilai Tegakan dan biaya produksi yang dijadikan dasar penagihan dan perhitungan ketiga objek sengketa aquo telah dinyatakan batal demi hukum berdasarkan putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012

(19)

tentang Uji Materil, namun Tergugat masih menerbitkan ketiga objek sengketa aquo yang mewajibkan Penggugat membayar Penggantian Nilai Tegakan atas dasar perhitungan SPP GR = Harga Patokan (PSDH+ DR + Biaya Produksi), sehingga total tagihan Penggantian Nilai Tegakan kepada Penggugat adalah sebesar Rp 1.023.573.351,82,- (satu milyar dua puluh tiga juta lima ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus lima puluh satu koma delapan puluh dua rupiah), maka jelaslah tindakan Tergugat telah melanggar Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor: 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 serta melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib Penyelenggaraan Negara dan Asas Kecermatan Formal;

20. Bahwa tindakan Tergugat dalam menerbitkan ketiga objek sengketa aquo menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme, telah melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, khususnya Asas Kepastian Hukum yaitu asas dalam Negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggara Negara, Asas Tertib Penyelenggaraan Negara adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggara negara dan asas yang tidak tertulis, yaitu Asas Kecermatan Formal adalah asas yang menghendaki semua fakta-fakta dan masalah-masalah yang relevan di inventarisasi dan diperiksa untuk dipertimbangkan dalam mengambil keputusan ;

(20)

21. Bahwa ketiga objek sengketa yang diterbitkan oleh Tergugat telah melanggar Asas Kepastian Hukum, karena meskipun ketentuan-ketentuan mengenai Penggantian Nilai Tegakan dan Biaya Produksi yang dijadikan dasar penagihan dan perhitungan SPP GR telah dinyatakan batal demi hukum oleh Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 tentang Uji Materil terhadap Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14 /Menhut –II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu dan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman, Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta Lampiran 2, namun Tergugat tetap melakukan Penagihan Penggantian Nilai Tegakan kepada Penggugat berdasarkan ketiga objek sengketa aquo. Selain itu juga melanggar Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, karena dengan tindakan Tergugat menerbitkan ketiga objek sengketa aquo berarti Tergugat telah melakukan tindakan yang melanggar keteraturan, keserasian dan keseimbangan yang telah ditetapkan di dalam Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 tentang Uji Materil terhadap Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14 /Menhut –II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu yang diundangkan melalui Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142 tanggal 15 Maret 2011 dan Peraturan Menteri Kehutanan No. P.65/Menhut-II/2009 tentang Standard Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu

(21)

pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman, Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta Lampiran 2. Dan melanggar Asas Kecermatan Formal, karena sebelum menerbitkan ketiga objek sengketa aquo Tergugat tidak berusaha terlebih dahulu mengadakan penelitian-penelitian yang mendalam, memeriksa dan melakukan inventarisasi terhadap ketentuan-ketentuan yang relevan dengan Penggantian Nilai Tegakan serta Biaya Produksi sehingga akibatnya penerbitan ketiga objek sengketa aquo bertentangan dengan putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 tentang Uji Materil ;

22. Bahwa selain itu, formulasi dalam penagihan Penggantian Nilai Tegakan tidak mempertimbangkan kepentingan Penggugat sebagai suatu perusahaan yang menjalankan usaha untuk memperoleh keuntungan guna membiayai aktifitas perusahaannya, sebab sebagaimana diformulasikan oleh Tergugat Perhitungan Ganti Rugi Nilai Tegakan adalah Harga Patokan – (PSDH +DR+ Biaya Produksi), hal mana adalah sangat mengada -ada, sebab seandainya formulasi tersebut diterapkan, maka jelas Penggugat sebagai pengusaha tidak akan mendapatkan keuntungan apapun karena seluruh hasil penjualan dikurangi biaya-biaya produksi yang merupakan keuntungan harus dibayarkan kepada Negara sebagai Pembayaran Ganti Rugi Nilai Tegakan sehingga Penggugat mendapatkan hasil nihil dan bahkan dapat merugikan Penggugat. Hal mana jelas merupakan ketidakadilan bagi Penggugat, karena selain Penggugat mengeluarkan biaya-biaya produksi berupa Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH), Dana Reboisasi (DR) dan Biaya Produksi, Penggugat juga masih harus mengeluarkan biaya-biaya lainnya kompensasi iuran hak ulayat ditambah biaya lain yang tidak terduga ;

(22)

23. Bahwa oleh karena ketiga objek sengketa aquo yang diterbitkan oleh Tergugat telah melanggar Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor Nomor 41/P/HUM/2011 tanggal 09 Februari 2012 tentang Uji Materil serta telah melanggar Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik khususnya Asas Kepastian Hukum, Asas Tertib Penyelenggaraan Negara dan Asas Kecermatan Formal, maka beralasan hukum jika objek sengketa berupa :

a. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 010113 tanggal 23 Januari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 856,947,386.82.- (delapan ratus lima puluh enam juta sembilan ratus empat puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh enam koma delapan puluh dua rupiah). b. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan

(SPP-GR) Nomor 030213 tanggal 25 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 82,792,448.00- (delapan puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu empat ratus empat puluh delapan rupiah).

c. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 83,833,517.00.- ( delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus tujuh belas rupiah).

dinyatakan batal atau tidak sah ;

24. Bahwa oleh karena Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) yang menjadi objek sengketa aquo dinyatakan batal atau tidak sah maka sangat beralasan hukum pula jika Tergugat diperintahkan untuk mencabut ketiga Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) yang menjadi objek sengketa aquo ;

(23)

25. Bahwa beralasan hukum bagi Penggugat berdasarkan Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 memohon kepada Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru untuk menyatakan batal atau tidak sah diterbitkannya ketiga objek sengketa aquo oleh Tergugat dan mewajibkan kepada Tergugat untuk

mencabut/menyatakan tidak berlaku ketiga objek sengketa aquo ;

PERMOHONAN PENANGGUHAN PELAKSANAAN SURAT

KEPUTUSAN (SCHOORSING)

- Bahwa oleh karena penerbitan objek sengketa tidak berdasarkan dan bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, apabila Penggugat tidak membayar uang penggantian nilai tegakan sesuai objek sengketa, maka kepada Penggugat dapat diberi sanksi pelayan dokumen oleh Tergugat, yang akibatnya akan menimbulkan kerugian yang lebih besar pada Penggugat dan mengingat kelangsungan perusahaan dan nasib para buruh dan karyawan serta keluarganya, maka beralasan hukum jika Penggugat memohon agar Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru menunda pelaksanaan objek sengketa aquo sampai dengan adanya putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ;

Bahwa berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan diatas, Penggugat mohon dengan hormat kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru c/q Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, memutuskan dengan amarnya berbunyi sebagai berikut :

DALAM PERMOHONAN PENUNDAAN :

Memerintahkan Tergugat untuk menangguhkan atau menunda tindak lanjut :

(24)

a. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 010113 tanggal 23 Januari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 856,947,386.82.- ( delapan ratus lima puluh enam juta sembilan ratus empat puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh enam koma delapan puluh dua rupiah) ;

b. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 030213 tanggal 25 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 82,792,448.00- ( delapan puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu empat ratus empat puluh delapan rupiah) ;

c. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 83,833,517.00.- ( delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus tujuh belas rupiah) ; serta Keputusan Tata Usaha Negara lainnya yang merupakan tindak lanjut dari Keputusan Tata Usaha Negara tersebut, selama sengketa Tata Usaha Negara sedang berjalan sampai ada putusan Pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum yang tetap ;

DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan batal atau tidak sah :

a. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 010113 tanggal 23 Januari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 856,947,386.82.- (delapan ratus lima puluh enam juta sembilan ratus empat puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh enam koma delapan puluh dua rupiah).

(25)

b. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 030213 tanggal 25 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 82,792,448.00- ( delapan puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu empat ratus empat puluh delapan rupiah).

c. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 83,833,517.00.- (delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus tujuh belas rupiah) ;

3. Memerintahkan kepada Tergugat untuk mencabut :

a. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 010113 tanggal 23 Januari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 856,947,386.82.- ( delapan ratus lima puluh enam juta sembilan ratus empat puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh enam koma delapan puluh dua rupiah) ;

b. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 030213 tanggal 25 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 82,792,448.00- ( delapan puluh dua juta tujuh ratus sembilan puluh dua ribu empat ratus empat puluh delapan rupiah) ;

c. Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 83,833,517.00.- ( delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus tujuh belas rupiah) ;

(26)

4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam sengketa ini ;

Menimbang, bahwa Tergugat atas gugatan Penggugat tersebut telah mengajukan Eksepsi dan Jawaban tertanggal 19 Juni 2013 yang pada pokoknya sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPSI

Gugatan Penggugat kurang pihak (plurium litis consortium)

Bahwa terbitnya SPP-GR No. 010213 tanggal 23 Januari 2013, SPP-GR No. 020213 tanggal 08 Februari 2013 dan SPP-GR No.030213 tanggal 21 Februari 2013, didasarkan pada :

1. Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak No. 522.3/PP/4127 tanggal 15 Nopember 2010, mengusulkan kepada Kepala BP2HP Wilayah III Pekanbaru agar menetapkan Sdri. Sinta Akhriani menjadi pejabat penagih SPP-GR di Kabupaten Siak ;

2. Atas usulan surat tersebut angka 1 di atas, Kepala BP2HP Wilayah III Pekanbaru menerbitkan Surat Keputusan Nomor : 489/BPPHP III-3/2010 tanggal 22 November 2010, yang menetapkan Sdri. Sinta Akhriani sebagai pejabat penagih SPP-GR di Kabupaten Siak ;

3. Berdasarkan Surat Edaran Nomor : SE.03/Menhut-VI/BIKPHH/2012 tanggal 28 Agustus 2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Pohon yang Tumbuh Secara Alami Dalam Areal Penggunaan Lain dan Telah dibebani Hak yang ditujukan antara lain kepada Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota yang membidangi kehutanan menyampaikan bahwa dalam rangka pengaturan

(27)

penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh secara alami dalam kawasan hutan yang telah berubah status dari kawasan hutan menjadi APL dan telah dibebani hak, seperti HGU, Hak Pakai dan bentuk perizinan lainnya yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional/BPN menyampaikan antara lain sebagai berikut :

a. Penatausahaan hasil hutan kayu dari pohon yang tumbuh secara alami pada APL yang telah dibebani hak, pengaturannya mengikuti ketentuan sebagaimana diatur di dalam Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.14/Menhut-II/2011 ;

b. Sebelum melakukan penebangan, pemilik/pemegang hak wajib melaporkan potensi kayunya kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat ;

c. Kayu Hasil penebangan, dilakukan pengukuran dan pengujian kayu oleh Tenaga Teknis (GANIS) PHPL PKBR/PKBJ dan hasilnya dibuat Daftar Kayu Bulat (DKB) atau Kayu Bulat Kecil (KBK) ;

d. Dalam hal tidak tersedia Ganis PHPL PKBR/PKBJ, pembuatan DKB/KBK dilakukan oleh Wasganis PHPL/PKBJ ;

4. DKB dan/atau KBK yang telah disahkan oleh Wasganis PHPL PKBR/PKBJ merupakan dasar bagi pejabat Penagih PSDH, DR dan Penggantian Nilai Tegakan untuk menerbitkan SPP PSDH/DR dan SPP-PNT. Berdasarkan Surat Direktur Jenderal BUK Nomor : S.960/VI-BIKPHH/2012 tanggal

(28)

19 Desember 2012 perihal Penegasan Pengenaan Penggantian Nilai Tegakan (PNT), memerintahkan kepada Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Kehutanan dan Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi untuk berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Kehutanan untuk menugaskan petugas penerbit surat perintah pembayaran penggantian nilai tegakan (SPP-GR) untuk menerbitkan SPP-GR untuk KB atau LHP-KBK yang disahkan sejak tanggal 4 September 2009 s/d sekarang untuk IPPKH, IPK dan HGU yang masih terdapat pohon yang tumbuh alami sebelum terbitnya alas titel (HGU) ;

5. Berdasarkan hal tersebut maka Tergugat menerbitkan : a. SPP-GR Nomor : 010213 tanggal 23 Januari 2013 yang

mewajibkan Penggugat membayar Rp 856.947.386,82 (Delapan ratus lima puluh enam juta Sembilan ratus empat puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh enam koma delapan puluh dua rupiah) ;

b. SPP-GR Nomor : 020213 tanggal 08 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 82.792.148,00 (Delapan puluh dua juta tujuh tarus Sembilan puluh dua ribu seratus empat puluh delapan koma nol rupiah); dan c. SPP-GR Nomor : 030213 tanggal 21 Februari 2013 yang

mewajibkan Penggugat membayar Rp 83.833.517,00 (Delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus tujuh belas koma nol rupiah) ;

(29)

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penerbitan SPP-GR an. Penggugat oleh Tergugat didasarkan pada perintah Kepala BP2HP Wilayah III Pekanbaru dan Menteri Kehutanan RI sehingga gugatan Penggugat yang hanya ditujukan kepada Tergugat tanpa melibatkan Kepala BP2HP Wilayah III Pekanbaru dan Menteri Kehutanan RI adalah kurang pihak. Dengan demikian gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard). II. DALAM POKOK PERKARA

1. Tergugat dengan tegas menolak seluruh dalil yang dinyatakan oleh Penggugat dalam gugatannya kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya oleh Tergugat ;

2. Sebelum Tergugat menyampaikan jawaban atas dalil-dalil gugatan Penggugat terlebih dahulu disampaikan kronologis

terbitnya keputusan TUN objek gugatan a quo, sebagai berikut :

a. Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP) Wilayah III Pekanbaru dengan Keputusan Nomor : SK.489/BPPHP III-3/2010 tanggal 22 November 2010, menetapkan Sdri. Sinta Akhriani selaku Tergugat sebagai Pejabat Penagih SPP-GR di Kabupaten Siak, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut :

1) Menelaah volume kayu untuk perhitungan penggantian nilai tegakan berdasarkan volume pada laporan hasil produksi (LHP), sebagai dasar pengenaan penggantian nilai tegakan dari IPK dan atau penyiapan lahan dalam pembangunan hutan tanaman ;

(30)

2) Pejabat Penagih SPP-GR menerbitkan SPP-GR berdasarkan harga patokan yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan dikurangi kewajiban PSDH, DR, dan biaya produksi ;

3) Menyampaikan tembusan SPP-GR kepada : - Lembar 1 (kesatu) untuk wajib bayar ;

- Lembar 2 (kedua) untuk Kepala Dinas Kabupaten/Kota ;

- Lembar 3 (ketiga) untuk Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Riau ;

- Lembar 4 (keempat) Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BPPHP) Wilayah III Pekanbaru ;

- Lembar 5 (kelima) untuk arsip Pejabat Penagih ; 4) Menyampaikan bukti pembayaran yang dilakukan oleh

wajib bayar kepada Kepala Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP) Wilayah III Pekanbaru dan Pejabat Penerbit SKSKB ;

b. Menteri Kehutanan dengan Surat Edaran Nomor : SE.03/Menhut-VI/BIKPHH/2012 tanggal 28 Agustus 2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Pohon yang Tumbuh Secara Alami Dalam Areal Penggunaan Lain dan Telah dibebani Hak yang ditujukan antara lain kepada Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota yang membidangi kehutanan menyampaikan bahwa dalam rangka pengaturan penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari pohon

(31)

yang tumbuh secara alami dalam kawasan hutan yang telah berubah status dari kawasan hutan menjadi APL dan telah dibebani hak, seperti HGU, Hak Pakai dan bentuk perizinan lainnya yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional/BPN menyampaikan antara lain sebagai berikut : 1) Penatausahaan hasil hutan kayu dari pohon yang

tumbuh secara alami pada APL yang telah dibebani hak, pengaturannya mengikuti ketentuan sebagaimana diatur di dalam Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.14/Menhut-II/2011 ; 2) Sebelum melakukan penebangan, pemilik/pemegang

hak wajib melaporkan potensi kayunya kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat ;

3) Kayu Hasil penebangan, dilakukan pengukuran dan pengujian kayu oleh Tenaga Teknis (GANIS) PHPL PKBR/PKBJ dan hasilnya dibuat Daftar Kayu Bulat (DKB) atau Kayu Bulat Kecil (KBK) ;

4) Dalam hal tidak tersedia Ganis PHPL PKBR/PKBJ, pembuatan DKB/KBK dilakukan oleh Wasganis PHPL PKBR/PKBJ ;

5) DKB dan/atau KBK yang telah disahkan oleh Wasganis PHPL PKBR/PKBJ merupakan dasar bagi pejabat Penagih PSDH, DR dan Penggantian Nilai Tegakan untuk menerbitkan SPP PSDH/DR dan SPP-GR ;

c. Selanjutnya Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan melalui surat Nomor : S.960/VI-BIKPHH/2012 tanggal 19 Desember 2012 yang antara lain ditujukan kepada Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Riau dan Kepala BP2HP Wilayah III Pekanbaru menyampaikan :

(32)

1)

Penegasan mengenai pengenaan Penggantian Nilai Tegakan sebagai tindak lanjut dari Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 41/P/Hum/2011 mengenai permohonan Hak Uji Materiil terhadap Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu, dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.65/Menhut-II/2009 tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan Dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman ;

2)

Berkaitan dengan butir 1) diatas, untuk izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH), Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) dan Hak Guna Usaha (HGU) yang masih terdapat pohon yang tumbuh secara alami sebelum terbitnya alas titel (HGU) dikenakan kewajiban membayar PNT selain PSDH dan DR sejak tanggal 4 September 2009 sampai dengan sekarang ;

3)

Agar Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Kehutanan dan Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi untuk berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi kehutanan untuk menugaskan petugas penerbit Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) antara lain untuk menerbitkan “SPP-GR untuk LHP-KB atau LHP-KBK yang disahkan sejak tanggal 4 September 2009 sampai dengan sekarang untuk IPPKH, IPK, dan HGU yang masih terdapat pohon yang tumbuh secara alami sebelum terbitnya alas titel HGU”.

(33)

d. Berdasarkan huruf c diatas, Tergugat menerbitkan SPP-GR PNT Nomor : 010213 tanggal 23 Januari 2013, SPP-GR PNT Nomor : 020213 tanggal 08 Februari 2013 dan SPP-GR PNT Nomor : 030213 tanggal 21 Februari 2013 yang perhitungannya didasarkan pada :

1) Daftar Kayu Bulat (DKB) 001-262 tanggal 15 Februari 2012, dengan volume 6.320,51 M3 ; Daftar Kayu Bulat (DKB) 514-562 tanggal 25 Januari 2013, dengan volume 615,97 M3 ; dan Daftar Kayu Bulat (DKB) 563-600 tanggal 21 Februari 2013, dengan volume 594,50 M3 ; 2) Besaran PNT ditetapkan berdasarkan rumusan sebagai

berikut : harga patokan - (PSDH + DR + biaya produksi) ;

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penerbitan keputusan TUN objek gugatan a quo telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik ;

3. Terhadap dalil gugatan Penggugat angka 10 sampai dengan 14 halaman 6 sampai dengan halaman 14, yang intinya menyatakan bahwa Keputusan oleh Tergugat a quo bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku karena berdasarkan Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 41/P/Hum/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang permohonan hak uji materiil, menyatakan Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin

(34)

Pemanfaatan Kayu tanggal 10 Maret 2011, dan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.65/Menhut-II/2009 tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu pada Izin Pemanfaatan Kayu dan atau Penyiapan Lahan dalam Rangka Pembangunan Hutan Tanaman, bahwa tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum serta tidak berlaku umum adalah merupakan dalil yang keliru dan tidak berdasar hukum, karena :

a. Keputusan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum serta tidak berlaku umum adalah berlaku khusus terhadap kewajiban pembayaran PNT terhadap kegiatan penyiapan lahan dari IUPHHK-HT, sebagaimana pada amar putusan Mahkamah Agung RI yang memerintahkan kepada Menteri Kehutanan untuk mencabut Pasal 1 angka 5, Pasal 30, Pasal 31, Pasal 32, Pasal 35, dan Pasal 36 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.14/Menhut-II/2011 tentang Izin Pemanfaatan Kayu dan mencabut Pasal 1 sampai dengan Pasal 4 beserta Lampiran 2 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.65/Menhut-II/2009 ;

b. Dengan demikian kewajiban PNT dari kegiatan IUP pada areal yang telah dibebani HGU sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.14/Menhut-II/2011 dan Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.65/Menhut-II/2009, tidak termasuk yang diperintahkan untuk dicabut sesuai dengan putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 41/P/Hum/2011 tanggal 9 Februari 2011 ;

(35)

c. Ketentuan tersebut huruf a dan b di atas, dipertegas dengan Pasal 3 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.21/Menhut-II/2013 tanggal 22 April 2013 tentang Standar Biaya Produksi Pemanfaatan Kayu Pada Izin Pemanfaatan Kayu yang berlaku surut sejak 9 Februari 2012. Ketentuan Pasal 3 tersebut mengatur bahwa penghitungan PNT tetap didasarkan pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.65/Menhut-II/2009 yang juga merupakan Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.21/Menhut-II/2013 ;

4. Terhadap dalil gugatan Penggugat angka 16 sampai dengan 18 halaman 15 sampai dengan 16 yang menyatakan dasar perhitungan SPP-GR harus berdasarkan pada ketentuan dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.65/Menhut-II/2009 yang telah dicabut sesuai Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor Nomor : 41/P/Hum/2011 tanggal 9 Februari 2011 sehingga tidak mempunyai hukum mengikat (tidak sah) dan batal demi hukum adalah dalil yang keliru dan tidak berdasar hukum, karena putusan Mahkamah Agung tersebut tidak mencabut lampiran 1 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.65/Menhut-II/2009 yaitu biaya produksi pemanfaatan kayu pada IPK dan atau pada areal pinjam pakai atau pada APL, yang merupakan dasar perhitungan biaya produksi tersebut, sehingga Penggugat tetap mempunyai kewajiban hukum untuk membayar Penggantian Nilai Tegakan ;

5. Terhadap dalil gugatan Penggugat angka 19 sampai dengan 21 halaman 16 sampai dengan 18 yang menyatakan bahwa

(36)

penerbitan keputusan TUN objek gugatan a quo telah melanggar asas-asas umum pemerintahan yang baik khususnya asas tertib penyelenggaraan negara, asas kecermatan formal, asas kepastian hukum adalah dalil yang keliru dan tidak berdasar hukum, dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Asas Kepastian Hukum

Bahwa yang dimaksud dengan asas kepastian hukum sebagaimana Pasal 3 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme adalah asas negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelenggaraan negara ;

Bahwa penerbitan SPP-GR an. Penggugat sudah didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :

1) Surat Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Siak Nomor : 522.3/PP/4127 tanggal 15 Nopember 2010, mengusulkan kepada Kepala BP2HP Wilayah III Pekanbaru agar menetapkan Sdri. Sinta Akhriani menjadi pejabat penagih SPP-GR di Kabupaten Siak ;

2) Atas usulan surat tersebut angka 1 di atas, Kepala BP2HP Wilayah III Pekanbaru menerbitkan Keputusan Nomor : 489/BPPHP III-3/2010 tanggal 22 November 2010, yang menetapkan Sdri. Sinta Akhriani sebagai pejabat penagih SPP-GR di Kabupaten Siak ;

(37)

3) Berdasarkan Surat Edaran Nomor : SE.03/Menhut-VI/BIKPHH/2012 tanggal 28 Agustus 2012 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Pohon yang Tumbuh Secara Alami Dalam Areal Penggunaan Lain dan Telah dibebani Hak yang ditujukan antara lain kepada Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota yang membidangi kehutanan menyampaikan bahwa dalam rangka pengaturan penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari pohon yang tumbuh secara alami dalam kawasan hutan yang telah berubah status dari kawasan hutan menjadi APL dan telah dibebani hak, seperti HGU, Hak Pakai dan bentuk perizinan lainnya yang dikeluarkan Badan Pertanahan Nasional/BPN menyampaikan antara lain sebagai berikut :

a) Penatausahaan hasil hutan kayu dari pohon yang tumbuh secara alami pada APL yang telah dibebani hak, pengaturannya mengikuti ketentuan sebagaimana diatur di dalam Pasal 28 dan Pasal 29 Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.14/Menhut-II/2011 ;

b) Sebelum melakukan penebangan, pemilik/pemegang hak wajib melaporkan potensi kayunya kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat ;

c) Kayu Hasil penebangan, dilakukan pengukuran dan pengujian kayu oleh Tenaga Teknis (GANIS) PHPL PKBR/PKBJ dan hasilnya dibuat Daftar Kayu Bulat (DKB) atau Kayu Bulat Kecil (KBK) ;

(38)

d) Dalam hal tidak tersedia Ganis PHPL PKBR/PKBJ, pembuatan DKB/KBK dilakukan oleh Wasganis PHPL/PKBJ ;

4) DKB dan/atau KBK yang telah disahkan oleh Wasganis PHPL PKBR/PKBJ merupakan dasar bagi pejabat Penagih PSDH, DR dan Penggantian Nilai Tegakan untuk menerbitkan SPP PSDH/DR dan SPP-PNT. Berdasarkan Surat Direktur Jenderal BUK Nomor : S.960/VI-BIKPHH/2012 tanggal 19 Desember 2012 perihal Penegasan Pengenaan Penggantian Nilai Tegakan (PNT), memerintahkan kepada Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Kehutanan dan Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi untuk berkoordinasi dengan Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi Kehutanan untuk menugaskan petugas penerbit surat perintah pembayaran penggantian nilai tegakan (SPP-GR) untuk menerbitkan SPP-GR untuk LHP-KB atau LHP-KBK yang disahkan sejak tanggal 4 September 2009 s/d sekarang untuk IPPKH, IPK dan HGU yang masih terdapat pohon yang tumbuh alami sebelum terbitnya alas titel (HGU) ;

5) Berdasarkan hal tersebut maka Tergugat menerbitkan : a) SPP-GR Nomor : 011213 tanggal 23 Januari 2013

yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 856.947.386,82 (Delapan ratus lima puluh enam

juta Sembilan ratus empat puluh tujuh ribu tiga ratus delapan puluh enam koma delapan puluh dua rupiah) ;

(39)

b) SPP-GR Nomor : 030213 tanggal 25 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp. 82.792.148,00 (Delapan puluh dua juta tujuh tarus Sembilan puluh dua ribu seratus empat puluh delapan koma nol rupiah) ; dan

c) SPP-GR Nomor : 020213 tanggal 08 Februari 2013 yang mewajibkan Penggugat membayar Rp 83.833.517,00 (Delapan puluh tiga juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus tujuh belas koma nol rupiah) ;

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penerbitan SPP-GR an. Penggugat tidak melanggar asas kepastian hukum ;

b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara

Bahwa yang dimaksud asas tertib penyelenggaraan negara adalah asas yang menjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian penyelenggaraan negara ;

Terkait dengan asas tersebut, mengingat penerbitan SPP-GR an. Penggugat telah didasarkan pada peraturan perundang-undangan sebagaimana dijelaskan pada huruf a di atas, maka telah memenuhi asas tertib penyelenggaraan negara. Pengenaan SPP-GR tersebut tidak hanya berlaku kepada Penggugat, tetapi juga kepada pemegang HGU yang belum memenuhi kewajiban pembayaran PNT. Hal tersebut juga didukung dengan adanya penerbitan SPP-GR Nomor 01.12.2012 tanggal 27 Desember 2012 terhadap PT. Sumber Jaya Indahnusa Coy di Kabupaten Rokan Hulu sebesar Rp. 37.284.160,00 (Tiga puluh tujuh juta dua ratus delapan puluh empat ribu seratus enam puluh rupiah) yang telah dibayar lunas ;

(40)

Dengan demikian penerbitan Keputusan TUN obyek gugatan a quo tidak melanggar asas tertib penyelengaraan Negara ;

c.

Asas Kecermatan Formal

1) Berdasarkan penjelasan Pasal 53 ayat (2) huruf b Undang Nomor 51 Tahun 2009 jo. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dijelaskan bahwa yang dimaksud asas-asas umum pemerintahan yang baik adalah meliputi asas-asas kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas dan akuntabilitas, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ;

2) Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas, maka Undang-Undang telah secara limitatif mengatur dan membatasi pengertian asas-asas umum pemerintahan yang baik, sehingga dalil Penggugat yang menyatakan bahwa penerbitan Keputusan TUN obyek gugatan a quo bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik yaitu asas kecermatan formal adalah bertentangan dengan ketentuan Pasal 53 ayat (2) huruf b Undang Nomor 51 Tahun 2009 jo. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, mengingat asas kecermatan formal tidak termasuk salah satu asas-asas umum pemerintahan yang baik menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ;

(41)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka asas kecermatan formal tidak terdapat dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, sehingga dalil Penggugat tersebut harus ditolak ;

6. Terhadap dalil gugatan Penggugat angka 22 halaman 18 bahwa Tergugat dalam menerbitkan SPP-GR tidak mempertimbangkan kepentingan Penggugat sebagai suatu perusahaan yang menjalankan usaha untuk memperoleh keuntungan guna membiayai aktivitas perusahaannya, adalah alasan yang tidak dapat diterima, karena :

1) Kapasitas Tergugat hanya melaksanakan tugas sebagai Pejabat Penagih Penggantian Nilai Tegakan sesuai ketentuan yang berlaku ;

2) Tergugat tidak dalam kapasitas untuk mempertimbangkan atau dalam memformulasikan rumusan pengenaan penggantian nilai tegakan (PNT) karena kewenangan penetapan formulasi rumusan pengenaan penggantian nilai tegakan (PNT) ada pada Kementerian Kehutanan RI ;

3) Tidak ada kaitannya antara kedudukan formulasi rumusan pengenaan penggantian nilai tegakan (PNT) dengan kedudukan Tergugat sebagai Pejabat Penagih SPP-GR ; Dengan demikian, maka dalil-dalil sebagaimana diuraikan di atas, adalah diluar dari kapasitas/kewenangan tergugat sebagai pejabat penagih SPP-GR dan tidak terkait dengan Keputusan TUN objek gugatan a quo, sehingga harus dikesampingkan ;

(42)

III. PERMOHONAN PENANGGUHAN PELAKSANAAN SURAT KEPUTUSAN (SCHOORSING)

1. Berdasarkan Pasal 67 ayat (4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 ditentukan bahwa permohonan penundaan sebagaimana dimaksud ayat (2) dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yang mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat dirugikan jika keputusan Tata Usaha Negara yang digugat tersebut tetap dilaksanakan. Selanjutnya dalam Penjelasan Pasal 67 tersebut dijelaskan bahwa Pengadilan akan mengabulkan permohonan penundaan pelaksanaan keputusan TUN tersebut hanya apabila terdapat keadaan yang sangat mendesak yaitu jika kerugian yang akan diderita Penggugat akan sangat tidak seimbang dibanding dengan manfaat yang akan dilindungi oleh pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara tersebut ;

2. Terhadap dalil kerugian berupa kelangsungan perusahaan dan terhadap buruh dan karyawan serta keluarganya masih perlu dilakukan pengujian lebih lanjut, mengingat di IUP HGU lainnya yang juga diterbitkan SPP-GR dan sudah membayar lunas, yaitu PT. Sumber Jaya Indahnusa Coy di Kabupaten Rokan Hulu masih tetap berjalan seperti biasa ;

3. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tidak terdapat kepentingan yang mendesak pada diri Penggugat, sebagaimana dimaksud Pasal 67 ayat (4) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, sehingga permohonan penundaan pelaksanaan Keputusan TUN objek gugatan a quo yang dimohon Penggugat tersebut tidak beralasan dan harus ditolak ;

(43)

Dari uraian yang terdapat dalam eksepsi, pokok perkara maupun dalam permohonan penundaan tersebut di atas, maka selanjutnya Tergugat mohon dengan hormat kepada Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang menangani perkara a quo untuk memeriksa, mengadili, dan memutuskan sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPSI :

a. Menerima eksepsi Tergugat seluruhnya ;

b. Menyatakan gugatan Penggugat kurang pihak (plurium litis consortium) ; dan

c. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard) ;

II. DALAM POKOK PERKARA :

a. Menolak seluruh gugatan Penggugat ;

b. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ; III. DALAM PERMOHONAN PENUNDAAN :

- Menolak permohonan penundaan dari Penggugat ;

Menimbang, bahwa atas Eksepsi dan Jawaban Tergugat, Penggugat telah menyampaikan Replik tertanggal 24 Juni 2013, dan atas Replik Penggugat tersebut Tergugat telah menyampaikan Duplik tertanggal 26 Juni 2013 ;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat dalil-dalil gugatannya, Penggugat mengajukan bukti-bukti tertulis yang telah difoto copy dan telah bermaterai cukup, dan telah dicocokkan dengan yang aslinya oleh Majelis Hakim, kecuali Bukti P-7, P-24 dan P-25. Adapun bukti surat Penggugat tersebut diberi tanda P-1 sampai dengan P-26 berupa :

Bukti P-1 : Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor : 010113 tanggal 23 Januari 2013 ;

(44)

Bukti P-2 : Tanda Terima Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor : 010113 tanggal 23 Januari 2013 ;

Bukti P-3 : Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor : 030213 tanggal 25 Februari 2013 ;

Bukti P-4 : Tanda Terima Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 030213 tanggal 25 Februari 2013 ;

Bukti P-5 : Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 ;

Bukti P-6 : Tanda Terima Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai Tegakan (SPP-GR) Nomor 020213 tanggal 08 Februari 2013 ;

Bukti P-7 : Akta Pendirian PT. Triomas Forestry Development Indonesia Nomor 54 tanggal 30 Desember 1968 dihadapan Notaris Djojo Muljadi, SH ;

Bukti P-8 : Akta Pernyataan Keputusan Rapat Perseroan Terbatas PT. Triomas Forestry Development Indonesia Nomor 39 tanggal 27 Februari 2008 dihadapan Notaris Iswanu Mahendradi, SH ;

Bukti P-9 : Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-AH.01.10-14854 tanggal 12 Juni 2008 Perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Triomas Forestry Development Indonesia ;

Bukti P-10 : Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT. Triomas Forestry Development Indonesia Nomor 38 tanggal 31 Juli 2008 dihadapan Notaris Iswanu Mahendradi, SH ;

(45)

Bukti P-11 : Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-72317.AH.01.02 tanggal 10 Oktober 2008 Tentang Persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan ;

Bukti P-12 : Akta Penegasan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham (Sebagai Pengganti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) PT. Triomas Forestry Development Indonesia Nomor 07 tanggal 21 September 2011 dihadapan Notaris Iswanu Mahendradi, SH ;

Bukti P-13 : Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-AH.01.10-32817 tanggal 13 Oktober 2011 Perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Triomas Forestry Development Indonesia ;

Bukti P-14 : Akta Pernyataan Keputusan Circuler Letter Para Pemegang Saham PT. Triomas Forestry Development Indonesia Nomor 17 tanggal 24 Februari 2011 dihadapan Notaris Iswanu Mahendradi, SH ;

Bukti P-15 : Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-AH.01.10-12199 tanggal 13 Oktober 2011 Perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Triomas Forestry Development Indonesia ;

Bukti P-16 : Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Triomas Forestry Development Indonesia Nomor 06 tanggal 20 Desember 2011 dihadapan Notaris Iswanu Mahendradi, SH ;

(46)

Bukti P-17 : Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-03303.AH.01.02 tanggal 19 Januari 2012 Tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan ;

Bukti P-18 : Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT. Triomas Forestry Development Indonesia Nomor 18 tanggal 28 Desember 2012 dihadapan Notaris Iswanu Mahendradi, SH ;

Bukti P-19 : Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor : AHU-AH.01.10-05696 tanggal 20 Februari 2013 Perihal Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Triomas Forestry Development Indonesia ;

Bukti P-20 : Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor : 15/Desa

Penyengat tanggal 23 Maret 2011, Surat Ukur Nomor : 02/PNG/2011 tanggal 23 Maret 2011,

Luas 1.824,385 Ha atas nama PT. Triomas Forestry Development Indonesia ;

Bukti P-21 : Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor : 14/Desa

Penyengat tanggal 23 Maret 2011, Surat Ukur Nomor : 01/PNG/2011 tanggal 23 Maret 2011,

Luas 486,196 Ha atas nama PT. Triomas Forestry Development Indonesia ;

Bukti P-22 : Sertipikat Hak Guna Usaha Nomor : 16/Desa

Penyengat tanggal 23 Maret 2011, Surat Ukur Nomor : 03/PNG/2011 tanggal 23 Maret 2011,

Luas 4.024,455 Ha atas nama PT. Triomas Forestry Development Indonesia ;

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa dari pertimbangan-pertimbangan tersebut, sampai perkara aquo diputus tidak ada bukti bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Utara Nomor :

Menimbang, bahwa unsur mengetahui berbeda maknanya dengan menerima, artinya Para Penggugat bukanlah pihak yang dituju oleh Keputusan obyek sengketa, sehingga

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian-uraian pertimbangan hukum tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa dalam Penerbitan objek sengketa berupa Keputusan

Pelanggaran Pasal 13 Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri.; --- Menimbang, bahwa maksud dari ketentuan- ketentuan tersebut

Menimbang, bahwa selanjutnya yang menjadi permasalahan pokok dalam sengketa ini adalah Surat Keputusan Tergugat berupa Surat Perintah Pembayaran Penggantian Nilai

dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, yaitu 90 (sembilan puluh) hari sejak Surat Keputusan diterima Penggugat (vide bukti P.9) ; --- Menimbang,

sesuai dengan fakta sebenarnya (vide Bukti P-1=T-4); --- Menimbang, bahwa berdasarkan uraian Surat Gugatan dan Replik Penggugat dan Jawaban serta Duplik Tergugat,

Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Pekanbaru yang ditunjuk untuk memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa