• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA AL-QUR AN SISWA DI SDN NO 119 BELALANG KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA AL-QUR AN SISWA DI SDN NO 119 BELALANG KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan (S. Pd.) Pada Program Studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar

YULIANI YUNUS NIM: 105191104116

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1441/2020

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi Rusydi).

Skripsi ini membahas tentang Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur‟an Siswa Di SDN 119 Belalang.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang, untuk mengetahui minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang, dan untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung guru dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang.

Jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif.Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu Riset lapangan, yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi.Teknik analisis datanya yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarkan kesimpulan. Adapun sumber data pada penelitian yaitu guru Pendidikan Agama Islam SDN 119 Belalang dan peserta didik dari kelas V.

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu: 1). Gambaran minat baca Qur‟an siswa di pengaruhi oleh Kurangnya kesadaran siswa untuk membaca Al-Qur‟an yaitu kebanyakan dari siswa kurang menghiraukan akan pentingnya membaca Al-Qur‟an dan Lingkungan keluarga juga berpengaruh dalam menurunnya minat baca Al-Qur‟an yaitu kurangnya perhatian orang tua untuk senantiasa mengevaluasi perkembangan anak dalam mempelajarai bacaan Al-Qur‟an berdampak pada menurunya minat belajar membaca Al-Al-Qur‟an.2). Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an yaitu guru menggunakan pelatihan membaca Al-Al-Qur‟an secara kelompok dan individu karena setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam setiap pelajaran, sama halnya dengan mempelajari pelajaran agama, siswa sangat dituntut untuk dapat membaca Al-Qur‟an, pembiasaan baca al-qur‟an sebelum pelajaran yaitu menyuruh siswa untuk membaca Al-Qur‟an setiap kali memulai pembelajaran Pendidikan Agama Islam, sebelum guru menyampaikan materi pembelajaran., dan guru memberi target hafalan Hafalan Al-qur‟an di khususkan untuk semua siswa baik dari kelas 1 sampai dengan kelas VI. Diadaknnya juga BTA di sekolah dapat membantu siswa dalam mengembangkan dasar-dasar keislaman dengan membaca Al-Qur‟an dapat membentuk akhlak dan pribadi yang berkahlakul karimah, 3). Faktor penghambat dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an siswa yaitu bacaan tajwid dalam Al-Al-Qur‟an serta keadaan lingkungan keluarga, dan keterbatasan sarana dan prasarana, faktor pendukung yaitu timbul dari dalam siswa sendiri dan menggunakan metode Iqro‟ untuk siswa yang masih belajar huruf hijaiyyah.

Kata Kunci: Strategi Guru Pendidikan Agama Islam, Minat Baca Al-Qur’an.

(7)

viii

Alhamdulillah, segala pujidansyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Baca Al-Qur,an Siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang” Tahun Ajaran 2019/2020”. Shalawat serta salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan nabi kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang telah membimbing umatnya kearah jalan yang benar.

Dalam proses penyusunan penelitian tersebut, peneliti banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terimah kasih kepada kedua orang tua saya Yunus dan Hariani, yang selalu mengingatkan dan memberikan cinta dan kasih sayang, semangat serta dorongan dan motivasinya. Ucapan terimah kasih juga yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. Selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan juga Dosen Pembimbing I yang telah memberikan

(8)

ix

meluangkan waktu dan keikhlasan memberikan arahan selama penyusunan skripsi.

5. Bapak /Ibu para Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

6. Ibu Hamsianah, SE. Selaku Kepala Sekolah SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang yang telah memberikan izin penelitian serta dukungannya.

7. Ibu Nur Aini, S.Ag. dan Bapak Jastan Sigara, S.Pd.I. selaku Guru Pendidikan Agama Islam yang berpatisipasi dalam penyelesaian skripsi ini. 8. Bapak/Ibu guru SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang.

9. Peserta didik SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang.

10. Teman-teman seangkatan, teman PPL, KKP-Plus dan kepada teman-teman dari kelas B yang telah membersamai dari tahun 2016-2020 prodi Pendidikan Agama Islam.

11. Terimah kasih kepada sahabat saya, Sri Hardianti, Nur Inda Srirahmadani, Nirwana Sari, Nur Qalby dan Ma‟rifatul Miftach Amar yang senantiasa membantu dan selalu membersamai dalam mengurus dan mengerjakan skripsi ini.

Semoga Allah memberikan pahala yang setimpal kepada mereka yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, kritik dan saran yang sifatnya sangat membangun penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini serta

(9)

x

Yuliani Yunus 105191104116

(10)

xi

HALAMAN JUDUL ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

BERITA ACARA MUNAQSYAH ... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMasalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. ManfaatPenelitian ... 5

BAB II TINJUAN TEORITIS ... 7

A. Strategi Guru PAI danPembelajaran ... 7

1. Pengertian StrategiPembelajaran ... 7

2. Prinsip-prinsipPenggunaanStrategiPembelajaran ... 8

3. KomponenStrategiBelajarMengajar ... 10

4. Faktor yang MempengaruhiStrategiBelajarMengajar ... 12

(11)

xii

B. Minat Baca Al-Qur‟an... 27

1. PengertianMinat Baca Al-Qur‟an ... 27

2. FungsidanPentingnyaMinat ... 31

3. Cara MenumbuhkandanMembangkitkanMinat ... 32

4. Faktor yang MempengaruhiMinat Baca Al-Qur‟an ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. JenisPenelitian ... 36

B. LokasidanObjekPenelitian ... 36

C. FokusPenelitian ... 37

D. Deskripsi Fokus Penelitian... 37

E. Sumber Data ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 39

G. Teknik Pengumpulan Data ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 43

B. Gambaran Minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang ... 48

C. Strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang ... 51

(12)

xiii BAB V PENUTUP ... 62 A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 65 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 68 RIWAYAT HIDUP

(13)

xiv

Tabel 2.2 Data kepala sekolah dari periode didirikan sekolah

sampai sekarang ... 44 Tabel 2.3 Data keadaan Guru SDN 119 Belalang ... 46 Tabel 2.4 Data keadaan siswa SDN 119 Belalang Kabupaten

Enrekang berdasarkan tingkatan kelas ... 47 Tabel 2.5 Data fasilitas pembelajaran di SDN 119 Belalang

(14)

1

A. Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1

Pendidikan dapat diperoleh salah satunya melalui lembaga pendidikan formal yaitu sekolah.Sekolah juga disebut sebagai lembaga pendidikan kedua yang berperan dalam mendidik anak.Di sinilah guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mempunyai peran yang lebih di berbagai lingkungan baik keluarga, masyarakat maupun sekolah. Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah ialah peserta didik dapat memahami, terampil, dan melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2

Dalam proses pendidikan dilingkungan sekolah, pembentukan manusia yang beriman yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan budi pekerti luhur diwujudkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, kemampuan dasar

1

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem PendidikanNasional, (Bandung: Fokus Media, 2006), h.2

2

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013) cet. I, h 278.

(15)

keagamaan juga diterapkan kepada siswa, termasuk salah satunya ialah kemampuan membaca kitab suci Al-Qur‟an.

Oleh karenanya, guru Pendidikan Agama Islam harus mampu tampil dalam mengarahkan sikap spritual peserta didik menuju pada sikap dan perilaku mulia, budi pekerti, akhlak dan sebagainya, yang melibatkan objek-objek seperti Allah, agama, kita suci, dan kenabian, salah satunya yaitu meningkatkan kembali minat dan keterampilan baca tulis Al-Qur‟an bagi peserta didik, meskipun pada dasarnya mereka sudah memiliki kemampuan dasar, namun masih sangat perlu bimbingan dari kekeliruan huruf hijaiyyah.

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang megandung petunjuk-petunjuk bagi ummat Islam Al-Qur‟an diturunkan untuk menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebahagiaan dunia akhirat.Al-Qur‟an diturunkan hanya untuk satu ummat hanya untul satu abad melainkan untuk seluruh ummat sepanjang masa. Karena itu, luasnya ajaran sama dengan luasnya ummat manusia.

“Betapa pun awamnya seorang muslim dan muslimat, niscaya mereka tahu dan harus tahu bahwa Al-Qur‟an dan Al-Karim (yang terdiri atas 30 jus, 114 surat, 6236 ayat lebih, 77.349 kalimat dan lebih dari 323.000 huruf) adalah sumber utama dan pertama agama islam. Secara garis besar, Al-Qur‟an berisikan tentang aqidah keimanan (wa‟addanwa‟id), kisah atau sejarah, syariat (hokum), ilmu pengetahuan teknologi dan lain-lain.8

Al-Qur‟an secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah SWT yang sungguh tepat. Karena tiada satu bacaan pun yang menandingi Al-Qur‟an Al- Karim sejak mengenal baca tulis sejak lima ribu tahun lalu. Demikian terpadu di dalam Al-Qur‟an keindahan bahasa, ketelitian, dan

8

(16)

kebenaran dengan kedalaman makna.9Didalam Al-Qur‟an banyak ayat yang menganjurkan umat manusia membacanya dengan janji imbalan pahala.Sebagaimana firman Allah SWT dalam: Q.S Fatir/ 35: 29:

ًتَيًِ َلََع َو ًّزِس ْنُُبٌَْق َس َر بَّوِه اوُقَفًَأ َو َة َلََّصلا اوُهبَقَأ َو ِ َّاللَّ َةبَتِم َىوُلْتَي َييِذَّلا َّىِإ

﴿ َروُبَت يَّل ًة َربَجِت َىوُج ْزَي

٩٢

Terjemahannya:

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur‟an) dan melaksanakan shalat dan menginfakkan sebagai rezeki yang kami angerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangannya yang tidak akan rugi. 10

Sudah menjadi rahasia umum bahwa minat untuk membaca Al-Qur‟an dikalangan sebagian remaja muslim Indonesia saat ini mulai berkurang. Demikian dilingkungan sekolah, kurangnya minat baca Al-Qur‟an ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.Pada akhirnya, menjadi tugas guru Pendidikan Agama Islam (PAI) lah untuk berupaya untuk meningkatkan kembali minat baca Al-Qur‟an pada siswa tersebut.

Berbagai upaya yang telah dilakukan oleh guru untuk kepentingan hal tersebut.Berhasil atau tidaknya upaya tersebut sangat bertanggung pada berbagai faktor yang mempengaruhuinya.Namun untuk mengkaji lebih mendalam sejauh mana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan kembali minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN No.119 Belalang, perlu dilakukan suatu penelitian lebih lanjut. Hal ini yang yang menyangkut latar belakang di atas untuk

9

M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung:Mizan, 2000), h

(17)

mengambil judul tentang: “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Meningkatkan Minat Baca Al-Qur,an Siswa Di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang?

2. Bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang?

3. Faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an pada Siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui gambaran minat baca Al-Qur‟an pada siswa di SDN 119

Belalang Kabupaten Enrekang

2. Untuk mengetahui strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an pada siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang

3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menghambat dan mendukung guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an pada Siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang.

(18)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peserta Didik

a) Menambah kecintaan peserta didik terhadap Al-Qur‟an. b) Menambah keimanan dan taqwa bagi peserta didik.

c) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam membaca al-Qur‟an. 2. Bagi Guru

a) Menambah wawasan bagi guru terhadapstrategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam membaca Al- Qur‟an.

b) Memberikan motivasi kepada guru maupun calon guru untuk senantiasa meningkatkan minat peserta didik dalam membaca Al-Qur‟an.

c) Dapat memberikan masukan atau koreksi bagi guru terhadap strategi yang digunakan untuk meningkatkan minat peserta didik dalam membaca Al-Qur‟an.

3. Bagi Sekolah

a) Dapat memberi sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran

b) Menambah religiusitas peserta didik oleh guru Pendidikan Agama Islam khususnya melalui strategi yang diterapkan guru Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan minat baca Al-Qur‟an.

(19)

4. Bagi Peneliti

a) Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan secara langsung tentang strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an

b) Dapat mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat penerapan strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca al-Qur‟an serta meningkatkan kualitas diri selaku calon pendidik.

(20)

7

A. Tinjauan Tentang Strategi Guru PAI dan Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia”, strategi merupakan sebuah perencanaan yang panjang untuk berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.Dalam organisasi strategi adalah seperangkat pandangan-pandangan, pendirian-pendirian, prinsip-prinsip, dan atau norma-norma yang ditetapkan untuk keperluan.11

Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian strategi yaitu ilmu dan seni menggunakan sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai, ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang dan kondisi yang menguntungkan, rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasarn khusus dan tempat yang baik menurut siasat perang. 12 Jadi strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan mencapai tujuan.

Pengertian strategi pembelajaran juga dikemukakan oleh Zaini dan Bahri (2003) sebagai berikut:

Strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran, startegi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan

11

Martinis Yamin, Strategi dan Metode Dalam Model Pembelajaran, (Referensi, Gp Press Goup, Ciputat, Jakarta, 2013), h 1.

12

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), h 1340.

(21)

pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Ada empat dasar strategi dalam pembelajaran, yaitu mengidentifikasi apa yang telah diharapkan, memilih sistem pendekatan, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran, menerapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan.49

Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan praktik guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi belajar mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran dikelas.50

Strategi juga merupakan perencanaan, langkah, dan rangkaian untuk mencapai suatu tujuan, maka dalam pembelajaran guru harus membuat suatu rencana, langkah-langkah dalam mencapai tujuan. Penerapan strategi pembelajaran akan didukung oleh metode-metode pmbelajaran, strategi lebih bersifat tidak langsung atau penerapannya sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, berbeda dengan metode yang merupakan cara guru menyampaikan materi pelajaran, maka metode bersifat langsung.

Menurut teori di atas strategi mempunyai peranan yang besar dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi baik waktu, tenaga, dan kesempatan dalam proses pengajaran.

2. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

49

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet, III, h 8.

50

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar atau Micro Teaching, (Jakarta: Quantum Teaching, 2005), h 2.

(22)

a. Berorientasi pada tujuan

Segala aktivitas guru dan peserta didik diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Oleh karena keberhasilan suatu strategi dapat ditentukan dari keberhasilan peserta didik mencapai tujuan tertentu.

b. Aktivitas

Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertntu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.Karena itu, startegi harus dapat mendorong aktivitas peserta didik.

c. Individualitas

Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta didik.Walaupun kita mengajar pada sekelompok peserta didik, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku setiap peserta didik.

d. Integritas

Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi peserta didik.Oleh karena itu, segala upaya guru bukan hanya mengmbangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi aspek afektif dan psikomotorik.51

Setiap startegi memiliki kekhasan sendiri-sendiri.Oleh karenanya guru harus mampu memilih strategi cocok dengan tujuan dan keadaan. Secara umum, prinsip-prinsip di atas dapat dijadikan acuan dalam menetapkan strategi baik itu

51

H. Hamruni, Strategi dan Model-model Pembelajaran Aktif Menyenangkan, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), h 21-22

(23)

strategi yang diterapkan pada proses pembelajaran dikelas maupun rangkaian kegiatan-kegiatan luar kelas.

3. Komponen Strategi Belajar Mengajar

Abuddin Nata, menetapkan beberapa komponen strategi pembelajaran yaitu:

a. Penetapan perubahan yang diharapkan, kegiatan belajar ditandai oleh adanya usaha secara terencana dan sistematika yang ditujukan untuk mewujudkan adanya perubahan pada peserta didik, baik aspek wawasan, pemahaman, keterampilan, sikap dan sebagainya. Dalam menyusun strategi pembelajaran, berbagai perubahan tersebut harus ditetapkan secara spesifik, terencana dan terarah. Perubahan yang diharapkan selanjutnya harus dituangkan dalam tujuan pengajaran yang jelas dan kongkrit, menggunakan bahasa yang operasional dan dapat diperkirakan alokasi waktu dan lainnya yang dibutuhkan.52

b. Penetapan pendekatan. Pendekatan adalah sebuah kerangka analisis yang akan digunakan dalam memahami sesuatu masalah. Dalam pendekatan tersebut terkadang menggunakan tolak ukur sebuah disiplin ilmu pengetahuan, tujuan yang ingin dicapai, langkah-langkah yang akan digunakan, atau sasaran yang dinginkan. Maka langkah yang harus ditempuh dalam menetapkan strategi pembelajaran adalah berkaitan dengan cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat

52

Abuddin Nata, Persfektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009),h 210.

(24)

dan efektif untuk mencapai suatu sasaran. Bagaiamana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian, dan teori apa yang digunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan sangat mempengaruhi hasilnya.53 Dengan demikian, maka seorang guru harus memastikan terlebih dahulu pendekatan mana yang akan digunakan dalam kegiatan belajarnya, apakah pendekatan dari segi sasaran, tujuan, dan sebagainya. c. Penetapan metode. Penetapan metode sangat penting dilakukan dengan

prinsip bahwa metode tersebut harus mencakup guru dan peserta didik. Sesuai dengan paradigma pendidikan dan memperdayakan, maka metode pengajaran itu sebaiknya mampu mendorong motivasi, kreatifitas, inisatif para peserta didik untuk berinovasi, berimajinasi, dan berprestasi.54

Metode pembelajaran mengacu pada strategi penyampaian isi pembelajaran keseluruhan komponen yang ada dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mempengaruhi keefektifan, keefisienan, dan daya tarik isi pembelajaran.Komponen metode penyampaian isi pembelajaran terkait langsung dengan tingkat kompetensi pelaksanaan pembelajaran.

Secara teknis operasional metode penyampaian isi pembelajaran juga mengacu pada cara-cara dalam menyampaikan pembelajaran (menguraikan, memberi contoh dan pemberian latihan) kepada peserta didik lewat ceramah, diskusi, tanya jawab dan lain sebagainya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 53 Ibid, h, 212. 54 Ibid, h, 214.

(25)

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Strategi belajar mengajar

Baik buruknya situasi proses strategi belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil proses belajar mengajar dan tingkat pencapaian hasil proses intruksional itu pada umumnya bergantung pada faktor-faktor yang meliputi:

a. Pengaruh Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa yang berkaitan dengan proses belajar mengajar diantaranya:

1) Kematangan mental dan kecakapan intelektual siswa yang meliputi kecerdasan umum, bakat, dan kecakapan ranah cipta yang diperoleh dari rana pelajaran.

2) Karakteristik ranah rasa siswa meliputi tingkat minat belajar, jenis motivasi belajar, sikap terhadap guru dan mata pelajaran.

3) Kondisi jasmani dan kecakapan ranah karsa siswa yang meliputi kekuatan, kecepatan, koordinasi antar anggota badan.

4) Kondisi rumah dan status sosial keluarga siswa.

5) Usia siswa yang berhubungan erat dengan penyesuaian tingkat kematangan dan perkembangan psikofisik dengan tingkat mata pelajaran yang dipelajari siswa.

b. Pengaruh karakteristik Guru

Karakteristik guru yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar mencakup:

1) Karakteristik intelektual guru meliputi kapasitas rana cipta bawaan dan kemampuan ranah cipta yang nyata.

(26)

2) Kecakapan ranah karsa guru seperti tingkat kefasihan berbicara, tingkat kecermatan menulis, dan menaragakan keterampilan lainnya.

3) Karakteristik ranah karsa guru meliputi tingkat minat, keadaan emosi dan sikap terhadap siswa dan mta pelajaran sendiri.

4) Usia guru yang berhubungan dengan tugas yang diemban.

5) Kelas sosial guru yang berhubungan dengan minat dan sikap guru terutama terhadap profesinya.

c. Pengaruh Interaksi dan Metode.

Dalam setiap proses belajar mengajar disekolah sekurang kurangnya melibatkan empat komponen, yaitu: individu siswa, guru, ruang kelas dan sekelompok siswa. Melalui interaksi guru dan siswa dan interaksi sesama siswa dalam proses belajar mengajar akan menimbulkan perubahan perilaku siswa baik yang berdimensi ranah cipta, ranah rasa maupun ranah karsa. Apabila metode mengajar yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar tepat maka peluang memperoleh hasil pembelajaran para siswa yang sesuai dengan harapan pun akan lebih besar.

d. Karakteristik kesatuan siswa yang dapat mempengaruhi jalannya proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa adalah:

1. Jumlah anggota kelompok

2. Struktur kelompok (jenis kelamin dan usia siswa anggota) 3. Sikap kelompok

4. Kekompakkan anggota kelompok 5. Kepemimpinan kelompok

(27)

e. Pengaruh mata pelajaran

Tingkat kesukaran, keluasan dan kedalaman makna yang terkandung dengan mata pelajaran akan turut memengaruhi sikap dan minat belajar para siswa selama proses belajar mengajar.

f. Pengaruh Lingkungan Alam sekitar

Faktor lingkungan luar yang mendorong kelancaran atau kemacetan proses belajar mengajar meliputi:

1. Lingkungan sekitar sekolah, meliputi: keadaan lingkungan gedung sekolah, kondisi lingkungan sekolah, situasi kultural sekolah juga sistem pendidikan dan organisasi serta adminstrasi sekolah.

2. Lingkungan sekitar rumah siswa, meliputi: tentangga, fasilitas umum, starata sosial masyarakat, dan situasi kultural.55

5. Strategi Guru PAI dalam Pembelajaran

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu cara atau teknik dalam suatu tindakan untuk mencapai tujuan yang ingin ditentukan. Oleh karena itu, semakin bagus strategi yang digunakan, maka proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam akan semakin efektif dan tujuan pembelajaran yang telah digariskan dapat dicapai dengan maksimal.

Menurut Drs. Achmad Rohani HM, M.Pd, yang mengatakan bahwa:

Strategi sering digunakan banyak konteks dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam menifestasikan altivitas pembelajaran.56

55

Supriyadi, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Cakrawala Ilmu, 2012), h 67.

56

(28)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal satu yang menyatakan bahwa:

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.57

Pengertian guru yang didefenisikan oleh Hadari Nawawi, adalah sebagai berikut:

Guru adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran disekolah atau dikelas. Secara lebih khusus lagi guru berarti orang yang bekerjanya di bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak didik mencapai kedewasaan masing-masing.58 Dalam bahasa indonesia, “terdapat istilah guru disamping istilah pengajar dan pendidik. Dua istilah terakhir merupakan bagian tugas terpenting dari guru yaitu mengajar dan sekaligus mendidik siswanya.

Pendidikan berasal dari kata “didik” lalu kata ini mendapatkan awalan pe dan akhiran an sehingga menjadi “pendidikan”, yang artinya: proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan atau proses perbuatan cara mendidik.59

Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term

at-Tarbiyah, at-Ta’dib dan at-Ta’lim. Dari ketiga istlah tersebut term yang paling

populer digunakan dalam praktek Pendidikan Islam adalah term

57

Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

58

Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas sebagai LembagaPendidikan, (Jakarta: Haji Masagung, 1989), h 123.

59

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994) cet, ke 3, h 22.

(29)

Tarbiyah,sedangkan term at-Ta’dib san at-Ta’lim jarang sekali digunakan.

Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan Pendidikan Islam.Sedangkan menurut istilah, Pendidikan Islam adalah suatu sisetem kependidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah.Oleh karena Islam mempedomani seluruh aspek kehidupan manusia baik duniawi maupun ukhwari.

Zakiyah Daradjat mendefinisikan pengertian Pendidikan Agama Islam, yaitu sebagai berikut:

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara meneyluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup.60

Guru Pendidikan Agama Islam adalah seseorang yang memilki usaha sadar mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam guna membentuk pribadi Muslim seutuhnya.

Pengertian di atas lebih menekankan pada usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka untuk mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Siapapun akan menjadi guru/pendidik Pendidikan Agama Islam, asalkan dia memiliki pengetahuan atau kemampuan lebih, mampu menginflikasikan nilai relevan (dalam pengetahuannya itu), yakni sebagai penganut agama yang patut

60

Abd. Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h 130.

(30)

dicontoh dalam agama yang diajarkan, dan bersedia menularkan pengetahuan agama serta nilai-nilai kepada orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam: Q.S Al-Mujadalah Ayat 11





























Terjemahannya:

“Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Yakni Allah mengangkat derajat orang yang berilmu diantara kalian dengan kemuliaan di dunia dan pahala di akhirat. Maka barangsiapa yang beriman dan memiliki ilmu maka Allah akan mengangkat derajatnya dengan keimanannya itu dan mengangkat derajatnya dengan ilmunya pula; dan salah satu dari itu adalah Allah mengangkat derajat mereka dalam majelis-majelis.

Dengan demikian, strategi Guru Pendidikan Agama Islam adalah seseorang yang memilki segala cara dan daya yang dipakai dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, betapa pentingnya pendidikan strategi bagi seorang guru dalam proses pembelajaran untuk memperoleh tujuan tersebut.

6. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam di SD

Dasar adalah landasan untuk berdirinya sesuatu fungsi dasar ialah

memberikan arah tujuan yang akan dicapai dan sekaligus sebagai landasan untuk berdirnya sesuatu. Hubungannya denga pendidikan agama Islam, dasar-dasar

(31)

merupakan pegangan untuk memperkokoh nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

Dasar Pendidikan Agama Islam yang dikemukakan Ahmad D.Marimba adalah “ Firman Tuhan dan Sunnah Rasulullah SAW”. Dalam hadits, Rasulullah SAW Bersabda:

َنَّلَس َو َِْيَلَع ُ َّاللَّ يَّلَص ِالله ُه ْوُس َر َهبَق :َهبَق ٌََُْع ُ َّاللَّ َي ِض َر َة َزْي َزُُ ْيِبَأ ْيَع

اَد ِزَي يَّتَح بَق َّزَفَتَي ْيَل َو ْيِتٌَُّس َو ِالله َةبَتِم بَوُُ َدْعَب ا ْوُّل ِضَت ْيَل ِيْيَئْيَش ْنُنْيِف ُتْم َزَتيًِِّإ

َض ْوَحْلبَّيَلَع

Artinya:

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “ Telah bersabda Rasulullah Shallahu „alaihi wa sallam: „Aku tinggalkan dua perkara kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya yaitu Kitabullah (Al-Qur‟an) dan As-Sunnah (Al-Hadis), serta keduanya tidak akan berpisah sampai keduanya mendatangiku di Telaga (di Surga). (Hadits Shohih Bukhari Riwayat Muslim).61

Dalam hadis di atas, dijelaskan bahwa barang siapa yang benar-benar menghendaki, kembalilah kepada al-Kitab (Al-Qur‟an) dan as-Sunnah (Al-Hadis), yaitu wajib kembali kepada apa yang ada pada diri sahabt Nabi Shallahu ‘alaihi

wa sallam, para tabi‟in dan para pengikut mereka setelah mereka.62

Penyelenggara Pendidikan Agama Islam di Indonesia, ditinjau dari beberapa segi:

a. Dasar Sosiologis

61

Hadits shahih riwayat Muslim (I/93) dan al-Baihaqy (X/114)

62Manhaj as Salafi ‘inda Syaikh Nashiruddin al Albani, h .27, (karya Syaikh „Amr Abdul

(32)

Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosiobudaya, yang mana dengan sosiobudaya itu pendidikan dilaksanakan.Dasar ini juga berfungsi sebagai tolak ukur dari tingkat relevansi outut pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak kehilangan konteks atau tercabut akar masyarakatnya.Prestasi pendidikan hampir tidak berguna jika prestasi itu merusak tatatan masyarakat. Demikian juga masyarakat yang baik akan menyelenggarkan format pendidikan yang baik pula.

b. Dasar Ekonomi

Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali, dan mengatur sumber-sumber serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelajarnnya.Dikarenakan pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan yang bersih, suci, dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat. Ekonomi yang kotor akan menjadikan ketidakberkahan hasil pendidikan. Misalnya, untuk pengembangan pendidikan, baik untuk kepentingan honorarium pendidik maupun biaya operasional sekolah, suatu lembaga pendidikan mengmbangkan sistem rentenir.

c. Dasar Psikologis

Dasar psikologis, yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan betmasyarakat.Pada dasarnya dalam kehidupan manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat diharapkan pada hal-hal

(33)

yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tenteram sehingga memerlukan pandangan hidup.63

Tujuan Pendidikan Agama Islam, istilah “tujuan” atau “sasaran” atau “maksud”, dalam bahasa arab dinyatakan dengan ghayat dan ahdaf atau maqasid. Secara umum istilah-istilah itu mengandung pengertian yang sama, yaitu arah suatu perubahan atau yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.

Berkaitan dengan tujuan pendidikan Islam, Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi berpendapat bahwa:

a. Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah akhlak. Menurutnya, pendidikan budi pekerti merupakan jiwa dari pendidikan Islam. Islam telah memberi kesimpulan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah ruh (jiwa) pendidikan Islam, dan tujuan pendidikan Islam yang sebenarnya adalah mencapai suatu akhlak yang sempurna. Akan tetapi hal ini bukan berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan jasmani, akal, ilmu maupun ilmu pengetahuan praktis lainnya, melainkan bahwa kita sesungguhnya memperhatikan segi-segi pendidikan akhlak sebagaimana halnya memperhatikan ilmu-ilmu lain. Anak-anak membutuhkan kekuatan dalam jasmani, akal, ilmu, dan juga membutuhkan pendidikan budi pekerti, cita rasa dan kepribadian.

b. Memperhatikan agama dan dunia sekaligus. Sesungguhnya ruang lingkup pendidikan Islam tidak hanya terbatas pada pendidikan agama dan tidak pula terbatas hanya pada dunia semata-mata. Rasulullah SAW pernah

63

(34)

mengisyaratkan setiap pribadi dari Ummat Islam supaya bekerja untuk agama dan dunianya sekaligus.64

Oleh karena itu, Pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan pola kepribadian manusia yang bulat melalui lathan kajiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan, dan indra. Pendidikan harus melayani pertumbuhan manusia dalam semua aspeknya, baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, jasmaniah, ilmiah, maupun bahasanya.Tujuan terakhir dari Pendidikan Islam itu terletak dalam realisasi sikap penyerahan dan sepenuhnya kapada Allah, baik secara perorangan, masyarakat, maupun sebagai umat manusia secara keseluruhannya.

Sebagai hamba Allah Shubhanahu Wata‟ala yang berserah kepada khaliknya, ia adalah hamba-Nya yang berilmu pengetahuan dan beriman kecara bulat, sesuai kehendak pencipta-Nya, agar terealisasi cita-cita yang terkandung dalam kalimat ajaran Allah.

7. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam di SD

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan Manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pendidikan Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu sama lain.

64

Muhammad Athiyyah Al-Abrasyi, At-Tarbiyah al-Islamiyah, terjemahan oleh; Abdullah Zaky Alkaaf ( Cet, I: Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h 13.

(35)

Apabila dilihat dari segi pembahasan maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan dsekolah yaitu:

a. Pengajaran Aqidah

Pengajaran aqidah berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran agama Islam, inti dari pengajaran ini adalah rukun Iman.65

b. Pengajaran Akhlak

Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.

c. Pengajaran Ibadah

Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti dengan segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.

d. Pengajaran Fiqih

Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam bersumber pada Al-Qur‟an, sunnah, dan dalil-dalil syar‟i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti temtang hukum-hukum Islam dan melaksankannya dalam kehidupan sehari-hari.

65

Erwati Aziz, Prinsip-prinsip Pendidikan Islam. (Solo : Tiga serangkai pustaka mandiri, 2003), h 99.

(36)

e. Pengajaran Al-Qur‟an

Pengajaran Al-Qur‟an adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Qur‟an dan mengerti arti kandungan yang terdapat dalam ayat-ayat tertentu yang dimaksukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

f. Pengajaran Sejarah Islam

Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan Agama Islam dari awalnya sampai Zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai Agama.66

8. Tugas Guru Pendidikan Agama Islam di SD

Pada dasarnya peranan guru Pendidikan Agama Islam dan guru umum itu sama, yaitu sama-sama berusaha untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang ia miliki kepada anak didiknya, agar mereka lebih banyak memahami dan mengetahui ilmu pengetahuan yang lebih banyak lagi.

Dalam masyarakat Indonesia, guru memegang peranan sangat strategis terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian dan nilai-nilai yang di \inginkan. Peranan guru masih dominan meskipun teknologi yang dimanafaatkan dalam proses pembelajaran berkembang amat cepat. Hal ini disebabkan karena ada dimensi-dimensi proses pendidikan, atau lebih khusus lagi proses pembelajaran, yang diperankan oleh guru yang tidak

66

(37)

dapat digantikan oleh teknologi. Fungsi guru tidak akan bisa seluruhnya dihilangkan sebagai pendidik dan pengajar bagi peserta didik.

Sehubungan dengan hal ini, tenaga pendidik atau (guru) haruslah disiapkan untuk memenuhi layanan interaksi dengan siswa yang beratnggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar menacapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Disamping itu, ia mampu sebagai makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri.

Mengingat begitu pentingnya peranan hubungan antar guru dan peserta didik dalam menetukan keberhasilan pembelajaran, maka guru dituntut untuk mampu menciptakan hubungan yang positif. Guru dituntut untuk menciptakan suasana yang kondusif agar siswa bersedia terlibat sepenuhnya pada kegiatan pembelajaran. Ada lima fungsi guru dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai:

a) Manajer dalam pembelajaran, seorang guru pada hakekatnya berfungsi untuk melakukan semua kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum yang telah ditentukan. Dengan demikian guru bertugas merencanakan, mengorganisasikan, dan mengontrol kegiatan belajar siswa.

b) Fasilisator, seorang guru berfungsi untuk memberikan kemudahan (kesempatan) kepada peserta didik untuk belajar. Guru tidak lagi merangkap sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik, namun guru berperan penting untuk menunjukkan sumber-sumber belajar lain kepada peserta didik.

(38)

c) Moderator, guru bertugas mengatur, mengarahkan, mendorong, dan mempengaruhi kegiatan pembelajaran. Guru merupakan motor atau daya penggerak dari semua komponen pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

d) Motivator, guru harus bisa memotivasi siswa, menciptakan lingkungan dan suasana yang mendorong siswa untuk mau belajar dan memiliki keinginan untuk belajar secara kontinu.

e) Evaluator, guru bertugas mengavluasi (menilai) proses belajar mengajar dan memberikan umpan balik hasil (prestasi) belajar siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun fsikomotorik.67

Secara umum bertugas mendidik anak baik agar tercipta perkembangan dalam diri anak didiknya secara maksimal sesuai dengan nilai-nilai islam. Karena pada dasarnya guru adalah direoctor of learning, yakni orang yang harus mengarahkan kegiatan belajar siswa sehingga rencana bisa tercapai dengan baik.

Menjadi seorang guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tidaklah sekedar hanya bertugas mengajar pada peserta didiknya saja, akan tetapi seorang guru PAI pada dasarnya memiliki dua tugas pokok, yaitu:

a) Tugas instruksional

Yaitu menyampaikan berbagai pengetahuan dan pengalaman agama kepada peserta didiknya untuk dapat diterjemahkan ke dalam tingkah laku dalam kehidupannya.

67

Cicih Sutarsih. Etika Profesi, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementrian Agama RI.2012), h 5-7

(39)

b) Tugas moral

Yaitu mengembangkan dan membersihkan jiwa peserta didik agar dapat mendekatkan diri kepada Allah, menjauhkan diri dari keburukan dan menjaganya agar tetap pada fitrahnya yaitu religiusitas.68

Menurut al-Ghazali, tugas utama guru Pendidikan Agama Islam adalah, sebagai berikut:

Menyempurnakan, membersihkan, dan menyucikan hati peserta didik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.Sejalan dengan pendapat ini, an-Nahlawi mengatakan bahwa ada dua tugas utama guru PAI yaitu pertama, fungsi penyucian, yakni berfungsi sebagai pembersih, pemelihara, dan pengembangan fitrah manusia.Kedua, fungsi pengajaran, yakni menginternalisasikan dan mentransformasikan pengetahuan dan nilai-nilai agama Islam kepada peserta didik.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2010 Pasal 1 ayat (7) tentang Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah, guru Pendidikan Agama Islam adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, memberi teladan, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Secara garis besar penulis dapat menyimpulkan sebagai seorang guru PAI hendaknya mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk mengajar, mendidik dan membimbing peserta didik dengan memberikan nilai-nilai agama Islam, sehingga nilai-nilai tersebut tertanam pada diri peserta didik dengan dicerminkan melalui kepribadian dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari serta mengembangkan fitrah keagamaannya agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

68

(40)

B. Minat Baca Al-Qur’an

1. Pengertian Minat Baca Al-Qur’an

Minat merupakan salah satu faktor psikis yang mebantu an mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ditinjau dari segi bahasa, minat adalah “kecendrungan” hati yang tinggi terhadap sesuatu keinginan.69

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar mendefinisikan bahwa minat adalah kecendrungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.70

Dari beberapa pengertian di atas dapat dsimpulkan bahwa minat adalah suatu kecendrungan yang erat kaitannya dengan perasaan individu terutama perasaan senag (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai dengan kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya.Sesuatu yang di anggap berharga tersebut dapat berupa aktivitas, orang, pengalaman, atau benda yang dapat di jadikan stimulus atau rangsangan yang memerlukan respon terarah.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Anak didik yang berminat terhadap sesuatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah mengahafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berajalan lancar bila disertai minat. Minat merukan alat motivasi yang utama dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu.Oleh karena itu, seorang guru

69

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus BesarBahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), h 957.

70

(41)

perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami anak didik.71

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untukmemperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penu;is melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Aktivitas membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Maka untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca.

Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan islam telah menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah SWT dalam Surah Al-Alaq 1-5:

َقَلَخ ۡىِذَّلا َلِّب َر ِن ۡسبِب ۡا َزۡقِا

﴿

1

قَلَع ۡيِه َىبَسًِۡ ۡلۡا َقَلَخ ﴾

﴿

2

ُم َز ۡمَ ۡلۡا َلُّب َر َو ۡا َزۡقِا ﴾

﴿

3

ِنَلَقۡلبِب َنَّلَع ۡىِذَّلا

﴿

4

ۡنَل ۡعَي ۡنَل بَه َىبَسًِۡ ۡلۡا َنَّلَع ﴾

﴿

5 Terjemahannya:

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptkan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.72

Kata Iqra‟ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini menunjukkan bahwa iqra‟, yang diterjmahkan dengan “bacalah” tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Dalam kamus-kamus bahasa, arti kata tersebut antara lain, menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti,

71

Syaiiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2011), h 167

72

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid Warna dan Terjemahan, (Jakarta: Syaamil, 2005), h 597.

(42)

mengetahui cirinya dan sebgaianya, yang pada hakekatnya “menghimpun” merupakan arti akar kata tersebut.73

Obyek membaca menyangkut suatu bacaan yang bersumber dari Tuhan (Al-Qur‟an atau kitab suci sebelumnya) dan juga suatu kitab yang merupakan himpunan karya manusia atau dengan kata lain bukan bersumber dari Allah.

Membaca disini dapat dipahami bahwa membaca tidak hanya melafalkan atau mengucapkan kata-kata yang dilihat, melainkan disertai juga dengan mengerti, memahami, mengamalkan terhadap kata-kata dibacanya.

Al-Qur‟an secara bahasa artinya adalah bacaan atau yang dibaca. Al-Qur‟an secara istilah juga mempunyai definisi, diantaranya yaitu:

a. Al-Qur‟an adalah firman Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul melalui perantara malaikat jibril yang tertulis dalam mushaf dan disampaikan kita secara Mutawatir, dan membacanya bernilai ibadah yang dimulai dari surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.

b. Al-Qur‟an adalah lafal berbahasa arab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang disampaikan secara mutawatir, yang diperintahkan membacanya, yang menantang setiap orang (untuk menyusun walaupun) dengan (membuat) surat yang terpendek dari pada surat-surat didalamnya.74

Dari Habsy ash-Shiddieqy mengemukakan, bahwa Al-Qur‟an adalah kitab (wahyu) Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya, Muhammad bin Abdillah,

73

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 1992), h 167.

74

Aminuddin, et. Al., Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan Tinggi Umum, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h 45-46.

(43)

lafadz dan maknaa yang ditulis di dalam mushaf yang dinukilkan dengan jalan mutawatir dan membacanya suatu perbuatan ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.”

Dari ringkasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Al-Qur‟an adalah kitab Allah yang mengandung firman-Nya, yang diberikan kepada penutup para Rasul dan Nabi-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW, Al-Qur‟an diwahyukan oleh Allah Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril yang diturunkan secara mutawatir untuk dijadikan sebagai pedoman bagi setiap umat muslim yang ada dimuka bumi. Sebagaimana firman Allah SWT.

Dalam Q.S. Al-Isra‟: 105‟:

ا ًزيِذًَ َو ا ًزِّشَبُه َّلِۡإ َكبٌَْلَس ْرَأ بَه َو ۗ َه َشًَ ِّقَحْلبِب َو ٍُبٌَْل َشًَْأ ِّقَحْلبِب َو

Terjemahannya:

Dan kami turunkan (Qur‟an) itu dengan sebenar-benarnya dan Al-Qur‟an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran.Dan kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa bertita gembira dan pemberi peringatan.75

Dengan demikian yang di maksud minat membaca Al-Qur‟an adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri seseorang yang menimbulkan suatu aktivitas kegiatan membaca Al-Qur‟an. Manakalah minat membaca Al-Qur‟an tumbuh, keyakinan agama pun telah tertanam, maka pengetahuan tentang manfaat sesuatu akan memudahkan bangkitnya minat yang lebih besar. Makin kuat pengetahuan tentang manfaat minat makin bersemangat ia melakukan sesuatu. Makin matang kesadarnnya tentang manfaat membaca akan menguatlah kecintaanya terhadap kegiatan tersebut.

75

(44)

2. Fungsi dan Pentingnya Minat

Pada umumnya semua orang selalu cenderung terhadap sesuatu yang menarik perhatiannya, karena sesuatu itu indah dan mengagumkan, sehingga menimbulkan simpati dan menaruh perhatian. Begitu pula setiap individu memiliki kecendrungan selalu ingin berhubungan dengan lingkungannya dan ia sanggup dengan cara-cara tertentu. Jika ia menemukam suatu objek yang bisa dihubungi, maka ia menaruh minat terhadapnya. Jika seseorang menaruh minta terhadap sesuatu, maka hal ini suatu motif yang menyebabkan ia berhubungan secara aktif dengan sesuatu yang menarik tersebut. Dan minat tersebut adalah dapat memudahkan individu dalam mempelajari atau mengerjakan sesuatu, meningkatkan semangat belajar atau kerja, mendorong untuk melakukan suatu kegiatan walaupun sangat berat, dan senantiasa senang dalam mengerjakan sesuatu yang diminati.76

3. Cara Menumbuhkan dan Membangkitkan Minat

Kegiatan yang menarik, biasanya sesorang antusias dan bersemangat

untuk mempelajarinya.Hal itu tidak terlepas adanya minat dalam sesseorang tersebut.Untuk memunculkan semangat agar tidak timbul rasa malas dan bosan, maka perlu adanya faktor pendukung.Upaya-upaya tersebut antara lainn dengan menumbuhkan dan membangkitkan minat.

a. Cara menumbuhkan minat

Menurut Agus Sujanto ada beberapa cara untuk menumbuhkan minat, diantarannya.

76

Woodworth, Psikologi Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa, (Bandung: Jemmars, 1977), h 73.

(45)

1) Mencari sesuatu yang menarik perhatian dari bagian bahan yang dipelajari. Bila tertarik itu awal konsetrasi.

2) Merencanakan belajar dengan matang dan menggunakan metode secara benar.

3) Mencari sesuatu dari pelajaran tersebut yang cukup sukar untuk dimengerti dan berusaha menyelidiki kebenaran dari pelajaran tersebut.

4) Niat yang kuat, artinya kemauan yang keras disertai keyakinan.

5) Tidak bersikap meringankan dan memberatkan suatu pelajaran, sebab masing-masing mempunyai manfaat yang sama.77

b. Cara Membangkitkan Minat

Diantara usaha-usaha yang dilakukan untuk membangkitkan minat belajar pada anak dapat ditempuh dengan cara:

1. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif

2. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan

3. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik dalam konteks perbedaan individual anak didik

4. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberiakan denga persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran.78

77

Agus Sujanto, Bimbingan ke Arah Belajar yang Sukses, (Jakarta: Aksara Baru, 1991),h 75-76

(46)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca Al-Qur’an

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat seseoarang terhadap sesuatu itu.Salah satu pendorong dalam keberhasilannya adalah minat membaca yang tinggi. Minat membaca itu tidak muncul dengan sendirinya akan tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi munculnya minat seseorang. Sehingga minat baca Al-Qur‟an akan muncul apabila ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat baca Al-Qur‟an antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal ini merupakan faktor yang ada atau datang dari dalam diri seseorang. Dalam minat baca terdapat dua jenis hal yang dapat mempengaruhinya yaitu:

1) Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong manusia untuk betindak melakukan sesuatu.Abdul Rahman shaleh dalam bukunya mengatakan bahwa motivasi dapat di bedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi eksrtinsik.

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan yang disukainya.Berminat dalam membaca Al-Qur‟an karena menyukainya.Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang dari luar diri seseorang, seperti motivasi dari orang tua, guru, dan sahabat.

78

H.C. Whitherington, Teknik-Teknik Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1982), h 79-80.

(47)

2) Bakat

Secara umum Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga dapat diartikan sebagai sifat dasar kepandaian seseorang yang dibawah sejak lahir.79Dalam hal membaca Al-Qur‟an bakat juga mempengaruhi seseorang, jika seseorang tersebut mempunyai bakat dalam membaca Al-Qur‟an maka siswa akan lancar membaca dan menyukai apa yang dibaca.

b. Faktor Eksternal

Dorongan yang berasal dari luar mencakup lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sekitar.

1) Keluarga

Dalam mempengaruhi minat baca Al-Qur‟an keluarga sangat berperan penting keluarga adalah organisme yang terdiri dari banyak badan atau kesatuan.80

2) Teman dan Masyarakat sekitar

Melalui peragulan seseorang akan dapat terpengaruh arah minat belajarnya oleh teman dan masyarakat disekitar, khusunya teman akrab. Pengaruh teman sangat besar karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktifitas bersama untuk mengurangi bahan yang ada didalam dirinya.81

79

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h 133.

80

Sofyan S Willis, Konseling Keluarga, (Bandung: Alfabeta, 2009), h 50.

81

(48)

Dari uraian diatas dapat kita pahami bahwa faktor internal dan eksternal adalah faktor yang mempengaruhi minat baca Al-Qur‟an siswa, dan kedua faktor tersebut sangat berperan penring dalam meningkatkan minat baca siswa.Jika kedua faktor tersebut diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari maka sangat membantu siswa dalam menumbuhkan minat baca Al-Qur‟an.

(49)

36

A. Jenis Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriktif karena berdasarkan tujuan penelitian serta hasil yang ingin dicapai yang cenderung untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang hal yang dikaji, menggambarkan teori, dan bagaimana menggambarkan realitas terhadap sasaran yang dikaji.

Penelitian deskriptif berarti memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasikannya, menganalisa dan menginterprestasikannya.82

Penelitian kualitatif boleh juga diartikan sebagai suatu peneltian yang mendispripsikan data dalam bentuk uraian, temuan lapangan yang dikemukakan dengan berpegang pada prinsip etnis dan memahami realitas, penulis tidak bersifat penafsiran atu evaluasi.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di SDN 119 Belalang, Kelurahan Mataran, Kecamatan Anggeaja, Kabupaten Enrekang.

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam, siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang dan orang tua.

82

(50)

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian merupakan suatu penentuan objek yang akan diteliti sehingga peneliti ini menjadi lebih terarah. Adapun fokus penelitian yaitu:

1. Strategi Guru PAI 2. Minat Baca Al-Qur‟an

D. Deskripsi Fokus Penelitian

Untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk menyamakan persepsi, maka terlebih dahulu penulis mengemukakan deskripsi fokus penelitian yang akan dikaji:

1. Strategi Guru PAI

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam adalah sesuatu pengetahuan yang menggunakan cara atau metode yang harus dilakukan untuk mencapai sesuatu sasaran yang ingin ditentukan. Dihubungkan dengan meningkatkan minat baca Al-Qur‟an siswa, Guru PAI harus mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.

2. Minat Baca Al-Qur‟an

Minat Baca Al-Qur‟an adalah suatu cara atau prosses penyerapan yang dilakukan pendidik dengan melakukan starategi terhadap siswa untuk melafalkan bacaan AL-Quran dan meningkatkan minat siswa dak membacanya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa deskripsi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana Strategi Guru PAI dalam

(51)

Meningkatkan Minat Baca Al-Qur‟an Siswa Di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang.

E. Sumber Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau sebagai tempat penelitian yang ingin diteliti. Sedangkan, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mewancarai langsung guru Pendidikan Agama Islam dan mengamati peserta didik terpilih sebagai informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitian tersebut.Dalam hal ini peneliti menggunakan data untuk mendapatkan informasi langsung tentang strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kab.Enrekang.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau dokumen.42Data sekunder berupa data-data yang tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan.

42

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Cet. 27; Bandung: Alfabeta, 2017), h 225.

(52)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai pengumpul data utama, hal ini dilakukan karena peneliti memahami kaitan kenyataan-kenyataan dilapangan seperti interaksi antar objek dan subjek.Peneliti sebagai perencana, pelaksana, menganalisis, menafsirkan hingga pelaporan hasil penelitian.Penelitian juga menggunakan insrtumen bantuan seperti kamera daftar catatan dan alat tulis.

1. Pedoman Observasi

Pedoman observasi yaitu berupa teknik yang digunakan sebagai pencatat dalam melaksnakan observasi baik secara langsung maupun tidak langsung.Berdasarkan keterangan diatas teknik observasi sangat sederhana tidak membutuhkan biaya yang terlalu besar. Berhubungan dengan penelitian penulis, observasi ini merupakan langkah awal untu mendapatkan informasi tentang apa yang akan diteliti. Dalam observasi ini, peneliti menggunakan kamera untuk merekam kejadian yang penting suatu peristiwa baik dalam bentuk foto ataupun video.

Merupakan satu teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung melalui tanya jawab sevara lisan dengan narasumber. Peneliti melakukan wawancara dengan guru pendidikan agama Islam, informan diberikan beberapa pertanyaan terkait dengan strategi guru pendidikan agama Islam dalam meningkatkan minat baca Al-Qur‟an siswa di SDN 119 Belalang Kabupaten Enrekang, dengan menggunakan alat pendukung dalam wawancara berupa buku catatan, tape recorfder, kemudian mencatat hasil wawancara.

(53)

2. Pedoman Wawancara

Wawancara yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, beratatp muka dan mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan. 43 Jadi teknik wawancara dalam penelitian ini di gunakan untuk mendapatkan informasintentang secara langsung dari informasi, untuk mencari informasi, untuk mencari informasi dan data yang lebih jelas.

Jenis wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara terstruktur, yang di maksud wawancara terstruktur adalah jenis wawancara dimana pewawancara ( interviewer ) menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan di ajukan.

3. Catatan Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, hambar, atau karya-karya monumental dari sesorang. Pada tahap ini peneliti meminta beberapa dari staf di SDN 119 Belalang, tentunya berkait dengan kegiatan yang akan diteliti..

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara: Riset lapangan, yaitu cara pengumpulan data penulis turun langsung ke lapangan. Oleh karena itu data yang dikumpulkan ini bersifat empiris. Kemudian dalam penelitian lapangan ini penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data, sebagai berikut:

43

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktirk, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h 1

(54)

1. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.

2. Wawancara adalah suatu bentuk verbal yaitu semacam percakapan yang betujuan memperoleh informasi.

3. Dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.44

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasiknnya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Analisis data merupakan rangkaian kegiatan penelaahan, pengelompokkan, sistematisasi, penafsiran dan ferifikasi data agar sebuah fenomena memiliki nilai sosial, akademis dan ilmiah. Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sample melalui instrumen yang dipilih dan akan digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian atau untuk menguji hipotesa yang diajukan melalui penyajian data

Data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi disusun dengan berkelompok dengan berkelompok sesuai dengan rumusan masa;ah, baru kemudian dilakukan analisi dengan pendekatan kualitatif. Analisa ini dilakukan dengan tekhnik analisis induktif.

Analisis induktif adalah pengambilan kesimpulam dimulai dari analisis berbagai data yang terhimpun dari suatu penelitian, kemudian bergerak kearah

44

Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu sosial lainnya. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h 121.

(55)

pembentukan kesimpulan kategoris atau ciri-ciri umum tertentu.45Oleh karena itu, tekhnik analisis induktif ini dimulai dari pekerjaan klasifikasi data.Dalam konteks ini penulis berusaha menggali data-data dari lapangan yang selanjutnya dipaparkan dalam suatu paparan data kemudian dianalisis dengan tekhnik induktif ini.

45

Burhan Bungin, 2001, Metodologi Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga Universitas Press), h290.

Gambar

Tabel 2.2    Data  kepala  sekolah  dari  periode  didirikan  sekolah
Tabel  2.2  Data  Kepala  Sekolah  dari  Periode  di  Dirikan  Sekolah  Sampai  Sekarang
Tabel 2.3 Keadaan Guru SDN 119 Belalang
Tabel  2.5    Fasilitas  Pembelajaran  di    SDN  119  Belalang  Kabupaten  Enrekang.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan kajian ini adalah untuk mengenalpasti tahap pengetahuan dan penggunaan komputer dalam kalangan guru-guru di tiga buah sekolah menengah teknik di Kuala

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME atas karunia dan rahmat- Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan baik pra rencana pabrik ini yang berjudul “ Pabrik Methyl

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab permasalahan pada rumusan masalah yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh karakteristik auditor terhadap kualitas audit

Penetapan daerah pemilihan dan alokasi kursi setiap daerah pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam

Ucapan yang menyejukkan akan meninggalkan kesan yang positif bagi orang lain. Setidaknya, ucapan sejuk yang kita kemukakan akan menjadi modal untuk memperoleh respon

Broken home biasanya digambarkan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orangtua yang tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di

Hal positif ini juga serupa dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Iqbal, dkk (2013) dengan judul penelitian yaitu Impact of performance appraisal