• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PLANT LAYOUT DAN PLANT DESIGN TERHADAP COMPETITIVE ADVANTAGES TOSERBA YOGYA HZ MUSTOFA TASIKMALAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PLANT LAYOUT DAN PLANT DESIGN TERHADAP COMPETITIVE ADVANTAGES TOSERBA YOGYA HZ MUSTOFA TASIKMALAYA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PLANT LAYOUT DAN PLANT DESIGN TERHADAP COMPETITIVE ADVANTAGES TOSERBA YOGYA HZ MUSTOFA

TASIKMALAYA

FEBRI LESTARI NPM. 093402064

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Email: febrimbiie@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis plant layout yang sudah diterapkan, plant design, competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya, serta pengaruh plant layout dan plant design terhadap competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan sampel sebanyak 96 responden yang diambil untuk mewakili jumlah pengunjung perminggu Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa plant layout yang diterapkan Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, plant design Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya termasuk dalam klasifikasi baik, serta plant layout dan plant design berpengaruh secara simultan terhadap competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya. Selain itu, plant layout dan plant design berpengaruh secara parsial terhadap competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya

(2)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF PLANT LAYOUT AND PLANT DESIGN TO COMPETITIVE ADVANTAGES TOSERBA YOGYA HZ MUSTOFA

TASIKMALAYA

The objects of this research were to knew and analyzed the implementation of plant layout, plant design, competitive advantage Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya, and the influence of plant layout and plant design to competitive advantage Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya. The research method used was survey method. Techniques of data collection using interviews, questionnaires, and literature study. The sampling technique using accidental sampling with a sample size of 96 respondents taken to represent the number of visitors every week. Data analysis techniques using path analysis. Based on survey results show that the plant layout is applied by Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya is good classification, plant design Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya is good classification, competitive advantages in Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya is good classification, as well as plant layout and plant design simultaneously effect on the competitive advantages in Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya. Beside that, plant layout and plant design partially effect on the competitive advantages in Toserba Yogya HZ MustofaTasikmalaya.

Keywords: plant layout, plant design, competitive advantages.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator paling nyata kegiatan ekonomi masyarakat di suatu wilayah. Salah satunya yaitu perdagangan eceran atau sekarang kerap disebut perdagangan ritel. Ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga. Mereka

(3)

menjual barang atau jasa langsung kepada konsumen. Dalam pengertian lazimnya, retailler (pedagang ritel) adalah mata rantai terakhir dalam proses distribusi. Industri ritel di Indonesia berkembang dari gerai tradisional ke gerai modern berupa supermarket. Kemudian, terjadi peningkatan gerai modern yang lebih pesat lagi, berupa department store, hypermart, supermarket, dan minimarket.

Perkembangan ritel atau pasar eceran yang begitu pesat, berdampak semakin tingginya persaingan memperebutkan pangsa pasar pada dunia usaha saat ini. Perusahaan yang ingin berhasil pada saat ini harus mempunyai daya saing. Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan, dan tidak unggul berarti tidak ada alasan bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang.

Perusahaan-perusahaan yang mampu menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas baik adalah perusahaan yang efektif dalam arti akan mampu bersaing. Seperti yang dikatakan Porter (1998:1) dalam Muhardi (2007:36) menyatakan : “Competition is at the core of the success or failure of firms”. Persaingan adalah inti dari kesuksesan atau kegagalan perusahaan. Kesuksesan bisa mendorong perusahaan untuk lebih dinamis dan bersaing dalam menghasilkan produk serta memberikan layanan terbaik bagi pasarnya, sehingga persaingan dianggapnya sebagai peluang yang memotivasi. Sedangkan kegagalan akan memperlemah perusahaan yang bersifat statis, takut akan persaingan dan tidak mampu menghasilkan produk-produk yang berkualitas, sehingga persaingan merupakan ancaman bagi perusahaanya.

Salah satu yang mempengaruhi daya saing yaitu tata letak yang baik. Tata letak mempunyai banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang terkooordinir dengan baik akan mempengaruhi efisiensi perusahaan, pembentukan laba perusahaan, dan kelangsungan perusahaan. Dengan keefisienan perusahaan maka akan memicu pembentukan laba perusahaan karena biaya yang akan dikeluarkan rendah sehingga kelangsungan perusahaan pun dapat berjalan dengan lancar. Selain itu tujuan strategi tata letak adalah untuk membangun tata letak yang ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.

(4)

Tata letak yang sudah terkoordinir dengan baik tersebut akan terlihat sempurna jika dilengkapi dengan desain bangunan yang dirancang sedemikian rupa. Desain bangunan yang dirancang harus dapat melindungi seluruh fungsi operasi pada suatu perusahaan. Seperti yang dikatakan oleh Sritomo Wignjosoebroto (2009:11) yang menyatakan bahwa desain bangunan perusahaan harus mampu melindungi baik dari segi keamanan maupun keselamatan segala fasilitas-fasilitas produksi yang ada di dalamnya. Sehingga proses operasi pada suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik dan keterjagaan fungsi operasi akibat desain bangunan ini secara tidak langsung memungkinkan untuk mempengaruhi daya saing operasi perusahaan.

Di sepanjang jalan H.Z. Mustofa Tasikmalaya terdapat pusat hiburan atau pusat perbelanjaan berupa supermarket, factory outlet, pertokoan ataupun mall. Hal tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat persaingan perdagangan ritel di wilayah tersebut. Berbagai fasilitas disediakan pada setiap perusahaan tersebut. Namun tidak semua perusahaan ritel mempunyai fasilitas yang nyaman dan lengkap untuk para konsumennya. Toserba Yogya adalah salah satu perusahaan ritel yang bisa dibilang perusahaan yang besar di wilayah tersebut.

Toserba Yogya baru-baru ini merenovasi beberapa fasilitas pelayanannya. Dari mulai tempat parkir, Toserba Yogya memperluas tempat parkirnya dengan menggunakan 3 lahan parkir yaitu di depan, belakang dan di atas gedung. Desain bangunan tempat parkir yang dapat melindungi kendaraan bermotor tersebut membuat para pengunjung merasa nyaman dan aman menggunakan fasilitas parkir di Toserba Yogya tersebut. Selain itu Toserba Yogya juga bekerjasama dengan perusahaan jasa parkir untuk mengelola tempat parkir tersebut. Dengan cara pelelangan lahan parkir yang telah disediakan kepada beberapa perusahaan jasa parkir yang ada pada saat ini. Dengan begitu perusahaan tidak harus repot-repot untuk mengontrol tingkat pengunjung yang datang dan mengkoordinir kendaraan yang keluar masuk. Selain itu pula perusahaan dapat mengefisiensi suatu operasi untuk jangka panjang dan itu berhubungan dengan salah satu indikator daya saing yaitu low cost. Karena biaya pajak lahan parkir sudah di atur oleh perusahaan jasa parkir yang berada di Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

Bangunan gedung Toserba Yogya pun di perluas dari mulai lantai 1 sampai lantai 3. Dengan perluasan tersebut seolah-olah membuat gedung terlihat lebih rapi

(5)

dan terkoordinir dengan baik dengan tata letak yang sudah dirancang sedemikian rupa. Selain itu membuat para konsumen nyaman dalam berbelanja karena tidak harus berdesakan dengan bangunan yang cukup luas. Lantai 1 digunakan untuk fashion, berbagai macam merk ternama telah tersedia dengan kualitas yang tidak usah diragukan lagi. Dari mulai perlengkapan bayi sampai orang dewasa semua kelengkapan pakaian tersedia di area fashion tersebut. Dengan pengelompokan kategori pakaian sesuai segmen pasar yang di tata dengan rapi membuat konsumen lebih mudah dan nyaman dalam berbelanja di area fashion tersebut. Lantai 2 digunakan untuk supermarket, berbagai macam kebutuhan sehari-hari tersedia dengan berbagai macam produk yang ditawarkan. Dengan tata letak penempatan produk-produk yang disusun dan dikelompokan secara rapi dan teratur dapat memudahkan para konsumen berbelanja di supermarket tersebut. Lantai 3 digunakan untuk hiburan dan food court. Desain food court yang di rancang secara minimalis namun terkesan mewah, selain itu dengan layout tempat duduk dan outlet makanan cepat saji yang begitu rapi tersebut nampak membuat para pengunjung merasa nyaman melihat banyak pengunjung yang sering menggunakan food court tidak hanya untuk sekedar menghilangkan haus dan lapar tetapi juga sebagai tempat berkumpul bersama dan tidak jarang juga banyak pelajar yang mengerjakan tugas di sana.

Berbagai inovasi telah dilakukan oleh Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya. Dengan tata letak yang telah tersusun rapi dan terkoordinir serta desain bangunan yang sudah direnovasi dengan perluasan lahan, saat ini Toserba Yogya terlihat lebih unggul dari para pesaingnya. Melihat para pesaing yang berada di wilayah tersebut dalam hal tata letak dan desain bangunannya tidak lebih unggul dari Toserba Yogya. Sehingga saat ini Toserba Yogya telah siap menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi. Akan tetapi belum diketahui apakah terdapat pengaruh dari plant layout dan plant design terhadap competitive advantages tersebut dan seberapa besar kedua faktor itu mempengaruhi competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa.

(6)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasakan latar belakang masalah yang diuraikan,penulis dapat merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana pengaruh plant layout dan plant design terhadap competitive advantages di Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.”

1.3. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis penelitian yakni :

“Plant Layout dan Plant Design berpengaruh terhadap Competitive Advantages”

II. METODE PENELITIAN

2.1. Sampel Sasaran

Sampel diambil sebanyak 96 responden yang mewakili dari jumlah pengunjung Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya setiap minggunya. Teknik yang digunakan yaitu accidental sampling, yaitu bentuk sampling nonprobabilitas dimana anggota sampelnya yang dipilih, diambil berdasarkan kemudahan mendapatkan data yang diperlukan, atau dilakukan seadanya, seperti mudah ditemui atau dijangkau atau kebetulan ditemukan.

2.2. Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yang terdiri dari dua variabel bebas (independent variable), yaitu Desain Bangunan (X1), dan Lingkungan Kerja (X2).

Sedangkan variabel terikat (dependent variable) adalah Daya Saing Operasi (Y). Teknik yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Tujuan digunakan analisis jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) terhadap variabel Y, serta untuk mengetahui pengaruh antar variabel X. Dalam analisis jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama – sama. Selain itu juga, tujuan dilakukannya analisa jalur adalah

(7)

untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat.

Tahapan dari analisis jalur adalah sebagai berikut:

1. Membuat diagram jalur dan membaginya menjadi beberapa sub-struktur

2. Menentukan matrik korelasi di mana data mentah yang digunakan adalah berasal

3. Menghitung matrik invers dari variabel independent

4. Menentukan koefisien jalur, tujuannya adalah mengtahui besarnya pengaruh dari suatu variabel independent terhadap variabel dependent

5. Menghitung R y(x x ...xk ) yang merupakan koefisien determinasi total 6. Menghitung koefisien jalur variabel residu

7. Uji keberartian model secara keseluruhan menggunakan uji F 8. Uji keberartian koefisien jalur secara individu menggunakan uji-t.

2.3. Pengujian Hipotesis

Pengujian secara keseluruhan mengetahui ada tidaknya pengaruh Xi terhadap Y digunakan uji F.

Adapun kriteria hipotesis secara simultan sebagai berikut:

H0 : PYXi = 0, secara keseluruhan variabel plant layout dan plant design

tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap variabel competitive advantages di Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

Ha : sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi ≠ 0,

berarti secara keseluruhan variable plant layout dan plant design mempunyai pengaruh yang berarti terhadap variabel competitive advantages di Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

Dengan derajat kebebasan df1=k -1 dan df2=n – k dan tingkat kepercayaan 95%

atau α = 0.05. Dimana k adalah jumlah variabel (bebas + terikat) dan n adalah jumlah observasi/sampel, maka :

H0 diterima jika sig. > alpha (0.05)

H0 ditolak jika sig. < alpha (0.05)

Pengujian keberartian koefisien jalur secara parsial digunakan uji t. Kriteria Hipotesis secara parsial:

(8)

H01 : Tidak terdapat pengaruh plant layout terhadap competitive advantages

di Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

Ha1 : Terdapat pengaruh plant layout terhadap competitive advantages di

Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

H02 : Tidak terdapat pengaruh plant design terhadap competitive advantages

di Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

Ha2 : Terdapat pengaruh plant design terhadap competitive advantages di

Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

Dengan derajat kebebasan (df) = k dan (n-k-1) dan tingkat kepercayaan 95% atau α = 0.05, maka :

H0 diterima jika alpha (0,05) < sig

H0 ditolak jika sig > alpha (0,05)

Untuk mempermudah perhitungan dalam penelitian ini digunakan program SPSS 16.0 dan Microsoft Office Excel 2007.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh secara simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, dimana total pengaruh dari variabel X atau R2 sebesar 0,108 artinya jika plant layout (X1) dan plant

design (X2) bersama-sama meningkat atau memberikan dampak positif, maka

competitive advantages (Y) pun akan memberikan dampak positif atau meningkat pula. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8

Formula Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Antara Plant Layout (X1), Plant Design (X2), dan

Competitive Advantages (Y)

No Nama Variabel Formula Hasil

1 Plant Layout

a. Pengaruh Langsung X1 Tehadap Y (0,214)(0,214) 0,04579

b. Pengaruh Tidak Langsung X1 Melalui X2 (0,214)(0,226)(0,111) 0,00536

(9)

2 Plant Design

c. Pengaruh Langsung X2 Tehadap Y (0,226)(0,226) 0,05107

d. Pengaruh Tidak Langsung X2 Melalui X1 (0,226)( 0,111)(0,214) 0,00536

Pengaruh X2 Total Terhadap Y 0,05107+ 0,00536 0,05643

Total Pengaruh X1, X2 terhadap Y 0,05115+ 0,05643 0,10758

Pengaruh lain yang tidak diteliti 1 – 0,10758 0,89242

Tabel 4.8 menunjukan bahwa variable plant layout (X1) dan plant design (X2)

berpengaruh terhadap competitive advantages (Y), sebesar 0,108 atau 10,8%. Ada pengaruh lain yang tidak penulis teliti, yaitu sebesar 0,892 atau 89,2%. Layout toserba membantu meningkatkan penjualan yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing. Begitu juga dengan plant design (desain bangunan) akan mempengaruhi semua kegiatan di dalam perusahaan. Maka dari itu plant layout dan plant design (desain bangunan) adalah salah satu faktor yang bisa mempengaruhi keunggulan bersaing suatu perusahaan. Pengujian Hipotesis Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .328a .108 .089 6.15845 a. Predictors: (Constant), X2, X1 ANOVAb Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 425.793 2 212.897 5.613 .005a

Residual 3527.165 93 37.927 Total 3952.958 95

a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y

(10)

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 22.845 4.571 4.998 .000 X1 .197 .091 .214 2.172 .032 X2 .217 .094 .226 2.296 .024 a. Dependent Variable: Y Correlations X1 X2 X1 Pearson Correlation 1 .111 Sig. (2-tailed) .284 N 96 96 X2 Pearson Correlation .111 1 Sig. (2-tailed) .284 N 96 96

Dari hasil perhitungan diketahui bahwa F hitung adalah sebesar 5,613 atau sig. (0,005)  alpha (0,05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Diterimanya hipotesis alternatif menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% plant layout dan plant design berpengaruh secara simultan terhadap competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

Untuk melihat pengaruh plant layout terhadap competitive advantages dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara plant layout (X1) terhadap competitive advantages (Y) dapat dilihat dari hasil

(11)

sebesar 2,172 atau sig. (0,032)  alpha (0,05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sehingga plant layout secara parsial berpengaruh signifikan terhadap competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

Untuk melihat pengaruh plant design terhadap competitive advantages dapat dilihat dari indikator-indikator yang mempengaruhinya. Untuk pengujian secara parsial antara plant design (X2) terhadap competitive advantages (Y) dapat dilihat dari perhitungan

untuk analisis jalur. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa thitung adalah sebesar 2,296

atau sig. (0,024)  alpha (0,05) maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Sehingga plant design secara parsial berpengaruh signifikan terhadap competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Dalam pengujian secara simultan plant layout dan plant design berpengaruh terhadap competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya. Begitu juga dalam pengujian secara parsial plant layout dan plant design berpengaruh signifikan terhadap competitive advantages Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

4.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya yang diambil dari poin terendah dari masing-masing indikator tiap Variabel adalah sebagai berikut :

1. Memperhatikan ruang gerak di koridor supermarket untuk lalu lintas konsumen, sewaktu-waktu bisa saja dilakukan perubahan tata letak dengan memperhatikan luas koridor untuk lalu lintas konsumen agar konsumen merasa lebih nyaman.

(12)

2. Bangunan yang sudah berdiri sekarang dengan desain yang sudah cukup memenuhi kebutuhan konsumen harus dirawat secara intensif, jika diperlukan perluasan bangunan bisa dilakukan dengan renovasi melihat keterbatasan lahan yang tersisa di daerah HZ Mustofa tersebut.

3. Dengan konsep Toserba Yogya HZ Mustofa yang dirancang untuk segmen pasar kalangan menengah ke atas, akan lebih baik jika ditambahkan item produk yang ditujukan untuk kalangan menengah ke bawah dengan tidak menghilangkan produk yang ditujukan untuk kalangan menengah ke atas, melihat konsumen pada saat ini rata-rata memperhatikan masalah harga dalam berbelanja. Sehingga dapat menarik lebih banyak konsumen yang berbelanja di Toserba Yogya HZ Mustofa Tasikmalaya.

4. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang sudah ada, fasilitas-fasilitas yang sudah ada, pelayanan yang diterapkan sehingga tercipta loyalitas konsumen yang akan meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan. .

V. DAFTAR PUSTAKA

Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Penerjemah: Nurhayati M.T. Mardiono. Edisi Ketiga. Bandung : ITB.

Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi 2008. Jakarta : LP-FEUI.

Bestari, Mitra. 2004. Manajemen Operasi. Edisi pertama. Yogyakarta: UPFE Universitas Muhammadyah Yogyakarta.

Cravens, D. W. 2009. Pemasaran strategis. Penerjemah: Lina Salim, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Stratejik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia

Ghosh, Surojit. 2011. Cost optimization by genetic algorithm technique for

(13)

Page 4076. Available from http://www.academicjournals.org/AJBM [accessed January 8, 2013].

Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor : Ghalia Indonesia.

Hasanbasri, Mursyid. 22 November 2012. Strategi keunggulan Bersaing. http://manajemenoperasional.com

Heizer, Jay dan Barry Render. 2010. Manajemen Operasi. Penerjemah: Kresno Hadi Ariyanto. Edisi ke sembilan. Jakarta: Salemba Empat.

Hendry. 19 November 2012. Metode Pengumpulan Data.

http://teorionline.wordpress.com/service/metode-pengumpulan-data/ Herjanto, Eddy. 2008. Manajemen Operasi. Edisi ke tiga.Jakarta: PT Grasindo. Kislewi, Gerry. 2010. Suatu Tinjauan terhadap Tata Letak dalam Perusahaan untuk

Meningkatkan Efisiensi dengan Menggunakan Load-Distance Model . Jurnal Manajemen UNNUR Bandung Vol.2 No.1. Hal. 21. [diakses, 8 Januari 2013]. Muhardi. 2007. Strategi Operasi Untuk Keunggulan Bersaing. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Nugroho, Reza Adhi dan Hidayati, Retno. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keunggulan Bersaing pada Maskapai Penerbangan. Semarang: Universitas Diponegoro.

Rangkuti, Fredy. 2004, Teori Manajemen Pemasaran. Jakarta. Gramedia.

Satria. 22 November 2012. Konsep Keunggulan Bersaing. http://id.shvoong.com/business-management/management/2177502-konsep-keunggulan-bersaing/#ixzz2A8Jvlb34

Sudjana. 2000, Statistik Untuk Ekonomi Dan Niaga, Edisi Baru (Edisi Kelima), Bandung, Penerbit Tarsito.

Sugiyono. 2003. Statistik Untuk Penelitian. Cetakan Ketiga, CV. Bandung : Alfabeta. Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-Dasar Manajemen Operasi. Jakarta: PT Salemba Emban

Patria.

Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis, Edisi Pertama . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Wahyuni, Agustinus Sri. 1996. Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik. Jakarta: Binarupa Aksara

(14)

Wang, Wen-Chen. 2011. Types of Competitive Advantage and Analysis. International Journal of Business and Management, vol.6.no.5. page 100. available from www.ccsenet.org/ijbm [accessed November 28, 2012].

White, broken. 20 November 2012. Merancang layout.

http://teachingmaster.blogspot.com/2010_09_01_archive.html

Wignjosoebroto, Sritomo. 2009. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga Cetakan Keempat. Surabaya : Gunadaya.

Wungkar. 20 November 2012. Layout.

http://wungkar.wordpress.com/2009/11/13/layout/

______. 22 November 2012. Strategi Keunggulan Bersaing melalui Pendekatan Diferensiasi Produk, Kualitas dan Citra.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/strategi-keunggulan-bersaing-melalui.html ______. 17 N0vember 2012. Definisi Bangunan.

Gambar

Tabel  4.8  menunjukan  bahwa  variable  plant  layout  (X 1 )  dan  plant  design  (X 2 )  berpengaruh  terhadap  competitive  advantages  (Y),  sebesar  0,108  atau  10,8%

Referensi

Dokumen terkait

Umum Penetapan lndikator Kinerja Utama , Kecamatan Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas wajib Menyusun Penetapan lndikator Kinerja Utama;.. Bahwa dengan adanya perubahan

Sejumlah pasar tradisional yang ku­ muh antara lain Pasar Senen, Pasar Gempol, Pasar Gembrong, Pasar Rawakebo, Pasar Burung Pra­ muka, Pasar Induk Kramatjati, Pasar

Sementara itu, cultural studies dalam memahami fenomena sosial budaya yang dikaji mempergunakan paradigma atau pendekatan kualitatif sebagai pendekatan utama dengan

 Guru melakukan refleksi dengan peserta didik atas manfaat proses pembelajaran yang telah dilakukan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan berkaitan dengan penetapan

Sasaran dalam penerapan strategi Masjid Cheng Hoo adalah jama’ah. Tujuan dari penerapan ini telah dijelaskan sebelumnya, jamaah dan pengunjung adalah sasaran utama dari

Daerah/kabupaten tertinggal yaitu Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lumajang, Kabupaten

[r]

[r]