• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ph AIR LAUT TERHADAP BIOAKUMULASI Cd PADA PERNA VIRIDIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ph AIR LAUT TERHADAP BIOAKUMULASI Cd PADA PERNA VIRIDIS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

214 ISSN 0216 - 3128 Sahat MP dan Heny Suseno

PENGARUH

pH

AIR

LAUT

TERHADAP

BIOAKUMULASI Cd PADA PERNA VIRIDIS

Sahat~.Panggabean

Kedeputian Bidang Perkembangan Riset fptek - Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta.

Heny Suseno

Pusat Penelitian dan Pengolahan Limbah Radioaktiv - BATAN, Jakarta.

ABSTRAK

PROSES

PENGARUH pH AIR £AUT TERHADAP PROSES BIOAKUMULASI Cd PADA PERNA VIRIDIS. Telah dilakukan penelitian Pengaruh pH Air Laut Terhadap Proses Bioakumulasi Cd pada Perna Viridis. fndikasi pencemaran di lingkungan perairan laut dapat ditentukan menggunakan bioindikator. Perna viridis merupakan jenis kerang yang banyak dijumpai di pesisir pantai utara dan dapat digunakan sebagai bioindikator Cd karena sifatnya yang mempunyai kemampuan mengakumulasi logam bera!. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Perna viridis mengakumulasi logam Cd pada beberapa kandisi pH. Penelilian dilakukan meliputi tahapan-tahapan: aklimitasi, bioakumulasi dan perhitungan kinetika proses bioakumulasi. Hasil percobaan menunjukkan Perna viridis memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam Cd sebesar

±

50 kali lipat dari konsentrasi logam Cd di dalam air laut, laju rerata akumulasi logam Cd oleh Perna viridis pada pH 6,0 dan 6,5sebesar 0.87 ppm/hari sedangkan pada pH 7,0 sebesar 0,90 ppm/hari. Laju absorpsi logam Cd ke dalam tubuh biota menunjukkan nilai yang berfluktuasi dan tidak memiliki korelasi terhadap lamanya pajanan dan pH.

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF pH VALUE OF SEA WATER FOR Cd BIOACCUMALATION PROCESS AT Perlla Viridis. The influence of pH value of sea water for Cd bioaccumulation process at perna viridishad been studied. The pollution indication at coastal area can be determined by using of bioindicator. Perna viridis isaile of killds of bivalve that has all abundallce at North Coastal Area of Java. It could be used as Cd bioilldicator because of its behavior ill accumulating of heavy metal. The aim of this research was to investigate the ability ofperna viridisin accumulating of Cd in variation of sea water pH value. The steps of this research covered aclimitation, bioaccumulation, and biokinetic calculation. This experiment showed that perlla viridis could accumulate about 50 times of Cd from its ambient concentration at sea water. The accumulation rate was 0.87ppm/day at 6 and 6.5 pH value, and 0.90ppm/day at 7 pH value. Absorption rate of Cd into perlla viridis was fluctuated and it also showed that absorption rate had no correlation with pH value and duration of exposure time.

PENDAHULUAN

B

uangansenyawa-senyawalimbah, beracunbaik Iy~ng(toksik). mengandungmaupun logam berat, merupakan faktor/lain yang juga mempengaruhi keberadaan makrozoobentos di perairan pesisir. Bahan-bahan ini berasal dari daerah aliran sungai maupun areal pemukiman di pinggiran pantai serta kawasan atau industri yang membuang limbah ke laut.

Terdapat empat kategori limbah yang dapat mencemari wilayah pesisir, yaitu: pencemaran limbah industri (industrial pollution) seperti industri pulp, kertas, pengolahan makanan dan industri farmasi-kimia, pencemaran sampah/limbah domestik (sewage pollution) yang umumnya mengandung bahan organik, pencemaran karena sedimentasi (sedimentation pollution) akibat adanya erosi di daerah hulu sungai dan pencemaran

oleh aktifitas pertanian (agriculture pollution)

yakni dengan adanya penggunaan pestisidallJ• Dalam memonitor pencemaran logam berat, analisis biota air sangat penting artinya daripada analisis air itu sendiri. Hal ini disebabkan kandungan logam dalam air dapat berubah-ubah dan sang at tergantung pada lingkungan dan iklim. Pada musim hujan kandungan logam akan lebih kecil karena proses pelarutan, sedangkan pada musim kemarau kandungan logam akan lebih tinggi karena logam menjadi terkonsentrasi. Kandungan logam dalam biota air biasanya akan selalu bertambah dari waktu ke waktu karena sifat logam yang bioakumulatif, sehingga biota air sangat baik digunakan sebagai indikator pencemaran logam dalam lingkungan perairan. Kerang hijau (Perna

viridis) merupakan jenis kerang dari golongan

Pelecypoda. Perna viridis mendapatkan makanan dengan cara menyaring mikro alga yang ada dalam perairan. Tidak semua partikel dapat masuk ke Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr

P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

(2)

Sahat MP dan Heny Suseno ISSN 0216 - 3120 215

dalam tubuh kerang tersebut karena akan terseleksi oleh cilia yang ada di labial palp, hanya alga yang mempunyai, ukuran tertentu yang dapat masuk.

Perna viridis dapat digunakan sebagai bioindikator

karena beberapa alasan sebagai berikut: dapat mengakumulasi kontarninan tanpa menyebabkan dampak yang berarti terhadap pertumbuhannya, menetap pada daerah tertentu (sedentary) dalam jumlah memadai (Abundant), dapat hidup lama dan mempunyai faktor bioakumulasi yang cukup tinggi[2].

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan kemampuan Perna viridis mengakumulasi logam Cd. Kemampuan mengakumulasi logam berat tersebut sangat mungkin dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan, antara lain pH air laut. Jika kemampuan mengakumulasi logam Cd, pada berbagai kondisi pH yang berbeda dapat diketahui, maka indikator pencemaran logam Cd di laut dalam berbagai kisaran pH dapat ditetapkan.

TAT A KERJA

Bahan yang digunakan

Media pembiakan Perna viridis, yaitu air

laut steril yang ditambahkan nutrisi Nitrogen dan Phosphat yang berasal dari NPK dengan konsentrasi 1 g/L. Stater micro alga Chlorella sp yang diperoleh dari Lembaga Oceanografi Nasional (LON). Air laut steril yang berasal dari Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. Perna viridis yang diambil dari Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. Larutan induk Cd 1000 ppm, Merck.

Alat yang digllllakan

Bak akumulasi atau aquarium dengan kapasitas 20 Liter dan 50 Liter, aerator, thermostat, pH meter dan A tomic Absorption Spectro-photometer (AAS).

Cara Kerja

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yang meliputi : pengambilan Perna viridis

dan air laut di Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta, aklimitasi Perna viridis, percobaan bioakumulasi dan penentuan kandungan logam Cd. Kandungan logam Cd yang terakumulasi dapat ditentukan dengan cara menganalisis kandungan logam Cd

pada Perna viridis dalam percobaan akumulasi

Faktor bioakumulasi merupakan perbandingan konsentrasi logam Cd yang terakumulasi dalam

biota dan konsentrasi logam Cd dalam air laut. Data bioakumulasi· dapat digunakan untuk memprediksi terjadinya kontarninasi dan dampak biologi.

Pembuatan feeder dilakukan dengan menambahkan stater rnicroalga Chlorella sp ke

dalam I liter air laut steril yang berisi nutrisi dan dilakukan aerasi di bawah sinar ultra violet yang bersumber dari lampu TL selama I rninggu sehingga diperoleh media dengan kerapatan sel 10.000 sel/mL.

Dilakukan aklirnitasi perna viridis untuk memperoleh kondisi di mana Perna viridis dapat beradaptasi di lingkungan bak akumulasi. Aklimitasi dilakukan dengan menempatkan 200 ekor Perna viridis di dalam bak akumulasi atau 'aquarium berkapasitas 50 Liter selama 14 hari dengan aerasi dan pemberian feeder sehingga organisme tersebut nantinya mampu bertahan dalam percobaan bioakumulasi.

Perna viridis yang telah melalui proses

aklimitasi dimasukkan ke dalam 3 bak akumulasi masing-masing 60 ekor lalu ditambahkan larutan induk Cd 1000 ppm sehingga konsentrasi Cd di dalam air menjadi 0,25 ppm. Percobaan ini dilakukan pada suhu 28°C, salinitas 32 %0 dan

pada variasi pH 6,0; pH 6,5; dan pH 7,0.

Perna viridis dijaga agar tetap hidup selama

14 hari dengan pemberianfeeder 2 kali sehari dan dilakukan aerasi. Agar konsentrasi Cd di dalam air pada bak akumulasi tetap maka setiap hari air diganti dengan air yang baru dengan konsentrasi Cd di dalam air sebesar 0,25 ppm. Setiap selang waktu 2 hari dilakukan pengambilan sampel Perna viridis sebanyak 6 ekor untuk dianalisis kandungan logam Cd menggunakan Atomic Absorption

Spectro-photometer (AAS).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan ukuran Perna viridis sebagai biota percobaan didasarkan pada kemampuan mengakumulasi logam Cd yang berkaitan dengan umur biota tersebut. Pada percobaan ini digunakan

ukuran cangkang 2,8Cmx6,5Cm hingga

4,OCmx7,2Cm. Hasil anal isis kandungan Cd dalam tubuh perna viridis setelah proses aklimitasi atau sebelum dilakukan percobaan bioakumulasi ditunjukkan pada Gambar 1.

Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

(3)

216 " ISSN, 0216 - 3128 Sahat MP dan Heny Suseno (tIJ

E

~ 0.75

~

~ 0.5 !z W II) Z 0.25 §! 2,5CmX6,5Cm 3.5CmX6.5Cm 4.OCmX7.2Cm

Kemampuan Perna viridis dalam

mengakurnulasi logam Cd dapat dipandang sebagai laju pemasukkan logam Cd ke dalam tubuh Perna

viridis persatuan waktu. Untuk mengetahui laju

akurnulasi Cd dilakukan perhitungan data berdasarkan persamaan Sebagai berikut :

de =

CCd(I)_ CCd(I-2)

t - (t - 2)

UKURAN CANGKANG (Cm)

Gambar

1.

Konsentrasi Logam Cd dalam

Berbagai Ukuran Cangkang Perna

Viridis Pada Salinitas 32 %0

Dimana : dC dt CCd(l) CCd(t.2)

=

Perubahan konsentrasi (ppm) = Perubahan Waktu (Hari)

=

Konsentrasi Cd pada t Hari (ppm)

=

Konsentrasi Cd pada t-2 Hari (ppm) Hasil amilisis kandungan Cd di dalam Perna

viridis yang diambil dari Teluk Jakarta setelah

melalui proses aklimitasi dalam berbagai kisaran ukuran tersebut menunjukkan bahwa ukuran biota mempengaruhi kemampuan akurnulasi logam Cd. Semakin besar ukuran cangkang Perna viridis maka semakin besar pula konsentrasi Cd yang dikandungnya. Pada kondisi Perna viridis yang telah dewasa dengan ukuran cangkang 4,OCmx7,2Cm dapat digunakan sebagai hewan dalam percobaan ini.

Peningkatan konsentrasi Cd dalam Perna

viridis ditunjukkan pada Gambar 2.

'E'

t

1.14 ~12

r:

~ 4 ~ 2 " 0 10 12 14 DURASI(!Ian)

Gambar 2.

Konsentrasi Cd dalam perna viridis

selama percobaan.

Berdasarkan Gambar 2, maka konsentrasi logam Cd dalam biota meningkat dari 0,77 ppm menjadi 12,90 ppm pada pH 6,0 dan 13,00 ppm pada pH 6,5. Sementara dengan kenaikan pH menjadi 7,0 konsentrasi logam Cd pada Perna

viridis meningkat menjadi 13,39 ppm setelah 14

hari. Analisis statistik korelasi bivariable

menggunakan metoda Pearson dengan piranti lunak SPSS menunjukkan terdapat korelasi antara durasi pajanan dengan kandungan Cd yang diabsorpsi oleh

Perna viridis. Hal ini disebabkan karena adanya

kesesuaian hidup biota pad a media percobaan dan kemampuan Perna viridis untuk mengakumulasi logam Cd di dalam tubuhnya.

Hasil perhitungan biokinetik Perna viridis

dalammengakurnulasi logam Cd ditunjukkan pada Gambar 3.

o 2 4 • a 10 12 14

DURASI (Harl)

Gambar 3.

Laju penyerapan Cd oleh perna viridis

B~rdasarkan Gambar 3, maka laju rata-rata akurnulasi logam Cd oleh Perna viridis pada pH 6,0 dan 6,5 sebesar 0,87 ppmlhari, sedangkan pada pH 7,0 sebesar 0,90 ppmlhari. Berdasarkan nilai laju rata-rata tersebut maka pada kondisi lingkungan dengan pH netral Perna viridis mampu mengakumulasi logam Cd. Di sisi lain kemampuan mengakumulasi logam Cd perhari tidak memiliki korelasi terhadap lamanya pajanan. Hal ini ditunjukkan pada hasil analisis statistik dengan metoda Pearson Correlation. Laju penyerapan logam Cd ke dalam tubuh biota menunjukkan nilai yang fluktuatif. Laju penyerapan logam Cd oleh

Perna viridis pada pH 6,0 turon setelah hari ke-2

sampai hari ke-l0 dan hari ke-14, sementara pada pH 6,5 tetjadi penurunan pada hari ke-2 hingga hari ke-6, hari ke-l 0 dan hari ke-14 sedangkan pada pH 7,0 penurunan terjadi mulai hari ke-2 sampai hari ke-4, hari ke-B hingga hari ke-l0 dan hari ke-14. Hal ini disebabkan pada hari ke-2 Perna viridis yang telah mengalami proses aklimitasi mengkonsumsi feeder yang diikuti dengan terserapnya logam Cd dari air namun pada hari berikutnya terjadi eksresi logam Cd dimana laju eksresi lebih besar dari pad a laju absorpsi logam

Proslding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

(4)

Saltat MP dall HellY Suseno ISSN 0216 - 3128 217

Cd oleh Perna viridis. Begitu pula sebaliknya pada hari ke-12 dalam kondisi pH 6,0, hari ke-8 dan hari ke-12 pada pH 6,5 juga terjadi pada hari ke-6 dan hari ke-12 dalam kondisi pH 7,0 proses absorpsi logam Cd oleh Perna viridis lebih besar dari pada proses eksresi.

Faktor bioakumulasi merupakan

perbandingan konsentrasi Cd dalam biota dan konsentrasi Cd dalam air. Kernampuan Perna

viridis mengakumulasi Cd ditunjukkan dengan nilai

faktor bioakumulasi seperti ditunjukkan pada Gambar 4.

-

..

~. :::> •• ::E :::> •• '"

~ ..

jjj ~ •. c=o ••.• ..n •••..-.:,·· !i< If -. «

....

" U 14 DURASI(lion)

Gambar 4.

Faktor Bioakumulasi Cd Pada

pern aviridis

fluktuatif seperti halnya laju akumulasi logam Cd pada Perna viridis yang diakibatkan oleh proses absorpsi logam Cd oleh Perna viridis dan diikuti dengan proses eksresi dirnana jumlah logam Cd yang terserap dan terakumulasi pada jaringan tubuh dan ditimbun dalam protein selalu lebih besar dari pada logam Cd yang dieksresikan.

Pengaruh pH secara komprehensif terhadap proses bioakumulasi logam Cd ke dalam jaringan tubuh Perna viridis meliputi pengaruh pH terhadap laju akumulasi logam Cd dan pengaruh pH terhadap laju faktor bioakumulasi. Pengaruh pH terhadap laju akumulasi logam Cd pada salinitas 32%0. disajikan pada G",mbar 6, sedangkan pengaruh pH terhadap laju faktor bioakumulasi logam

Cd

pada

Pe·rna viridis dengan salinitas 32%0 ·disajikan pada

Gambar 7. 2 lion --,'._. &lion _10 lion -14 lion

°

Berdasarkan Gambar 6, rnaka secara umum dapat dijelaskan bahwa pada interval pH 6,0 sampai 7,0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap konsentrasi logam Cd pada Perna viridis. Perbedaan yang timbul terletak pad a kondisi pH 6,5 di hari ke-6. Pada hari ke-6 konsentrasi logam Cd pada pH 6,5 sedikit lebih rendah dari pada konsentrasi logam Cd pada pH 6,0 dan 7,0, hal ini dimungkinkan karena eksresi logam Cd pada pH 6,5 lebih besar dari pada eksresi logam Cd pada pH 6,0 dan 7,0. Berdasarkan anal isis statistik dengan met ode Pearson Correlation menunjukkan bahwa pH tidak memeliki hubungan dengan laju akumulasi logam Cd pada kurun waktu sampai 14 hari, Konstanta laju akumulasi log am Cd tidak dapat ditentukan karena laju akumulasi logam Cd ke dalam tubuh biota menunjukkan nilai yang fluktuasi seperti terlihat pada Gambar 7.

6 6.5

pH Berdasarkan Gambar 4, rnaka Faktor

bioakumulasi Cd yang terbesar pada Perna viridis adalah pada pH 7,0 setelah 14 hari, yaitu sebesar 49,30. Berpijak pada hal tersebut rnaka Perna

viridis dapat mengakumulasi logam Cd sebesar

±

50 kali lipat dari konsentrasi logam Cd di dalam air laut.

Untuk mengetahui proses penyerapan Cd ke dalam jaringan tubuh Perna viridis rnaka dilakukan perhitungan perubahan nilai faktor bioakumulasi perhari yang disajikan pada Gambar 5.

-+-pH

& pH &.5

_____ pH 7

10 12 14

DURASI (Harl)

Gambar 5.

Lajll Faktor Bioakumlliasi Cd Pada

Salinitas 320/00

Berdasarkan Gambar 5, maka laju faktor bioakumulasi Cd rata-rata pada pH 6,0 sebesar 3,38 sementara pad a pH 6,5 sebesar 3,41 sedangkan pada pH 7,0 meningkat menjadi 3,52. Namun demikian laju faktor bioakumulasi Cd tidak memiliki korelasi terhadap larnanya pajanan, seperti dapat dilihat pada hasil analisis statistik korelasi Pearson. Laju faktor bioakumulasi ini cenderung

Gambar

6. Pengaruh pH Terhadap

Akllmlliasi Logam Cd

Salin itas 320/00

Lajll Pada

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelitlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003

(5)

218 ISSN 0216 - 3128 Sahat MP dan Heny Suseno 10 __ 2 HafI _6 HafI --,.-10Hafl

_14

HafI o 6.5 pH

Gambar 7.

Pengaruh pH Terhadap Laju Faktor

Bioakumulasi Cd Pada Salinitas

32%0

Laju akumulasi logam Cd dan Laju faktor bioakumulasi pada kisaran pH 6,0 sampai pH 7,0

menunjukkan kesamaan pola. Hal ini

mengidentifikasikan bahwa kinetika akumulasi logam Cd sama dengan kinetika faktor bioakumulasL Pengaruh pH tidak dapat dijelaskan lebih dalam karena tidak terdapatnya informasi yang cukup untuk mekanisme eksresi Cd dari dalam jaringan tubuh Perna viridis.

KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Perna viridis memiliki kemampuan untuk mengakumulasi logam Cd sebesar

±

50 kali lipat dari konsentrasi logam Cd di dalam air laut sehingga dapat digunakan sebagai bioindikator. Analisis statistik korelasi bivariable menggunakan metoda Pearson Correlation dengan piranti lunak SPSS menunjukkan terdapatnya hubungan antara durasi pajanan dengan kandungan Cd yang diabsorpsi oleh Perna viridis.

b. Laju rata-rata akumulasi logam Cd oleh Perna viridis pada pH 6,0 dan 6,5 sebesar 0.87 ppm/hari, sedangkan pada pH 7,0 sebesar 0,90 ppm/hari. Laju absorpsi logam Cd ke dalam tubuh biota menunjukkan nilai yang fluktuatif

dan tidak memiliki korelasi terhadap lamanya pajanan dan pH.

c. Faktor bioakumulasi Cd memiliki korelasi dengan lamanya pajanan, namun tidak demikian hainya dengan laju faktor bioakumulasi Cd. Laju faktor bioakumulasi tidak memiliki hubungan dengan pH dan cenderung fluktuasi seperti halnya laju akumulasi logam Cd yang diakibatkan oleh proses absorpsi logam Cd oleh Perna viridis selalu lebih besar daripada proses ekskresi. d. Kinetika akumulasi logam Cd sama dengan

kinetika faktor bioakumulasi.

DAFT AR PUST AKA

1. OEY, B. L., R. E. SOERIAATMADJA, W. PARJA TMO, Faktor lingkungan Penentu dalam Ekosistem . Sungai. Seminar Pengendalian Pencemaran Air DiIjen. Pengairan Dept. PV-RI. Bandung (1978). 2. YVSVF, MVH., Dampak Pencemaran Perairan

Pantai terhadap Struktur Komunitas Makrozoobentos dan Kualitas Lingkungan Perairan di Laguna Pulau Tirangcawang Semarang. Tesis S2 Program PascasaIjana

Institut Pertanian Bogor (Tidak

dipublikasikan). (1994).

3. ROSENBERG, D. M. AND V. H. RESH. Freshwater Biomonitoring and Benthic Macroinvertebrates. Chapman and Hall. New York. London. (1993).

4. LESCINSKY ET.AL, Mollusc Shell

Encrustation and Bioerosion Rates in a Modem Epeiric Sea: Taphonomy Experiments in the Java Sea, Indonesia, PALAIOS, 2002, V. 17, p. 171-191, (2002).

5. DARMONO. Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. VI Press. Jakarta, (1995).

Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelltlan Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nuklir P3TM-BATAN Vogyakarta, 8 Juli 2003

Gambar

Gambar 1. Konsentrasi Logam Cd dalam Berbagai Ukuran Cangkang Perna
Gambar 4. Faktor Bioakumulasi Cd Pada pern aviridis
Gambar 7. Pengaruh pH Terhadap Laju Faktor Bioakumulasi Cd Pada Salinitas 32 %0

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tahun 2015 yang menyatakan bahwa terjadi penurunan kadar gula darah secara signifikan pada tikus diabetes dengan ekstrak daun insulin dibandingkan

asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik meliputi: kejelasan tujuan, kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat dan kesesuaian antara jenis, hierarki

Pemberian progestin secara siklik dapat menggantikan pemberian pil kontrasepsi kombinasi apabila terdapat kontra-indikasi (misalkan : hipersensitivitas, kelainan

dän palveluitaan jo käyttävät verrattain terveet työikäiset) pullasta on kovin eri- lainen kuin esimerkiksi sellainen tilanne, jossa pienet osuustoiminnalliset terveys-

Hasil daya beda butir soal ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa 80,1% dari jumlah soal tidak signifikan dalam membedakan kemampuan

Risdawati Lubis : Uji Jarak Cerobong Udara Dan Lama Pengeringan Terhadap Mutu Kunyit Kering Alat Pengering...,2005.. un JAKAK CEROBONG UDAKA D4.N LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan baik dengan metode analisis kuantitatif maupun analisis kualita- tif dapat diperoleh kesimpulan untuk

Kemudian dari data gas lift valve yang ada di- input ke dalam PROSPER untuk dianalisis, sehingga kita dapat membuat model existing gas lift design yang ada saat