• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Laju Alir Minyak dengan Mengoptimasi Injeksi Gas pada Sumur M Lapangan N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Meningkatkan Laju Alir Minyak dengan Mengoptimasi Injeksi Gas pada Sumur M Lapangan N"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN LAJU ALIR MINYAK

DENGAN MENGOPTIMASI INJEKSI GAS

PADA SUMUR M LAPANGAN N

Redha Iktibar*) M.G Sri Wahyuni**), Djoko Sulistyanto

Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Kebumian dan Energi Universitas Trisakti - Jakarta

ABSTRAK

Gas lift adalah suatu metode pengangkatan buatan yang dilakukan dengan cara menginjeksikan gas dengan tekanan tinggi ke dalam sumur melalui annulus casing dan masuk ke dalam tubing. Dimana gas yang diinjeksikan tersebut akan tercampur dengan fluida yang berada di dalam tubing sehingga membuat berat kolom fluida menjadi ringan dan mudah untuk diproduksikan ke permukaan. Banyaknya gas yang diinjeksikan kedalam sumur, titik kedalaman injeksi gas lift, serta ketersediaan jumlah gas lift yang ada sangat mempengaruhi rate dari fluida yang terproduksikan ke permukaan. Akan tetapi kita tetap harus melihat apakah gas lift yang diinjeksikan tersebut sudah cukup optimum dibandingkan dengan rate produksi saat ini. Terlalu banyaknya gas lift yang diinjeksikan sedangkan peningkatan produksi yang tidak terlalu signifikan menyebabkan banyaknya gas lift yang terbuang sia-sia. Setelah dilakukan perhitungan pada sumur yang dianalisis, dibutuhkannya dilakukan optimasi injeksi gas.

Kata-kata kunci: Gas lift, pengangkatan buatan, optimasi injeksi gas

ABSTRACT

Gas Lift is an artificial lift method is done by injecting the gas at high pressure into the well through the casing annulus and into the tubing. Wherein the injected gas will be mixed with the fluid inside the tubing that makes heavy fluid column to be light and easy to be produced to the surface.The amount of gas injected into well, gas lift injection depth and amount of availability gas-lift was also greatly affect production rate of fluid to the surface.But we still have to see whether the injected gas lift is sufficient optimum compared with the current production rate. Too much gas lift injected while the increase in production is not very significant cause gas lift amount that is wasted. After the calculation of the need for the optimization of the analyzed well, worth to do optimization gas injection.

Keywords: Gas lift, artificial lift,gas injection optimization

*Redha Iktibar: **M.G Sri Wahyuni

E-mail: redhaoil2011@yahoo.com E-mail: mgsriwahyuni@gmail.com Tel: +62-821-1376-0816 Tel: +62-856-9399-1059

PENDAHULUAN

Produksi suatu sumur minyak dari waktu ke waktu mengalami penurunan produksi seiring berkurangnya tekanan yang ada di dalam reservoir. Minyak yang terproduksikan pada saat pertama kali dilakukan perforasi memiliki tenaga dorong alami (natural flow)

yang dapat mengalirkan fluida dari reservoir ke permukaan dengan sendirinya. Akan tetapi tenaga dorong tersebut akan mencapai titik dimana tekanan yang terdapat di reservoir akan

sama dengan tekanan di permukaan. Alternatif yang dapat dilakukan untuk mengangkat cadangan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan artificial lift. Metode ini umumnya dilakukan pada saat kondisi sumur sudah tidak dapat mengangkat fluida ke permukaan dengan sendirinya atau dilakukan pada saat sumur sebenarnya masih memiliki tenaga dorong alami (natural flow) akan tetapi laju produksinya yang terlalu kecil sehingga dibutuhkan tenaga dorong bantuan untuk

(2)

membantu mempercepat laju produksi dari sumur tersebut. Salah satu metode dari

artificial lift itu sendiri yaitu gas lift.

Gas lift adalah suatu metode pengangkatan

buatan yang dilakukan dengan cara melakukan injeksi gas dengan tekanan tinggi ke dalam sumur melalui annulus casing dan masuk ke dalam tubing. Pada umumnya digunakan pada kondisi-kondisi sumur, dimana memiliki

flowing bottom hole pressure yang tinggi,

production indeks yang tinggi serta production rate yang cukup tinggi. Selain itu juga sering digunakan pada kondisi dimana sumur sudah tidak lagi natural flowing. Pada penelitian tugas akhir ini dibantu dengan menggunakan perangkat lunak (software) yaitu PROSPER dalam pembuatan suatu permodelan kondisi

existing sumur, serta perhitungan optimasi gas lift.

Sistem Gas Lift

Gas lift adalah salah satu cara

pengangkatan fluida dari dasar sumur ke permukaan yang diterapkan pada sumur-sumur yang secara alamiah tidak mampu lagi mengalirkan fluida ke permukaan, atau laju produksi fluida sudah relative kecil yang disebabkan oleh GLR yang rendah atau tekanan alir dasar sumur yang relative rendah.Pada gas lift, gas dengan tekanan tinggi diinjeksikan kedalam tubing dari permukaan melalui katup operasi (operating valve). Penginjeksian gas ini bertujuan untuk menurunkan densitas kolom fluida di dalam tubing, sehingga tekanan alir dasar sumur menjadi rendah dan laju produksi fluida dapat ditingkatkan.Ada beberapa macam hal yang perlu diperhatikan dalam metode gas lift ini sendiri, antara lain yaitu, prinsip kerja metode gas lift, peralatan gas lift, dan jenis pemasangan gas lift.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan gas lift adalah tersedianya gas dalam jumlah yang cukup untuk diinjeksikan ke dalam sumur. Alokasi gas injeksi meliputi rate gas yang diinjeksikan ke setiap sumur mengingat bahwa kemampuan produksi setiap sumur yang berbeda. Sumur yang memiliki kemampuan produksi yang tinggi akan menerima gas injeksi yang lebih banyak.

Metode Gas Lift

Prinsip kerja gas lift adalah dengan cara mengurangi berat kolom fluida formasi dengan cara menginjeksikan gas ke dalam sumur. Fluida

yang berada di dalam annulus antara tubing dan

casing diberi gas yang diinjeksikan dengan

tekanan tinggi melalui katup-katup gas lift (gas lift valve).

Katup-katup gas lift ini akan membuka secara otomatis akibat adanya perbedaan tekanan di antara annulus dengan tubing

sehingga gas yang diinjeksikan akan masuk ke dalam tubing melalui katup-katup. Gas yang diinjeksikan masuk ke dalam tubing melalui katup paling atas. Gas yang masuk akan tercampur dengan fluida reservoir, hal ini menyebabkan turunnya densitas fluida dan gradien tekanan tubing pada kolom fluida di atasnya.

Dengan demikian perbedaan tekanan antara

annulus dan tubing akan semakin besar

sehingga katup akan menutup. Kemudian aliran gas injeksi akan masuk ke dalam tubing melalui katup yang beraada di bawahnya sehingga menimbulkan penurunan densitas lagi dan kemudian katup tersebut akan menutup. Proses ini berlanjut sampai dengan katup gas lift yang paling bawah atau katip operasi.

Gas Lift Aliran Kontinu

Pada metode ini penginjeksian gas bertekanan tinggi dilakukan secara terus-menerus (kontinu) melalui katup operasi pada kedalaman titik injeksi yang telah ditentukan yang bertujuan untuk menurunkan densitas fluida dan mengakibatkan gradient tekanan akan mengecil, kemudian minyak akan mudah terangkat ke permukaan. Metode ini biasa digunakan pada sumur yang mempunyai

productivity index (PI) yang tinggi (>0,5 STB/Day/psi) dan tekanan statis dasar sumur (Pws) yang tinggi.

Gas Lift Aliran Berkala

Prinsip kerja dari metode intermittent flow

gas lift adalah dengan menginjeksikan gas

bertekanan tinggi secara berkala untuk mendorong fluida yang telah berkumpul diatas titik injeksi dalam bentuk slug didalam sumur produksi. Kemudian injeksi gas dihentikan dalam selang waktu yang telah ditentukan untuk memberikan kesempatan fluida terkumpul kembali.Kemudian setelah fluida terkumpul, maka gas diinjeksikan kembali demikian seterusnya dilakukan. Metode ini biasanya digunakan pada sumur yang memiliki produktivitas yang rendah (<0,5 STB/Day/psi).

(3)

Pemodelan Desain Gas Lift

Terdapat dua parameter dasar yang harus diperhatikan dalam mendesain sebuah instalasi continuous gas lift, yaitu kedalaman titik injeksi dan jumlah lift gas yang diinjeksikan pada titik tersebut. Dalam mendesain gas lift, beberapa data berikut haruslah tersedia, yaitu: a. Besarnya nilai tekanan kepala sumur (Pwh) b. Kurva yang menggambarkan performa

sumur

c. Tekanan injeksi permukaan d. Data mengenai ukuran tubing

Dengan adanya data-data tersebut, dapat dibuat desain instalasi gas lift dengan menggunakan prosedur grafik. Namun, pada pengerjaan tugas akhir ini, analisis yang dibuat dibantu dengan penggunaan software PROSPER.

Berikut ini adalah langkah-langkah teoritis perencanaan desain gas lift dengan software PROSPER:

a. Pengumpulan dan analisis data hasil uji sumur

b. Meng-input data diagram komplesi

c. Meng-input tabel dan diagram flowing gradient surveys

d. Meng-input tabel deviation survey

e. Permodelan akan menyesuaikan dengan keadaan actual

f. Optimasi dilakukan dengan meningkatkan laju injeksi gas optimum

Pada penulisan ini, dilakukan evaluasi terhadap kondisi saat ini sumur M, dengan melihat jumlah gas yang diinjeksi serta laju produksi yang didapat.Dalam melakukan optimasi gas lift, kita harus melakukan pengumpulan data terlebih dahulu. Data-data yang diperlukan meliputi, data well test,

completion diagram, directional survey dan

flowing gradient survey (FGS).Selanjutnya dari

data-data yang ada dilakukan permodelan terlebih dahulu pada kondisi existing (kondisi saat ini) model gas lift tersebut.

Pemodelan kali ini dilakukan menggunakan software PROSPER dengan menginput data-data seperti, data pressure,

volume, temperature (PVT), model inflow

performance relationship (IPR), gas lift

injection depth and rate, deviation survey, downhole equipment, geothermal gradient.

Setelah data-data itu diinput kedalam PROSPER, kemudian dilakukan pengecekan

pada system 3 variable, gradient matching,

serta vertical lift performance / inflow

performance relationship (VLP/IPR) matching,

dari sini kita bisa lihat apakah model yang kita buat sudah merepresentasikankeadaan sumur yang ada pada saat ini.

Apabila belum match,maka perlu dilakukan pengecekan ulang terhadap data yang diinput dengan melakukan sensitivity terhadap

test bottom hole pressure hingga model yang kita buat. ,dari sini kita bisa lihat apakah model yang kita buat sudah merepresentasikankeadaan sumur yang ada pada saat ini. Apabila belum

match,maka perlu dilakukan pengecekan ulang terhadap data yang diinput dengan melakukan

sensitivity terhadap test bottom hole pressure

hingga model yang kita buat.Setelah model tersebut matching pada kondisi existing, barulah dilakukan optimasi. Optimasi tersebut dilakukan dengan melihat gas lift performance curve (GLPC), yaitu apakah pada kondisi saat ini dengan gas injection rate yang ada sudah cukup optimum dengan melihat laju produksi yang didapatkan.

Wellbore Diagram Sumur M

Sumur M yang telah dipasang artificial lift dengan metode continuous gas lift. Dimana pada sumur ini telah terpasang dua tubing dimana tubing yang masih aktif sampai saat ini hanya pada M dan sudah terpasang 3 buah

valve dan titik kedalaman injeksi berada pada kedalaman 4116 ft MD (valve ke-3). Pada sumur M ini hanya mempresentasikan satu zona produksi pada kedalaman mid perf 5620 ft MD.

Data Hasil Test FGS

Pada sumur M telah dilakukan testflowing

gradient survey (FGS) guna melihat tekanan

pada tiap kedalaman pada kondisi sumur dalam keadaan flowing, sehingga kita dapat membandingkan korelasi yang cocok untuk digunakan dalam pemodelan.

Data Deviation Survey

Data ini menggambarkan kedalaman

Measured Depth dan derajat kemiringandari

sumur tersebut. Sehingga dari data ini kita dapat melihat kondisi kemiringan sumur pada saat awal dilakukan pemboran.

(4)

Data Deviation Survey

Dari tabel data gas lift valve yang ada di-input ke dalam PROSPER untuk dianalisis, sehingga kita dapat membuat model existing gas lift design yang ada saat ini. Setelah data IPR di-input kedalam PROSPER didapatkan dua grafik hasil analisa nodal, yaitu kurva IPR dan kurva tubing intake gas lift.

Hasil Pemodelan Desain Gas Lift

Kemudian dari data gas lift valve yang ada di-input ke dalam PROSPER untuk dianalisis, sehingga kita dapat membuat model existing gas lift design yang ada saat ini. Setelah data IPR di-input kedalam PROSPER didapatkan grafik hasil analisisnodal, yaitu kurva IPR dan kurva tubing intake gas lift.

Proses matching perlu dilakukannya analisis pada gradient matching. Dengan meng-input data hasil uji sumur dan data FGS maka didapatkan korelasi yang paling tepat yaitu, Beggs and Brill.

Gambar 1. Gradient Matching Sumur M1)

Didapatkan kurva perpotongan antara kurva IPR dengan kurva gas lift outflow pada sumur M berdasarkan analisis garis gradient dan data hasil uji sumu seperti pada gambar berikut:

Gambar 2. IPR vs VLPSumur M1)

Berdasarkan analisis kurva inflow-outflow

dan data hasil uji sumur yang ada, model yang kita buat sudah mendekati match terhadap data test pada kondisi existing, dimana dengan persentase perbedaan liquid rate sebesar -6.79% dan BHP sebesar -1.2% terhadap data hasil uji sumur.Berdasarkan hasil matching

pada gradient matching dan VLP/IPR matching

sumur M diatas, dapat dilihat bahwa model yang dibuat sudah match, terlihat pada kedua grafik menunjukkan hasil yang cukup mendekati terhadap kondisi existing sumur. Setelah dilakukan pemodelan gas lift pada kondisi existing, maka dapat dilihat gas lift performace curve pada kondisi saat ini.

Gambar 3. Kurva GLPC KondisiSumur M1)

Optimasi Desain Gas Lift

Dari kurva optimasi gas lift, maka didapat berbagai laju alir yang terproduksi pada table berdasarkan analisis kurva inflow-outflow dan data hasil uji sumur yang ada, seperti pada tabel berikut:

(5)

Tabel 1.

Gas Lift Performance Sumur M Injection Gas

Rate, mmscfd Q, bfpd Qo, bopd

0 0 0 0.167 870.5 191.5 0.286 1056 232.3 0.333 1099.8 242 0.5 1223.8 269.2 0.667 1288.4 283.6 0.8 1317.9 288.9 1 1342.4 295.3 1.167 1349.2 296.8

Dari hasil optimasi, gas yang terangkat masih dapat ditingkatkan dan juga jumlah minyak masih dapat bertambah. Dari tabel 3.6 disimpulkan bahwa sumur M akan mencapai titik maksimum pada laju alir fluida sebesar 1349.2 bfpd dengan total gas yang diinjeksikan sebesar 1.167 mmsfcd. Untuk menguji apakah optimasi gas lift tersebut layak dilakukan maka dilakukan perhitungan keekonomian dengan anggapan harga minyak sebesar 56 US$/bbl dan harga gas injeksi sebesar 3 US$/mscfd. Hasilnya dapat diamati pada tabel berikut:

Tabel 2.

Keekonomian Optimasi Gas Lift Sumur M Injection Gas Qo increase Nett

Mmscfd bopd US$ 0.167 -40.8 -2452.0 0.286 0.00 -286. 0.333 9.7 209.08 0.5 36.9 1565.28 0.667 51.3 2204.68 0.8 56.6 2368.48 1 63 2526.88 1.167 64.5 2277.88

Diperoleh laju alir yang dihasilkan dengan jumlah gas dari range 0.167 mmsfcd sampai 1.5 mmscfd. Dapat dilihat bahwa peningkatan hasil produksi mulai menurun pada saat sumur diinjeksikan gas sebesar 1.334 mmscfd, sehingga kurang memiliki nilai ekonomis

PERSAMAAN MATEMATIKA

Pada dasarnya metode artificial lift

diciptakan untuk memproduksikan sumur yang sudah mati, dengan demikian desain gas lift

dibuat pada asumsi dimana sumur tidak mampu lagi mengangkat fluida ke permukaan atau bisa disebut bahwa sumur tersebut sudah mati. Berikut adalah langkah-langkah dalam

menghitung estimasi keekonomian gas lift : Qo inc = Qo desain-Qo actual Qo inc = 288.9-232.32=56.6 bfpd Nett = Income-Outcome Nett = (56.6×56)-(0.8×3)

= 2368.48 bfpd KESIMPULAN

Gas lift pada Sumur M berproduksi

sebesar 1056 bfpd dan produksi minyak sebesar 232.32 bopd dengan laju alir injeksi gas sebesar 0.286 mmscfd. Dimana laju produksinya masih bisa ditingkatkan dengan meningkatkan laju alir injeksi gas dari 0.286 mmscfd menjadi 0.8 mmscfd yang dapat menghasilkan potensi laju alir produksi liquid sebesar 1317.9 bfpd dan minyak sebesar 288.9 bopd dengan pay out time selama 9 hari dengan oil lifting cost

sebesar 0.133 US$/bbl. UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala Rahmat dan Karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Djoko Sulistyanto, MT. selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan nasihat,ilmu serta pengarahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 2. Ibu Ir. M.G Sri Wayuni, MT. selaku

Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan nasihat,ilmu serta pengarahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. 3. Bapak Dr.Ir. Afiat Anugrah adi, MS.selaku

Dekan Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi, UniversitasTrisakti.

4. Bapak Ir. Abdul Hamid, MT. selaku Ketua Program Studi Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti.dan juga selaku selaku Penasehat Akademis penulis yang telah memberikan nasehat dan arahan selama menjalani perkuliahan.

5. Bapak Alpha, selaku Pembimbing Lapangan yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan kepada penulis selama

(6)

penulis berada di Petrochina International Companies.

DAFTAR PUSTAKA

Iktibar, Redha. 2018. Analisis Perbandingan Gas Lift Dengan Electrical Submersible

Pump Pada Sumur M Lapangan N. Tesis

tidak diterbitkan. Jakarta:Universitas Trisakti.

Guo, Boyun., Lyons, William C., Ghalambor, Ali., 2007. Petroleum Production

EngineeringA Computer-Assisted

Approach. Elsivier Science &

Technology Books.

Wibawa, Guruh S., 2017. Evaluasi Perbandingan Optimasi Gas Lift Dengan Desain Electrical Submesible Pump Pada Sumur Pada Sumur TBN-55 Dan

TBN-64 Pada Lapangan Tambun. Tesis

tidak diterbitkan. Jakarta:Universitas Trisakti.

Harjito, Sigit, 2017. Meningkatkan Laju Alir Minyak Dengan Mengoptimoasi Laju Alir Gas-Lift Yang Terbatas Pada Lapangan SGT. Tesis tidak diterbitkan. Jakarta:Universitas Trisakti.

Adhari, M. Caessar, 2016. Pemilihan Metode Artficial Lift Untuk Sumur X Dan Y Di

Lapangan Z. Tesis tidak diterbitkan.

Jakarta:Universitas Trisakti.

Ahmad, Arya, 2016. Perencanaan Dan

Optimasi Pemasangan Electric

Submersible Pump Pada Sumur AR,

Sumur AH, dan Sumur 1B. Tesis tidak

diterbitkan. Jakarta:Universitas Trisakti. REDA Pump Curve, 2011.

Well file, PBUS North Geragai, Jabung, 2015.

Brown, K.E., “ The Technology of Artificial Lift Methods”, Volume I, Penwell

Publishing Co, Oklahoma, 1984.

Brown, K.E., “ The Technology of Artificial Lift Methods”, Volume II A, Penwell

Publishing Co, Oklahoma, 1984.

Brown, K.E., “ The Technology of Artificial

Lift Methods”, Volume II B, Penwell

Publishing Co, Oklahoma, 1984.

Brown, K.E., “ The Technology of Artificial Lift Methods”, Volume IV, Penwell

Publishing Co, Oklahoma, 1977.

Centrilift, “Nine Step Design ESP”, A Baker

Hughes Company, Oklahoma, 1992.

Fathaddin, Taufiq, “Slide Teknik Produksi”,

Universitas Trisakti, Jakarta 2015.

http://bellampuspita.blogspot.com/2012/03/artif icial-lift.html https://pencarilmu.wordpress.com/2008/10/19/e lectrical-submergible-pump-esp/ http://petrowiki.org/Electrical_submersible_pu mps http://petrowiki.org/ESP_system_selection_and _performance_calculations http://tandem-terminal.ru/topics/drilling/oil/ind ex.html

Rubiandini, Rudi, “Artificial Lift”, ITB,

Gambar

Gambar 2. IPR vs VLP Sumur M 1)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil diagram cartesius maka diperoleh indikator-indikator yang dinilai perlu mendapatkan prioritas dalam pelaksanaannya karena keberadaannya dianggap penting

Ada beberapa kegiatan dalam penarikan tenaga kerja menurut Bangun (2012:140), antara lain, 1) menentukan kebutuhan tenaga kerja dalam jangka pendek dan jangka panjang, 2)

Kegiatan ini bertujuan memberdayakan kelompok PKK dan Kelompok Tani Desa Jeruju Besar dengan penumbuhan motivasi, pengetahuan, keterampilan, serta keahlian baru

Talang ada beberapa jenis bahan yang digunakan, talang seng, talang PVC, talang beton, untuk setiap jenis bahan cara perhitungan volume berbeda-beda, untuk talang yang terbuat

Abstraksi : Hotel Minang Permai Pacitan merupakan salah satu hotel yang berada di kota Pacitan,meski hotel ini tidak terlalu besar tapi tamu yang menginap cukup ramai, akan

Defibrillator adalah peralatan elektronik yang dirancang untuk memberikan kejut listrik dengan waktu yang relatif singkat dan intensitas yang tinggi kepada pasien

Berdasarkan hasil pengolahan data hambur balik volume dasar perairan dengan menggunakan program Echoview menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai hambur balik

Berkaitan dengan hasil yang ingin dicapai dengan tahap segmentasi, maka dirumuskan persoalan dalam penelitian ini, yaitu bagaimana cara mensegmentasi Aksara Jawa