Informasi Dokumen
- Penulis:
- Wahjudin Sumpeno
- Arief Setiabudhi
- Wahyudin Kessa
- Nur Kholis
- Murtodo
- Ismail A. Zainuri
- Muhammad Sodik
- Muflikhun
- Borni Kurniawan
- Sutardjo
- Kurniawan
- Nurudin
- Dwinda
- Dwi W. Hadiwijono
- Pengajar:
- Eko Putro Sanjoyo, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
- Ahmad Erani Yustika, Dirjen, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
- Sekolah: KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- Mata Pelajaran: Pemberdayaan Masyarakat
- Topik: Modul Pelatihan Pratugas Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat
- Tipe: Modul Pelatihan
- Tahun: 2016
- Kota: Jakarta Selatan
Ringkasan Dokumen
I. Perspektif Undang-Undang Desa
Modul ini membuka dengan membahas perspektif Undang-Undang Desa (UU Desa) No. 6 Tahun 2014, menekankan visi dan misi undang-undang tersebut dalam konteks pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa. Bagian ini penting karena membentuk kerangka dasar bagi seluruh pelatihan, memberikan pemahaman yang komprehensif tentang arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan desa. Modul ini menjelaskan visi UU Desa yang bertujuan untuk mewujudkan desa yang maju, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab. Diuraikan pula kerangka paradigma desa baru yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan kesejahteraan, dan tata kelola pemerintahan yang baik. Khususnya, modul ini menyorot bagaimana UU Desa mendorong keberpihakan kepada masyarakat miskin, kelompok marjinal, dan penyandang disabilitas, memastikan aksesibilitas dan partisipasi mereka dalam pembangunan.
1.1 Visi Undang-Undang Desa
Sub-bab ini menguraikan visi UU Desa secara rinci, menjelaskan tujuan jangka panjang undang-undang dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat desa. Ia memaparkan bagaimana visi tersebut diterjemahkan ke dalam berbagai program dan kebijakan. Diskusi mengenai kerangka paradigma desa baru yang berlandaskan pada prinsip-prinsip demokrasi, partisipasi, dan kemandirian juga dibahas di sini. Metode pembelajaran yang digunakan meliputi pemaparan materi, diskusi kelompok, dan presentasi untuk memastikan pemahaman yang menyeluruh dan pelibatan aktif peserta. Bahan pendukung seperti film pendek dan lembar kerja diberikan untuk memperkaya proses pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi peserta untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka.
1.2 Demokratisasi dan Kepemimpinan Desa
Sub-bab ini membahas pentingnya demokratisasi dan kepemimpinan yang efektif dalam konteks pemerintahan desa. Modul ini mengkaji bagaimana UU Desa mendorong partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan, serta mengembangkan kepemimpinan lokal yang bertanggung jawab dan akuntabel. Ia juga menjelaskan mekanisme musyawarah desa dan perannya dalam pengambilan keputusan kolektif. Penggunaan metode diskusi dan studi kasus akan membantu peserta memahami tantangan dan peluang dalam membangun kepemimpinan yang efektif dan demokratis di tingkat desa. Diskusi ini juga akan menyentuh pentingnya melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk kelompok rentan, dalam proses pengambilan keputusan.
1.3 Tatakelola Desa
Sub-bab ini membahas aspek tata kelola pemerintahan desa yang baik, mencakup transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi. Modul ini menjelaskan pentingnya perencanaan pembangunan desa yang partisipatif, pengelolaan keuangan yang transparan, dan pengawasan yang efektif. Ia juga menyoroti peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan perangkat desa lainnya dalam tata kelola desa. Untuk memastikan pemahaman yang mendalam, modul ini mungkin menyertakan studi kasus tentang praktik tata kelola desa yang baik dan buruk. Penjelasan mengenai peraturan desa, penggunaan dana desa, dan mekanisme pelaporan keuangan juga akan dibahas untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang aspek-aspek teknis tata kelola desa.
II. Dukungan Regulasi Daerah terkait Pelaksanaan Undang-Undang Desa
Modul ini meneruskan dengan membahas peran regulasi daerah dalam mendukung pelaksanaan UU Desa. Bagian ini sangat penting karena menjelaskan bagaimana pemerintah daerah harus menyesuaikan peraturan-peraturan lokal agar selaras dengan UU Desa. Ia menekankan pentingnya penyelarasan kebijakan dan penyusunan regulasi daerah yang mendukung pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa. Modul ini membahas bagaimana regulasi daerah dapat membantu memperkuat kewenangan desa, memfasilitasi akses pendanaan, dan melindungi hak-hak masyarakat. Di sini, peraturan bupati/walikota dan peraturan daerah lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan UU Desa akan dijelaskan secara detail.
2.1 Kedudukan Regulasi Daerah dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa
Bagian ini secara spesifik menjelaskan bagaimana peraturan daerah harus selaras dengan UU Desa. Ia menjelaskan hierarki peraturan perundang-undangan dan bagaimana regulasi daerah tidak boleh bertentangan dengan UU Desa. Modul ini mungkin termasuk contoh regulasi daerah yang baik dan yang perlu diperbaiki untuk mendukung pelaksanaan UU Desa secara efektif. Pembahasan akan meliputi mekanisme harmonisasi peraturan daerah dan proses pengkajian untuk memastikan konsistensi dengan semangat dan substansi UU Desa. Tujuannya adalah untuk menghindari ketidakjelasan dan kontradiksi dalam regulasi yang dapat menghambat pelaksanaan program pembangunan desa.
2.2 Fasilitasi Penyelarasan Kebijakan Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa
Bagian ini menguraikan bagaimana pemerintah kabupaten/kota harus memfasilitasi penyelarasan kebijakan di tingkat daerah agar mendukung pelaksanaan UU Desa. Ia membahas peran pemerintah daerah dalam menyediakan dukungan teknis dan administratif bagi desa, serta mekanisme koordinasi antar-SKPD untuk menghindari duplikasi program dan meningkatkan efektivitas pembangunan. Modul ini dapat memberikan contoh bagaimana pemerintah daerah dapat membantu desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program pembangunan. Ia juga dapat menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan di tingkat daerah.
2.3 Fasilitasi Penyusunan Regulasi Daerah tentang Pelaksanaan Undang-Undang Desa
Bagian ini memberikan panduan praktis bagi pemerintah daerah dalam menyusun regulasi yang mendukung pelaksanaan UU Desa. Ia membahas langkah-langkah dan prosedur penyusunan peraturan daerah, serta kriteria yang harus dipenuhi agar regulasi tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip UU Desa. Modul ini mungkin menyertakan contoh peraturan daerah yang baik sebagai referensi. Pembahasan juga akan meliputi peran stakeholder lain seperti masyarakat dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam proses penyusunan regulasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa regulasi daerah benar-benar berpihak kepada masyarakat dan mendukung pembangunan desa yang berkelanjutan.