• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Pelatihan Profil Desa Dan Kelurahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Modul Pelatihan Profil Desa Dan Kelurahan"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Modul Pelatihan. Profil Desa dan Kelurahan.

(2) Modul Pelatihan Profil Desa dan Kelurahan. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia PT Pillar Pusaka Inti.

(3) Modul Pelatihan Profil Desa dan Kelurahan Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang Hak Cipta oleh Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri Terbitan Pertama 2013.

(4) Sambutan. Data profil desa dan kelurahan merupakan hasil registrasi atau pendataan yang dilakukan Kementerian Dalam Negeri. Pola pengumpulan data registrasi memiliki perbedaan dari pengumpulan data sensus atau survai, misalnya sensus potensi desa atau survai sosial ekonomi nasional. Data registrasi tidak dikumpulkan pada satu waktu tertentu seperti sensus dan survai, melainkan merupakan data yang dikumpulkan secara rutin. Rutinitas tersebut menunjukkan kebutuhan akan pelembagaan (institutionalization) dalam proses pengumpulan, validasi, publikasi, hingga analisis untuk penggunaan datanya. Kepiawaian yang dibutuhkan bukan sekedar dalam pengumpulan data sebagaimana dalam suatu sensus dan survai. Dibutuhkan pula penanaman pemahaman bahwa hal ini merupakan kewajiban rutin sebagai aparat pemerintah desa, kabupaten/kota, provinsi, dan pemerintah di pusat. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu modul pelatihan yang mampu memastikan kapabilitas aparat pemerintah dalam mengumpulkan dan melakukan validasi data,.

(5) mengelola kelompok kerja, hingga membina serta mendanai seluruh rangkaian registrasi tahunan di tingkat desa ini. Besar harapan kami untuk menyediakan kurikulum hingga detil substansi pelatihan profil desa dan kelurahan, agar berguna dalam memastikan kesahihan data. Kami menyadari penerbitan ini masih menyisakan berbagai kesalahan. Oleh sebab itu kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan. Jakarta, Januari 2013 Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri.

(6) Daftar Isi. Pendahuluan. 1. Kurikulum. 3. Pokok Bahasan 1 Dinamika Kelompok dan Pre-Test. 9. Pokok Bahasan 2 Kebijakan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan. 29. Pokok Bahasan 3 Persiapan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan. 37. Pokok Bahasan 4 Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan. 45. Pokok Bahasan 5 Program Aplikasi Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan. 65.

(7) Pokok Bahasan 6 Evaluasi dan Refleksi Penyelenggaraan Pelatihan. 71.

(8) Daftar Istilah. Desa : dalam hal ini mencakup desa, kelurahan, nagari, unit pelaksana teknis, atau nama lain, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesia. Desa perhutanan: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya yang diliputi ekosistem yang bercirikan liputan pohon yang cukup luas, baik yang lebat atau kurang lebat. Desa perindustrian dan jasa: desa/kelurahan/nagari/ UPT/nama komunitas hukum lainnya yang terletak di sekitar lokasi industri pengolahan, perdagangan, usaha angkutan, pergudangan, komunikasi, jasa persewaan, pariwisata dan rekreasi, jasa pendidikan dan olah raga, dengan kegiatan ekonomi utama di luar budidaya pertanian dan pengolahan sumberdaya alam..

(9) Desa. Desa. Desa. Desa. Desa Desa. perkebunan: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya dengan areal tanah didominasi untuk penggunaan lahan non sawah yang ditanami tanaman keras terutama kelapa, kelapa sawit, kakao, cengkeh, kopi, karet. perladangan: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya dengan areal tanah dominan untuk usaha pertanian tanah kering yang penggarapannya dilaksanakan secara temporer, baik dilaksanakan di sekitar hutan hutan tropis atau tegalan. persawahan: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya dengan areal tanah dominan diusahakan untuk kegiatan pertanian tanah basah atau tanah kering, digenangi air secara periodik atau terus menerus dengan jenis vegetasi yang diusahakan berupa padi atau tebu, tembakau, rosela, sayur-sayuran, dan tanaman musiman atau tahunan lainnya. pertambangan: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya yang terletak pada zona layak tambang dan di dalamnya terdapat sebaran bahan galian unggulan. pesisir: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya yang menempati daerah peralihan antara ekosistem di darat dan di laut. peternakan: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya dengan wilayah yang secara khusus diperuntukkan untuk kegiatan peternakan atau terpadu sebagai komponen usahatani (berbasis tanaman pangan, hortikultura, perkebunan atau perikanan) dan terpadu sebagai.

(10) komponen ekosistem tertentu (hutan lindung atau suaka alam). Desa Swadaya: Tingkat perkembangan desa/kelurahan/ nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya setelah mencapai nilai total indeks yang diperoleh mencapai kurang dari 0,6. Desa Swakarya: Tingkat perkembangan desa/kelurahan/ nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya setelah mencapai nilai total indeks yang diperoleh mencapai 0,6 sampai 0,8. Desa Swasembada: Tingkat perkembangan desa/ kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya setelah mencapai nilai total indeks yang diperoleh mencapai lebih dari 0,8. Desa Tertinggal: atau disebut Desa Miskin, adalah desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya yang potensi umumnya rendah, laju perkembangannya lamban dan kurang berkembang serta status perkembangannya berada pada tingkat swadaya dengan kategori mula, madya dan lanjut. Kategori Lanjut: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya yang membutuhkan prioritas penanganan masalah yangterkait dengan kinerja pemerintahan desa dan kelurahan serta pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan desa dan kelurahan. Kategori Madya: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya yang membutuhkan prioritas penanganan pada masalah pemberdayaan masyarakat, modal sosial, kesadaran politik dan kebangsaan, peranserta masyarakat dalam pembangunan dan kinerja lembaga kemasyarakatan..

(11) Kategori Mula: desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya yang membutuhkan prioritas penanganan pada masalah pemenuhan kebutuhan dasar seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Kelurahan: wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja kecamatan. Dalam buku ini jumlah kelurahan dimasukkan ke dalam jumlah desa. Potensi Desa: keseluruhan sumber daya yang dimiliki atau digunakan oleh desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya baik sumber daya manusia, sumber daya alam dan kelembagaan maupun prasarana dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat. Tingkat Perkembangan Desa: status tertentu dari capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintrahan desa dan kelurahan serta pemerintahan daerah dalam melaksanakan pembangunan di desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya. Tipologi desa: kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa/kelurahan/nagari/UPT/nama komunitas hukum lainnya..

(12) Pendahuluan. Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan data pembangunan di tingkat desa dan kelurahan, Pemerintah melalui Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan telah mengeluarkan regulasi sebagai payung hukum bagi pelaksanaan kegiatan pendataan perkembangan desa dan kelurahan dimaksud. Di dalam permendagri tersebut termuat susunan pokok-pokok pemikiran menyangkut data profil desa dan kelurahan serta langkah-langkah konkrit tentang penyusunan data profil desa dan kelurahan; , pendayagunaan data profil desa dan kelurahan, serta pelaporan yang dilanjutkan dengan fungsi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraannya. secara umum data profil desa dan kelurahan yang dimaksudkan oleh permendagri tersebut di atas, terdiri atas tiga data informasi utama yaitu data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta data tingkat perkembangan desa dan kelurahan. Data profil desa dan kelurahan merupakan data registrasi, dengan konsekuensi dinilai sebagai tugas aparat pemerintah di tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional. Konsekuensi lainnya ialah kebutuhan pelembagaan untuk memastikan data terkumpul secara berkelanjutan dan memiliki validitas yang tinggi. Dengan menyadari hal tersebut, pelatihan tentang profil desa dan kelurahan menjadi sangat penting. Apalagi upaya untuk merealisasikan ketersediaan data dan informasi dimaksud bukanlah sederhana. Hal ini mengingat besarnya wilayah Indonesia dengan jumlah penduduk Indonesia yang melebihi angka 220 juta jiwa, yang tersebar di 34 Provinsi, 440 Kabupaten/Kota, 5.263 kecamatan serta tidak kurang dari 70.000 desa/ kelurahan. Untuk memperlancar sosialisasi, bimbingan teknis dan pelatihan bagi pelaksana kegiatan penyusunan profil desa dan kelurahan, maka disusunlah modul pelatihan ini. Pelatihan bagi calon pelatih ini menjadi langkah awal yang 1  .

(13) turut menentukan keberhasilan pelaksanaan pelatihan penyusunan dan pendayagunaan profil desa dan kelurahan untuk selanjutnya. Maksud dan Tujuan Maksud pelatihan adalah mendidik para pelatih yang selanjutnya ditugaskan untuk melatih kembali pada level pemerintahan di bawahnya. Pelatihan diharapkan menghasilkan motivasi untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, mempublikasi dan mendayagunakan profil desa dan kelurahan. Tujuan pelatihan adalah untuk menjamin terlaksananya kegiatan pendataan perkembangan desa dan kelurahan sebagaimana yang diamanatkan oleh Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Tujuan lainnya ialah menjaga kualitas data yang terkumpul. Pendataan itu sendiri diharapkan berlangsung secara berkelanjutan.. 2  .

(14) Kurikulum. Pelatihan ini ditujukan untuk mendidik dan membentuk kemampuan teknis para calon pelatih bagi Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. Dititikberatkan pada penguasaan tahapan penyusunan profil karena dasar dari keberhasilan pendayagunaan adalah bila penyusunan berlangsung sesuai kaidah yang telah ditetapkan dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Tahapan penyusunan terdiri dari masa pengumpulan data yang merukuk pada instrumen pengumpulan data, pengolahan data sesuai petunjuk skoring yang telah ditentukan dan publikasi data secara berjenjang. Rincian Modul Pelatihan Pokok-pokok materi Pelatihan bagi Pelatih dalam Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan, terangkum dalam kurikulum berikut. Pokok Bahasan. Materi Bahasan. PB 1. Dinamika Kelompok (Pengkoondisian Peserta) SPB.1.1. Pengantar Program Pelatihan SPB.1.2. Perkenalan, Pengorganisasian Peserta dan Tata Tertib SPB.1.3. Pre-Tes. 3. PB 2. Kebijakan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang. 2. 3  . Alokasi Waktu.

(15) Pokok Bahasan. Materi Bahasan. Alokasi Waktu. Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan PB 3. Persiapan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan untuk Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan SPB.3.1. Instrumen Pengumpulan Data SPB.3.2. Kelompok Kerja (Pokja) Profil Desa dan Kelurahan. 4. PB 4. Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan SPB.4.1. Simulasi Pengisian Data Profil Desa dan Kelurahan secara manual Sub Data Dasar Keluarga SPB.4.1.1. Sub Data Potensi Desa SPB.4.1.2. Sub Data Perkembangan Desa SPB.4.1.3. dan Kelurahan SPB.4.2. Simulasi Pengolahan Data dan Publikasi data secara Manual SPB 4.3. Pembuatan Laporan Data Profil Desa dan Kelurahan. 6. PB 5. Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Program Aplikasi Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan SPB.5.1. Pengenalan sistem operasionalisasi aplikasi profil desa dan kelurahan secara offline. SPB.5.2 Pengenalan sistem operasionalisasi aplikasi profil desa dan kelurahan secara online.. 22. PB 6. Evaluasi dan Refleksi Penyelenggaraan Pelatihan SPB.6.1. Post-Tes SPB.6.2. Evaluasi dan Refleksi Penyelenggaraan Pelatihan SPB.6.3. Pembukaan dan Penutupan. 4. 4  .

(16) Pokok Bahasan. Materi Bahasan Total Waktu Belajar Kelas (Jam Pelajaran). Alokasi Waktu 41. * 1 Jam Pelajaran = 45 menit Modul pelatihan ini terdiri dari 6 (enam) Satuan Pembahasan (PB) yang dikembangkan menjadi beberapa Satuan Sub Pokok Bahasan (SPB). Adapun jadwal Pelatihan Profil Desa dan Kelurahan disajikan sebagai berikut. NO WAKTU Hari Pertama 1 12.00 - 18.00 2 18.00 - 19.00 3 19.00 - 19.45. 19.45 - 20.30 20.30 - 21.15 Hari Kedua 06.30 - 08.00 08.00 - 08.45 08.45 - 10.15. 10.15 - 10.45 10.45 - 13.00 13.00 - 14.00 14.00 - 14.45 14.45 - 15.30 15.30 - 16.00. ACARA Check in Makan Malam Pembukaan Pengantar oleh MC Laporan oleh Panitia Sambutan/Pengarahan dan MEMBUKA secara resmi oleh Pimpinan Doa Pengantar Program Pelatihan Profil Desa dan Kelurahan Perkenalan, Pengorganisasian Peserta dan Tata Tertib Makan Pagi Peserta Pre Test Kebijakan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan Istirahat (cofee Break) Persiapan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan untuk Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan Istirahat (Makan Siang dan Shalat) LANJUTAN Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan Istirahat (coffee break) 5.  .

(17) NO. WAKTU 16.00 - 16.45 16.45 - 17.30 17.30 - 19.00 19.00 -21.15. Hari Ketiga 06.30 - 08.00 08.00 - 08.45 08.45 - 10.15 10.15 - 10.45 10.45 - 13.00 13.00 - 14.00 14.00 - 15.30 15.30 - 16.00 16.00 - 16.45 16.45 - 17.30 17.30 - 19.00 19.00 -20.30 Hari Keempat 06.30 - 08.00 08.00 - 10.15 10.15 - 10.45 10.45 - 13.00 13.00 - 14.00 14.00 - 15.30 15.30 - 16.00 16.00 - 17.30 17.30 - selesai Hari Kelima 06.30 - 08.00 08.00 - 08.45 08.45 - 09.30 09.30 - 10.15. ACARA LANJUTAN LANJUTAN Istirahat (Makan Malam dan Shalat) LANJUTAN Makan Pagi Peserta Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Program Aplikasi Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan LANJUTAN Istirahat (cofee Break) LANJUTAN Istirahat (Makan Siang dan Shalat) LANJUTAN Istirahat (coffee break) LANJUTAN LANJUTAN Istirahat (Makan Malam dan Shalat) LANJUTAN Makan Pagi Peserta LANJUTAN Istirahat (cofee Break) LANJUTAN Istirahat (Makan Siang dan Shalat) LANJUTAN Istirahat (coffee break) LANJUTAN Istirahat (Makan Malam dan Shalat). Makan Pagi Peserta Post Test Review dan Pembulatan Penutupan Pengantar oleh MC Laporan oleh Panitia 6.  .

(18) NO. WAKTU. 10.15 - 11.15. ACARA Sambutan/Pengarahan dan MENUTUP secara resmi oleh Pimpinan Doa Foto Bersama Ramah Tamah Penyelesaian Administrasi dan Check out. 7  .

(19) 8  .

(20) Pokok Bahasan 1 Dinamika Kelompok dan Pre-Test. Pokok Bahasan Tujuan. PB.1. Dinamika Kelompok dan Pre Tes Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu : 1. Mengetahui hal-hal umum menyangkut kegiatan Pelatihan pendataan perkembangan desa dan kelurahan melalui Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan. 2. Mengenal antar peserta, pelatih dan panitia 3. Menyusun organisasi kepengurusan peserta selama pelatihan berlangsung 4. Menjelaskan pengertian dasar tentang penyusunan dan pendayagunaan profil desa dan kelurahan. Sub Pokok Bahasan. SPB 1.1.. Waktu  . :. Pengantar Program Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. SPB 1.2. Perkenalan, Pengorganisasian Peserta dan Tata Tertib SPB 1.3. Pre-Tes 3 Jam Pelajaran = 135 menit.. disalin atau dicopy pada fasilitas media yang tersedia agar dapat dilihat oleh peserta di depan kelas. 9  .

(21) Modul 1.1 Sub Pokok Bahasan MODUL SUB POKOK BAHASAN 1.1. Pengantar Program Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. Tujuan. Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu : 1. Memahami dan mampu menyampaikan kembali kepada peserta pelatihan tingkat lainnya menyangkut uraian konsep umum, kebijakan dan regulasi Pemerintah menyangkut latar belakang dan tujuan dari Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. 2. Menguasai dan menyampaikan kembali kepada peserta pelatihan tingkat lainnya menyangkut pengetahuan tentang pendataan dan perkembangan desa kelurahan, terutama mengenai batasan pengertian pendataan, jenis dan cakupan data serta mekanisme pengukuran perkembangan desa yang bertolak dari data-data desa dan kelurahan yang lebih dahulu disusun menurut aturan baku yang ditentukan dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007.. Waktu :. 1 Jam Pelajaran = 45 menit.. disalin atau dicopy pada fasilitas media yang tersedia agar dapat dilihat oleh peserta di.  depan kelas. PROSES PEMBELAJARAN No. Kegiatan Pembelajaran dan Metode 1. Pengantar Fasilitator menjelaskan garis besar 10.  . Bahan/Materi/ Media 5 menit  Lembar Bacaan Pengantar pada Waktu.

(22) PROSES PEMBELAJARAN No. Kegiatan Pembelajaran dan Metode. Waktu. maksud dan tujuan pelatihan 2. Ceramah Fasilitator menjelaskan :  Tujuan dilaksanakannnya pelatihan.  Materi Pelatihan yang diberikan  Proses dan jadwal pelatihan. 20 menit. 3. Tanya Jawab dan Diskusi. 20 menit. Bahan/Materi/ Media Modul 1.1.1  Kurikulum Pelatihan pada Lembar Modul 1.1.2  Skema Tujuan Pelatihan pada Lembar Modul 1.1.3  Bagan Alur Pelatihan pada pada Lembar Modul 1.1.4 Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector  Alat dan kertas tulis  Pengeras suara  Komputer. 11  .

(23)  . Modul 1.1.1 Bacaan Pengantar Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan merupakan hal paling esensial dan faktor yang paling menentukan dalam pembangunan masyarakat dan desa. Pendataan tersebut akan menggambarkan potensi dan tingkat perkembangan desa/kelurahan yang akurat, komprehensif dan integral. Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu diterbitkan pedoman yang didalamnya memuat indikator maupun mekanisme pendataan yang menjadi acuan dalam mengetahui tingkat perkembangan desa dan kelurahan. Mencermati hal itu, Kementerian Dalam Negeri telah menerbitkan beberapa pedoman yang terkait dengan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan ini. Sebut saja seperti Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan Data Dasar Profil Desa dan Kelurahan. Kemudian disusul dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 414.3/316/PMD tanggal 17 Pebruari 2003 tentang Sistem Pendataan Profil Desa/Kelurahan, dan yang paling akhir adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. Dengan adanya pedoman tersebut, diharapkan akan tersusun data terkait dengan klasifikasi perkembangan desa dan kelurahan menurut katagori swadaya, swakarya dan swasembada. Namun dalam kenyataannya, kebijakankebijakan tersebut belum dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Salah satunya adalah terbatasnya jumlah aparat pengelola ataupun fasilitator yang menguasai secara komprehensif mengenai pendataan tersebut. Karena itu sosialisasi, bimbingan teknis dan pelatihan yang terkait dengan kebijakan pendataan perkembangan desa dan kelurahan merupakan keharusan dan menempati urutan pertama dari proses pendataan ini. Kegiatan ini dilakukan secara berjenjang dari tingkat pusat hingga ke tingkat desa dan kelurahan. Mengingat luasnya cakupan pendataan maka dibutuhkan aparat pengelola maupun fasilitator yang menguasai pendataan ini baik dari segi kebijakan maupun aplikasi di lapangan. Seperti tercatat pada data statistik Indonesia, saat ini jumlah desa dan kelurahan mencapai lebih dari 78.000 buah. Bila dikalkulasikan maka membutuhkan aparat pengelola maupun fasilitator minimal sejumlah desa atau 12  .

(24) kelurahan dimaksud. Aparat atau fasilitator tersebut harus dibekali pemahaman dan kemampuan teknis terkait dengan pendataan perkembangan desa dan kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Untuk membentuk aparat pengelola ataupun fasilitator yang handal maka perlu pemilihan metode pelatihan yang dapat diimplementasikan secara berjenjang. Pelatihan yang menempati jenjang pertama adalah Pelatihan bagi Pelatih (Training of Trainer) yang berlangsung di level Aparatur Pusat. Para Peserta pelatihan dibekali pengetahuan dan kemampuan teknis untuk selanjutnya diberikan tanggung jawab menyebar ke seluruh Provinsi di Indonesia guna melakukan tugas-tugas sebagai fasilitator, edukator dan motivator dalam memberi pemahaman dan membentuk kemampuan teknis penyusunan data profil desa baik secara manual ataupun secara program aplikasi, kepada sejumlah calon petugas pada Pokja Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan di level provinsi dan kabupaten/kota. Pelatih pada tingkat pusat diharapkan nantinya secara berjenjang dapat melatih aparat pengelola pada tingkat provinsi. Demikian selanjutnya, pelatih pada tingkat provinsi dapat menjadi pelatih bagi aparat pelaksana pada tingkat kabupaten/kota, kecamatan hingga tingkat desa dan kelurahan. Para peserta TOT pada tingkat pusat akan memiliki beban dan tanggung jawab yang lebih besar dikarenakan ia harus mampu menyerap seluruh informasi dan pengetahuan teknis yang diberikan oleh narasumber utama. Narasumber utama ini merupakan para perumus kebijakan, pembuat instrumen dan pembuat aplikasi program. Seluruh bekal yang diterima informasi dan kemampuan teknis tersebut harus benar-benar dipahami dan dikuasai agar tidak keliru dalam penyampaian kepada para petugas Pokja yang akan dilatihnya pada kesempatan berikut di Daerah. Kekeliruan dalam penyampaian tentunya akan berdampak kepada kesalahan pendataan pada tingkat paling bawah.. 13  .

(25) Modul 1.1.2 Kurikulum Modul Kurikulum Modul. Pokok Bahasan. PB 1. PB 2. PB 3. PB 4. Materi Bahasan. Dinamika Kelompok (Pengkoondisian Peserta) SPB.1.1. Pengantar Program Pelatihan SPB.1.2. Perkenalan, Pengorganisasian Peserta dan Tata Tertib SPB.1.3. Pre-Tes Kebijakan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. 3. Persiapan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan untuk Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan SPB.3.1. Instrumen Pengumpulan Data SPB.3.2. Kelompok Kerja (Pokja) Profil Desa dan Kelurahan Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan SPB.4.1. Simulasi Pengisian Data Profil Desa dan Kelurahan secara manual Sub SPB.4.1.1. Data Dasar Keluarga Sub SPB.4.1.2. Data Potensi Desa Sub SPB.4.1.3. Data Perkembangan Desa dan Kelurahan SPB.4.2. Simulasi Pengolahan Data dan Publikasi data secara Manual. 4. 14  . Alokasi Waktu (SATUAN JP ). 2. 6.

(26) SPB 4.3. PB 5. PB 6. Pembuatan Laporan Data Profil Desa dan Kelurahan Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Program Aplikasi Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan SPB.5.1. Pengenalan sistem operasionalisasi aplikasi profil desa dan kelurahan secara offline. SPB.5.2 Pengenalan sistem operasionalisasi aplikasi profil desa dan kelurahan secara online. Evaluasi dan Refleksi Penyelenggaraan Pelatihan SPB.6.1. Pos Tes SPB.6.2. Evaluasi dan Refleksi Penyelenggaraan Pelatihan SPB.6.3. Pembukaan dan Penutupan Total Waktu Belajar Kelas. 15  . 22. 4. 41.

(27) Modul 1.1.3. Tujuan Penelitian.  . Tujuan  Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan  .   PERAN  PESERTA  PELATIHAN    . TUJUAN PELATIHAN : 1. Membekali pemahaman latar belakang dan kebijakan Pendataan Perkembangan Desa melalui Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan 2. Membekali pemahaman secara lengkap langkah-langkah pelaksanaan penyusunan Profil Desa dan Kelurahan 3. Membekali pemahaman terhadap jenis dan cakupan data yang diperlukan dalam penyusunan Profil Desa Dan Kelurahan 4. Membekali pemahaman cara pengisian data manual Profil Desa Dan Kelurahan 5. Membekali pemahaman tentang sistem informasi Profil Desa Dan Kelurahan 6. Membekali pemahaman tentang cara mengoperasionalkan aplikasi Profil Desa dan Kelurahan secara offline dan online 7. Membekali pemahaman tentang cara mengolah dan menganalisis data Profil Desa Dan Kelurahan 8. Membekali pemahaman tentang cara mempublikasikan data Profil Desa dan Kelurahan dengan media-media yang tersedia. 9. Membekali pemahaman tentang kegunaan data Profil Desa dan Kelurahan. Mempersiapkan diri untuk menjadi Fasilitator dalam agenda Pelatihan pembentukan sumber daya aparatur lainnya yang dipersiapkan untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai pelatih pada Pelatihan Pendataan Perkembagan Desa dan Kelurahan sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan.. Mengkondisikan diri untuk menjadi edukator bagi Aparatur yang dipersiapkan menjadi Pelatih pada Pelatihan Profil Desa dan Kelurahan di tingkat Daerah. Edukasi meliputi upaya merubah sikap dan pandangan, meningkatkan pengetahuan dan membekali ketrampilan teknis mengenai Program Kerja Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan.. Membekali diri untuk menjadi motivator dalam mendorong semangat kerja para Aparatur yang diproyeksikan menjadi Pelatih pada Pelatihan Pendataan Perkembagan Desa dan Kelurahan sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. 16  .

(28) BAGAN ALUR PELATIHAN. Modul 1.1.4 Bagan Alur Pelatihan. Pembukaan (1 JP). PB.1. Dinamika Kelompok dan Pre Tes (3 Jam Pelajaran). Bina Suasana PB.2. Kebijakan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan (2 JP). PB.3. Persiapan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan untuk Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan (4 JP). Wawasan dan Pemahaman Kebijakan Pemerintah. Instrumen Pengumpulan Data Kelompok Kerja (Pokja) Profil Desa dan Kelurahan. PB.4. Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan (6 JP) Simulasi Pengisian Data Profil Desa dan Kelurahan secara manual: Data dasar keluarga, Data Potensi Desa dan Kelurahan serta Data Perkembagan Desa dan Kelurahan Simulasi Pengolahan Data dan Publikasi data secara Manual Pembuatan Laporan Data Profil Desa dan Kelurahan. Pengetahuan, sikap dan ketrampilan teknis dalam kerangka kegiatan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. PB.5. Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Program Aplikasi Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan (22 JP) Pengenalan sistem operasionalisasi aplikasi profil desa dan kelurahan secara offline. Pengenalan sistem operasionalisasi aplikasi profil desa dan kelurahan secara online.. PB.6. Evaluasi dan Refleksi Penyelenggaraan Pelatihan(2 JP). Penutupan (1 JP). 17  . Evaluasi.

(29) Modul 1.2 Sub Pokok Bahasan. MODUL SUB POKOK BAHASAN 1.2 Perkenalan, Pengorganisasian Peserta dan Tata Tertib Pelatihan Tujuan Setelah pembahasan materi, peserta diharapkan mampu : 1. Mengenal dan dikenal antar peserta, fasilitator dan panitia penyelenggara Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan melalui Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan 2. Memilih kepengurusan Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan melalui Penyusunan dan pendayagunaan profil desa dan kelurahan 3. Menetapkan tata tertib selama pelatihan berlangsung Waktu. 1 Jam Pelajaran = 45 menit. PROSES PEMBELAJARAN. No. 1 2. 3.  . Kegiatan Pembelajaran dan Metode. Waktu. Pengantar Fasilitator menjelaskan judul SPB, tujuan pembelajaran dan waktu yang dialokasikan Ceramah Fasilitator menjelaskan : makna perkenalan, tujuan dan manfaat perkenalan serta pentingnya pengorganisasian/ kepengurusan peserta selama pelatihan berlangsung Pemanasan : Tukar KTP ⎯ Fasilitator mengkondisikan peserta melakukan perkenalan dengan menggunakan permainan “Tukar KTP” ⎯ Peserta saling tukar KTP dan melakukan perkenalan ⎯ Fasilitator dan peserta membahas proses yang terjadi sewaktu melakukan permainan 18. 5 menit. Bahan/Materi/ Media Lembar Modul 1.2.. 10 menit. Lembar Bacaan Modul 1.2.2. 10 menit. Lembar Permainan Tukar KTP (M.1.2.2).

(30) 4. 5. Kerja Pleno Fasilitator meminta setiap peserta menuliskan satu nama calon ketua kelas. Selanjutnya, peserta diminta untuk menyampaikn nama calon Pengurus kelas serta alasan pengajuan nama tersebut. Sementara hal itu berlangsung, dilakukan penghitungan jumlah suara yang diperoleh untuk nama-nama yang diajukan oleh peserta. Nama yang menduduki jumlah perolehan tertinggi menjadi Ketua Kelas. Selanjutnya ketua terpilih dapat mengambil salah satu nama dari calon pengurus kelas atau diluar nama tersebut, untuk diangkat sebagai sekretaris. Ceramah dan Diskusi Pleno Fasilitator meminta peserta untuk memimpin kegiatan penyusunan Tata Tertib Kelas. Peserta mendiskusikan tentang Rancangan Tata Tertib dan membuat kesepakatan tentang Waktu Belajar. Pengurus kelas mencatat hasil diskusi di kertas dinding atau media lain yang memungkinkan untuk dilihat bersama-sama. Fasilitator mereview, menelaah dan mengambil kesimpulan atas hasil diskusi. Kesimpulan dituliskan di kertas dinding atau media lain yang memungkinkan untuk dilihat bersamasama.. 15 menit. Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector  Alat dan kertas tulis  Pengeras suara  Komputer. 19  .

(31) Modul 1.2.1 Tukar KTP   TUKAR KTP. Bahan dan alat. : KTP atau identitas lain. Makna Permainan. : Permainan ini ditujukan untuk peserta yang belum saling. kenal. Mengenal lewat kartu identitas memungkinkan peserta mengembangkan pertanyaan dari data yang tersedia di kartu. Cara bermain. :. 2. Fasilitator meminta peserta mengumpulkan KTP atau identitas lain di depan kelas 3. Peserta secara berurutan diminta mengambil KTP milik peserta lain, dengan syarat tidak mengambil KTP milik sendiri ataupun yang telah dikenal sebelum pelatihan berlangsung. 4. Peserta selanjutnya diminta untuk mendapatkan informasi menyangkut nama dan data lainnya dari peserta lain yang KTP nya telah diambil. 5. Setelah selesai dicatat, lalu peserta diminta untuk memperkenalkan nama dan data peserta lainnya, yang merupakan pemilik KTP. 6. Bagi peserta yang tak mampu menyebutkan nama peserta yang KTP dipegangnya, diberikan sanksi bernyanyi Pre Test. 7. Setelah selesai kegiatan perkenalan, fasilitator bersama membahas proses yang terjadi dalam perkenalan (misalnya, perasaan saat bertanya, informasi yang ingin digali dan lainnya)  . 20  .

(32) Modul 1.2.1 Pre Test MODUL SUB POKOK BAHASAN 1.3 Pre Tes Tujuan. Setelah pembahasan materi, peserta diharapkan: 1. Diketahui tingkat pemahaman dan pengetahuan peserta tentang Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan melalui Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan 2. Diketahui pemahamannya mengenai peserta terhadap perannya dalam Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan melalui Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. Waktu. 1 Jam Pelajaran = 45 menit. PROSES PEMBELAJARAN. No. 1. 2. 3. Kegiatan Pembelajaran dan Metode. Waktu. Pengantar Fasilitator menjelaskan judul SPB, tujuan pembelajaran dan waktu yang dialokasikan Pengisian Pre Tes (Kerja Individu) ⎯ Fasilitator mendistribusikan lembar soal dan lembar jawaban pre tes yang sudah disiapkan panitia. ⎯ Peserta mengisi lembar pre tes menurut petunjuk yang telah dijelaskan ⎯ Fasilitator melakukan pengawasan atas aktifitas pengisian lembar pre tes ⎯ Fasilitator mengumpulkan lembar pre tes yang sudah dikerjakan peserta Pengolahan Hasil Tes Fasilitator mengolah data bobot nilai yang diperoleh peserta dan melakukan interpretasi atas data-data tersebut, guna. 15 menit. 21  . 30 menit. -. Bahan/Materi/ Media Lembar Modul 1.3.1 Lembar Pre Tes pada Modul 1.3.2. Lembar Kunci Jawaban (M.1.3.2).

(33) PROSES PEMBELAJARAN No.. Kegiatan Pembelajaran dan Metode diambil kesimpulan umum sebagai bahan kebijakan atas langkah-langkah penguatan dan titik tekan materi yang dinilai kurang dikuasai peserta.. Waktu. Bahan/Materi/ Media. Catatan : kegiatan pengolahan hasil tes,dilakukan di luar waktu pre tes dan hasil harus dapat disajikan maksimal 2 setelah kegiatan pre tes berlangsung atau sebelum pokok bahasan 2 disampaikan. Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector  Alat dan kertas tulis  Pengeras suara  Komputer. 22  .

(34)  . Modul 1.3.2. Lembar Pre Test. PRE TES Pelatihan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan (Waktu : 25 menit) Nama : Instansi : Provinsi : Petunjuk Soal : Tulislah nama lengkap dan asal instansi serta provinsi Bacalah dengan teliti setiap soal yang tersedia sebelum menentukan jawaban yang benar dari pilihan yang tersedia Lingkari salah satu jawaban yang anda anggap benar Bila anda merasa perlu merubah pilihan yang telah lebih dahulu diputuskan, maka berilah tanda silang pada jawaban sebelumnya. Kemudian lingkari jawaban yang baru. Soal : 1. Apakah landasan hukum penyelenggaraan kegiatan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan : a. Permendagri Nomor 17 tahun 2002 b. Permendagri Nomor 12 tahun 2007 c. Permendagri Nomor 17 tahun 2007 2. Terkait dengan jawaban anda pada soal nomor 1 di atas, Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut mengatur tentang : a. Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan b. Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan c. Pelaksanaan Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan 3. Pengertian profil desa dan kelurahan adalah : 23  .

(35) a. Keseluruhan sumber daya yang dimiliki atau digunakan oleh desa dan kelurahan baik sumber daya manusia, sumber daya alam dan kelembagaan maupun prasarana dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat. b. Gambaran menyeluruh tentang karakter desa dan kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa dan kelurahan. c. Status tertentu dari capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintrahan desa dan kelurahan serta pemerintahan daerah dalam melaksanakan pembangunan di desa dan kelurahan. 4. Jenis data yang terdapat pada profil desa dan kelurahan : a. Data Dasar Keluarga, Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan desa dan kelurahan b. Data Keadaan Sosial Masyarakat dan Data Kondisi Fisik Desa dan KElurahan c. Data Pemerintahan Desa dan Kelurahan, beserta Data Perekonomian, Sosial dan Budaya, serta Ketertiban dan Keamanan Masyarakat Desa dan Kelurahan Politik 5. Sesuai dengan Permendagri, Pelaksana penyusunan dan pendayagunaan data profil desa pada level pemerintahan terbawah adalah: a. Perangkat Desa dan Kelurahan b. Kelompok Kerja (Pokja) Profil Desa dan Kelurahan c. Lembaga Kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan 6. Tugas dari Pelaksana penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan pada level pemerintahan terendah : a. Mengumpulkan dan mengolah data profil desa dan kelurahan di tingkat desa/kelurahan b. Mempublikasi data profil desa dan kelurahan di tingkat desa/kelurahan c. Keduanya benar 7. Tugas dari Pelaksana penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan pada level pemerintahan kec…… : a. Mengumpulkan, mengolah dan mempublikasikan data profil desa dan kelurahan di tingkat desa/kelurahan 24  .

(36) b. Mengumpulkan, mengolah dan mempublikasikan data profil desa dan kelurahan di kecamatan c. A dan B benar 8. Tugas dari Pelaksana penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan pada level pemerintahan kabupaten/ kota adalah : a. Kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan kelurahan di kabupaten/kota b. memfasilitasi pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan, analisis, publikasi, pelaporan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan tingkat kabupaten/kota. c. A dan B benar 9. Tugas dari Pelaksana penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan pada level pemerintahan provinsi : a. Kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan kelurahan di kabupaten/kota b. memfasilitasi pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan, analisis, publikasi, pelaporan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan tingkat kabupaten/kota. c. A dan B benar 10. Tahapan pengumpulan data adalah : a. Mengisi Data Dasar Keluarga, Potensi Desa dan Kelurahan serta Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan b. Mengisi Potensi Desa dan Kelurahan, Data Dasar Keluarga serta Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan c. Mengisi Data Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan, Potensi Desa dan Kelurahan serta Data Dasar Keluarga 11. Yang termasuk dalam Data Dasar Keluarga adalah : a. Potensi sumber daya manusia, perkembangan kesehatan, perkembangan pendidikan, penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga, partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan. b. Pembangunan dan kemasyarakatan, berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga, dan perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungan. c. A dan B benar 12. Potensi desa dan kelurahan meliputi: a. Data sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana. 25  .

(37) b. Potensi sumber daya manusia, perkembangan kesehatan, perkembangan pendidikan, penguasaan aset ekonomi dan sosial c. A dan B benar 13. Sebutkan klasifikasi tingkat perkembangan desa selama lima tahun : a. Swadaya, swakarya dan swasembada b. Cepat berkembang, Berkembang, Lamban Berkembang dan Kurang Berkembang c. A dan B benar 14. Apa yang menjadi dasar Penetapan Pokja tingkat Kecamatan: a. Peraturan Camat b. Surat Keputusan Camat c. Surat Keputusan Bupati/Walikota 15. Siapakah Penanggung jawab kegiatan penyusunan dan pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan yang terdapat dalam Susunan Pokja Profil Desa Dan Kelurahan Tingkat Provinsi? a. Gubernur b. Wakil Gubernur c. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa provinsi 16. Di dalam susunanan Pokja Profil Desa Dan Kelurahan masing-masing tingkatan, baik tingkatan kecamatan maupun tingkat desa/kelurahan. Disebutkan, Camat dan Kepala Desa mengemban kedudukan sebagai: a. Penasehat b. Penanggung jawab c. Ketua 17. Data profil desa dan kelurahan hasil pengolahan di tingkat kabupaten/kota disahkan dan dipublikasikan oleh : a. Bupati/Walikota melalui Keputusan Bupati/Walikota b. Bupati/Walikota melalui Peraturan Bupati/Walikota c. Bupati/Walikota dengan DPRD melalui Peraturan Daerah 18. Daftar isian data potensi desa dan kelurahan serta data tingkat perkembangan desa dan kelurahan diisi oleh Pokja profil desa dan kelurahan pada bulan : a. Agustus b. September c. Oktober. 26  .

(38) 19. Pengumpulan, pengolahan dan publikasi data potensi desa dan kelurahan dilaksanakan: a. Setiap Tiga tahun b. Setiap Dua tahun c. Setiap tahun 20. Publikasi Data Klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan dilakukan : a. Setiap Lima tahun b. Setiap Tiga tahun c. Setiap Dua tahun. 27  .

(39)  . Modul 1.3.2 Kunci Jawaban KUNCI JAWABAN PRE TEST 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.. b a b a b c b c c a. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.. 28  . c a a b c b c c a b.

(40) Pokok Bahasan 2 Kebijakan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan. Pokok Bahasan. PB.2. Kebijakan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. Tujuan. Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu: 1. Memahami dan mampu menyampaikan kembali kepada peserta pelatihan tingkat lainnya menyangkut uraian konsep umum, kebijakan Pemerintah menyangkut latar belakang dan tujuan dari Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sebagaimana yang diamanatkan dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tengang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan 2. Menguasai dan menyampaikan kembali kepada peserta pelatihan tingkat lainnya menyangkut menyangkut pengetahuan tentang pendataan dan perkembangan desa kelurahan, terutama mengenai batasan pengertian pendataan, jenis dan cakupan data serta mekanisme pengukuran perkembangan desa yang bertolak dari datadata desa dan kelurahan yang lebih dahulu disusun menurut aturan baku yang ditentuakan dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. 3. Menyebut dan menjelaskan rangkaian tahapan 29.  .

(41) penyelenggaraan Data Profil Desa dan Kelurahan Waktu.  . :. 2 Jam Pelajaran = 90 menit.. disalin atau dicopy pada fasilitas media yang tersedia agar dapat dilihat oleh peserta di depan kelas PROSES PEMBELAJARAN. No.. Kegiatan Pembelajaran dan Metode. Waktu. 1. Pengantar Fasilitator menjelaskan garis besar kebijakan pemerintah terhadap program pendataan perkembangan desa dan kelurahan. Ceramah Fasilitator menyampaikan materi profil desa dan kelurahan, yang mencakup kegiatan penyusunan dan serta pendayagunaan profil.. 15 menit. Tanya Jawab Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk megajukan pertanyaan terkait hal-hal yang dirasa belum jelas dari materi yang disampaikan.. 25 menit. 2. 3. 80 menit. Bahan/Materi/ Media.  Lembar Bacaan Pengantar pada Modul 2.1.  Lampiran I, II, III dan IV Kepmendagri Nomor 12 Tahun 2007. Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector  Alat dan kertas tulis  Pengeras suara  Komputer 30  .

(42) Modul 2.1. Bacaan Pengantar Kebijakan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan Untuk memberi arah kebijakan umum menyangkut pelaksanaan program kerja pendataan perkembangan desa dan kelurahan, Pemerintah menerbitkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. Peraturan ini menjadi landasan hukum pelaksanaan pendataan perkembangan desa dan kelurahan. Selebihnya, di dalamnya termuat mekanisme dan instrumen pengumpulan data, pelaksana dan tata cara pelaksanaan dari mulai awal hingga akhir. Bila memperhatikan kalimat “Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan” maka dapat ditemukan tiga kata pokok yang terdapat di dalamnya yaitu “Penyusunan”, “Pendayagunaan dan “Profil Desa dan Kelurahan”. Di dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 disebutkan pengertian dari masing-masing kata tersebut. Penyusunan adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan. Pendayagunaan adalah berbagai upaya pemanfaatan data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan.dalam sistem perencanaan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan. Sedangkan profil desa dan kelurahan merupakan gambaran menyeluruh tentang karakter desa dan kelurahan yang meliputi data dasar keluarga, potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan, prasarana dan sarana serta perkembangan kemajuan dan permasalahan yang dihadapi desa dan kelurahan. Dari pengertian di atas mengemuka sebutan istilah seperti “data dasar keluarga”, “data potensi desa dan kelurahan” serta “tingkat perkembangan desa dan kelurahan”. Masing-masing sebutan itu telah dicantumkan maksud pengertiannya di dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Data dasar keluarga adalah gambaran menyeluruh potensi dan perkembangan keluarga yang meliputi potensi sumber daya manusia, perkembangan kesehatan, perkembangan pendidikan, penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga, partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga, dan perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungannya. 31  .

(43) Potensi desa dan kelurahan adalah keseluruhan sumber daya yang dimiliki atau atau digunakan oleh desa dan kelurahan baik sumber daya manusia, sumber daya alam dan kelembagaan maupun prasarana dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat. Sedangkan Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan adalah status tertentu dari capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintrahan desa dan kelurahan serta pemerintahan daerah dalam melaksanakan pembangunan di desa dan kelurahan. Tahapan Penyusunan profil desa dan kelurahan yang dilakukan untuk pendataan perkembangan desa dan kelurahan sebagaimana disebutkan dalam Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 pada Pasal 24 meliputi kegiatan berikut ini: (1) penyiapan instrumen pengumpulan data; (2) penyiapan kelompok kerja profil desa/kelurahan; (3) pelaksanaan pengumpulan data; (4) pengolahan data; dan (5) publikasi data profil desa dan kelurahan. Perlu diperhatikan bahwa dalam pelaksanaannya nanti, kegiatan penyusunan profil desa dan kelurahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 tersebut dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota sampai tingkat provinsi. Pelaksanaan kegiatan ini menjadi tugas dan tanggung jawab Kelompok Kerja (Pokja) Profil Desa dan Kelurahan. Pokja dimaksud dibentuk pada seluruh tingkatan pemerintahan, yaitu tingkat provinsi, tingkat kabupaten/kota, tingkat kecamatan dan terakhir pada tingkat desa/ kelurahan. Pedoman mengenai Pokja diatur pada pasal 27, pasal 28, pasal 29 dan pasal 30 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Kembali pada tahapan penyusunan Profil Desa dan Kelurahan, terdapat hal penting yang perlu digarisbawahi yaitu urutan pertama yang paling krusial adalah adalah pemahaman yang utuh terhadap instrumen pengumpulan data profil desa dan kelurahan. Instrumen ini terdiri dari tiga kelompok pengisian data yaitu : (1) daftar isian data dasar keluarga; (2) daftar isian potensi desa dan kelurahan; serta (3) daftar isian tingkat perkembangan desa dan kelurahan. Bagaimana bentuk instrumen tersebut, dapat dilihat pada Lampiran I, II dan III Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Setelah Instrumen dikuasai, maka pemilihan sumber informasi dalam pengumpulan data profil desa dan kelurahan menjadi titik perhatian. Sumber informasi adalah kepala keluarga, pengurus RT, pengurus RW, kepala dusun, kepala lingkungan, kepala desa, lurah dan perangkat desa dan kelurahan, pengurus TP-PKK dan lembaga kemasyarakatan serta unit pelaksana teknis satuan kerja perangkat daerah dan perangkat pusat yang ada di desa, kelurahan dan kecamatan. Hal tersebut dicantumkan pada Pasal 31 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. 32  .

(44) Data dasar keluarga, potensi desa dan kelurahan serta data tingkat perkembangan desa dan kelurahan yang telah dikumpulkan dari berbagai informan, selanjutnya akan dilakukan pengolahan. Kegiatan pengolahan data tersebut dilaksanakan secara berjenjang, dari tingkat desa dan kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota sampai tingkat provinsi oleh masing-masing tingkatan Pokja dari tingkatan desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota hingga provinsi. Pengolahan data dasar keluarga, potensi dan tingkat perkembangan desa dan kelurahan menggunakan alat bantu program aplikasi profil desa dan kelurahan serta profil RIAD (software), alat pengolah data (hardware) serta dukungan sumber daya manusia (brainware) yang ditetapkan menurut standar nasional. Yang perlu diperhatikan bahwa, pengolahan dimaksud di atas dilaksanakan melalui klarifikasi, tabulasi, kompilasi dan rekapitulasi baik melalui program aplikasi maupun secara manual. Hal tersebut sebagaimana disebutkan pada Pasal 32 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Panduan teknis operasional pengolahan data dasar keluarga dan RIAD, data potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan secara manual dan menggunakan alat bantu program aplikasi sebagaimana dimaksud tercantum dalam Lampiran IV Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Hasil pengolahan data profil desa dan kelurahan tersebut di atas, akan tersaji berupa data tentang : (1) kualitas ibu dan anak di tingkat dusun dan lingkungan hasil RIAD; (2) tingkatan potensi umum desa dan kelurahan; (3) potensi pengembangan desa dan kelurahan;(4) tipologi pengembangan desa dan kelurahan sesuai potensi unggulan; (5) laju perkembangan desa dan kelurahan; (6) klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan; (7) kategori status kemajuan desa dan kelurahan; (8) permasalahan kualitas keluarga, tingkatan potensi umum, factor pembatas pengembangan potensi dan laju perkembangan, tingkat dan kategori perkembangan desa dan kelurahan; dan (9) indikasi program pembangunan desa dan kelurahan tahun selanjutnya. Kesembilan rupa data yang disebutkan tertuang dalam pasal 34 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Selanjutnya, adalah tahapan publikasi hasil pengolahan data. Data yang telah diolah tersebut disajikan dalam bentuk hardcopy seperti buku dan papan profil desa dan kelurahan serta bentuk softcopy seperti compact disc room, flash disc atau audio video agar mudah diakses oleh seluruh pelaku pembangunan desa dan kelurahan dari tingkat masyarakat sampai dunia usaha dan institusi pemerintahan pada berbagai tingkatan. Legalitas dan mekanisme tata cara publikasi ini diatur pada pasal 35, pasal 36, pasal 37 dan Pasal 38 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Rangkaian tahapan kegiatan penyusunan profil desa dan kelurahan tersebut di atas, dilaksanakan dalam periodeisasi waktu kerja yang baku, sebagaimana disebutkan pasal 39 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Periode waktu kerja dimaksud yakni ; bulan Agustus sampai September adalah masa bagi 33  .

(45) Pokja melakukan pendistribusian Daftar isian data dasar keluarga kepada masing-masing kepala keluarga dan melakukan pengumpulan kembali daftar isian tersebut. Selanjutnya, bulan Oktorber sebagai masa waktu untuk Pokja mengisi Daftar isian data potensi desa dan kelurahan serta data tingkat perkembangan desa dan kelurahan. Disusul, bulan November sebagai masa kerja bagi Pokja melakukan pengolahan data profil desa dan kelurahan. Terakhir, bulan Desember Pokja harus sudah melakukan publikasi data profil desa dan kelurahan. Selain itu, Pasal 40 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 juga mengatur perbedaan jarak waktu tahunan dalam memperbaharui atau peremajaan antar data. Persisnya disebutkan bahwa kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data potensi desa dan kelurahan dilaksanakan setiap tiga tahun. Tingginya dinamisasi data dasar keluarga mendorong untuk dilakukan peremajaan data setiap tahun. Sedangkan data tingkat perkembangan desa dan kelurahan dilakukan setiap lima tahun. Dalam kerangka pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan penyusunan profil desa dan kelurahan, sebagaimana disebutkan pada Pasal 43, Pasal 44 , Pasal 45, dan Pasal 46 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 bahwa perlu penyampaian laporan tertulis pelaksanaan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan kelurahan secara berjenjang yaitu berturut-turut dari tingkat desa dan kelurahan dilaporkan oleh Kepala Desa/Lurah kepada Camat. Seterusnya Camat menyampaikan laporan pelaksanaan tingkat kecamatan kepada Bupati/Walikota. Seterusnya, Bupati/Walikota melaporkan kepada Gubernur dan Menteri Dalam Negeri melalui Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Terakhir, laporan oleh Gubernur kepada Menteri Dalam Negeri melalui Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Menyangkut bentuk laporan terdapat pada Lampiran V Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Pada fase hilir dari keberadaan profil desa dan kelurahan ini adalah aspek pendayagunaan data profil desa dan kelurahan. Disebutkan pada pasal 41 dan pasal 42 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 bahwa pendayagunaan data profil desa dan kelurahan diarahkan pada pemanfaatan data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta data tingkat perkembangan desa dan kelurahan sebagai data dasar bersama pelaku pembangunan desa/kelurahan dalam mendukung perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan pelestarian kebijakan, program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, pelayanan publik, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan desa, kelurahan dan lembaga kemasyarakatan serta penataan wilayah adminstrasi pemerintahan. Harapannya, data tersebut dapat berdayaguna pemanfaatannya untuk : a. mengetahui karakteristik potensi sumber daya alam, sumber daya manusia, dukungan kelembagaan dan perkembangan prasarana dan sarana, tingkat 34  .

(46) perkembangan ekonomi, kesehatan, pendidikan, keamanan dan ketertiban, kesadaran politik dan peranserta masyarakat, kinerja lembaga kemasyarakatan dan pemerintahan desa dan kelurahan serta permasalahan pembangunan di setiap desa dan kelurahan; b. mengukur kecepatan perkembangan desa dan kelurahan sebagai dampak sinergitas potensi sumber daya manusia, sumber daya alam, kelembagaan dan prasarana dan sarana serta hasil kegiatan pembangunan yang dilaksanakan setiap tahun; c. mengukur status kemajuan dan kategorial tingkat perkembangan desa dan kelurahan swadaya ke swakarya menuju swasembada; d. menjadi input strategis dalam musyawarah perencanaan pembangunan partisipatif berbasis potensi dan tingkat perkembangan masyarakat tingkat desa dan kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dan nasional; e. menjadi pedoman dalam penentuan arah pengembangan desa dan kelurahan sesuai dengan tipologi potensi dan perkembangan masyarakat; f. koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi kebijakan dan program pembangunan masuk desa dan kelurahan; g. menjadi alat deteksi permasalahan yang menghambat laju perkembangan kemajuan masyarakat; h. penataan administrasi pemerintahan desa dan kelurahan; i. penyediaan bahan penilaian dan pengukuran kinerja pembangunan desa dan kelurahan melalui perlombaan desa dan kelurahan; dan j. penentuan lokasi sasaran dan keluarga penerima berbagai program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Untuk menjamin terlaksananya penyusunan profil desa dan kelurahan sebagaimana yang diharapakan, maka diperlukan pembinaan dan pengawasan yang berjenjang dengan masing-masing peran dan tanggung jawab pembinaan. Sebut saja sebagaimana disebutkan pada pasal 48 Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 bahwa Pemerintah dan Pemerintah Provinsi wajib membina penyelenggaraan penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan. Sedangkan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Camat wajib membina dan mengawasi teknis pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, analisis, publikasi dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan. Pembinaan Pemerintah Pusat diantaranya meliputi (1) memberikan pedoman dan standar pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, analisis, publikasi dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan; (2) memberikan bimbingan, supervise, monitoring, evaluasi dan koordinasi pelaksanaan penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan; (3) melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada pengelola profil desa dan kelurahan di daerah dan desa/kelurahan; (4) memberikan pedoman pelatihan penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan; dan pembinaan lainnya yang diperlukan. 35  .

(47) Pembinaan Pemerintah Provinsi, diantaranya: (1) memfasilitasi penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan di kabupaten/kota; (2) menetapkan bantuan keuangan dari pemerintah provinsi untuk penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan; (3) melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan skala provinsi;(4) melakukan upaya percepatan penyediaan data profil desa dan kelurahan tingkat provinsi; (5) melaksanakan orientasi dan pelatihan bagi pengelola profil desa dan kelurahan di tingkat provinsi; dan (6) memfasilitasi pendayagunaan data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta data tingkat perkembangan desa dan kelurahan dalam proses formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan di tingkat provinsi. Pembinaan dan pengawasan Pemerintah Kabupaten/Kota, diantaranya meliputi: (1) menetapkan bantuan keuangan dari pemerintah kabupaten/kota untuk penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan; (2) memfasilitasi penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan di kecamatan, desa dan kelurahan; (3) melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan skala kabupaten/kota; (4) melakukan upaya percepatan penyediaan data profil desa dan kelurahan tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan kabupaten/kota; (5) melaksanakan orientasi dan pelatihan bagi kelompok kerja pengelola profil desa dan kelurahan di tingkat kabupaten/kota; kecamatan dan desa/kelurahan; dan (6) memfasilitasi pendayagunaan data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta data tingkat perkembangan desa dan kelurahan di tingkat kabupaten/kota dalam proses perencanaan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan di desa/kelurahan. Pembinaan teknis dan pengawasan camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 ayat (2), meliputi: (1) memfasilitasi dukungan pendanaan dalam anggaran pendapatan dan belanja desa serta anggaran kelurahan untuk penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan; (2) memfasilitasi pembentukan kelompok kerja profil desa dan kelurahan di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan; (3) mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi serta pendayagunaan data dasar keluarga, data potensi desa dan kelurahan serta data tingkat perkembangan desa dan kelurahan di wilayah kecamatan; (4) memfasilitasi penyusunan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan di tingkat kecamatan; (5) melakukan upaya percepatan penyediaan data profil desa dan kelurahan tingkat desa/kelurahan dan kecamatan; dan (6) memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pendayagunaan data profil desa dan kelurahan di tingkat kecamatan. 36  .

(48) Pokok Bahasan 3 Persiapan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan. Pokok Bahasan PB.3. Persiapan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan untuk Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan Tujuan. Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu : 1. Memahami hal-hal yang menyangkut persiapan pelaksanaan kegiatan penyusunan profil desa dan kelurahan 2. Mengetahui proses kegiatan dan tahapan dalam pelaksanaan penyusunan dan pendayagunaan profil desa dan kelurahan. Sub Pokok Bahasan. SPB 3.1.. Instrumen Pengumpulan Data. SPB 3.2. Pokja Profil Desa dan Kelurahan. Waktu. 6 Jam Pelajaran = 270 menit.. :. disalin atau dicopy pada fasilitas media yang tersedia agar dapat dilihat oleh peserta di.  depan kelas. 37  .

(49) Modul 3 Pokok Bahasan MODUL SUB POKOK BAHASAN 3.1 Instrumen Pengumpulan Data Tujuan. Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu : 1. Menjelaskan dan memahami seluruh Instrumen data yang dibutuhkan dalam penyusunan Data Profil Desa dan Kelurahan 2. Dapat membedakan jenis dan cakupan tiga data utama yang terdapat di dalam Profil Desa dan Kelurahan. Waktu. 4 Jam Pelajaran = 180 menit. PROSES PEMBELAJARAN. No.. Kegiatan Pembelajaran dan Metode. 1. Pengantar. 2. Ceramah. 3. Tanya Jawab. 38  . Bahan/Materi/ Media 5 menit  Lembar Bahan Bacaan pada Modul 3.2.1. 20 menit  Lembar Bahan Presentasi pada Modul 3.2.2. 20 menit Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector  Alat dan kertas tulis  Pengeras suara  Komputer Waktu.

(50) Modul 3.1.1 Bacaan Pengantar Instrumen Pengumpulan Data Profil Desa dan Kelurahan Langkah pertama dalam pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007 adalah penyiapan instrumen pengumpulan data. Instrumen dimaksud terdiri dari (1) Daftar Isian Data Dasar Keluarga, berisikan gambaran menyeluruh potensi dan perkembangan keluarga (2) Daftar Isian Potensi Desa Dan Kelurahan, bermanfaat sebagai bahan pengukuran dan analisis dalam menentukan tingkatan potensi umum, potensi pengembangan dan tipologi desa dan kelurahan; dan (3) Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa Dan Kelurahan. Bagaimana bentuk Daftar isian tersebut, dapat dilihat pada lampiran I, II dan III Permendagri dimaksud. Dengan demikian, daftar isian menghendaki aktifitas pengisian data. Berkaitan dengan itu, perlu digaris bawahi bahwa data dan pendataan adalah basis utama dari keberhasilan penyusunan profil desa dan kelurahan. Data diartikan sebagai sekumpulan keterangan kuantitatif dan/atau kualitatif yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang dapat memberikan gambaran tentang potensi, perkembangan dan permasalahan tertentu. Sedangkan, pendataan itu sendiri adalah kegiatan pengumpulan fakta dan informasi melalui pengisian daftar isian data dasar keluarga, potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan. Berikut perlu ditegaskan maksud dan penjelasan dari data dasar keluarga, potensi desa dan kelurahan serta tingkat perkembangan desa dan kelurahan. Mengingat hal ini merupakan aspek yang harus benar-benar dipahami oleh peserta pelatihan. Pertama, Data dasar keluarga mencakup tujuh elemen data, yaitu : 1. potensi sumber daya manusia, yang meliputi meliputi jumlah, usia dll 2. Perkembangan kesehatan; 3. perkembangan pendidikan, ; 4. penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga; 5. partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; 6. berbagai permasalahan kesejahteraan keluarga; dan 7. perkembangan keamanan dan ketertiban di lingkungannya Kedua, data Potensi Desa dan Kelurahan mencakup lima elemen data, yaitu : 1. Data Sumber daya alam, yang meliputi : (1) potensi umum yang meliputi batas dan luas wilayah, iklim, jenis dan kesuburan tanah, orbitasi, bentangan 39  .

(51) wilayah dan letak; (2) pertanian; (3) perkebunan; (4) kehutanan; (5) peternakan; (6) perikanan; (7) bahan galian; (8) sumber daya air; (9) kualitas lingkungan; (10) ruang publik/taman; dan (11) wisata. 2. Data Sumber daya manusia, Data sumber daya manusia meliputi: (1) jumlah; (2) usia; (3) pendidikan; (4) mata pencaharian pokok; (5)agama dan aliran kepercayaan; (6) kewarganegaraan; (7) etnis/suku bangsa; (8) cacat fisik dan mental; dan (9) tenaga kerja. 3. Data sumber daya kelembagaan meliputi: (1) lembaga pemerintahan desa dan kelurahan;(2) lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan; (3) lembaga social kemasyarakatan; (4)organisasi profesi; 5) partai politik; (6)lembaga perekonomian; (7)lembaga pendidikan; (8) lembaga adat; dan (10) lembaga keamanan dan ketertiban. 4. Data prasarana dan sarana meliputi: (1) transportasi; (2) informasi dan komunikasi; (3). prasarana air bersih dan sanitasi; (4) prasarana dan kondisi irigasi; (5) prasarana dan sarana pemerintahan; (6) prasarana dan sarana lembaga kemasyarakatan; (7) prasarana peribadatan; (8) prasarana olah raga; (9) prasarana dan sarana kesehatan; (10) prasarana dan sarana pendidikan; (11) prasarana dan sarana energi dan penerangan; (11) prasarana dan sarana hiburan dan wisata; dan (12) prasarana dan sarana kebersihan. Dengan adanya data potensi desa dan kelurahan maka dapat dilakukan pengukuran dan analisis guna menentukan tingkatan potensi umum, potensi pengembangan dan tipologi dari masing-masing desa dan kelurahan. Tiga peristilahan tersebut, masing-masing terbagi lagi ke dalam spesifikasi yakni : Tingkatan potensi umum terdiri atas: (1) potensi tinggi; (2) potensi sedang; dan (3)potensi rendah. Potensi pengembangan terdiri atas: (1) Sangat Potensial Dikembangkan; (2) Potensial Dikembangkan; (3) Cukup Potensial; (4) Kurang Potensial Dikembangkan. Tipologi Desa dan Kelurahan merupakan hasil scoring potensi umum dan potensi pengembangan. Hasilnya akan menentukan tipologi desa dan kelurahan, yaitu : (1) Tipologi desa dan kelurahan persawahan; (2) Tipologi desa dan kelurahan perladangan; (3) Tipologi desa dan kelurahan perkebunan; (4) Tipologi desa dan kelurahan peternakan; (5) Tipologi desa dan kelurahan nelayan; (6) Tipologi desa dan kelurahan pertambangan/galian; (7) Tipologi desa dan kelurahan kerajinan dan industri kecil; (8) Tipologi desa dan kelurahan industri sedang dan besar; dan (9) Tipologi desa dan kelurahan jasa dan perdagangan. Dengan demikian, Tipologi Desa/Kelurahan dapat diartikan sebagai kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan kelurahan 40  .

(52) Ketiga, Tingkat perkembangan desa dan kelurahan mencerminkan keberhasilan pembangunan desa dan kelurahan setiap tahun dan setiap lima tahun yang diukur dari laju kecepatan perkembangan: (1) ekonomi masyarakat; (2) pendidikan masyarakat; (3) kesehatan masyarakat; (4) keamanan dan ketertiban; (5) kedaulatan politik masyarakat; (6) peranserta masyarakat dalam pembangunan; (7) lembaga kemasyarakatan; (8) kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; dan (10) pembinaan dan pengawasan. Hasil evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan setiap tahun akan menentukan laju perkembangan desa dan kelurahan dalam kategori : cepat berkembang, berkembang, lamban berkembang, dan kurang berkembang. Keluaran analisis laju perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun digunakan untuk mengukur tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap lima tahun dalam klasifikasi desa dan kelurahan swasembada, swakarya, dan swadaya. Keluaran Analisis terhadap klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan swasembada, swakarya dan swadaya, menghasilkan klasifikasi status kemajuan desa dan kelurahan dalam kategori mula, madya dan lanjut.. 41  .

(53) Modul 3.2. Bacaan Pengantar MODUL SUB POKOK BAHASAN 3.2 Kelompok Kerja (Pokja) Profil Desa dan Kelurahan Tujuan. Setelah pembahasan materi, peserta diharapkan mampu : 1. Menyebut dan menjelaskan unsur-unsur personil yang terdapat dalam Pokja Profil Desa dan Kelurahan pada semua tingkatan 2. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing Pokja profil desa dan kelurahan. 3. Menjelaskan mekanisme pembentukan Pokja Desa dan Kelurahan pada masing-masing tingkatan. Waktu. 2 Jam Pelajaran = 90 menit. PROSES PEMBELAJARAN. No.. Kegiatan Pembelajaran dan Metode. Waktu. 1. Pengantar. 5 menit. 2 3. Ceramah Tanya Jawab. 20 menit 20 menit. 42  . Bahan/Materi/ Media  Lembar Bahan Bacaan pada Modul 3.2.1.. Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector  Alat dan kertas tulis  Pengeras suara  Komputer.

(54) Modul 3.2.1 Bacaan Pengantar Kelompok Kerja Profil Desa dan Kelurahan Kegiatan Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan yang meliputi pengumpulan, pengolahan dan publikasi data sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2007 dilaksanakan oleh Kelompok Kerja atau disingkat dengan sebutan Pokja Profil Desa dan Kelurahan. Kelompok Kerja ini dibentuk di tingkat Provinsi, Tingkat Kabupaten/Kota, Tingkat Kecamatan dan Tingkat Desa dan Kelurahan. Pada tingkat desa dan kelurahan, Pokja profil desa dan kelurahan ditetapkan oleh kepala desa/lurah melalui Keputusan Kepala Desa/Lurah. Adapun susunan Pokja profil desa dan kelurahan terdiri dari (1) penanggungjawab adalah Kepala Desa/Lurah; (2) Ketua dijabat oleh Sekretaris Desa/Kelurahan; dan; (3) Anggota terdiri dari perangkat desa/kelurahan, Kepala Dusun/Lingkungan, pengurus lembaga kemasyarakatan desa/kelurahan dan para kader pemberdayaan masyarakat serta aparat perangkat daerah yang ada di desa/kelurahan dan kecamatan. Tugas dari Pokja profil desa dan kelurahan Tingkat Desa dan Kelurahan adalah: a. Melakukan pengumpulan data profil desa dan kelurahan tingkat desa/kelurahan sesuai instrumen pengumpulan data. b. Melakukan pengolahan data profil desa dan kelurahan secara manual c. Melakukan pengolahan data secara komputerisasi d. Melakukan publikasi data e. Membuat laporan pelaksanaan penyusunan profil desa/ kelurahan tingkat desa/ kelurahan. Pada tingkat kecamatan, Pokja profil desa dan kelurahan ditetapkan oleh camat melalui Keputusan Camat. Adapun susunan Pokja profil desa dan kelurahan tingkat kecamatan terdiri dari (1) penanggungjawab adalah Camat; (2) Ketua dijabat oleh Sekretaris Kecamatan; dan; (3) Anggota anggota terdiri dari unsur aparat perangkat kecamatan dan daerah yang ada di tingkat kecamatan. Tugas dari Pokja profil desa dan kelurahan Tingkat Kecamatan adalah: a. Melakukan pengumpulan data profil desa dan kelurahan tingkat kecamatan, dengan merujuk pada instrumen pengumpulan data. b. Melakukan pengolahan data profil desa dan kelurahan secara manual c. Melakukan pengolahan data secara komputerisasi d. Melakukan publikasi data profil desa dan kelurahan tingkat kecamatan e. Membuat laporan pelaksanaan penyusunan profil desa/ kelurahan 43  .

(55) tingkat kecamatan kepada Bupati/Walikota Pada tingkat kabupaten/kota, Pokja profil desa dan kelurahan ditetapkan oleh Bupati/Walikota melalui Keputusan Bupati/Walikota Adapun susunan Pokja profil desa dan kelurahan tingkat kabupaten/kota terdiri dari (1) penanggungjawab adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa kabupaten/kota; (2) Ketua dijabat oleh Kepala Bidang yang menangani profil desa dan kelurahan; (3) Anggota anggota terdiri dari perwakilan unit kerja pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa kabupaten/kota dan perangkat daerah lainnya. Tugas dari Pokja profil desa dan kelurahan Tingkat Kabupaten/Kota adalah: a. Melakukan pengumpulan data profil desa dan kelurahan tingkat kabupaten/kota. b. Melakukan pengolahan data profil desa dan kelurahan secara manual c. Melakukan pengolahan data secara komputerisasi d. Melakukan publikasi data profil desa dan kelurahan tingkat kabupaten/kota e. Melakukan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan tingkat kabupaten/kota f. Membuat laporan pelaksanaan penyusunan profil desa/ kelurahan tingkat kabupaten/ kota kepada Gubernur dan Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. Selanjutnya, pada tingkat provinsi kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan kelurahan di tingkat provinsi dilaksanakan oleh Pokja profil desa/kelurahan tingkat provinsi. Pokja profil desa dan kelurahan di tingkat provinsi memfasilitasi pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan, analisis, publikasi, pelaporan dan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan tingkat provinsi. Pembentukan Pokja profil desa dan kelurahan tingkat provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Keputusan Gubernur. Tugas dari Pokja profil desa dan kelurahan Tingkat Provinsi adalah: a. Melakukan pengolahan data profil desa dan kelurahan secara manual b. Melakukan pengolahan data secara komputerisasi c. Melakukan publikasi data profil desa dan kelurahan tingkat kabupaten/kota d. Melakukan pendayagunaan data profil desa dan kelurahan tingkat kabupaten/kota e. Membuat laporan pelaksanaan penyusunan profil desa/ kelurahan tingkat provinsi kepada Gubernur dan Menteri Dalam Negeri melalui Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 44  .

(56) Pokok Bahasan 4 Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan. Pokok Bahasan PB.4. Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa Dan Kelurahan Tujuan. Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu : 1. Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan Pelaksanaan penyusunan dan profil desa dan kelurahan secara manual 2. Memahami cara pengisian data profil desa dan kelurahan secara manual 3. Memahami dan melakukan pengolahan data serta publikasinya secara manual 4. Membuat laporan pelaksanaan penyusunan dan pendayagunaan profil desa dan kelurahan. Sub Pokok Bahasan. SPB 4.1.. SPB 4.2. SPB 4.3.. Simulasi Pengisian Data Profil Desa dan Kelurahan secara manual Sub SPB.4.1.1. Data Dasar Keluarga Sub SPB.4.1.2. Data Potensi Desa Sub SPB.4.1.3. Data Perkembangan Desa dan Kelurahan Pengolahan data dan publikasi data secara manual Pembuatan Laporan Data Profil Desa dan 45.  .

(57) Kelurahan Waktu.  . 6 Jam Pelajaran = 270 menit.. : disalin atau dicopy pada fasilitas media yang tersedia agar dapat dilihat oleh peserta di depan kelas. 46  .

(58) Modul 4.1 Sub Pokok Bahasan MODUL SUB POKOK BAHASAN 4.1 Simulasi Pengisian Data secara Manual Tujuan. Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu : 1. Mengisi data dasar keluarga secara manual sebagaimana yang dimaksudkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tengang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan 2. Mengisi data potensi desa dan kelurahan secara manual sebagaimana yang dimaksudkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tengang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan 3. Mengisi data perkembangan desa dan keluarahan secara manual sebagaimana yang dimaksudkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan. Waktu. 3 Jam Pelajaran = 135 menit. PROSES PEMBELAJARAN. No.. Kegiatan Pembelajaran dan Metode. 1. Pengantar. 15 menit. 2. Praktik Pengisian lembaran dan tanya jawab. 165 menit. 47  . Waktu. Bahan/Materi/ Media  Lembar Bacaan Pengantar pada Modul 4.1.1  Lampiran I, II dan III Permendagri Nomor 12/2007: − Daftar Isian Data Dasar Keluarga pada.

(59) − Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan − Daftar Isian Tingkat Perkembang an Desa dan Kelurahan Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector  Alat dan kertas tulis  Pengeras suara  Komputer. 48  .

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian di Kawasan Agroplitan Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala, burung yang termasuk memiliki peranan tersebut adalah Pipit Kalimantan

Perencanaan Bangunan Gedung I merupakan bagian dari kurikulum Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Syiah Kuala, dimana dalam tugas perencanaan

Pada penelitian terdahulu oleh Sasongko mengenai sistem informasi e-Tadzkirah merupakan Sistem Informasi yang diperuntukkan kepada dewan pengurus masjid maupun para

akhirnya akan menghasilkan bibit atlet unggul yang berprestasi. Selanjutnya perlu diadakan suatu bentuk evaluasi guna mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan

Warga desa Singengu secara sadar mengelola, memanfaatkan dan melestarikan lingkungan hutan, tanah dan sungai melalui konsep taboo (pantang) sebagai pangolat (pembatas)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa kepuasan kerja suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dari pegawai yang berhubungan dengan

[8 markah ] Sumbangan tamadun Indus yang boleh dijadikan panduan kepada generasi hari ini untuk menghasilkan sebuah tamadun yang cemerlang ialah. keupayaan dan

Untuk membuat folder, Klik Kanan pada jendela project – pilih Create – lalu Folder pada Project.. Buat beberapa folder seperti