• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa dan Kelurahan

Dalam dokumen Modul Pelatihan Profil Desa Dan Kelurahan (Halaman 56-76)

Pokok Bahasan PB.4. Pelaksanaan Pendataan Perkembangan Desa dan Kelurahan: Instrumen Manual Penyusunan Profil Desa Dan Kelurahan

Tujuan Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu : 1. Menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan Pelaksanaan

penyusunan dan profil desa dan kelurahan secara manual 2. Memahami cara pengisian data profil desa dan kelurahan

secara manual

3. Memahami dan melakukan pengolahan data serta publikasinya secara manual

4. Membuat laporan pelaksanaan penyusunan dan pendayagunaan profil desa dan kelurahan Sub Pokok

Bahasan SPB 4.1. Simulasi Pengisian Data Profil Desa dan Kelurahan secara manual Sub SPB.4.1.1. Data Dasar Keluarga Sub SPB.4.1.2. Data Potensi Desa

Sub SPB.4.1.3. Data Perkembangan Desa dan Kelurahan

SPB 4.2. Pengolahan data dan publikasi data secara manual

Kelurahan

Waktu 6 Jam Pelajaran = 270 menit.

: disalin atau dicopy pada fasilitas media yang tersedia agar dapat dilihat oleh peserta di depan kelas

Modul 4.1 Sub Pokok Bahasan

MODUL

SUB POKOK BAHASAN 4.1 Simulasi Pengisian Data secara Manual

Tujuan Setelah pembahasan materi ini, peserta diharapkan mampu :

1. Mengisi data dasar keluarga secara manual sebagaimana yang dimaksudkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tengang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan

2. Mengisi data potensi desa dan kelurahan secara manual sebagaimana yang dimaksudkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tengang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan

3. Mengisi data perkembangan desa dan keluarahan secara manual sebagaimana yang dimaksudkan Permendagri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan

Waktu 3 Jam Pelajaran = 135 menit.

PROSES PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Pembelajaran dan Metode Waktu Bahan/Materi/ Media

1 Pengantar 15 menit  Lembar Bacaan

Pengantar pada Modul 4.1.1 2 Praktik Pengisian lembaran dan tanya

jawab 165 menit  Lampiran I, II

dan III Permendagri Nomor 12/2007: − Daftar Isian Data Dasar Keluarga pada

− Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan − Daftar Isian Tingkat Perkembang an Desa dan Kelurahan Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector  Alat dan kertas

tulis

 Pengeras suara  Komputer

Modul 4.1.1 Bacaan Pengantar

Simulasi Pengisian Data secara Manual

Salah satu cara penyusunan data profil desa dan kelurahan adalah pengisian data secara manual. Pengisian data secara manual menjadi suatu hal sangat penting karena data manual inilah yang menjadi sumber awal dalam rangkaian proses pengolahan data baik dilakukan secara manual maupun secara aplikasi komputerisasi. Apabila dalam proses pengumpulan data secara manual ini terjadi kesalahan, maka secara sistematis akan terjadi kesalahan dalam pengolahan data.

Untuk itu, ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian dalam penyusunan data secara manual tersebut, yaitu:

(1) Mengisi data dengan runut sesuai yang tersedia pada Daftar Isian. Baik itu Data Dasar Keluarga, Potensi Desa dan Kelurahan, maupun Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan.

(2) Pada saat melakukan pencatatan data. Lakukan penulisan dengan kalimat jelas dan mudah dibaca kembali. Misal saja menggunakan huruf balok dan bukan huruf bersambung.

(3) Identitas harus dicatat secara lengkap dan tidak mengabaikan atau melewatkan satu bagianpun.

(4) Penanggung jawab pengumpul data harus memeriksa kembali bagian demi bagian dari Daftar Isian sesuai instrumen yang ditentukan. Apabila ditemukan bagian yang kosong, maka perlu segera dilakukan pengumpulan data ulang.

(5) Instrumen data diisi sesuai dengan kondisi riil yang terdapat di lapangan. Tidak melakukan rekayasa data atau mengada-ada demi tujuan tertentu. Data Manual yang dimaksud dalam instrumen profil desa dan kelurahan tersebut adalah Daftar Isian Data Dasar Keluar, Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan serta Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan telah disusun dalam format tertentu (terdapat pada Lampiran I,II dan III lampiran Permendagri Nomor 12 Tahun 2007).

Adapun proses pengisian data manual tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pengisian Daftar Isian Data Dasar Keluarga

Bentuk Daftar Isian terdapat pada Lampiran I Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Daftar isian ini terbagi atas dua bagian yaitu :

1) Halaman depan, berupa isian data informasi diri Kepala Keluarga, berupa Nama Kepala Keluarga, Alamat tinggal Kepala Keluarga berupa nama jalan, nama RT/RW, nama Dusun/ Lingkungan, nama Desa/ Kelurahan, nama Kecamatan, nama Kabupaten/ Kota, nama Provinsi. Disusul informasi waktu

pengisian data, yaitu bulan dan tahun. Terakhir adalah identias diri petugas yang menjadi Pengisi berupa Nama, Jabatan dan Pekerjaannya. Selanjutnya disediakan tempat untuk menuliskan sumber data yang digunakan untuk mengisi data dasar keluarga. Untuk keabsahan atau legalitas data yang diisi, turut disediakan tempat untuk membubuhkan tanda tangan Kepala Keluarga yang disertai nama diri.

2) Halaman Tabel adalah berupa isian data utama lainnya yang terdiri dari 77 indikator, dimana secara berturut-turut data informasi dimaksud adalah sebagai berikut :

− Data informasi terkait potensi sumber daya manusia, perkembangan kesehatan, perkembangan pendidikan meliputi: nama lengkap para anggota keluarga, jenis kelamin, hubungan dengan kepala keluarga, waktu dan tempat kelahiran, umur saat pendataan berlangsung, status perkawinan, agama, golongan darah, kewarganegaraan/suku/etnis, pendidikan umum terakhir, mata pencaharian, pekerjaan tambahan, nama bapak/ibu, nomor dan tanggal akte kelahiran, nomor induk kependudukan (NIK), akseptor KB, cacat menurut jenis.

− Data informasi terkait penguasaan aset ekonomi dan sosial keluarga, meliputi: status kepemilikan rumah, jumlah penghasilan per bulan, jumlah pengeluaran per bulan, kepemilikian lahan pertanian tanaman pangan, produksi komoditas tanaman pangan, pemasaran hasil tanaman pangan, produksi komoditas buah-buahan, pemasaran hasil buah-buahan, produksi tanaman obat, pemasaran hasil tanaman obat, kepemilikian perkebunan, produksi komoditas perkebunan, pemasaran hasil perkebunan, pemilikan lahan hutan, hasil hutan, pemasaran hasil hutan, produksi ternak, pengolahan hasil ternak, pemasaran hasil ternak, alat produksi perikanan, produksi perikanan, pemasaran hasil perikanan, produksi bahan galian, sumber air minum, kualitas air minum, pemanfaatan sumber daya air,

− Data informasi terkait partisipasi anggota keluarga dalam proses pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, meliputi: lembaga pemerintah yang diikuti, lembaga kemasyarakatan yang diikuti, lembaga politik yang diikuti, lembaga ekonomi yang dimiliki, aset tanah, aset transportasi umum, aset sarana produksi, aset perumahan, aset lainnya,

− Data informasi terkait permasalahan Kesejahteraan Keluarga, meliputi: kualitas ibu hamil, kualitas bayi, kualitas persalinan, cakupan imunisasi, penderita sakit, perilaku hidup bersih, pola makan, kebiasaan berobat, status gizi balita, jenis penyakit yang diderita.

− Data informasi terkait Perkembangan Keamanan dan Ketertiban di lingkungannya, meliputi: kerukunan, perkelahian, pencurian, penjarahan, perjudian, pemakaian miras/narkoba, pembunuhan, penculikan, kejahatan seksual,

kekerasan dalam rumah tangga, pajak dan retribusi, masalah kesejahteraan keluarga

2. Pengisian Daftar Isian Potensi Desa dan Kelurahan

Bentuk Daftar Isian ini terdapat pada Lampiran II Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Sama halnya, menyangkut tatacara teknis pengisian telah disediakan secara khusus Petunjuk Teknis Pengisian. Namun, secara umum pengisian daftar isian ini terbagi atas dua bagian yaitu :

1) Halaman depan, berupa isian data informasi Desa/ Kelurahan yang menjadi objek pendataan. Informasi yang diminta adalah nama desa/ kelurahan, nama Kecamatan, nama Kabupaten/ Kota, nama Provinsi. Disusul informasi waktu pengisian data, yaitu bulan dan tahun. Terakhir adalah identitas diri petugas yang menjadi Pengisi berupa nama, jabatan yang diemban dan pekerjaannya. Selanjutnya disediakan tempat untuk menuliskan sumber data yang digunakan untuk mengisi data dasar keluarga. Untuk keabsahan atau legalitas data yang diisi, turut disediakan tempat untuk membubuhkan tanda tangan Kepala Desa atau Lurah yang disertai nama dan cap/stempel dinas.

2) Halaman Tabel adalah berupa isian data utama lainnya :

− Data informasi sumber daya alam meliputi Potensi Umum yang meliputi informasi menyangkut wilayah dan karakteristiknya, pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, bahan galian, sumber daya air, kualitas lingkungan, ruang publik/taman dan wisata.

− Data informasi sumber daya manusia meliputi jumlah, usia, pendidikan, mata pencaharian pokok, agama dan aliran kepercayaan, kewarganegaraan, etnis/suku bangsa, cacat fisik dan mental dan tenaga kerja.

− Data informasi sumber daya kelembagaan meliputi lembaga pemerintahan desa dan kelurahan, lembaga kemasyarakatan desa dan kelurahan, lembaga social kemasyarakatan, organisasi profesi, partai politik, lembaga perekonomian, lembaga pendidikan, lembaga adat, dan lembaga keamanan dan ketertiban.

− Data informasi prasarana dan sarana meliputi transportasi, informasi dan komunikasi, prasarana air bersih dan sanitasi, prasarana dan kondisi irigasi,

prasarana dan sarana pemerintahan, prasarana dan sarana lembaga kemasyarakatan, prasarana peribadatan, prasarana olah raga, prasarana dan sarana kesehatan, prasarana dan sarana pendidikan, prasarana dan sarana energi dan penerangan, prasarana dan sarana hiburan wisata serta prasarana dan sarana kebersihan.

3. Pengisian Daftar Isian Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan

Bentuk Daftar Isian ini terdapat pada Lampiran III Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Pengisian daftar isian ini terbagi atas dua bagian yaitu :

1) Halaman depan.Tidak berbeda dengan halaman depan Daftar isian Potensi Desa, yakni berupa isian data informasi Desa/ Kelurahan yang menjadi objek

pendataan. Informasi yang diminta adalah nama desa/ kelurahan, nama Kecamatan, nama Kabupaten/ Kota, nama Provinsi. Disusul informasi waktu pengisian data, yaitu bulan dan tahun. Terakhir adalah identitas diri petugas yang menjadi Pengisi berupa nama, jabatan yang diemban dan pekerjaannya. Selanjutnya disediakan tempat untuk menuliskan sumber data yang digunakan untuk mengisi data dasar keluarga. Untuk keabsahan atau legalitas data yang diisi, turut disediakan tempat untuk membubuhkan tanda tangan Kepala Desa atau Lurah yang disertai nama dan cap/stempel dinas.

2) Halaman Tabel adalah berupa isian data utama yang meliputi sepuluh indikator utama pengukuran tingkat perkembangan kemajuan desa dan kelurahan. Kesepuluh indikator tersebut meliputi data : 1) Perkembangan Kependudukan; 2) Ekonomi Masyarakat; 3) Kesehatan Masyarakat; 4) Pendidikan Masyarakat; 5) Keamanan dan Ketertiban; 6) Kedaulatan Politik Masyarakat; 7) Pesar serta masyarakat dalam pembangunan; 8) Lembaga kemasyarakatan; 9) Kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; 10) Pembinaan dan pengawasan

Adapun kegiatan analisis guna mengetahui tingkat perkembangan kemajuan desa dan kelurahan dilakukan dengan terlebih dahulu memberi skor minimal dan maksimal atas. Dengan cara ini memudahkan pengkonversian. Perhitungan menggunakan formula klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan. Besaran skor minimal dan maksimal seperti tabel berikut :

Tabel

Skor Minimal dan Maksimal Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan

No. Variabel Minimal Maksimal Minimal Maksimal Skor Satu Tahun Skor Lima Tahun

I Perkembangan

Kependudukan 2 10 10 50

II Ekonomi Masyarakat 132 797 660 3.985

III Kesehatan Masyarakat 1 189 5 945

IV Pendidikan Masyarakat 41 366 205 1.830

V Keamanan dan

Ketertiban 3 304 15 1.520

VI Kedaulatan Politik

Masyarakat 55 394 275 1.970

VII Pesar serta masyarakat

dalam pembangunan 113 611 565 3.055

VIII Lembaga

kemasyarakatan 94 535 470 2.675

IX Kinerja pemerintahan

desa dan kelurahan 66 730 330 3.650

pengawasan TOTAL SKOR LAJU TINGKAT

PERKEMBANGAN DESA DAN KELURAHAN TAHUNAN

 

Modul 4.2 Sub Pokok Bahasan

MODUL

SUB POKOK BAHASAN 4.2

Pengolahan Data dan Publikasi Data secara Manual Tujuan Setelah pembahasan materi, peserta diharapkan mampu :

1. Memahami tata cara pengolahan data Profil Desa dan Kelurahan secara manual

2. Melakukan proses pengolahan data secara manual Waktu 1 Jam Pelajaran = 45 menit.

PROSES PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Pembelajaran dan Metode Waktu Bahan/Materi/ Media

1 Pengantar

Fasilitator menjelaskan :  Judul SPB, tujuan dan waktu

pembelajaran

 Maksud pengolahan sesuai Permendagri No.12/2007

5 menit  Lembar Bacaan Pengantar pada Modul 4.2.1

2 Ceramah

Fasilitator menjelaskan mekanisme tata cara pengolahan data dengan cara skoring sebagaimana dimaksud Permendagri No.12/2007

20 menit

3 Tanya Jawab

Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami.

20 menit Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector

 Alat dan kertas tulis

 Pengeras suara  Komputer

Modul 4.2.1 Bacaan Pengantar

Simulasi Pengolahan Data secara Manual

Pada tahap pengolahan data secara manual, sangat diperlukan ketelitian dalam pemberian nilai skor dengan mempedomani tabel skoring yang terdapat pada buku Panduan Teknis Pengolahan Data Profil Desa dan Kelurahan. Panduan teknis tersebut pada Lampiran IV Permendagri Nomor 12 Tahun 2007. Sebelum memberikan skor atas jawaban Kesalahan dalam pemberian dapat berdampak langkah-langkah berikutnya, termasuk dalam analisis dan pemaknaan data.

Pengolahan data secara manual dilakukan terhadap semua data yang telah diisi dalam tahap pengumpulan data :

1) Data Dasar Keluarga.

Bertolak dari data dasar keluarga yang telah diisi, maka dilakukan penghimpunan dan pengolahan di tingkat desa dan kelurahan. Pokja melakukan tabulasi dan rekapitulasi data dasar keluarga dari tingkat RT hingga ke tingkat desa atau kelurahan. Data hasil rekapitulasi dijadikan input dalam mengisi daftar isian Registrasi Ibu dan Anak (RIAD) tingkat dusun atau lingkungan pada setiap dasa wisma. Data tersebut diolah dengan cara manual dan cara aplikasi RIAD. Hasil olahan data RIAD dijadikan dasar analisis situasi Ibu dan Anak tingkat Dusun/Lingkungan dan Desa/Kelurahan (ASIA).

2) Data Potensi Desa.

Data Potensi Desa yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dan dianalisis. Tujuan analisis adalah untuk mengetahui perubahan dari keempat potensi yang dimiliki desa/kelurahan. Pada tahap lebih lanjut dapat diketahui : 1) Tingkatan Potensi Umum, 2) Potensi Pengembangan, 3) Tipologi Desa/Kelurahan, 4) Kendala-kendala Pengembangan Desa/Kelurahan. Pengolahan data dilakukan dengan memberi skoring pada masing-masing jawaban daftar isian potensi desa.

a) Tingkatan Potensi Umum,

Setelah data dari setiap variabel diperiksa kebenaran dalam pengisiannya maka diteruskan dengan pemberian nilai atau skoring terhadap masing-masing jawaban atau isian yang dicatatkan/dituliskan pada daftar isian. Skor sifatnya standar sesuai yang tercantum pada Daftar Skor di buku Panduan Teknis Pengolahan Data Profil Desa dan Kelurahan. Selanjutnya akan dilakukan penjumlahan skor dari jawaban yang ada. Hingga diketahui, skor tertinggi dan terendah dari masing-masing variabel pengukur tingkatan potensi desa dan kelurahan. Lebih jelasnya pada tabel berikut dapat diketahui Rekapitulasi

Skoring Data Potensi Desa dan Kelurahan.

No. Variabel Skor Satu Tahun

Minimal Maksimal

1 Potensi Sumber Daya Alam 264 2.327

2 Potensi Sumber Daya Manusia 46 165

3 Potensi Kelembagaan 73 775

4 Potensi Prasarana dan Sarana 33 1.079

TOTAL SKOR 416 4.426

Berdasarkan jumlah nilai skor potensi desa/ kelurahan yang diperoleh, maka dapat diketahui tingkatan Potensi Desa dan Kelurahan tersebut, baik pada klasifikasi tinggi, sedang atau rendah. Penentuannya dilakukan dengan cara membandingkan total skor yang dimiliki dengan skor maksimal pada masing-masing potensi. Sebut saja Desa A, klasifikasi potensi desa A akan disebut tinggi apabila skor total Potensi Desa yang dimilikinya mencapai atau lebih dari angka 3476,8 atau lebih dari 80% dari skor maksimal. Sebaliknya klasifikasi potensiDesa A akan dikatakan rendah apabila skor total potensi desanya berada dibawah angka 2607,7 atau kurang dari 60% dari total skor. Klasifikasi Potensi Sedang adalah bila skor total berada pada angka 2607,6 s/d 3476,8 (antara 60 s.d 80%

Data Potensi Desa yang telah dikumpulkan, selanjutnya perlu diolah dan dianalisis. Tujuan analisis adalah untuk mengetahui perubahan potensi desa, baik itu pada ruang lingkup potensi SDA, SDM, kelembagaan maupun potensi prasarana dan sarana. Karenanya dari analisis ini dapat diketahui tingkatan potensi umum, potensi pengembangan, tipologi desa/kelurahan dan kendala-kendala pengembangan desa/kelurahan.

b) Potensi Pengembangan,

Data yang dibutuhkan untuk mengukur potensi pengembangan desa dan kelurahan adalah data potensi desa. Hasil pengolahan data ini akan menentukan arah pengembangan desa atau kelurahan, merujuk pada kontribusi sektoral yang memberi peluang perbaikan kesejahteraan masyarakat. Data yang diolah dengan pemberian nilai skor adalah data potensi.

No Pengembangan Potensi Skor Tingkat Potensialitas Pengembangan Maksimal Minimal

Sangat potensial dikembangkan, jika capaian skor indikator

Persawahan 35 166

Tanaman Komoditi

Buah-buhan 24 107

berkomoditi lebih besar dari 80% dari skor maksimal

Potensial dikembangkan, jika capaian skor indikator antara 70 - 80% dari skor maksimal

Cukup potensial dikembangkan, jika capaian skor indikator antara 60 - 70% dari dari skor maksimal

Kurang potensial dikembangkan, jika capaian skor indikator kurang dari 60% dari skor maksimal Tanaman obat-obatan 8 56 Perkebunan per komoditi 42 211 Kehutanan 15 122 Peternakan 4 305 Perikanan 25 145 Wisata 9 163 Pertambangan 9 81 Perdagangan 16 141 Industri 13 276 c) Tipologi Desa

Tipologi merupakan kondisi spesifik unggulan potensi desa dan kelurahan yang menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakterisitk unggulan komparatif dan kompetitif pada masing-masing desa dan kelurahan. Seluruh desa harus dapat digolongkan menurut karakteristik yang prioritas pengembangannya diarahkan pada sumber mata pencaharian yang dominan. Indikator yang digunakan dalam penentuan tipologi desa dan kelurahan adalah gabungan indikator dari empat komponen potensi desa. Dalam penentuan tipologi desa diberi skor dan penetapan klasifikasinya didasarkan pada : pertama, penghitungan skor bagi setiap jenis potensi tpengembangan. Kedua, penghitungan capaian persentase skoring dari masing-msaing potensi pengembangan dan; Ketiga, skor potensi pengembangan yang mendapatkan skor dan persentase tertinggi dari sepuluh kemungkinan pengembangan. Kesepuluh tipologi desa dan kelurahan adalah sebagai berikut :

No Tipologi

Desa/Kelurahan Jumlah Skor Tingkat Potensialitas Pengembangan Maksimal Minimal

Sangat potensial dikembangkan, jika capaian skor indikator lebih besar dari 80% dari skor maksimal Potensial

dikembangkan, jika capaian skor indikator antara 70 - 80% dari skor maksimal Cukup potensial dikembangkan, jika capaian skor indikator antara 60 - 70% dari dari skor maksimal Kurang potensial dikembangkan, jika capaian skor indikator kurang dari 60% dari skor maksimal Persawahan 30 163 Perladangan 38 174 Perkebunan 40 233 Peternakan 3 246 Nelayan 8 117 Galian C 3 292 Kerajinan/Industri kecil 13 291 Industri Sedang/ Besar 29 355

Jasa dan Perdagangan 42 361

Pariwisata 6 312

3) Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan

Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan adalah status tertentu dari capaian hasil kegiatan pembangunan yang dapat mencerminkan tingkat kemajuan dan/atau keberhasilan masyarakat, pemerintahan desa dan kelurahan serta pemerintahan daerah dalam melaksanakan pembangunan di desa dan kelurahan. Tingkat keberhasilan tingkat pembangunan dilakukan setiap tahun dan setiap lima tahun.

Pengolahan data dilakukan dengan memberi nilai skor pada daftar isian perkembangan desa dan kelurahan. Kesepuluh variabel dimaksud yaitu: 1) Perkembangan Kependudukan; 2) Ekonomi Masyarakat; 3) Kesehatan

Masyarakat; 4) Pendidikan Masyarakat; 5) Keamanan dan Ketertiban; 6) Kedaulatan Politik Masyarakat; 7) Pesar serta masyarakat dalam pembangunan; 8) Lembaga kemasyarakatan; 9) Kinerja pemerintahan desa dan kelurahan; 10) Pembinaan dan pengawasan.

Dengan adanya skoring tersebut, diketahui skor maksimal dan minimal atas indikator yang diukur. Berdasarkan skor minimal dan maksimal ini,selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat perkembangan desa dan kelurahan selama satu tahun dan selama lima tahun.perhitungan skor tingkat perkembangan setiap variabel,subvariabel,indikator,dan subindikator dengan skor maksimal dari setiap variabel subvariabel,indikator dan subindikator selama satu tahun.Sedangkan untuk mengukur tingkat perkembangan desa/kelurahan lima tahunan dilakukan dengan membandingkan total capaian skor setiap variabel,subvariabel,indikator dan subindikator selama lima tahun dengan skor maksimal setiap variabel,subvariabel,indikator dan subindikator selama lima tahun.

Dengan kata lain, analisis Data dilakukan tingkat perkembangan desa dan kelurahan setiap tahun dan setiap lima tahun. Analisis lima tahun dilakukan setelah diperoleh data tentang capaian skor bagi sepuluh variabel selama lima tahun berturut turut. Berdasarkan capaian skor total minimal dan maksimal setiap indikator di atas maka diketahui skor total keseluruhan. Setelah itu, dapat dilakukan klasifikasi tingkat perkembangan desa dan kelurahan yaitu sebagai berikut :

 Klassifikasi Tingkat Perkembangan Swasembada, jika nilai total skor yang diperoleh mencapai lebih dari 80% dari skor maksimal tingkat perkembangan setiap lima tahun.

 Klassifikasi Tingkat perkembangan Swakarya, jika nilai total skor yang diperoleh mencapai 60% sampai 80% dari skor maksimal tingkat perkembangan setiap lima tahun.

 Klassifikasi Tingkat perkembangan Swadaya, jika nilai total skor yang diperoleh mencapai kurang dari 60% dari skor maksimal tingkat perkembangan setiap lima tahun.

Hasil evaluasi keberhasilan setiap lima tahun akan menunjukkan status kemajuan perkembangan desa dan kelurahan yaitu Desa/ Kelurahan : 1) Swasembada, 2) Swakarya; dan 3) Swadaya baik dalam katagori Mula, katagori Madya dan katagori Lanjut. Sedangkan hasil pengolahan data setiap tahun akan menunjukkan status perkembangan desa dan kelurahan yaitu Desa/ Kelurahan : 1) Cepat Berkembang, 2) Berkembang, 3) Lamban Berkembang dan; 4) Kurang Berkembang.

Modul 4.3. Sub Pokok Bahasan

MODUL

SUB POKOK BAHASAN 4.3 Pembuatan Laporan

Tujuan Setelah pembahasan materi, peserta diharapkan mampu : 1. Memahami tata cara pembuatan laporan penysunan data

Profil Desa dan Kelurahan secara manual

2. Melakukan pembuatan laporan penyusunan profil desa secara manual

Waktu 1 Jam Pelajaran = 45 menit.

PROSES PEMBELAJARAN

No. Kegiatan Pembelajaran dan Metode Waktu Bahan/Materi/ Media

1 Pengantar

Fasilitator menjelaskan :  Judul SPB, tujuan dan waktu

pembelajaran

 Menjelaskan maksud pembuatan laporan

5 menit  Lembar Bacaan Pengantar pada Modul 4.3.1

2 Ceramah

Fasilitator menjelaskan sistem pelaporan berjenjang dan bentuk format laporan sebagaimana dimaksud Permendagri No.12/2007

20 menit

3 Tanya Jawab

Fasilitator memberi kesempatan bagi peserta untuk mengajukan pertanyaan terkait materi yang belum dipahami.

20 menit Media :  Lembar Balik  Spidol  OHP/LCD Projector

 Alat dan kertas tulis

 Pengeras suara  Komputer

 

Modul 4.3.1 Bacaan Pengantar

Pembuatan Laporan

Pelaporan pelaksanaan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data profil desa dan kelurahan dilakukan secara berjenjang, yaitu dari tingkat pemeritahan terbawah hingga kepada Menteri Dalam Negeri. Perbedaannya hanya terletak pada isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan. Pada tingkat desa/kelurahan dan kecamatan, laporan yang disampaikan adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan dan publikasi data pada masing-masing tingkatan. Sedangkan Bupati/ Walikota melaporkan aspek yang sama ditambah aspek pendayagunaan data profil desa dan kelurahan.

Dalam dokumen Modul Pelatihan Profil Desa Dan Kelurahan (Halaman 56-76)

Dokumen terkait