PENGARUH PEMBIASAAN MEMBACA AL-QUR’AN (SEBELUM PEMBELAJARAN) TERHADAP KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI
SMA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI
SKRIPSI
Oleh :
EVA MAWADDATUS SOLICHAH
NIM. D71213093
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PERNYATAAN
KEASLIAN
TULISAIY
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Eva Mawaddatus SolichahNIM
:D71213093Jurusan
: Pendidikan IslamProdi
: Pendidikan Agama IslamFakultas
: Tarbiyah dan KeguruanAlarnat
: Gunung Sari II no 17 a/ RT.OI RW.08 SurabayaJudul PENGARUH PEMBIASAAN
MEMBACA
AL.QUR'AN(SEBELUM PEMBELAJARAN) TERHADAP KECERDASAN SPruTUAL SISWA DI SMA NEGERI 1 GIRI BANYLIWANGI Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :
1.
Skripsiini
tidak pemah dikumpulkan kepada lembaga pendidikan tinggimanapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun.
2.
Skripsiini
adalah benar-benar hasil karya saya secara mandiri dan bukan merupakan hasil karya orang lain.3.
Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini sebagai hasil karya orang lain,saya akan bersedia menanggung segala konsekuensi hukum yang te{adi.
Surabay4 09 April20l7 Yang
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi oleh :
NAma
:EVA
MAWADDATUS SOLICHAHNIM
:D7i2i309:
Judul
:PENGARUH PEMBIASAAN
MEMBACA AL-QUR'AN
(SEBELUM PEMBELAJARAN) TERHADAP KECERDASAN
SPIRITUAL SISWA DI SIUA NEGERI 1 GIRI BANYUWANGI.
Skripsi ini telah rliperiksa dan disetujui untuk diujikan.
Pembimbing I
Surabaya,5 Apnl 2017
Pembimbing
iI
Prof. Dr. H. AIi Niudlofir. M.Ae
19631116198903r003 19s30410198803r001
ABSTRAK
Eva Mawaddatus S, D71213093, 2017. Pengaruh Pembiasaan Membaca Al-Qur’an (Sebelum Pembelajaran) Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa di SMAN 1 Giri Banyuwangi. Skripsi, Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Kata Kunci: Pembiasaan membaca al-Qur’an, kecerdasan spiritual siswa
Siswa yang memasuki usia remaja akan mengalami peningkatan reaktivitas emosional sehingga tidak jarang menimbulkan pelanggaran terhadap norma-norma agama dan sosial. Maka dari itu perlu adanya keseimbangan antara IQ, EQ, SQ dijaman serba modern orang tua dan pendidik juga harus mengedepankan SQ siswa dalam membentuk pribadi siswa yang unggul.Islam memiliki cara tersendiri dalam menanggulanginya salah satunya adalah dengan pembiasaan membaca Al-Qur’an. Dengan Membaca Al-Qur’an terus-menerus setiap hari akan menimbulkan kecintaan kita kepada sang ilahi dan akan mendorong perilaku siswa dalam kebaikan. Oleh karena itulah, penulis melakukan penelitian tentang Pengaruh Pembiasaan Membaca Al-Qur’an terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa. yang dalam hal ini dilakukan di SMAN 1 Giri Banyuwnagi.
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah tentang bagaimana pembiasaan membaca Al-Qur’an, bagaimana kecerdasan spiritual siswa, serta bagaimana pengaruh pembiasaan membaca Al-Qur’an terhadap kecerdasan spiritual siswa di SMAN 1 Giri Banyuwangi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang menggunakan metode kuantitatif dengan teknik statistic regresi linier sederhana. Sedangkan metode pengumpulan data yang penulsi gunakan adalah 1) Interview, 2) Observasi, 3) Dokumentasi, 4) Angket.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembiasaan membaca Al-Qur’an di SMAN 1 Giri Banyuwnagi cukup baik dalam sisi tejnis pelaksanaannya, namun kurang baik dalam hal implementasinya pada individu siswa. Hasil angket menunjukan bahwa pembiasaan membaca
Al-Qur’an sebesar 52,47%. Sedangkan Kecerdasan spiritual siswa tergolong baik
, hal ini bisa dilihat dari prosentase angket sebesar 50,66%
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
DAFTAR TRANSLITERASI ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B.Rumusan Masalah ... 8
C.Tujuan Penelitian... 8
D.Manfaat Penelitian... 8
E. Penelitian Terdahulu ... 9
F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 11
H. Hipotesis ... 14
I. Sistematika Pembahasan ... 15
BAB II LANDASAN TEORI A.Pembahasan tentang Pembiasaan Membaca Al-Qur’an... 17
1. Pengertian Pembiasaan Membaca Al-Qur’an ... 23
2. Dasar dan Tujuan Pembiasaan Membaca Al-Qur’an ... 23
3. Syarat-syarat pelaksanaan pembiasaan ... 29
4. Adab Membaca Al-Qur’an ... 30
5. Keutamaan Membaca Al-Qur’an ... 35
B.Pembahasan tentang Kecerdasan Spiritual Siswa ... 40
1. Teori Kecerdasan Manusia ... 40
2. Pengertian Kecerdasan Spiritual ... 46
3. Mengembangkan Kecerdasan Spiritual ... 50
4. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual... 60
5. Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual ... 68
6. Manfaat Kecerdasan Spiritual ... 69
C.Pengaruh Pembiasaan Membaca Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa... 72
D.Hipotesis ... 75
BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis dan Rancangan Penelitian ... 77
1. Jenis Penelitian ... 77
a. Tahap Penelitian ... 79
b. Sumber Data ... 80
B.Variabel, Indikator, dan Instrumen Penelitian ... 81
1. Variabel dan Indikator Penelitian ... 81
2. Instrumen Penelitian ... 83
C.Populasi dan Sampel ... 83
D.Jenis Data ... 88
1. Data Kualitattif ... 88
2. Data Kuantitatif ... 89
E. Teknik Pengumpulan Data ... 89
1. Metode Observasi ... 89
2. Metode Dokumentasi ... 90
3. Metode Wawancara ... 90
4. Metode Angket ... 91
a. Uji Validitas Instrumen ... 92
b. Uji Reliabilitas Instrumen ... 94
F. Teknik Analisis Data ... 94
BAB IV HASIL PENELITIAN A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 101
B.Penyajian Data dan Analisa Data ... 126
1. Penyajian Data ... 126
b. Kecerdasan Spiritual Siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi ... 131
2. Analisa Data ... 135
a. Analisa Data Tentang Pembiasaan Membaca Al-Qur’an .. 135
1) Uji Validitas Instrumen ... 137
2) Uji Reliabilitas Instrumen ... 138
3) Hasil Presentase Tentang Pembiasaan Membaca
Al-Qur’an di SMAN 1 Giri Banyuwangi ... 140
b. Analisa Data Tentang Kecerdasan Spiritual Siswa di SMAN
1 Giri Banyuwangi ... 153
1) Uji Validitas Instrumen ... 155
2) Uji Reliabilitas Instrumen ... 156
3) Hasil Presentase Tentang Kecerdasan Spiritual Siswa di
SMAN 1 Giri Banyuwangi ... 157
C.Analisis Data Pengaruh Pembiasaan Membaca Al-Qur’an Terhadap
Kecerdasan Spiritual Siswa di SMAN 1 Giri Banyuwangi ... 171
BAB V PENUTUP
1. Simpulan ... 194
2. Saran ... 195
DAFTAR PUSTAKA ... 197 PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses modernisasi berjalan terus menerus seiring dengan perkembangan
teknologi informatika dan komunikasi yang berkembang secara pesat dan
mendasar seperti adanya internet, gadget dan smartphone. Dalam bergelut
dengan gejala modernisasi tidak jarang manusia kehilangan arah, bahkan
kehilangan ekstitensi dirinya sebagai makhluk sosial. Akibantnya manusia
hanya dibutakan oleh kenikmatan yang bersifat duniawi atau materialistik
sehingga banyak mengesampingkan nilai-nilai mental spritual yang telah
diwariskan oleh Alloh SWT kepada nabi adam as sampai anak cucu dan
keturunannya.1
Kondisi masyarakat Indonesia pada saat ini menunjukna bahwa terjadi
suatu guncangan yang cukup memprihatinkan, nilai-nilai fundamental agama
tidak lagi dijadikan landasan dan bertindak, rasa kasih sayang antara sesaama
makhluk ilahi diganti dengan rasa kebencian. Kondisi yang sangat mengerikan
tersebut masih ditambah dengan merosotnya anak bangsa yang banyak
melanggar norma-norma agama dan norma sosial kemasyarakatan. Seperti
halnya mengkonsumsi narkotika, minum-minuman keras, tawuran antar
pelajar, dan seks bebas.
1
2
Pendidikan jika dipandang sebagai sebuah proses, maka akan berakhir
pada sebuah tujuan yang telah direncanakan.2 Tujuan yang hendak dicapai oleh
pendidkan pada hakikatnya merupakan suatu perwujudan dari nilai-nilai ideal
yang terbaik dalam pribadi manusia yang di inginkan. Dalam al-qur‟an telah
dijelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk insan kamil yang
muttaqin , yaitu : hubungan baik dengan sang penciptanya, hubungan baik
manusia dengan sesamanya dan hubungan baik manusia dengan lingkungan
seitarnya.3
Lingkungan pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pembentukan dan perkembangan perilaku anak, baik lingkungan fisik maupun
lingkunagn sosio psikologis, termsuk didalamnya adalah belajar. Kehidupan
pada masa anak dengan berbagai pengaruhnya adalah masa kehidupan yang
sangat penting khusunya berkaitan dengan diterimanya perangsangan
(stimulus) dan perlakuan di lingkungan hidupnya.4 Lingkungan sekolah yang
masih mengedepankan nilai-nilai keagamaan dan menjunjung tinggi ajaran
agama Islam yang diharapkan dapat mencetak peserta didik yang unggul dan
berbudi pekerti yang baik.
Mendidik peserta didik agar menjadi pribadi yang unggul dan berbudi
pekerti yang baik atau menjadi insan kamil yang muttaqin tidaklah mudah.
Dibutuhkan usaha dan peranan dari segala elemen baik elemen lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial anak. Pendidikan berawal
2
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h.53.
3
Ibid.
4
3
dari keluarga disinilah peran orang tua sangatlah penting dan dominan, tetapi
melihat fenomena di jaman sekarang banyak orang tua yang hampir melupakan
pendidikan agama anak-anakanya. Mereka lebih cenderung mementingkan
pendidikan ilmu eksakta. Melihat maraknya cara mendidik orantg tua yang
seperti itu, maka peran lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk mencetak
anak bangsa yang unggul atau menjadi insan kamil yang muttaqin.
Oleh karena itu perhatian yang lebih intensif harus diberikan oleh sekolah
dan orang tua kepada para siswa. Sekolah dan keluarga harus mengisi kegiatan
siswa sehari-hari dengan kegiatan-kegiatan positif. Diantaranya kegiatan yang
bersifat kerohanian. Karena perisai diri agar tidak terjerumus kepada perbuatan
tersebut disamping ilmu agama yang dimiliki tapi juga kerohanian / keimanan
yang kuat. Dan keimanan yang kuat tidak hanya diperoleh dari pendidikan tapi
juga dari kebiasaan. Maka dari itu, siswa dalam kehidupan sehari-harinya harus
dibiasakan dengan kegiatan-kegiatan yang positif, diantaranya adalah membaca
Al-Quran/Tadarus Al-Quran.
Umat Islam telah dianugerahkan oleh Allah SWT mukjizat yang sangat
luar bias berwujud Al-Qur‟an. Al-Qur‟an adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan jalan perantara malaikat
jibril secara berangsur-angsur. Al-Qur‟an berisi pokok-pokok ajaran yang
akan membawa umat manusia ke jalan yang benar dan membacanya
merupakan ibadah. Al-Qur'an menurut para ahli ilmu kalam ialah yang
ditunjuk oleh yang dibaca itu, yaitu kalam zalai yang berdiri pada dzat Allah
4
ulama berkata bahwa Al-Qur'an jika dibaca Qur'an dengan tidak membaca al
di depannya adalah nama bagi segala yang dibaca. Apabila disebut Al-Qur'an
maka tertujulah kepada kalamullah yang dituurnkan dalam bahasa Arab.5
Tanpa petunjuk Al-Qur‟an, manusia hidup tersesat dan berakhir tidak
selamat. Sebagaimana muslim yang beriman akan mengharapkan petunujuk
dan bimbingan dari Allah SWT.
Langkah Awal dalam memperoleh dan memahami semua petunjuk
Al-Qur‟an adalah dengan kegiatan membaca. Islam menaruh perhatian dalam
aktivitas membaca. Islam menaruh perhatian lebih dalam aktivitas membca.
Hal ini berdasrkan pada ayat yang peratama kali turun adalah perinah
membaca tentu saja hanya dengan membaca tidak semata-mata mengubah
perilaku seseorang, tetapi dengan cara membaca terus-menerus setiap hari
akan menimbulkan kecintaan kita kepada sang Pemilik jagad raya dan akan
mendorong perilaku kita dalam kebaikan.
Membaca Al -Qur'an terdapat keutamaan-keutamaannya yaitu : nilai
pahala, obat terapi jiwa yang gundah, memberikan syafaat, menjadi nur di
dunia dan sekaligus menjadi simpanan di akhirat, dan malaikat turun
memberikan rahmat dan ketenangan. dari keutamaan-keutamaan tersebut maka
membaca Al-Qur'an perlu dijadikan aktivitas dan konsumsi sehari-hari.6
Pembiasaan membaca Al-Qur'an menjadikan kebiasaan itu sebagai salah
satu teknik atau metode pendidikan. Lalu ia mengubah seluruh sifat-sifat baik
5
Tengku Muhammd, Sejarah dan Pengantar Imu Al-Qur'an, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006), h.8
6
5
menjadi kebiasaan, sehinngga jiwa dapat menunaikan kebiasaan itu tanpa
terpaksa atau merasa berat. pembiasaan pada pendidikan anak sangatlah
penting, khususnya dalam pembentukan pribadi dan akhlak. pembiasaan agama
akan memasukan unsur-unsur positif pada jiwa anak. Semakin banyak
pengalaman agama yang didapat anak melalui pembiasaan, maka semakin
banyak unsur agama dalam pribadinya dan semakin mudahlah ia memahami
dan melaksanan ajaran agama.7
Potensi ruh keimanan manusia yang berada dalam pribadi bisa
berubah-ubah, sehingga potensi ruh yang diberikan oleh Allah harus senantiasa di
pupuk dan dipelihara dengan memberikan stimulus dalam ibadah. Proses
rangsangan yang demikianlah yang dapat mendambah atau meningktakan
kecerdasan spiritual pada pribadi siswa.
Kecerdasan spiritual yang dimiliki dalam diri setiap anak didik yang
dibimbing secara berkelanjutan akan membentuk sebuah benteng dan akan
menjadikannya sebagai manuisa yang mempunyai kepribadian sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional berdasarkan UUD no.20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional yang bebunyi sebagai berikut :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriamn dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
7
6
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokkratis serta beratnggung jawab.8”
Agar tercapainya tujuan pendidikan yang sudah diuraikan diatas untuk
menuju pribadi yang unggul dan berbudi pekerti yang baik perlu adanya
keseimbangan antara kecerdasan inteletual, kecerdasan emosional dan
kecerdasan spiritual siswa. Bagaimanapun kondisinya peserta didik harus bisa
menjalani kesehariannya dengan rasa penuh kasih sayang, motivasi, berempati
dan menanggapi masalah-masalah yang tidak diinginkan dengan cara yang
benar sesuai denga noram-norma yang ada 9
Kecerdasan generasi ke tiga yaitu kecerdasan spiritual (Spiritual Quotient)
dengan kecerdasan ini seseorang dapat bersikap flesibel dan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan, memiliki tingkat kesadaran yang tinggi,
mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran
yang berharga dari suatu kegagalan dan mampu mewujudkan hidup sesuai
dengan visi dan misi yang kesmeuannta tersebut tercermin dalam perilaku
jujur, sabar, optimis dan percaya diri.10
Siswa yang menghayati isi kandungan Al-Qur‟an akan mempunyai
kewibawaan atau martabat yang tinggi sehingga dapat menghindarkan dari
perbuatan-perbuatan tercela seperti minum-minuman keras, seks bebas
8
Republik Indonesia, Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 20 Tahun 203 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II,pasal 3.
9
Danah Zohar dan Ian Marshal , SQ : Kecerdasan Spiritual, Penerjemah: Rahmani Astutti (Bandung: Mirzan, 2007), h.3.
10
7
pacaran, tawuran antar peajar dan penyalahgunaan obat-obat terlarang. 11
akan tetapi jika dilihat dari realitas yang ada hal-hal tersebut masih banyak
kita jumpai di kalangan pelajar. Fenomena ini menunjukan bahwa tingkat
kecerdasan meraka rendah. Padahal seharusnya mereka mempunyai tingkat
spiritual yang tinggi karena dalam pembelajaran setingkat SMA atau MA
telah dipelajarai materi akhlakul karimah.
Sekolah Menengah Atas Negeri 1Giri Banyuwangi telah mengambil
langkah antisipasi dan memberikan alternatif solusi terhadap
problem-problem pendidikan di Indonesia. Lembaga pendidikan tersebut telah
menjadikan sebuah teori pelajaran ke dalam bentuk praktek keseharian yaitu
membca Al-Qur‟ran di setiap awal pembelajaran atau sebelum pembelajaran
di mulai. Upaya ini bertujaun untuk melatih anak didik unuk
mengembangkan kepribadian serta kecerdasannya sesuai dengan nilai
Al-Qur‟an kedalam lingkungan kehidupan sehari-hari meraka. Siswa juga dilatih
untuk mengembangkan skill dan mental ke arah yang lebih bagus , sehingga
lembaga pendidikan tersebut dapat menghasilkan out put yang sesuai dengan
tujuan pedidikan.
Maka dengan demikian penulis mencoba mengadakan penelitian secara
ilmiah dengan judul “PENGARUH MEMBACA AL-QUR’AN
(SEBELUM PEMBELAJARAN) TERHADAP KECERDSAN
SPIRITUAL SISWA DI SMAN 1 GIRI BANYUWANGI”
11
8
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembiasaan membaca Al-Qur‟an di Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Giri Banyuwangi ?
2. Bagaimana kecerdasan Spiritual (SQ) siswa SMA N 1 Giri Banyuwangi ?
3. Adakah pengaruh pembiasaan membaca Al-Qur‟an terhadap kecerdasaan
spiritual siswa di SMA N 1 Giri Banyuwangi ?
C. Tujuan Penelitian
Dalam setiap melakukan penelitian tentunya mempunyai tujuan yang jelas,
sehingga apa yang akan dicapai kelak diharapkan dapat memberikan
sumbangan bagi ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Adapaun tujuan
penelitia ini adalah :
1. Untuk mengetahui pembiasaan membaca Al-Qur‟an di SMAN 1 Giri
Banyuwangi
2. Untuk mengetahui Kecerdasan Spiritual (SQ) siswa SMAN 1 Giri
Banyuwangi
3. Untuk mengetahui ada tidak nya penagruh pembiasan membaca Al-Qur‟an
terhadap kecerdasan spiritual siswa (SQ) siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Lembaga
Memperoleh informasi obyektif secara konkret tenatng kondisi lembaga
mengenai pelaksanaan kegiatan pembiasaan membaca Al-Qur‟an sebelum
pembelajaran dan peningkatan kecerdasan spiritual siswa dengan demikian
9
yang berkaitan dengan sisi rohani siswa untuk meningkatkan kecerdasan
spiritual siswa
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan yang lebih matang dalam menambah wawasan
dalam bidang penelitian, sehingga dapat di jadikan sebagai latihan dan
pengalaman teknik-teknik yang baik khususnya dalam membuat karya tulis
ilmiah, juga sebagai konstribusi nyata bagi dunia pendidikan.
E. Penelitian Terdahulu
Dalan kajian pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa
penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu yang ada
relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya skripsi tersebut
adalah :
1. Penelitian Mohammad Roja‟i dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh
Pembiasaan Shalat Dhuha Dalam Upaya Meningkatkan Kecerdasan
Spiritual (SQ) siswa ” Penelitian yang saudara Moh.Roja‟i lakukan terfokus
pada peningkatan kecerdasan spiritual siswa melalui shalat dhuha.
Pemelitian ini merupakan penelitian lapangan yang menjadikan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Ar-Risalah sebagai objek penelitiannya.
Kemudian metode yang digunaka untuk memperoleh data yaitu metode
wawancara, dokumentasi dan angket. Sedangkan untuk menganalisi data
peneliti menggunakan analisis campuran yakni analisi statistik. Hasil
penelitian menunjukan pelaksanaan shalat dhuha di sekolah ternyata dapat
10
spiritual siswa, yang mana hal tersebut dapat dicermati dengan adanya
perubahan pada kejiwaan seseorang yang berpengaruh pada tindakan atau
perilaku siswa seperti para siswa lebih bertanggung jawab, mampu menahan
dan mengendalikan diri, berjiwa sosial, memiliki kedekatan dengan tuhan,
ketenangan dan kedamaian batin adan mapu memaknai kehidupan sebagai
hal yang harus dinikmati dan disyukuri.
2. Penelitian Rohman Hidayat dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Kegiatan Ziarah Terhadap Kecerdasan Spiritual” penelitian yang dilakukan
oleh saudari Rohman lakukan berisi mengenai kegiaatan keagamaan ziarah.
Penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan wisata ziarah
pada siswa SMP YPM 5 Driyorejo tergolong sedang yaitu penelitian yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan siswa berdasarkan
kegiatan ziarah dari keseluruhan obyek menyatakan bahwa kegiatan tersebut
dapat meningkatkan kecerdasan spiritual. Dengan demikian dapat
disimpulan bahwa kegiatan ziarah berpengaruh pada kecerdsan spiritual
siswa. Penelitian yang dilakukan berawal dari asusmi atau pernyatan dalam
buku yang ditulis oleh Purwadi dengan mengunjungi makam para wali,
melihat situs dan peninggalan mereka, diharapkna ada stimulus baru yang
masuk ke dalam benak kesadaran peziarah sehingga memunculkan kekuatan
baru dalam beragama. Ziarah akan memberikan spiritual arah, motivasi, dan
akhirnya tumbuh kesadaran penuh untuk patuh, tunduk dan menjalankan
perintah dan laranganNya. Hipotesisi yang diajukan yaitu ada pengaruh
11
diterima. Semakin banyak kegiatan wisata ziarah dilakukan siswa maka
semakin besar tingkat kecerdasan spiritual anak. Untuk meningkatkan
prosentase pengaruh kegiatan wisata ziarah terhadap kecerdasan spiritual
anak, maka kegiatan wisata ziarah harus sering dilakukan atau diperbanyak
frekuensinya.
F. Ruang lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, saya meniliti Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 1 Giri Banyuwangi. SMA ini menjadi obyek penelitian saya
dengan pertimbangan bahwa SMA tersebut telah melaksanakan kegiatan
pembiasaan membaca Al-Qur‟an sebelum pembelajaran setiap harinya.
Adapun penelitian ini ruang lingkupnya adalah persoalaan proses
pelaksanaan membaca Al-Qur‟an terhadap kecerdasan spiritual siswa di
sekolah SMAN 1 Giri Banyuwangi. Pembiasaan membaca Al-Qur'an yang
saya teliti adalah pembiasaan membaca Al-Qu'ran di sekolah sebelum
pembelajaran atau sebelum di mulainya jam pertama pembelajaran dan
kecerdasan spiritual yang saya teliti adalah wujud tingkah laku yang dijabarkan
dalam indikator
G. Definisi Operasional
Sebelum judul ini dibahas lebih lanjut, akan peneliti jelaskan beberapa
istilah yang terdapat pada judul tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul tersebut.
Adapun beberapa istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut :
12
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuat seseorang.12
Dengan demikian pengaruh merupakan suatu keadaan dimana ada hubungan
timbal balik atau hubungan sebab akibat antara apa yang mempengaruhi
dengan apa yang dipengaruhi.
2. Pembiasaan : Pembiasaan bersal dari kata biasa ; sebagai sediakala (sebagai
yang sudah-sudah , tidak menyalahi adat), sudah lazim, sudah umum, sudah
menjadi adat13
3. Membaca : Membaca berasal dari kata baca. Membaca memiliki arti
“melihat” serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan
atau hanya dalam hati). Membaca juga berarti mengeja atau melafalkan apa
yang tertulis.14
4. Al-Qur‟an : Al-Qur‟an secara etimologi berasal dari bahasa Arab yaitu “akar kata dari qara’a yang berarti membaca”.15
Sedangkan secara
terminologis , pengertian Al-„Qur‟an adalah firman Allah yang berfungsi
sebagai mu‟jizat, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
tertulis dalam mushaf-mushaf, yang diriwayatkan secara mutawatir, dan
membacanya merupakan ibadah.16
5. Sebelum pelajaran : yang dimaksud sebelum pelajaran pada judul ini
adalah waktu setelah bel masuk sebelum pelajaran jam pertama dimulai.
12
Tim Redaksi , Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, 2000 ), h.180
13
Hartono, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 1996), h. 17.
14
Tim Redaksi , Kamus Besar Bahasa Indonesia, ibid, h.83.
15
Muhammdad Djarot Sentosa, Komunikasi Qur’aniyah, (Bandung: Pustaka Islamika, 2005),h.31.
16
13
6. Kecerdasan Spiritual : Dilihat dari segi bahasa, kecerdasan spiritual terdiri
dari dua kata yaitu : “kecerdasan” dan “spiritual”. Kecerdasan diartikan
sebagai kemampuan memecahkan masalah yang di hadapinya, terutama
masalah yang menuntut kemampuan pikiran, berbagai batasan yang
dikemukakan oleh pakar didasarkan pada teorinya masing-masing.
Sedangkan arti dari kata spiritual adalah ajaran yang mengatakan bahwa
segala kenyataan (realitas) itu pada hakikatnya bersifat rohani.17
Menurut Zohar dan Marshall, orang yang pertama kali mengeluarkan
ide tentang konsep kecerdasan spiritual, mendefinisikan kecerdasan
spiritual (SQ) adalah “kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri
kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar.
Kecerdasan yang digunakan tidak hanya untuk mengetahui nilai-nilai yang
ada,melainkan juga untuk secara kreatif menemukan nilai-nilai baru18
Kecerdasan Spiritual adalah kemampuan kita untuk dapat mengenal
dan memahami diri kita sepenuhnya sebagai makhluk spiritual maupun
sebagai dari alam semesta. Dengan memiliki kecerdasan spiritual berati kita
memahami sepenuhnya makna dan hakikat kehidupan yang kita jalani dan
ke manakah kita akan pergi.
Dari beberapa istilah diatas, maka yang dimaksud dengan judul “Pengaruh
pembiasaan membaca Al-Qur‟an (Sebelum Pembelajaran) Terhadap
17
Agus Nggermanto, Kecerdasan Quantum, (Bandung: Nuansa Cendaka, 2015), h. 115.
18
14
Kecerdasaan Spiritual (SQ) siswa di SMAN 1 Giri Banyuwangi.” Adalah
penelitian untuk membuktikan ada atau tidaknya pengaruh kegiatan membaca
Al-Qur‟an terhadap kecerdasan spiritual siswa. Kegitan membaca Al-Qur‟an
sebelum pembelajaran adalah kegiatan bukan terprogram atau rutinitas yang
selalu dilaksanakan sekolah setiap harinya.
Sedangkan kecerdsan spiritual dikaitkan dengan kemampuan siswa dalam
hubungan dirinya dengan Allah dengan sesama makhluk seluruh alam baik
manusia, hewan dan tumbuhan. Jadi antara kegiatan membaca Al-Qur‟an
terhadap kecerdasan spiirtual dapat dikaitkan sebagai hubungan yang saling
membutuhkan dan saling mengisi antara yang satu dengan yang lain.
H. Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua penggala kata yaitu : Hypo yang artinya
dibawah dan thesa yang artinya kebenaran. Jadi hipotesis adalah suatu jawaban
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti kebenaranya
melalui data yang terkumpul.19
Hipotesis dalam penelitian ini mempergunakan hipotesis alternative (Ha) dan
hipotesis nihil (Ho) dipergunakan yang ada kaitannya adengan analissis statis
dan hipotesis alternative (Ha) dipergunakan untuk lebih mengarah pada tujuan
penelitain itu sendiri. Penulis mencoba membuktikan hipotesis nihil (Ho) dan
hipotesis alternative (Ha).
Hipotesis nol (Ho): tidak ada pengaruh pembiasaan membca Al-Qur‟an
terhadap kecerdasan spiritual siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi.
19
15
Hipoptetsis Alternatif (Ha): Ada pengaruh pembiasaan membca Al-Qur‟an
terhadap kecerdsan spiritual siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi.
I. Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis membagi atas beberapa Bab. Pada
tiap-tiap Bab dibagi atas beberapa atas beberapa sub-sub yang mana isinya
antara yang satu dengan yang lain saling berkaitan , dengan maksud agar
mudah dipahami. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah :
Pendahuluan berada pada Bab 1 yang memuat : latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, ruang lingkup
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Landasan teori berada pada Bab II : pada bab ini peneliti akan
membaginya menjadi tiga bagian : sub bab pertama kegiatan membaca
Al-Qur‟an yang meliputi pengertian pembiasaan membca Al-Qur‟an, dasar dan
tujuan pembiasaan membaca Al-Qur‟an, syarat-syarat pembiasaan membaca
Al-Qur‟an, Adab membaca Al-Qur‟an, , hikmah membaca Al-Qur‟an
Sub bab kedua merupakan tinjauan mengenai kecerdasan spiritual yang
meliputi teori kecerdasan-kecerdasan manusia, pengertian kecerdasan spiritual,
indikator-indikator kecerdsan spiritual, mengembangkan kecerdasan spiritual,
faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual.
Sub bab ketiga tentang pengaruh pembiasaan membaca Al-Qur‟an
16
Metode penelitian berada pada Bab III yang memuat tentang desain
penelitian, kehadiran penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, teknik analisis data, pengeceka dan keabsahan data.
Laporan hasil penelitian berada pada Bab IV yang memuat tentang latar
belakang objek, pertama meliputi : sejarah singkat Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Giri Banyuwangi, profil, visi,misi, struktur organisasai, keadaan guru,
dan karyawan, keadaan sarana dan prasarana. Kedua meliputi : hasil penelitian
tentang proses pelaksanaan membaca Al-Qur‟an siswa Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Giri Banyuwangi dan pengaruh membaca AL-Qur‟an terhadap
kecerdasan spiritual siswa SMAN 1 Giri Banyuwangi. Ketiga meliput: Hasil
analisis terkait.
Pembahasan hasil keseluruhan penelitian berada pada Bab V yang memuat
tentang kesimpulan dan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pembiasaaan Membaca Al Qur’an
1. Pengertian Pembiasaan Membaca Al Quran
Secara etimologi, pembiasaan asal katanya adalah biasa. Dalam kamus
bahasa Indonesia biasa adalah lazim atau umum, seperti sedia kala, sudah
merupakan yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.1
Dengan adanya prefiks pe- dan sufiks –an menunjukan arti proses.
Sehingga pembiasaan dapat diartikan dengan proses membuat
sesuatu/seseorang menjadi terbiasa. Menurut terminologi pembiasaan adalah
sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-ulang, agar sesuatu itu
dapat menjadi kebiasaan.
Dalam kaitannya dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam,
dapat dikatakan bahwa pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat
dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak
sesuai dengan tuntunan ajaran agam Islam2.
Pembiasaan dalam hal pembelajaran yang biasa menciptakan suasana
religius di sekolah karena kegiatan-kegiatan keagamaan dan praktik
keagamaan yang dilaksanakan secara terprogram dan rutin (pembiasaan
1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.146.
2
18
diharapkan dapat mentransformasikan dan menginternalisasikan nilai-nilai
ajaran agama Islam secara baik kepada peserta didik.3
Pembiasaan manusia sebagai sesuatu yang istimewa, yang dapat
menghemat kekuatan, karena akan menjadi kebiasaan yang melekat dan
spontan, agar kegiatan itu dapat dilakukan dalam setiap pekerjaan.4
Dalam dunia psikologi, metode pembiasaan ini dikenal dengan teori
Operant Conditioning yakni membiasakan peserta didik untuk berprilaku
terpuji, disiplin, dan giat belajar, bekerja keras dan ikhlas, serta jujur dan
tanggung jawab atas segala tugas yang telah dilakukan. Metode pembiasan
ini perlu dilakukan seorang guru dalam rangka pembentukan karakter, untuk
membiasakan peserta didik melakukan prilaku terpuji, disiplin dan
sebagaianya.5
Adapun secara istilah, pembiasaan dapat diartikan oleh beberapa tokoh
bni:
a. Menurut Armai Arif pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat
dilakukan untuk membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak
sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.6
b. Menurut Abdul Nashih Ulwan kebiasaan adalah segi praktek nyata dalam
proses pembentukan dan persiapan.7
3
Ibid.
4
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), h.100
5
E. Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, h. 166
6
Ibid.
7
19
c. Dalam buku Metodologi Pengajaran Agama dikatakan bahwa “metode
pembiasaan adalah cara yang dilakukan dalam pembentukan akhlak dan
rohani yang memerlukan latihan yang kontinyu setiap hari.8
d. Menurut Hanna Junhana Bastaman, kebiasaan adalah melakukan sesuatu
perbuatan atas keterampilan tertentu tetus menerus secara konsisten untuk
waktu yang cukup lama, sehingga perbuatan dan keterampilan benar-benar
dikuasai dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sulit ditinggalkan.9
Dari definisi diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa yang
dimaksud pembiasaan adalah suatu cara yang dipakai pendidik untuk
membiasakan anak didik secara berulang-ulang sehingga dengan sendirinya
kebiasaan tersebut dapat dilakukan tanpa ada paksaan dari orang lain dan
melakukannya denagn mudah tidak terlalu payah karena melakukanya
dengan senang hati..
Pendidikan melalui pembiasaan dapat dilaksanakan secara
terprogram dalam pembelajaran. Dan secara tidak terprogram dalam
pembelajaran dalam kegiatan sehari-hari. 10
a. Kegiatana pembelajaran terprogram dalam pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu
untuk mengembangkan pribadi peserta didik secara individual, kelompok
dan atau klasikal sebagai berikut :
8
Saifuddin Zuhri, d.k.k., Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Pustaka Pelajar, 2009), 125.
9
Hanna Junhana Bastaman, Integrasi Pesikologi dan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h.126.
10
20
1) Biasakan peserta didik untuk bekerja sendiri, menemukan sendiri,
dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan, keterampilan, dan
sikap baru dalam setiap pembelajaran.
2) Biasakan melakukan kegiatan inkuri dalam setiap pembelajaran.
3) Biasakan peserta didik untuk bertanya dalam setiap pembelajaran.
4) Biasakan belajar secara kelompok untuk menciptakan “masyarakat belajar”.
5) Guru harus membiasakan diri menjadi model dalam setiap
pembelajaran.
6) Biasakan melakukan refleksi pada setiap akhir pembelajaran.
7) Biasakan melakukan penilaian yang sebenarnya, adil dan transparan
dengan berbgaia cara dan lain sebagainya.
b. Kegiatan pembiasaan secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai
berikut :
1) Rutin, yaitu kebiasaan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara,
senam, sholat berjamaah, keberaturan, pemeliharaan, kebersihan dan
kesehatan diri.
2) Spontan, adalah pembiasaan tidak terjadwal dalam kejadian khusus
seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah
pada tempatnya, budayakan antri
3) Keteladanna. Adalah pembiasaan dalam bentuk perilaku sehari-hari
seperti: berpakaian rapi, berbahasa baik, rajin membaca, memuji
21
.
Membaca Al-Qur‟an adalah terdiri dari dua kata. Membaca berasal dari kata baca. Membaca memiliki arti “melihat” serta memahami isi dari apa
yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Membaca juga
berarti mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.11 Membaca menurut
Mulyono Abdurrahman yang mengutip pendapat lemen mengatakan bahwa
membaca adalah dasar untuk menguasai bidang studi12
Allah menurunkan kitab-Nya yang abadi agar ia di baca lisan,
didengarkan telinga di pikirkan akal agar hati tenang karenanya. Berangkat
dari sinilah datang berbagai ayat Al-Qur‟an dan hadits-hadits Rasul yang
memerintahkan membaca dan menganjurkannya telah di siapkan pahala
yang melimpah dan Agung karenanya13.
Firman Allah dalam surat al-Fatir : 29-30
َ نلإ
َٱ
َقݚيل
َ
َ
َ ܢقي
َقنݠكݖ
َ
َ قتلݒ
َقܜ
َٱ
َل ّ
َ
َناݠك ܛقݏ
ق
أقو
َٱ
َ ݠقݖ ص
َقة
َ
َناݠكݐقݍݛ
ق
أقو
َ
ܛ ݙل
َ
َ ݏقزقر
َ قن
َ ݗكݟ
َ
ًَم لس
اَ
ًَܟقيلن قَقعقو
َ
َ ܱقي
َقنݠكج
َ
َ قجلܡ
ًَةقܱ
َ
ݚ ݕ
َ
َقرݠكܞقت
َ
َ
َ ݗكݟقيلمفقݠك لِ
َ
َ ݗكݞقرݠكج
ك
أ
َ
ݗكݞقܯيلܲقيقو
َ
ݚلمݘ
َ
َ ضقف
َلݝلݖ
َ هۦَ
َكݝ ݛلإ
ۥَ
َْرݠكݍقغ
َ
َْرݠكݓقش
َ
ََ
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
11
Tim Redaksi , Kamus Besar Bahasa Indonesia, h 83.
12
Mulyo Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h.200.
13
22
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”(Qs. Al Fatir [35]: 29-30)14
Al-Qur‟an adalah sumber ajaran agama Islam pertama dan utama.
Menurut keyakinan umat islam yang di akui kebenarannya oleh penelitian
ilmiah, Al-Qur‟an adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu)
Allah, sama benar yang di sampaikan oleh malaikat Jibril kepada nabi
Muhammad SAW sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun
2 bulan 22 hari, mula di Makkah kemudian di Madinah, tujuannya untuk
menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan
kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kehidupannya
mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat kelak.15
Menurut Az-Zarkasi sebagaimana dikutip oleh Hasbi Ash Shiddieqy
“Al-Qur‟an adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
untuk menjadi pedoman dan untuk melemahkan bangsa Arab yang terkenal
petah lidahnya dan tinggi susunan bahasanya”.16
Menurut ulama‟ Al-Qur‟an adalah wahyu yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dalam bahasa arab yang kita membacanya sebagai
ibadah, yang turun kepada kita dengan jalan mutawatir. Orang yang
membaca Al-Qur‟an, baik dengan hafalan maupun dengan melihat mushaf
akan membawa kebaikan atau keberkahan dalam hidupnya bagaikan sebuh
14
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Bandung: CV. Diponegoro, 2008 ), h. 437.
15
Muhammad Daud Ali, Pengantar Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h. 93
16
23
rumah yang dihuni oleh pemiliknya dan tersedia segala perabotan dan
peralatan yang diperlukan.17
Membaca Al-Qur‟an adalah kenikmatan yang luar biasa. Seseorang
yang sudah merasakan kenikmatan membacanya, tidak akan bosan
sepanjang malam dan siang. Bagaikan nikmat harta kekayaan di tangan
orang yang shaleh adalah merupakan kenikmatan yang besar, karena
dibelanjakan ke jalan yang benar dan tercapai apa yang diinginkan.18
Jadi pembiasaan membaca Al-Qur‟an yang terdapat di sekolah
merupakan teknis dan aktivitas pendidik dalam menumbuhkan dan
meningkatkan sikap yang sesuai dengan ajaran islam. Dengan demikian
pembiasaan membaca Al-Qur‟an adalah suatu pembiasaan atau rutinitas
kegiatan melihat dan melafalkan kalam Allah (Al-Qur‟an) dengan lisan serta
memahami apa yang ada dalam Al-Qu‟an yang merupakan mu‟jizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan perantara malaikat Jibril
sampai kepada kita secara mutawatir dan membacanya merupakan ibadah.
2. Dasar dan Tujuan Pembiasaan Membaca Al Qur’an a. Dasar Pembiasaan Membaca Al Qur’an
Pembiasaan merupakan proses pembelajaran yang dimaksudkan
agar anak mampu untuk membiasakan diri pada perbuatan-perbuatan
yang baik dan dianjurkan oleh norma agama maupun hukum yang
berlaku.
17
Ahmad Shams , Peta Pembelajaran Al-Qur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),h.36.
18
24
Pembiasaan dalam pendidikan anak adalah sangat penting,
terutama dalam pembentukan pribadi, akhlak dan agama pada umumnya.
Kebiasaan-kebiasaan itu akan memasukkan unsur-unsur positif dalam
diri pribadi anak yang sedang tumbuh. Semakin banyak pengalaman
agama yang didapatinya melalui pembiasaan, maka semakin banyak pula
unsur agama dalam pribadinya sehingga dalam memahami ajaran
agamanya.
Untuk membina anak agar mempunyai sifat-sifat terpuji, tidaklah
mungkin dengan penjelasan pengertian saja, agar perlu membiasakannya
untuk melakukan yang baik diharapkan nanti dia akan mempunyai
sifat-sifat itu menjauhi sifat-sifat-sifat-sifat tercela.19
Seorang yang telah mempunyai kebiasaan tertentu akan dapat
melaksanakannya dengan mudah dan senang hati. Bahkan segala sesuatu
yang telah menjadi kebiasaan dalam usia muda sulit untuk dirubah dan
akan tetap berlangsung sampai usia tua.20
Atas dasar ini, para ahli pendidikan senantiasa mengingatkan
kepada guru atau orang tua untuk membiasakan anak-anak kepada suatu
hal yang baik sehingga anak menjadi terbiasa dengan sendirinya tanpa
ada paksaan, sebelum terlanjur kebiasaan lain yang bertentangan dengan
ajaran Islam.
Di dalam Islam membaca Al-Qur‟an tentunya atas dasar yang kuat.
Adapun dasar tersebut ada 3 aspek yaitu:
19
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, ibid. h. 61.
20
25
1) Al Qur’an
Firman Allah SWT yang berhubungan dengan dasar membaca
Al-Qur‟an diantaranya. QS. Al-„Alaq: 1-5.
ٱَ ݏ
َ
أقܱ
ََلܝٱ
َ ܴ
َلݗَ
َقݑلمبقر
َٱ
يل
َ
َ
َقݎقݖقخ
َ
ََ
َقݎقݖقخ
َٱ
َل
ل
َ قَٰ
َقݚ
َ
َ ݚلݘ
َ
َفݎ
قݖقع
َ
ََٱ
َ ݏ
َ
أقܱ
َ
َقݑُبقرقو
َٱ
َ
ق
ل
َ ك
َكمقܱ
َ
ََ
ٱ
يل
َ
َ
َقݗ ݖقع
ََلܝٱ
َ ݕ
َلݗقݖقݐ
َ
َ
َقع
َقݗ ݖ
َٱ
َل
ل
َ قَٰ
َقݚ
َ
ܛقݘ
َ
َ ݗقَ
َ عقي
َ ݗقݖ
َ
َ
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan..
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Qs Al-„Alaq [96]1-5)21
Dengan dasar surat Al-Alaq tersebut, kita budayakan kepada anak
untuk lebih dini bisa membaca Al-Qur‟an. Setelah pandai membaca,
mereka akan mencintai Al-Qur‟an, kemudian mereka diharapkan akan
mempelajari kandungan Al-Qur‟an.
Qs Al-Waqi‟ah ayat 77 :
َكݝ ݛلإ
ۥَ
َ ܱكݐقݕ
َْناقح
َ
َْݗيلܱ
قݒ
َ
٧
Sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia (Qs Al-Waqi‟ah [56]:77)22
Sesungguhnya Al-Qur‟an ini memuat bermacam- macam
manfaat dan banyak kegunaan. Karena Al-Qur‟an ini memuat hal- hal
21
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, ibid, h.597.
22
26
yang membawa kepada kebesaran umat manusia di dunia maupun di
akhirat mereka.
2) Dasar Hadis
ض ا ثع ع
ه سو ي ع هٌ هص هٌ وس اق : اق ع هٌ
ا لا او . ه عو ا قلا ه عت ك يخ
(
dari Usman RA dari Nabi SAW, beliau bersabda:“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur‟an.” (HR. Bukhori)23
3) Dasar Psikologi
Setiap manusia hidup selalu membutuhkan adanya suatu
pegangan hidup yang disebut dengan agama, untuk merasakan bahwa
dalam jiwanya ada perasaan yang meyakini adanya zat yang Maha
Kuasa sebagai tempat untuk berlindung dan memohon pertolongan,
sedangkan Al-Qur‟an dapat memberikan ketenangan jiwa bagi yang
membacanya dan inilah yang menunjukkan bahwa Al-Qur‟an
merupakan obat penyakit yang ada di dalam jiwanya, sebagaimana
firman Allah dalam QS. Yunus : 57
َ قي
ܛقݟُي
أ
ق
َٱ
َ كسܛ ن
َ
َ ܯقݏ
َ
َهܛقج
َ ܡقح
ݗكك
َ
َ ݠ ݘ
َْܟ قظلع
َ
ݚلمݘ
َ
َ ݗككلمب ر
َ
َهܛقݍلشقو
َْحَ
ܛقݙلم
َ
َلف
َ
ٱ
َلروكܯ ُص
َ
ًَܯكݞقو
ى
َ
َق حقرقو
َْܟَ
َ ݖلمݕ
َ ܖكݙ
َقيلݜلݘ
َ
٧
ََ
2327
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
beriman” (Qs. Yunus [10]:57)24
Maksudnya pelajaran dari Tuhanmu yaitu larangan berbuat
fahisyah. Al-Qur‟an merupakan penawar bagi apa yang ada di dalam
dada, seperti kesamaran dan keraguan. Al-Qur‟an menghilangkan
najis, syirik dan kotoran kekafiran dari qolbu karena ia adalah sebagai
petunjuk dan rahmah. Inilah sebabnya bagi orang-orang muslim di
perlukan adanya pendidikan Agama Islam agar dapat mengarahkan
fitrah mereka tersebut ke arah yang benar, sehingga akan mengabdi
dan beribadah sesuai dengan ajaran Islam, karena tanpa adanya
pendidikan agama dari suatu generasi berikutnya maka orang akan
semakin jauh dari agama yang benar.25 Selanjutnya Allah juga
berfirman di Qs.ar-Ra‟d : 28:
ٱ
َقݚيل
َ
َ
َناݠكݜقݘاقح
َ
َ طقتقو
َُݚلئقݙ
َ
ݗكݟكبݠكݖكݏ
َ
َ
كلܰلܝ
َلَܱ
ٱ
َهل ّ
َ
َ
ق
ل
أ
ق
َ
َ
كلܰلܝ
َلَܱ
ٱ
َل ّ
َ
َ طقت
َُݚلئقݙ
َ
ٱَ ݕ
َكبݠكݖكݐ
َ
ََ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram” (Qs.ar-Ra’du [13]: 28)26
24
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, ibid, h.215.
25 Zuhairini dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional,1990),
h.26. 26
28
b. Tujuan Pembiasaan Membaca Al Qur’an
Tujuan dari pembiasaan sendiri adalah agar seseorang memperoleh
sikap-sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif
dalam arti yang selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Selain itu
arti tepat dan positif diatas idalah selaras dengan norma dan tata nilai
moral yang berlaku baik bersifat religius, tradisional, dan kultural.27
Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan
diadakannya metode pembiasaan di sekolah adalah untuk melatih serta
membiasakan anak didik secara konsisten dan kontinyu dengan sebuah
tujuan, sehingga benar-benar tertanam pada diri anak dan akhirnya
menjadi kebiasaan yang sulit ditinggalkan di kemudian hari.
Dalam membaca Al-Qur‟an tentunya mempunyai tujuan yang
hendak dicapai. Tujuan membaca Al-quran adalah tadabbur (memikirkan
atau merenungkan) Al-qur‟an.28 Membaca dengan tadabur ,yaitu
memperhatikan sungguh-sungguh serta dapat mengambil pelajaran dan
nasihat dari padanya.29 Kata tadabbur menurut Yusuf Al-Qaradhawi
adalah melihat dan memperhatikan segala urusan dan bagaiman akhirnya.
Sebagai firman Allah, QS. Sad: 29.
َ قتلݒ
ٌَܜ
َ
َ ݕقܲݛ
ق
أ
َ قن
َكݝَ
َ قِلإ
َقݑ
َ
َ قبكݘ
َْكقܱ
َ
َهوكܱ ܝ ܯق ل
ِ
م
َناَ
َ قياقح
َلݝلܢ
ۦَ
َقܱ ݒقܰقܢق لِقو
َ
َناݠك نو
ك
أ
َٱ
َ
ق
ل
َ ݕ
َ قب
َلܜ
َ
َ
27Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, ibid. h. 63.
28
Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu AlQur’an, (Bogor: Litera Antar Nusa, 2007), h. 274.
29
29
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran” (Qs. Sad [38] : 29)30
Dalam membaca Al-Qur‟an Muhammad Yunus menyebutkan
tujuan membaca Al-Qur‟an yaitu sebagai berikut:
1) Memelihara kitab suci dan membacanya serta memerhatikan isinya,
untuk menjadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam hidup didunia.
2) Mengingat hukum-hukum agama yang termaktub dalam Al-Qur‟an
serta menguatkan, mendorong berbuat kebaikan dan menjauhi
kejahatan.
3) Mengharap keridlaan dari Allah.
4) Menanamkan akhlak mulia dan mengambil ibrah dan perlu pelajaran
serta teladan yang termaktub dalam Al-qur‟an.
5) Menanamkan keagamaan dalam hati dan menumbuhkannya
sehingga bertambah mantab keimanan dan bertambah dekat dengan
Allah.31
3. Syarat-sayarat Pembiasaan Membaca Al-Qur’an
Ada beberapa syarat yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh orang
tua dalam melakukan pembiasaan kepada anak-anaknya sebagaimana yang
dikatakan oleh Armai Arief, yaitu: 32
30
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan, ibid, h.455.
31
Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Aida Karya, 1983),h.61.
32
30
a. Mulailah pembiasaan itu sebelum terlambat, jadi sebelum anak itu
mempunyai kebiasaan lain yang berlawanan dengan hal-hal yang akan
dibiasakan.
b. Pembiasaan hendaknya dilakukan secara terus menerus (berulang-ulang)
dijalankan secara teratur sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan
yang otomatis.
c. Pembiasaan hendaknya konsekuen, bersikap tegas dan tetap teguh
terhadap pendiriannya yang telah diambilnya. Jangan memberi
kesempatan kepada anak untuk melanggar pembiasaan yang telah
ditetapkan itu.
d. Pembiasaan yang pada mulanya mekanistis itu harus semakin menjadi
pembiasaan yang disertai kata hati anak itu sendiri.
Dari uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator
pembiasaan itu adalah suatu cara atau jalan yang dilakukan dengan
sengaja, berulang-ulang, terus-menerus, konsisten, berkelanjutan, untuk
menjadikan sesuatu itu kebiasaan (karakter) yang melekat pada diri sang
anak, sehingga nantinya anak tidak memerlukan pemikiran lagi untuk
melakukannya.
4. Adab Membaca Al-Qur’an
Segala perbuatan yang dilakukan manusia memerlukan etika dan
adab untuk melekukannya, apalagi membaca Alquran yang memiliki nilai
yang sangat sakraldan beribadah agar mendapat ridha dari Allah SWT yang
31
Al-Qur‟an merupakan kalam suci yang datangnya langsung dari
sisi Allah SWT, dimana memiliki adab tersendiri bagi siapa saja yang
membacanya, dan ini berbeda dengan buku atau kitab lainnya. Adab- adab
itu sendiri sudah diatur dengan baik sebagai penghormatan dan
pengagungan kepada Al-Qur‟an yang diturunkan kepada Nabi akhir zaman
yakni Nabi Muhammad SAW dan sebagai ummat-Nya maka kewajiban kita
adalah untuk mengikuti pedoman dalam belajar agama Islam.
Banyak sekali adab- adab maupun tata cara yang harus dilakukan
pada saat akan memulai sampai mengakhiri belajar agama Islam. Oleh
karena itu ada beberapa adab dan tatacara yang harus diperhatikan, dipegang
dan dijaga sebelum dan disaat membaca Al-Qur‟an agar bacaan Al-Qur‟an
bermanfaat, dapat menghasilakan buahnya berupa tadabbur, kesan dan
istiqomah, dan membaca sebagaimana Rasulullah SAW dan para
sahabatnya.
Adapun adab kebiasaan membaca Al-Qur‟an antaranya:
a. Adab lahiriyah 33
1) Dengan berwudhu, walaupun tidak dimakruhkan membacanya bagi
orang yang berhadas. Adab membaca Al-Qur‟an adalah bersuci dari
hadas kecil hadas besar, dan segala najis, sebab yang dibaca adalah
wahyu Allah.
33
32
2) Membaca di tempat yang bersih atau mulia, terutama di dalam masjid
Tidak seluruh tempat sesuai untuk membaca. Ada beberapa
tempat yang tidak sesuai untuk membaca Al-Qur‟an. Hendaknya
pembaca Al-Qur‟an memilih tempat yang suci dan tenang seperti
masjid, mushala, rumah, dan lain- lain tempat yang dipandang pantas
dan terhormat
3) Menghadap kiblat dan berpakaian sopan
Pembaca Al-Qur‟an disunnahkan menghadap kiblat secara
khusyuk, tenang, dan menundukkan kepala, dan berpakaian sopan.
Oleh karena itu, jika memungkinkan dan tidak terhalang oleh sesuatu,
alangkah baiknya jika dilaksanakannya di tempat yang suci,
menghadap kiblat, dan berpakaian sopan seolah-olah pembaca
berhadapan dengan Allah untuk bercakap-cakap dan dialog
kepada-Nya.
4) Membersihkan mulut terlebih dahulu dan menyikat gigi atau bersiwak
Diantara adab membaca Al-Qur‟an adalah bersiwak atau gosok
gigi terlebih dahulu sebelum membaca Al-Qur‟an, agar harum bau
mulutnya dan bersih dari sisa- sisa makanan atau bau yang tidak enak.
5) Mentafkhimkan suara, yakni membaca dengan suara yang agak keras.
Suara yang nyaring dan kencang akan dapat menggugah hati
yang sedang tidur agar ikut merenungkan maknanya, akan menambah
semangat membacanya, dan bermanfaat bagi pendengar yang lain. Di
33
telinga sendiri akan dapat mengoreksi bacaan tersebut dan lebih
berpengaruh pada renungannya. Kecuali jika dikhawatirkan riya
(pamer), tidak ikhlas atau mengganggu orang lain yang sedang shalat,
tentunya pelan lebih afdhal
6) Membaca dengan tartil, yakni menyempurnakan hak-hak huruf, mad,
dan tidak terlalu cepat.34 Tartil artinya membaca Al-Qur‟an dengan
perlahan- lahan, tidak terburu- buru, dengan bacaan yang tidak baik
dan benar sesuai dengan makhraj dan sifat- sifatnya sebagaimana
yang sudah dijelaskan di dalam ilmu tajwid. Makharij huruf artinya
membaca huruf- hurufnya sesuai dengan tempat keluarnya seperti di
tenggorokan, di tengah lidah, antara dua bibir, dan lain- lain. Allah
SWT berfirman QS. al- Muzzammil ayat 4 :
َ
َ و
ق
أ
َ
َ للز
َ
َ يقݖقع
َلݝَ
َقو
َلݔلمܡقر
َٱَ ݕ
َ ܱكݐ
َقناقح
َ
َ ܱقܡ
َ ًَيلت
َ
ََ
“atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan” (Qs.al-Muzzammil [73]:4)35
Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan Nabi Muhammad
supaya membaca Al-Qur‟an secara tartil (seksama). Maksudnya
adalah membaca Al-Qur‟an dengan pelan- pelan, bacaan fasih, dan
34
Teungku, Pedoman Dzikir, ibid, h.138.
35
34
merasakan arti dan maksud dari ayat-ayat yang dibaca sehingga
berkesan di hati.36
7) Menghindarkan diri dari memutuskan bacaan karena berbicara
dengan orang lain. Bahwa membaca Al-Qur‟an adalah berdialog
kepada Tuhan, karena Al-Qur‟an adalah firman- Nya. Maka diantara
adabnya adalah tidak memotong bacaannya dengan pembicaraan lain
atau ngobrol dengan orang lain, apalagi sambil tertawa- tawa atau
bermain- main.
8) Disunahkan Membaca “Ta’awudz”sebelum membaca ayat-ayat Al-Qur‟an. Sebagaimana firman Allah SWT QS. an- Nahl ayat 98
اقملܗقف
َ
َ
أقܱقݏ
َقت
َٱَ ݕ
َ ܱكݐ
َقناقح
ََقف
ٱ
َ ܴ
َ ܰلعقܢ
ََلܝٱ
َل ّ
َ
َقݚلݘ
َٱ
َ ي ش
َ قط
َلݚَ
ٱ
َلݗيلج ܱ
َ
٨
َ
“Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta
perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”(Qs an-Nahl[16]:98)37
Hanya membaca Al-Qur‟an yang diperintahkan membaca ta’awudz terlebih dahulu sebelum membacanya. Dengan demikian,
membaca ta’awudz hanya dikhususkan untuk akan membaca
Al-Qur‟an saja.
9) Membaca basmallah di awal tiap-tiap surat, kecuali di awal surat
Al-Baroah (At-taubah).
36
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya Jilid X Juz 28-29-30, (Jakarta: Lentera Abadi, 2010), h. 400.
37
35
10) Berniat sebelum membaca Al Qur‟an. Seseorang yang membaca Al-Qur‟an hendaknya berniat yang baik, niat beribadah yang ikhlas
karena Allah untuk mencari ridha Allah, bukan mencari ridha manusia
atau agar mendapatkan pujian darinya atau ingin popularitas atau
ingin mendapatkan hadiah materi dan lain- lain.
11) Membaca kalimat tasbih di kala kita membaca ayat-ayat tasbih.
12) Mengerjakan sujud tilawah pada tiap-tiap akhir bacaan ayat
Assajdah.
b. Adab Batiniyah
Teungku Hasby Ash Shiddieqy dalam bukunya” Pedoman Dzikir dan
Do‟a38
mengemukakan beberapa adab batiniyah dalam belajar agama
islam, antara lain:
1) Membaca dengan tadabbur yaitu memperhatikan sungguh-sungguh
serta dapat mengambil pelajaran dan nasihat dari padanya.
Merenungkan arti ayat-ayat Al-Qur‟an yang dibaca, yaitu dengan
menggerakkan hati untuk memahami kata- kata Al-Qur‟an yang
dibaca semampunya atau yang digerakkan dengan lidah sehingga
mudah untuk memahami dan kemudian diamalkan dalam praktik
kehidupan di tengah- tengah masyarakat.
2) Membaca dengan khusyu’ dan khudlu‟ dimana dapat melapangkan
dada dan menjadikan hati bersinar-sinar. Merendahkan hati dan
seluruh anggota tubuh kepada Allah sehingga Al-Qur‟an yang dibaca
38
36
mempunyai pengaruh bagi pembacannya. Ayat- ayat yang dibaca
mempunyai pengaruh rasa tenang, gembira, dan banyak berharap
ketika mendapati ayat- ayat tentang rahmat atau kenikmatan.
Demikian juga ayat- ayat yang dibaca mempunyai pengaruh rasa
takut, sedih, dan menangis ketika ada ayat-ayat ancaman.
3) Membaca dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT. Yaitu:
membulatkan pikiran dan sanubari bahwa kita sedang bermunajat
kepada Allah SWT, dengan membaca kitabnya yang suci.
4) Membaca dengan cara menghasilkan bekas bacaan pada diri sendiri
orang arif selalu mencucurkan air mata sewaktu belajar agama islam
karena hati mereka sangat terpengaruh oleh bacaan yang mereka
baca39
5. Keutamaan dan Hikmah Membaca Al –Qur’an
Banyak sekali keutamaan-keutamaan orang membaca Al-Qur‟an,
melihat begitu agungnya kitab suci ini, berikut memberikan beberapa
keutamaan membaca Al-Qur‟an di antaranya: 40
1) Di tempatkan dalam barisan orang-orang besar yang utama dan tinggi.
2) Memperoleh beberapa kebajikan dari tiap-tiap huruf yang dibacanya dan
bertambah derajatnya di sisi Allah SWT.
3) Dinaungi dengan payung rahmat, dikelilingi oleh para malaikat dan
diturunkan Allah SWT kepadanya ketenangan dan kewaspadaan.
4) Digemilangkan hatinya oleh Allah SWT dan dipelihara dari kegelapan.
39
Yusuf Al-Qardhawi, Bagaimana Berinteraksi , ibid, h.168.
40
37
5) Diharumkan baunya, disegani dan dicintai oleh orang-orang shalih.
6) Tiada gundah hati di hari kiamat karena senantiasa dalam pemeliharaan
dan penjagaan Allah SWT.
7) Memperoleh kemuliaan dan diberi rahmat kepada bapak ibunya.
8) Terlepas dari kesusahan akhirat.
Membaca Al-Qur‟an mempunyai beberapa hikmah khususnya terhadap jiwa
manusia sesuai dengan firman Allah QS. yunus: 57:
َ قي
ܛقݟُي
أ
ق
َٱ
َ كسܛ ن
َ
َ ܯقݏ
َ
َهܛقج
َ ܡقح
ݗكك
َ
َ ݠ ݘ
َْܟ قظلع
َ
ݚلمݘ
َ
َ ݗككلمب ر
َ
َهܛقݍلشقو
َْحَ
ܛقݙلم
َ
َلف
َٱ
َلروكܯ ُص
َ
ًَܯكݞقو
ى
َ
َق حقرقو
َْܟَ
َ ݖلمݕ
َ ܖكݙ
َقيلݜلݘ
َ
٧
ََ
“ Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman ” (Qs.Yunus [10]:57)41
Dapat diambil pengertian bahwa Al-Qur‟an dapat memperbaiki jiwa
manusia dengan jalan nasihat yang baik, obat bagi segala penyakit hati,
seperti syirik, nifak dan semua penyakit lain, petunjuk kepada jalan
kebenaran dan keyakinan serta terhindar dari kesesatan dalam kepercayaan
dan amal dan rahmat bagi orang-orang beriman.
Kemampuan berpikir manusia sangat terbatas dan mudah sekali dimasuki
oleh bujukan syaitan.
41
38
Membaca Al-Qur‟an akan membawa manfaat kepada manusia, jika
dilaksanakan secara terus menerus (kontinu). Dengan sering orang
membiasakan membaca Al-Qur‟an, maka manusia akan selalu ingat kepada
Allah SWT dan akan mendapat manfaat yang besar dalam hidupnya.
Membaca Al-Qur‟an mempunyai beberapa hikmah khususnya terhadap jiwa
manusia. Adapun hikmah membaca Al-Qur‟an diantaranya adalah: 42
1) Orang yang mahir membaca Al-Qur‟an tingkatannya bersama para
malaikat.
2) Dapat menerangi hatinya
3) Tidak akan terkena bencana di hari kiamat kelak
4) Mendapatkan syafa‟at
5) Mendapat rahmat dari Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
اقمِ
َ
َقئلܱ
كݏ
َٱَ ݕ
َ ܱكݐ
َكناقح
ََقف
ٱ
َ ܴ
َناݠكعلݙقܢ
َ
َك
ق
ل
ۥَ
َناݠكܢ لصݛ
ق
أقو
َ
َ ݗكك ݖقعقݕ
َ
َ ܱكܡ
َقنݠك قح
َ
٤
َ
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan
perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat”(Qs al-A‟raf [7]:204)43
Dalil di atas, dapat diambil pengertian bahwa atas rahmat Allah SWT.
Membaca Al-Qur‟an memberi hikmah kepada manusia mempunyai
perhatian penuh, jiwa yang tenang dan suka mendengarkan terhadap
penjelasan dari suatu pelajaran bagi orang yang beriman.
42
Zainal ,Seluk-beluk ,ibid, h.149.
43
39
Orang yang membaca Al-Qur‟an akan mendapatkan pahala atau suatu
kebaikan.
6) Orang yang membaca Al-Qu‟ran akan mendapat pahala atau suatu
kebaikan. Dalam hadis disebutkan yang artinya :
ْ ع اتق ْ ع ه اش و ْعش ا ثَ ح وا وبأ ا ثَ ح َْيغ ْب و ْح ا ثَ ح
فْوأ ْب ا
ْتلاق شئاع ْ ع اش ْب ْعس ْ ع
َ ص ٌَ وس اق
ْلا ا ْلا َسلا ع ب ه ا و و آْ قْلا أ ْقي َلا َ سو ْي ع ٌَ
اق ْي ع ه ي ش و و ه اش اق ؤ ْقي َلاو
ف ٌ اش ْي ع و و ْعش
ا ْجأ
سيع وبأ اق
(TIRMIDZI - 2829) : Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin
Ghailan telah menceritakan kepada kami Abu Dawud telah
menceritakan kepada kami Syu'bah dan Hisyam dari Qatadah dari
Zurarah bin Aufa dari Sa'd bin Hisyam dari 'Aisyah ia berkata;
Rasulullah shall