• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA STORE ATMOSPHERE DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DI AVAN SUPERMARKET.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA STORE ATMOSPHERE DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DI AVAN SUPERMARKET."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA

STORE ATMOSPHERE

DENGAN

KEPUASAN PELANGGAN DI AVAN SUPERMARKET

SKRIPSI

Diajukan Kepada UIN Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Strata Satu Psikologi (S. Psi)

Oleh :

Galuh Risca Septina B77211100

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)

xi

INTISARI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Store Atmosphere dengan Kepuasan Pelanggan di Avan supermarket Sidoarjo. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Jenis penelitiannya adalah penelitian korelasional dengan pengujian hipotesis. Setelah dilakukan observasi didapat populasi sebanyak 350 perhari. Subjek penelitian ini sebanyak 100 konsumen yang sedang berbelanja di Avan Supermarket. Teknik pengumpulan data ini menggunakan angket yang telah di uji cobakan terlebih dahulu dan di uji validitas serta uji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah

analisis korelasi Kendall Tau. Dengan hasilnya memiliki hubungan yang

signifikansi dengan koefisien korelasi sebesar 0,734 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0,05 dengan arti Ho ditolak dan Ha diterima dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara Store Atmosphere dengan Kepuasan pelanggan

di Avan Supermarket.

(6)

xii

ABSTRACT

The Purpose of this study was to determine the relationship between store atmosphere with customer satisfaction in Avan Supermarket. This study includes quantitative research. Type of research is correlational research with hypothesis testing. After the Observation of the population gained as much as 350 per day The number of subjects taken in this the study a total of 100 customer has shooping in this Supermarket Avan. The technique of collecting data using questionnaires that had been tested in advance and in validitas test and reliability test. Data analysis technique used was analysis, kendall tau correlation. The result has a significant relationship with a correlation coefficient of 0,734 with a significance level of 0,000 < 0,05 with the meaning Ho rejected and Ha accepted. It can beb concluded that there is a relationship between store atmosphere with customer satisfaction in Avan Supermarket.

(7)

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR………..viii

DAFTAR TABEL……….ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

INTISARI ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. KepuasanPelanggan 1 Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 15

2 Aspek-aspek Kepuasan pelanggan ... 19

3 Pengukuran Kepuasan pelanggan ... 20

B. Store Atmosphere 1 Pengertian store Atmosphere ... 21

2 Pengaruh store Atmosphere ... 25

3 Elemen-elemen store Atmosphere ... 26

C. Hubungan Antara Store Atmosphere dengan Kepuasan Pelanggan .... 27

D. Kerangka teoritis ... 28

E. Hipotesis ... 30

BAB III: METODE PENELITIAN A. Variabel dan definisi Operasional 1 Metode Penelitian ... 31

2 Identifikasi Variabel ... 31

3 Definisi Operasional ... 32

a. Store Atmosphere ... 32

b. kepuasan Pelanggan... 35

B. populasi, Sampel, danTeknik Sampling ... 36

C. Pengumpulan data ... 38

1 Teknik Pengumpulan Data ... 38

a. Skala Store Atmosphere ... 39

b. Skala Kepuasan pelanggan ... 40

D. Validitas dan reliabilitas ... 41

1 uji Validitas ... 41

2 uji Reliabilitas ... 44

E. Analisis data ... 45

1 Uji Normalitas ... 45

(8)

vii

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 47

1 Deskripsi Subjek ... 47

2 Pengujian Hipotesis ... 50

a. Uji Reliabilitas ... 50

b. Uji Normalitas ... 51

c. Uji Linieritas ... 51

d. Uji Hipotesis ... 52

B. Pembahasan ... 53

BAB V: PENUTUP A. Simpulan ... 57

B. Saran ... 57

(9)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pelanggan merupakan target pasar utama dalam setiap usaha,

karena tanpa adanya konsumen maka suatu usaha tidak akan dapat

berkembang dan mencapai laba secara maksimal. Mendapatkan pelanggan

sebagai pelanggan dalam suatu usaha ritel bukanlah suatu perkara yang

mudah, hal ini terjadi karena banyaknya persaingan dari mini market yang

ada, sehingga mewajibkan pengusaha untuk lebih memperhatikan kualitas

produk, kualitas pelayanan, dan harga yang ditawarkan untuk membentuk

suatu kepuasan pelanggan. Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa dalam

menentukan tingkat kepuasan, terdapat lima faktor utama yang harus

diperhatikan oleh perusahaan, yaitu: (1) kualitas produk, (2) kualitas

pelayanan, (3) emosional, (4) harga, (5) biaya. Menurut Supranto (2006)

kepuasan pelanggan adalah kinerja suatu barang sekurang-kurangnya sama

dengan apa yang diharapkan.

Kepuasan pelanggan menurut Tjiptono (2008) didefinisikan

sebagai evaluasi yang memberikan hasil dimana pengalaman yang

dirasakan setidaknya sama baiknya atau sesuai dengan yang diharapkan.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kotler (2002) yang menyebutkan

kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari

perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) sesuatu produk

dengan harapannya. Kepuasan pelanggan adalah keadaan yang dicapai

bila produk seuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan dan bebas

(10)

2

pula sebagai suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan, dan harapan

pelanggan dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi.

Pengukuran terhadap kepuasan pelanggan merupakan suatu hal

yang sangat penting dilakukan untuk dapat mempertahankan suatu

pelanggan, dengan mengetahui tingkat kepuasan konsumen pada akhirnya

pengusaha dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.

Manfaat kepuasan konsumen Menurut Tjiptono (2008), antara lain:

(1) hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis,

(2) memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang, (3) mendorong

terciptanya loyalitas pelanggan, (4) membentuk suatu rekomendasi

informal dari mulut ke mulut yang akan sangat menguntungkan bagi

perusahaan, (5) reputasi perusahaan menjadi baik di mata pelanggan, (6)

laba yang diperoleh dapat meningkat.

Menurut Kotler (2000) terdapat beberapa metode yang dapat

digunakan setiap perusahaan untuk mengukur kepuasan pelanggannya

yaitu: (1) sistem keluhan dan saran, (2) pembeli bayangan, (3) analisis

konsumen beralih, (4) survey kepuasan pelanggan.

Menurut Levy dan Weitz (2004) Desain desain store atmosphere

haruslah memperhatikan elemen strategis lainnya seperti halnya lokasi,

pilihan barang dan positioning atas konsep toko, keragaman produk dan

harga serta pelayanan pelanggan. Sebagai bagian dari strategi retail,

desain atmospheric stimuli harus tetap fokus sesuai dengan rencana yang

digariskan. Hal yang menarik untuk dicatat, dimana mungkin tidak pernah

(11)

3

sekedar meningkatkan pemasukan. Masalah sesungguhnya adalah

persaingan pasar.

Era globalisasi menjanjikan tantangan bisnis baru bagi perusahaan

yang beroperasi di Indonesia. Keadaan tersebut memunculkan persaingan

yang makin ketat baik antar perusahaan domestik maupun perusahaan

asing. Seperti halnya yang terjadi pada industri ritel Nasional dimana

perkembangan jumlah ritel di Indonesia terus bertambah secara pesat

seperti supermarket, hypermarket, minimarket, dan ritel lainnya yang terus

bermunculan.

Sebagai salah satu industri yang paling dinamis saat ini, pemilik

bisnis retail, terutama yang berbasis toko harus mampu mengantisipasi

perubahan-perubahan yang terjadi di dalam pasar dan dengan tanggap

mengadaptasinya pada bisnis mereka sehingga selalu sesuai dengan life

style. Produk yang dijual memang menjadi daya tarik, namun juga

pengalaman terhadap proses mereka berbelanja. Konsumen ini tentunya

akan semakin banyak berbelanja dengan semakin banyaknya experience

baru yang diciptakan oleh peretail lewat berbagai sensasi indera (misalnya

tampilan secara visual, bunyi, bau dan tekstur). Melihat kondisi persaingan

yang semakin ketat tersebut, setiap bisnis ritel perlu meningkatkan

kekuatan yang ada dalam perusahaannya dengan cara memunculkan

perbedaan atau keunikan yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan

pesaing untuk dapat menarik minat membeli konsumen. Menarik

konsumen melakukan pembelian tidak hanya dapat dilakukan dengan

memberikan diskon, door prize, atau kegiatan promosi lainnya. Menurut

(12)

4

dilakukan dengan cara memberikan atmosphere yang menyenangkan bagi

kosumen pada saat di dalam toko, karena konsumen yang merasa senang

diharapkan akan melakukan pembelian. Untuk dapat menciptakan

atmosphere yang menyenangkan, maka perlu diciptakan store atmosphere

yang baik.

Banyak orang memandang berbelanja sebagai aktivitas hiburan

yang menciptakan rasa santai. Maka, jika perusahaan ritel ingin

mengundang pengunjung yang antusias membeli, maka perlu menarik

perhatian konsumen potensial. Cara menampilkan toko benar-benar

penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berbelanja.

Satu cara untuk melakukan ini adalah menggunakan system diplay yang

mudah diganti dan mencolok supaya toko tetap terlihat menarik,

menggoda dan segar.

Store atmosphere tidak hanya dapat memberikan suasana

lingkungan pembelian yang menyenangkan saja, tetapi juga dapat

memberikan nilai tambah terhadap produk yang dijual. Store atmosphere

sebagai salah satu sarana komunikasi yang dapat berakibat positif dan

menguntungkan di buat semenarik mungkin. Minimal konsumen akan

merasa betah saat berada di toko tersebut dan hal ini akan membuat

konsumen untuk memutuskan pembelian di toko tersebut.

Hal ini sesuai juga dengan pendapat Sutisna (2001) bahwa suasana

toko juga akan menentukan citra toko itu sendiri. Apabila sebuah toko

dilengkapi dengan pengaturan ruangan yang nyaman, penyejuk udara, dan

artistik penggunaan warna cat dinding yang sejuk, semuanya dapat

(13)

5

suasana toko dan lokasi yang tepat dapat menjadi sarana komunikasi yang

memberikan kesan positif, menguntungkan, dan memperbesar peluang

untuk memberikan kepuasan pada pelanggan.

Avan Supermarket adalah salah satu perusahaan ritel yang tidak

banyak beda dengan supermarket – supermarket di Indonesia, di

supermarket ini tidak terlihat menggambarkan suatu konsep secara detail

dan rapi. Namun banyak sekali pengunjung yang terangsang untuk belanja

di Avan Supermarket, terlihat dengan setiap harinya selalu penuh dengan

pengunjung apalagi jika di awal bulan terlihat panjangnya antrian di kasir.

Meskipun di daerah tersebut terdapat beberapa supermarket yang memiliki

desain toko rapi dan nyaman serta memiliki harga yang tidak jauh beda

dengan harag Avan Supermarket.

Sebelum peneliti melakukan penelitian yang terdelam terlebih

dahulu melakukan observasi pendahuluan guna menggali opini konsumen

terhadap kepuasan berbelanja di Avan Supermarket dengan mewawancarai

konsumen maupun pelanggan Avan Supermarket, suasana toko, dan

kepuasan pelanggan Avan Supermarket berada di bawah harapan yang

diinginkan, sehingga terdapat rasa ketidakpuasaan. Adanya

ketidakpuasaan yang dirasakan oleh konsumen Avan Supermarket telah

memunculkan macam-macam keluhan, antara lain: 1) Kurangnya

pencahayaan di Avan Supermarket, 2) kurang rapi dan menarik penataan

barang-brang di Avan Supermarket, dan 3) Kurang baik dan tanggap

karyawan Avan Supermarket menangani keluhan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk

(14)

6

atmosphere yang dilakukan oleh Avan Supermarket sebagai salah satu

bentuk komunikasi pemasaran agar konsumen merasa terpuaskan dengan

melakukan pembelian di dalam Avan Supermarket.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa terdapat

keluhan-keluhan yang dirasakan oleh konsumen Avan Supermarket terhadap

suasana toko dan kepuasan pelanggan Avan Supermarket. Dengan adanya

data tersebut menunjukkan bahwa suasana toko yang ada di Avan

Supermarket kurang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh

konsumen.

Di dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk mengambil

judul : “Hubungan Antara Store Atmosphere dengan Kepuasan Pelanggan

di Avan Supermarket

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka penulis mencoba mengidentifikasi

permasalahan yaitu apakah ada hubungan antara store atmosphere dengan

kepuasan pelanggan.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara store atmosphere dengan kepuasan

(15)

7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menfapat pengalaman sekaligus juga sebagai sarana untuk

memperdalam pengetahuan di bidang industri dan organisasi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi

Memberikan masukan kepada perusahaan ritel untuk melakukan

upaya – upaya dalam rangka peningkatan kepuasan pelanggan

melalui store atmosphere.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sebuah proses dalam menerapkan

pengetahuan yang diperoleh khususnya mengenai hubungan

antara Store atmosphere dengan Kepuasan pelanggan.

E. Keaslian penelitian

Untuk mendukung penelitian ini peneliti telah mengemukakan

beberapa kajian riset terdahulu tentang variabel Store Atmosphere dan

kepuasanpelanggan yang dijadikan acuan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Cindy Juwita Dessyana (2013) yan

berjudul “Store Atmosphere Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen Di Texas Chicken Multimart Ii Manado” Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Store atmosphere

terhadap keputusan pembelian baik secara bersama maupun secara

sendiri-sendiri. Sampel ditentukan dengan rumus slovin, sebanyak 100 dari 2.630

(16)

8

hipotesis menggunakan uji F dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa secara simultan store exterior, general interior, store layout dan

interior display berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

konsumen. Secara parsial store exterior, general interior, store layout dan

interior display berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

konsumen.

Penelitian selanjutnya “Pengaruh Desain Atmosfer Toko Terhadap

Perilaku Belanja Studi Atas Pengaruh Gender Terhadap Respon

Pengunjung Toko” Desain atmosfer toko, harus memberikan stimuli yang

dapat menarik perhatian pengunjung untuk dapat memutuskan toko mana

yang akan dikunjungi. Selanjutnya, atmosfer harus dapat meningkatkan

peluang pembelian. Atmosfer toko ini dapat berpengaruh terhadap

perilaku berbelanja pada pengunjung baik pria dan wanita. Penelitian ini

membahas mengenai pengaruh stimuli atmosfer toko terhadap pengunjung

pria dan wanita. Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu exploratory

research design dan path analysis. Penelitian eksploratori dilakukan

dengan proses interview untuk menentukan atribut dari stimuli atmosfer

(Turley dan Milliman, 2000).Variabel endogen di sini adalah organism

(pengunjung) dan respons pengunjung. Sedangkan variabel eksogen

adalah stimuli atmosfer. Penelitian ini dilakukan pada 107 responden pria

dan wanita yang menyatakan bahwa eksterior toko, lay out interior dan

variabel manusia signifikan terhadap respon pengunjung. Eksterior toko,

dan interior toko memiliki dampak positif terhadap pengunjung pria.

Variabel organisme berpengaruh pada pengunjung pria. Sedangkan

(17)

9

Penelitian lainnya yaitu dari Harlina, Srikandi, dan Andriani

(2014) yang berjudul “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan

Pembelian Dan Kepuasan Pelanggan (Studi pada Monopoli Cafe and

Resto Soekarno Hatta Malang)” Penelitian ini bertujuan untuk

menjelaskan: pengaruh store atmosphere terhadap keputusan pembelian,

pengaruh store atmosphere terhadap kepuasan pelanggan, pengaruh

keputusan pembelian terhadap kepuasan pelanggan. Hasil analisis jalur

(path analysis) menunjukkan bahwa: variabel store atmosphere

berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, variabel

store atmosphere berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel kepuasan

pelanggan, variabel keputusan pembelian berpengaruh signifikan terhadap

kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil penelitian ini maka disarankan

agar Monopoli Cafe and Resto tetap menjaga keunggulan store

atmosphere yang dimiliki, karena sebagian pelanggan memutuskan

membeli karena store atmosphere-nya, dan tetap menjadikan kepuasan

pelanggan sebagai salah satu tujuan utama Monopoli Cafe and Resto

karena hal tersebut berdampak besar pada pembelian selanjutnya.

Penelitian terdahulu yang berhubungan kepuasan konsumen yaitu

penelitian yang dilakukan oleh Puji Lestari “Hubungan Antara Persepsi

Terhadap Tata Ruang Toko Dengan Kepuasan Konsumen Swalayan “Ada

Baru” Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara persepsi terhadap tata ruang toko dengan kepuasan konsumen

Swalayan Ada Baru Salatiga. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100

orang dan menggunakan teknik pengambilan sampel insidental. Data

(18)

10

persepsi terhadap tata ruang toko dengan jumlah aitem sebanyak 27 buah

(α = 0.895), dan skala kepuasan konsumen dengan jumlah aitem sebanyak

18 (α = 0.851) buah. Analisis data dengan metode analisis regresi

sederhana menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan

antara persepsi terhadap tata ruang toko dengan kepuasan konsumen. Hal

ini ditunjukkan dengan nilai R= 0.691 dan p = 0.00 (p<0.05), sehingga

hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan

signifikan antara persepsi terhadap tata ruang toko dengan kepuasan

konsumen Swalayan Ada Baru Salatiga dapat diterima. Sumbangan efektif

yang diberikan oleh persepsi terhadap tata ruang toko pada kepuasan

konsumen Swalayan Ada Baru Salatiga adalah sebesar 47.8% dan

persamaan garis regresinya adalah Y = 12.118 + 0.505X.

Penelitian terdahulu lainnya yang dilakukan oleh Thomas Stefanus

Kaihat “Analisa Kesenjangan Kualitas Pelayanan dan Kepuasan

Konsumen Pengunjung Plaza Tunjungan Surabaya” Pelayanan pada

dasarnya dapat dikatakan sebagai suatu tindakan dan perlakuan atau cara

melayani orang lain untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan

keinginannya. Tingkat kepuasan konsumen atas suatu pelayanan dapat

diukur dengan membandingkan antara harapan konsumen terhadap

kualitas pelayanan yang diinginkannya dengan kenyataan yang

diterimanya atau dirasakannya. Studi ini untuk melihat kesenjangan antara

jasa yang diharapakan dengan jasa yang dirasakan oleh pengunjung Plaza

Tunjungan Surabaya. Kemudahan dan kelengkapan penyediaan berbagai

produk, tanggung jawab atas kualitas dan penetapan harga, serta tanggung

(19)

11

pembeli merupakan faktor-faktor paling sesuai antara apa yang diharapkan

dengan apa yang dirasakan konsumen pengunjung Plaza Tunjungan

Surabaya.

Penelitian terdahulu lainnya “Analisis Pengaruh Suasana Toko,

Kualitas Produk, Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan

(Studi Pada Konsumen Distro Deep Store Di Surakarta)” Penelitian ini

telah menguji adanya tiga variabel independen yaitu suasana toko, kualitas

produk, dan kepuasan pelanggan yang dapat mempengaruhi variabel

dependen yaitu loyalitas pelanggan. Sampel pada penelitian ini diambil

sebanyak 100 responden dan teknik yang digunakan Non-probability

sampling dengan pendekatan Accidental Sampling. Data dalam penelitian

ini menggunakan metode survey melalui kuesioner yang diisi oleh

pelanggan. Data diperoleh dengan menggunakan analisis regresi berganda.

Analisis ini meliputi Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik,

Analisis Regresi Berganda, Uji Hipotesis melalui Uji t dan Uji F, serta

analisis Koefisien Determinasi (R2). Dari analisis regresi didapat

persamaan sebagai berikut, Y = 0,600 X1 + 0,196 X2 + 0,176 X3

Variabel suasana toko memiliki pengaruh yang lebih besar

terhadap loyalitas pelanggan yaitu sebesar 0,600, diikuti dengan variabel

kualitas produk sebesar 0,196, dan variabel kepuasan pelanggan memiliki

pengaruh yang paling rendah sebesar 0,176. Pengujian hipotesis

menggunakan uji t menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang

diteliti yaitu variabel suasana toko, kualitas produk, dan kepuasan

pelanggan terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

(20)

12

dapat diketahui bahwa ketiga variabel independen yaitu suasana toko,

kualitas produk, dan kepuasan pelanggan secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu loyalitas

pelanggan. Angka koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa 77,4%

variasi dari loyalitas pelanggan dapat dijelaskan oleh suasana toko,

kualitas produk, dan kepuasan pelanggan. Sedangkan sisanya 22,6%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Desak Putu Eka Risnayani, dengan

judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Pada Mini Market Cahaya Baru Penarukan Kecamatan Buleleng Tahun

2009. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang

mempengaruhi kepuasan konsumen, tingkat kepuasan konsumen,

pengaruh faktor-faktor kepuasan konsumen terhadap tingkat kepuasan

konsumen, dan faktor dominan yang mempengaruhi kepuasan konsumen

berbelanja pada Mini Market Cahaya Baru. Penelitian ini menggunakan

desain deskriptif dan kausal. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat

tujuh faktor yang mempengaruhi kepuasan yang terdiri produk, harga,

promosi, lokasi, karyawan, kelengkapan fisik, dan proses. Tingkat

kepuasan belanja pada Mini Market Cahaya Baru berada pada kategori

kurang puas, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara

bersama-sama antara faktor-faktor kepuasan konsumen dengan tingkat

kepuasan konsumen berbelanja yang ditunjukkan dengan nilai R square

sebesar 93,8%, dan faktor kelengkapan fisik berpengaruh dominan

(21)

13

Penelitian “Pengaruh Citra Toko Terhadap Kepuasan Pelanggan

Dan Niat Beli Ulang Pada Circle K Di Kota Denpasar” Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra toko terhadap kepuasan

pelanggan, pengaruh kepuasan terhadap niat beli ulang pelanggan, dan

pengaruh citra toko terhadap niat beli ulang pelanggan. Pengumpulan data

dilakukan melalui survey dengan cara membagikan kuesioner kepada 185

responden. Data diana- lisis menggunakan SEM dengan aplikasi software

AMOS dan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Citra toko

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. (2)

Kepuasan pelanggan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap

niat beli ulang pelanggan. (3) Citra toko memberikan pengaruh positif dan

signifikan terhadap niat beli ulang pelanggan.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dian prima Kurniati

(2013) yang berjudul “Pengaruh Store Atmosphere Terhadap Keputusan

Pembelian Obat Bebas Di Apotek Kimia Farma Kota Jambi” tujuan dari

penelitian ini adalah Menjelaskan dan menganalisis pengaruh store

atmosphere yang terdiri atas exterior, generalinterior, store lay out,

interior display berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

obat bebas di apotek Kimia Farma. Hasil dari penelitian ini adalah

Berdasarkan analisis terbukti bahwa SA (exterior, general interior, store

layout dan interior display) memberikan pengaruh yang signifikan

terhadap keputusan pembelian obat bebas di Apotek Kimia Farma Kota

Jambi. berdasarkan hasil pengujian terbukti bahwa secara parsial satu

variabel yaitu store lay out memberikan pengaruh signifikan sedangkan

(22)

14

dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

pembelian obat bebas di Apotek Kimia Farma Kota Jambi. Berdasarkan

hasil perhitungan tidak ditemukan variabel yang memiliki pengaruh

dominan terhadap keputusan pembelian obat bebas di Apotek Kimia

Farma Kota Jambi.

Perbedaan pada penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah subjek penelitian, subjek yang akan digunakan adalah pelanggan

yang sering berbelanja atau berkunjung di Avan Supermarket dengan

rentang usia 17 – 55 tahun. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kuantitatif dan termasuk penelitian korelasional, dengan menggunakan

teknik korelasi Kendall Tau untuk mengetahui hubungan variabel

penelitian. Sedangkan variabel yang digunakan oleh peneliti yaitu Store

Atmosphere (X) dan kepuasan pelanggan (Y).

Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti

sendiri. Penelitian ini belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya.

Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam

penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan karya

(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kepuasan Pelanggan

1. Pengertian Kepuasan pelanggan

Kepuasan pelanggan menempati posisi penting dalam

praktek di duniabisnis karena manfaat yang dapat ditimbulkannya

bagi perusahaan.Dalam beberapa penelitian tentang kepuasan

konsumen, ditemukan bahwa kepuasan secara menyeluruh adalah

suatu evaluasi global yang terdiri atas kepuasan atas

komponen-komponen atribut dari suatu barang atau jasa (Mittal,dkk, 2001).

Kepuasan pelanggan oleh Anwar (1995) diartikan sebagai

sesuatu yang dipengaruhi oleh nilai- nilai suatu layanan (service)

yang disuguhkan pegawai kepada pelanggan.Nilai pelanggan

tersebut tercipta karena tingkat kepuasan, loyalitas, dan produktifitas

yang disumbangkan oleh pegawai. Adanya kepuasan kerja yang

dinikmati oleh para pegawai merupakan upaya yang mendukung

tercipta- nya kualitas layanan yang prima; serta kebijakan

perusahaan yang baik akan memungkinkan pegawai memberikan

layanan terbaik kepada para pelanggan.

Menurut Kotler dan Amstrong (2001) kepuasan konsumen

adalah sejauh mana anggapan kinerja produk memenuhi harapan

pembeli.Bila kinerja produk lebih rendah ketimbang harapan

(24)

16

Menurut Tjiptono (2008) terciptanya kepuasan pelanggan

dapat memberikan manfaat antara lain hubungan antara perusahaan

dan pelanggan menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi

pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk

suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word ofmouth) yang

menguntungkan bagi perusahaan.

Menurut Zeithmal, kepuasan Pelanggan dipengaruhi oleh

persepsi atas kualitas jasa, persepsi atas harga, serta factor situasional

dan factor personal. Kepuasan konsumen juga dipengaruhi oleh

kualitas produk atau barang-barang yang diberikan pada pelanggan

dalam proses penyerahan jasa.

Jadi indikator untuk mendapatkan kepuasan pelanggan adalah :

a. Kualitas jasa

b. Persepsi atas harga

c. Factor situasional

Memuaskan konsumen merupakan keinginan setiap

perusahaan selain faktor penting bagi kelangsungan hidup

perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan

keunggulan dalam persaingan.Konsumen yang puas terhadap produk

dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan

enggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan yang sam muncul.Hal

ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam

melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari

(25)

17

Hal ini juga diperkuat oleh riset yang dilakukan oleh

Gerpott dalam Singh (2006) yang menyatakan kepuasan pelanggan

adalah determinan langsung dalam membentuk loyalitas pelanggan

di mana selanjutnya akan menjadi pusat determinan terhadap retensi

pelanggan. Kepuasan pun terbentuk manakala perusahaan mampu

memberikan kualitas layanan dan membangun citra positif di mata

pelanggannya.Begitu juga pada bisnis ritel, terutama ritel moderen

layanan ritel dan citra toko tidak dapat dipungkiri sebagai pembentuk

kepuasan (Omar dalam Semuel, 2006).Variasi kepuasan pelanggan

atas sekelompok toko moderen akan erbentuk manakala layanan

eceran dan ragam maupun keinginan para pelanggan setianya secara

aktualseperti: suasana nyaman di dalam berbelanja, kebersihan atas

sanitasi lingkungan toko, privasi pelanggan di dalam berbelanja

benar-benar terjaga, kemudahan atas sarana pembayaran produk ritel

yang telah dibeli oleh para pelanggan, kejelasan arah maupun

nilai-nilai manfaat produk ritel bagi pihak pengguna atau pemakainya dan

display serta lay out barang di dalam toko.

Kepuasan konsumen dapat diciptakan melalui kualitas,

pelayanan, dan nilai :

a. Kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan

konsumen. Kualitas akan mendorong konsumen untuk menjalin

hubungan yang erat dengan perusahaan.

b. Pelayanan konsumen tidak hanya sekedar menjawab

(26)

18

atau jasa yang tidak memuaskan mereka. Namun lebih dari

pemecahan yang timbul setelah pembelian.

Schisffman dan kanuk menandaskan bahwa kepuasan

pelanggan merupakan perasan seseorang terhadap kinerja dari suatu

produk yang dirasakan dan diharapkannya.

Variasi kepuasan pelanggan atas sekelompok toko moderen

akan terbentuk manakala layanan eceran dan ragam karakteristik dari

citra toko, benar- benar dapat memenuhi ekspektasi maupun

keinginan para pelanggan setianya secara aktual, seperti: suasana

nyaman di dalam berbelanja, kebersihan atas sanitasi lingkungan

toko, privasi pelanggan di dalam berbelanja benar-benar terjaga,

kemudahan atas sarana pembayaran produk ritel yang telah dibeli

oleh para pelanggan, kejelasan arah maupun nilai-nilai manfaat

produk ritel bagi pihak pengguna atau pemakainya dan display serta

lay out barang di dalam toko. Ma’ruf (2005) mengungkapkan bahwa

layanan ritel bertujuan memfasilitasi parapembeli ketika berbelanja

di gerai, sedangkan citra toko merupakan persepsi pelanggan

terhadap toko melalui atribut-atribut yang ada di dalamnya.

Kotler (2002) kepuasan pelangganyaitu”cutomer

satisfaction is the outcome felt by buyers who have experienced a

company performance that has fulfilled expectations”maksudnya

adalah kepuasan pelanggan ini dipengaruhi oleh dua komponen yaitu

harapan dan kinerja sehingga secara matematik dapat dirumuskan

(27)

19

kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari Expectation dan

performance.

2. Aspek-aspek Kepuasan Pelanggan

Menurut Kotler aspek-aspek kepuasan konsumen adalah :

a. Kualitas pelayanan

meningkatkan kualitas pelayanan dengan memberikan kualitas

pelayanan yang lebih baik.

b. Fasilitas

meningkatkan fasilitas yang disediakan untuk konsumen

c. Proses pemesanan

Ketika memilih sebuah pedagang, setiap konsumen

mengevaluasi empat faktor kunci sebelum membuat keputusan

(Denove dan Power, 2007), diantaranya yaitu:

a. Lokasi

b. Pilihan barang

c. Harga

d. Pengalaman berbelanja

Tiga faktor pertama mudah untuk didefinisikan, pada

kenyataan mereka dapat dikuantitatifkan dengan sempurna. Faktor

keempat yaitu pengalaman berbelanja lebih sulit untuk didefinisikan

apalagi untuk dikuantifikasi.Walaupun demikian, pengalaman

berbelanja atau harapan akan pengalaman, dapat menjadi faktor

penentu dalam memilih toko sebagai tempat berbelanja. Faktor ini

akan semakin berlaku bila pedagang ritel pesaing menawarkan harga

(28)

20

membuat masalah tidak semakin rumit, pengalaman berbelanja

sendiri dibagi menjadi tiga titik sentuh, yaitu:

a. Suasana fasilitas fisik (kebersihan, pemajangan, dan

lain-lain)

b. Pengalaman hubungan antara pribadi (kesopanan,

penyediaan bantuan, dan lain- lain)

c. Kebijakan toko (pengembalian, penukaran, jam buka, dan

lain-lain) Dari ketiga titik sentuh inilah kepuasan

pelanggan terhadap sebuah usaha ritel ditentukan.

3. Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Menurut Gerson (2004, 33) manfaat pengukuran mutu dan

kepuasan pelanggan, adalah :

a. Pengukuran menyebabkan orang memiliki rasa berhasil dan

berprestasi, yang kemudian diterjemahkannya menjadi

pelayanan yang prima kepada pelanggan

b. Pengukuran bisa dijadikan dasar menentukan standar kinerja

dan standar prestasi yang harus dicapai, yang akan

mengarahkan mereka menuju mutu yang semakin baik dan

kepuasan pelanggan yang meningkat.

c. Pengukuran memberikan umpan balik segera kepada

pelaksana,terutama bila pelanggan sendiri yang mengukur

kinerja pelaksana atau perusahaan yang memberi pelayanan.

d. Pengukuran memberi tahu apa yang harus dilakukan untuk

(29)

21

harus melakukannya. Informasi ini juga bisa langsung datang

dari pelanggan.

e. Pengukuran memotivasi orang untuk melakukan dan mencapai

tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

B. Store Atmosphere

1. Pengertian Store Atmosphere

Pengertian store atmosphere merupakan salah satu unsur dari

retailing mix yang juga harus diperhatikan oleh suatu bisnis ritel. Dengan

adanya store atmosphere yang baik, perusahaan dapat menarik konsumen

untuk berkunjung dan melakukan pembelian.

Pengertian store atmosphere menurut Berman dan Evan

(2007:454) adalah “Atmosphere refers to the store’s physical

characteristics that project animage and draw customer”.

Pengertian store atmosphere menurut Utami” (2006:238)

mengatakan bahwa “Store Atmosphere adalah desain lingkungan melalui

komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk

merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk

mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang” Salah satu faktor yang

dimiliki oleh toko untuk menarik perhatian setiap konsumen adalah

suasana toko (store atmosphere).

Store atmosphere tidak hanya berpengaruh terhadap keputusan

pembelian, tetapi juga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Ryu dan

Han (2010) dalam Heung dan Gu (2012) menyatakan bahwa “Although all

(30)

22

practice, atmospherics may, to a large extent, determine the overall degree

of such satisfaction in the restaurant industry”. Meskipun semua faktor

penentu kepuasan pelanggan perlu diperhatikan dalam penelitian dan

praktek, untuk sebagian besar mungkin suasana menentukan tingkat

keseluruhan kepuasan di industri restoran.

Suasana toko mempengaruhi keadaan emosi pembeli yang

menyebabkan atau mempengaruhi pembelian. Keadaan emosional akan

membuat dua perasaan yang dominan yaitu perasaan senang dan

membangkitkan keinginan

Store Atmosphere dideskripsikan Mason dan Mayer (1990:620)

sebagai kualitas keseluruhan desain yang mengekspresikan karakter dan

membentuk kepribadian dari sebuah toko yang dengan segera dapat

dikenali oleh konsumen.

Store Atmosphere dideskripsikan Tai dan Fung (1997:312) jika

dilihat dari sudut pandang pemilik toko merupakan usaha untuk

merancang lingkungan berbelanja guna menghasilkan efek psikologis

khusus kepada pembeli yang akan meningkatkan kemungkinan terjadinya

pembelian. Sedangkan dari sudut pandang konsumen, Store Atmosphere

merupakan persepsi konsumen atas kualitas dari lingkungan berbelanja.

Store atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap

perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional

khusus yang dapat menyebabkan konsumen merasakan kepuasan ketika

belanja di tempat tersebut.Levy and Weitz (2004) mengemukakan bahwa

(31)

23

cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian

yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen.

Atmospherics adalah istilah yang lebih umum daripada tata ruang

toko.atmospherics berhubungan dengan bagaimana para manajer dapat

memanipulasi desain bangunan, ruang interior, tata ruang lorong-lorong,

tekstur karpet dan dinding, bau, warna, bentuk, dan suara yang dialami

para pelanggan semuanya untuk mencapai pengaruh tertentu.

Kusumowidagdo (2010) menambahkan bahwa store atmosphere

haruslah memperhatikan elemen strategis lainnya seperti halnya lokasi,

pilihan barang, dan positioning atau konsep toko, serta pelayanan terhadap

konsumen.

Menurut Sutisna (2002) : “Atmosphere toko juga akan menentukan

citra toko itu sendiri”.Pengertian atmosphere sangat luas seperti

tersedianya pengaturan udara (AC), tata ruang toko, penggunaan warna

cat, penggunaan jenis karpet, bahan- bahan rak, bahan-bahan dinding,

aksesoris dan lain-lain.Toko dilengkapi dengan pengaturan ruangan yang

nyaman dan artistik, penggunaan cat dinding, ruangan yang sejuk, semua

itu menunjukan adanya atmosphere kemewahan, dan berkelas. Jika di

dalam toko terasa panas dan pengap, produk yang di pajang tidak tertata

rapi, penggunaan cat yang berselera rendah, lantai yang tidak bersih maka

hal itu akan menimbulkan atmosphere yang akan mencitrakan bahwa toko

tersebut untuk kalangan rendah.

Lingkungan dalam toko memiliki peran yang sangat penting untuk

menarik konsumen. Lingkungan toko dengan fasilitas fisiknya beserta

(32)

24

ditawarkan suatu toko memberikan stimuli-stimuli yang diterima oleh

konsumen tersebut sehingga menimbulkan persepsi terhadap keseluruhan

toko tersebut yang disebut dengan citra toko (Bloomer, 2002)

Selain store atmosphere, harga juga memiliki peranan penting

didalammeningkatkan nilai kepuasan konsumen.

Harga menurut Kotler dan Armstrong (2003:430), sebagai berikut

:“Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan atas barang dan jasa, atau

jumlahnilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat

dari menilaiatau menggunakan barang atau jasa”.

Tujuannya yaitu untuk mendapatkan labamaximum, mendapatkan

pengembalian investasi yang di targetkan ataupengembalian pada

penjualan bersih, mencegah atau mengurangi persaingan,mempertahankan

atau memperbaiki market share.

Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil

keputusan bahwa store atmosphere adalah suatu karakteristik fisik dan

sangat penting bagi setiap bisnis ritel hal ini berperan sebagai penciptaan

suasana yang nyaman untuk konsumen dan membuat konsumen ingin

berlama-lama berada di dalam toko dan secara tidak langsung merangsang

konsumen untuk melakukan pembelian dan merasakan kepuasan tersendiri

ketika atau sesudah berbelanja di toko yang sudah menciptakan suatau

(33)

25

2. Pengaruh Store Atmosphere

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam menciptakan suasana

toko menurut Lamb, Hair, dan McDaniel (2001), yaitu:

a. Jenis karyawan, Karakteristik umum karyawan, sebagai contoh; rapi, ramah,

berwawasan luas, atau berorientasi pada pelayanan.

b. Jenis barang dagangan dan kepadatan, Jenis barang dagangan yang dijual

bagaimana barang tersebut dipajang menentukan suasana yang ingin

diciptakan oleh pengecer.

c. Jenis perlengkapan tetap dan kepadatan, Perlengkapan tetap bisa elegan

(terbuat dari kayu jati), trendi (dari logam dan kaca tidak tembus

pandang). Perlengkapan tetap harus konsisten dengan suasana umum yang

ingin diciptakan. Contoh: menciptakan suasana santai dan teratur dengan

meja dan rak, memungkinkan pelanggan lebih mudah melihat, dan

menyentuh barang dagangan dengan mudah.

d. Bunyi suara, Bunyi suara bisa menyenangkan atau menjengkelkan bagi

seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat konsumen tinggal lebih

lama di toko.Musik dapat mengontrol lalu lintas di toko, menciptakan

suasana citra, dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelinya.

e. Aroma, Bau bisa merangsang maupun mengganggu penjualan. Penelitian

menyatakan bahwa orang-orang menilai barang dagangan secara lebih

positif, menghabiskan waktu yang lebih untuk berbelanja.dan umumnya

bersuasana hati lebih baik bila ada aroma yang dapat disetujui. Para

pengecer menggunakan pewangi antara lain sebagai perluasan dan strategi

(34)

26

f. Faktor visual, Warna dapat menciptakan suasana hati atau memfokuskan

perhatian, warna merah, kuning atau orange dianggap sebagai warna yang

hangat dan kedekatan yang diinginkan. Warna-warna yang menyejukkan

seperti bins hijau dan violet digunakan untuk membuka tempat yang

tertutup, dan menciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan

juga dapat mempunyai pengaruh penting pada suasana toko.Tampak luar

suatu toko juga mempunyai pengaruh pada suasana yang diinginkan dan

hendaknya tidak menerbitkan kesan pertama yang mengkhawatirkan bagi

pembelanja.

3. Elemen-elemen Store Atmosphere

Menurut Berman dan Evan dalam bukunya “Retail Management”

(2000) membagi elemen-elemen store atmosphere ke dalam 4 elemen,

yaitu :

a. Exterior (bagian depan toko)

Bagian depan toko adalah bagian yang termuka. Maka ia

hendaknya memberikan kesan yang menarik. Dengan

mencerminkan kemantapan dan kekokohan, maka bagian

depan dan bagian luar ini dapat menciptakan kepercayaan.

Cox dan brittain (2000) menjelaskan bahwa tanda penunjuk

exterior berfungsi untuk mengidentifikasi suatu toko.Sebab

tanda penunjuk yang menarik dapat menambah hasrat

(35)

27

Suatu bentuk arsitektur bangunan eksterior yang unik

berfungsi untuk membedakan sebuah toko dengan toko yang

lain sekaligus berfungsi untuk menarik perhatian konsumen

b. General interior

Berbagai motif konsumen memasuki toko, hendaknya

memperoleh kesan yang menyenangkan. Kesan ini dapat

diciptakan misalnya dengan musik yang diperdengarkan

kepada kosumen, warna dinding di dalam toko yang dibuat

semenarik mungkin, aroma/bau dan udara yang segar di dalam

toko.

c. Store layout (tata letak)

Merupakan rencana untuk menentukan lokasi tertentu dan

pengaturan dari peralatan barang dagangan di dalam toko serta

fasilitas toko.

d. Interior display

Sangat menentukan bagi suasana toko karena memberikan

informasi kepada konsumen. Yang termasuk interior display

ialah: poster, tanda petunjuk lokasi, displaybarang-barang pada

hari-hari khusus seperti lebaran dan tahun baru.

C. Hubungan Antara Store Atmosphere dengan Kepuasan pelanggan Store atmosphere yang didesain secara tepat dan baik akan dapat

mendorong konsumen untuk merasa nyaman dan puas ketika belanja.

Unsur-unsur pendukung suasana ruang yang mencakup store exterior,

(36)

28

terintegrasi membentuk suatu citra atau image toko yang diharapkan

(Berman & Evan, 2000) Karenanya penting bagi semua pihak terkait

untuk dapat memahami dengan baik objek toko maupun citra yang

diinginkan agar desain yang dihasilkan bukan hanya sekedar desain yang

menarik namun ideal dan dapat menjual. Store atmosphere tersebut dapat

menciptakan kenyamanan bagi konsumen pada saat menikmati suasana di

dalam toko dan pada akhirnya muncullah suatu kepuasan pada pelanggan.

Menurut Levy and Weitz (2000) menyatakan bahwa store

atmosphere bertujuan untuk menarik perhatian konsumen untuk

berkunjung, memudahkan mereka untuk mencari barang yang dibutuhkan,

mempertahankan mereka untuk berlama-lama berada di dalam toko,

memotivasi mereka untuk membuat perencanaan secara mendadak,

mempengaruhi mereka untuk melakukan pembelian, dan memberikan

kepuasan dalam berbelanja. Levy and Weitz (2000) juga mengemukakan

bahwa “customer purchasing behavior is also influenced by the store

atmosphere” yang artinya perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi

oleh suasana. Dengan suasana yang menarik dan unik akan memancing

keingingan berkunjung dari seorang konsumen untuk melakukan

pembelian.

D. Kerangka teoritis/Landasan Teoritis

Dalam menghadapi persaingan bisnis yang harus dilakukan

perusahaan adalah memberikan suatu yang menarik bagi konsumen agar

mau mengunjungi toko, melakukan pembeian, merasa puas dan pada

(37)

29

cara menampilkan Store Atmosphere yang kuat dan kreatif yang

merupakan perpaduan unsure – unsure tampilan di dalam maupun di luar

toko dengan segala suasananya. Diharapkan pelanggan merasa puas dan

tidak beralih pada pesaing.

Kepuasan pelanggan tidak hanya ditentukan dari produk yang

ditawarkan atau disediakan tetapi juga penciptaan lingkungan.

Elemen-elemen dari kreatifitas penataan ruangan yang baik melalui display yang

kreatif, desain bangunan yang menarik, temperature udara dan music tidak

hanya memberikan nilai tambah bagi produk jasa yang ditawarkan tetapi

juga menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan bagi

pelanggan. Mengetahui dan memahami suasana bukanlah hal yang mudah

karena suasana dari suatu tempat merupakan kombinasi dari hal-hal yang

bersifat emosional. Dengan demikian dapat diketahui apakah store

atmosphere dapat berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.

Pelanggan sesuai dengan teori yang disampaikan Levy and Weitz

(2000) menyatakan bahwa store atmosphere bertujuan untuk menarik

perhatian konsumen untuk berkunjung, memudahkan mereka untuk

mencari barang yang dibutuhkan, mempertahankan mereka untuk

berlama-lama berada di dalam toko, memotivasi mereka untuk membuat

perencanaan secara mendadak, mempengaruhi mereka untuk melakukan

pembelian, dan memberikan kepuasan dalam berbelanja. Secara rinci

(38)

30

Gambar 1. Skema Hubungan Store Atmosphere dengan kepuasan

Pelanggan.

E. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian, rumusan masalah dan kerangka konseptual

penelitian, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

Ha: Ada Hubungan Antara kepuasan pelanggan dengan Store Atmosphere

Ho: tidak Ada Hubungan Antara kepuasan pelanggan dengan Store

Atmosphere

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menggunakan penelitian kuantitatif korelasional antara dua variabel

dengan menggunakan metode penghitungan statistic tertentu sehingga

akan diketahui ada atau tidak hubungan antara dua variable yang diteliti.

Skala adalah daftar pernyataan yang akan mengungkap performansi yang

menjadi karakter tipikal pada subjek yang akan diteliti, yang akan

dimunculkan dalam bentuk respon-respon terhadap situasi yang dihadapi

(Azwar,2004)

2. Identifikasi Variabel

Indentifikasi Variabel yang akan ditentukan penulis adalah

mengenai Hubunganantara Store Atmosphere dengan Kepuasan

Pelanggan di Avan Supermarket , yaitu:

1. Variabel terikat (dependent variable) yaitu kepuasan pelanggan

(Y).

2. Variabel bebas (independent variable) yaitu Store Atmosphere

Dari variabel yang telah disebutkan tadi, maka penulis dapat

mengetahui hubungan dari variabel X dengan kepuasan pelanggan

(variabel Y) dalam Hubunganantara Store Atmosphere dengan

(40)

32

3. Definisi operasional

penelitian ilmiah tentu tidak dapat didasarkan pada konsep

yang bermakna ganda, yang terbuka pada penafsiran subjektif

setiap orang. Sifat ilmiahmenuntut pengertian objektif yang paling

tidak harus merupakan kesepakatan bersama mengenai makna

sesuatu. Pada saat itulah memerlukan definisi yang memiliki arti

tunggal dan diterima secara objektif bilamana indicator variable

yang bersangkutan tersebut tampak, yang dinamakan definisi

operasional. Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai

variable yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik

variable tersebyt yang dapat dipahami (Azwar, 2004)

a. Store Atmosphere (X)

adalah Tingkat persepsi pelanggan pada suasana toko, adapun

indikatornya :

1. Exterior

Variable ini menunjukkan bagian luar toko atau gedung diukur

dengan menggunakan 5 buah indicator :

a. Papan tanda yang memuat nama dan logo di halaman depan ,

yang diukur adalah daya tarik papan tanda tersebut.

b. Bentuk bangunan exterior, yang diukur adalah keunikan

bangunan tersebut.

c. Keluasan tempat parkir yang tersedia. Yang diukur adalah

luasnya tempat parkir tersebut.

d. Jarak antara tempat parkir ke pintu masuk. Yang diukur adalah

(41)

33

e. Keamanan area parker. Yang diukur adalah pelanggan merasa

terjamin dengan kenyamanan area parkir.

2. Store interior

Variable ini menunjukkan bagian dalam toko atau gedung

diukur dengan menggunakan 2 buah indicator :

a. kesan ruangan

1). Penggunaan tema warna didalam ruangan. Yang diukur

kesesuaian penggunana warna di dalam ruangan.

2). Penggunanan jenis lantai. Yang diujur kesesuaian

penggunaan jenis lantai di dalam ruangan.

3). Pencahayaan di dalam ruangan. Yang diukur adalah

pencahayaan di dalam ruangan.

4). Jenis music yg diputar dalam ruanagn, yang diukur adalah

kesesuaian jenis music yang diputar.

5). Wewangian yang digunakan dalam ruangan, yang diukur

adalah kesesuaian penggunaan wewangian yang digunakan

dalam ruangan.

6).Suhu di dalam ruangan, yang diukur adalah kesesuaiannya

(tidak terlalu panas dan dingin)

7). Lebar lorong-lorong dalam ruangan. Yang akan diukur

adalah apakah lorong-lorong di dalam ruangan cukup lebar

sehingga pembelanja leluasa saat memilih barang

b. Pelayanan

1). Pegawai toko, yang dinilai kesopanan pegawai dalam

(42)

34

2). Kebersihan didalam ruangan

3. Store layout

Variable ini menunjukkan pengelompokkan barang-barang

diukur dengan menggunakan 2 buah indicator :

a. penempatan dan Pengelompokkan barang dagangan

1). Penempatan barang dagangan , yang diukur adalah

barang-barang dagangan ditempatkan dengan tepat sehingga

memudahkan pelanggan saat belanja

2). Pengelompokkan barang dagangan, yang diukur adalah

barang-barang dagangan dikelompokkan dengan tepat

sehingga memudahkan pelanggan saat belanja

b. Penempatan kasir

1). Penempatan kasir, yang diukur adalah lokasi nya strategis

tidak.

4. Interior display

Variable ini Menampilkan barang dagangan mereka, diukur

dengan menggunakan 3 buah indicator :

a. Kerapian display

Berkaitan dengan tingkat kerapian produk” yang dipamerkan

oleh Avan Supermarket, yang diukur adalah apakah menurut

pelanggan pihak Avan Supermarket menampilkan barang-barang

(43)

35

b. Tanda penunjuk

Berkaitan dengan penggunaan tanda-tanda di dalam ruangan

yang berfungsi untuk memberikan petunjuk mengenai lokasi

barang-barang dagangan. Yang akan diukur adalah apakah tanda

petunjuk tersebut sudah jelas

c. Tema ruangan

(seperti tema-tema hari raya nasional) yang di desain

menarik pelanggan memasuki Avan Supermarket.

b. Kepuasan Pelanggan (Y)

Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi atas kualitas

jasa, persepsi atas harga, serta factor situasional dan factor personal.

Kepuasan pelanggan juga dipengaruhi oleh kualitas produk atau

barang-barang yang diberikan pada pelanggan dalam proses

penyerahan jasa.

Jadi indicator untuk mendapatkan kepuasan pelanggan adalah :

1. Kualitas jasa

a). Keramahan pegawai

b). Kecepatan kasir

c). Kualitas barang

2. Persepsi atas harga

a). harga terjangkau

b). banyak diskon

3. Factor situasional

a). ketersediaan barang

b). terjangkaunnya tempat

(44)

36

B. Populasi, Sampel Dan Teknik Sampling

Dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan Avan Supermarket

yang sedang berbelanja di lokasi penelitian. Peneliti telah melakukan

observasi pada tanggal 17 Oktober 2015 untuk mengetahui berapa

pengunjung Avan Supermarket setiap harinya, telah didapat pengunjung

Avan Supermarket rata-rata 350 pelanggan perhari.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi. Dalam hal ini sampel yang dimaksud adalah orang-orang

yang sedang berbelanja di Avan Supermarket. Menurut Arikunto, 2005

jika peneliti memeliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mereka

dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah

anggota subjek dalam populasi hanya meliputi anatar 100-150 orang, dan

dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan angket maka

sebaiknya sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti

menggunakan teknik wawancara dan pengamatan, jumlah tersebut dapat

dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai dengan kemampuan peneliti.

Sampel haruslah sebesar-besarnya, semakin banyak sampel yang

diambil maka akan semakin representative dan hasilnya dapat digenelisir

dengan maksud mengangkat penelitia dari sampel sebagai sesuatu yang

berlaku bagi populasi. Namun ukuran sampel yang diterima akan sangat

bergantung pada jenis penelitiannya (Gay dan Diehl, 1992).

1. Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel

minimumnya adalah 10%dari populasi

2. Jika penelitiannya koresional, sampel minimumnya adalah 30

(45)

37

3. Apabila penelitian kausal perbandingan, sampelnya sebanyak

30 subjek per grup.

4. Apabila penelitian eksperimental, sampel minimumnya adalah

15 subjek per hari.

Teknik sampling adalah cara pengambilan sampel untuk

menentukan jumlah sampel yang akan di gunakan dalam penelitian, yaitu

sebanyak 100 subjek yang sedang berbelanja di Avan Supermarket.

Penelitian ini dilakukan menggunakan nonprobability sampling dimana

setiap elemen populasi tidak memiliki peluang atau probabilitas yang sama

sebagai sampel. Prosedur nonprobability sampling yang dilakukan adalah

purposive sampling , dimana teknik pengambilan sampel untuk tujuan

tertentu saja dan hal ini juga dimaksudkan untuk menyesuaikan

permasalahan dan tujuan penelitian (Rahmayanti,2009).

Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel

denganpertimbangan tertentu (Sugiyono dalam Rubiyanti, 2004:60),

dilakukan dengancara mengambil orang – orang yang terpilih oleh peneliti

sesuai dengan syaratkhusus yang dimiliki sampel untuk dijadikan

responden Syarat respondennyaadalah :

a. Responden berusia minimal 17 tahun dan maksimal usia 55 tahun .

Pemilihan usia tersebut dikarenakan dianggapmampu memahami

pertanyaan yang diberikan dalam kuesioner serta mampu membaca

dan menulis dalam artian tidak buta huruf.

(46)

38

C. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kuantitatif

korelasional antara dua variabel dengan menggunakan metode

penghitungan statistik tertentu sehingga akan diketahui ada atau tidak

hubungan antara dua variabel yang diteliti.

Adapun jenis skala yang digunakan adalah skala model Likert.

Skala model Likert adalah metode penskalaan individu yan menggunakan

distribusi respon sebagai dasar penentu nilai skalanya (Azwar, 2004).

Subjek akan diberikan 4 alternatif pilihan jawaban, antara lain SS (Sangat

Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju).

Skala ini ada yang mengandung sikap favorable (mendukung) dan ada

juga yang mengandung Unfavorable (tidak mendukung). Untuk itu

menentukan skor terhadap jawaban subjek, maka ditetapkan norma

penskoran terhadap jawaban sebagai berikut :

Tabel 1.

Penilaian pernyataan Favorable dan pernyataan Unfavorable

Jawaban Favorable (F) Unfavorable (UF)

Sangat setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

(47)

39

a. Skala Store Atmosphere

Variabel store Atmosphere menurut Berman dan Evan ini mengukur 4

Dimensi, yaitu : Exterior, Store Interior, Store layout, dan Interior

Display. Skala ini terdiri dari 59 pernyataan.

Tabel 2

Blue Print Skala Store Atmosphere

No Dimensi Indikator Jenis Aitem Jumlah

F UF

c. Tema ruangan (seperti tema-tema hari raya nasional) yang di desain menarik pelanggan

memasuki Avan Supermarket.

23 50

3

(48)

40

b. Skala Kepuasan Pelanggan

Skala Kepuasan pelanggan menurut Zeithmal ini yang memiliki 3 dimensi

yaitu Kualitas jasa, persepsi atas harga, dan factor situasional. Skala

Kepuasan pelanggan terdiri dari 32 aitem pernyataan.

Tabel 3

Blue Print Skala Kepuasan Pelanggan

No Dimensi Indikator Jenis Aitem Jumlah

F UF

1. Kualitas jasa a. Keramahan pegawai

b. Kesepatan kasir

c. Kualitas barang

3,7,25 2. Persepsi atas

Harga

a. Harga terjangkau

b. Banyak Diskon

11

3. Fakor situasional a. ketersediaan barang

b. terjangkaunnya tempat

(49)

41

D. Validitas Dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkap data

yang hendak di teliti secara tepat. Dalam Penelitian ini, peneliti

menggunakan uji validitas dengan menggunakan teknik korelasi kendall

tau dikarenakan data yang dimiliki peneliti tidak berdistribusi normal

sehingga harus menggunakan uji Non Parametrik.

Setelah aitem terseleksi (diuji daya beda/daya diskriminasi aitem),

selanjutnya yaitu memilih aitem yang valid dengan melihat daya

beda/daya diskriminasi aitem yang tinggi, dengan kaidah yang ditentukan,

harga koefisien corrected item total correlationlebih sama dengan (≥ 0.3)

maka dianggap memiliki daya beda/daya diskriminasi tinggi. Dari hasil uji

daya beda/daya diskriminasi aitem diatas maka dapat disimpulkan aitem

yang valid yaitu no Pada skala Store Atmosphere yang telah di uji cobakan

pada 50 responden terdapat 50 aitem yang memiliki daya diskriminasi

yang tinggi yaitu pada nomer 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17,

18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 40, 41,

42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59.Sedangkan aitem

yang memiliki diskriminasi yang rendaah ada 9 aitem yaitu pada nomor

12, 16, 22 ,30, 35, 36, 49, 50, 51.

Dari hasil uji daya diskriminasi skala store Atmosphere

didapat aitem yang valid berjumlah 50 aitem dan semua aitem yang tidak

valid dibuang. Sehingga hanya indicator yang memiliki aitem valid yang

(50)

42

pada final tes. Adapun blue print skala Store Atmosphere yang digunakan

untuk final tes sebgai berikut :

Tabel 4

Blue Print final tes Skala Store atmosphere

No Dimensi Indikator Jenis Aitem Jumlah

F UF

1. Exterior a. Papan tanda b. Bentuk bangunan c. Parkir

c. Tema ruangan (seperti tema-tema hari raya nasional) yang di desain menarik pelanggan memasuki Avan Supermarket.

23 ,49 2

Jumlah 50

Pada skala Kepuasan pelanggan yang telah di uji cobakan pada 50

responden terdapat 26 aitem yang memiliki daya diskriminasi yang tinggi

yaitu pada nomer 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20,

(51)

43

diskriminasi yang rendaah ada 6 aitem yaitu pada nomor 3, 6, 12, 28, 29,

32.

Dari hasil uji daya diskriminasi skala store Atmosphere didapat

aitem yang valid berjumlah 32 aitem dan semua aitem yang tidak valid

dibuang. Sehingga hanya indicator yang memiliki aitem valid yang

digunakan untuk mengukur aspek-aspek kepuasan pelanggan dan diajukan

pada final tes. Adapun blue print skala Kepuasan pelanggan yang

digunakan untuk final tes sebgai berikut :

Tabel 5

Blue Print Final Skala Kepuasan Pelanggan

No Dimensi Indikator Jenis Aitem Jumlah

F UF

1. Kualitas jasa d. Keramahan pegawai

e. Kesepatan kasir

f. Kualitas barang

2,5,20,22 2. Persepsi atas Harga c. Harga terjangkau

d. Banyak Diskon

9

3. Fakor situasional e. ketersediaan barang

f. terjangkaunnya tempat

(52)

44

2. Uji Reliabilitas

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran

yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Aitem-aitem yang valid

diajukan reliabilitasnya dengan menggunakan teknik uji konsistensi

internal alpha cronbach melalui program SPSS.

Teknik yang digunakan dalam menganalisis hasil reliabilitas skala

store atmosphere dan kepuasan pelanggan adalah rumus alpha cronbach

dengan menggunakan bantuan program SPSS. Dalam aplikasinya,

reliabilitas dinyatakn oleh koefisien reiabilitas yang angkanya berada

dalam rentang dari 0 sampai 1,00 semakin tinggi koefisien reliabilitas

mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, juga sebaliknya

(Azwar, 2004)

Menurut Sugiyono (2010) uji reliabilitas adalah sejauh mana hasil

pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama. Apabila korelasi 0.7 atau lebih maka dikatakan aitem

tersebut memberikan tingkat reliable yang cukup, sebaliknya apabila nilai

korelasi dibawah 0.7 maka dikatakan aitem tersebut kurang reliable.

Tabel 6

Reliabilitas Skala Store Atmosphere dan Kepuasan pelanggan

Variabel Nilai Reliabilitas Alpha cronbach

Jumlah

Store Atmosphere 0,972 59

(53)

45

Dalam tabel uji coba diatas dapat dilihat alpha cronbach untuk

skala Store Atmosphere sebesar 0,972 dan alpha cronbach untuk skala

kepuasan pelanggan sebesar 0.903 maka instrument tersebut valid. Jadi

dapat disimpulkan bahwa skala store atmosphere dan kepuasan pelanggan

tersebut reliable.

E. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik statistic korelasi Kendall

Taudikarenakan data yang dimiliki peneliti tidak berdistribusi normal

sehingga menggunakan korelasi non parametrik. Teknik korelasi ini

digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Store

Atmosphere dengan Kepuasan Pelanggan di Avan Supermarket. Dalam

pengolahan data, peneliti menggunakan program SPSS 16.0 for windows.

Sebelum melakukan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan

uji asumsi atau prasyarat yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas. Uji

normalitas dan linieritas merupakan syarat sebelum dilakukannya

pengetesan nilai korelasi, dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik

tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya ditarik (Hadi, 2000).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah variable penelitian

ini terdistribusi secara normal atau tidak. Data yang layak digunakan

sebagai data penelitian adalah data yang terdistribusi secara normal. Uji

ini menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan kaidah yang

(54)

46

normal, begitu pula sebaliknya jika signifikansinya < 0.05 maka

dikatakan distribusi tidak normal (Azwar, 2012).

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel konsep

diri dan kepercayaan diri memiliki hubungan yang linier, antara variable

bebas dengan variable terikat. Selain itu, uji linieritas ini juga diharapkan

dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas

hubungan tersebut. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linieritas

hubungan antara variable bebas dengan variable terikat adalah jika p >

(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek

Subjek dalam penelitian ini sebesar 100 subjek seluruh

konsumen Avan Supermarket yang sedang berbelanja di Avan

Supermarket. Berdasarkan data dapat dikelompokkan karakteristik

berdasarkan pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan yang sedang

berbelanja di Avan Supermarket.

Penelitian dilakukan pada tanggal 27 Desember 2015 yang

dibagi menjadi 3 sesi pukul 09.00-11.00 mendapat 23 responden, pukul

15.00-17.00 mendapat 17 responden, dan 18.30-20.30 mendapat 60

responden. Apabila diakumulasikan peneliti mendapat 100 subjek yang

memenuhi kriteria pengambilan sampel.

a. Responden berdasarkan usia

Dalam mengelompokkan responden berdasarkan usia. Peneliti

membaginya berdasarkan usia termuda dan tertua. Adapun pendidikan

usia termuda yaitu 17 tahun, sedangkan usia tertua yaitu 55 tahun.

Peneliti melakukan pengelompokkan sebanyak 4 kelompok, dengan

tujuan agar mempermudah mengetahui berapa presentase yang

memiliki usia termuda dan tertua .dibawah ini yang menggambarkan

Gambar

Gambar 1. Skema Hubungan Store Atmosphere dengan kepuasan
 Tabel 1.
  Tabel 2
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya dengan judul: Evaluasi Penggunaan Antibiotik Secara Kualitatif pada Pasien Persalinan

Menurut Kastolan (dalam Sahriah, dkk 2012), kesalahan dalam matematika dibagi menjadi 2 yaitu kesalahan konseptual dan kesalahan procedural.Kesalahan konseptual

Pendapatnya itu hanya didasarkan pada dugaan tersirat (mafhum) hadist tersebut. Yang ada pada awal- awal Islam adalah gejala ketidak pedulian terhadap sunah yang kemudian

Standarisasi kualitas penerimaan keberhasilan tindakan adalah: (1) Keberhasilan penelitian hasil belajar tema rukun dalam perbedaan merupakan utama penelitian,

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses pemecahan masalahdan hasil belajar Matematika siswa kelas VI SD Negeri 2 Bengle menggunakan

Mengamati dari bentuk fisik dan mempelajari dasar pemikiran yang menjadi pedoman ketika perencanaan dilakukan, karya Gereja Puh Sarang Kediri ini dapat dikatakan sebagai

Parameter ekonomi yang mempengaruhi analisis bio-ekonomi usaha perikanan tangkap model Statik Gordon-schaefer adalah biaya penangkapan (c) dan harga hasil

Deklinabidearen paradigmetan latinaren sei kasuak erabiltzen ditu, baina ez dugu Larramendiren kasu-sistemaren zantzurik aurkitzen, ez bada paradigmari emandako izenburuan