RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI 21 JUNI 2006
1
P
ENJELASANG
UBERNURB
ANKI
NDONESIAP
ADAR
APATK
ERJAP
ANITIAA
NGGARANDPR
RI
DENGAN DEPKEU
,
BAPPENAS,
DAN BANK INDONESIAT
ANGGAL21
J
UNI2006
Anggota Dewan yang terhormat,
1. Pertama-tama perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih kepada Panitia Anggaran DPR RI yang telah mengundang kami untuk menghadiri Rapat Kerja pada hari ini yang akan membahas mengenai Pengesahan Hasil Laporan 3 Panja Dalam Rangka Pembicaraan Pendahuluan Penyusunan RAPBN 2007. Sekaligus pada kesempatan ini kami menyampaikan permohonan maaf karena tidak dapat hadir pada rapat sebelumnya, berhubung ada kegiatan yang telah diagendakan terlebih dahulu.
2. Sebagaimana dimaklumi asumsi makroekonomi untuk RAPBN 2007 yang telah disepakati dalam rapat Panja A adalah sebagai berikut :
Asumsi Usulan RAPBN 2007 Kesepakatan Panja A
Pertumbuhan Ekonomi (%) 6,2 – 6,4 6,0 – 6,5
Inflasi (%) 5,0 – 7,0 6,0 – 8,0
Nilai Tukar (Rp/1USD) 9.000 – 9.200 9.000 – 9.500
Tk. Suku Bunga SBI 3 bln (%) 8,0 – 9,0 8,5 – 9,5
Harga Minyak (USD/barel) 55,0 – 58,0 57,0 – 65,0
Lifting Minyak (MBCD) 1.000 1.000
Produksi Minyak (MBCD) 1.045 1.050
Defisit (% dari PDB) 0,5 – 0,7 0,7 – 0,9
PDB (Triliun Rupiah) 3.521,1 3.534,4
Tax Ratio (% dari PDB) 13,7 – 14,1 13,7 – 14,2
RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI 21 JUNI 2006
2
4. Berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia memandang bahwa pada tahun 2007, peluang perekonomian Indonesia untuk tumbuh lebih tinggi cukup terbuka. Optimisme terhadap kinerja ekonomi ke depan ini didasarkan pada perkiraan kondisi ekonomi global yang tetap kondusif, kemampuan stimulus fiskal yang lebih besar, dan tekanan inflasi yang terkendali. Oleh karena itu, Bank Indonesia tidak berada dalam posisi yang bertentangan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi yang diusulkan oleh Pemerintah dan telah disepakati Panja DPR RI. Namun demikian, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut perlu ditopang dengan upaya yang lebih keras dan terencana terutama untuk memperbaiki iklim invetasi, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, dan mendorong ekspor. Apabila iklim investasi yang kondusif dapat terus ditingkatkan, investasi serta ekspor barang dan jasa pada 2007 niscaya akan lebih berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.
Anggota Dewan yang terhormat,
5. Konsistensi kebijakan makroekonomi dan berbagai langkah yang telah dan terus ditempuh pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi diharapkan akan mendorong semakin besarnya aliran modal masuk baik dalam rangka penanaman modal langsung (FDI) maupun investasi portofolio. Peluang untuk meningkatkan aliran modal masuk masih terbuka lebar mengingat besarnya likuiditas di pasar keuangan internasional dan tetap menariknya selisih antara suku bunga domestik dan suku bunga internasional. Peluang untuk peningkatan kinerja ekspor, dengan didukung oleh peningkatan investasi, juga bukanlah hal yang mustahil seiring dengan poyeksi pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin baik.. Meningkatnya aliran modal masuk tersebut serta peningkatan kegiatan ekspor, pada gilirannya akan memperkuat neraca pembayaran serta mendukung kestabilan nilai tukar Rupiah. Dengan pertimbangan tersebut, kami memandang bahwa angka asumsi nilai tukar yang disepakati dalam RAPBN 2007 pada kisaran
Rp9.000 s.d Rp9.500, cukup konservatif dan realistis. Terkait dengan permasalahan
nilai tukar, perlu kami kemukakan bahwa walaupun Bank Indonesia akan berupaya keras menjaga kestabilan nilai tukar, namun kisaran perkiraan nilai tukar yang disepakati dalam RAPBN 2007 tersebut bukan merupakan target yang harus dicapai oleh Bank Indonesia.
6. Selanjutnya, berkaitan dengan inflasi, kami berpandangan bahwa angka asumsi
inflasi yang disepakati oleh Panja untuk RAPBN 2007 sebesar 6,0-8,0%, cukup
memberikan ruang bagi pertumbuhan yang lebih tinggi. Angka asumsi inflasi ini
tidak jauh berbeda dengan target inflasi yang diamanatkan pencapaiannya kepada BI. Meskipun demikian, menurut hemat kami, ke depan, sebaiknya angka asumsi inflasi yang digunakan dalam RAPBN seyogyanya tidak berbeda dengan target inflasi yang ditetapkan pemerintah.
RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI 21 JUNI 2006
3
8. Dengan semakin terkendalinya laju inflasi ke depan, peluang untuk penurunan suku bunga semakin terbuka. Dalam kondisi demikian, angka asumsi suku bunga SBI dalam RAPBN dengan kisaran 8,5-9,5% pada akhir tahun 2007, kami pandang
masih dimungkinkan. Kisaran suku bunga tersebut diperkirakan cukup memberikan
ruang untuk menopang perkiraan pertumbuhan ekonomi . Namun demikian, perlu kami sampaikan kepada anggota Dewan yang terhormat bahwa respon kebijakan moneter yang akan tercermin pada pergerakan suku bunga ini bersifat dinamis dan akan dilakukan asesmen sehingga secara berkala terhadapnya, agar kebijakan yang diambil sesuai dengan pencapaian sasaran inflasi yang telah ditetapkan.
Anggota Dewan yang terhormat,
9. Sebagai penutup, izinkan kami untuk mengemukakan kembali bahwa walaupun asumsi-asumsi makroekonomi telah disepakati, masih terdapat tantangan dan risiko yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia, baik yang bersumber dari domestik maupun eksternal. Oleh karena itu, Bank Indonesia bersama dengan Pemerintah akan meningkatkan langkah-langkah penguatan koordinasi melalui berbagai forum, khususnya melalui Rakortas antar Bank Indonesia dan Pemerintah, serta melalui Tim Pengendalian Inflasi guna menetapkan langkah-langkah strategis dan mengkoordinasikan kebijakan yang akan diambil untuk mencari solusi terbaik sekaligus meminimal dampak risiko yang mungkin timbul.
Jakarta, 21 Juni 2006