PENINGKATAN PRODUKSI,
PRODUKTIVITAS DAN MUTU
TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI
i
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Teknis Pengembangan
Tanaman Kopi Tahun 2013 disusun dalam
rangka unt uk memberikan acuan bagi pelaksana kegiat an di lapangan agar penyelenggaraan kegiat an t ert ib administ rasi dan t ert ib secara t eknis. Kegiat an Pengembangan Tanaman Kopi
meliput i Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi
Arabika. Pada Tahun Anggaran 2013 melalui dana APBN seluas 5. 834 hekt ar diberikan paket
bant uan yait u pupuk NPK at au organik,
pembenah t anah organik, at t ract ant dan gunt ing pangkas unt uk kegiat an int ensif ikasi kopi sert a paket benih kopi konvensional, pembenah t anah organik, dan pupuk organik unt uk kegiat an perluasan kopi arabika.
Pedoman Teknis ini sebagai acuan bagi daerah dalam penyusunan Pet unj uk Pelaksanaan (JUKLAK) dan Pet unj uk Teknis (JUKNIS) sesuai dengan kegiat an yang t ert ampung dalam DIPA TA. 2013 dan pot ensi sumberdaya sert a kebut uhan di masing-masing daerah.
Jakart a, Desember 2012 Direkt ur Jenderal Perkebunan
Pedum Pengembangan Tanaman Kopi Tahun 2013 ii
DAFTAR LAMPIRAN iv
I PENDAHULUAN 1
A. Lat ar Belakang 1
B. Sasaran Nasional 3
C. Tuj uan 3
II PENDEKATAN PELAKSANAAN
KEGIATAN
4
A. Prinsip Pendekat an Pelaksanaan
Kegiat an
PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI
18
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN
20
VI. MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
iii
VII. PEMBIAYAAN 26
VIII. PENUTUP 27
Pedum Pengembangan Tanaman Kopi Tahun 2013 iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 St andar Mut u Tanaman Kopi
konvensional Siap Tanam
7
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Lokasi, Jenis Kegiat an dan
Volume
30
Lampiran 2 Rencana Kerj a Dana Tugas Pembant uan
32
Lampiran 3 Laporan Realisasi Fisik Dan Keuangan Dana Tugas Pembant uan Tahun 2013
34
Lampiran 4 Laporan Realisasi Kinerj a Dana Tugas Pembant uan
I. PENDAHULUAN
A. Lat ar Belakang
Kopi merupakan salah sat u komodit as pent ing yang diperdagangkan secara luas di dunia. Budaya minum kopi di negara-negara konsumen yang t elah berlangsung berabad-abad berpengaruh t erhadap dinamika selera berupa pref erensi konsumen unt uk menikmat i cit arasa yang lebih beragam. Salah sat u kecenderungan yang t erj adi adalah konsumen mengarah pada produk-produk non konvensional sepert i
Gour met Cof f ee, Kopi Specialt y (Speci al t y Cof f ee), Kopi Organik (Or gani c Cof f ee at au Bi o-Cof f ee).
Kopi specialt y t elah dihasilkan oleh beberapa negara dan nampaknya akan t erus diperebut kan oleh negara-negara produsen baru. Hal ini karena kopi specialt y menj anj ikan harga yang lebih baik dan apabila t elah berhasil merebut pasar maka dalam j angka panj ang pasar t ersebut akan lebih mant ap. Kopi specialt y j uga mampu memberikan cit ra
(i mage) baik bagi negara penghasilnya.
dimanf aat kan sebaik-baiknya bagi pengembangan kopi nasional. Beberapa daerah di Indonesia pot ensial unt uk pengembangan kopi specialt y dan agar upaya t ersebut dapat berhasil perlu adanya komit men t erhadap mut u, produksi, harga dan promosi dengan disert ai st rat egi pengembangan yang t epat .
Pembangunan perkebunan kopi di Indonesia t elah dilaksanakan selama ± 31 t ahun dan berbagai upaya t elah dilakukan. Dari segi f isik t elah menunj ukkan peningkat an yang cukup t inggi. Tot al luas areal perkebunan kopi pada t ahun 1980 sebesar 707. 464 hekt ar t elah meningkat menj adi 1. 292. 965 hekt ar pada t ahun 2011.
Namun demikian dit inj au dari t ingkat produkt ivit as dan mut u hasil belum sepert i yang diharapkan, rendahnya produkt ivit as kopi rakyat disebabkan ant ara lain sebagian besar t anaman kopi sudah t ua, berasal dari variet as lokal/ asalan sement ara variet as kopi lokal yang dikembangkan oleh masyarakat saat ini sebagian besar
adalah j enis seedl i ng berasal dari bahan
Unt uk mendukung pengembangan kopi nasional peran pemerint ah yang dapat dilakukan ant ara lain memf asilit asi penyediaan benih unggul, sebagian sarana produksi dan alat pert anian kecil, menyediakan Pedoman Teknis Budidaya sert a melakukan pembinaan dan pengawalan. Sebagai upaya unt uk meningkat kan produkt ivit as dan mut u t anaman kopi maka pada t ahun 2013 melalui anggaran APBN t elah dit ampung kegiat an Int ensif ikasi Kopi di 12 Provinsi pada 19 Kabupat en seluas 5. 610 ha sert a kegiat an perluasan kopi arabika seluas 224 ha di 2 provinsi pada 3 kabupat en.
B. Sasaran Nasional
Sasaran kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013 adalah:
1. Int ensif ikasi kopi arabika 3. 510 Ha
2. Int ensif ikasi kopi robust a 2. 100 Ha
3. Perluasan kopi arabika 224 Ha
C. Tuj uan
II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekat an Pelaksanaan
Kegiat an
1. Daerah sasaran kegiat an
Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013 adalah daerah sent ra produksi kopi khususnya daerah miskin/ t erpencil, daerah perbat asan dan daerah pasca bencana;
2. Pet ani/ kelompok t ani sasaran
adalah pet ani/ pekebun di daerah sasaran sepert i pada but ir [ 1] , pet ani/ kelompok t ani yang sudah ada yang t elah diseleksi. Selanj ut nya Calon Pet ani (CP) yang t elah diseleksi dit et apkan oleh Pemerint ah Daerah (Bupat i) set empat at au Kepala Dinas perkebunan at au Dinas yang membidangi perkebunan Kabupat en set empat ;
3. Calon Lahan (CL) adalah lahan milik
pet ani sepert i pada but ir [ 2] , yang t idak dalam sengket a dan secara t eknis memenuhi persyarat an agroklimat ;
4. St andar Teknis :
a. Int ensif ikasi Kopi
t egakannya masih diat as 70% dan masih produkt if . Secara t eknis dapat memenuhi persyarat an sebagai berikut :
•
Kondisi perakaran bat angbawah masih kuat (umur
t anaman < 15 t ahun);
•
Produkt ivit as rendah (<500kg/ ha/ t ahun);
•
Pohon naungan < 70 % darist andar.
b. Perluasan Tanaman Kopi Arabika
Perluasan t anaman kopi arabika dilakukan pada areal bukaan baru, t ersedia bahan t anam unggul, t ersedia t eknologi t epat guna dan bukan daerah sebaran Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang memat ikan dan secara t eknis dapat memenuhi persyarat an sebagai berikut :
•
Iklim4. Bulan kering (curah huj an
5. Suhu udara rat a-rat a 150 -
250 C.
•
Tanah1. Kemiringan t anah kurang
dari 45 %.
2. Kedalaman t anah ef ekt if
lebih dari 100 cm.
3. Tekst ur t anah berlempung
(geluhan) dengan st rukt ur t anah lapisan at as remah.
4. Sif at kimia t anah
(t erut ama pada lapisan 0-30 cm) :
a. Kadar bahan organik
>3, 5% at au kadar C >2%.
b.Nisbah C/ N 10-12.
c. Kapasit as Pert ukaran
Kat ion (KPK) >15
5. Memenuhi Krit eria Calon Pet ani dan
oleh Provinsi berdasarkan wilayah, kemudian diat ur secara spesif ik dalam Pet unj uk Teknis (JUKNIS) oleh Kabupat en/ Kot a sesuai kondisi pet ani dan sesuai budaya set empat ;
6. Seluruh t ahapan kegiat an yang
dilakukan oleh pet ani melalui kelompok t ani at au kelembagaannya dilaksanakan dengan bimbingan oleh pet ugas daerah yang dit unj uk.
B. Spesifikasi Teknis
1. Benih kopi yang digunakan pada
kegiat an perluasan kopi arabika
t ahun 2013 adalah benih kopi
konvensional siap t anam dalam
polybag sebanyak 1. 000 bat ang/ ha dengan krit eria sesuai dengan
st andar mut u benih kopi
konvensional siap t anam (Tabel 1).
Tabel 1. St andar Mut u Benih Kopi konvensional Siap Tanam
No Krit eria St andar mut u
1.
2.
Asal usul bahan t anam
Tinggi benih
Berasal dari bij i kopi blok penghasil t inggi, rekomendasi Dinas yang membidangi perkebunan
3.
Fisik t anaman
Ukuran polibag
Umur benih siap t anam
Sert if ikasi
Minimum 5 pasang daun
Hij au at au hij au kecoklat an
Minimum 8 mm
Bebas hama dan penyakit
14 x 22 cm at au 15 x 21 cm
5 – 7 bulan
Bersert if ikat beni h kopi dari Balai Besar Per benihan dan Prot eksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) / UPTD yang
menangani mut u beni h
Sumber: Puslit koka
Sebelum benih disalurkan kepada pet ani harus dilakukan penguj ian sert if ikasi benih (penguj ian mut u benih) oleh Inst it usi yang berwenang
(BP2MB, IP2MB at au UPTD
Perbenihan).
2. Pupuk (NPK at au Organik)
a. Pupuk Non Subsidi
b. Pupuk NPK unt uk kegiat an
int ensif ikasi kopi arabika dengan
volume 400 kg/ ha dan
int ensif ikasi kopi robust a dengan volume 260 kg/ ha.
c. Pupuk Organik Perluasan kopi
kg/ ha, int ensif ikasi kopi robust a 520 kg/ ha dan perluasan kopi arabika 300 kg/ ha.
3. Pembenah Tanah Organik
Pembenah Tanah Organik unt uk kegiat an int ensif ikasi kopi arabika
dengan volume 35 lt r/ ha.
Int ensif ikasi kopi robust a 31 lit er/ Ha, dan perluasan kopi arabika dengan volume 35 lit er/ ha.
4. Agen Pengendali Hayat i (At t ract ant )
At t ract ant diberikan unt uk kegiat an int ensif ikasi kopi arabika dan robust a sebanyak 25 paket / ha.
5. Gunt ing Pangkas
III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013 melalui anggaran APBN adalah sebagai berikut :
1. Kegiat an int ensif ikasi kopi
dilaksanakan pada 12 (dua belas)
provinsi 19 (sembilan belas)
kabupat en seluas 5. 610 ha, sedangkan kegiat an perluasan kopi arabika t ahun 2013 seluas 224 ha dilaksanakan di 2 (dua) provinsi pada 3 (t iga) kabupat en.
2. Bahan yang digunakan unt uk
kegiat an int ensif ikasi kopi berupa pembenah t anah organik, pupuk
(NPK at au Organik), gunt ing
pangkas, agens pengendali hayat i (at t ract ant ). Sedangkan bahan yang digunakan unt uk kegiat an perluasan kopi arabika t ahun 2013 berupa benih kopi konvensional, pembenah
t anah organik dan pupuk organik.
3. Pengadaan bahan unt uk kegiat an
4. Unt uk pengawalan kegiat an, monit oring dan evaluasi dilaksanakan oleh pusat dan dinas yang membidangi perkebunan di
t ingkat provinsi maupun kabupat en/ kot a.
5. Laporan kegiat an dilaksanakan
secara berj enj ang oleh Dinas yang membidangi Perkebunan di t ingkat
Kabupat en/ Kot a ke Dinas yang
membidangi Perkebunan di t ingkat Provinsi, selanj ut nya dari Provinsi dilaporkan ke t ingkat Pusat (Direkt orat Jenderal Perkebunan). II.
B. Pelaksana Kegiat an
1. Kegiat an Pusat
a. Menyusun Pedoman Umum
(Pedum);
b. Melakukan sosialisasi ke Provinsi
dan Kabupat en dalam rangka menyamakan persepsi t ent ang
pelaksanaan kegiat an
Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013;
c. Melakukan konsult asi, bimbingan,
d. Melaksanakan pengadaan bahan unt uk kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika;
e. Melakukan monit oring dan
evaluasi;
f . Menyusun laporan akhir kegiat an.
2. Kegiat an Provinsi
a. Menet apkan Tim Pembina dan
menyusun Pet unj uk Pelaksanaan (Juklak);
b. Melakukan sosialisasi ke
kabupat en dalam rangka menyamakan persepsi t ent ang
pelaksanaan kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan
Kopi Arabika t ahun 2013;
c. Membahas penet apan Calon
Pet ani dan Calon Lahan (CP/ CL);
d. Memonit or proses penet apan
Calon Pet ani dan Calon Lahan (CP/ CL);
e. Melakukan konsult asi, bimbingan,
pembinaan dan pengawalan kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013;
f . Melakukan monit oring dan
evaluasi;
g. Menyusun laporan perkembangan
3. Kegiat an Kabupat en/ Kot a
a. Menet apkan Tim Teknis t erkait
dengan kegiat an Tugas Pembant uan (TP) oleh Bupat i;
b. Menyusun Pet unj uk Teknis
(Juknis);
c. Melakukan sosialisasi kepada
Pemerint ah Daerah (Pemda) dan pet ani calon penerima bant uan dalam rangka menyamakan
persepsi kegiat an Int ensif ikasi
Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013;
d. Membahas penet apan Calon
Pet ani dan Calon Lahan (CP/ CL);
e. Melakukan seleksi dan
menet apkan Calon Pet ani dan Calon Lahan (CP/ CL);
f . Melakukan pengawalan
bimbingan, pembinaan, pendampingan dan f asilit asi
kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013;
g. Melakukan monit oring dan
evaluasi;
h. Menyusun laporan pelaksanaan
C. Lokasi, Jenis dan Volume
a. Int ensif ikasi kopi seluas 5. 610 ha
yang t erdiri dari int ensif ikasi kopi arabika seluas 3. 510 ha dan int ensif ikasi kopi robust a 2. 100 ha, t ersebar di:
•
Provinsi Aceh: Kabupat enBener Meriah seluas 450 ha dan Kabupat en Aceh Tengah seluas 450 ha;
•
Provinsi Sumat era Ut ara:Kabupat en Mandailing Nat al seluas 300 ha;
•
Provinsi Jambi :Kabupat en Tanj ung Jabung Barat seluas 200 ha;
•
Provinsi Bengkulu :Kabupat en kepahyang seluas 250 ha;
•
Provinsi Lampung: Kabupat enTanggamus seluas 250 ha dan kabupat en Lampung Barat seluas 250 ha;
•
Provinsi Jawa Barat•
Provinsi Jawa Timur: Kabupat en Malang seluas 300 ha dan Kabupat en Bondowoso seluas 250 ha;•
Provinsi Bali: Kabupat enBangli seluas 300 ha dan
Kabupat en Tabanan seluas
300 ha;
•
Provinsi NTB : Kabupat enSumbawa seluas 300 ha;
•
Provinsi NTT: Kabupat enNgada seluas 350 ha,
Kabupat en Ende seluas 260;
•
Provinsi Sulawesi Selat an:Kabupat en Tana Toraj a seluas 300 ha dan kabupat en Toraj a Ut ara seluas 300 ha.
•
Provinsi Papua : Kabupat enJayawij aya seluas 250 ha;
b. Perluasan kopi t ahun 2013
1. Jenis dan Volume
a. Kegiat an Int ensif ikasi Kopi:
•
Kopi Arabika1. Pupuk NPK dengan volume
400 kg/ ha at au pupuk
organic dengan volume
800 kg/ ha;
2. Pembenah t anah organik
35 lt r per ha;
3. At t ract ant 25 paket / ha
4. Gunt ing pangkas 1 unit / ha
•
Kopi Robust a1. Pupuk NPK dengan volume
260 kg/ ha at au pupuk
organic dengan volume
529 kg/ ha;
2. Pembenah t anah organik
31 lt r per ha;
3. At t ract ant 25 paket / ha;
4. Gunt ing pangkas 1 unit / ha
Secara rinci lokasi, j enis dan
volume pada Lampiran 1.
b. Kegiat an Perluasan Kopi Arabika:
Perluasan Kopi Arabika
1. Benih Kopi konvensional 1000
bt g/ ha
2. Pupuk organik 300 kg/ ha
3. Pembenah Tanah Organik 35
D. Simpul Krit is
Dalam rangka pelaksanaan kegiat an int ensif ikasi kopi dan perluasan kopi arabika, diprediksi adanya simpul-simpul krit is sebagai berikut :
1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh
Tim Pengarah/ pembina di pusat / provinsi dan Tim Teknis dari kabupat en/ kot a seringkali kurang t ert ib dan kurang ef ekt if ;
2. Ident if ikasi CP/ CL seringkali t idak
t epat sasaran, baik persyarat an pet ani maupun persyarat an t anaman;
3. Proses pengadaan melalui lelang
kemungkinan t erj adinya sanggah dan at au sanggah banding yang akan mengakibat kan proses pengadaan mundur/ t erlambat at au berpengaruh mundur t erhadap realisasi f isik;
4. Musim huj an yang t idak menent u
IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI
A. Proses Pengadaan Bant uan
1. Kegiat an Pengadaan Barang secara
Kont rakt ual oleh ULP (Unit Layanan Pengadaan) melalui sist em LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elekt ronik) Sesuai :
•
Perpres No. 54 t ahun 2010perubahan Perpres No. 70 t ahun
2012
•
Buku Pedoman UmumPengadaan Barang dan Penat aausahaan Barang Milik Negara Direkt orat Jenderal Perkebunan t ahun 2013.
B. Proses Penyaluran Bant uan
1.Barang yang t elah dilakukan uj i mut u
dan pemeriksaan/ penerimaan barang, selanj ut nya disalurkan kepada kelompok t ani/ pet ani sesuai SK Bupat i/ Kepala Dinas Yang membidangi Perkebunan t ent ang Penet apan Calon Pet ani dan Calon Lahan (CP/ CL) sebagai penerima bant uan;
2.Pemanf aat an bant uan dilaksanakan
sesuai j adwal yang t elah di t et apkan.
3.Jenis dan j umlah barang/ bahan yang
4.Seluruh bant uan yang dit erima oleh kelompok sasaran harus dibukt ikan dengan berit a acara serah t erima barang yang dit andat angani oleh ket ua kelompok t ani dan diket ahui oleh Kepala Dinas Kabupat en yang membidangi perkebunan (sesuai
V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN,
PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN A. Pembinaan
Pembinaan kelompok dilakukan secara berkelanj ut an sehingga kelompok mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Unt uk it u diperlukan dukungan dana pembinaan lanj ut an yang bersumber dari APBD.
Tanggung j awab t eknis pelaksanaan berada pada Dinas yang membidangi Perkebunan di t ingkat kabupat en/ Kot a. Tanggung j awab koordinasi pembinaan program ada pada Dinas Perkebunan at au Dinas yang membidangi perkebunan di t ingkat provinsi. Tanggung j awab at as program dan kegiat an adalah Direkt orat Jenderal Perkebunan.
Agar pelaksanaan kegiat an ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip
pelaksanaan pemerint ah yang baik (good
gover nance) dan pemerint ah yang bersih
(cl ean gover ment ), maka pelaksanaan
kegiat an harus memat uhi prinsip-prinsip:
1. Ment aat i ket ent uan perat uran dan perundangan;
3. Menj unj ung t inggi ket erbukaan inf ormasi, t ransparansi dan demokrat isasi;
4. Memenuhi asas akunt abilit as
B. Pengendalian
Pengendalian melalui j alur st rukt ural dilakukan oleh Tim Teknis Kabupat en/ Kot a, Tim Pembina Provinsi dan Pusat , sedangkan pengendalian kegiat an dilakukan oleh Pej abat Pembuat Komit men (P2K) dan Kepala Dinas. Proses pengendalian di set iap wilayah direncanakan dan diat ur oleh masing-masing dinas yang membidangi
perkebunan/ yang membidangi perkebunan kabupat en.
Pengawasan dilaksanakan sesuai ket ent uan yang berlaku agar penyelenggaraan kegiat an dapat menerapkan prinsip-prinsip part isipat if , t ransparansi dan akunt abel. Pengawasan dilakukan oleh Pemerint ah melalui aparat pengawas f ungsional (Inspekt orat Jenderal, Badan Pengawas Daerah maupun Lembaga Pengawas lainnya) dan oleh masyarakat .
Ada t ahapan krit is yang perlu diperhat ikan yait u :
1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh
Pusat / Provinsi dan Tim Teknis Kabupat en/ Kot a.
2. Tahap persiapan pelaksanaan seleksi
calon kelompok sasaran dan calon lokasi yang dilakukan oleh Tim Teknis Kabupat en/ Kot a.
3. Tahap pengadaan barang secara
kont rakt ual oleh pihak ket iga.
4. Tahap penyaluran bant uan kepada
kelompok t ani/ pet ani.
5. Tahap kebenaran sert a ket epat an
pemanf aat an bant uan yang dilakukan oleh kelompok t ani.
Pada t ingkat lokal/ desa/ kelompok, pengawasan masyarakat t erhadap ket epat an sasaran dilakukan oleh perangkat desa, anggot a kelompok, penyuluh lapangan, maupun LSM. Laporan pengaduan penyimpangan t erhadap kegiat an dapat disampaikan kepada Tim Teknis Kabupat en/ Kot a. Pengaduan dari masyarakat segera dit anggapi secara langsung oleh pihak yang t erkait .
C. Pengawalan
kabupat en/ kot a dengan kegiat an sebagai berikut :
1. Pengawalan Pusat
Kegiat an pengawalan yang dilaksanakan oleh Direkt orat Tanaman Rempah dan Penyegar meliput i:
a. Pert emuan persiapan,
pelaksanaan dll.
b. Administ rasi, pengadaan barang
dan j asa.
c. Perj alanan pengawalan,
bimbingan, monit oring dan evaluasi ke daerah.
2. Pengawalan Provinsi
Kegiat an pengawalan yang dilakukan oleh Dinas provinsi yang membidangi perkebunan unt uk kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013 meliput i:
a. Konsult asi ke pusat ;
b. Pert emuan dalam rangka
kegiat an Int ensif ikasi Kopi
Specialt y dan Perluasan Kopi Arabika;
c. Penyediaan ATK, dll;
d. Perj alanan dalam rangka
pembinaan ke kabupat en.
2. Pengawalan Kabupat en
membidangi perkebunan unt uk
kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan
Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013 meliput i:
a. Penet apan CP/ CL;
b. Sosialisasi kegiat an
Pengembangan Tanaman Kopi;
c. Konsult asi ke provinsi;
d. Konsult asi ke pusat ;
e. Pengawalan ke lokasi;
f . Pert emuan dalam rangka
kegiat an Int ensif ikasi Kopi
Specialt y dan Perluasan Kopi Arabika;
g. Penyediaan ATK
D. Pendampingan
Pendampingan kegiat an dilakukan oleh pendamping yang dit unj uk oleh Dinas yang membidangi perkebunan dari Dinas Provinsi dan at au Direkt orat Jenderal Perkebunan, unt uk ikut mengawasi dan memberikan pet unj uk dalam pelaksanaan kegiat an sert a memberikan arahan inovasi kegiat an yang lebih mengunt ungkan bagi peningkat an dan pengembangan usaha kelompok/
VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Pelaporan dilakukan unt uk menget ahui
pencapaian kegiat an yang t elah dilaksanakan yang memuat :
1. Perkembangan ” Pelaksanaan keuangan”
(per program, kegiat an/ sub kegiat an dan j enis belanj a);
2. Perkembangan ” Pelaksanaan kegiat an”
(berdasarkan indikat or, input , out put , out come, benef it dan impact );
3. Perkembangan realisasi f isik per
kelompok;
4. Kendala/ permasalahan dan upaya sert a
t indak lanj ut penyelesaiannya;
5. Laporan disampaikan secara berkala dan
berj enj ang mulai dari t ingkat kelompok sampai ke pusat per t riwulan sesuai f orm
VII. PEMBIAYAAN
Pembiayaan kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013
bersumber dari dana APBN yang
VIII. PENUTUP
Penyusunan Pedoman Teknis Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang t erkait dalam kegiat an
Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi
Arabika t ahun 2013. Pedoman Teknis ini akan dit indak lanj ut i dengan Pet unj uk Pelaksanaan (Juklak) di t ingkat Provinsi dan Pet unj uk Teknis (Juknis) di t ingkat Kabupat en. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini, kegiat an Int ensif ikasi Kopi dan Perluasan Kopi Arabika t ahun 2013 dapat t erlaksana dengan baik sesuai dengan ket ent uan yang berlaku.
Lampiran 1
LOKASI, JENIS KEGIATAN DAN VOLUME
Provinsi : . . .
NO Lokasi Provinsi/ Kab
Jenis kegiat an Int ensif ikasi Kopi
9 NTT
13 Ngada 350 14 Ende 260
15 Manggarai Barat 250 150
10 NTB
16 Sumbawa 300
11 Sulawesi Selatan
17 Toraj a Ut ara 300 18 Tana Toraj a 300
12 Papua
19 Jaya Wij aya 250
20 Lani Jaya 37
21 Nduga 37
Lampiran 2
Form – 01 Dit j en Perkebunan
RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. . . . .
DATA RENCANA KINERJA
Lampiran 3
Form – 02 Dit j en Perkebunan
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2013
DI KABUPATEN . . .
NAMA SATKER : . . . LAPORAN BULAN : . . .
KODE KEGIATAN
PAGU DIPA REALISASI S/ D BULAN INI
Kendal a Ut ama (Masal ah)
Sol usi Fisik Anggaran Keuangan Fisik
Sat uan (Ribu Rp. )
(Ribu
Lampiran 4
Form – 03 Dit j en Perkebunan
LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2013 KABUPATEN . . .
TRIWULAN :
No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.