• Tidak ada hasil yang ditemukan

askep klg child bearing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "askep klg child bearing"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KELUARGA YANG SEDANG MENGASUH ANAK

Tujuan Instruksional Umum :

Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing).

Tujuan Instruksional khusus : Mahasiswa mampu :

1. Menyebutkan definisi keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing). 2. Menjelaskan tugas-tugas perkembangan keluarga yang sedang mengasuh anak

(child bearing).

3. Menjelaskan masalah-masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing).

4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan keluarga yang mungkin muncul pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing).

5. Membuat dokumentasi asuhan keperawatan pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing).

6. Menjelaskan peran perawat pada keluarga yang sedang mengasuh anak (child bearing).

(2)

hingga 4 minggu. Ibu juga letih secara psikologis dan fisiologis. Ia sering merasakan beban tugas sebagai ibu rumah tangga dan barangkali juga bekerja, selain merawat bayi. Khususnya terasa sulit jika ibu menderita sakit atau mengalami persalinan dan pelahiran yang lama dan sulit atau seksio besar.

Kedatangan bayi dalam rumah tangga menciptakan perubahan-perubahan bagi setiap anggota keluarga dan setiap kumpulan hubungan. Orang asing telah masuk ke dalam kelompok ikatan keluarga yang erat, dan tiba-tiba keseimbangan keluarga berubah setiap anggota keluarga memangku peran yang baru dan memulai hubungan yang baru. Selain seorang bayi yang baru saja dilahirkan, seorang ibu, seorang ayah, kakek nenekpun lahir. Istri sekarang harus berhubungan dengan suami sebagai pasangan hidup dan juga sebagai ayah dan sebaliknya. Dan dalam keluarga yang memiliki anak sebelumnya, pengaruh kehadiran seorang bayi sangat berarti bagi saudaranya sama seperti pada pasangan yang menikah. Mengatakan pada seorang anak untuk menyesuaikan diri dengan seorang adik laki-laki atau perempuan yang baru mungkin sama dengan suami mengatakan pada istrinya bahwa ia membawa ke rumah seorang nyonya yang ia cintai dan ia terima sama derajatnya (William dan Leanman, 1973). Ini merupakan suatu perkembangan kritis bagi semua yang terlibat.

(3)

Perubahan-perubahan sosial yang dramatis dalam masyarakat Amerika juga memiliki pengaruh yang kuat pada orangtua baru. Banyaknya wanita yang bekerja di luar rumah dan memiliki karier, naiknya angka perceraian dan masalah perkawinan, penggunaan alat kontrasepsi dan aborsi yang sudah lazim, dan semakin meningkatnya biaya perawatan dan memiliki anak merupakan faktor-faktor yang menyulitkan tahap siklus awal kehidupan pengasuh anak (Bradt, 1988 ; Miller dan Myers-Walls, 1983).

A. Masa Transisi menjadi Orangtua.

Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman keluarga yang sangat penting dan sering merupakan krisis keluarga, sebagaimana yang digambarkan secara konsisten pada penelitian keluarga selama tahap siklus kehidupan keluarga ini (Clark, 1966 ; Hobbs dan Cole, 1976 ; LeMaster, 1957).

Untuk mengetahui bagaimana anak yang baru lahir mempengaruhi keluarga, LeMaster, 1957, dalam studi klasik tentang penyesuaian keluarga terhadap kelahiran anak pertama, mewawancarai 46 orang tua dari kalangan kelas menengah di Kota (berusia 25 – 25 tahun) dan memperkirakan sejauhmana mereka dalam keadaan krisis. Ia menemukan bahwa 17 persen pasangan tidak mengalami masalah atau hanya masalah-masalah sedang, tapi sisanya mengalami masalah berat atau luar biasa. Masalah-masalah yang paling lazim dilaporkan adalah :

1. Suami merasa diabaikan (ini paling sering disebutkan oleh suami) 2. Terhadap peningkatan perselisihan dan argumen antara suami dan istri.

3. Interupsi dalam jadwal yang kontinu “begitu lelah sepanjang waktu”, merupakan sebuah kometar khas).

4. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

(4)

kelahiran anak pertama dan kekuatan perkawinan menurun secara tajam dengan lahirnya anak pertama (Miller dan Solye, 1980)

Clark, (1966) melakukan sebuah studi tentang keluarga secara kelahiran seorang bayi baru menyatakan kesulitan dalam penyesuaian diri menyangkut orangtua dan kebutuhan yang penting setelah kelahiran terhadap kesinambungan pelayanan keperawatan di rumah dan di klinik.

Sebuah studi penting yang lain menyangkut transisi pasangan menjadi langka dilakukan oleh La Rossa, (1981). Para peneliti ini mengkonseptualisasikan proses transisi seperti yang dijelaskan dengan baik oleh model konflik, dimana terdapatnya waktu luang, konflik kepentingan diantara orangtua, legitimasi terhadap penentuan masalah-masalah perkawinan menyebabkan konflik antara kedua orangtua.

Miller dan Myers – Walls (1983), berdasarkan atas tinjauan studi mereka terhadap orangtua, meringksa stressor mengasuh anak yang spesifik yang diidentifikasi dalam penelitian. Stressor yang paling sering disebutkan adalah sedikitnya kebebasan pribadi karena tanggungjawab menyangkut anak, selain itu diidentifikasi juga kurangnya waktu dan persahabatan dalam perkawinan. Bahkan lebih banyak tekanan perkawinan dilaporkan pada pasangan yang sulit memiliki anak atau pasangan memiliki anak dengan masalah kesehatan yang serius atau cacat.

B. Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

(5)
[image:5.612.87.503.116.423.2]

Tabel 1. Tahap Kedua Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang sedang mengasuh anak dan Tugas-Tugas Perkembangan yang Bersamaan.

Tahap Siklus Kehidupan Keluarga Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Keluarga sedang mengasuh anak 1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga).

2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga. 3. Mempertahankan hubungan

perkawinan yang memuaskan. 4. Memperluas persahabatan dengan

keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek dan nenek.

Diadaptasi dari Carter dan McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller (1985)

Kelahiran seorang anak membuat perubahan-perubahan yang logika dalam organisasi keluarga. Fungsi-fungsi pasangan suami istri harus dibedakan untuk memenuhi tuntutan-tututan baru perawatan dan penyembuhan. Sementara pemenuhan tanggungjawab ini bervariasi menurut posisi sosial budaya suami istri, sebuah pola yang umum adalah untuk orang tua agar menerima peran-peran tradisonal atau pembagian tanggungjawab (La Rossa dan La Rossa, 1981).

(6)

Peran yang paling penting bagi perawat keluarga bila bekerja dengan keluarga yang mengasuh anak adalah mengkaji peran sebagai orangtua bagaimana kedua orangtua berinteraksi dengan bayi baru dan merawatnya, dan bagaimana respons bayi tersebut. Klaus dan Kendall (1976), Kendall (1974), Rubbin (1967), dan yang lainnya menguji dampak penting dari sentuhan dan kehangatan awal setelah melahirkan ; hubungan positif antara orangtua anak pada hubungan orangtua dan anak di masa datang. Sikap orangtua tentang mereka sendiri sebagai orangtua, sikap mereka terhadap bayi mereka, karakteristik komunikasi orangtua dan stimulasi bayi (Davis, 1978) adalah bidang-bidang terkait yang perlu dikaji.

Perubahan-perubahan peran dan adaptasi terhadap tanggungjawab orangtua yang baru biasanya lebih cepat dipelajari oleh ibu daripada ayah. Anak merupakan realita pada calon ibu dari pada ayah, yang biasanya mulai merasa seperti ayah pada saat kelahiran, tapi kadang-kadang jauh lebih lambat dari itu (Minuchin, 1974). Ayah seringkali tetap netral pada awalnya sementara wanita secara cepat menyesuaikan diri dengan struktur keluarga yang baru.

Kebiasaan dimana kebanyakan ayah secara tradisional tidak diikutsertakan dalam proses perinatal secara pasti memperlambat pria melakukan perubahan peran yang penting ini dan oleh karena itu menghalangi keterlibatan emosional mereka. Sayangnya, kesadaran yang meningkat tentang peran penting yang dipangku ayah dalam perawatan anak dan perkembangan anak telah menimbulkan keterlibatan ayah yang lebih besar dalam perawatan bayi dikalangan kelas menengah (Hanson dan Bozett, 1985).

(7)

orangtua akan mengalami tahap yang sama ini sehingga mereka menyesuaikan setiap isyarat-isyarat unik bayi.

Tahap kedua ini perkembangan orangtua adalah belajar untuk menerima pertumbuhan dan perkembangan anak yang terjadi dalam masa usia bermain – khususnya orangtua yang baru memiliki anak pertama – membutuhkan bimbingan dan dukungan. Orangtua perlu memahami tugas-tugas yang harus dikuasai oleh anak dan kebutuhan anak akan keselamatan, keterbatasan dan latihan buang air (toilet training). Mereka perlu memahami konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang “saat yang tepat untuk mengajar mereka”. Pada saat yang sama pula orangtua perlu bimbingan dalam memahami tugas-tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini.

Pola-pola komunikasi perkawinan yang baru berkembang dengan lahirnya anak, dimana pasangan berhubungan satu sama lain baik sebagai suami istri maupun sebagai orangtua. Pola transaksi suami istri terbukti telah berubah secara drastis. Feldman (1961) mengamati bahwa orang tua bayi berbicara dan berkelakar lebih sedikit, pembicaraan yang merangsang lebih sedikit dan kualitas interaksi perkawinan yang menurun. Beberapa orangtua merasa kewalahan dengan bertambahnya tanggungjawab, khususnya mereka yang suami maupun istri sama-sama bekerja secara penuh.

Pembentukan kembali pola-pola komunikasi yang memuaskan termasuk masalah dan perasaan pribadi, perkawinan dan orangtua adalah sangat penting. Pasangan harus terus memenuhi setiap kebutuhan-kebutuhan psikologis dan seksual dan juga berbagi dan berinteraksi satu sama lain dalam hal tanggungjawab sebagai orangtua.

(8)

Sekarang komunikasi keluarga termasuk anggota ketiga, membentuk tiga serangkai. Orangtua harus belajar untuk merasakan dan melihat tangisan komunikasi dari bayinya. Misalnya, tangisan bayi perlu dibedakan kedalam ekspresi ketidaknyamanan, rasa lapar, rangsangan yang berlebihan, sakit, atau letih. Dan bayi mulai memberikan respon terhadap rangkulan, timangan dan berbicara yang kemudian diterima dan dikuatkan oleh orangtua.

Konseling keluarga berencana biasanya berlangsung saat pemeriksaan setelah postpartum 6 minggu. Orangtua kemudian harus didorong secara terbuka untuk mendiskusikan jarak kelahiran dan perencanaan. Melihat meningkatkan tuntutan-tuntutan keluarga dan pribadi yang dibawakan oleh bayi, orangtua perlu menyadari bahwa kehamilan dengan jarak rapat dan sering dapat berbahaya bagi ibu, dan juga ayah, saudara bayi, dan unit keluarga.

Tahap siklus kehidupan ini memerlukan penyesuaian hubungan dalam keluarga besar dan dengan teman-teman. Ketika anggota keluarga lain mencoba mendukung dan membantu orangtua baru ini, ketegangan bisa muncul. Misalnya, meskipun kakek nenek dapat menjadi sumber pertolongan yang besar bagi orangtua baru, namun kemungkinan konflik tetap ada karena perbedaan nilai-nilai dan harapan-harapan yang ada antar generasi tersebut.

Meskipun pentingnya memiliki jaringan sosial atau sistem pendukung sosial untuk mencapai kepuasan dan perasaan positif tentang kehidupan keluarga, keluarga muda perlu mengetahui kapan mereka butuh bantuan dan dari siapa mereka harus menerima bantuan tersebut dan juga kapan mereka harus menggantungkan diri pada sumber-sumber dan kekuatan merek sendiri (Duvall, 1977).

(9)

merupakan persoalan dan dapat menyiksa. Tipe konflik semacam ini dapat menjadi sumber sentral ketidakbahagiaan selama tahap siklus kehidupan ini.

C. Masalah-Masalah Kesehatan.

Masalah-masalah utama keluarga dalam tahap ini adalah pendidikan maternitas yang terpusat pada keluarga, perawatan bayi yang baik, pengenalan dan penanganan masalah-masalah kesehatan fisik secara dini, imunisasi, konseling perkembangan anak, keluarga berencana, interaksi keluarga dan bidang-bidang peningkatan kesehatan umum (gaya hidup).

Masalah-masalah kesehatan lain selama periode dari kehidupan keluarga ini adalah inaksesibilitas dan ketidakadekuatan fasilitas-fasilitas perawatan anak untuk ibu yang bekerja, hubungan akan-orangtua, masalah-masalah mengasuh anak termasuk penyalahgunaan dan kelalaian terhadap anak dan masalah-masalah transisi peran orang tua.

Kemungkinan diagnosa

 Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

 Disfungsi seksual

 Gangguan tumbuh kembang

 Menyusui tidak efektif

 Resiko cidera

 Perubahan penampilan peran

 Gangguan komunikasi verbal

Peran perawat

 Monitor perawatanprenatal dan perujukan untuk masalah-masalah kehamilan

(10)

 Konselor pada kebiasaan maternal prenatal

 Pendukung amnionsintesis

 Konselor pada menyusui

 Koordinator dengan layanan pediatrik

 Penyelia imunisasi

Gambar

Tabel 1. Tahap Kedua Siklus Kehidupan Keluarga Inti yang sedang mengasuh anak

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengetahui jumlah dan frekuensi pembelian bahan baku alang-alang dengan analisis metode Economic Order Quantity , (2)Untuk mengetahui

Penyerapan tenaga kerja pada UMKM mengalami peningkatan dari yang sebelumnya sebesar 96,99 persen, saat ini menjadi 97,22 persen dalam lima tahun terakhir

Dalam dekad yang lalu pembedahan hernia telah dicabar oleh dua teknologi baru: oleh laparoskopi , yang telah cuba mengubah teknik pembedahan terbuka tradisional, dan oleh mesh palsu

Standar ini menguraikan kompetensi jabatan sertifikasi tenaga teknis khusus pertambangan juru ledak penambangan bahan galian dan berlaku bagi semua tenaga teknis khusus juru

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh tes elevasi tungkai yang dilakukan secara pasif pada variasi pletismograf dalam penilaian responsivitas terhadap cairan pada

kilungan yaitu sebagai rumah tinggal. Bagian yang paling sering digunakan untuk tempat kegiatan adalah latar ngarep dengan prioritas pada bagian latar yang berada

Masa individu merupakan masa-masa kritis dimana pengalaman- pengalaman dasar sosial yang terbentuk pada masa itu akan sulit untuk diubah dan terbawa sampai

• Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada lembar kerja siswa. • Peserta didik bersama kelompok memprentasikan hasil diskusi yang dipantau oleh guru. • Guru