• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-13/BC/2006

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERATURAN DIRJEN BEA DAN CUKAI NOMOR P-13/BC/2006"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P 13/BC/2006

TENTANG

PENGEMBALIAN CUKAI ATAS BARANG KENA CUKAI YANG DIMUSNAHKAN ATAU DIOLAH KEMBALI

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 21 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Pengembalian Cukai atas Barang Kena Cukai yang Dimusnahkan atau Diolah Kembali;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3613);

2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 247/KMK.05/1996 tentang Penimbunan, Pemasukan, Pengeluaran, Pengangkutan dan Perdagangan Barang Kena Cukai;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.04/2006 tentang Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

PENGEMBALIAN CUKAI ATAS BARANG KENA CUKAI YANG DIMUSNAHKAN ATAU DIOLAH KEMBALI.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini, yang dimaksud dengan:

1. Kantor Pelayanan adalah Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.

2. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang membawahi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai yang mengawasi Pabrik.

3. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu.

4. Tim Pengawas adalah tim yang terdiri dari Pejabat Bea dan Cukai yang bertugas melakukan pengawasan pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai.

5. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai. 6. Pengusaha Pabrik adalah orang yang mengusahakan Pabrik.

Pasal 2

(2)

Pasal 3

(1) Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang telah dilunasi cukainya dari peredaran bebas dengan mendapatkan pengembalian cukai hanya dapat dilakukan oleh Pengusaha Pabrik di bawah pengawasan Tim Pengawas.

(2) Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1):

a. yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai hanya diizinkan apabila pemesanan pita cukainya dilakukan pada tahun anggaran berjalan atau pada satu tahun anggaran sebelumnya; atau

b. yang pelunasan cukainya dengan cara pembayaran hanya diizinkan apabila cukainya dibayar pada tahun anggaran berjalan atau pada satu tahun anggaran sebelumnya.

Pasal 4

(1) Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) hanya dapat dilakukan paling banyak 2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran. (2) Dalam hal pemusnahan Barang Kena Cukai dilakukan di beberapa

tempat pemusnahan secara bersamaan, yang dibuktikan dengan pengajuan beberapa pemberitahuan PBCK-3 dengan tanggal yang sama, dihitung sama dengan satu kali.

(3) Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang dilakukan lebih dari 2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran, hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal.

Pasal 5

Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai, dapat dilakukan dengan cara:

a. membakar habis Barang Kena Cukai;

b. menghancurkan Barang Kena Cukai sehingga pita cukai yang melekat padanya rusak dan tidak dapat digunakan lagi;

c. merusak pita cukai sehingga menjadi tidak utuh;

d. mengoleskan bahan pewarna yang tahan luntur pada pita cukai sehingga harga jual eceran dan tarif cukai yang tertera padanya tidak dapat dibaca lagi;

e. memasukkan Barang Kena Cukai ke dalam lubang galian yang telah diberi air kemudian ditimbun dengan tanah; atau

f. membuang Barang Kena Cukai dari kemasannya.

` Pasal 6

(1) Pemasukan Barang Kena Cukai dari peredaran bebas ke dalam Pabrik untuk dimusnahkan atau diolah kembali dengan mendapatkan pengembalian cukai menggunakan CK-13.

(3)

BAB II

PEMUSNAHAN ATAU PENGOLAHAN KEMBALI BARANG KENA CUKAI YANG PELUNASAN CUKAINYA

DENGAN CARA PELEKATAN PITA CUKAI

Pasal 7

(1) Persetujuan pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai diberikan oleh:

a. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik dalam hal jumlah nilai cukai tidak melebihi Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah); atau

b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal jumlah nilai cukai melebihi Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(2) Pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai dilakukan setelah 7 (tujuh) hari kerja sejak mendapat persetujuan.

Pasal 8

Pengawasan pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai dilakukan oleh Tim Pengawas yang ditunjuk:

a. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik dalam hal jumlah nilai cukai tidak melebihi Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang beranggotakan Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan; atau b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal jumlah nilai cukai melebihi

Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) yang beranggotakan Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan.

Pasal 9

Atas pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai dengan mendapatkan pengembalian cukai, dikenakan biaya pengganti pencetakan pita cukai sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang biaya pengganti.

Pasal 10

(1) Pengembalian cukai atas pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai, terlebih dahulu diperhitungkan dengan utang cukai dan/atau denda administrasi.

(2) Dalam hal Pengusaha Pabrik yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai, tidak memiliki utang cukai dan/atau denda administrasi pengembalian cukai atas permintaannya, dapat:

a. diperhitungkan untuk pemesanan pita cukai berikutnya; atau b. dikembalikan kepada Pengusaha Pabrik sesuai dengan tata

cara pengembalian cukai yang berlaku.

Pasal 11

(4)

BAB III PEMUSNAHAN BARANG KENA CUKAI

YANG PELUNASAN CUKAINYA DENGAN CARA PEMBAYARAN

Pasal 12

(1) Persetujuan pemusnahan Barang Kena Cukai diberikan oleh:

a. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik dalam hal jumlah nilai cukai tidak melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah); atau

b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal jumlah nilai cukai melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(2) Pelaksanaan pemusnahan Barang Kena Cukai dilakukan setelah 7 (tujuh) hari sejak mendapat persetujuan.

Pasal 13

Pengawasan pelaksanaan pemusnahan Barang Kena Cukai dilakukan oleh Tim Pengawas yang ditunjuk:

a. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik dalam hal jumlah nilai cukai tidak melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang beranggotakan Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan; atau

b. Kepala Kantor Wilayah dalam hal jumlah nilai cukai melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) yang beranggotakan Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Wilayah dan Kantor Pelayanan.

Pasal 14

(1) Pengembalian cukai atas pemusnahan Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pembayaran, terlebih dahulu diperhitungkan dengan utang cukai dan/atau denda administrasi. (2) Dalam hal Pengusaha Pabrik yang pelunasan cukainya dengan cara

pembayaran, tidak memiliki utang cukai dan/atau denda administrasi pengembalian cukai atas permintaannya dapat dikembalikan kepada Pengusaha Pabrik sesuai dengan tata cara pengembalian cukai yang berlaku.

Pasal 15

Tata cara pemusnahan Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pembayaran diatur sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 16

(5)

(2) Pengembalian Cukai atas Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai atau dengan cara pembayaran yang dimusnahkan atau diolah kembali, yang Pemberitahuan PBCK-3 telah diajukan sebelum berlakunya Peraturan Direktur Jenderal ini dan pemusnahan atau pengolahan kembali belum dilaksanakan, diselesaikan berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal ini.

BAB V

PENUTUP

Pasal 17

Pada saat Peraturan Direktur Jenderal ini berlaku, Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor KEP-62/BC/1996 tentang Tata Cara Pemasukan dan Pemusnahan atau Pengolahan Kembali Barang Kena Cukai yang Telah Dilunasi Cukainya dari Peredaran Bebas untuk Mendapatkan Pengembalian Cukai dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 18

Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan Direktur Jenderal ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 15 Agustus 2006

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,

Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.b.

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial

(6)

Lampiran I

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-13/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai atas Barang Kena Cukai yang Dimusnahkan atau Diolah Kembali

TATA CARA PEMASUKAN BARANG KENA CUKAI YANG TELAH DILUNASI CUKAINYA

DARI PEREDARAN BEBAS KE PABRIK UNTUK DIMUSNAHKAN ATAU DIOLAH KEMBALI

I. Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai yang dibatasi masa peredarannya.

i. Penarikan Barang Kena Cukai dilakukan di wilayah pengawasan Kantor Pelayanan yang bukan mengawasi Pabrik.

1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut: a. mengisi formulir CK-13 rangkap 5, yang terdiri:

1) lembar ke-1, untuk melindungi pemasukan Barang Kena Cukai ke Pabrik;

2) lembar ke-2, untuk Bendaharawan yang mengawasi Pabrik; 3) lembar ke-3, untuk arsip Pengusaha Pabrik;

4) lembar ke-4, untuk pemberitahuan diterimanya Barang Kena Cukai oleh Pengusaha Pabrik kepada Bendaharawan yang mengawasi Pabrik;

5) lembar ke-5, untuk arsip Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai;

b. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-5 kepada Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai, paling lambat pada hari kerja sebelum hari kerja terakhir dalam batas waktu penarikan yang ditetapkan terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;

c. menerima CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 dari Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai;

d. menyerahkan CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 kepada Pejabat Bea dan Cukai yang ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;

e. menerima CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 beserta BACK-1 lembar tembusan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan;

f. mencatat CK-13 lembar ke-3 ke Buku Persediaan BCK-1C;

g. menyerahkan CK-13 lembar ke-4 kepada Bendaharawan yang mengawasi Pabrik;

h. mengirim dan menyimpan Barang Kena Cukai yang bersangkutan dan menjaga agar segel atau tanda pengaman yang terpasang padanya tidak rusak ke Pabrik yang bersangkutan.

2. Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima dan meneliti kebenaran pengisian CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-5 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya; b. memberi nomor CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-5 dari

Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-13;

c. memberi jangka waktu pelaksanaan pemasukan Barang Kena Cukai yang bersangkutan ke Pabrik;

d. mencatat CK-13 lembar ke-5 ke Buku Pengawasan CK-13;

e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

(7)

g. menerima BACK-1 lembar asli dan tembusannya dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;

h. memberi catatan tambahan ke Buku Pengawasan CK-13 bila diperlukan;

i. mengirimkan CK-13 lembar ke-2 dan BACK-1 lembar asli kepada Bendaharawan yang mengawasi Pabrik.

3. Kepala Kantor Pelayanan tempat penarikan Barang Kena Cukai melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima laporan adanya CK-13 dari Bendaharawan;

b. menerbitkan Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai yang ditarik dari peredaran bebas.

4. Pejabat Bea dan Cukai yang ditugaskan untuk memeriksa Barang Kena Cukai yang ditarik dari peredaran bebas melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima Surat Tugas/Surat Perintah dari Kepala Kantor Pelayanan untuk melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai yang ditarik dari peredaran bebas;

b. menerima CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

c. melakukan pemeriksaan dan penyegelan atau pemasangan tanda pengaman terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan, paling lambat pada hari kerja terakhir dalam batas waktu penarikan yang ditetapkan terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;

d. menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BACK-1) rangkap 3;

e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1, ke-3 dan ke-4 beserta satu BACK-1 lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

f. menyerahkan BACK-1 lembar asli dan tembusannya kepada Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai.

5. Bendaharawan yang mengawasi Pabrik melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima CK-13 lembar ke-2 berikut BACK-1 lembar asli dari Bendaharawan tempat penarikan Barang Kena Cukai;

b. menerima CK-13 lembar ke-4 dari Pengusaha Pabrik dan mencocokkannya dengan CK-13 lembar ke-2;

c. mencatat CK-13 lembar ke-2 ke Buku Pengawasan CK-13.

B. Penarikan Barang Kena Cukai dilakukan di wilayah pengawasan Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik.

1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut: a. mengisi formulir CK-13 rangkap 3, yang terdiri:

1) Lembar ke-1, untuk melindungi pemasukan Barang Kena Cukai ke Pabrik;

2) Lembar ke-2, untuk arsip Bendaharawan; 3) Lembar ke-3, untuk arsip Pengusaha Pabrik;

b. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3 kepada Bendaharawan, paling lambat pada hari kerja sebelum hari kerja terakhir dalam batas waktu penarikan yang ditetapkan terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;

c. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 dari Bendaharawan; d. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada Pejabat

Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai; e. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 beserta BACK-1

lembar tembusan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;

(8)

2. Bendaharawan melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima dan meneliti kebenaran pengisian CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya; b. memberi nomor CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3 dari

Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-13;

c. memberi jangka waktu pelaksanaan pemasukan Barang Kena Cukai yang bersangkutan ke Pabrik;

d. mencatat CK-13 lembar ke-2 ke Buku Pengawasan CK-13;

e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

f. melaporkan adanya CK-13 kepada Kepala Kantor Pelayanan;

g. menerima BACK-1 lembar asli dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;

h. memberi catatan tambahan ke Buku Pengawasan CK-13 bila diperlukan.

3. Kepala Kantor Pelayanan melakukan kegiatan sebagai berikut: a. menerima laporan adanya CK-13 dari Bendaharawan;

b. menerbitkan Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai.

4. Pejabat Bea dan Cukai yang ditugaskan untuk memeriksa Barang Kena Cukai yang ditarik dari peredaran bebas melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan

pemeriksaan Barang Kena Cukai dari Kepala Kantor Pelayanan; b. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 dari Pengusaha

Pabrik atau kuasanya;

c. melakukan pemeriksaan dan penyegelan atau pemasangan tanda pengaman terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan paling lambat pada hari kerja terakhir dalam batas waktu penarikan yang ditetapkan terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;

d. menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BACK-1) rangkap 2;

e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 beserta satu BACK-1 lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

f. menyerahkan BACK-1 lembar asli kepada Bendaharawan.

II. Pemusnahan atau pengolahan kembali Barang Kena Cukai, yang pelunasan cukainya dengan cara pelekatan pita cukai maupun yang pelunasan cukainya dengan cara pembayaran yang tidak dibatasi masa peredarannya.

1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut: a. mengisi formulir CK-13 rangkap 3, yang terdiri:

1) Lembar ke-1, untuk melindungi pemasukan Barang Kena Cukai ke Pabrik;

2) Lembar ke-2, untuk arsip Bendaharawan yang mengawasi Pabrik;

3) Lembar ke-3, untuk arsip Pengusaha Pabrik;

b. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3 kepada Bendaharawan yang mengawasi Pabrik;

c. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 dari Bendaharawan yang mengawasi Pabrik;

(9)

e. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 beserta BACK-1 lembar tembusan dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;

f. mencatat CK-13 lembar ke-3 ke Buku Persediaan BCK-1C atau BCK-2B.

2. Bendaharawan yang mengawasi Pabrik melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima dan meneliti kebenaran pengisian CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya; b. memberi nomor CK-13 lembar ke-1 sampai dengan lembar ke-3 dari

Buku Daftar Dokumen Cukai (BDCK-2) CK-13;

c. memberi jangka waktu pelaksanaan pemasukan Barang Kena Cukai yang bersangkutan ke Pabrik;

d. mencatat CK-13 lembar ke-2 ke Buku Pengawasan CK-13;

e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

f. melaporkan adanya CK-13 kepada Kepala Kantor Pelayanan;

g. menerima BACK-1 lembar asli dari Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai;

h. memberi catatan tambahan ke Buku Pengawasan CK-13 bila diperlukan.

3. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima laporan adanya CK-13 dari Bendaharawan;

b. menerbitkan Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan pemeriksaan Barang Kena Cukai.

4. Pejabat Bea dan Cukai yang ditugaskan untuk memeriksa Barang Kena Cukai yang ditarik dari peredaran bebas melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima Surat Tugas/Surat Perintah untuk melakukan

pemeriksaan Barang Kena Cukai dari Kepala Kantor Pelayanan; b. menerima CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 dari Pengusaha

Pabrik atau kuasanya;

c. melakukan pemeriksaan dan penyegelan atau pemasangan tanda pengaman terhadap Barang Kena Cukai yang bersangkutan;

d. menuangkan hasil pemeriksaan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BACK-1) rangkap 3;

e. menyerahkan CK-13 lembar ke-1 dan lembar ke-3 beserta satu BACK-1 lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

f. menyerahkan BACK-1 lembar asli dan tembusannya kepada Bendaharawan.

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI

NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,

Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.b.

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial

(10)

Lampiran II

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-13/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai atas Barang Kena Cukai yang Dimusnahkan atau Diolah Kembali

TATA CARA PEMUSNAHAN ATAU PENGOLAHAN KEMBALI BARANG KENA CUKAI YANG PELUNASAN CUKAINYA DENGAN CARA

PELEKATAN PITA CUKAI

1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut: a. mengisi formulir PBCK-3 rangkap 4 yang terdiri dari:

a. Lembar asli, untuk Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik;

b. Lembar tembusan, untuk Pengusaha Pabrik; c. Lembar tembusan, untuk Direktur Cukai;

d. Lembar tembusan, untuk Kepala Kantor Wilayah;

b. dalam hal Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan atau diolah kembali berasal Iebih dari satu CK-13, membuat daftar rincian nomor dan tanggal CK-13 yang bersangkutan pada halaman belakang PBCK-3;

c. menyerahkan PBCK-3 lembar asli dan 3 (tiga) lembar tembusannya, dengan dilampiri CK-13 lembar ke-1 berikut dua set fotocopynya, dan fotocoy BACK-1 kepada Kepala Kantor Pelayanan;

d. menerima PBCK-3 lembar tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan setelah diberikan catatan penerimaan;

e. menerima BACK-2 lembar tembusan dari Tim Pengawas yang mengawasi pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali;

f. mencatat BACK-2 lembar tembusan ke buku BCK-1C;

g. menerima CK-2 lembar asli dan satu lembar tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan;

h. Membayar biaya pengganti sesuai ketentuan dengan SSCP ke Bank Persepsi;

i. Menyerahkan SSCP , dn CK-2 lembar asli serta satu lembar tembusan kepada Kepala Kantor Pelayanan;

j. dalam hal Pengusaha Pabrik tidak mempunyai utang cukai karena

fasilitas penundaan pembayaran cukai atas pemesanan pita cukai (CK-1);

1) pengusaha Pabrik dapat mengajukan permohonan pengembalian cukai kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan menyerahkan CK-2 lembar asli sesuai ketentuan; atau

2) pengusaha Pabrik dapat menggunakan jumlah nilai cukai atau sisa nilai cukai pada CK-2 untuk mengurangi nilai pembayaran cukai atas pemesanan pita cukai (CK-1) berikutnya.

2. Kepala Kantor Pelayanan yang mengawasi Pabrik melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima PBCK-3 lembar asli berikut 3 (tiga) lembar tembusannya, yang disertai dengan CK-13 lembar ke-1 berikut dua set fotocopynya dan fotocopy BACK-1 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

b. meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian serta perhitungan dalam PBCK-3;

c. mencocokkan PBCK-3 lembar asli dan CK-13 lembar ke-1 dengan CK-13 lembar ke-2 dan BACK-1 lembar asli yang bersangkutan, dan menggabungkannya menjadi berkas PBCK-3;

d. memberikan catatan penerimaan PBCK-3 pada lembar asli dan salah satu tembusannya;

(11)

f. mencatat PBCK-3 lembar asli ke dalam Buku Pengawasan PBCK-3 dan CK-13;

g. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai tidak melebihi Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), membuat Surat Persetujuan

dan membentuk Tim Pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali yang terdiri dari paling sedikit tiga orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan;

h. mengirimkan tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas kepada Kepala Kantor Wilayah dan Direktur Cukai;

i. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai melebihi Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), membuat surat rekomendasi

kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan Direktur Cukai;

j. mengirimkan surat rekomendasi dan satu berkas PBCK-3 lembar tembusan, satu set fotocopy CK-13 dan fotocopy BACK-1, kepada Kepala Kantor Wilayah dan tembusan Direktur Cukai;

k. menyerahkan PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar asli kepada Tim Pengawas ;

l. menerima PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 , BACK-1 lembar asli dan BACK-2 lembar asli beserta dua lembar tembusannya dari Tim Pengawas;

m. meneliti BACK-2 lembar asli dan lembar tembusannya; n. mencatat BACK-2 lembar asli ke Buku Pengawasan PBCK-3;

o. menggabungkan BACK-2 lembar asli ke berkas PBCK-3 yang bersangkutan;

p. menerbitkan Tanda Bukti Perusakan Pita Cukai (CK-2) rangkap 5 (lima) yang terdiri:

1) Lembar asli dan lembar tembusan, untuk Pengusaha Pabrik; 2) Lembar tembusan, untuk Kepala Kantor Pelayanan;

3) Lembar tembusan, untuk Direktur Cukai;

4) Lembar tembusan, untuk Kepala Kantor Wilayah;

q. mencatat CK-2 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3;

r. menyerahkan CK-2 lembar asli dan satu lembar tembusan ke Pengusaha Pabrik;

s. menerima CK-2 lembar asli dan satu lembar tembusan, dan tanda bukti pembayaran biaya pengganti (SSCP) dari Pengusaha Pabrik untuk ditatausahakan;

t. dalam hal Pengusaha Pabrik tidak mempunyai utang cukai karena fasilitas penundaan pembayaran atas pemesanan pita cukai (CK-1 kredit):

a. segera menyerahkan CK-2 lembar asli dan satu lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya untuk dipakai/diperhitungkan dalam pemesanan pita cukai berikutnya (CK-1); atau

b. dalam hal CK-2 tidak dipakai/diperhitungkan untuk pemesanan pita cukai berikutnya, CK-2 dipergunakan sebagai dasar permohonan pengembalian cukai sesuai ketentuan yang berlaku;

u. dalam hal Pengusaha Pabrik mempunyai utang cukai karena fasilitas penundaan pembayaran cukai atas pemesanan pita cukai (CK-1 kredit): 1) mencatat CK-2 lembar asli dalam Buku Rekening Kredit (BCK-7)

Pengusaha yang bersangkutan sebagai cicilan pelunasan utang cukainya;

2) menyerahkan satu CK-2 lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

v. mengirimkan satu CK-2 lembar tembusan beserta satu BACK-2 lembar tembusan kepada Direktur Cukai dan Kepala Kantor Wilayah.

3. Kepala Kantor Wilayah melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima satu berkas PBCK-3 lembar tembusan, satu set fotocopy CK-13 , fotocopy BACK-1 dan surat rekomendasi dari Kepala Kantor Pelayanan;

(12)

c. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan dalam PBCK-3;

d. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan perhitungan PBCK-3 segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan tembusan Direktur Cukai;

e. mencatat PBCK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3; f. menerima tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim

Pengawas dari Kepala Kantor Pelayanan;

g. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan atau diolah kembali lebih dari Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) segera membuat Surat Persetujuan dan membentuk Tim Pengawas yang terdiri:

1) paling banyak dua orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Wilayah; dan

2) paling sedikit tiga orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan;

h. mengirimkan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas kepada Kepala Kantor Pelayanan dan tembusannya kepada Direktur Cukai;

i. menerima satu CK-2 lembar tembusan dan satu BACK-2 lembar tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan;

j. meneliti CK-2 lembar tembusan dan BACK-2 lembar tembusan;

k. dalam hal kedapatan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan dalam CK-2/BACK-2 yang bersangkutan, segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan, dengan tembusan Direktur Cukai;

l. mencatat CK-2 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3.

4. Tim Pengawas melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar asli dari Kepala Kantor Pelayanan;

b. mencocokkan jumlah, jenis, merek, tanda atau nomor pengenal koli serta jenis segel atau tanda pengaman sebagaimana yang tertera pada CK-13 dan/atau BACK-1;

c. memeriksa keutuhan segel atau tanda pengaman terhadap Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan atau diolah kembali;

d. dalam hal segel atau tanda pengaman sebagaimana huruf c kedapatan utuh, melakukan pemeriksaan secara acak, paling sedikit 10 % (sepuluh persen) dari jumlah Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan atau diolah kembali dan paling sedikit 2 (dua) koli;

e. dalam hal segel atau tanda pengaman sebagaimana huruf c kedapatan rusak atau dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud huruf d kedapatan tidak sesuai, melakukan pemeriksaan 100 % (seratus persen) Barang Kena Cukai yang bersangkutan;

f. melakukan pengawasan pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali;

g. membuat Berita Acara Perusakan Pita Cukai (BACK-2) hasil pengawasan pelaksanaan pemusnahan atau pengolahan kembali sebagaimana dimaksud huruf f rangkap 4;

h. menyerahkan satu BACK-2 lembar tembusan kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

i. menyerahkan berkas PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1, BACK-1 lembar asli dan BACK-2 lembar asli dan 2 (dua) lembar tembusannya kepada Kepala Kantor Pelayanan.

5. Direktur Cukai melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima tembusan surat rekomendasi, satu berkas PBCK-3 lembar tembusan , satu set fotocopy CK-13 dan fotocopy BACK-1 dari Kepala Kantor Pelayanan;

b. memberikan catatan tanggal penerimaan pada PBCK-3 lembar tembusan;

(13)

d. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan dalam PBCK-3, segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah;

e. menerima tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas dari Kepala Kantor Pelayanan atau Kepala Kantor Wilayah; f. menerima satu CK-2 lembar tembusan dan satu BACK-2 lembar

tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan;

g. meneliti CK-2 lembar tembusan dan BACK-2 lembar tembusan;

h. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan dalam CK-2/BACK-2 yang bersangkutan, segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan, dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah;

i. mencatat CK-2 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3.

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,

Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.b.

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial

(14)

Lampiran III

Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor P-13/BC/2006 tentang Pengembalian Cukai atas Barang Kena Cukai yang Dimusnahkan atau Diolah Kembali

TATA CARA PEMUSNAHAN BARANG KENA CUKAI YANG PELUNASAN CUKAINYA DENGAN CARA PEMBAYARAN

1. Pengusaha Pabrik atau kuasanya melakukan kegiatan sebagai berikut: a. mengisi formulir PBCK-3 rangkap 4 yang terdiri dari:

1) Lembar asli, untuk Kepala Kantor Pelayanan; 2) Lembar tembusan, untuk Pengusaha Pabrik; 3) Lembar tembusan, untuk Direktur Cukai;

4) Lembar tembusan, untuk KepaIa Kantor Wilayah;

b. dalam hal Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan berasal lebih dari satu CK-13, membuat daftar rincian nomor dan tanggal CK-13 yang bersangkutan pada halaman belakang PBCK-3;

c. menyerahkan PBCK-3 lembar asli dan 3 (tiga) lembar tembusannya dengan dilampiri CK-13 lembar ke-1 berikut dua set fotocopynya, dan fotocopy BACK-1 kepada Kepala Kantor Pelayanan;

d. menerima PBCK-3 lembar tembusan setelah diberikan catatan penerimaan dari Kepala Kantor Pelayanan;

e. menerima BACK-3 lembar asli dan satu lembar tembusannya dari Tim Pengawas;

f. mencatat BACK-3 lembar tembusan ke buku BCK-2B;

g. mengajukan permohonan pengembalian cukai kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan dilampiri BACK-3 lembar asli, dalam hal tidak mempunyai utang cukai.

2. Kepala Kantor Pelayanan melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima PBCK-3 lembar asli dan 3 (tiga) lembar tembusannya dilampiri CK-13 lembar ke-1 berikut dua set fotocopynya dan fotocopy BACK-1 dari Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

b. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan dalam PBCK-3;

c. mencocokkan CK-13 lembar ke-1 dengan CK-13 lembar ke-2 dan BACK-1 lembar asli yang bersangkutan;

d. memberikan catatan penerimaan pada PBCK-3 lembar asli dan salah satu tembusannya;

e. menyerahkan PBCK-3 lembar tembusan sebagaimana dimaksud pada huruf d kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

f. mencatat PBCK-3 lembar asli ke dalam Buku Pengawasan PBCK-3 dan CK-13;

g. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai tidak melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), membuat Surat Persetujuan dan

membentuk Tim Pengawas yang bertugas mengawasi pelaksanaan pemusnahan yang terdiri dari paling sedikit tiga orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan;

h. mengirimkan tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas kepada Kepala Kantor Wilayah dan Direktur Cukai;

i. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai melebihi Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), membuat surat rekomendasi kepada Kepala Kantor Wilayah dan tembusan kepada Direktur Cukai;

j. mengirimkan surat rekomendasi dan satu berkas PBCK-3 lembar tembusan, satu set fotocopy CK-13 dan fotocopy BACK-1 , kepada Kepala Kantor Wilayah dan tembusan Direktur Cukai;

k. menyerahkan PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar asli kepada Tim Pengawas;

(15)

m. meneliti BACK-3 lembar tembusan;

n. mencatat BACK-3 lembar tembusan ke buku Pengawasan PBCK-3;

o. menggabungkan BACK-3 lembar tembusan ke berkas PBCK-3 yang bersangkutan;

p. dalam hal Pengusaha Pabrik mempunyai utang cukai , BACK-3 dipakai untuk membayar utang cukai;

q. segera mengirimkan satu BACK-3 lembar tembusan kepada Direktur Cukai dan Kepala Kantor Wilayah.

3. Kepala Kantor Wilayah melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima satu berkas PBCK-3 lembar tembusan, satu set fotocopy CK-13, fotocopy BACK-1 dan surat rekomendasi dari Kepala Kantor Pelayanan;

b. memberikan catatan tanggal penerimaan pada PBCK-3 lembar tembusan; c. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan PBCK-3 lembar tembusan;

d. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan tembusan Direktur Cukai;

e. mencatat PBCK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3;

f. menerima tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas dari Kepala Kantor Pelayanan;

g. dalam hal jumlah nilai cukai dari Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) segera membuat Surat Persetujuan dan membentuk Tim Pengawas yang terdiri dari:

1) paling banyak dua orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Wilayah yang membawahi Pabrik; dan

2) paling sedikit dua orang Pejabat Bea dan Cukai dari Kantor Pelayanan; h. mengirimkan tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas

kepada Kepala Kantor Pelayanan dan Direktur Cukai;

i. menerima salah satu BACK-3 lembar tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan; j. meneliti BACK-3 lembar tembusan;

k. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan tembusan Direktur Cukai;

l. mencatat BACK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3.

4. Tim Pengawas melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima PBCK-3 lembar asli, CK-13 lembar ke-1 dan BACK-1 lembar asli dari Kepala Kantor Pelayanan;

b. mencocokkan jumlah, jenis, merek, tanda atau nomor pengenal koli serta jenis segel atau tanda pengaman sebagaimana yang tertera pada CK-13 dan/atau BACK-1;

c. memeriksa keutuhan segel atau tanda pengaman terhadap Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan;

d. dalam hal segel atau tanda pengaman sebagaimana huruf c kedapatan utuh, melakukan pemeriksaan secara acak, paling sedikit 10 % (sepuluh persen) dari jumlah Barang Kena Cukai yang akan dimusnahkan dan paling sedikit 2 (dua) koli;

e. dalam hal segel atau tanda pengaman sebagaimana huruf c kedapatan rusak atau dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud huruf d kedapatan tidak sesuai, melakukan pemeriksaan 100 % (seratus persen) Barang Kena Cukai yang bersangkutan;

f. melakukan pengawasan pelaksanaan pemusnahan Barang Kena Cukai;

g. membuat Berita Acara Pemusnahan Barang Kena Cukai (BACK-3) hasil pengawasan pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud huruf f rangkap 5;

h. menyerahkan BACK-3 lembar asli dan satu lembar tembusannya kepada Pengusaha Pabrik atau kuasanya;

(16)

5. Direktur Cukai melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menerima satu berkas PBCK-3 lembar tembusan, satu set fotocopy CK-13, fotocopy BACK-1 dan tembusan surat rekomendasi dari Kepala Kantor Pelayanan;

b. memberikan catatan tanggal penerimaan pada PBCK-3 lembar tembusan; c. meneliti kebenaran pengisian dan perhitungan PBCK-3 lembar tembusan;

d. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah;

e. mencatat PBCK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3;

f. menerima tembusan Surat Persetujuan dan Pembentukan Tim Pengawas dari Kepala Kantor Pelayanan atau Kepala Kantor Wilayah;

g. menerima BACK-3 lembar tembusan dari Kepala Kantor Pelayanan; h. meneliti BACK-3 lembar tembusan;

i. dalam hal ditemukan kesalahan pengisian dan/atau perhitungan segera memberitahukan dan memberikan petunjuk seperlunya kepada Kepala Kantor Pelayanan dengan tembusan Kepala Kantor Wilayah;

j. mencatat BACK-3 lembar tembusan ke Buku Pengawasan PBCK-3.

DIREKTUR JENDERAL,

Ttd.-

ANWAR SUPRIJADI NIP 120050332

Salinan sesuai dengan aslinya,

Sekretaris Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.b.

Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana

Nofrial

Referensi

Dokumen terkait

Struktur sosial masyarakat Kerajaan Aceh terdiri atas golongan- golongan, yaitu golongan teuku (kaum bangsawan yang memegang kekuasaan pemerintahan sipil), golongan

Jakarta, 19 Agustus 2013 Unit Layanan Pengadaan Kementerian Perindustrian Kelompok Kerja 11,. Gin Gin Agus Ginanjar

Kesimpulan dari praktikum ini adalah penentuan kadar basa dapat ditentukan dengan meggunakan konsentrasi larutan asam dan sebaliknya, proses titrasi yang terjadi merupakan

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DAN EARNING PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam

Sembilan Juta Delapan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) sebagai berikut :.. Penilaian Total Nilai

Tujuan penciptaan kondisi yang ideal ini adalah menjamin meningkatnya dukungan (advokasi, regulasi, pendanaan, dan fasilitasi) berbagai pihak dalam pelaksanaan

[r]

Pada gambar 3 menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun kunyit serta pelarut yang digunakan dalam ekstraksi sangat berpengaruh pada aktivitas penstabil