• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /ProdukHukum/Sekneg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /ProdukHukum/Sekneg"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2002

TENTANG

PEMBENTUKAN KEJAKSAAN NEGERI KEPANJEN DAN KEJAKSAAN NEGERI BANJARBARU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

a. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950

Tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarbaru serta untuk menunjang kelancaran tugas dan fungsi Kejaksaan Republik Indonesia, dipandang perlu membentuk Kejaksaan Negeri Kepanjen di Kepanjen dan Kejaksaan Negeri Banjarbaru di Banjarbaru;

b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri dibentuk dengan Keputusan Presiden;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada

huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan Presiden tentang Pembentukan Kejaksaan Negeri Kepanjen dan Kejaksaan Negeri Banjarbaru;

Mengingat :

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur;

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik

Indonesia (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3451);

4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1999 tentang Pembentukan

Kotamadya Daerah Tingkat II Banjarbaru (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3822);

5. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

(2)

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PEMBENTUKAN KEJAKSAAN NEGERI KEPANJEN DAN KEJAKSAAN NEGERI BANJARBARU.

Pasal 1

(1) Membentuk Kejaksaan Negeri Kepanjen yang berkedudukan di Kepanjen.

(2) Membentuk Kejaksaan Negeri Banjarbaru yang berkedudukan di Banjarbaru.

Pasal 2

(1) Daerah hukum Kejaksaan Negeri Kepanjen meliputi wilayah Kabupaten Malang.

(2) Daerah hukum Kejaksaan Negeri Banjarbaru meliputi wilayah Kota Banjarbaru.

Pasal 3

(1) Dengan terbentuknya Kejaksaan Negeri Kepanjen maka Kabupaten Malang dikeluarkan dari daerah hukum Kejaksaan Negeri Malang.

(2) Dengan terbentuknya Kejaksaan Negeri Banjarbaru maka Kota

Banjarbaru dikeluarkan dari daerah hukum Kejaksaan Negeri Martapura.

Pasal 4

(1) Perkara pidana dan perkara lainnya yang termasuk lingkup kewenangan Kejaksaan Negeri Kepanjen yang pada saat ditetapkan Keputusan Presiden ini sudah ditangani Kejaksaan Negeri Malang, tetapi belum dilimpahkan ke Pengadilan, dialihkan dan diselesaikan oleh Kejaksaan Negeri Kepanjen.

(2) Perkara pidana dan perkara lainnya yang termasuk lingkup kewenangan Kejaksaan Negeri Banjarbaru yang pada saat ditetapkan Keputusan Presiden ini sudah ditangani Kejaksaan Negeri Martapura, tetapi belum dilimpahkan ke Pengadilan, dialihkan dan diselesaikan oleh Kejaksaan Negeri Banjarbaru.

Pasal 5

(3)

Kejaksaan Negeri Banjarbaru dibebankan pada anggaran Kejaksaan Republik Indonesia.

Pasal 6

Penetapan tipe, tugas, wewenang, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja Kejaksaan Negeri Kepanjen dan Kejaksaan Negeri Banjarbaru ditetapkan oleh Jaksa Agung, setelah mendapat persetujuan dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pasal 7

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

D i t e t a p k a n

d i

J a k a r t a

p a d a

(4)

2 0

M e i

2 0 0 2

P R E S I D E N

R E P U B L I K

I N D O N E S I A ,

(5)

.

M E G A W A T I

(6)

O E K A R N O P U T R I

Diundangkandi Jakarta pada tanggal 20 Mei 2002

SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

BAMBANG KESOWO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 59

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET RI Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan II,

ttd

Referensi

Dokumen terkait

Selain adanya faktor tersebut ada pula keterkaitan yang dapat mempengaruhi adanya peta evaluatif dari sebuah pembangunan kota antara lain keterkaitan kontras ,

Toyota Motor Manufacturing Indonesia dalam membantu mengevaluasi sejauhmana program yang telah dilaksanakan dapat berpengaruh pada masyarakat yang dibantu dan perusahaan

Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Dalam Daerah

Pengaruh Quality of Work Life (QWL) Terhadap Kinerja Pegawai dengan Disiplin Dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening.. Study on Impact of Quality of Work Life

[r]

Berdasarkan temuan masalah tersebut, timbul gagasan untuk menganalisis Proses Bisnis Reengineering untuk mengukur Kinerja Sistem Electronic Filing System (E-Filing)

Menurut Ramdhan (2016), ubi kayu tergolong polisakarida yang mengandung pati dengan kandungan amilopektin yang tinggi tetapi lebih rendah dari pada ketan yaitu mengandung

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif.