• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Mengajar Guru-Guru Bersertifikasi di Daerah Binaan 3 Kecamatan Kranggan T2 942011074 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kinerja Mengajar Guru-Guru Bersertifikasi di Daerah Binaan 3 Kecamatan Kranggan T2 942011074 BAB IV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian

Data nilai hasil observasi terhadap kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam penelitian ini adalah instrumen sejumlah 25 item. Skor yang digu-nakan dalam instrumen (observasi) antara 1-4, maka skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 100 dan skor terendah yangmungkin dicapai adalah 25.

Berdasarkan analisis dengan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Observasi Kinerja Mengajar Guru Bersertifikasi

Instrumen N Min. Max. Mean Std. Dev

Observasi Kinerja Mengajar Guru Berserfitikasi

37 70,00 97,00 84,89 6,81

Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa

(2)

bersertifikasi 25, nilai butir tertinggi 4 sedangkan nilai butir terendah 1, maka mean hipotetik dapat dihitung sebagai berikut:

Mean Hipotetik = ((JBV × NBT) + (JBV × NBR))/2

= ((25 × 4) + (25 × 1)) / 2

= (100 + 25) / 2

= 62,5

Hasil tersebut menunjukkan bahwa mean

empiric > mean hipotetik. Jadi dinyatakan bahwa kinerja mengajar guru bersertifikasi baik.

Selanjutnya untuk mengetahui kecenderungan skor variabel observasi kinerja mengajar guru ber-sertifikasi diperoleh hasil sebagai berikut: Mi = 84,89 dan SDi = 6,81, maka rentang skor kategori kinerja mengajar guru bersertifikasi dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Kecenderungan Skor Observasi Kinerja Mengajar Guru Bersertifikasi

Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase

Tinggi >91,70 5 13,51% Sedang 79,09-91,70 27 72,98% Rendah <78,09 5 13,51% Jumlah 37 100,00%

(3)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari hasil observasi kinerja mengajar guru berserti-fikasi dalam kategori tinggi sebanyak 5 guru (13,51%), kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam kategori sedang sebanyak 27 guru (72,98%), dan kinerja mengajar guru dalam kategori rendah sebanyak 5 guru (13,51%). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum rata-rata kinerja mengajar guru setelah lulus sertifi-kasi dan memperoleh tunjangan profesi berada pada kategori baik.

4.2

Hasil Angket

Data nilai hasil angket terhadap kinerja menga-jar guru bersertifikasi dalam penelitian ini adalah instrumen sejumlah 30 item. Skor yang digunakan dalam instrumen (angket) antara 1-4, maka skor tertinggi yang mungkin dicapai adalah 120 dan skor terendah yang mungkin dicapai adalah 30, maka mean hipotetik angket kinerja mengajar guru bersertifikasi dapat dihitung sebagai berikut:

Mean Hipotetik = ((JBV × NBT) + (JBV × NBR))/2

= ((30 × 4) + (30 × 1)) / 2

= (120 + 30) / 2

(4)

Berdasarkan analisis dengan program SPSS, diperoleh hasil statisrik deskriptif angket kinerja mengajar guru bersertifikasi sebagai berikut:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Angket Kinerja Mengajar Guru Bersertifikasi

Instrumen N Min. Max. Mean Std. Dev

Observasi Kinerja Mengajar Guru Berserfitikasi

37 87,00 120,00 101,30 10,33

Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa mean empirik hasil observasi kinerja mengajar ber-sertifikasi sebesar 101,30. Hasil tersebut menunjuk-kan bahwa mean empirik > mean hipotetik. Jadi dinyatakan bahwa kinerja mengajar guru bersertifikasi cenderung baik.

(5)

Tabel 4.4

Kecenderungan Skor Angket Kinerja Mengajar Guru Bersertifikasi

Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase

Tinggi >111,63 8 21,62% Sedang 90,96-111,63 26 70,27% Rendah <90,96 3 8,11% Jumlah 37 100,00%

Sumber: Data primer yang diolah, 2013

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari hasil angket kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam kategori tinggi sebanyak 8 guru (21,62%), kinerja mengajar guru bersertifikasi dalam kategori sedang sebanyak 26 guru (70,27%), dan kinerja mengajar guru dalam kategori rendah sebanyak 3 guru (8,11%). Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum rata-rata kinerja mengajar guru setelah lulus serti-fikasi dan memperoleh tunjangan profesi berada pada kategori baik.

4.3

Pembahasan

(6)

kinerja guru setelah lulus sertifikasi dan mendapat tunjangan profesi berada pada standar umum kinerja.

Pada instrumen no 1 yaitu kemampuan menyajikan materi , instrumen no 3 penggunaan metode dan no 5 tentang kesesuaian alat peraga yang digunakan dengan materi serta tujuan pembelajaran dalam Rencana Pembelajaran rata-rata memperoleh skor 3 . Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan pembelajaran baru pada batas biasa belum maksimal. Dalam penyajian materi alat peraga belum digunakan secara maksimal artinya alat peraga yang digunakan masih menggunakan produk perusahaan belum hasil buatan guru itu sendiri.

Keterlibatan siswa dalam pembelajaran seperti pada instrumen no 7 juga masih didominasi oleh guru , siswa belum terlibat sepenuhnya .Instrumen no 11 yaitu pada akhir pembelajaran guru membuat rangkuman tetapi belum ada tidak lanjut atau reflaksi. Rangkuman yang dibuat merupakan hasil rangkuman dari guru bersama-sama dengan siswa.

(7)

Pada butir evaluasi yaitu pada no 19 sampai dengan no 25 rata-rata guru sudah melaksanakan , hanya saja masih standar, misalny dalam memberikan evaluasi belum diadakan tindak lanjut sesuai dengan kemampuan dan kesulitan siswa masing-masing . Tetapi ada juga butir yang menonjol yang memperoleh skor 4 yaitu instrumen no 2,9,13,16,20,dan 24. Pada instrumen no 2 menunjukkan kemampuan guru dalam memberikan penjelasan disertai contoh sehingga siswa lebih cepat memahami materi .

Instrumen no 9 dan 16 tentang cara guru bertanya dalam pembelajaran sangat memotivasi siswa ,sehingga kemampuan untuk bertanya semakin tinggi. Dalam pembelajaran di kelas pun suasana sangat mendukung sesuai dengan instrumen no 20 . Anak tertarik untuk belajar lebih dalam di sekitar siswa ditemui berbagai pendukung yang memungkinkan siswa mempunyai rasa ingi tau.

Waktu yang digunakan guru dalam

pembelajaran sesuai dengan materi yang disiapkan. Secara keseluruhan hasil observasi kinerja mengajar guru bersertifikasi pada kategori baik.

(8)

meliputi kegiatan pada eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi pada kategori sangat setuju artinya baik. Dari beberapa item di atas menunjukkan bahwa hasil angket yang disebar menunjukkan hasil baik. Hanya pada pembuatan RPP saja yang masih perlu penekana untuk dapat membuat sendiri , karena rata-rata RPP copy paste.

Adapun dalam pelaksanaan pembelajaran seperti pada item no 7 sampai dengan no 23 masuk pada kategori setuju. Item –item tersebut yaitu kemmpuan menyajikan materi, penggunaan alat bantu, serta langkah yang dilaksanakan guru sudah melaksanakan dengan baik, runtut, dan menggunakan alat peraga. Pada item pemberian motivasi, refleksi, keaktifan siswa dan kemampuan bertanya rata-rata pada kategori setuju. Kesimpulan dari item tersebut adalah bahwa kinerja guru pada dasarnya baik.

(9)

Dengan berbekal kebiasaan yang mereka laku-kan tanpa perencanaan pun pembelajaran dapat ber-jalan. Guru sudah hafal dengan materi pembelajaran yang karena sudah bertahun-tahun mengajar. Dalam proses pembelajaran juga masih konvensional, guru mendominasi tanpa memberi kesempatan pada siswa untuk dapat aktif dalam pembelajaran seperti yang tertera pada instrumen nomor 7.

Pembelajaran yang dicapai mencakup semua ranah yaitu afektif, koqnitif, dan psikomotorik Tetapi Guru hanya menekankan faktor ingatan saja tanpa memperhatikan bahwa anak butuh yang lain. Pena-naman sikap pada siswa sering terabaikan misalnya etika dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana sikap anak jika berbicara dengan orang yang lebih tua, bagaimana jika kita diberi sesuatu dari orang lain dan masih banyak hal lain yang semestinya anak dalam bimbingan guru. Guru beranggapan anak sudah dapat menanggapi dengan situasi yang mereka hadapi. Dilihat dari segi keterampilan siswa masih perlu arahan dan bimbingan, akan tetapi kesem-patan ini masih terbatas.

(10)

pada item memberi motivasi pada siswa ini di- lakukan oleh guru tetapi hanya pada anak-anak tertentu saja.

Pengukuran anak pandai hanya tampak jika hasil ulangannya baik. Sementara sikap anak belum dijadikan standar dalam penilaian, hal ini tampak dalam hasil observasi bahwa dalam melaksanakan penilaian guru menggunakan instrumen yang belum lengkap.

Penggunaan metode, alat peraga dan fasilitas yang lain masih didominasi oleh guru. Hal lain yang menunjukkan kinerja tidak tinggi karena penguasaan materi. Penguasaan materi sangat berpengaruh terha-dap kinerja guru. Dengan berbekal materi yang kuat guru akan dapat memaksimalkan kinerjanya.

(11)

Hal yang menunjukkan kinerja mengajar guru pada kategori cukup baik dapat dilihat dari langkah-langkah dalam pembelajaran serta keterlibatan siswa dalam penggunaan alat peraga. Langkah dalam penyampaian materi sudah runtut sesuai dengan yang ada pada perncanaannya , hanya masih perlu untuk dikembangkan.

Dalam penyajian materi guru belum maksimal hanya berbekal satu atau dua bahan ajar saja, belum dapat memanfaatkan fasilitas yang ada misalnya komputer atau internet. Pada era seperti sekarang banyak pengetahuan yang bisa diperoleh dari internet sementara guru belum menguasai.

Dalam hal pengelolaan kelas dan waktu yang digunakan juga masuk dalam kategori cukup baik, ini tercermin saat pembelajaran berlangsung bahwa interaksi yang terjadi antara guru dan siswa cukup baik, namun guru kurang memberi kesempatan pada siswa untuk mau bertanya, mampu menganalisis apa yang pelajari sehingga siswa dapat menemukan hasil belajar yang mereka inginkan.

(12)

lengkap. Siswa yang berhasil menuntaskan KKM juga masih diperlakukan sama dengan yang lain, belum rutin dalam memberikan pengayaan. Perlakuan ini juga merupakan penyebab hasil angket pada item guru melakukan langkah yang tepat pada siswa yang belum dan sudah mencapai KKM, karena perlakuan guru yang sama terhadap siswa tersebut.

Pada saat memberikan refleksi setelah proses pembelajaran sedikit guru yang sudah melaksanakan-nya, rata-rata guru belum melakukan refleksi, juga dalam pemantauan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja guru.

Pada 3 item berikut yaitu, memotivasi siswa untuk bertanya, membuat siswa aktif, dan memberi-kan perhatian pada siswa yang kurang mampu atau lambat dalam menerima materi, di sini guru juga dalam kategori baik. Guru cukup mampu membuat siswa berani bertanya karena beranggapan jika bertanya akan menunjukkan kekurangannya ini yang belum dapat dilakukan oleh guru agar menanamkan pengertian tersebut.

(13)

begitu juga dalam hal memberikan perhatian terhadap siswa yang kurang mampu dalam arti dengan cepat dapat menerima pelajaran. Di sini guru dituntut untuk dapat mengubah peran, bagaimana siswa yang kurang tersebut tidak merasa kurang sehingga tidak merasa minder dengan demikian akan dapat mengikuti pem-belajaran dengan baik.

Kriteria yang menunjukkan hasil tinggi pada angket adalah penggunaan bahasa dalam menyampai-kan pembelajaran. Hampir semua responden mengisi sangat setuju. Hal ini juga di tunjukkan saat penulis mengadakan observasi di lapangan. Komunikasi dan penggunaan bahasa yang baik akan mempercepat proses pembelajaran.

Dibanding hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmini dalam persepsi guru non sertifikasi terhadap etos dan kinerja guru bersertifikasi yang menunjukkan bahwa kinerja mengajar guru-guru bersertifikasi cen-derung sama denga guru-guru yang belum sertifikasi tidak ada perbedaan yang signifikan . Hanya beberapa orang guru saja yang mempunyai kinerja tinggi dan hal ini terjadi di gugus cengkeh kecamatan Kandangan.

(14)

latar belakang pendidikan menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan.

Jika dibandingkan dengan dua peneliti terda-hulu, maka hasil penelitian yang dilakukan saat ini dengan judul Kinerja mengajar guru-guru berserti-fikasi pada daerah binaan 3 Kecamatan Kranggan juga menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak ada perbe-daan yang signifikan kinerja mengajar guru bersertifikat.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program sertifikasi yang digelontorkan pemerintah dengan dana yang tidak sedikit tidak membuat kinerja para guru menjadi optimal.

Hasil telaah dokumen menunjukkan bahwa kualitas RPP yang disusun oleh guru baru mencapai nilai cukup dari kualitas yang diharapkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kualitas RPP yang disusun oleh para guru yang sudah sertifikasi dan mendapatkan tunjangan profesi masih belum optimal. Hal ini terjadi karena sebagian besar guru dalam membuat silabus dan RPP copy paste dari teman profesi guru lain dan ada juga yang mengedit silabus dan RPP tahun ajaran sebelumnya.

(15)

katan sistem yang mengutamakan keterpaduan antara tujuan/kompetensi, materi, kegiatan belajar dan evaluasi (Niron, 2009: 26). Maka apabila guru dalam membuat silabus dan RPP hanya mengandalkan copy

paste akan membuat guru menjadi kurang atau

bahkan tidak kreatif, sehingga proses pembelajaran menjadi monoton dan tidak berkembang. Hal inilah yang membuat peneliti tidak mencamtumkan secara rinci tentang dokumen RPP yang dibuat oleh guru-guru.

Burhanuddin (2001:272) menyatakan bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru selaku individu, yakni:

1. Kemampuan. Penguasaan terhadap kompeten-si kerja mutlak diperlukan guna mencapai sasaran kerja. Kemampuan guru dalam halini mampu menguasai empat kompetensi dasar sebagaimana dipersyaratkan Undang-Undang;

2. Motivasi, yaitu pemberian suatu insentif yang bisa menarik keinginan seseorang untuk melaksanakan sesuatu. Motivasi tidak terlepas dari kebutuhan dan dorongan yangada dalam diri seseorang yang menjadi penggerak, energi dan pengaruh segenap tindak manusia;

3. Dukungan yang diterima, merupakan menifes-tasi kebutuhan sosial terhadap tugas dan tanggung jawab yang telah dilaksanakan;

(16)

memberikan manfaat baik bagi individu pelak-sana tugas maupun orang lain,terutama dalam satuan organisasi kerja;

5. Hubungan mereka dengan organisasi. Hubung-an Hubung-antara guru dengHubung-an orgHubung-anisasi harus ber-jalan secara kondusif. Hubungan yang kondu-sif dapat diciptakan apabila masing–masing anggota organisasi mengetahui batas-batas tugas, tanggung jawab dan wewenangnya dalam menjalankan tugas.

Mangkunegara (2001: 87) menyoroti faktor internal yang mempengaruhi kinerja, yaitu: (1) Faktor kemampuan. Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang se-suai dengan keahliannya; (2) Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attiude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk men-capai tujuan kerja. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal. David McClelland (Mangkunegara, 2001:68), berpendapat

bahwa, “Ada hubungan yang positif antara motif

berprestasi dengan pencapaian kerja”. Motif

(17)

Gambar

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Observasi
Tabel 4.2 Kecenderungan Skor Observasi
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Angket
Tabel 4.4 Kecenderungan Skor Angket

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Pejabat Pengadaan Dinas. Kebudayaan dan Pariwisata

Tugas dikerjakan secara individu, dan dikumpulkan dalam bentuk laporan tercetak (hard copy) pada hari jadwal Ujian Akhir Semester.. Nilai Tugas ini digunakan sebagai pengganti

Indikator penelitian self-control adalah: (1) kemampuan mengontrol perilaku yang dinilai berdasarkan kemampuan pengendara menahan diri untuk tidak beradu kecepatan

[r]

Dengan ini diumumkan sebagai Pemenang untuk Pengadaan Langsung “ Perbaikan Sarana Dan Prasarana Pedesaan Desa Kembang Kecamatan Todanan ” dengan nilai Pagu HPS Rp.

[r]

Oleh karena itu untuk membakar bensin dengan cepat, bensin harus di campur (diatomisasikan) dengan udara, sehingga proses pembakaran lebih cepat dan tenaga yang

Stroke 3: Combustion (roughly constant volume) occurs and product gases expand doing work Stroke 4: Product gases pushed out of the cylinder through the exhaust valve..