• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232008158 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232008158 Full text"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

i

PROSEDUR AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 PADA PT COCA-COLA AMATIL

INDONESIA SEMARANG JAWA TENGAH Halaman Judul

Halaman judul Oleh:

AGUSTINUS ZULIYANTO 232008158

LAPORAN MAGANG

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)
(3)
(4)

iv ABSTRACT

PT. Coca Cola Amatil is one company that is engaged in the production of beverages. In conducting its business involves many processes necessary to support the smooth operation of the production and distribution. Tax accounting is very well used in operating activities in the production and distribution. In this study, research or internship will be done about the accounting procedure for value added tax and income tax article 23 at PT Coca Cola Amatil Indonesia Semarang, Central Java. Of this apprenticeship can be concluded that the accounting procedures VAT PT. Coca Cola Amatil in accordance with Indonesian Government Regulation No. 1 of 2012 on the implementation of Law No. 8 of 1983 on Value Added Tax on Goods and Services and Sales Tax on Luxury Goods amended by Act No. 42 of 2009 third Amendment to Act No. 8 of 1983 on Value Added Tax on goods and services and sales tax on luxury goods. As for withholding tax in accordance with article 23 Regulation of the Director General of Taxation No. PER-70/PJ/2007.

(5)

v SARIPATI

PT. Coca Cola Amatil merupakan salah satu perusahan yang bergerak dalam bidang produksi minuman. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya perlu membutuhkan banyak proses kegiatan operasi untuk menunjang kelancaran dalam produksi dan distribusinya. Akuntansi perpajakan sangat baik digunakan dalam kegiatan operasi dalam produksi maupun distribusi. Pada penelitian ini akan dilakukan penelitian atau magang tentang Prosedur Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan pasal 23 pada PT Coca Cola Amatil Indonesia Semarang Jawa Tengah.

Selama 3 bulan magang ini dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur akuntansi Pajak Pertambahan Nilai PT. Coca Cola Amatil telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No 42 Tahun 2009 tentang Perubahan ketiga atas Undang-undang No 8 tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Sedangkan mengenai pemotongan Pajak Penghasilan pasal 23 telah sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor PER-70/PJ/2007.

(6)
(7)

vii

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas kasih setia dan tuntunan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang ini dengan baik. Penulis

menyadari bahwa penulisan laporan magang ini dapat terselesaikan berkat bantuan

serta dorongan dari berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Keluarga tercinta, ibu, dan kakak kakak yang telah memberikan

dukungan doa dan motivasi dalam menyelesaikan laporan magang ini.

2. Ibu Dr. Suzy Noviyanti, MM., CPA., yang telah membimbing,

mengarahkan, dan mendukung penulis selama kegiatan magang

dilakukan hingga laporan magang ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Hari Sunarto, SE, M.Com, Ph.D., selaku dekan Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

4. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA selaku kepala program studi

akuntansi.

5. Ibu Supatmi, SE selaku wali studi.

6. Dosen – dosen FEB UKSW yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama menempuh studi di Universitas Kristen Satya

Wacana.

7. Ibu Ida Lukitowati yang telah memberikan ijin kepada penulis sehingga

dapat melaksanakan kegiatan magang di PT. Coca Cola Amatil

Indonesia Semarang Jawa Tengah.

8. Bapak Nurochman selaku Tax Manager yang telah membimbing selama

proses magang berkenan memberikan data.

9. Veronika Vera Syuliyanti yang selalu menemani, memberikan

(8)

viii

10. Teman – teman seperjuangan, Yustinus, Ucok, Candra, Yosef, Ivan dan teman – teman angkatan 2008 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. 11. Teman – teman maupun pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu, terimakasih untuk segala dukungan dan doa yang

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman Judul………. i

Halaman Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan Keaslian Laporan Magang ... iii

Abstract ... iv

A. Pengertian Akuntansi………. 5

B. Perpajakan……….. 5

C. Jenis Pajak……….. 6

D. Pajak Penghasilan pasal 23……… 7

E. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)………..9

F. Pajak Keluaran dan Pajak Masukkan……… 12

G. Pelaporan dan penyetoran PPN………. 13

H. Faktur pajak ……….. 13

I. Nota retur………16

Bab III Metode Magang………17

(10)

x

B. Pelaksanaan program kerja dan data yang digunakan………17

C. Teknik Pengumpulan Data……… 19

Bab IV Analisis Dan Pembahasan……….……….. 20

A. Sejarah Singkat Coca-Cola……….………. 20

B. Visi dan Misi PT Coca Cola Amatil……….………22

C. Jenis-jenis jasa yang terdapat pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java………..23

D. Struktur Organisasi Finance Departement……….……...23

E. Unit kerja magang……….……23

F. Perhitungan dan pembayaran PPh Ps.23 dan PPh Ps.4 ( 2 ) Final…….. 31

Bab V PENUTUP………. 34

A. Kesimpulan………. 34

B. Saran………....35

Daftar Pustaka………37

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Tarif Pajak Penghasilan pasal 23 ... 41

Lampiran 2: Faktur Pajak keluaran ... 45

Lampiran 3: NOTA RETUR ... 46

Lampiran 4 : Struktur Organisasi Finance Departement... 47

Lampiran 5 : Kuitansi... 48

Lampiran 6: Purchase Order (PO)... 49

Lampiran 7: Faktur Pajak Masukan ... 50

Lampiran 8: Surat Jalan ... 51

Lampiran 9: Sales Invoice untuk Penjualan Produk ... 52

Lampiran 10 : Bukti Potong PPh pasal 23 ... 53

Lampiran 11: Unduhan Data ... 54

Lampiran 12 a: Tanda Terima SKPD... 55

Lampiran 12 b: Bukti Pembayaran Pajak Air ke PEMDA ... 56

Lampiran 12 c: Jumlah Pembayaran Pajak Air (ABT ... 57

Lampiran 12 d: Rekapan Bulanan Pajak Air... 58

Lampiran 12 e: SKPD (SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH ... 59

Lampiran 13 a: Dokumen PPN pada Delivery Order ... 60

Lampiran 13 b: Invoice untuk Delivery Order ... 61

Lampiran 13 c: Kuitansi Delivery Order ... 62

Lampiran 14 a: Kuitansi penjualan barang bekas (Receipt Voucher ... 63

Lampiran 14 b: Rekapan penjualan barang bekas... 64

Lampiran 14 c : Sales Invoice untuk barang bekas ... 65

Lampiran 15: SPT MASA PPN ... 66

Lampiran 16: Laporan Kegiatan Magang ... 67

Lampiran 17 : Surat Keterangan Magang ... 76

(12)

xii

DAFTAR BAGAN

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan suatu sumber pendapatan pada suatu negara yang sampai

sekarang menjadi bagian yang paling utama bagi kesejahteraan masyarakat di

Indonesia. Semakin lama pajak menjadi andalan yang digunakan untuk masukkan

negara. Pajak adalah kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat baik pribadi

maupun badan dari pendapatan atau penghasilannya kepada pemerintah yang

ditujukan untuk kegiatan pembangunan di segala bidang disektor publik. Sektor

perpajakan merupakan salah satu sumber penerimaan dalam negeri yang utama bagi

Indonesia, untuk itu Negara Indonesia menghimpun dana tarsebut mengingat sangat

banyaknya penduduk Indonesia dan potensial sebagai sumber pajak. Dari segi

ekonomi, pajak merupakan suatu pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke

sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi arus dana, daya

beli dan kemampuan belanja pada suatu perusahaan.

Sistem perpajakan yang terdahulu adalah official assesment system dimana

petugas pajak atau fiskus berhak sepenuhnya terhadap pajak tersebut. Sistem

pemungutan pajak yang dianut di Indonesia pada saat ini adalah self assesment

system. Jadi pada sistem pemungutan ini wajib pajak diberikan kepercayaan penuh

oleh direktorat jenderal pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri

jumlah pajak yang terhutang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Tujuan dari system ini adalah untuk meningkatkan partisipasi rakyat agar

(14)

2

Peran dan fungsi pajak sangatlah penting dalam menunjang pengeluaran

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dalam pembiayaan pengeluaran

pemerintah maupun dalam pengelolaan dan pengendalian kebijakan ekonomi makro.

Pajak penjualan telah ada sejak zaman dahulu, pajak pada penjualan

dikenakan terhadap barang-barang yang dijual dipasar atau melalui

pelanggan-pelanggan setelah Perang Dunia Pertama, pajak pada penjualan mulai berkembang

dengan pesat dan menjadi pajak yang sangat diperlukan oleh seluruh negara di dunia.

Dari berbagai jenis pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah, Pajak

Pertambahan Nilai merupakan salah satu jenis pajak yang diharapkan dapat

memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan negara. Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) mulai diperkenalkan di Indonesia sejak 1 April 1985 untuk

menggantikan pajak penjualan (PPn). Hal ini dituangkan dalam UU No. 8 tahun

1983. Pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dikenakan atas penyerahan

barang atau jasa kena pajak didaerah pabean yang dilakukan oleh pabrikan, penyalur

utama atau agen utama, importir, pemegang hak paten atau merek dagang dari suatu

barang atau jasa kena pajak tersebut. Setiap pembelian barang yang ada hubungannya

secara langsung dengan barang yang akan dihasilkan atau dijual, maka atas pajak

yang dikenakan terhadap barang tersebut, oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)

merupakan pajak masukan yang besarnya 10% dari harga beli barang, sedangkan bila

barang tersebut akan menambahkan 10% dari harga jual sebelum pajak sebagai PPN

yang merupakan pajak keluaran untuk masa pajak yang bersangkutan.

PT. Coca-Cola Amatil merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam

bidang produksi dan pemasaran minuman. Dalam proses memproduksi minuman

tersebut, PT. Coca-Cola Amatil membutuhkan banyak bahan untuk minuman,

peralatan seperti mesin-mesin dan juga kaleng dan botol untuk mengemas minuman

(15)

3

dengan supliyer. Mulai dari pembelian bahan untuk produksi itulah terjadi suatu

Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Negara.

Selain itu pajak penghasilan pasal 23 juga akan memberikan banyak

kontribusi pada negara, dimana banyak perusahaan jasa yang memberikan jasanya

untuk keperluan perusahaan perusahaan lain. PPH pasal 23 mengatur mengenai

pemotongan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri

dan badan usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan modal, penyerahan jasa,

atau penyelenggaraan kegiatan selain yang dipotong pada pajak PPH 21. Sebagai

contoh pada perusahaan membutuhkan jasa untuk memperbaiki komputer yang rusak

atau reparasi AC. Dari perbaikan / reparasi itu makan pendapatan perusahaan jasa

langsung dikurangi pajak atas jasa yang dilakukannya. Pajak akan langsung dipungut

oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya utnuk mengurangi penghasilan dari

perusahaan jasa.

B. Target Magang

Target magang dalam melaksanakan kegiatan magang adalah:

a) Untuk mengetahui bagaimana Prosedur Akuntansi Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penghasilan pasal 23 pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia

Semarang secara spesifik.

b) Untuk mengetahui proses perhitungan dan pencatatan ke dalam SPT sesuai

dengan kondisi perusahaan.

c) Mengetahui perkembangan dalam praktik perpajakan dunia kerja.

C. Manfaat dan Tujuan Magang

(16)

4

1) Pemagang dapat menerapkan ilmu dan mengetahui masalah masalah yang ada

dalam dunia kerja secara nyata dan juga dapat beradaptasi didalam lingkungan

kerja agar pemagang dapat bersosialisasi dengan mudah dilingkungan yang

baru.

2) Manfaat yang didapat oleh perusahaan adalah pengalaman pemagang dalam

dunia perkuliahan dan dunia kerja pasti berbeda sehingga dapat terjadi tukar

menukar pikiran antara perusahaan dan pemagang. Dan biasanya dengan

adanya pemagang dapat lebih meringankan pekerjaan perusahaan.

3) Tujuan kegiatan magang ini adalah untuk memahami dan praktik langsung ke dunia yang nyata proses akuntansi Pajak pertambahan Nilai dan Pajak

Penghasilan pasal 23 pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia Semarang dan

pemagang mendapatkan ilmu dan pengalaman kerja yang tidak didapatkan

(17)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Prosedur Akuntansi

Menurut Mulyadi (2008 : 45) menerangan bahwa “Prosedur adalah suatu

urutan klerikal (tulis menulis, menggandakan, mengitung, membandingakan antara

sumber dengan data pendukung kedua belah pihak), biasanya melibatkan beberapa

orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penaganan

secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.

Mardiasmo (2000 : 1) mengemukakan bahwa “Akuntansi adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk dilakukannya

penilaian dan pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang

menggunakan informasi keadaan suatu perusahaan”.

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa prosedur akuntansi

merupakan suatu urutan klerikal yang melibatkan beberapa orang atau departemen

secara seragam dan terjadi berulang-ulang untuk melakukan proses mengidentifikasi,

mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk dilakukan suatu pengambilan

keputusan secara jelas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi perusahaan.

Tujuan dari akuntansi yang utama adalah menghasilkan atau menyajikan

informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang

berkepentingan. Akuntansi pada umumnya menyajikan informasi ekonomi kepada

banyak pihak yang memerlukan, sehingga akuntansi akuntansi juga sering disebut

dengan bahasa dunia usaha karena akuntansi merupakan alat komunikasi dan

informasi bagi pihak-pihak yang memerlukannya seperti investor.

Dari pengertian tersebut dapat diambil suatu tujuan dari akuntansi yang utama

(18)

6

ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Akuntansi pada umumnya

menyajikan informasi ekonomi kepada banyak pihak yang memerlukan, sehingga

akuntansi akuntansi juga sering disebut dengan bahasa dunia usaha karena akuntansi

merupakan alat komunikasi dan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukannya

seperti investor.

B. Perpajakan

Drs. Muda Markus (2005) mengemukakan bahwa: pajak adalah sebagian

harta kekayaan rakyat (swasta) yang berdasarkan undang-undang, wajib diberikan

oleh rakyat kepada Negara tanpa mendapat kontra prestasi secara individual dan

langsung dari Negara, serta bukan merupakan pinalti, yang berfungsi sebagai:

1. Dana untuk penyelenggaraan Negara dan sisanya, jika ada, digunakan

untuk pembangunan, serta

2. Sebagai instrument atau alat untuk mengatur kehidupan social ekonomi

rakyat.

Dalam bukunya Wirawan B. Ilyas (1990:5) menurut Prof. DR. Rochmat

Soemitro menyatakan bahwa: pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan

Undang-Undang dengan tidak mendapat kontraprestasi, yang langsung dapat

ditunjuk dan diggunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran Negara.

Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ciri-ciri atau sifat pajak

adalah sebagai berikut:  Harta kekayaan rakyat  Berdasarkan undang-undang  Sebagian wajib diberikan Negara

 Tanpa mendapat kontra prestasi secara langsung  Bukan merupakan pinalti

(19)

7

membiayai pembangunan. Fungsi regulair yaitu sebagai alat untuk mengatur

kehidupan social ekonomi dan budaya rakyat.

C. Jenis Pajak

Menurut lembaga pemungutnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:  Pajak pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga Negara.

 Pajak daerah, merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah meliputi:

a) Pajak provinsi, contoh pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan

bakar kendaraan bermotor.

b) Pajak kabupaten atau kota, contoh: pajak hotel, pajak restoran, pajak

hiburan.

Jadi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang proses

pungutannya langsung oleh pemerintah pusat pada suatu Negara. Negara akan

langsung mengambil tanpa melewati daerah yang bersangkutan. PPN dipungut oleh

bendaharawan, kantor pembendaharawan dan kas Negara yang telah ditetapkan oleh

Direktorat Jenderal Pajak.

Pemungutan pajak dapat dilakukan kepada orang pribadi/ perseorangan

ataupun badan usaha yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif sebagai wajib

pajak, dan secara langsung mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan

ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan (UU No. 28 tahun 2009 pasal

2).

Setiap wajib pajak berhak untuk mendaftarkan diri ke Kantor Pelayanan Pajak

untuk mendapatkan NPWP, yang berfungsi sebagai tanda pengenal atau identitas bagi

wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan dan mendapatkan

(20)

8

Dengan adanya sistem self assesment, memberikan kemudahan serta

kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung sendiri jumlah pajak yang

terutang, memperhitungkan jumlah pajak yang telah dibayar sendiri, melunasi

kekurangan dan melaporkan pemenuhan kewajiban perpajakan di Kantor Direktorat

Jenderal Pajak. Dalam system ini WP bersifat lebih aktif, sedangkan fiskus atau

pemerintah hanya sebagai pengawas. Begitu juga yang diterapkan pada PT. Cola Cola

Amatil Indonesia Semarang.

D. Pajak Penghasilan pasal 23

Thomas Sumarsan, SE., MM. (2012 : 301) mengemukakan bahwa Pajak

Penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang berasal dari

modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh

21.

1) Pemotong PPh pasal 23

Pajak penghasilan 23 dipotong atas penghasilan yang terdiri dari deviden,

bunga, royalti, hadiah dan penghargaan, sewa, dan imbalan yang sehubungan dengan

jasa teknik.

Dalam bukunya Supramono dan Theresia Woro Damayanti (2010: 85) pemotong PPh

23 terdiri dari:

1. Badan pemerintah,

2. Subjek pajak badan dalam negeri,

3. Penyelenggara kegiatan,

4. Bentuk Usaha Tetap (BUT),

5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya,

6. Orang pribadi tertentu yang ditunjuk oleh kepala kantor pelayanan pajak

sebagai pemotong pph 23 yaitu akuntan, arsitek, dokter, notaris, Pejabat

Pembuat Akta Tanah (PPAT) kecuali (PPAT) tersebut adalah camat,

(21)

9

yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan atas

pembayaran berupa sewa.

2) Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23

Adapun subjek pajak yang menjadi penerima dari penghasilan tersebut adalah:  Wajib pajak (WP) dalam negeri.

 Badan Usaha Tetap (BUT).

3) Tarif pajak penghasilan pasal 23:

Tarif pajak penghasilan pasal 23 dari Peraturan Dirjen Pajak nomor

PER-70/PJ./2007 dapat dilihat pada lampiran 1.

Drs. Muda Markus (2005:153), mengatakan bahwa peristiwa peristiwa yang

mendapat menimbulkan terjadinya pajak penghasilan pasal 23 adalah sebagai berikut:

1) Penghasilan dari modal atau penggunaan harta,

2) Penghasilan dari jasa tertentu,

3) Penghasilan berupa hadiah atau penghargaan, dimana semua penghasilan

tersebut adalah objek PPh yang dikenai PPh bersifat final.

Jenis-jenis penghasilan yang dapat dipotong pajak oleh pihak yang wajib

membayarkan yaitu:

1. Deviden,

2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan

pengembalian hutang,

3. Royalty, atau imbalan atas penggunaan hak,

4. Hadiah , penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong pajak

(22)

10

5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali

dikenai pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dengan pasal 4 ayat (2),

6. Imbalan sehubungan dengan jasa tehnik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa

konsultan dan jasa lain selain jasa yang dipotong PPh pasal 21.

E. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai tahun 2010 menyatakan bahwa:

Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak konsumsi barang dan jasa di Daerah pabean

yang dikenakan secara bertingkat disetiap jalur produksi dan distribusi. Pengenaan

Pajak Pertambahan Nilai sangat dipengaruhi oleh perkembangan transaksi bisnis serta

oleh konsumsi masyarakat yang merupakan objek Pajak Pertambahan Nilai.

PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap nilai tambah suatu barang

atau jasa dari kegiatan ekonomi disuatu Negara, yang di dalam Undang-Undang

disebut Daerah Pabean. Walaupun secara ekonomi makro pendekatan yang

digunakan didalam perhitungan nilai tambah ada beberapa metode, tetapi secara

sederhananya nilai tambah dapat dirumuskan nilai penjualan output dikurangi dengan

pembelian atau input. PPN merupakan pajak objektif yaitu PPN dikenakan terhadap

suatu peristiwa, kegiatan atau transaksi (objeknya), PPN dikenakan tanpa melihat

orang ataupun badan (subjek) yang melakukan peristiwa, kegiatan atau transaksi.

1) Subjek Pajak Pertambahan Nilai

Pemungut pajak pertambahan Nilai adalah bendahara pemerintah, badan, atau

instansi pemerintah yang ditunjuk oleh menteri keuangan untuk memungut,

menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh pengusaha kena pajak atas

penyerahan barang kena pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak kepada bendahara

(23)

11

Subjek Pajak pertambahan Nilai merupakan Pengusaha Kena Pajak yang

menjadi pemungut PPN. Pengertian pengusaha kena pajak diatur dalam UU no. 8

tahun 1983 dan telah diubah terakhir UU no. 42 tahun 2009 yaitu sebagai berikut :

Pengusaha kena pajak adalah pengusaha yang melakukan penyerahan barang kenan

pajak dan atau penyerahan jasa kena pajak yang dikenai pajak berdasarkan

Undang-Undang ini.

2) Prinsip pengenaan PPN

Rudy Suhartono (2007:5) mengemukakan bahwa PPN merupakan pajak atas

suatu konsumsi didalam negeri, maka dapat ditarik suatu prinsip pengenaan pajak

yaitu:

a) Prinsip asal (Origin Principle) yaitu PPN dikenakan di Negara tempat barang

atau jasa dihasilkan atau ditransaksikan itu berasal, sehingga ditempat tujuan

dari barang atau jasa yang dijual itu dipakai atau dikonsumsi tidak dikenakan

PPN.

b) Prinsip tujuan (Destination Principle) yaitu PPN dikenakan di Negara tempat

barang atau jasa yang ditransaksikan itu dimanfaatkan atau digunakan atau

dikonsumsi, sehingga di Negara tempat asal barang atau jasa tidak dikenakan

PPN.

3) Tarif Pajak Pertambahan Nilai

Menurut Drs. Muda markus (2005 : 344) tarif PPN diatur pada pasal 7

Undang-Undang PPN yaitu:

 Tarif PPN adalah 10% (sepuluh Persen)

Tariff 10% dikenakan atas setiap penyerahan BKP di dalam daerah pabean/

impor BKP/ penyerahan JKP di dalam daerah pabean / pemanfaatan BKP

tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam pabean / pemanfaatan JKP

(24)

12

 Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas ekspor barang kena pajak berwujud, ekspor barang kena pajak tidak berwujud, ekspor jasa kena pajak.

4) Barang Kena Pajak:

Barang kena pajak adalah barang berwujud yang menurut sifatnya atau

hukumnya dapat berupa barang bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan

pajak berdasarkan UU PPN.

Jenis barang yang tidak dikenakan PPN ditetapkan dalam Undang-Undang

No. 42 tahun 2009 pasal 4A atas dasar kelompok barang sebagai berikut:

 Barang dari tambang atau hasil pengeboran yang langsung diambil dari sumbernya.

 Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh orang banyak,

 Makanan dan minuman yang disediakan dihotel, restoran, rumah makan, warung dan sejenisnya,

 Uang, emas batangan, dan surat-surat berharga.

5) Jasa Kena Pajak:

Jasa kena pajak adalah suatu kegiatan pelayanan berdasarkan suatu perikatan

atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau kemudahan

atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk penghasilan

barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan

yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN.

Jenis-jenis jasa yang tidak dikenakan pajak berdasarkan UU No. 42 tahun 2009 pasal

4A yaitu:

 Jasa bidang pelayanan kesehatan medik,  Jasa bidang pelayanan sosial,

(25)

13

 Jasa bidang perbankan, asuransi, sewa guna usaha dengan hak opsi,  Jasa bidang keagamaan,

 Jasa bidang pendidikan,

 Jasa bidang kesenian dan hiburan yang telah dikenakan pajak tontonan,  Jasa bidang penyiaran yang bukan iklan,

 Jasa bidang angkutan umum di darat dan di air,  Jasa bidang tenaga kerja

 Jasa bidang perhotelan,

 Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan secara umum.

F. Pajak Keluaran dan Pajak Masukkan

Pengertian Pajak Keluaran dan Pajak Masukan

1. Pajak Keluaran

Pajak keluaran merupakan PPN terutang yang wajib dipungut oleh PKP

yang melakukan penyerahan BKP atau Penyerahan JKP,atau ekspor BKP,

ekspor BKP tidak berwujud dan ekspor jasa kena pajak. (UU no 42 tahun

2009 pasal 1).

2. Pajak masukan

Pajak masukan adalah PPN yang seharusnya dibayarkan oleh PKP karena

perolehan BKP dan atau penerimaan JKP atau pemanfaatan BKP tidak

berwujud dari luar daerah pabean dan atau pemanfaatan JKP dari luar

daerah pabean dan atau impor BKP. Perolehan BKP oleh pembeli (PKP)

dari Penjual (PKP), maka transaksi tersebut dibuat faktur pajak standar,

besar pajak masukan adalah 10% X harga beli atau perolehan. (UU no 42

(26)

14 G. Pelaporan dan penyetoran PPN

Perusahaan diwajibkan melaporkan seluruh perkreditan pajak keluaran dan

pajak masukan dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPN (SPT Masa

PPN). SPT Masa PPN disampaikan sendiri oleh perusahaan ke Kantor Pelayanan

Pajak, yang dilaporkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah masa pajak

diperiksa dan ditandatangani oleh Direktur Manager. (Seperti pada lampiran 15)

Resiko akan ditanggung oleh perusahaan bila tidak melakukan pemungutan

PPN, sanksi akan diterbitkan berupa Surat Keputusan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)

ditambah denda bungan keterlambatan 2% dari nilai dasar pengenaan pajak perbulan

maksimal 24 bulan.

Laporan mengenai pajak yang dipungut oleh perusahaan yang dikreditkan

dengan pajak masukan menimbulkan status kurang bayar (PPN keluaran > PPN

masukan) sehingga perusahaan membayar pajak melalui Bank dalam satu masa pajak

dilakukan dengan Surat pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai.

Proses penyetoran Pajak Pertambahan Nilai pada PT. Coca Cola Amatil sudah

dilakukan oleh kantor pusat Jakarta yang sudah dilakukan sentralisasi. Hanya dalam

perhitungan-perhitungan pajak dilakukan oleh PT. Coca Cola Amatil secara

tersendiri. Jumlah terutang akan dicatat dalam E-SPT yang selanjutnya dikirim ke

kantor pusat.

H. Faktur pajak

Faktur pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena

Pajak (PKP) yang melakukan penyerahan BKP atau Penyerahan JKP, atau bukti

pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan

Cukai. (UU no 42 tahun 2009 pasal 1).

Mekanisme PPN dikenal dengan 3 macam faktur pajak yaitu:

(27)

15

Faktur pajak standar merupakan faktur pajak yang dibuat untuk

masing-masing penyerahan BKP atau JKP. Dokumen- dokumen lain yang

diperlukan sebagai faktur pajak standar sepanjang memenuhi persyaratan

antara lain seperti:

 Pemberitahuan impor barang (PIB) yang dilampiri Surat Setoran Pajak Bea Cukai.

 Pemberitahuan Ekspor barang dilampiri dengan Invoice.  Surat Perintah Penyerahan Barang oleh BULOG/ DOLOG.

 Faktur Nota Bon Penyerahan yang dibuat oleh PERTAMINA atas penyerahan BBM/ bukan BBM.

 Tanda pembayaran untuk penyerahan jasa telekomunikasi.

 Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill) / Delivery Bill atas penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri.

 Surat Setoran pajak (SSP) untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah

pabean.

 Nota penjualan Jasa yang dibuat untuk penyerahan jasa ke pelabuhan.

 Tanda pembayaran / kuitansi listrik.

Faktur pajak pada PT. Coca Cola Amatil memiliki rangkap 2 yaitu:

(seperti pada lampiran 2)

 Lembar ke-1 : Berwarna putih untuk Pembeli Barang Kena Pajak atau Penerima Jasa Kena Pajak.

(28)

16

Dalam faktur pajak milik PT. Coca Cola Amatil harus dicantumkan

keterangan tentang penyerahan barang kena pajak (BKP) atau jasa kena

pajak (JKP) yang paling sedikit memuat:

a) Nomor penjualan,

b) Kode, nomor seri faktur pajak,

c) Nama, alamat, NPWP yang menyerahkan BKP / JKP,

d) Nama, alamat, NPWP yang merupakan pembeli BKP /JKP,

e) Nomor outlet supplier,

2. Faktur Pajak Gabungan

Faktur pajak gabungan merupakan faktur pajak standar yang dibuat

oleh PKP atas beberap kali penyerahan BKP atau JKP kepada pembeli

atau penerima jasa yang sama yang dilakukan pada satu masa pajak.

Faktur pajak ini harus dbuat selambat lambatnya pada akhir bulan

berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan BKP atau JKP. Tanggal

penyerhan pembayaran pada faktur pajak diisi dengan tanggal awal

penyerahan BKP atau JKP dengan melampirkan daftar tanggal penyerahan

dari masing-masing faktur penjualan.

3. Faktur Pajak Sederhana

Faktur pajak sederhana merupakan dokumen yang fungsinya

disamakan dengan faktur pajak. Faktur pajak sederhana diterbitkan oleh

PKP karene penyerahan BKP atau JKP kepada pembeli terakhir yang

(29)

17

bon kontan, faktru penjualan, karcis, kuitansi, yang dipakai sebagai tanda

bukti penyerahan atau pembayaran atas penyerahan BKP atau JKP oleh

PKP. Dalam PP-24/2002, PP-143/2000 pasal 13 faktur pajak sederhana

sedikitnya memuat:

 Nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.

 Jenis dan kuantum.

 Jumlah Harga Jual atau Penggantian yang sudah termasuk pajak atau besarnya pajak dicantumkan secara terpisah.

 Tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana.

I. Nota retur

Apabila dalam suatu penjualan terjadi barang rusak akan terjadi proses

pengembalian. Proses pengembalian tersebut mengakibatkan suatu pengurangan

pajak keluaran bagi pengusaha kena pajak karena barang yang sudah keluar tidak jadi

dibeli oleh konsumen. Nota retur harus dibuat pada saat pengembalian barang kena

pajak atau pembatalan JKP. (Dapat dilihat pada lampiran 3)

Nota retur memuat:

a. Nama, alamat, dan NPWP pembeli,

b. Nomor nota retur

c. Nomor seri dan tanggal faktur pajak dari BKP yang dikembalikan

d. Nama, alamat, NPWP PKP penjual, tanggal pengukuhan PKP yang

menerbitkan faktur pajak.

e. Jenis barang dan jumlah harga jual BKP yang dikembalikan.

f. PPN atas BKP yang dikembalikan.

g. PPnBM atas BKP yang tergolong mewah yang dikembalikan.

h. Alamat dan tanggal pembuatan nota retur.

(30)

18 BAB III

METODE MAGANG

A. Objek magang

Objek yang akan menjadi tempat pelaksanaan magang adalah PT. Coca-Cola

Amatil Indonesia Jawa Tengah. Pada saat melakukan konfirmasi, pemagang

ditempatkan pada finance office pada bagian Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan

PPH 23.

Nama Perusahaan : PT. Coca-Cola Amatil Indonesia Jawa Tengah

Alamat : Jl. Soekarno-Hatta Km. 30 Harjosari Bawen Kab.

Semarang

Contact person (finance) : Bapak Nurochman (Tax Manager)

Phone : (0298) 523333, (0298) 521766

B. Pelaksanaan program kerja dan data yang digunakan

Pemagang melaksanakan program kerja untuk proses pemagangan yang

dilaksanakan selama kurang lebih 12 minggu. Dimulai dari tanggal 2 januari sampai

28 maret 2013.

Table kegiatan selama kerja praktek.

No. KEGIATAN

JANUARI FEBRUARI MARET

Minggu ke Minggu ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengenalan lingkungan

perusahaan

(31)

19

yang dilakukan bagian

akuntansi dan ruang

Mengisi faktur pajak

Pertambahan Nilai

Menuliskan nomor seri

(32)

20 No.

KEGIATAN

JANUARI FEBRUARI MARET

Minggu ke Minggu ke Minggu ke

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

9 Mengkroscek faktur

pajak sesuai tanggal,

nomor seri, dan jumlah

PPN.

V V V V V V V V V V V V

10. Mengecek konfirmasi

pembayaran pajak

dengan Ms. Excel

V V V V V

11. Melakukan

perhitungan pajak

pertambahan nilai dari

air ABT (air bawah

tanah)

V V V V

12.

Melakukan pengecekan

terhadap data delivery

order.

V V V V V V V

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh dan

mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

(33)

21

Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap suatu objek yang akan

diteliti dalam suatu periode waktu singkat dengan tujuan untuk memperoleh suatu

gambaran mengenai objek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah alat atau cara untuk memperoleh data dan informasi

dengan mengajukan pertanyaan langsung (secara lisan) kepada seseorang yang

berwenang dalam bidangnya.

c. Studi Pustaka

Menggunakan referensi buku-buku dan Undang-Undang yang berkaitan

(34)

22 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat Coca-Cola

Coca Cola diperkenalkan oleh John Styth Pemberton dari Atlanta, Georgia,

Amerika serikat. Sirup karamel berwarna dalam sebuah ketel kuningan dibuat oleh

John S Pemberton, seorang ahli farmasi dikebun belakang rumahnya pada bulan mei

1886. Produk baru tersebut di distribusikan oleh John S. Pemberton pertama kali

dijalan Jacobs Phamachy (Rumah obat Jacobs) dengan menempatkan sirup tersebut

dalam sebuah teko. Minuman baru tersebut dijual dengan harga 5 sen per gelas. Air

berkarbonasi bercampur dengan sirup karamel tersebut, kemudian dikenal sebagai

minuman yang “Nikmat dan Menyegarkan”.

Rekan kerja dan pengurus keuangan bisnis Dr. Pemberton, yaitu Frank M

Robinson, kemudian menyarankan untuk mamakai nama dan tulisan “Coca Cola”

dengan huruf miring mengalir, yang sekarang menjadi terkenal diseluruh dunia.

Robinson berfikir bahwa dua huruf C akan terlihat bagus dalam iklan.

Tahun pertama, Dr. Pemberton menjual 25 galon sirup yang diangkut dalam

tong kayu berwarna merah menyala. Warna merah kemudian menjadi warna khusus

yang dihubungkan denga merk minuman nomor satu ini. Dr. Pemberton memperoleh

keuntungan kotor sebesar $50 dan menghabiskan $73.96 untuk iklan.

Tahun 1891, seorang Atlanta bernama Asa G.Ghandler, mengambil alih

kepemimpinan penu atas bisnis Coca Cola dan berhasil memperluas konsumsi Coca

Cola disetiap negara bagian dan wilayah Amerika.

Tahun 1919, the Coca Cola Company dijual pada kelompok investor denga

harga 25 juta Dollar. Robert W. Woodruff diangkat menjadi presiden The Coca Cola

Company pada tahun 1923, dan kepemimpinannya selama lebih dari 6 dekade telah

(35)

23 Produk minuman ringan

The Coca Cola memperhatikan keinginan konsumennya yang berbedaa

dimasing-masing negara dimana perusahaan tersebut beroperasi, dengan menciptakan

dan memperkenalkan produk-produk baru.

Diet Coke : diperkenalkan pada tahun 1982, merupakan Coca Cola diet nomot satu di

USA dan seluruh dunia. Oleh Advertising Agedgelari sebagai “Brand of Dekade”(merk abad ini) pada tahun 1990. Di Indonesia diluncurkan pada tahun 1986. Sprite : diperkenalkan pada tahun 1961, masuk kategori minuman ringan dengan penjualan terbaik nomor lima terbaik dunia. Di Indonesia diluncurkan pada tahun

1975 dan hingga saat ini telah menjadi minuman ringan dengan penjualan tertinggi

diantara kelompok produk Coca Cola di Indonesia.

Fanta : dikembangkan di Eropa selama perang dunia, merupakan minuman ringan dengan penjualan terbaik nomor 4 diseluruh dunia. Diperkenalkan di Indonesia pada

tahun 1973 dan sekarang menjadi salah satu minuman favorit remaja Indonesia.

Coca Cola di Indonesia

Coca cola mulai diperdagangkan pada tahun 1932 oleh De Netherlands

Indische Mneral Water pabrik jakarta dibawah manajemen Bernie Vonings dari

Belanda. Setelah proklamasi kemerdekaan dan masuknya para pemegang saham dari

Indonesia, perusahaan ini berganti nama menjadi Indonesi Beverages Limited (IBL).

Tahun 1971 IBL menjalin kerjasama dengan tiga perusahaan Jepang : Mitsui Toatsu

Chemical Inc. Mitsui dan Mikuni Coca Cola Bottling Co. Membentuk PT. Djaya

Beverages Bottling Company (DBBC).

Tanggal 12 oktober 1993, Coca Cola Amatil Indonesia Limited (CCA) sebuah

perusahaan publik dari australia yang merupakan pabrik pembotolan Coca Cola

tersebar didunia untuk pabrikasi, distribusi, dan pemasaran produk the Coca Cola

Company telah mengganti alih kepelikan DBBC dan berubah nama menjadi Coca

(36)

24

CCA sampai saat ini didukung oleh 11 pabrik pembotolan dan sekitar 9000

karyawan, melayani dari 400.000 pelanggan diseluruh Nusantara. Coca Cola

merupakan perusahaan asing yang paling berhasil beroperasi di Asia karena keunikan

produk dan sistem pemasarannya serta pemahamannya terhadap pasar lokal atau

bidaya lokal.

CCA memiliki 11 pabrik pembotolan di Indonesia yang terdapat di :

Semarang, Bandar Lampung, Ujung Pandang, Medan, Surabaya, Bandung, Bali,

Jakarta, banjarmasin, dan Manado.

Coca Cola di Jawa Tengah

Perusahaan Coca Cola dijawa Tengah dirintis oleh dua orang pengusaha yaitu

Bapak Partogius Hutabarat dan Bapak Mugiyanto. Nama yang dipilih adalah PT. Pan

Java Bottling Company, resmi didirikan tanggal 1 November 1974 : diatas lahan

seluas 8,5 ha, dan mulai beroperasi pada tanggal 5 Desember 1976.

Pada bulan april 1992 PT. Pan Java Bottling Company bergabung dengan

Coca Cola Amatil Limited Australia, sehingga sejak itu berubah namanya menjadi

PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java. Namun sejak tanggal 1 juli 2002

berubah menjadi PT. Coca Cola Bottling Indonesia (CCBI) dan untuk membedakan

pada bagian distributor diberikan nama PT Coca Cola Distribution Indonesia (CCDI).

Lokasi perusahaan

Kantor pusat PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java berlokasi di Jl.

Raya Soekarno-Hatta Km. 30 Ungaran 50501, telp : (0298) 523 3333, Fax : (0298)

522 303.

B. Visi dan Misi PT. Coca Cola Amatil Indonesia

1) Visi Coca Cola Amatil Indonesia

Coca cola Amatil Indonesia memiliki visi menjadi perusahaan produsen

(37)

25

2) Misi Coca Cola Amatil Indonesia

Misi yang dimiliki oleh PT. Coca Cola Amatil Indonesia :

a) Menjadi perusahaan terkemuka dan berkembang pesat di dunia dan

khususnya di pasar Indonesia dengan mengembangkan kemitraan yang

sejati dengan para pelanggan setianya.

b) Memberi nilai yang terbaik bagi pemegang saham dengan menjadi

perusahaan terdepan dalam pasar minuman non alkohol secara global.

c) Menghargai karyawan dan memberikan penghargaan kepada karyawannya

dengan berdedikasi serta berdisiplin sebagai merk dari The Coca Cola

Company memberikan Coca Cola Amatil Indonesia Centra Java suatu

keunggulan bersaing secara berkesinambungan.

C. Jenis-jenis jasa yang terdapat pada PT. Coca Cola Amatil Indonesia Central Java

a) Jasa perawatan / pemeliharaan / perbaikan bangunan

b) Jasa instalasi / pemasangan/ perbaikan mesin, listrik, telephone, air, gas, AC,

TV Kabel

c) Terkait dengan pajak penghasilan pasal 23 yang terdapat pada PT. Coca Cola

Amatil ini banyak perusahaan yang memberikan jasanya untuk kegiatan jasa

seperti diatas. Sebagai contoh PT. X memberikan jasa perbaikan mesin pada

PT. Coca Cola Amatil. Dari hal tersebut maka, PT X akan mendapatkan

imbalan atas jasa yang diberikan kepada PT. Coca Cola Amatil. PT. Coca

Cola Amatil sudah menikmati jasa atas PT X maka berhak untuk melakukan

pemotongan atas penghasilan yang diterima PT X yang berupa pajak

penghasilan pasal 23. Setelah PT. Coca Cola Amatil melakukan pemotongan

(38)

26

D. Struktur Organisasi Finance Departement

Struktur organisasi Finance Departement dapat dilihat pada lampiran 4.

E. Unit kerja magang

Dalam proses magang, pemagang masuk pada Finance Office/ Departement.

Yang didalamnya pemagang dimasukkan dalam bagian pajak. Bagian perpajakan

dipimpin oleh Manager Pajak yang bertanggung jawab pada proses pelaporan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan pasal 23 PT. Coca Cola Amatil

Indonesia Central Java Semarang.

Manajer pajak mempunyai fungsi utama dalam penentuan kebijakan atas

perekapan invoice dan faktur pajak atas jasa yang digunakan terhadap perusahaan

lain.

Tugas Tax Manager

Tugas dari bagian pajak terhadap semua yang telah dihitung dari pemungutan

pajak sampai dengan pembayaran dan pelaporan pajak adalah:

 Melakukan rekonsiliasi data yaitu antara jumlah total yang harus dibayarkan dengan yang telah dibayarkan dengan data dari arsip pada setiap faktur pajak.

Apabila terdapat selisih maka harus bisa menjelaskan selisih tersebut.dalam

melakukan rekonsiliasi dokumen yang dibutuhkan adalah bukti penjualan dari

system SAP 180 dan AS 400 yang berisi total penjualan, meminta data dari

AP (Account Payable) yaitu pajak masukkan. Total penjualan dan pajak

masukan ditotal dan di cek dengan jumlah total pada arsip faktur pajak.

Untuk melakukan fungsinya, Manager Pajak mempunyai tugas dan

wewenang, dari situ pemagang membantu kegiatan-kegiatannya seperti :

1. Melakukan pengecekkan dan memisahkan antara faktur pajak dengan invoice

(39)

27

dari supplier yang kemudian invoice dan faktur pajak dipisahkan. Invoice

tagihan diserahkan kepada AP officer sedangkan faktur pajak diserahkan pada

Tax Manager untuk proses lebih lanjut. Faktur pajak ini digunakan untuk arsip

pajak masukan.

Dokumen yang harus ada dalam proses ini adalah:

 Kuitansi/ invoice terdiri dari nomor kuitansi, stempel Bank yang telah ditunjuk, nama perusahaan pembayar dan penerima, kegunaan, jumlah

tagihan dan PPN 10%, tempat dan tanggal, terbilang (rupiah), stempel

dan tanda tangan yang bertanggung jawab dan materai dan juga telah

di beri stempel oleh kasir. (Seperti pada lampiran 5)

 Purchase Order terdiri dari nomor PO, nama perusahaan pemberi PO, nama perusahaan penerima barang, nomor suplier, penjelasan, nomor

item, tanggal PO, kuantitas, satuan, harga satuan, total harga, jumlah

uang, syarat waktu pembayaran, nama pembeli atau yang bertanggung

jawab, invoice dikirim ke, invoice atas nama, barang dikirim ke,

tanggal approval dan catatan. (Seperti pada lampiran 6).

 Faktur pajak terdiri dari kode dan nomor seri faktur pajak, nama PKP, alamat PKP dan NPWP PKP,nama pembeli, alamat pembeli, NPWP

pembeli, nomor kuitansi, nama barang/ jasa kena pajak, kuantum,

harga satuan, jumlah, total harga jual, dikurangi potongan harga,

dikurangi uang muka yang telah diterima, dasar pengenaan pajak

(DPP), jumlah PPN 10%, pajak penjualan atas barang mewah, tempat

dan tanggal, nama dan stempel perusahaan. (Seperti pada lampiran 7).  Surat pengantar barang/ surat jalan terdiri dari nama pengguna barang/

jasa, tempat dan tanggal, nomor PO, nama barang, keterangan, nama

dan tanda tangan oleh bagian yang merima dan juga yang menjualatau

memberikan jasa dan stempel kedua belah pihak. (Seperti pada

(40)

28

2. Mengisi data faktur pajak keluaran dari MS. Excel setiap ada penjualan.

Mencetak faktur pajak keluaran tersebut. Faktur pajak dibuat rangkap dua

yaitu untuk arsip dan untuk suplier pembeli produk coca cola. Yang perlu

dilakukan dalam pengisian faktur pajak adalah sebagai berikut: (lampiran 2)

a) Mengunduh data dari system, yang data tersebut telah disalurkan oleh

bagian distribusi atau pemasaran produk. System akan langsung

mengambil data yang dibutuhkan oleh bagian pajak. (Lampiran 11).

b) Mengisikan data yang telah diunduh tersebut ke Ms. Excel.

c) Mencetak atau print faktur pajak yang telah diisi.

d) Memintakan tanda tangan untuk faktur pajak.

e) Memisahkan faktur pajak sesuai dengan area distribusi.

f) Mengirimkan faktur pajak ke suplier.

3. Mengelompokkan faktur pajak sesuai dengan nama outlet dan kode kota

distribusi. Di sini pemagang melakukan:

 Pemisahan faktur pajak keluaran sesuai kode area. Kode area sesuai dengan abjad yang telah di tentukan. EA = Bawen/ Salatiga, EB = Kudus,

EC = Tegal, ED = Purwokerto, EE = Yogyakarta, EF = Solo, EG =

Madiun, EH = Kendal, EI = Semarang Barat, EJ = Semarang Timur, EK

= Rembang, EL = Pekalongan, EM = Buntu, EN = Purworejo, EQ =

Ponorogo, ER = Secang, ES = Klaten

 Melakukan pengecekan pada cetakan apakah sesuai dengan kolom yang disediakan.

 Memisahkan faktur pajak dengan arsipnya. Arsip digunakan untuk bukti pemotongan dan juga untuk arsip tahunan yang disimpan di gudang.

4. Mengirimkan faktur pajak kepada Sales Center Jawa Tengah. Faktur pajak

(41)

29

outlet yang sesuai dengan order yang telah disepakati. Faktur pajak

dikelompokkan sesuai dengan wilayah pemasaran yang dikirimkan dengan

cara dititipkan kepada para driver yang bertugas pada wilayah yang

bersangkutan. Kegiatan pemagang adalah:

 Mencetak alamat dan menempelkan pada amplop surat.  Cek faktur pajak yang dikirim dan dimasukkan dalam amplop.

 Mengirimkannya ke sales center bawen dan yang diluar jawa tengah di titipkan ke pos satpam untuk diberikan pada sopir yang akan

mendatangi outlet-outlet. Faktur pajak dikirimkan bersamaan dengan

sales invoice dalam satu amplop.

5. Mengisikan data sales invoice dengan MS. Excel. Sales invoice dibuat dengan

order permintaan barang masing-masing outlet. Sales invoice yang telah

tercetak kemudian akan ditandatangani oleh pihak yang berwenang yaitu

manager bagian produksi, yang kemudian akan ditujukan kepada kantor

distribusi PT. Coca Cola Amatil Distribusi Indonesia yang tersebar di

berbagai wilayah atas pembelian produk perusahaan.(seperti pada lampiran 9).

Cara pengisian sales invoice:

a) Nama diisi dengan PT PT. COCA COLA DISTRIBUTION

INDONESIA.

b) Address diisi dengan alamat PT. COCA COLA DISTRIBUTION

INDONESIA sesuai dengan kode wilayah.

c) No. diisi dengan tanggal pengiriman invoice.

d) Contact diisi dengan nama pihak yang berwenang.

e) Kolom Article No. diisi dengan kode item barang.

f) Kolom Produk Description diisi dengan produk yang dipesan.

g) Kolom Sales Quantity diisi dengan jumlah barang yang dipesan.

h) Unit Price dan Sales Amount secara otomatis akan diketahui jumlah

(42)

30

i) Sub total diisi dengan jumlah total sales amount.

j) Discount diisi apabila jangka waktu pembayaran sesuai dengan

tanggal yang ditentukan dan biasanya antara 2-10 % dari total sales

amount.

k) VAT diisi jumlah PPN terutang(10% X sales amount).

l) Grand total diisi jumlah PPN dan Sub Total.

6. Melakukan pengecekan terhadap konfirmasi suplier yang telah membeli

produk. Cek dilakukan untuk mengetahui apakah suplier sudah membayarkan

potongan pajak tersebut kepada perusahaan coca cola yang akan digunakan

sebagai pajak masukan. Apabila belum ada konfirmasi maka pihak Tax

Manager akan langsung menghubungi pihak suplier dengan telepon atau

mendatangi suplier tersebut.

Mencari data dari suplier yang telah dikirimkan ke PT. Coca Cola Amatil dan

melakukan pengecekan terhadap semua yang berhubungan dengan pembelian

produk. Hal hal yang harus dilakukan adalah:

a) Mengunduh data dari email yang telah dikirimkan oleh suplier

b) Melakukan cek konfirmasi dengan Ms. Excel , biasanya berisi tahun

pajak, NPWP dan Nama wajib pajak yang dipotong, alamat kode atau

nomor bukti potong, tanggal bukti potong, objek, tarif, PPh, jenis

objek, kode MAP, penandatanganan, nomor komersial invoice, KPP

(area).

7. Melakukan pengecekkan terhadap bukti potong pajak. Bukti potong ini

digunakan sebagai dasar perusahaan untuk memungut pajak dari suplier.

Bukti potong dikopi dua (2) kali untuk arsip perusahaan dan satu untuk

suplier. Setelah dicek kebenarannya salah satu bukti potong tersebut

(43)

31

pengecekan terhadap data seperti alamat pengirim dan alamat yang dikirim.

(Seperti pada lampiran 10).

Data data yang terdapat dalam bukti potong pajak adalah sebagai berikut:  Nama, NPWP, alamat suplier

 Nama jenis potongan pajak  Jumlah potongan pajak  Tanggal

 Tanda tangan, stampel, dan nama yang bertanggung jawab.

 Selain itu juga melakukan pengecekan nomor bukti potong pajak pada MS. Excel yang data datanya telah dikirimkan oleh suplier.

8. Melakukan pengecekan arsip faktur pajak untuk setiap bulannya. Arsip

disimpan kurang lebih 10 tahun sebelumnya. Agar tidak terjadi kehilangan

data pajak keluaran maupun masukan. Arsip diurutkan sesuai tanggal dan

nomor seri faktur pajak.

9. Mengisi nota retur pajak dengan MS. Excel. Nota retur hanya dibuat apabila

ada pengembalian barang dari suplier, biasanya karena barang rusak. Tugas

pemagang dalam membuat nota retur adalah sebagai berikut: (seperti pada

lampiran 3).

 Nama pembeli, alamat dan NPWP

 Nama penjual, alamat dan NPWP

 Nomor faktur pajak yang akan diambil kembali

 Nomor dan tanggal invoice

 Nama barang yang dikembalikan

 Kuantum

 Harga satuan

(44)

32

 Jumlah harga jual yang dikembalikan

 PPN yang diminta

 Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Yang Diminta Kembali

 Tempat dan tangal

 Nama yang bertanggung jawab terhadap pajak

10.Merekap data untuk pajak air ABT (air bawah tanah). Air pada PT. Coca Cola

Amatil merupakan bahan utama yang terkandung dalam produk minuman

Coca Cola. Karena air adalah bahan utama bukan bahan pendukung maka

penggunaan air di kenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pajak air diatur

dalam Keputusan Bupati Semarang nomor 903/0053/2013 tentang

PENETAPAN HARGA DASAR AIR TANAH DI KABUPATEN

SEMARANG. Pajak ini di rekap selama setahun dibuat dalam tiap bulannya.

(Seperti pada lampiran 12 A - E).

Dalam mengecek pajak air yang perlu diperhatikan adalah:

 Masa pajak,

 Tahun,

 Nama alamat NPWP perusahaan (PT.Coca Cola Amatil),

 Tanggal jatuh tempo,

 Tempat, tanggal, nama, dan stempel.

11.Melakukan perhitungan barang bekas seperti beling dan karton. Perhitungan

(45)

33

 Cek dokumen (receipt voucher) yang membuktikan penjualan barang bekas. (Lampiran 14).

 Selanjutnya mengisi sales invoice terkait dengan penjualan barang bekas. (Lampiran 14 a sampai c)

F. Perhitungan dan pembayaran PPh Ps.23

Bagan 1: Perhitungan dan pembayaran PPh pasal 23

Sumber : Tax Manager (Finance Office PT. Coca Cola Indonesia Semarang) PAJAK PENGHASILAN PPh Ps.23

Bagian Pajak membuat payment voucher untuk

(46)

34

Dalam PPh pasal 23 pemagang melakukan pengecekan data supliyer seperti

nama, NPWP, alamat, nomor bukti potong, jenis jasa, jumlah penghasilan bruto, serta

nilai PPh yang dipotong oleh PT. Coca Cola Amatil, tanggal bukti potong, tanda

tangan yang bertanggungjawab untuk memotonng penghasilan atas jasa yang

dilakukan.

Pemagang masuk pada bagian AP (account payable) yang melakukan

pengecekan terhadap data-data yang berhubungan dengan proses terjadinya PPN

yaitu melakukan pengecekan terhadap delivery order. Disini melakukan cek antara

kuitansi delivery order yang dilakukan oleh angkutan (truk pengirim barang) dengan

catatan yang telah dibuat oleh kasir. (seperti pada lampiran 13).

Adapun data-data yang harus memenuhi dalam dokumen yaitu :

a) Nomor kode kuitansi

b) Nomor polisi pengirim barang

c) Tanggal

d) Kuantitas

e) Nama barang

f) Jumlah PPN yang tercantum dalam kuitansi.

Hal-hal yang harus dilakukan apabila pajak terjadi kurang dan lebih bayar:  Lebih bayar

Apabila dalam perhitungan pajak keluaran dan masukan terjadi selisih lebih

maka bisa dilakukan dalam beberapa seperti:

a. Kelebihan pajak tersebut digunakan untuk pembayaran pajak pada bulan

berikutnya. Jadi apabila pada bulan berikutnya terdapat beban pajak maka

akan langsung dikurangkan untuk memotong beban pajak yang harus

dibayar.

(47)

35

Restitusi dilakukan untuk mengambil atau menarik kembali jumlah

kelebihan dalam pembayaran pajak terutang. Proses restitusi lebih rumit

karena akan diperiksa dahulu oleh Dirjen pajak mengenai bukti-bukti yang

mendukung dengan restistusi tersebut.  Kurang bayar

Apabila terjadi kurang bayar maka pihak perusahaan akan langsung

membayarkan sebesar kurangannya dalam tagihan pajak.

Apabila dalam suatu masa pajak, pajak keluaran lebih besar dari pajak

masukan maka selisih tersebut akan dibayarkan ke pemerintah oleh pengusaha kena

pajak. Dan apabila dalam suatu masa pajak, pajak masukan yang dapat dikreditkan

lebih besar dari pada pajak keluaran maka dari selisih tersebut akan di kompensasikan

(48)

36 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

PT. Coca Cola Amatil merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi

dan distribusi minuman yang berkarbonasi. Dalam proses produksi sampai dengan

distribusinya perusahaan membutuhkan banyak proses operasi yang harus di

tanggung. Perusahaan yang memproduksi dengan nama PT. COCA COLA

BOTTLING INDONESIA dan yang mendistribusikan diberi nama PT. COCA COLA

DITRIBUTION INDONESIA.

Dalam menjalankan aktivitas magang selama 3 bulan, pemagang dapat

menyimpulkan bahwa prosedur dalam pemungutan, pembayaran, pelaporan Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan pasal 23 yang diterapkan oleh PT.

Coca Cola Amatil Indonesia Semarang Jawa Tengah telah sesuai dengan

Undang-Undang Perpajakan yang berlaku dan sudah selalu mengikuti perkembangan yang di

tetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

Bagian-bagian yang terkait dengan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak

Penghasilan pasal 23 adalah Kasir, Manajer Pajak, Staff Pajak, Account Payable,

Account Receivable, Verificator dan Billing Processing Staff.

Pajak pertambahan Nilai dapat diperoleh dari penjualan produk, penjualan

barang bekas, pemungutan pajak atas jasa (PPh 23) dan delivery order atau jasa dari

pengiriman barang,

Adapun kegiatan yang selalu harus dikerjakan dalam kesehariannya adalah:

1. melakukan pengecekkan kelengkapan dokumen dari supplier,

2. Melakukan pengisian faktur pajak,

(49)

37

4. Pengisian nota retur apabila terdapat barang rusak,

5. Melakukan pengecekan bukti potong pajak,

6. Mencetak faktur pajak,

7. Mengelompokkan faktur pajak sesuai dengan kode area,

8. Mengirimkan faktur pajak dan bukti potong pajak ke suplier,

9. Melakukan pengecekan arsip faktur pajak PPN dan PPh pasal 23,

10.Melakukan cek delivery order,

11.Menghitung pajak air ABT (Air Bawah Tanah),

12.Mengecek konfirmasi pembayaran pajak.

Penyetoran, restitusi, dan pelaporan PPN

Penyetoran dan restitusi didasarkan atas perhitungan selisih antara pajak

keluaran dan pajak masukan. Berdasarkan Undang-Undang yang berlaku, ditetapkan

apabila pada suatu masa pajak, pajak keluaran lebih besar dari pada pajak masukan

maka selisihnya merupakan PPN yang masih harus dibayar atau yang biasa disebut

kurang bayar oleh PT Coca Cola Amatil. Apabila dalam suatu masa pajak, jumlah

pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran, maka selisihnya merupakan

kelebihan pajak yang dapat dikompensasikan pada masa pajak berikutnya. Atas pajak

yang lebih besar tersebut, perusahaan dapat mengkompensasikan ke masa pajak

berikutnya.

B. Saran

Berdasarkan proses magang yang dilakukan pada PT. Coca Cola Amatil maka dapat

dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Dalam menghitung jumlah pajak terutang harus dilakukan lebih teliti agar

tidak terjadi kekeliruan dalam jumlah pajak terutang seperti perhitungan dua

(50)

38

2. Membutuhkan ketelitian dalam menginput data faktur pajak, agar apabila

terjadi kesalahan sudah terlihat pada saat penginputan bukan setelah faktur

pajak tercetak.

3. Membutuhkan ketelitian dalam pengecekkan arsip faktur pajak karena

(51)

39

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, Wirawan B. dan Rudy Suhartono. 2007. Pajak Pertambahan Nilai Dan Penjualan Barang Mewah. Fakultas Ekonomi Indonesia. Jakarta.

Markus, Muda. 2005. Perpajakan Indonesia Suatu Pengantar. PT. Gramedia Pusaka Utama. Jakarta

Mulyono, Djoko. Pajak Pertambahan Nilai. 2008. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER - 24/PJ/2012 penerbitan fp

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.03/2012 Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Dan Surat Tagihan Pajak.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85/PMK.03/2012 memungut menyetor melapor ppn

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan Teori dan Kasus. Salemba Empat. Jakarta selatan.

Rosdiana, Haula. 2012. Pengantar Ilmu Pajak. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-47/PJ/2012 PEDOMAN DAN PENJELASAN MENGENAI JASA TENAGA KERJA YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

Thomas Sumarsan, SE., MM., 2012. Perpajakan Indonesia. PT Indeks Permata Purimedia. Jakarta Barat

Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai. 2010

(52)

40

(53)

41 Lampiran 1: Tarif Pajak Penghasilan pasal 23

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Nomor : PER-70/PJ/2007

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

ATAS IMBALAN JASA TEKNIK, JASA MANAJEMEN, JASA KONSTRUKSI,JASA KONSULTANSI DAN JASA LAIN

NO. JENIS JASA PERKIRAAN

PENGHASILAN NETO

I. 1. Jasa teknik, 2. Jasa manajemen,

3. Jasa konsultansi kecuali konsultansi konstruksi.

30% dari jumlah imbalan jasa

tidak termasuk PPN

II. 1. Jasa pengawasan konstruksi, 2. Jasa perencanaan konstruksi.

5. Jasa pengeboran (jasa drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap,

6. Jasa penunjang di bidang penambangan

(54)

42 migas,

7. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas, 8. Jasa penunjang di bidang penerbangan

dan bandar udara, 9. Jasa penebangan hutan, 10.Jasa pengolahan limbah, 11.Jasa penyedia tenaga kerja 12.Jasa perantara,

13.Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI,

14.Jasa kustodian/penyimpangan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI, 15.Jasa pengisian suara

16.Jasa mixing film,

17.Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan. 18.Jasa instalasi/pemasangan :

 Jasa instalasi/pemasangan mesin, listrik/telepon/air/gas/AC/TV kabel

 Jasa instalasi/pemasangan peralatan;

kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkup pekerjaannya di bidang konstruksi dan mempunyai izin/sertifikat sebagai pengusaha konstruksi;

19.Jasa perawatan/pemeliharaan/perbaikan :

(55)

43

kecuali yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkup pekerjaannya di bidang konstruksi dan mempunyai izin/sertifikat sebagai pengusaha konstruksi;

20.Jasa pelaksanaan konstruksi, termasuk :

 Jasa

perawatan/pemeliharaan/perbaikan bangunan;

 Jasa instalasi/pemasangan peralatan mesin/ listrik/ telepon/ air/ gas/ AC/ TV kabel;

sepanjang jasa tersebut dilakukan oleh Wajib Pajak yang mempunyai izin/sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

21.Jasa maklon,

22.Jasa penyelidikan dan keamanan, 23.Jasa penyelenggara kegiatan / event

organizer,

25.Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi

10% dari jumlah imbalan jasa

(56)

44 26.Jasa pembasmian hama,

27.Jasa kebersihan / cleaning service.

10% dari jumlah imbalan jasa

tidak termasuk PPN

28.Jasa catering 10% dari jumlah

imbalan yang

(57)
(58)
(59)

47

(60)

48 Lampiran 5 : Kuitansi

(61)
(62)
(63)
(64)

52

(65)
(66)

54

(67)
(68)

56

(69)

57

(70)
(71)

59

(72)
(73)
(74)
(75)

63

(76)
(77)
(78)
(79)

67 Lampiran 16: Laporan Kegiatan Magang

LAPORAN KEGIATAN MAGANG PADA PT COCA COLA AMATIL INDONESIA SEMARANG

Jl. Raya Soekarno Hatta Km. 30 Bawen

Po. Box 119 Ungaran, 50501

Phone : 0289 – 523333 Fax : 0298 – 522303

Magang dilaksanakan mulai tanggal 2 Januari 2013 sampai dengan 29 Maret 2013.

Dari hari senin sampai jumat dan dimulai dari jam 08.00 sampai 16.00 WIB. Magang

ditempatkan pada bagian finance office.

Periode/Tanggal Kegiatan

Minggu 1

 Pembagian tempat atau posisi magang.

 Memulai magang dengan perkenalan, dengan pembimbing dan karyawan di financial office.

 Mengkroscek faktur pajak dari perusahaan coca cola dengan supliyer apakah sudah cocok atau belum agar tidak terjadi

kurang atau lebih bayar.

 Memasukkan nomor faktur pajak pada faktur distribusi dan bottling pada kwitansi yang akan diberikan kepada supliyer

Gambar

Table kegiatan selama kerja praktek.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16B Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak

Mengingat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Mengingat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Mengingat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Mengingat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Mengingat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Mengingat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak PenghasilanPeraturan Pemerintah Republik Indonesia