• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kemajuan durian 2 (oktober)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Kemajuan durian 2 (oktober)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kemajuan II Penelitian Dosen Yunior Anggota Puslit./LPPM UNY/2013 Paramita Cahyaningrum K., M.Sc *& Lili Sugiyarto, M.Si.

Contact * : paramitac@uny.ac.id

Page 1 Laporan Kemajuan II.

Penelitian Dosen Yunior/LPPM Pengembangan Bibit Durian Lokal

dengan Induksi Embriogenesis Somatik Secara In Vitro

Oleh :

Paramita Cahyaningrum K., M.Sc. Lili Sugiyarto, M.Si.

Tahap induksi kalus embriogenik

Dari hasil yang diperoleh setelah lebih dari satu bulan penanaman eksplan pada 10

macam media perlakuan, sudah diperoleh hasil yang menunjukkan pertumbuhan kalus pada daun

durian yang semula hanya menggulung. Kalus yang tumbuh berupa kalus tipe remah dan tipe

kompak, tergantung pada macam dan konsentrasi zat pengatur tumbuh yang ditambahkan dalam

media MS. Dari perlakuan yang telah dicoba, terdapat 3 macam perlakuan yang menunjukkan

pertumbuhan kalus yang kemungkinan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai proses induksi

embrio somatik secara tidak langsung. Gambar 1 menunjukkan kalus yang tumbuh pada ketiga

perlakuan tersebut pada umur 4 minggu setelah tanam.

[image:1.612.77.534.458.600.2]

(a) (b) (c)

(2)

Laporan Kemajuan II Penelitian Dosen Yunior Anggota Puslit./LPPM UNY/2013 Paramita Cahyaningrum K., M.Sc *& Lili Sugiyarto, M.Si.

Contact * : paramitac@uny.ac.id

Page 2 Kalus yang tumbuh hanya pada ketiga perlakuan di atas difoto dengan mikroskop stereo

untuk memperjelas dalam menentukan tipe kalus yang terbentuk. Pada gambar 2 terlihat bahwa

kalus yang terbentuk pada media MS dengan 1,5ppm 2,4-D adalah dua macam tipe kalus, yaitu

kalus remah berwarna putih dan kalus kompak berwarna kuning. Kalus yang berwarna kuning

tersebut menunjukkan potensi sebagai kalus embriogenik, sedangkan kalus yang berwarna putih

meskipun dengan permukaan yang remah, pada bagian bawah terlihat kalus yang kompak

sehingga memungkinkan untuk diinduksi untuk menghasilkan embrio somatik. Pada perlakuan

dengan 3 ppm 2,4-D, kalus yang terbentuk sebagian besar berupa kalus berwarna kuning dengan

tipe kompak dan berair. Kalus dengan tipe tersebut serupa dengan kalus embriogenik pada

induksi embriogenesis tanaman lain seperti terlihat pada gambar 3.

(a) (b) (c)

Gambar 2. Foto kalus dengan mikroskop stereo perbesaran 3 pada perlakuan (a) MS + 1,5 ppm 2,4-D, (b)MS + 3 ppm 2,4-D, dan (c) MS + 0,5ppm BAP + 1ppm IBA

Dari kalus yang dihasilkan, terlihat adanya potensi untuk diinduksi lebih lanjut

membentuk embrio somatik. Langkah selanjutnya adalah untuk memindah eksplan dengan kalus

berumur 4 minggu untuk ditanam pada media MS dengan tambahan zat pengatur tumbuh yang

sudah digunakan dalam penelitian induksi embrio somatik. Menurut Mariani et al. (2002), pada

tanaman padi, pematangan embrio somatik digunakan media dengan konsentrasi 2,4-D yang

berbeda dari media untuk induksi kalus embriogenik. Perlakuan yang hampir sama juga

dilakuakn untuk induksi embrio somatik pada bawang putih. Untuk induksi embrio dan

pematangan embrio somatik pada kakao, Santos et al. (2005) menggunakan media yang sama

[image:2.612.74.533.298.440.2]
(3)

Laporan Kemajuan II Penelitian Dosen Yunior Anggota Puslit./LPPM UNY/2013 Paramita Cahyaningrum K., M.Sc *& Lili Sugiyarto, M.Si.

Contact * : paramitac@uny.ac.id

Page 3 Gambar 3. Foto kalus embriogenik pada tanaman (a) padi, (b) kakao, dan (c) bawang putih (Sumber : Mariani et al., 2002, Santos et al., 2005, dan Mariani et al., 2003).

Dengan adanya kemungkinan untuk induksi kalus embriogenik dan pematangan embrio

somatik yang dihasilkan, maka dapat dilakukan pemindahan eksplan yang sudah menghasilkan

kalus ke media baru. Media yang baru berupa media MS dengan penambahan konsentrasi 2,4-D

yang berbeda atau sama dengan media induksi kalus.

Daftar Pustaka

Mariani, T.S., H.Miyake, Y.Takeoka. 2002. Direct Somatic Embryogenesis In Rice (Oryza sativa L.) : Structural and Developmental Patterns. Jurnal Matematika dan Sains. Vol.7 No.2 : 53-56

Mariani, T.S., H.Miyake, R.R.Esyanti, and I.Nurwendah.2003. Effect of 2,4-D on Indirect Somatic embryogenesis and Surface Structural Changes in Garlic (Allium sativum L.) c.v.Lumbu Hijau.. Jurnal Matematika dan Sains. Vol.8 No.4 : 133-139

[image:3.612.75.536.91.243.2]

Gambar

Gambar 1. Foto kalus yang tumbuh pada eksplan daun dengan perlakuan (a) MS + 1,5 ppm 2,4-D, (b)MS + 3 ppm 2,4-D, dan (c) MS + 0,5ppm BAP + 1ppm IBA (Keterangan : panah hitam menunjukkan kalus)
Gambar 2. Foto kalus dengan mikroskop stereo perbesaran 3 pada perlakuan (a) MS + 1,5 ppm 2,4-D, (b)MS + 3 ppm 2,4-D, dan (c) MS + 0,5ppm BAP + 1ppm IBA
Gambar 3. Foto kalus embriogenik pada tanaman (a) padi, (b) kakao, dan (c) bawang putih (Sumber : Mariani et al., 2002, Santos et al., 2005, dan Mariani et al., 2003)

Referensi

Dokumen terkait

Karena F hitung > F tabel , sehingga mengindikasikan bahwa hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

b) Penataan ruangan-ruangan pembuatan, termasuk ruangan penyimpanan hendaklah sesuai dengan urutan proses pembuatan, sehingga tidak menimbulkan lalu lintas kerja

Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang jajanan sehat terhadap tingkat pengetahuan siswa rerata sebelum dan sesudah melakukan penyuluhan tentang jajanan sehat adalah

Berdasarkan penelitian ini, perbaikan – perbaikan yang perlu dilakukan adalah peningkatan kualitas data input dengan meningkatkan kualitas sistem pendokumentasian

Dengan berpindahnya kedudukan titik tekan sebuah kapal sebagai akibat menyengetnya kapal tersebut akan membawa akibat berubah-ubahnya kemampuan kapal untuk

Pada tahap selanjutnya dari siklus urea, karbamoil fosfat memberikan gugus karbamoilnya kepada ornitin untuk membentuk sitrulin dan membebaskan fosfatnya, dalam suatu

Sedangkan menurut Conyers “Pertama, partisipasi politik masyarakat sebagai alat guna memperoleh suatu informasi mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat yang