KESADARAN MASYARAKAT SALUMBIA TERHADAP PENDIDIKAN STUDI KASUS DI DESA SALUMBIA
Ulil Amri1,Widayati Pujiastuti2,Alri Lande3 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
Rumusan masalah dalam penilitian adalah: 1) Faktor apa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat Salumbia terhadap pendidikan 2) Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan di Desa Salumbia. Tujuan1) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang melatarbelakangi rendahnya kesadaran masyarakat salumbia terhadap pendidikan 2) Untuk mengetahui Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan di Desa Salumbia. Populasi penelitian yaitu seluruh orang tua yang mempunyai anak bersekolah dan atau tidak bersekolah berjumlah 323 orang tua. Besarnya sample dalam penelitian ini adalah 32 orang tua dan 5 pemerintah Desa Salumbia yang ditentukan secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen penelitian lapangan yaitu angket dan wawancara.Pengujian data hasil penelitian menggunakan analisis prosentase (%) analisa deskriptif diapakai untuk menganalisa keadaan seatu kelompok tertentu yang lebih besar. Kemudian di analisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.Berdasarkan hasil yang ditemukan penulis di lapangan bahwa masyarakat Salumbia menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting tetapi faktor penyebab rendahnya kesadaran masyarakat Salumbia terhadap pendidikan adalah ekonomi orang tua yang lemah dan faktor sosial budaya.Sejauh ini belum ada Upaya masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. Kesimpulan penelitian 1) faktor yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yaitu: Lemahnya ekonomi keluarga dan Faktor sosial budaya 2) belum ada upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan, hal ini dibuktikan dengan hasil angket bahwa2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 % yang menyatakan “kurang baik”.Saran penelitian yaitu 1) Diharapkan masyarakat desa Salumbia lebih mementingkan pendidikan anak-anaknya untuk bekal ketika berada di tengah-tengah masyarakat nanti. 2) Di harapakan masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama dalam hal meningkatkan upaya-upaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak yang putus seklolah.
Kata Kunci: Kesadaran Masyarakat, Pendidikan.
1
Ulil Amri A 321 08057, mahasiswa program studi PPKn, fakultas keguruan dan ilmu pendidkan universitas tadulako
I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang
berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi
dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.Pendidikan pada
dasarnya mempunyai tujuan pokok, yaitu mengembangkan sumber daya
manusia.Hal ini dimaksudkan agar manusia dapat berusaha membangun dirinya,
membudayakan alam serta membangun masyarakat dalam segala bidang
kehidupan termasuk bidang pendidikan (Oemar Hamalik, 2003:17). Berdasarkan
Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Banyaknya anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan di Indonesia,
terutama terjadi di daerah pedesaan.Angka putus sekolah yang terjadi disebabkan
karena faktor tingkat kemampuan masyarakat yang rendah dan kurangnya
kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikan, mengakibatkan banyak
pengangguran.Perkembangan pendidikan yang lambat ini disebabkan karena
pengetahuan atau pemahaman masyarakat yang masih rendah.
Seperti yang terjadi di desa salumbia, adanya anak-anak yang tidak dapat
melanjutkan pendidikan masih cukup tinggi, adanya anak-anak yang tidak dapat
melanjutkan pendidikan ini terlihat bahwa masih rendah kesadaran masyarakat
terhadap pendidikan. Dari data yang diperoleh bahwa jumlah anak yang tidak
melanjutkan pendidikan (putus sekolah) di Desa Salumbia yaitu laki-laki
Banyaknya orang tua desa Salumbia yang hanya berpendidikan SD sampai SMP,
olehnya itu mayoritas masyarakat desa Salumbia hanya bekerja sebagai petani.
Masih adanya anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan di Desa Salumbia
dikarenakan rendahnya ekonomi keluarga. Sehingga adapula anak-anak desa
Salumbia pergi merantau demi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Adanya hal
ini diperlukan upuya-upaya dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah
dalam mengatasi anak-anak yang putus sekolah sehingga makin berkurangnya
anak-anak yang putus sekolah meningkat pula keasadaran masyarakat akan
pentingnya pendidikan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas kemudian peneliti ingin mengkaji
lebih lanjut hal tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul“Kesadaran
Masyarakat Salumbia Terhadap Pendidikan : Studi Kasus di Desa Salumbia”.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat
kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.Penilitian ini dilaksanakan di
Desa Salumbia Kecamatan Dondo. Populasi dalam penelitian ini adalah 323 orang
tua yang memiliki anak bersekolah dan tidak bersekolah kemudian ditarik sampel
dengan pendapat Suharsini Arikunto (2002;107) menjelaskan secara detail batasan
penentuan sampel sebagai berikut: “Apabila subyeknya kurang dari 100 (seratus),
lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi
selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat di ambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih”. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10 % dari
populasi yaitu 32 orang tua yang mempunyai anak bersekolah dan tidak berseolah.
Tehnik pengumpulandata dalam penelitian ini menggunakan penelitian
lapangan yaitu wawancaradan angket. Analisi data penelitian menggunakandaftar
pertanyaan yang dituangkan dalam angket, selanjutnya di tabulasikan secara
menyeluruh dalam sebuah tabel berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada
responden dengan cara membuat klasifikasi kemudian dianalisis data ini dengan
menganalisa keadaan seatu kelompok tertentu yang lebih besar.Adapun rumus
statistik deskriptif untuk prosentase (%) adalah :
P= x 100% =
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi
N = jumlah sampel (Arikunto,1998)
III. HASILDAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Berdasarkan angket yang telah disebarkan ke orang tua, maka angket
tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus statistik deskriptif.Sehingga dapat
[image:4.595.130.495.416.568.2]di lihat pada tabel berikut.
Tabel 1.4
Tanggapan orang tua terhadap pendidikan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Penting 18 56
2 Penting 13 41
3 Tidak Penting 1 3
Jumlah 32 100
Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 1
Dengan melihat tabel 1.4 di atas, maka dapat diketahui orang tua yang
menyatakan bahwa masyarakat memperlihatkan kesadaran terhadap pendidikan,
mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 18 orang tua atau 56 % yang
menyatakan “sangat penting”, 13 orang tua atau 41 % menyatakan “penting”,dan
Tabel 2.4
Tanggapan orang tua dalam memberikan motivasi terhadap anak
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Sering 1 3
2 Sering 17 53
3 Sekali-sekali 14 44
Jumlah 32 100
Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 1
Dengan melihat tabel 2.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa orang tua
yang memberikan motivasi kepada anaknya, mempunyai tanggapan yang
bervariasi yaitu, 1 orang tua atau 3% yang menyatakan “sangat sering”, 17 orang
tua atau 53 % yang menyatakan “sering”, dan 14 orang tua atau 44 % yang
menyatakan “sekali-sekali”.
Tabel 3.4
Tanggapan orang tuaterhadap dukungan anak untuk melanjutkan pendidikan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Mendukung 27 84
2 Kurang Mendukung 5 16
3 Tidak Mendukung -
-Jumlah 32 100
Sumber data : pengelolaan angket orang tua no.3
Dengan melihat tabel 3.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa orang tua
yang menyatakan dukungan kepada anak untuk melanjutkan pendidikan,
mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 27 orang tua atau 84 % yang
menyatakan “mendukung”, 5 orang tua atau 16 % yang menyatakan “kurang
mendukung” dan tidak ada tanggapan yang menyatakan “tidak mendukung”.
[image:5.595.129.496.467.614.2]Tanggapan orang tua terhadap kendala yang mengahambat pendidikan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Faktor ekonomi 15 47
2 Faktor Sosial Budaya 13 41
3 Faktor Letak Geografis 4 12
Jumlah 32 100
Sumber Data : pengolahan angket siswa No. 4
Berdasarkan tabel di atas 5.4 di atas, tampak adanya frekuensi yang
berbeda terhadap variabel jawaban dalam menghambat pendidikan, itu dapat
terlihat dengan tingkat persentase orang tua yaitu 15 orang tua atau 47 % yang
menyatakan ”faktor ekonomi”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “ factor
social budaya”, dan 4 orang tua atau 12 % yang menyatakan“factor letak
geografis”. Hal ini dapat di perkuat dari hasil wawancara dengan Kades yaitu pak
Abduh Rahman S. Adam mengungkapkan bahwa, “masyarakat desa Salumbia
masih banyak yang berekonomi lemah dan pekerjaan bertani, karena orang tua di
masyarakat desa Salumbia rata-rata berpendidikan rendah hanya lulusan SD dan
SMP”.(wawancara, 19 juni 2013). Sesuai dengan hasil wawancara yang diberikan
kepada tokoh masyarakat, “bahwa selain faktor ekonomi yang menjadi kendala
kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yang mengakibatkan
putusnya anak untuk melanjutkan pendidikanadalahfaktor budaya” (Ambo Dalle,
[image:6.595.148.516.133.274.2]tokoh masyarakat) .
Tabel 5.4
Tanggapan orang tua terhadapupaya yang dilakukan masyarakat dalam
meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Baik 2 6
2 Baik 13 41
3 Kurang Baik 17 53
Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 5
Berdasarkan tabel di atas 5.4 di atas, tampak adanya frekuensi yang
bervariasi terhadap variabel jawaban dalam upaya masyarakat meningkatkan
kesadaran terhadap pendidikan, itu dapat terlihat dengan tingkat persentase orang
tua yang berbeda-beda yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat
baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 %
yang menyatakan “kurang baik”. Berdasarkan hasil wawancara yang yang di
peroleh peneliti dengan mewancarai beberapa pihak terkait (pemerintah),
wawancara dengan Bapak Abduh Rahman S. Adam selaku Kades di Desa
Salumbia mengatakan bahwa “ tidak adanya upuya-upaya masyarakat desa
Salaumbia dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan”.
Masyarakat di Desa Salumbia hanya hanya mengurus kesibukannya
masing-masing. Sebagian besar anak-anak desa Salumbia membantu pekerjaan orang
tuanya dalam hal pertanian (wawancara, 24 juni 2013). Sehubungan dengan
pernyataan Bapak Sekdes di atas, Bapak Moh. Amin selaku Imam Desa
mengatakan bahwa ”sebagian besar masyarakat Salumbia masih belum
melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap
pendidikan, seperti memberikan kontribusi tenaga, bahan, maupun dana, kecuali
dalam hal budaya (adat) masyarakat sangat berpartisipasi seperti acara
[image:7.595.154.517.588.702.2]pernikahan, dan orang meninggal” (wawancar, 28 juni 2013).
Tabel 6.4
Tanggapan orang tua terhadap pengaruh ekonomi, lingkungan, orang tua, dan
motivasi terhadap pendidikan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Berpengaruh 27 84
2 Cukup Berpengaruh 5 16
3 Tidak Berpengaruh -
-Jumlah 32 100
Melihat tabel 6.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa adanya pengaruh
ekonomi, lingkungan, dan orang tua terhadap pendidikan, itu dapat dilihat dari
hasil persentase yaitu 27 orang tua atau 84 % yang menyatakan “sangat
berpegaruh”, 5 orang tua atau 16 % yang menyatakan “cukupberpengaruh”, dan
[image:8.595.130.497.278.422.2]tidak ada tanggapan yang menyatakan “tidak berpengaruh”.
Tabel 7.4
Tanggapan orang tua terhadap fasilitas pendidikan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Sangat Mendukung -
-2 Cukup Mendukung 13 41
3 Tidak Mendukung 19 59
Jumlah 32 100
Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 7
Melihat tabel 7.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa tanggapan orang tua
terhadap fasilitas pendidikan yaitu, tidak ada tanggapan yang menyatakan “sangat
mendukung”, 13 orang tua atau 41% yang menyatakan “cukupmendukung”,dan
19 orang tua atau 59 % yang menyatakan “tidak mendukung”. Selain tanggapan
orang tua terhadap fasilitas pendidikan yang di terangkan di atas, dengan
memberikan beberapa pertanyaan dengan pemerintah desa salah satunya yaitu
masalah fasilitas pendidikan, menurut pak Abduh Rahman S. Adam “ bahwa
sarana dan prasarana pendidikan formal yang tersediah di desa Salumbia hanya
mulai taman kanak-kanak (TK), SD , dan SMP, sedangkan sekolah untuk SMA
belum tersediah, kurangnya sarana dan prasarana ini salah satu penyebab terjadi
anak tidak melanjutkan pendidikan (wawancara, 19 juni 2013).Selanjutnya
menurut bapak Drs.Subhan Laropa selaku sekertaris desa mengatakan bahwa
“masihkurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap pedesaan khususnya
di Desa Salumbia sehingga sarana dan prasarana pendidikan belum terpenuhi,
Salumbia, oleh karena itu banyak anak-anak usia jenjang pendidikan yang
khususnya pendidikan SMA dan perguruan tinggi yang tidak melanjutkan
sekolah hanya membantu orang tuanya di sawah dan pergi merantau” (wawacara,
[image:9.595.137.513.256.365.2]20 juni 2013).
Tabel 8.4
Tanggapan orang tua terhadap pengaruh lingkungan mengakibatkan putusnya
pendidikan anak
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Kenakalan Remaja 28 87,5
3 Pergaulan Bebas 5 15,5
4 Orang Tua -
-Jumlah 32 100
Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 8
Melihat tabel 8.4 di atas bahwa orang tua yang menyatakan pengaruh
lingkungan yang mengakibatkan putus pendidikan (putus sekolah) mempunyai
tanggapan yang berbeda yaitu 28 orang tua atau 87,5 yang menyatakan
“kenakalan remaja”, 5 orang tua atau 15,5 yang menyatakan “pergaulan bebas”.
Dan tidak ada tangggapan yang menyatakan ‘orang tua”. Hal I ni dapat diperkuat
dari hasil wawancara dengan kepala desa Salumbia, bapak Abduh Rahman S.
Adam mengungkapkan bahwa “ bentuk-bentuk kenakalan remaja yang pernah
terjadi yaitu minum-minuman keras, berjudi, perkelahian antara
kelompok-kelompok remaja, jadi banyaknya anak-anak usia pendidikan yang menganggur
atau putus sekolah di akibatkan pengaruh kebiasaan yang berada dilingkungan
Desa Salumbia (wawancara, 19 juni 2013).
B. Pembahsan
Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui angket dan wawancara
menurut permasalahan penelitian yang ditetapkan, maka peneliti akan membahas
secara berurut yaitu:
Berdasarkan data yang peneliti peroleh, bahwa factor-faktor yang melatar
belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, bahwa yang
menjadi kendala utama rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan
ialah lemahnya ekonomi keluarga.Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan
orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari,
sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan
anak-anaknya membantu orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan
sehari-hari seperti anak membantu orang tuanya ke sawah atau di kebun.
faktor ekonomi adalah faktor penunjang berlangsungnya suatu pendidikan.
Di desa Salumbia masih banyak masyarakatnya yang hanya lulusan SD dan SMP
pekerjaannya hanya petani,sehingga masih banyak masyarakat yang ekonominya
lemah (kurang mampu) karena hanya mengharapkan hasil pertanian sawah yang
bisa di panen dua kali setahun. Oleh karena itu masih adanya anak-anak usia
pendidikan di desa Salumbia tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena
keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu sehingga anak-anaknya juga
membantu orang tuanya untuk meladang di sawah. Indikator lainnya yang
menunjukkan bahwa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat
terhadap pendidikan yaitu faktor sosial budaya yang berdasarkan hasil angket
yang di sebarkan untuk informan, bahwa hasil yang di peroleh peneliti factor
social budaya menjadi factor kedua dalam menhambat lanjutnya pendidikan,
sesuai apa yang dikemukakan oleh Dalyono (2008), “Lingkungan sosial budaya
masyarakat adalah semua orang/manusia yang dapat berpengaruh terhadap
kehidupan anak.” Pengaruh sosial tersebut dapat dilihat secara langsung maupun
tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti terjadi di dalam pergaulan anak
sehari-hari dengan teman sebayanya atau orang lain. Yang tidak langsung dapat
terjadi melalui jalur informasi, seperti radio atau televisi.
2. Upayayang dilakukan masyarakatdalam meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan
belum adanya upaya-upaya masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap pendidikan.Belum adanya upaya masyarakat ini disebabkan
oleh kurangnya partisipasi akan pentingnya pendidikan seperti memberikan
kontribusi tenaga, bahan maupun dana, kecuali dalam hal budaya (adat)
masyarakat sangat berpartisipasi seperti acara pernikahan, dan orang meninggal.
Hal ini di buktikan dengan hasil angket bahwa upaya masyarakat masih kurang
baik ini dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda
yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41
% yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 % yang menyatakan “kurang
baik”.
Masyarakat desa Salumbia yang sistem perekonomiannya dominan
pertanian, apalagi yang ekonomi menengah kebawah sangat memproritaskan
pekerjaannya dibanding pendidikan anak-anaknya, ditambah lagi Kurangnya
sarana dan prasana pendidikan yang berada di Desa Salumbia ini juga menjadi
sebab kurangnya minat anak dalam melanjutkan pendidikan, sehingga
anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan (putus sekolah) ini, dapat menimbulkan
kelakuan yang negatif yang dikarenakan oleh pengaruh lingkungan sosial, seperti
melakukan perjudian, minum-minuman keras.
IV. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan pada bab terdahulu,
maka pada bagian akhir skripsi ini perlu dirumuskan kesimpulan penelitian
sekaligus menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Berdasarkan fakta empiris yang penulis temukan bahwa tingkat keasadaran
masyarakat di Desa Salumbia sudah tergolong baik, hal ini di buktikan dengan
hasil angket yang disebarkan oleh orang tua bahwa 18 orang tua atau 56 %
yang menyatakan “sangat penting”, 13 orang tuaatau 41% menyatakan
yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan
yaitu:
1) Lemahnya ekonomi keluarga
2) Faktor sosial budaya
2. Berdasarkan hasil yang penulis temukan dari informan bahwa, sejauh ini
belum adanya upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam hal
meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan
hasil angket yang di sebarkan oleh peneliti bahwa upaya masyarakat dalam
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang baik, ini
dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda yaitu 2
orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 %
yang menyatakan “baik”, 17
B. Saran
Ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran dalam penelitian
ini, yakni:
1. Diharapkan masyarakat desa Salumbia lebih mementingkan pendidikan
anak-anaknya untuk bekal ketika berada di tengah-tengah masyarakat nanti.
2. Di harapakan masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama dalam hal
meningkatkan upaya-upaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak yang
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktis.PT. Bina Angkasa Jakarta.
Dalyono.(2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik Oemar, (2002). Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara