• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESADARAN MASYARAKAT SALUMBIA TERHADAP PENDIDIKAN STUDI KASUS DI DESA SALUMBIA | Amri | EDU CIVIC 6198 20512 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KESADARAN MASYARAKAT SALUMBIA TERHADAP PENDIDIKAN STUDI KASUS DI DESA SALUMBIA | Amri | EDU CIVIC 6198 20512 1 PB"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KESADARAN MASYARAKAT SALUMBIA TERHADAP PENDIDIKAN STUDI KASUS DI DESA SALUMBIA

Ulil Amri1,Widayati Pujiastuti2,Alri Lande3 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Rumusan masalah dalam penilitian adalah: 1) Faktor apa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat Salumbia terhadap pendidikan 2) Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan di Desa Salumbia. Tujuan1) Untuk mengetahui faktor-faktor apa yang melatarbelakangi rendahnya kesadaran masyarakat salumbia terhadap pendidikan 2) Untuk mengetahui Upaya-upaya yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan di Desa Salumbia. Populasi penelitian yaitu seluruh orang tua yang mempunyai anak bersekolah dan atau tidak bersekolah berjumlah 323 orang tua. Besarnya sample dalam penelitian ini adalah 32 orang tua dan 5 pemerintah Desa Salumbia yang ditentukan secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen penelitian lapangan yaitu angket dan wawancara.Pengujian data hasil penelitian menggunakan analisis prosentase (%) analisa deskriptif diapakai untuk menganalisa keadaan seatu kelompok tertentu yang lebih besar. Kemudian di analisis dengan cara reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data.Berdasarkan hasil yang ditemukan penulis di lapangan bahwa masyarakat Salumbia menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting tetapi faktor penyebab rendahnya kesadaran masyarakat Salumbia terhadap pendidikan adalah ekonomi orang tua yang lemah dan faktor sosial budaya.Sejauh ini belum ada Upaya masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. Kesimpulan penelitian 1) faktor yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yaitu: Lemahnya ekonomi keluarga dan Faktor sosial budaya 2) belum ada upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan, hal ini dibuktikan dengan hasil angket bahwa2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 % yang menyatakan “kurang baik”.Saran penelitian yaitu 1) Diharapkan masyarakat desa Salumbia lebih mementingkan pendidikan anak-anaknya untuk bekal ketika berada di tengah-tengah masyarakat nanti. 2) Di harapakan masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama dalam hal meningkatkan upaya-upaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak yang putus seklolah.

Kata Kunci: Kesadaran Masyarakat, Pendidikan.

1

Ulil Amri A 321 08057, mahasiswa program studi PPKn, fakultas keguruan dan ilmu pendidkan universitas tadulako

(2)

I. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang

berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi

dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.Pendidikan pada

dasarnya mempunyai tujuan pokok, yaitu mengembangkan sumber daya

manusia.Hal ini dimaksudkan agar manusia dapat berusaha membangun dirinya,

membudayakan alam serta membangun masyarakat dalam segala bidang

kehidupan termasuk bidang pendidikan (Oemar Hamalik, 2003:17). Berdasarkan

Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 berbunyi bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Banyaknya anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan di Indonesia,

terutama terjadi di daerah pedesaan.Angka putus sekolah yang terjadi disebabkan

karena faktor tingkat kemampuan masyarakat yang rendah dan kurangnya

kesadaran masyarakat untuk melanjutkan pendidikan, mengakibatkan banyak

pengangguran.Perkembangan pendidikan yang lambat ini disebabkan karena

pengetahuan atau pemahaman masyarakat yang masih rendah.

Seperti yang terjadi di desa salumbia, adanya anak-anak yang tidak dapat

melanjutkan pendidikan masih cukup tinggi, adanya anak-anak yang tidak dapat

melanjutkan pendidikan ini terlihat bahwa masih rendah kesadaran masyarakat

terhadap pendidikan. Dari data yang diperoleh bahwa jumlah anak yang tidak

melanjutkan pendidikan (putus sekolah) di Desa Salumbia yaitu laki-laki

(3)

Banyaknya orang tua desa Salumbia yang hanya berpendidikan SD sampai SMP,

olehnya itu mayoritas masyarakat desa Salumbia hanya bekerja sebagai petani.

Masih adanya anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan di Desa Salumbia

dikarenakan rendahnya ekonomi keluarga. Sehingga adapula anak-anak desa

Salumbia pergi merantau demi kebutuhan hidupnya dan keluarganya. Adanya hal

ini diperlukan upuya-upaya dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah

dalam mengatasi anak-anak yang putus sekolah sehingga makin berkurangnya

anak-anak yang putus sekolah meningkat pula keasadaran masyarakat akan

pentingnya pendidikan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas kemudian peneliti ingin mengkaji

lebih lanjut hal tersebut dalam sebuah penelitian yang berjudul“Kesadaran

Masyarakat Salumbia Terhadap Pendidikan : Studi Kasus di Desa Salumbia”.

II. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif yang intinya menekankan pada hal-hal yang bersifat

kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.Penilitian ini dilaksanakan di

Desa Salumbia Kecamatan Dondo. Populasi dalam penelitian ini adalah 323 orang

tua yang memiliki anak bersekolah dan tidak bersekolah kemudian ditarik sampel

dengan pendapat Suharsini Arikunto (2002;107) menjelaskan secara detail batasan

penentuan sampel sebagai berikut: “Apabila subyeknya kurang dari 100 (seratus),

lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi

selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat di ambil antara 10-15% atau

20-25% atau lebih”. Maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 10 % dari

populasi yaitu 32 orang tua yang mempunyai anak bersekolah dan tidak berseolah.

Tehnik pengumpulandata dalam penelitian ini menggunakan penelitian

lapangan yaitu wawancaradan angket. Analisi data penelitian menggunakandaftar

pertanyaan yang dituangkan dalam angket, selanjutnya di tabulasikan secara

menyeluruh dalam sebuah tabel berdasarkan pertanyaan yang diajukan kepada

responden dengan cara membuat klasifikasi kemudian dianalisis data ini dengan

(4)

menganalisa keadaan seatu kelompok tertentu yang lebih besar.Adapun rumus

statistik deskriptif untuk prosentase (%) adalah :

P= x 100% =

Keterangan :

P = Persentase

F = Frekuensi

N = jumlah sampel (Arikunto,1998)

III. HASILDAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Berdasarkan angket yang telah disebarkan ke orang tua, maka angket

tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus statistik deskriptif.Sehingga dapat

[image:4.595.130.495.416.568.2]

di lihat pada tabel berikut.

Tabel 1.4

Tanggapan orang tua terhadap pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Penting 18 56

2 Penting 13 41

3 Tidak Penting 1 3

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 1

Dengan melihat tabel 1.4 di atas, maka dapat diketahui orang tua yang

menyatakan bahwa masyarakat memperlihatkan kesadaran terhadap pendidikan,

mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 18 orang tua atau 56 % yang

menyatakan “sangat penting”, 13 orang tua atau 41 % menyatakan “penting”,dan

(5)
[image:5.595.130.492.147.300.2]

Tabel 2.4

Tanggapan orang tua dalam memberikan motivasi terhadap anak

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Sering 1 3

2 Sering 17 53

3 Sekali-sekali 14 44

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 1

Dengan melihat tabel 2.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa orang tua

yang memberikan motivasi kepada anaknya, mempunyai tanggapan yang

bervariasi yaitu, 1 orang tua atau 3% yang menyatakan “sangat sering”, 17 orang

tua atau 53 % yang menyatakan “sering”, dan 14 orang tua atau 44 % yang

menyatakan “sekali-sekali”.

Tabel 3.4

Tanggapan orang tuaterhadap dukungan anak untuk melanjutkan pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Mendukung 27 84

2 Kurang Mendukung 5 16

3 Tidak Mendukung -

-Jumlah 32 100

Sumber data : pengelolaan angket orang tua no.3

Dengan melihat tabel 3.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa orang tua

yang menyatakan dukungan kepada anak untuk melanjutkan pendidikan,

mempunyai tanggapan yang berbeda yaitu 27 orang tua atau 84 % yang

menyatakan “mendukung”, 5 orang tua atau 16 % yang menyatakan “kurang

mendukung” dan tidak ada tanggapan yang menyatakan “tidak mendukung”.

[image:5.595.129.496.467.614.2]
(6)

Tanggapan orang tua terhadap kendala yang mengahambat pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Faktor ekonomi 15 47

2 Faktor Sosial Budaya 13 41

3 Faktor Letak Geografis 4 12

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket siswa No. 4

Berdasarkan tabel di atas 5.4 di atas, tampak adanya frekuensi yang

berbeda terhadap variabel jawaban dalam menghambat pendidikan, itu dapat

terlihat dengan tingkat persentase orang tua yaitu 15 orang tua atau 47 % yang

menyatakan ”faktor ekonomi”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “ factor

social budaya”, dan 4 orang tua atau 12 % yang menyatakan“factor letak

geografis”. Hal ini dapat di perkuat dari hasil wawancara dengan Kades yaitu pak

Abduh Rahman S. Adam mengungkapkan bahwa, “masyarakat desa Salumbia

masih banyak yang berekonomi lemah dan pekerjaan bertani, karena orang tua di

masyarakat desa Salumbia rata-rata berpendidikan rendah hanya lulusan SD dan

SMP”.(wawancara, 19 juni 2013). Sesuai dengan hasil wawancara yang diberikan

kepada tokoh masyarakat, “bahwa selain faktor ekonomi yang menjadi kendala

kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan yang mengakibatkan

putusnya anak untuk melanjutkan pendidikanadalahfaktor budaya” (Ambo Dalle,

[image:6.595.148.516.133.274.2]

tokoh masyarakat) .

Tabel 5.4

Tanggapan orang tua terhadapupaya yang dilakukan masyarakat dalam

meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Baik 2 6

2 Baik 13 41

3 Kurang Baik 17 53

(7)

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 5

Berdasarkan tabel di atas 5.4 di atas, tampak adanya frekuensi yang

bervariasi terhadap variabel jawaban dalam upaya masyarakat meningkatkan

kesadaran terhadap pendidikan, itu dapat terlihat dengan tingkat persentase orang

tua yang berbeda-beda yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat

baik”, 13 orang tua atau 41 % yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 %

yang menyatakan “kurang baik”. Berdasarkan hasil wawancara yang yang di

peroleh peneliti dengan mewancarai beberapa pihak terkait (pemerintah),

wawancara dengan Bapak Abduh Rahman S. Adam selaku Kades di Desa

Salumbia mengatakan bahwa “ tidak adanya upuya-upaya masyarakat desa

Salaumbia dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pendidikan”.

Masyarakat di Desa Salumbia hanya hanya mengurus kesibukannya

masing-masing. Sebagian besar anak-anak desa Salumbia membantu pekerjaan orang

tuanya dalam hal pertanian (wawancara, 24 juni 2013). Sehubungan dengan

pernyataan Bapak Sekdes di atas, Bapak Moh. Amin selaku Imam Desa

mengatakan bahwa ”sebagian besar masyarakat Salumbia masih belum

melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap

pendidikan, seperti memberikan kontribusi tenaga, bahan, maupun dana, kecuali

dalam hal budaya (adat) masyarakat sangat berpartisipasi seperti acara

[image:7.595.154.517.588.702.2]

pernikahan, dan orang meninggal” (wawancar, 28 juni 2013).

Tabel 6.4

Tanggapan orang tua terhadap pengaruh ekonomi, lingkungan, orang tua, dan

motivasi terhadap pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Berpengaruh 27 84

2 Cukup Berpengaruh 5 16

3 Tidak Berpengaruh -

-Jumlah 32 100

(8)

Melihat tabel 6.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa adanya pengaruh

ekonomi, lingkungan, dan orang tua terhadap pendidikan, itu dapat dilihat dari

hasil persentase yaitu 27 orang tua atau 84 % yang menyatakan “sangat

berpegaruh”, 5 orang tua atau 16 % yang menyatakan “cukupberpengaruh”, dan

[image:8.595.130.497.278.422.2]

tidak ada tanggapan yang menyatakan “tidak berpengaruh”.

Tabel 7.4

Tanggapan orang tua terhadap fasilitas pendidikan

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Sangat Mendukung -

-2 Cukup Mendukung 13 41

3 Tidak Mendukung 19 59

Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 7

Melihat tabel 7.4 di atas, maka dapat diketahui bahwa tanggapan orang tua

terhadap fasilitas pendidikan yaitu, tidak ada tanggapan yang menyatakan “sangat

mendukung”, 13 orang tua atau 41% yang menyatakan “cukupmendukung”,dan

19 orang tua atau 59 % yang menyatakan “tidak mendukung”. Selain tanggapan

orang tua terhadap fasilitas pendidikan yang di terangkan di atas, dengan

memberikan beberapa pertanyaan dengan pemerintah desa salah satunya yaitu

masalah fasilitas pendidikan, menurut pak Abduh Rahman S. Adam “ bahwa

sarana dan prasarana pendidikan formal yang tersediah di desa Salumbia hanya

mulai taman kanak-kanak (TK), SD , dan SMP, sedangkan sekolah untuk SMA

belum tersediah, kurangnya sarana dan prasarana ini salah satu penyebab terjadi

anak tidak melanjutkan pendidikan (wawancara, 19 juni 2013).Selanjutnya

menurut bapak Drs.Subhan Laropa selaku sekertaris desa mengatakan bahwa

“masihkurangnya perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap pedesaan khususnya

di Desa Salumbia sehingga sarana dan prasarana pendidikan belum terpenuhi,

(9)

Salumbia, oleh karena itu banyak anak-anak usia jenjang pendidikan yang

khususnya pendidikan SMA dan perguruan tinggi yang tidak melanjutkan

sekolah hanya membantu orang tuanya di sawah dan pergi merantau” (wawacara,

[image:9.595.137.513.256.365.2]

20 juni 2013).

Tabel 8.4

Tanggapan orang tua terhadap pengaruh lingkungan mengakibatkan putusnya

pendidikan anak

No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)

1 Kenakalan Remaja 28 87,5

3 Pergaulan Bebas 5 15,5

4 Orang Tua -

-Jumlah 32 100

Sumber Data : pengolahan angket orang tua No. 8

Melihat tabel 8.4 di atas bahwa orang tua yang menyatakan pengaruh

lingkungan yang mengakibatkan putus pendidikan (putus sekolah) mempunyai

tanggapan yang berbeda yaitu 28 orang tua atau 87,5 yang menyatakan

“kenakalan remaja”, 5 orang tua atau 15,5 yang menyatakan “pergaulan bebas”.

Dan tidak ada tangggapan yang menyatakan ‘orang tua”. Hal I ni dapat diperkuat

dari hasil wawancara dengan kepala desa Salumbia, bapak Abduh Rahman S.

Adam mengungkapkan bahwa “ bentuk-bentuk kenakalan remaja yang pernah

terjadi yaitu minum-minuman keras, berjudi, perkelahian antara

kelompok-kelompok remaja, jadi banyaknya anak-anak usia pendidikan yang menganggur

atau putus sekolah di akibatkan pengaruh kebiasaan yang berada dilingkungan

Desa Salumbia (wawancara, 19 juni 2013).

B. Pembahsan

Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui angket dan wawancara

menurut permasalahan penelitian yang ditetapkan, maka peneliti akan membahas

secara berurut yaitu:

(10)

Berdasarkan data yang peneliti peroleh, bahwa factor-faktor yang melatar

belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, bahwa yang

menjadi kendala utama rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan

ialah lemahnya ekonomi keluarga.Kurangnya pendapatan keluarga menyebabkan

orang tua terpaksa bekerja keras mencukupi kebutuhan pokok sehari-hari,

sehingga pendidikan anak kurang terperhatikan dengan baik dan bahkan

anak-anaknya membantu orang tua dalam mencukupi keperluan pokok untuk makan

sehari-hari seperti anak membantu orang tuanya ke sawah atau di kebun.

faktor ekonomi adalah faktor penunjang berlangsungnya suatu pendidikan.

Di desa Salumbia masih banyak masyarakatnya yang hanya lulusan SD dan SMP

pekerjaannya hanya petani,sehingga masih banyak masyarakat yang ekonominya

lemah (kurang mampu) karena hanya mengharapkan hasil pertanian sawah yang

bisa di panen dua kali setahun. Oleh karena itu masih adanya anak-anak usia

pendidikan di desa Salumbia tidak dapat melanjutkan pendidikannya karena

keadaan ekonomi orang tua yang kurang mampu sehingga anak-anaknya juga

membantu orang tuanya untuk meladang di sawah. Indikator lainnya yang

menunjukkan bahwa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat

terhadap pendidikan yaitu faktor sosial budaya yang berdasarkan hasil angket

yang di sebarkan untuk informan, bahwa hasil yang di peroleh peneliti factor

social budaya menjadi factor kedua dalam menhambat lanjutnya pendidikan,

sesuai apa yang dikemukakan oleh Dalyono (2008), “Lingkungan sosial budaya

masyarakat adalah semua orang/manusia yang dapat berpengaruh terhadap

kehidupan anak.” Pengaruh sosial tersebut dapat dilihat secara langsung maupun

tidak langsung. Pengaruh secara langsung, seperti terjadi di dalam pergaulan anak

sehari-hari dengan teman sebayanya atau orang lain. Yang tidak langsung dapat

terjadi melalui jalur informasi, seperti radio atau televisi.

2. Upayayang dilakukan masyarakatdalam meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan

(11)

belum adanya upaya-upaya masyarakat dalam hal meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap pendidikan.Belum adanya upaya masyarakat ini disebabkan

oleh kurangnya partisipasi akan pentingnya pendidikan seperti memberikan

kontribusi tenaga, bahan maupun dana, kecuali dalam hal budaya (adat)

masyarakat sangat berpartisipasi seperti acara pernikahan, dan orang meninggal.

Hal ini di buktikan dengan hasil angket bahwa upaya masyarakat masih kurang

baik ini dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda

yaitu 2 orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41

% yang menyatakan “baik”, 17 orang tua atau 53 % yang menyatakan “kurang

baik”.

Masyarakat desa Salumbia yang sistem perekonomiannya dominan

pertanian, apalagi yang ekonomi menengah kebawah sangat memproritaskan

pekerjaannya dibanding pendidikan anak-anaknya, ditambah lagi Kurangnya

sarana dan prasana pendidikan yang berada di Desa Salumbia ini juga menjadi

sebab kurangnya minat anak dalam melanjutkan pendidikan, sehingga

anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan (putus sekolah) ini, dapat menimbulkan

kelakuan yang negatif yang dikarenakan oleh pengaruh lingkungan sosial, seperti

melakukan perjudian, minum-minuman keras.

IV. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan masalah yang telah diuraikan pada bab terdahulu,

maka pada bagian akhir skripsi ini perlu dirumuskan kesimpulan penelitian

sekaligus menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Berdasarkan fakta empiris yang penulis temukan bahwa tingkat keasadaran

masyarakat di Desa Salumbia sudah tergolong baik, hal ini di buktikan dengan

hasil angket yang disebarkan oleh orang tua bahwa 18 orang tua atau 56 %

yang menyatakan “sangat penting”, 13 orang tuaatau 41% menyatakan

(12)

yang melatar belakangi rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pendidikan

yaitu:

1) Lemahnya ekonomi keluarga

2) Faktor sosial budaya

2. Berdasarkan hasil yang penulis temukan dari informan bahwa, sejauh ini

belum adanya upaya-upaya yang dilakukan masyarakat dalam hal

meningkatkan kesadaran terhadap pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan

hasil angket yang di sebarkan oleh peneliti bahwa upaya masyarakat dalam

meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan masih kurang baik, ini

dapat terlihat dengan tingkat persentase orang tua yang berbeda-beda yaitu 2

orang tua atau 6 % yang menyatakan ”sangat baik”, 13 orang tua atau 41 %

yang menyatakan “baik”, 17

B. Saran

Ada beberapa hal yang perlu disampaikan sebagai saran dalam penelitian

ini, yakni:

1. Diharapkan masyarakat desa Salumbia lebih mementingkan pendidikan

anak-anaknya untuk bekal ketika berada di tengah-tengah masyarakat nanti.

2. Di harapakan masyarakat dan pemerintah dapat bekerjasama dalam hal

meningkatkan upaya-upaya untuk melanjutkan pendidikan anak-anak yang

(13)

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi, (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian dan Pendekatan Praktis.PT. Bina Angkasa Jakarta.

Dalyono.(2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik Oemar, (2002). Pendidikan guru berdasarkan pendekatan kompetensi. Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

Tabel 1.4
Tabel 2.4
Tabel 5.4
Tabel 6.4Tanggapan orang tua terhadap pengaruh ekonomi, lingkungan, orang tua, dan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai bahan melaksanakan perubahan reformasi birokrasi berkenaan dengan sistem manajemen SDM, telah dilakukan analisis jabatan dan beban kerja seluruh pegawai

Hasil Granger causality model IPI untuk instrumen moneter Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) pada Gambar 6 (a) menunjukkan bahwa pembiayaan syariah memberikan

Misalnya, apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang tua tentang cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu saja pesan tersebut kurang diterima

Kekuatan dari produk buah-buahan adalah sifatnya yang fancy yang terkait dengan kenyataan bahwa buah dikonsumsi selain untuk memenuhi kebutuhan protein, vitamin, dan

مهف ؾوتمكأ تادرفلدا ( تادرفلدا مهف ) صنلاك مفلا قيرط نع ءاوس دح ىلع. ءاسي لا تىح ةبسانمك ةديج تادرفلدا رايتخا بلطتي ةباتكلا في ةلمتلمحا

Analisa sifat magnet dan kuat medan magnet sampel serbuk NdFeB dilakukan menggunakan VSM ( Vibrating Sample Magnetometer ), salah satu jenis peralatan yang digunakan

Dalam pengembangan senyawa agonis selektif FFAR4/GPR120 dengan spesifisitas tinggi, pemodelan homologi FFAR4/GPR120 dapat dibangun dengan memanfaatkan struktur kristal

Hipotesis kedua menyatakan bahwa Indeks Herfindahl (HERF), Debt Ratio (DR), dan Debt to Equity Ratio (DER) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return