• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Growth, Maturity dan Retained Earning terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan-Perusahaan yang Bergerak dalam Sub Sektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2010-2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Growth, Maturity dan Retained Earning terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan-Perusahaan yang Bergerak dalam Sub Sektor Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2010-2014."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Growth, Maturity dan Retained Earning terhadap peringkat obligasi pada perusahaaan-perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 dan bergerak pada Sub-sektor perkebunan. Penelitian ini didasari oleh penelitian Ikhsan (2013), Perraudin (2012) dan Almalia (2007). Hasil Penelitian Ikhsan (2013) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan, umur obligasi dan reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan penelitian Perraudin (2012) menunjukkan bahwa untuk periode yang signifikan beberapa kategori obligasi kualitas kredit tinggi dinilai dengan cara yang konsisten dengan harga mereka. Disesuaikan untuk faktor-faktor penentu ekonomi spread (pajak, likuiditas dan premi risiko). Penelitian Almalia (2007) menyatakan bahwa growth, size, profitability, liquidity, secure, maturity, dan auditor reputation berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Penelitian ini juga didasari oleh naik turunnya peringkat obligasi yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat mempengaruhi pembayaran obligasi suatu perusahaan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini: (1) Variabel Dependen: Peringkat Obligasi dan (2) Variabel Independen: Growth, Maturity dan Retained Earning. Jenis penelitian yang digunakan adalah causal explanatory. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan di Bursa Efek Indonesia dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan di Bursa Efek Indonesia yang bergerak pada sub-sektor perkebunan yang berjumlah 4 buah perusahaan pada periode 2010-2014. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik. Secara simultan, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Growth, Maturity dan Retained Earning berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of Growth, Maturity and Retained Earnings for the bond rating firms-company, which is listed on the Stock Exchange in 2010-2014 and move on plantation sub-sector. This study is based on research Ikhsan (2013), Perraudin (2012) and Almalia (2007). Results Ikhsan (2013) states that the company's growth, age and reputation KAP bonds does not affect the bond ratings, while research Perraudin (2012) shows that for the period has some significant categories of bonds of high credit quality assessed in a manner consistent with their prices. Adjusted for the economic determinants of the spread (tax, liquidity and risk premiums). Research Almalia (2007) stated that the growth, size, profitability, liquidity, secure, maturity, and the auditor's reputation affect the bond ratings. Omi research also rise and fall based on the rating of the bonds held by the company that could affect the payment of bonds of a company. Therefore, researchers interested in conducting this study. Variables used in this study: (1) variable Dependend: Bond rating, and (2) variable independend: Growth, Maturity and Retained Earnings. This type of research is a causal explanatory. The population in this study is the whole company in the Indonesia Stock Exchange and the sample used in this study are all companies in the Indonesia Stock Exchange engaged in the plantation sub-sector consists of 4 pieces of the company in the period 2010-2014. The sampling method is done by using purposive sampling. The analytical method used in this study using logistic regression analysis. Simultaneously, the results of this study indicate that the Growth, Maturity and Retained Earningsis positive but not significant effect on bond ratings.

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN JUDUL INGGRIS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 LatarBelakangMasalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 TujuanPenelitian ... 8

1.4 ManfaatPenelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 KajianPustaka ... 10

2.1.1 Pengertian Obligasi ... 10

2.1.2 Jenis-jenis Obligasi ... 11

a. Berdasarkan proses peralihan kepemilikan ... 11

b. Obligasi atas unjuk (bearer bond)………12

c. Berdasarkann Cara Penetapan dan Pembayaran Bunga…12 d. Berdasarkan Penerbit (Issuer) ... 14

e. Obligasi Berdasarkan Jenis Jaminan yang Mendukung .. 15

f. Obligasi Berdasarkan Call Feature ... 15

g. Obligasi berdasarkan hak penukaran ... 16

h. Obligasi berdasarkan perhitungan imbal hasil ... 17

2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Obligasi ... 17

1. Kelebihan berinvestasi dalam bentuk obligasi ... 18

2. Kelemahan berinvestasi dalam bentuk obligasi ... 19

2.1.4 Karakteristik Obligasi ... 20

a. Nilai Nominal ... 20

b. Nilai Intrisik ... 20

c. Suku Bunga Kupon ... 20

d. Peringkat Obligasi ... 20

e. Suku Bunga Mengambang ... 21

f. Suku Bunga Nol ... 21

g. Tanggal Jatuh Tempo ... 21

h. Provisi Penarikan ... 21

i. Dana Pelunasan ... 22

(4)

x Universitas Kristen Maranatha

k. Tingkat Penghasilan Sekarang ... 22

2.1.5 Resiko berinvestasi dalam Obligasi ... 22

2.1.6 Pihak-pihak yang terlibat dalam penerbitan obligasi ... 25

2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi obligasi ... 28

1. Laba Ditahan (Retained Earning) ... 28

2. Pertumbuhan Perusahaan (Growth) ... 28

3. Jatuh tempo (Maturity) ... 28

2.1.8 Peringkat Obligasi ... 29

2.2Penelitian Terdahulu ... 32

2.3 Rerangka Pemikiran ... 35

2.4 Pengembangan Hipotesis ... 37

2.4.1 Hubungan Rasio Pertumbuhan Perusahaan (Growth) terhadap peringkat obligasi ... 37

2.4.2 Hubungan Umur Obligasi (Maturity) terhadap Peringkat Obligasi ... 37

2.4.3 Hubungan Rasio Laba Ditahan (Retained Earning) Terhadap Peringkat Obligasi ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 39

3.1 JenisPenelitian ... 39

3.2 PopulasidanSampel ... 39

3.3 TeknikPengambilanSampel... 39

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 41

3.4.1Variabel Penelitian ... 41

3.4.1.1 Variabel Dependen(Y): Peringkat Obligasi ... 41

3.4.1.2 Variabel Independen (X): Growth, Maturity, Retained Earning ... 42

3.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 45

3.6 Metode Analisis ... 46

3.6.1Analisis Statistik Deskriptif ... 47

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 47

3.6.3 Analisis Data ... 47

3.7 Uji Hipotesis... 48

a. menilai mode fit... 49

b. koefisien determinasi ... 50

c. menguji kebaikan model ... 50

d. menguji koefisien regresi ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Pengolahan Data... 52

4.1.1 Growth... 52

4.1.1.1 Analisis Growth PT. BWPT tahun 2010-2014 ... 52

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.1.1.3 Analisis Growth PT. SIMP tahun 2010-2014 ... 54

4.1.1.4 Analisis Growth PT. SMAR tahun 2010-2014 ... 56

4.1.1.5 Analisis Growth pada tahun 2010-2014 ... 57

4.1.2 Retained Earning ... 58

4.1.2.1 Analisis Retained Earning PT. BWPT tahun 2010-2014 ... 59

4.1.2.2 Analisis Retained Earning PT. TBLA tahun 2010-2014 .... 60

4.1.2.3 Analisis Retained Earning PT. SIMP tahun 2010-2014 ... 61

4.1.2.4 Analisis Retained Earning PT. SMAR tahun 2010-2014 ... 62

4.1.2.5 Analisis Retained Earning Keseluruhan tahun 2010-2014 . 63 4.1.3 Maturity ... 64

4.1.3.1 Analisis Maturity PT. BWPT tahun 2010-2014 ... 65

4.1.3.2 Analisis Maturity PT. TBLA tahun 2010-2014 ... 65

4.1.3.3 Analisis Maturity PT. SIMP tahun 2010-2014 ... 66

4.1.3.4 Analisis Maturity PT. SMAR tahun 2010-2014 ... 67

4.1.3.5 Analisis Maturity keseluruhan tahun 2010-2014 ... 68

4.1.4 Peringkat Obligasi ... 68

4.1.4.1 Analisis Peringkat Obligasi PT. BWPT tahun 2010-2014 .. 69

4.1.4.2 Analisis Peringkat Obligasi PT. TBLA tahun 2010-2014 .. 70

4.1.4.3 Analisis Peringkat Obligasi PT. SIMP tahun 2010-2014.... 71

4.1.4.4 Analisis Peringkat Obligasi PT. SMAR tahun 2010-2014.. 72

4.1.4.5 Analisis Peringkat Obligasi keseluruhan tahun 2010-2014 73 4.2 Deskriptif Data Penelitian ... 73

4.3 Model Regresi Logistik ... 74

4.3.1 Uji Secara Keseluruhan (Overall Model Fit) dan Penilaian .. 76

4.3.2 Uji Signifikansi Masing-masing Variabel Bebas Prediktor ... 77

a. Pengaruh Growth dalam memprediksi Peringkat Obligasi ... 78

b. Pengaruh Retained Earning dalam memprediksi Peringkat Obligasi ... 78

c. Hasil Variabel Maturity ... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Kesimpulan ... 80

5.2 KeterbatasanPembahasan ... 80

5.3 Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 82

LAMPIRAN ... 85

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Definisi Peringkat Obligasi ... 30

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 3.1 Daftar Nama Perusahaan Sub sektor perkebunan ... 40

Tabel 3.2 Sampel Penelitian ... 41

Tabel 3.3 Perhitungan Peringkat Obligasi ... 42

Tabel 3.4 Tabel Operasionalisasi Variabel ... 44

Tabel 3.5 Peringkat Obligasi Perusahaan 2010-2014 ... 46

Tabel 4.1 Perhitungan Growth PT. BWPT tahun 2010-2014 ... 53

Tabel 4.2 Perhitungan Growth PT. TBLA tahun 2010-2014 ... 54

Tabel 4.3 Perhitungan Growth PT. SIMP tahun 2010 – 2014 ... 55

Tabel 4.4 Perhitungan Growth PT. SMAR tahun 2010-2014 ... 56

Tabel 4.5 Perhitungan Growth keseluruhan tahun 2010-2014... 57

Tabel 4.6 Perhitungan Retained Earning PT. BWPT tahun 2010-2014 ... 59

Tabel 4.7 Perhitungan Retained Earning PT. TBLA tahun 2010-2014 ... 60

Tabel 4.8 Perhitungann Retained Earning PT. SIMP tahun 2010-2014 ... 61

Tabel 4.9 Perhitungan Retained Earning PT. SMAR tahun 2010-2014 ... 62

Tabel 4.10 Perhitungan Retained Earning keseluruhan tahun 2010-2014 ... 63

Tabel 4.11 Perhitungan Maturity PT. BWPT tahun 2010-2014 ... 65

Tabel 4.12 Perhitungan Maturity PT. TBLA tahun 2010-2014 ... 66

Tabel 4.13 Perhitungan Maturiity PT. SIMP tahun 2010-2014 ... 66

Tabel 4.14 Perhiungan Maturity PT. SMAR tahun 2010-2014 ... 67

Tabel 4.15 Perhitungan Maturity keseluruhan tahun 2010-2014 ... 68

Table 4.16 Perhitungan Peringkat Obligasi PT. BWPT tahun 2010-2014 ... 69

Table 4.17 Perhitungan Peringkat Obligasi PT. TBLA tahun 2010-2014 ... 70

Tabel 4.18 Perhitungan Peringkat Obligasi PT. SIMP tahun 2010-2014 ... 71

Tabel 4.19 Perhitungan Peringkat Obligasi PT. SMAR tahun 2010-2014 ... 72

Tabel 4.20 Perhitungan Peringkat Obligasi keseluruhan tahun 2010-2014 ... 73

Tabel 4.21 Descriptive Statistic ... 74

Tabel 4.22 Classification Table ... 75

Tabel 4.23Variables in the equation ... 75

Tabel 4.24 Omnibus Test of Model Coefficients ... 76

Tabel 4.25Model Summary ... 76

Tabel 4.26 Hosmer and Lemeshow test ... 77

(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Investasi pada dasarnya adalah uang yang dipakai untuk menghasilkan

uang (Sjahrir, 2006). Dengan demikian uang ditanam atau diinvestasikan dalam

objek yang memberikan hasil. Harus diakui bahwa investasi adalah penggunaan

uang untuk objek-objek tertentu dengan tujuan bahwa nilai objek tersebut selama

jangka waktu investasi akan meningkat, paling tidak bertahan, dan selama jangka

waktu itu pula dapat memberikan hasil secara teratur (Sjahrir, 2006). Berbicara

mengenai investasi, Investasi sendiri dapat dibagi menjadi dua macam yaitu

investasi asing dan investasi domestik (Salim dan Budi, 2008). Investasi Asing

adalah investasi yang bersumber dari pembiayaan luar negeri, sedangkan Investasi

Domestik ialah investasi yang bersumber dari pembiayaan dalam negeri (Salim

dan Budi, 2008). Menurut Feeber (dalam, Ikhsan 2012) Terdapat dua jenis

investasi yaitu investasi berbentuk asset rill (real assets) dan dalam bentuk surat

berharga atau sekuritas (marketable securities/financial assets) . Investasi dalam

bentuk surat berharga atau sekuritas memiliki perbedaan dengan asset rill.

Investasi pada sektor keuangan memiliki risiko yang lebih tinggi sesuai perubahan

kondisi tapi memiliki keuntungan yang lebih tinggi pula, oleh karena itu tidak

sedikit orang yang memilih untuk berinvestasi pada sektor keuangan.

Jenis investasi pada sektor keuangan yaitu investasi dalam surat hutang

atau obligasi (Ikhsan, 2012). Kata obligasi berasal dari bahasa Belanda yaitu

(9)

2

Universitas Kristen Maranatha

tidak dapat ditinggalkan, atau surat hutang suatu pinjaman Negara atau daerah

atau perseroan dengan bunga tetap untuk si pemegang (Gunawan dan Jono, 2006).

Dari pengertian tersebut maka obligasi bisa dikatakan sebagai produk pasar modal

yang dapat memberikan pendapatan tetap (fixed-income securities). Ikhsan (2012)

menyatakan bahwa investor lebih memilih berinvestasi pada obligasi dibanding

saham karena 2 alasan, yaitu; volatilitas saham lebih tinggi dibanding obligasi,

sehingga mengurangi daya tarik investasi pada saham, dan obligasi menawarkan

tingkat pengembalian yang positif dengan pendapatan tetap (fixed income),

sehingga obligasi lebih memberikan jaminan dibandingkan saham. Selain

memberikan pendapatan tetap pada investor, Obligasi juga termasuk sekuritas

yang cenderung lebih aman dibandingkan dengan sekuritas lain yang cukup

populer di pasar modal seperti saham. Rudiyanto (2012) mengatakan salah satu

fitur membedakan antara obligasi dengan saham adalah instrumen ini memiliki

waktu jatuh tempo, Jatuh tempo untuk obligasi bisa berkisar antara 1 – 30 tahun

untuk pemerintah dan 1 – 10 tahun untuk swasta. Jatuh tempo yang lebih panjang

ini menjadikan obligasi lebih berisiko daripada deposito. Faktor kedua yang

membuat kupon obligasi lebih tinggi dibandingkan dengan deposito adalah risiko

gagal bayar. Karena obligasi diterbitkan oleh perusahaan, maka tentu ada

kemungkinan suatu perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya. Hal ini

bisa disebabkan seperti terjadi kerugian dalam operasi yang terlalu besar, kondisi

bisnis yang lesu, beban hutang yang terlalu besar, force majeure, penggelapan dan

atau faktor lainnya (Rudiyanto, 2012). Pendapatan yang diterima dari saham

berasal dari dividen dan capital gain. Pembayaran dividen diberikan ketika

(10)

3

Universitas Kristen Maranatha

obligasi tidak terdapat sisa untuk dividen, maka pemegang saham tidak

mendapatkan keuntungan dari saham yang dimiliki (Manurung, 2008).

Keuntungan lain dari obligasi adalah ketika suatu perusahaan mengalami likuidasi

maka pemegang obligasi memiliki hak pertama atas aset perusahaan yang

dikarenakan oleh adanya suatu kontrak perjanjian untuk melunasi obligasi kepada

investor (Ikhsan, 2012). Umroh (2014) menyatakan meskipun obligasi memiliki

keunggulan dibandingkan saham, obligasi juga memiliki beberapa risiko salah

satunya adalah gagalnya suatu perusahaan dalam memenuhi kewajibannya

(default risk). Sebagai investor yang awam tentu akan susah sekali bagi kita untuk

tahu dan mengkuantifikasikan risiko gagal bayar suatu perusahaan. Untuk itulah

dikembangkan Rating (Rudiyanto, 2012) Perusahaan dengan rating yang lebih

baik cenderung membayar kupon lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan

dengan rating yang kurang baik. Jika pemerintah yang menjadi penerbit obligasi,

maka biasanya rating obligasi tersebut sudah merupakan investment grade (level

A), karena pemerintah akan memiliki kemampuan untuk melunasi kupon dan

pokok hutang (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo

(Manurung, 2008) .Namun hal tersebut berbeda dengan obligasi yang diterbitkan

oleh perusahaan swasta. Obligasi dari perusahaan swasta memiliki kecenderungan

untuk lebih berisiko yang bergantung pada kesehatan keuangan perusahaan

emiten. Oleh sebab itu, investor yang berniat untuk membeli obligasi harus

memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah peringkat obligasi (Magreta

dan Nurmayanti, 2009).

Peringkat obligasi dikeluarkan oleh lembaga yang secara khusus bertugas

(11)

4

Universitas Kristen Maranatha

obligasi yang diterbitkan wajib diberi peringkat sedemikian agar investor dapat

mengukur atau memperkirakan seberapa besar risiko yang akan dihadapi dengan

membeli obligasi tertentu (Darmadji dan Fakhruddin, 2006). Peringkat obligasi

adalah salah satu indikator penting mengenai kualitas kredit perusahaan,

sedangkan menurut Galil (2005) peringkat adalah pendapat mengenai kredit

worthiness dari obligor mengenai sekuritas hutang tertentu. Peringkat obligasi

menyatakan skala risiko atau tingkat keamanan dari obligasi yang diterbitkan.

Pentingnya bagi seorang pemodal untuk memperhatikan peringkat obligasi

dikarenakan peringkat tersebut memberikan informasi dan sinyal tentang

kemungkinan kegagalan utang suatu perusahaan dan informasi tersebut juga dapat

digunakan sebagai cerminan kinerja perusahaan yang secara langsung atau tidak

langsung berpengaruh pada kondisi keuangannya. Hal tersebut tentu bermanfaat

bagi investor dalam membantunya untuk mengambil keputusan apakah obligasi

tersebut layak dijadikan investasi dan mengetahui tingkat risikonya. Suatu rating

terdiri dari 2 bagian Rating dan Outlook, Rating adalah kemampuan membayar

hutang sedangkan Outlook adalah pandangan dari perusahaan pemeringkat apakah

Rating akan naik, turun atau tetap pada periode penilaian berikutnya (Rudiyanto,

2011). Rating sendiri terdiri dari 2 yaitu 3 huruf yang disertai dengan tanda atau

angka tergantung perusahaan pemeringkat. Peringkat obligasi yang diberikan oleh

agen pemeringkat dapat dikatagorikan menjadi dua, yaitu investement grade

(AAA, AA, A) dan non-investment grade (BBB, BB, B, CCC, dan D). Ada suatu

keraguan dalam peringkat obligasi ketika suatu perusahaan yang menyandang

investment grade kemudian gagal bayar (default risk). Investment Grade adalah

(12)

5

Universitas Kristen Maranatha

yang cukup dalam melunasi hutangnya. Sehingga bagi investor yang mencari

investasi yang aman, umumnya mereka memilih rating Investment Grade karena

raktek pada perusahaan lebih detail lagi. Menurut (Rudiyanto, 2011) ada

perusahaan yang menerapkan screening yang lebih mendalam seperti harus

BUMN atau kalaupun Investment Grade minimal A. Rating BBB dianggap masih

belum aman. Sedangkan Non Investment Grade adalah kategori bahwa suatu

perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang meragukan dalam

memenuhi kewajibannya (Rudiyanto, 2011). Perusahaan yang masuk kategori ini

biasanya cenderung sulit memperoleh pendanaan. Supaya bisa berhasil umumnya

mereka memberikan kupon atau imbal hasil yang tinggi sehingga disebut juga

dengan High Yield Bond. Investor yang memilih jenis obligasi ini biasanya

cenderung memiliki sifat spekulatif. Sebab jika ternyata perusahaan berkomitmen

melunasi seluruh kewajibannya, imbal hasil yang diterima bisa sangat tinggi.

Sebelum suatu penerbit baik perusahaan maupun Negara mengeluarkan

suatu obligasi, maka akan dilakukan proses pengujian terhadap obligasi tersebut,

dimana di Indonesia dilakukan oleh Bapepam-LK selaku pengawas pasar modal

dan dilakukan pengujian peringkat (rating) obligasi. Biasanya proses penerbitan

secara keseluruhan membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan sebelum obligasi

tersebut dinyatakan dapat diterbitkan dan bisa dibeli oleh investor (Ikhsan, 2012).

Proses pemeringkatan dapat dibagi atas 2 jenis yaitu corporate rating dan

securities rating. Corporate rating adalah pemeringkatan yang dilakukan untuk

menilai suatu perusahaan secara menyeluruh, sedangkan securities rating adalah

pemeringkatan yang dilakukan terhadap suatu produk efek yang dikeluarkan oleh

(13)

6

Universitas Kristen Maranatha

obligasi, karena dengan adanya rating maka para investor tidak perlu lagi

melakukan proses evaluasi yang membosankan dan membutuhkan kerja keras

sendiri-sendiri (Ikhsan, 2012). Meskipun peringkat obligasi yang diterbitkan oleh

suatu lembaga independen dapat menjadi acuan bagi investor untuk memilih suatu

obligasi, namun hal tersebut tidak menjadi sesuatu yang absolut. Ada suatu

keraguan dalam peringkat obligasi ketika suatu perusahaan yang menyandang

investment grade kemudian gagal bayar (default risk). Pada tahun 2012 Otoritas

Bursa menghentikan sementara perdagangan saham PT Davomas Abadi, karena

perusahaan dengan kode emiten DAVO, mengalami kegagalan pembayaran kupon

obligasi. Davomas belum membayar kupon obligasi dolar yang jatuh tempo pada

7 Maret 2012. Gagal bayar terjadi sebagai lanjutan kasus gagal bayar perseroan

sebelumnya yang penjualannya tertekan menyusul krisis global. Obligasi

Davomas senilai US$ 198 juta itu jatuh tempo pada 2014 dengan kupon sebesar

11 persen. Obligasi yang tercatat di Bursa Efek Singapura itu merupakan hasil

restrukturisasi obligasi sebelumnya senilai US$ 238 juta yang juga gagal bayar

pada 2009.

Di Indonesia terdapat 2 (dua) lembaga pemeringkat sekuritas hutang, yaitu

PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia) dan PT. Kasnic Credit Rating

Indonesia. Pada tahun 2007 PT Kasnic Rating Indonesia telah berubah nama

menjadi Moody’s Indonesia setelah 90 persen sahamnya diambil alih. Namun,

dikarenakan adanya dampak krisis global pada Juni 2009, Moody’s Corporation

menutup cabangnya di Indonesia dan menarik peringkat secara nasional. Oleh

karena itu, penelitian ini lebih mengacu pada hasil rating yang dilakukan oleh

(14)

7

Universitas Kristen Maranatha

perusahaan yang diperdagangkan secara umum, baik itu dalam bentuk peringkat

maupun perubahan peringkat obligasi dan selanjutnya diumumkan ke pasar. Dari

kasus tersebut maka saya tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

faktor-faktor apa saja dari perusahaan yang dapat mempengaruhi peringkat obligasi dan

data yang diteliti yaitu data perusahaan yang terdaftar dalam Sektor Pertanian –

Sub Sektor Perkebunan yang terdapat di BEI. Dalam penelitian ini peneliti akan

mengukur jatuh tempo (maturity) dan rasio-rasio untuk memprediksi peringkat

obligasi yaitu laba ditahan (retained earning) dan rasio pertumbuhan perusahaan

(growth).

Jatuh tempo (Maturity) adalah berakhirnya masa pinjaman. Setiap obligasi

mempunyai masa jatuh tempo, secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5

tahun. Ada yang 1 tahun, adapula yang 10 tahun. Semakin pendek jangka waktu

obligasi maka akan semakin diminati oleh investor, karena dianggap risikonya

kecil (Bagus, 2010). Laba ditahan (retained earning) adalah laba dari operasi

dibagikan dan menjadi tambahan penyertaan pemegang saham. Laba Ditahan

merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian

dividen (Liestiawati, 2012). Umroh (2014) menyatakan bahwa rasio pertumbuhan

(Growth) dalam bisnis yang kuat berhubungan positif dengan keputusan rating

dan grade dari rating berikutnya diberikan untuk perusahaan karena growth

mengindikasikan prospek kinerja cash flow masa datang dan meningkatkan nilai

ekonomi.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat replikasi dari penelitian

Ikhsan (2012). Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulunya

(15)

8

Universitas Kristen Maranatha

dalam Sektor Pertanian – Sub Sektor Perkebunan yang terdapat di BEI. Penelitian

ini pun menambahkan satu vaiabel dependen yaitu Retained Earning ( Laba

ditahan ).

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan penelitian ini bermaksud

menguji faktor-faktor seperti ukuran laba ditahan (retained earning), pertumbuhan

perusahaan (growth) dan umur obligasi (maturity). Berikut merupakan rumusan

masalah dari penelitian ini:

1. Apakah laba ditahan (retained earning) pada Sektor Pertanian – Sub

Sektor Perkebunan yang terdaftar di BEI berpengaruh terhadap peringkat

obligasi?

2. Apakah pertumbuhan perusahaan (growth) pada Sektor Pertanian – Sub

Sektor Perkebunan yang terdaftar di BEI berpengaruh terhadap peringkat

obligasi?

3. Apakah umur obligasi (maturity) pada Sektor Pertanian – Sub Sektor

Perkebunan yang terdaftar di BEI berpengaruh terhadap peringkat

obligasi?

1.3Tujuan Penelitian

Dari latar belakang yang telah dipaparkan penelitian ini bermaksud

menguji faktor-faktor seperti ukuran laba ditahan (retained earning), pertumbuhan

perusahaan (growth) dan umur obligasi atau jatuh tempo (maturity). Tujuan

penelitian ini adalah:

1. Menguji pengaruh laba ditahan (retained earning) dalam memprediksi

(16)

9

Universitas Kristen Maranatha

Perkebunan yang terdaftar di BEI kecuali perusahaan perbankan dan

lembaga keuangan.

2. Menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan (growth) dalam memprediksi

peringkat obligasi perusahaan pada Sektor Pertanian – Sub Sektor

Perkebunan yang terdaftar di BEI kecuali perusahaan perbankan dan

lembaga keuangan.

3. Menguji pengaruh umur obligasi (maturity) dalam memprediksi peringkat

obligasi perusahaan pada Sektor Pertanian – Sub Sektor Perkebunan yang

terdaftar di BEI kecuali perusahaan perbankan dan lembaga keuangan.

1.4Kegunaan Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan:

Melalui hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pertimbangan

perusahaan untuk meningkatkan kinerja sehingga obligasi yang diterbitkan

dapat terus bertahan dan bersaing di pasar modal.

2. Bagi Investor:

Memberikan informasi kepada investor tentang pengaruh laba ditahan,

pertumbuhan perusahaan dan umur obligasi, terhadap peringkat obligasi

yang berdasarkan tingkatnya.

3. Bagi Penulis:

Sebagai bahan masukan terhadap penelitian dengan topik yang sama pada

waktu yang akan datang dan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ekonomi di Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

(17)

80 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

- Growth berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Peringkat

Obligasi;

- Retained Earning berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap

Peringkat Obligasi;

- Growth, Maturity dan Retained Earning di dalam model logit hanya

mampu menjelaskan Peringkat Obligasi sebesar 8,6%, sedangkan

sisanya sebesar 91,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

5.2Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan

untuk penelitian selanjutnya. Beberapa keterbatasan yang sehubungan dengan

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive

sampling. Keunggulan metode ini adalah Keunggulan metode ini

adalah peneliti dapat memilih sampel yang tepat, sehingga peneliti

dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria untuk diuji.

Namun, perlu disadari bahwa metode purposive sampling ini

berakibat pada lemahnya validitas eksternal atau kurangnya

(18)

81

Universitas Kristen Maranatha

2. Masih adanya beberapa variabel lain yang belum digunakan dalam

mempengaruhi Peringkat Obligasi.

3. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 4 perusahaan, sehingga

jumlahnya terbilang sedikit pada penelitian ini.

5.3Saran

1. Bagi perusahaan :

Pihak perusahaan yang bergerak pada sub-sektor perkebunan sebaiknya

mempertahankan serta meningkatkan kinerja keuangan dan kinerja manajemen

setiap tahunnya, meskipun variabel Growth, maturity dan retained earning tidak

mempengaruhi peringkat obligasi untuk menjaga agar persepsi investor terhadap

kinerja perusahaan di sub-sektor perkebunan baik untuk masa kedepannya.

2. Bagi investor :

Disarankan agar investor dalam mengambil keputusan investasi dan membeli

obligasi tidak berpaku pada variabel growth, retained earning dan maturity

karena variabel-variabel tersebut walau berpengaruh positif namun tidak

signifikan mempengaruhi peringkat obligasi pada sub-sektor perkebunan.

3. Bagi peneliti selanjutnya :

Perusahaan yang bergerak pada sub-sektor perkebunan merupakan perusahaan

yang banyak transaksinya dilakukan dengan menggunakan mata uang asing

sehingga tidak terbatas pada kondisi perusahaan tetapi juga dipengaruhi oleh

kondisi ekonomi negara. Diharapkan dalam penelitian selanjutnya peneliti

memasukkan variabel seperti reputasi KAP, jaminan, untuk mendapatkan hasil

(19)

82 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, S. (2011). Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.

Almilia, Luciana S & Devi, V. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Effek Indonesia. Seminar Nasional Manajemen SMART. Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Andry, W. (2005). Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi.Vol.8.No.2.

Cooper., Donald., dan Schindler. (2006). Bussines Research Methods. 9th edition. McGraw-Hill International Edition.

Darmadji, T & Hendy M. Fakhruddin, (2006). “ Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab”, edisi 2, Jakarta, Salemba Empat, 2006.

Galil, K. (2005). “The Quality of Corporate Credit Rating: an Empirical Investigation”. Working paper.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Ghozali, I. (2009). Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS. BP:UNDIP

Ghozali, I. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hartono, J. (2010). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Ikhsan, M Nur Yahya & Saidaturrahmi. (2012). Peringkat Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya. Pekbis Jurnal, Vol.4, No.2, Juli 2012: 115-123.

Indriantoro., & Supomo. (2002). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Khairandy, R. (2010). Pengertian Obligasi Atas Unjuk. Diakses dari http://law.uii.ac.id/images/stories/Karya-Ilmiah-Dosen/Buku-Prof-Ridwan-Khairandy/Bab18/ISI%20KOmplet-2_hal%20340.pdf

(20)

83

Universitas Kristen Maranatha

Liestiyowati. (2012). Indahnya Belajar Akuntansi. Diakses pada 19 Oktober 2015, darihttp://akuntan-si.blogspot.co.id/2012/04/labaditahanretainedearnings.html.

Magreta dan Nurmayanti, Poppy. (2009). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol II, No 3. Desember 2009

Manurung, Adler H. (2008). Hubungan Rasio-Rasio Keuangan dengan Peringkat Obligasi.

Perraudin, William and Taylor, Alex P., (2012). On the Consistency of Ratings and Bond Market Yields. EFA 2012 Berlin Meetings Presented Paper.

Rahmadhani, F. (2014). Diakses pada 4 Desember 2015, dari http://cengooh.blogspot.co.id/2014/01/statistik-deskriptif_5713.html.

Restuti, Maria I. (2008). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi.

Rudiyanto (2012). Memahami Cara Kerja Obligasi. Diakses pada 19 Oktober, 2015, dari http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2012/02/17/memahami-cara-kerja obligasi-1-2

Rudiyanto (2011), Mengenal Rating Obligasi. Diakses pada 19 Oktober 2015, dari http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/2011/10/19/mengenal-rating-surat-hutang-negara/.

Sadjarwo, P. (2012). Pengertian dan Jenis-jenis Obligasi (Bond). Diakses pada 23 Oktober, dari http://forum-ukm.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-dan-jenis-jenis-obligasi-bond.html.

Salim HS dan Budi Sutrisno. (2008). Hukum Investasi di Indonesia. Penerbit PT Raja Grafinfo Persada: Jakarta.Sjahrir (2006). Analisis Pasar Modal. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Santoso, (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatf dan Kualitatif, jakarta: Prestasi Pustaka.

Suliyanto, (2009). Metode Riset Bisnis. Penerbit: ANDI Yogyakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung.

(21)

84

Universitas Kristen Maranatha

Umroh, R. (2012). Analisis Faktor-faktor Non-Keuangan yang mempengaruhi Obligasi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Semarang: Universitas Diponegoro.

Waluyo, I. (2007)."Ekonomi Kontekstual".Surakarta:Mediatama.

Widjaja, G & Jono. (2006). Penerbitan Obligasi dan Peran Serta Tanggung Jawab Wali Amanat dalam Pasar Modal. Jakarta: Kencana.

Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Ketiga, Penerbit Ekonosia, Yogyakarta.

www.idx.co.id

Gambar

Gambar 2.3 Rerangka Pemikiran .........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan peraturan pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam yang juga menjadi dasar pelaksanaan skema izin usaha dapat menjadi panduan dalam pelaksanaan kegiatan usaha

Untuk mendapatkan ekspresi gen pada tahap F 0 dari penelitian ini masih menunggu sampai ikan komet menjadi induk dan matang gonad sehingga akan dilihat dengan PCR jaringan

Menggunakan routing statik murni dalam sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang berada di jaringan tersebut.

Flow behavior of Soy Protein Isolate (SPI) suspension and Whey Protein Isolate (WPI) solution at pH 2.0 under various heating times were studied using steady shear

Pada pengujian menggunakan variasi massa 75%, akselerasi yang terbaik adalah pengujian menggunakan filter dengan temperatur aktivasi 225 0 C dengan hasil 16,19 detik,

IMPLEMENTASI MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW D ENGAN PENUGASAN MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERPIKIR

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan dalam merencanakan penelitian yang juga memiliki kesamaan dalam konteks kewirausahaan atau yang memiliki hubungan dengan

Pengambilan mata kuliah agar disesuaikan dengan jadwal kuliah dan jangan mengambil beberapa mata kuliah pada jam yang sama, untuk7. menghindari "BENTROK" pada waktu