ABSTRACT
This study entitled Effect of Tax Rate Progressive Role of the Motor Vehicle Tax on Customs Acceptance of Vehicle Wheels Two. This study aims to determine the influence of the role of progressive tax rates of motor vehicle tax on the acceptance of the transfer tax of two-wheel motor vehicles. Data collection method used is the method of data history. Determination of the sample using the formula Slovin ratio. Processing of the data in this study using SPSS version 13.0. These results indicate that the influence of Total Tax Rate Progressive significant effect on Total Revenue of Customs of Vehicle Wheels Two.
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pengaruh Peranan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor terhadap Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peranan tarif pajak progresif pajak kendaraan bermotor terhadap penerimaan bea balik nama kendaraan bermotor roda dua. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode data history. Penentuan sampel menggunakan rumus rasio Slovin. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Versi 13.0. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh Jumlah Tarif Pajak Progresif berpengaruh signifikan terhadap Jumlah Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua.
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN PENGEMBANGAN HIPOTESISI...7
2.1 Pengertian Pajak...7
2.2 Fungsi Pajak...8
2.6 Syarat Pemungutan Pajak...14
2.7 Teori-Teori yang Mendukung Pemungutan Pajak...15
2.8 Sistem Pemungutan Pajak...17
2.9 Pengelompokan Pajak...18
2.10 Pajak Daerah...19
2.11 Dasar Pengenaan Pajak Daerah...19
2.12 Jenis Pajak Daerah...21
2.13 Tarif Pajak Daerah...22
2.14 Dasar Pengenaan Pajak Daerah...25
2.15 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...26
2.16 Subjek Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...27
2.17 Objek Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...28
2.18 Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...29
2.19 Syarat Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor...30
2.20 Kerangka Pemikiran...31
2.21 Pengembangan Hipotesis...32
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN...33
3.1 Objek Penelitian...33
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...33
3.2.1 Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat...34
3.2.2 Visi dan Misi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat... 36
3.2.3 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat...37
3.3 Jenis Penelitian...45
3.4 Operasional Variabel...46
3.5 Populasi dan Sampel...47
3.7 Teknik Pengumpulan Data...51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...56
4.1 Penerapan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan Bermotor oleh Pemda...56
4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif Data Penelitian Berdasarkan Keterangan Kepemilikan...59
4.2 Pengaruh Jumlah Tarif Pajak Progresif (X) Terhadap Jumlah Penerimaan Bea Balik nama Kendaraan Bermotor...60
4.2.1 Analisis Koefisien Korelasi Pearson Product Moment... 60
4.2.2 Analisis Persamaan Regresi Linier Sederhana...61
4.2.3 Analisis Koefisien Determinasi...63
4.2.4 Pengujian Hipotesis (Uji-t)...64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...66
5.2 Saran...67
DAFTAR PUSTAKA...68
LAMPIRAN...69
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Pengelompokan Pajak...12
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran...31
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Provinsi Jawa Barat...40
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Daerah
Provinsi Jawa Barat...45
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel...49
Tabel 4.1 Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-2...56
Tabel 4.2 Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-3...58
Tabel 4.3 Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-4...59
Tabel 4.4 Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-5...59
Tabel 4.5 Gambaran Banyaknya Responden Berdasarkan Keterangan Kepemilikan...59
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Langkah Running SPSS……...70
Lampiran B Uji Regresi Linier Sederhana...72
Lampiran C Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-2...73
Lampiran D Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-3...76
Lampiran E Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-4...77
Lampiran F Sample Kepemilikan Kendaraan Ke-5...78
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan era globalisasi dan kemajuan ilmu pengetahuan serta
teknologi belakangan ini, telah membawa dampak positif terhadap kehidupan
bangsa dan negara Indonesia. Salah satu dampak positif di bidang teknologi
yang dapat dirasakan masyarakat adalah kemajuan di bidang otomotif, di
mana telah diproduksi berbagai macam bentuk dan jenis kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor saat ini sudah merupakan salah satu kebutuhan pokok
dan sangat diperlukan sebagai kelengkapan dalam menunjang perekonomian
masyarakat, karena dengan adanya kendaraan bermotor tersebut masyarakat
dapat mempersingkat waktu (tempuh), mempercepat gerak, mengangkut
barang lebih banyak, serta memperoleh rasa aman dan nyaman. Kendaraan
bermotor bagi sebagian warga masyarakat tidak hanya dilihat dari segi
manfaat atau kegunaannya saja tetapi juga telah dijadikan sebagai simbol
status sosial bagi pemiliknya.
Menghadapi permasalahan transportasi perkotaan yang sangat besar.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan menimbulkan banyak
permasalahan salah satunya masalah kemacetan yang hampir terjadi di
seluruh jaringan jalan khusunya di kota Bandung dan sekitarnya. Tingkat
B a b I . P e n d a h u l u a n | 2
membahayakan dari segi ekonomi karena semakin tingginya kerugian
biaya/cost yang harus dikeluarkan.
Kerugian akibat kemacetan ini bermacam-macam, baik yang
dirasakan langsung oleh pengguna jalan, maupun yang dirasakan secara tidak
langsung, kerugian-kerugian tersebut antara lain kerugian dari sisi ekonomi,
seperti biaya bahan bakar yang meningkat, kerugian dari sisi waktu, seperti
waktu tempuh yang lebih panjang, kerugian dari sisi kesehatan, seperti
tingkat stress yang tinggi, kelelahan, gangguan pernafasan, dan kerugian
lingkungan seperti terjadinya polusi udara. Untuk mengurangi kemacetan
yang terjadi maka Pemprov Jawa Barat harus dapat mengendalikan jumlah
kendaraan bermotor di Kota Bandung.
Salah satu upaya untuk mengendalikan jumlah kendaraan bermotor
di Kota Bandung maka perlu adanya ketentuan yang baru mengenai Pajak
Kendaraan Bermotor. Ketentuan tersebut harus mengakomodir kepentingan
pemerintah daerah dalam mengoptimalkan fungsi regurelend tanpa
mengurangi fungsi Budgetair Pajak Kendaraan Bermotor. Untuk itu Pemprov
Jawa Barat dapat memanfaatkan ketentuan terbaru mengenai Pajak
Kendaraan Bermotor yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah .
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Sejak Januari 2010 Pemprov Jawa Barat telah
menerapkan tarif Pajak Kendaraan Bermotor secara progresif, dengan
B a b I . P e n d a h u l u a n | 3
kendaraan lebih dari satu dengan nama dan alamat yang sama, untuk Pajak
Kendaraan Bermotor yang kedua dan seterusnya dikenakan pajak yang lebih
tinggi dari Pajak Kendaraan Bermotor yang pertama, dan ini hanya berlaku
untuk mobil ke mobil, dan motor ke motor. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor
progresif diatur dalam Pasal 6 Peraturan Daerah dan Retribusi Daerah
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Kendaraan Bermotor dan untuk tarif
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor diatur dalam Pasal 9 Peraturan Daerah
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Menurut Undang – Undang No.28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Restribusi Daerah, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak
atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua
pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan yang terjadi karena jual beli, tukar
menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha.
Pemberlakuan kenaikan pajak progresif pemilikan kendaraan
disesuaikan dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 13 tahun 2011
tentang Pajak Daerah yang mana penyesuaan tarif pajak keridaran bermotor
untuk kepemilikan kendaraan bermotor pribadi kepemilikan pertama sebesar
1,75 %. angkutan umum 1% dan kendaraan rnotor alat berat dan alat-alat
besar sebesar 0.2 % dan nilai jual kendaraan berrnotor sesuai dengan
peraturan Menteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbangan dari Mentri
Keuangan.
B a b I . P e n d a h u l u a n | 4
dan alamat yang sama dikenakan pajak progresif, sedangkan pemberlakuan
pajak progresif untuk kepemilikaan kendaraan bermotor pribadi kedua dan
seterusnya didasarkan atas nama dan alarnat yang sama ditetapkan secara
progresif sebasai berikut; PKB kepemilikan kedua sebesar 2.25 % PKB
kepernilikan ketiga sebecar 2.75 %. PKB kepemilikan keempat sebesar
3.25%, dan PKB kepemilikan kelima dan seterusrya sebesar 3.75 % Untuk
pelaksanaan pajak progresif berlaku mulai tanggal 1 Januari 2012. Penentuan
berapa persen untuk pajak progresif diatur dalarn UU No. 28 tahun 2009
pasal 6 tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, pajak progresif paling
rendah 2% dan paling tinggi 10%. Sedangkan bagi kepemilikan kendaraan
bermotor pertama paling rendah 1% dan paling tinggi 2 %.
Pajak progresif adalah pajak yang sistem pemungutannya dengan
cara menaikkan persentase kena pajak yang harus dibayar sesuai dengan
kenaikan objek pajak. Dalam sistem perpajakan di Indonesia salah satu pajak
yang diterapkan dengan sistem tarif progresif yaitu Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor Roda Dua.
Hal ini perlu dicermati, sebagaimana beban masyarakat sebagai
Wajib Pajak mengalami peningkatan dikarenakan adanya biaya lebih tinggi
yang harus dibayarkan dan berpengaruh terhadap penerimaan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua, karena Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor Roda Dua merupakan salah satu potensi sumber penerimaan pajak
daerah yang diperlukan oleh pemerintah dalam upaya pengurangan
B a b I . P e n d a h u l u a n | 5
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis melakukan
penelitian dengan judul, “PENGARUH PENERAPAN TARIF PAJAK
PROGRESIF PAJAK KENDARAAN BERMOTOR TERHADAP
PENERIMAAN BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR
RODA DUA DI KOTA BANDUNG ( Studi Kasus Pada Kantor Dispenda
Bandung Barat)”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka
permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah Pemda menerapkan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaraan
Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Roda Dua?
2. Sejauhmana Pengaruh pengenaan Tarif Pajak Progresif Pajak Kendaran
Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
Roda Dua di Kota Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui cara-cara Pemda menerapkan Tarif Pajak Progresif Pajak
Kendaraan Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan
B a b I . P e n d a h u l u a n | 6
2. Mengetahui besarnya Pengaruh pengenaan Tarif Pajak Progresif Pajak
Kendaran Bermotor terhadap penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor Roda Dua di Kota Bandung.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, antara lain:
1. Bagi penulis
Penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis mengenai peranan Tarif Progresif terhadap Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung melalui
penerapan ilmu yang penulis peroleh selama mengikuti perkuliahan dan
mengaplikasikannya ke dalam penelitian ini sehingga bermanfaat bagi
penulis khususnya.
2. Dinas Pendapatan Daerah Kota Bandung
Penulis berharap penelitian ini dapat digunakan Dispenda untuk
mengetahui efektivitas dari peranan Tarif Progresif terhadap Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di Kota Bandung.
3. Peneliti lainnya
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan masukan dan bahan
referensi bagi mereka yang khususnya meneliti dengan tema yang sama
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang
“Pengaruh Jumlah Tarif Pajak Progresif Pajak Keandaraan Bermotor Terhadap
Jumlah Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua”, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan Tarif Pajak Progresif Pajak Keandaraan Bermotor oleh Pemda
sudah baik, tetapi pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap Penerimaan
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda Dua di bandingkan
Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Roda empat karena di
pengruhi oleh Nilai Jual Kendaraan Bermotor itu sendiri.
2. Jumlah Tarif Pajak Progresif berpengaruh signifikan terhadap Jumlah
Penerimaan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, dengan persentase
pengaruh sebesar 97,3%, sedangkan sisanya sebesar 2,7% dipengaruhi
B a b V . K e s i m p u l a n d a n S a r a n | 67
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah saya lakukan tentang “Pengaruh e-SPT Terhadap Pelaporan SPT PPh Tahunan”, maka saya dapat memberi saran sebagai
berikut:
1. Bagi Wajib Pajak saya sarankan menggunakan nama dan alamat sesuai
tempat tinggal karena Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor juga
membantu Pemda dalam memperbaiki jalan yang berlubang demi
keselamatan dan kenyamanan bersama.
2. Bagi Samsat Kota Bandung Barat sebaiknya Agar penerapan pajak
progresif kendaraan bermotor bisa berjalan dengan baik, maka pihak
smsat harus membenahi sistemnya terlebih dahulu supaya wajib pajak
tidak bisa melakukan sistem tembak KTP kepada pihak samsat, karena
hal ini bisa mempengaruhi penerimaan bea balik nama kendaraan
bermotor II.
3. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya dilakukan penelitian lebih dalam lagi
agar dikatahui pula faktor-faktor lain apa saja yang dapat mempengaruhi
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2007). Manajemen Penelitian. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Ilyas, Wirawan B. (2007). Hukum Pajak. Penerbit Salemba Empat,Jakarta.
Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yogyakarta. Mardiasmo. (2009). Perpajakan. Penerbit Andi, Yogyakarta.
Prakosa, Kesit Bambang. (2013). Pajak dan Restribusi Daerah. Penerbit UII Press, Jakarta.
Rahman, Abdul. (2013). Administrasi Perpajakan. Penerbit Nuansa, Bandung. Siahaan, Marihot P. (2013). Pajak Daerah dan Restribusi Daerah. Penerbit PT.
Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, diakses pada tanggal 21 Maret 2015 dari Mastel.or.id/files/.../uu_28_tahun_2009%20-%20DPRD.pdf