PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP CINTA TANAH AIR PESERTA DIDIK
(Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Disusun Oleh :
Yayah Suhayah 1006966
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media
Interaktif Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Cinta Tanah Air Peserta Didik
(Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung) ini beserta seluruh isinya adalah
benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etik keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung
resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim
dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Bandung, Januari 2013
Yayah Suhayah (2013). Tutor I: Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S.Tutor II: Dr. Ahmad Yani, M.Si. The Effect of The Use of Interactive Media Teaching Method Towards Students’ Learning Outcomes and Patriotic Attitudes Case Study Class VIII SMPN 31 Bandung.
Phenomenon of low grades as learning outcomes, the lack of patriotic attitudes, and lack of sense of communal unity displayed by students that led to social disintegration, had been the background issue for this research. Monotonous teaching method and the lack of interactive learning media had led to students’ less trained thinking skill capacity, which overall took effect on learning outcomes. In order to overcome these issues, the use of interactive media as teaching method was proposed in contrary to conventional image media. To measure the effect of the use of interactive media teaching method towards students’ learning outcomes and patriotic attitudes, a direct experimental approach by means of case study was conducted. Sixty students of Class VIII of SMPN 31 Bandung were chosen as the subject of research. Experimental research method was employed with several data collecting methods such as testing (pre-test and post-test) and non testing method (Likert scale in attitudes category measure). The collected data was analyzed by the means of T-test, normality test and homogeneity, and with the help of statistic analysis software namely SPSS version 17.0. Analysis results demonstrated that: (1) there was no significant difference of students’ pre -test results between interactive media class and conventional image media class. (2) There was significant difference of students’ post-test results between interactive media class and image media class. (3) There was significant difference of students’ pre-test results as well as post-test results in both interactive media class and image media class. (4) There was significant difference of patriotic attitude assessment result between pre-test and post-test, in students with interactive media method and image media method.
Other difficulties found during the experiment were limited learning time and the fact that some of the students who made use of the internet for another browsing activity during the interactive media class.
Yayah Suhayah (2013). Pembimbing I. Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S. Pembimbing II: Dr. Ahmad Yani, M.Si. Pengaruh Penggunaan Media Interaktif terhadap Hasil Belajar dan Sikap Cinta Tanah Air Peserta Didik. Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar yang masih rendah, kurangnya rasa cinta tanah air, hilangnya rasa persatuan peserta didik bahkan mengarah kepada perpecahan. Penggunaan metode mengajar cenderung monoton, kurangnya media pembelajaran yang interaktif yang berakibat kemampuan berpikir siswa kurang terlatih dan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang rendah. Agar hal itu tidak terjadi, perlu dilakukan berbagai upaya salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif. Subjek penelitian ini adalah peserta didik Kelas VIII SMPN 31 Bandung yang berjumlah 60 orang. Dalam memperoleh data dan menjawab permasalahan penelitian, peneliti menerapkan penelitian eksperimen. , pengumpulan data dengan teknik tes (pretes, postes), dan non tes (skala sikap kategori Likert). Teknik pengolahan data adalah Uji T, dan Uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS versi 17,0.
Hasil analisis data menunjukkan 1) tidak tetdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pre-tes antara peserta didik di kelas yang menggunakan media interaktif dengan kelas yang menggunakan media gambar 2) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pos-test antara peserta didik di kelas yang menggunakan media interaktif dengan kelas yang menggunakan media gambar 3) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pre-test dan post test peserta didik yang menggunakan media interaktif yang menggunakan media gambar, 4) terdapat perbedaan yang signifikan sikap cinta tanah air peserta didik antara pre-tes dan post-pre-tes a yang menggunakan media interaktif dengan peserta didik yang menggunakan media gambar.
Adapun kendala yang dihadapi adalah waktu yang kurang cukup dan masih ada peserta didik yang membuka situs lain ketika pembelajaran interaktif berlangsung.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……… i
LEMBAR PERNYATAAN ………. iii
KATA PENGANTAR ……… iv
UCAPAN TERIMA KASIH ………. v
DAFTAR ISI ……… vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ………. xii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ……… 10
C. Tujuan Penelitian ………. 11
D. Manfaat Penelitian ……… 11
E. Definisi Operasional ……….. 11
. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Peranan Media dalam Pembelajaran ………... 14
B. Peran Geografi untuk Meningkatkan Sikap Cinta Tanah Air Peserta Didik ……… 26
C. Hasil Belajar ……… 29
D. Sikap Cinta Tanah Air sebagai Hasil Belajar ……….. 39
E. Kondisi Fisik Wilayah Indonesia ……….. 40
F. Pengaruh Media Interaktif terhadap Hasil Belajar ………. 42
G. Hipotesis ………. 45
B. Kegiatan Penelitian ……… 49
C. Variabel Penelitian ………. 60
D. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 61
E. Teknik dan Alat Pengumpul Data ………. 62
F. Instrumen Penelitian ……….…. 62
G. Teknik Analisa Data ………... 71
H. Analisis Data ……….. 73
I. Analisis Hipotesis ……….. 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi lokasi Penelitian ………. 77
1. Lokasi sekolah ……….. 77
2. Jumlah Peserta Didik dan Kelas ……… 78
3. Jumlah guru ……… 79
4. Sarana dan Prasarana ………. 80
B. Hasil Penelitian 1. Hasil Pre-Test dan Post-Test pada kelompok Eksperimen … 83
2. Hasil Pre-Test dan Post-Test pada kelompok Kontrol …….. 85
3. Uji Gain ……….. 87
C. Analisis Data Penelitian 1. Uji Normalitas Data ……….. 88
2. Uji Homogenitas Data ………. 93
3. Uji Hipotesis Penelitian ……… 95
4. Hasil Uji Sikap Cinta Tanah Air pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ………. 100
5. Persentase Hasil Uji Sikap Cinta Tanah Air pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ……… 102
D. PEMBAHASAN ………. 105
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ……… 109
B.Rekomendasi ………. 112
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Data nilai materi kondisi fisik wilayah Indonesia 9 pada semester ganjil 2011-2012
Tabel 3.1. Desain Eksperimen 48 Tabel 3.2. Penjelasan Standar Kompetensi, kompetensi dasar 51
dan Indikator
Tabel 3.3. Rincian Media Interaktif dalam Penelitian 53 Tabel 3.4. Data nilai hasil ulangan ke 1 kelas VIII 1- VIII 6 61
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012-2013
Tabel 3.5. teknik dan Alat Pengumpul Data 62 Tabel 3.6. Kriteria Nilai Validitas 64 Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Butir Soal 65 Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Test 66
Tabel 3.9 Kriteria Nilai Reliabilitas 67 Tabel 3.10. Tingkat kesukaran Butir Soal 68 Tabel 3.11. Kriteria Indeks Kesukaran 69 Tabel 3.12. Kriteria Indeks Daya Pembeda 69 Tabel 3.13. Daya Pembeda Butir Soal 70 Tabel 3.14. Hasil Belajar Berdasarkan Indikator 72
Tabel 3.15 Sikap Cinta Tanah Air berdasarkan Indikator 73 Tabel 4. 1. Jumlah pesera didik 78 Tabel 4. 2. Pekerjaan orangtua peserta didik 78 Tabel 4. 3. Guru mata pelajaran IPS 79 Tabel 4. 4 Sarana dan pra sarana sekolah 80 Tabel 4. 5. Distribusi frekwensi pre-test kelas eksperimen 83
Tabel 4. 6 Distribusi frekwensi post-test kelas eksperimen 84 Tabel 4. 7. Distribusi frekwensi pre-test kelompok kontrol 85
Tabel 4. 8 Distribusifrekwensi pos-test kelompok kontrol
86
Tabel 4. 10. Hasil uji normalitas pre- test kelas eksperimen 89 Tabel 4. 11. Hasil uji normalitas pos- test kelas eksperimen 90 Tabel 4. 12. Hasil uji normalitas pre- test kelompok ko 91 Tabel 4. 13. Hasil uji normalitas pos- test kelompok kontrol 92 Tabel 4. 14 Uji Homogenitas pre-test dan pos-test kelompok 93
eksperimen
Tabel 4. 15. Uji Homogenitas pre-test dan pos-test kelompok 94 kontrol
Tabel 4. 16. Hasil uji beda pre-test dan pos-test kelompok 95 eksperimen
Tabel 4. 17 Hasil uji beda pre-test dan pos-test kelompok 96 kontrol
Tabel 4. 18. Hasil uji beda pre-test dan pos-test kelompok 97 Eksperimen dan kelompok kontr
Tabel 4. 19. Sikap cinta tanah air pada kelompok eksperimen 101 dan kelompok kontrol
Tabel 4. 20. Persentase sikap cinta tanah air pada kelompok 102 Eksperimen dan kelompok kontrol
Tabel 4. 21. Keterlaksanaan RPP tiap pertemuan pada 102 Kelompok eksperimen
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2. 1. Dale's Cone Experience 20
Gambar 2. 2. Perubahan Taksonomi Bloom untuk Ranah Kognitif 38
Gambar 2. 3. Peta Dunia 53
Gambar 2. 4. Peta Pergerakan Angin 54
Gambar 2. 5. Jenis Tanah di Indonesia 54
Gambar 2. 6. Flora di indonesia 55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Pembelajaran ... 114
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelompok Eksperimen... 119
3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 135
4. Nilai Pre-test dan Post-test kelas Eksperimen ... 143
5. Nilai Pre-test dan Post-test kelas Kontrol ... 144
6. Soal Pre-Test dan Post-Test ... 145
7. Skor Pre-test kelompok Eksperimen ... 155
8. Hasil Post-test kelompok Eksperimen ... 156
9. Hasil Pre-Test Kelas Kontrol ... 157
10. Hasil Post-Test Kelas Kontrol ... 158
11. Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test kelompok Eksperimen ………… .. 159
12. Hasil Uji Gain Ternormalisasi ... 165
12. Kisi-kisi Skala Sikap ... 167
13. Instrumen Skala Sikap... 168
14. Hasil Uji Instrumen Skala Sikap ……… 171
15. Lembar Observasi Pembelajaran ……… . 177
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan tertentu. Perubahan tingkah laku akan
terjadi sebagai hasil dari pengalaman belajar yang bersifat permanen. Belajar
adalah “suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan” (Slameto, 1998: 2). Winkel (1983: 15),
mengatakan, “belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap yang bersikap konstan
atau tetap”. Briggs dalam Azhar (2011: 4), mengatakan, “belajar adalah
seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si pembelajar sedemikian rupa
sehingga si pembelajar memperoleh kemudahan berinteraksi dengan lingkungan”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mempunyai tiga unsur
yaitu proses pengalaman, perubahan perilaku, dan proses interaksi.
Kecenderungan pembelajaran masa kini menuntut langkah kreatif dari guru
sebagai fasilitator pembelajaran. Esensi tersebut berorientasi pada usaha
pencapaian tujuan pembelajaran, yakni membentuk peserta didik sebagai
pembelajar mandiri. Hal senada diungkapkan Ningrum (200: 21), “Pembelajaran
adalah setiap upaya yang sistematis dan disengaja untuk menciptakan
mengatakan bahwa: „kegiatan pembelajaran dikatakan suatu aktivitas yang
dilakukan secara sistematis karena diawali dengan kegiatan menyusun rencana,
melaksanakannya dan mengadakan evaluasi”.
Eggen dan Kauchak dalam Azhar (2011: 8), menjelaskan bahwa ada enam
ciri pembelajaran yang efektif yaitu :
1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
2. guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
3. aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
4. guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,
5. orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta
6. guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.
Efektivitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan
yang dicapai. Oleh karena itu efektivitas pembelajaran sering diukur dengan
tercapainya tujuan pembelajaran atau diartikan sebagai ketepatan dalam
mengelola suatu situasi. Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu
dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan.
Untuk mengukur keefektifan hasil suatu kegiatan pembelajaran biasanya
dilakukan sebelum dan sesudah mengikuti suatu kegiatan.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah
dengan memanfaatkan media. Hamalik (1986: 6) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap pesera didik. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting
sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media komunikasi tidak
akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan
dapat berlangsung secara optimal.
Lebih lanjut Hamalik (1986: 12) mengemukakan bahwa “selain
membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik
dan terpercaya memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi „.
Ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat diminimalisir dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan materi yang akan disampaikan
kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan menggunakan media. Bahkan
keabstrakan materi pembelajaran dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.
Media dapat mewakili apa yang tidak dapat disampaikan guru melalui kata-kata
atau kalimat tertentu. Peranan media menurut Gerlach dan Ely (1971:280) :
ada tiga keistimewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu: (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, (3) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan suatu objek atau kejadian yang mengandung makna.
Sejalan dengan pendapat tersebut Hamalik (1999:6) mengemukakan bahwa
media pembelajaran memegang peranan sebagai alat yang mendorong belajar
pengajaran saja, akan tetapi harus memiliki keterampilan memilih dan
menggunakan media pengajaran dengan baik.
Berdasarkan definisi tersebut media pembelajaran memiliki manfaat yang
besar dalam menarik perhatian dan lebih merangsang minat peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran. Untuk menjadikan siswa aktif, kritis, dan
inovatif, maka dalam proses pembelajaran harus memposisikan siswa sebagai
pusat perhatian utama, membelajarkan peserta didik sesuai dengan cara dan gaya
belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.
Dengan demikian guru harus pandai memilih metode dan media pembelajaran
yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu dalam memilih
metode pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat
materi, bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Teknologi yang pesat membuat informasi dapat diakses dengan mudah.
Bagi guru hal ini menjadi tuntutan sekaligus peluang untuk mampu
mengembangkan suatu model pembelajaran baru, yakni model pembelajaran
dengan menggunakan media komputer. Pemanfaatan komputer sesuai dengan
hakikat standar proses pembelajaran standar nasional pendidikan (Dikti, 2005)
bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas
dan kemandirian peserta didik. Model pembelajaran ini mempunyai banyak jenis,
diantaranya yaitu: Multimedia Interaktif (MMI), Hypermedia, Hipertexts, dan lain
Penggunaan teknologi berbasis komputer saat ini sangat diminati karena
komputer mempunyai kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan
berbagai peralatan lainnya, seperti CD player, video tape, dan audio tape,
disamping itu komputer dapat merekam, menganalisis, dan memberi reaksi pada
respons yang diinput oleh pemakai atau siswa. Komputer juga memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan media lain seperti yang dikemukakan oleh
Nasution (2004:27):
Komputer dapat membantu peserta didik dan guru dalam pelajaran karena komputer itu sabar, cermat, mempunyai ingatan yang sempurna, selain itu komputer sangat sesuai untuk latihan dan remedial teaching, komputer sangat fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis pelajaran atau kurikulum, serta memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan dengan segera seperti membuat hitungan atau mereproduksi gambar, dan grafik.
Menurut Sudjana dan Rivai (2003: 137)mengemukakan beberapa kelebihan
komputer dalam pembelajaran yaitu:
membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar; b) warna, musik dan grafis animasi dapat menambah kesan realisme dan menuntut latihan, kegiatan laboratorium, simulasi dan lain sebagainya; c) respon pribadi yang cepat akan menghasilkan penguatan yang tinggi; d) kemampuan memori memungkinkan direkam dan dipakai dalam merencanakan langkah selanjutnya di kemudian hari; e) kesabaran, melengkapi suasana sikap yang lebih positif, terutama berguna sekali untuk siswa yang lamban; f) memungkinkan pengajaran secara individual, g) rentang pengawasan guru diperlebar, mudah diatur dan dapat melakukan kontak langsung dengan para siswa.
Pembelajaran berbantuan program komputer interaktif adalah kolaborasi
antara aplikasi teknologi komputer dengan unsur pendidikan sebagaimana
dikemukakan Arsyad (2011: 97) bahwa pembelajaran interaktif tidak sekedar
didalamnya memuat teks, animasi, suara dan video sesuai tuntutan
materi,tampilan yang menarik sehingga tipe pembelajaran disesuai dengan kajian
teori dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Dengan menggunakan media interaktif dalam penelitian ini diharapkan
memberikan pengalaman yang menyenangkan, mengingat pembelajaran dengan
media interaktif cukup menarik dan diharapkan memicu minat untuk lebih
bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan siswa dapat berinteraksi secara aktif,
dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.
Upaya penggunaan media pembelajaran tersebut berlandaskan pada pengertian
bahwa kegiatan pembelajaran merupakan upaya memberikan bimbingan kepada
peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang baik. Hal ini
menandakan bahwa pembelajaran tidak semata-mata berorientasi pada hasil,
melainkan juga berorientasi pada proses. Kualitas proses memberikan andil dalam
menentukan kualitas hasil yang dicapai.
Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam
memahami suatu konsep termasuk konsep geografi. Hal ini selaras dengan
pernyataan Piaget (Trianto, 2007: 22), bahwa perkembangan anak tergantung pada
sejauh mana anak aktif memanipulasi dan berinteraksi aktif dengan lingkungan.
Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan dimana anak belajar sangat
menentukan proses perkembangan kognitifnya. Umur 7-11 tahun disebut masa
operasional kongkrit, pada masa ini anak-anak sangat menyenangi
melalui media/alat bantu yang merangsang pendengaran dan penglihatannya
(audio-visual). Nur dalam Trianto (2007: 25) mengemukakan :
siswa kelas 2 SMP (usia antara 11-15 tahun), mulai mampu mengelompokkan benda-benda, mengorganisasi, dan menghubungkan sifat-sifat benda. Dengan bersentuhan dengan benda-benda konkrit, peserta didik memulai untuk mengorganisasi penyelidikan dalam bentuk kelas-kelas dan variabel, mengukur variabel secara bermakna, dapat memahami dan mencatat data pada tabel, membentuk dan memahami hubungan sederhana, menggunakan apa yang mereka ketahui untuk membuat inferensi langsung, dan prediksi serta menggeneralisasi suatu gejala dari pengalamannya.
Piaget (Trianto, 2007: 26), “pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi
lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan, interaksi sosial
dengan teman sebaya khususnya berargumentasi, berdiskusi, membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya membuat pemikiran itu menjadi lebih
logis”.
Pada kenyataannya kemampuan pemahaman materi yang berakibat pada
hasil belajar yang kurang memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Rendahnya
pemahaman pada materi pelajaran disebabkan oleh penggunaan pola pikir yang
rendah pada pembentukan sistem konseptual. Model pembelajaran dan media
yang digunakan belum membantu peserta didik memperoleh pemahaman materi
pelajaran dengan baik dan kurang menggunakan penalaran logis.
Khususnya pada materi Kondisi fisik wilayah Indonesia dengan Kompetensi
Dasar (1. 1. Mendeskripsikan Kondisi fisik wilayah Indonesia) di kelas VIII
semester I (ganjil). Materi ini cukup luas dan sangat penting, mengingat bentang
alam Indonesia yang unik dan beragam. Melalui materi ini pula penanaman
generasi yang akan datang yang saat ini mulai memudar perlu diterapkan. Hal ini
ditandai dengan maraknya semangat disintegrasi dan timbul pemikiran yang ingin
melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memudarnya
rasa persatuan, tawuran di mana-mana dan terjadi di berbagai tingkatan. Maryani
(2006: 2) mengemukakan, “pendidikan geografi merupakan salah satu mata ajar
yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan sebagai salah satu kesatuan wilayah
Indonesia, memberikan wawasan global dan makna akan pentingnya keberagaman
dalam mencapai kemajuan bersama”. Kondisi geografis Indonesia amat unik,
dengan kultur maupun sistem sosial yang beraneka ragam sangat rawan terhadap
rusaknya tatanan sosial yang integratif. Gejala tersebut meliputi erosi nilai
kebangsaan, disintegrasi sosial, sparatisme maupun rasialisme seperti
diungkapkan Su‟ud (2006: 3) :
Erosi nilai kebangsaan meliputi nilai kejuangan, heroisme, patriotisme, maupun kebersamaan.Hilangnya semangat persatuan dan kebersamaan yang puncaknya berupa terjadinya konflik diantara warga masyarakat karena adanya perbedaan keyakinan, aspirasi politik, perbedaan kampung dan sebagainya akibat dari meosotnya semangat Sumpah Pemuda.
Lebih lanjut Maryani (2009: 5) mengemukakan bahwa cinta tanah air, rasa
persatuan dan kesatuan, akan berkembang setelah peserta didik memiliki
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai potensi dan masalah negara.
Mengingat begitu pentingnya peranan pelajaran geografi, maka perlu disajikan
dalam bentuk imajinatif, menarik dan menyenangkan.
Materi kondisi fisik wilayah Indonesia telah diperkenalkan kepada peserta
didik sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan merupakan konsep yang
sehari-hari. Namun demikian, pada kenyataannya tidak sedikit peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam menguasai materi ini, terbukti dari hasil belajar
peserta didik masih rendah, seperti pada tabel 1.1. berikut.
Tabel . 1. 1.Data Nilai Materi Kondisi Fisik Wilayah Indonesia Pada Semester Ganjil 2011/2012
No Kelas Jumlah Siswa Nilai
Rata-rata
1 VIII-1 33 71,4
2 VIII-2 30 71,3
3 VIII-3 34 70,1
4 VIII-4 33 69,5
5 VIII-5 34 72,0
6 VIII-6 34 69,9
7 VIII-7 34 68,3
8 VIII-8 33 70,1
9 VIII-9 33 70,6
10 VIII-10 34 70,4
11 VIII-11 34 69,5
12 VIII-12 34 70,0
Sumber :PKS Bidang Kurikulum
Selain hasil belajar yang masih rendah, ada kekhawatiran dari peneliti
terhadap sikap peserta didik yang mengarah kepada perpecahan dan kurangnya
rasa cinta tanah air, sebagai contoh dengan maraknya tawuran antar pelajar. Hal
ini diduga terjadi akibat semangat persatuan dan kesatuan yang sudah memudar
dan mudahnya terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat menghasut sehingga
menimbulkan permusuhan. Demikian juga hasil wawancara dengan beberapa guru
teks atau gambar. Untuk itu perlu adanya media interaktif agar memberi
penjelasan yang lebih konkrit dan bermakna.
Berdasarkan hal di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian
yang dituangkan dalam judul “Pengaruh Penggunaan Media Interaktif Terhadap
Hasil Belajar dan Sikap Cinta Tanah Air Peserta Didik” (Eksperimen di Kelas
VIII SMPN 31 Bandung).
B. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang di atas, maka rumusan masalah dapat dijabarkan
menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar di kelas
eksperimen dan di kelas kontrol sebelum menggunakan media interaktif dan
media gambar ?
2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan
sesudah pembelajaran di kelas yang menggunakan media interaktif dengan
kelas yang menggunakan media gambar ?
3. Bagaimanakah sikap cinta tanah air peserta didik sebelum dan sesudah
pembelajaran di kelas yang menggunakan media interaktif dan di kelas yang
menggunakan media gambar ?
C. Tujuan
1. Menganalisis perbedaan antara hasil belajar sebelum pembelajaran di kelas
yang menggunakan media interaktif dan di kelas yang menggunakan media
gambar.
2. Menganalisis perbedaan antara hasil belajar sebelum dan sesudah
pembelajaran di kelas yang menggunakan media interaktif dan di kelas yang
menggunakan media gambar.
3. Menganalisis perbedaan sikap cinta tanah air sebelum dan sesudah
pembelajaran di kelas yang menggunakan media interaktif dan di kelas yang
menggunakan media gambar.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris tentang pengaruh media
interaktif dalam meningkatkan hasil belajar dan sikap cinta tanah air peserta didik,
yang berguna bagi siapa saja yang berkepentingan.
E. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran yang
berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu
dijelaskan definisi operasional sebagai berikut.
1. Media Interaktif
Media interaktif merupakan media berbasis komputer yang terdiri atas teks,
grafik, audio, dan video yang dibuat, dikemas, disajikan, dan dimanfaatkan secara
interaktif melalui komputer. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media
teks, suara, video, dan atau animasi sehingga penggabungan ini merupakan suatu
kesatuan yang dapat menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran serta mampu
mengolah informasi dan memberikan umpan balik seketika berupa informasi baru
kepada pengguna. Sebuah media yang menegaskan format multimedia dapat
dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di
dalamnya.
Media interaktif dalam penelitian ini memanfaatkan media yang sudah tersedia
dengan aplikasi interaktif yang dirancang dengan menggunakan program Flash 10
yang diproduksi oleh PT Sinatria Arta Asmawi Bandung. Tipe pembelajaran
dalam penelitian ini yaitu tipe tutorial yang dilengkapi dengan simulasi dan
latihan.
2. Hasil Belajar
Hamalik (1999: 159) mengatakan bahwa hasil belajar menunjukkan pada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya
perubahan tingkah laku peserta didik. Hasil belajar merupakan penguasaan siswa
terhadap berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh peserta
didik setelah mengikuti proses belajar.
3. Sikap Cinta Tanah Air
Dahar (2006: 123), “Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari
dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian,
atau mahluk hidup lainnya”. Dengan kata lain sikap adalah keadaan dalam diri
suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang
menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.
Cinta tanah air merupakan salah satu nilai dalam karakter bangsa yang saat
ini perlu ditumbuh kembangkan kembali karena mengalami krisis nilai yang
banyak dialami oleh bangsa Indonesia, dalam hal ini khususnya peserta didik.
Kementrian Pendidikan Nasional Balitbang (2010: 10) mencantumkan nilai
karakter yang terdapat dari cinta tanah air adalah: “Cara berfikir, bersikap dan
berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa”.
Adapun indikator sikap cinta tanah air adalah sebagai berikut.
1. Memahami keunggulan kondisi fisik wilayah Indonesia
2. Mengagumi kesuburan tanah wilayah Indonesia
3. Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan Indonesia
4. Mengagumi kekayaan laut Indonesia
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai penelitian ini menggunakan metode
eksperimen. Menurut Kerlinger (1986: 508), “Eksperimen adalah penelitian atau
penyelidikan ilmiah dimana peneliti memanipulasikan dan mengendalikan suatu
variabel bebas atau lebih, dan melakukan observasi terhadap variabel atau
variabel-variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul seiring dengan
manipulasi variabel bebas tersebut”. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 49),
“Eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
semu (Quasi Eksperimen). Metode ini merupakan metode penelitian yang
pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja yaitu variabel yang
dipandang paling dominan (Sukmadinata, 2011 : 59). Metode eksperimen ini
digunakan mengingat karakteristik variabel penelitian yang bersifat ingin
mengetahui informasi terhadap suatu media yang diterapkan, yaitu bagaimana
perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan media interaktif dengan
hasil belajar peserta didik yang tidak menggunakan media interaktif pada materi
Kondisi fisik wilayah Indonesia di kelas VIII.
Model eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah control
group pre-test dan post-test. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok siswa
kontrol yang menggunakan media gambar. Pendekatan kuantitatif merupakan
pendekatan yang digunakan dengan cara mengukur indikator-indikator variabel
sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan atau permasalahan
yang diteliti.
Langkah awal untuk menentukan unit-unit eksperimen dilakukan dengan
memilih sekolah, yang kemudian memilih dua kelas yang homogen ditinjau dari
kemampuan akademiknya sebagaimana pada tabel 3.1.
Tabel. 3.1.Desain Eksperimen
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 ________________ X1 ________________ O2 Kontrol O1 ________________X2________________ O2
Keterangan :
O1 : Tes yang diberikan sebelum proses belajar mengajar
O2 : Tes yang diberikan sesudah proses belajar mengajar
X : Pembelajaran dengan perlakuan (media interaktif) untuk
kelompok Eksperimen
X2 : Pembelajaran dengan perlakuan (media gambar) untuk
kelompok kontrol
Pengelompokan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan berdasarkan kelas
yang telah ada. Ciri utama dari eksperimental adalah adanya pengontrolan
variabel dan pemberian treatment terhadap kelompok eksperimen. Peneliti
peserta didik dan pre-test sebagai dasar kesamaaan karakteristik atau yang
disamakan.
B. Kegiatan Penelitian
a. Prosedur Penelitian
Prosedur adalah tahapan pelaksanaan yang ditempuh dalam suatu kegiatan.
Prosedur yang dilaksanakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1) Sebelum melaksanakan penelitian, penulis melaksanakan studi kepustakaan
sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian dengan konsep penelitian,
maupun strategi penelitian.
2) Penulis melaksanakan diskusi dengan guru mata pelajaran yang akan
melaksanakan pembelajaran. Materi pelatihan yang utama adalah media
pembelajaran interaktif dan media gambar berdasarkan topik/tema, mencakup
konsep dan strategi pelaksanaan.
3) Peneliti bersama guru mata pelajaran merancang dan menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media interaktif pada
kelas eksperimen dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
konvensional pada kelas kontrol yang menggunakan media gambar..
4) Penulis bersama guru mata pelajaran menyusun instrument penelitian,
melaksanakan uji coba, memperbaiki instrument, dan pengesahan instrument.
5) Memberikan tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian
menentukan mean dan simpangan baku dari masing-masing kelas untuk
6) Proses pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan
pada kelas eksperimen dengan media interaktif dan kelas kontrol dengan
media gambar Pembelajaran atau pelaksaan eksperimen dilakukan oleh guru
mata pelajaran. Peneliti bertindak sebagai observer baik kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
7) Selama proses pembelajaran peneliti dan guru mengamati aktivitas peserta
didik yang dilakukan di kelas.
8) Setelah proses pembelajaran, guru memberikan post-test untuk mengukur
hasil belajar di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.
9) Pada tahap akhir kegiatan penelitian menganalisis data dengan menggunakan
uji beda (uji t) untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar peserta
didik kelas eksperimen dan kelas kontrol.
b. Media Interaktif yang Digunakan Dalam Penelitian
Media interaktif dalam penelitian ini memanfaatkan media yang sudah tersedia
dengan aplikasi interaktif yang dirancang dengan menggunakan program Flash 10
yang diproduksi oleh PT Sinatria Arta Asmawi Bandung. Tipe pembelajaran
dalam penelitian ini yaitu tipe tutorial yang dilengkapi dengan simulasi dan
latihan.
Berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan dan Kompetensi Dasar (KD)
yang terdapat dalam silabus kemudian dijabarkan menjadi indikator, dan
ditentukan tujuan pembelajarannya. Untuk materi Kondisi fisik wilayah Indonesia
indikator. Berikut ini adalah indikator keberhasilan belajar sebagaimana tertera
pada Tabel 3. 2. berikut.
Tabel 3.2.Penjabaran SK, KD dan Indikator
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya.
1. 1. Mendeskrip -sikan kondisi fisik wilayah dan penduduk.
1. Menunjukkan letak geografis (letak geografis, letak astronomis) Indonesia
2. Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di Indonesia.
3. Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia.
4. Menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, tipe Australis, serta kaitannya dengan pembagian wilayah Wallace dan Weber .
5. Menganalisis jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia Sumber ; Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006
Tabel di atas dapat dijadikan sebagai acuan untuk pencapaian kompetensi
yang diperlukan dalam materi kondisi fisik wilayah Indonesia. Agar pencapaian
kompetensi pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia peserta didik dapat
terukur dengan baik, maka KD 1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan
penduduk dijabarkan ke dalam 5 indikator pencapaian kompetensi (tujuan
pembelajaran) yaitu: 1) menunjukkan letak geografis (letak geografis, letak
astronomis) Indonesia, 2) menganalisis hubungan letak geografis dengan
perubahan musim di Indonesia, 3) mengidentifikasi sebab terjadinya perubahan
[image:30.595.113.513.196.611.2]4) Menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, tipe Australis
dan tipe peralihan, serta kaitannya dengan pembagian wilayah Wallace dan
Weber, 5) menganalisis jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia.
Media interaktif yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk CD yang
sudah tersedia dengan aplikasi interaktif yang dirancang dengan menggunakan
program Flash 10 yang diproduksi oleh PT Sinatria Arta Asmawi Bandung. Tipe
pembelajaran dalam penelitian ini yaitu tipe tutorial yang dilengkapi dengan
simulasi dan latihan. Media interaktif ini terdiri dari beberapa karakter yaitu :
audio, visual, animasi, musik dan simulasi. Pada bagian akhir dilengkapi dengan
latihan berupa soal-soal yang dapat dilakukan secara interaksi oleh pengguna.
Selain itu juga terdapat teks dengan format PDF yang dapat dicetak secara
langsung. Pada format latihan, disajikan sejumlah soal pilihan ganda yang dapat
dilakukan secara interaftif oleh peserta didik perorangan dengan dilengkapi skor
di akhir latihan. Guru dan peserta didik dapat mengukur kemampuan pemahaman
konsep peserta didik secara langsung.
Untuk melatih keterampilan peserta didik dan mengukur kemampuan
peserta didik, disediakan format latihan yang dapat dilakukan dengan cara
memasangkan gambar pada tabel. Dengan demikian media interaktif ini lebih
praktis dan dapat digunakan kapanpun dibutuhkan. Peserta didik dapat melatih
dirinya di manapun sesuai yang diinginkan.
Untuk lebih jelasnya disajikan beberapa urutan tampilan media interaktif
yang digunakan oleh peneliti. Tampilan media interaktif sebagaimana tergambar
Tabel 3.3. Rincian Tampilan Media Interaktif dalam Penelitian
No Slide Waktu Materi Gambar
1 2 menit Halaman awal berisi pilihan bab
Cover/Profil
2 3 menit Judul dan Pilihan SK/KD serta materi
Peta Dunia
3 7 menit Teks mengenai musim di Indonesia
Globe
4 10 menit Penjelasan mengenai angin tetap dan angin periodik
Gambar angin topan
5 8 menit Teks tanah tentang jenis-jenis Jenis tanah dan lapisan tanah diIndonesia
6 5 menit Klasifikasi tanah menurut Mohr
Jenis tanah latosol
7 7 menit Teks mengenai Flora dan fauna
Hutan
8 5 menit Teks binatang khas Indonesia
Badak berula satu
Tampilan media interaktif yang ada di dalam CD berbentuk peta, teks,
gambar, format simulasi, format PDF dan format latihan sebagaimana tertera pada
gambar 3. 1, 3. 2, 3. 3, dan 3. 4.
[image:32.595.115.511.137.714.2]Gambar 3.2. Pola Pergerakan Angin
Gambar 3.2. menunjukkan pola pergerakan angin yang terjadi di Indonesia
yang berakibat pada terbentuknya angin tetap dan angin periodik ditampilkan
dalam durasi 10 menit.
Gambar 3. 3. Jenis tanah di Indonesia
Gambar 3. 3. Menampilkan jenis tanah di Indonesia menurut Mohr dengan
Gambar 3.4. Flora Indonesia
Gambar 3. 4. menampilan jenis flora yang ada di Indonesia dengan durasi
selama 7 menit.
Gambar 3.5. Latihan memasangkan gambar pada Tabel
Gambar 3. 5. Menampilkan gambar binatang khas Indonesia yang dapat
c. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Pembelajaran dengan Media Interaktif
Pertemuan 1
Kompetensi dasar :
1.1.Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah Indonesia
Skenario Pembelajaran :
1) Kegiatan diawali dengan tanya jawab tentang materi yang
berhubungan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
2) Setelah mendapat petunjuk dari guru, peserta didik menggunakan
media interaktif untuk pembelajaran (satu komputer untuk 2 orang
peserta didik). Pembelajaran berlangsung dengan media interaktif
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
3) Kegiatan pembelajaran selanjutnya menggunakan metode kooperatif
tipe NHT (Numbered Head Together).
a) Peserta didik berkelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5
orang
b) Peserta didik mendapat nomor urut masing-masing
c) Masing-masing siswa mendapat soal dari guru sesuai nomor
urutnya
d) Peserta didik menyelesaikan soal itu
e) Peserta didik menyamakan persepsinya tentang jawabannya dengan
peserta didik dari kelompok lain yang bernomor sama
4) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan presentasi kelompok, evaluasi
dan refleksi.
Pertemuan 2
Kompetensi Dasar :
Indikator :
a) Menunjukkan letak geografis (letak geografis ,letak astronomis)
Indonesia.
b) Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di
indonesia.
Skenario Pembelajaran :
1) Awal pembelajaran guru mengajukan pertanyaan tentang letak
astronomis Indonesia untuk mengarahkan peserta didik pada tujuan
pembelajaran, melalui tanya jawab, pengetahuan awal siswa
diketahui.
2) Dua siswa menempati satu meja komputer.
3) Peserta didik melakukan pembelajaran dengan menggunakan media
interaktif sesuai petunjuk dari guru.
4) Kegiatan selanjutnya menggunakan metode kooperatif dengan teknik
berkirim salam dan soal.
a) Peserta didik dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4 – 5
orang
b) Setiap kelompok membuat soal
c) Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan untuk
menyampaikan salam dan soal kepada kelompok lain.
d) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman kelompok lain
dengan waktu yang ditentukan
e) Kegiatan diakhiri dengan mencocokkan jawaban dengan
kelompok pembuat soal.
f) Refleksi.
Pertemuan 3
Kompetensi dasar :
Indikator :
a) letak astronomis indonesia.
b) menganalisis pengaruh letak astronomis terhadap wilayah
Indonesia
Skenario Pembelajaran :
1) Pada awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan flora dan fauna serta jenis tanah yang ada di
Indonesia
2) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan karakter yang akan
dibentuk.
3) Satu komputer oleh 2 orang siswa
4) Kegiatan selanjutnya peserta didik melakukan pembelajaran dengan
media interaktif tentang materi flora dan fauna.
5) Selesai menggunakan media interaktif, pembelajaran dilanjutkan
dengan metode TGT (Time Game Turnament)
a) Guru telah menyiapkan soal
b) Peserta didik terbagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4 - 5
orang
c) Setiap kelompok menempati satu meja turnamen
d) Setiap peserta didik mengambil kartu soal yang telah disediakan
e) Setiap peserta didik dapat mengerjakan lebih dari satu soal
f) Setiap kelompok mendapat skor sesuai dengan soal yang telah
dikerjakannya.
g) Kelompok siswa pada meja turnamen sesuai dengan skor yang
diperolehnya mendapat sebutan (gelar) superior, very good, good,
medium.
2. Pembelajaran dengan Media Gambar
Pertemuan 1
Kompetensi dasar :
1.1Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah Indonesia
Indikator :
a) letak geografis Indonesia.
b) Menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musim
di indonesia.
Skenario Pembelajaran :
1) Kegiatan diawali dengan guru menunjukkan gambar dan peta letak
geografis Indonesia.
2) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
3) Peserta didik membuat rangkuman dari materi
4) Kegiatan diakhiri dengan evaluasi
Pertemuan 2
Kompetensi dasar :
1. 1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah Indonesia
Indikator :
a) Menunjukkan letak geografis (letak geografis ,letak astronomis)
Indonesia.
b) Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di
indonesia.
Skenario Pembelajaran :
2) Guru mengajukan pertanyaan tentang letak astronomis Indonesia
untuk mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran
a) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru berdasarkan
gambar.
b) Peserta didik mengidentifikasi pengaruh letak astronomis
Indonesia bersama kelompoknya
c) Peserta didik mencatat hasil menyimak
3) evaluasi
Pertemuan 3
Kompetensi dasar :
1. 1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah Indonesia
Indikator :
1) Menjelaskan Flora dan Fauna di indonesia
2) Jenis tanah di Indonesia
Skenario Pembelajaran :
1) Pada awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang
berhubungan dengan flora dan fauna serta jenis tanah yang ada di
Indonesia
2) Guru menunjukkan beberapa gambar flora dan funa
3) Guru mengajukan lima pertanyaan yang harus dijawab siswa
4) Peserta didik menulis jawaban di buku tulisnya
5) Guru memanggil beberapa siswa untuk mencocokkan jawabannya
6) Pembelajaran diakhiri dengan penguatan.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai nilai untuk
[image:39.595.119.513.142.661.2]pembelajaran interaktif dan media gambar sebagai variabel bebas dan hasil belajar
sebagai variabel terikat.
D. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII di SMP Negeri
31 Kota Bandung Propinsi Jawa Barat yang terdiri dari kelas VIII – 1, VIII – 2,
VIII - 3, VIII - 4, VIII - 5. Dan VIII – 6. Sedangkan sampel penelitian dilakukan
terhadap dua kelas yang mempunyai karakteristik yang sama berdasarkan skor
nilai ulangan yang telah dilakukan sebelumnya, Berikut adalah skor nilai
ulangan yang dijadikan dasar sebagai penentuan kelas eksperimen dan kelas
[image:40.595.117.510.240.645.2]kontrol dalam penelitian ini, sebagaimana tertera pada Tabel 3. 4.
Tabel 3.4. Data Nilai Hasil Ulangan 1 Kelas VIII 1-6 Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012-2013
No. Kelas Jumlah Peserta Didik
Nilai Rata-rata
1. VIII-1 31 72,4
2. VIII-2 30 71,5
3. VIII-3 30 71,5
4. VIII-4 31 70,7
5. VIII-5 30 70,5
6. VIII-6 32 71,9
Sumber : Guru IPS Kelas VIII 1- VIII 6
Setelah didapatkan skor nilai ulangan yang telah dilakukan sebelumnya,
kemudian diidentifikasi rata-rata jumlah skor pada setiap kelas dan
diperbandingkan untuk mencari kelas yang mempunyai skor nilai rata-rata yang
dan kelas kontrol. Setelah didapat data hasil ulangan, maka penentuan sampel
dilakukan pada kelas yang mendapat nilai rata-rata kelas sama, yaitu kelas VIII- 2
dan kelas VIII-3 yang mendapat nilai rata-rata ulangan masing-masing 71,5. Kelas
VIII - 3 mendapat perlakuan media interaktif dan kelas VIII - 2 mendapat
perlakuan media gambar.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel
[image:41.595.114.510.240.612.2]3.5. berikut.
Tabel 3.5.Teknik dan alat Pengumpulan Data
Sumber
data Jenis Data
Teknik pengumpulan
data
Instrumen
Guru Penilaian Guru terhadap
penggunaan media interaktif Non tes
Angket
Guru Penilaian terhadap Proses
Belajar Mengajar Non tes
Observasi
Peserta
didik Hasil belajar Tes
Tes Hasil Belajar
Peserta
didik kuesioner Non tes
Skala Sikap
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian.
Kisi-kisi intrumen dimaksudkan rancangan pengambilan data penelitian.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Jenis Instrumen
1). Tes
Zainul (2001: 3-4) mendefinisikan, “tes sebagai suatu pertanyaan atau tugas
atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang
trait/atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butirnya mempunyai jawaban
atau kertentuan yang dianggap benar”.
Adapun tes yang digunakan adalah pre-test dan pos-test. Pre-test adalah
tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai yang bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana peserta didik mengauasai materi yang akan diberikan
(entry behavior) sedangkan pos-tes adalah tes yang diberikan sesudah proses
pembelajaran diselesaikan, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah
peserta didik menguasai materi yang telah diajarkan (achievement). “Perbedaan
hasil kedua jenis tes ini akan ditentukan oleh proses belajar dan mengajar, karena
jika proses belajar dan mengajar baik maka akan terdapat perbedaan yang besar
antara hasil post-tes dan pre-test”. Zainul (2001: 35).
2) Kuesioner
Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi tentang pendapat siswa
dalam penggunaan media interaktif dalam penelitian ini dan untuk mengukur
sikap peserta didik dalam mencintai tanah air Indonesia.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh observer untuk memperoleh gambaran secara
langsung aktivitas peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung. Yang
Geografi. Observasi dilakukan sejak awal pembelajaran sampai guru menutup
pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.
b. Analisis Instrumen
Sebelum digunakan, instrumen penelitian perlu ditelaah dan dinilai kualitas
intrumen (validasi instrumen) dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks
kesukaran, dan daya beda. Setelah uji kualitas intrumen, analasis data dapat
dilaksanakan berupa uji normalitas, homogenitas, dan beda rata-rata. Validasi
instrumen dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Uji Validitas
“Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai”. (Sudjana, 1989:
12). Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal
yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki
validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar
terhadap skor total. Adapun kriteria acuan untuk nilai validitas adalah sebagai
[image:43.595.110.512.245.753.2]berikut.
Tabel 3.6.. Kriteria Nilai Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 ≤ rxiitc≤,1,00 Sangat tinggi
0,60 ≤ rxiitc≤ 0,80 Tinggi
0,40 ≤ rxiitc≤ 0,60 Cukup
0,20 ≤ rxiitc≤ 0,40 Rendah
Hasil perhitungan uji validitas butir soal dapat dijelaskan sebagaimana
[image:44.595.107.508.187.620.2]tertera pada tabel 3.7.
Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Butir Soal
No
Soal Nilai Kriteria Keterangan No
Soal Nilai Kriteria Ket.
1 0.438 Valid Dipakai 14 0.513 Valid Dipakai
2 0.450 Valid Dipakai 15 0.467 Valid Dipakai
3 0.547 Valid Dipakai 16 0.121 Tidak valid Diganti
4 0.625 Valid Dipakai 17 0.569 Valid Dipakai
5 0.142 Tidak valid Diganti 18 0.525 Valid Dipakai
6 0.466 Valid Dipakai 19 0.347 Tidak valid Diperbaiki
7 0.685 Valid Dipakai 20 0.575 Valid Dipakai
8 0.502 Valid Dipakai 21 0.201 Tidak valid Diganti
9 0.340 Tidak valid Diperbaiki 22 0.267 Tidak valid Diperbaiki
10 0.684 Valid Dipakai 23 0.477 Valid Dipakai
11 0.259 Tidak valid Diperbaiki 24 0.071 Tidak Valid Diganti
12 0.483 Valid Dipakai 25 0.502 Valid Dipakai
13 0.384 Valid Dipakai
Sumber : Penelitian 2012
Dari hasil uji sebagaimana pada tabel 3. 7. soal yang valid berjumlah 17 dan
soal yang tidak valid berjumlah 8 soal. Ke 8 soal yang tidak valid terdiri dari
nomor 5, 16, 21 dan 24 diganti sedangkan nomor 9, 11, 19 dan 22 diperbaiki
dengan alasan soal/item yang diperbaiki dapat mendukung konstruk. Jumlah soal
yang valid dan diperbaiki adalah 25 soal. Setelah itu dilakukan pengukuran
Validitas didasarkan pada hasil konsultasi dengan r tabel. Berdasarkan r
tabel dengan tingkat kepercayaan (signifikansi) 0,05 atau 95 % serta n = 30, maka
r tabel nya adalah 0,361. Oleh karena itu, jika r hitung lebih besar dari r tabel
maka soal/item tersebut valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel
maka soal/item tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas.
Reliabitas berkenaan dengan keajegan atau ketepatan hasil pengukuran.
Sukmadinata (2009, 229). Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas
yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung
dengan koefesien reliabilitas. Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas
tes berbentuk pilihan ganda digunakan rumus KR-20 yang diolah dengan
menggunakan bantuan Software ANOVA Tes versi 4.0.
Hasil perhitungan uji reliabilitas butir soal dari tes uji coba dapat dilihat
[image:45.595.108.513.242.623.2]pada tabel 3. 8. berikut.
Tabel 3. 8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Set Soal r
Kriteria
Keterangan Sedang Tinggi Sangat
Tinggi Tes
Instrumen 0,85 √ Reliabel Sumber : Penelitian 2012
Dari tabel 3.8. didapat nilai reliabilitasnya sebesar 0,85 yang berarti
instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini sangat baik. Diketahui bahwa
harga koefesien reliabitas tes sebesar 0,85. Nilai berkisar antara 0 dan 1. Jika ≥
reliabilitas internal yang memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti (Hair, et
al. 1998: 88 dalam Kusnendi: 2008). Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa
instrumen ini layak digunakan.
Adapun kriteria acuan untuk nilai realibilitas sebagaimana tertera pada tabel
[image:46.595.112.508.249.596.2]3. 9. berikut.
Tabel 3.9. Kriteria Nilai Reliabilitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 ≤ rxiitc≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 ≤ rxiitc≤ 0,80 Tinggi
0,40 ≤ rxiitc≤ 0,60 Cukup
0,20 ≤ rxiitc≤ 0,40 Rendah
0,00 ≤ rxiitc≤ 0,20 Sangat rendah Sumber: Sugiyono, 1999
3. Uji Indeks Kesukaran.
Soal/item yang baik adalah butir soal/item yang tidak terlalu mudah dan tidak
terlalu sukar. Hal ini karena bila soal/item terlalu mudah tidak akan merangsang
peserta didik untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya juga
bila butir soal/item terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik tidak
bersemangat menjawab karena di luar jangkauan kemampuanya. Tingkat
kesukaran soal adalah peluang menjawab benar atau salah pada tingkat
kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks, yaitu indeks
kesukaran. JS
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyak peserta didik yang menjawab benar
JS = jumlah siswa peserta tes
Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal adalah sebagaimana tertera
[image:47.595.119.507.243.676.2]pada tabel berikut.
Tabel 3.10. Tingkat Kesukaran Butir Soal
No Soal B JS Indeks Tingkat
Kesukaran (P) Keterangan
1 27 30 0.900 Mudah
2 28 30 0.833 Mudah
3 28 30 0.866 Mudah
4 19 30 0.633 Sedang
5 28 30 0,600 Sedang
6 23 30 0.700 Sedang
7 17 30 0.566 Sedang
8 21 30 0.700 Sedang
9 29 30 0.700 Sedang
10 29 30 0.900 Mudah
11 28 30 0.259 Mudah
12 28 30 0.483 Mudah
13 28 30 0.384 Mudah
14 24 30 0.513 Mudah
15 26 30 0.467 Mudah
16 28 30 0.121 Mudah
17 17 30 0.569 Sedang
18 15 30 0.525 Sedang
19 24 30 0.347 Mudah
20 27 30 0.333 Mudah
21 27 30 0.201 Mudah
22 24 30 0.267 Mudah
23 25 30 0.477 Mudah
24 6 30 0.071 Sukar
25 9 30 0.400 Sukar
Sumber ; Penelitian 2012
Klasifikasi untuk menginterpretasi indeks kesukaran butir soal/item adalah
Tabel 3. 11. Kriteria indeks kesukaran
Indeks Kesukaran (P) Interpretasi
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Sumber:Sukmadinata, 2009: 210.
4. Uji Daya pembeda
Daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui
kesanggupan soal dalam membedakan peserta diidk yang tergolong mampu
(tinggi prestasinya) dengan peserta diidk yang tergolong kurang atau lemah
prestasinya. (Sudjana, 1989; 141).
Daya pembeda butir soal/item dapat diketahui dengan melihat besar
kecilnya angka indeks diskriminasi butir soal/item. Angka indeks diskriminasi
butir soal/item adalah angka/bilangan yang menunjukan besar kecilnya daya
pembeda (discriminatory power) yang dimiliki butir soal/item yang dilambangkan
dengan huruf (D) singkatan dari diskriminan.
Adapun klasifikasi untuk menginterpretasikan indeks diskriminasi adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.12. Kriteria Indeks Daya Pembeda
Daya Pembeda (D) Interpretasi
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0, 71 – 1,00 Baik sekali
Hasil uji daya beda dapat dilihat pada tabel 3. 13.
Tabel 3. 13. Daya Pembeda Butir Soal
No Soal BA BB BA -
BB
Daya
Pembeda Kriteria Ket.
Nilai Baru
1 8 6 2 0.250 Cukup
2 8 6 2 0.250 Cukup
3 8 2 2 0.250 Cukup
4 8 8 6 0.750 Baik sekali
5 8 3 0 -0.125 Jelek Diganti 0,625
6 7 1 4 0.500 Baik
7 8 4 7 0,875 Baik Sekali
8 8 4 4 0,500 Baik
9 8 7 1 0.125 Jelek Digamti 0,375
10 8 7 1 0.125 Jelek Diganti 0,250
11 7 7 0 0.250 Cukup
12 8 6 2 0.900 Baik sekali
13 8 6 2 0.700 Baik
14 8 4 4 0.800 Baik sekali
15 8 6 2 0.866 Cukup
16 8 7 1 0.933 Baik sekali
17 7 2 5 0.566 Baik
18 7 2 5 0.500 Baik
19 8 4 4 0.733 Baik
20 8 5 3 0.733 Baik
21 8 6 2 0.633 Cukup
22 8 5 3 0.666 Cukup
23 8 5 3 0.833 Baik sekali
24 3 1 2 0.266 cukup
25 6 1 5 0.300 cukup
Sumber ; Penelitian 2012
Berdasarkan hasil perhitungan, dari 25 butir soal terdapat 7 soal yang
memiliki daya pembeda jelek, 6 butir soal memiliki daya pembeda cukup, 7 butir
soal memiliki daya pembeda baik, dan 5 butir soal memiliki daya pembeda baik
sekali.
Hasil penilaian atau validasi terhadap instrumen digunakan sebagai dasar
untuk penelitian sedangkan instrumen penelitian yang kurang memadai diganti
nilai pada nomor 5 adalh 0,625, nomor 9 adalah 0,375 dan nomor10 adalah 0,250.
Dengan demikian instrumen layak digunakan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t (uji
beda). Sebelum uji t dipergunakan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis
berupa uji normalitas dan homogenitas data hasil penelitian. Apabila prasyarat
terpenuhi maka uji t dapat digunakan, namun jika tidak terpenuhi maka akan
digunakan Uji Wiloxon. Untuk memudahkan analisis data, maka digunakan
bantuan Software SPSS versi 17.0.
a. Pengolahan data
Hasil belajar peserta didik juga dapat diidentifikasi berdasarkan
indikator-indikator pada materi Kondisi fisik wilayah Indonesia yaitu a) menunjukkan letak
geografis (letak geografis, letak astronomis) Indonesia, b) menganalisis hubungan
letak geografis dengan perubahan musim di Indonesia, c) mengidentifikasi
penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya
musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia, d) menyajikan informasi
persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, tipe Australis, serta kaitannya dengan
pembagian wilayah Wallace dan Weber, e) menganalisis jenis tanah dan
pemanfaatannya di Indonesia. Hasil belajar berdasarkan indikator tersebut dapat
Tabel 3. 14. Hasil Belajar Berdasarkan Indikator
No Indikator Ranah Kognitif
C1 C2 C3 C4 1. Menunjukkan letak geografis
(letak geografis, letak astronomis) Indonesia
1, 15 3, 13, 14, 16
2, 5,
12 4,
2 Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di Indonesia.
6, 7, 8, 9 10
3 Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia
11, 18 17
4 Menyajikan informasi
persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, tipe Australis, serta kaitannya dengan pembagian wilayah Wallace dan Weber .
22 19, 20 21
5 Menganalisis jenis tanah dan
pemanfaatannya di Indonesia 23 24 25
b. Skala Sikap
Skala sikap dimaksudkan untuk mengukur sikap cinta tanah air peserta
didik. Nilai yang termuat dalam karakter cinta tanah air yaitu ; Cara berfikir,
bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan
yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik
bangsa. Adapun Indikator yang termuat di dalamnya adalah ; 1) Menyenangi
keunggulan geografis wilayah Indonesia, 2) Mengagumi kesuburan tanah di
Indonesiam 3) Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan
Indonesia, 4) Mengagumi kekayaan laut Indonesia 5) Mengagumi keberagaman
Identifikasi peserta didik dilihat dari sikap cinta tanah air pada pembelajaran
dengan menggunakan media Interaktif dan pembelajaran dengan menggunakan
media gambar dalam penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan indikator
[image:52.595.110.514.246.628.2]sebagaimana tertera pada tabel 3. 15
Tabel 3. 15. Sikap Cinta Tanah Air Berdasarkan Indikator
No Indikator Ranah Afektif
A1 A2 A3 A4
1 Menyenangi keunggulan geografis wilayah Indonesia
1, 29 2, 7, 28 8, 11
2 Menyenangi kesuburan tanah di Indonesia
4 3, 24 20 25
3 Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan Indonesia
5, 13, 27 23
4 Mengagumi kekayaan laut Indonesia
12 22, 26 30
5
Mengagumi keberagaman flora dan fauna Indonesia
6, 9, 17,
18
14, 15,
21
16 10, 19
H. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah mengetahui apakah suatu
variabel terdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya suatu variabel
dilihat dari mean dan standar deviasi yang sama. Jika variabel berdistribusi
normal maka data dianalisis melalui parametric test dan jika tidak berdistribusi
Uji normalitas menggunakan Test of Normality berdasarkan pada uji
Kolmogorov-Smirnov. Penetapan data yang telah dianalisis berdistribusi normal
atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut:
a. Tentukan taraf signifikansi (α = 0,05).
b. Bandingkan nilai p-value dengan taraf signifikansi yang diperoleh.
c. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal.
d. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α, maka sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Tujuan dilakukan uji homogenitas adalah mengetahui populasi
mempunyai variansi homogen atau heterogen. Uji homogenitas menggunakan Tes
of Homogeneity of Variance berdasarkan pada u