• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP CINTA TANAH AIR PESERTA DIDIK :Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP CINTA TANAH AIR PESERTA DIDIK :Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung."

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP CINTA TANAH AIR PESERTA DIDIK

(Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Disusun Oleh :

Yayah Suhayah 1006966

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)
(3)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media

Interaktif Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Cinta Tanah Air Peserta Didik

(Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung) ini beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etik keilmuan yang berlaku

dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung

resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim

dari pihak lain terhadap karya saya ini.

Bandung, Januari 2013

(4)

Yayah Suhayah (2013). Tutor I: Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S.Tutor II: Dr. Ahmad Yani, M.Si. The Effect of The Use of Interactive Media Teaching Method Towards Students’ Learning Outcomes and Patriotic Attitudes Case Study Class VIII SMPN 31 Bandung.

Phenomenon of low grades as learning outcomes, the lack of patriotic attitudes, and lack of sense of communal unity displayed by students that led to social disintegration, had been the background issue for this research. Monotonous teaching method and the lack of interactive learning media had led to students’ less trained thinking skill capacity, which overall took effect on learning outcomes. In order to overcome these issues, the use of interactive media as teaching method was proposed in contrary to conventional image media. To measure the effect of the use of interactive media teaching method towards students’ learning outcomes and patriotic attitudes, a direct experimental approach by means of case study was conducted. Sixty students of Class VIII of SMPN 31 Bandung were chosen as the subject of research. Experimental research method was employed with several data collecting methods such as testing (pre-test and post-test) and non testing method (Likert scale in attitudes category measure). The collected data was analyzed by the means of T-test, normality test and homogeneity, and with the help of statistic analysis software namely SPSS version 17.0. Analysis results demonstrated that: (1) there was no significant difference of students’ pre -test results between interactive media class and conventional image media class. (2) There was significant difference of students’ post-test results between interactive media class and image media class. (3) There was significant difference of students’ pre-test results as well as post-test results in both interactive media class and image media class. (4) There was significant difference of patriotic attitude assessment result between pre-test and post-test, in students with interactive media method and image media method.

Other difficulties found during the experiment were limited learning time and the fact that some of the students who made use of the internet for another browsing activity during the interactive media class.

(5)

Yayah Suhayah (2013). Pembimbing I. Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S. Pembimbing II: Dr. Ahmad Yani, M.Si. Pengaruh Penggunaan Media Interaktif terhadap Hasil Belajar dan Sikap Cinta Tanah Air Peserta Didik. Eksperimen di Kelas VIII SMPN 31 Bandung.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar yang masih rendah, kurangnya rasa cinta tanah air, hilangnya rasa persatuan peserta didik bahkan mengarah kepada perpecahan. Penggunaan metode mengajar cenderung monoton, kurangnya media pembelajaran yang interaktif yang berakibat kemampuan berpikir siswa kurang terlatih dan berdampak pada hasil belajar peserta didik yang rendah. Agar hal itu tidak terjadi, perlu dilakukan berbagai upaya salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran yang interaktif. Subjek penelitian ini adalah peserta didik Kelas VIII SMPN 31 Bandung yang berjumlah 60 orang. Dalam memperoleh data dan menjawab permasalahan penelitian, peneliti menerapkan penelitian eksperimen. , pengumpulan data dengan teknik tes (pretes, postes), dan non tes (skala sikap kategori Likert). Teknik pengolahan data adalah Uji T, dan Uji normalitas dan homogenitas dengan bantuan program SPSS versi 17,0.

Hasil analisis data menunjukkan 1) tidak tetdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pre-tes antara peserta didik di kelas yang menggunakan media interaktif dengan kelas yang menggunakan media gambar 2) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pos-test antara peserta didik di kelas yang menggunakan media interaktif dengan kelas yang menggunakan media gambar 3) terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil pre-test dan post test peserta didik yang menggunakan media interaktif yang menggunakan media gambar, 4) terdapat perbedaan yang signifikan sikap cinta tanah air peserta didik antara pre-tes dan post-pre-tes a yang menggunakan media interaktif dengan peserta didik yang menggunakan media gambar.

Adapun kendala yang dihadapi adalah waktu yang kurang cukup dan masih ada peserta didik yang membuka situs lain ketika pembelajaran interaktif berlangsung.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

LEMBAR PERNYATAAN ………. iii

KATA PENGANTAR ……… iv

UCAPAN TERIMA KASIH ………. v

DAFTAR ISI ……… vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ………. xii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ……… 10

C. Tujuan Penelitian ………. 11

D. Manfaat Penelitian ……… 11

E. Definisi Operasional ……….. 11

. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Peranan Media dalam Pembelajaran ………... 14

B. Peran Geografi untuk Meningkatkan Sikap Cinta Tanah Air Peserta Didik ……… 26

C. Hasil Belajar ……… 29

D. Sikap Cinta Tanah Air sebagai Hasil Belajar ……….. 39

E. Kondisi Fisik Wilayah Indonesia ……….. 40

F. Pengaruh Media Interaktif terhadap Hasil Belajar ………. 42

G. Hipotesis ………. 45

(7)

B. Kegiatan Penelitian ……… 49

C. Variabel Penelitian ………. 60

D. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 61

E. Teknik dan Alat Pengumpul Data ………. 62

F. Instrumen Penelitian ……….…. 62

G. Teknik Analisa Data ………... 71

H. Analisis Data ……….. 73

I. Analisis Hipotesis ……….. 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi lokasi Penelitian ………. 77

1. Lokasi sekolah ……….. 77

2. Jumlah Peserta Didik dan Kelas ……… 78

3. Jumlah guru ……… 79

4. Sarana dan Prasarana ………. 80

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Pre-Test dan Post-Test pada kelompok Eksperimen … 83

2. Hasil Pre-Test dan Post-Test pada kelompok Kontrol …….. 85

3. Uji Gain ……….. 87

C. Analisis Data Penelitian 1. Uji Normalitas Data ……….. 88

2. Uji Homogenitas Data ………. 93

3. Uji Hipotesis Penelitian ……… 95

4. Hasil Uji Sikap Cinta Tanah Air pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ………. 100

5. Persentase Hasil Uji Sikap Cinta Tanah Air pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ……… 102

(8)

D. PEMBAHASAN ………. 105

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ……… 109

B.Rekomendasi ………. 112

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data nilai materi kondisi fisik wilayah Indonesia 9 pada semester ganjil 2011-2012

Tabel 3.1. Desain Eksperimen 48 Tabel 3.2. Penjelasan Standar Kompetensi, kompetensi dasar 51

dan Indikator

Tabel 3.3. Rincian Media Interaktif dalam Penelitian 53 Tabel 3.4. Data nilai hasil ulangan ke 1 kelas VIII 1- VIII 6 61

Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012-2013

Tabel 3.5. teknik dan Alat Pengumpul Data 62 Tabel 3.6. Kriteria Nilai Validitas 64 Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Butir Soal 65 Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Test 66

Tabel 3.9 Kriteria Nilai Reliabilitas 67 Tabel 3.10. Tingkat kesukaran Butir Soal 68 Tabel 3.11. Kriteria Indeks Kesukaran 69 Tabel 3.12. Kriteria Indeks Daya Pembeda 69 Tabel 3.13. Daya Pembeda Butir Soal 70 Tabel 3.14. Hasil Belajar Berdasarkan Indikator 72

Tabel 3.15 Sikap Cinta Tanah Air berdasarkan Indikator 73 Tabel 4. 1. Jumlah pesera didik 78 Tabel 4. 2. Pekerjaan orangtua peserta didik 78 Tabel 4. 3. Guru mata pelajaran IPS 79 Tabel 4. 4 Sarana dan pra sarana sekolah 80 Tabel 4. 5. Distribusi frekwensi pre-test kelas eksperimen 83

Tabel 4. 6 Distribusi frekwensi post-test kelas eksperimen 84 Tabel 4. 7. Distribusi frekwensi pre-test kelompok kontrol 85

Tabel 4. 8 Distribusifrekwensi pos-test kelompok kontrol

86

(10)

Tabel 4. 10. Hasil uji normalitas pre- test kelas eksperimen 89 Tabel 4. 11. Hasil uji normalitas pos- test kelas eksperimen 90 Tabel 4. 12. Hasil uji normalitas pre- test kelompok ko 91 Tabel 4. 13. Hasil uji normalitas pos- test kelompok kontrol 92 Tabel 4. 14 Uji Homogenitas pre-test dan pos-test kelompok 93

eksperimen

Tabel 4. 15. Uji Homogenitas pre-test dan pos-test kelompok 94 kontrol

Tabel 4. 16. Hasil uji beda pre-test dan pos-test kelompok 95 eksperimen

Tabel 4. 17 Hasil uji beda pre-test dan pos-test kelompok 96 kontrol

Tabel 4. 18. Hasil uji beda pre-test dan pos-test kelompok 97 Eksperimen dan kelompok kontr

Tabel 4. 19. Sikap cinta tanah air pada kelompok eksperimen 101 dan kelompok kontrol

Tabel 4. 20. Persentase sikap cinta tanah air pada kelompok 102 Eksperimen dan kelompok kontrol

Tabel 4. 21. Keterlaksanaan RPP tiap pertemuan pada 102 Kelompok eksperimen

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2. 1. Dale's Cone Experience 20

Gambar 2. 2. Perubahan Taksonomi Bloom untuk Ranah Kognitif 38

Gambar 2. 3. Peta Dunia 53

Gambar 2. 4. Peta Pergerakan Angin 54

Gambar 2. 5. Jenis Tanah di Indonesia 54

Gambar 2. 6. Flora di indonesia 55

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus Pembelajaran ... 114

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelompok Eksperimen... 119

3. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 135

4. Nilai Pre-test dan Post-test kelas Eksperimen ... 143

5. Nilai Pre-test dan Post-test kelas Kontrol ... 144

6. Soal Pre-Test dan Post-Test ... 145

7. Skor Pre-test kelompok Eksperimen ... 155

8. Hasil Post-test kelompok Eksperimen ... 156

9. Hasil Pre-Test Kelas Kontrol ... 157

10. Hasil Post-Test Kelas Kontrol ... 158

11. Nilai Rata-rata Pre-test dan Post-test kelompok Eksperimen ………… .. 159

12. Hasil Uji Gain Ternormalisasi ... 165

12. Kisi-kisi Skala Sikap ... 167

13. Instrumen Skala Sikap... 168

14. Hasil Uji Instrumen Skala Sikap ……… 171

15. Lembar Observasi Pembelajaran ……… . 177

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan tertentu. Perubahan tingkah laku akan

terjadi sebagai hasil dari pengalaman belajar yang bersifat permanen. Belajar

adalah “suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri

dalam interaksi dengan lingkungan” (Slameto, 1998: 2). Winkel (1983: 15),

mengatakan, “belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi

aktif antara subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap yang bersikap konstan

atau tetap”. Briggs dalam Azhar (2011: 4), mengatakan, “belajar adalah

seperangkat peristiwa yang mempengaruhi si pembelajar sedemikian rupa

sehingga si pembelajar memperoleh kemudahan berinteraksi dengan lingkungan”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar mempunyai tiga unsur

yaitu proses pengalaman, perubahan perilaku, dan proses interaksi.

Kecenderungan pembelajaran masa kini menuntut langkah kreatif dari guru

sebagai fasilitator pembelajaran. Esensi tersebut berorientasi pada usaha

pencapaian tujuan pembelajaran, yakni membentuk peserta didik sebagai

pembelajar mandiri. Hal senada diungkapkan Ningrum (200: 21), “Pembelajaran

adalah setiap upaya yang sistematis dan disengaja untuk menciptakan

(14)

mengatakan bahwa: „kegiatan pembelajaran dikatakan suatu aktivitas yang

dilakukan secara sistematis karena diawali dengan kegiatan menyusun rencana,

melaksanakannya dan mengadakan evaluasi”.

Eggen dan Kauchak dalam Azhar (2011: 8), menjelaskan bahwa ada enam

ciri pembelajaran yang efektif yaitu :

1. Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,

2. guru menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,

3. aktivitas-aktivitas siswa sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,

4. guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada siswa dalam menganalisis informasi,

5. orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir, serta

6. guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya mengajar guru.

Efektivitas menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan

yang dicapai. Oleh karena itu efektivitas pembelajaran sering diukur dengan

tercapainya tujuan pembelajaran atau diartikan sebagai ketepatan dalam

mengelola suatu situasi. Suatu kegiatan dikatakan efektif apabila kegiatan itu

dapat diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Untuk mengukur keefektifan hasil suatu kegiatan pembelajaran biasanya

dilakukan sebelum dan sesudah mengikuti suatu kegiatan.

Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah

dengan memanfaatkan media. Hamalik (1986: 6) mengemukakan bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

(15)

rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

terhadap pesera didik. Media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting

sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media komunikasi tidak

akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan

dapat berlangsung secara optimal.

Lebih lanjut Hamalik (1986: 12) mengemukakan bahwa “selain

membangkitkan motivasi dan minat peserta didik, media pembelajaran juga dapat

membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik

dan terpercaya memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi „.

Ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat diminimalisir dengan

menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan materi yang akan disampaikan

kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan menggunakan media. Bahkan

keabstrakan materi pembelajaran dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.

Media dapat mewakili apa yang tidak dapat disampaikan guru melalui kata-kata

atau kalimat tertentu. Peranan media menurut Gerlach dan Ely (1971:280) :

ada tiga keistimewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu: (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, (3) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan suatu objek atau kejadian yang mengandung makna.

Sejalan dengan pendapat tersebut Hamalik (1999:6) mengemukakan bahwa

media pembelajaran memegang peranan sebagai alat yang mendorong belajar

(16)

pengajaran saja, akan tetapi harus memiliki keterampilan memilih dan

menggunakan media pengajaran dengan baik.

Berdasarkan definisi tersebut media pembelajaran memiliki manfaat yang

besar dalam menarik perhatian dan lebih merangsang minat peserta didik dalam

mengikuti proses pembelajaran. Untuk menjadikan siswa aktif, kritis, dan

inovatif, maka dalam proses pembelajaran harus memposisikan siswa sebagai

pusat perhatian utama, membelajarkan peserta didik sesuai dengan cara dan gaya

belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.

Dengan demikian guru harus pandai memilih metode dan media pembelajaran

yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu dalam memilih

metode pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat

materi, bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Teknologi yang pesat membuat informasi dapat diakses dengan mudah.

Bagi guru hal ini menjadi tuntutan sekaligus peluang untuk mampu

mengembangkan suatu model pembelajaran baru, yakni model pembelajaran

dengan menggunakan media komputer. Pemanfaatan komputer sesuai dengan

hakikat standar proses pembelajaran standar nasional pendidikan (Dikti, 2005)

bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas

dan kemandirian peserta didik. Model pembelajaran ini mempunyai banyak jenis,

diantaranya yaitu: Multimedia Interaktif (MMI), Hypermedia, Hipertexts, dan lain

(17)

Penggunaan teknologi berbasis komputer saat ini sangat diminati karena

komputer mempunyai kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan

berbagai peralatan lainnya, seperti CD player, video tape, dan audio tape,

disamping itu komputer dapat merekam, menganalisis, dan memberi reaksi pada

respons yang diinput oleh pemakai atau siswa. Komputer juga memiliki beberapa

kelebihan dibandingkan dengan media lain seperti yang dikemukakan oleh

Nasution (2004:27):

Komputer dapat membantu peserta didik dan guru dalam pelajaran karena komputer itu sabar, cermat, mempunyai ingatan yang sempurna, selain itu komputer sangat sesuai untuk latihan dan remedial teaching, komputer sangat fleksibel dalam mengajar dan dapat diatur menurut keinginan penulis pelajaran atau kurikulum, serta memiliki kemampuan yang dapat dimanfaatkan dengan segera seperti membuat hitungan atau mereproduksi gambar, dan grafik.

Menurut Sudjana dan Rivai (2003: 137)mengemukakan beberapa kelebihan

komputer dalam pembelajaran yaitu:

membangkitkan motivasi peserta didik dalam belajar; b) warna, musik dan grafis animasi dapat menambah kesan realisme dan menuntut latihan, kegiatan laboratorium, simulasi dan lain sebagainya; c) respon pribadi yang cepat akan menghasilkan penguatan yang tinggi; d) kemampuan memori memungkinkan direkam dan dipakai dalam merencanakan langkah selanjutnya di kemudian hari; e) kesabaran, melengkapi suasana sikap yang lebih positif, terutama berguna sekali untuk siswa yang lamban; f) memungkinkan pengajaran secara individual, g) rentang pengawasan guru diperlebar, mudah diatur dan dapat melakukan kontak langsung dengan para siswa.

Pembelajaran berbantuan program komputer interaktif adalah kolaborasi

antara aplikasi teknologi komputer dengan unsur pendidikan sebagaimana

dikemukakan Arsyad (2011: 97) bahwa pembelajaran interaktif tidak sekedar

(18)

didalamnya memuat teks, animasi, suara dan video sesuai tuntutan

materi,tampilan yang menarik sehingga tipe pembelajaran disesuai dengan kajian

teori dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Dengan menggunakan media interaktif dalam penelitian ini diharapkan

memberikan pengalaman yang menyenangkan, mengingat pembelajaran dengan

media interaktif cukup menarik dan diharapkan memicu minat untuk lebih

bersemangat dalam mengikuti pelajaran dan siswa dapat berinteraksi secara aktif,

dan pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.

Upaya penggunaan media pembelajaran tersebut berlandaskan pada pengertian

bahwa kegiatan pembelajaran merupakan upaya memberikan bimbingan kepada

peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang baik. Hal ini

menandakan bahwa pembelajaran tidak semata-mata berorientasi pada hasil,

melainkan juga berorientasi pada proses. Kualitas proses memberikan andil dalam

menentukan kualitas hasil yang dicapai.

Setiap peserta didik mempunyai kemampuan yang berbeda dalam

memahami suatu konsep termasuk konsep geografi. Hal ini selaras dengan

pernyataan Piaget (Trianto, 2007: 22), bahwa perkembangan anak tergantung pada

sejauh mana anak aktif memanipulasi dan berinteraksi aktif dengan lingkungan.

Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan dimana anak belajar sangat

menentukan proses perkembangan kognitifnya. Umur 7-11 tahun disebut masa

operasional kongkrit, pada masa ini anak-anak sangat menyenangi

(19)

melalui media/alat bantu yang merangsang pendengaran dan penglihatannya

(audio-visual). Nur dalam Trianto (2007: 25) mengemukakan :

siswa kelas 2 SMP (usia antara 11-15 tahun), mulai mampu mengelompokkan benda-benda, mengorganisasi, dan menghubungkan sifat-sifat benda. Dengan bersentuhan dengan benda-benda konkrit, peserta didik memulai untuk mengorganisasi penyelidikan dalam bentuk kelas-kelas dan variabel, mengukur variabel secara bermakna, dapat memahami dan mencatat data pada tabel, membentuk dan memahami hubungan sederhana, menggunakan apa yang mereka ketahui untuk membuat inferensi langsung, dan prediksi serta menggeneralisasi suatu gejala dari pengalamannya.

Piaget (Trianto, 2007: 26), “pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi

lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan, interaksi sosial

dengan teman sebaya khususnya berargumentasi, berdiskusi, membantu

memperjelas pemikiran yang pada akhirnya membuat pemikiran itu menjadi lebih

logis”.

Pada kenyataannya kemampuan pemahaman materi yang berakibat pada

hasil belajar yang kurang memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Rendahnya

pemahaman pada materi pelajaran disebabkan oleh penggunaan pola pikir yang

rendah pada pembentukan sistem konseptual. Model pembelajaran dan media

yang digunakan belum membantu peserta didik memperoleh pemahaman materi

pelajaran dengan baik dan kurang menggunakan penalaran logis.

Khususnya pada materi Kondisi fisik wilayah Indonesia dengan Kompetensi

Dasar (1. 1. Mendeskripsikan Kondisi fisik wilayah Indonesia) di kelas VIII

semester I (ganjil). Materi ini cukup luas dan sangat penting, mengingat bentang

alam Indonesia yang unik dan beragam. Melalui materi ini pula penanaman

(20)

generasi yang akan datang yang saat ini mulai memudar perlu diterapkan. Hal ini

ditandai dengan maraknya semangat disintegrasi dan timbul pemikiran yang ingin

melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memudarnya

rasa persatuan, tawuran di mana-mana dan terjadi di berbagai tingkatan. Maryani

(2006: 2) mengemukakan, “pendidikan geografi merupakan salah satu mata ajar

yang sarat dengan nilai-nilai kebersamaan sebagai salah satu kesatuan wilayah

Indonesia, memberikan wawasan global dan makna akan pentingnya keberagaman

dalam mencapai kemajuan bersama”. Kondisi geografis Indonesia amat unik,

dengan kultur maupun sistem sosial yang beraneka ragam sangat rawan terhadap

rusaknya tatanan sosial yang integratif. Gejala tersebut meliputi erosi nilai

kebangsaan, disintegrasi sosial, sparatisme maupun rasialisme seperti

diungkapkan Su‟ud (2006: 3) :

Erosi nilai kebangsaan meliputi nilai kejuangan, heroisme, patriotisme, maupun kebersamaan.Hilangnya semangat persatuan dan kebersamaan yang puncaknya berupa terjadinya konflik diantara warga masyarakat karena adanya perbedaan keyakinan, aspirasi politik, perbedaan kampung dan sebagainya akibat dari meosotnya semangat Sumpah Pemuda.

Lebih lanjut Maryani (2009: 5) mengemukakan bahwa cinta tanah air, rasa

persatuan dan kesatuan, akan berkembang setelah peserta didik memiliki

pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai potensi dan masalah negara.

Mengingat begitu pentingnya peranan pelajaran geografi, maka perlu disajikan

dalam bentuk imajinatif, menarik dan menyenangkan.

Materi kondisi fisik wilayah Indonesia telah diperkenalkan kepada peserta

didik sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) dan merupakan konsep yang

(21)

sehari-hari. Namun demikian, pada kenyataannya tidak sedikit peserta didik yang

mengalami kesulitan dalam menguasai materi ini, terbukti dari hasil belajar

peserta didik masih rendah, seperti pada tabel 1.1. berikut.

Tabel . 1. 1.Data Nilai Materi Kondisi Fisik Wilayah Indonesia Pada Semester Ganjil 2011/2012

No Kelas Jumlah Siswa Nilai

Rata-rata

1 VIII-1 33 71,4

2 VIII-2 30 71,3

3 VIII-3 34 70,1

4 VIII-4 33 69,5

5 VIII-5 34 72,0

6 VIII-6 34 69,9

7 VIII-7 34 68,3

8 VIII-8 33 70,1

9 VIII-9 33 70,6

10 VIII-10 34 70,4

11 VIII-11 34 69,5

12 VIII-12 34 70,0

Sumber :PKS Bidang Kurikulum

Selain hasil belajar yang masih rendah, ada kekhawatiran dari peneliti

terhadap sikap peserta didik yang mengarah kepada perpecahan dan kurangnya

rasa cinta tanah air, sebagai contoh dengan maraknya tawuran antar pelajar. Hal

ini diduga terjadi akibat semangat persatuan dan kesatuan yang sudah memudar

dan mudahnya terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat menghasut sehingga

menimbulkan permusuhan. Demikian juga hasil wawancara dengan beberapa guru

(22)

teks atau gambar. Untuk itu perlu adanya media interaktif agar memberi

penjelasan yang lebih konkrit dan bermakna.

Berdasarkan hal di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian

yang dituangkan dalam judul “Pengaruh Penggunaan Media Interaktif Terhadap

Hasil Belajar dan Sikap Cinta Tanah Air Peserta Didik” (Eksperimen di Kelas

VIII SMPN 31 Bandung).

B. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang di atas, maka rumusan masalah dapat dijabarkan

menjadi beberapa pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar di kelas

eksperimen dan di kelas kontrol sebelum menggunakan media interaktif dan

media gambar ?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar sebelum dan

sesudah pembelajaran di kelas yang menggunakan media interaktif dengan

kelas yang menggunakan media gambar ?

3. Bagaimanakah sikap cinta tanah air peserta didik sebelum dan sesudah

pembelajaran di kelas yang menggunakan media interaktif dan di kelas yang

menggunakan media gambar ?

C. Tujuan

(23)

1. Menganalisis perbedaan antara hasil belajar sebelum pembelajaran di kelas

yang menggunakan media interaktif dan di kelas yang menggunakan media

gambar.

2. Menganalisis perbedaan antara hasil belajar sebelum dan sesudah

pembelajaran di kelas yang menggunakan media interaktif dan di kelas yang

menggunakan media gambar.

3. Menganalisis perbedaan sikap cinta tanah air sebelum dan sesudah

pembelajaran di kelas yang menggunakan media interaktif dan di kelas yang

menggunakan media gambar.

D. Manfaat

Penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris tentang pengaruh media

interaktif dalam meningkatkan hasil belajar dan sikap cinta tanah air peserta didik,

yang berguna bagi siapa saja yang berkepentingan.

E. Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari penafsiran yang

berbeda terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu

dijelaskan definisi operasional sebagai berikut.

1. Media Interaktif

Media interaktif merupakan media berbasis komputer yang terdiri atas teks,

grafik, audio, dan video yang dibuat, dikemas, disajikan, dan dimanfaatkan secara

interaktif melalui komputer. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media

(24)

teks, suara, video, dan atau animasi sehingga penggabungan ini merupakan suatu

kesatuan yang dapat menampilkan informasi, pesan atau isi pelajaran serta mampu

mengolah informasi dan memberikan umpan balik seketika berupa informasi baru

kepada pengguna. Sebuah media yang menegaskan format multimedia dapat

dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dengan tujuan aplikasi interaktif di

dalamnya.

Media interaktif dalam penelitian ini memanfaatkan media yang sudah tersedia

dengan aplikasi interaktif yang dirancang dengan menggunakan program Flash 10

yang diproduksi oleh PT Sinatria Arta Asmawi Bandung. Tipe pembelajaran

dalam penelitian ini yaitu tipe tutorial yang dilengkapi dengan simulasi dan

latihan.

2. Hasil Belajar

Hamalik (1999: 159) mengatakan bahwa hasil belajar menunjukkan pada

prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya

perubahan tingkah laku peserta didik. Hasil belajar merupakan penguasaan siswa

terhadap berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh peserta

didik setelah mengikuti proses belajar.

3. Sikap Cinta Tanah Air

Dahar (2006: 123), “Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari

dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian,

atau mahluk hidup lainnya”. Dengan kata lain sikap adalah keadaan dalam diri

(25)

suatu obyek atau peristiwa, di dalamnya terdapat unsur pemikiran, perasaan yang

menyertai pemikiran dan kesiapan untuk bertindak.

Cinta tanah air merupakan salah satu nilai dalam karakter bangsa yang saat

ini perlu ditumbuh kembangkan kembali karena mengalami krisis nilai yang

banyak dialami oleh bangsa Indonesia, dalam hal ini khususnya peserta didik.

Kementrian Pendidikan Nasional Balitbang (2010: 10) mencantumkan nilai

karakter yang terdapat dari cinta tanah air adalah: “Cara berfikir, bersikap dan

berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa”.

Adapun indikator sikap cinta tanah air adalah sebagai berikut.

1. Memahami keunggulan kondisi fisik wilayah Indonesia

2. Mengagumi kesuburan tanah wilayah Indonesia

3. Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan Indonesia

4. Mengagumi kekayaan laut Indonesia

(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai penelitian ini menggunakan metode

eksperimen. Menurut Kerlinger (1986: 508), “Eksperimen adalah penelitian atau

penyelidikan ilmiah dimana peneliti memanipulasikan dan mengendalikan suatu

variabel bebas atau lebih, dan melakukan observasi terhadap variabel atau

variabel-variabel terikat untuk menemukan variasi yang muncul seiring dengan

manipulasi variabel bebas tersebut”. Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 49),

“Eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

semu (Quasi Eksperimen). Metode ini merupakan metode penelitian yang

pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja yaitu variabel yang

dipandang paling dominan (Sukmadinata, 2011 : 59). Metode eksperimen ini

digunakan mengingat karakteristik variabel penelitian yang bersifat ingin

mengetahui informasi terhadap suatu media yang diterapkan, yaitu bagaimana

perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan media interaktif dengan

hasil belajar peserta didik yang tidak menggunakan media interaktif pada materi

Kondisi fisik wilayah Indonesia di kelas VIII.

Model eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah control

group pre-test dan post-test. Penelitian ini dilakukan pada dua kelompok siswa

(27)

kontrol yang menggunakan media gambar. Pendekatan kuantitatif merupakan

pendekatan yang digunakan dengan cara mengukur indikator-indikator variabel

sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan atau permasalahan

yang diteliti.

Langkah awal untuk menentukan unit-unit eksperimen dilakukan dengan

memilih sekolah, yang kemudian memilih dua kelas yang homogen ditinjau dari

kemampuan akademiknya sebagaimana pada tabel 3.1.

Tabel. 3.1.Desain Eksperimen

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 ________________ X1 ________________ O2 Kontrol O1 ________________X2________________ O2

Keterangan :

O1 : Tes yang diberikan sebelum proses belajar mengajar

O2 : Tes yang diberikan sesudah proses belajar mengajar

X : Pembelajaran dengan perlakuan (media interaktif) untuk

kelompok Eksperimen

X2 : Pembelajaran dengan perlakuan (media gambar) untuk

kelompok kontrol

Pengelompokan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan berdasarkan kelas

yang telah ada. Ciri utama dari eksperimental adalah adanya pengontrolan

variabel dan pemberian treatment terhadap kelompok eksperimen. Peneliti

(28)

peserta didik dan pre-test sebagai dasar kesamaaan karakteristik atau yang

disamakan.

B. Kegiatan Penelitian

a. Prosedur Penelitian

Prosedur adalah tahapan pelaksanaan yang ditempuh dalam suatu kegiatan.

Prosedur yang dilaksanakan dalam kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Sebelum melaksanakan penelitian, penulis melaksanakan studi kepustakaan

sebagai dasar dalam melaksanakan penelitian dengan konsep penelitian,

maupun strategi penelitian.

2) Penulis melaksanakan diskusi dengan guru mata pelajaran yang akan

melaksanakan pembelajaran. Materi pelatihan yang utama adalah media

pembelajaran interaktif dan media gambar berdasarkan topik/tema, mencakup

konsep dan strategi pelaksanaan.

3) Peneliti bersama guru mata pelajaran merancang dan menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan media interaktif pada

kelas eksperimen dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

konvensional pada kelas kontrol yang menggunakan media gambar..

4) Penulis bersama guru mata pelajaran menyusun instrument penelitian,

melaksanakan uji coba, memperbaiki instrument, dan pengesahan instrument.

5) Memberikan tes awal kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian

menentukan mean dan simpangan baku dari masing-masing kelas untuk

(29)

6) Proses pelaksanaan eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan

pada kelas eksperimen dengan media interaktif dan kelas kontrol dengan

media gambar Pembelajaran atau pelaksaan eksperimen dilakukan oleh guru

mata pelajaran. Peneliti bertindak sebagai observer baik kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

7) Selama proses pembelajaran peneliti dan guru mengamati aktivitas peserta

didik yang dilakukan di kelas.

8) Setelah proses pembelajaran, guru memberikan post-test untuk mengukur

hasil belajar di kelas eksperimen dan di kelas kontrol.

9) Pada tahap akhir kegiatan penelitian menganalisis data dengan menggunakan

uji beda (uji t) untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar peserta

didik kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Media Interaktif yang Digunakan Dalam Penelitian

Media interaktif dalam penelitian ini memanfaatkan media yang sudah tersedia

dengan aplikasi interaktif yang dirancang dengan menggunakan program Flash 10

yang diproduksi oleh PT Sinatria Arta Asmawi Bandung. Tipe pembelajaran

dalam penelitian ini yaitu tipe tutorial yang dilengkapi dengan simulasi dan

latihan.

Berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan dan Kompetensi Dasar (KD)

yang terdapat dalam silabus kemudian dijabarkan menjadi indikator, dan

ditentukan tujuan pembelajarannya. Untuk materi Kondisi fisik wilayah Indonesia

(30)

indikator. Berikut ini adalah indikator keberhasilan belajar sebagaimana tertera

pada Tabel 3. 2. berikut.

Tabel 3.2.Penjabaran SK, KD dan Indikator

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator

1. Memahami usaha manusia untuk mengenali perkembangan lingkungannya.

1. 1. Mendeskrip -sikan kondisi fisik wilayah dan penduduk.

1. Menunjukkan letak geografis (letak geografis, letak astronomis) Indonesia

2. Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di Indonesia.

3. Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia.

4. Menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, tipe Australis, serta kaitannya dengan pembagian wilayah Wallace dan Weber .

5. Menganalisis jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia Sumber ; Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006

Tabel di atas dapat dijadikan sebagai acuan untuk pencapaian kompetensi

yang diperlukan dalam materi kondisi fisik wilayah Indonesia. Agar pencapaian

kompetensi pada materi kondisi fisik wilayah Indonesia peserta didik dapat

terukur dengan baik, maka KD 1.1 Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan

penduduk dijabarkan ke dalam 5 indikator pencapaian kompetensi (tujuan

pembelajaran) yaitu: 1) menunjukkan letak geografis (letak geografis, letak

astronomis) Indonesia, 2) menganalisis hubungan letak geografis dengan

perubahan musim di Indonesia, 3) mengidentifikasi sebab terjadinya perubahan

[image:30.595.113.513.196.611.2]
(31)

4) Menyajikan informasi persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, tipe Australis

dan tipe peralihan, serta kaitannya dengan pembagian wilayah Wallace dan

Weber, 5) menganalisis jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia.

Media interaktif yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk CD yang

sudah tersedia dengan aplikasi interaktif yang dirancang dengan menggunakan

program Flash 10 yang diproduksi oleh PT Sinatria Arta Asmawi Bandung. Tipe

pembelajaran dalam penelitian ini yaitu tipe tutorial yang dilengkapi dengan

simulasi dan latihan. Media interaktif ini terdiri dari beberapa karakter yaitu :

audio, visual, animasi, musik dan simulasi. Pada bagian akhir dilengkapi dengan

latihan berupa soal-soal yang dapat dilakukan secara interaksi oleh pengguna.

Selain itu juga terdapat teks dengan format PDF yang dapat dicetak secara

langsung. Pada format latihan, disajikan sejumlah soal pilihan ganda yang dapat

dilakukan secara interaftif oleh peserta didik perorangan dengan dilengkapi skor

di akhir latihan. Guru dan peserta didik dapat mengukur kemampuan pemahaman

konsep peserta didik secara langsung.

Untuk melatih keterampilan peserta didik dan mengukur kemampuan

peserta didik, disediakan format latihan yang dapat dilakukan dengan cara

memasangkan gambar pada tabel. Dengan demikian media interaktif ini lebih

praktis dan dapat digunakan kapanpun dibutuhkan. Peserta didik dapat melatih

dirinya di manapun sesuai yang diinginkan.

Untuk lebih jelasnya disajikan beberapa urutan tampilan media interaktif

yang digunakan oleh peneliti. Tampilan media interaktif sebagaimana tergambar

(32)

Tabel 3.3. Rincian Tampilan Media Interaktif dalam Penelitian

No Slide Waktu Materi Gambar

1 2 menit Halaman awal berisi pilihan bab

Cover/Profil

2 3 menit Judul dan Pilihan SK/KD serta materi

Peta Dunia

3 7 menit Teks mengenai musim di Indonesia

Globe

4 10 menit Penjelasan mengenai angin tetap dan angin periodik

Gambar angin topan

5 8 menit Teks tanah tentang jenis-jenis Jenis tanah dan lapisan tanah diIndonesia

6 5 menit Klasifikasi tanah menurut Mohr

Jenis tanah latosol

7 7 menit Teks mengenai Flora dan fauna

Hutan

8 5 menit Teks binatang khas Indonesia

Badak berula satu

Tampilan media interaktif yang ada di dalam CD berbentuk peta, teks,

gambar, format simulasi, format PDF dan format latihan sebagaimana tertera pada

gambar 3. 1, 3. 2, 3. 3, dan 3. 4.

[image:32.595.115.511.137.714.2]
(33)
[image:33.595.117.511.110.659.2]

Gambar 3.2. Pola Pergerakan Angin

Gambar 3.2. menunjukkan pola pergerakan angin yang terjadi di Indonesia

yang berakibat pada terbentuknya angin tetap dan angin periodik ditampilkan

dalam durasi 10 menit.

Gambar 3. 3. Jenis tanah di Indonesia

Gambar 3. 3. Menampilkan jenis tanah di Indonesia menurut Mohr dengan

(34)
[image:34.595.118.509.111.647.2]

Gambar 3.4. Flora Indonesia

Gambar 3. 4. menampilan jenis flora yang ada di Indonesia dengan durasi

selama 7 menit.

Gambar 3.5. Latihan memasangkan gambar pada Tabel

Gambar 3. 5. Menampilkan gambar binatang khas Indonesia yang dapat

(35)

c. Pelaksanaan Pembelajaran

1. Pembelajaran dengan Media Interaktif

Pertemuan 1

Kompetensi dasar :

1.1.Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah Indonesia

Skenario Pembelajaran :

1) Kegiatan diawali dengan tanya jawab tentang materi yang

berhubungan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.

2) Setelah mendapat petunjuk dari guru, peserta didik menggunakan

media interaktif untuk pembelajaran (satu komputer untuk 2 orang

peserta didik). Pembelajaran berlangsung dengan media interaktif

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

3) Kegiatan pembelajaran selanjutnya menggunakan metode kooperatif

tipe NHT (Numbered Head Together).

a) Peserta didik berkelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5

orang

b) Peserta didik mendapat nomor urut masing-masing

c) Masing-masing siswa mendapat soal dari guru sesuai nomor

urutnya

d) Peserta didik menyelesaikan soal itu

e) Peserta didik menyamakan persepsinya tentang jawabannya dengan

peserta didik dari kelompok lain yang bernomor sama

4) Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan presentasi kelompok, evaluasi

dan refleksi.

Pertemuan 2

Kompetensi Dasar :

(36)

Indikator :

a) Menunjukkan letak geografis (letak geografis ,letak astronomis)

Indonesia.

b) Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di

indonesia.

Skenario Pembelajaran :

1) Awal pembelajaran guru mengajukan pertanyaan tentang letak

astronomis Indonesia untuk mengarahkan peserta didik pada tujuan

pembelajaran, melalui tanya jawab, pengetahuan awal siswa

diketahui.

2) Dua siswa menempati satu meja komputer.

3) Peserta didik melakukan pembelajaran dengan menggunakan media

interaktif sesuai petunjuk dari guru.

4) Kegiatan selanjutnya menggunakan metode kooperatif dengan teknik

berkirim salam dan soal.

a) Peserta didik dibagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4 – 5

orang

b) Setiap kelompok membuat soal

c) Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang utusan untuk

menyampaikan salam dan soal kepada kelompok lain.

d) Setiap kelompok mengerjakan soal kiriman kelompok lain

dengan waktu yang ditentukan

e) Kegiatan diakhiri dengan mencocokkan jawaban dengan

kelompok pembuat soal.

f) Refleksi.

Pertemuan 3

Kompetensi dasar :

(37)

Indikator :

a) letak astronomis indonesia.

b) menganalisis pengaruh letak astronomis terhadap wilayah

Indonesia

Skenario Pembelajaran :

1) Pada awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang

berhubungan dengan flora dan fauna serta jenis tanah yang ada di

Indonesia

2) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran dan karakter yang akan

dibentuk.

3) Satu komputer oleh 2 orang siswa

4) Kegiatan selanjutnya peserta didik melakukan pembelajaran dengan

media interaktif tentang materi flora dan fauna.

5) Selesai menggunakan media interaktif, pembelajaran dilanjutkan

dengan metode TGT (Time Game Turnament)

a) Guru telah menyiapkan soal

b) Peserta didik terbagi menjadi kelompok yang terdiri dari 4 - 5

orang

c) Setiap kelompok menempati satu meja turnamen

d) Setiap peserta didik mengambil kartu soal yang telah disediakan

e) Setiap peserta didik dapat mengerjakan lebih dari satu soal

f) Setiap kelompok mendapat skor sesuai dengan soal yang telah

dikerjakannya.

g) Kelompok siswa pada meja turnamen sesuai dengan skor yang

diperolehnya mendapat sebutan (gelar) superior, very good, good,

medium.

(38)

2. Pembelajaran dengan Media Gambar

Pertemuan 1

Kompetensi dasar :

1.1Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah Indonesia

Indikator :

a) letak geografis Indonesia.

b) Menganalisis hubungan posisi geografis dengan perubahan musim

di indonesia.

Skenario Pembelajaran :

1) Kegiatan diawali dengan guru menunjukkan gambar dan peta letak

geografis Indonesia.

2) Peserta didik mendengarkan penjelasan guru

3) Peserta didik membuat rangkuman dari materi

4) Kegiatan diakhiri dengan evaluasi

Pertemuan 2

Kompetensi dasar :

1. 1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah Indonesia

Indikator :

a) Menunjukkan letak geografis (letak geografis ,letak astronomis)

Indonesia.

b) Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di

indonesia.

Skenario Pembelajaran :

(39)

2) Guru mengajukan pertanyaan tentang letak astronomis Indonesia

untuk mengarahkan siswa pada tujuan pembelajaran

a) Peserta didik memperhatikan penjelasan guru berdasarkan

gambar.

b) Peserta didik mengidentifikasi pengaruh letak astronomis

Indonesia bersama kelompoknya

c) Peserta didik mencatat hasil menyimak

3) evaluasi

Pertemuan 3

Kompetensi dasar :

1. 1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah Indonesia

Indikator :

1) Menjelaskan Flora dan Fauna di indonesia

2) Jenis tanah di Indonesia

Skenario Pembelajaran :

1) Pada awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan yang

berhubungan dengan flora dan fauna serta jenis tanah yang ada di

Indonesia

2) Guru menunjukkan beberapa gambar flora dan funa

3) Guru mengajukan lima pertanyaan yang harus dijawab siswa

4) Peserta didik menulis jawaban di buku tulisnya

5) Guru memanggil beberapa siswa untuk mencocokkan jawabannya

6) Pembelajaran diakhiri dengan penguatan.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah konsep yang mempunyai nilai untuk

[image:39.595.119.513.142.661.2]
(40)

pembelajaran interaktif dan media gambar sebagai variabel bebas dan hasil belajar

sebagai variabel terikat.

D. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII di SMP Negeri

31 Kota Bandung Propinsi Jawa Barat yang terdiri dari kelas VIII – 1, VIII – 2,

VIII - 3, VIII - 4, VIII - 5. Dan VIII – 6. Sedangkan sampel penelitian dilakukan

terhadap dua kelas yang mempunyai karakteristik yang sama berdasarkan skor

nilai ulangan yang telah dilakukan sebelumnya, Berikut adalah skor nilai

ulangan yang dijadikan dasar sebagai penentuan kelas eksperimen dan kelas

[image:40.595.117.510.240.645.2]

kontrol dalam penelitian ini, sebagaimana tertera pada Tabel 3. 4.

Tabel 3.4. Data Nilai Hasil Ulangan 1 Kelas VIII 1-6 Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012-2013

No. Kelas Jumlah Peserta Didik

Nilai Rata-rata

1. VIII-1 31 72,4

2. VIII-2 30 71,5

3. VIII-3 30 71,5

4. VIII-4 31 70,7

5. VIII-5 30 70,5

6. VIII-6 32 71,9

Sumber : Guru IPS Kelas VIII 1- VIII 6

Setelah didapatkan skor nilai ulangan yang telah dilakukan sebelumnya,

kemudian diidentifikasi rata-rata jumlah skor pada setiap kelas dan

diperbandingkan untuk mencari kelas yang mempunyai skor nilai rata-rata yang

(41)

dan kelas kontrol. Setelah didapat data hasil ulangan, maka penentuan sampel

dilakukan pada kelas yang mendapat nilai rata-rata kelas sama, yaitu kelas VIII- 2

dan kelas VIII-3 yang mendapat nilai rata-rata ulangan masing-masing 71,5. Kelas

VIII - 3 mendapat perlakuan media interaktif dan kelas VIII - 2 mendapat

perlakuan media gambar.

E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dapat dijelaskan melalui tabel

[image:41.595.114.510.240.612.2]

3.5. berikut.

Tabel 3.5.Teknik dan alat Pengumpulan Data

Sumber

data Jenis Data

Teknik pengumpulan

data

Instrumen

Guru Penilaian Guru terhadap

penggunaan media interaktif Non tes

Angket

Guru Penilaian terhadap Proses

Belajar Mengajar Non tes

Observasi

Peserta

didik Hasil belajar Tes

Tes Hasil Belajar

Peserta

didik kuesioner Non tes

Skala Sikap

F. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian.

Kisi-kisi intrumen dimaksudkan rancangan pengambilan data penelitian.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Jenis Instrumen

(42)

1). Tes

Zainul (2001: 3-4) mendefinisikan, “tes sebagai suatu pertanyaan atau tugas

atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang

trait/atribut pendidikan atau psikologik yang setiap butirnya mempunyai jawaban

atau kertentuan yang dianggap benar”.

Adapun tes yang digunakan adalah pre-test dan pos-test. Pre-test adalah

tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai yang bertujuan untuk

mengetahui sejauhmana peserta didik mengauasai materi yang akan diberikan

(entry behavior) sedangkan pos-tes adalah tes yang diberikan sesudah proses

pembelajaran diselesaikan, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah

peserta didik menguasai materi yang telah diajarkan (achievement). “Perbedaan

hasil kedua jenis tes ini akan ditentukan oleh proses belajar dan mengajar, karena

jika proses belajar dan mengajar baik maka akan terdapat perbedaan yang besar

antara hasil post-tes dan pre-test”. Zainul (2001: 35).

2) Kuesioner

Kuesioner digunakan untuk memperoleh informasi tentang pendapat siswa

dalam penggunaan media interaktif dalam penelitian ini dan untuk mengukur

sikap peserta didik dalam mencintai tanah air Indonesia.

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh observer untuk memperoleh gambaran secara

langsung aktivitas peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung. Yang

(43)

Geografi. Observasi dilakukan sejak awal pembelajaran sampai guru menutup

pelajaran dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan.

b. Analisis Instrumen

Sebelum digunakan, instrumen penelitian perlu ditelaah dan dinilai kualitas

intrumen (validasi instrumen) dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks

kesukaran, dan daya beda. Setelah uji kualitas intrumen, analasis data dapat

dilaksanakan berupa uji normalitas, homogenitas, dan beda rata-rata. Validasi

instrumen dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Uji Validitas

“Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang

dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai”. (Sudjana, 1989:

12). Untuk menguji validitas setiap butir soal, skor-skor yang ada pada butir soal

yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal akan memiliki

validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang besar

terhadap skor total. Adapun kriteria acuan untuk nilai validitas adalah sebagai

[image:43.595.110.512.245.753.2]

berikut.

Tabel 3.6.. Kriteria Nilai Validitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 ≤ rxiitc,1,00 Sangat tinggi

0,60 ≤ rxiitc 0,80 Tinggi

0,40 ≤ rxiitc 0,60 Cukup

0,20 ≤ rxiitc 0,40 Rendah

(44)

Hasil perhitungan uji validitas butir soal dapat dijelaskan sebagaimana

[image:44.595.107.508.187.620.2]

tertera pada tabel 3.7.

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Butir Soal

No

Soal Nilai Kriteria Keterangan No

Soal Nilai Kriteria Ket.

1 0.438 Valid Dipakai 14 0.513 Valid Dipakai

2 0.450 Valid Dipakai 15 0.467 Valid Dipakai

3 0.547 Valid Dipakai 16 0.121 Tidak valid Diganti

4 0.625 Valid Dipakai 17 0.569 Valid Dipakai

5 0.142 Tidak valid Diganti 18 0.525 Valid Dipakai

6 0.466 Valid Dipakai 19 0.347 Tidak valid Diperbaiki

7 0.685 Valid Dipakai 20 0.575 Valid Dipakai

8 0.502 Valid Dipakai 21 0.201 Tidak valid Diganti

9 0.340 Tidak valid Diperbaiki 22 0.267 Tidak valid Diperbaiki

10 0.684 Valid Dipakai 23 0.477 Valid Dipakai

11 0.259 Tidak valid Diperbaiki 24 0.071 Tidak Valid Diganti

12 0.483 Valid Dipakai 25 0.502 Valid Dipakai

13 0.384 Valid Dipakai

Sumber : Penelitian 2012

Dari hasil uji sebagaimana pada tabel 3. 7. soal yang valid berjumlah 17 dan

soal yang tidak valid berjumlah 8 soal. Ke 8 soal yang tidak valid terdiri dari

nomor 5, 16, 21 dan 24 diganti sedangkan nomor 9, 11, 19 dan 22 diperbaiki

dengan alasan soal/item yang diperbaiki dapat mendukung konstruk. Jumlah soal

yang valid dan diperbaiki adalah 25 soal. Setelah itu dilakukan pengukuran

(45)

Validitas didasarkan pada hasil konsultasi dengan r tabel. Berdasarkan r

tabel dengan tingkat kepercayaan (signifikansi) 0,05 atau 95 % serta n = 30, maka

r tabel nya adalah 0,361. Oleh karena itu, jika r hitung lebih besar dari r tabel

maka soal/item tersebut valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel

maka soal/item tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas.

Reliabitas berkenaan dengan keajegan atau ketepatan hasil pengukuran.

Sukmadinata (2009, 229). Suatu tes dapat dikatakan memiliki taraf reliabilitas

yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap yang dihitung

dengan koefesien reliabilitas. Dalam penelitian ini untuk menghitung reliabilitas

tes berbentuk pilihan ganda digunakan rumus KR-20 yang diolah dengan

menggunakan bantuan Software ANOVA Tes versi 4.0.

Hasil perhitungan uji reliabilitas butir soal dari tes uji coba dapat dilihat

[image:45.595.108.513.242.623.2]

pada tabel 3. 8. berikut.

Tabel 3. 8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes

Set Soal r

Kriteria

Keterangan Sedang Tinggi Sangat

Tinggi Tes

Instrumen 0,85 √ Reliabel Sumber : Penelitian 2012

Dari tabel 3.8. didapat nilai reliabilitasnya sebesar 0,85 yang berarti

instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini sangat baik. Diketahui bahwa

harga koefesien reliabitas tes sebesar 0,85. Nilai berkisar antara 0 dan 1. Jika ≥

(46)

reliabilitas internal yang memadai dalam mengukur konstruk yang diteliti (Hair, et

al. 1998: 88 dalam Kusnendi: 2008). Berdasarkan hal tersebut disimpulkan bahwa

instrumen ini layak digunakan.

Adapun kriteria acuan untuk nilai realibilitas sebagaimana tertera pada tabel

[image:46.595.112.508.249.596.2]

3. 9. berikut.

Tabel 3.9. Kriteria Nilai Reliabilitas

Koefisien Korelasi Interpretasi

0,80 ≤ rxiitc 1,00 Sangat tinggi

0,60 ≤ rxiitc 0,80 Tinggi

0,40 ≤ rxiitc 0,60 Cukup

0,20 ≤ rxiitc 0,40 Rendah

0,00 ≤ rxiitc 0,20 Sangat rendah Sumber: Sugiyono, 1999

3. Uji Indeks Kesukaran.

Soal/item yang baik adalah butir soal/item yang tidak terlalu mudah dan tidak

terlalu sukar. Hal ini karena bila soal/item terlalu mudah tidak akan merangsang

peserta didik untuk mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya juga

bila butir soal/item terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik tidak

bersemangat menjawab karena di luar jangkauan kemampuanya. Tingkat

kesukaran soal adalah peluang menjawab benar atau salah pada tingkat

kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks, yaitu indeks

kesukaran. JS

(47)

Keterangan :

P = Indeks kesukaran

B = Banyak peserta didik yang menjawab benar

JS = jumlah siswa peserta tes

Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal adalah sebagaimana tertera

[image:47.595.119.507.243.676.2]

pada tabel berikut.

Tabel 3.10. Tingkat Kesukaran Butir Soal

No Soal B JS Indeks Tingkat

Kesukaran (P) Keterangan

1 27 30 0.900 Mudah

2 28 30 0.833 Mudah

3 28 30 0.866 Mudah

4 19 30 0.633 Sedang

5 28 30 0,600 Sedang

6 23 30 0.700 Sedang

7 17 30 0.566 Sedang

8 21 30 0.700 Sedang

9 29 30 0.700 Sedang

10 29 30 0.900 Mudah

11 28 30 0.259 Mudah

12 28 30 0.483 Mudah

13 28 30 0.384 Mudah

14 24 30 0.513 Mudah

15 26 30 0.467 Mudah

16 28 30 0.121 Mudah

17 17 30 0.569 Sedang

18 15 30 0.525 Sedang

19 24 30 0.347 Mudah

20 27 30 0.333 Mudah

21 27 30 0.201 Mudah

22 24 30 0.267 Mudah

23 25 30 0.477 Mudah

24 6 30 0.071 Sukar

25 9 30 0.400 Sukar

Sumber ; Penelitian 2012

Klasifikasi untuk menginterpretasi indeks kesukaran butir soal/item adalah

(48)
[image:48.595.113.511.126.741.2]

Tabel 3. 11. Kriteria indeks kesukaran

Indeks Kesukaran (P) Interpretasi

0,00 – 0,30 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

Sumber:Sukmadinata, 2009: 210.

4. Uji Daya pembeda

Daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan untuk mengetahui

kesanggupan soal dalam membedakan peserta diidk yang tergolong mampu

(tinggi prestasinya) dengan peserta diidk yang tergolong kurang atau lemah

prestasinya. (Sudjana, 1989; 141).

Daya pembeda butir soal/item dapat diketahui dengan melihat besar

kecilnya angka indeks diskriminasi butir soal/item. Angka indeks diskriminasi

butir soal/item adalah angka/bilangan yang menunjukan besar kecilnya daya

pembeda (discriminatory power) yang dimiliki butir soal/item yang dilambangkan

dengan huruf (D) singkatan dari diskriminan.

Adapun klasifikasi untuk menginterpretasikan indeks diskriminasi adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.12. Kriteria Indeks Daya Pembeda

Daya Pembeda (D) Interpretasi

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

0, 71 – 1,00 Baik sekali

(49)
[image:49.595.109.510.155.605.2]

Hasil uji daya beda dapat dilihat pada tabel 3. 13.

Tabel 3. 13. Daya Pembeda Butir Soal

No Soal BA BB BA -

BB

Daya

Pembeda Kriteria Ket.

Nilai Baru

1 8 6 2 0.250 Cukup

2 8 6 2 0.250 Cukup

3 8 2 2 0.250 Cukup

4 8 8 6 0.750 Baik sekali

5 8 3 0 -0.125 Jelek Diganti 0,625

6 7 1 4 0.500 Baik

7 8 4 7 0,875 Baik Sekali

8 8 4 4 0,500 Baik

9 8 7 1 0.125 Jelek Digamti 0,375

10 8 7 1 0.125 Jelek Diganti 0,250

11 7 7 0 0.250 Cukup

12 8 6 2 0.900 Baik sekali

13 8 6 2 0.700 Baik

14 8 4 4 0.800 Baik sekali

15 8 6 2 0.866 Cukup

16 8 7 1 0.933 Baik sekali

17 7 2 5 0.566 Baik

18 7 2 5 0.500 Baik

19 8 4 4 0.733 Baik

20 8 5 3 0.733 Baik

21 8 6 2 0.633 Cukup

22 8 5 3 0.666 Cukup

23 8 5 3 0.833 Baik sekali

24 3 1 2 0.266 cukup

25 6 1 5 0.300 cukup

Sumber ; Penelitian 2012

Berdasarkan hasil perhitungan, dari 25 butir soal terdapat 7 soal yang

memiliki daya pembeda jelek, 6 butir soal memiliki daya pembeda cukup, 7 butir

soal memiliki daya pembeda baik, dan 5 butir soal memiliki daya pembeda baik

sekali.

Hasil penilaian atau validasi terhadap instrumen digunakan sebagai dasar

untuk penelitian sedangkan instrumen penelitian yang kurang memadai diganti

(50)

nilai pada nomor 5 adalh 0,625, nomor 9 adalah 0,375 dan nomor10 adalah 0,250.

Dengan demikian instrumen layak digunakan.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t (uji

beda). Sebelum uji t dipergunakan, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis

berupa uji normalitas dan homogenitas data hasil penelitian. Apabila prasyarat

terpenuhi maka uji t dapat digunakan, namun jika tidak terpenuhi maka akan

digunakan Uji Wiloxon. Untuk memudahkan analisis data, maka digunakan

bantuan Software SPSS versi 17.0.

a. Pengolahan data

Hasil belajar peserta didik juga dapat diidentifikasi berdasarkan

indikator-indikator pada materi Kondisi fisik wilayah Indonesia yaitu a) menunjukkan letak

geografis (letak geografis, letak astronomis) Indonesia, b) menganalisis hubungan

letak geografis dengan perubahan musim di Indonesia, c) mengidentifikasi

penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya

musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia, d) menyajikan informasi

persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, tipe Australis, serta kaitannya dengan

pembagian wilayah Wallace dan Weber, e) menganalisis jenis tanah dan

pemanfaatannya di Indonesia. Hasil belajar berdasarkan indikator tersebut dapat

(51)
[image:51.595.108.511.136.643.2]

Tabel 3. 14. Hasil Belajar Berdasarkan Indikator

No Indikator Ranah Kognitif

C1 C2 C3 C4 1. Menunjukkan letak geografis

(letak geografis, letak astronomis) Indonesia

1, 15 3, 13, 14, 16

2, 5,

12 4,

2 Menganalisis hubungan letak geografis dengan perubahan musim di Indonesia.

6, 7, 8, 9 10

3 Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia

11, 18 17

4 Menyajikan informasi

persebaran flora dan fauna tipe Asiatis, tipe Australis, serta kaitannya dengan pembagian wilayah Wallace dan Weber .

22 19, 20 21

5 Menganalisis jenis tanah dan

pemanfaatannya di Indonesia 23 24 25

b. Skala Sikap

Skala sikap dimaksudkan untuk mengukur sikap cinta tanah air peserta

didik. Nilai yang termuat dalam karakter cinta tanah air yaitu ; Cara berfikir,

bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan

yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik

bangsa. Adapun Indikator yang termuat di dalamnya adalah ; 1) Menyenangi

keunggulan geografis wilayah Indonesia, 2) Mengagumi kesuburan tanah di

Indonesiam 3) Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan

Indonesia, 4) Mengagumi kekayaan laut Indonesia 5) Mengagumi keberagaman

(52)

Identifikasi peserta didik dilihat dari sikap cinta tanah air pada pembelajaran

dengan menggunakan media Interaktif dan pembelajaran dengan menggunakan

media gambar dalam penelitian ini dapat dijelaskan berdasarkan indikator

[image:52.595.110.514.246.628.2]

sebagaimana tertera pada tabel 3. 15

Tabel 3. 15. Sikap Cinta Tanah Air Berdasarkan Indikator

No Indikator Ranah Afektif

A1 A2 A3 A4

1 Menyenangi keunggulan geografis wilayah Indonesia

1, 29 2, 7, 28 8, 11

2 Menyenangi kesuburan tanah di Indonesia

4 3, 24 20 25

3 Mengagumi keberagaman hasil-hasil pertanian, perikanan Indonesia

5, 13, 27 23

4 Mengagumi kekayaan laut Indonesia

12 22, 26 30

5

Mengagumi keberagaman flora dan fauna Indonesia

6, 9, 17,

18

14, 15,

21

16 10, 19

H. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Tujuan dilakukannya uji normalitas adalah mengetahui apakah suatu

variabel terdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya suatu variabel

dilihat dari mean dan standar deviasi yang sama. Jika variabel berdistribusi

normal maka data dianalisis melalui parametric test dan jika tidak berdistribusi

(53)

Uji normalitas menggunakan Test of Normality berdasarkan pada uji

Kolmogorov-Smirnov. Penetapan data yang telah dianalisis berdistribusi normal

atau tidak, maka ditetapkan kriteria sebagai berikut:

a. Tentukan taraf signifikansi (α = 0,05).

b. Bandingkan nilai p-value dengan taraf signifikansi yang diperoleh.

c. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh > α, maka sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal.

d. Jika signifikansi (Sig) yang diperoleh < α, maka sampel berasal dari

populasi berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Tujuan dilakukan uji homogenitas adalah mengetahui populasi

mempunyai variansi homogen atau heterogen. Uji homogenitas menggunakan Tes

of Homogeneity of Variance berdasarkan pada u

Gambar

Gambar  2. 1.
gambar yang bagus (berwarna) dan imajinatif, lebih cepat menerima pelajaran
Tabel . 1. 1.Data Nilai Materi Kondisi Fisik Wilayah Indonesia Pada Semester Ganjil 2011/2012
grafik, audio, dan video yang dibuat, dikemas, disajikan, dan dimanfaatkan secara
+7

Referensi

Dokumen terkait

The analyses compared workers of these three religious groups on the following: (i) perceptions of workplace safety, (ii) compliance with safety management

Aturan mengenai hak perikanan tradisional dalam UNCLOS 1982 sangat sedikit, tertuang dalam satu pasal, yaitu Pasal 51 yang isinya: “Tanpa mengurangi arti pasal 49, negara kepulauan

Untaian rasa syukur atas rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan sekripsi dengan judul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Metode Bermain Dengan

sebesar 0.051, yang berarti variabel gaya kempemimpinan dan motivasi secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan, dan pengaruh variabel gaya

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa: rumah makan mulai muncul di Kota Banda Aceh sejak tahun 1970-an yaitu dengan berdirinya rumah makan tradisional

[r]

Referent Infuence; datang dari orang yang memiliki keinginan untuk diidentifkasi sebagai pemimpin, dengan memiliki pengaruh yang besar, atas dasar yang sederhana pada

UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA KABUPATEN ACEH BARAT