• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap yang Dihitung Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap yang Dihitung Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

v ABSTRAK

Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh oleh wajib pajak. Perubahan terhadap peraturan terbaru mengenai Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara jumlah perhitungan yang dilkaukan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalaj deskriptif analitis. Data dianalisis dengan menggunakan paired sample t-test . Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya perbedaan yang signifikan antara Pajak Penghasilan Pasal 21 karyawan tetap yang dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015.

(2)

vi ABSTRACT

Article 21 income tax is a tax on derived by taxpayer. There a changing on the recent regulatory about 21 income tax it’s Minister of Finance Regulation No 162/PMK.011/2012 became Minister of Finance Regulation No 122/PMK.010/2015. The purpose of this of this research is for knowing what if the significant difference between the due which doing with Minister of Finance Regulation No 162/PMK.011/2012 with Minister of Finance Regulation No 122/PMK.010/2015. The method using by this study is descriptive analysis. The data analyzed using paired sample t-test. The results of this study is there a significant difference 21 income tax which calculating between Minister of Finance Regulation No 162/PMK.011/2012 with Minister of Finance Regulation No 122/PMK.010/2015

(3)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Definisi pajak ... 8

2.1.2 Jenis Pajak ... 8

2.1.3 Fungsi Pajak ... 9

2.1.4 Tata Cara Pemungutan Pajak ... 11

2.1.5 Asas Pemungutan Pajak ... 13

2.1.6 Sistem Pemungutan Pajak ... 13

2.1.7 Tarif Pajak ... 15

2.1.8 Subjek Pajak ... 17

2.1.9 Bukan Subjek Pajak ... 20

2.1.10 Objek Pajak ... 21

2.1.11 Bukan Objek Pajak ... 24

2.1.12 Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak ... 27

2.1.13 Tarif Pajak Penghasilan ... 28

2.1.14 Pajak Penghasilan 21 ... 30

2.1.15 Pemotong Pajak Penghasilan 21 ... 31

2.1.16 Penerima Penghasilan (Wajib Pajak PPh pasal 21) ... 32

2.1.17 Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21... 34

2.1.18 Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 (Objek PPh Pasal 21) ... 35

2.1.19 Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21 (Bukan Objek Pajak PPh Pasal 21) ... 36

2.1.20 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak ... 37

2.2 Rerangka Pemikiran ... 39

2.3 Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN... 44

3.1 Gambaran Umum Perusahaan... 44

(4)

viii

3.3 Jenis Penelitian... 44

3.4 Sampel dan Populasi CV X... 46

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.6 Analisis Data ... 48

3.6.1 Sumber Data ... 48

3.6.2 Pengujian Data ... 49

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

4.1 Pembahasan Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap CV X Dengan Menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 ... 51

4.2 Pembahasan Hasil Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap CV X Dengan Menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 ... 54

4.3 Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap CV X Dengan Menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 Dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 ... 57

4.4 Analisis Data ... 62

4.4.1 Uji Normalitas ... 62

4.4.2 Uji Paired Sample T-Test ... 63

BAB V PENUTUP ... 66

5.1 Simpulan ... 66

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(5)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tarif Pajak Penghasilan Kena Pajak orang Pribadi Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 ... 27 Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 45 Tabel 4.1 Perhitungan PPh 21 Pegawai Tetap CV X dengan menggunakan Peraturan

Menteri Keuangan 162/PMK.011/2012 ... 51 Tabel 4.2 Tabel 4.2 Perhitungan PPh 21 Pegawai Tetap CV X dengan menggunakan

Peraturan Menteri Keuangan 122/PMK.010/2015 ... 55 Tabel 4.3 Perbandingan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dalam 1 Tahun

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 Dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 ... 59 Tabel 4.4 Perbandingan Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dalam 1 Bulan

(6)

ix

DAFTAR GAMBAR

(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak adalah iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang, sehingga dapat dipaksakan, dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung. Menurut Charles E.McLure, pajak adalah kewajiban finansial atau retribusi yang dikenakan terhadap wajib pajak (orang pribadi atau Badan) oleh Negara atau institusi yang fungsinya setara dengan negara yang digunakan untuk membiayai berbagai macam pengeluaran publik. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Penolakan untuk membayar, penghindaran, atau perlawanan terhadap pajak pada umumnya termasuk pelanggaran hukum. Pajak terdiri dari pajak langsung atau pajak tidak langsung dan dapat dibayarkan dengan uang ataupun kerja yang nilainya setara. Beberapa negara sama sekali tidak mengenakan pajak, misalnya United Arab Emirates. Lembaga Pemerintah yang mengelola perpajakan negara di Indonesia adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang merupakan salah satu direktorat jenderal yang ada di bawah naungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia (www.wikipedia.com).

(8)

2 BAB I PENDAHULUAN

dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri (Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015).

Peraturan perpajakan di Indonesia terus menerus diperbaharui untuk menjadi lebih baik. Perubahan yang terbaru salah satunya adalah mengenai penghasilan tidak kena pajak (PTKP). PTKP sendiri mulai diberlakukan sejak tahun 1984. Besarnya batasan PTKP selalu berubah seiring dengan perkembangan ekonomi (Karim, 2014).

Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang ditetapkan pada tanggal 22 Oktober 2012. PTKP 2013 ini berlaku mulai tanggal 1 Januari 2013. : a. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri

Wajib Pajak orang pribadi;

b. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;

c. Rp24.300.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami.

d. Rp2.025.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

(9)

3 BAB I PENDAHULUAN

berkonsultasi dengan DPR RI, telah menetapkan penyesuaian besarnya PTKP yang mulai berlaku pada Tahun Pajak 2015. Besarnya PTKP sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015 adalah :

a. Rp36.000.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;

b. Rp3.000.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin;

c. Rp36.000.000,00 (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami. d. Rp3.000.000,00 (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk setiap

anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

Terdapat penelitian yang telah meneliti tentang perbedaan perhitungan perubahan PTKP yang terjadi, seperti yang dilakukan oleh Boby Hermawan Karim (2014) dengan melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Yang Dihitung Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012”. Penelitian dilakukan di PT X di Bandung yang begerak di

(10)

4 BAB I PENDAHULUAN

penghasilan kena pajak menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 sebesar Rp 2.380.904,00 sedangkan bila dihitung dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 adalah sebesar Rp 1.249.967,00 dari perhitungan ini terdapat selisih Rp 1.130.938,00. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pajak penghasilan.

Dengan adanya pembaruan PTKP dari pemerintah ini akan membuat pemasukan pajak penghasilan berkurang karena para wajib pajak pasal 21 membayar pajak lebih sedikit sehingga membuat pemasukan ke kas negara berkurang. Namun pasti akan ada maksud dan tujuan tertentu dari pemerintah dalam kebijakan Pajak Penghasilan Pasal 21 ini terutama dalam menambah daya beli masyarakat yang tengah turun dalam perlambatan ekonomi yang tengah di hadapi saat ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan penelitian tentang perbedaan Pajak Penghasilan Pasal 21 menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015. Perbedaan antara Penelitian ini terhadap penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan PTKP terbaru menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap yang Dihitung Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 162/PMK.011/2012 Dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015”.

(11)

5 BAB I PENDAHULUAN

Rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perbandingan antara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 pegawai tetap CV X dengan menggunakan Peraturan Menterian Keuangan Nomor 162/PMK.011/ 2012 dan dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015.

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan jumlah pajak Penghasilan Pasal 21 yang dihitung menggunakan Peraturan Menterian Keuangan Nomor 162/PMK.011/ 2012 dan dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015.

1.3 Tujuan penelitian :

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan perhitungan pajak penghasilan pasal 21 pegawai tetap CV X menggunakan Peraturan Menterian Keuangan Nomor 162/PMK.011/ 2012 dan dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara perhitungan dengan menggunakan Peraturan Menterian Keuangan Nomor 162/PMK.011/ 2012 dan dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015.

1.4 Manfaat Penelitian :

(12)

6 BAB I PENDAHULUAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dalam mengkaji penerapan Peraturan Menteri Keuangan dalam penetapan besaran PTKP terutama dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122 /PMK.010/2015. 2. Bagi Wirausahawan

Penelitian diharapkan bermanfaat bagi kalangan wirausahawan agar dapat melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan Peraturan perundangan mengenai Penghasilan Pajak 21 bagi pegawai tetap yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Menteri Keuangan Nomor122 /PMK.010/2015.

3. Bagi Peneliti selanjutnya

(13)

66 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari analisis data yang telah dilakukan, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan berdasarkan hasil dari analisi data yang telah di proses dalam kasus CV X yaitu:

1. Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap CV X yang berjumlah 50 orang dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012 adalah sebesar adalah Rp 3,878,980 dalam hitungan bulan dan sebesar Rp 46,547,798 dalam 1 tahun dan yang di hitung berdasarkan Peraturan Mentri Keuangan Nomor 122/PMK.10/2012 adalah sebesar Rp 1,305,855 dalam hitungan bulan dan sebesar Rp 15,670,298 dalam 1 tahun. Jumlah perbedaan hasil perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap CV X dengan menggunakan Peraturan Mentri Keuangan Nomor 162/PMK.010/2012 dan dengan menggunakan perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 Peraturan Mentri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 yaitu sebesar Rp2,573,125 dalam hitungan bulan dan sebesar Rp 42,668,818 dalam waktu 1 tahun.

(14)

67 BAB V PENUTUP

3. Pemerintah telah menerapkan kebijakan baru ini untuk dapat membuat daya beli masyarakat bertambah, walaupun pemerintah akan merasakan berkurangnya pemasukan dari sektor Pajak Penghasilan Pasal 21 namun dari sisi yang lain pemerintah akan merasakan pemasukan pajak dari sisi yang lain. Hal ini dapat dilihat dari kebijkan yang dikeluarkan pemerintah dalam menambah PTKP untuk Pajak Penghasilan Pasal 21 yang mengurangi wajib pajak dalam pembayaran pajaknya. Namun di satu sisi hal ini membuat masyarakat dapat membelanjakan uang yang seharusnya dibayarkan untuk pajak, saat masyarakat membelanjakan uangnya untuk membeli kebutuhannya secara langsung pemeritah sebenernya mendapatkan pemasukan dari PPn (Pajak Pertambahan nilai) untuk barang selain itu dengan masyarakat membelanjakan uangnya maka diharapkan pertumbuhan ekonomi dalam negri dapat meningkat secara signifikan walaupun Indonesia sedang dalam masa perlambatan ekonomi. Dengan meningkatkan daya beli masyarakat merupakan langkah yang tepat bagi pemerintah karena dapat membuat usaha lokal berkembang dan membuat pertumbuhan ekonomi dalam negri semakin baik.

5.2 Saran

Dari hasil olah data Pajak Penghasilan Pasal 21 di CV X maka penulis mencoba untuk memberikan beberapa saran yang diambil yaitu:

(15)

68 BAB V PENUTUP

2. Bagi Perusahaan diharapkan dapat mengikuti peraturan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang baru sehingga jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 sesuai dengan perlakuan yang berlaku saat ini.

(16)

69

DAFTAR PUSTAKA Buku:

Hartono, J. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

http://www.pajak.go.id.

Karim, Boby Hermawan. 2014. Analisis Perbandingan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pegawai Tetap Yang dihitung Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.11/2012.Skripsi, Bandung : Program Sarjana Universitas Kristern Marantha.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015.

Resmi, Siti. 2014. Perpajakan: Teori dan Kasus, Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tanggal 23 September 2008 Tentang Perubahan

Gambar

Tabel 4.1
Gambar 2.1  kerangka pemikiran  .................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

The root of the current crisis of undocumented immigration is a fundamental disconnect between today’s economic and labor market realities and an outdated system of legal

- Dinas Pertanian selalu memberikan UPTD yaitu sebagai tim pengawas di Kecamatan Rawang Panca Arga, dimana UPTD berfungsi sebagai sarana pelaporan dari tim

Hambatan substansial dalam pelaksanaan perjanjian kredit pada kegiatan pinjaman bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kelurahan

Kombinasi ZPT B A1 mg/1 hingga 2 mg/1 dengan NAA atau 2,4-D 0,5 mg/1 merangsang pembentukan kalus 100%, tetapi tidak merangsang pembentukan tunas, kemungkinan karena kandungan

Bang Indra : Ya dengan berjalannya waktu ya, sekarang rumah cemara menjadi salah satu pertimbangan untuk pemerintah untuk pembuatan kebijakan segala macem ya

Sistem chatbot tidak dapat menentukan semester mahasiswa ketika mengambil cuti kuliah, sehingga chatbot bisa tidak akurat dalam menjawab pertanyaan yang

Wilayah Kabupaten Maros sebagai daerah pesisir dengan kontribusi pada sektor perikanan di Sulawesi Selatan cukup besar, terutama dalam memenuhi kebutuhan wilayah

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 022/ Jalan/ DAU- BM / VIII/ 2014 tanggal 4 Agustus 2014 , Berita Acara Penjelasan Pekerjaan,