• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN BERBICARA MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA NARATIF : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN BERBICARA MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA NARATIF : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Anggi Setia Wiguna 0806237

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA

PEMBELAJARAN BERBICARA MENYAMPAIKAN

LAPORAN SECARA NARATIF

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh

Anggi Setia Wiguna

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Anggi Setia Wiguna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “Pemanfaatan Media Audio Visual pada Pembelajaran Berbicara Menyampaikan Laporan Secara Naratif (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater tahun ajaran 2012/2013). Penelitian ini beranjak dari pokok permasalahan: (a)

bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?; (b) bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?; (c) apakah media audio visual efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif?

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini, 1) mendeskripsikan kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual; 2) mendeskripsikan kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual; dan 3)

mendeskripsikan perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif sebelum dan setelah menggunakan media audio visual.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi, dengan desain the one group pre-test-post-test design, yaitu satu kelompok mendapat perlakuan, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan akhir pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater. Sampel dalam penelitian ini adalah XI Tata boga 1 SMK Tunas Bangsa Ciater yang berjumlah 20 orang. Instrumen yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data adalah instrumen tes dan instrumen perlakuan dengan menganalisis data menggunakan uji statistika yang diperoleh dari data prates dan pascates. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh thitung (10,76) > ttabel (2,093), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak (H1 diterima). Artinya, media pembelajaran terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif. Dibuktikan oleh perbedaan hasil rata-rata prates dan pascates yaitu dengan perolehan nilai rata-rata prates sebesar 52,9 dan perolehan pascates sebesar 69,15.

(5)

ABSTRAK

The title of this research is "Exploiting Audio Visual Media in Learning Speaking a Report On Narrative ( Quasi Experimental Research on Class XI students of SMK Tunas Bangsa Ciater academic year 2012/2013 ) . Research was moved from the main issues : ( a) how the ability to speak in delivering narrative reports of students before following study using audio-visual media ? , (b ) how the ability to speak in conveying narrative report after participating student learning by using audio- visual media ? ; ( c ) whether the audio- visual media are used in learning to speak effectively deliver a report in the narrative ? Purpose of the implementation of this study , 1 ) describes the ability of speaking convey narrative reports of students before following study using audio- visual media ; 2 ) submit a report describing the ability to speak after following narrative student learning by using audio- visual media , and 3 ) describe the significant differences between learning outcomes narrative speaks submit reports before and after the use of audio- visual media .

(6)

DAFTAR ISI

1.3Pembatasan Masalah Penelitian ... 6

1.4Perumusan Masalah Penelitian ... 6

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Definisi Oprasional ... 8

1.8 Anggapan Dasar ... 9

1.9 Hipotesis ... 9

BAB 2 IHWAL BERBICARA DAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA

2.1.5. Hubungan antara Berbicara dan Menyimak ... 16

2.1.6. Hubungan antara Berbicara dan Membaca ... 17

2.1.7. Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis ... 18

2.2Media Pembelajaran ... 21

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 21

2.2.2 Kegunaan Media pada Pembelajaran ... 22

2.2.3 Ciri-ciri Media Pendidikan ... 23

2.2.4 Macam-macam Media Pembelajaran ... 25

2.2.5 Pengertian Media Audio Visual ... 26

(7)

2.2.5.2 Media Video ... 27

2.2.5.3 Keuntungan dan Kelemahan Media Video ... 28

2.3 Laporan ... 29

2.3.1 Definisi Laporan ... 29

2.3.2 Fungsi Laporan ... 29

2.3.3 Pola Penyampaian Laporan Secara Naratif ... 30

2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Menyampaikan Laporan dengan Menggunakan Media Audio Visual ... 31

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Proses Penelitian ... 55

4.2 Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian ... 57

4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

4.2.1.1 Deskripsi Hasil Prates ... 58

4.2.1.2 Deskripsi Hasil Pascates ... 64

4.2.2 Analisis Hasil Penelitian ... 69

4.2.2.1 Data dan Penskoran ... 69

4.2.2.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 71

4.2.2.3 Uji Normalitas Data ... 80

4.2.2.4 Uji Hipotesis ... 88

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 93

(8)
(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Format ANAVA ... 39

Tabel 3.2 Tabel Guilford ... 39

Tabel 3.3 Tabel Format Tes ... 41

Tabel 3.4 Tabel Penilaian ... 51

Tabel 4.1 Tabel Data Penskoran Prates ... 58

Tabel 4.2 Tabel Data Penskoran Pascates ... 64

Tabel 4.3 Hasil Nilai Data Prates dan Pascates ... 69

Tabel 4.4 Data Nilai Uji Antarpenimbang Data Prates ... 71

Tabel 4.5 Format ANAVA Prates ... 75

Tabel 4.6 Data Nilai Uji Antarpenimbang Data Pascates ... 76

Tabel 4.7 Format ANAVA Pascates ... 79

Tabel 4.8 Daftar Distrubusi Mean Prates ... 81

Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Prates ... 82

Tabel 4.10 Daftar Distribusi Mean Pascates ... 84

Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Pascates .. 86

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Menyusun laporan, baik formal maupun informal disusun dengan

menggunakan bahasa yang baku. Laporan yang telah disusun bisa juga

disampaikan secara lisan. Oleh sebab itu, bentuk uraian laporan dapat disajikan

dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan

bersifat narasi lebih menekankan uraian secara kronologis, yaitu berdasarkan

rangkaian waktu. Isi laporan bersifat penceritaan atau pemaparan peristiwa

tentang objek yang dilaporkan. Yang termasuk laporan ini misalnya, laporan

perjalanan, laporan peliputan peristiwa, dan laporan berita (reportase). Laporan ini

bersifat pengungkapan fakta pada sebuah peristiwa atau keadaan. Oleh sebab itu,

laporan ini dituntut harus faktual (berdasarkan yang ada), aktual berkaitan realita

dengan kejadian yang baru terjadi, akurat berdasarkan bukti-bukti yang dapat

dipertanggung jawabkan dan objektif (apa adanya).

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya

dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif dan

berbudaya adalah keterampilan berbicara (Tarigan, 1994: 19). Berbicara dan

aspek kebahasaan memiliki hubungan yang erat karena keduanya mempengaruhi

perkembangan kosa kata yang akan diperoleh anak, baik melalui kegiatan

(11)

maksudnya berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada

kehidupan manusia setelah mereka mempelajari keterampilan menyimak

(Tarigan, 2008: 3).

Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama Program Latihan Profesi

(PLP), kemampuan berbicara siswa khususnya dalam tataran formal dapat

dikatakan tergolong lemah. Rendahnya kemampuan berbicara ini dipicu oleh

beberapa alasan, salah satunya adalah rasa takut salah ketika mengungkapkan

sesuatu yang bersifat formal secara lisan. Selain itu ada beberapa faktor yang

menghambat siswa berkomunikasi yang di antaranya (1) kecakapan yang kurang

dalam berkomunikasi (2) sikap siswa yang kurang tepat pada saat menyampaikan

laporan (3) kurangnya pengetahuan siswa (4) kurang memahami apa yang mesti

dilaporkan (5) berbicara yang berlebihan. Dengan kenyataan tersebut maka guru

juga memiliki andil besar dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara

siswa, salah satu caranya yaitu dengan lebih kreatif memilih media pembelajaran.

Menurut Solihin (Guru Pendidikan Bahasa Indonesia di SMK Tunas

Bangsa Ciater) mengatakan bahwa ada beberapa penyebab ketidakberanian siswa

ketika berbicara di depan kelas, yaitu 1) takut salah, prasaan ini kadang kala

membuat ketakutan itu semakin besar, 2) tidak ada rasa percaya diri, merasa diri

tidak mampu untuk melakukan hal tersebut, 3) traumatis, memiliki rasa takut dan

merasa sendirian ketika berdiri di depan kelas dan semua mata melihat padanya,

4) takut dinilai/dihakimi. Hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika

(12)

banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri ketika berbicara di depan

puluhan orang.

Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang pernah diteliti oleh

Prawitasari, mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

tahun 2006 yang skripsinya berjudul Keefektifan Media Audio Visual dalam

Pembelajaran Debat Kompetitif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara.

Ketika Prawitasari melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SMP Negeri 1

Lembang terhadap siswa kelas VIII menemukan berbagai permasalahan yang

perlu dikaji dan dicari solusinya. Berdasarkan informasi dari siswa, pembelajaran

bahasa Indonesia kurang diminati karena menjenuhkan. Siswa juga berpendapat

bahwa merasa sangat senang jika ada tes lisan materi yang telah diajarkan.

Namun, tes lisan ini ternyata hanya untuk membuat siswa menghafal materi yang

telah diberikan dan bukan bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif siswa

sehingga mereka terampil berbahasa dan memahami materi tersebut. Namun

setelah siswa melaksanakan pembelajaran debat kompetitif dengan menggunakan

media audio visual, sebagian besar siswa terlihat senang dan lebih aktif

dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan hasil angket siswa yang merespon positif

terhadap media audio visual tersebut sebanyak 22 orang (91%) dan siswa yang

merespon biasa saja ada 2 orang (8,3%).

Salah satu pengajar juga mengeluhkan tidak efektifnya pembelajaran

diskusi di kelas karena siswa sering kali ribut dan mengobrolkan hal lain selain

tugas diskusi yang telah diberikan guru. Walaupun sudah diberi teguran oleh guru,

(13)

mengerjakan tugas diskusi, sedangkan yang lain tidak membantu pekerjaan atau

tugas kelompok tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aspek kerja sama antar

siswa di kelas kurang.

Selain itu, duduk tenang dan mendengarkan ceramah merupakan strategi

pembelajaran andalan bagi pengajar. Hal inilah yang membuat pembelajaran di

sekolah menjadi monoton dan membosankan. Permasalahan lainnya yaitu guru

jarang menghadirkan atau tidak pernah menghadirkan media pembelajaran.

Criticos dalam Daryanto (2010:4) mengungkapkan bahwa media

merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari

komunikator menuju komunikan. Media yang digunakan harus benar-benar

menarik, karena peran media sangat penting untuk menentukan efektif tidaknya

suatu pembelajaran, salah satu media yang menarik untuk pembelajaran berbicara

menyampaikan laporan secara narasi adalah media audio visual. Audio visual juga

dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio visual sebenarnya mengacu

pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audio-visual

mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton).

Produk audio visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi

media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah

mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Dengan demikian penulis memilih media

audio visual video dalam penelitian ini.

Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat

(14)

dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan

pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat

dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk

mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. (Daryanto,2010 88).

Penggunaan media audio visual video akan cocok digunakan dengan

pembelajaran menyampaikan laporan secara narasi. Keuntungan media audio

visual video antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur

sesuai dengan kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, video

menanmbah suatu dimensi baru tehadap pembelajaran. (Daryanto, 2010:90).

Atas dasar pemikiran tersebut, akhirnya penulis memilih judul

Pemanfaatan Media Audio Visual pada Pembelajaran Berbicara Menyampaikan Laporan Secara Naratif (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013). Penulis sangat berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi

salah satu alternative pembelajaran yang akan diminati siswa dan guru.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah

sebagai berikut.

1) Keterampilan berbicara perlu mendapatkan perhatian karena keterampilan

berbicara tidak bisa diperoleh secara otomatis melainkan harus belajar dan

(15)

2) Pemanfaatan media yang tepat dapat meningkatkan kualitas hasil belajar

khususnya dalam pembelajaran berbicara.

3) Kurang variatif media pembelajaran menyebabkan berkurangnya antusias

dan motivasi siswa dalam menyampaikan laporan secara naratif.

1.3Pembatasan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi di atas penulis dalam penelitian ini membatasi

masalah, yaitu sebagai berikut.

1) Keefektifan media audio visual dalam pembelajaran berbicara

menyampaikan laporan secara naratif.

2) Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

video.

3) Laporan yang diteliti dalam penelitian ini adalah laporan yang berupa

faktual.

1.4 Perumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan

penelitian, yaitu sebagai berikut.

1) Bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara

naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

(16)

2) Bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara

naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

media audio visual?

3) Apakah media audio visual efektif digunakan dalam pembelajaran

berbicara menyampaikan laporan secara naratif?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut.

1) Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa

sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio

visual.

2) Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa

sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio

visual.

3) Keefektifan audio visual dalam pembelajaran berbicara menyampaikan

laporan secara naratif.

1.6 Manfaat Penelitian

(17)

1) Bagi siswa

Hasil penelitian ini dapat mengembangkan keterampilan berbicara siswa

dalam menyampaikan laporan lisan, sehingga siswa mampu menuangkan ide

dan menyampaikan laporan lisan dengan mudah dan bervariatif.

2) Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam memilih media

pembelajaran menyampaikan laporan lisan dalam pelajaran, sehingga siswa

merasa nyaman untuk berbicara dan profesionalisme guru semakin meningkat

3) Peneliti

Sebagai calon guru bahasa Indonesia, peneliti dapat lebih kreatif lagi dalam

memilih media pembelajaran khususnya dalam keterampilan berbicara yang

biasanya hanya terpaut pada buku teks. Penelitian ini juga dapat menjadi

pemicu peneliti untuk berani menggunakan media-media lainnya, kelak

ketika mengajar.

1.7 Definisi Oprasional

1. Keterampilan berbicara adalah suatu kegiatan aktif yang sering dilakukan

oleh manusia sebagai alat komunikasi.

2. Menyampaikan laporan secara naratif merupakan cara menyampaikan

laporan bersifat penceritaan atau pemaparan peristiwa tentang objek yang

(18)

3. Audio visual merupakan media ajar yang dapat dilihat maupun didengar

oleh siswa.

1.8 Anggapan Dasar

Peneliti menggunakan anggapan dasar sebagai berikut.

1. Pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif tercantum

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia SMK kelas XI.

2. Penggunaan media yang tepat akan mendukung keberhasilan pembelajaran

berbicara bagi siswa.

3. Keterampilan berbicara mempunyai peranan sangat penting dalam

pembelajaran berbahasa, terutama untuk menambah pengetahuan siswa.

1.9 Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam

menyampaikan laporan secara narasi sebelum dan sesudah diberi

(19)

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Menurut Syamsuddin dan Damayanti dalam bukunya yang

berjudul Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (2009:155), menjelaskan

bahwa “tujuan masing-masing penelitian adalah untuk menghindari

kesalahan yang banyak pada penelitian, sehingga Anda dapat

menyampaikan penemuan penelitian tersebut kepada orang lain”.

Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan

dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai

tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Metode eksperimen adalah penelitian yang sengaja merangsang

timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana

akibatnya. Dengan kata lain, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari

hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja

ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi, mengurangi atau

menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu

dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto,

(20)

Menurut Syamsuddin dan Damayanti dalam bukunya yang

berjudul Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (2009:169), menjelaskan

bahwa penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis

dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti,

dengan memanipulasi suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi

tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan

oleh manipulasi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen semu (eksperimen kuasi). Penelitian dilaksanakan dengan

menggunakan the one group pretest-posttest design, yaitu satu kelompok

mendapat perlakuan, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah

perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara

pengukuran awal dan akhir pengukuran. Menurut Arikunto (2010:124),

menjelaskan bahwa “di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua

kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen”.

Rancangan penelitian eksperimen kuasi bentuk one-group

pretes-posttest design ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen dengan

adanya tes awal/prates sebelum memberikan perlakuan pada kelompok

eksperimen dan tes akhir/pascates setelah memberikan perlakuan pada

kelompok eksperimen. Sifat penelitian ini adalah kuantitatif karena jenis

penelitian ini digunakan untuk meneliti populasi dan sampel dengan cara

penghitungan melalui pengumpulan data yang dilakukan. Pengumpulan

(21)

yang dirancang penulis, kemudian mengolah datanya tersebut dengan

menggunakan rumus statistik (karena penelitian ini bersifat kuantitatif)

sehingga hipotesis yang sudah teruji dapat diterima atau tidak.

Bentuk rancangan penelitian eksperimen kuasi ini adalah bentuk

one-group pretes-posttest design yang diterapkan dalam kelompok/kelas

eksperimen. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelas sebagai

kelompok/kelas eksperimen tunggal. Desain pola pemberian perlakuannya

sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (2010:124) adalah berikut ini.

Bagan 3.1

Desain Penelitian One-Group Pretes-Posttest Design

Keterangan:

O1 = tes awal kelompok eksperimen

O2 = tes akhir kelompok eksperimen

X = perlakuan terhadap kelompok eksperimen

(22)

Desain penelitian ini terdapat dua macam tes, yaitu tes awal/prates

dan tes akhir/pascates yang kedua tes tersebut diujicobakan kepada

kelompok/kelas eksperimen. Tes awal/prates dilakukan kepada

kelompok/kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan, sedangkan tes

akhir/pascates dilakukan kepada kelompok/kelas ekpserimen sesudah

diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah berupa audio visual.

3.2 Sumber Data

Menurut Arikunto (2010:129) yang dimaksud dengan sumber data

dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber

data penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater.

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari

elemen-elemen atau unsur-unsur tertentu yang memiliki satu atau lebih

karakteristik yang dikehendaki (Arikunto, 2010: 130).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian

ini adalah kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Arikunto, 2010: 118). Dengan kata lain, sampel

(23)

dianggap mewakili terhadap seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini

adalah siswa kelas XI Tata boga I.

3.3 Teknik Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang diinginkan, penulis menggunakan

teknik-teknik sebagai berikut.

1) Tes

Tes yang dilakukan adalah tes keterampilan berbicara siswa kelas

XI di SMK Tunas Bangsa Ciater, digunakan untuk mengukur kemampuan

berbicara siswa dalam melaporkan peristiwa yang ada di dalam media

audio visual (video). Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum

mendapatkan perlakuan dan sesudah mendapatkan perlakuan. Tes pertama

dilakukan agar peneliti mengetahui kemampuan berbicara menyampaikan

laporan secara naratif siswa dalam menyampaikan laporan dengan tidak

mendapatkan perlakuan, sedangkan tes kedua dilakukan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif

(24)

3.3.2 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan

menggunakan beberapa teknik:

1) mentranskripsikan data dari lisan ke bentuk tulisan;

2) membaca hasil tes awal dan akhir yang telah dikerjakan oleh siswa;

3) memeriksa dan menganalisis hasil tes awal dan tes akhir, selanjutnya

memberi penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan

sebelumnya;

4) mengubah skor mentah menjadi nilai dengan standar 100;

rumus : Nilai =

x 100

5) merekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir; dan

6) melakukan uji reliabilitas nilai antarpenimbang. Uji reabilitas

antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas

penilaian antar penguji yang satu dengan yang lainnya. Uji reliabilitas ini

didasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan

(25)

Tabel 3.1 Format ANAVA

Sumber Variansi SS Db Variansi

Dari testi SStΣdt² N-1 SStΣdt²

N-1

Dari penguji SSpΣXd²p K-1 -

Dari kekeliruan SSkkΣd²kk (N-1)(K-1) SSkkΣd²kk (N-1)(K-1)

rumus : r11 = Vt – Vkk

Vt

( Arikunto, 2010 : 191)

r1 = reabilitas yang dicari

vt = variansi dari testi

vkk= varians dari kekeliruan

Selanjutnya, nilai tersebut dilihat dari dalam tabel Guilford sebagai

berikut.

Tabel 3.2

Tabel Guilford

Nilai Tingkat Korelasi

< dari 0,20 Tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 Korelasi rendah

0,40 – 0,60 Korelasi sedang

(26)

0,80 – 0,99 Korelasi tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

7) Menghitung standar deviasi

(Σƒx)² Sd = Σƒx² ¯ N

N – 1

8) Melakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (χ²)

untuk menguji normalitas sampel.

χ² hitung =

Σ

(Oi – Ei)²

Ei

Keterangan:

χ² = Chi Kuadrat

Oi = Observasi skor Ei = Ekspektasi skor

Kriteria penilaian yaitu χ² hitung < χ² tabel, maka berdistribusi normal. Pada

keadaan lain, data tersebut tidak berdistribusi normal.

9) Mencari Mean Deviasi dengan menggunakan rumus:

Σd

Md = N

10) Menentukan derajat kebebasan (db)

db = N – 1

11) Menguji hipotesis, yaitu menghitung thitung dan menentukan ttabel dengan

taraf signifikan 0,05 atau taraf kepercayaan 95%. Besarnya thitung dapat

(27)

t = Md

Σx²d

N(N – 1)

3. 4 Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa

tes langsung yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berbicara

siswa dengan format penelitian (sesuai aspek yang dinilai).

Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes

awal/prates dan juga tes akhir/pascates. Tes awal/prates dilakukan untuk

mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan laporan

secara naratif sebelum mendapat perlakuan, sedangkan tes akhir/pascates

dilakukan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam

menyampaikan laporan secara naratif sesudah mendapat perlakuan.

Tabel 3.3

Format Lembar Tes

No. PERTANYAAN

1

Isi Laporan

Apakah isi laporan sudah mencakup kelengkapan fakta, data yang akurat,

(28)

2

Pengunaan Bahasa

Apakah penggunaan bahasa sudah baik, jelas dan tepat, sistematik serta

menarik?

3

Penyajian Lisan

Apakah penggunaan lisan yang disampaikan dengan vokal yang jelas,

pengucapan, lafal, intonasi yang tepat dan gaya ekspresif?

3.4.1 Instrumen Pembelajaran

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran untuk kelas

eksperimen sehingga pembelajaran akan lebih terkonsep. Langkah pertama

adalah dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan alat atau

instrumen pengajaran yang dapat membantu kelancaran proses belajar

mengajar. Dalam sebuah proses pembelajaran, satuan pelajaran dan

rencana pembelajaran merupakan hal yang penting.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini merupakan

instrumen perlakuan yang dilakukan penulis. Dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), materi yang menjadi bahan instrumen ini adalah

materi pokok mengenai mengenai berbicara menyampaikan laporan

(29)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK

Mata Pelajaran : Pendidikan Bahasa Indonesia

Kelas/Program : XI/ Umum

Semester : 2

Waktu : 6 x 45’ (3 kali pertemuan)

A. STANDAR KOMPETENSI

Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Madya.

B. KOMPETENSI DASAR

Menyampaikan laporan atau persentasi lisan dalam konteks bekerja.

C. INDIKATOR : 1. Kognitif

Mampu menyampaikan keadaan atau peristiwa secara kronologis

sesuai dengan tuturan dan keadaan atau persitiwa yang dilaporkan.

2. Psikomotor

Mampu menyampaikan laporan secara naratif dengan baik dan benar,

serta santun.

3. Afektif

Memiliki karakter percaya diri, ekspresif, apresiatif, dan kerja sama,

dengan berperilaku menjadi pendengar yang baik, memberikan

tanggapan dan penilaian terhadap cara menyampaikan laporan teman

(30)

D. Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat menyampaikan laporan secara naratif dengan bahasa yang

baik dan benar.

E. MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengertian laporan

Laporan adalah suatu cara komunikasi yang berisi informasi

sebagai hasil dari sebuah tanggung jawab yang dibebankan kepada

pembuatnya. Dengan kata lain, sebuah dokumentasi yang berisi

fakta-fakta dari hasil penyelidikan suatu masalah sebagai bahan acuan

pemikiran, penilaian serta tindakan.

2. Fungsi laporan

Ada beberapa fungsi laporan, diantaranya:

1) alat pertanggung jawaban secara tertulis

2) pendokumentasian data

3) bahan pertimbangan

4) acuan pengambilan keputusan

5) alat merumuskan suatu penilaian

6) bahan evaluasi

3. Laporan secara naratif

Laporan yang telah disusun bisa juga disampaikan secara lisan.

(31)

penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan

bersifat narasi lebih menekankan uraian secara kronologis, yaitu

berdasarkan rangkaian waktu. Isi laporan bersifat penceritaan atau

pemaparan peristiwa tentang objek yang dilaporkan. Yang termasuk

laporan ini misalnya, laporan perjalanan, laporan peliputan peristiwa,

dan laporan berita (reportase). Laporan ini bersifat pengungkapan fakta

pada sebuah peristiwa atau keadaan. Oleh sebab itu, laporan ini

dituntut harus faktual (berdasarkan yang ada), aktual berkaitan realita

dengan kejadian yang baru terjadi.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan laporan secara

lisan.

1) Memberi tahu jenis laporan yang akan disampaikan.

2) Menyampaikan pengantar sekilas tentang latar belakang pembuatan

Laporan.

3) Menyampaikan proses memperoleh bahan laporan.

4) Memberikan gambaran secara umum tentang sistematika laporan.

5) Menyampaikan isi laporan dengan bahasa yang baik, formal, dan

efektif.

6) Memberikan penekanan pada uraian mengenai fakta jika berbentuk

laporan naratif dan deskriptif.

7) Memberikan penekanan pada alur proses atau tahapan jika laporan

(32)

Contoh laporan naratif:

Sibetan, Kabupaten Karang Asem, 78 kilometer sebelah timur

Denpasar adalah desa tempat asal salak bali. Terletak di ketinggian 350-550 m dari permukaan laut. Desa ini dapat dicapai dari Denpasar dalam waktu 2,5 jam melalui Padang Bai-Amlapura dengan ongkos Rp 2.000. Kendaraan umum dari Denpasar memang hanya sampai Amlapura. Sisa perjalanan sejauh 14 kilometer ke Sibetan diteruskan dengan angkutan umum Isuzu hijau dengan ongkos Rp 5.000.

Sebenarnya, Sibetan bisa dicapai dalam waktu lebih singkat kalau kita mengambil jalur Denpasar-Klungkung-Besakih. Di Kota Rendang, kita turun dan menyambung perjalanan ke selat. Sayang kan, kendaraan umum Rendang-Selat hampir tidak ada sehingga memang lebih mudah datang ke Sibetan melalui Padang Bai-Amlapura.

Hari Senin, setelah menempuh perjalanan selama tiga jam melalui Padang Bai-Amlapura, Trubus tiba di Sibetan pukul 14.00 WITA. Udara terasa sejuk meskipun siang itu matahari bersinar terik. Di kiri kanan jalan yang menanjak dan berkelok-kelok terlihat hamparan kebun salak dan di tengah-tengah kebun, terlihat rumah para petani.

Kondisi lingkungan Sibetan memang cocok untuk salak. Iklimnya

(33)

F. METODE PEMBELAJARAN

Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, inkuiri,

dan penugasan.

G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

NO. KEGIATAN METODE

A. Kegiatan Awal (10 menit)

1. Mengecek kesiapan siswa

2. Melakukan apersepsi dengan bertanya

jawab memotivasi siswa untuk mampu

mengungkapkan pikiran, pendapat,

gagasan dan perasaan secara lisan.

3. Menyampaikan materi yang akan dibahas

mengenai menyampaikan laporan secara

nartif.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran

5. Mengarahkan pemahaman siswa tentang

kegiatan menyampaikan laporan narasi.

B. Kegiatan Inti (210 menit) Pertemuan pertama

1. Siswa disajikan contoh teks laporan

untuk dibaca dan dipahami dari isi

(34)

laporan tersebut.

2. Siswa satu per satu menyampaikan

laporan secara naratif didepan kelas

untuk mengukur sejauh mana

keterampilan berbicara siswa.

Pertemuan kedua

1. Siswa dibimbing oleh guru untuk

melakukan diskusi terbuka mengenai

laporan.

2. Siswa membedakan laporan dilihat dari

sifat laporan tersebut.

3. Siswa diperlihatkan video yang kaitannya

dengan laporan.

4. Siswa mendengarkan dan menyaksikan

video dengan tertib.

5. Salah satu siswa maju untuk

menyampaikan laporan dari video

tersebut secara lisan, yang pada dasarnya

untuk mengukur sejauh mana siswa

dapat menyampaikan laporan secara

(35)

7. Siswa berdiskusi dengan guru mengenai

kekurangan dan kelebihan siswa yang

sudah menyampaikan laporan secara

lisan.

8. Siswa dibimbing guru bagaimana cara

menyampaikan laporan dengan baik.

Pertemuan Ketiga

1. Siswa disajikan video berupa peristiwa

yang faktual.

2. Siswa mendengarkan dan menyaksikan

video tersebut dengan tertib.

3. Siswa satu per satu menyampaikan

laporan secara naratif dari video tersebut

untuk mengukur sejauh mana

keterampilan berbicara siswa.

Diskusi

Tes lisan

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Siswa menyampaikan kesan dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar

terhadap pembelajaran yang baru

berlangsung (refleksi).

2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.

(36)

yang baru saja disampaikan.

4. Guru memberikan penguatan terhadap

kesan yang disampaikan oleh siswa.

H. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR 1. Sumber dan Bahan

a. Irman, Mukhamad, dkk. 2008. Bahasa Indonesia, SMK, kelas XI,

Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.

2. Media Belajar

a. Spidol

b. Papan tulis

c. Laptop

d. Infocus

e. Video

f. Sound

I. PENILAIAN

LEMBAR KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

Nama : ……….

Kelas : ……….

(37)

Tabel 3.4

3 Kelancaran berbicara 5

(38)

81-100 baik sekali

Petunjuk penilaian

1) Pengukuran secara umum

1 = sangat kurang;

2 = cukup;

3 = baik; dan

4 = sangat baik.

2) Pengukuran tiap aspek

a) Ketepatan isi laporan

1 = isi laporan tidak mencakup kelengkapan fakta dan data yang akurat;

2 = isi laporan cukup baik namun masih kurang akurat dengan fakta dan

data;

3 = isi laporan sudah bagus namun masih kurang akurat dengan fakta

dan data;

4 = isi laporan sangat baik sesuai dengan fakta dan data.

b) Penggunaan lafal intonasi dan gaya yang ekspresif

1 = pengucapan lafal intonasi tidak jelas dan cara menyampaikan tidak

ekspresif;

2 = pengucapan lafal intonasi cukup jelas dan cara penyampaianpun

(39)

3 = pengucapan lafal intonasi jelas dan cara menyampaikan cukup

ekspresif;

4 = pengucapan lafal intonasi sangat baik dan jelas serta cara

penyampaian sangat ekspresif.

c) Kelancaran berbicara

1 = pembicaraan sering terhenti, terlalu singkat dan sering

terputus-putus walaupun sudah mengandalkan teks;

2 = pembicaraan nampak ragu, singkat dan terkadang melihat teks;

3 = pembicaraan sudah lancar tetapi terkadang melihat teks;

4 = pembicaraan lancar, tidak mengandalkan teks, walaupun masih

sekali-kali ada bunyi-bunyi yang menyertai seperti aaa, eee,

eemm.

d) Penggunaan bahasa yang baik dan menarik

1 = penggunan bahasa tidak baik, masih sering mengucapkan bahasa

daerah, disertai dengan rasa panik dan cara menyampaikannya

terlihat bosan;

2 = penggunaan bahasa cukup baik;

3 = penggunaan bahasa baik walaupun masih sedikit terdengar bahasa

daerah dan cara menyampaikannya cukup menarik;

4 = penggunaan bahasa sangat baik dan menarik yang menjadikan

(40)

e) Volume suara dan kejelasan ucapan

1 = suara tidak terdengar dan ucapan pun sering tidak jelas;

2 = suara dan pengucapan cukup terdengar walaupun masih perlu

penyesuaian;

3 = suara terdengar jelas namun ucapan terkadang masih samar;

(41)

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran

berbicara menyampaikan laporan secara naratif yang telah dilakukan terhadap

siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater, penulis memperoleh simpulan sebagai

berikut.

1. Kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan sebelum mengikuti

pembelajaran menggunakan media audio visual diperoleh rata-rata sebesar

52,9 termasuk ke dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari cara

menyampaikan laporan siswa yang belum banyak menggunakan intonasi

dengan tepat dan kosa kata yang benar serta isi laporan yang kurang tepat.

2. Kemampuan siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

media audio visual lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan media audio visual. Kemampuan siswa dalam berbicara

menyampaikan laporan secara naratif mengalami peningkatan. Hal ini terbukti

dari rata-rata yang diperoleh, yaitu sebesar 69,15 termasuk ke dalam kategori

cukup, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata yang diperoleh saat sebelum

menggunakan media audio visual, yaitu sebesar 52,9.

3. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam berbicara

(42)

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Hal ini terbukti dari

hasil uji hipotesis didapatkan thitung = 10,76 dan ttabel = 2,093, maka thitung > ttabel.

Hal ini menunjukkan bahwa H1 penelitian diterima. Perbedaan terlihat dari isi

laporan, penggunaan intonasi dan kosa kata serta kelancaran berbicara yang

lebih baik dibandingkan ketika pembelajaran sebelum menggunakan media

pembelajaran. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan

berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa kelas eksperimen

(43)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan di atas,

penulis menyarankan beberapa rekomendasi yang ingin penulis sampaikan,

diantaranya sebagai berikut.

1. Hasil penelitian membuktikan media audio visual efektif diterapkan dalam

pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif, maka dapat

menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran berbicara menyampaikan

laporan secara naratif.

2. Guru hendaknya menerapkan media pembelajaran yang bervariasi agar

motivasi siswa untuk berbicara dapat meningkat. Dengan diterapkannya

media pembelajaran yang beragam, situasi pembelajaran akan lebih menarik

dan menstimulus siswa untuk belajar.

3. Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif harus dilatih

terus-menerus agar siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya,

serta menggunakan intonasi dengan tepat, kosa kata yang benar dalam

menyampaikan isi laporan tersebut.

4. Penulis mengharapkan pada penelitian berbicara menyampaikan laporan

secara naratif selanjutnya, dapat menggunakan media yang belum pernah

digunakan sebelumnya sehingga dapat menarik minat siswa untuk

(44)

DAFTAR PUTAKA

Abidin, Yunus. 2010. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: Maulana Media Grafika

Akdon. 2007. Modul Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan. Bandung: Universitas

Pendidikan Indonesia

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam

Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.

.

Heinich, Molenda, Russell, Smaldino. 1996. Instructional Media and

Technologies for Learning. Prentice Hall, Engelwood, New Jersey.

Irman, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 2 Untuk SMA/MAK Semua Program

Kejuruan Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan

Nasional..

Pengertian Berbicara. 2009. Tersedia di

http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengertian-berbicara.html

Pengertian Media Pembelajaran. 2012. Tersedia di

http://www.medukasi.web.id/2012/04/pengertian-media-pembelajaran.html.

Prawitasari, Dita. 2006. “Keefektifan Media Audio Visual dalam Pembelajaran

Debat Kompetitif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara”. Skripsi pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan.

Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

(45)

Video Angin Puting Beliung Mengamuk di Klaten Jawa Tengah. Tersedia di http://video.liputan6.com/main/read/54/1067341/0/angin-puting-beliung-mengamuk-di-klaten

Gambar

Tabel Guilford
Tabel 3.3   Format Lembar Tes
Tabel Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

mengenai prosedur pembayaran simpanan pihak ketiga pada Bank Perkreditan Rakyat yang tidak mampu memenuhi kewajibannya, akibat hukum dari perjanjian pembayaran antara

Dengan melakukan peninjuan beberapa aspek diatas, dapat disimpulkan perlunya suatu rencana tindak ( action plan ) yang meliputi, (1) melakukan pengenalan karekteristik sampah

Any Arisanti1 dan IBK Bayangkara, 2016, Analisis Perbandingan Antara Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added Sebagai Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi

Strategi Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Krembung Sidoarjo. Malang: Universitas

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.. Universitas

Wawancara Dengan Narasumber Di Rumah Kepala Desa Pansur Natolu.. Dokumentasi Kegiatan Penelitian Di Hutan Cagar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. © Raniutami Widiyanti 2014

b) Rumus nilai jumlah. Untuk menulis rumus selalu diawali dengan tanda = , tulis = kemudian pilih cells yang akan dijumlah dengan menkliknya lalu beri tanda +, lanjutkan hingga