(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Anggi Setia Wiguna 0806237
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA
PEMBELAJARAN BERBICARA MENYAMPAIKAN
LAPORAN SECARA NARATIF
(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013)
Oleh
Anggi Setia Wiguna
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Anggi Setia Wiguna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Judul penelitian ini adalah “Pemanfaatan Media Audio Visual pada Pembelajaran Berbicara Menyampaikan Laporan Secara Naratif (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater tahun ajaran 2012/2013). Penelitian ini beranjak dari pokok permasalahan: (a)
bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?; (b) bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual?; (c) apakah media audio visual efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif?
Tujuan dilaksanakannya penelitian ini, 1) mendeskripsikan kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual; 2) mendeskripsikan kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio visual; dan 3)
mendeskripsikan perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif sebelum dan setelah menggunakan media audio visual.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi, dengan desain the one group pre-test-post-test design, yaitu satu kelompok mendapat perlakuan, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal dan akhir pengukuran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater. Sampel dalam penelitian ini adalah XI Tata boga 1 SMK Tunas Bangsa Ciater yang berjumlah 20 orang. Instrumen yang penulis gunakan dalam mengumpulkan data adalah instrumen tes dan instrumen perlakuan dengan menganalisis data menggunakan uji statistika yang diperoleh dari data prates dan pascates. Dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh thitung (10,76) > ttabel (2,093), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak (H1 diterima). Artinya, media pembelajaran terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif. Dibuktikan oleh perbedaan hasil rata-rata prates dan pascates yaitu dengan perolehan nilai rata-rata prates sebesar 52,9 dan perolehan pascates sebesar 69,15.
ABSTRAK
The title of this research is "Exploiting Audio Visual Media in Learning Speaking a Report On Narrative ( Quasi Experimental Research on Class XI students of SMK Tunas Bangsa Ciater academic year 2012/2013 ) . Research was moved from the main issues : ( a) how the ability to speak in delivering narrative reports of students before following study using audio-visual media ? , (b ) how the ability to speak in conveying narrative report after participating student learning by using audio- visual media ? ; ( c ) whether the audio- visual media are used in learning to speak effectively deliver a report in the narrative ? Purpose of the implementation of this study , 1 ) describes the ability of speaking convey narrative reports of students before following study using audio- visual media ; 2 ) submit a report describing the ability to speak after following narrative student learning by using audio- visual media , and 3 ) describe the significant differences between learning outcomes narrative speaks submit reports before and after the use of audio- visual media .
DAFTAR ISI
1.3Pembatasan Masalah Penelitian ... 6
1.4Perumusan Masalah Penelitian ... 6
1.5Tujuan Penelitian ... 7
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
1.7 Definisi Oprasional ... 8
1.8 Anggapan Dasar ... 9
1.9 Hipotesis ... 9
BAB 2 IHWAL BERBICARA DAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA
2.1.5. Hubungan antara Berbicara dan Menyimak ... 16
2.1.6. Hubungan antara Berbicara dan Membaca ... 17
2.1.7. Hubungan antara Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis ... 18
2.2Media Pembelajaran ... 21
2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 21
2.2.2 Kegunaan Media pada Pembelajaran ... 22
2.2.3 Ciri-ciri Media Pendidikan ... 23
2.2.4 Macam-macam Media Pembelajaran ... 25
2.2.5 Pengertian Media Audio Visual ... 26
2.2.5.2 Media Video ... 27
2.2.5.3 Keuntungan dan Kelemahan Media Video ... 28
2.3 Laporan ... 29
2.3.1 Definisi Laporan ... 29
2.3.2 Fungsi Laporan ... 29
2.3.3 Pola Penyampaian Laporan Secara Naratif ... 30
2.4 Langkah-langkah Pembelajaran Menyampaikan Laporan dengan Menggunakan Media Audio Visual ... 31
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Proses Penelitian ... 55
4.2 Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian ... 57
4.2.1 Deskripsi Hasil Penelitian ... 58
4.2.1.1 Deskripsi Hasil Prates ... 58
4.2.1.2 Deskripsi Hasil Pascates ... 64
4.2.2 Analisis Hasil Penelitian ... 69
4.2.2.1 Data dan Penskoran ... 69
4.2.2.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 71
4.2.2.3 Uji Normalitas Data ... 80
4.2.2.4 Uji Hipotesis ... 88
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 91
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 93
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Format ANAVA ... 39
Tabel 3.2 Tabel Guilford ... 39
Tabel 3.3 Tabel Format Tes ... 41
Tabel 3.4 Tabel Penilaian ... 51
Tabel 4.1 Tabel Data Penskoran Prates ... 58
Tabel 4.2 Tabel Data Penskoran Pascates ... 64
Tabel 4.3 Hasil Nilai Data Prates dan Pascates ... 69
Tabel 4.4 Data Nilai Uji Antarpenimbang Data Prates ... 71
Tabel 4.5 Format ANAVA Prates ... 75
Tabel 4.6 Data Nilai Uji Antarpenimbang Data Pascates ... 76
Tabel 4.7 Format ANAVA Pascates ... 79
Tabel 4.8 Daftar Distrubusi Mean Prates ... 81
Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Prates ... 82
Tabel 4.10 Daftar Distribusi Mean Pascates ... 84
Tabel 4.11 Daftar Frekuensi Observasi dan Frekuensi Ekspektasi Pascates .. 86
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Menyusun laporan, baik formal maupun informal disusun dengan
menggunakan bahasa yang baku. Laporan yang telah disusun bisa juga
disampaikan secara lisan. Oleh sebab itu, bentuk uraian laporan dapat disajikan
dengan pola penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan
bersifat narasi lebih menekankan uraian secara kronologis, yaitu berdasarkan
rangkaian waktu. Isi laporan bersifat penceritaan atau pemaparan peristiwa
tentang objek yang dilaporkan. Yang termasuk laporan ini misalnya, laporan
perjalanan, laporan peliputan peristiwa, dan laporan berita (reportase). Laporan ini
bersifat pengungkapan fakta pada sebuah peristiwa atau keadaan. Oleh sebab itu,
laporan ini dituntut harus faktual (berdasarkan yang ada), aktual berkaitan realita
dengan kejadian yang baru terjadi, akurat berdasarkan bukti-bukti yang dapat
dipertanggung jawabkan dan objektif (apa adanya).
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya
dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif dan
berbudaya adalah keterampilan berbicara (Tarigan, 1994: 19). Berbicara dan
aspek kebahasaan memiliki hubungan yang erat karena keduanya mempengaruhi
perkembangan kosa kata yang akan diperoleh anak, baik melalui kegiatan
maksudnya berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada
kehidupan manusia setelah mereka mempelajari keterampilan menyimak
(Tarigan, 2008: 3).
Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama Program Latihan Profesi
(PLP), kemampuan berbicara siswa khususnya dalam tataran formal dapat
dikatakan tergolong lemah. Rendahnya kemampuan berbicara ini dipicu oleh
beberapa alasan, salah satunya adalah rasa takut salah ketika mengungkapkan
sesuatu yang bersifat formal secara lisan. Selain itu ada beberapa faktor yang
menghambat siswa berkomunikasi yang di antaranya (1) kecakapan yang kurang
dalam berkomunikasi (2) sikap siswa yang kurang tepat pada saat menyampaikan
laporan (3) kurangnya pengetahuan siswa (4) kurang memahami apa yang mesti
dilaporkan (5) berbicara yang berlebihan. Dengan kenyataan tersebut maka guru
juga memiliki andil besar dalam upaya meningkatkan keterampilan berbicara
siswa, salah satu caranya yaitu dengan lebih kreatif memilih media pembelajaran.
Menurut Solihin (Guru Pendidikan Bahasa Indonesia di SMK Tunas
Bangsa Ciater) mengatakan bahwa ada beberapa penyebab ketidakberanian siswa
ketika berbicara di depan kelas, yaitu 1) takut salah, prasaan ini kadang kala
membuat ketakutan itu semakin besar, 2) tidak ada rasa percaya diri, merasa diri
tidak mampu untuk melakukan hal tersebut, 3) traumatis, memiliki rasa takut dan
merasa sendirian ketika berdiri di depan kelas dan semua mata melihat padanya,
4) takut dinilai/dihakimi. Hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika
banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri ketika berbicara di depan
puluhan orang.
Hal tersebut tidak jauh berbeda dengan apa yang pernah diteliti oleh
Prawitasari, mahasiswa UPI Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
tahun 2006 yang skripsinya berjudul Keefektifan Media Audio Visual dalam
Pembelajaran Debat Kompetitif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara.
Ketika Prawitasari melaksanakan Program Latihan Profesi (PLP) di SMP Negeri 1
Lembang terhadap siswa kelas VIII menemukan berbagai permasalahan yang
perlu dikaji dan dicari solusinya. Berdasarkan informasi dari siswa, pembelajaran
bahasa Indonesia kurang diminati karena menjenuhkan. Siswa juga berpendapat
bahwa merasa sangat senang jika ada tes lisan materi yang telah diajarkan.
Namun, tes lisan ini ternyata hanya untuk membuat siswa menghafal materi yang
telah diberikan dan bukan bertujuan untuk mengembangkan aspek kognitif siswa
sehingga mereka terampil berbahasa dan memahami materi tersebut. Namun
setelah siswa melaksanakan pembelajaran debat kompetitif dengan menggunakan
media audio visual, sebagian besar siswa terlihat senang dan lebih aktif
dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan hasil angket siswa yang merespon positif
terhadap media audio visual tersebut sebanyak 22 orang (91%) dan siswa yang
merespon biasa saja ada 2 orang (8,3%).
Salah satu pengajar juga mengeluhkan tidak efektifnya pembelajaran
diskusi di kelas karena siswa sering kali ribut dan mengobrolkan hal lain selain
tugas diskusi yang telah diberikan guru. Walaupun sudah diberi teguran oleh guru,
mengerjakan tugas diskusi, sedangkan yang lain tidak membantu pekerjaan atau
tugas kelompok tersebut. Hal ini dapat disimpulkan bahwa aspek kerja sama antar
siswa di kelas kurang.
Selain itu, duduk tenang dan mendengarkan ceramah merupakan strategi
pembelajaran andalan bagi pengajar. Hal inilah yang membuat pembelajaran di
sekolah menjadi monoton dan membosankan. Permasalahan lainnya yaitu guru
jarang menghadirkan atau tidak pernah menghadirkan media pembelajaran.
Criticos dalam Daryanto (2010:4) mengungkapkan bahwa media
merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari
komunikator menuju komunikan. Media yang digunakan harus benar-benar
menarik, karena peran media sangat penting untuk menentukan efektif tidaknya
suatu pembelajaran, salah satu media yang menarik untuk pembelajaran berbicara
menyampaikan laporan secara narasi adalah media audio visual. Audio visual juga
dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio visual sebenarnya mengacu
pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audio-visual
mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton).
Produk audio visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi
media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah
mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Dengan demikian penulis memilih media
audio visual video dalam penelitian ini.
Media video adalah segala sesuatu yang memungkinkan sinyal audio dapat
dimanfaatkan dalam program pembelajaran, karena dapat memberikan
pengalaman yang tidak terduga kepada siswa, selain itu juga program video dapat
dikombinasikan dengan animasi dan pengaturan kecepatan untuk
mendemonstrasikan perubahan dari waktu ke waktu. (Daryanto,2010 88).
Penggunaan media audio visual video akan cocok digunakan dengan
pembelajaran menyampaikan laporan secara narasi. Keuntungan media audio
visual video antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya
informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, video
menanmbah suatu dimensi baru tehadap pembelajaran. (Daryanto, 2010:90).
Atas dasar pemikiran tersebut, akhirnya penulis memilih judul
Pemanfaatan Media Audio Visual pada Pembelajaran Berbicara Menyampaikan Laporan Secara Naratif (Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater Tahun Ajaran 2012/2013). Penulis sangat berharap penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi
salah satu alternative pembelajaran yang akan diminati siswa dan guru.
1.2Identifikasi Masalah
Identifikasi permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1) Keterampilan berbicara perlu mendapatkan perhatian karena keterampilan
berbicara tidak bisa diperoleh secara otomatis melainkan harus belajar dan
2) Pemanfaatan media yang tepat dapat meningkatkan kualitas hasil belajar
khususnya dalam pembelajaran berbicara.
3) Kurang variatif media pembelajaran menyebabkan berkurangnya antusias
dan motivasi siswa dalam menyampaikan laporan secara naratif.
1.3Pembatasan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi di atas penulis dalam penelitian ini membatasi
masalah, yaitu sebagai berikut.
1) Keefektifan media audio visual dalam pembelajaran berbicara
menyampaikan laporan secara naratif.
2) Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
video.
3) Laporan yang diteliti dalam penelitian ini adalah laporan yang berupa
faktual.
1.4 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian, yaitu sebagai berikut.
1) Bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara
naratif siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
2) Bagaimana kemampuan berbicara dalam menyampaikan laporan secara
naratif siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual?
3) Apakah media audio visual efektif digunakan dalam pembelajaran
berbicara menyampaikan laporan secara naratif?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut.
1) Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa
sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual.
2) Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa
sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual.
3) Keefektifan audio visual dalam pembelajaran berbicara menyampaikan
laporan secara naratif.
1.6 Manfaat Penelitian
1) Bagi siswa
Hasil penelitian ini dapat mengembangkan keterampilan berbicara siswa
dalam menyampaikan laporan lisan, sehingga siswa mampu menuangkan ide
dan menyampaikan laporan lisan dengan mudah dan bervariatif.
2) Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam memilih media
pembelajaran menyampaikan laporan lisan dalam pelajaran, sehingga siswa
merasa nyaman untuk berbicara dan profesionalisme guru semakin meningkat
3) Peneliti
Sebagai calon guru bahasa Indonesia, peneliti dapat lebih kreatif lagi dalam
memilih media pembelajaran khususnya dalam keterampilan berbicara yang
biasanya hanya terpaut pada buku teks. Penelitian ini juga dapat menjadi
pemicu peneliti untuk berani menggunakan media-media lainnya, kelak
ketika mengajar.
1.7 Definisi Oprasional
1. Keterampilan berbicara adalah suatu kegiatan aktif yang sering dilakukan
oleh manusia sebagai alat komunikasi.
2. Menyampaikan laporan secara naratif merupakan cara menyampaikan
laporan bersifat penceritaan atau pemaparan peristiwa tentang objek yang
3. Audio visual merupakan media ajar yang dapat dilihat maupun didengar
oleh siswa.
1.8 Anggapan Dasar
Peneliti menggunakan anggapan dasar sebagai berikut.
1. Pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif tercantum
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006 Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia SMK kelas XI.
2. Penggunaan media yang tepat akan mendukung keberhasilan pembelajaran
berbicara bagi siswa.
3. Keterampilan berbicara mempunyai peranan sangat penting dalam
pembelajaran berbahasa, terutama untuk menambah pengetahuan siswa.
1.9 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam
menyampaikan laporan secara narasi sebelum dan sesudah diberi
BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Menurut Syamsuddin dan Damayanti dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (2009:155), menjelaskan
bahwa “tujuan masing-masing penelitian adalah untuk menghindari
kesalahan yang banyak pada penelitian, sehingga Anda dapat
menyampaikan penemuan penelitian tersebut kepada orang lain”.
Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan
dalam mengumpulkan data penelitian yang diperlukan untuk mencapai
tujuan penelitian dan menjawab masalah yang diteliti. Metode penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode eksperimen adalah penelitian yang sengaja merangsang
timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana
akibatnya. Dengan kata lain, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari
hubungan sebab-akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja
ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi, mengurangi atau
menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Eksperimen selalu
dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat suatu perlakuan (Arikunto,
Menurut Syamsuddin dan Damayanti dalam bukunya yang
berjudul Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (2009:169), menjelaskan
bahwa penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis
dan logis untuk melihat kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti,
dengan memanipulasi suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi
tertentu, kemudian mengamati pengaruh atau perubahan yang diakibatkan
oleh manipulasi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen semu (eksperimen kuasi). Penelitian dilaksanakan dengan
menggunakan the one group pretest-posttest design, yaitu satu kelompok
mendapat perlakuan, pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah
perlakuan diberikan, dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara
pengukuran awal dan akhir pengukuran. Menurut Arikunto (2010:124),
menjelaskan bahwa “di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua
kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen”.
Rancangan penelitian eksperimen kuasi bentuk one-group
pretes-posttest design ini hanya menggunakan satu kelas eksperimen dengan
adanya tes awal/prates sebelum memberikan perlakuan pada kelompok
eksperimen dan tes akhir/pascates setelah memberikan perlakuan pada
kelompok eksperimen. Sifat penelitian ini adalah kuantitatif karena jenis
penelitian ini digunakan untuk meneliti populasi dan sampel dengan cara
penghitungan melalui pengumpulan data yang dilakukan. Pengumpulan
yang dirancang penulis, kemudian mengolah datanya tersebut dengan
menggunakan rumus statistik (karena penelitian ini bersifat kuantitatif)
sehingga hipotesis yang sudah teruji dapat diterima atau tidak.
Bentuk rancangan penelitian eksperimen kuasi ini adalah bentuk
one-group pretes-posttest design yang diterapkan dalam kelompok/kelas
eksperimen. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelas sebagai
kelompok/kelas eksperimen tunggal. Desain pola pemberian perlakuannya
sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (2010:124) adalah berikut ini.
Bagan 3.1
Desain Penelitian One-Group Pretes-Posttest Design
Keterangan:
O1 = tes awal kelompok eksperimen
O2 = tes akhir kelompok eksperimen
X = perlakuan terhadap kelompok eksperimen
Desain penelitian ini terdapat dua macam tes, yaitu tes awal/prates
dan tes akhir/pascates yang kedua tes tersebut diujicobakan kepada
kelompok/kelas eksperimen. Tes awal/prates dilakukan kepada
kelompok/kelas eksperimen sebelum diberi perlakuan, sedangkan tes
akhir/pascates dilakukan kepada kelompok/kelas ekpserimen sesudah
diberi perlakuan. Perlakuan yang diberikan adalah berupa audio visual.
3.2 Sumber Data
Menurut Arikunto (2010:129) yang dimaksud dengan sumber data
dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber
data penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater.
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari
elemen-elemen atau unsur-unsur tertentu yang memiliki satu atau lebih
karakteristik yang dikehendaki (Arikunto, 2010: 130).
Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian
ini adalah kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Arikunto, 2010: 118). Dengan kata lain, sampel
dianggap mewakili terhadap seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas XI Tata boga I.
3.3 Teknik Penelitian
3.3.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan, penulis menggunakan
teknik-teknik sebagai berikut.
1) Tes
Tes yang dilakukan adalah tes keterampilan berbicara siswa kelas
XI di SMK Tunas Bangsa Ciater, digunakan untuk mengukur kemampuan
berbicara siswa dalam melaporkan peristiwa yang ada di dalam media
audio visual (video). Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum
mendapatkan perlakuan dan sesudah mendapatkan perlakuan. Tes pertama
dilakukan agar peneliti mengetahui kemampuan berbicara menyampaikan
laporan secara naratif siswa dalam menyampaikan laporan dengan tidak
mendapatkan perlakuan, sedangkan tes kedua dilakukan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif
3.3.2 Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai
berikut.
Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengolahan data dengan
menggunakan beberapa teknik:
1) mentranskripsikan data dari lisan ke bentuk tulisan;
2) membaca hasil tes awal dan akhir yang telah dikerjakan oleh siswa;
3) memeriksa dan menganalisis hasil tes awal dan tes akhir, selanjutnya
memberi penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan
sebelumnya;
4) mengubah skor mentah menjadi nilai dengan standar 100;
rumus : Nilai =
x 100
5) merekapitulasi hasil tes awal dan tes akhir; dan
6) melakukan uji reliabilitas nilai antarpenimbang. Uji reabilitas
antarpenimbang ini digunakan untuk mengetahui tingkat reliabilitas
penilaian antar penguji yang satu dengan yang lainnya. Uji reliabilitas ini
didasarkan pada skor yang telah diolah menjadi nilai dengan menggunakan
Tabel 3.1 Format ANAVA
Sumber Variansi SS Db Variansi
Dari testi SStΣdt² N-1 SStΣdt²
N-1
Dari penguji SSpΣXd²p K-1 -
Dari kekeliruan SSkkΣd²kk (N-1)(K-1) SSkkΣd²kk (N-1)(K-1)
rumus : r11 = Vt – Vkk
Vt
( Arikunto, 2010 : 191)
r1 = reabilitas yang dicari
vt = variansi dari testi
vkk= varians dari kekeliruan
Selanjutnya, nilai tersebut dilihat dari dalam tabel Guilford sebagai
berikut.
Tabel 3.2
Tabel Guilford
Nilai Tingkat Korelasi
< dari 0,20 Tidak ada korelasi
0,20 – 0,40 Korelasi rendah
0,40 – 0,60 Korelasi sedang
0,80 – 0,99 Korelasi tinggi sekali
1,00 Korelasi sempurna
7) Menghitung standar deviasi
(Σƒx)² Sd = Σƒx² ¯ N
N – 1
8) Melakukan uji normalitas dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat (χ²)
untuk menguji normalitas sampel.
χ² hitung =
Σ
(Oi – Ei)²Ei
Keterangan:
χ² = Chi Kuadrat
Oi = Observasi skor Ei = Ekspektasi skor
Kriteria penilaian yaitu χ² hitung < χ² tabel, maka berdistribusi normal. Pada
keadaan lain, data tersebut tidak berdistribusi normal.
9) Mencari Mean Deviasi dengan menggunakan rumus:
Σd
Md = N
10) Menentukan derajat kebebasan (db)
db = N – 1
11) Menguji hipotesis, yaitu menghitung thitung dan menentukan ttabel dengan
taraf signifikan 0,05 atau taraf kepercayaan 95%. Besarnya thitung dapat
t = Md
Σx²d
N(N – 1)
3. 4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
tes langsung yang digunakan untuk mengetahui kemampuan berbicara
siswa dengan format penelitian (sesuai aspek yang dinilai).
Tes dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes
awal/prates dan juga tes akhir/pascates. Tes awal/prates dilakukan untuk
mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam menyampaikan laporan
secara naratif sebelum mendapat perlakuan, sedangkan tes akhir/pascates
dilakukan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa dalam
menyampaikan laporan secara naratif sesudah mendapat perlakuan.
Tabel 3.3
Format Lembar Tes
No. PERTANYAAN
1
Isi Laporan
Apakah isi laporan sudah mencakup kelengkapan fakta, data yang akurat,
2
Pengunaan Bahasa
Apakah penggunaan bahasa sudah baik, jelas dan tepat, sistematik serta
menarik?
3
Penyajian Lisan
Apakah penggunaan lisan yang disampaikan dengan vokal yang jelas,
pengucapan, lafal, intonasi yang tepat dan gaya ekspresif?
3.4.1 Instrumen Pembelajaran
Peneliti membuat perencanaan pembelajaran untuk kelas
eksperimen sehingga pembelajaran akan lebih terkonsep. Langkah pertama
adalah dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan alat atau
instrumen pengajaran yang dapat membantu kelancaran proses belajar
mengajar. Dalam sebuah proses pembelajaran, satuan pelajaran dan
rencana pembelajaran merupakan hal yang penting.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini merupakan
instrumen perlakuan yang dilakukan penulis. Dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), materi yang menjadi bahan instrumen ini adalah
materi pokok mengenai mengenai berbicara menyampaikan laporan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMK
Mata Pelajaran : Pendidikan Bahasa Indonesia
Kelas/Program : XI/ Umum
Semester : 2
Waktu : 6 x 45’ (3 kali pertemuan)
A. STANDAR KOMPETENSI
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Madya.
B. KOMPETENSI DASAR
Menyampaikan laporan atau persentasi lisan dalam konteks bekerja.
C. INDIKATOR : 1. Kognitif
Mampu menyampaikan keadaan atau peristiwa secara kronologis
sesuai dengan tuturan dan keadaan atau persitiwa yang dilaporkan.
2. Psikomotor
Mampu menyampaikan laporan secara naratif dengan baik dan benar,
serta santun.
3. Afektif
Memiliki karakter percaya diri, ekspresif, apresiatif, dan kerja sama,
dengan berperilaku menjadi pendengar yang baik, memberikan
tanggapan dan penilaian terhadap cara menyampaikan laporan teman
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyampaikan laporan secara naratif dengan bahasa yang
baik dan benar.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian laporan
Laporan adalah suatu cara komunikasi yang berisi informasi
sebagai hasil dari sebuah tanggung jawab yang dibebankan kepada
pembuatnya. Dengan kata lain, sebuah dokumentasi yang berisi
fakta-fakta dari hasil penyelidikan suatu masalah sebagai bahan acuan
pemikiran, penilaian serta tindakan.
2. Fungsi laporan
Ada beberapa fungsi laporan, diantaranya:
1) alat pertanggung jawaban secara tertulis
2) pendokumentasian data
3) bahan pertimbangan
4) acuan pengambilan keputusan
5) alat merumuskan suatu penilaian
6) bahan evaluasi
3. Laporan secara naratif
Laporan yang telah disusun bisa juga disampaikan secara lisan.
penyajian narasi, deskripsi, dan ekspositoris. Pola penyajian laporan
bersifat narasi lebih menekankan uraian secara kronologis, yaitu
berdasarkan rangkaian waktu. Isi laporan bersifat penceritaan atau
pemaparan peristiwa tentang objek yang dilaporkan. Yang termasuk
laporan ini misalnya, laporan perjalanan, laporan peliputan peristiwa,
dan laporan berita (reportase). Laporan ini bersifat pengungkapan fakta
pada sebuah peristiwa atau keadaan. Oleh sebab itu, laporan ini
dituntut harus faktual (berdasarkan yang ada), aktual berkaitan realita
dengan kejadian yang baru terjadi.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan laporan secara
lisan.
1) Memberi tahu jenis laporan yang akan disampaikan.
2) Menyampaikan pengantar sekilas tentang latar belakang pembuatan
Laporan.
3) Menyampaikan proses memperoleh bahan laporan.
4) Memberikan gambaran secara umum tentang sistematika laporan.
5) Menyampaikan isi laporan dengan bahasa yang baik, formal, dan
efektif.
6) Memberikan penekanan pada uraian mengenai fakta jika berbentuk
laporan naratif dan deskriptif.
7) Memberikan penekanan pada alur proses atau tahapan jika laporan
Contoh laporan naratif:
Sibetan, Kabupaten Karang Asem, 78 kilometer sebelah timur
Denpasar adalah desa tempat asal salak bali. Terletak di ketinggian 350-550 m dari permukaan laut. Desa ini dapat dicapai dari Denpasar dalam waktu 2,5 jam melalui Padang Bai-Amlapura dengan ongkos Rp 2.000. Kendaraan umum dari Denpasar memang hanya sampai Amlapura. Sisa perjalanan sejauh 14 kilometer ke Sibetan diteruskan dengan angkutan umum Isuzu hijau dengan ongkos Rp 5.000.
Sebenarnya, Sibetan bisa dicapai dalam waktu lebih singkat kalau kita mengambil jalur Denpasar-Klungkung-Besakih. Di Kota Rendang, kita turun dan menyambung perjalanan ke selat. Sayang kan, kendaraan umum Rendang-Selat hampir tidak ada sehingga memang lebih mudah datang ke Sibetan melalui Padang Bai-Amlapura.
Hari Senin, setelah menempuh perjalanan selama tiga jam melalui Padang Bai-Amlapura, Trubus tiba di Sibetan pukul 14.00 WITA. Udara terasa sejuk meskipun siang itu matahari bersinar terik. Di kiri kanan jalan yang menanjak dan berkelok-kelok terlihat hamparan kebun salak dan di tengah-tengah kebun, terlihat rumah para petani.
Kondisi lingkungan Sibetan memang cocok untuk salak. Iklimnya
F. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi, tanya jawab, inkuiri,
dan penugasan.
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO. KEGIATAN METODE
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Mengecek kesiapan siswa
2. Melakukan apersepsi dengan bertanya
jawab memotivasi siswa untuk mampu
mengungkapkan pikiran, pendapat,
gagasan dan perasaan secara lisan.
3. Menyampaikan materi yang akan dibahas
mengenai menyampaikan laporan secara
nartif.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Mengarahkan pemahaman siswa tentang
kegiatan menyampaikan laporan narasi.
B. Kegiatan Inti (210 menit) Pertemuan pertama
1. Siswa disajikan contoh teks laporan
untuk dibaca dan dipahami dari isi
laporan tersebut.
2. Siswa satu per satu menyampaikan
laporan secara naratif didepan kelas
untuk mengukur sejauh mana
keterampilan berbicara siswa.
Pertemuan kedua
1. Siswa dibimbing oleh guru untuk
melakukan diskusi terbuka mengenai
laporan.
2. Siswa membedakan laporan dilihat dari
sifat laporan tersebut.
3. Siswa diperlihatkan video yang kaitannya
dengan laporan.
4. Siswa mendengarkan dan menyaksikan
video dengan tertib.
5. Salah satu siswa maju untuk
menyampaikan laporan dari video
tersebut secara lisan, yang pada dasarnya
untuk mengukur sejauh mana siswa
dapat menyampaikan laporan secara
7. Siswa berdiskusi dengan guru mengenai
kekurangan dan kelebihan siswa yang
sudah menyampaikan laporan secara
lisan.
8. Siswa dibimbing guru bagaimana cara
menyampaikan laporan dengan baik.
Pertemuan Ketiga
1. Siswa disajikan video berupa peristiwa
yang faktual.
2. Siswa mendengarkan dan menyaksikan
video tersebut dengan tertib.
3. Siswa satu per satu menyampaikan
laporan secara naratif dari video tersebut
untuk mengukur sejauh mana
keterampilan berbicara siswa.
Diskusi
Tes lisan
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa menyampaikan kesan dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar
terhadap pembelajaran yang baru
berlangsung (refleksi).
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
yang baru saja disampaikan.
4. Guru memberikan penguatan terhadap
kesan yang disampaikan oleh siswa.
H. SUMBER DAN MEDIA BELAJAR 1. Sumber dan Bahan
a. Irman, Mukhamad, dkk. 2008. Bahasa Indonesia, SMK, kelas XI,
Jakarta : Pusat Perbukuan Depdiknas.
2. Media Belajar
a. Spidol
b. Papan tulis
c. Laptop
d. Infocus
e. Video
f. Sound
I. PENILAIAN
LEMBAR KETERAMPILAN BERBICARA SISWA
Nama : ……….
Kelas : ……….
Tabel 3.4
3 Kelancaran berbicara 5
81-100 baik sekali
Petunjuk penilaian
1) Pengukuran secara umum
1 = sangat kurang;
2 = cukup;
3 = baik; dan
4 = sangat baik.
2) Pengukuran tiap aspek
a) Ketepatan isi laporan
1 = isi laporan tidak mencakup kelengkapan fakta dan data yang akurat;
2 = isi laporan cukup baik namun masih kurang akurat dengan fakta dan
data;
3 = isi laporan sudah bagus namun masih kurang akurat dengan fakta
dan data;
4 = isi laporan sangat baik sesuai dengan fakta dan data.
b) Penggunaan lafal intonasi dan gaya yang ekspresif
1 = pengucapan lafal intonasi tidak jelas dan cara menyampaikan tidak
ekspresif;
2 = pengucapan lafal intonasi cukup jelas dan cara penyampaianpun
3 = pengucapan lafal intonasi jelas dan cara menyampaikan cukup
ekspresif;
4 = pengucapan lafal intonasi sangat baik dan jelas serta cara
penyampaian sangat ekspresif.
c) Kelancaran berbicara
1 = pembicaraan sering terhenti, terlalu singkat dan sering
terputus-putus walaupun sudah mengandalkan teks;
2 = pembicaraan nampak ragu, singkat dan terkadang melihat teks;
3 = pembicaraan sudah lancar tetapi terkadang melihat teks;
4 = pembicaraan lancar, tidak mengandalkan teks, walaupun masih
sekali-kali ada bunyi-bunyi yang menyertai seperti aaa, eee,
eemm.
d) Penggunaan bahasa yang baik dan menarik
1 = penggunan bahasa tidak baik, masih sering mengucapkan bahasa
daerah, disertai dengan rasa panik dan cara menyampaikannya
terlihat bosan;
2 = penggunaan bahasa cukup baik;
3 = penggunaan bahasa baik walaupun masih sedikit terdengar bahasa
daerah dan cara menyampaikannya cukup menarik;
4 = penggunaan bahasa sangat baik dan menarik yang menjadikan
e) Volume suara dan kejelasan ucapan
1 = suara tidak terdengar dan ucapan pun sering tidak jelas;
2 = suara dan pengucapan cukup terdengar walaupun masih perlu
penyesuaian;
3 = suara terdengar jelas namun ucapan terkadang masih samar;
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian pemanfaatan media audio visual dalam pembelajaran
berbicara menyampaikan laporan secara naratif yang telah dilakukan terhadap
siswa kelas XI SMK Tunas Bangsa Ciater, penulis memperoleh simpulan sebagai
berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menyampaikan laporan sebelum mengikuti
pembelajaran menggunakan media audio visual diperoleh rata-rata sebesar
52,9 termasuk ke dalam kategori kurang. Hal ini dapat dilihat dari cara
menyampaikan laporan siswa yang belum banyak menggunakan intonasi
dengan tepat dan kosa kata yang benar serta isi laporan yang kurang tepat.
2. Kemampuan siswa sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
media audio visual lebih baik dibandingkan sebelum mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan media audio visual. Kemampuan siswa dalam berbicara
menyampaikan laporan secara naratif mengalami peningkatan. Hal ini terbukti
dari rata-rata yang diperoleh, yaitu sebesar 69,15 termasuk ke dalam kategori
cukup, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata yang diperoleh saat sebelum
menggunakan media audio visual, yaitu sebesar 52,9.
3. Ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa dalam berbicara
pembelajaran dengan menggunakan media audio visual. Hal ini terbukti dari
hasil uji hipotesis didapatkan thitung = 10,76 dan ttabel = 2,093, maka thitung > ttabel.
Hal ini menunjukkan bahwa H1 penelitian diterima. Perbedaan terlihat dari isi
laporan, penggunaan intonasi dan kosa kata serta kelancaran berbicara yang
lebih baik dibandingkan ketika pembelajaran sebelum menggunakan media
pembelajaran. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan
berbicara menyampaikan laporan secara naratif siswa kelas eksperimen
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah dikemukakan di atas,
penulis menyarankan beberapa rekomendasi yang ingin penulis sampaikan,
diantaranya sebagai berikut.
1. Hasil penelitian membuktikan media audio visual efektif diterapkan dalam
pembelajaran berbicara menyampaikan laporan secara naratif, maka dapat
menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran berbicara menyampaikan
laporan secara naratif.
2. Guru hendaknya menerapkan media pembelajaran yang bervariasi agar
motivasi siswa untuk berbicara dapat meningkat. Dengan diterapkannya
media pembelajaran yang beragam, situasi pembelajaran akan lebih menarik
dan menstimulus siswa untuk belajar.
3. Kemampuan berbicara menyampaikan laporan secara naratif harus dilatih
terus-menerus agar siswa dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya,
serta menggunakan intonasi dengan tepat, kosa kata yang benar dalam
menyampaikan isi laporan tersebut.
4. Penulis mengharapkan pada penelitian berbicara menyampaikan laporan
secara naratif selanjutnya, dapat menggunakan media yang belum pernah
digunakan sebelumnya sehingga dapat menarik minat siswa untuk
DAFTAR PUTAKA
Abidin, Yunus. 2010. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Bandung: Maulana Media Grafika
Akdon. 2007. Modul Aplikasi Statistika Dalam Pendidikan. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Syamsudin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metode Penelitian Pendidikan
Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai pustaka.
.
Heinich, Molenda, Russell, Smaldino. 1996. Instructional Media and
Technologies for Learning. Prentice Hall, Engelwood, New Jersey.
Irman, dkk. 2008. Bahasa Indonesia 2 Untuk SMA/MAK Semua Program
Kejuruan Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Kementrian Pendidikan
Nasional..
Pengertian Berbicara. 2009. Tersedia di
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2009/03/pengertian-berbicara.html
Pengertian Media Pembelajaran. 2012. Tersedia di
http://www.medukasi.web.id/2012/04/pengertian-media-pembelajaran.html.
Prawitasari, Dita. 2006. “Keefektifan Media Audio Visual dalam Pembelajaran
Debat Kompetitif untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara”. Skripsi pada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tidak diterbitkan.
Tarigan, Hendry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Video Angin Puting Beliung Mengamuk di Klaten Jawa Tengah. Tersedia di http://video.liputan6.com/main/read/54/1067341/0/angin-puting-beliung-mengamuk-di-klaten