• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI BALI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI BALI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI

BALI

SKRIPSI

Oleh:

NI LUH PUTU DINA WIDIARTI 1215251037

PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

(2)

ii

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI

BALI

SKRIPSI

Oleh:

NI LUH PUTU DINA WIDIARTI 1215251037

Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

(3)

iii

Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh Pembimbing, serta diuji pada tanggal : 23 Juni 2016

Tim Penguji: Tanda tangan

1. Ketua : Dr. Ida Bagus Ketut Surya, SE, MM ...

2. Sekretaris : Dra. A.A. Sagung Kartika Dewi , MM ...

3. Anggota : I Gst. Ayu Dewi Adnyani, SE, M.Si ...

Mengetahui,

Ketua Jurusan Manajemen

(Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si) NIP. 19611002 198601 2 003

Pembimbing

(4)

iv

PENGARUH IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA DINAS PENDAPATAN PROVINSI

BALI

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di

dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang

lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat

karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang

secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur plagiat, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Denpasar, Juni 2016

Mahasiswa,

MATERAI 6000

Ni Luh Putu Dina Widiarti

(5)

v KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklim

Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali”. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan

terima kasih kepada:

1) Bapak Dr. I Nyoman Mahendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana yang memberikan fasilitas kepada

penulis selama mengikuti perkuliahan.

2) Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si., selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana yang memberikan arahan

terkait dengan kurikulum selama mengikuti perkuliahan.

3) Ibu Dr. I Gusti Ayu Ketut Giantari, SE., M.Si.,dan Bapak Agoes Ganesha

Rahyuda, SE., MT.,Ph.D selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana.

4) Bapak Drs. Ketut Suardika Natha, M.Si, dan Drs. I Made Jember, M.Si selaku

Ketua dan Sekretaris Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Udayana atas waktu dam ketersediaannya memberikan bimbingan

kepada penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

(6)

vi

5) Ibu Ni Made Rastini, SE., MM selaku Koordinator Jurusan Manajemen

Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas

arahan dan masukan selama mengikuti kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana.

6) Ibu Dra. Luh Komang Sudjarni, MM selaku Pembimbing Akademik atas

petunjuk dan nasihat yang diberikan selama mengikuti kuliah di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

7) Ibu Dra. A.A. Sagung Kartika Dewi, MM selaku dosen pembimbing yang

memberikan bimbingan, motivasi serta masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8) Ibu I Gst. Ayu Dewi Adnyani, SE., M.Si selaku pembahas atas waktu,

bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaikan skripsi ini.

9) Bapak Dr. Ida Bagus Ketut Surya, SE., MM selaku penguji atas waktu,

bimbingan, masukan serta motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

10) Segenap dosen pengajar di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas

Udayana atas segala bimbingan yang diberikan selama penulis menempuh

pendidikan.

11) Bapak I Made Santha, SE., M.Si selaku kepala dinas pada Dinas Pendapatan

Provinsi Bali serta semua pegawai yang telah membantu dalam menyusun

skripsi ini.

12) Keluarga tercinta: Orang Tua (I Ketut Widiartana dan Ni Made Siswati), Adik

(7)

vii

yang selama penulis menempuh kuliah serta dalam proses penyusunan skripsi

ini.

13) Putu Grawira orang spesial yang selalu tiada hentinya memberikan semangat,

saran dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

14) Teman-teman seperjuangan di Program Ekstensi, Desak Sari, Adi Pinanditha,

Junita Sari, Angel Christy, Gita Sasmita, Yuliana, Desy Aristantya, dan lain-lain

yang selalu memberikan semangat, saran dan motivasi dalam proses

penyusunan skripsi ini.

15) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

motivasi dan semangat selama penyusunan skipsi ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini perlu penyempurnaan lebih

lanjut. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaaan skripsi

ini, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Denpasar, Juni 2016

(8)

viii

Judul : Pengaruh Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali

Nama : Ni Luh Putu Dina Widiarti NIM : 1215251037

Abstrak

Komitmen organisasional merupakan dorongan dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi dapat terlibat dalam organisasi karena adanya kesamaan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen organisasional pegawai, untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional pegawai pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali.

Penelitian ini dilakukan pada pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Bali. Sampel yang digunakan sebanyak 123 orang pegawai yang terdiri dari 6 bidang pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penyebaran kuesioner serta observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional pegawai pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali dan kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional pegawai pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali.

Implikasi penelitian yang dapat dihasilkan adalah hendaknya pimpinan organisasi lebih memperhatikan iklim organisasi dengan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan meningkatkan rasa kerja sama dalam bekerja sehingga pegawai akan merasa lebih diperhatikan organisasi dan dapat lebih meningkatkan tanggung jawab pekerjaannya, pihak organisasi tetap mempertahankan dan meningkatkan kepuasan kerja pegawai agar lebih termotivasi dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan komitmen terhadap organisasi, dan pimpinan perlu meningkatkan kepedulian terhadap pegawai dengan terjun langsung untuk memantau aktivitas kerja yang ada dalam organisasi.

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

PERNYATAAN ORISINALITAS iii

KATA PENGANTAR iv

ABSTRAK vii

DAFTAR ISI viii

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian 8

1.3 Tujuan Penelitian 9

1.4 Kegunaan Penelitian 9

1.5 Sistematika Penulisan 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori 12

2.2 Komitmen Organisasional 12

2.2.1 Pengertian komitmen organisasional 12

2.2.2 Bentuk-bentuk komitmen organisasional 14

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen

organisasional 15

2.2.4 Indikator komitmen organisasional 16

2.3 Iklim Organisasi 17

2.3.1 Pengertian iklim organisasi 17

2.3.2 Dimensi iklim organisasi 18

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi 20

2.3.4 Indikator iklim organisasi 21

2.4 Kepuasan Kerja 23

2.4.1Pengertian kepuasan kerja 23

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja 24

2.4.3 Dimensi kepuasan kerja 26

2.4.4 Komponen-komponen kepuasan kerja 28

2.5 Rumusan Hipotesis 29

(10)

x

2.5.1 Pengaruh antara iklim organisasi dengan komitmen

organisasional 29

2.5.2 Pengaruh kepuasan kerja dengan komitmen

organisasional 30

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian 32

3.2 Lokasi Penelitian 32

3.3 Objek Penelitian 32

3.4 Identifikasi Variabel Penelitian 32

3.5 Definisi Operasional Variabel 33

3.6 Jenis dan Sumber Data 36

3.6.1 Jenis Data 36

3.6.2 Sumber Data 37

3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel 37

3.8 Metode Pengumpulan Data 39

3.9 Skala Pengukuran Data 39

3.10 Pengujian Instrumen Penelitian 40

3.10.1 Uji Validitas

3.10.2 Uji Reliabilitas 40

3.11 Teknik Analisis Data 41

3.11.1 Analisis Regresi Linear Berganda 41

3.11.2 Uji Asumsi Klasik 41

3.11.3 Pengujian Hipotesis 43

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Dinas Pendapatan Provinsi Bali 44

4.1.1 Sejarah Dinas Pendapatan Provinsi Bali 44

4.1.2 Struktur Organisasi 46

4.1.3 Uraian tugas 48

4.2 Karakteristik Responden 59

4.3 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian 61

4.3.1 Uji Validitas 61

4.3.2 Uji Reliabilitas 62

4.4 Deskripsi Variabel Penelitian 63

4.4.1 Komitmen Organisasional 63

4.4.2 Iklim Organisasi 65

4.4.3 Kepuasan Kerja 68

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda 70

(11)

xi

4.6.1 Hasil Uji Normalitas 72

4.6.2 Hasil Uji Multikolinearitas 73

4.6.3 Hasil Uji Heterokedastisitas 74

4.7 Hasil Pengujian Hipotesis 75

4.7.1 Hasil Uji F 75

4.7.2 Hasil Uji t 76

4.8 Pembahasan Pengaruh Masing-masing Variabel Bebas

Terhadap Variabel Terikat 79

4.8.1 Pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen

organisasional 79

4.8.2 Pengaruh kepuasan kerja terhadap komitmen

organisasional 79

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan 81

5.2 Saran 81

DAFTAR RUJUKAN 83

(12)

xii

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

4.1 Karakteristik Responden 59

4.2 Hasil Uji Validitas 61

4.3 Hasil Uji Reliabilitas 62

4.4 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Komitmen

Organisasional 64

4.5 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Iklim Organisasi 66

4.6 Deskripsi Jawaban Responden Terhadap Kepuasan Kerja 68

4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 71

4.8 Hasil Uji Normalitas 73

4.9 Hasil Uji Multikolinearitas 74

(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

3.1 Kerangka Penelitian 31

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Halaman

1 Kuesioner Penelitian 88

2 Tabulasi Hasil Jawaban Responden 91

3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian 96

4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitiaan 99

5 Deskripsi Penelitian 102

6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda 106

7 Hasil Uji Normalitas 108

8 Hasil Uji Multikolinearitas 109

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi Pemerintah Daerah merupakan lembaga yang menjalankan roda pemerintah yang

sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada

penyelenggara pemerintah dengan harus diimbangi kinerja yang baik sehingga pelayanan dapat

ditingkatkan secara efektif dan menyentuh pada masyarakat (Ramandei, 2009:1). Pemerintahan

yang baik harus mempunyai sumber daya manusia yang memiliki kemampuan yang cukup dalam

bekerja dan dapat menangani urusan pemerintahan. Sumber daya manusia pada suatu organisasi

memiliki peranan penting, karena tanpa adanya dukung sumber daya manusia yang baik suatu

organisasi dapat menghadapi masalah dalam pencapaian tujuan organisasi. Menciptakan tujuan

organisasi secara efektif dan efisien pada organisasi sangat dibutuhkan kerjasama antar anggota

organisasi yang baik. Hasil kinerja pegawai yang memuaskan dan stabil tentunya juga dipengaruhi

oleh komitmen organisasi yang baik dari setiap pegawainya.

Komitmen organisasional merupakan dorongan dalam diri individu untuk berbuat sesuatu

agar dapat menunjang keberhasilan organisasi dengan tujuan dan lebih mengutamakan

kepentingan organisasi. Seorang pegawai yang memiliki komitmen yang tinggi dapat terlibat

dalam organisasi karena adanya kesamaan nilai-nilai yang dianutnya dengan nilai-nilai

organisasinya. Komitmen organisasional menjadi titik berat dalam organisasi sebab komitmen

tersebut akan menentukan keterikatan pekerja pada organisasi yang pada akhirnya akan

menentukan pekerja untuk tetap bergabung dan memajukan organisasi atau justru mencari

pekerjaan lain yang lebih menjanjikan. Pegawai yang memiliki komitmen terhadap organisasi,

(16)

organisasi, sehingga menimbulkan suatu rasa ikut memiliki (sense or belonging) terhadap

organisasi tempat ia bekerja.

Crow et al., (2012) mengatakan bahwa komitmen organisasional merupakan keadaan

psikologis seorang pegawai yang dapat dilihat dari rasa loyalitas pegawai serta mampu fokus

terhadap tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Komitmen organisasional mempunyai

peranan penting bagi organisasi dalam proses operasional. Demikian juga komitmen

organisasional mempunyai peranan penting bagi individu anggota suatu organisasi untuk

membangun kerjasama, memupuk semangat kerja, dan menciptakan loyalitas pada organisasi.

Organisasi yang memiliki komitmen yang tinggi akan membuat organisasi lebih kompetitif karena

para pegawai yang berkomitmen tinggi biasanya kreatif dan inovatif (Miftahun & Sugiyanto,

2010). Porter et al., (Miftahun & Sugiyanto, 2010) menyatakan bahwa organisasi membutuhkan

pegawai-pegawai yang berkualitas dan memiliki tingkat komitmen tinggi untuk dapat bertahan

secara kompetitif. Mowday et al., (1982) mengatakan bahwa pegawai yang berkomitmen tinggi

kepada organisasi akan memiliki motivasi yang tinggi untuk hadir di dalam organisasi, serta

berupaya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Komitmen yang tinggi menunjukkan adanya

kesediaan pegawai untuk bekerja keras bagi organisasi, adanya keyakinan yang kuat dan

penerimaan tujuan serta nilai‐nilai organisasi dan dengan adanya keinginan pada diri pegawai

untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi.

Komitmen organisasional yang dimiliki oleh pegawai dapat meningkatkan kinerja pegawai

karena dengan adanya pegawai yang memiliki keterkaitan emosional, loyalitas, dan tanggung

(17)

organisasi (pegawai) dengan memberi kenyamanan dalam bekerja, bahkan kemungkinan mereka

bekerja akan bertahan dan loyal terhadap organisasi. Tingkat motivasi dan komitmen pegawai

terhadap organisasi akan tercermin dari kepuasan mereka terhadap pekerjaan. Memotivasi pegawai

dalam bekerja dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan/harapan mereka dalam berorganisasi,

apabila kebutuhan mereka terpenuhi, maka mereka akan berusaha untuk dapat bekerja dengan baik

pada organisasi tersebut. Hal inilah yang melahirkan komitmen pegawai pada organisasi sehingga

kemampuan bekerja mereka dengan baik digunakan untuk mengembangkan kemajuan

organisasinya dan pada akhirnya tujuan organisasi dapat terwujud. Menurut Brown dan Leigh

(1996) mengatakan bahwa iklim organisasi menjadi sangat penting karena organisasi yang dapat

menciptakan lingkungan dimana pegawainya merasa ramah dapat mencapai potensi yang penuh

dalam melihat kunci dari keunggulan bersaing. Iklim organisasi ini dapat dilihat sebagai variabel

kunci kesuksesan organisasi. Kurniasari dan Halim (2013) menyatakan bahwa iklim organisasi

yang baik dapat menimbulkan kepuasan kerja, pegawai yang berada dalam iklim organisasi yang

baik dan kondusif akan dapat menciptakan inisiatif pegawai untuk dapat melakukan suatu kegiatan

dan pekerjaaan yang menjadi kewajibannya dan juga tidak segan-segan untuk melaksanakan tugas

di luar pekerjannya. Susanty (2012) menyatakan iklim organisasi pada organisasi satu dengan

organisasi lain tertentu mengalami perbedaan, iklim organisasi yang berbeda-beda tersebut

mempengaruhi perilaku SDM yang berada di dalam organisasi tersebut. Pegawai akan merasakan

bahwa iklim yang ada didalam organisasinya baik dan menyenangkan apabila mereka dapat

melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi organisasi dan menimbulkan perasaan berharga. Iklim

organisasi yang baik sangat penting diciptakan karena merupakan persepsi seorang pegawai

tentang apa yang diberikan organisasi dan kemudian dijadikan dasar penentuan tingkah laku bagi

(18)

melakukan pekerjaannya tidak dapat diamati secara fisik, tidak dapat disentuh tetapi dapat

dirasakan keberadaannya.

Chia et al., (2013) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan komponen yang penting

di dalam penelitian mengenai sifat dari suatu organisasi. Chen et al., (2006) mengatakan bahwa

kepuasan kerja merupakan aspek pertama yang dicapai seorang pegawai sebelum memiliki

komitmen organisasi. Kepuasan kerja merupakan perpaduan antara faktor psikologis dan

lingkungan pekerjaan yang mengakibatkan seseorang berkata puas dengan pekerjaannya. Sikap

individu mengenai tingkat kepuasan kerja berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku

pada dirinya. Pelaksanaan tugas organisasi dalam menghadapi tantangan dibutuhkan iklim

organisasi yang kondusif untuk menunjang pelaksanaan tugas pegawai. Iklim organisasi

merupakan faktor yang penting dalam usaha peningkatan kinerja pegawai pemerintah. Di lain

pihak motivasi akan mendorong kepuasan kerja dan kinerja pegawai.

Tingkat kepuasan kerja seseorang dipengaruhi oleh kinerja yang dimiliki karena kepuasan

kerja seseorang dipengaruhi baik dari dalam maupun dari luar. Dari segi internal, kepuasan

seseorang tentu akan menyangkut komitmen dalam bekerja, baik komitmen professional maupun

komitmen organisasional. Sedangkan dari segi eksternal, kepuasan seseorang dalam bekerja

dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka bekerja, baik dari atasan, bawahan, maupun setingkat.

Seseorang yang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal

mungkin dengan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan performa terbaiknya kepada

organisasi tempat ia bekerja dengan menyelesaikan tugas pekerjaannya sebaik mungkin. Bahkan,

(19)

formalnya. Seseorang harus memiliki motivasi di dalam dirinya. Motivasi merupakan keadaan

dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan tertentu. Motivasi

diperlukan oleh suatu profesi untukmengembangkan kemampuan diri dalam pekerjaan.

Kantor Dinas Pendapatan Provinsi Bali beralamat di Jalan Tjok Agung Tresna No. 14,

merupakan pusat dari kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan pendapatan daerah Provinsi

Bali. Pegawai di kantor Dinas Pendapatan Provinsi Bali yang berjumlah 178 orang yang terdiri

dari kepala dinas, kepala bidang, kepala sub-sub bagian dan staf PNS di bawahi oleh kantor

Gubernur Bali Pegawai di kantor Dinas Pendapatan Provinsi Bali dituntut agar dapat bekerja

dengan benar dan maksimal.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada 17 pegawai yang bekerja di kantor Dinas

Pendapatan Provinsi Bali memang benar terdapat masalah-masalah yang dialami oleh pegawai

dalam menjalankan pekerjaannya. Permasalahan tersebut biasanya dikarenakan komitmen

pegawai seperti rendahnya loyalitas tingkat ketidakdisplinan jam kerja yang dilihat dari masih

banyaknya pegawai yang mengobrol ketika jam kerja sedangkan pekerjaan mereka masih banyak

yang belum terselesaikan yang berimplikasi langsung terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Keberhasilan organisasi dapat dicapai apabila pegawai dapat berperilaku positif terhadap diri

sendiri dan organisasi dengan kejelasan tujuan organisasi, menentukan peran pegawai,

pemberdayaan pegawai, otonomi tempat kerja, kepuasan kerja dan iklim kerja yang positif akan

dapat mendorong presatasi, kreativitas dan kemampuan pegawai sehingga pegawai dapat bersikap

positif terhadap organisasi (Arabiya et al., 2011). Rendahnya rasa ingin tetap tinggal di organisasi

yang menjadi suatu keharusan yang diinginkan pegawai. Masih adanya pegawai yang belum

memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka karena

(20)

baik antara pegawai satu dengan yang lainnya dapat menimbulkan perbedaan pendapatan diantara

para pegawai.

Pangat (2013) melihat terdapat faktor lain yang mempengaruhi komitmen organisasi adalah

menciptakan kepuasan kerja yang konsisten bagi pegawai, dengan selalu memberikan lebih

terhadap lingkungan dimana pegawai melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan rekan

kerja, pemimpin, suasana kerja dan hal lain yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang

dalam menjalankan pekerjaannya. Kepuasan kerja dalam suatu organisasi dapat dilihat dari

beberapa pegawai yang pulang dengan meninggalkan tugas yang seharusnya diselesaikan hari ini

karena masih adanya rasa tidak puas dengan pekerjaannya dan masih terdapat beberapa rekan kerja

yang tidak mengakui prestasi yang telah diraih dalam organisasi tersebut. Pekerjaan yang mereka

kerjakan tidak memiliki variasi dalam tugas-tugas yang diberikan sehingga mereka merasa tidak

menantang dan manarik dalam mengerjakan pekerjaan. Beberapa pegawai masih perlu untuk

diperintah dalam mengejakan tugas-tugasnya padahal kegiatan tersebut merupakan suatu tugas

rutin yang harus dilakukan dan belum tumbuhnya sikap proaktif di kalangan para pegawai. Hal ini

terjadi mengingat masih lemahnya penerapan sanksi terhadap pegawai yang melakukan

pelanggaran.

Afriani (2013) menyatakan bahwa iklim organisasi yang kurang kondusif akan

mengakibatkan suasana kerja yang tidak nyaman dengan masih banyaknya keadaan ruangan yang

tidak mendukung kinerja para pegawai dan berdampak pada kepuasan kerja pegawai yang rendah.

Perbedaan iklim organisasi yang terjadi pada pegawai bidang satu dengan bidang lainnya seperti

(21)

yang memadai seperti suasana ruangan yang tenang dan nyaman tetapi kenyataannya tidak

sehingga menimbulkan rasa ketidaknyamanan dan kurangnya inisiatif pegawai terhadap pekerjaan

yang dijalaninya. Rendahnya rasa tanggung jawab dan dukungan yang diberikan oleh anggota

organisasi baik dari atasan maupun dari sesama rekan kerja dalam memberikan bantuan dan arahan

dalam bekerja, yang mengakibatkan beberapa pegawai merasa kesulitan memperoleh bantuan

dalam menyelesaikan tugasnya sendiri sehingga hal ini dapat menimbulkan perspesi anggota

organisasi mengenai iklim organisasinya yang tidak kondusif. Kurangnya iklim organisasi juga

menimbulkan kurangnya kepuasan dalam bekerja dan komitmen terhadap organisasi pada pegawai

Dinas Pendapatan Provinsi Bali. Berdasarkan uraian dari teori dan permasalahan yang sudah

dijelaskan sebelumnya, maka peneliti termotivasi untuk diteliti lebih lanjut tentang “Pengaruh

Iklim Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional Pada Kantor Instansi

Pemerintah Dinas Pendapatan Provinsi Bali”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1) Apakah iklim organisasi berpengaruh terhadap komitmen organisasional pada Dinas

Pendapatan Provinsi Bali ?

2) Apakah kepuasan kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasional pada Dinas

Pendapatan Provinsi Bali ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dalam

(22)

2) Untuk menganalisis pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional

pada Dinas Pendapatan Provinsi Bali.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, antar lain :

1) Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan bukti-bukti empiris tentang

pengaruh iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional. Penelitian

ini juga dapat dijadikan media pelatihan dan referensi untuk menerapkan teori-teori yang

berhubungan dengan materi penelitian ini.

2) Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan praktis yaitu sebagai bahan

pertimbangan dalam meningkatkan dan memberikan masukan yang akurat kepada

organisasi.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab dimana kelima bab tersebut saling berkaitan. Gambaran

umum mengenai isi dari masing-masing bab antara lain sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan

Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.

(23)

Bab ini menguraikan tentang landasan teori dan teori-teori yang relevan mengenai

penelitian ini yang meliputi iklim organisasi, kepuasan kerja, komitmen

organisasional, dan r umusan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian,

identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi,

sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, skala pengumpulan

data, pengujian instrumen penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum tentang Dinas Pendapatan Provinsi

Bali, struktur organisasi beserta uraian tugas, karakteristik responden, hasil pengujian

instrument penelitian, deskripsi dari masing-masing variabel yang diteliti, hasil dari

pengolahan data penelitian dan menguraikan mengenai pembahasan hasil penelitian.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini menguraikan tentang simpulan yang dibuat berdasarkan uraian pada bab

(24)

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Two factor theory herzberg

Teori ini membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya

menjadi dua kelompok, antara lain :

1) Motivator Faktor adalah situasi yang membuktikannya sebagai sumber kepuasan kerja, yang

terdiri dari : Achievement (keberhasilan menyelesaikantugas), Recognition (penghargaan),

Work it self (pekerjaan itu sendiri), Responbility (tanggung jawab), Possibility of growth

(kemungkinan untuk mengembangkan diri), Advancement (kesempatan untuk maju).

2) Dissatisfer (hygiene factors) adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber

ketidakpuasan yang terdiri dari company policy and administration, supervision, technical

salary, interpersonal, relation, working condition, job security and status.

2.2 Komitmen Organisasional

2.2.1 Pengertian komitmen organisasional

Menurut Mowday (1989:155) (dalam Hasan 2012) komitmen organisasional merupakan

dimensi perilaku yang digunakan dalam menilai kecendrungan pegawai untuk bertahan sebagai

anggota organisasi, identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relative kuat terhadap organisasi,

serta keinginan anggota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi

dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi.

Komitmen organisasional dapat membentuk suatu perilaku yang menjadi hasil dari

(25)

yang tetap dalam organisasi (Sareshkeh et al., 2012). Komitmen organisasional (organizational

commitment) adalah suatu kondisi pegawai yang memihak terhadap tujuan-tujuan pada suatu

organiasi yang memiliki keinginan untuk mempertahankan keanggotaannya pada organisasi

tersebut (Robbins, 2008). Djastuti (2011) menyatakan komitmen organisasional merupakan suatu

keadaan yang dapat menimbulkan perilaku prositif yang kuat yang dirasakan oleh pegawai

terhadap organisasi kerja yang dimilikinya.

Handayani (2008) mengatakan komitmen organisasional merupakan identifikasi dan

keterkaitan individu pada suatu organisasi dimana karakteristik dari komitmen organisasional

antara lain: loyalitas seseorang terhadap organisasi, kemauan untuk mempergunakan usaha atas

nama organisasi, dan kesesuaian antara tujuan seseorang dengan tujuan organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi komitmen organisasional yang dikemukakan oleh beberapa

ahli dengan versi-versinya, dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasional merupakan suatu

loyalitas pegawai yang merasakan kepuasan terhadap tujuan-tujuan organisasi yang dapat

mempertahankan keaggotaannya.

2.2.2 Bentuk-bentuk komitmen organisasional

Menurut Mowday et al., (dalam Hasan, 2012) terdapat beberapa bentuk dari komitmen

organisasional antara lain :

1) Identifikasi organisasi merupakan dasar dari komitmen organisasional. Identifikasi pegawai

terlihat dari sikap menyetujui kebijaksanaan organisasi, kesamaan nilai pribadi dan

(26)

jawab pekerjaan yang diberikan padanya.

3) Loyalitas terhadap organisasi merupakan evaluasi terhadap komitmen, Pegawai dengan

komitmen tinggi maka akan memiliki loyalitas dan rasa memiliki terhadap organisasi.

4) Kesediaan untuk menampilkan usaha. Pegawai dengan komitmen tinggi dan ikut

memperhatikan nasib organisasi maka ketersediaan mereka bekerja melebihi apa yang

diharapkan agar organisasi menjadi lebih maju.

5) Keinginan tetap berada dalam organisasi. Pegawai yang memiliki komitmen tinggi, hanya

sedikit alasan untuk keluar dari organisasi dan berkeinginan untuk bergabung dengan

organisasi yang telah dipilihnya dalam waktu lama.

Jadi apabila pegawai memiliki komitmen yang tinggi maka ia akan sung-sungguh terlibat

dalam organisasi, berusaha kearah tujuan organisasi, loyal terhadap organisasi, dan berkeinginan

untuk tetap bergabung dengan organisasi dalam jangka waktu yang lama.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional

Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasional dalam penelitian Northencraft

dan Neale, (1993) antara lain :

1) Faktor personal

Komitmen organisasional umumnya lebih tinggi diantara para pegawai yang mempunyai

jabatan lebih tinggi dan berusia lebih tua (masa kerja lebih lama) karena mereka pada

pegawai yang memiliki nilai instrinsik yang lebih tinggi biasanya akan lebih setia terhadap

kerjaannya. Pegawai wanita akan lebih setia dibandingkan pegawai pria dan dari segi

(27)

komitmen yang rendah dibandingkan dengan pegawai yang tingkat pendidikannya lebih

tinggi.

2) Ciri hubungan peran

Komitmen organisasi cenderung lebih kuat diantara pegawai yang padat karya dibandingkan

dengan pegawai yang tingkat konflik peran dan ambiguitas yang lebih rendah.

3) Karakteristik struktural

Komitmen organisasional cenderung lebih kuat diantara pegawai yang bersifat koorperatif

dan terdesentralisasi yang lebih terlibat dalam pembuatan keputusan yang krusial.

4) Pengalaman kerja

Komitmen organisasional lebih kuat diantara pada pegawai yang pengalaman kerjanya

menyenangkan seperti perasaan pegawai yang penting atau diperlukan oleh organisasi,

kelompok yang memiliki sikap positif diantara pasangan kerja. Pegawai akan menunjukkan

sikap kesetiaannya ketika organisasi telah mengembangkan prosedur recruitment dan

orientasi serta mendefinisikan sistem nilai organisasi dengan baik.

2.2.4 Indikator komitmen organisasional

Menurut Allen & Meyer (1997) terdapat tiga indikator yang mempengaruhi komitmen

orgnisasional antara lain :

1) Affective Commitment, berkaitan dengan keinginan untuk terikat pada organisasi. Pegawai

yang menetap pada organisasi karena atas keinginannya sendiri. Pegawai dengan affective

(28)

menetapkan suatu organisasi. Pegawai dengan continuance commitment yang tinggi akan

bertahan dalam organisasi, bukan karena alasan emosional tetapi karena adanya kesadaran

dalam individu kerugian besar yang dialami jika meninggalkan organisasi.

3) Normative Commitment, merupakan suatu komitmen yang didasarkan atas norma dalam diri

pegawai yang berisi keyakinan individu pada tanggung jawab terhadap organisasi. Pegawai

akan merasa harus bertahan karena loyalitas. Normative commitment dapat berkembang

terhadap organisasi yang dapat dilihat dari sejumlah tekanan yang dirasakan pegawai selama

proses sosialisasi (dari keluarga atau budaya) dan selama sosialisasi saat pegawai baru masuk

ke dalam organisasi.

2.3 Iklim Organisasi

2.3.1 Pengertian iklim organisasi

Menurut Taiguri dan Litwin (dalam Agung, 2012) mendefinisikan bahwa iklim organisasi

merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif berlangsung terhadap

pegawai organisasi dan dapat mempengaruhi perilaku mereka yang dapat dilukiskan dalam satu

set karakteristik atau sifat organisasi. Kualitas lingkungan organisasi ini dialami oleh para pegawai

di dalam organisasi yang bentuk nilai, ciri atau sifat organisasi.

Luthans (dalam Saleh 2015) menyatakan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal

organisasi. Dapat diketahui bahwa setiap organisasi memiliki iklim organisasi yang berbeda

sehingga dapat mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang akan diterima oleh setiap anggota

(29)

yang dirancang pada setiap organisasi. Semua organisasi pasti memiliki strategi dalam

memanajemen SDM. Iklim organisasi yang terbuka hanya dapat tercipta jika semua anggota

memiliki persepsi positif pada setiap organisasinya. Iklim organisasi penting untuk diciptakan

karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan

dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya.

Menurut Tagiuri dan Litwin (dalam Wirawan 2007) Iklim organisasi merupakan kualitas

lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota

organisasi, mempengaruhi perilaku mereka dan dapat dilukiskan dalam pengertian satu set

karakteristik atau sifat organisasi.

Berdasarkan beberapa definisi iklim organisasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli

dengan versi-versinya, dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi adalah suatu lingkungan

organiasasi yang anggota baik individu, kelompok maupun pihak lain yang secara rutin

berhubungan dengan organisasi tentang lingkungan internal organisasi yang akan mempengaruhi

sikap dan perilaku anggota organisasi, serta menentukan kinerja organisasi.

2.3.2 Dimensi iklim organisasi

Iklim organisasi telah terjadi disetiap organisasi dan dapat mempengaruhi perilaku

organisasi dan dikukur melalui persepsi setiap anggota organisasi. Iklim organisasi akan

memberikan tampilan kerja yang baik dan efektif ketika yang dirasakan individu secara positif

(menyenangkan) dan dapat mempengaruhi keberhasilan organisasi.

(30)

dirasakan pegawai. Hal penting yang perlu diketahui oleh pegawai agar mereka tahu bahwa

sesungguhnya yang diharapkan dari mereka yaitu dapat memberikan kontribusi yang tepat

bagi organisasi.

2) Responsibility

Merupakan tingkat pengawasan yang diberlakukan dan dirasakan oleh para pegawai di

organisasi dimana yang diterima dari atasan ke bawahan berupa kualitas dan bentuk

pengawasan, pengarahan dan pembimbingan.

3) Reward

Merupakan tingkat penghargaan yang diterima pegawai karena usaha yang sesuai dengan

kinerjanya. Pemimpin harus lebih banyak membantu pegawai dalam meraih puncak prestasi

dengan memberikan pengakuan daripada kritikan. Kesempatan harus berkembang dengan

menggunakan penghargaan dan peningkatan kinerja.

4) Warmth

Merupakan tingka kepuasan pegawai yang berkaitan dengan kepegawaianan dalam

organisasi. Perasaan bersahabat dan lebih ditekankan terhadap suasana kerja pada kondisi

keramahan atau persahabatan dalam kelompok yang informal, hubungan yang baik antar

rekan kerja, kelompok sosial yang informal, dan penekanan pada pengaruh persahabatan.

5) Support

Merupakan dukungan yang berkaitan kepada pegawai di dalam melaksanakan tugas-tugas

(31)

kerja yaitu dukungan yang lebih ditekankan untuk saling membutuhkan antara atasan dan

bawahan, perasaan saling menolong antara pimpinan dan pegawai.

6) Organizational identity and lotalty

Merupakan perasaan bangga yang berkaitan atas keberadaan dalam organisasi dan kesetiaan

yang ditunjukkan selama masa kerja, derajat loyal dalam pencapaian tujuan organisasi.

Perasaan komitmen kuat berasosiasi dengan loyalitas personal pada level rendah lomitmen

yaitu pegawai yang merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya.

7) Risk

Merupakan kaitan pegawai yang diberi ruang untuk melakukan atau mengambil sebuah

tantangan dalam menjalankan tugas.

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi

Menurut Stringer (2002:135) mengatakan terdapat lima faktor yang mempengaruhi

terjadinya iklim suatu organisasi, antara lain :

1) Lingkungan internal

Iklim organisasi umum yang sama mempunyai industry atau bisnis yang sama.

2) Strategi organisasi

Strategi yang berbeda dapat menimbulkan pola iklim organisasi yang berbeda sehingga

strategi dapat mempengaruhi iklim organisasi secara tidak langsung. Suatu organisasi

bergantung terhadap kinerja pada strategi (apa yang diupayakan untuk dilakukan), energi

pegawai yang dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan untuk strategi, dan

(32)

4) Kekuatan sejarah

Kekuatan sejarah berpengaruh terhadap semakin tua dan kuat suatu organisasi. Pengaruh

tersebut dalam bentuk tradisi dan ingatan anggota organisasi yang membentuk harapan dan

mempunyai pengaruh terhadap iklim organisasinya.

5) Kepemimpinan

Perilaku pemimpin dapat mempengaruhi iklim organisasi sehingga mendorong motivasi

pegawai menjadi pendorong utama terjadinya kinerja.

2.3.4 Indikator iklim organisasi

Dalam penelitian ini untuk mengukur iklim organisasi menggunakan indikator yang

dikembangkan oleh Stringer (2002) dan disesuaikan dengan lokasi penelitian antara lain :

1) Struktur

Struktur organisasi merefleksikan perasaan pegawai mengenai peran dalam pembagian tugas

yang jelas dalam lingkungan organisasi. Indikator ini diukur dari persepsi responden

mengenai struktur organisasi.

2) Tanggung Jawab

Tanggung jawab merefleksikan perasaan pegawai bahwa mereka terlibat dalam proses

pekerjaan yang sedang berjalan. Indikator ini diukur dari perspsi responden mengenai

(33)

3) Penghargaan

Penghargaan mengindikasikan perasaan pegawai yang merasa dihargai dengan diberikan

imbalan karena telah berkerja keras dalam menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Indikator

ini diukur dari persepsi responden mengenai penghargaan.

4) Dukungan

Dukungan merefleksikan perasaan percaya dan saling mendukung di antara kelompok kerja.

Indikator ini diukur dari persepsi responden mengenai dukungan.

5) Komitmen

Komitmen merefleksikan perasaan bangga pegawai memiliki organisasinya. Indikator ini

diukur dari persepsi responden mengenai komitmen.

2.4 Kepuasan Kerja

2.4.1 Pengertian kepuasan kerja

Locke (dalam Turkyilmaz et al., 2011) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu

perasaan positif yang timbul dari pegawai sebagai hasil dari pengakuan terhadap pekerjaannya

atau pengalamannya dalam bekerja. Menurut Rini, dkk (2013) kepuasan kerja adalah suatu

ungkapan perasaan menyenangkan dari hasil persepsi individu dalam rangka menyelesaikan tugas

atau memenuhi kebutuhannya dalam memperoleh nilai-nilai kerja yang penting bagi dirinya.

Kepuasan dapat menggambarkan perasaan positif dan negatif pegawai dari persepsi terhadap

pekerjaan yang dihadapinya, seperti perasaan untuk berprestasi dan meraih kesuksesan di dalam

pekerjaan, mengimplementasikan kepuasaan yang tinggi terhadap pegawai yang merasa senang

dan nyaman dengan kondisi lingkungan organisasi dan mendapatkan penghargaan dari jerih payah

(34)

terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan kerjanya. Namun apabila

pegawai yang tidak puas terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan nampak memiliki

sifat negatif yang mencerminkan kurangnya komitmen mereka terhadap organisasi seperti

mangkir, produktifitas rendah, kebosanan dalam bekerja.

Kepuasan kerja adalah suatu kondisi mental seseorang mengenai suka atau tidak suka

terhadap pekerjaannya yang dipengaruhi oleh persepsi dan harapannya terhadap pekerjannya dan

dengan demikian akan mempengaruhi perilaku kerjanya (Bianca dan Susihono, 2012). Apabila

seorang pegawai yang memiliki keinginan untuk bergabung dalam suatu organisasi, ia harus

membawa sebuah kebutuhan, keinginan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu

membentuk harapan kerja.

Berdasarkan beberapa definisi kepuasan kerja yang dikemukakan oleh beberapa ahli dengan

versi-versinya, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah suatu harapan seorang pegawai

yang timbul berupa perasaan positif atau negatif terhadap pekerjaannya dan kepuasan kerja

memiliki kaitan erat dengan teori keadilan, perjanjian psikologis, dan motivasi.

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Azeem (2010) mengatakan terdapat lima aspek yang mempengaruhi kepuasan

kerja, yakni pekerjaan itu sendiri, gaji, pengawasan, kesempatan promosi dan hubungan dengan

sesama pekerja. Luthans dan Spector (dalam Robbins, 2006) juga menjelaskan terdapat lima faktor

(35)

1) Pekerjaan itu sendiri

Tingkat sebuah pekerjaan yang menyediakan tugas menyenangkan dan kesempatan belajar

untuk mendapatkan tanggung jawab. Hal ini menjadi sumber mayoritas terhadap kepuasan

kerja. Saat menentukan kepuasan kerja yang dilihat dari ciri-ciri instrinsik yaitu keragaman,

jumlah pekerjaan, kesulitan, otonomi, tanggung jawab, kemajemukan, kreativitas, dan

kendali terhadap metode kerja.

2) Gaji

Kepuasan kerja merupakan jumlah absolut dari derajat gaji yang sejauh mana dapat

memenuhi harapan-harapan tenaga kerja, gaji yang diterima, dan bagaimana gaji tersebut

diberikan. Upah dan gaji merupakan factor yang signifikan terhadap kepuasan kerja.

3) Kesempatan atau promosi

Kesempatan pegawai untuk mengembangkan diri dan memperluas pengalaman kerja,

dengan terbukanya kesempatan untuk kenaikan jabatan.

4) Supervisor

Kemampuan supervisor dalam menyediakan bantuan teknis dan perilaku dukungan.

Hubungan keseluruhan dan hubungan fungsional yang baik dapat memberikan tingkat

kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan.

5) Rekan kerja

Kebutuhan dasar manusia akan terpenuhi dalam melakukan hubungan sosial dengan adanya

rekan kerja yang mendukung pegawai. Jika terdapat pengaruh pada tingkat kepuasan

(36)

dimensi tersebut antara lain :

1) Atribut pekerjaan, misalnya sifat pekerjaan, otonomi dan tanggung jawab.

2) Penghargaan, misalnya gaji, promosi dan pengakuan.

3) Orang lain, misalnya supervisor dan rekan kerja.

4) Konteks organisasi, misalnya kebijakan, prosedur dan kondisi kerja.

5) Perbedaan individu, misalnya motivasi internal dan nilai-nilai moral.

Pekerjaan yang kurang menarik dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja. Menurut Rusbult

dan Lowery (dalam Jadongan, 2011), ketidakpuasan dalam bekerja akan tampak dengan berbagai

respon antara lain :

1) Berhenti atau meninggalkan organisasi (exit), yaitu perilaku yang berkeinginan untuk

meninggalkan organisasi, misalnya mencari pekerjaan baru atau meminta untuk berhenti.

2) Bersuara (voice), yaitu perilaku yang secara aktif dan konstruktif mencoba memperbaiki

situasi di dalam organisasi, misalnya memberikan saran perbaikan, membahas masalah yang

dihadapi bersama atasan dan mensuarakannya melalui organisasi serikat pekerja.

3) Setia (loyal), yaitu perilaku yang pasif tetapi optimis menunggu kondisi yang membaik,

misalnya menunggu organisasi atau manajemen organisasi melakukan perbaikan.

4) Mengabaikan (neglect), yaitu perilaku yang secara pasif dengan membiarkan kondisi

memburuk, misalnya datang terlambat atau mangkir, motivasi menurun dan melakukan

perilaku menyimpang lainnya.

Menurut Herzberg (dalam Teck-Hong and Waheed, 2011), dimensi kepuasan kerja antara

(37)

1) Prestasi (achievement) merupakan suatu perasaan yang timbul dalam diri pegawai mengenai

kepuasaan pribadi yang diperolehnya dari prestasi serta kontribusinya dalam organisasi

sehingga dihargai oleh organisasi.

2) Pengakuan (recognition) merupakan suatu perasaan yang timbul dalam diri pegawai

terhadap penghargaan dan pengakuan yang diberikan dari rekan kerja, atasan, manajemen

serta masyarakat umum atas penyelesaian tugas yang memadai di dalam pekerjaannya.

3) Pekerjaan itu sendiri (work it self) merupakan suatu pekerjaan yang timbul dalam diri

pegawai terhadap pekerjaan yang diambil, apakah pekerjaan itu mendebarkan atau

membosankan, serta apakah pekerjaan itu menantang atau menarik.

4) Pertumbuhan (growth) merupakan perasaan yang timbul dalam diri pegawai yang

memungkinkan pegawai untuk tumbuh dan berkembang serta secara bersamaan dapat

meningkatkan keterampilan dan kinerja pegawai.

5) Kemajuan (advancement) merupakan perasaan yang timbul dalam diri pegawai terhadap

pekerjaan yang mementingkan kemajuan karirnya daripada insentif moneter dari organisasi

serta perasaan pegawai yang merasa bahwa melalui bekerja pegawai dapat mempelajari

keterampilan baru demi kemajuan karir.

2.4.4 Komponen-komponen kepuasan kerja

Komponen-komponen yang menentukan kepuasan kerja dalam penelitian Robbins (2006)

antara lain :

1) Pegawai yang menyukai pekerjaannya secara mental menantang dapat memberikan mereka

kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan dalam menawarkan

(38)

harapan mereka.

3) Kondisi kerja yang mendukung pegawai untuk peduli dengan lingkungan kerja, baik untuk

kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan yang baik.

4) Dukungan rekan kerja kepada pegawai yang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau

prestasi dalam pekerjaannya. Bagi kebanyakan pegawai, kerja juga mengisi kebutuhan akan

interaksi sosial.

5) Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan, Pada hakikatnya pegawai yang menemukan

bakat dan kemampuan yang tepat untuk memenuhi tuntutan terhadap pekerjaan mereka

memiliki tipe kepribadian kongruen (sama dan sebangun).

2.5 Rumusan Hipotesis

2.5.1 Pengaruh antara iklim organisasi dengan komitmen organisasional

Komitmen organisasional adalah suatu syarat dalam peningkatan produktivitas dan prestasi

kerja organisasi, sehingga secara tidak langsung adanya komitmen tersebut akan berhubungan

dengan pencapaian tujuan organisasi. Hal ini terjadi karena apabila pegawai memiliki komitmen

yang tinggi terhadap organisasi maka akan muncul loyalitas kepada organisasi dan menjalin

hubungan aktif dan saling mendukung dalam mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan.

Pegawai akan bekerja, bersikap, dan berperilaku baik dan keras untuk organisasi maka akan

memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi (Luthans, 1998).

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh terhadap

komitmen organisasional. Berbagai studi empiris dalam menguji pengaruh iklim organisasi

(39)

iklim organisasi berpengaruh positif terhadap pembentukan komitmen pegawai. Martini dan

Rostiana (2003) menyatakan bahwa iklim organisasi memperlihatkan hubungan yang positif dan

signifikan dengan komitmen pegawai sehingga dapat dikatakan bahwa semakin positif iklum

organisasi dipersepsikan oleh pegawai, maka semakin kuat komitmennya terhadap organisasi.

Berdasarkan pemahaman dan hasil penelitian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : iklim organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasional pada

pegawai Dinas Pendapatan Provinsi Bali.

2.5.2 Pengaruh antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasional

Robbins (2003) menjelaskan kepuasan kerja mengacu pada sikap umum seseorang terhadap

pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi dapat menunjukkan sikap

yang positif atau suka terhadap pekerjaannya. Hasan (2012) yang menemukan adanya hubungan

positif antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi, serta Jaramillo et al. (2006)

menjelaskan ketika pegawai menerima kepuasan dari tempat kerjanya, maka mereka menunjukkan

sikap yang menyenangkan terhadap pekerjaannya dan pada akhirnya dapat meningkatkan

komitmen mereka terhadap organisasi.

Suma dan Jonida (2013) menyatakan bahwa terdapat hubungan korelasi positif yang

signifikan terhadap komitmen organisasional dan kepuasan kerja, hal ini diidentifikasikan bahwa

semakin tinggi komitmen organisasional maka semakin baik pula kepuasan kerjanya. Adekola

(2012) menyatakan dalam penelitiannya bahwa komitmen organisasional mendorong beberapa

faktor yang berkaitan dalam pegawai seperti regulasi pembayaran, prosedur pelepasan terstruktur,

dan untuk mendukung peningkatan kepuasan kerja pegawai. Berdasarkan pemahaman dan hasil

(40)

2.6 Kerangka Penelitian

Berdasarkan penelitian sebelumnya dan hipotesis, maka kerangka pemikiran teoritis dapat

[image:40.612.78.487.278.413.2]

digambarkan model penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

H1

H2 H2

Sumber :

H1 : Luthans (1998), Kusjainah (1998), Martini dan Rostiana (2003)

H2 : Robbins (2003), Hasan (2012), Jaramillo et al. (2006), Suma dan Jonida (2013) dan Adekola (2012)

Iklim Organisasi (X1)

Kepuasan Kerja (X2)

Komitmen Organisasional

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

intervensi dilakukan terapi afirmasi positif di desa Pingit Rakit.

Berdasarkan analisis data pada bab sebelumnya, menunjukkan bahwa adanya perbedaan aktivitas metakognisi yang dilakukan oleh subjek berkemampuan matematika tinggi,

LAR memiliki pengaruh negatif terhadap risiko likuiditas. Hal ini terjadi karena apabila LAR meningkat berarti telah terjadi peningkatan total kredit yang diberikan lebih

Analisis Pembingkaian Berita tentang Penertiban Lokasi Prostitusi dan Perjudian Kalijodo Oleh Pemprov DKI Jakarta (Di Surat Kabar Pos Kota dan Warta Kota, edisi Februari

, tujuan dilakukan uji t (independent sample t test) yaitu untuk mengetahui perbedaan dari penggunaan aplikasi berbasis interaktif Symbolab dengan metode konvensional

Kemudian, bagi perusahaan kenaikan upah minimum cukup berpengaruh terhadap eksistensi suatu perusahaan karena banyak perusahaan yang tidak mampu memenuhi ketentuan tersebut

[r]