CJ
c..
A) CDi»'"
::::,3
cc
A) ~ ::::, ~cc
a
3
A) A) ::::, I:en
s:
CD A)3
en '< A)s
A)·
ii3
-
@
A):z
-
enen
er
N CD::::r
::::, ~...,
a
0c..
QCen
~ A) ~I
i~
::::,I
r:::r
-c =::::
~ CDa
c3'
!
-
en Nc..
...,
l
z
0~i
~ CJt~
__...
CDa=
en
-0ii3
CD ::::,t
=
:::l.9:
c.. ...,
mQ
~c..
3:
en ~c:
A) A) CD ::::, ~S"
:
~
!:!l
::::,3
a;-
~c::·
3
m ::::, l ... CD-c
:x:,
-e
!
=
~ri3
('Dii3
A) A)lit
ri3
'
::::,
a,1
~
c..
;;
~ cc
CD A) en CD ';,,::;r:::r
I-c
a
A) A)I
CD - CJcc
l ';,,::; e?. I A) ~co
·
l0
en en :::, CDz
r-
cc ::::r
A)a
;
::::,e?..
~ ::::,c;;
·
:,J wij
m ....&.6
<D 0\ ::::, <D 0c:
3.
::::, wti
.
c..
A)al
::::,lit
:c
c en3
-c
CD A)Q
::::,a·
0
sil
cc
::::, :I A) ::::,'
Humanlera
:
Ekonomi
I .•·
Kesehatan
'Iema .
·
"1v!_asyarakgt Sefiat dan Produkt,if dalam Perspekt,if 1(esefiatan}
rtNJ)nomi} dan
Jf
'umaniora"
Pekalongan
,
27 Oktober 2016
-DIES MATALIS
UHIVERSITAS PEKALOHGAH
l
5 FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MYOPIA PADA ANAK . KONTRIBUSI KEADAAN GIZI DAN V AR!ABEL LAIN DENGAN KEJADIAN
KELELAHAN KERJA KARY AWAN P ABRIK TAHU DI DESA RAGAJAY A,
BOJONGGEDE, BOGOR .. : 65
Ony Linda', Lina Marlina.2> 65.
1>
Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA, Jakarta 65
2>
Alumni Program Studi Kesehatan Masyarakat FIKES UHAMKA, Jakarta 65 ANALISIS PERBEDAAN NILA! RAT A-RA TA SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN
JURU PEMANT AU JENTIK (JUMANTIK) CILIK 5 7
Nur Lina!', Asep Suryana'" 57
12 di h M k U . . Sili .
· Pro 1 Kese atan asyara at ruversrtas 1 wangi 57
PENINGKATAN PEMAHAMAN MANAJEMEN LAKTASI PADA IBU SETELAH
DILAKUKAN PROMOS! ASI 49
Lilik Hidayanti'? dan Sri Maywati'" : 49
1•2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Siliwangi, Tasikmalaya, Indonesia 49
ANALISIS PERANPENGURUS WARGA PEDULIAIDS PADAPENANGGULANGAN
HIV DI KOTA SURAKARTA 36
Muhammad Iqbal Masruri 36
Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Pekalongan 36
PROM OSI KESEHA TAN RUMAH SAKIT (PK.RS) DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
(RSUP) DR. KARIADI KOTA SEMARANG 29
Kusyogo Cahyo1>, Rakhmi Wijihartr", Priyadi Nugraha Prabamurti" 29 1•3Bagian
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat 29
Universitas Diponegoro Semarang 29
2
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang 29 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI, UMUR PERTAMA PEMBERIAN DAN KESESUAIAN PORSI MP-ASI DENGAN STATUS GIZI BA YI DI PUSKESMAS
ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2016 18
Irma Chayaty'? dan Dian EkaAnggreny=' 18
1•2Program StudiKesehatanMasyarakat STIK BinaHusada Palembang 18 KORELASI ASAP PEMBUATAN BATIK DENGAN SEGMEN DEPAN MATA DAN
KE LAIN AN REFRAKSI 11
Didik W ahyudi, R01J, Sri Suparti", Silviati K.N3l 11
1•23Dosen
tetap D3 Refraksi Optisi STIKES Widya Husada 11
l<ESEHATAN
:
10 I IALAMAN JUDUL 1 l'llAKATA 3 KATA PENGANTAR : 4 l~AFTAR ISI 5DAFTARISI
f11o~lding Seminar Nasional Universitas Pekalongan
"Mosyarakot Sehot don Produktif dolom Perspektif Kesehaton, Ekonomi don Humoniora"
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang menular melalui gigitan nyamuk. Indikasi penyakit ini adalah panas (demam) yang disertai dengan perdarahan. Adapun nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang hidup di dalam dan di
sekitar rumah. Manifestasi klinis mulai dari infeksi tanpa gejala demam, demam dengue
(DD) dan DBD, ditandai dengan demam tinggi terus menerus selama 2-7 hari; pendarahan diatesis seperti uji tourniquet positif, trombositopenia dengan jumlah
trombosit :::; 100 x 109/L dan kebocoran plasma akibat peningkatan permeabilitas
pembuluh (WHO, 2003). Tiga tahap presentasi klinis diklasifikasikan sebagai demam .
dan pemulihan. Tahap yang berlangsung 24-48 jam adalah masa paling kritis dengan
kebocoran plasma cepat mengarah ke gangguan peredaran darah (Chuansumrit, 2006).
Terdapat Empat tahapan derajat keparahan DBD yaitu derajat I dengan tanda
PENDAHULUAN
Kata kunci: Anak SD, Jumantik Cilik, Pelatihan
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
menu/ar melelui gigitan nyamuk.Pada bu/an Ienueri 2015, kssus DBD di Kota
Tasikmalayaberjum/ah JO kesus kemudian di bulan yang sama tahun 2016, meningkat menjadi
96 kasus. Pelatihan anak SD sebagai juru pemantau jentik (Jumantik) cilik dapat dilakukan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada usia dini, sebagai dasar peri/aku pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dimasa yang akan datang. Tujuan kegiatan ini ada/ah untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata sebelum dan sesudah pelatihan juru pemanta u jentik Penelitian menggunakan desain studi eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa SDN Cilolohan I dan SDN Cilolohan II sebanyak 80 peserta. Intervensi berupa pelatihan dengan kegiatan ceramah, pembagian leaflet dan praktik PSN di rumah dan disekolah. Hasil
penelitian menunjukkan. Nilai rata-rata pre test 18,7 dan nilai nilai rata rata post tes 68,9.
Hesil uji statistik wilcoxon didapatkan ada perbedaan nilei rata-rata sebelum dan sesudah
pelatihan dengan p=0,00 (p<0,05).Perlu pendampingan agar kegiatan jumantik cilik dapat
dilakukan secara rutin.
ABSTRAK
Nur Lina", Asep Suryana"
1•2 Prodi Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi
Email: nurlina_arifien@yahoo.com
ANA LISTS PERBEDAAN NILAI RAT A-RA TA SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN JURU PEMANTAU JENTIK (JUMANTIK) CILIK
PADAANAKSD
Prosiding Seminar Nasional Universitas Pekalongan
"Masyarakat Se hat don Produktif dalam Perspektif Kesehatan, Ekonomi don Humonioro"
58 57 tanda 006). .ngan mam ilitas nlah nari;
n
di rtor nas rusterdapat demam disertai gejala tidak khas dan uji torniket positif. Derajat II yaitu derajat
T yang ditambah dengan adanya perdarahan spontan di kulit
atau perdarahan lain. Derajat III yang ditandai dengan adanya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi ( <20 mmHg), hipotensi (sistolik menurun sampai <80 mmHg), sianosis di sekitar mulut, akral dingin, kulit lembab dan penderita tampak gelisah. Derajat IV yang ditandai dengan syok berat (profound shock) yaitu nadi tidak dapat diraba dan tekanan darah tidak terukur (Hadinegoro, 2001).
Penyakit DBD hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Sekalipun angka kematian DBD dapat ditekan hingga di bawah 1 per 100 orang penderita, namun jumlah dan sebaran kasusnya semakin meningkat. Tahun 2013 jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dengan area penyebaran hingga 498 Kabupaten/Kota. Indonesia adalah salah satu negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL) Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa Angka Kesakitan/Jncidence Rate (IR) DBD cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Kemenkes mencatat 511 kabupaten/kota berpotensi terjadinya DBD. Dari jumlah kabupaten/kota di seluruh Indonesia tersebut, 244 di antaranya sudah terjadi kasus atau endemis (Kemenkes RI, 2014).
Sampai akhir Januari 2016 di Kota Tasikmalaya, jumlah kasus DBD sebanyak 78 kasus yang dilaporkan oleh Puskesmas dan 18 kasus DBD dilaporkan dari rumah sakit sehingga total kasus DBD Tahun 2016 bulan Januari sudah mencapai 96 Kasus. Pada Februari 2016, selama lima hari ditemukan 10 kasus sehingga tercatat apabila ditotal dari Januari hingga Februari, terdapat 106 kasus. Terjadi peningkatan kasus DBD di Kota Tasikmalaya jika dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya. Pada bulan Januari 2015, kasus DBD hanya 10 kasus kemudian di bulan yang sama tahun 2016,
meningkat menjadi 96 kasus(Dinkes Kota Tasikmalaya, 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Yuly Peristiowati di Kota Kediri tahun 2014 menunjukkan Hasil uji fisher's exact test dengan a=0,05 didapatkan p=0,006 (p<0,05), yang artinya terdapat hubungan antara kepadatan vektor dengan kejadian penyakit DBD dengan OR=8,4 (CJ 95% =1,8-346,7). Penelitian tersebut juga menunjukkan terdapat hubungan antara tindakan PSN dengan kejadian penyakit DBD, dengan
r 11 u b n i1 9. 1h at
Prosiding Seminar Nasional Universitas Pekalongan
"Masyarakat Sehat dcin Produktif dalam Perspektif Kesehatan, Ekonomi dan Humaniora"
OR=5,6 (CI 95%=3,1-10,3) (Yuli Peristiowati, 2014).
Seiring dengan banyaknya penderita demam berdarah (DBD) di Kota
Tasikmalaya, Walikota Tasikmalaya mencanangkan Gerakan Memasyarakatkan Anti
Jentik atau disingkat Gema Antik. Hal ini tertuang dalam penyerahan Dana Hibah
Posyandu untuk Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) di Gedung Serba Guna
Balekota Tasikmalaya hari Senin tanggal 7 September 2015, di hadapan kader
Posyandu Se-Kota Tasikmalaya. Gema Antik dilakukan oleh anggota masyarakat di
bawah kendali dinas untuk mendata jumlah jentik di setiap rumah. Jumlah jentik yang
ditemukan ditulis di stiker yang ditempel ditiap rumah (P2KL Dinkes Kota
Tasikmalaya, 2016).
- Adapun metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk antara
lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan
perbaikan desain rumah. Sebagai contoh menguras bak mandi/penampungan air
sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat
minum burung seminggu sekali. menutup dengan rapat tempat penampungan air,
mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah (Kusriastuti
R.,2007).
Target Angka Bebas Jentik (ABJ) yang diharapkan oleh Kemenkes RI adalah
nilai ABJ 2: 95%. Karena nilai tersebut menunjukkan bahwa wilayah atau lingkungan
yang mencapai target (ABJ 2: 95%) dapat dikategorikan sebagai wilayah yang aman
DBD (Kemenkes 2014). Basil kegiatan Gema Antik di Kota Tasikmalaya didapatkan ,
dari tiga kecamatan yang sudah dilakukan Gema Antik yaitu Kecamatan Cipedes,
Tawang dan Cihideung, 70 persen masih ditemukan jentik (ABJ<95%) yang berarti dibawah standar yang ditetapkan Kemenkes. Bahkan pada hari Sabtu 6 Februari 2016 terjadi kasus kematian Ayesha (4) tahun warga Kampung Cilolohan RT/RW 08/08
· Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya karena Dernam Berdarah
Dengue. Jumlah korban meninggal akibat DBD di Kota Tasikmalaya bertambah
menjadi dua orang (Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, 2016).
Peran serta masyarakat .merupakan komponen utama dalam pengendalian DBD,
mengingat vektor (serangga penular 'penyakit) DBD yaitu nyamuk Aedes eegypt!
jentiknya ada di sekitar permukiman dan tempat istirahat nyamuk dewasa sebagian
Prosiding Seminar Nasional Universitas Pekalongan
"Masyarakat Sehat dan Produktif dalam Perspektif Kesehat.an, Ekonomi dan Humaniora"