menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.
3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
6. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.
Surabaya, Mei 2010
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAKSI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 18
2.2.1. Pengertian Akuntansi Secara Umum ... 19
2.2.2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 19
2.2.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 20
2.2.3.1. Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .... 21
2.2.3.2. Jenis Sistem Informasi ... 21
2.2.3.6. Tujuan Sistem Informasi ... 30
2.2.4. Akuntansi Keprilakuan ... 31
2.2.5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 32
2.2.5.1. Partisipasi Pemakai ... 32
2.2.5.2. Dukungan Manajemen Puncak ... 33
2.2.5.2.1. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak ... 33
2.2.5.2.2. Fungsi Manajemen ... 34
2.2.5.2.3. Tingkatan Manajemen ... 36
2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi ... 37
2.2.6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ... 38
2.2.6.1. Kepuasan Sistem Informasi Akuntansi ... 38
2.2.6.2. Pemakaian Sistem ... 40
2.2.6.3. Kualitas Sistem Informasi ... 41
2.2.7. Teori – Teori Yang Mendukung Penelitian ... 42
Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi ... 44
2.2.7.4. Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi 45 2.2.8. Kerangka Pikir ... 47
2.3. Hipotesis ... 47
BAB III METODE PENELITIAN ... 48
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 48
3.1.1. Definisi Operasional ... 48
3.1.2. Pengukuran variabel ... 49
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 50
3.2.1. Populasi ... 50
3.2.2. Sampel ... 51
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.3.1. Jenis Data ... 53
3.3.2. Sumber Data ... 53
3.3.3. Pengumpulan Data ... 53
3.5. Teknik Analisis ... 56
3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 56
3.5.2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 58
3.5.3. Uji Hipotesis ... 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 60
4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 60
4.1.2. Lokasi Perusahaan ... 61
4.1.3. Bentuk dan Struktur Organisasi Perusahaan ... 63
4.1.3.1. Status Perusahaan ... 63
4.1.3.2. Visi Perusahaan ... 63
4.1.3.3. Misi Perusahaan ... 63
4.1.3.4. Tujuan Perusahaan ... 64
4.1.3.5. Struktur Organisasi ... 64
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 69
4.2.1. Gambaran Umum Penelitian ... 69
4.2.2. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 72
4.3.1.2. Pengujian Reliabilitas ... 81
4.3.1.3. Hasil Pengujian Normalitas ... 81
4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 82
4.3.2.1. Uji Multikolinieritas ... 82
4.3.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... 83
4.3.2.3. Uji Autokorelasi ... 84
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 85
4.3.4. Pengujian Hipotesis ... 87
4.3.4.1. Uji Kecocokan Model ... 87
4.3.4.2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2) dan Kemampuan Teknik Personal (X3) Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y) ... 88
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90
4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ... 94
Surabaya ... 6
Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 16
Tabel 3.1. Jumlah Kepala Bagian , Kepala Seksi ... 51
Tabel 3.2. Ketentuan Durbin Watson ... 57
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan ... 69
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 70
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71
Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Sistem Informasi yang Dipakai ... 71
Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 72
Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) ... 73
Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan Pemakai (Y1) ... 74
Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel
Pemakaian Sistem Informasi
(Y2) ... 76Tabel 4.9. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kualitas Sistem (Y3) ... 77
Taknik Personal (X3) ... 79
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 80
Tabel 4.14. Hasil Uji Reliabilitas ... 81
Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas ... 82
Tabel 4.16. Hasil Uji Multikolinieritas ... 83
Tabel 4.17. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83
Tabel 4.18. Hasil Pengujian Anova ... 87
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Partisipasi Pemakai (X1)
Lampiran 4 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) Lampiran 5 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Kemampuan Teknik Personal (X3) Lampiran 6 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y) Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas
Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Partisipasi Pemakai (X1)
Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) Lampiran 5 Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Kemampuan Teknik Personal (X3) Lampiran 6 Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y) Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas
Oleh: Nurul Apria Sari
Abstraksi
Partisipasi pemakai diperlukan untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Partisipasi pemakai pada tiap tahap pengembangan sistem informasi, tentunya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai pada tahap implementasi sistem imformasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai, yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana
bargaining dan pemecahan konflik seputar masalah perancangan sistem, serta
memperkecil adanya resistenci to change dari pemakai terhadap informasi yang dikembangkan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menguji secara empiris adanya Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi.
Populasi yang di gunakan melalui responden (manajer) yaitu Direktur, kepala Bagian, kepala seksi, staff sebanyak 30 Orang untuk sampel, Direksi, Staf Ahli Direksi, Kepala Urusan yang berada diluar Surabaya tidak termasuk dalam responden penelitian ini. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sensus yang berjumlah 30 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik regresi linier berganda dengan menggunakan uji hipotesis uji kecocokan model dan Uji t.
Berdasarkan hasil pengujian di atas maka uji kecocokan model yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini telah cocok digunakan dalam untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dari dapat diketahui secara bersama-sama bahwa variabel Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2) dan Kemampuan Teknik Personal (X3) berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, perubahan dan ketidak pastian mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat. Lingkungan di perusahaan semakin kompleks dan akibat kemajuan dibidang komunikasi, transportasi, dan teknologi. Setiap perusahaan dihadapkan pada pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan diperlukan sejumlah informasi yang memadai. Informasi yang memadai ini, hanya dapat dihasilkan oleh sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta, dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif (Lau, 2004;24). Dengan ini penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberi manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang sangat kompetitif. Tidak mengherankan jika keputusan atas investasi sistem informasi menjadi sesuatu hal yang penting dalam organisasi (Numaker dan Ralp 1996; Reich dan Izak 1996 dalam Setianingsih dan Indiantoro, 1998;193)
informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapaian tujuan melalui penyediaan informasi. Peranan paling penting dalam organisasi tetaplah manusia sebagai penentu keputusan. Jadi peranan teknologi dalam suatu sistem informasi, pada intinya. Adalah pengganti tenaga kerja manusia (Burch dkk 1991;42) dalam (Setianingsih dan Indiantoro, 1998;194).
perubahan perilaku dan organisasional (Bodnar dan Hopwood, 1995;22) dalam (Setianingsih, 1998;193).
Sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang ekstern organisasi perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu menangkap permintaan-permintaan informasi baru yang diperlukan manajemen dengan kriteria-kriteria kualitas sistem tertentu yaitu dapat dipercaya (reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu (timely). Oleh karena itu apabila adanya keusangan dari sistem informasi (khususnya informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi atau pengembangan terhadap sistem informasi secara umum dicapai melalui beberapa tahap dimulai dengan perencanaan sistem, Analis sistem, Desain sistem, Seleksi sistem, dan diakhiri dengan Implementasi sistem (Wilkinson, 1993;14-15).
pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan Hartwick, 1994) dalam (Lau 2004;24)
Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai pada tahap implementasi sistem imformasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai, yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana bargaining dan pemecahan konflik seputar masalah perancangan sistem, serta memperkecil adanya resistenci to change dari pemakai terhadap informasi yang dikembangkan (Muntoro, 1994) dalam (Lau, 2004:28). Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam aktifitas pengembangan sistem diharapkan akan meningkatkan komitmen dan keterlibatan pemakai sehingga pemakai dapat menerima dan menggunakan sistem informasi yang dikembangkan dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pemakai ( Lau, 2004:28).
memiliki kekuatan dan pengaruh mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap pengembangan dan ini berpengaruh pada kepuasan pemakai. Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkatkan dengan adanya dukungan dari manajemen puncak. Sehingga dengan adanya partisipasi ini kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan akan lebih besar, menurut penelitian yang dilakukan oleh Choe 1996 dalam Setianingsih (1998:197). Menyebutkan partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan manajemen puncak dengan keputusan pemakai sistem informasi. Selain ini penelitian yang dilakukan oleh Lau (2004), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dan dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, komplesitas sistem dan pengaruh kepuasan dalam pengembangan sistem informasi.
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh faktor-faktor yang meliputi Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal.
memfokuskan meneliti garam yang berjenis garam bahan baku yang digunakan untuk industri.
Data produksi garam bahan baku PT. PT.GARAM (Persero) Surabaya dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data penjualan Garam bahan baku, PT.GARAM (Persero) Surabaya
No TAHUN HASIL
PRODUKSI (Ton)
HASIL PENJUALAN
(Ton)
Selisih (Ton)
1 2002 288.230 289.492 -1.262
2 2003 266.033 231.386 34.647
3 2004 307.633 305.918 1.715
4 2005 254.656 356.253 -101.597
5 2006 316.186 318.029 -1.843
Sumber : PT.GARAM (Persero) Surabaya
254.656, hasil penjualan 356.253, Jadi selisih produksinya -101.597. Tahun 2006 hasil produksi 316.186, hasil penjualan 318.029, Jadi selisih produksinya -1.843.
Disini dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 terjadi penurunan produksi sebesar -101.597,tahun2006 sebesar -1.843, dan hal tersebut disebabkan karena kurangnya pelatihan terhadap karyawan terhadap sistem yang standar yang telah ditentukan perusahaan, hal ini disebabkan kurangnya dukungan dari manajemen puncak. Begitu juga dengan pemakaian sistem yang minim dan kualitas sistem informasi yang dihasilkan kurang relevan dan tepat waktu. Sehingga faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, agar dapat memperbaiki sistem pengendalian intern serta dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.
Informasi Akuntansi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan dan kepuasan pemakai informasi tersebut.
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana “Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
pada
PT. GARAM (Persero) Surabaya”1.2. Perumusan Masalah
2. Apakah terdapat pengaruh positif Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya?
3. Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya?
3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah:
Menguji secara empiris adanya Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi.
Dari Penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain:
1. Bagi Peneliti
Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang tepat.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman untuk perusahaan dalam bidang sistem informasi. Demikian pula diharapkan sebagai input bagi pengambilan keputusan untuk menelaah lebih lanjut mengenai Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
3. Bagi Universitas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang masalah Sistem Informasi Akuntansi dan dapat
dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian, telah dilakukan
oleh:
1. Lau (2004)
Judul:
“Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan
Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima
Variabel Moderating”
Rumusan masalah:
1. Apakah ada pengaruh partisipasi pemakai terhadap
kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem
2. Apakah dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai
pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan
pengaruh pemakai memoderasi pengaruh pertisipasi pemakai
terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem
informasi?
Hipotesis:
1. Diduga ada pengaruh antara partisipasi pemakai terhadap
kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi
2. Diduga manajemen puncak, komunikasi pemakai
pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan
pengaruh pemakai memoderasi pengaruh pertisipasi pemakai
berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan
sistem informasi.
Alat Uji:
Regresi linier sederhana dan Moderated Regresi Analysis
1. Partisipasi pemakai berpengaruh positif kepuasan dalam
proses pengembangan sistem informasi, dengan koefisien
determinasi sebesar 0,091.
2. Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai
pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan
pengaruh pemakai memoderasi,
partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan
pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi.
2. Sunarti Setianingsih (1998)
Judul:
“Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komuniklasi
Pemakai-pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan
Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi”
Rumusan Masalah:
1. Apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan
kepuasan pemakai dalam proses pengembangan Sistem
2. Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh
terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai
dalam pengembangan Sistem Informasi ?
3. Apakah komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh
terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai
dalam pengembangan Sistem Informasi ?
Hipotesis :
1. Diduga ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan
kepuasan dalam proses pengembangan Sistem Informasi.
2. Diduga dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap
hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam
pengembangan Sistem Informasi.
3. Diduga komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh
terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai
dalam pengembangan Sistem Informasi.
Alat Uji :
Untuk menguji hubungan antara partisipasi pemakai dan
kepuasan pemakai digunakan model persamaan regresi sederhana,
sedangkan untuk menguji pengaruh dua faktor kontijensi
Hasil Penelitian :
1. Partisipasi Pemakai mempunyai hubungan yang positif dan
signifikan dengan kepuasan pemakai, dengan koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,096.
2. Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan
pemakai dalam pengembang Sistem Informasi, dengan koefisien
interkasi sebesar 0,469.
3. Komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh
signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan
pemakai dalam pengembang Sistem Informasi
tetapi komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh langsung
terhadap kepuasan pemakai.
3.Dian Dwi Susanti (2007)
Judul :“Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi Pada PT. SIANTAR TOP, Tbk Waru-
Sidoarjo”.
Rumusan Masalah :
1. Apakah terdapat pengaruh positif Dukungan Manajemen
Pemakai Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT.SIANTAR TOP, Tbk Waru-Sidoarjo?
2. Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai
pengaruh yang paling dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi pada PT.SIANTAR TOP,Tbk Waru-Sidoarjo ?
Hipotesis :
1. Diduga Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak,
Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem
Informasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi.
2. Diduga Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh paling
dominan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Alat Uji :
Regresi linier berganda (Multiple Regression)
Hasil Penelitian :
1. Variabel partisipasi pemakai, Dukungan Manajemen
Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal berdasarkan koefisien
Sistem Informasi Akuntansi sebesar 71,2% sedangkan sisanya
sebesar 28,7% dipengaruhi faktor lain.
2. Nilai r2 parsial untuk variabel dukungan manajemen puncak
adalah sebesar 27 % untuk variabel partisipasi pemakai adalah
sebesar 31,3% untuk variabel Kemampuan teknik personal adalah
sebesar 30,6%. Sehingga variabel yang paling dominan
pengaruhnya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah
variabel partisipasi pemakai.
Tabel : 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu
Lau (2004) “Pengaruh Partisipasi
pemakai terhadap
Kepuasan Pemakai
dalam Pengembangan
Sistem Informasi
dengan Lima Variabel
Moderating
Variabel Bebas :
Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Komunikasi Pemakai-Pengembang (X2)
Kompeleksitas Tugas (X3)
Kompleksitas Sistem (X4)
Pengaruh Pemakai (X5)
Variabel Terikat :
Partisipasi Pemakai
Kepuasan Pemakai (Y)
Dian Dwi Susanti
(2007)
“Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
Pada PT. SIANTAR
TOP, Tbk
Waru-Sidoarjo”.
Variabel Bebas:
Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Partisipasi Pemakai (X2)
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3)
Variabel Terikat :
Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Y) Sunarti Setianingsih (1998) “Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai-Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Variabel Bebas:
Partisipasi Pemakai (X1)
Dukungan Manajemen Puncak
(X2)
Komunikasi
Kepuasan Pemakai
dalam Pengembangan
Sistem Informasi”.
Variabel Terikat: Kepuasan
Pemakai (Y)
Nurul Apria Sari (2010) “Faktor – faktor yang
Mempengaruhi
Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi
Pada PT.GARAM
(persero) surabaya”.
Variabel Bebas:
Partisipasi Pemakai (X1)
Dukungan Manajemen Puncak
(X2)
Kemampuan Teknik Personal
Sistem Informasi Akuntansi (X3)
Variabel Terikat :
Kinerja Sistem Informasi
Akuntansi (Y)
Sumber: Peneliti
Dari tabel diatas diperoleh Persamaan dan Perbedaan Penelitian
Terdahulu seperti yang dikemukakan Lau (2004) dengan judul Pengaruh
Partisipasi pemakai terhadap Kepuasan pemakai dalam pengembangan
Sistem Informasi dengan lima variabel moderating, Variabel bebas terdiri
dari Dukungan Manajemen Puncak (X1), Komunikasi Pemakai –
Pengembang (X2), Kompleksitas Tugas (X3), Kompleksitas Sistem (X4),
Pengaruh Pemakai (X5), Variabel terikat Partisipasi Pemakai terhadap
faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT.
SIANTAR TOP, Tbk Waru-Sidoarjo. Variabel bebas terdiri dari Dukungan
Manajemen Puncak (X1), Partisipasi Pemakai (X2), Kemampuan Teknik
Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3), Variabel terikat Kinerja Sistem
Informasi Akuntansi (Y). Sunarti Setianingsih (1998) dengan judul
Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai-
Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam
Pengembangan Sistem Informasi. Variabel bebas terdiri dari Partisipasi
Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2), Komunikasi Pemakai-
Pengembang (X3), Variabel terikat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).
Nurul Apia Sari (2010) dengan judul Beberapa Faktor yang mempengaruhi
kinerja sistem informasi akuntansi pada PT.GARAM (persero) Surabaya.
Variabel bebas Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak
(X2), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3).
Variabel terikat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).
2.2 Landasan Teori
Dalam landasan teori akan disajikan beberapa teori yang relevan
dengan permasalahan yang dibahas teori-teori tersebut disajikan dalam
sub-sub bab meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai,
Kemampuan Teknik Personal, Kompleksitas Tugas dan Kinerja Sistem
2.2.1 Pengertian Akuntansi Secara Umum
Dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia informasi,
sehingga menurut Kieso dan Weygandt (2002;2), akuntansi adalah
pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan
tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan. Oleh sebab
itu akuntansi memegang peranan penting dimana menurut Warren dan Fess
(2005;10), akuntansi adalah system informasi yang menghasilkan laporan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktifitas ekonomi dan
kondisi perusahaan.
Dari definisi mengenai akuntansi diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan
dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kuantitatif yang dapat menjadi dasar
bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan. Sehingga
akuntansi disebut sebagai bahasa perusahaan, karena melalui akuntansilah
perusahaan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan
orang-orang akan mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut.
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan sistem
informasi didalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang
dibutuhkan tingkat manajemen.
Menurut Jogiyanto (2000;40) Sistem Informasi Manajemen adalah
organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data
untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan
manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.
2.2.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk
mempertahankan kemampuan berkompetensi. Produktivitas sebagai suatu
hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem
informasi yang lebih baik.
Menurut Baridwan (1997;3) sistem informasi akuntansi (SIA)
adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,
mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan
informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak
di luar perusahaan (kantor pajak, investor, dan kreditor) dan pihak intern
(manajemen).
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000;1) SIA adalah kumpulan
sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah
data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam
pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini apakah secara
manual atau terkomputerisasi.
Menurut Jogiyanto (2000;49) adalah suatu subsistem dari sistem
Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem
Informasi Akuntansi lebih merujuk pada sistem Akuntansi berbasis
komputer atau lebih dikenal dengan nama Sistem Pengolahan data
Elektronik (Electronik Data Processing).
2.2.3.1 Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi
akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks.
Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam
aktivitas-aktifitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat yang
langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan , leveransir (supplier),
pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan
berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut.
Akan sangat berguna bila SIA ditinjau dari sudut pandang para
pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Hal ini dikemukakan oleh Widjajanto (2001;14)
tentang peranan SIA dalam suatu organisasi perusahaan.
2.2.3.2 Jenis Sistem Informasi
Istilah Sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi
komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai.
Sistem Informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat
keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi
Menurut Bodnar dan Hopwood (2000;4) terdapat beberapa jenis
sistem informasi berbasis komputer yaitu :
1. Pengolahan data elektronik – Electrinic Data Processing
(EDP) adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan
pengolahan data dan transaksi – transaksi dalam suatu organisasi. EDP
adalah aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.
2. SIM (Manajemen Informasi System) menguraikan
penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi
pengambilan keputusan manajer. SIM menyediakanberagam informasi
diluar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam organisasi,
misalnya :
a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Kebanyakan
dari informasi oleh SIA organisasi, contohnya ikhtisar
penjualan dan informasi biaya.
b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan
dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal ikhtisar
persediaan dan informasi biaya.
c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan
Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi,
misal ikhtisar pajak upah, pajak, informasi bermanfaat.
d. Sistem Informasi Keuangan adalah SIM yang menyediakan
informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan
dari informasi aplikasi – aplikasi sistem informasi akuntansi
organisasi. Contohnya adalah ikhitisar arus kas dan informasi
pembayaran.
3. Sistem Pendukung Keputusan – Decission Support System
(DSS)
Dalam sistem pendukung keputusan, Data diproses kedalam format
pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS
mensyaratkan penggunaan model – model keputusan dan berbasis data
khusus serta benar – benar terpisah dari pengolahan data.
4. Sistem Pakar – Expert System (ES). Sistem Pakar (ES)
adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan
pengetahuanya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti
seorang konsultan ahli bagi pemakainya. Seperti DSS, ES mensyatkan
penggunaan model – model keputusan dan basis data pengolahan
khusus. Tidak seperti DSS, ES juga mensyaratkan pengembangan
Knowledge base – pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli
seorang ahli, DSS membantu pemakai dalam pengambilan keputusan,
sedangkan ES membuat keputusan sendiri.
5. Sistem Informasi Executif – Information Executive System
(EIS), dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajen puncak.
Banyak informasi yang dipergunakan oleh manajemen puncak datang
dari sumber luar sistem informasi organisasi, tetapi sebagian informasi
harus diproses melalui sistem informasi yang telah diproses oleh
sistem informasi organisasi. EIS menyediakan akses yang mudah
untuk memilih informasi yang telah diproses òleh sistem informasi
organisasi manajemen puncak.
6. Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis
komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi
informasi. Tetapi istilah SIA lebih luas dari itu guna mencakup siklus –
siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi dan
pengembangan sistem.
2.2.3.3 Pengembangan Sistem Informasi
Sistem Informasi berkembang selama masa hidup suatu
perusahaan. Artinya suatu sistem yang baru akan mengganti sistem yang
sedang digunakan jika tidak memadai lagi.
Menurut Elfreda (2004;26) Pengembangan Sistem Informasi
substansial mengenai waktu, sumber daya dan merupakan aktifitas yang
berkesinambungan.
Menurut Wilkinson (1993;14) terdapat beberapa siklus
pengembangan sistem informasi antara lain :
1. Perencanaan Sistem, meletakkan dasar bagi sistem
informasi baru atau sistem informasi hasil revisi. Dalam tahap ini
meliputi persiapan rencana sistem induk di samping juga usulan
proyek sistem untuk melaksanakan rencana tersebut.
2. Analisis Sistem, meliputi survey dan analisis terhadap
sistem informasi yang sekarang. Dalam tahap ini akan menentukan
informasi yang diperlukan para pengguna dari sistem yang baru
disamping juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri.
3. Desain Sistem, penentuan spesifikasi (yaitu, jawaban
terhadap pertanyaan – pertanyaan mengenai desain yang dikemukakan
pada bagian sebelumya) yang memenuhi kebutuhan dan persyaratan
yang ditentukan selama tahap analisis sistem. Seringkali dibuat desain
alternatif dan alternatif ini dievaluasi. Tahap ini diakhiri dengan hasil
spesifikasi desain yang lengkap yang paling sesuai dengan situasi dan
4. Justifikasi dan Seleksi Sistem, analisis rinci mengenai
manfaat dan biaya desain sistem tertentu.Tahap ini juga mencakup
evaluasi usulan – usulan dari produsen peralatan pemrosesan, agar
peralatan yang paling sesuailah yang dipilih untuk
mengimplementasikan desain.
5. Implementasi Sistem, terdiri dari langkah – langkah seperti
perlengkapan rinci untuk rancangan baru, pengangkatan dan pelatihan
(training) karyawan baru, penginstalan dan penyajian peralatan baru
serta penerapan awal dari sistem yang baru itu.
2.2.3.4. Penggunaan komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem
informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi
didalam suatu sistem. Informasi adalah data yang berguna yang diolah
sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.
Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai
tujuan tertentu oleh Bodnar dan Hopwood (2000;1).
Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau
mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi
prosedur dan pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan sistem
manual. Perancangan sistem adalah proses menspesifikasikan rincian solusi
yang dipilih oleh proses analisis sistem oleh Bodnar dan Hopwood
Gambar. 1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual
Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai SIA, edisi pertama,
BPFE, Yogyakarta, hal 128
Gambar.2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Bukti
Transaksi
Jurnal Buku
Besar
Laporan Keuangan
Buku
Pembantu
Laporan
Bukti
Transaksi
Jurnal
Buku
Besar
Laporan Keuangan dan laporan lain, yaitu Laporan keuangan Fiskal
[image:42.595.126.559.552.770.2]Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai SIA, edisi pertama, BPFE,
Yogyakarta, hal 128.
Pemrosesan data dengan komputer dapat dilakukan lebih mudah,
lebih cepat serta lebih banyak. Demikian pula informasi yang dihasilkan
juga lebih banyak, lebih cepat dan lebih akurat. Tidak dapat dielakkan
bahwa kemampuan komputer untuk membantu mengolah data jauh lebih
akurat dan lebih cepat ketimbang kemampuan manusia mengolah data
secara manual.
2.2.3.5. Para Pemakai Informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2000;8) pihak – pihak yang membutuhkan
informasi terdiri atas beberapa kalangan. Pada umumnya pemakai laporan
keuangan dapat dibagi dalam dua golongan antara lain, para pemakai
internal dan pemakai eksternal.
a. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer
– manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk
menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi
kemajuan terhadap sasaran – sasaran tersebut dan mengambil tindakan
b. Pemakai Eksternal
1. Pemilik Perusahaan, para pemilik ( owners) telah
menanamkan dana mereka yang berharga ke dalam suatu
organisasi bisnis. Orang – orang ini menghendaki wawasan tentang
keinginan pendapat dimasa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada
waktu yang akan datang dan prospek arus kas.
2. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian
posisi finansial perusahaan. Mereka guna menunjukkan suatu
indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, Kalangan
karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan
mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas
jasa, tunjangan, pensiunan dan kesempatan kerja.
3. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk
memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah permodalan
suatu perusahaan, pemodal – pemodal biasanya mengevaluasi
besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi
mereka.
4. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang –
barang, jasa- jasa, dan sumber – sumber daya keuangan bagi
perusahaan baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun
kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban – kewajiban
secara tepat waktu dan terjadwal.
5. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi
dalam mengatur upayanya mengatur kegiatan – kegiatan
perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya. Pemerintah pusat atau daerah
menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus
dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam
laporan keuangan.
6. Organisasi nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan
pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan memakai informasi
akuntansi untuk merencanakan dan mengelola aktifitas –
aktifitasnya. Mereka ini juga perlu menyusun anggaran, menggaji
pegawai – pegawainya, membeli peralatan, yang semuanya itu
membutuhkan informasi akuntansi.
7. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada
informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan – laporan
keuangan untuk mengevaluasi tindakan – tindakan perusahaan
besar di Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi
finansial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan –
perusahaan ditengah masyarakat.
Menurut Wilkinson (1993;8) sistem informasi dalam dunia bisnis
dan pemerintah mempunyai tiga tujuan, meliputi :
1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan
keputusan
2. Menyediakan informasi yang mendukung operasi harian
3. Menyediakan informasi yang menyangkut pengelolaan
kekayaan ( berkenaan dengan kepengurusan).
Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan
eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal hampir semua
informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data
transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan kedua hanya sebagian.
2.2.4. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi Keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu terobosan
yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi yang memungkinkan para
direktur eksekutif, direktur, dan pembuat rencana strategis lainnya untuk
mengoptimalkan keputusan yang diambil, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kinerja perusahaan. Akuntansi keperilakuan tidak sama
dengan akuntansi tradisonal yang hanya melaporkan data keuangan.
Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan
perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan
mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun
berdasarkan teknik berikut ini, yaitu:
1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis
terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan.
2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat
yang relevan terhadap perencanaan strategis.
3. Untuk memengaruhi pendapat dan perilaku guna
memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.
2.2.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
2.2.5.1. Partisipasi Pemakai
Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui
secara luas dalam literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan
intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem
informasi, mulai tahap dari perencanaan, pengembangan sampai tahap
implementasi sistem informasi (Setianingsih dan Indiantoro,1998;195).
Partisipasi atau keterlibatan pengguna SIA bisa berpengaruh
terhadap hasil pengembangan SIA dan memiliki hubungan positif terhadap
Menurut Davis dan Newstrom ( 1996;179) menyatakan bahwa
partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang – orang dalam
situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi
pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
Menurut Lindrianasari (2001;85) Partisipasi pemakai didefinisikan
sebagai perilaku dan tindakan yang dilakukan melelui suatu target yang
telah ditentukan sebelumnya atau sesuai dengan kemampuan pengguna
selama proses pendesainan sistem
Menurut Davis (1996:179) ada tiga aspek yang sangat penting
dalam partisipasi kerja, antara lain:
1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi
berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan fisik.
2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide- ide kreatif
dan membangun aspek yang sangat penting.
3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menuntut
pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kelompok.
Pada kenyataanya sering kali pemakai lebih mengetahui apa yang
mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak
berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan mereka
berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan (Handoko 2003; 8).
2.2.5.2.1. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak
Menurut Jen (2002;139), Dukungan manajemen puncak yang
memadai dalam proses pengembangan sistem informasi dan pengoperasian
sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai
untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam
menggunakan sistem tersebut, karena mendapat dukungan manajemen
puncak di perusahaan. Bahwa kepuasan pemakai meningkat apabila
manajemen puncak memberikan dukungan makin tinggi, jadi dukungan
manajemen puncak memiliki hubungan yang positif signifikan dengan
kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Menurut Elfreda (2004;32) Dukungan Manajemen Puncak adalah
perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi,
pengembangan dan implementasinya.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan
manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan
eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab
untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
Menurut Handoko 2003 ; 23) ada lima fungsi manajemen yaitu :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penetapan tujuan, prosedur, budget dan
program dari suatu organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu proses manajemen yang
menyebabkan orang fungsi dan faktor jasmaniah dapat bekerja sama
untuk membentuk satuan yang dapat dipimpin dan diawasi. Selepas
perencanaan manajer menetapkan dengan pasti kegiatan – kegiatan
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompikan
kegiatan – kegiatan tersebut menjadi satuan kerja.
c. Pembimbingan (Staffing)
Pembimbingan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan agar
satuan – satuan dalam organisasi dapat bergerak bersama – sama
menuju sesuatu yang telah dihajatkan. Kegiatan ini memanfaatkan
segala saluran yang telah ditetapkan oleh kegiatan pengorganisasian.
d. Pengarahan (Directing)
Pengorganisasian mengandung kerjasama dan partisipasi kerja
sama yang dimaksud adalah kerjasama berbagai kegiatan yang
merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan. Koordinasi
adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama
pekerjaan. Setiap pengorganisasian yang baik senantiasa membutuhkan
kerjasama yang baik pula.
e. Pengawasan (Controlling)
Kegiatan pengawasan selebihnya adalah membandingkan atau
menilai dengan cara ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan
pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan
apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.
2.2.5.2.3. Tingkatan Manajemen
Menurut Handoko (2003 ; 17) Tingkatan manajemen dalam
organisasi dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu :
a. Manajemen Lini Pertama
Tingkatan paling rendah dalam organisasi yang memimpin dan
mengawasi tenaga operasional. Sebutan lain bagi manajer lini
adalah pimpinan, mandor, penyelia.
b. Manajemen Menengah
Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan –
kegiatan para manajer lainnya. Selain itu juga dituntut untuk
menjalin hubungan baik dengan rekan – rekan disekitar organisasi,
dan meyelesaikan konflik sebutan lain dari manajer menengah
c. Manajemen Puncak
Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajer
organisasi yaitu dalam hal penyusunan tujuan organisasi,
menentukan strategi dan pembuatan keputusan yang mempengaruhi
organisasi. Sebutan lain dari manajer puncak adalah direktur,
presiden, kepala devisi, wakil presiden senior.
2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi.
Pendekatan pengalaman (axperiental theory) terhadap perilaku
didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri
daripada pengalaman orang lain (Pace dan Faules 1998;439).
Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan
menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi
dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan
menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan
penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar
untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.
Kemampuan teknis dair personal memiliki pengaruh yang besar
dalam pengembangan sistem informasi. Selain itu menambahkan rata- rata
pendidikan dan tingkat pengguna sistem informasi yang bisa digunakan
dari sistem informasi berhubungan dengan kualitas teknik atau kualitas
pengembangan dari sistem tersebut, dimana hal ini merupakan tanggung
jawab dari personel sistem informasi ( Sugiarto Prajitno 2006;142).
Menurut Soegiharto (2001;179), jika para pengguna sistem
semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan
lingkungan sosial – politis ditempat digunakannya sistem tersebut, maka
mereka akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan
sistem tersebut.
Rata- rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok
sistem digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem informasi
(Soegiharto,2001;179)
Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil
kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah
kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk
mengembangkan sistem informasi organisasi.
2.2.6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Menurut Sugiarto (2006;141) mengukur efektifitas sistem
informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.
Menurut Jen (2002;137), mengukur kinerja sebuah sistem
informasi akuntansi ke dalam dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas
para karyawan pada departemen akuntansi, keuangan dan perpajakan dalam
membantu penyelesaian dalam pekerjaan mereka, untuk mengelola data –
data keuangan menjadi informasi akuntansi.
2.2.6.1 Kepuasan Sistem Informasi Akuntansi
Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan
kerja).Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang
menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.(Davis, 1996;105).
Menurut Robbins (2002;36) kepuasan kerja mengacu kepada sikap
individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat
kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya,
seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap
negatifterhadap pekerjaan tersebut.
Berdasarkan pendapat diatas kepuasan kerja adalah suatu perasaan
menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan
dengan pekerjaan melibatkan aspek – aspek seperti upah atau gaji yang
diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai
lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan
dan mutu kepengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan
dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Menurut Setianingsih (1998 ; 198-199) kepuasan pemakai adalah
seberapa jauh pemakai percaya pada sistem informasi yang disediakan
sebagai tujuan penting dari sistem informasi dalam mendukung pembuatan
keputusan.
Oleh sebab itu, dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa kepuasan pemakai menurut peneliti adalah pengungkapan rasa
senang atau tidak senang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan
partisipasi yang diberikannya selama pengembangan sistem informasi.
2.2.6.2 Pemakaian Sistem
Pemakaian sistem dapat diindikasikan juga sebagai
pengimplikasian sistem. Implementasi sistem adalah Implementasi sistem
mencakup pelaksanaan rencana perancangan. Pelaksanaan mencakup
pemilihan dan pelatihan personel, pemasangan peralatan komputer baru,
perancangan sistem secara rinci, penulisan dan pengujian program –
program komputer, pengujian sistem, pengembangan standar – standar,
dokumentasi, dan pengubahan berkas. Pelaksanaan perancangan secara rinci
selama tahap implementasi seringkali mencakup pemrograman komputer
(Bodnar dan Hopwood, 2000;34). Beberapa pekerjaan yang dilakukan pada
tahap implementasi adalah (Winarno, 1994;176)
1. Pemilihan dan pelatihan karyawan, sistem yang baru
biasanya berbeda dengan sistem yang lama sehingga memerlukan
2. Persiapan secara fisik, meliputi pemasangan komputer,
pengaturan tempat kerja, penambahan model dan penataan kembali
berbagai tempat penyimpanan berkas.
3. Pengujian program dan prosedur, setelah komputer,
perabotan dan mesin terpasang, analisis sistem dapat menginstalasi
program ke dalam komputer dan mengujinya.
4. Pembuatan dokumentasi, menyesuaikan dokumentasi yang
telah ada sejak perencanaan sistem dengan keadaan sesungguhnya.
5. Pengubahan data file, mengubah file dan data ke bentuk
yang diterima oleh sistem yang baru.
2.2.6.3. Kualitas Sistem Informasi
Karakteristik kualitas informasi menurut Jogiyanto (2000;30) meliputi :
a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan –
kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan.
b. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang dari
penerima tidak boleh terlambat.
c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat
untuk pemakainya.
Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat
pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang
mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi
tersebut aktual dan mutakhir. Informasi yang relevan, apabila informasi
tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
Umumnya suatu laporan penyajian informasi secara singkat pada hal – hal
yang penting saja, tetapi rincian dari informasi tersebut disajikan dalam
uraiannya.
2.2.7. Teori - teori yang mendukung penelitian
2.2.7.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses
organisasional, dimana para individu terlibat dalam pembuatan keputusan
yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap individu tersebut dan
salah satu cara untuk memotivasi. Partisipasi dalam pengembangan sistem
informasi dari tahap perencanaan, pengembangan dan implementasi sistem
informasi, dalam pengembangan sistem informasi pemakai berpartisipasi
secara langsung akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi,
maka partisipasi dapat digunakan sebagai dasar dalam pengukuran kinerja
sistem informasi akuntansi dalam nunik (2006;19).
Teori Y dari Mc Gregor
Teori ini dipelopori oleh Davis dan Newstrom,(1996 162) ini
diantaranya menyatakan bahwa orang – orang akan mengarahkan dan
mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa
terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar
menerima dan mencari tanggung jawab.
Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan
dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai
informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam
kegiatan pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai
kepuasan pemakai informasi.
2.2.7.2. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Dukungan Manajemen Puncak yang memadai dalam proses
pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem
informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan
pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada sehingga akan
muncul suatu kepuasan pemakai dalam penggunaan sistem informasi dan
bertanggung jawab akan kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan
dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan selain itu didukung dan
keterlibatan manajemen puncak memegang peranan penting dalam
Teori yang mendukung hubungan Dukungan Manajemen Puncak
dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Teori Kelompok
Teori Kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya
berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan (Mifta Thoha)
menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus
terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya.
Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan
dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap
sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh
pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan.
Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam
pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh
pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakai
informasi tersebut.
Dengan Teori diatas maka Dukungan Manajemen Puncak juga
memiliki kekuatan dan berpengaruh untuk mensosialisasikan
pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk
berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan akan
2.2.7.3. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Menurut Robbins (1996;86) dalam Erlang Widodo (2005;32)
Kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai
macam tugas dan pekerjaannya. Dengan kemampuan yang ada kegiatan
karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga
memberikan kepuasan.
Teori pencapaian prestasi oleh McCelland (1953) didasari asumsi
bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu
yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan
lebih baik, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan
memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang
menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka
orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi, dan Hasrat, ingin
sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar (Erlang Widodo, 2005;32).
Jen (2002;138) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem
Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang
rendah akan mengakibatkan Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem
Informasi Akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau
rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam
menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan
terhadap pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan
keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2.2.7.4. Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.
Tjhai fung jen (2002;138) mengatakan bahwa dengan keterlibatan
pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja
sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan
kepuasan bagi para pemakai.
Jen (2002;139) mengatakan bahwa dengan adanya Dukungan
Manajemen Puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan
sistem dan operasinya, kepuasan pemakai akan dalam menggunakan sistem
yang ada semakin tinggi pula.
Jen (2002;138) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat
Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara
Berdasarkan teori diatas bahwa keberhasilan perusahaan dalam
pencapaian tujuan perusahaan bergantung pada manajer dalam memperoleh
informasi yang cepat dan tepat, serta pelaksanaan Sistem Informasi
Akuntansi secara efektif dan efisien
[image:62.595.98.564.489.678.2]2.2.8. Kerangka Pikir
Gambar. 3 : Bagan Kerangka Pikir
Regresi linier berganda
Partisipasi Pemakai
(X1)
Dukungan Manajemen Puncak
(X2)
Kemampuan Teknik Personal sistem informasi
(X3)
2.3. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat
digunakan sebagai dugaan sementara adalah :
H1 : Diduga Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan
Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh positif Terhadap Kinerja
Sistem Informasi Akuntansi.
H2 : Diduga Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh paling dominan terhadap
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1. Definisi Operasional
Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang
pertanyaan pengoperasian atau pendefinisian konsep – konsep penelitian
menjadi variabel – variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan
pengukuran variabelnya (Anonim,2003;IV – 10).
a. Variabel Bebas / Independent Variabel (X)
1. Partisipasi Pemakai (X1) yaitu perilaku, pernyataan dan
aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses
pengembangan sistem informasi (Restuningdiah, Indriantoro,
2000; 126)
2. Dukungan Manajemen puncak (X2) yaitu perilaku eksekutif
yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi,
pengembangan dan implementasinya (Elfreda,2004;32)
3. Kemampuan Teknik dari Personal Sistem Informasi
Akuntansi (X3) yaitu kontribusi dari pemakai sistem informasi
dalam menggunakan dan mengembangkan sistem informasi
(Sugiarto Prajidno,2006;143)
b. Variabel Terikat
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) yaitu tingkat efektivitas
operasional sistem untuk mengubah data menjadi informasi, serta
menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun di luar perusahaan
Kepuasan Pemakai Sistem, seberapa jauh pemakai puas dan
percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan
informasinya, serta kesesuaian antara yang diharapkan dengan yang
diperoleh.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan instrumen yang
dikembangkan oleh Dian (2007). Pengukuran variabel dilakukan dengan
menggunakan skala Sematic Defferensial. Skala ini tersusun dalam satu
garis kontinum dengan jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah kiri
atau sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah Skala Interval. Skala
menggunakan nilai tujuh point. Jawaban dengan nilai satu berarti sangat
tidak mampu dan nilai tujuh berarti sangat mampu. Pada variabel kinerja
sistem informasi akuntansi (Y) terdapat 11 pertanyaan, pada variabel
Partisipasi Pemakai (X1) terdapat 5 pertanyaan, pada variabel Dukungan
Manajemen Puncak (X) terdapat 5 pertanyaan, pada variabel Kemampuan
Teknik Personal (X3) terdapat 5 pertanyaan.
Skala Pengukuran Interval
Sangat tidak mampu Sangat mampu
( Uma sekaran;32 )
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Obyek yang di gunakan dalam ini adalah PT.GARAM
(Persero) populasi yang di gunakan melalui responden (manajer) yaitu
kepala Bagian, kepala seksi sebanyak 37 Orang untuk sampel, Direksi, Staf
Ahli Direksi, Kepala Urusan tidak termasuk dalam responden penelitian
ini.
Tabel 3.1 Jumlah Kepala Bagian, Kepala Seksi.
No Unit Kerja Kepala
Divisi
Kepala
Bagian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Divisi Produksi Bahan Baku Divisi Produksi Olahan Biro Litbang dan MR
Kepala Bagian Pengadaan
Biro Keuangan dan Akuntansi
Divisi Pemasaran Divisi Pergudangan dan Terminal Biro Umum Kepala Satuan Pengawasan Intern 1 1 1 ‐ 1 1 1 1 1 4 2 3 1 4 6 3 4 2 5 3 4 1 5 7 4 5 3
Total 8 29 37
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan
karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 :
24).. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah
Simple Sensus yaitu cara mengambil data dari semua responden.
Dalam penelitian ini yang digunakan adalah sebanyak 30 orang responden.
Memuat penjelasan tentang bagaimana data dikumpulkan sebelum
diolah dan dianalisis yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah kuisioner.
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
yang diperoleh langsung melalui survey dan wawancara langsung.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari PT.GARAM (Persero) Surabaya hanya
para manajer yaitu kepala bagian dan kepala seksi.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperolah data primer, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab
langsung kepada pejabat berwenang untuk mendapatkan penjelasan
sepenuhnya terutama yang berhubungan dengan variabel – variabel
yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini juga dilakukan pengumpulan dokumen
– dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Kuisioner
Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar
pernyataan yang sudah disusun rapi dan terstruktur, tertulis kepada
responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan dengan
masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberikan nilai.
Daftar pertanyaan diserahkan kembali sesuai dengan batas waktu yang
telah ditetapkan oleh peneliti.
d. Observasi
Merupakan paket yang tercakup dalam proses wawancara
dan pengumpulan data yang tercatat dalam dokumentasi perusahaan.
3.4. Uji Kualitas Data
3.4.1. Uji Validitas
Menurut Sumarsono (2004;39) uji validitas dilakukan untuk
mengetahui sejauh mana alat pengukuran itu (kuisioner) mengukur apa yang
diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan
mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing – masing butir
pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor
pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut
mempunyai validitas.
Menurut Ghozali (2006;45) uji validitas digunakan untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.
Suatu butir pertanyaan dinyatakan valid atau tidak dapat dilihat
dari kolom corrected item total correlation.
a.Jika nilai alpha > 0,5 berarti tidak valid
b.Jika nilai alpha < 0,5 berarti valid
3.4.2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2006;41) realibilitas sebenarnya adalah alat
untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel
atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
kuisioner seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu – waktu. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas
instrumen dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Cronbach Alpha.
Dan Kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliabel
Sumber : Imam Ghozali (2006;