• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA."

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

menimba ilmu hingga jenjang Perguruan Tinggi. Berkat rahmatNya pula memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. GARAM (PERSERO) SURABAYA.

Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki, tetapi penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak maka skripsi ini tidak akan mungkin dapat tersusun sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya.

3. Bapak. Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi Selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya

(2)

6. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa, kasih sayang, dukungan dan bantuannya secara moril maupun materiil yang telah diberikan selama ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan didalam penulisan skripsi ini, oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran bagi perbaikan di masa mendatang. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, Mei 2010

(3)

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAKSI ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 10

2.2. Landasan Teori ... 18

2.2.1. Pengertian Akuntansi Secara Umum ... 19

2.2.2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) ... 19

2.2.3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 20

2.2.3.1. Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA) .... 21

2.2.3.2. Jenis Sistem Informasi ... 21

(4)

2.2.3.6. Tujuan Sistem Informasi ... 30

2.2.4. Akuntansi Keprilakuan ... 31

2.2.5. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 32

2.2.5.1. Partisipasi Pemakai ... 32

2.2.5.2. Dukungan Manajemen Puncak ... 33

2.2.5.2.1. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak ... 33

2.2.5.2.2. Fungsi Manajemen ... 34

2.2.5.2.3. Tingkatan Manajemen ... 36

2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi ... 37

2.2.6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) ... 38

2.2.6.1. Kepuasan Sistem Informasi Akuntansi ... 38

2.2.6.2. Pemakaian Sistem ... 40

2.2.6.3. Kualitas Sistem Informasi ... 41

2.2.7. Teori – Teori Yang Mendukung Penelitian ... 42

(5)

Pemakai Sistem Informasi Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi ... 44

2.2.7.4. Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi 45 2.2.8. Kerangka Pikir ... 47

2.3. Hipotesis ... 47

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 48

3.1.1. Definisi Operasional ... 48

3.1.2. Pengukuran variabel ... 49

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 50

3.2.1. Populasi ... 50

3.2.2. Sampel ... 51

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.3.1. Jenis Data ... 53

3.3.2. Sumber Data ... 53

3.3.3. Pengumpulan Data ... 53

(6)

3.5. Teknik Analisis ... 56

3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 56

3.5.2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 58

3.5.3. Uji Hipotesis ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 60

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 60

4.1.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 60

4.1.2. Lokasi Perusahaan ... 61

4.1.3. Bentuk dan Struktur Organisasi Perusahaan ... 63

4.1.3.1. Status Perusahaan ... 63

4.1.3.2. Visi Perusahaan ... 63

4.1.3.3. Misi Perusahaan ... 63

4.1.3.4. Tujuan Perusahaan ... 64

4.1.3.5. Struktur Organisasi ... 64

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 69

4.2.1. Gambaran Umum Penelitian ... 69

4.2.2. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 72

(7)

4.3.1.2. Pengujian Reliabilitas ... 81

4.3.1.3. Hasil Pengujian Normalitas ... 81

4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 82

4.3.2.1. Uji Multikolinieritas ... 82

4.3.2.2. Uji Heteroskedastisitas ... 83

4.3.2.3. Uji Autokorelasi ... 84

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ... 85

4.3.4. Pengujian Hipotesis ... 87

4.3.4.1. Uji Kecocokan Model ... 87

4.3.4.2. Pengujian Hipotesis Pengaruh Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2) dan Kemampuan Teknik Personal (X3) Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y) ... 88

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 90

4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ... 94

(8)
(9)

Surabaya ... 6

Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 16

Tabel 3.1. Jumlah Kepala Bagian , Kepala Seksi ... 51

Tabel 3.2. Ketentuan Durbin Watson ... 57

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan ... 69

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 70

Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

Tabel 4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Sistem Informasi yang Dipakai ... 71

Tabel 4.5. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Partisipasi Pemakai (X1) ... 72

Tabel 4.6. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) ... 73

Tabel 4.7. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kepuasan Pemakai (Y1) ... 74

Tabel 4.8. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel

Pemakaian Sistem Informasi

(Y2) ... 76

Tabel 4.9. Hasil Jawaban Responden untuk Pertanyaan Variabel Kualitas Sistem (Y3) ... 77

(10)

Taknik Personal (X3) ... 79

Tabel 4.13. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 80

Tabel 4.14. Hasil Uji Reliabilitas ... 81

Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas ... 82

Tabel 4.16. Hasil Uji Multikolinieritas ... 83

Tabel 4.17. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83

Tabel 4.18. Hasil Pengujian Anova ... 87

(11)
(12)

Lampiran 3 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Partisipasi Pemakai (X1)

Lampiran 4 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) Lampiran 5 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Kemampuan Teknik Personal (X3) Lampiran 6 Rekapitulasi Data Untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y) Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas

(13)

Lampiran 3 Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Partisipasi Pemakai (X1)

Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X2) Lampiran 5 Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Kemampuan Teknik Personal (X3) Lampiran 6 Rekapitulasi Jawaban Untuk Variabel Kinerja Sistem Informasi Akutansi (Y) Lampiran 7 Hasil Uji Normalitas

(14)

Oleh: Nurul Apria Sari

Abstraksi

Partisipasi pemakai diperlukan untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Partisipasi pemakai pada tiap tahap pengembangan sistem informasi, tentunya akan berpengaruh pada tingkat kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai pada tahap implementasi sistem imformasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai, yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana

bargaining dan pemecahan konflik seputar masalah perancangan sistem, serta

memperkecil adanya resistenci to change dari pemakai terhadap informasi yang dikembangkan. Tujuan dalam penelitian ini adalah menguji secara empiris adanya Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi.

Populasi yang di gunakan melalui responden (manajer) yaitu Direktur, kepala Bagian, kepala seksi, staff sebanyak 30 Orang untuk sampel, Direksi, Staf Ahli Direksi, Kepala Urusan yang berada diluar Surabaya tidak termasuk dalam responden penelitian ini. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sensus yang berjumlah 30 orang. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik regresi linier berganda dengan menggunakan uji hipotesis uji kecocokan model dan Uji t.

Berdasarkan hasil pengujian di atas maka uji kecocokan model yang digunakan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi yang dihasilkan dalam penelitian ini telah cocok digunakan dalam untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dari dapat diketahui secara bersama-sama bahwa variabel Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2) dan Kemampuan Teknik Personal (X3) berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, perubahan dan ketidak pastian mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Dunia bisnis dewasa ini mengalami tekanan-tekanan yang sangat berat. Lingkungan di perusahaan semakin kompleks dan akibat kemajuan dibidang komunikasi, transportasi, dan teknologi. Setiap perusahaan dihadapkan pada pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan diperlukan sejumlah informasi yang memadai. Informasi yang memadai ini, hanya dapat dihasilkan oleh sistem informasi yang mampu menangkap, mencipta, dan memanipulasi informasi internal dan eksternal secara efektif (Lau, 2004;24). Dengan ini penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberi manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang sangat kompetitif. Tidak mengherankan jika keputusan atas investasi sistem informasi menjadi sesuatu hal yang penting dalam organisasi (Numaker dan Ralp 1996; Reich dan Izak 1996 dalam Setianingsih dan Indiantoro, 1998;193)

(16)

informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat bantu pencapaian tujuan melalui penyediaan informasi. Peranan paling penting dalam organisasi tetaplah manusia sebagai penentu keputusan. Jadi peranan teknologi dalam suatu sistem informasi, pada intinya. Adalah pengganti tenaga kerja manusia (Burch dkk 1991;42) dalam (Setianingsih dan Indiantoro, 1998;194).

(17)

perubahan perilaku dan organisasional (Bodnar dan Hopwood, 1995;22) dalam (Setianingsih, 1998;193).

Sebagai akibat dari perubahan lingkungan yang ekstern organisasi perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu menangkap permintaan-permintaan informasi baru yang diperlukan manajemen dengan kriteria-kriteria kualitas sistem tertentu yaitu dapat dipercaya (reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu (timely). Oleh karena itu apabila adanya keusangan dari sistem informasi (khususnya informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi atau pengembangan terhadap sistem informasi secara umum dicapai melalui beberapa tahap dimulai dengan perencanaan sistem, Analis sistem, Desain sistem, Seleksi sistem, dan diakhiri dengan Implementasi sistem (Wilkinson, 1993;14-15).

(18)

pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan Hartwick, 1994) dalam (Lau 2004;24)

Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai pada tahap implementasi sistem imformasi. Adanya partisipasi pemakai diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai, yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana bargaining dan pemecahan konflik seputar masalah perancangan sistem, serta memperkecil adanya resistenci to change dari pemakai terhadap informasi yang dikembangkan (Muntoro, 1994) dalam (Lau, 2004:28). Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam aktifitas pengembangan sistem diharapkan akan meningkatkan komitmen dan keterlibatan pemakai sehingga pemakai dapat menerima dan menggunakan sistem informasi yang dikembangkan dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pemakai ( Lau, 2004:28).

(19)

memiliki kekuatan dan pengaruh mensosialisasikan pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam setiap pengembangan dan ini berpengaruh pada kepuasan pemakai. Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkatkan dengan adanya dukungan dari manajemen puncak. Sehingga dengan adanya partisipasi ini kepuasan pemakai atas sistem yang dikembangkan akan lebih besar, menurut penelitian yang dilakukan oleh Choe 1996 dalam Setianingsih (1998:197). Menyebutkan partisipasi pemakai mempunyai hubungan yang positif dan signifikan antara dukungan manajemen puncak dengan keputusan pemakai sistem informasi. Selain ini penelitian yang dilakukan oleh Lau (2004), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dan dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang, komplesitas sistem dan pengaruh kepuasan dalam pengembangan sistem informasi.

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh faktor-faktor yang meliputi Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal.

(20)

memfokuskan meneliti garam yang berjenis garam bahan baku yang digunakan untuk industri.

Data produksi garam bahan baku PT. PT.GARAM (Persero) Surabaya dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006, adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1 Data penjualan Garam bahan baku, PT.GARAM (Persero) Surabaya

No TAHUN HASIL

PRODUKSI (Ton)

HASIL PENJUALAN

(Ton)

Selisih (Ton)

1 2002 288.230 289.492 -1.262

2 2003 266.033 231.386 34.647

3 2004 307.633 305.918 1.715

4 2005 254.656 356.253 -101.597

5 2006 316.186 318.029 -1.843

Sumber : PT.GARAM (Persero) Surabaya

(21)

254.656, hasil penjualan 356.253, Jadi selisih produksinya -101.597. Tahun 2006 hasil produksi 316.186, hasil penjualan 318.029, Jadi selisih produksinya -1.843.

Disini dapat dilihat bahwa pada tahun 2005 terjadi penurunan produksi sebesar -101.597,tahun2006 sebesar -1.843, dan hal tersebut disebabkan karena kurangnya pelatihan terhadap karyawan terhadap sistem yang standar yang telah ditentukan perusahaan, hal ini disebabkan kurangnya dukungan dari manajemen puncak. Begitu juga dengan pemakaian sistem yang minim dan kualitas sistem informasi yang dihasilkan kurang relevan dan tepat waktu. Sehingga faktor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi, agar dapat memperbaiki sistem pengendalian intern serta dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat.

(22)

Informasi Akuntansi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan dan kepuasan pemakai informasi tersebut.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana “Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

pada

PT. GARAM (Persero) Surabaya”

1.2. Perumusan Masalah

2. Apakah terdapat pengaruh positif Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya?

3. Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada PT. GARAM (Persero) di Surabaya?

3.1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah:

Menguji secara empiris adanya Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi.

(23)

Dari Penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain:

1. Bagi Peneliti

Sebagai langkah kongkrit untuk penerapan ilmu berdasarkan teori yang selama ini didapat, serta dapat menambah pengetahuan tentang kondisi perusahaan dan permasalahan yang dihadapinya, sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang tepat.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pedoman untuk perusahaan dalam bidang sistem informasi. Demikian pula diharapkan sebagai input bagi pengambilan keputusan untuk menelaah lebih lanjut mengenai Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

3. Bagi Universitas

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang masalah Sistem Informasi Akuntansi dan dapat

dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian, telah dilakukan

oleh:

1. Lau (2004)

Judul:

“Pengaruh Partisipasi Pemakai terhadap Kepuasan

Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima

Variabel Moderating”

Rumusan masalah:

1. Apakah ada pengaruh partisipasi pemakai terhadap

kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem

(25)

2. Apakah dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai

pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan

pengaruh pemakai memoderasi pengaruh pertisipasi pemakai

terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem

informasi?

Hipotesis:

1. Diduga ada pengaruh antara partisipasi pemakai terhadap

kepuasan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi

2. Diduga manajemen puncak, komunikasi pemakai

pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan

pengaruh pemakai memoderasi pengaruh pertisipasi pemakai

berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan

sistem informasi.

Alat Uji:

Regresi linier sederhana dan Moderated Regresi Analysis

(26)

1. Partisipasi pemakai berpengaruh positif kepuasan dalam

proses pengembangan sistem informasi, dengan koefisien

determinasi sebesar 0,091.

2. Dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai

pengembang, kompleksitas tugas, kompleksitas sistem, dan

pengaruh pemakai memoderasi,

partisipasi pemakai berpengaruh positif terhadap kepuasan

pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi.

2. Sunarti Setianingsih (1998)

Judul:

“Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komuniklasi

Pemakai-pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan

Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi”

Rumusan Masalah:

1. Apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan

kepuasan pemakai dalam proses pengembangan Sistem

(27)

2. Apakah dukungan manajemen puncak berpengaruh

terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai

dalam pengembangan Sistem Informasi ?

3. Apakah komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh

terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai

dalam pengembangan Sistem Informasi ?

Hipotesis :

1. Diduga ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan

kepuasan dalam proses pengembangan Sistem Informasi.

2. Diduga dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap

hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam

pengembangan Sistem Informasi.

3. Diduga komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh

terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai

dalam pengembangan Sistem Informasi.

Alat Uji :

Untuk menguji hubungan antara partisipasi pemakai dan

kepuasan pemakai digunakan model persamaan regresi sederhana,

sedangkan untuk menguji pengaruh dua faktor kontijensi

(28)

Hasil Penelitian :

1. Partisipasi Pemakai mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan dengan kepuasan pemakai, dengan koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,096.

2. Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan

pemakai dalam pengembang Sistem Informasi, dengan koefisien

interkasi sebesar 0,469.

3. Komunikasi pemakai-pengembang tidak berpengaruh

signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan

pemakai dalam pengembang Sistem Informasi

tetapi komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh langsung

terhadap kepuasan pemakai.

3.Dian Dwi Susanti (2007)

Judul :“Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi Pada PT. SIANTAR TOP, Tbk Waru-

Sidoarjo”.

Rumusan Masalah :

1. Apakah terdapat pengaruh positif Dukungan Manajemen

(29)

Pemakai Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi pada PT.SIANTAR TOP, Tbk Waru-Sidoarjo?

2. Manakah diantara variabel tersebut yang mempunyai

pengaruh yang paling dominan terhadap Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi pada PT.SIANTAR TOP,Tbk Waru-Sidoarjo ?

Hipotesis :

1. Diduga Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak,

Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal Sistem

Informasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi.

2. Diduga Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh paling

dominan Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Alat Uji :

Regresi linier berganda (Multiple Regression)

Hasil Penelitian :

1. Variabel partisipasi pemakai, Dukungan Manajemen

Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal berdasarkan koefisien

(30)

Sistem Informasi Akuntansi sebesar 71,2% sedangkan sisanya

sebesar 28,7% dipengaruhi faktor lain.

2. Nilai r2 parsial untuk variabel dukungan manajemen puncak

adalah sebesar 27 % untuk variabel partisipasi pemakai adalah

sebesar 31,3% untuk variabel Kemampuan teknik personal adalah

sebesar 30,6%. Sehingga variabel yang paling dominan

pengaruhnya terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah

variabel partisipasi pemakai.

Tabel : 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

(31)

Lau (2004) “Pengaruh Partisipasi

pemakai terhadap

Kepuasan Pemakai

dalam Pengembangan

Sistem Informasi

dengan Lima Variabel

Moderating

Variabel Bebas :

Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Komunikasi Pemakai-Pengembang (X2)

Kompeleksitas Tugas (X3)

Kompleksitas Sistem (X4)

Pengaruh Pemakai (X5)

Variabel Terikat :

Partisipasi Pemakai

Kepuasan Pemakai (Y)

Dian Dwi Susanti

(2007)

“Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi

Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

Pada PT. SIANTAR

TOP, Tbk

Waru-Sidoarjo”.

Variabel Bebas:

Dukungan Manajemen Puncak (X1)

Partisipasi Pemakai (X2)

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3)

Variabel Terikat :

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y) Sunarti Setianingsih (1998) “Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai-Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Variabel Bebas:

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak

(X2)

Komunikasi

(32)

Kepuasan Pemakai

dalam Pengembangan

Sistem Informasi”.

Variabel Terikat: Kepuasan

Pemakai (Y)

Nurul Apria Sari (2010) “Faktor – faktor yang

Mempengaruhi

Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi

Pada PT.GARAM

(persero) surabaya”.

Variabel Bebas:

Partisipasi Pemakai (X1)

Dukungan Manajemen Puncak

(X2)

Kemampuan Teknik Personal

Sistem Informasi Akuntansi (X3)

Variabel Terikat :

Kinerja Sistem Informasi

Akuntansi (Y)

Sumber: Peneliti

Dari tabel diatas diperoleh Persamaan dan Perbedaan Penelitian

Terdahulu seperti yang dikemukakan Lau (2004) dengan judul Pengaruh

Partisipasi pemakai terhadap Kepuasan pemakai dalam pengembangan

Sistem Informasi dengan lima variabel moderating, Variabel bebas terdiri

dari Dukungan Manajemen Puncak (X1), Komunikasi Pemakai –

Pengembang (X2), Kompleksitas Tugas (X3), Kompleksitas Sistem (X4),

Pengaruh Pemakai (X5), Variabel terikat Partisipasi Pemakai terhadap

(33)

faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pada PT.

SIANTAR TOP, Tbk Waru-Sidoarjo. Variabel bebas terdiri dari Dukungan

Manajemen Puncak (X1), Partisipasi Pemakai (X2), Kemampuan Teknik

Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3), Variabel terikat Kinerja Sistem

Informasi Akuntansi (Y). Sunarti Setianingsih (1998) dengan judul

Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai-

Pengembang terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam

Pengembangan Sistem Informasi. Variabel bebas terdiri dari Partisipasi

Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak (X2), Komunikasi Pemakai-

Pengembang (X3), Variabel terikat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

Nurul Apia Sari (2010) dengan judul Beberapa Faktor yang mempengaruhi

kinerja sistem informasi akuntansi pada PT.GARAM (persero) Surabaya.

Variabel bebas Partisipasi Pemakai (X1), Dukungan Manajemen Puncak

(X2), Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi Akuntansi (X3).

Variabel terikat Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y).

2.2 Landasan Teori

Dalam landasan teori akan disajikan beberapa teori yang relevan

dengan permasalahan yang dibahas teori-teori tersebut disajikan dalam

sub-sub bab meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai,

Kemampuan Teknik Personal, Kompleksitas Tugas dan Kinerja Sistem

(34)

2.2.1 Pengertian Akuntansi Secara Umum

Dapat dikatakan bahwa akuntansi merupakan penyedia informasi,

sehingga menurut Kieso dan Weygandt (2002;2), akuntansi adalah

pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan

tentang entitas ekonomi kepada pemakai yang berkepentingan. Oleh sebab

itu akuntansi memegang peranan penting dimana menurut Warren dan Fess

(2005;10), akuntansi adalah system informasi yang menghasilkan laporan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktifitas ekonomi dan

kondisi perusahaan.

Dari definisi mengenai akuntansi diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa akuntansi merupakan proses pengolahan informasi yang berkaitan

dengan kesatuan ekonomi yang bersifat kuantitatif yang dapat menjadi dasar

bagi pihak ekstern dan intern untuk mengambil keputusan. Sehingga

akuntansi disebut sebagai bahasa perusahaan, karena melalui akuntansilah

perusahaan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dan

orang-orang akan mengambil tindakan berdasarkan laporan tersebut.

2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan penerapan sistem

informasi didalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang

dibutuhkan tingkat manajemen.

Menurut Jogiyanto (2000;40) Sistem Informasi Manajemen adalah

(35)

organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data

untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

2.2.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Organisasi menggantungkan diri pada sistem informasi untuk

mempertahankan kemampuan berkompetensi. Produktivitas sebagai suatu

hal yang penting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui sistem

informasi yang lebih baik.

Menurut Baridwan (1997;3) sistem informasi akuntansi (SIA)

adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,

mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan

informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak

di luar perusahaan (kantor pajak, investor, dan kreditor) dan pihak intern

(manajemen).

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000;1) SIA adalah kumpulan

sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah

data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam

pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini apakah secara

manual atau terkomputerisasi.

Menurut Jogiyanto (2000;49) adalah suatu subsistem dari sistem

(36)

Dari definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi lebih merujuk pada sistem Akuntansi berbasis

komputer atau lebih dikenal dengan nama Sistem Pengolahan data

Elektronik (Electronik Data Processing).

2.2.3.1 Peranan Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi

akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks.

Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam

aktivitas-aktifitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat yang

langsung tertarik antara lain adalah para pelanggan , leveransir (supplier),

pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan

berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut.

Akan sangat berguna bila SIA ditinjau dari sudut pandang para

pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkan sebagai dasar untuk

pengambilan keputusan. Hal ini dikemukakan oleh Widjajanto (2001;14)

tentang peranan SIA dalam suatu organisasi perusahaan.

2.2.3.2 Jenis Sistem Informasi

Istilah Sistem informasi menganjurkan penggunaan teknologi

komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai.

Sistem Informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat

keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi

(37)

Menurut Bodnar dan Hopwood (2000;4) terdapat beberapa jenis

sistem informasi berbasis komputer yaitu :

1. Pengolahan data elektronik – Electrinic Data Processing

(EDP) adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan

pengolahan data dan transaksi – transaksi dalam suatu organisasi. EDP

adalah aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.

2. SIM (Manajemen Informasi System) menguraikan

penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi

pengambilan keputusan manajer. SIM menyediakanberagam informasi

diluar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam organisasi,

misalnya :

a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan

informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Kebanyakan

dari informasi oleh SIA organisasi, contohnya ikhtisar

penjualan dan informasi biaya.

b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan

informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan

dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misal ikhtisar

persediaan dan informasi biaya.

c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan

(38)

Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi,

misal ikhtisar pajak upah, pajak, informasi bermanfaat.

d. Sistem Informasi Keuangan adalah SIM yang menyediakan

informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan

dari informasi aplikasi – aplikasi sistem informasi akuntansi

organisasi. Contohnya adalah ikhitisar arus kas dan informasi

pembayaran.

3. Sistem Pendukung Keputusan – Decission Support System

(DSS)

Dalam sistem pendukung keputusan, Data diproses kedalam format

pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS

mensyaratkan penggunaan model – model keputusan dan berbasis data

khusus serta benar – benar terpisah dari pengolahan data.

4. Sistem Pakar – Expert System (ES). Sistem Pakar (ES)

adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan

pengetahuanya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti

seorang konsultan ahli bagi pemakainya. Seperti DSS, ES mensyatkan

penggunaan model – model keputusan dan basis data pengolahan

khusus. Tidak seperti DSS, ES juga mensyaratkan pengembangan

Knowledge base – pengetahuan khusus yang dimiliki oleh seorang ahli

(39)

seorang ahli, DSS membantu pemakai dalam pengambilan keputusan,

sedangkan ES membuat keputusan sendiri.

5. Sistem Informasi Executif – Information Executive System

(EIS), dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajen puncak.

Banyak informasi yang dipergunakan oleh manajemen puncak datang

dari sumber luar sistem informasi organisasi, tetapi sebagian informasi

harus diproses melalui sistem informasi yang telah diproses oleh

sistem informasi organisasi. EIS menyediakan akses yang mudah

untuk memilih informasi yang telah diproses òleh sistem informasi

organisasi manajemen puncak.

6. Sistem Informasi Akuntansi sebagai sistem berbasis

komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi

informasi. Tetapi istilah SIA lebih luas dari itu guna mencakup siklus –

siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi dan

pengembangan sistem.

2.2.3.3 Pengembangan Sistem Informasi

Sistem Informasi berkembang selama masa hidup suatu

perusahaan. Artinya suatu sistem yang baru akan mengganti sistem yang

sedang digunakan jika tidak memadai lagi.

Menurut Elfreda (2004;26) Pengembangan Sistem Informasi

(40)

substansial mengenai waktu, sumber daya dan merupakan aktifitas yang

berkesinambungan.

Menurut Wilkinson (1993;14) terdapat beberapa siklus

pengembangan sistem informasi antara lain :

1. Perencanaan Sistem, meletakkan dasar bagi sistem

informasi baru atau sistem informasi hasil revisi. Dalam tahap ini

meliputi persiapan rencana sistem induk di samping juga usulan

proyek sistem untuk melaksanakan rencana tersebut.

2. Analisis Sistem, meliputi survey dan analisis terhadap

sistem informasi yang sekarang. Dalam tahap ini akan menentukan

informasi yang diperlukan para pengguna dari sistem yang baru

disamping juga persyaratan teknis dari sistem itu sendiri.

3. Desain Sistem, penentuan spesifikasi (yaitu, jawaban

terhadap pertanyaan – pertanyaan mengenai desain yang dikemukakan

pada bagian sebelumya) yang memenuhi kebutuhan dan persyaratan

yang ditentukan selama tahap analisis sistem. Seringkali dibuat desain

alternatif dan alternatif ini dievaluasi. Tahap ini diakhiri dengan hasil

spesifikasi desain yang lengkap yang paling sesuai dengan situasi dan

(41)

4. Justifikasi dan Seleksi Sistem, analisis rinci mengenai

manfaat dan biaya desain sistem tertentu.Tahap ini juga mencakup

evaluasi usulan – usulan dari produsen peralatan pemrosesan, agar

peralatan yang paling sesuailah yang dipilih untuk

mengimplementasikan desain.

5. Implementasi Sistem, terdiri dari langkah – langkah seperti

perlengkapan rinci untuk rancangan baru, pengangkatan dan pelatihan

(training) karyawan baru, penginstalan dan penyajian peralatan baru

serta penerapan awal dari sistem yang baru itu.

2.2.3.4. Penggunaan komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Karena informasi merupakan hasil proses dari data, maka sistem

informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi

didalam suatu sistem. Informasi adalah data yang berguna yang diolah

sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.

Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai

tujuan tertentu oleh Bodnar dan Hopwood (2000;1).

Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau

mengolah data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi

prosedur dan pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan sistem

manual. Perancangan sistem adalah proses menspesifikasikan rincian solusi

yang dipilih oleh proses analisis sistem oleh Bodnar dan Hopwood

(42)
[image:42.595.148.548.342.484.2]

Gambar. 1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai SIA, edisi pertama,

BPFE, Yogyakarta, hal 128

Gambar.2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer

Bukti

Transaksi

Jurnal Buku

Besar

Laporan Keuangan

Buku

Pembantu

Laporan

Bukti

Transaksi

Jurnal

Buku

Besar

Laporan Keuangan dan laporan lain, yaitu Laporan keuangan Fiskal

[image:42.595.126.559.552.770.2]
(43)

Sumber : Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai SIA, edisi pertama, BPFE,

Yogyakarta, hal 128.

Pemrosesan data dengan komputer dapat dilakukan lebih mudah,

lebih cepat serta lebih banyak. Demikian pula informasi yang dihasilkan

juga lebih banyak, lebih cepat dan lebih akurat. Tidak dapat dielakkan

bahwa kemampuan komputer untuk membantu mengolah data jauh lebih

akurat dan lebih cepat ketimbang kemampuan manusia mengolah data

secara manual.

2.2.3.5. Para Pemakai Informasi Akuntansi

Menurut Simamora (2000;8) pihak – pihak yang membutuhkan

informasi terdiri atas beberapa kalangan. Pada umumnya pemakai laporan

keuangan dapat dibagi dalam dua golongan antara lain, para pemakai

internal dan pemakai eksternal.

a. Pemakai Internal

Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer

– manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk

menetapkan sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi

kemajuan terhadap sasaran – sasaran tersebut dan mengambil tindakan

(44)

b. Pemakai Eksternal

1. Pemilik Perusahaan, para pemilik ( owners) telah

menanamkan dana mereka yang berharga ke dalam suatu

organisasi bisnis. Orang – orang ini menghendaki wawasan tentang

keinginan pendapat dimasa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada

waktu yang akan datang dan prospek arus kas.

2. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian

posisi finansial perusahaan. Mereka guna menunjukkan suatu

indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, Kalangan

karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan

mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas

jasa, tunjangan, pensiunan dan kesempatan kerja.

3. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk

memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan apakah permodalan

suatu perusahaan, pemodal – pemodal biasanya mengevaluasi

besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi

mereka.

4. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang –

barang, jasa- jasa, dan sumber – sumber daya keuangan bagi

perusahaan baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun

(45)

kesanggupan sebuah perusahaan melunasi kewajiban – kewajiban

secara tepat waktu dan terjadwal.

5. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi

dalam mengatur upayanya mengatur kegiatan – kegiatan

perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan

nasional dan statistik lainnya. Pemerintah pusat atau daerah

menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus

dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam

laporan keuangan.

6. Organisasi nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan

pendidikan, rumah sakit dan panti asuhan memakai informasi

akuntansi untuk merencanakan dan mengelola aktifitas –

aktifitasnya. Mereka ini juga perlu menyusun anggaran, menggaji

pegawai – pegawainya, membeli peralatan, yang semuanya itu

membutuhkan informasi akuntansi.

7. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada

informasi keuangan yang dirangkum dalam laporan – laporan

keuangan untuk mengevaluasi tindakan – tindakan perusahaan

besar di Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi

finansial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan –

perusahaan ditengah masyarakat.

(46)

Menurut Wilkinson (1993;8) sistem informasi dalam dunia bisnis

dan pemerintah mempunyai tiga tujuan, meliputi :

1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan

keputusan

2. Menyediakan informasi yang mendukung operasi harian

3. Menyediakan informasi yang menyangkut pengelolaan

kekayaan ( berkenaan dengan kepengurusan).

Dua tujuan pertama menyangkut kepentingan pemakai internal dan

eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal hampir semua

informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data

transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan kedua hanya sebagian.

2.2.4. Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi Keperilakuan diyakini dapat menjadi suatu terobosan

yang baik dalam pengukuran bisnis dan informasi yang memungkinkan para

direktur eksekutif, direktur, dan pembuat rencana strategis lainnya untuk

mengoptimalkan keputusan yang diambil, yang pada akhirnya dapat

meningkatkan kinerja perusahaan. Akuntansi keperilakuan tidak sama

dengan akuntansi tradisonal yang hanya melaporkan data keuangan.

Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan

perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan

(47)

mereka. Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun

berdasarkan teknik berikut ini, yaitu:

1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis

terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan.

2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat

yang relevan terhadap perencanaan strategis.

3. Untuk memengaruhi pendapat dan perilaku guna

memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan.

2.2.5. Faktor – faktor yang mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

2.2.5.1. Partisipasi Pemakai

Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui

secara luas dalam literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan

intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem

informasi, mulai tahap dari perencanaan, pengembangan sampai tahap

implementasi sistem informasi (Setianingsih dan Indiantoro,1998;195).

Partisipasi atau keterlibatan pengguna SIA bisa berpengaruh

terhadap hasil pengembangan SIA dan memiliki hubungan positif terhadap

(48)

Menurut Davis dan Newstrom ( 1996;179) menyatakan bahwa

partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang – orang dalam

situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi

pada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu.

Menurut Lindrianasari (2001;85) Partisipasi pemakai didefinisikan

sebagai perilaku dan tindakan yang dilakukan melelui suatu target yang

telah ditentukan sebelumnya atau sesuai dengan kemampuan pengguna

selama proses pendesainan sistem

Menurut Davis (1996:179) ada tiga aspek yang sangat penting

dalam partisipasi kerja, antara lain:

1. Keterlibatan emosi dan mental pegawai, berpartisipasi

berarti melibatkan emosi dan mental pegawai daripada kegiatan fisik.

2. Motivasi untuk menyumbang, memberikan ide- ide kreatif

dan membangun aspek yang sangat penting.

3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi kerja menuntut

pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab dalam kelompok.

Pada kenyataanya sering kali pemakai lebih mengetahui apa yang

mereka butuhkan dalam suatu sistem informasi. Dengan diajak

berpartisipasi, maka pemakai dapat menyampaikan keinginan mereka

berkaitan dengan proses pengembangan sistem informasi.

(49)

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi lainnya

untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan (Handoko 2003; 8).

2.2.5.2.1. Pengertian Dukungan Manajemen Puncak

Menurut Jen (2002;139), Dukungan manajemen puncak yang

memadai dalam proses pengembangan sistem informasi dan pengoperasian

sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai

untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam

menggunakan sistem tersebut, karena mendapat dukungan manajemen

puncak di perusahaan. Bahwa kepuasan pemakai meningkat apabila

manajemen puncak memberikan dukungan makin tinggi, jadi dukungan

manajemen puncak memiliki hubungan yang positif signifikan dengan

kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Menurut Elfreda (2004;32) Dukungan Manajemen Puncak adalah

perilaku eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi,

pengembangan dan implementasinya.

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan

manajemen puncak adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan

eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggung jawab

untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.

(50)

Menurut Handoko 2003 ; 23) ada lima fungsi manajemen yaitu :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penetapan tujuan, prosedur, budget dan

program dari suatu organisasi.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah suatu proses manajemen yang

menyebabkan orang fungsi dan faktor jasmaniah dapat bekerja sama

untuk membentuk satuan yang dapat dipimpin dan diawasi. Selepas

perencanaan manajer menetapkan dengan pasti kegiatan – kegiatan

yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompikan

kegiatan – kegiatan tersebut menjadi satuan kerja.

c. Pembimbingan (Staffing)

Pembimbingan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan agar

satuan – satuan dalam organisasi dapat bergerak bersama – sama

menuju sesuatu yang telah dihajatkan. Kegiatan ini memanfaatkan

segala saluran yang telah ditetapkan oleh kegiatan pengorganisasian.

d. Pengarahan (Directing)

Pengorganisasian mengandung kerjasama dan partisipasi kerja

sama yang dimaksud adalah kerjasama berbagai kegiatan yang

merupakan bagian dari kesatuan usaha yang dilaksanakan. Koordinasi

adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama

(51)

pekerjaan. Setiap pengorganisasian yang baik senantiasa membutuhkan

kerjasama yang baik pula.

e. Pengawasan (Controlling)

Kegiatan pengawasan selebihnya adalah membandingkan atau

menilai dengan cara ukuran bahu yang diakui dengan kedudukan

pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada tindakan perbaikan

apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu diperbaiki.

2.2.5.2.3. Tingkatan Manajemen

Menurut Handoko (2003 ; 17) Tingkatan manajemen dalam

organisasi dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu :

a. Manajemen Lini Pertama

Tingkatan paling rendah dalam organisasi yang memimpin dan

mengawasi tenaga operasional. Sebutan lain bagi manajer lini

adalah pimpinan, mandor, penyelia.

b. Manajemen Menengah

Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan –

kegiatan para manajer lainnya. Selain itu juga dituntut untuk

menjalin hubungan baik dengan rekan – rekan disekitar organisasi,

dan meyelesaikan konflik sebutan lain dari manajer menengah

(52)

c. Manajemen Puncak

Manajer puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajer

organisasi yaitu dalam hal penyusunan tujuan organisasi,

menentukan strategi dan pembuatan keputusan yang mempengaruhi

organisasi. Sebutan lain dari manajer puncak adalah direktur,

presiden, kepala devisi, wakil presiden senior.

2.2.5.3. Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi.

Pendekatan pengalaman (axperiental theory) terhadap perilaku

didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri

daripada pengalaman orang lain (Pace dan Faules 1998;439).

Menurut pandangan ini, orang mengubah perilaku mereka dengan

menguji kepercayaan mereka berdasarkan reaksi mereka terhadap situasi

dimana mereka merasakan dorongan emosi yang penting. Dengan

menggambarkan apa yang terjadi pada mereka, individu mengembangkan

penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar

untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain.

Kemampuan teknis dair personal memiliki pengaruh yang besar

dalam pengembangan sistem informasi. Selain itu menambahkan rata- rata

pendidikan dan tingkat pengguna sistem informasi yang bisa digunakan

(53)

dari sistem informasi berhubungan dengan kualitas teknik atau kualitas

pengembangan dari sistem tersebut, dimana hal ini merupakan tanggung

jawab dari personel sistem informasi ( Sugiarto Prajitno 2006;142).

Menurut Soegiharto (2001;179), jika para pengguna sistem

semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan

lingkungan sosial – politis ditempat digunakannya sistem tersebut, maka

mereka akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan

sistem tersebut.

Rata- rata level pendidikan dan pengalaman anggota kelompok

sistem digunakan sebagai pengukur kemampuan personal sistem informasi

(Soegiharto,2001;179)

Sehingga dari asumsi diatas maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah

kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk

mengembangkan sistem informasi organisasi.

2.2.6. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA)

Menurut Sugiarto (2006;141) mengukur efektifitas sistem

informasi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem.

Menurut Jen (2002;137), mengukur kinerja sebuah sistem

informasi akuntansi ke dalam dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas

(54)

para karyawan pada departemen akuntansi, keuangan dan perpajakan dalam

membantu penyelesaian dalam pekerjaan mereka, untuk mengelola data –

data keuangan menjadi informasi akuntansi.

2.2.6.1 Kepuasan Sistem Informasi Akuntansi

Kepuasan sering dihubungkan dengan pekerjaan (kepuasan

kerja).Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang

menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka.(Davis, 1996;105).

Menurut Robbins (2002;36) kepuasan kerja mengacu kepada sikap

individu secara umum terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan tingkat

kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya,

seseorang yang tidak puas dengan pekerjaannya mempunyai sikap

negatifterhadap pekerjaan tersebut.

Berdasarkan pendapat diatas kepuasan kerja adalah suatu perasaan

menyenangkan atau tidak menyenangkan diri pegawai yang berhubungan

dengan pekerjaan melibatkan aspek – aspek seperti upah atau gaji yang

diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai

lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan

dan mutu kepengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan

dirinya antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.

Menurut Setianingsih (1998 ; 198-199) kepuasan pemakai adalah

seberapa jauh pemakai percaya pada sistem informasi yang disediakan

(55)

sebagai tujuan penting dari sistem informasi dalam mendukung pembuatan

keputusan.

Oleh sebab itu, dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan

bahwa kepuasan pemakai menurut peneliti adalah pengungkapan rasa

senang atau tidak senang timbul dalam diri pemakai sehubungan dengan

partisipasi yang diberikannya selama pengembangan sistem informasi.

2.2.6.2 Pemakaian Sistem

Pemakaian sistem dapat diindikasikan juga sebagai

pengimplikasian sistem. Implementasi sistem adalah Implementasi sistem

mencakup pelaksanaan rencana perancangan. Pelaksanaan mencakup

pemilihan dan pelatihan personel, pemasangan peralatan komputer baru,

perancangan sistem secara rinci, penulisan dan pengujian program –

program komputer, pengujian sistem, pengembangan standar – standar,

dokumentasi, dan pengubahan berkas. Pelaksanaan perancangan secara rinci

selama tahap implementasi seringkali mencakup pemrograman komputer

(Bodnar dan Hopwood, 2000;34). Beberapa pekerjaan yang dilakukan pada

tahap implementasi adalah (Winarno, 1994;176)

1. Pemilihan dan pelatihan karyawan, sistem yang baru

biasanya berbeda dengan sistem yang lama sehingga memerlukan

(56)

2. Persiapan secara fisik, meliputi pemasangan komputer,

pengaturan tempat kerja, penambahan model dan penataan kembali

berbagai tempat penyimpanan berkas.

3. Pengujian program dan prosedur, setelah komputer,

perabotan dan mesin terpasang, analisis sistem dapat menginstalasi

program ke dalam komputer dan mengujinya.

4. Pembuatan dokumentasi, menyesuaikan dokumentasi yang

telah ada sejak perencanaan sistem dengan keadaan sesungguhnya.

5. Pengubahan data file, mengubah file dan data ke bentuk

yang diterima oleh sistem yang baru.

2.2.6.3. Kualitas Sistem Informasi

Karakteristik kualitas informasi menurut Jogiyanto (2000;30) meliputi :

a. Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan –

kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan.

b. Tepat pada waktunya, berarti informasi yang datang dari

penerima tidak boleh terlambat.

c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat

untuk pemakainya.

Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat

(57)

pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang

mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi

tersebut aktual dan mutakhir. Informasi yang relevan, apabila informasi

tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.

Umumnya suatu laporan penyajian informasi secara singkat pada hal – hal

yang penting saja, tetapi rincian dari informasi tersebut disajikan dalam

uraiannya.

2.2.7. Teori - teori yang mendukung penelitian

2.2.7.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Partisipasi secara luas pada dasarnya merupakan proses

organisasional, dimana para individu terlibat dalam pembuatan keputusan

yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap individu tersebut dan

salah satu cara untuk memotivasi. Partisipasi dalam pengembangan sistem

informasi dari tahap perencanaan, pengembangan dan implementasi sistem

informasi, dalam pengembangan sistem informasi pemakai berpartisipasi

secara langsung akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi,

maka partisipasi dapat digunakan sebagai dasar dalam pengukuran kinerja

sistem informasi akuntansi dalam nunik (2006;19).

(58)

Teori Y dari Mc Gregor

Teori ini dipelopori oleh Davis dan Newstrom,(1996 162) ini

diantaranya menyatakan bahwa orang – orang akan mengarahkan dan

mengendalikan diri sendiri untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa

terikat dengan tujuan itu. Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar

menerima dan mencari tanggung jawab.

Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan

dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai

informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam

kegiatan pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai

kepuasan pemakai informasi.

2.2.7.2. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Dukungan Manajemen Puncak yang memadai dalam proses

pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem

informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan

pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada sehingga akan

muncul suatu kepuasan pemakai dalam penggunaan sistem informasi dan

bertanggung jawab akan kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan

dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan selain itu didukung dan

keterlibatan manajemen puncak memegang peranan penting dalam

(59)

Teori yang mendukung hubungan Dukungan Manajemen Puncak

dengan Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

Teori Kelompok

Teori Kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya

berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan (Mifta Thoha)

menyatakan supaya kelompok bisa mencapai tujuannya, maka harus

terdapat suatu pertukaran yang positif diantara pemimpin dan pengikutnya.

Teori ini juga menunjukkan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan

dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap

sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh

pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan.

Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam

pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima oleh

pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap pemakai

informasi tersebut.

Dengan Teori diatas maka Dukungan Manajemen Puncak juga

memiliki kekuatan dan berpengaruh untuk mensosialisasikan

pengembangan sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk

berpartisipasi dalam setiap tahap pengembangan sistem dan akan

(60)

2.2.7.3. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Menurut Robbins (1996;86) dalam Erlang Widodo (2005;32)

Kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai

macam tugas dan pekerjaannya. Dengan kemampuan yang ada kegiatan

karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga

memberikan kepuasan.

Teori pencapaian prestasi oleh McCelland (1953) didasari asumsi

bahwa perubahan perilaku muncul karena individu ingin berhasil. Individu

yang memiliki predisposisi yang kuat untuk mengerjakan sesuatu dengan

lebih baik, memiliki kemungkinan yang tinggi untuk membuat perubahan

memperoleh sesuatu. Asumsi lain yang lebih penting adalah jika seseorang

menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka

orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi, dan Hasrat, ingin

sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar (Erlang Widodo, 2005;32).

Jen (2002;138) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi terhadap Kinerja Sistem

(61)

Dari teori diatas, dapat ditarik kesimpulan masalah kepuasan yang

rendah akan mengakibatkan Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem

Informasi Akuntansi juga rendah. Namun kurangnya sumber daya atau

rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut dalam

menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan

terhadap pemakaian sistem informasi. Kemampuan adalah merupakan

keahlian yang tidak terpisah dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2.2.7.4. Pengaruh Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal Pemakai Sistem Informasi Akuntansi, Terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi.

Tjhai fung jen (2002;138) mengatakan bahwa dengan keterlibatan

pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja

sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan

kepuasan bagi para pemakai.

Jen (2002;139) mengatakan bahwa dengan adanya Dukungan

Manajemen Puncak yang semakin tinggi dalam proses untuk pengembangan

sistem dan operasinya, kepuasan pemakai akan dalam menggunakan sistem

yang ada semakin tinggi pula.

Jen (2002;138) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat

Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi akan meningkatkan Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi dikarenakan terdapat hubungan positif antara

(62)

Berdasarkan teori diatas bahwa keberhasilan perusahaan dalam

pencapaian tujuan perusahaan bergantung pada manajer dalam memperoleh

informasi yang cepat dan tepat, serta pelaksanaan Sistem Informasi

Akuntansi secara efektif dan efisien

[image:62.595.98.564.489.678.2]

2.2.8. Kerangka Pikir

Gambar. 3 : Bagan Kerangka Pikir

Regresi linier berganda

Partisipasi Pemakai

(X1)

Dukungan Manajemen Puncak

(X2) 

Kemampuan Teknik Personal sistem informasi

(X3)

(63)

2.3. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis yang dapat

digunakan sebagai dugaan sementara adalah :

H1 : Diduga Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan

Teknik Personal Sistem Informasi berpengaruh positif Terhadap Kinerja

Sistem Informasi Akuntansi.

H2 : Diduga Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh paling dominan terhadap

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi tentang

pertanyaan pengoperasian atau pendefinisian konsep – konsep penelitian

menjadi variabel – variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan

pengukuran variabelnya (Anonim,2003;IV – 10).

(64)

a. Variabel Bebas / Independent Variabel (X)

1. Partisipasi Pemakai (X1) yaitu perilaku, pernyataan dan

aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses

pengembangan sistem informasi (Restuningdiah, Indriantoro,

2000; 126)

2. Dukungan Manajemen puncak (X2) yaitu perilaku eksekutif

yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi,

pengembangan dan implementasinya (Elfreda,2004;32)

3. Kemampuan Teknik dari Personal Sistem Informasi

Akuntansi (X3) yaitu kontribusi dari pemakai sistem informasi

dalam menggunakan dan mengembangkan sistem informasi

(Sugiarto Prajidno,2006;143)

b. Variabel Terikat

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y)

Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) yaitu tingkat efektivitas

operasional sistem untuk mengubah data menjadi informasi, serta

menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun di luar perusahaan

(65)

Kepuasan Pemakai Sistem, seberapa jauh pemakai puas dan

percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan

informasinya, serta kesesuaian antara yang diharapkan dengan yang

diperoleh.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan instrumen yang

dikembangkan oleh Dian (2007). Pengukuran variabel dilakukan dengan

menggunakan skala Sematic Defferensial. Skala ini tersusun dalam satu

garis kontinum dengan jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah kiri

atau sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah Skala Interval. Skala

menggunakan nilai tujuh point. Jawaban dengan nilai satu berarti sangat

tidak mampu dan nilai tujuh berarti sangat mampu. Pada variabel kinerja

sistem informasi akuntansi (Y) terdapat 11 pertanyaan, pada variabel

Partisipasi Pemakai (X1) terdapat 5 pertanyaan, pada variabel Dukungan

Manajemen Puncak (X) terdapat 5 pertanyaan, pada variabel Kemampuan

Teknik Personal (X3) terdapat 5 pertanyaan.

Skala Pengukuran Interval

Sangat tidak mampu Sangat mampu

( Uma sekaran;32 )

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

(66)

        Obyek yang di gunakan dalam ini adalah PT.GARAM

(Persero) populasi yang di gunakan melalui responden (manajer) yaitu

kepala Bagian, kepala seksi sebanyak 37 Orang untuk sampel, Direksi, Staf

Ahli Direksi, Kepala Urusan tidak termasuk dalam responden penelitian

ini.

 

 

 

Tabel 3.1 Jumlah Kepala Bagian, Kepala Seksi.

No  Unit Kerja  Kepala  

Divisi 

Kepala 

Bagian 

(67)

1.  2.  3.  4.  5.  6.  7.  8.  9.  Divisi Produksi Bahan Baku  Divisi Produksi Olahan   Biro Litbang dan MR 

Kepala Bagian Pengadaan  

Biro Keuangan dan Akuntansi 

Divisi Pemasaran   Divisi Pergudangan dan Terminal  Biro Umum  Kepala Satuan Pengawasan Intern    1  1  1  ‐  1  1  1  1  1  4  2  3  1  4  6  3  4  2    5  3  4  1  5  7  4  5  3 

  Total  8  29  37 

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi, yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 :

24).. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah

Simple Sensus yaitu cara mengambil data dari semua responden.

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah sebanyak 30 orang responden.

(68)

Memuat penjelasan tentang bagaimana data dikumpulkan sebelum

diolah dan dianalisis yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah kuisioner.

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

yang diperoleh langsung melalui survey dan wawancara langsung.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data diperoleh dari PT.GARAM (Persero) Surabaya hanya

para manajer yaitu kepala bagian dan kepala seksi.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperolah data primer, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan cara tanya jawab

langsung kepada pejabat berwenang untuk mendapatkan penjelasan

sepenuhnya terutama yang berhubungan dengan variabel – variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

(69)

Dalam penelitian ini juga dilakukan pengumpulan dokumen

– dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian.

c. Kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar

pernyataan yang sudah disusun rapi dan terstruktur, tertulis kepada

responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan dengan

masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberikan nilai.

Daftar pertanyaan diserahkan kembali sesuai dengan batas waktu yang

telah ditetapkan oleh peneliti.

d. Observasi

Merupakan paket yang tercakup dalam proses wawancara

dan pengumpulan data yang tercatat dalam dokumentasi perusahaan.

3.4. Uji Kualitas Data

3.4.1. Uji Validitas

Menurut Sumarsono (2004;39) uji validitas dilakukan untuk

mengetahui sejauh mana alat pengukuran itu (kuisioner) mengukur apa yang

diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan

mengkorelasikan antara skor yang diperoleh masing – masing butir

pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor

(70)

pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut

mempunyai validitas.

Menurut Ghozali (2006;45) uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut.

Suatu butir pertanyaan dinyatakan valid atau tidak dapat dilihat

dari kolom corrected item total correlation.

a.Jika nilai alpha > 0,5 berarti tidak valid

b.Jika nilai alpha < 0,5 berarti valid

3.4.2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2006;41) realibilitas sebenarnya adalah alat

untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel

atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban

kuisioner seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari

waktu – waktu. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas

instrumen dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Cronbach Alpha.

Dan Kriteria pengujian sebagai berikut:

 Jika nilai alpha > 0,60 berarti pernyataan reliabel

(71)

Sumber : Imam Ghozali (2006;

Gambar

Tabel 4.11.
Tabel 1.1  Data penjualan Garam bahan baku, PT.GARAM (Persero) Surabaya
Gambar. 1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual
Gambar. 3 : Bagan Kerangka Pikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal berpengaruh

 bahwa keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi karyawan pada PDAM Kota

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang pertama dapat diterima karena partisipasi pemakai (X1) berpengaruh terhadap kinerja sistem

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang pertama dapat diterima karena partisipasi pemakai (X1) berpengaruh terhadap kinerja sistem

1) Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi berpengaruh positif pada kinerja sistem informasi akuntansi. Artinya semakin terlibatnya pemakai

Pengaruh Partisipasi Pemakai Dalam Pengembangan, Kemampuan Tehnik Personal, Dukungan Manajemen Puncak, Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai terhadap Kinerja

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa Dukungan Manajemen Puncak, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal berpengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan secara empiris pengaruh dari Partisipasi Pemakai, Dukungan Manajemen Puncak, dan Kemampuan Teknik Personal