BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi
Oleh :
GADING KAMANDANU JATI 0513315052 / FE / AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2009
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SKRIPSI
BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA
Yang diajukan
GADING KAMANDANU JATI 0513315052 / FE / AK
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Tituk Diah W. MAKs Tanggal………
Mengetahui Wakil Dekan I
Drs. Rahman A. Suwaidi, MS NIP. 19600330 198603 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SKRIPSI
BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. BANYU BIRU INOVA
Disusun Oleh:
GADING KAMANDANU JATI 0513315052 / FE / AK
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 9 Desember 2012
Pembimbing Utama : Tim Pengguji : Ketua
`
Dra. Ec. Tituk Diah W. MAKs Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si Sekretaris
Dra. Ec. Tituk Diah W. MAKs
Anggota
Drs. Ec. Muslimin, M.Si
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
DR. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP. 030 202 389
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
berkat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul ”BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KEPUASAAN PEMAKAI DALAM
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT.
BANYU BIRU INOVA”
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak akan berhasil tanpa
adanya dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan
segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya
kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. R. Teguh Soedarto, MP. , selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin. N, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi., selaku Ketua Progdi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteram”
JawaTimur.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan. Terima
kasih atas segala saran, motivasi, dan bimbingannya selama penyusunan
skripsi ini.
5. Segenap tenaga pengajar, staff, dan karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Kedua orang tua terima kasih atas segala doa, kasih saying, dukungan, dan
bantuannya secara moril maupun materil yang telah diberikan selama ini.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan
hati penulis memohon kepada seluruh pihak untuk memberikan kritik dan saran
membangun agar dalam penulisan yang selanjutnya dapat lebih baik dan
bermanfaat bagi yang memerlukan.
Surabaya, November 2011
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
i
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR... x
ABSTRAKSI... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 6
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu ... 7
2.2 Landasan Teori ... 8
2.2.1 Dukungan Manajemen Puncak ... 8
2.2.1.1. Pengertian Manajemen ... 8
2.2.1.2. Fungsi Manajemen ... 8
2.2.1.3. Tingkatan Manajemen... 9
2.2.1.4. Manajemen Puncak Dan Sistem Informasi ... 11
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
ii
2.2.1.6. Teori Pendukung Dukungan ... 13
2.2.1.7. Hubungan Dukungan Manajemen Puncak Dengan Kepuasan Pemakai... 14
2.2.2 Komunikasi Pemakai Pengembang ... 15
2.2.2.1. Pengertian Komunikasi ... 15
2.2.2.2. Tingkatan Komunikasi ... 16
2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi Dalam Organisasi... 16
2.2.2.4. Pengertian Komunikasi Pemakai- Pengembang ... 17
2.2.2.5. Perlunya Komunikasi Pemakai Pengembang Dalam Pengembangan Sistem Informasi ... 18
2.2.2.6. Teori ERG ... 19
2.2.2.7. Hubungan Komunikasi Pemakai Pengembang Dengan Kepuasan Pemakai .... 21
2.2.3 Partisipasi Pemakai ... 22
2.2.3.1. Pengertian Partisipasi ... 22
2.2.3.2. Jenis-Jenis Partisipasi Pemakai ... 23
2.2.3.3. Teori Y Dari Mc Gregor Sebagai Teori Pendukung Partisipasi ... 24
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iii
2.2.4 Sistem Informasi ... 26
2.2.4.1 Pengertian Sistem... 26
2.2.4.2 Pengertian Informasi ... 27
2.2.4.3 Sifat-Sifat Informasi... 27
2.2.4.4 Pengertian Sistem Informasi ... 28
2.2.4.5 Siklus Pengembangan Sistem Informasi ... 29
2.2.4.6 Tipe-Tipe Informasi Yang Dibutuhkan Oleh Setiap Tingkatan Manajemen... 32
2.2.4.7 Pengguna-Pengguna Informasi ... 33
2.2.4.8 Fungsi-Fungsi Yang Dijalankan Oleh Sistem Informasi ... 34
2.2.5 Kepuasan Pemakai... 35
2.2.5.1 Pengertian Kepuasan Pemakai ... 35
2.2.5.2 Teori Pendukung Kepuasan Pemakai... 35
2.2.5.3 Pentingnya Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi... 35
2.3 Kerangka Pikir ... 37
2.4 Hipotesis ... 38
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
iv
3.1.1 Definisi Operasional ... 39
3.1.2 Pengukuran Variabel ... 40
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 43
3.3 Teknik Analisis ... 45
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 52
4.1.1. Sejarah Bisnis dan Awal Berdirinya Bisnis Perusahaan . 52 4.1.2. Strategi Usaha ... 54
4.1.3. Pemasaran ... 55
4.2. Deskripsi Hasil Analisis ... 56
4.3. Uji Kualitas Data ... 60
4.3.1. Uji Validitas ... 60
4.3.2. Uji Reliabilitas ... 65
4.3.3. Uji Normalitas ... 65
4.4. Analisis dan Uji Hipotesis ... 67
4.4.1. Persamaan Regresi Linier Berganda... 67
4.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 68
4.4.3. Uji Hipotesis ... 70
4.5.1. Implikasi Penelitian ... 74
4.5.2. Keterbatasan Penelitian ... 74
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
v
5.2. Saran ... 76
DAFTAR PUSTAKA
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vi
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Manajemen Puncak .... 57
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Variabel Komunikasi Pemakai Pengembang 58 Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Variabel Partisipasi Pemakai ... 59
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Pemakai ... 60
Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak Putaran Ke-1 ... 61
Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Dukungan Manajemen Puncak Putaran Ke-2 ... 61
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Komunikasi Pemakai Pengembang ... 62
Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Partisipasi Pemakai Putaran Ke-1 ... 63
Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Pada Variabel Partisipasi Pemakai Putaran Ke-2 ... 63
Tabel 4.10: Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kepuasan Pemakai Putaran Ke-1 ... 64
Tabel 4.11: Hasil Uji Validitas Pada Variabel Kepuasan Pemakai Putaran Ke-2 ... 64
Tabel 4.12 : Hasil Uji Reliabilitas ... 65
Tabel 4.13 : Hasil Uji Normalitas ... 66
Tabel 4.14 : Hasil Uji Normalitas Pada Residual ... 66
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
vii
Tabel 4.17 : Hasil Korelasi Rank Spearman ... 70
Tabel 4.18 : Nilai Fhitung ... 70
Tabel 4.19 : Hasil Uji t ... 71
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
viii
Gambar 1. Tingkatan Dalam Manajemen ... 11
Gambar 2 : Komunikasi ... 15
Gambar 3. Perubahan Data Menjadi Transformasi... 27
Gambar 4. Kerangka Pikir Penelitian... 38
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
SURABAYA
Oleh
Gading Kamandanu Jati
ABSTRAK
Pengembangan sistem informasi adalah tugas kreatif dan harus menghasilkan manfaat ekonomis bagi perusahaan PT. Banyu Biru Inova yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, PT. Banyu Biru Inova, menggunakan sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer. Dengan komputerisasi tersebut diharapkan informasi yang dihasilkan dapat diandalkan, akurat, tepat waktu, dan berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi terhadap kepuasaan pemakai di PT. Banyu Biru Inova
Populasi penelitian ini adalah manajer dan kepala bagian yang ikut andil dan berperan penting dalam pengambilan keputusan yang ada di kantor PT. Banyu Biru Inova Surabaya yang berjumlah 15 orang manajer, teknik yang digunakan adalah sensus. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk menjawab perumusan masalah, hipotesis dan tujuan penelitian.
Hasil analisis regresi linier berganda menyimpulkan bahwa penelitian yang menyatakan “diduga bahwa dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang dan partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi” teruji kebenarannya.
Kata Kunci : Dukungan Manajemen Puncak, Komunikasi Pemakai Pengembang, Partisipasi Pemakai dan Kepuasan Pemakai
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan sistem informasi yang sesuai memerlukan perpaduan dari
berbagai pengetahuan tentang sistem komputer, sistem informasi, dan
pengetahuan tentang bagaimana merancang dan menerapkan sebuah sistem
informasi, serta bagaimana memperoleh sistem komputer yang diperlukan.
Hal ini menyebabkan dibutuhkannya suatu sisitem informasi yang memadai.
Sistem ini harus dapat menangkap, mencipta, dan memanipulasi informasi
internal dan eksternal secara efektif, sehingga manajemen memiliki
pengetahuan untuk mendektesi terjadinya perubahan kondisi yang
membutuhkan tanggapan strategis.
Pengembangan sistem informasi diyakini merupakan upaya strategis
perusahaan untuk meningkatkan kinerja sekaligus memposisikan diri di
papan atas dalam suatu persaingan. Sistem informasi telah menjadi bagian
strategis perusahaan untuk mencapai posisinya. Dalam perkembangannya
sistem informasi tidak lagi hanya berperan sebagai fungsi pendukung atau
suppoter dalam operasi perusahaan namun lebih berperan sebagai
penampung atau enabler bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan
kompetitif.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Keterlambatan waktu pelaporan, akurasi, dan reabilitas data
merupakan masalah yang menyebabkan tidak memadainya laporan
informasi. Masalah ini biasanya terjadi di negara berkembang, terutama di
Indonesia. Komputerisasi sistem informasi merupakan suatu alternatif yang
dapat mengatasi masalah tersebut. Keunggulan penggunaan sistem
informasi yang berbasis komputer, antara lain dapat memproses sejumlah
transaksi dengan cepat dan terintregrasi, dapat menyimpan data dan
mengambil data dalam jumlah yang besar, dapat mengurangi kesalahan
matematis, menghasilkan laporan dengan tepat waktu dalam berbagai
bentuk, serta dapat menjadi alat bantu pengambilan keputusan.
Fungsi sistem informasi dalam suatu organisasi adalah sebagai alat
Bantu pencapaian tujuan melalui penyedia informasi. Peranan paling
penting dalam organisasi tetaplah manusia sebagai penentu keputusan.
Peranan teknologi dalam suatu sistem informasi, pada intinya adalah
sistem informasi sebagai pengganti kerja manusia. Dan dalam
pengembangan sistem hal penting yang harus diperlihatkan adalah faktor
manusia.
Dalam tahap perencanaan dan perancangan sistem informasi
seharusnya lebih, memperhatiklan faktor manusia tersebut, sebab
seandainya dalam tahapan tersebut yang diperhatikan adalah peran
teknologinya saja, maka akan muncul permasalahan baru dari faktor
manusia tersebut seperti timbulnya ketidakpuasan dalam pekerjaan yang
tentu saja akan sangat merugikan organisasi tersebut.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Manajer puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada
puncak organisasi perusahaan yang bertanggung jawab atas kelangsungan
hidup dan kesuksesan perusahan. Dalam suatu perusahaan besar, manajer
puncak dapat menjadi penyusun strategi, pembangun organisasi dan
pemimpin personal. Disamping itu manajer puncak tidak hanya berfungsi
sebagai pemberi perintah tetapi berfungsi sebagai mediator dan motivator
yang baik yang mempunyai kecakapan dalam pendidikan dan motivasi
karyawan serta mengevaluasi kerja mereka. Mengingat perannya yang
sangat penting sebagai penyusun strategi perusahaan, dukungan
manajemen puncak merupakan faktor yang penting dalam penerapan
teknologi informasi dan berpengaruh pada kesuksesan pengembangan
sistem informasi dan lebih khusus lagi pada perencanaan sistem informasi.
Dukungan dan keterlibatan manajemen puncak ini memegang
peranan yang penting dalam setiap siklus pengembangan sistem dan
keberhasilan implementasi sistem informasi. Dukungan tersebut penting
tidak hanya alokasi sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan
tersebut, namun penting bagi strong signal bagi karyawan bahwa
perubahan yang dilakukan merupakan suatu yang penting. Selain itu juga
memiliki kekuatan dan pengaruh untuk mensosialisasikan pengembangan
sistem informasi, yang memungkinkan pemakai untuk berpartisipasi dalam
setiap tahap pengembangan sistem dan ini akan berpengaruh pada
kepuasan pemakai, oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam
pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
manajemen puncak. Selain dengan adanya dukungan manajemen puncak,
komunikasi pemakai juga dapat mempengaruhi kepuasan pemakai.
Hubungan ini perlu dilakukan pada fase proses pengembangan sistem
informasi yang berbeda-beda. Apabila pemakai berkomunikasi secara
efektif akan memudahkan pertukaran informasi yang sangat penting sekali
bagi penentuan kebutuhan sistem dan keberhasilan usaha pengembangan
sistem informasi. Struktur organisasi perusahaan baik desentralisasi atau
sentralisasi juga akan mempengaruhi tingkat kebutuhan akan informasi
yang perlu disediakan dalam suatu perusahaan. Perbedaan struktur
organisasional akan mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam kebutuhan
akan informasi karena tugas dan tanggung jawab yang dihadapi berbeda
Pengembangan sistem informasi adalah tugas kreatif dan harus
menghasilkan manfaat ekonomis bagi perusahaan PT. Banyu Biru Inova
yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam menjalankan kegiatan
operasinya, PT. Banyu Biru Inova, menggunakan sistem informasi
akuntansi yang berbasis komputer. Dengan komputerisasi tersebut
diharapkan informasi yang dihasilkan dapat diandalkan, akurat, tepat
waktu, dan berkualitas.
Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada para seksi dan
subseksi PT. Banyu Biru Inova, peneliti menemukana bahwa mereka
kurang puas dengan sistem informasi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan
oleh informasi yang dihasilkan kurang sesuai dengan keinginan mereka
dalam hal laporan atau tampilan, peralatan yang masih kurang lengkap dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
dokumentasi. Serta laporan yang dihasilkan masih menimbulkan salah
penafsiran bagi beberapa kepala seksi dan subseksi.
Kepuasan pemakai adalah hal yang sangat penting dalam proses
pengembangan sistem informasi. Karena tujuan dari sistem informasi
adalah memenuhi kebutuhan pemakai akan informasi yang mereka
perlukan.
Dan penelitian mengenai pengaruh dukungan manajemen puncak,
partisipasi, komunikasi terhadap kepuasan pemakai juga pernah dilakukan
(Setianingsih dan Indriantoro, 1998). Hasil penelitian tersebut menunjukan
adanya pengaruh yang positif antara manajemen puncak dan partisipasi
pemakai terhadap kepuasan pemakai, sedangkan komunikasi pemakai
tidak berpengaruh langsung terhadap kepuasan pemakai begitu juga
dengan penelitian yang dilakukan (Ratih Dwi Lestari, 2006 ) mempunyai
pengaruh yang positif antara dukungan manajemen puncak, partisipasi dan
komunikasi terhadap kepuasan pemakai. Sesuai dengan latar belakang
yang telah dikemukakan dan fenomena yang terjadi pada lingkungan
perusahaan maka hal tersebut menarik peneliti untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kepuasaan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi pada PT. Banyu Biru Inova”
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukan diatas dapat
dirumuskan sebagai berikut :
“Apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi
pemakai berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam kefektifan
pengembangan sistem informasi akuntansi”.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang telah
dikemukan diatas, secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis adanya pengaruh dukungan manajemen puncak, partisipasi
pemakai, komunikasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi terhadap kepuasaan pemakai di PT. Banyu Biru Inova.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan bagi
perusahaan tentang perlunya pengembangan sistem informasi pada
perusahaan.
b. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian dapat sebagai acuan bagi penelitian dimasa yang
akan datang.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan adalah :
No. Nama Variabel Uji
1. Lau (2004) Dukungan manajemen puncak,
komunikasi pemakai pengembang,
kompleksitas tugas, kompleksitas
sistem dan pemakai, partisipasi,
kepuasan pemakai dalam
pengembangan sistem informasi
Uji moderating
2. Purnamasari.
(2004)
Komunikasi Pemakai, Partisipasi,
Dukungan Manajamen Puncak,
Kompleksitas Sistem, Struktur
Organisasi
Uji moderating
3. Jati (2010) Dukungan manajemen puncak,
partisipasi pemakai, komunikasi
pemakai, kepuasan pemakai dalam
kefektifan pengembangan sistem
informasi akuntansi
Uji Regresi
Linier Berganda
(sumber terdahulu)
Adapun hubungan antara penelitian terdahulu dengan penelitian
yang dilakukan saat ini adalah meneliti mengenai pengaruh dukungan
manajemen puncak, komunikasi pemakai-pengembang, partisipasi pemakai
serta kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Perbedaan
penelitian terdahulu meneliti tentang moderating variable, sedangkan pada
penelitian yang dilakukan saat ini tidak meneliti mengenai moderating
variable melainkan mengenai pengaruh dukungan manajemen puncak,
komunikasi pemakai-pengembang dan partisipasi pemakai terhadap
kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi dengan uji regresi
linier berganda, sehingga penelitian ini bukan merupakan replikasi dari
penelitian terdahulu karena terdapat perbedaan seperti dikemukakan diatas.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Dukungan Manajemen Puncak
2.2.1.1. Pengertian Manajemen
Menurut Manulang (1996 : 15) manajemen adalah seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan
sumber daya untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Sedangkan menurut Terry seperti yang dikutip oleh Djati dan Jhon
(1992: 3), manajemen lebih menekankan pada segi proses yaitu “manajemen
adalah soal proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan penggunaan setiap ilmu dan seni
bersama-sama dan selanjutnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan”.
Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah kegiatan pengaturan dan penggunaan berbagai sumber
organisasi dengan melaksanakan lima fungsi manajemen yaitu planning,
organizing, staffing, directing, controlling.
2.2.1.2. Fungsi Manajemen
Menurut Komaruddin (1993 : 2) ada lima fungsi manajemen yaitu :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah penetapan tujuan, policy, prosedur, budget
dan program dari suatu organisasi.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu proses manajemen yang
menyebabkan orang, fungsi dan faktor jasmaniah dapat bekerja sama
untuk membentuk satuan yang dapat di pimpin dan diawasi. Selepas
perencanaan manager menetapkan dengan pasti kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan kemudian mengelompokkan
kegiatan-kegiatan tersebut menjadi satuan-satuan kerja.
c. Pembimbingan (Staffing).
Pembimbingan adalah suatu kegiatan yang mengupayakan agar
satuan-satuan dalam organisasi dapat bergerak bersama-sama menuju
sesuatu yang telah dihajatkan. Kegiatan ini memanfaatkan segala
saluran yang telah ditetapkan oleh kegiatan pengorganisasian.
d. Pengoordinasian (Directing)
Pengoordinasian mengandung kerja sama dan partisipasi. Kerja
sama yang dimaksud adalah kerja sama antara berbagai kegiatan yang
adalah segala usaha yang diperlukan tertuju kepada tujuan bersama
tanpa tumpang tindih kegiatan yang menyebabkan penghamburan
pekerjaan. Setiap pengoordinasikan yang baik senantiasa membutuhkan
kerja sama yang baik pula.
e. Pengawasan (Controlling)
Kegiatan pengawasan selebihnya ialah membandingkan atau
menilai dengan cara membandingkan ukuran bahu yang diakui
dengan kedudukan pekerjaan nyata. Kegiatan ini berakhir pada
tindakan perbaikan apabila terdapat sesuatu yang dipandang perlu
diperbaiki.
2.2.1.3. Tingkatan Manajemen
Dalam suatu perusahaan selalu ada beberapa tingkatan manajemen.
Tingkatan tersebut adalah sebagai berikut (Handoko, 1997: 17) :
1. Manajemen Puncak (Top Level Management)
Manajemen puncak bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen
organisasi. Sebutan khas bagi manajer puncak adalah direktur, kepala
divisi, dan lain-lain.
2. Manajemen menengah (Middle Management)
Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan para manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan
operasional. Sebutan lain bagi manajer menengah adalah manajer
3. Manajemen Lini Pertama (First Line Management)
Tingkatan paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan
mengawasi tenaga-tenaga operasional. Bertanggung jawab langsung
dalam proses produksi atau pemberian jasa. Para manajer ini sering
disebut kepala, mandor dan penyelia (supervisor).
Gambar 1. Tingkatan Dalam Manajemen
Sumber : Handoko, 1997, Manajemen, BPFE Yogyakarta, Hal. 17
2.2.1.4. Manajemen Puncak dan Sistem Informasi
Para manajer sering mengalami kesulitan dalam menggunakan
teknologi informasi yang ada. Banyak para manajer puncak juga tidak
sanggup untuk mengatasi masalah dalam kegiatan pemrosesan informasi
dalam organisasi. Kerangka kerja manajemen sangat penting dalam
perencanaan proses, pengembangan struktur organisasi dalam pemrosesan,
identifikasi dan pengembangan penggunaan baru, pengoperasian sistem, Manajemen Puncak
Manajemen Menengah
pengidentifikasian kebutuhan peralatan dan pegawai. Tujuan dari kerangka
kerja adalah untuk membantu manajemen puncak dalam menentukan pokok
persoalan mengenai proses informasi oleh karena itu organisasi dapat
mengembangkan suatu mekanisme yang melibatkan pemakai dan sistem
kepegawaian untuk :
1. Mengatur kebijaksanaan dan peninjau rencana.
2. Memilih alternatif untuk pelaksanaannya.
3. Berpartisipasi dalam perencanaan suatu sistem.
2.2.1.5. Peranan Manajemen Puncak Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Menurut Cushing (1983 : 312), peranan manajemen puncak bila
dihubungkan denga fungsi sistem meliputi bidang-bidang perencanaan,
penetapan kebijaksanaan, review pelaksanaan dan pengambilan keputusan.
Manajemen tingkat atas harus membuat rencana tujuan akhir (goal) yang
menyeluruh dan sasaran antara (objective) dari organisasi dan
mengidentifikasikan apa yang dianggap sebagai kunci faktor keberhasilan
dalam operasi organisasi agar dapat memberikan petunjuk dan pengarahan
pada aktivitas sistem. Manajemen tingkat atas harus mereview rencana
sistem jangka panjang dan berusaha untuk mengintegrasikan rencana
tersebut dengan usaha perencanaan jangka panjang yang menyeluruh dari
organisasi. Manajemen tingkat atas harus berpartisipasi dalam keputusan
besar yang berhubungan dengan fungsi sistem, termasuk penerimaan
proyek-proyek sistem yang besar. Review pelaksanaan departemen sistem, personil
manajemen yang mempunyai posisi penting dan proyek pengembangan
sistem yang besar merupakan peranan penting lainnya dari manajemen
tingkat atas. Penetapan kebijaksanaan yang berkaitan dengan seleksi proyek,
penetapan harga jasa-jasa komputer, struktur organisasi dan jenjang karir
personil sistem juga penting.
Manajemen puncak kemungkinan besar adalah merupakan kelompok
yang sangat menaruh perhatian terhadap keefektifan sistem informasi.
Kelompok inilah yang mengarahkan berbagai sumber daya untuk proses
pengembangan, perawatan, operasional sistem dan bertanggung jawab
terhadap hasil sistem tersebut.
Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap fungsi perencanaan
jangka panjang organisasi. Manajemen puncak mengembangkan tujuan
yang bersifat luas dan kooperasional untuk memandu kegiatan operasional
dan organisasi yang bersangkutan. Masing-masing subsistem akan
mengumpulkan proposal program untuk jangka panjang. Kemudian
proposal tersebut akan dievaluasi oleh komisi anggaran (komisi ini
beranggotakan manajemen puncak) tentang kemungkinan pengimplementasian
sistem yang diajukan. Selanjutnya program tersebut akan direview secara
otodidak oleh komisi anggaran dan keputusan akan dibuat sehubungan
dengan dilanjutkan atau tidaknya program tersebut.
Teori Kelompok
Teori kelompok dalam kepemimpinan ini dasar perkembangannya
berakar pada psikologi sosial. Teori yang dikembangkan oleh Filley,
House dan Kerr (1976) menyatakan supaya kelompok bisa mencapai
tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara
pemimpin dan pengikutnya. Teori ini juga menunjukkan bahwa para
pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya
mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan
pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat
berupa dukungan pimpinan kepada bawahan.
Bila manajemen puncak memberikan dukungan penuh dalam
pengembangan sistem informasi dan dukungan tersebut dapat diterima
oleh pemakai informasi, maka akan memberikan kepuasan terhadap
pemakai informasi tersebut.
2.2.1.7. Hubungan Dukungan Manajemen Puncak Dengan Kepuasan Pemakai
Para pekerja perusahaan biasanya merasa kurang mendapatkan
dukungan manajemen puncak maka pekerja tersebut akan berpikir “Jika
pihak manajemen puncak tidak mendukung, mengapa saya harus
melakukannya”. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pekerja
akan lebih senang melakukan pekerjaan mereka (dalam suatu sistem) jika
Dukungan manajemen puncak diantaranya dalam hal penyediaan
sumber daya dan pemberian motivasi. Dengan dukungan tersebut para
pekerja (pemakai) akan merasa yakin bahwa sistem informasi yang
dikembangkan akan terus bisa berjalan dengan lancar sehingga para
pemakai akan merasa puas dengan bekerja di dalam lingkungan sistem
tersebut.
2.2.2. Komunikasi Pemakai-Pengembang
2.2.2.1. Pengertian Komunikasi
Menurut Gibson, Donelly, Ivancevich (1997, 51) komunikasi adalah
pengiriman (transmisi) pemahaman umum melalui penggunaan isyarat
(simbol).
Komunikasi adalah menyampaikan informasi dan suatu sumber
melalui suatu saluran kepada penerima atau pengguna (Shanon dan Weaver
seperti yang dikutip Wilkinson, 1993: 128).
Menurut Goetsch dan Davis (1997 : 2) komunikasi adalah peralihan
suatu pesan (informasi, gagasan, emosi, maksud, perasaan atau segala
sesuatu) baik yang diterima maupun di pahami.
Dari pendapat ketiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengertian komunikasi adalah proses penyampaian pesan atau informasi
antara dua orang atau lebih untuk saling memahami suatu makna dengan
melibatkan gagasan dan perasaan.
Sumber : Goetsch dan Davis, 1997, Manajemen Mutu Total, Pearson Education Asia Ptc., dan PT. Prenhallindo, Jakarta, Hal. 2
2.2.2.2. Tingkatan Komunikasi
Tingkatan ini dijelaskan sebagai berikut :
(Goetsch dan Davis, 1997: 2)
1. Komunikasi tingkatan satu lawan satu mencakup satu orang
berkomunikasi dengan satu orang lain contohnya percakapan lewat
tatap muka.
2. Komunikasi tingkat tim atau unit adalah komunikasi dalam satu
kelompok sebaya.
3. Komunikasi tingkat perusahaan adalah komunikasi di antara kelompok.
Satu pertemuan mencakup berbagai departemen berbeda dalam satu
perusahaan adalah suatu peluang bagi komunikasi tingkat perusahaan.
4. Komunikasi tingkat masyarakat (komunitas) terjadi di antara
kelompok-kelompok dalam sebuah perusahaan dan kelompok-kelompok-kelompok-kelompok di luar
perusahaan.
2.2.2.3. Unsur-Unsur Komunikasi Dalam Organisasi
Menurut Gibson, Donnelly dan Ivancevich (1997: 51), unsur-unsur
komunikasi ada :
1. Komunikator (orang)
Komunikator dalam sebuah organisasi terdiri dari para manajer, bukan
manajer organisasi itu sendiri. Komunikasi dalam organisasi merupakan
sarana penting untuk mengkoordinasikan pekerjaan pada bagian-bagian
yang terpisah.Setiap komunikator mempunyai pesan, gagasan atau
informasi untuk disampaikan kepada seseorang.
2. Persepsi dan Interprestasi
Persepsi adalah kenyataan bagi seseorang, yaitu bagaimana seseorang
tersebut memandang pesan yang disampaikan. Di dalam persepsi,
seseorang sering kali harus membuat interprestasi.
3. Encoding (Membuat berita dalam Bahasa Sandi).
Bentuk utama encoding adalah bahasa. Fungsi encoding adalah
menyediakan bentuk yang dapat mengekspresikan gagasan dan maksud
sebagai sebuah pesan.
4. Saluran (Channel)
Fokus manajemen berikut ini menggambarkan beberapa teknologi lebih
baru yang digunakan oleh organisasi untuk memberi sarana penyediaan
5. Komunikasi tanpa menggunakan kata (non verbal)
Isyarat tanpa kata dapat diinterprestasikan seperti pesan secara verbal
kata-kata, contohnya adalah bahasa tubuh.
6. Menerjemahkan Sandi (Decoding)
Decoding adalah istilah teknis untuk peoses pikiran penerima. Penerima
menginterprestasikan (decode) pesan dari sudut pengalaman mereka
sendiri sebelumnya dan kerangka acuan.
7. Penerima
Komunikasi memerlukan seorang komunikator dan seorang penerima.
Komunikasi yang efektif menuntut komunikator mengantisipasi
kemampuan decoding dari penerima, untuk mengetahui darimana asal
penerima tersebut.
8. Umpan Balik
Proses komunikasi satu arah tidak memungkinkan adanya umpan balik
penerima kepada komunikator. Perusahaan perlu mempertimbangkan
adanya umpan balik dalam proses komunikasi.
9. Noise
Noise adalah faktor gangguan bila ada, yang dapat mendistorsi pesan
yang dimaksud.
2.2.2.4. Pengertian Komunikasi Pemakai Pengembang
Setiap fungsi dapat memandang proyek pengembangan sistem dari
berdasarkan pengetahuan masing-masing. Oleh karena itu diperlukan
komunikasi yang lengkap. Komunikasi yang tersamar akan mendorong
timbulnya perbedaan persepsi yang di kembangkan.
Definisi dari komunikasi pemakai-pengembang adalah proses
penyampaian pesan atau informasi antara pemakai sistem dengan
pengembang sistem informasi mulai dari tahap perencanaan sampai tahap
implementasi sistem informasi.
Yang dimaksud dengan pemakai di sini adalah pemakai internal
yaitu pihak-pihak yang ada dalam lingkungan perusahaan yang
menggunakan atau mengambil manfaat dari sistem informasi akuntansi.
Yang dimaksud dengan pengembang sistem adalah pihak yang bertanggung
jawab untuk mengembangkan sistem informasi, termasuk di dalamnya
adalah desainer (system designer), pembangun sistem (System builder) dan
spesialis sistem informasi (IS Specialist).
2.2.2.5. Perlunya Komunikasi Pemakai Pengembang dalam Pengembangan
Sistem Informasi
Semua personel yang terlibat dalam sistem informasi pasti terdiri
dari berbagai macam orang yang berbeda latar belakang, sehingga
kemungkinan besar akan menimbulkan berbagai masalah dalam hal sikap
dan tanggapan mereka terhadap sistem informasi yang dikembangkan.
Banyak perubahan yang akan terjadi jika suatu sistem dikembangkan, dan
cenderung meningkat seiring dengan semakin terotomatisasinya sistem.
Untuk mengatasi ini, segala perubahan dan pengembangan yang akan
dilakukan haruslah dikomunikasikan kepada seluruh personel yang terlibat
dalam sistem tersebut.
Masalah yang hampir serupa adalah mengenai hubungan
interpersonal antara orang-orang yang terlibat dalam sistem. Semua personel
yang terlibat dalam sistem pasti terdiri dari berbagai latar belakang yang
berbeda dalam hal pendidikan, pelatihan, posisinya dalam organisasi dan
sikap yang berbeda pula. Sistem akan berjalan dengan sukses jika
personel-personel tersebut dapat bekerja sama dengan baik dalam sebuah tim.
Sehingga komunikasi antara personel tersebut sangatlah diperlukan untuk
menjamin berjalannya sistem dengan sukses.
Rommey dan Steinbart (2000 : 629) mengemukakan bahwa salah
satu faktor penting yang perlu diperhatikan untuk memperkecil reaksi
perilaku yang merugikan adalah komunikasi. Menurutnya para pekerja
tidak akan mendukung suatu perubahan kecuali kalau alasan dibalik
perubahan itu dijelaskan kepada mereka.
2.2.2.6. Teori Pendukung Kepuasan Pemakai-Pengembang
Teori ERG
Teori ini berasal dari Clayton Alderfer (1972) yang mengenalkan tiga
keberadaan, kebutuhan berhubungan dan kebutuhan untuk berkembang.
Diantara ketiga kebutuhan tersebut, yang membentuk keefektifan
komunikasi dan kerja sama adalah kebutuhan berhubungan, yaitu suatu
kebutuhan untuk menjalin hubungan sesamanya, melakukan hubungan
sosial dan kerja sama dengan orang lain. Kebutuhan ini merupakan
kebutuhan interpersonal, yang dapat memberikan kepuasan dalam
berinteraksi dalam lingkungan kerja (Thoha, 1992 : 227).
Berdasarkan teori diatas, komunikasi yang efektif diperlukan adanya
interaksi dan kerja sama antar individu, sehingga bila interaksi dan kerja
sama tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan maka
kepuasan akan tercapai dalam lingkungan kerja. Begitu pula dengan
kepuasan pemakai informasi, bila komunikasi antara pemakai dan
pengembang berjalan maka kepuasan pemakai akan terwujud.
2.2.2.7. Hubungan Komunikasi Pemakai-Pengembang dengan Kepuasan Pemakai
Romney dan Steinbart (2000: 631) menyatakan bahwa untuk
mencegah terjadinya masalah perilaku pemakai adalah salah satunya dengan
menjaga agar jalur komunikasi dengan pemakai tetap berjalan dengan
lancar. Para manajer dan pemakai harus segera diberikan informasi
mengenai perubahan sistem. Mereka harus diberitahu mengenai perubahan
mereka juga harus diberitahu bagaimana sistem yang baru dapat
memberikan mereka keuintungan.
Tujuan dari komunikasi ini adalah membantu karyawan dalam
mengenali upaya perusahaan dalam memperbaiki sistem. Bantuan ini bisa
memastikan bahwa karyawan tersebut tetap diperlukan dalam upaya
pencapaian tujuan dimasa yang akan datang. Komunikasi yang terbuka juga
akan mencegah timbulnya berbagai rumor dan salah pengertian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan komunikasi yang terbuka
maka para pemakai akan mengetahui bagaimana sistem yang baru akan
mempengaruhi mereka dan pemakai juga akan mengetahui bagaimana posisi
mereka selanjutnya dalam sistem yang baru. Sehingga pemakai akan
merasakan kepuasan terhadap sistem yang sedang dikembangkan.
2.2.3. Partisipasi Pemakai
2.2.3.1. Pengertian Partisipasi
Menurut Setianingsih (1998 : 195) partisipasi pemakai digunakan
untuk menunjukkan keterlibatan personal yang nyata dari pemakai dalam
pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan,
pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi.
Sedangkan Bakri dan Hartwick (1994) seperti yang dikutip oleh
Restuningdiah (2000 : 121). Istilah user participation dan user involvement
berkaitan dengan perilaku dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai dalam
pengembangan sistem informasi. User participation digunakan untuk
pengembangan sistem informasi, sedangkan user involvemen lebih
mengarah pada suatu keadaan psikologis yang subyektif dari individu pada
suatu sistem.
2.2.3.3. Jenis – jenis Partisipasi Pemakai
Ada tiga jenis partisipasi pemakai berdasarkan tingkat pengaruh dan
kontrol yang diberikan oleh pemakai, yaitu :
a. Partisipasi konsultatif
Dalam partisipasi ini pemakai diajak berunding atau berkonsultasi oleh
pengembang dalam menetapkan desain sistem informasi yang baru,
walaupun keputusan atas desain sistem terletak pada personel sistem
informasi.
b. Partisipasi representatif
Dalam partisipasi ini suatu tim dibentuk dengan perwakilan dari
pemakai. Tim ini diberi tanggung jawab mendesain dan mengelola
proyek pengembangan sistem.
c. Partisipasi konsensus
Dalam partisipasi ini digunakan pendekatan demokratis, dengan
berupaya melibatkan pemakai secara terus – menerus untuk seluruh
2.2.3.4. Teori Pendukung Partisipasi Pemakai
Teori Y dari Mc Gregor
Teori ini dipelopori oleh Mc Gregor (1957) ini diantaranya menyatakan
bahwa orang-orang akan mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri
untuk mencapai tujuan apabila mereka merasa terikat dengan tujuan itu.
Dalam kondisi yang sesuai, mereka belajar menerima dan mencari
tanggung jawab. (Davis dan Newstrom, 1994 : 162)
Dengan teori diatas maka partisipasi adalah bentuk dari pengarahan dan
pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan. Partisipasi pemakai
informasi juga merupakan salah satu bentuk keterlibatan individu dalam
kegiatan pengembangan sistem informasi yang berguna untuk mencapai
kepuasan pemakai informasi.
2.2.3.5. Hubungan Partisipasi Pemakai Dengan Kepuasan Pemakai
Pengembangan suatu sistem informasi akan menimbulkan
perubahan– perubahan dalam cara kerja organisasi secara keseluruhan, yang
didalamnya juga terdapat faktor manusia sebagai pemakai sistem. Oleh
karena itu pengembangan suatu sistem tidak boleh mengabaikan faktor
perilaku manusia sebagai pemakainya. Perancangan sistem harus
memasukkan dimensi – dimensi kesesuaian penerimaan teknologi informasi
oleh manusia pemakainya, untuk mengurangi sekecil mungkin hambatan
Untuk mencapai hal tersebut pemakai harus berpartisipasi aktif dalam tahap
perancangan sampai tahap penerapan sistem, agar memaksimalkan daya
terima pemakai atas sistem yang dikembangkan dan meminimalkan
perubahan yang dibawa oleh pemakai setelah sistem diimplementasikan.
Romney dan Steinbart (2000 : 631) mengemukakan bahwa untuk
mengatasi masalah perilaku pemakai adalah dengan mendapatkan partisipasi
pemakai. Semua pihak yang memakai atau yang dipengaruhi oleh sistem
harus berpartisipasi dalam pengembangan sistem dengan cara menyediakan
data, memberikan saran dan membantu membuat keputusan. Partisipasi
merupakan peningkatan ego.
Bodnar dan Hopwood (2001 : 22) mengemukakan bahwa pihak
manajemen, pemakai dan personel sistem adalah penting untuk terlibat
dalam tahap desain sistem dan aktifitas – aktifitas selanjutnya dalam sistem
informasi. Suatu sistem yang beranggotakan pemakai, analisis dan
manajemen perlu dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan,
mengembangkan rincian teknik dan menerapkan sistem yang baru.
Masalah–masalah teknik, organisasional dan manajemen akan muncul
selama penerapan sistem informasi. Sistem informasi yang baru
menciptakan hubungan kerja yang baru antara personel yang ada dalam
organisasi, juga mengakibatkan perubahan dalam rincian pekerjaan, dan
mungkin perubahan dalam struktur organisasi. Faktor – faktor teknik,
sama pemakai terus diperlukan untuik mengoperasikan sistem (misal :
memberikan input, memeriksa output).
Dari pendapat kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
partisipasi pemakai akan meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai,
memperkecil hambatan antara pemakai dengan sistem informasi yang
dikembangkan, menjaga hubungan kerja antara tiap personel tetap berjalan
dengan lancar, kebutuhan pemakai akan lebih tercukupi yang pada akhirnya
akan memberikan kepuasan pada pemakai.
2.2.4. Sistem Informasi
2.2.4.1. Pengertian Sistem
Menurut Abdul Halim (1995 : 28) sistem adalah suatu rangkaian
kesatuan yang terdiri dari bagian – bagian yang saling terkait dan
mempengaruhi yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem adalah komponen yang terdiri dari dua atau lebih dan saling
berkaitan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu (Romney dan
Steinbart, 2000 : 2).
Menurut Wilcoson (19993 : 33) sistem adalah kesatuan yang
kompleks yang terdiri dari bagian – bagian yang berbeda yang mempunyai
rencana yang sama atau bekerja demi tujuan yang sama dan saling
berinteraksi secara teratur atau saling bergantung. Sistem adalah kumpulan
dari komponen – komponen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan yang
2.2.4.1. Pengertian Informasi
Menurut Wilcoson (1993 : 3) informasi terdiri dari data yang telah
ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui pemrosesan.
Informasi adalah data yang diproses lebih jauh sehingga mempunyai
arti bagi sipenerima dan mempunyai nilai pengaruh atas tindakan –
tindakan, keputusan – keputusan sekarang dan masa datang (Davis dan
Olson, 1985 dikutip Halim, 1995 : 29)
Gambar 3. Perubahan Data Menjadi Transformasi
Sumber : Abdul Halim, 1995, Bunga Rampai Sistem
Informasi Akuntansi, BPFE Yogyakarta, Hal. 29
2.2.4.3. Sifat – Sifat Informasi
Informasi menampakkan atribut atau sifat – sifat mempengaruhi
kualitas pengambilan keputusan, sifat – sifat informasi yang penting
meliputi hal – hal berikut (Wilcoson, 1993 : 121) :
1. Relevansi
Hubungan natara informasi dan situasi keputusan, serta dengan sasaran
perusahaan
2. Kuantifiabilitas
Sejauh mana informasi dapat dikuantifikasikan (dinyatakan dalam
bentuk numerik)
3. Akurasi
Keandalan dan kepresisian informasi
4. Kepadatan
Sejauh mana informasi diringkaskan atau dipadatkan
5. Ketepatan waktu
Kekinian informasi
6. Cakupan
Rentang yang dicakup oleh informasi.
2.2.4.4. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Wilcoson (1993 : 4) sistem informasi adalah suatu kerangka
kerja dengan mana sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk
mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai
sasaran – sasaran perusahaan.
Menurut Abdul Halim (1995 : 30) sistem informasi adalah suatu
2.2.4.5. Siklus Pengembangan Sistem Informasi
Sistim informasi berkembang selama masa kehidupan perusahaan.
Sistem informasi baru akan menggantikan sistem lama bila sistem lama ini
tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan perusahaan yang terus tumbuh dan
berubah.
Pengembangan sistim informasi adalah proses modifikasi atau
mengubah bagian atau keseluruhan sistem. Setiap proyek pengembangan
sistem akan melalui siklus hidup. Pengembangan sistem disebut SDLC
(System Development Life Cycle) karena setiap sistem mempunyai siklus
hidup terbatas, pengembangan sistem mempunyai kegiatan yang bersifat siklus.
System Development Life Cycle terdiri dari beberapa tahap. Bodnar
dan Hopwood (1995 : 351) membagi System Development Life Cycle
menjadi beberapa tahap sebagaimana ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1: Tahap-tahap Dalam System Development Life Cycle
General Phase Detailed Phased
Analysis Feasibility Assesment
Information Analysis
Design System Design
Program Development Procedure Development
Implementation Conversion Operation and Maintenance
Audit and Review
Sumber : Bodnar dan Hopwood, 1993, Accounting and
1. Feasibility Assesment
Mendefinisikan secara jelas apa yang harus dilakukan sistem, output apa
yang harus dihasilkan, input apa yang harus diterima, bagaimana input
data diperoleh, basis data seperti apa yang diperlukan, dan seberapa
cepat output harus tersedia. Dalam tahap ini juga dilakukan analisa cost
and benefit dan kelayakan teknis serta menyiapkan rencana
pengembangan. Tahap ini akan menghasilkan dokumen proposal sistem
yang berisi seluruh analisis yang telah dilakukan.
2. Informasi Analysis
Pada tahap ini dilakukan pendefinisian sistem secara rinci tentang apa
saja yang diperlukan untuk penulisan program komputer bagi sistem
yang akan dikembangkan. Tahap ini menghasilkan dokumen kebutuhan
sistem yang menyeluruh yang berisi diagram kamus data dan spesifikasi
pemakai.
3. Syatem Design
Melibatkan keputusan hardware dan software apa saja yang akan
digunakan, mendesain isi dan struktur basis data, dan mendefinisikan
modul (program) pembangunan sistem dan bagaimana hubungan antara
modul yang satu dengan yang lain. Tahap ini akan menghasilkan
dokumen yang menerangkan secara detail bagaimana sistem akan
4. Program Development
Membuat program komputer dan mendesain rinci basis data dan file-file
yang digunakan oleh sistem. Setiap modul program yang selesai dibuat
akan diuji kebenarannya. Pengujian juga dilakukan setelah program
selesai secara keseluruhan.
5. Procedure Development
Menyusun kumpulan dokumen yang terorganisasi yang berkaitan
dengan prosedur operasi yang mencakup aplikasi-aplikasi tertentu dan
instruksi operasi. Instruksi operasi merupakan pedoman menjalankan
program bagi pemakai, personel operasi komputer dan orang lainnya
yang terlibat dalam operasi sistem.
6. Coversion
Pengubahan sistem baru mencakup bentuk-bentuk pemotongan dan
penggandaan aktivitas pemrosesan. Hal ini dilakukan untuk mengatasi
kekurangan dan resiko yang secara potensial dapat merusak sistem baru.
7. Operation and Maintenance
Dalam tahap ini disusun skedul operasi yang berhubungan dengan
pemrosesan data perusahaan serta pemeliharaan sistem. Banyak sistem
dapat digunakan lama (lebih dari dua puluh tahun), tetapi juga ada
sistem yang menjadi usang hanya dalam beberapa tahun saja, sehingga
perlu diganti dengan yang baru. Pemeliharaan sistem ini nantinya juga
8. Audit and Review
Menspesifikasikan hakekat setiap audit yang akan dilakukan untuk
mengevaluasi operasi sistem serta mengumpulkan dan menelaah
tanggapan – tanggapan pemakai dalam sistem setelah sistem dioperasikan.
2.2.4.6. Tipe-Tipe Informasi yang Dibutuhkan oleh Setiap Tingkatan Manajemen
Bodnar dan Hopwood (1993: 3) mengemukakan suatu model
karakteristik dari informasi sehubungan dengan beberapa tingkatan yang ada
dalam manajemen. Model tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Tipe-tipe Informasi yang Dibutuhkan oleh Setiap Tingkatan Manajemen
Source Largely Internal External
Scope Well-Defined Narrow
Very Wide
Level of Aggregation Detailed Aggregate
Time Horizon Historical Future
Currency Highly Current Quite Old
Required Accuracy High Low
Frequency of Use Very Frequent Infrequent
Sumber : Bodnar dan Hopwood, 1993, Accounting Information Systems, 5th
Manajemen tingkat atas umumnya berkepentingan dengan
perencanaan strategi jangka panjang dan pengendalian. Laporan akuntansi
yang disampaikan pada manajemen tingkat atas terdiri dari item-item yang
diringkas dan agregat, seperti laporan penjualan perkuartal berdasarkan
produk atau divisi. Manajemen tingkat menengah memerlukan informasi
yang lebih detail, seperti laporan penjualan harian atau mingguan
berdasarkan produk, karena cakupan kendali mereka lebih sempit.
Manajemen tingkat bawah khusus menerima informasi yang hanya
berhubungan dengan unit mereka masing-masing, misal total penjualan dari
satu departemen.
2.2.4.7. Pengguna - Pengguna Informasi
Menurut Wilcoson (1993 : 8) Informasi dihasilkan oleh sistem
informasi perusahaan untuk dimanfaatkan oleh pengguna-pengguna intern
maupun ekstern :
1. Pengguna-pengguna Intern
Terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan
2. Pengguna-pengguna Ekstern
2.2.4.9. Fungsi - Fungsi Yang Dijalankan Oleh Sistem Informasi
Menurut Wilcoson (1993 : 9) meliputi :
1. Pengumpulan data
Tahap penangkapan data (data capture) adalah tahap penarikan data ke
dalam sistem. Setelah data di tangkap, data biasanya dicatat pada
formulir-formulir yang dinamai dokumen sumber.
2. Pemrosesan data
Tahap validasi dan klasifikasi lebih lanjut dapat dilakukan. Data yang
terkumpul dapat diringkas dengan melakukan agregas: terhadap semua
transaksi. Data dapat dikelompokkan ke dalam kelompok dokumen
yang menyangkut transaksi-transaksi yang sifatnya sama.
3. Manajemen Data
Fungsi manajemen data terdiri dari tiga tahap kunci yaitu menyimpan,
pemutakhiran dan pengambilan ulang.
4. Pengendalian dan Keamanan Data
Langkah pengendalian dan tindakan pengamanan lain meliputi
otorisasi, laci uang yang terkunci.
5. Penyediaan Informasi
Fungsi ini menempatkan informasi ke tengah pengguna dapat meliputi
6. Prosedur
Adalah rangkaian langkah spesifik yang harus dilalui dalam siklus
pemrosesan data.
2.2.5. Kepuasan Pemakai
2.2.5.1. Pengertian Kepuasan Pemakai
Seperti yang dikutip oleh Setianingsih (1998:195), kepuasan
pemakai adalah seberapa jauh pemakai percaya pada sistem informasi yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang mereka butuhkan
dan kualitas keputusan sebagai suatu tujuan penting sistem informasi dalam
mendukung pembuatan keputusan.
2.2.5.2. Teori Pendukung Kepuasan Pemakai
Teori pemenuhan kebutuhan
Menurut teori ini, kepuasan tergantung pada terpenuhinya atau
tidaknya kebutuhan kepuasan itu akan tercapai apabila seseorang
mendapatkan apa yang diinginkannya (Mangkunegara, 2001 :121).
Dari teori diatas maka informasi yang diperoleh sesuai dengan
harapan dan kebutuhan pemakainya, dengan adanya dukungan dan
kebijakan perusahaan, maka pemakai informasi tersebut akan merasa
2.2.5.3. Pentingnya Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Kepuasan pemakai mempunyai pengaruh yang potensial dalam tiga
hal yaitu :
1. Pemenuhan tujuan dari departemen MIS.
2. Kualitas semangat kerja dari pemakai.
3. Tingkat kesediaan pemakaian sistem.
Tujuan utama dari departemen MIS dilihat dari sudut pandang
pemakai adalah peningkatan akses terhadap informasi.Dilihat dari sudut
pandang departemen MIS,tujuan tersebut salah satunya adalah peningkatan
hubungan dengan anggota-anggota dari fungsi-fungsi lain organisasi.
Peningkatan hubungan ini bisa mempertinggi kerja sama dalam
pengembangan sistem,dengan demikian maka akan memungkinkan realisasi
dari tujuan yang bersifat ekonomis.
Kepuasan pemakai juga mempengaruhi kualitas semangat kerja
pemakai.Pekerja yang tidak puas akan merasa pekerjaan yang berhubugan
dengan MIS adalah pekerjaan yang tidak menyenangkan.Kepuasan kerja
berhubungan dengan perilaki-perilaku yang nyata seperti pergantian
karyawan.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan landasan teori tersebut,maka dapat dibuatkan
a. Premis 1
Terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi dan kepuasan
pemakai. (Lau, Aplonia, Elfreda, 2004)
b. Premis 2
Partisipasi berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai.(Lau,
Aplonia, Elfreda, 2004).
c. Premis 3
Dukungan manajemen puncak yang tinggi secara signifikan akan
meningkatkan partisipasi dan kepuasan pemakai. (Setianingsih, Sunarti,
1998)
d. Premis 4
Dukungan manajemen puncak mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.
(Suryaningrum, Diah, Hari dan Suhartini, Dwi, 2002).
e. Premis 5
Komunikasi pemakai pengembang berpengaruh positif terhadap
kepuasan pemakai .(Setianingsih, Sunarti, 1998).
f. Premis 6
Terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi dan kepuasan
kerja.(Lindrianasari)
g. Premis 7
Pengaruh partisipasi dalam pengembangan sistem informasi terhadap
Dari pernyataan diatas maka dapat disusun :
Gambar 4. Kerangka Pikir Penelitian
2.4. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, landasan teori, premis-premis maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Diduga bahwa dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai
pengembang dan partisipasi pemakai berpengaruh terhadap kepuasan
pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi.
Dukungan manajemen puncak
X1
Komunikasi pemakai pengembang
X2
Partisipasi pemakai
X3
Kepuasan pemakai
Y
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu satu variabel terikat
(dependen variabel) dan tiga variabel bebas (independen variabel).Pola
hubungan kedua variabel adalah sebab akibat artinya variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat.
3.1.1. Definisi Operasional
A. Dukungan manajemen puncak (X1) adalah partisipasi dan keterlibatan
manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi. Partisipasi
manajemen puncak dalam hal ini di konsentrasikan pada perilaku
eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi,
pengembangan dan implementasi. Sedangkan keterlibatan manajemen
puncak menggambarkan persepsi dan sikap yang berhubungan dalam
pengembangan sistem informasi.
B. Komunikasi pemakai pengembang (X2) adalah menunjukkan
kemampuan pengembang dalam berkomunikasi, sehingga pemakai dan
pengembang dapat berkomunikasi dengan baik.
C. Partisipasi pemakai (X3) adalah keterlibatan personal yang nyata atau
aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi mulai dari
D. Kepuasan pemakai (Y) adalah mengungkapkan keselarasan antara
harapan pemakai dan hasil yang diperoleh dari sistem informasi
sehubungan dengan partisipasi yang diberikan dalam pengembangan
sistem.
Pemakai adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam
penggunaan unit. Pengembang adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab
untuk melaksanakan sistem informasi.
3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan instrumen
yang digunakan oleh Setianingsih (1998) untuk mengukur tingkat partisipasi
pemakai, dukungan manajemen puncak, komunikasi pemakai pengembang
serta tingkat kepuasan yang dicapai oleh pemakai dalam proses
pengembangan sistem informasi.
A. Dukungan manajemen puncak (X1) adalah partisipasi dan keterlibatan
manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi. Partisipasi
manajemen puncak dalam hal ini di konsentrasikan pada perilaku
eksekutif yang berhubungan dengan perencanaan sistem informasi,
pengembangan dan implementasi. Teknik pengukuran yang digunakan
adalah semantic differential. Dengan 5 item pertanyaan sehingga
menghasilkan data berskala interval. Teknik pengukuran variabel dengan
pola:
1 2 3 4 5 6 7
Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang
diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan
sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung
sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara
5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.
B. Komunikasi pemakai pengembang (X2) adalah menunjukkan
kemampuan pengembang dalam berkomunikasi, sehingga pemakai dan
pengembang dapat berkomunikasi dengan baik. Teknik pengukuran yang
digunakan adalah semantic differential. Dengan 7 item pertanyaan
sehingga menghasilkan data berskala interval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang
diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan
sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung
sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara
5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.
C. Partisipasi pemakai (X3) adalah keterlibatan personal yang nyata atau
aktivitas pemakai dalam pengembangan sistem informasi mulai dari
pengukuran yang digunakan adalah semantic differential. dengan 8 item
pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang
diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan
sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung
sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara
5-7 berarti cenderung sangat setuju dengan pernyataan yang diberikan.
D. Kepuasan pemakai (Y) adalah mengungkapkan keselarasan antara
harapan pemakai dan hasil yang diperoleh dari sistem informasi
sehubungan dengan partisipasi yang diberikan dalam pengembangan
sistem. Teknik pengukuran yang digunakan adalah semantic differential.
dengan 6 item pertanyaan sehingga menghasilkan data berskala interval.
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Jawaban dengan nilai 1 berarti tidak setuju dengan pernyataan yang
diberikan. Nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat setuju dengan
sangat tidak setuju. nilai 7 cenderung sangat setuju dengan pernyataan
yang diberikan. Kesimpulannya jawaban dengan nilai 1-3 cenderung
sangat tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan. Jawaban antara
3.2. Teknik Penetuan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki ciri-ciri
atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok
subyek / obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai
generalisasi dari hasil penelitian (Sumarsono, 2002 : 44). Populasi data
penelitian ini adalah manajer dan Kepala Bagian yang ikut andil dan
berperan penting dalam pengambilan keputusan yang ada di kantor PT.
Banyu Biru Inova yang berjumlah 15 orang manajer, yang terdiri dari :
1. Manajer Sumber Daya Manusia,
2. Kepala Seksi Administrasi dan Kepegawaian,
3. Manajer Pemasaran,
4. Manajer Akuntansi,
5. Kepala Seksi Biaya dan Anggaran,
6. Kepala Seksi Administrasi Penjualan,
7. Kepala Bagian Operasi dan Pemeliharaan,
8. Kepala Bagian Promosi,
9. Kepala Bagian Administrasi umum,
10.Kepala Bagian Keuanfan,
11.Kepala Bagian Pergudangan,
12.Kepala Bagian Kepegawaian,
13.Kepala Seksi Penagihan,
14.Kepala Seksi Keamanan,
15.Kepala Seksi Bendahara,
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan
sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi,
(Sumarsono, 2002 : 44). Teknik penentuan sampel yang digunakan
dalam peneltian ini adalah teknik sensus karena yang diteliti adalah
seluruh populasi yaitu manajer PT. Banyu Biru Inova yang berjumlah
15 orang manajer.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
merupakan data serta keterangan yang diperoleh secara langsung dari
obyek yang diteliti yaitu dengan teknik kuesioner, dengan daftar
pertanyaan yang terprogram dan tersetruktur dalam obyek penelitian
3.3.2. Sumber Data
Sumber data yang diambil peneliti dalam penelitian ini berasal dari
obyek yang diteliti yaitu Kantor PT. Banyu Biru Inova. Adapun teknik
pengumpulan datanya (Nazir, 1988 : 212) dengan menggunakan cara:
1. Wawancara
Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung
dengan petugas, staf ahli yang dapat memberikan penjelasan serta
keterangan mengenai masalah yang diteliti.
2. Dokumentasi
Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari
3. Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penelitian dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh responden
dengan batas waktu yang ditetapkan oleh peneliti.
4. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu
dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis
data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat
memberikan suatu kesimpulan yang sangat berguna bagi semua pihak.
3.4. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka langkah
selanjutnya adalah menetapkan model dan alat analisis yang tepat untuk
memecahkan masalah penelitian yang sudah dikemukakan sebelumnya.
Bentuk model yang dipilih adalah Regresi Linier Berganda yaitu
model yang digunakan untuk menunjukkan pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap variabel terikat. Melalui analisis regresi ini juga dapat
dijelaskan bagaimana kontribusi dari masing - masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Bentuk persamaanya sebagai berikut :
Keterangan :
Y = Kepuasan pemakai (variabel terikat)
X1 = Dukungan Manajemen Puncak (variabel bebas)
X2 = Komunikasi Pemakai - Pengembang (variabel bebas)
X3 = Partisipasi Pemakai (variabel bebas)
a0 = Intercept (nilai Y pada saat X = 0)
a1, a2, a3 = Koefisien Regresi Variabel Bebas
e = Variabel tidak terkontrol (pengganggu) yang mewakili semua
faktor - faktor
3.4.1.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat
pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau
tidaknya alat ukur tersebut itu dapat diuji dengan mengkorelasikan antara
skor yang diperoleh pada masing-masing butir-butir pertanyaan dengan
skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.
Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing
pertanyaan signifikan , maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur
tersebut mempunyai validitas (Sumarsono, 2002 : 31).
Dasar pengambilan keputusan menurut Santoso (2002:277) :
Jika r hasil positif, serta r hasil > r tabel, maka butir atau variabel
Jika r hasil tidak positif, serta r hasil < r tabel, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
3.4.1.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang
diberikan responden dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu kuesioner
dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur realibilitas dengan uji
statistik Cronbrach Alpha, yaitu dinyatakan dalam nilai yang dapat
dikatakan reliabel apabila nilai Cronbrach Alpha > 0,60 (Nunnally : 1969,
dalam Ghozali, 2001 : 133).
3.4.1.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data
mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data
tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode
diantaranya adalah metode Kolmogorov Smirnov dan metode Shapiro Wilk,
dengan mempergunakan program SPSS 10.0 (Sumarsono, 2002 : 40).
Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah :
Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka