Notaris adalah Pejabat Umum
yang berwenang untuk
membuat akta-otentik dan
membuat akta-otentik dan
kewenangan lainnya
sebagaimana dimaksud
Notaris berwenang membuat akta otentik
mengenai semua perbuatan, perjanjian,
dan ketetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan dan/atau
dikehendaki oleh yang berkepentingan
untuk dinyatakan dalam akta-otentik,
untuk dinyatakan dalam akta-otentik,
menjamin kepastian tanggal pembuatan
akta, menyimpan akta, memberikan
grosse, salinan dan kutipan akta,
semuanya itu sepanjang pembuatan
akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau
orang lain yang ditetapkan oleh UU
Dari kegiatan yang disebut
“
perjanjian
” dapat
disimpulkan bahwa
disimpulkan bahwa
subjeknya sekurangnya
harus 2 (dua) orang (badan
hukum) atau lebih
terlihat
Subjek Hukum
Objek Hukum
Subjek Hak
Objek Hak
Subjek Perjanjian
Objek Perjanjian
Subjek Akta
Objek Akta
1. Penggunaan nama
2. Domisili
3. Kedewasaan
4. Status Anak
5. Curator Ventris
6. Kekuasaan orang-tua (ouderlijke-macht)
7. Perwalian (voogdij)
8. Adopsi
9. Curatele
1. Penggunaan nama
2. Domisili
tempat kedudukan
3. Kedewasaan
4. Status Anak
5. Curator Ventris
6. Kekuasaan orang-tua (ouderlijke-macht)
7. Perwalian (voogdij)
8. Adopsi
9. Curatele
a. dapat dinyatakan pailit (juga manusia)
b.
tak dapat
diletakkan dibawah curatele
c.
tak dapat
kawin (tapi dapat merger
dengan badan hukum yang sejenis)
PT tak dapat merger dengan Yayasan
PT tak dapat merger dengan Yayasan
meskipun keduanya badan hukum
d. Menurut penelitian di Medan secara
praktis
dapat
dinyatakan tak-hadir
Dasar :
1. Bab-II Bahagian ke-2 Buku-I BW mulai Psl. 5a, Psl. 11
s/d Psl. 12
2. Psl. 93 s/d Psl. 94 Reglement op het houden der
2. Psl. 93 s/d Psl. 94 Reglement op het houden der
registers van den Burgerlijken Stand voor de
Chineezen S. 1917/130 jo. S.1919/81 mb. 1 Mei 1919
3. UU No. 4/1961, LN. 1961/15 (berisi a.l. ketentuan
pencabutan Psl. 6 s/d 10 BW)
4. Instruksi Presidium Kabinet No. 31/U/IN/12/1966 tgl.27
Desember 1966
Badan Hukum Privat :
1. Perseroan terbatas (ex UU No. 1/1995) 2. Perkumpulan (ex Stb. 1870/64)
3. Yayasan (ex UU No. 16/2001) 3. Yayasan (ex UU No. 16/2001)
4. Perkumpulan Gereja (ex Stb.1927/156)
5. Perjan, Perum, Persero (ex UU No.9/1969) 6. Wakaf (ex PP No.28/1977)
7. BHMN (misalnya USU ex PP. 56/2003) Badan Hukum Publik :
Akan terlihat dari surat-surat yang
menjadi bukti eksistensinya. Nama
Manusia akan terlihat dari Tanda
Manusia akan terlihat dari Tanda
Bukti Identitasnya atau akta
kelahirannya, nama Badan Hukum
akan terlihat dalam akta
pendiriannya
Nama Negara sebagai suatu entitas
atau badan hukum terlihat dalam
terlihat dalam Bukti-bukti pemilikan
atau hak atas suatu benda
(Sertipikat, Saham atas nama, SK
Camat dll.) demikian juga terlihat
Camat dll.) demikian juga terlihat
dalam komparisi akta Notaris/PPAT.
Bagi surat-surat yang tak
mencantumkan nama yang berhak,
maka atas benda yang
NAMA YANG DIPERGUNAKAN
SENANTIASA ADALAH NAMA YANG
TERSURAT DALAM BUKTI
IDENTITASNYA SEBAGAI MANUSIA (KTP,
SIM, PASPOR dll.) YANG ASLINYA
DIPERLIHATKAN KEPADA NOTARIS
DIPERLIHATKAN KEPADA NOTARIS
ATAU NAMA YANG TERSURAT DALAM
ANGGARAN DASARNYA BAGI
KORPORASI
UNTUK BUKTI IDENTITAS
MANUSIA PERHATIKAN TANGGAL
EKSPIRASINYA
-- Tuan AHMAD LIE menurut keterangan
nya dahulu bernama LIE HOK GUAN, War
ga Negara Indonesia, lahir di Pamekasan,
tanggal 2 (dua) Juni 1940 (seribu sembi
lan ratus empat puluh), Wiraswasta,
pemegang kartu Tanda Penduduk Repub
lik Indonesia Nomor 0002.020640.2485
.0036, bertempat tinggal di Kudus, Jalan
.0036, bertempat tinggal di Kudus, Jalan
Kawedanan Nomor 19, untuk sementara
berada di Medan, menurut
Istilah “
DAHULU BERNAMA
” dalam
kelazimannya dipergunakan bila
manusia yang bersangkutan
memiliki Surat Ganti Nama, baik
menurut bentuk yang ditentukan
oleh SK Presidium Kabinet 1966
oleh SK Presidium Kabinet 1966
maupun menurut bentuk yang
diperlihatkan melalui penetapan
hakim
bila tak ada surat ganti
nama tak disebut “
DAHULU
-- Tuan ROESLI menurut keterangan
nya disebut dan ditulis juga RUSLI,
Warga Negara Indonesia dst
-- tuan AHMAD menurut keterangan
nya juga menyebut dirinya AHMAT,
nya juga menyebut dirinya AHMAT,
Warga Negara Indonesia dst
Dalam surat-surat yang diperoleh dari luar
negeri, ada kalanya digunakan juga istilah a.k.a.
yang merupakan singkatan dari “also known
as”. Ini memperlihatkan kepada kita bahwa
penggunaan nama ini sekaligus merupakan masalah penulisan nama yang sifatnya global dalam pembuatan surat-surat resmi, karena ada manusia yang memiliki lebih dari satu nama
yang melekat padanya meskipun memiliki satu yang melekat padanya meskipun memiliki satu surat lahir.
Juga ada kalanya digunakan istilah alias untuk
menggambarkan bahwa subjek manusianya
adalah sama penggunaan nama secara
---NAMA
LAZIMNYA SENANTIASA
DITULISKAN DENGAN JELAS
DALAM SURAT-SURAT ATAU
BUKTI-BUKTI HAK ATAS
SESUATU BENDA
NAMA
SUBJEK HUKUM
SENANTIASA
SUBJEK HUKUM
SENANTIASA
MELEKAT PADA
OBJEK HAK
KEBENDAAN
YANG
BERKENAAN, DEMIKIAN JUGA
DENGAN
DOMISILI
DAN
CONTOH PENULISAN NAMA ORANG
DALAM SERTIPIKAT TANAH
:
FATIMAH, isteri dari tuan AHMAD, lahir
di Medan, tanggal 17 Agustus 1945
(FATIMAH echgenoote van Heer AHMAD
enz.)
AHMAD, anak laki-laki yang masih
dibawah umur dari tuan FARHAN, lahir di
Kisaran, tanggal 1 Juli 1998
Perseroan Terbatas PT. KULIT
MANIS, berkedudukan di Medan
SK Menteri Kehakiman tanggal 2
Juli 1978 Nomor C.2299.HT.
BILA NAMA SUBJEK HUKUM MANUSIA
YANG JADI PENGHADAP ITU LEBIH
DARI SATU DAN MERAGUKAN,
MINTALAH KETERANGAN LURAH YANG
BERKENAAN (
LURAH YANG DALAM
WILAYAHNYA YBS BERDOMISILI
) YANG
SUBSTANSINYA MENERANGKAN
BAHWA PEMILIK NAMA-NAMA YANG
BERANEKA RAGAM ITU ADALAH SATU
BERANEKA RAGAM ITU ADALAH SATU
ORANG
SURAT SEPERTI INI
DIJAHITKAN PADA MINUTA AKTA
MINTA FOTO YBS JUGA DILEKATKAN
DALAM KETERANGAN LURAH ITU